Landasan Teori

49
LANDASAN TEORI 1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjual belikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang di perjual belikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek. Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil- wakilnya. (Tandelilin 2001:26). 2. Tujuan Pasar Modal. Tujuan pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana (untuk ekspansi uasaha ataupun untuk memperbaiki struktur modal perusahaan).

description

landsan teori

Transcript of Landasan Teori

LANDASAN TEORI1.1. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal.Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjual belikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang di perjual belikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek. Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya. (Tandelilin 2001:26).2. Tujuan Pasar Modal.Tujuan pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana (untuk ekspansi uasaha ataupun untuk memperbaiki struktur modal perusahaan).Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia (Tandelilin 2001:26), yaitu:

a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.

b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham.

c. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana untuk di gunakan secara produktif.Sedangkan dalam (Retno Aggraini 2013) di kutip dari (Samsul 2006). Menyatakan bahwa tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu:a. Sudut pandang Negara.Pasar modal merupakan sarana utama dalam pembangunan perekonomiannya.

b. Sudut pandang emiten.Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa di peroleh di pasar modal.

c. Sudut pandang masyarakat.Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya.3. Jenis Pasar Modal.(Tandelilin 2001:16). Menyatakan pasar modal di bagi menjadi 2 yaitu:

a. Pasar Perdana.Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emmiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail (di sebut juga Prospektus). Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospek perusahaan di masa mendatang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang di terbitkan emiten.b. Pasar Skunder.Setelah sekuritasemiten di jual di pasar perdana, selanjutnya sekuritas emiten tersebut kemudian bisa di perjualbelikan oleh dan antar investor di pasar skunder. Perdagangan di pasar skunder dapat dilakukan di dua jenis pasar yaitu pasar lelang (auction market) atau pasar negosiasi (negotiated market). Pasar Lelang (auction market). Pasar skunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelanggan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik.

Pasar Negosiasi (negotiated market). Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan berabgai dealer yang menciptakan pasa sendiri diluar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dan menjual ke investor.4. Intrumen Pasar Modal.(Tandelilin 2001:18) Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda.

a. Saham. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham dapat di bedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.

Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya) Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).b. Obligasi .Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya.

c. Reksadana.Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk di gunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.

5. Indeks Pasar Saham.(Jogiyanto 2014:125). Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati peregerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Sampai sekarang BEI mempunyai beberapa indeks, yaitu indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks liquid 45 (ILQ45), indeks-indeks IDX (Indonesian stock exchange) Sektoral, indeks Jakarta Islamic Index (JII), indeks papan pengembangan, indeks kompas 100, indeks BISNIS-27, indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Saham Syariah (Indonesian sharia stock index atau ISSI), dan indeks Index IDX30. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG mulai di kenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar (baseline) tanngal 10 Agustus 1982. Jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah hanya sebanyak 13 saham.

Index Liquid-45 (ILQ-45).Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya aktif di perdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian kurang aktif di perdagangkan) di anggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 13 juli 1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini di bentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif di perdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di ILQ-45 adalah liquiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut:

1. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

2. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi kapitalisasi pasarnya masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.

3. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.

ILQ-45 di perbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari-Agustus.

Indeks- indeks IDX Sektoral.Indeks-indeks ini adalah bagian dari IHSG yang di klasifikasikan ke dalam 9 sektor industry menurut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industria Classification). Indeks ini dikenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan tanggal basis 28 Desember 1995. Nilai basis untuk masing-masing sector adalah 100. Indeks ini di kaji setiap tahunnya pada awal bulan Juli. Kesembilan sektor indek ini adalah sebagai berikut:

A. Sektor utama Penggalian (extractive)1. Sektor 1, Pertanian (Agriculture).

2. Sektor 2, Pertambangan (Mining)

B. Sektor ke dua: Industri Pengolahan/Pabrikan (Processing/ Manifacturing Industry).

3. Sektor 3, Industri dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals).

4. Sektor 4, Aneka Industri (Micellaneous Industry)

5. Sektor 5, Industri Barang-barang Konsumen (Consumer Goods Indusrty)

C. Sektor-sektor ketiga Jasa (service)

6. Sektor 6, Properti, Estate Real dan Konstruksi Bangunan (Property, Real Estate and Building Contruction)

7. Sektor 7, Infrastruktur, Utiliti-utiliti dan Transportasi (Infrastructure, Utilities and Transportation)

8. Sektor 8, Keuangan (Finance)

9. Sektor 9. Perdagangan, Jasa-jasa dan Investasi (Trade, Services and Invesment).

Jakarta Islamic Index (JII).Selain IHSG dan ILQ-45, sekarang ini telah di buat beberapa indeks yang lain, di antaranya adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII di buat oleh BEI bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management dan diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. JII menggunakan basis tanggal Januari 1995 dengan nilai awal sebesar 100. Diperbarui setiap 6 bulan sekali yaitu pada awal bulan Januri dan Juli.

JII meruapakan indeks yang berisi dengan 30 saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan Syariah Islam, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Saham di pilih harus sudah tercatat palin tidak 3 bulan terakhir, kecuali saham yang termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.

2. Mempunyai rasio utang terhadap aktivatidak lebih dari 90% di laporan keunangan tahunan atau tengah tahunan.

3. Dari yang masuk kriteria nomer 1 dan 2, dipilih 60 saham dengan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selam satu tahun terakhir.4. Kemudian di pilih 30 saham dengan urutan tingkat liquiditas rata-rat niali perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan.Pada tanggal 8 April 2002, BEJ memperkenalkan dua indeks lagi, yaitu Main Board Indeks (MBX) dan Development Board Index (DBX). Basis Main Board Indeks (MBX) dan Development Board Index (DBX) adalah 28 Desember 2001 dengan nialai dasarnya 100. Main Board Index (MBX) dimulai dengan 34 saham dan DevelopmentBoard Index (DBX) dimuali dengan 287 saham.Papan utama (main board) dimaksudkan untuk menampung emiten yang berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang baik. Papan pengembangan (Development Board) dimaksudkan untuk penyehatan perusahaan-perusahaan yang kinerjanya menurun, perusahaan-perusahaan yang berprospek baik tetapi belum menguntungkan.

Perusahaan-perusahaan yang tidak masuk ke dalam Main Board Index ( Indeks Papan Utama), maka akan masuk ke dalam Development Board Index (Indeks Papan Pengembangan). Perusahaan yang baru masuk ke papan pengembangan dapat berpindah ke papan utama atau sebaliknya yang sudah masuk ke papan utama dapat didegrasi turun ke papan pengembangan.

Ideks Kompas 100.Pada tanggal 10 Agustus 2007, BEJ (Bursa Efek Jakarta) bekerja sama dengan harian Kompas merilis indeks yang baru yang di sebut dengan Indeks Kompas 100. Indeks ini berisi dengan 100 Saham yang berkategori mempunya liquiditas yang baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang baik. Indeks BISNIS-27.Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan koran harian Bisnis Indonesia. Indeks ini di luncurkan pada tanggal 27 Januari 2009 berisi dengan 27 saham berdasarkan kriteria fundamental dan kriteria teknikal atau likuiditas transaksi. Kriteria fundamental yang di pakai adalah pendapatan operasi (operating revenue), laba bersih (net profit), ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), dan DER (Debt Equity Ratio) (LDR atau Loan Debt Ratio dan CAR atau Capital Adequacy Ratio untuk sektor perbankan). Keriteria teknikal yang di gunakan adalah jumlah hari transaksi setahun, niali perdagangan , volume frekuensi, dan kapitalisasi pasar. Tanggal basis yang di gunakan adalah 28 Desember 2004 dengan nilai basis 100. Saham-saham yang akan dimasukkan ke Indeks dikaji dari masukan ahli-ahli yang professional pasar modal setiap 6 bulan pada awal bulan Mei dan Nopember.

Indeks PEFINDO25.Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan PEFINDO (Pemeringkat EFek INDOnesia atau Credit Rating Indonesia). Indeks ini di luncurkan pada tanggal 18 Mei 2009. Tanggal basis indeks ini adalah 29 Desember 2005 dengan nilai basis 100. Indeks ini di kaji setiap 6 bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.

Indeks ini berisi 25 saham perusahaan-peursahaan kecil dan menengah atau SME (Small and Medium Enterprise) terdaftar di IDX yang mempunyai kinerja fundamental dan liquiditas baik dan mempunyai kepemilikan public yang tinggi. Penyeleksian saham melewati tahapan berikut ini:

1. Mempunyai aktiva total kurang dari Rp 1triliun menurut laporan keuangan auditan tahunan.

2. Mempunyai niali ROE (Return on Equity) sama atau lebih tinggi dari ROE rata-rata semua saham tercatat di IDX.

3. Menerima Unqualified Opinion dari akuntan Publik di laporan keuangan auditan.

4. Sudah tercatat di IDX paling tidak 6 bulan5. Daftar 25 saham akan dipilih dengan mempertimbangkan aspek-aspek likuiditas dan jumlah lembar kepemilikan oleh public (floating shares)

Indeks SRI-KEHATI.Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan yayasan KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia atau the Indonesian Biodiversity Foundation). Yayasan ini bergerak dalam upaya-upaya konservasi dan penggunaan keberlanjutan sumber-sumber daya keanekaragaman hayati. Indeks ini di luncurkan pada tanggal 8 Juni 2009. Indeks ini di kaji tiap 6 bulan sekali pada bulan Mei dan Nopember.

Saham-saham yang di masukkan adalah yang terdaftar di IDX dengan prskti-praktik memuaskan mendukung keberlanjuatan (Sustainbility) lewat cara-cara peduli terhadap lingkungan, sosial dan tatakelola korporasi yang baik (good corporate governance). Diharapkan dengan indeks ini akan meningkatkan keterbukaan saham-saham yang tercatat di bursa yang bertanggung jawab lingkungan dan social dan yang melakukan tatakelola korporat yang baik. Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index atau ISSI).Indeks ini di luncurkan di IDX pada tanggal 12 Mei 2011. Indeks ini berisi dengan saham-saham yang berada di daftar Efek Syariah (DES) yang di keluarkan sesuai regulasi Bapepam-LK No. II.K.1 setiap 6 bulannya di bulan Mei dan Nopember. Tanggal basis yang di gunakan adalah Desember 2007 dengan niali 100. Kriteria saham-saham yang dapat masuk ke indeks ini sesuai dengan regulasi Bapepam-LK No.11,K.1 adalah sebagai berikut:

A. Perusahaan yang tidak melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah sebagaimana yang di maksud dalam angka 2 huruf a peraturan Nomor IX.A.13 sebagai berikut:

1. Perjudian dan permainan yang tidak diikuti oleh pengiriman/transfer barang-barang dan atau jasa-jasa

2. Perdagangan yang di larang menurut syariah

3. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi.4. Jual beli resiko yang mengandung spekulasi (gharar) dan atau perjudian (maysir).

5. Memproduksi, mendistribusikan, meperdagangkan, dan menyediakan barang atau jasa yang haram.6. Transaksi yang mengandung elemen penyuapan.

B. Perusahaan-perusahaan memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

a. Total barang yang berbasis bunga di bandingkan dengan total aktiva tidak lebih dari 45%

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya di bandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.

Indeks IDX30.Indeks ini diluncurkan pada tanggal 23 April 2012 yang berisi 30 saham kapitalisasi terbesar di LQ45. Pemilihan saham di lakukan setiap 6 bulan, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Tanggal basis perhitungan adalah 30 Desember 2004 dengan niali awal indeks adalah 100 yang di hitung sama dengan indeks lain yaitu mrnggunakan rata-rata timbangan kapitalisasi pasar (value weighted).

Kriteria pemilihan saham IDX30 adalah nilai transaksi, frekuensi transaksi, total hari transaksi dan tentu saja kapitalisasi pasarnya. Aspek kualitatif yang juga di pertimbangkan adalah kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan factor-faktor lain yang berhubungan dnegan pertumbuhan perusahaannya.1.2 Investasi1. Pengertian Investasi.Menurut (Tandelilin, 2001).Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.Menurut (Tandelilin, 2001), Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi). Di dalam pembahasan ini yaitu membahas tentang investasi yang berkaitan dengan pengelolaan aset finansial khususnya sekuritas yang bisa di perdagangkan (marketable securities).Menurut (Jogiyanto, 2014:5), Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk di masukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.

2. Tipe-tipe Investasi Keuangan.(Jogiyanto 2014:7). Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa:

a. Investasi Langsung.Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan.b. Investasi Tidak Langsung.Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

3. Pihak yang Melakukan Investasi.(Tandelilin 2001:4). Investor pada umumnya bisa di golongkan menjadi dua yaitu:

a. Investor Individual (Individual Investor).Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.

b. Investor Intitusional.Investor intitusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pension, maupun perusahaan investasi.

4. Tujuan Investasi.Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi pernyataan tersebut terlalu sederhana, sehingga kita perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan orang berinvestasi. Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini di tambah nilai saat ini pendapatan masa datang.Secara lebih khusus lagi, Menurut (Tandelilin 2001:4) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang.

Seseorang yang biajaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidup dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi.Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nailai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.5. Proses Investasi.Proses investasi menujukkan bagaimana pemodal seharunya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan di pilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:a. Menentukan kebijakan investasi.Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya , dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pemodal harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun resiko.

b. Analisis sekuritas.Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (haganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analisis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Kedua adalah mereka berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analisis tidak mampu mendeteksinya.c. Pembentukan portofolio.Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang di tanggung.d. Melakukan revisi portofolio.

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki.e. Evaluasi kinerja portofolio.

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang di peroleh maupun risiko yang di tanggung. (Husnan 2005:49)

6. Penilaian Investasi Saham.Di kutip dari (Retno Anggraini, 2013). Ada dua pendekatan analisa yang sering yang sering di gunakan dalam penelitian investasi saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Kedua teknik analisis tersebut dapat di jalskan sebagai berikut (Sunariyah, 2006:168):a. Analisis fundamental.Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrisik yang biasanya diestimasi oleh para pemodal.

b. Analisis teknikal.Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan saham di waktu lalu.

1.3 Teori Portifolio.1. Pengertian Portofolio.Di kutip dari (Retno Anggraini 2013). Pada kenyataannya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, sehingga investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan di perolehnya dari investasi yang dilakukannya. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan invesatasi tidak hanya mengandalkan return dan tingkat keuntungan yang di harapkan akan tetapi juga harus bersedia menanggung risiko investasi. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Menurut Sunariyah (2006:193), portfolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik secara perorangan maupun lembaga. Dengan demikian, investor dapat dengan mudah melakukan diversifikasi investasi pada berbagai kesempatan investasi.

Apabila risiko di anggap suatu masalah yang tidak di sukai investor, maka pemilihan portofolio berdasarkan sekuritas dirasakan sebagai suatu metode pemilihan portofolio yang kurang baik. Pemilihan portofolio semacam ini dilakukan tanpa mempertimbangkan pembentukan portofolio terhadap risikonya yaitu dengan adanya pemilihan portofolio yang memaksimumkan utility yang diharapkan dapat dilakukan oleh investor. Oleh karena itu, para investor memilih portofolio bedasarkan tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan dan risiko portofolio.2. Return dan Risiko.Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menangung risiko atas investasi yang dilakukannya.

a. Return.1. Return.Menurut Tandelilin (2001:48). Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu:

a) Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.b) Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return metupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.2. Return Portofolio.

Jogiyanto (2014:283). Menyatakan bahwa return dalam portofolio terdapat 2 jenis, yaitu:

a) Return Realisasian PortofolioReturn realisasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return realisasian tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.b) Return Ekspektasian Portofolio

Return ekspektasian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.

b. Risiko.1. Pengertian Risiko.Tandelilin (2001:48). Menyatakan bahwa rsiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara return actual dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.2. Sumber-sumber Risiko.

Ada bebrapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut menurut Tandelilin (2001:48) antara lain:

a. Risiko suku bungaPerubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.b. Risiko pasar

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut risiko pasar.c. Risiko iflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.

d. Risiko bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industry tersebut sebagai risiko bisnis.

e. Risiko finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.

f. Risiko liquiditas

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang di terbitkan perusahaan bisa di perdagangkan di pasar sekunder.

g. Risiko nilai tukar mata uangRisiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (Negara perusahaan tersebut) dengan niali mata uang Negara lainnya.

h. Risiko negara (country risk)

Risiko ini disebut juga risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara.

3. Jenis Risiko

Tandelilin (2001:50), risiko investasi di bagi menjadi dua jenis risiko, yaitu:

a. Risiko sistematis

Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar adalah merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keeluruhan.

b. Risiko tidak sistematis atau di kenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara kesluruhan.

Sikap investor terhadap risiko menurut Jogiyanto (2014:340), di golongkan menjadi:a) Risk Averse yaitu sikap pemodal yang cenderung menghindari risiko.b) Risk taker yaitu sikap pemodal yang cenderung menyukai risiko.c) Risk neutral sikap pemodal yang cenderung netral terhadap risiko.4. Cara Penanganan RisikoDikutip dari Retno Aggraini (2013), Menurut Siamat (2004:659) terdapat beberapa cara penanganan risiko yang dibedakan atas:

a. Menghindari risiko (risk avoidance)Cara penanganan risiko dengan tidak melakukan kegiatan apapun yang memungkinkan terjadinya risiko atau memberi peluang rugi.

b. Mengurangi risiko (risk reduction)Tindakan yang dapat di ambil untuk mengurangi risiko kerugian yang mungkin timbul, artinya kemungkinan rugi tersebut tidak dihilangkan tetapi sedapat mungkin diperkecil kemungkinan terjadinya.

c. Retensi risiko (risk retention) Suatu tindakan menangani risiko dengan tidak melakukan apa-apa terhadap risiko tersebut. Retensi risiko merupakan cara paling umum di gunakan.

d. Membagi risiko (risk sharing)Cara penanganan risiko dengan membagi risiko tersebut sehingga peluang kerugian yang amat besar dapat di hindari.

e. Mentransfer risiko (risk transfer)Memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain, biasanya kepada perusahaan asuransi. Pengalihan atau pemindahan tersebut dapat berupa risiko spekulatif maupun risiko murni.

5. Risiko PortofolioTidak seperti halnya return yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. (Jogiyanto 2014:285).

6. Hubungan Antara Return dan Risiko

Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya. (Tandelilin, 2014:7)

7. Divesifikasi

Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang di terima. (Jogiyanto 2014:309) menyebutkan bahwa investor dapat melakukan diversifkasi dengan beberapa cara yaitu:a. Diversifikasi Dengan Banyak Aktiva

Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat niali rata-rata sampel dengan niali dari ekspektasian dari populasi.

b. Diversifikasi Secara Random

Diversifikasi secara random (random atau nave diversification) merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri.c. Diversifikasi Secara Markowitz

Sebelumnya setelah di tunjukkan bahwa dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio.

8. Portofolio Efisien

Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sama.

Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien, karena merupakan portofolio yang di bentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi yaitu return ekpektasian atau risiko portofolio. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dengan banyak aktiva yang tersedia di sebut dengan opportunity set atau attainable set. Tidak semua portofolio yang tersedia di attainable set merupakan portofolio yang efisien. Hanya portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar denga risiko yang sama atau portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sama yang merupakan portofolio efisien. Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien inilah yang disebut dengan efficient set atau efficient fainter (Jogiyanto, 2014:337).

Keterangan :a. Garis Horizontal menggambarkan risiko suatu portofolio (, sedangkan garis vertical menggambarkan return portofolio yang diharapkan (E(Rp)),

b. Bidang ABCDEGH menunjukan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor.

c. Bagian yang ditunjukan oleh garis BCDE disebut sebagai permukaan effisien (efficient frontier), yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio efisien.

d. Bagian yang ditunjukan oleh titik BCDE merupakan pilihan-pilihan portofolio yang terbaik bagi investor dibandingkan bagian AGH

e. Titik-titik C,D,E yang terlihat lebih baik (dominan) disbanding titik G dan H, karena mampu menawarkan expected return yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang sama.

f. Oleh karenanya, pilihan investor nantinya akan berada di titik-titik yang ditunjukan oleh garis BCDE dalam menentukan portofolio yang paling optimal.

g. Preferensi investor ditunjukan oleh kurva deferen (u1 u2), dimana dari gambar di atas terlihat bahwa kurva indeferen investor bertemu dan menyinggung dengan permukaan efisien pada titik D.

h. Jadi, portofolio optimal yang tepat bagi investor adalah portofolio pada titik D, karena portofolio tersebut menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut.

9. Portofolio OptimalPortofolio optimal meruapakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang di pilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan prefrensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia di tanggungnya. Penentuan portofolio optimal dengan menentukan rasio antara Excess Return to Beta (ERB) yang membandingkan antara tingkat keuntungan dengan risiko yang ada. Risiko ini yang menentukan saham mana yang masuk dalam portofolio yang optimal. Setelah sekuritas tersebut membentuk portofolio yang optimal, maka dapat di tentukan beberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan dalam portofolio optimal yang berdasarkan nilai dari tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar.(Jogiyanto, 2014:339).Strategi Portofolio

Strategi investasi portofolio umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Seperti dijelaskan oleh Tandelilin (2001;199) ada dua strategi yang dapat dilakukan investor dalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut:

1.Strategi Investasi Aktif

Strategi portofolio aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan abnormal return.

Tujuan strategi portofolio aktif adalah mencapai kinerja portofolio saham yang melebihi kinerja portofolio saham yang diperoleh melalui strategi portofolio pasif.

Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham:

1)Pemilihan saham

Salah satu bentuk strategi aktif yang sering dilakukan adalah pemilihan sekuritas. Strategi ini dilakukan terhadap saham-saham yang diperkirakan akan memberikan abnormal return positif, dan biasanya dilakukan dengan analisis fundamental, meskipun terkadang analisis teknikal juga digunakan (atau kombinasi keduanya).

2)Rotasi sektor

Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan

dua cara, yaitu sebagai berikut.

(a) Melakukan investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi di kemudian hari.

(b) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industriyang berbeda-beda.

3)Strategi momentum

Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan tingkat keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.

2.Strategi Investasi pasif

Strategi portofolio pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya, investor tidak secara aktif mencari informasi atau melakukan jual beli saham yang bisa menghasilkan abnormal return.

Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut:

1)Strategi buy and hold

Para Investor dapat menganut strategi buy and hold, atau melakukan investasi pada portofolio yang disusun sesuai indeks pasar. Strategi buy and hold, menyangkut keputusan untuk membeli saham-saham dan menahannya sampai waktu yang cukup lama untuk memenuhi tujuan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari tingginya biaya transaksi, biaya pencarian informasi, dan sebagainya.

2)Strategi mengikuti indeks

Investoryang menggunakan strategi ini melakukan strategi dengan membentuk portofolio yang mirip dengan suatu indeks pasar. Misalnya membentuk portofolio yang komposisinya mirip dengan indeks LQ 45. Cara semacam ini disebut sebagai Index fund. Index fund yang dibentuk mungkin dibuat sama dengan indeks pasar yang terdiri atas saham-saham yang paling aktif diperdagangkan, seperti saham blue chip (saham-saham yang dinilai mempunyai kualitas baik dengan sejarah memperoleh laba dan pembayaran dividen yang konsisten), ataupun saham-saham berkapitalisasi kecil Husnan (2005; 356).10. Model Index TunggalWilliam Sharpe (1963) mengembangkan model yang di sebut dengan model indeks tunggal (single index model). Model ini dapat di gunakan untuk meyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang di butuhkan di dalam perhitungan model Markowitz. Disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio.

Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jka indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga.