BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 1)repository.ump.ac.id/8657/3/Diki Purwadiono_BAB...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 KINERJA KARYAWAN 1) Definisi Prawirosentono dalam Sinambela (2016:481) menyebutkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Terdapat hubungan erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam pelaksanaanya tugas kinerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2010:9). Simanjuntak dalam Widodo (2015:131) menyatakan bahwa definisi kinerja adalah tingkatan pencapaian, hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sarana yang harus dicapai atau tugas yang harus di capai dalam kurun waktu tertentu. Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 1)repository.ump.ac.id/8657/3/Diki Purwadiono_BAB...

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 LANDASAN TEORI

    2.1.1 KINERJA KARYAWAN

    1) Definisi

    Prawirosentono dalam Sinambela (2016:481) menyebutkan bahwa

    kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

    sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

    tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

    organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

    dengan moral dan etika. Terdapat hubungan erat antara kinerja

    perseorangan dengan kinerja perusahaan.

    Prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun

    kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam

    pelaksanaanya tugas kinerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang

    diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2010:9).

    Simanjuntak dalam Widodo (2015:131) menyatakan bahwa definisi

    kinerja adalah tingkatan pencapaian, hasil atas pelaksanaan tugas

    tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat

    pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sarana yang harus dicapai atau

    tugas yang harus di capai dalam kurun waktu tertentu.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai

    hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran

    atau tugas individu tersebut dalam suatu organisasi yang dihubungkan

    dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana

    individu bekerja.

    2) Teori Kinerja

    Kinerja yang baik akan dipengaruhi dua hal yaitu tingkat

    kemampuan dan motivasi kerja yang baik. Mitchell dalam Sinambela

    (2016:484) kemampuan sesorang dipengaruhi pemahaman atas jenis

    pekerjaan dan keterampilannya. Selain itu kontribusi motivasi kerja

    terhadap kinerja tidak dapat diabaikan. Meskipun pegawai sangat baik,

    tetapi motivasi kerja rendah tentu kinerjanya juga akan rendah. Secara

    matematis, untuk menentukan kinerja karyawan dapat digunakan formula

    dalam buku Sinambela (2016:484), dengan model sebagai berikut:

    Formula tersebut menjelaskan bahwa kinerja seorang karyawan

    sama dengan kemampuan pegawai tersebut untuk melakukan tugas-tugas

    yang dibebankan kepadanya dikalikan dengan motivasi yang ditunjukan

    untuk melakukan tugas-tugas tersebut.

    3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Mangkunegara (2010:67) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi kinerja antara lain :

    Kinerja = Kemampuan x Motivasi

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • a) Faktor Kemampuan

    Secara psikologis, kemampuan (abilty) pegawai terdiri dari

    kemampuan potensi (IQ) diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan

    pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

    mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

    mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu

    ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right

    man in pleace, the man on the right job) .

    b) Faktor Motivasi

    Motivasi berbentuk dari sikap (attitude) seseorang pegawai

    dalam menghadapi situasi (situation) motivasi merupakan kondisi

    yang menggerakan dari pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan

    organisasi (tujuan kerja).

    Sikap mental merupakan mental yang mendorong diri seorang

    pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja yang maksimal.

    Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara

    psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi), artinya

    seorang pegawai harus siap mental maupun secara fisik dan

    memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai. Mampu

    memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 4) Dimensi Kinerja

    Edison dkk (2016:195) menyebutkan bahwa terdapat suatu tolak

    ukur yang digunakan untuk menentukan atau menilai kinerja. Empat

    dimensi kinerja tersebut antara lain:

    1). Target

    Target merupakan indikator terhadap pemenuhan jumlah

    barang, pekerjaan, atau jumlah uang yang dihasilkan.

    2). Kualitas

    Kualitas adalah elemen penting, karena kualitas yang

    dihasilkan menjadi kekuatan dalam mempertahankan loyalitas

    pelanggan.

    3). Waktu penyelesaian

    Penyelesaian yang tepat waktu membuat kepastian distribusi

    dan penyerahan pekerjaan menjadi pasti, ini adalah modal untuk

    membuat kepercayaan pelanggan.

    4). Taat asas

    Tidak saja harus memenuhi target, kualitas dan tepat waktu

    tapi juga harus dilakukan dengan cara yang benar, transparan dan

    dapat dipertanggung jawabkan.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 2.1.2 KOMPENSASI

    a. Definisi Kompensasi

    Werther dan Davis dalam Widodo (2015:155) mendefinisikan

    bahwa kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai

    balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Definisi lain yang

    dikemukakan oleh Sikula dalam Mangkunegara (2010:83) bahwa

    kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonsistusikan atau dianggap

    sebagai suatu balas jasa ekuivalen. Menurut Rivasi dan Sagla dalam

    Sinambela (2016:219) mendefinisikan bahwa kompensasi adalah sesuatu

    yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada

    perusahaan. Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar tersebut dapat

    dirumuskan bahwa kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang

    diterima oleh karyawan yang diberikan oleh perusahaan berdasarkan

    kontribusi yang dilakukan oleh karyawan.

    b. Teori-teori Kompensasi

    1) Teori Keadilan

    Adams (1963) dalam Handoko (2014:265) bahwa manusia

    terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat

    bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya,

    apabila seseorang pegawai mempunyai presepsi bahwa imbalan yang

    diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • a) Seseorang berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar.

    b) Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan

    tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

    c) Harapan tentang jumlah imbalan yang di anggap layak diterima

    berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan,

    sifat pekerjaan, dan pengalamanya.

    d) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang

    kualifikasi dan sifat pekerjaanya relative sama dengan yang

    bersangkutan sendiri.

    e) Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di

    kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.

    f) Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan

    jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadikan hak dari para

    pegawai yang bersangkutan.

    2) Teori Harapan

    Vroom (1964) dalam Handoko (2014:260) mengembangkan

    teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok

    Vroom dalam teorinya adalah sebagai berikut:

    a) Setiap individu percaya bila bahwa ia berprilaku dengan cara

    tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu, ini disebut dengan

    harapan hasil (outcome axpectancy) sebagai penilaian subjektif

    seorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul

    dari tindakan orang tersebut.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • b) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.

    Ini disebut valesi sebagai dari orang berikan kepada suatu hasil

    yang di harapkan.

    c) Setiap hasil berkaitan dengan suatu presepsi mengenai seberapa

    sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort

    axpectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan

    menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.

    Yani dalam Widodo (2015:153) Mendefinisikan bahwa

    kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk manfaat dan

    intensif untuk memotivasi karyawan agar produktifitas kerja semakin

    meningkat. Pembentukan sistem kompensasi yang efektif merupakan

    bagian yang penting dari manajemen sumber daya manusia karena

    membantu menarik dan mempertahankan pekerja-pekerjan yang

    berbakat. Selain itu sistem kompensasi perusahaan memiliki dampak

    terhadap kinerja strategis.

    Ada beberapa tujuan dan asas kompensasi menurut Hasibuan

    dalam Widodo (2015:156) antara lain adalah :

    a. Ikatan kerja sama

    Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama

    formal antara majikan dengan karyawannya, karyawan harus

    mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan

    pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • b. Kepuasan kerja

    Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya

    dengan pemberian kompensasi.

    c. Pengadaan efektif

    Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar,

    pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah.

    d. Motivasi

    Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan

    lebih mudah memotivasi bawahannya.

    e. Stabiltas karyawan

    Dengan program kompensasi atas prinsipp adil dan layak

    serta eksternal konsistensinya yang kompetitif maka stabilitas

    karyawan lebih terjamin karena turnover yang relatif kecil.

    f. Disiplin

    Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka

    disiplin karyawan semakin baik.

    g. Pengaruh sertifikat buruh

    Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat

    buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi pada

    pekerjaannya.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • h. Pengaruh pemerintahan

    Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

    perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka

    batas intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

    Kompensasi dapat berbentuk finansial dan bukan finansial

    yang berbentuk finansial ada yang bersifat langsung seperti upah, gaji,

    komisi, dan bonus, yang bersifat tidak langsung misalnya, asuransi

    kesehatan hidup, kecelakaan, tunjangan sosial seperti dana pensiun,

    tunjangan keselamatan sosial, kompensasi karyawan berupa beasiswa,

    pelayanan pekerja, tunjangan pembayaran, waktu tidak hadir seperti

    cuti, liburan, sakit, istirahat dan sebagainya. Widodo (2015:156-157).

    c. Jenis–jenis Kompensasi

    Sedangkan menurut Triton dalam Widodo (2015:158)

    berdasarkan mekanisme penerimaannya kompensasi dapat dibedaka

    menjadi dua macam yaitu :

    1) Kompensasi langsung, yaitu kompensasi yang penerimaannya secara

    langsung berkaitan dengan prestasi kerja

    2) Kompensasi pelengkap atau tidak langsung yaitu kompensasi yang

    penerimanaannya secara tidak langsung berkaitan dengan prestasi

    kerja

    d. Sistem Kompensasi

    Menurut Hasibuan (2016:123-125) sistem pembayaran

    kompensasi yang umum diterapkan diantaranya :

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 1) Sistem waktu

    Dalam sistem waktu, kompensasi ditetapkan berdasarkan

    standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan, sistem waktu ini

    diterapkan jika prestasi kerja sulit diukur perunitnya, dan bagi

    karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara

    periodik setiap bulannya. Kelemahan sistem waktu ialah administrasi

    pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayarkan

    tetap. Kelemahan sistem waktu ialah yang malaspun kompensasinya

    tetap dibayar sebesar perjanjian.

    2) Sistem hasil

    Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang

    dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.

    Dalam sistem hasil (output), besarnya kompensasinya yang dibayar

    selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan

    kepada lamanya waktu mengerjakan.

    3) Sistem borongan

    Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan

    atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam sistem

    borongan ini biasa mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung

    atas kecermatan kalkulasi mereka.

    e. Tujuan Kompensasi

    Kompensasi juga memiliki tujuan, Suatu organisasi dalam

    memberikan sejumlah kompensasi kepada para karyawannya, tentu saja

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • mempunyai maksud atau tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

    merupakan konseskuensi yang harus dipikul oleh para karyawan.

    Sinambela (2016:225-226) mendefinisikan tujuan-tujuan yang

    hendak dicapai melalui administrasi kompensasi adalah :

    1) Memperoleh pegawai yang berkualifikasi.

    Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para

    pelamar. Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga

    kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi penawaran dan

    permintaan tenaga kerja.

    2) Mempertahankan pegawai yang ada

    Jika tingkat kompensasi tidak kompetitif, maka banyak

    karyawan yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran

    karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap kompetitif dengan

    perusahaan-perusahaan lain.

    3) Menjamin keadilan

    Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk

    memenuhi prinsip keadilan, keadilan atau konsistensi internal dan

    eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat

    kompensasi.

    4) Penghargaan terhadap perilaku yang dilakukan

    Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang

    diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana

    kompensasi yang efektif.

    5) Mengendalikan biaya

    Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi

    untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada

    tingkat biaya yang baik.

    6) Mengikuti aturan hukum

    Seperti aspek-aspek manajemen sumber daya manusia lannya,

    administrasi kompensasi menghadapi batasan-batasan legal. Program

    kompensasi yang baik memprhatikan kendala-kendala tersebut dan

    memenuhi sesuai peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi

    karyawan.

    7) Memfasilitasi pengertian

    System manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah

    dipahami oleh spesialis SDM, manajemen operasi, dan para pegawai.

    8) Meningkatkan efisiensi admnistrasi

    Program kompensasi hendaknya dirancang untuk dikelola

    dengan efisien, membuat system informasi SDM optimal, walaupun

    tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan

    dengan tujuan-tujuan lainnya.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 2.1.3 MOTIVASI

    a. Definisi Motivasi

    Fillmore H. Standfor mendefinisikan bahwa motivasi sebagai

    suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu.

    Ernest J. Mc. Cormick mengemukakan bahwa motivasi kerja

    didefinisikan sebagai kondisi yag berpengaruh membangkitkan,

    mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

    lingkungan kerja. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk

    membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal) dikemukakan oleh

    Robert A. Baron, et.al. Mangkunegara (2010:93-94). Dari ketiga pakar

    yang mendefinisi tentang Motivasi dapat dirumuskan bahwa motivasi

    merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk membangkitkan

    dan mengarahkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu yang

    berkaitan dengan lingkunga kerja.

    b. Teori–teori motivasi

    Ada beberapa teori utama yang biasa dipakai sebagai pertimbangan

    dalam menangani masalah pemenuhan kebutuhan dan motivasi personel,

    dua diantaranya yang cukup menonjol adalah berdasarkan teori Maslow

    dan teori Herzberg dalam Mangkunegara (2010: 63-67).

    1) Teori Maslow

    Teori Maslow adalah mengenai hierarki atau tingkat-tingkat

    kebutuhan manusia, ia mengungkapkan bahwa pada hakikatnya

    manusia mempunyai lima kebutuhan yang paling sederhana atau

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • mendesak, hingga kepada tingkat kebutuhan yang lebih canggih.

    Kebutuhan pertama yaitu kebutuhan yang paling dasar bagi manusia

    ialah kebutuhan fisiologi seperti makan, minum dan tempat

    perlindungan (rumah). Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan akan

    keselamatan mencakup pengakuan senioritas, berserikat, dan jaminan

    pekerjaan. Kemudian kebutuhan untuk merasa diakui dan dihargai

    keberadaannya atau diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Lalu

    kebutuhan esteem seperti status, titel, pengakuan, dan promosi. Dan

    yang terakhir atau yang tertinggi adalah aktualisasi diri seperti

    pemenuhan keingingan dan pencapaian terhadap sesuatu yang tinggi.

    Kebutuhan-kebutuhan diatas bila tidak terpenuhi bagi karyawan akan

    menimbulkna ketegangan, frustasi dan menurunkan motivasi kerjanya.

    2) Teori Herzberg

    Teori Herzberg adalah mengenai hal-hal yang memengaruhi

    secara langsung dan tidak langsung terhadap motivasi kerja, ia

    menguraikan bahwa ada dua faktor penting yang harus diperhatikan

    dalam mendorong motivasi anggota, yaitu faktor pemeliharaan

    (maintenance factors) dan faktor pemotivasian (motivational factors).

    Faktor pemeliharaan atau faktor higienis adalah faktor yang

    menimbulkan ketidakpuasan dalam pekerjaan, dan bersifat ekstrinsik,

    contohnya adalah: kebijakan dan prosedur organisasi yang buruk,

    kualitas supervisi yang jelek, hubungan dengan rekan kerja dan

    dengan atasan yang tidak harmonis, penggajian atau pembayaran yang

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • tidak layak dan tidak adil, jaminan kerja yang tidak jelas, kondisi

    pekerjaan yang membosankan, kondisi lingkungan kerja yang buruk

    dan status yang rendah. Faktor pemotivasian adalah faktor yang

    mendorong kepuasan dan motivasi dalam bekerja, dan ia bersifat

    intrinsik, contoh dari faktor-faktor ini adalah keberhasilan melakukan

    pekerjaan, pengakuan pekerjaan yang menyenangkan, diberikan

    wewenang dan tanggung jawab yang layak dan pengembangan karier

    melalui pelatih dan pengalaman-pengalaman baru yang menarik.

    Tugas pimpinan bersama anggota, pertama adalah mengatasi faktor

    yang menghambat yaitu faktor higenis itu dahulu, kemudian baru

    setelah itu berupaya menciptakan terselenggaranya motivator. Dalam

    hal ini komunikasi pimpinan dengan peserta anggota sangatlah

    diperlukan karena kadang apa yang menjadi motivator bagi seseorang

    belum tentu bagi lainnya.

    2.1.4 DISIPLIN KERJA

    a. Definisi disiplin kerja

    Disiplin kerja adalah kemampuan kerja seseorang untuk secara

    teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-

    aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah

    ditetapkan. Sinambela (2016:335). Sedangkan menurut Keith Davis

    dalam Mangkunegara (2010:129) mengemukakan bahwa “Dicipline is

    management action to enforce organization standards.” Berdasarkan

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • pendapat Keiht Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan

    manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa terdapat dua jenis disiplin dalam

    organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan yang bersifat korektif.

    1) Pendekatan Disiplin Kerja

    Ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin modern,

    disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan. Mangkunegara

    (2010:130-131) :

    a) Pendekatan Disiplin Modern

    Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah

    keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini

    berasumsi :

    b) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

    hukuman secara fisik.

    c) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

    hukum yang berlaku.

    d) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

    prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan

    dengan mendapatkan fakta-faktanya.

    e) Melakukan proses terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

    terhadap kasus disiplin.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 2) Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

    Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin

    dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

    a) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah

    ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

    b) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus

    disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

    c) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

    maupun kepada pegawai lainnya.

    d) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

    lebih keras.

    e) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

    kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

    3) Pendekatan Disiplin Bertujuan

    Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :

    a) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

    pegawai

    b) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan

    perilaku

    c) Disiplin ditunjukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik

    d) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

    terhadap perbuatannya.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • Sesuai dengan pendekatan diatas, di PT Serin Indonesia

    menggunakan pendekatan disiplin modern, karena jika pegawai

    melanggar tidak akan dipukul tetapi dikasih sanksi yang sesuai dengan

    peraturan organisasi yang berlaku, tetapi jika pegawai melakukan

    kesalahan yang fatal maka akan segera diserahkan kepada pihak yang

    berwajib, kemudian dilanjutkan dengan penyelidikan oleh pihak-pihak

    berwajib sampai penuntutan dan penyelesaian dikantor hakim.

    b. Macam-macam Disiplin Kerja

    Mengenai macam-macam disiplin kerja, Mangkunegara (2010:129-130) :

    1) Disiplin Preventif

    Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

    pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang

    telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk

    menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,

    pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan

    perusahaan.

    2) Disiplin Korektif

    Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai

    dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap

    mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada

    perusahaan.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • c. Prinsip-prinsip Disiplin Kerja

    Bacal (2002) dalam Sinambela (2016:343) menyatakan bahwa

    terdapat beberapa prinsip yang seharusnya menjadi pedoman kita dalam

    mengambil tindakan disipliner :

    1) Mengambil tindakan disipliner harus sesuai dengan hukum setempat

    dan perjanjian perburuhan yang berlaku.

    2) Mendokumentasikan semua kegiatan disipliner secara lengkap, secara

    mendetail kekurangan yang sebenarnya dalam kinerja, bagaimana hal

    itu diidentifikasikan, bagaimana hal itu dikomunikasikan kepada

    pegawai yang bersangkutan, dan langkah-langkah yang telah diambil

    untuk memecahkan masalah itu.

    3) Tindakan disipliner yang diambil hendaknya menggunakan tingkat

    paksaan dan tekanan terendah yang diperlukan untuk memecahkan

    masalah.

    4) Semakin besar tingkat pemaksaan yang digunakan, semakin kecil

    kemungkinan untuk mencapai win-win solution yang kontruktif dan

    tahan lama.

    5) Semakin kita mampu menggambarkan dengan jelas permasalahan

    yang terjadi, semakin mungkin dapat memecahkannya bersama

    pegawai yang bersangkutan.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • d. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

    Bejo Siswanto dalam Sinambela (2016:356) berpendapat bahwa

    faktor-faktor dari disipin kerja adalah:

    1) Frekuensi kehadiran. Salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat

    kedisiplinan pegawai adalah semakin tinggi frekuensi kehadirannya

    atau rendahnya tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah

    memiliki disiplin yang tinggi.

    2) Tingkat kewaspadaan. Pegawai yang dalam melaksanakan

    pekerjaannya selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki

    tingkat kewaspadaan yang tinggi baik terhadap dirinya maupun

    terhadap pekerjaannya.

    3) Ketaatan pada standar kerja. Dalam melaksanakan pekerjaannya,

    seorang pegawai diharuskan menaati semua standar kerja yang telah

    ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan

    kerja tidak terjadi atau dapat dihindari.

    4) Ketaatan pada peraturan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk

    kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja.

    5) Etika kerja. Etika kerja diperlukan oleh setiap pegawai dalam

    melaksanakan pekerjaannya agar tercipta suasana harmonis dan

    saling menghargai antar semua pegawai.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 2.2 HASIL PENELITIAN TERDAHULU

    Beberapa penelitian terdahulu membuktikan hubungan antara Kompensasi,

    Motivasi dan Disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan. Berikut tabel penelitian

    terdahulu.

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

    Nama dan tahun peneliti Hasil Peneliti

    Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Laura komala, 2017

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bina Asia Tanggerang.

    Nurrike Habibah Rahmawati, 2016

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia.

    Usman Fauzi, 2014

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Trakindo Utam Samarinda.

    Purwanto dan Wulandari, 2016

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pelangi di Demak.

    Nurcahyati dkk, 2016

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. H.P.Metals Indonesia.

    Rizal dkk, 2014 (jurnal internasional)

    Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Local Aparatus Work Unit.

    Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Purwanto dan Wulandari, 2016

    Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Pelangi di Demak.

    Nuridin dan Pratiwi, 2016

    Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kubik Madani.

    Budiman dkk, 2016

    Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Hasjrat Abadi Tendean Manado.

    Andi Oh dan Eci Novita, 2016

    Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Perindustrian dan Perdagangan Bangkinang.

    Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Budiman dkk, 2016

    Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Hasjrat Abadi Tendean Manado.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • Wiratama, I Nyoman Jaka Alit dan Sintaasih, Desak Ketut (2013)

    Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung.

    Khasanah dkk,2016

    Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Studi Pada PT. New March Semarang.

    Sumber : Diolah sendiri (2018)

    2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

    1. Pengaruh Kompensasi terhadap kinerja karyawan

    Widodo (2015:153) mengemukakan bahwa kompensasi adalah bentuk

    pembayaran dalam bentuk manfaat dan insentif untuk memotivasi karyawan

    agar produktifitas kerja semakin meningkat. Selain itu sistem kompensasi

    perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja yang strategis. Pemberian

    kompensasi dapat meningkatkan prestasi kerja dan memotivasi karyawan.

    Maka dari itu, pengaturan kompensasi oleh perusahaan terhadap karyawan

    secara rasional dan adil sangat diperlukan. Jika karyawan merasa pemberian

    kompensasi tidak memadai, prestasi kerja dan motivasi maupun kinerja

    karyawan cenderung akan menurun. Hal ini dibuktikan bahwa dari beberapa

    penelitian yang di lakukan oleh Laura Komala (2017), Nurike Habibah

    Rahmawati (2016), Usman Fauzi (2014), Purwanto dan Wulandari (2016),

    Nurcahyati dkk (2016), Rizal dkk (2016), menyebutkan bahwa kompensasi

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • 2. Pengaruh Motivasi terhadap kinerja karyawan

    Mangkunegara (2010:93) menyimpulkan bahwa motivasi merupakan

    suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar

    pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Motivasi

    bersifat tidak tetap, Widodo (2015:188) menyimpulkan bahwa seseorang

    yang motivasinya rendah bisa menjadi orang yang bermotivasi tinggi.

    Demikian pula, orang yang motivasinya baik bisa saja kehilangan motivasi.

    Jadi orang yang sudah memiliki motivasi tidak dijamin akan selalu

    bermotivasi. Ini menunjukan bahwa motivasi harus secara terus menerus di

    bina, atau dengan kata lain upaya untuk memotivasi anggota jangan sampai

    berhenti. Hal ini dibuktikan bahwa dari beberapa penelitian yang di lakukan

    oleh Purwanto dan wulandari (2016), Nurdin dan Pratiwi (2016), Budiman

    dkk (2016), Andi oh dan Eci Novita (2016), menyebutkan bahwa motivasi

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

    3. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan

    Menurut Hasibuan (2017:193) Kedisiplinan adalah kesadaran dan

    kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

    social yang berlaku. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan

    efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan

    energi. Disiplin kerja bermanfaat untuk mendidik pegawai dalam mematuhi

    dan menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada sehingga

    mengasilkan kinerja yang baik. Sinambela (2016:332). Disiplin kerja yang

    baik akan menghasilkan karyawan yang baik pula, serta memiliki kinerja

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hali ini dibuktikan bahwa dari

    beberapa penelitian yang dilakukan oleh Budiman dkk (2016), Wiratma, I

    Nyoman Jaka Alit dan Desak Ketut (2013), Khasanah dkk (2016)

    menyebutkan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    karyawan.

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

    H1

    H1

    H2

    H3

    H4

    Sumber : Diolah sendiri (2018).

    Keterangan Garis :

    Hubungan secara parsial

    Hubungan secara simultan

    3.4 Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    kalimat pertanyaan Sugiyono (2015:136). Berbagai penelitian mengenai Kinerja

    KOMPENSASI (X1)

    KINERJA KARYAWAN

    (Y)

    MOTIVASI (X2)

    DISIPLIN KERJA (X3)

    H1

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  • Karyawan sudah cukup banyak dilakukan, Komala (2017), Budiman dkk (2016),

    dan Khasanah dkk (2016) memberikan kesimpulan yang hampir sama bahwa

    kompensasi, motivasi dan disiplin kerja selalu memiliki pengaruh yang signifikan

    terhadap kinerja karyawan.

    Sehingga dari berbagai referensi pada penelitian terdahulu, maka

    terbentuklah hipotesis dibawah ini:

    H1 : Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

    H2 : Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

    H3 : Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

    H4 : Kompensasi, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan

    terhadap kinerja karyawan.

    Pengaruh Kompensasi, Motivasi..., Diki Purwadiono, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018