Lanjutan Bab 8

4
Hipotesis mengenai CD95 dan ligannya (CD95L) Interaksi antara CD95 dan ligannya yaitu, CD95L, telah lama dikenal dalam bidang imunologi yang berperan memicu reaksi apoptosis. Mekanisme interaksi CD95-CD95L umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel (cell turnover), pemusnahan sel-sel tumor, respon antiviral dan yang terpenting adalah untuk melinfungi organ-organ tertentu dari aktivitas sel-sel imun, contohnya pada organ-organ yang harus dilindungi seperti mata dan testis (rgan-organ bersifat immuno-privileged). Mekanismenya adalah sel-sel imun memiliki ekspresi CD95L sementara oragan-organ yang harus dilindungi memiliki ekspresi CD95, sehingga apabila sel-sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel- sel imun tersebut sehingga organ-organ tersebut akan terlindungi. Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel-sel trofoblas mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis sel-sel limfosit T yag mengekspresikan CD95L. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel-sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel- sel maternal apabila sel-sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel-sel tropoblas.

description

.

Transcript of Lanjutan Bab 8

Page 1: Lanjutan Bab 8

Hipotesis mengenai CD95 dan ligannya (CD95L)

Interaksi antara CD95 dan ligannya yaitu, CD95L, telah lama dikenal dalam bidang imunologi yang berperan memicu reaksi apoptosis. Mekanisme interaksi CD95-CD95L umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel (cell turnover), pemusnahan sel-sel tumor, respon antiviral dan yang terpenting adalah untuk melinfungi organ-organ tertentu dari aktivitas sel-sel imun, contohnya pada organ-organ yang harus dilindungi seperti mata dan testis (rgan-organ bersifat immuno-privileged). Mekanismenya adalah sel-sel imun memiliki ekspresi CD95L sementara oragan-organ yang harus dilindungi memiliki ekspresi CD95, sehingga apabila sel-sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel-sel imun tersebut sehingga organ-organ tersebut akan terlindungi.

Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel-sel trofoblas mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis sel-sel limfosit T yag mengekspresikan CD95L. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel-sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel-sel maternal apabila sel-sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel-sel tropoblas.

Hipotesis Mengenai Aneksin II

Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif. Aneksin adalah membrane associated protein yang umumnya dihasilkan baik oleh sel-sel normal maupun sel-sel tumor. Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampi untuk menghasilkan aneksin. Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa aneksin II dapat menghambat proliferasi sel-sel limfosit dan juga menghambt produksi antibodi igG ataupun igM oleh sel-sel imun maternal. Oleh karena itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi sistem imun maternal kepada embrio

Page 2: Lanjutan Bab 8

Hipotesis Mengenai Rendahnya Aktivitas Komplemen

Dalam sistem imun innate, komplemen memegamg suatu peranan yang cukup penting dalam menghancurkan sel-sel tumor atau asing, dengan cara bekerja sama dengan antibodi. Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel tersebut selanjutnya antibodi akan bergabung dengan komplemen untuk menghasilkan Membrane Attack Compelx (MAC) yang mampu melubangi permukaan sel yang memiliki antigen asingtersebut sehingga sel tersebut akan mengalami kehancuran. Namun, terdapat beberapa faltor yang dapat menghambat mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adala Membrane Complement Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibodi dengan komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen; atau terdapatnya peningkatan Decay Accelerating Factor (DAF), dimana faktor tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran komplemen. Terjadinya hambatan pada kerja komplemen dapat melindungi sel-sel trofoblas yang memiliki antigen paternal untuk dapat dihancurkan oleh sistem imun maternal.

Hipotesis Mengenai Penyembunyian Antigen Trofoblas

Hipotesis ini bersifat spekulatif. Diperkirakan masing-masing antigen paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibody dan materi-materi fibrin , atau kapisan sialomusin. Selain itu ada pula teori terbentuknya antiidiotipik antibodi terhadap antibodi yang mengenali antigen paternal pada sel-sel trofoblas, sehingga antibodi tersebut tidak dapat mengaktivasi sistem imun lainnya. Hal-hal tersebut diatas akan menyembunyikan ekspresi ntigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari sistem imun maternal.

Page 3: Lanjutan Bab 8

Kesimpulan

Bagaimana suatu kehamilan dapat bertahan didalam rahim seorang ibu masih menjadi sebuah tanda tanya besar dan masih menjadi suatu paradoks dalam bidang imunologi. Diperkirakan toleransi sitem imun maternal terhadap antigen paternal janin disebabkan oleh kerjasama berbagai sistem dan mekanisme baik dari sisi janin maupun sisi maternal. Meski demikian, mungkin hanya sebagian kecil sajalah yang benar-benar memiliki peranan penting dalam mempertahankan suatu kehamilan.