Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori...

23
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka tentang kemampulaban, studi tentang pedagang keliling, kerangka konsep tentang kemampulabaan, manfaat pedagang sayur keliling di sektor informal, dan sektor informal bagiperkembangan Indonesia. 2.1. Landasan Teori Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentang kemampulabaan, landasan teori tenatang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan pedagang dan landasan teori tentang hubungan antara variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang keliling. 2.1.1. Kemampulabaan Tujuan setiap perusahaan adalah profitabilitas,atau kemampuan laba kemamuran bagi pemiliknya, mempertahankan kelangsungan hidup. Kemampulabaan ditetukan oleh besarnya laba yang mengetahui berhasil tidaknya perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laba yang diperoleh. Dapat dikatakan semakin besar laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan, semakin berhasil pula perusahaan. Dengan adanya laba yang terus menerus dalam setiap periode produksi, peluang perusahaaan untuk meningkatkan usahanya semakin besar misalnya menambah modal atau menambah investasi dan menambah produksi.

Transcript of Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori...

Page 1: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan tinjauan pustaka tentang kemampulaban, studi tentang

pedagang keliling, kerangka konsep tentang kemampulabaan, manfaat pedagang

sayur keliling di sektor informal, dan sektor informal bagiperkembangan

Indonesia.

2.1. Landasan Teori

Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentang

kemampulabaan, landasan teori tenatang hubungan antara biaya hidup dan

kemampulabaan pedagang dan landasan teori tentang hubungan antara variasi

pekerjaan dan kemampulabaan pedagang keliling.

2.1.1. Kemampulabaan

Tujuan setiap perusahaan adalah profitabilitas,atau

kemampuan laba kemamuran bagi pemiliknya, mempertahankan

kelangsungan hidup. Kemampulabaan ditetukan oleh besarnya laba

yang mengetahui berhasil tidaknya perusahaan salah satunya dapat

dilihat dari laba yang diperoleh. Dapat dikatakan semakin besar laba

yang diperoleh oleh suatu perusahaan, semakin berhasil pula

perusahaan. Dengan adanya laba yang terus menerus dalam setiap

periode produksi, peluang perusahaaan untuk meningkatkan usahanya

semakin besar misalnya menambah modal atau menambah investasi

dan menambah produksi.

Page 2: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

10

Laba akan diperoleh jika pendapatan lebih besar dari pada

biaya, sedangkan bila biaya lebih besar dari pada pendapatan maka

disebut rugi., kata lain rugi adalah laba negative

Menurut Ahmad Firdaus ( 2008:60) mengemukakan tiga

pengertian laba yaitu:

1. Laba sebagi kompensasi ( reward ) karena seseorng berani

menanggung resiko. Besar kecilnya laba yang diperoleh

perusahaan.

2. Laba adalah kompensasi karena seseorng berhasil didalam

inovasi. Dikarenakan seseoarng berani berperan dalam inovasi

maka baginya ada kemungkinana memperoleh kmpensasi.

3. Laba adalah kompensasi adanya perubahan dibidang

perekonomian. Tanpa perlu perubahan tidak ada laba.

Laba normal dapat pula disebut titik pulang pokok atau Brek

Even Point, yaitu dimana perusahaan tidak menderita rugi

maupunmemperoleh laba .Dapat dikatakan pula bahwa pendapatan

perusahaansama dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Selain itu ada beberapa macam pengertian laba secara teoritis,

diantaranya:

1. Laba sebagai ganjaran (reword) karena orang berani

menangung resiko. Besar kecilnya resiko akan menetukan besar

Page 3: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

11

kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Makin besar resiko

makin besar kemungkinan memperoleh laba.

2. Laba sebagai ganjaran karena orang berhasil dalam berinovasi.

Karena orang berani perperan dalam berinovasi, maka baginya

ada kemugkinan memperoleh ganjaran. Bila inovasi ini gagal

akan menderita rugi. Tanpa berinovasi orang tidak akan

memperoleh laba. Dengan kata lain laba mendorong oranguntuk

mengadakan inovasi.

3. Laba sebagai keuntungan. Bagi ekonom, laba merupakan

percampuran elemen-elemen yang berbeda tanpa berubahan laba. Jadi

orang akan terus jika ada imbalan usahanya setelah orang mengeluarkan

sebagai pengorbanan atau biaya biaya dan juga menangung resiko-resiko,

tentu saja yang diinginkan adalah laba sebagi keuntugan atas usahanya.

Dengan adanya keuntungan atas usaha seseorang, orang akan merasa

usahanya tidak sia sia. Laba yang terus akan mendorong seseorng untuk

mengadakan inovasi atau penemuan penemuan baru, missal dngan

menciptakan produk baru dan memperluas usahanya. Samuelson dan

Nordhaus ( 2003 : 321 )

Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest

and taxses ) dapat dirumuskan:

π= TR - TC

Dimana:

π : Laba

TR: Penerimaan total atau revenue

Page 4: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

12

TC: Biaya total atau total cost (Pratama dan Manurung : 133).

Selain laba juga dikenal dengan kemampulabaan.

Kemampulabaan atau rate of return mempunyai sinonim yang banyak

diantara, diantaranya rentabilitas, profitabilitas, dan earning power

laba dan kemampulabaan adalah dua hal yang berbeda.

adalah kemamapuan untuk memeperoleh jumlah tersebut.

Kemampulabaan itu ada antara lain disebabkan oleh tersedianya

kemudahan dalam bentuk modal. Dengan demikian dapat dikataan bahwa

kemampulabaan atau rate of retrun adalah kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba dengan modal yang ditanam

Kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel adalah

kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan

laba dalam satu kali penjualan. Rasio profitabilitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity (ROE).

Ketegori tingkat kemampulabaan dapat diketegorikan dengan

rumus sell and jorne ( W. Gulo : 24) sebagai berikut :

Range : 25,43

K : (2 x 55)0,3333

: 3

I : 9

Dengan terbagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu :

4,43 - 13,43 = Kemampulabaan Rendah

13,43 - 22,43 = Kemampulabaan Sedang

22,43 - 31,43 = Kemampulabaan Tinggi

Page 5: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

13

Dengan demikian indikator yang digunakan dalam

kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel tersebut antara

lain:

a) profit margin adalah perbandingan antara laba yang diperoleh

pedagang sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan.

Profit margin berada dalam rentang 10% sampai dengan 100%,

untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam

3 kategori yaitu:

Tinggi apabila profit margin diatas 22,43%, maka diberi skor 3

Sedang apabila profit margin diantara 13,43%-22,43%, maka

diberi skor 2 Rendah apabila profit margin dibawah 13,43%,

maka diberi skor 1

b) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang

diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan

modal yang telah dikeluarkan. ROE akan dikategori menjadi 3

kategori, yaitu:

Tinggi apabila ROE diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang

apabila ROE diantara 13,43%-22,43%%, maka diberi skor 2

Rendah apabila ROE dibawah 13,43%, maka diberi skor 1

Penskoran dari kedua indikator akan digunakan sebagai acuan

untuk menerangkan tingkat kemampulabaan pedagang sayur keliling.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemampulabaan petani sayur maka

kedua indikator tersebut diberi notasi (Y) dari Y1, Y2. Tingkat

Page 6: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

14

kemampulabaan berada dalam rentang 0 – 100%, untuk kepentingan

analisis maka skor akhir dikategorikan dalam kategori yaitu:

Tinggi : Jika tingkat kemampulabaan > 22,43 %

Sedang : Jika tingkat kemampulabaan = 22,43 %

Rendah : Jika tingkat kemampulabaan < 22,43 %

Kemampulabaan adalah perbandinggan antara laba yang

diperoleh dengan modal yang diguanakan untuk memeperoleh laba

tersebut.

Kemampulabaan menujukan keberhasilan perusahaan,

sebabitu menjadi ukuran yang terakir. Sebelum mengambil

kesimpulan tentang kemampulabaan sebagai ukuran keberhasilan,

perlu memperhatikan beberapa hal, Misalnya faktor-faktor ekstern

dalam perusahaan yaitu kenaikan harga dan permintaan yang

mendadak naik.

Kemampulabaan dapat dinyatakan dalam rumus:

K = Y1 + Y2 X 100% 6

Dimana: K : kemamapulabaan Y1 : Profit marjin Y2 : ROE 6 : Nilai maksimal yang mungkin sebagai perkalian dari penyekoran kedua indikator tersebut. Skripsi Susi ( 2012 : 21 )

Page 7: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

15

Jika pendapatan dinaikan, sedang modal tetap, maka laba akan

naik. Begitu pula jika pendapatan tetap, tapi kebutuhan akan modal

dikurangi, maka laba akan naik.

Rate of retrun on equity atau kemampulabaan dibedakan menjadi

tiga yaitu:

1. Rate of retrun on equity atau rentabilas modal sendiri

yang dimaksud rate of retrun onequity adalah kemampuan

menghasilkan laba dari modal sendiri yang ditanam didalam

perusahaan. Disini ditekankan adalah jumlah modal sendiri.

2. Rate of retrun on invesmant

Yang dimaksud rate of retrun oninvesman adalah kemampuan

menghasilkan laba dari seluruh modal yang diperlukan didalam

perusahaan.

3. Operating incame onoperating asset yakni antara laba sebelum

harga dan pajak ( laba operating atau EBIT) dengan aktiva

operasi ( akitifa yang secara aktif digunakan didalam operasi

perusahaan). Biaya aktiva operasi sama dengan total aktiva

dikurangi aktiva lain. James and Jhon (2001 : 180)

.’’Dilhat dari asalnya, modal dapat dibedakan menjadi modal

ekstern dan modal intern. Modal ekstern adalah modal berasal dari luar

perusahaaan itu sendiri, misalnya laba yang tidak dibagi cadangan-

Page 8: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

16

cadanganyang disisikan guna perluasan usaha, penyusutan yang belum

digunakan untuk membeli harta baru penganti disusut.”

Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha modal

dibedakan antara modal tetap ( fixed capital ) yaitu semua benda-benda

modal yang diperguanakan terus menerus dalam jangka lama pada

kegiatan produksi seperti misalnya tanah, gedung, mesin, alat pekakas

dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan modal bekerja ( working

capital) yakni modal untuk membiayai operasai perusahaan seperti

pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai, membiayai pengiriman

dan transportasi, biaya penjualan dan reklame, biaya pemeliharaan dan

sebagainya.

Dengan demikian modal dalam arti sempit juga dapat disamakan

dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai barang.

Misal dalam bidang perdagangan modal dapat diartikan seluruh biaya

yang dikelurkan untuk membeli jumlah barang dagangan dalam satu kali

pembelian. Jika dalam hal ini maka biaya tetap seperti bronjong, motor

tidak diperhitungkan. Modal atau biaya yang dikeluarkan pedagang

dalam satu kali masa pembelian. Biaya total adalah jumlah seluruh biaya

dan biaya variable. Jika biaya tetap tidak dimasukan dalam perhitungan,

maka biaya total sama dengan biaya variable. Biaya itulah sama dengan

modal dalam satu kaliusaa. Selain dipengaruhi oleh laba sedangkan laba

mempunyai hubungan penerimaan dan pengeluaran atau biaya.

Page 9: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

17

Pendapatan laba perusahaan harus melakukan proses produksi.

“Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan

yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah ( utility) suatu benda. Ini

dapat berua kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah

bentuk atau menghasilkan barang baru ( Utility of farm ). Dapat pula

meningkatkan kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang

mengakibatkan dapat berpindah kepemilikan suatu benda dari satu

tangan sesorang, misalnya dengan transaksi jual beli ( Utility of

possession ) Suatu barang yang nilai kegunaanya pada suatu saat( panen )

rendah, akan menjadi tingi nilainya atau disimpan sampai datang waktu

pengunaan ( utility of time), misalnya kegiatan menyimpan barang atu

pergudangan. Dapat juga nilai suatu benda bertambah karena adanya

kegiatan yang membawa atau memindahkan benda itu ketempat lain

yang lebih memperlukan ( Utility of place) misalnya jasa angkut”.

Jadi produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau

meningkatkan kegunaan barang yang dapat dilakukan atau meningkatkan

kemampuan barang yang dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk

barang ( Utility of farm ), memindakan tempat (utility of place ),

mengatur waktu pemakaian ( utility of time), dan memindahkan

kepemilikan (possession or ownership utility ). Dibidang perdagangan

produksi dilakukan dengan cara mengubah bentuk misalnya membeli

barang mentah kebarang jadi atau setengah jadi.

Page 10: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

18

Dalam pelaksanan kegiatan produksi setiap pedagang sayur

keliling dapat berupa modal, skill, tenaga kerja dan mesin. Pada umunya

factor-factor produksi tidak diperoleh dengan cuma cuma.Faktor-fakator

produksi dapat diperoleh dengan membeli atau menyewa. Faktor

produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah hasil selama

jangka waktu tertentu disebut biaya, ongkos atau cost”.

Biaya dapat dibedaakan menjadi

1) Biaya tetap

Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak

tergantung pada besar kecilnya produksi Pratama dan Mandala,

(2008) misalnya sewa tanah, yang berupa uang, gedung dan lain-

lain”. Biaya tetap ini selalu ada walaupun perusahaan tidak

berproduksi barang.

2) Biaya variable

Biaya variable adalah biaya yang besaranya tergantung pada

tingkat produksi. Pratama dan Mandala,(2008) contonya biaya

bahan baku dan biaya upah langsung. biaya variable sebagai biaya

yang beruapah secara proposional dengan perubahan aktifitas

produksi. Biaya variable tidak seperti biaya tetap yang selalu ada

walapun perusahaan tidak berpoduksi. Biaya variable ada jika

perusahaan berproduksi. Jika perusahaan tidak berproduksi, maka

biaya variabel tidak ada.

Page 11: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

19

3) Biaya total

Biaya total adalah keseluruhan biaya untuk mengasilkan

sejumlah hasil produksi selama juangka waktu tertentu (Pratama

dan Manurung : 133) .

Biaya total dapat dirumuskan:

TC: FC + VC

Dimana: TC = total cost atau biaya total

FC = total fixed costatau biaya tetap total

VC =total bioaya variable cost atau biaya variable total

Jadi biaya produksi itu dapat berupa biaya tetap dan biaya

variable. Salah satu biaya tersebut dapat mendominasi biaya

produksi.

“Jiika sturktur biaya administrasi oleh TFC, berarti perusahaaan

bersifat capital intensive, maka variabelitas pendapatan akan semakin

tinggi, sebaliknya sturtur biaya didominasi oleh TVC, berarti perusahan

itu bersifat labor intensive, maka variabelitas rendah.

Berharap memperoleh hasil dari produksinya. Setelah berupa

produksi mereka akan menyalurkan atau memasarkan hasil produksinya

kekonsumen. Pemasaran atau penyaluran hasil produksi dapat dilakukan

secara langsung maupun melalui perantara, perantara itu berupa agen,

pedagang besar, pedangang kecil atau pengecer. Setelah hasil produksi

berhasil dipasarkan atau dijual produsen atau perusahaaaan akan

memperoleh hasil hasil penjualan yang dapat disebut hasil penerimaan

penjualan.

Page 12: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

20

Penerimaan penjualan mempunyai hubungan dengan harga dan

jumlah barang yang terjual. Penerimaan penjualan dapat dirumuskan:

TR = P X Q

Dimana: TR : total revenvue atau penerimaaan

P : Price atau harga persatuan

Q :quantity atau jumlah yang terjual

Kemampulabaan akan semakin tinggi bila perusahaan menaikan

laba atau menekan kebutuhan modal, dari mana saja bahwa ada

hubungan yang dinamis antara laba dan modal.

Suatu kenaikan laba mungkin merupakan hasil interaksi

bermacam-macam faktor yaitu tingkat penjualan, kombinasi barang

barangyang dijual, tingkat produksi, efektifitas organisasi manajemen,

dan lain-lain. Kenaikan laba semakin harus dibarengi dengan kenaikan

investasi, demikian juga modal yang ditanam.”

Kemampulaban dapat dibandingkan dengan kemampulabaan

usaha lain agar diketahui op-ortunity costnya. Setelah dibandingkan,

akan diketahui investasi mana yang lebih menguntungkan, misalnya jika

keuntungan yang diperoleh pedagang sayur keliling membawa hasil dari

pertanian agar hasil lebih besar dari pada keuntungan sekedar berdagang

sayur keliling.

Setelah disajikan tinjaun pustaka tentang kemampulabaan

selanjutnya tentang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan

Page 13: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

21

pedagang sayur kelilingdan hubungan antara variasi pekerjaan dan

kemampulabaan pedagang sayur keliling. Penyajian tinjaun pustaka

tentang hubungan hungan antara biaya hidup dan kemampulabaan

pedagang disajikan sebagi berikut:

Semakin giat seseorang dalam bekerja, semakin banyak hasil atau

pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan yang diperoleh pedagang

semakin besar maka hal lain akan meningkat kemampulabaan.

Setelah kemampulabaan dihubungkan dengan biaya hidup ,

selnjutnya kemampulabaan dihubungkan dengan variasi pekerjaan

pedagang sayur keliling penyajianya sebagi berikut.

2.1.2. Hubungan Anatara Variasi pekerjaan dan kemampulabaan

pedagang sayur keliling.

Manusia harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya,

pekerjaan itu dapat berupa berdagang, menjadi guru, tukang dan lain-

lain.

Jika pendapatan seseorang dari pekerjaan belum mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya, maka orang tersebutakan

cenderung untuk mencari pekerjaan sampingan. Dari pendapatan

sampingan diharapkan dapat menutup biaya hidup yang lain belum

terpenuhi.

Semakin kecil pendapatan seseorang dari pekerjaan utama,

semakin giat seseoarng dalam mencaripekerjaan diluar pekerjaan itu.

Page 14: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

22

Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan semakin besar pendapatan

yang diperoleh.

2.2. Konsep Tentang Pedagang sayur keliling

Dalam konsep tentang pedagang sayur keliling menyajikan tentang

pengertian sayur keliling, karekter pedagang sayur keliling menurut usahanya,

proses kerja dari pedagang sayur keliling.

2.2.1. Pengertian tentang sayur keliling

Pedagang Sayur Keliling atau yang sering disebut dengan (Vegetable

merchant circle) adalah salah satu usaha yang merupakan suatu

kegiatan Perdagangan eceran dan melaksanakan pemberian

jasa(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-

sayur-keliling.html).

Pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang

penting dalam mengurangi pengangguran. Dimana pekerjaan sayur

kelilng menjadi pekerjaan yang transisi bagi mereka yang tidak

mempunyai pekerjaan formal karena susahnya mencari pekerjaan di

sektor formal.

Pekerjaan pedagang sayur keliling dikota-kota besar semakin

menjamur yang disebabkan merasa tidak terpenuhinya kebuthan

sehari-hari dari pekerjaan formal. Sayur keliling dilirik menjadi salah

satu alternatif dari berbagi kesulitan dalam memenuhi kebutan, tidak

hanya dikota-kota besar dikota kecamatan seperti di Ampel sendiri

keberadaan sayur keliling begitu disenaggi oleh masyarakat yang

Page 15: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

23

merupakan kegiatan distribusi barang kemasyarakat. Menjadikan

pekerjaan kelilig hampir menjadi pekerjaan utama bagi mereka yang

menjalaninya karena dari pekerjaan ini cukup menjajikan untuk

menopong kebutuhan sehari-hari dari pada bekerja dipabrik atau

bekerja pada majikan.

Selain pekerjaan ini, pedagang juga masih bisa bekerja

sampingan khususnya ketika dirumah, ini merupakan faktor

pendorong bagi mereka menjalani usaha ini. Misalnya bertani,

berkebun,berternak dan membuka usaha lain yang ada dirumah.

(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayur-

keliling.html)

2.2.2. Karakteristik pedagang sayur keliling dilihat dari usahanya.

Karakter dari pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM,dan

sektor informal.

2.2.2.1. Karakter pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM (

Usaha mikro, kecil dan menengah)

Berdasarkan berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut kutipan dari

isi UU 20/2008 adalah:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

Page 16: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

24

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM

No. URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 USAHA KECIL > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar

3 USAHA MENENGAH

> 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar

Page 17: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

25

Berdasarkan penjelasan dari uu no.20 tahun 2008

maka posisi para pedagang sayur keliling termasuk dalam

uasaha mikro dan usaha kecil yang berdasarkan penjelasan

dan kreteria di atas, dikarenakan aset dari usaha ini paling

besar adalah kisaran 40-50 juta. Kisaran itu terdapat pada

merekayang mengunakan mobil untuk sayur keliling. Bagi

mereka yang mengunakan sepeda motor, grobak atau pun

dengan gendong tidak lebih dari 30 jutaan, sedang

menurut keteria UMKM dengan modal segitu berada pada

usaha mikro.Sedang omset rata –rata perhari saja berada

dikisaran Rp 40 000,00-Rp 200 000,00 maka kalau

dihitung kisaranpaling tinggi omset per bulan adalah Rp

200 000,00 x 30 hari adalah Rp 6.000 000 juta per

bulanya. Kalau omzet dihitung selama setahun maka Rp

6.000.000,00 x 12 maka berada pada kisaran Rp

72.000.000,00 selama setahunya ini menujukan uasa ini

merupakan usaha UMKM pada posisi usaha mikro baik

dari sekala asset maupun omzetnya.

Usaha pedangang sayur keliling merupakan usaha mikro

yang milik perorangan sebagaimana tercantumkan dalam huruf a

didalam pengertianya. Sebagian besar dari pelaku pedagang sayur

keliling mereka bermodal sendiri atau pinjam dari teman, kerabat,

kepada koperasi atau dengan bank yang mau meminjamkanya.

Page 18: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

26

2.2.2.2.Kreteria Pedagang Sayur keliling berdasarkan sektor

informal

Berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang

Usaha kecil di jelaskan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai

berikut atau jumlah penjualan tiap tahunya sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

c. Milik Warga Negara Indonesia;

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi

baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha

Menengah atau Usaha Besar;

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang

tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan

hukum, termasuk koperasi.

Ciri-ciri sektor informal adalah tidak memiliki usaha,

modal yang diperlukan relatif kecil, peralatan yang digunakan

sangat sederhana, tidak terkena pungutan pajak, dan administrasi

yang sangat sederhana.

Page 19: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

27

Berdasarkan dari UU No.9 tahun 1995 dan ciri dari sektor

informal untuk pedagang keliling maka penulis menyatakan

semuanya masuk didalamnya. Sektor informal yang sering

dipanadang sebagai pekerjaan pelengkap bagi mereka yang

bekerja di sektor fomal di karenakan sebgaian pelakunya adalah

mereka yang berpendidikan rendah dan modal sendiri, dengan

modal yang sedikit. Selain itu mereka pelaku sektor informal dari

kalangan tidak mampu sehingga dipastikan jauh dengan

perusahaan-perusahaan besar.

2.2.3. Proses kerja dari pedagang keliling

Pedagang keliling memulai usaha dari sebelum tidur, mereka

pada mempersiapkan brojong atau tempat lain yang digunakan untuk

menaruh barang-barang dagangan yang akan dibawa besok. Sebelum

berangkat biasanya mengecek sepeda bagi mereka yang membawa

sepeda dan bronjong tidak lupa uang yang digunakan untuk belanja.

Bagi mereka yang membawa mobil atau yang lainnya tidak jauh

berbeda ketika mau berangkat.

Pedagang memulai usaha pada saat masih pagi buta mereka

berangkat sesuai dengan alat dan modal tranrsportasi yang mereka

miliki.Pedagang menuju kepasar, sesampainya dipasar membeli

barang dagangan yang mereka beli untuk dijual kembali pada

pelangan setianya. Selanjutnya mereka menaruh apa yang mereka beli

pada tempat yang biasa digunakan. Penataanyapun rapi sesuai

Page 20: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

28

ketahanan barang dan ketepatn barang dalam menaruhnya. Kira-kira

dirasa sudah cukup mereka langsung berangkat untuk menjajakan

barang yang mereka bawa untuk dijual pada konsumen.

Pedagang keliling biasanya menjual ke rute yang biasa mereka

lewati tiap hari kepada para pembeli setianya, mereka mejual kepada

konsumen yang terbiasa membeli dengan mereka dikarenakan lebih

mudah dan sudah kenal baik dengan mereka yang membeli. Setelah

mereka menjajakan dagangan kesemua konsumen setiap hari mereka

langsung pulang menuju rumah untuk menghitung apakah untung apa

rugi dari penjulannya. Ini merupakan kegiatan yang biasa mereka

lakukan tiap harinya dari para pedagang sayur pagi di Ampel

Boyolali.

2.3. Kemampulabaan Pedagang Keliling

Kemampulaban pedagang keliling merupakan suatu alat untuk dapat

mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dari pedagang itu sendiri.

Sebelum memulai usaha pasti seorang pedagang mempunyai modal guna untuk

menjalankan usahanya, dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari kata laba

ketika menjalankan usahanya, tetapi tidak lepas pula dari kata rugi

Laba akan dinanti pedagang keliling pada saat terahir setelah pedagang

menjalankan aktifitasnya sebagai pedagang keliling tersebut selesai. Keadaan

dirumah biasanya pedagang mengittung apakah pada perdagangan saat itu

melebihi dari modal awal ketika memulai usaha tersebut. Sebaliknya pedagang

dalam pikiranya pasti tidak akan merasa mau merugi menujukan pedapatan lebih

Page 21: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

29

sedikit dari modal awal. Diatas telah kita ketahui bagaimana cara mengitung

kemampulabaan yang diperoleh. Laba yang terus menerus naik pasti akan

menjadikan pedagang mengalami kemampulabaan yang positif sedang laba yang

terus menerus menurun pasti akan mengalami kemampulabaan yang negatif.

Bagi pedagang sayur keliling mereka akan menempuh bagai mana supaya laba

yang dihasilkan naik mungkin dari banyaknya barang, keragaman dari barang

yang dijajakan, dari person pedagang sendiri, dan hal-hal lain yang dapat

mempengaruhi pengurangan atau penambahan dari laba yang diperoleh sehingga

menjadikan kemampulabaan yang aktif.

Kemampulabaan pedagang keliling menjadi tolak ukur pedagang apakah

mampu bertahan lebih lama atau tidak. Laba yang sedikit bahkan rugi akan

menjadikan seorang pedagang sayur keliling akan berhenti dalam menjalankan

usahanya, namun sebaliknya jika pendapatan setabil atau meningkat akan

menjadikan bertahannya seseorang dalam menekuni berjualan atau beralih yang

lebih baik dari pedangang sayur keliling.

2.4. Penelitian Terdahulu

Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi ( 2012) dalam

kemampulabaan petani sayur Dusun Jubelan Desa Jebulan Kecamatan

Sumowono Kabupaten Semarang mengatakan bahwa laba petani sayur Dusun

Jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono dalam tiap panen sebagian besar

dalam katagori rendah karena laba yang diperoleh setiap panenya kuarang dari

66%, dari tingkat laba atau profit margin, sedangkan kemampulabaan petani

sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan dalam tiap kali panen berada dalam katagori

Page 22: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

30

rendah karena lebih kecil dari 66,6%, atinya tingkat kemampulabaan petani

sayur adalah rendah dikerenakan kuarang dari 66,6%, petani sayur Dusun

Jubelan Desa Jubelan yang memiliki pekerjaan sampingan dengan

kemampulabaan petani sayur dusun jubelan Desa Jubelan Kecamatan

Sumowono terdapat perbedaan antara petani sayur yang memiliki pekerjaaaan

dengan mereka yang memiliki pekerjaan mempunyai hubungan positif. Artinya

semakin tinggi biaya hidup, semaikin tinggi pula kemampulabaan petani sayur.

Terdapat perbedaan nyata antara petani yang mempunyai pekerjaan diluar

bertani sayur dengan yang tidak mempunyai pekerjaan lain diluar bertani sayur,

yang memiliki pekerjaaan lain mempunyai kemampulabaan lebih tinggi dari

pada petani yang tidak memiliki pekerjaan selain bertani. Artinya ada perbedaan

antara kemampulabaan petani sayur yang mempunyai pekerjaan selain bertani

dengan kemampulabaan petani yang tidak mempunyai pekerjaan.

2.5. Kerangka konsep kemampulabaan

Penelitian ini merupakan sebuah konsep yang berfungsi untuk

mejelaskan hubungan berbagai variabel yang diteliti. Kerangka konsep

penelitian ini dapat digambarkan sebagi berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pendapatan dan Biaya terhadap Laba dan

Kemampulabaan pedagang Sayur Keliling

Ket :

Y : Kemampulabaan

X : Variasi Pekerjaan

Kemampulabaan ( Y)

Variasi Pekerjaan (X)

Page 23: Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4908/3/T1_162008062_BAB II.pdf9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka

31

Keterangan:

Hubungan asosiatif, adalah suatu rumusan masalah penelitian yang yang

bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sugiyono ( 2010 : 36 )

Dalam penelitian ini menggambarkan hubungan asosiatif antara variabel ( Y )

Kemapulabaan dengan Variabel ( X ) Variasi Pekerjaan.

Kemampulabaan diduga mempunyai hubungan timbal balik dengan varisai

pekerjaan pedanang sayur kelilng. Hubungan itu dapat berupa positif maupun

negatif.