Landasan teori
Transcript of Landasan teori
Makalah Fertilitas5 Januari 2009
FERTILITAS
A. Teori-teori Tentang Fertilitas
1. Teori Penduduk Modern
a. Pandangan Merkantilisme
Dicetuskan oleh machiavelly dan bodin idenya antara lain :
- Kekuasaan dan kesejahteraan Negara, terutama akumulasi uang dan logam mulia
dipandang sebagai sasaran utama kebijaksanaan nasional
- Pertumbuhan penduduk sangat penting, kebijaksanaan ditujukan untuk merangsang
pertumbuhan penduduk, memasang perkawinan dan pembantukan keluarga besar,
meingkatkan kesehatan masyarakat, mencegah arus emigrasi, dan meningkatkan
imigrasi terutama pekerja yang memiliki keterampilan tertentu.
- Jumlah penduduk yang banyak sebagai element penting dalam kekuatan negara.
b. Aliran Fisiokrat
Menurut Glide dan Rist konsep aliran fisiokrat yang fundamental adalah
- Tatanan alamiah yaitu tanah dalam produksi merupakan aspek ekonomi yang
menonjol
- Pertumbuhan Produksi pertanian dapat menunjang pertambahan jumlah penduduk.
c. Teori Aritmatik Politis
Dicetuskan oleh graut dan petty teori ini menitik beratkan pada “betapa pentingnya
jumlah penduduk sebagai modal manusia”. Tenaga kerja disebutnya sebagai bapak
yang merupakan prinsip aktif dari kesejahteraan dan tanah disebutnya sebagai ibu.
Petty dianggap sebagai orang pertamanya yang mengembangkan pembagian
penduduk dan ekonomi dalam tahap kegiatan primer, sekunder dan tersier.
1. Teori Penduduk Sosial
a. Teori Maltus (1766 – 1834)
Essay maltus yang pertama :
- Makanan merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia
- Nafsu manusia tidak dapat dibendung dan ditahan, akibatnya pertambahan
penduduk jauh lebih pesat daripada pertumbuhan makanan. Penduduk bertambah
menurut deret ukur sedangkan makanan bertambah menurut deret hitung.
Selanjutnya maltus mengakui bahwa penduduk bertambah tidak terlalu cepat karena:
- Adanya rintangan yang diderita mansuia berupa kejahatan dan kesengsaraan
- Adanya tendensi/teknolgi melipatgandakan bahan makanan
- Adanya faktor pencegah yang mengurangi ketimpangan antara jumlah.
Penduduk dan persediaan bahan makanan berupa positive cheks dan preventive
cheks. Pokok pikiran maltus berikutnya adalah :
- kontrasepsi tidak akan dapat menjadi preventive cheks yang efektif
- tiap usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah positive cheks, kecuali
penundaan usia perkawinan.
b. Teori Transisi
Dikemukakan oleh blacker (1948)
Pada dasarnya teori ini menguraikan tentang perubahan dari satu stasioner ke
stasioner yang lain. Tahap transisi terjadi apabila mortalitas turun disusul dengan
turunnya tingkat kelahiran, sesudah transisi tingkat kematian dan kelahiran akan sama
lagi. Blacker mengemukakan 5 tahap ke 2 dan 3 adalah tahap yang bersifat transisi.
No Tahap Tingkat
Kelahiran
Tingkat
Kematian
Pertambahan
Alami
Contoh
1 Stasioner Tinggi Tinggi Nol/sangat rendah Eropa Pada abad ke
14
2 Awal
perkembangan
Tinggi Lambat
menurun
lambat India sebelum PD II
3 Akhir
perkembangan
Menurun Menurun lebih
cepat dari pada
tingkat
kelahiran
Cepat Eropa selatan dan
timur sebelum PD II
4 Stasioner
rendah
Rendah Rendah Sangat rendah Australia, selandia
baru, amerika serikat
pada tahun 1930-an
5 Menurun Rendah Lebih tinggi
dari pada
tingkat
kelahiran
Negatif Perancis sebelum PD
II jerman timur dan
barat tahun 1975
c. Teori Neo Maltusian
Kelahiran seorang bayi kedunia sebagai suatu tekanan terhadap lingkungan, setiap
bayi yang lahir memerlukan ruang, air, makanan, pakaian, transportasi, pendidikan,
perawatan kesehatan, dan pekerjaan setelah ia dewasa. Semakin banyak bai yang
dilahirkan semakin besar tekanan terhadap lingkungan dan pembangunan.
d. Teori J.B Canning
Tanah merupakan ajang yang efektif dibanding pertambahan penduduk, hasil
pengeksplotasian tanah tergantung pada 4 variable yaitu :
- Kemajuan teknologi
- Penemuan sintetris bahan makanan
- Jumlah penduduk
- Luas tanah
Tapi ia lebih fokus pada kemajuan teknologi dan penemuan sintetris bahan makanan.
e. Teori Arsene Damont
“Kapilaritas Sosial”
Ia mengumapakan individu bagai minyak dalam sumbu, ingin mencapai tingkat yang
tertinggi. Angka kelahiran akan turun pada saat orang berlomba-lomba untuk
mencapai kemakmuran.
Arsene Dumont sependapat dengan maltus bahwa over population akan terjadi akan
tetapi terhambat kebebasan individu yang semakin besar.
f. Teori Nassau William Senior
Cita-cita untuk memperbaiki keluarga sama kuatnya dengan keinginan untuk
menurunkan tingkat keturunan. Akibatnya dalam suasana kehidupan yang normal,
pertambahan penduduk tidak mungkin lebih tinggi dari bahan kehidupan yang ada.
g. Teori H. Leibenstein
Kelahiran akan dipertimbangkan atas dasar perbandingan antara benefit and cost dari
segi benefit anak merupakan consumtion goods, production goods., dan nource of
security. Sementara biaya yang harus dikeluarkan dengan adanya anak adalah berupa
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
h. Teori edwin Cannan dan franz Oppenheimer
Kedua tokoh ini membantah teori maltus mereka berpendapat :
Pengaruh kemunduran akan kenaikan dapat dilenyapkan seiring kemajuan teknik pertanian dan perindustrian.
Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan perbaikan teknik pertanian dan perindustrian yang akan mempertinggi produktivitas.
Edwin mengakui bahwa suatu waktu manusia akan mengalami berlakunya “point of maximum return”. Hanya saja waktu itu dapat diperpanjang.
Franz Oppenheimer mendukung Pernyataan Edwin bahawa :
- akan kenaikan hasil dapat dikurangi oleh perbaikan teknik dalam pertanian.
- Pertambahan penduduk dapat memperbaiki teknik pertanian
- Pada masa yang laa perimbangan akan pertambahan penduduk dan perbekalan
hidup akan tertanggu
i. Teori Alexander, Morriscar dan Sauders
“economically desirable number”
Orang selalu berusaha mencapai jumlah optimum Sejumlah itulah yang diperhitungan terhadap lingkungan alam.
j. John Stuart Mill
Ia menerima teori maltus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju
pertumbuhan makanan tetapi :
- Pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku Demo grafisnya
- Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga
yang kecil.
k. Durkheim
Pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari
tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan sempurna. Dalam
memenangkan persaingan setiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan
keterampilan serta megambil spesialisasi tertentu.
1. Teori Penduduk Natural
a. Raymond S. Pearl
Ia mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan
atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami
pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat
mencapai titik tengah daur, dan kemduaian makin berkurang pertambahannya hingga
mencapai akhir daur pertumbuhan. Daur tersebut mengikuti kurva normal atau kurva
logistik.
b. Ginni
Dikemukakan oleh Corrado Ginni, pertumbuhan penduduk oleh ginni dilihat dari
sudut pendangan statistik biologi, dan ia percaya bahwa tendensi reproduksi.
Penduduk mengikuti kurva parabola matematik. Penduduk mengalami tingkat muda
pada permulaan dengan pertumbuhan cepat kemudian mencapai kedewasaan, menjadi
tua, dan menurun jumlahnya. Karena faktor kelelahan Reproduksi.
c. Thomas Doudleday
Ia menghubungkan pertumbuhan penduduk dengan makanan. Pertumbuhan penduduk
akan tinggi jika masyarakat kurang makan. Pada masyarakat yang makanan
penduduknya melimpah, terjadi penurunan pertumbuhan penduduk.
d. Herbert Sepncer
Dasar Teorinya adalah perbandingan energi yang digunakan untuk kegiatan peroduksi
dengan energi yang digunakan untuk bereproduksi. Ia berpendapat over population
pasti terjadi, tetapi dapat ditahan dengan menggunakan energi otak.
e. Pitrin A. Sorokin, O. Spencer, dan O.E. Baker
Mereka berpendapat bahwa pengaruh budaya terhadap unsur biologis akan
menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan penduduk.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas
Proses reproduksi mencakup tiga hal yaitu :
A.1. Hubungan kelamin2. konsepsi3. Kehamilan dan kelahiran
Hal-hal yang terjadi diluar seperti lingkungan, budaya, dan lain-lain tidak berpengaruh
secara langsung terhadap fertilitas, melainkan melalui variabel-variabel antara. Faktor-
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan seks (variabel hubungan seks)
a. Meliputi dimulai dan diakhirnya hubungan seks (ikatan seksual) dalam usia
reproduksi.
Usia memulai hbungan seks ( usia kawin pertama).
Semakin banyak usia kawin pertama dalam usia muda maka fertilitasnya positif
tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsepsi dan
kehamilan. Meskipun misalnya senggama dapat dimulai pada usia muda
kehamilan dan kelahiran dapat dicegah.
Pada masyarakat pra industri umur kawin pada umumnya muda, dan nilai
fertilitas pada variabel ini biasanya positif, sedangkan pada variabel lainnya nilai
fertilitas sering negatif. Hal ini dikarenakan pada masyarakat pra industri angka
mortalitasnya tinggi dari tahun ke tahun dan di ancam oleh mingkatnya angka
motralitas secara tiba-tiba sehingga dengan kawin muda diharapkan nilai fertilitas
akan meningkat guna mengimbangi jumlah penduduk yang mengalami kamatian.
Selibat permanen
Selibat permanen adalah proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan
hubungan seks. Selibat permanen dan kawin tua dapat memberi hasil minus pada
fertilitas dengan cara harus ada pertarakan diluar perkawinan atau alat-alat yang
mencegah kelahiran bayi bila diadakan hubungan kelamin. Namun selibat
permanen pengaruhnya yang negatif terhadap fertilitas tidak seberapa karena
jarang ditemukan sejumlah penduduk yang lebih dari 20% wanitanya melewatkan
masa reproduksinya tanpa pernah kawin sekalipun.
Perpisahan pada usia Reproduksi
Bila ikatan perkawinan putus karena perceraian, perpisahan ditinggal suami, atau
karena suami meninggal dunia, dan wanitanya tidak menikah lagi maka nilai
fertilitas negatif, tetapi jika menikah lagi nilai fertilitasnya positif, walaupun
mereka telah kehilangan sedikit kesempatan untuk mengadakan hubungan
kelamin.
b. Meliputi kemungkinan hubungan seks selama dalam ikatan seksual
Abstinensi dengan sengaja atau sukarela
Abstinensi sukarela atau sengaja yang berupa larangan atau pantangan
berhubungan seks meliputi 5 macam yaitu :
1. sehabis melahirkan (postfartum)
2. berhenti seterusnya (terminan)
3. berhenti berkala
4. dalam keadaan mengandung
5. dan selama masa haid
Namun absitensi sukarela atau abstinensi sengaja tersebut kecil pengaruhnya
terhadap fertilitas, karena adanya pengaruh dari kebudayaan.
Absinensi terpaksa
Absinensi terpaksa dapat terjadi karena impotensi, sakit dan perpisahan yang tak
terelakkan tetapi hanya bersifat sementara misalnya suami bekerja diluar daerah,
pada variabel ini mempunyai pengaruh yang rendah terhadap fertilitas.
Frekuensi Hubungan Kelamin
Variabel ini kecil pegaruhnya terhadap nilai fertilitas karena meskipun orang
sendiri dapat mengaturnya namun kenyataannya hal ini sangat pribadi dan sangat
tergantung pada kemampuan fisik untuk diatur oleh segi kebudayaan.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi (variabel konsepsi)
Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas dan infekunditas)
Kesuburan yaitu kemampuan seorang laki-laki maupun perempuan yang telah
melakukan hbungan kelamin untuk mempunyai anak keturunan. Sedangkan
kemandulan adalah kemampuan seorang laki-laki maupun perempuan untuk
mempunyai anak secara biologis.
Kemandulan yang tidak disengaja bisa terjadi karena usia, kelaparan hebat, penyakit
kelamin, amennorhea (periode tidak haid) setelah melahirkan yang disusul dengan
periode menyusui yang panjang.
Digunakan atau tidaknya kontrasepsi yang meliputi
Cara kimia dan mekanis tabel dibawah ini :
Cara Mekanis
Jenis kelamin Cara kerja alat
Kondom Pria Mencegah masuknya sperma
Diafragma Wanita Mencegah masuknya sperma
Penyemprotan Wanita Mencegah masuknya sperma
Spermasida Wanita Mencegah masuknya sperma
IUD Wanita Mencegah permasukan secara perlahan-lahan
Cara Kimia
Pil Wanita Mencegah ovulasi
Suntikan Wanita Mencegah ovulasi
Cara-cara Alami
Senggama Pria Mencegah masuknya sperma
Terputus
Pantang berkala Pria & wanita Pantang senggama selama periode ovulasi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi gestasi dan kelairan dengan selamat (variael gestasi)
- Mortalitas janin yang tidak disengaja meliputi aborsi spontan yang disebut
kesuburan, dan lahir mati
- Motalitas janin yang disengaja meliputi penggunaan baik pengguguran yang tidak
resmi maupun karena penyakit yang mengharuskan diadakan pengguguran.
Teori Nassau william senior menyatakan cita-cita untuk memperbaiki keluarga sama
kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan tingkat keturunan, akibatnya dalam suasana
kehidupan normal, pertambahan penduduk tidak mungkin lebih tinggi dari bahan
kehidupan yang ada.
Teori ini menjelaskan bahwa kesejahteraan keluarga berbanding terbalik dengan fertilitas,
artinya ketika seseorang ingin sejahtera ia harus mengurangi fertilitasnya sehingga tidak
terjadi kekurangan makanan.
Hipotesis
Keluarga yang tingkat kesejahteraannnya tinggi maka fertilitasnya akan rendah.
Untuk mengukurnya digunakan :
No Variabel Bentuk / Kondisi
Rumah
Fertilitas
0 – 2 2 – 4 > 4
1 Tidak permanent
2 Semi permanent
3 Permanent
No Variabel Pekerjaan Fertilitas
0 – 2 2 – 4 > 4
1 Pegawai
2 Pengusaha
3 Petani / Nelayan
No Variabel Kepemilikan
Tanah
Fertilitas
0 – 2 2 – 4 > 4
1 Tidak punya tanah
2 Punya tanah sempit
3 Punya tanah luas
Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah Rumah Tangga (RT) terutama para Ibu
Rumah Tangganya.
MORTALITAS
A. Teori Tentang Mortalitas
Teori Caldwell menyatakan bahwa pendidikan memberi wanita kekuasaan dan
kepercayaan diri untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas
1. Pendidikan
Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi
tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara
berarti berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.
Pendidikan memberi kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan
atas tanggung jawab wanita itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 faktor yaitu :
Berkurangnya fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak Kesanggupan yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya
fasilitas kesehatan. Perubahan perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan
titik berat kekuasaan dari sesepuh kepada anak.
Analalisis khusus mengelompokkan ibu-ibu yang bisa baca tulis , serta yang
mengikuti sekolah baik formal maupun non formal terdapat angka kematian yang
berbeda.
1. Pendapatan
Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk
kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah
saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayi/anak.
Apabila salah satu indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian
bayi dan anak, ternyata terdapat hubungan yang negatif.
1. Kesehatan
Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang
terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan
para medis, terhadap jumlah penduduk.
1. Faktor Demografi
Yang dipilih adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total (TFR). Apabila
tertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan posifit antara
mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu
faktor diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain.
Teori “Pendidikan memberi wanita kekuasaan dan kepercayaan diri untuk mengambil
keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri”.
Hipotesis “ wanita yang pendidikannya rendah akan memiliki mortalitas yang tinggi,
demikian sebaliknya apabila pendidikannya tinggi maka mortalitasnya akan
rendah.
Untuk hubungan antara dua variabel tersebut digunakan indikator sebagai berikut :
Baca Tulis Mortalitas
Bisa baca tulis
Tidak bisa baca tulis
Jenjang Pendidikan Mortalitas
SD
SLTP
SMA
Perguruan Tinggi
Pada Hal ini sampel penelitiannya adalah ibu rumah tangga yang mempunyai anak yang
telah meninggal.
MOBILITAS
A. Teori Tentang Mobilitas
Teori todaro “Migrasi berlangsung sebagai akibat dari perbedaan desa – kota yang lebih,
mengenai penghasilan yang diharapkan dari pada penghasilan aktual.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas.
1. Keadaan Ekonomi
Penduduk bermigrasi dari wilyah yang begitu miskin ke daerah yang lebih kaya, ciri
ini begitu umum, sehingga Ravenstein (1885) dan dian Lee (1969) hal tersebut
dinyatakan sebagai hukum migrasi.
1. Jarak
Jarak yang deitempuh oleh pendapat dalam rangka memenuhi kebutuhannya
menyebabkan terjadinya imigrasi jarak yang jauh antara daerah tujuan ekonomi
dengan tempat tinggal menyebabkan terjadinya migrasi.
1. Alasan Sosial
Migrasi juga sering terjadi karena alsan sosial contohnya saja karena ingin bergabung
dengan teman atau anggota keluarga.
1. Daya tarik Kota
Penduduk beranggapan bahwa kota-kota besar lebih menarik dijaikan tempat tinggal
daripada kota kecil karena semua fasilitas berpusat dikota.
1. Perbedaan ciri Migran
Penduduk bermigrasi sering karena perbedaan ciri-ciri khas, ciri-ciri tersebut terutama
adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, dan keterampilan.
Contohnya :
Penduduk yang memilik keahlian terentu didaerah asal sangat dibutuhkan didaerah
tujuan, maka kepergian mereka merubah struktur sosial dan demografi dari kelompok
asalnya maupun daerah tujuan.
Teori Todaro
“Migrasi berlangsung sebagai akibat perbedaan desa kota yang lebih mengenai
pengahsilan yang diharapkan daripada penghasilan aktual.”.
Hipotesis
Seorang yang memiliki penghasilan rendah didaerah asal cenderung melakukan migrasi
guna mendapatkan pengasilan seperti yang diharapkan.
Untuk mengukur hubungan antara kedua variabel tersebut dapat menggunakan indikator
sebagai berikut :
Jenis Pekerjaan Mobilitas
Pegawai
Pengusaha
Petani
Pedagang
Kondisi Rumah Mobilitas
Tidak permanen
Semi permanen
Permanen
Keterampilan Mobilitas
Tidak punya keterampilan khusus
Punya keterampilan khusus
Kepemilikan Tanah Mobilitas
Tidak punya tanah
Punya tanah sempit
Punya tanah luas
Sampai yang diperlukan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang melakukan migrasi
baik internal maupun internasional, baik didaerah asal maupun didaerah tujuan.