Lapak Mekflu pengaruh tekanan air terhadap tinggi (head)nya
Click here to load reader
-
Upload
arnella-qurrota-ainni -
Category
Documents
-
view
1.503 -
download
4
Transcript of Lapak Mekflu pengaruh tekanan air terhadap tinggi (head)nya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan dapat diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya
tegak lurus dengan luas permukaan. Ketika membahas mengenai tekanan, konsep
fluida itu menjadi sangatlah penting. Fluida itu merupakan suatu zat yang
mengalir, contohnya adalah udara dan air. Kali ini kita akan membahas mengenai
air yang merupakan fluida statis (fluida diam). Ada dua sifat fluida statis, yakni
memberikan tekanan ke segala arah dan gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida
selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida tersebut. Lalu apakah pengaruh tekanan air terhadap tinggi (head)nya? Kita
akan membahasnya dalam praktikum kali ini.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
- Mengetahui adanya perubahan tekanan zat air pada saat
ketinggian air pada manometer berubah.
- Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan
Dalam ilmu fisika, tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas dimana
satuannya adalah gaya (N)/luas (m2). Bentuk lain dari N/m2 adalah Pa (Pascal).
Meski begitu, persamaan diatas tidak berlaku untuk tekanan pada zat cair. Dimana
tekanan pada zat cair dapat dirumuskan dengan persamaan:
Keterangan:
ρ = massa jenis cairan (Kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalamaan zat cair (m)
Tekanan Atmosfir
Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata tekanan atmosfir pada permukaan
laut adalah 101,3 kPa. Besarnya tekanan atmosfir pada permukaan laut ini
digunakan untuk mendefinisikan satuan tekanan lain, yakni atm (atmosfir). Jadi,
1 atm = 101,3 kPa = 760 mmHg = 10,332 mAg.
Kerapatan Jenis (Air dan Air raksa)
Kerapatan jenis (γ) suatu zat merupakan perbandingan berat zat tersebut
terhadap volumenya. Satuan internasional untuk kerapatan jenis adalah N/m3.
Berdasarkan perhitungan, kerapatan air ialah sebesar 9,81 kN/m3 sedangkan air
raksa 136,4 kN/m3.
Penurunan Rumus Tekanan (P1 = P2)
Pada dasarnya, rumus untuk menghitung tekanan ialah:
P = ρ.g.h
P = ρ . g . h atau P = γ . h
Karena terdapat 2 jenis zat cair (air raksa dan air) dalam tabung, dan juga
terdapat selisih tinggi dari zat cair tersebut, maka rumus diatas dapat
dikembangkan/diturunkan menjadi:
Pada persamaan diatas, kita dapat mencari nilai dari P2, yaitu dengan cara
menurunkan persamaan diatas menjadi:
Manometer Tabung U
Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan fluida pada ketinggian
tertentu. Seperti contoh mengukur tekanan fluida yang mengalir pada pipa.
Tekanan P dapat diukur dengan mengukur tinggi H.
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer
tertua adalah manometer kolom cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan
adalah bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air
atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara
tekanan (yang mungkin terjadi karena atmosfir) diterapan pada tabung yang
lainnya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Ada tiga tipe utama manometer: 1. Manometer satu sisi kolom yang
mempunyai tempat cairan besar dari tabung U dan mempunyai skala disisi kolom
sempit. Kolom ini dapat menjelaskan perpindahan cairan lebih jelas. Kolom
P1 + γHg . h1 = P2 + γH2O (ha - h2)
P2 = P1 + γHg . h1 - γH2O (ha - h2)
cairan manometer dapat digunakan untuk mengukur perbedaan yang kecil diantara
tekanan tinggi. 2. Jenis membran fleksibel: jenis ini menggunakan defleksi
(tolakan) membran fleksibel yang menutup volum dengan tekanan tertentu.
Besarnya defleksi dari membran sesuai dengan tekanan spesifik. 3. Jenis Pipa
koil: Sepertiga bagian dari manometer ini menggunakan pipa koil yang
akanmengembang dengan kenaikan tekanan. Hal ini disebabkan perputaran dari
sisi lengan yang disambung ke pipa.
Dimana Manometer digunakan : Selama pelaksanaan audit energi,
manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik
disaluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan menggunakan persamaan
Bernoulli (perbedaan tekanan=V^2/2g). Manometer harus sesuai untuk aliran
cairan. Kecepatan aliran cairan diberikan oleh perbedaan tekanan = f LV2/2gD
dimana f adalah faktor gesekan dari bahan pipa, L adalah jarak antara dua titik
berlawanan dimana perbedaan tekanan diambil, D adalah diameter pipa dan g
adalah kontanta gravitasi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Alat yang digunakan :
Selang plastik yang berisi air
Mistar pengukur plastik
Manometer U
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan :
Air untuk mengisi selang plastik
Air Raksa untuk mengisi Manometer U
3.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Selang air digerakan keatas dan kebawah, sehingga kedudukan air raksa
pada manometer sama tinggi, lalu diukur dan dicatat tinggi airnya (ha).
2. Selang air digerakan ke atas, ditetapkan pada sedikitnya 5 (lima)
kedudukan (posisi). Pada setiap posisi, diukur dan dicatat ha, h1, dan h2.
3. Tekanan air dihitung pada setiap posisi, berdasarkan hasil pengukuran
manometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Nomor
Pengukuran
Ketinggian (m) P dalam
Pipa (Pa)Air Raksa Air
h1 (m) h2 (m) h (m) ha (m)
1 5.3 x 10-2 5.3 x 10-2 0 6.7 x 10-2 - 137.34
2 5.8 x 10-2 4.9 x 10-2 0.9 x 10-2 15 x 10-2 209.934
3 6 x 10-2 4.7 x 10-2 1.3 x 10-2 20 x 10-2 233.478
4 6.2 x 10-2 4.5 x 10-2 1.7 x 10-2 25 x 10-2 257.022
5 6.4 x 10-2 4.3 x 10-2 2.1 x 10-2 30 x 10-2 280.736
Cara Perhitungan
Rumus:
Dimana :
ρraksa= 13600 kg/m3
ρair= 1000 kg/m3
1 . P dalam pipa = Praksa - Pair
= ( 13600 x 9.81 x 0) – ( 1000 x 9.81 x 0,014)
= 0 – 137.34
= -137.34 Pa
2. P dalam pipa = Praksa - Pair
= (13600 x 9.81 x 0,009) – ( 1000 x 9.81 x 10.1)
= 1200.744 – 990.81
= 209.934 Pa
P dalam pipa = Praksa - Pair
= ( ρraksa . g . h ) – (ρair . g. ha- h2)
3. P dalam pipa = Praksa - Pair
= (13600 x 9.81 x 0.013) – ( 1000 x 9.81 x 15.3)
= 1734.408 – 1500.93= 233.478 Pa
4. P dalam pipa = Praksa - Pair
= (13600 x 9.81 x 0.017) – ( 1000 x 9.81 x 20.5)
= 2268.072 – 2011.05= 257.022 Pa
5. P dalam pipa = Praksa - Pair
= (13600 x 9.81 x 0.021) – ( 1000 x 9.81 x 25.7)
= 2801.736 – 2521.17= 280.736 Pa
Grafik Perbandingan Tekanan Air terhadap Tinggi Air
0.014 0.101 0.153 0.205 0.2570
500
1000
1500
2000
2500
3000
Perbandingan Tekanan Air terhadap Tinggi Air
Grafik Perbandingan Tekanan Raksa terhadap Tinggi Raksa
0 0.009 0.013 0.017 0.0210
500
1000
1500
2000
2500
3000
Perbandingan Tekanan Raksa terhadap Tinggi Raksa
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan diatas telah menunjukan bahwa semakin tinggi air,
maka semakin tinggi pula tekanan dalam pipa yang dialaminya. Hal ini
disebabkan karena massa jenis, tinggi, dan gravitasi berbanding lurus dengan
tekanan. Sehingga didapatkan tekanan dalam pipa dengan mencari selisih antara
tekanan air dengan tekanan air raksa.
Seperti yang dapat dilihat pada persamaan :
Pair = ρHg . g . h
Praksa = ρH2O . g. (ha- h2)
Pdalam pipa = Praksa - Pair
= ρHg . g . h – (ρH2O . g. ha- h2)
Hal tersebut pun dapat dibuktikan dengan melihat grafik perbandingan
tekanan terhadap tinggi, yang hasilnya adalah berupa garis linear yang beraturan.
Itu menunjukan bahwa semakin tinggi air maka semakin besar tekanannya.
Dalam pengamatan ini terdapat kejanggalan ketika melakukan percobaan
pertama yaitu ketika menyamakan kedudukan tinggi raksa. Seharusnya tinggi air
pun sama, namun ketika praktikum tinggi air dan raksa itu berbeda. Sudah dicoba
dalam berbagai posisi pun tetap saja tingginya berbeda. Hali itu dilakukan agar
menyamakan tekanan atmosfit dalam 1 atm. Kesalahan tersebut bisa saja
disebabkan oleh keterbatasan alat yang digunakan, atau alat itu mungkin saja
sudah lumayan rusak. Namun, percobaan tersebut harus tetap dilakukan, maka
saya pun menggerakkan selang air pada tiap posisi yang berbeda selama lima kali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari praktikum kali ini adalah tekanan air dalam pipa itu
dipengaruhi oleh massa jenis fluida, tinggi fluida, dan gravitasi. Selain itu, dengan
digerakkannya selang yang berisi air ke atas atau ke bawah, maka kita dapat
membuktikan adanya perubahan/perbedaan tekanan pada air tersebut. Jika selang
digerakkan semakin keatas, maka tekanan pada air akan semakin besar.
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum ini disarankan kepada praktikan agar
mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktekkan agar tidak terjadi
kesalahan dan kebingungan dalam menggunakan alat-alat yang ada di
laboratorium. Selain itu, disarankan untuk menggunakan alat yang masih dalam
kondisi baik agar dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sistanto, Bambang Aris,dkk. Penuntun Praktikum Mekanika Fluida. Universitas
Padjadjaran: 2010
Ikmal, Dody. 2009. Manometer Tabung U. terdapat pada
http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-view_forum_thread.php?
comments_parentId=1125&topics_offset=4&topics_sort_mode=lastPost_de
sc&forumId=25 . (diakses pada 12 Maret 2011, 13.08 WIB)
Lohat, Alexander San. 2010. Tekanan dalam Fluida. Terdapat pada
http://www.gurumuda.com/tekanan-dalam-fluida/ (diakses pada 12 Maret
2011, 13.20 WIB)
LAMPIRAN