Lap Fan Test

24
BAB I PENDAHULUAN TIU : - Diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan pengujian fan - Mengerti penggunaan nosel, venture, dan orifice untuk mengukur laju aliran udara TIK : - Diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat menggambarkan karateristik tekanan terhadap laju aliran untuk putaran tetap. Karateristik daya terhadap laju aliran untuk putaran tetap Karateristik effesiensi terhadap laju aliran untuk putaran tetap - Menganalisis dan mengevaluasi hasil pengujian.

description

em

Transcript of Lap Fan Test

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    TIU : - Diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa

    dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja peralatan

    pengujian fan

    - Mengerti penggunaan nosel, venture, dan orifice untuk

    mengukur laju aliran udara

    TIK : - Diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa

    dapat menggambarkan karateristik tekanan terhadap laju

    aliran untuk putaran tetap.

    Karateristik daya terhadap laju aliran untuk putaran

    tetap

    Karateristik effesiensi terhadap laju aliran untuk

    putaran tetap

    - Menganalisis dan mengevaluasi hasil pengujian.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Teori Umum Fan :

    Fan adalah alat untuk mengalirkan udara. Karena itu fan

    dikenal dengan sebutan penukaran, penghembus atau pembuang

    udara. Alat ini banyak dijumpai pada system ventilasi dan peralatan

    pendingin udara juga pada instalasi yang mengalirkan udara panas

    dan gas buang. Selain itu, masih banyak lagi penggunaan fan ini di

    Industri. Tinggi tekan yang dihasilkan fan, pada umumnya, rendah

    dibandingkan jenis mesin-mesin pengalir udara yang lain seperti

    blower dan kompresor.

    Daya masukan yang digunakan diperoleh dari motor listrik.

    Efisiensi fan adalah perbandingan antara daya aliran udara dibanding

    daya poros untuk menggerakkan fan. Daya aliran udara yang

    dihasilkan tergantung pada tekanan dan laju aliran udara.

    Pada pengujian ini, pengukuran laju aliran udara dapat

    dipilih menggunakan nosel, venture atau tabung pilot statik.

    Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk

    ventilasi dan untuk proses industri yang memerlukan aliran udara.

    Sistem fan penting untuk menjaga pekerjaan proses industri, dan

    terdiri dari sebuah fan, motor listrik, sistem penggerak, saluran

    atau pemipaan, peralatan pengendali aliran, dan peralatan

    penyejuk udara (filter, kumparan pendingin, penukar panas, dll.

    Fan, blower dan kompresor dibedakan oleh metode yang

    digunakan untuk menggerakan udara, dan oleh tekanan sistem

    operasinya. The American Society of Mechanical Engineers

    (ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu rasio tekanan pe

    ngeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefinisikan fan,

    blower, dan kompresor (lihat Tabel1).

  • Tabel 2.1 Perbedaan antara Fan, Blowerdan Kompresor

    a. Karakteristik sistem

    Istilah resistansi sistem digunakan bila mengacu tekanan

    statis. Resistansi system merupakan jumlah kehilangan tekanan statis

    dalam sistem. Resistansi sistem merupakan fungsi pola susunan

    saluran, pengambilan, lengkungan dan penurunan tekanan yang

    melintasi peralatan, sebagai contoh bag filter atau siklon. Resistansi

    sistem bervariasi terhadap volume aliran udara yang memasuki

    sistem. Untuk volume udara tertentu, fan dalam sistem dengan

    saluran sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan

    bekerja lebih keras untuk mengatasi resistansi sistem yang lebih

    besar daripada dalam sistem dengan saluran yang lebih besar dan

    dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang. Saluran panjang

    yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan

    memerlukan lebih banyak energi untuk menarik udara untuk

    melaluinya. Sebagai akibatnya, untuk kecepatan fan yang sama, fan

    akan mampu menarik lebih sedikit melalui sistem ini daripada yang

    melalui sistem pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka

    resistansi sistem meningkat jika volum udara yang mengalir ke

    sistem meningkat.

    Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang.

    Untuk menentukan berapa volum fan yang akan dihasilkan, penting

    untuk mengetahui karakteristik resistansi sistem. Pada sistem yang

    ada, resistansi sistem dapat diukur. Pada sistem yang sudah didesain,

    namun tidak dibangun, resistansi sistem harus dihitung. Kurva

    Peralatan Perbandingan Spesifik Kenaikan tekanan (mmWg)

    Fan Sampai 1,11 1136

    Blower 1,11 sampai 1,20 1136 2066

    Kompresor Lebih dari 1,20 -

  • resistansi sistem dihasilkan dengan berbagai laju aliran pada sumbu-

    x dan resistansinya pada sumbu-y.

    Gambar 2.1 Kurva Sistem Fan dan Pengaruhnya pada Resistansi Sistem

    (sumber:www.energyeffesiensiasia.org)

    b. Karakteristik fan

    Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan.

    Kurva fan merupakan kurva kinerja untuk fan tertentu pada

    sekumpulan kondisi yang spesifik. Kurva fan merupakan

    penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling terkait.

    Biasanya sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulan

    kondisi yang diberikan termasuk: volum fan, tekanan statis sistem,

    kecepatan fan, dan tenaga yang diperlukan untuk menggerakan fan

    pada desainer sistem akan mengetahui kondisi pada kurva fan

    dimana fan akan beroperasi.

  • Dari banyak kurva yang diketahui pada gambar, kurva

    tekanan statis (SP) versus aliran pada merupakan kuva yang sangat

    penting.

    Perpotongan kurva sistem dan tekanan statis merupakan titik operasi.

    Bila resistansi sistem berubah, titik operasi juga berubah. Sekali titik

    operasi ditetapkan, daya yang diperlukan dapat ditentukan dengan

    mengikuti garis tegak lurus yang melintas melalui titik operasi ke

    titik potong dengan kurva tenaga (BHP). Sebuah garis lurus yang

    digambar melalui perpotongan dengan kurva tenaga akan mengarah

    ke daya yang diperlukan pada sumbu tegak lurus sebelah kanan.

    Pada kurva yang digambarkan, efisiensi kurva juga disuguhkan.

    Gambar 2.2. Kurva Efisiensi Fan

    (sumber:www.energyeffesiensiasia.org)

  • c. Karakteristik sistem dan kurva fan

    Pada berbagai sistem fan, resistansi terhadap aliran udara

    (tekanan) jika aliran udara meningkat. Sebagaimana disebutkan

    sebelumnya, resistansi ini bervariasi dengan kuadrat aliran. Tekanan

    yang diperlukan oleh sistem pada suatu kisaran aliran dapat

    ditentukan dan kurva kinerja sistem dapat dikembangkan

    (ditunjukkan sebagai SC).

    Kemudian kurva sistem ini dapat diplotkan pada kurva fan

    untuk menunjukan titik operasi fan yang sebenarnya pada "A"

    dimana dua kurva (N1 dan SC1) berpotongan. Titik operasinya yaitu

    aliran udara Q 1 terhadap tekanan P1. Sebuah fan beroperasi pada

    kinerja yang diberikan oleh pabrik pembuatnya untuk kecepatan fan

    tertentu. (grafik kinerja fan memperlihatkan kurva untuk serangkaian

    kecepatan fan). Pada kecepatan fan N1, fan akan beroperasi

    sepanjang kurva kinerja N1 sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar

    4. Titik operasi fan yang sebenarnya tergantung pada resistansi

    sistem, titik operasi fan A adalah aliran (Q1) terhadap tekanan

    (P1).

    Dua metode yang dapat digunakan untuk menurunkan aliran

    udara dari Q1 ke Q2:

    Metode pertama adalah membatasi aliran udara dengan

    menutup sebagian damper dalam sistem. Tindakan ini

    menyebabkan kurva kinerja sistem yang baru (SC2) dimana

    tekanan yang dikehendaki lebih besar untuk aliran udara yang

    diberikan. Fan sekarang akan beroperasi pada "B" untuk

    memberikan aliran udara yang berkurang Q2 terhadap tekanan

    yang lebih tinggi P2.

    Metode kedua untuk menurunkan aliran udara adalah dengan

    menurunkan kecepatan dari N1 ke N2, menjaga damper

    terbuka penuh. Fan akan beroperasi pada "C" untuk

    memberikan aliran udara Q2 yang sama, namun pada tekanan

    P3 yang lebih rendah. Jadi, menurunkan kecepatan fan

  • merupakan metode yang jauh lebih efisien untuk mengurangi

    aliran udara karena daya yang diperlukan berkurang dan lebih

    sedikit energi yang dipakai.

    Gambar 2.3. Kurva kinerja fan

    (sumber:www.energyeffesiensiasia.org)

    d. Hukum fan

    Fan beroperasi dibawah beberapa hukum tentang kecepatan,

    daya dan tekanan. Perubahan dalam kecepatan (putaran per menit

    atau RPM) berbagai fan akan memprediksi perubahan kenaikan

    tekanan dan daya yang diperlukan untuk mengoperasikan fan pada

    RPM yang baru.

  • Gambar 2.4. Kecepatan, tekanan dan daya fan

    (sumber:www.energyeffesiensiasia.org)

    e. Jenis-jenis fan

    1. Fan sentrifugal

    Fan sentrifugal (Gambar 6) meningkatkan kecepatan aliran

    udara dengan impeler berputar. Kecepatan meningkat

    sampai mencapai ujung blades dan kemudian diubah ke

    tekanan. Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang

    cocok untuk kondisi operasi yang kasar, seperti sistem

    dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab,

    dan handling bahan.

    2. Fan aksial

    Fan aksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu

    fan. Cara kerja fan seperti impeler pesawat terbang:

    blades fan menghasilkan pengangkatan aerodinamis yang

    menekan udara. Fan ini terkenal di industri karena

    murah, bentuknya yang kompak dan ringan.

  • BAB III

    PETUNJUK PRAKTIKUM

    2.3 PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN

    1. Instalasi Pengujian Fan test 2. Termometer 3. Meter Torsi 4. Meter Kecepatan 5. Meter Tegangan dan Arus 6. Meter Tekanan 7. Dua buah Manometer

    2.4. PROSEDUR KERJA

    a. Persiapan percobaan : 1. Menyusun pipa-pipa sesuai pengujian yang akan dilakukan

    atau ditentukan oleh pembimbing.

    2. Menghubungkan ujung-ujung manometer yang pendek

    pada saluran masukan dan keluaran peukur laju aliran

    dengan menggunakan pipa plastic yang tersedia. Cek agar

    arahnya tidak terbalik.

    3. Mengubungkan manometer yang besar dengan udara luar

    dan ujung satunya dengan saluran pipa, setelah pipa

    pengarah. Dengan demikian, perbedaan tekanan di dalam

    saluran dan udara luar dapat diketahui.

    4. Menutup ujung saluran keluaran udara ( jangan rapat

    sekali, ini akan mengakibatkan torsi start yang besar ).

    5. Percobaan siap dilakukan.

  • b. Urutan percobaan :

    1. Menyiapkan tabel data pengukuran.

    2. Mengkalibrasi pengukur tekanan dan torsi.

    3. Menghidupkan catu daya listrik.

    4. Mengbesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga tertentu ( 1000-1900 rpm ). Catatlah besaran-besaran yang

    diperlukan.

    5. Membuka katup keluar sampai diperoleh laju aliran yang kira-kira sama dengan beda tekanan 0.505 Kpa pada

    venture. Bila kecepatan turun, kembalikanlah sesuai

    dengan kecepatan pengujian dengan menambah putaran.

    Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.

    6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai pembukaan katup.

    7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai kecepatan

  • BAB IV

    KERTAS KERJA

    KK 1

    I. TUJUAN

    Mempelajari rumus-rumus yang relevan mengenai objek

    praktikum.

    II. TUGAS :

    Tabel 2.2. rumus-rumus yang relevan

    No Parameter Rumus Unit Note

    1 Daya poros N = T . W Watt T = Torsi

    W= Kecepatan sudut

    2 Efisiensi fan = Nu/ N % Nu=Daya udara statis

    N=Daya pemasukan

    3 Laju aliran

    udara V = 1,291 P.V m/s Pv=Tekanan kecepatan

    4 Bilangan

    Reynold

    dvRe

    D = diameter

    V = kecepatan

    = kerapatan udara

    =kekentalan kinematis

    5 Laju aliran

    udara '01.0

    PQv

    m3/s

    =koefisien

    P =meter tekanan venturi

    = kerapatan udara

  • 6 Kecepatan

    udara )10(4.759

    5

    0 PSP

    TPvV

    m/s

    T=temperatur absolute

    Pv=tekanan kecepatan

    P0=tekanan udara (mili

    Bar)

    PS= tekanan static pipa

    7 Tekanan

    dinamik x

    VPd

    2

    2

    4 N/m2

    V = kecepatan udara

    = kerapatan udara

    8

    Tekanan

    statis pada

    fan 424 dsgsF PPP N/m2

    sgP = tekanan statis

    di pengukuran

    24 = koefisien gesek

    Pd4 = tekanan dinamik

    9

    Daya

    penggerak

    poros qxT

    nN

    60

    2 Watt

    n= putaran per menit

    Tq= torsi

    10 Daya statis

    udara sFvnxPQN Watt

    vQ = laju aliran udara

    sFP = tekanan statis pada fan

    11 Efisiensi Efisiensi =

    uN

    N % N = daya poros

    Nu=Daya udara statis

  • Contoh perhitungan detail (pada percobaan pertama kondisi

    terbuka 100%) sebagai berikut :

    Dari parameter yang terukur diperoleh data :

    Pembukaan katup = kondisi terbuka 100%

    Rpm = 1000

    Torsi = 2,5 Nm

    Psg = 90 Pa

    p = 30 Pa

    Tekanan udara atmosfer = 100900 Pa

    Temperature = 31C

    Rapat massa udara = 1,1769 kg/m3

    Perhitungan :

    1. Perbandingan tekanan dapat diperoleh:

    Rpd = 1 - (Psf terlalu kecil jika dibanding dengan

    Patm, maka Psf dianggap 0)

    = 1 -

    = 0,999

    2. Dari grafik terhadap rpd untuk = = = 0,65

    Untuk mencari nilai dari kurva terhadap Rpd bentuk = 0,65. Dengan Rpd = 0,999 ditarik garis keatas sehinngga

    berpotongan dengan garis linier, kemudian perpotongannya

    ditarik garis kekiri sehingga akan mendapatkan nilai = 1,0530

    3. Laju aliran :

  • Qv = 0,01. .

    = 0,01. 1,0530.

    = 0,0532 m3/s

    V =

    = 3,1743 m/s

    4. Bilangan Reynold (Re)

    Re =

    =

    = 19221,45

    5. Koefisien gesekan udara (24)

    Mencari nilai 24 dari kurva 24 terhadap bilangan reynold

    Dengan bilangan reynold = 19221,45ditarik garis keatas

    sehingga berpotongan dengan kurva. Perpotongan tersebut

    ditarik garis kekiri sehingga akan mendapatkan nilai 24 = 0,33

    6. Tekanan dinamik

    Pd4 = x

    = x 1,1769

    = 5,929 Pa

  • 7. Tekanan statis pada fan

    Psf = Psg + 24. Pd4

    = 90 + 0,33 . 5,929

    = 91,956 Pa

    8. Daya masukan untuk menggerakkan fan

    Nf =

    =

    = 261,905 watt

    9. Keluaran daya

    Nu = Qv . Psf

    = 0,0532 . 91,956

    = 4,8888 watt

    10. Efisiensi fan (F)

    f = . 100%

    = . 100%

    = 1,866%

  • 1. GRAFIK DAN ANALISA DATA

    A. Grafik hubungan Qv dengan Tq pada kondisi pembukaan katup tertentu

    Gambar 2.5 Grafik hubungan Qv dengan Tq pada rpm 1000

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open terjadi kenaikan nilai Qv seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan semakin

    besar torsi maka nilai Qv semakin besar.

    Pada pembukaan katup kondisi half, tidak terjadi penurunan nilai Qv dibanding pembukaan katup kondisi open. Hal ini

    disebabkan P pada parameter yang terukur juga mengalami penurunan tiap terjadi pergantian pembukaan katup dari open

    ke half maupun dari half ke close. Selain itu Qv juga

    dipengaruhi oleh udara dan .

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open dengan torsi 2,5 Nm

    yaitu sebesar 0,0308 m3/s.

  • Gambar 2.6 Grafik hubungan Qv dengan Tq pada rpm 1500

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open tidak terjadi penurunan nilai Qv seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan

    semakin besar torsi maka nilai Qv stabil.

    Pada pembukaan katup kondisi half, malah terjadi kenaikan nilai Qv seiring kenaikan torsi, hal ini disebabkan P pada parameter yang terukur juga mengalami kenaikan.

    Seharusnya nilai P yang terukur mengalami penurunan pada tiap perubahan torsi, ini mungkin disebabkan terjadi

    kesalahan dalam pembacaan nilai P tersebut.

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open dengan torsi 7,5 Nm

    yaitu sebesar 0,0435 m3/s.

  • Gambar 2.7 Grafik hubungan Qv dengan Tq pada rpm 1900

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open tidak terjadi penurunan nilai Qv seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan

    semakin besar torsi maka nilai Qv stabil.

    Pada pembukaan katup kondisi half, penurunan nilai Qv lebih kecil dibanding pembukaan katup kondisi open. Hal ini

    disebabkan P pada parameter yang terukur juga mengalami penurunan tiap terjadi pergantian pembukaan katup dari open

    ke half maupun dari half ke close. Selain itu Qv juga

    dipengaruhi oleh udara dan .

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai Qv terbesar pada pembukaan katup kondisi open dengan torsi 2,5 Nm

    yaitu sebesar 0,0575 m3/s.

  • B. Grafik hubungan dengan Tq pada kondisi pembukaan katup tertentu

    Gambar 2.8 Grafik hubungan dengan Tq pada rpm 1000

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan semakin besar torsi maka efisiensi dari fan tersebut semakin kecil.

    Hal tersebut dikarenakan nilai efisiensi dipengaruhi oleh besar Nu dan N. Nilai Nu terjadi perubahan (naik turun)

    akibat Psf pada saat kondisi open memiliki tekanan yang

    berubah ubah pada saat torsi 2,5 Nm yakni 90 Pa sedangkan

    pada torsi 5 Nm mengalami penurunan tekanan menjadi 100

    Pa dan naik tetap pada torsi 7,5 Nm menjadi 100 Pa.

    Sedangkan untuk nilai N dapat dipastikan sudah benar (naik

    konstan) karena N hanya dipengaruhi oleh Tq dan Rpm

    dimana kedua parameter ini merupakan variabel.

    Pada pembukaan katup kondisi half maupun close juga terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi sama dengan kondisi open, namun memiliki nilai penurunan efisiensi

    cenderung semakin rendah tiap terjadi pergantian pembukaan

    katup dari open ke half maupun dari half ke close. Hal ini

  • dikarenakan nilai Nu yang semakin kecil sehingga

    menyebabkan nilai efisiensi fan tersebut semakin kecil pula.

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi terbesar pada pembukaan katup kondisi open dengan torsi

    2,5 Nm yaitu sebesar 1,866 %.

    Gambar 2.9 Grafik hubungan dengan Tq pada rpm 1500

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan semakin besar torsi maka efisiensi dari fan tersebut semakin kecil.

    Hal tersebut dikarenakan nilai efisiensi dipengaruhi oleh besar Nu dan N. Nilai Nu terjadi penurunan akibat Psf pada

    saat kondisi open yang juga mengalami penurunan, pada saat

    torsi 2,5 Nm yakni 130 Pa sedangkan pada torsi 5 Nm stabil

    tekanannya 130 Pa dan tetap pada torsi 7,5 Nm di130 Pa.

    Sedangkan untuk nilai N dapat dipastikan sudah benar (naik

    konstan) karena N hanya dipengaruhi oleh Tq dan Rpm

    dimana kedua parameter ini merupakan variabel.

  • Pada pembukaan katup kondisi half maupun close juga terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi sama dengan kondisi open, namun memiliki nilai penurunan efisiensi

    cenderung semakin rendah tiap terjadi pergantian pembukaan

    katup dari open ke half maupun dari half ke close. Hal ini

    dikarenakan nilai Nu yang semakin kecil sehingga

    menyebabkan nilai efisiensi fan tersebut semakin kecil pula.

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi terbesar pada pembukaan katup kondisi open dengan torsi

    2,5 Nm yaitu sebesar 2,55 %.

    Gambar 2.10 Grafik hubungan dengan Tq pada rpm 1900

    Analisa :

    Pada pembukaan katup kondisi open terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi, sehingga dapat dikatakan semakin besar torsi maka efisiensi dari fan tersebut semakin kecil.

    Hal tersebut dikarenakan nilai efisiensi dipengaruhi oleh besar Nu dan N. Nilai Nu terjadi penurunan akibat Psf pada

    saat kondisi open yang juga mengalami penurunan, pada saat

  • torsi 2,5 Nm yakni 170 Pa sedangkan pada torsi 5 Nm

    mengalami kenaikan tekanan menjadi 175 Pa dan stabil pada

    torsi 7,5 Nm di 175 Pa. Sedangkan untuk nilai N dapat

    dipastikan sudah benar (naik konstan) karena N hanya

    dipengaruhi oleh Tq dan Rpm dimana kedua parameter ini

    merupakan variabel.

    Pada pembukaan katup kondisi half maupun close juga terjadi penurunan nilai seiring kenaikan torsi sama dengan kondisi open, namun memiliki nilai penurunan efisiensi

    cenderung semakin rendah tiap terjadi pergantian pembukaan

    katup dari open ke half maupun dari half ke close. Hal ini

    dikarenakan nilai Nu yang semakin kecil sehingga

    menyebabkan nilai efisiensi fan tersebut semakin kecil pula.

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi terbesar pada pembukaan katup kondisi half dengan torsi 2,5

    Nm yaitu sebesar 3,41 %.

  • 2. KESIMPULAN

    Dari data hasil praktikum fan test diatas, maka dapat

    disimpulkan bahwa :

    a. Besar Nu berbading lurus dengan besar kecepatan fan, sehingga semakin cepat putaran motor, maka besar daya

    statis udara juga semakin besar. Begitu juga sebalikya.

    b. Besar Qv berbanding lurus dengan kec putaran dan pembukaan katub. Sehingga semakin besar kec putaran fan

    disertai pembukaan katub (dibuka penuh/open), maka Qv

    juga semakin besar. Pada praktikum kami nilai Qv terbesar

    terjadi pada pembukaan katup kondisi open pada rpm 1900.

    c. Besar efisiensi berbanding lurus dengan kec putaran dan pembukaan katub, sehingga semakin besar kec putaran fan

    disertai pembukaan katub (dibuka penuh/open) maka

    efisiensi semakin besar. Namun pada praktikum kami

    efisiensi terbesar terjadi pada pembukaan katup kondisi half

    pada rpm 1900.

    d. Besar kecepatan udara ( V ) berbanding lurus dengan Tq, pembukaan katup, dan RPM. Sehingga apabila semakin

    besar Tq, pembukaan katup, dan RPM maka V juga semakin

    besar. Begitu pula sebaliknya.