Landasan Teori

7
Landasan Teori Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ini digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda ( Hendayana et al, 1994). 2.3. Absorpsi Suatu berkas radiasi elektromagnetik bila dilewatkan melalui sempel kimia sebagian akan terabsorpsi. Energi elektromagnetik ditransfer ke atom atau molekul dalam sampel, berarti patikel dipromosikan dari tengkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu ke tingkat tereksitasi. Pada temperature kamar, biasanya berada pada tingkat dasar. Absorpsi meliputi transisi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi. (Khopkar, 2003)

description

kkkk

Transcript of Landasan Teori

  • Landasan Teori

    Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang

    didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu

    lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan

    menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor

    fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan

    atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.

    Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer

    ini digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.

    Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan

    visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi

    radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan

    dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang

    khas untuk komponen yang berbeda ( Hendayana et al, 1994).

    2.3. Absorpsi

    Suatu berkas radiasi elektromagnetik bila dilewatkan melalui sempel

    kimia sebagian akan terabsorpsi. Energi elektromagnetik ditransfer ke

    atom atau molekul dalam sampel, berarti patikel dipromosikan dari

    tengkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi,

    yaitu ke tingkat tereksitasi. Pada temperature kamar, biasanya berada

    pada tingkat dasar. Absorpsi meliputi transisi dari tingkat dasar ke

    tingkat yang lebih tinggi. (Khopkar, 2003)

  • 2.4. Hukum Dasar Spektroskopi Absorpsi

    Jika suatu berkas sinar melewati suatu medium homogen, sebagian dari

    cahaya dating (Po) diabsorpsi sebanyak (Pa) sebagian dapat diabaikan

    dipantukan (Pr) sedang sisanya ditransmisikan (Pt) dengan efek

    intensitas murn sebesar :

    Po = Pa + Pt + Pr

    Lambert (1960) dan Beer (1852) dan juga Bouger menunjukkan

    hubungan :

    (Khopkar,2003)

    2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Absorbansi

    Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada

    medium pengabsorpsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat

    kecilnya akan menurunkan intensitas berkas

    Jika suatu cahaya monokromatik mengenai suatu medium yang

    transparan, laju pengurangan intensitas dengan ketebalan medium

    sebanding dengan intensitas cahaya

  • Intensitas berkas sinar monokromatik berkurang secara

    eksponensial bila konsentrasi zat pengabsorpsi bertambah.

    (Khopkar,2003)

    2.6. Keabsahan Hukum Beer

    Kondisi berikut adalah sahnya hukum Beer. Cahaya yang

    digunakan harus monokromatis, bila tidak demikian maka akan diperoleh

    dua nilai absorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut tidak

    diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa

    garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbansi yang

    berlawanan. Larutan yang bersifat memancarkan pendar-flour atau

    suspensi tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran

    pada larutan encer terjadi reaksi kimia seperti polimerisasi, hidrolisis,

    asosias atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku. Jika suatu

    system mengikuti hukum Beer, grafik antara absorbansi terhadap

    konsentrasi akan menghasilkan garis lurus melalui (0,0). (Khopkar,2003)

    2.7. Spektra Atom

    Suatu spectrum merupakan hasil yang diperoleh bila suatu

    berkas energi radiasi dibagi-bagi ke dalam panjang-panjang gelombang

    komponennya. Jika radiasi yang terbagi-bagi (terdispersikan) itu

    berasal dari atom tereksitasi spectrum tersebut disebut spectrum

    atom. Suatu instrumen optis yang digunakan untuk membentuk spectra

  • disebut spektroskop. Bidang studi yang mengusahakan diperolehnya

    spectra dan menganalisisnya disebut spektroskopi. (Keenan, 1999)

    2.8. Spektroskopi

    Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi antara energi

    cahaya dan materi. Warna-warna yang nampak dan fakta bahwa orang

    bias melihat merupakan akibat-akibat dari absorpsi energi oleh senyawa

    organik maupun anorganik. Yang merupakan perhatian primer bagi ahli

    senyawa organik ialah fakta bahwa panjang gelombang pada mana suatu

    senyawa organik menyerap energi cahaya bergantung pada struktur

    senyawa tersebut. (Fessenden, 1986)

    2.9. Spektrofotometri

    Spektrofotometri ialah alat yang terdiri dari spektrometer dan

    fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan

    panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengatur

    intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi

    spektrometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika

    energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai

    fungsi dari panjang gelombang. (Khopkar,2003)

    2.10. Spektroskopi Serapan Atom

    Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-

    atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,

    tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589

  • nm, uranium 358,5 nm, Kalium 766,5 nm. Cahaya pada panjang

    gelombang ini mempunyai cakup energi untuk mengubah tingkat

    elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat

    spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak

    energi suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke

    tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam,

    misalnya unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi

    electron 1s2 2s2 2p6 3s1 tingkat dasar untuk elektron valensi 3s1 artinya

    tidak memiliki kelebihan energi. (Khopkar,2003)

    Tabel panjang gelombang beberapa unsur logam pada AAS

    Unsur Panjang gelombang

    (nm)

    Sensitivitas

    (g/mL)

    Ag

    Al

    As

    Au

    B

    Ba

    Be

    Bi

    Ca

    328,1

    309,3

    193,7

    242,8

    249,8

    553,6

    234,9

    223,1

    442,7

    0,029

    0,75

    0,60

    0,11

    8,40

    0,20

    0,016

    0,20

    0,013

  • Cd

    Co

    Cr

    Cs

    Cu

    218,8

    240,7

    357,9

    852,1

    324,7

    0,011

    0,053

    0,055

    0,04

    0,04

    (Khopkar, 2003)

    2.11. Cara Kerja AAS

    Setiap AAS terdiri atas tiga komponen berikut :

    a. Unit atomisasi

    b. Sumber energi

    c. Sistem pengukur fotometrik

    Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala atau tungku. Untuk

    mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan

    energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat

    hati-hati agar atomisasi sempurna. Ionisasi harus dihindari dan ia dapat

    terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Bahan bakar dan gas oksidator

    dimasukkan dalam kamar pencampur kemudian dilewatkan melalui bayfle

    menuju ke pembakar. Nyala akan dihasilkan sampai dihisap masuk

    kekamar pencampur. Hanya tetesan kecil yang dapat melalui bayfle.

    Tapi hal ini tak sesempurna ini, karena kadang kala nyala tersedot balik

    kedalam kamar pencampur sehingga hasilkan ledakan. (Khopkar,2003)

    2.12. Interferensi pada AAS

  • Interferensi secara luas dapat dikategorikan menjadi dua

    kelompok yaitu interferensi spektral dan interferensi kimia.

    Interferensi spektral dan interferensi kimia. Interferensi spektral

    disebabkan karena tumpangsuh absorpsi antara spesies pengganggu dan

    spesies yang diukur, karena rendahnya resolusi monokromator.

    Sedangkan interferensi kimia disebabkan adanya reaksi kimia selama

    atomisasi sehingga mengubah sifat-sifat absorpsi. (Khopkar, 2003)

    2.13. Gangguan Dalam Absorpsi Atom

    Gangguan utama dalam absorpsi atom adalah efek matriks yang

    mempengaruhi proses pengamatan. Baik jauhnya disosiasi menjadi atom-

    atom pada suatu temperature tertentu maupun laju proses bergantung

    sekali pada komposisi keseluruhan sampel. Misalnya bila suatu sampel

    larutan CaCl2 dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl2

    padat akan terdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah

    daripada katakana partikel Ca3(PO4). (Underwood,1999)