lansia

download lansia

If you can't read please download the document

description

kesehatan

Transcript of lansia

BAB I

16

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangMenua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Permasalahan yang sering dihadapi lansiaseiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara anatomis serta berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang kurang, polusi dan radikal bebas, hal tersebut mengakibatkan semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak(Bandiyah, 2009).Otak akan mengalami perubahan fungsikognitifyaitu kesulitan di dalam mengingat kembali, berkurangnya kemampuan di dalam mengambil keputusan dan bertindak lebih lamban. Meskipun gejala penurunan otak ini merupakan hal yang dianggap sebagai suatu keadaan yang fisiologi, namun penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan gangguan kognitif pada manusialansiaini menyebabkanmenurunnya kemampuan memori atau daya ingat (Sarwono, 2010).

Penurunan kemampuan memori atau daya ingat berhubungan dengan penurunan fungsi belahan kanan otak yang berlangsungnya lebih cepat daripada yang kiri hal ini disebabkankarena kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri saja dan jarang menggunakan otak kanan. Padahal untuk mencapai fungsi otak yang maksimal, kerja otak kanan maupun kiri harus seimbang.Para lansia mengalami penurunan berupa kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa wajah orang), sulit berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi kelambanan pada tugas motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam persepsi sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks. Sifat gangguan ini sangat individual, tidak sama tingkatnya satu orang dengan orang lain (Sulianti, 2010).Terjadi penurunan daya ingat yang masih wajar pada beberapa lansia disebut sebagai sifat pelupa keadaan initidak menyebabkan gangguan pada aktifitas hidup sehari-hari, biasanya dikenali oleh keluarga atau teman karena sering mengulang pertanyaan yang sama atau lupa kejadian yang baru terjadi. Perlu observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan demensia yang sebenarnya. Bila gangguan daya ingat bertambah progresif disertai gangguan intelektual yang lain maka kemungkinan besar diagnosis demensia dapat ditegakkan (Sulianti, 2010). Kondisi yang dihadapilansiamerupakan gangguandaya ingat atau gangguanmemori ringan yang dapat digolongkan sebagai sindrom predemensia dan dapat berkembang menjadi demensia. World Alzheimer Reportsmencatat demensia akan menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah. Data WHO tahun 2010 menunjukkan, di tahun 2010 jumlah penduduk dunia yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksi akan melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang (Gustia, 2010). Jumlah penyandang demensia di Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011 (Gitahafas, 2011). Gangguandaya ingatpada lansiayangbisaberkembang menjadi demensia, dapat mengakibatkan lansiamengalami gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (makan, minum, berpakaian, BAB/BAK, dan lain sebagainya), adanya perubahan emosi dan tingkah laku.Lansiadengan demensia akan mengalami ketergantungan di dalam menjalankan semua aktivitasnya karena dia dibantu oleh orang lain, maka untuk itu perlu adanya metode-metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memori dengan cara meningkatkan stimulasi otak, kegiatan seperti membaca, menonton televisi sebaiknya di jadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus.(Bandiyah, 2009). Salah satu upaya untuk mencegah gangguan daya ingat berkembang menjadi dimensia, yaitu dengan melakukan gerakanatau latihan fisik. Seseorang bukannya tidak mau bergerak karena tua, tapi menjadi tua karenatidak mau bergerak. Secara umum, terdapat dua macam latihan yang dapat meningkatkan potensikerja otak yakni meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam otak (brain gym).yaitu kegiatan yang merangsang intelektual yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerak badan (Markam, 2006).Berdasarkan pemikiran di atas, kami menulis makalah ini dengan judulBrain Gym Pada Lansia

Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Trend dan Issue Kebidanan. Selain itu juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang mencegah dan mengatasi masalah kemunduran yang sering terjadi pada fase Lansia.

Sistematika PenulisanAdapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANLatar Belakang Tujuan Penulisan Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN2.1 Konsep Lansia2.1.1Pengertian Lansia2.1.2Batasan Usia Lansia2.1.3Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia2.1.4Penyakit yang Sering Dijumpai Pada Lansia 2.2Konsep Demensia2.2.1Pengertian Demensia2.2.2Penyebab Demensia2.2.3Angka Kejadian Demensia2.2.4Gejala Demensia2.2.5Pencegahan Demensia2.2.6Penatalaksanaan Demensia2.3Konsep Terapi Brain Gym2.3.1Pengertian Brain Gym2.3.2Mekanisme Kerja Brain Gym2.3.3Waktu yang dibutuhkan Dalam Brain Gym2.3.4Batasan Usia Dalam Brain Gym2.3.5Aturan Dalam Brain Gym2.3.6Macam-macam Gerakan Brain Gym2.3.7Kelebihan Terapi Brain GymBAB III PENUTUP3.1Kesimpulan3.2Saran / KritikDAFTAR PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1Pengertian LansiaLansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Pudjiasti & Utomo, 2003). Wlaupun bukan merupakan suatu penyakit, tetapi kondisi ini dapat menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan lansia.

2.1.2Batasan Usia LansiaBanyak pendapat mengenai batasan umur pada lansia. Berikut salah satu pendapat mengenai batasan usia lansia menurut WHO, yaitu :Middle Age/ Usia Pertengahan :45-49 tahunElderly Age/ Usia Lanjut:60-74 tahunOld Age/ Usia Lanjut Tua:72-90 tahunVery Old/ Usia sangat tua:90 tahun

2.1.3Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada LansiaPerubahan yang terjadi pada lansia antara lain perubahan-perubahan pada fisik, mental dan psikososial (Nugroho,2000). Padas sel terjadi penurunan jumlah dan ukurannya lebih besar, mekanisme perbaikan sel terganggu, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intrasel, jumlah sel otak menurun dan otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%. Pada sistem persyarafan terjadi pengecilan syaraf panca indera sehingga mengakibatkan berkurangnya fungsi panca indera. Selain itu terjadi penurunan fungsi juga pada system tubuh yang lain.

2.1.4Penyakit yang sering dijumpai pada lansiaMacam-macam penyakit yang sering dijumpai pada lansia menurut The National Old Peoples Welfare Council, terdapat dua belas gangguan umum pada lansia meliputi: 1) Depresi mental2) Gangguan pendengaran3) Bronkitis kronis4) Gangguan pada tungkai Gangguan pada koksa atau sendi panggul5) Anemia6) Demensia 7) Gangguan penglihatan8) Ansietas9) Dekompensasi kordis10) Diabetes Melitus11)Osteomalasia dan hipotiroidisme12) Gangguan pada defekasi

2.2Konsep Demensia2.2.1 Pengertian DemensiaMenurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Asosiasi Psikogeriatrik Amerika, Demensia adalah kehilangan kemampuan intelektual, termasuk daya ingat yang cukup parah sehingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan yang diakibatkan dari gangguan di otak.

2.2.2 Penyebab DemensiaMenurut Harianti (2008: 9), berdasarkan persepsi yang berkembang di masyarakat, dengan bertambahnya usia, seseorang akan bertambah menjadi pelupa atau demensia, tidak kreatif dan tidak bisa bekerja lagi. Hal ini tentu saja tidak benar. Demensia sebenarnya bukan karena faktor usia orang menjadi pikun. Beberapa faktor penyebab demensia antara lain sering mengonsumsi jenis obat tertentu, penyakit, gizi yang kurang baik dan memercayai anggapan yang beredar bahwa usia yang menua akan membuat seseorang menjadi pelupa atau demensia.Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya mengungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas. Infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang yang bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, kemudian menyebabkan radang di jaringan tersebut. Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya demensia pada orang dewasa maupun lansia.

2.2.3Angka KejadianBertambahnya usia memang membawa akibat menurunnya kemampuan memori secara wajar dan dianggap tidak ada kaitannya dengan demensia. Berbagai penelitian menemukan angka kejadian demensia sebesar 35 persen pada usia di atas 65 tahun. Ada pula studi yang menemukan angka kejadian 39 persen pada usia 50-59 tahun, dan 85 persen pada usia di atas 80 tahun (Suara Merdeka, 30-06-2010).

2.2.4Gejala DemensiaGejala Demensia menurut American Academy Family Physicians (2001):Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupaLupa kata-kata atau tata bahasa yang tepatPerasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah, atau mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitasTersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumahTidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari

2.2.5Pencegahan DemensiaBeberapa cara untuk mencegah pikun adalah: berolahraga fisik, makan makanan yang sehat untuk tubuh dan otak, selalu aktif berpikir dengan cara membaca, menulis, melukis atau kegiatan berpikir lainnya, tidur teratur dan cukup, melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya.

2.2.6Penatalaksanaan DemensiaDalam penanganan menurut A. Tjahyanto dan Surilena (2009), Tujuan utama penanganan demensia adalah agar penderita dapat mengoptimalkan kemampuan yang masih ada serta memperbaiki kualitas hidupnya,terapi farmakologis dan terapi non farmakologis yang diterapkan dapat menghambat progresivitas demensia . Terapi farmakologis berupa asetilkolinesterase inhibitor (AChE-inhibitor atau penghambat asetilkolinesterase), yang memperbaiki sistem kolinergik kerja otak melalui peningkatan konsentrasi ACh. Telah terbukti bahwa pasien demensia mengalami penurunan ACh (asetilkolin) di korteks otak secara progresif. Di balik kehebatan ACh-E inhibitor itu, tentunya terdapat pula kelemahan. Di samping, efek samping yang sering terjadi akibat mengkonsumsi obat seperti mual, muntah, diare, penurunan berat badan, dan ketidakmampuan menjaga keseimbangan tubuhnya, AChE-inhhibitor tidak dapat menghentikan progresivitas perburukan demensia di tingkat selular. Selain itu, AChE inhibitor tidak mampu memperbaiki degenerasi saraf kolinergik otak, yang terus berlangsung selama pasien mengalami demensia. Obat ini hanya mampu memperlambat di samping meningkatkan perangsangan motorik melalui peningkatan neurotransmitter ACh dalam darah. Hingga saat ini, terapi farmakologis telah dijelaskan di atas belum mampu memperbaiki NFTs dan SPs dalam sel otak demensia. Sedangkan terapi nonfarmakologis. Tiga bentuk terapi non-farmakologis pasien-pasien demensia adalah: 1) Managing the family2) Managing the environment3) Mananging the patientTujuan penatalaksaan non-farmakologis dimaksudkan untuk memperbaiki orientasi realitas pasien, memodifikasi perilaku, membantu keluarga dalam pembuatan program aktivitas harian.

2.3Konsep Terapi Brain Gym2.3.1 Pengertian Terapi Brain GymTerapi Brain Gym adalah senam otak yang bertujuan untuk memicu otak agar tidak kehilangan daya intelektualnya dan awareness-nya. Senam otak adalah senam ringan yang dilakukan dengan gerakan menyilang, agar terjadi harmonisasi dan optimalisasi kinerja otak kanan dan otak kiri. (Budhi, 2010). sedangkan Brain gym menurut Dennison (2008) adalah program pelatihan otak yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Program ini awalnya dirancang untuk mengatasi gangguan belajar pada anak-anak dan orang dewasa.

2.3.2Mekanisme Kerja Brain GymBrain gym dapat dilakukan oleh orang lanjut usia (lansia). Pada umumnya, lansia mengalami penurunan kemampuan otak dan tubuh. Penurunan inilah yang membuat lansia mudah sakit, tidak kreatif, tidak bisa bekerja lagi dan mundurnya fungsi intelektual berupa mudah lupa atau sampai pada kemunduran yang ditandai dengan kepikunan. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan brain gym. Brain gym dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi, yakni lateralitas-komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan-pengaturan. Brain gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga gerakan-gerakan yang bisa merangsang kerja dan berfungsinya otak secara optimal. Pada Brain gym akan didapatkan kebugaran otak yang ditandai dengan aliran darah menuju otak lancar atau pasokan Volume O2 maksima memadai. Volume O2 maksimal merupakan kemampuan pengambilan oksigen oleh jantung dan paru-paru, sehingga aliran darah ke semua jaringan tubuh termasuk otak lebih banyak dan mempengaruhi otak untuk bekerja maksimal. Dengan melakukan brain gym kualitas hidup lansia pun akan semakin meningkat (Ag Masykur & Fathani, 2008: 124).

2.3.3 Waktu yang Dibutuhkan dalam Brain GymBrain gym juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja oleh siapa saja khususnya lansia. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari.

Batasan Usia dalam Brain Gym

Brain gym tidak saja berguna untuk lansia, tetapi juga segala umur. (Ag Masykur & Fathani, 2008: 124).

2.3.5 Aturan dalam Brain GymMenurut Ag Masykur & Fathani (2008:132) sebelum lansia memulai brain gym, ia harus menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan, untuk dapat belajar dan berpikir dengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari positif, aktif, clear (jelas) dan energetis. Untuk menjalankan PACE ini, harus memulainya dengan energetis (minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif (melakukan gerakan silang), positif (melakukan kiat rileks) dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan senam yang lain.

2.3.6 Macam-macam Gerakan Brain GymDenisson (2008:1) mengatakan bahwa otak dibagi ke dalam 3 ( tiga ) fungsi yakniDimensi Lateralis

Gerakan Silang (Cross Crawl)

Cara melakukan gerakan : Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau jalan di tempat. Untuk menyeberang garis tengah sebaiknya tangan menyentuh lutut yang berlawanan. Fungsinya : Meningkatkan koordinasi kiri/kanan, memperbaiki pernafasan dan stamina, memperbaiki koordinasi dan kesadaran tentang ruang dan gerak, dan memperbaiki pendengaran dan penglihatan.Delapan Tidur (Lazy 8)

Cara melakukan gerakan : Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai dengan menggerakkan kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan tidur. Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua tangan. Fungsinya : melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan bahu pada waktu memusatkan perhatian dan meningkatkan kedalaman persepsi, meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan koordinasi.Coretan Ganda (Double doodle)

Cara melakukan gerakan : Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah. Coretan ganda dalam bentuk nyata seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati, dan sebagainya. Lakukan dengan kedua tangan. Fungsinya : kesadaran akan kiri dan kanan, memperbaiki penglihatan perifer, kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta keterampilan khusus tangan dan mata, memperbaiki kemampuan olahraga dan keterampilan gerakan.Dimensi Pemfokusan

a. Burung Hantu (The Owl)Cara melakukan gerakan : Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik napas saat kepala berada di posisi tengah, kemudian embuskan napas ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Ulangi gerakan dengan tangan kiri. Fungsinya : melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu yang timbul karena stress, menyeimbangkan otot leher dan tengkuk (Mengurangi sikap tubuh yang terlalu condong ke depan), dan menegakkan kepala (Membantu mengurangi kebiasaan memiringkan kepala atau bersandar pada siku).Mengaktifkan Tangan (The Active Arm)

Cara melakukan gerakan : luruskan satu tangan ke atas, tangan yang lain ke samping kuping memegang tangan yang ke atas. Buang napas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan keempat jurusan (depan, belakang, dalam dan luar), sementara tangan yang satu menahan dorongan tersebut. Fungsinya : peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa fokus berlebihan, pernafasan lebih lancar dan sikap lebih santai, dan peningkatan energi pada tangan dan jariLambaian Kaki (The Footflex)

Cara melakukan gerakan : cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki, betis dan belakang lutut, satu persatu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan atau digerakkan ke atas dan ke bawah. Fungsinya : sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks, lutut tidak kaku lagi,dan kemampuan berkomunikasi dan memberi respon meningkat.Luncuran Gravitasi (The Gravitational glider)

Cara melakukan gerakan :Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan dengan tangan ke depan bawah, buang nafas waktu turun dan ambil nafas waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki. Fungsinya : merelaksasikan daerah pinggang, pinggul dan sekitarnya, tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu kesatuan.Pasang kuda-Kuda (Grounder)

Cara melakukan gerakan : Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini untuk menguatkan otot pinggul (bisa dirasakan di kaki yang lurus) dan membantu kestabilan punggung. Ulangi 3x, kemudian ganti dengan kaki kiri. Fungsinya : keseimbangan dan kestabilan lebih besar, konsentrasi dan perhatian meningkat, dan sikap lebih mantap dan relaks.

Dimensi Pemusatan

Air (Water)

Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk hubungan elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf, menyimpan dan menggunakan kembali informasi secara efisien. Minum air yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan lain yang menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah kira-kira 2 % dari berat badan per hari. Fungsinya : konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental), melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial, kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat, koordinasi mental dan fisik meningkat (Mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan perubahan neurologis).Sakelar Otak (Brain Buttons)

Cara melakukan gerakan :Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada), dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Fungsinya: keseimbangan tubuh kanan dan kiri, tingkat energi lebih baik, memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa meringankan stres visual, juling atau panoangan yang terus-menerus), dan otot tengkuk dan bahu lebih relaks.Tombol Bumi (Earth Buttons)

Cara melakukan gerakan : Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan yang lain di pusar dengan jari menunjuk ke ba-wah.Ikutilah dengan mata satu garis dari lantai ke loteng dan kembali sambil bernapas dalam-dalam. Napaskan energi ke atas, ke tengah-tengah badan. Fungsinya : kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan mental), kepala tegak (tidak membungkuk), dan pasang kuda-kuda dan koordinasi seluruh tubuh.Tombol imbang (Balance Buttons)

Cara melakukan gerakan : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di lekukan tulang bawah tengkorak dan letakkan tangan satunya di pusar. Kepala sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas dengan baik selama 1 menit. Kemudian sentuh belakang kuping yang lain. Fungsinya : perasaan enak dan nyaman, mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada bahu, dan mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuhTombol Angkasa

Titik positif dengan kedua ujung jari tangan selama 30 detik sampai dengan 30 menit. Fungsinya Space Buttons)Cara melakukan gerakan : Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain pada tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke arah atas tulang punggung. Fungsinya : kemampuan untuk relaks, kemampuan untuk duduk dengan nyaman, lamanya perhatian meningkat.Pasang Telinga (The Tinking Cap)

Cara melakukan gerakan: Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas sampai ke bawah 3x sampai dengan 5x.Fungsinya : energi dan nafas lebih baik, otot wajah, lidah dan rahang relaks, fokus perhatian meningkat, dankeseimbangan lebih baik.Kait relaks (Hook-Ups)

Cara melakukan gerakan : Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawa, jari-jari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas. Tahap kedua, buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus, di dada atau dipangkuan, sambil bernapas dalam 1 menit lagi. Fungsinya : keseimbangan dan koordinasi meningkat, perasaan nyaman terhadap lingkungan sekitar (Mengurangi kepekaan yang berlebihan), dan pernafasan lebih dalam.Titik Positif (Positive Point)

Cara melakukan gerakan: Sentuhlah: mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat dan ketrampilan, menghilangkan refleks.2.3.7Kelebihan Terapi Brain GymBanyak kelebihan dari terapi Brain gym, beberapa antara lain : Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress, dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit), tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, dapat dipakai dalam semua situasi, meningkatkan kepercayaan diri, menunjukkan hasil dengan segera.

Gambar 2.1Gerakan Brain Gym

Cross crawls (Gerakan Silang)Untuk mengaktifkan indera kinestetik, sentuhlah tiap tangan ke lutut yang berlawananGerakan silang sambil duduk (dengan menggerakkan kaki dan tangan yang berlawanan)

Kemampuan Akademik :MengejaMenulisMendengarkanMembaca dan memahami/mengerti

Lazy eight's ( 8 Tidur)Angka 8 digambar dalam posisi tidur dengan titik tengah yang jelas :Gerakan tangan mulai dari titik tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah naik ke titik titik tengah lagi dan terus ke kanan atas, berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian seterusnya

Kemampuan Akademik :Mekanisme membacaPengenalan simbolPengertian membaca

Double doodle (Coretan Ganda)Ini adalah kegiatan menggambar di kedua sisi tubuh yang dilakukan pada bidang tengah untuk menunjang kemampuan agar mudah mengetahui arah dan orientasi yang berhubungan dengan tubuh :Coretan ganda dalam bentuk nyata seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati, dsb.Lakukan dengan kedua tangan.

Kemampuan Akademik :Mengikuti petunjukMemahami/mengerti dan membuat simbolMenulis, mengeja & menghitung

The elephant (Gajah)Gerakan gajah mengaktifkan bagian dalam telinga untuk keseimbangan dan kesetimbangan yang lebih baik, juga mengintegrasikan otak untuk mendengar dengan kedua telinga, membuat relaks otot tengkuk yang tegang akibat dari terlalu banyak membaca.

Kemampuan AkademikPemahaman mendengarBerbicaraMengejaMengingat secara berurutan

Dimensi PemfokusanUntuk menstimulasi bagian belakang otak (Batang otak ataubrainstem) dan bagian depan otak (frontal lobes). Ketidakmampuan menstimulasi bagian tersebut akan mengakibatkan kurang mampu mengekspresikan diri sendiri dan ikut aktif dalam proses belajar, dengan kata lain disebut kurang perhatian, kurang pengertian, terlambat bicara atau hiperaktif.

The owl (Burung Hantu)Gerakan burung hantu dimaksudkan untuk melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu yang timbul karena stress, khususnya ketika mengangkat buku berat atau ketika mengkoordinasikan mata untuk membaca atau kemampuan melihat dekat lainnya.Murid memijat satu bahu untuk membuat relaks otot leher yang tegang sambil menggerakkan kepala perlahan

Kemampuan Akademik :mendengar dengan pemahamanpidato atau laporan lisanperhitungan matematikaingatankomputer atau kerja lain yang memakai papan tombol

Theactive arm (Mengaktifkan Tangan)Mengaktifkan tangan untuk mengaktifkan gerakan motorik kasar dan halus:Aktifkan satu tangan (lihat gambar) dan kepala tetap rileksPada saat melakukan gerakan murid mengembuskan napas dalam hitungan delapan atau lebih

Kemampuan Akademik :Menulis indahMengejaMenulis kreatif

Thegravitational glider (Luncuran Gravitasi)Gerakan ini untuk merelakskan daerah pinggang, pinggul dan sekitarnya.:Dapat dilakukan dengan berdiri atau duduk yang nyamanMurid duduk dengan menyilangkan kaki dipergelangannya dan merentangkan tangan depan, lalu meluncurkannya ke daerah kaki

Kemampuan Akademik :Pemahaman waktu membacaMencongakPemikiran abstrak

The rocker (Olengan Pinggul)Olengan pinggul mengendorkan punggung bawah dan tulang kelangkang, juga menstimulasi saraf di pinggul yang melemah karena terlalulama duduk.Untuk melindungi tulang ekor, lakukan olengan pinggul di atas alas (bantal/matras) dengan tangan atau lengan sebagai penyangga badan

Kemampuan Akademik :

Mengoperasikan mesin (komputer, motor, mobil)Perhatian & pemahaman

Dimensi PemusatanUntuk menstimulasi system limbis (midbrain) yang berhubungan dengan emosi dan otak besar (cerebral cortex) untuk berpikir abstrak. Ketidakmampuan untuk menstimulus bagian tersebut akan ditandai oleh ketakutan yang tak beralasan, cenderuk bereaksi berjuang atau melarikan diri, atau ketidakmampuan untuk merasakan atau menyatakan emosi.

Brain buttons (Sakelar Otak)Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada) dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar.

Kemampuan Akademik :Kemampuam membacaKoordinasi tubuh

Earth buttons (Tombol Bumi)Ujung jari satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung lainnya di pinggir atas tulang kemaluan ( 15 cm di bawah pusar).

Kemampuan Akademik:Kemampuan membaca.

Balance buttons (Tombol Imbang)Biarkan murid menyentuh Tombol Imbang yang terdapat di belakang telinga, pada sebuah lekukan di batas rambut antara tengkorak dan tengkuk (4-5 cm kek iri dan kekanan dari garis tengah tulang belakang). Sementara tangan yang satunya menyentuh pusar selama 30 detik, lalu ganti dengan tangan yang satunya lagi. Dagu relaks dan kepala dalam posisi normal menghadap ke depanKemampuan Akademik:Pengertian tentang hal-hal tersiratMengenali berbagai sudut pandangPenilaian kritik dan pengambil keputusanKeterampilan mengeja dan matematika.

Space buttons (Tombol Angkasa)Letakkan satu tangan di atas bibir di garis tengah depan, yang lain di garis tengah belakang pada tulang ekor atau lebih ke atas agar aman dan sopanKemampuan Akademik:Keterampilan mengaturKemampuan membacaKonsentrasi pada tugasMeningkatkan minat dan motivasi

The thinking cap (Pasang Telinga)Gerakan ini menolong murid memusatkan perhatian pada pendengarannya. Dengan ibu jari dan telunjuk, pijat secara lembut daun telinga sambil menariknya keluar, mulai dari ujung atas, menurun sepanjang lengkungan dan berakhir di cupingKemampuan Akademik :Pemahaman ketika mendengarBerbicara, menyanyi, tampil di depan umumBerbicara dalam hati dan penyampaian lisanMengeja.

Hook-ups (Kait Relaks)Sambil duduk, murid menyilangkan pergelangan kaki kiri ke atas kaki kanan. Silangkan pergelangan tangan kirinya ke atas tangan kanan, lalu menjalinkan jari-jari, menarik kedua tangan, dan meletakkannya di dada. Sambil menutup mata, bernapas dalam dan relaks selama 1 menitKemampuan Akademik:Mendengar dan berbicara lebih jelasMenghadapi tes dan tantangan sejenisBelajar dengan papan ketik

The energetic yawn (Menguap Berenergi)Menguap baik jika dibarengi dengan menyentuh tempat-tempat tegang di rahang yang dapat menolong menyeimbangkan tulang tengkorak dan menghilangkan ketegangan di kepala dan rahangKemampuan Akademik :Membaca dengan suaraMenulis kreatifBerbicara di depan umum

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanLansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Pudjiasti & Utomo, 2003). Salah satu masalah yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah demensia yang lebih dikenal dengan kepikunan. Untuk mencegah demensia pada lansia tersebut, solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan melakukan brain gym. Brain gym bisa dilakukan kapan pun, dimana pun dan gerakan brain gym sederhana dan mudah untuk dilakukan. Macam-macam gerakan brain gym adalah 1) dimensi lateralis (gerakan silang, 8 tidur (lazy 8), coretan ganda, 2) dimensi pemfokusan ( burung hantu, mengaktifkan tangan, lambaian kaki ), 3) dimensi pemusatan ( Air (water), sakelar otak, tombol imbang, tombol angkasa, pasang telinga, kait relaks. Brain gym berpengaruh terhadap pencegahan demensia pada lansia karena gerakan brain gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak. Selain itu, bisa membantu menyeimbangkan kedua belahan otak untuk bekerja, mempertajam konsentrasi, bahkan meningkatkan kreatifitas & percaya diri para lansia. Dengan demikian, brain gym akan meningkatkan kualitas hidup pada lansia.

3.2SaranUntuk mencegah demensia bisa dilakukan dengan mengaplikasikan brain gym. Gerakan-gerakan brain gym yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan lansia dan saat melakukan brain gym lansia tidak dalam keadaan terpaksa.

.