Lap Aver 1 Protozoa

17
PROTOZOA (Praktikum Avertebrata Air) Oleh MELINDA OKTAFIANI 1114111034 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

description

avertebrata air

Transcript of Lap Aver 1 Protozoa

PROTOZOA (Praktikum Avertebrata Air)

Oleh MELINDA OKTAFIANI 1114111034

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2012 PROTOZOA

Pertanyaan: 1. Ambil sempel air yang telah disediakan lalu amati sediaan di bawah mikroskop. Gambar dan berilah keterangan pada kertas gambar! 2. Sebutkan, apa yang Anda ketahui tentang ciri umum Filum Protozoa! 3. Filum Protozoa dikelompokkan dalam beberapa kelas. Apakah dasar pengelompokan itu? 4. Bagaimana sistem/cara reproduksi pada Protozoa? 5. Banyak hewan avertebrata berukuran kecil. Beberapa kelompok mampu memperbesar ukuran tubuhnya dengan cara meriplikasi segmen-segmen tubuhnya. Selain itu, hewan kecil dapat memperbesar ukurannya dengan membentuk koloni sehingga masing-masing individu dapat saling bekerja sama. Buatlah esai yang membandingkan kedua cara memperbesar ukuran tubuh tersebut! Berilah contoh filum yang melakukannya dan cantumkan setiap sumber pustaka (referensi) yang menjadi acuan Anda menulis esai tersebut!

Jawaban: 1. Jawaban ada pada lembar lampiran.

2. Potozoa merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal, heterogen, meliputi kurang lebih 50.000 spesies yang telah diberi nama dan 20.000 spesies lainnya telah berupa fosil. Ada yang hidup bebas dan sebagiannya lagi hidup secara parasit pada hewan lain terutama hewan tingkat tinggi (Jasin, 1992).

Protozoa termasuk mikroorganisme (micros=kecil, organisme=makhluk hidup), besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/tempat basah, bila keadaan jadi kering akan membuat cyste (kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri. Di

dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup, misalnya : inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vacuola), dan mitokondria. Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakan bakteri/mikroorganisme lain/sisa-sisa organisme (Rusyana, 2011).

Ciri umum filum protozoa Organisme uniseluler (bersel tunggal) Eukariotik (memiliki membran nukleus) Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok) Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) Hidup bebas, saprofit atau parasit Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela (http://id.wikipedia.org/) Berukuran mikroskopis, sekitar 10-200 mikron Bersifat polimorfisme, yaitu memiliki bentuk yang berbeda-beda ada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya (http://vismalogy.blogspot.com/)

3. Filum protozoa dikelompokkan dalam 5 kelas. Pengelompokan ini berdasarkan struktur dan alat geraknya. Menurut Mukayat Djarubito Brotowidjojo (1989) protozoa hidup di dalam air tawar, dalam air laut, tanah yang lembab, atau dalam tubuh hewan yang lain. Protozoa terbagi menjadi 5 kelas, yaitu : 1. Kelas Sarcodina (Rhizopoda) Rhizopoda bergerak dan makan dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu). Hewan-hewan anggota kelas ini bersifat amoeboid, yaitu bentuk tubuhnya tidak tetap (selalu berubah-ubah) karena aliran protoplasma yang membentuk pseudopodia (kaki semu). Tidak semua anggota Rhizopoda itu

telanjang

seperti

amoeba,

misalnya Foraminifera yang

tubuhnya

berselubung. Foraminifera sebagai fosil sangat berguna untuk menentukan umur lapisan batu-batuan, jadi penting dalam geologi dan arkeologi. Beberapa contoh Rhizopoda antara lain Amoeba sp, Foraminifera, Radiolaria, dan Nonion. 2. Kelas Mastigophora (Flagellata) Hewan-hewan yang termasuk kelas ini mempunyai satu atau lebih flagela (bulu cambuk). Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellice, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma. Hidup di air tawar, di laut atau parasit pada organisme lain/manusia. Contoh hewan anggota kelas ini yaitu Euglena, Volvox, Tripanosoma, dan Trichomonas. 3. Kelas Infusoria (Ciliata) Hewan-hewan anggota kelas ini mmpunyai ciliata (rambut getar) untuk brgerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivora dan sebagainya. Ciliata hidup di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organik. Adapun contoh hewan dari Ciliata antara lain yaitu Paramecium sp., Balantidium, Didinium, dan Vorticella. 4. Kelas Sporozoa Umumnya hewan-hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan hidupnya parasit di dalam darah, dalam saluran usus, atau dalam jaringan tubuh lainnya. Berbiak dengan spora dan berlangsung cepat. Penyakit malaria pada manusia dan hewan, penyakit mencret berdarah pada unggas disebabkan oleh hewan-hewan anggota kelas ini. Contoh hewan dari kelas ini yaitu : Plasmodium sp, Babesia dan Theileria.

5. Kelas Suctoria Bentuk muda hewan ini mempunyai cilia yang oleh karena itu beberapa ahli memasukkannya dalam kelas ciliata. Bentuk dewasanya hidup mandiri, mempunyai tentakel dan melekat pada sesuatu benda dengan tentakelnya. Beberapa jenis bersifat parasitis. Tentakel berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak mempunyai cilia. Cara makannya bersifat holozoik. Reproduksi dengan pembentukan tunas-tunas. Adapun contoh hewan dari kelas ini yaitu : Acineta dan Ephelota (Brotowidjojo, 1989). Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat geraknya 1 Rhizopoda (Sarcodina) alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae) Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis) Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina. Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

2

Flagellata (Mastigophora) alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Golongan phytonagellata - Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik) Golongan Zooflagellata, contohnya : - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vector (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.) - Trypanosoma cruzl, penyakit chagas - Trypanosoma evansi, penyakit surra, pada hewan ternak - Leishmaniadonovani, penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis, penyakit keputihan

3

Ciliata (Ciliophora) alat gerak berupa silia (rambut getar) Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.

Balantidium coli menyebabkan penyakit diare. 4 Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak

Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.

Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan Plasmodium.

Jenis-jenisnya antara lain: - Plasmodiumfalciparum, malaria tropika sporulasi tiap hari - Plasmodium vivax, malaria tertiana sporulasi tiap hari ke-3 (48 jam) - Plasmodium malariae, malaria knartana sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam) - Plasmodiumovale malaria ovale (http://free.vlsm.org/)

4. Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :

(http://gurungeblog.wordpress.com/)

1. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal). 2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa

(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamukAnopheles. Spora yang dihasilkan

disebut sporozoid. Perkembangbiakan secara seksual (Generatif) pada Protozoa dengan cara : 1. Konjugasi, yaitu peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah

dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami. 2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk. Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan (http://soerya.surabaya.go.id/).

5. Esai Perbandingan Cara Memperbesar Ukuran Tubuh Avertebrata Dengan Cara Mereplikasi Segmen Tubuh dan Membentuk Koloni Avertebrata adalah golongan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Banyak hewan aertebrata berukuran kecil. Beberapa kelompok mampu memperbesar ukuran tubuhnya dengan cara mereplikasi segmen-segmen tubuhya dan ada pula hewan kecil yang mampu memperbesar ukurannya dengan membentuk koloni sehingga masing-masing individu dapat saling bekerja sama (Tim Avertebrata). Hal ini bertujuan sebagai pertahanan diri dalam melangsungkan kehidupannya, baik sebagai alat perlindungan dari organisme lain maupun membantu dalam mencari makan. Pada avertebrata, filum yang memperbesar diri dengan cara mereplikasi segmen-segmen tubuhnya contohnya Filum Annelida. Filum ini mampu memperbesar dirinya dengan memanjangkan tubuhnya dengan cara mereplikasi segmen-segmen tubuhnya. Segmentasi pada annelida tidak hanya membagi otot dinding tubuh saja melainkan menyekat rongga tubuh dengan sekatan yang disebut septum, yang mengalami segmentasi yaitu sepanjang sumbu anterior dan posterior (Suwigyo dkk.,1998). Sedangkan hewan yang memperbesar ukurannya dengan membentuk koloni contohnya terumbu karang yang termasuk Filum Zoantharia, karena jenis koral merupakan koloni dengan sejumlah besar polip-polip kecil dengan sejumlah koloni tersebut dapat menjadi besar (Suwigyo dkk.,1998). Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel

(http://id.wikipedia.org/wiki/). Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hewan avertebrata mampu memperbesar ukuran tubuhnya dengan cara

mereplikasi segmen tubuh organisme itu sendiri dan membentuk koloni.

Perbedaannya terletak pada cara memperbesar tubuh. Pada hewan yang memperbesar tubuh dengan cara mereplikasi segmen tubuhnya, dilakukan dengan memperpanjang tubuhnya dengan menarik segmennya sehingga semakin besar. Sedangkan pada hewan yang memperbesar tubuh dengan membentuk koloni caranya dengan pertumbuhan koloni baru pada tubuhnya, polip baru tumbuh sehingga semakin lama, tubuhny semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2009.

http://vismalogy.blogspot.com/2009/11/ciri-umum-protozoa-

protista-mirip-hewan.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012.

Anonim.2012.http://free.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0015%20Bio%201-4a.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012.

Anonim.2012.http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Protozoa/materi3.html. pada tanggal 2 Oktober 2012 Diakses

Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2012.

Anonim.

2008.

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/mengenal-

protozoa/. Diakses pada tangga 2 Oktober 2012.

Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta. Jasin, Maskoer. 1992. Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya. Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. ALFABET: Bandung. Suwignyo, Sudiarto. 2005. Avertebrata Air Jilid II. Penebar Swadaya: Jakarta.

LAMPIRAN