Lap. Individu Modul 1 Demam
-
Upload
zulkifli-maku -
Category
Documents
-
view
56 -
download
36
description
Transcript of Lap. Individu Modul 1 Demam
BAB I
PENDAHULUAN
1. SKENARIO
2. KATA KUNCI Laki-laki 22 tahun
Demam selama seminggu
Selera makan berkurang
Sakit kepala
10 hari lalu baru dari papua
3. PERTANYAAN
Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi organ yang terkait
pada skenario ?
Bagaimana patomekanisme demam ?
Mengapa selera makan menurun ?
Bagaimana patomekanisme sakit kepala ?
Apakah ada hubungan gejala dengan kepergian penderita ke
Papua ?
Sebutkan diferential diagnosa yang sesuai dengan skenario ?
Jelaskan masing-masing diferential diagnosa ?
Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke puskesmas Donggala dengan
keluhan demam selama seminggu, disertai selera makan yang kurang dan
sakit kepala. Sepuluh hari yang lalu penderita baru datang dari papua.
BAB II
PEMBAHASAN
1. TYPHOID FEVER Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau
typoid fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. 1
Gambar 1: bakteri salmonella typhi.2
Bakteri tifoid ditemukan di dalam tinja dan air kemih
penderita. Penyebaran bakteri ke dalam makanan atau minuman
bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih setelah
buang air besar maupun setelah berkemih, Lalat juga bisa
menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan.2
Bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam saluran
pencernaan dan bisa masuk ke dalam peredaran darah. Hal ini
akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus dan usus
besar. Pada kasus yang berat, yang bisa berakibat fatal, jaringan
yang terkena bisa mengalami perdarahan dan perforasi
(perlubangan). 2
Sekitar 3% penderita yang terinfeksi oleh Salmonella typhi
dan belum mendapatkan pengobatan, di dalam tinjanya akan
ditemukan bakteri ini selama lebih dari 1 tahun. Beberapa dari
pembawa bakteri ini tidak menunjukkan gejala-gejala dari demam
tifoid. 2
Sembilan puluh persen kasus demam tifoid terjadi pada
umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Pada
minggu pertama sakit, demam tifoid sangat sukar dibedakan
dengan penyakit demam lainnya. Untuk memastikan diagnosis
diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi. 2
2. AGENT INFEKSIUS
Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari
tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida
atau disebut juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan
alkohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid. 1
Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae
atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu
protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap
panas dan alkohol. 1
Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang
dapat melindungi kuman terhadap fagositosis. 1
Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh penderita
akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibodi yang
lazim disebut aglutinin. 1
3. PATOGENESIS
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam
tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi kuman.
Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian
lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak. 1
Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik
maka kuman akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan
selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang
biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag.
Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan
selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian ke
kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus
torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke
dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakterimia pertama yang
asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial
tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ ini kuman
meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di
luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan bakterimia yang kedua
kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi
sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala dan sakit
perut.1
4. SIGN AND SYMPTOM
Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam waktu
8-14 hari setelah terinfeksi. 2
Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi,
sakit tenggorokan, sembelit, penurunan nafsu makan dan nyeri
perut. Kadang penderita merasakan nyeri ketika berkemih dan
terjadi batuk serta perdarahan dari hidung. 2
Jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh secara
perlahan akan meningkat dalam waktu 2-3 hari, yaitu mencapai
39,4-40°C selama 10-14 hari. Panas mulai turun secara bertahap
pada akhir minggu ketiga dan kembali normal pada minggu
keempat. Demam seringkali disertai oleh denyut jantung yang
lambat dan kelelahan yang luar biasa. 2
Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau
koma. Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-bintik
kecil berwarna merah muda di dada dan perut pada minggu kedua
dan berlangsung selama 2-5 hari. 2
5. MANAGEMENT AND PREVENTIFE
Tirah baring selama demam sampai dengan 2 minggu
normal kembali. Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99%
penderita dapat disembuhkan. Antibiotik yang banyak digunakan
adalah kloramfenikol 100mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis selama
10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2g/hari. Kloramfenikol tidak
bias diberikan bila jumlah leukosit < 2000 ul. Bila pasien alergi,
dapat diberikan golongan penisilin atau kotrimoksazol. Kadang
makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna
makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik
berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke
dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan
untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami
perforasi.2
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%, namun vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong).2
Hindari makan sayuran mentah dan makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan dan pilih makanan yang masih panas atau makanan yang dibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.2
6. LEPTOSPIROSISLeptospirosis adalah penyakit manusia dan hewan dari
kuman dan disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam
air seni dan sel-sel hewan yang terkena.3
Gejala klinis:
Gejala dini Leptospirosis umumnya adalah demam, sakit
kepala parah, nyeri otot, gerah, muntah dan mata merah. Aneka
gejala ini bisa meniru gejala penyakit lain seperti selesma, jadi
menyulitkan diagnosa. Malah ada penderita yang tidak mendapat
semua gejala itu. Ada penderita Leptospirosis yang lebih lanjut
mendapat penyakit parah, termasuk penyakit Weil yakni kegagalan
ginjal, sakit kuning (menguningnya kulit yang menandakan penyakit
hati) dan perdarahan masuk ke kulit dan selaput lendir.
Pembengkakan selaput otak atau Meningitis dan perdarahan di
paru-paru pun dapat terjadi. Kebanyakan penderita yang sakit
parah memerlukan rawat inap dan Leptospirosis yang parah malah
ada kalanya merenggut nyawa.3
Cara Penyebaran:
Kuman Leptospira biasanya memasuki tubuh lewat luka atau
lecet kulit, dan kadang-kadang lewat selaput di dalam mulut, hidung
dan mata. Berbagai jenis binatang bisa mengidap kuman
Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa terjadi setelah
tersentuh air kencing hewan itu atau tubuhnya. Tanah, lumpur atau
air yang dicemari air kencing hewan pun dapat menjadi sumber
infeksi. Makan makanan atau minum air yang tercemar juga
kadang-kadang menjadi penyebab penyampaiannya.3
Berbagai binatang menyusui bisa mengidap kuman
Leptospira. Di Australia, yang paling biasa adalah jenis tikus,
anjing, binatang kandang dan asli, babi kandang maupun hutan,
kuda, kucing dan domba. Binatang yang terkena mungkin sama
sekali tak mendapat gejalanya atau sehat walafiat.3
Faktor Resiko:
Yang menghadapi bahaya adalah yang sering menyentuh
binatang atau air, lumpur, tanah dan tanaman yang telah dicemari
air kencing binatang. Beberapapekerjaan memang lebih berbahaya
misalnya pekerjaan petani, dokter hewan, karyawan pejagalan
serta petani tebu dan pisang. Aneka kegemaran yang menyangkut
sentuhan dengan air atau tanah yang tercemar pun bisa
menularkan Leptospirosis misalnya berkemah, berkebun, berkelana
di hutan, berakit di air berjeram dan olahraga air lainnya. Pada
umumnya Leptospirosis jarang terjadi di Australia kecuali di wilayah
yang hangat dan lembab seperti NSW dan Queensland bagian
timur laut. Ada sekitar 200 kejadian yang diteguhkan tiap tahun
dalam taraf nasional, tapi mungkin masih banyak lagi yang
‘kelewatan’. Pria lebih sering terkena daripada wanita.3
Diagnosis:
Seorang dokter mungkin mencurigai Leptospirosis pada
seorang yang bergejala, biasanya 1-2 minggu setelah terkena.
Peneguhan penyakit ini biasanya dengan contoh darah yang akan
menyatakan apakah terkena kuman ini. Untuk diagnosa pada
umumnya diperlukan 2 kali contoh darah selang 2 minggu. Ada
kalanya kuman bisa dibiakkan dari darah, cairan tulang punggung
ke otak dan air seni.3
Pengobatan:
Pada umumnya Leptospirosis diobati dengan antibiotika
seperti doxycycline atau penicillin. Berhubung ujicobanya makan
waktu dan penyakitnya mungkin parah, dokter mungkin mulai
memberi antibiotika itu sebelum meneguhkannya dengan ujicoba.
Pengobatan dengan antibiotika dianggap paling efektif jika dimulai
dini.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Available From: http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/demam-tifoid.pdf
2. Available From: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28625/4/Chapter%20II.pdf
3. Avalable From: http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/7140/DOH-7140-IND.pdf