LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

27
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan Kemajuan zaman membawa pemikiran baru tentang pentingnya memberdayakan sumber daya manusia. Tuntutan pemberdayaan sumber daya manusia tertuju pada produktivitas tenaga kerja yang bercirikan gerakan yang lebih cepat, fleksibel dan efektif. Serta tuntutan dinamis seperti kemampuan dan pengetahuan secara organisasional. Aset organisasi yang benar tidak lagi berbentuk fisik bangunan, tetapi diinvestasikan oleh modal sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan baik akan memberikan pencapaian kerja yang baik. Kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang. Kinerja karyawan merupakan hasil yang dapat dicapai oleh seorang karyawan, dengan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin. Kebijakan ini sebelumnya telah disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Sehingga ketika kebijkan ini telah dilaksanakan dan dianggap sebagai tugas akan muncul penilaian kerja yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan. Setiap karyawan memiliki kemampuan dan ketrampilan masing-masing dalam mencapai kinerja yang ditentukan. Tergantung pada seberapa tanggungjawab mereka untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Pekerjaan atau tugas yang diberikan, biasanya akan mempunyai kurun waktu tertentu dalam masa penyelesaiannya, dan karyawan dituntut untuk memenuhinya. Berikut adalah tabel yang menerangkan definisi kinerja dari beberapa ahli:

Transcript of LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

Page 1: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Karyawan

Kemajuan zaman membawa pemikiran baru tentang pentingnya

memberdayakan sumber daya manusia. Tuntutan pemberdayaan sumber daya

manusia tertuju pada produktivitas tenaga kerja yang bercirikan gerakan yang

lebih cepat, fleksibel dan efektif. Serta tuntutan dinamis seperti kemampuan dan

pengetahuan secara organisasional. Aset organisasi yang benar tidak lagi

berbentuk fisik bangunan, tetapi diinvestasikan oleh modal sumber daya

manusianya. Sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan

pengetahuan baik akan memberikan pencapaian kerja yang baik.

Kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang.

Kinerja karyawan merupakan hasil yang dapat dicapai oleh seorang karyawan,

dengan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin. Kebijakan ini sebelumnya telah

disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Sehingga ketika kebijkan ini telah

dilaksanakan dan dianggap sebagai tugas akan muncul penilaian kerja yang

dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan.

Setiap karyawan memiliki kemampuan dan ketrampilan masing-masing

dalam mencapai kinerja yang ditentukan. Tergantung pada seberapa

tanggungjawab mereka untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Pekerjaan atau

tugas yang diberikan, biasanya akan mempunyai kurun waktu tertentu dalam masa

penyelesaiannya, dan karyawan dituntut untuk memenuhinya.

Berikut adalah tabel yang menerangkan definisi kinerja dari beberapa ahli:

Page 2: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

10

Tabel 2.1Definisi Kinerja Karyawan

No. KarakterKinerja

A.A AnwarPrabu

Mangkunegaran,2006

Dale S. Beach(Ruky, 2001) Rive, 2005 John Soeprianto,

2003

1. Pengertian Hasil kerja Penilaiansistematis Hasil kerja Hasil kerja

2. Sasaran Karyawan Individukaryawan Pegawai Individu/kelompok

3. Ukuran Kualitas dankuantitas

Prestasi danpotensi

Kualitas dankuantitas

Standar, target dankriteria

4. TujuanPelaksanaantugas dantanggung jawab

Pengembangankaryawan

Pelaksanaantugas dantanggungjawab

-

5. Kurunwaktu - - - Periode tertentu

Sumber : Dikembangkan dari beberapa referensi

Atas dasar beberapa sumber diatas, kinerja karyawan diartikan sebagai

hasil kerja yang diukur melalui standar, target maupun kriteria pekerjaan, dengan

tujuan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab serta pengembangan

karyawan dalam periode waktu tertentu, misalnya setiap akhir tahun.

2.1.1 Penilaian Kinerja Karyawan

Seperti halnya seseorang harus mengalami peningkatan dalam belajar

maupun berbuat sesuatu. Begitu juga dengan kinerja, seiring berjalannya waktu

maka kinerja seseorang dituntut untuk terus mengalami peningkatan yang

spesifik. Peningkatan ini, tidak hanya diinginkan oleh yang memberi kerja pun

oleh yang menerima pekerjaan. Bagaimana kita mengetahui hasil kerja adalah

dengan melakukan penilaian terhadap pekerjaan yang kita lakukan. Sistem

manajemen kinerja (performance management system) merupakan proses untuk

Page 3: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

11

mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi kinerja karyawan dalam

perusahaan (Bangun, 2012). Penilaian kinerja terhadap karyawan dilakukan

berdasarkan standar pekerjaan yang diberikan. Standar kinerja adalah tingkat yang

diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan dan merupakan

pembanding (benchmarks) atas tujuan atau target yang ingin dicapai. Bangun,

2012 menyatakan penilaian kinerja memiliki tujuan dan manfaat yang jelas bagi

karyawan sebagai berikut.

a. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengevaluasi antar individu dalam

organisasi. Tujuan penilaian kinerja memberikan manfaat dalam menentukan

jumlah dan jenis kompensasi, tujuan lain yakni sebagai dasar dalam

memutuskan pemindahan pekerjaan (jobs transfering) sampai pemberhentian.

b. Agar karyawan memiliki etos kerja dan produktivitas kerja yang tinggi,

penilaian kinerja oleh perusahaan digunakan sebagai jembatan untuk program

pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan dapat dilakukan dengan

pendidikan dan pelatihan.

c. Pemeliharaan sistem yang terus menerus akan memberikan manfaat bagi

program pengembangan karyawan yang berkelanjutan.

d. Penilaian kinerja bertujuan sebagai dokumentasi bagi kemampuan karyawan

dalam melakukan pekerjaannya. Dokumentasi kemampuan karyawan

merupakan bukti yang valid bagi departemen manajemen sumber daya

manusia.

Penilaian kinerja dilakukan semata-mata bukan hanya untuk kepentingan

organisasi perusahaan namun juga untuk kesejahteraan karyawan. Bagi

Page 4: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

12

perusahaan penilaian kinerja akan memberikan informasi mengenai kinerja

karyawan yang baik maupun buruk. Dengan informasi tersebut diperoleh

keputusan yang dibuat oleh departemen sumber daya manusia, apakah karyawan

masih layak dipekerjakan atau tidak. Penilaian kinerja ini bertujuan untuk

memberikan apresiasi dan menjembatani hak karyawan yang harus diperoleh.

Dengan penilaian kinerja, karyawan yang mempunyai prestasi baik mendapatkan

pengakuan dan penghargaan atas pekerjaannya. Sehingga kesejahteraan karyawan

tercapai dengan adanya penilaian kinerja.

Menurut Bangun, 2012, penialain kinerja dilakukan berdasarkan dengan standar

kinerja. Standar kinerja yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

a. Spesifikasi pekerjaan. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan apakah karyawan

memenuhi syarat standar keahlian pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya

atau tidak.

b. Kualitas pekerjaan. Kualitas pekerjaan menunjukkan kemampuan bekerja

dengan baik sehingga mencapai tingkat kualitas yang telah ditetapkan.

c. Ketepatan waktu. Ketepatan waktu menunjukkan pekerjaan harus

diselesaikan tepat pada waktunya.

d. Kehadiran. Kehadiran menunjukkan tingkat kesungguhan atas pekerjaan yang

menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kehadiran akan menentukan kinerja

karyawan tersebut baik atau tidak.

e. Kemampuan kerja sama. Kemampuan kerja sama menunjukkan kemampuan

karyawan dalam bekerja sama dengan rekan kerja lainnya. Kemampuan kerja

Page 5: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

13

sama bisa diwujudkan dalam bentuk komunikasi, kemampuan berpendapat

dan kemampuan memberikan saran untuk tujuan yang baik.

2.1.2 Kinerja Karyawan dan Kebijakan Pemberdayaan Karyawan

Setelah dilakukan penilaian atas kinerja karyawan, pimpinan perusahaan

melanjutkan dengan kebijakan baru terkait program pemberdayaan lanjutan

diantaranya sebagai berikut.

a. Promosi merupakan program mutasi yang memperbesar kewenangan dan

tanggungjawab karyawan ke posisi (jabatan) lain yang lebih tinggi. Promosi

bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan semangat atau gairah

bekerja menjadi lebih giat lagi.

b. Mutasi didefinisikan sebagai suatu perubahan posisi, jabatan, tempat,

pekerjaan yang dilakukan secara horizontal maupun vertical. Mutasi

memiliki fungsi sebagai orientasi pengembangan karyawan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam perusahaan. Mutasi

memiliki tujuan lain yaitu memberikan wawasan dan pengetahuan dalam

skop yang lebih luas.

c. Demosi merupakan perpindahan posisi atau jabatan yang melibatkan

penurunan posisi bahkan gaji. Demosi dilakukan untuk melindungi

perusahaan atas penempatan karyawan yang tidak sesuai. Demosi dapat

diartikan sebagai hukuman atas kinerja karyawan yang memiliki predikat

dibawah standar.

Organisasi abad 21 yang menggunakan sumber daya manusia sebagai aset

penting didalamnya, memberikan pergesaran pandangan tentang organisasi

Page 6: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

14

berbasis enterprise industri yang bergerak menuju enterprise berbasis

pengetahuan (Rivai, 2009). Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan perbedaan

antara organisasi berbasis enterprise dengan organisasi berbasi pengetahuan.

Tabel 2.2Model Entreprise

The Industrial Enterprise The Knowledge-Based Enterprise

Sifat : Berskala ekonomi Standarisasi kerja Standarisasi penekanan kerja Modal finansial Korporasi HQ (Headquarters)

sebagai pengontrol operasional Struktur hierarki piramida Karyawan dipandang sebagai biaya Secara internal terfokus pada

perintah top-down Berorientasi pada individu Informasi berdasar pada need to

know Kebijakan vertical Penekanan pada stabilitas Penekanan pada kepemimpinan

vertical

Sifat : Unit bisnis yang lebih kecil Customized kerja Fleksibel, keterampilan berdasar

pada jenis kerja Modal sumber daya manusia Korporasi HQ (Headquarters)

sebagai penasehat dan penjaga Struktur datar Karyawan dipandang sebagai

investasi Distribusi perintah eksternal dan

internal Berorientasi pada tim Sistem informasi distribusi dan

terbuka Penekanan pada perubahan Penekanan pada pemberdayaan self-

leadershipSumber : Rivai, Veithzal. 2009. Islamic Leadership. Jakarta : Bumi Aksara.

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan beberapa pendapat ahli,

diantaranya sebagai berikut.

a. Kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi

dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan

(Gibson dalam Pasolong, 2007:110).

Page 7: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

15

b. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju

pencapaian sasaran (Robbins, 2006:432).

c. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang

konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha kooperatif

mencapai tujuan yang sudah direncanakan (Kartono, 2005:153).

d. Kepemimpinan adalah proses atau rangkaian kegiatan yang saling

berhubungan satu dengan yang lain, meskipun tidak mengikuti rangkaian

yang sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan menggerakkan, membimbing

dan mengarahkan serta mengawasi orang lain dalam berbuat sesuatu, baik

secara perseorangan maupun bersama-sama (Hadari Nawawi, 2004).

Dari keempat definisi mengenai kepemimpinan diatas, kepemimpinan

secara universal merupakan suatu proses dimana terdapat hubungan kausalitas

antara pemimpin dengan yang dipimpin. Hubungan kausalitas tersebut berupa

pengaruh yang berdampak pada keduanya. Hubungan kausalitas yang tercipta

akan berpengaruh terhadap objek yang bersangkutan.

Konsep kepemimpinan merupakan komponen fundamental yang penting

untuk menganalisis proses dan dinamika didalam organisasi. Kats dan Kahn

dalam Watkin, 1992; Udik Wibowo, 2011 mendefinisikan kepemimpinan yang

dikelompokkan menjadi tiga, yakni “sebagai atribut atau kelengkapan dari suatu

kedudukan, sebagai karakteristik seseorang, dan sebagai kategori perilaku”.

Pengertian pertama kepemimpinan sebagai atribut atau kelengkapan suatu

kedudukan, dikemukakan oleh {(Janda (-) (Yukl, 1989; Udik Wibowo, 2011)}

sebagai berikut.

Page 8: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

16

“Leadership is a particular type of power relationship characterized by agroup member’s perception that another group member has the right toprescribe behaviour pattern for the former regarding his activity as a groupmember”.

Kepemimpinan adalah jenis khusus karakteristik hubungan kekuasaan

yang ditentukan oleh anggapan para anggota kelompok bahwa seorang dari

anggota kelompok itu memiliki kekuasaan untuk menentukan pola perilaku terkait

dengan aktivitasnya sebagai anggota kelompok. Pengertian tersebut bisa

disamakan dengan posisi seorang pimpinan yang memiliki kekuasaan, seperti

merubah kebijakan dan memberikan pengarahan langsung atau direct warning

kepada bawahannya jika dianggap itu perlu.

Pengertian yang kedua kepemimpinan sebagai karakteristik seseorang,

terutama dikaitkan dengan sebutan pemimpin. Hoyt dkk, 2008 menyatakan:

“Leaders are agent of change, persons whose act affect other people morethan other people’s acts affect them”.

Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang bertindak

mempengaruhi orang lain lebih dari orang lain mempengaruhi dirinya.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly dalam Wibowo, 2011, mengungkap

bagaimana seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan dan panutan bagi

siapa saja yang dipimpinnya. Tercermin dari perilaku, sikap, kinerja dan

kemampuan bekerjanya. Adapun contoh pengertian kepemimpinan sebagai

perilaku dikemukakan oleh Sweeney dan McFarlin, 2002 yakni:

“Leadership involves a set of interpersonal influence processes. Theprocesses are aimed at motivating sub-ordinates, creating a vision for thefuture, and developing strategies for achieving goals”.

Page 9: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

17

Kepemimpinan melibatkan seperangkat proses pengaruh antar orang.

Proses tersebut bertujuan memotivasi bawahan, menciptakan visi masa depan, dan

mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan.

2.2.2 Kepemimpinan Islam

Dalam Islam, tidak ada pembagian tentang tipe-tipe kepemimpinan seperti

pada kepemimpinan konvensional. Akan tetapi, Islam menentukan karakter

seorang pemimpin yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadist (Munawwir,

2003: 97). Kepemimpinan dalam Islam sebagai bentuk kepemimpinan informal

yaitu pemimpin yang diangkat tidak berdasarkan pengangkatan resmi. Adanya

keberagaman ummat di muka bumi ini, Islam membagi sikap kepemimpinan

sebagai berikut (Munawwir, 2003: 133) diantaranya:

a. sikap terhadap golongan Islam

b. sikap sesama ummat Islam

c. sikap sebagai pemimpin bangsa

Konsep kepemimpinan dalam Islam bukanlah proses alam secara

kasuistik, melainkan sebagai rahmatan lil’alamin yang tidak lepas dari proyeksi

Illahiyah melalui syariat Islam yang bernuansa universal dan dinamis seiring

dengan dinamika peradaban muslim. Pada masa Rasulullah terlebih beliau

diangkat sebagai Rasul untuk menyampaikan risalah Islam, landasan-landasan

normatif tentang kepemimpinan muslim sudah diperkenalkan, diartikulasikan

dalam kehidupan sebagai salah satu panggilan agama dan merupakan bentuk

beribadah. Pemahaman terhadap nilai-nilai kepemimpinan Islam dalam segala

aspek kehidupan akan mempengaruhi kinerja, motivasi serta etos kerja seseorang.

Page 10: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

18

2.3 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan memiliki arti suatu cara yang digunakan pemimpin

dalam berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2006:161). Sedangkan

pendapat yang dicetuskan oleh Hersey, 2004:29 mengemukakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari

seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Menurut Wahjosumidjo (dalam

Kartono, 2005), mengatakan perilaku pemimpin dalam proses pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya kepemimpinan seseorang.

Gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.

2.3.1 Gaya Kepemimpinan Direktif.

Karakteristik gaya kepemimpinan direktif ciri-cirinya adalah sebagai

berikut.

a. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

seluruh pekerjaan menjadi tanggungjawab pemimpin.

b. Pemimpin melakukan pengawasan kerja dengan ketat.

c. Pemimpin menentukan standar kepada bawahan dalam menjalankan tugas.

d. Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang tidak

berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan.

e. Hubungan antara pimpinan dan bawahan dalam tingkat frekuensi yang rendah.

Pimpinan kurang memberikan motivasi kepada bawahan untuk

mengembangkan diri secara optimal, karena pemimpin kurang percaya dengan

kemampuan bawahan.

Page 11: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

19

2.3.2 Gaya Kepemimpinan Konsultatif.

Karakteristik gaya kepemimpinan konsultatif ciri-cirinya adalah sebagai

berikut.

a. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin

setelah mendengarkan keluhan bawahan.

b. Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan yang

bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan bawahan.

c. Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka

memberikan motivasi kepada bawahan.

d. Hubungan antara pimpinan dan bawahan berlangsung dengan baik.

2.3.3 Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif ciri-cirinya adalah sebagai

berikut.

a. Pemimpin dan bawahan bersama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan

dan pemecahan masalah.

b. Pemimpin memberikan keleluasan kepada bawahan untuk melaksanakan

pekerjaan.

c. Hubungan antara pimpinan dan bawahan berlangusng dengan baik dan dalam

suasana persahabatan serta saling percaya.

d. Pemimpin memberikan motivasi kepada bawahan sehingga bawahan lebih

mampu dalam mencapai tujuan organisasi.

Page 12: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

20

2.3.4 Gaya Kepemimpinan Delegatif.

Karakteristik gaya kepemimpinan delegatif ciri-cirinya adalah sebagai

berikut.

a. Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi organisasi

perusahaan dengan bawahan, kemudian pengambilan keputusan dan

pemecahan diserahkan kepada bawahan.

b. Bawahan memiliki hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana

keputusan dilaksanakan.

c. Hubungan antara pimpinan dan bawahan rendah.

2.4 Gaya Kepemimpinan Islam

Sudah tercatat oleh sejarah mengenai konsep kepemimpinan Islam

sebagaimana Nabi Adam memimpin Hawa dan keturunannya setelah diusir dari

surga. Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah yang menyampaikan ajaran-

ajaran agama adalah kepala negara dan kepala rumah tangga. Mengenai

kepemimpinan, Rasulullah SAW bersabda “Telah menceritakan kepadaku Ismail,

malaikat dari Abdullah bin dinar, dari Ibn Umar r.a, sesungguhnya Rasulullah

SAW berkata:“Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai

pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, yang akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin

keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam

mengolah harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang

Page 13: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

21

kepemimpinannya. Oleh karena itu kalian sebagai pemimpin akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”.(HR. Bukhari)

Islam sebagai agama yang benar dan menjadikan Al-Quran serta hadist

nabi pedoman hidup penganutnya, mempunyai batasan dalam menjelaskan

tentang kepemimpinan Islam, yaitu:

a. mencintai kebenaran, sama halnya dengan sifat Nabi Muhammad yaitu shidiq

yang berarti kejujuran. Seorang pemimpin yang beriman wajib berpegang

teguh terhadap kebenaran dan berlaku jujur tanpa kompromi. Ditegaskan oleh

Allah SWT dalam firmanNya : “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab

itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS Al-Baqarah:147).

Mencintai kebenaran dalam lingkup perusahaan adalah pemimpin harus

memiliki sikap yang tegas dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan

jika itu merupakan kebenaran.

b. dapat menjaga amanah dan kepercayaan orang lain yakni berupa jabatan dan

kedudukan yang dimiliki. Perlu disadari bahwa jabatan dan kedudukan adalah

amanah yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Seorang

pemimpin dikatakan amanah apabila menjalankan organisasi perusahaan

dengan segala kesungguhan hati sesuai dengan standar operasional perusahaan

serta sistem yang berlaku. Pemimpin yang amanah tidak melanggar dan tetap

komitmen dengan apa yang sudah menjadi tanggungjawabnya. Allah SWT

berfirman:“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang

dipikulnya) dan janjinya” (Q.S Al-Mukminun:8).

Page 14: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

22

c. ikhlas dan memiliki semangat pengabdian sesuai dengan sifat Nabi

Muhammad yaitu tabligh atau menyampaikan. Pemimpin harus bisa

menyampaikan atau memberikan pengarahan kepada bawahan senantiasa

dengan rasa ikhlas dan semata-mata karena pengabdian. Allah SWT berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”. (Q.S Adz Dzariat : 56)

d. baik dalam pergaulan masyarakat lingkungan kerja maupun diluar lingkungan

kerja. Pemimpin harus bersifat fathonah atau cerdas dalam memisahkan

perkara di lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja. Tidak baik seorang

pemimpin mencampur adukkan keduanya karena ini bukanlah sifat yang

profesional. Allah SWT berfirman:“Orang-orang beriman itu sesungguhnya

bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua

saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

(Q.S Al-Hujarat : 10)

e. kebijaksanaan adalah cerminan dari seorang yang memiliki akhlak serta iman

yang baik dan proporsional. Kebijaksanaan akan memberikan rasa tenteram

bagi kepentingan sehingga menyatu dalam visi bersama. Kebijaksanaan

merupakan satu sifat yang tidak jauh beda dengan keadilan. Sebagaimana

diketahui, Islam melandaskan kepemimpinan dengan sifat adil yang harus

dimiliki oleh setiap pemimpin. Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya Allah

menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum

kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan

Page 15: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

23

permusuhan, dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran”. (QS An-Nahl:90)

Dengan demikian Gaya Kepemimpinan Islam dapat disimpulkan sebagai

gaya seseorang dalam memimpin yang memiliki sikap amanah, ikhlas, dan cerdas

serta bersikap baik kepada karyawan dengan menunjukkan kebijaksanaannya.

Gaya Kepemimpinan Islam diukur dengan beberapa indikator sebagai berikut.

Tabel 2.3Indikator Gaya Kepemimpinan Islam

No Dimensi Indikator Sumber

1. Mencintai kebenaran 1. Tingkat keraguan2. Tegas

Q.S Al-Baqarah ayat147

2. Menjaga amanah 1. Kepercayaan2. Komitmen

Q.S Al-Mukminun ayat8

3. Ikhlas dalam mengabdi 1. Tingkat pengabdian Q.S Adz-Dzariat ayat 56

4. Baik dalam pergaulan 1. Keramah tamahan Q.S Al-Hujaratayat 10

5. Kebijaksanaan 1. Keadilan2. Toleransi

Q.S An-Nahlayat 90

Sumber : Dikembangkan dari sumber

2.5 Karakter Persona Islami

Organisasi di era globalisasi menjadikan sumber daya manusia sebagai

aset utama yang harus diberdayakan dengan baik. Sumber daya manusia yang

terdapat didalam organisasi perusahaan yakni karyawan yang meliputi pimpinan

dan bawahan. Setiap pimpinan mempunyai gaya dan cirinya masing-masing

dalam membawa perusahaan sehingga tercapainya visi, misi dan tujuan

perusahaan. Selain dari Gaya Kepemimpinan Islam, faktor lain yang berdampak

pada kinerja adalah karakter seorang pemimpin. Karakter merupakan sifat yang

Page 16: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

24

melekat didalam diri manusia yang membedakan dengan manusia lain tergantung

pada faktor kehidupannya masing-masing (Amir dkk, 2011:4). Karakter adalah

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau

sekelompok orang. Dengan demikian karakter diartikan sebagai sifat manusia

yang meliputi akhlak dan budi pekerti untuk berhubungan dengan Tuhan, diri

sendiri dan sesama manusia. Pemimpin yang berkarakter menjadi panutan bagi

bawahan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan benar.

Didalam Islam konsepsi karakter erat hubungannya dengan akhlak.

Bahkan karakter dalam Islam diartikan sebagai akhlak (Tafsir, 2012:5). Secara

etimologi akhlak mempunyai beberapa pengertian. Ibn Maskawih menyatakan

bahwa akhlak atau khuluq adalah gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan pemikiran. Sedangkan Al-Ghazali

mengartikan akhlak sebagai keadaaan jiwa yang menumbuhkan perbuatan dengan

mudah tanpa perlu berfikir terlebih dahulu. Pengertian lain dari akhlak adalah

kehendak yang dibiasakan (Djatnika, 1992:27).

Akhlak atau karakter sangat penting dimiliki oleh setiap pemimpin. Karena

akhlak merupakan kepribadian yang mempunyai tiga komponen, diantaranya:

pengetahuan, sikap dan perilaku. Seorang pemimpin yang berkarakter akan

tercermin dari sifat yang melekat didalamnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Kebaikan itu ialah budi pekerti yang indah. Dan dosa ialah perbuatan atau

tindakan yang menyesakkan dada. Padahal engkau sendiri malu perbuatan itu

nanti diketahui orang” (Fathuddin:133). Dari hadist tersebut dapat disimpulkan

bahwa orang yang berakhlak akan memiliki budi pekerti yang baik.

Page 17: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

25

Islam memandang karakter pemimpin mempunyai acuan dari sifat yang

dimiliki oleh Rasulullah SAW. Empat sifat yang biasa dirumuskan dari karakter

Rasulullah, adalah shidiq, tabligh, amanah, fathonah. Secara sederhana shidiq

mempunyai arti kejujuran. Pemimpin yang jujur dibutuhkan dalam setiap

perusahaan ataupun organisasi. Dengan kejujuran pemimpin, bisa menginspirasi

dan menggugah hati bawahan sehingga dapat merubah pola pikir bawahan untuk

berbuat jujur terhadap diri sendiri dan pekerjaannya. Sifat tabligh mempunyai

makna penyampaian, jika disesuaikan dengan masa sekarang yakni seorang

pemimpin haruslah transaparan atau terbuka kepada bawahannya. Sedang amanah

diartikan sebagai seseorang yang dapat dipercaya. Kepercayaan dalam bersikap,

dalam mengemban pekerjaan sebagai pemimpin. Sikap amanah akan

menimbulkan kewibawaan sendiri bagi seorang pemimpin. Yang terakhir adalah

fathonah yang berarti cerdas. Tanpa kecerdasan akan sulit bagi pemimpin untuk

mengatasi problematika yang ada.

Dari keempat sifat yang dimiliki Rasulullah SAW, kemudian Islam

menjabarkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin:

a. tidak meminta jabatan, Rasulullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah

r.a, “Wahai Abdul Rahman bin Samurah! Janganlah kamu meminta untuk

menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu

karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan

jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka

kamu akan dibantu untuk menanggungnya” (riwayat Bukhari dan Musmlim).

Page 18: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

26

Tidak meminta jabatan bisa diartikan bahwa pemimpin memiliki ambisi dan

rasa tanggungjawab yang besar.

b. adil, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara

kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat,

entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerumuskan oleh

kedzalimannya.” (riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah). Adil dapat diartikan

bahwa pemimpin harus profesional dalam bekerja.

c. jujur, apa yang keluar dari mulut pemimpin harus dilaksanakan dan harus

sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Jujur merupakan perilaku pemimpin

yang memiliki makna transparansi terhadap bawahan dan bertindak sesuai

perkataan. Abu Ja’la (ma’qil) bin Jasar r.a berkata : saya telah mendengar

Rasulullah SAW bersabda, “tiada seorang yang diamanati oleh Allah

memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih menipu rakyatnya,

melainkan pasti Allah mengharamkan baginya surga.”(riwayat Bukhari dan

Muslim)

d. mendengar suara bawahan, seperti sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah seorang

pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat

dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap

kebutuhan, hajat dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-

Tirmidzi). Pemimpin yang dapat mendengarkan suara bawahannya adalah

pemimpin yang kharismatik karena ilmu yang dimilikinya.

e. berilmu, pemimpin hendaknya memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan

dengan bawahan. Dalam urusan ilmu dunia dan ilmu akhirat, agar bawahan

Page 19: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

27

tidak salah arah. Pemimpin berilmu adalah cendekiawan yang akan membawa

bawahan dan organisasi dalam mencapai tujuan. Rasulullah SAW bersabda,

“Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan

seorang ulama, hukum yang dzalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan.”

(Riwayat Asy Syihab)

Dari beberapa kriteria tersebut, Karakter Persona Islami dapat diartikan

sebagai seorang pemimpin adalah orang yang berilmu dan tidak meminta jabatan,

bersikap adil serta jujur atau terbuka terhadap bawahan. Karakter Persona Islami

dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut.

Tabel 2.4Indikator Karakter Persona Islami

No Dimensi Indikator Sumber

1. Tidak meminta jabatan 1. Ambisi2. Tanggungjawab

H.R Bukharidan Muslim

2. Adil 1. ProfesionalitasH.R Baihaqidan AbuHurairah

3. Jujur 1. Transparansi H.R Bukharidan Muslim

4. Mendengarkan bawahan1. Kharismatik2. Kemampuan

memotivasi

H.R ImamAhmad dan At-Tirmidzi

5. Berilmu 1. Kecendekiawanan H.R AsySyihab

Sumber : Dikembangkan dari sumber

2.6 Etika Kerja Islam

Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti karakter

(McLeod dkk, 2004). Dalam bahasa latin “ethica” berarti falsafah moral. Ia

merupakan cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta

agama. Sedangkan menurut Keraf, 1997, etika secara harfiah berasal dari kata

Page 20: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

28

Yunani ethos (jamaknya ta etha) yang artinya sama persis dengan moralitas yaitu

adat kebiasaan yang baik. Adat kebiasaan yang baik menjadi sistem nilai yang

berfungsi sebagai pedoman dan tolak ukur tingkah laku baik dan buruk. Williams,

2001 mengartikan etika sebagai seperangkat prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang

menegaskan benar dan salah. Barney, 1992 dalam Beekun, 1997 menyatakan:

“Ethics may be defined as the set of moral principles that distinguish whatis right from what is wrong. It is a normative field because it prescribeswhat one should do or abstain from doing”.

Etika menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan seseorang dan apa yang

seharusnya tidak dilakukan seseorang. Etika bisa diartikan tidak sama dengan

moral karena etika antara masyarakat yang satu dengan yang lain adalah berbeda

(McLeod dkk, 2004). Moral diartikan sebagai peraturan-peraturan yang

diharapkan masyarakat untuk diikuti. Sedangkan etika adalah satu set

kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau

masyarakat. Pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998

diartikan sebagai nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakatnya atas etika

mereka. Masyarakat yang dimaksud berupa kota, negara atau profesi yang

menjelaskan tentang lingkungan yang ditinggali. Berdasarkan pengertian-

pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan tentang pengertian etika. Etika

merupakan seperangkat aturan, norma, pedoman yang mengatur perilaku manusia,

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh

sekelompok atau segolongan manusia, masyarakat, maupun profesi.

Page 21: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

29

Menurut Hamzah Ya’kub, etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang

baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh

mana yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Herman Soewardi menjelaskan

bahwa etika dapat dibedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik

dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), (2) kumpulan

asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) nilai mengenai benar dan salah

yang dianut suatu golongan atau masyarakat (Nurcholis, 2013). Triyuwono

mengemukakan pendapatnya tentang etika dalam konteks Islam yang terdiri dari

Al-Qur’an, hadist, ijma’ dan qiyas. Etika syariah bagi umat Islam berfungsi

sebagai sumber untuk membedakan mana yang benar (haq) dan yang buruk

(bathil). Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan manusia

dalam aspek kehidupannya (Wahyuni, 2007). Etika muncul ke dunia dengan

landasan bahwa Islam adalah agama yang benar dan sempurna. Islam merupakan

kumpulan-kumpulan aturan ajaran (doktrin) dan nilai-nilai yang dapat

menghantarkan manusia dalam kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup

baik di dunia maupun di akhirat.

Imam Ghazali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin mendefinisikan etika

sebagai sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-

perbuatan dengan mudah dan tidak membutuhkan pikiran. Etika dalam Islam

tidak hanya menggunakan rasio dalam menilai suatu perbuatan tetapi didasarkan

pada Al-Qur’an dan hadist (Hasan, 2009). Etika Kerja Islam adalah serangkaian

aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan

hartanya (barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan

Page 22: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

30

pendayaguanaan hartanya karena turan halal dan haram (Muhammad dkk, 2004).

Etika kerja dalam syariat Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai

dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak ada

kekhawatiran sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Dr.

Mustaq Ahmad, 2001 membatasi elemen yang terdapat dalam Etika Kerja Islam

menjadi tiga pengertian, yakni:

1. murah hati, berarti pebisnis bersikap ramah tamah, sopan santun, murah

senyum suka mengalah namun tetap penuh tanggung jawab.

2. motivasi untuk berbakti, berarti seorang muslim dalam menjalankan aktivitas

bisnis berniat untuk memberikan pengabdian yang diharapkan masyarakatnya

dan manusia secara keseluruhan.

3. ingat Allah dan prioritas utamaNya, dalam hal ini apapun yang dilakukan

seseorang harus tetap mengingat Allah. Dan semua kegiatan yang dijalankan

adalah tidak lain untuk mengharap ridho Allah SWT semata.

Etika Kerja Islam dapat diartikan sebagai aturan yang menentukan pola

seseorang dalam kegiatan bisnis atau usaha, diantaranya: murah hati, berbisnis

dengan tujuan untuk berbakti dan selalu mengingat Allah. Etika Kerja Islam dapat

diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut.

Tabel 2.5Indikator Etika Kerja Islam

No Dimensi Indikator Sumber

1. Murah hati 1. Sopan santun2. Berbagi rasa

Buku EtikaBisnis dalamIslam

2. Motivasi untuk berbakti 1. Keikhlasan2. Keberanian berkorban

Buku EtikaBisnis dalamIslam

3. Selalu mengingat Allah 1. KesabaranBuku EtikaBisnis dalamIslam

Sumber : Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta : Pustak Al-Kautsar

Page 23: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

31

2.7. Perumusan Hipotesis

2.7.1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Islam terhadap Kinerja Karyawan

Kepemimpinan Islam merupakan aplikasi kepemimpinan yang dilakukan

oleh Rasulullah. Kepemimpinan Islam memperlihatkan pengaruh langkah demi

langkah ke arah keadaan umum dan abstraksi. Pengaruh yang ditimbulkan dengan

adanya penerapan Kepemimpinan Islam, mengubah pola tingkah laku yang

dipimpinnya (Rivai, 2009). Indikator yang terkandung dalam Kepemimpinan

Islam meliputi, Gaya Kepemimpinan Islam, Karakter Persona Islami dan Etika

Kerja Islam.

Gaya kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi,

menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau

sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Abi

Sujak, 2005:56). Untuk memperjelas situasi tertentu tersebut House, 1971

menyatakan:

“ The motivational function of the leader consists of increasing personalpayoffs to subordinates for work-goal attainment and making the path tothese payoffs easier to travel by clarifying it, reducing roadblocks andpitfalls, and increasing the opportunities for personal satisfaction en route”.

Path goal theory adalah merupakan tugas pemimpin untuk memberikan

informasi dan dukungan yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa

mencapai berbagai tujuan. Path goal theory adalah sebuah teori kepemimpinan

yang menyatakan bahwa terdapat dua variabel kontingensi yang menghubungkan

perilaku kepemimpinan dengan hasil berupa kepuasan kerja dan kinerja yaitu

variabel-variabel dalam lingkungan yang berada di luar kendali karyawan

(struktur tugas, sistem otoritas formal dan kelompok kerja) serta variabel-variabel

Page 24: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

32

yang merupakan bagian dari karakteristik personal karyawan (locus of control,

pengalaman dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa penelitian menguji antara

kepemimpinan dengan kinerja diantaranya: Helmer dan Surver, 1988; Taylor,

1978; Yukl, 1994. Hasil penelitian berbasis teori path goal tentang kepemimpinan

tersebut, perilaku seorang pemimpin akan memberikan pengaruh terhadap

kepuasan dan kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukwandi, dkk, 2014 dengan berbasis teori

path goal, hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

Berdasarkan telaah dari beberapa referensi tersebut diatas, penelitian ini

dapat menghipotesiskan terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan Islam

terhadap Kinerja Karyawan dalam rumusan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Terdapat pengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Islam terhadap

Kinerja Karyawan.

2.7.2 Pengaruh Karakter Persona Islami terhadap Kinerja Karyawan

Istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”, seseorang dapat

disebut orang yang berkarakter (a person of character) apabila tingkah lakunya

sesuai dengan kaidah moral. Personality diartikan sebagai kepribadian yang

berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para

aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Penelitian yang dilakukan oleh

Madegunastri, 2009 menyatakan bahwa karakter berpengaruh terhadap kinerja

karyawan, yaitu “semakin tinggi kemampuan seseorang dalam mengerjakan

pekerjaan, semakin baik sikap karyawan terhadap pekerjaan dan minat mereka

Page 25: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

33

terhadap pekerjaan maka kinerja karyawan semakin baik”. Penelitian ini didukung

oleh Dian, 2014 yang menyatakan bahwa karakter berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Dari beberapa penelitian diatas, penelitian ini menghipotesiskan terdapat

pengaruh antara Karakter Persona Islami terhadap Kinerja Karyawan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut.

H2 : Terdapat pengaruh yang positif antara Karakter Persona Islami

terhadap Kinerja Karyawan.

2.7.3 Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan

Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau

perusahaan sebagai pedoman dalam melaksanakan bisnisnya, agar kegiatan yang

mereka lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain. Etika kerja

Islam yang dicetuskan oleh Ahmad (-) menyatakan “seorang pelaku bisnis

diharuskan untuk berperilaku dalam bisnis mereka sesuai dengan apa yang

dianjurkan Al-Qur’an dan hadist, karena menyangkut kesejahteraan orang lain”.

Yang dimaksudkan adalah bahwa Etika Kerja Islam memberikan dampak

terhadap Kinerja Karyawan.

Penelitian tentang etika kerja dilakukan oleh Wahyuni, 2007 yang

menyatakan terdapat pengaruh antara etika kerja terhadap kinerja.

Dari beberapa penelitian diatas, penelitian ini menghipotesiskan terdapat

pengaruh antara Etika Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Page 26: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

34

H3 : Terdapat pengaruh yang positif antara Etika Kerja Islam terhadap

Kinerja Karyawan.

2.7.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Islam, Karakter Persona Islami danEtika Kerja Islam secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan telaah teori dan jurnal pendukung, secara parsial faktor-faktor

yang mempengaruhi Kinerja Karyawan dengan demikian secara bersama-sama

dapat dihipotesiskan sebagai berikut.

H4 : Terdapat pengaruh yang positif secara bersama-sama antara Gaya

Kepemimpinan Islam, Karakter Persona Islami dan Etika Kerja Islam

terhadap Kinerja Karyawan.

2.7.5. Pengaruh Utama Antara Gaya Kepemimpinan Islam, KarakterPersona Islami dan Etika Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan telaah teori dan jurnal pendukung, secara dominan faktor

Gaya Kepemimpinan Islam yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

H5 : Faktor Gaya Kepemimpinan Islam paling dominan berpengaruh

terhadap Kinerja Karyawan.

2.8. Kerangka Pemikiran

Kepemimpinan Islam memiliki banyak indikator didalamnya. Seperti yang

ditulis pada ruang lingkup masalah, penelitian akan terfokus pada tiga indikator,

diantaranya: Gaya Kepemimpinan Islam, Karakter Persona Islami dan Etika Kerja

Islam. Kerangka berfikir penelitiannya adalah menganalisis bahwa kepemimpinan

Islam yang dibagi kedalam indikator-indikator diatas, memberikan dampak yang

signifikan terhadap pencapaian tujuan yakni Kinerja Karyawan. Atas dasar

Page 27: LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

35

kerangka berfikir tersebut, maka penelitian menggambarkan kerangka analisis

sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber : Dikembangkan dalam penelitian ini

KepemimpinanIslam

Gaya KepemimpinanIslam (X1)

KinerjaKaryawan (Y)

Karakter PersonaIslami (X2)

Etika Kerja Islam(X3)