Lapak PTU 2

41
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging dan telur. Ayam merupakan hewan monogastrik simpel. Sistem reproduksi dan pencernaannya berbeda dengan hewan poligastrik. Sistem pencernaan yaitu penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus. Selanjutnya organ reproduksi pada ayam teridiri dari ayam jantan dan betina. Reproduksi adalah pembentukan individu baru dari individu yang telah ada dan merupakan ciri khas dari semua organisme hidup. Proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme, tetapi tanpa reproduksi species akan punah. Untuk terjdinya proses reproduksi seksual, hewan perlu memiliki organ reproduksi yang mampu menghasilkn

Transcript of Lapak PTU 2

27

IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangUnggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging dan telur. Ayam merupakan hewan monogastrik simpel. Sistem reproduksi dan pencernaannya berbeda dengan hewan poligastrik. Sistem pencernaan yaitu penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.Selanjutnya organ reproduksi pada ayam teridiri dari ayam jantan dan betina. Reproduksi adalah pembentukan individu baru dari individu yang telah ada dan merupakan ciri khas dari semua organisme hidup. Proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme, tetapi tanpa reproduksi species akan punah. Untuk terjdinya proses reproduksi seksual, hewan perlu memiliki organ reproduksi yang mampu menghasilkn gamet, harus melalui proses pekawinan (khususnya bagi hewan berproduksi seksual). Pada praktikum kali ini kami akan melakukan pengamatan pada organ reproduksi jantan dan betina serta organ pencernaan ayam.

1.2. Identifikasi MasalahOrgan reproduksi maupun organ pencernaan merupakan organ penting dalam kehidupan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apa saja organ pencernaan pada ayam beserta fungsinya?2. Apa saja organ tambahan pada saluran pencernaan ayam ?3. Apa saja organ reproduksi pada ayam jantan beserta fungsinya ?4. Apa saja organ reproduksi pada ayam betina beserta fungsinya ?1.3. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari praktikum kami kali ini yaitu :1. Mengetahui organ pencernaan ayam dan fungsinya,2. Mengetahui organ reproduksi ayam jantan dan fungsinya,3. Mengetahui oragn reprduksi ayam betina dan fungsinya.

1.4. Waktu dan TempatHari/Tanggal: Senin, 17 Maret 2014 Waktu: 07.30-09.30 WIBTempat: Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan UNPAD

1.5. Manfaat PraktikumManfaat dari kegitatan praktikum kali ini yaitu :1. Praktikan dapat mengetaui funsi maupun bagian-bagian dari organ pencernaan dan reproduksi ayam 2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai organ pencernaan maupun reproduksi jantan dan betina

IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pencernaan AyamSaluran pencernaan semua hewan dapat dianggap sebagai tabung dari mulut sampai ke anus dan fungsinya adalah mencerna, mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna.Alat pencernaan unggas termasuk ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrk (ternak berlambung tunggal sederhana). Menurut Patrick dan Schaible (1980), alat pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya tujuh fungsi utama dari bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan dengan ransum yang diberikan yaitu :1. Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari ransum yang besar.2. Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim pencernaan.3. Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba usus.4. Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.5. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.6. Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang substansi dalam pencernaan.Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik, ataupun mikroba. Proses mekanik terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltik alat pencernaan karena kontraksi otot usus. Pencernaan secara enzimatis atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel kelenjar dari bagian alat saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan. Disamping itu enzim dapat pula dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum (Thilman, dkk. 1989).

Organ pencernaan pada ayam relatif pendek dibanding dengan mamalia, pada ayam jantan umur 10 minggu mempunyai panjang 245 cm, dengan rincian seperti pada tabel 1.Tabel 1. Panjang saluran pencernaan ayam jantan umur 10 minggu (Jull, 1971)OrganPanjang(cm)

Mulut + tenggorok 5

Esopagus 31

Proventrikulus 6

Usus kecil 188

Usus besarlubang pelepasan 15

A. Mouth(Mulut)Ayam tidak memiliki bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel (North, 1978).Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagus(Nesheimet al., 1979). Di dalam mulut tidak diproduksi amilase (Nesheimet al., 1972). Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi (North, 1978).

B. Oeshophagus(Tenggorok)Oesophagusmerupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasanpharynxpada bagian atas danproventriculusbagian bawah (North, 1978). Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.Setiap kali ayam menelan secara otomatisoesophagusmenutup dengan adanya otot. Fungsioesophagusadalah menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).

C. Crop(Tembolok)Cropini memiliki bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran darioesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan.Cropberfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk keproventriculus. Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan. Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).

D. Proventriculus(Lambung Kelenjar)Proventriculusmerupakan perbesaran terakhir darioesophagusdan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheimet al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso, 1993). Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalamproventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).

E. Gizzard(Empedal/Rempela)Gizzardberbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dariproventriculusdan bagian bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum(Nesheimet al., 1979). Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).Gizzarddisebut pula otot perut yang terletak diantaraproventriculusdan batas atas dariintestine.Gizzardmempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mukosayang tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).Fungsigizzardadalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalamgizzardyang ditelan oleh ayam (Nesheimet al., 1979).Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalamgizzardsehingga dapat masuk ke saluranintestine(North, 1978).

F. Small Intestine (Usus Kecil)Small intestine memanjang dariventriculussampailarge intestinumdan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagianpars descendenssebagai bagian yang turun dan bagianpars ascendenssebagai bagian yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin.Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel darismall intestineyang dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1978). Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.

G. Ceca (Usus Buntu)Cecaatau usus buntu ini terletak diantarasmall intestine(usus kecil) danlarge intestine(usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu.Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).Fungsi utamacecabelum jelas tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheimet al., 1979).

H. Large Intestine (Usus Besar)Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diametersmall intentinedan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993). Padalarge intestineterjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).

I. CloacaKloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaituurodeumsebagai muara saluran kencing dan kelamin,coprodeumsebagai muara saluran makanan danproctodeumsebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebutvent(Nesheimet al., 1979). Kloaka juga bertaut denganbursa fabriciuspada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993).Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebutvent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North, 1978).

2.2.Organ Pencernaan TambahanOrgan tambahan ini mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1978).A. HatiHati terletak diantaragizzarddan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus, yaitulobus dexter dansinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993). Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).B. PankreasPankreas terletak pada lipatan duodenum.Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melaluiductus pancreaticusdan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).C. LimpaLimpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antaraproventriculus,gizzarddan hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.

2.3.Saluran Reproduksi Ayam Jantan Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl), secara lengkap ditunjukkan oleh Nesheim et al. (1972) pada gambar berikut:

Ilustrasi 1. Organ reproduksi dan urinari pada ayam jantan (Nesheim et al., 1979)A. TestisTestis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum. Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma. Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% 95% dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.(Blakely, J and Bade, D.H. 1991)

B. EpididimisEpididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis. Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens. Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens. Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.

C. Duktus deferensJumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum.

D. Organ kopulasiPada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi.Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi. (Blakely, J and Bade, D.H. 1991)

2.4.Saluran Reproduksi Ayam BetinaAnatomi alat reproduksi ayam betina terdiri dari dua bagian utama yaitu ovarium yang merupakan tempat sintesis hormone steroid sexual, gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (ovum). Bagian kedua adalah oviduk yaitu tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami rudimenter (Yuwanta, 2004).A. OvariumOvarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang berwarna putih (Akoso, 1993).Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya pada permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum (Nesheim et al., 1979).Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang karena adanya FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bagian anterior (Nesheim et al., 1979). Anak ayam belum dewasa mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan sempurna pada saat ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut (Akoso, 1993).Setelah ayam dewasa ovarium juga memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen memacu pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang terjadinya kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk pembentukan telur. Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon releasing factor di hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga saluran telur berfungsi normal (Akoso, 1993).

B. OvidukOviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai (Nalbandov, 1990). Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: (Nesheim et al., 1979).1. Infundibulum Infundibulum. Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978). Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990). Pada bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi (North, 1978).Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).

2. Magnum. Magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar (Nalbandov, 1990). Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam (North, 1978).Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.

3. Ithmus Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978). Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam (North, 1978).

4. Uterus. Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium (Nalbandov, 1990). Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam (North, 1978).Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dindinguterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25% (North, 1978). Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium (North, 1978).

5. Vagina. Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm (North, 1978). Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka (Nalbandov, 1990).

IIIALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1.Alat 1. Baki atau nampan2. Pisau3. Pisau bedah4. Gunting5. Pinset

3.2.Bahan1. Ayam ras petelur2. Ayam jantan

3.3.Prosedur Kerja1. Potong objek praktikum (ayam ras petelur) sesuai dengan prosedur kerja2. Tempatkan ayam diatas yang telah mati diatas meja 3. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian perut dimulai bagian perut dekat kloak, ke dada, ke lehar, hingga ke paauh.4. Keluarkan dan pisahkan saluran pencernaan dari tubuh ayam dengan hati-hati 5. Amati bagian 1 bagiannya (sistem pencernaan)6. Lakukan kembali pembedahan pada objek ayam betina selanjutnya7. Urutkan bagian alat reproduksi betina dimulai dari infudibulum samapai kloaka8. Gambarlah organ reproduksi pada lembar kerja9. Selanjutnya urutkan alat reproduksi jantan ddan gambar serta berikan keterangannya

IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Tabel 1Organ PencernaanKeterangan

Tabel 2Organ Reproduksi BetinaKeterangan

Tabel 3Organ Reproduksi JantanKeterangan

4.2.Pembahasan4.2.1.Organ Pencernaan AyamBerdasarkan hasil praktikum pengamatan kami mengenai sistem pencernaan unggas, didapatkan sistem pencernaan pada ayam terdiri dari mulut, oesophagus, crop, proventiculus, gizzard, usus halus, ceca, rectum dan cloaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et al., (2005) yang menyatakan bahwa saluran pencernaan unggas terdiri dari paruh, esophagus, crop, proventrikulus, gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum, cloaca, dan vent. Sementara organ asesori terdiri dari pankreas dan hati. Pendapat ini juga di dukung oleh Fadilah (2006) yang menyatakan bahwa sistem pencernaan ayam dibantu oleh alat-alat pencernaan yang terdiri dari paruh, rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung dengan getah lambung, perut besar, usus, dan kloaka.

1. MulutProses Pencernaan makanan dimulai dari mulut, yang tidak memiliki gigi, pada mulut ini terdapat paruh yang berfungsi untuk merobek makanan. Terjadi proses pencernaan enzimatis dimulut dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah sedikit. Ezim dikeluarkan dalam mulut juga untuk membantu pada proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus. Menurut Yuwanta (2004), mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase dan maltase saliva dan produksi saliva 7 sampai 30 ml/ hari tergantung pada jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh syaraf parasimpatik.

2. Oesophagus Dari mulut makanan masuk ke oesophagus, bagian yang melebar disebut tembolok (crop/ingluvis). Oesophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta, 2004) panjang oesophagus antara 20 sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5 gram. Berdasarkan hasil pengamatan kami crop memiliki panjang 5 cm. tembolok atau crop ini berfungsi organ penyimpan pakan.

3. ProventrikulusProventrikulus disebut juga perut kelenjar atau glandular stomach yang mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan panjang proventrikulus ini sekitar 5 cm. Menurut Neil (1991) mengatakan proventriculus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram.

4. Gizzard (Ventriculus)Setelah melalui proventrikulus makana akan masuk ke ventriculus. Gizzard (Ventriculus) disebut juga muscular stomach (perut otot) atau empedal. Dari hasil pengamatan panjang dari ventrikulus ini sekitar 5 cm. Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan. Partikel pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta (Muljowati,1999).

5. Usus halus Selanjutnya makanan akan mengalami proses di usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Pencernaan pakan utama terjadi di usus halus (Sudarmono, 2003). Panjang duodenum unggas dewasa 22 38 cm, jejunum 15 cm, dan ileum 15 cm (Fadilah dan Polana, 2004). Namun berdasarkan hal praktikum panjang duodenum sekitar 20 cm, jejenum 13 cm dan illeum 15 cm. pada usus halus terjadi penyerapan (absorbsi)zat-zat makanan. Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil disebut micelle diverticum.

6. Sekum Merupakan bagian dari saluran pencernaan diantara usus halus dan usus besar. Fungsinya sekum ini belum jelas tetapi disisni terjadi pencernaan serat kasar dengan enzim selulase dan menghasilkan vitamin K dan B12.

7. Usus BesarPada usus besar menalami penyerapan air dan penampung fese. Begiannya terdiri dari rectum dan colon. Berdasarkan hasil pengamatan usus besar panjangnya sekitar 15 cm

8. Kloaka Bagian ini menghubungkan usus besar dan anus. Kloaka merupakan permuaraan dari tiga saluran yaitu saluran pencernaan, reproduksi dan ureginatalia sesuai dengan pernyataan Yuwanta ( 2004) kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum terletak berhimpitan.

Selain alat pencernaan terdapat organ aksesoris yaitu :1. Hati Hati ini terdiri dari dua glambir atau lobi yang besar, dengan warna coklat kemerahan, teletak pada cekungan lambung otot dan duodenum. Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin.

2. PancreasPancreas mensekresikan insulin dan getah pancreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein (Yuwanta, 2004). Pancreas adalah sebuah glandula tubule alveolar yang memiliki bagian endokrin dan eksokrin.Bagian ini menghasilkan enzim mailase, tripsn dan lipase.

3. EmpeduTerletak dekat usus halus dan hati yang mengeluarkan cairan untuk menetralisirkan asam-asam dan menciptakan kondisi alkalis yang menguntungkan dalam berlangsungnya kerja enzim pencernaan.

4. Limpa Limfa berada di sebelah kiri dan kanan duodenum, sedikit di atas empedu dan berwarna kemerah-merahan. Organ ini fungsinya belum diketahui secara pasti, tetapi menurut Yuwanta (2004), limfa berfungsi membantu memecah sel darah merah dan sel darah putih.

4.2.2.Organ Reproduksi Ayam Pada praktikum kali ini kami mempelajari mengenai proses reproduksi unggas. Sistem reproduksi pada ayam dibedakan menjadi sistem reproduksi jantan dan system reproduksi betina. Organ reproduksi unggas jantan yaitu testis sedangkan pada betina terdapat ovarium dan oviduct yang mana hanya organ reproduksi bagian kiri saja yang berkembang dengan baik sedangkan yang sebelah kanan mengalami rudimenter. Sesuai dengan pernyataan Suprijatna et al, 2005 yaitu Sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari dua testis yang terletak pada dorsal area rongga tubuh, dekat bagian akhir enterior ginjal. Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari satu ovarium dan terdiri dari satu oviduk. Bibit jantan berupa semen atau sperma diproduksi oleh testis yang akan disalurkan menuju ke saluran reproduksi (vasdeverentia dan vas deferens), diteruskan menuju ke pappilae, dan berakhir di (copulatory organ) (Fadilah, 2005).

A. .Organ Reproduksi JantanOrgan reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis, epididimis, duktus deferens dan organ kopulasi pada kloaka hal ini sesuai dengan pendapat Nesheim et al,(1972), bahwa organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis , epididimis , duktus deferens dan organ kopulasi pada kloaka . Testis pada ayam berjumlah sepasang tetapi yang kiri sering lebih besar dari yang kanan. Selain itu pada ayam testisnya terdapat didalam tubuh, fungsi dari testis sendiri yaitu untuk menghasilkan hormon kelamin jantan yang disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma. Dalam satu ejakulasi, ayam jantan bisa menghasilkan semen sebanyak 0,1-1,0 cm3, bergantung pada banyaknya aktifitas ayam jantan kawin. Ayam jantan mempunyai kemampuan kawin sebanyak 10-30 kali setiap hari (Fadilah, 2005). Sperma yang dihasilkan oleh penis disalurkan menuju duktus deferens melalui epididimis. Duktus deferens jumlahnya sepasang, berfungsi untuk menyalurkan sperma yang bermuara pada sebuah papilla kecil di kloaka. Di kloaka terdapat alat kopulasi berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter.

B. Organ Reproduksi BetinaOrgan reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Nalbandov (1990) bahwa organ reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infundibulu, magnum, isthmus, uterus dan vagina.Proses reproduksi pada ayam betina dimulai dari ovarium yang di susun atas kurang lebih 2000 4000 buah ova (calon kuning telur), bila ova telah matang maka ova tersebut akan dilepaskan proses pelepasan nya disebut opulasi yang terjadi antara 15-40 menit setelah telur dikeluarkan dari kloaka. 1. InfudibulumKemuadian ova yang di lepaskan tadi di tangkap oleh infundibulum yang mempunyai sturuktur seperti corong. Dari hasil pengukuran infudibulum memiliki panjang 9 cm, hal ini sesuai dengan pendapat North (1978) bahwa infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk yang panjangnya sekitar 9 cm. Ova terdapat pada infundibulum selama 10 menit.

2. Magnum Selanjutnya ova di salurkan menuju magnum, pada bagian ini terjadi sekresi albumen untuk pembetukan telur (chalaza, thin albumen dan thick albumen) panjang magnum yaitu 32 cm dengan waktu pembentukan nya sekitar 3 jam.

3. IsthmusIsthmus mempunyai panjang 10 cm, telur berada pada bagian ini kurang lebih selama 75 menit. Proses selanjutnya yaitu terbentuknya outer shell dan inner shell yang bertujuan untuk menangkal masuknya mikroorganisme dari luar seperti bakteri hal ini sesuai dengan pendapat North (1978) bahwa panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur. 4. UterusSetelah proses pada isthmus selesai telur masuk ke dalam uterus, disini terjadi pembetukan kerabang telur yang memerlukan waktu terlama yaitu sekitar 18-20 jam dengan panjang uterus sekitar 13 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Nalbandov (1990) bahwa di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium.

5. Vaginakemudian setelah kerabang telur terbentuk telur masuk ke dalam vagina yang mempunyai panjang 11 cm, pada bagian ini terjadi oviposisi (pemutaran) dari ujung runcing ke ujung tumpul, telur berada dalam vagina hanya beberapa menit saja yang selanjutya akan di keluarkan melalui kloaka.

VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 1. Sistem pencernaan unggas terdiri dari mulut, oesophagus, crop, proventriculus, gizzard, usus halus (duodenum, jejunum, illeum), coecum (usus buntu), usus besar, cloaca. Crop tempat penyimpan makana sementara, proventrikulus terjadi pencernaan secara enzimatis, pada ventrikulus terjadi pencernaan secara mekanis oleh batuan grit. Sedangkan usus harus penyerapan zat makanan, dan usus besar sebagai tempat penyerapan air.2. Sistem pencernaan dibantu oleh organ asesoris meliputi pankreas, hati, empedu dan limpa3. Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari testes, ductus deferens, dan organ kopulasi yang terdapat dalam kloaka. Alat kopulasi (penis) pada ayam jantan terdapat di dalam tubuh.4. Sistem reproduksi pada ayam betina ada dua bagian yaiu primer dan sekunder. Primer berupa ovarium yang menghasilkan ovum sedangkan sekunder berupa saluran reproduksi terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina dan kloaka. Sistem reproduksi pada unggas terutama ayam yang berkembang hanya satu bagian, sedangkan bagian lain mengalami rudimenter. Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium yang mengandung banyak ova dan follicel, serta oviduct yang terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina. Magnum merupakan bagian terpanjang pada organ reproduksi ayam betina dan isthmus adalah bagian terlama dalam proses pembentukan telur.

4.1. SaranDalam melaksanakan praktikum, gunakanlah preparat yang masih utuh, jangan gunakan preparat yang telah rusak agar pengamatan terhidar dari kesalahan terutama dalam pengukuran. Pengamatan harus dilakukan secara teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. 1998. Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.Akoso, dan Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian Rakyat: JakartaBlakely, J and Bade, D.H. 1991. Ilmu Peternakan, Edisi IV, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Jull, A. N., 1971.Poultry Husbandry. Mac Graw Hill Book Co., New York.Lehninger, A. L., 1994. Principles of Biochemistry. Alih Bahasa: M. Thenawidjaja. Penerbit Erlangga, Surabaya.Muljowati, S, dkk. 1999. Dasar Ternak Unggas. Unsoed. Purwokerto.Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas.UGM Press Yogyakarta. Nesheim, M. C., R. E. Austic dan L. E. Card, 1972.Poultry Production.12thed. Lea and Febiger, Philadelphia.North, M. O., 1978.Commercial Chicken Production Manual.3rded. AVI Pub.Co. Inc., Westport, Connecticut.Neil, A. C. 1991. Biology 2nd edition. The Benjamin Coming Publishing Company Inc. Pec Wood City.Sarwono, B., 1988.Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.Sudaryati, T., 1994.Pembibitan Ayam Ras. P.T. Swadaya, Jakarta.Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.Tilman A. D., H. Hari, R. Soedomo, P. Soeharto, dan Soekamto. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar .Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta