Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasir
-
Upload
yasir-abdul-yasir -
Category
Education
-
view
63 -
download
0
Transcript of Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasir
MAKALAH
LANDASAN FILOSOFIS DAN KARAKTERISTIK KURIKULUM 1975
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Yang
Diampu Oleh Bapak : Dr. H. Muhlisin, M.Ag
Oleh :
Abdul Yasir
2021214480
Kelas M RS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
PENDAHULUAN
Membahas mengenai kurikulum, tentu semua pihak sepakat bahwa soal kebijakan yang
sangat strategis karena semua perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia merupakan
rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan
kegiatan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil sebuah pendidikan yang
dilakukan.
Dalam hal ini sekolah sebagai pelaksana pendidikan sangat berkepentingan menjadi
lahan utama. Dari semua pihak baik itu orang tua, masyarakat dan semua pihak yang terkait
dengaan perubahan-perubahan kurikulum itu. Oleh karena itu perubahan kurikulum itu harus
disikapi secara positif dengaan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah.
Keberhasilan implementasi kurikulum ini juga dipengaruhi oleh kemampuan guru terutama
berkaitan dengaan pengetahuan.
Rumusan Masalah
A. Pngertian dan Dimensi Kurikulum
B. Landasan filosofis kurikulum
C. Karakteristik kurikulum 1975
1
PEMBAHASAN
Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975
A. Pengertian dan Dimensi kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu Kurikulum diartiakan
sebagi jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali/penghargaan. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia
pendidikan mejadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh untuk memperoleh
penghargaan dalam bentuk Ijazah.
Bedasarkan pengertian diatas, dalam Kurikulum terkandung dua hal pokok yaitu :
1. Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa.
2. Tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang
sangat penting dan mentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran
tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti tes
atau ujian.1
Hamalik (2001) memberkikan beberapa tafsiran kurikulum dalam tiga hal yaitu :
a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang- orang pandai
masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
b. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan
yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku
1 Tim Penembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Kurikulum dan Pembelajara. Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2013), hlm. 2
2
siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah
menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.
c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam hal ini kurikulum merupakan serangkaian
pengalaman belajar.2
B. Landasan filosofis Kurikulum
Dalam pengertian umum filsafat adalah cara berfikir yang radikal, menyeluruh dan
mendalam (socrates) atau cara berfikir yang mengupas sesuatu sedalam- dalamnya. Plato
menyebutkan bahwa filsafat sebagi ilmu pengetahuan tentang kenenaran.
Landsan filosofis ialah pentingnya filsafat dalam melaksanakan membina dan
mengembangkan kurikulum di sekolah. Sedangkan filsafat pendidikan pada dasarnya adalah
penerapan dari pemikiran- pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah pendidikan.
Disamping itu terdapat tiga pandanga hidup yang diperlukan dalam pendidikan terutama
dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan tiga persoalan tersebut antara lain.
1. Logika = Ilmu (hakekat benar- benar)
2. Etika = Nilai (hakekat baik- buruk)
3. Estetika = Seni (hakekat indah- jelek)
Perumusan tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung dari pertimbangan-
pertimbangan filosofis. Hasil pertimbangan tersebut akan menetukan 4 hal diantaranya:
1. Tujuan pendidikan Nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Bidang Studi
4. Tujuan Instruksional
Manfaat filsafat pendidikan ini seperti di kemukakan Nasution (1982), sebagai berikut:
1. Dapat menetukan arah akan ke mana anak- anak harus di bawa
2. Dapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai
3. Dapat menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan
4. Memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan
2 Joko Susilo, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 783
5. Menilai kebersihan pendidikan
6. Memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan- kegiatan pendidikan3
C. Karakteristik Kurikulum 1975
1. Latar belakang ditetapkannya Kurikulum 1975
a. Sejak tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai
akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap
program pendidikan nasioanl. Hal- hal yang mempengaruhi program maupun
kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu adalah :
1. Selama pelita I, yang dimulai pada tahun 1969 telah banyak timbul gagasan baru
tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
2. adanya kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan nasional yang digarisakan
dalam GBHN yang antara lain berbunyi: “Mengejar ketinggalan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan.
3. adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan
pendidikan nasional.
4. adanya inovasi dalam sistem belajar- mengajar yang dianggap lebih efesien dan
efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.
5. keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau sistem yang
kini sedang berlaku.
b. Pada kurikulum 1968, hal- hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah
yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum
diperhitungkan, sehingga diperlakukan agar sesuai dengan tuntunan masyarakat yang
sedang membangun4.
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti Kurikulum 1968 menggunakan prinsip sebagai
berikut:
3 Dini, Rosdiani. Kurikulum Pendidikan jasmani,(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 13-154 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013), hlm. 5
4
a. Beriorintasi pada tujuan
b. Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan- tujuan yang lebih integratif
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
d. Menganut pendekatan sistem yang dikenal dengan prosedur pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI) sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
e. Dipengaruhi psikologi behaviorisme dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang- jawab) dan latihan (drill)
3. Komponen Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur- unsur
a. Tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/SPG/SMEA/STM
Tujuan Instusioanal adalah tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan (SD,
SMP, SMA/SPG/SMEA/STM) dalam melaksanakan program pendidikannya.
b. Struktur program Kurikulum
Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan
pada tiap sekolah.
c. Garis- Garis Besar Program Pengajaran
Sesuai dengan namanya, Garis- Garis Besar Program Pengajaran, pada bagian ini
dimuat hal- hal yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu :
1. Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti program
pengajaran yang bersangkutan selama masa pendidikan.
2. Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap satuan
pelajaran baik dalam satu semester maupun satu tahun.
3. Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahanpelajaran bagi
para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
4. Untuk penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satu ke tahun pelajaran
berikutnya dan dari semester satu ke semester berikutnya5.
5 Ibid. Hlm. 65
4. sistem penyajian dengan pendekatan PPSI (prosedur pengembangan sistem instruksional)
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) adalah proses dalam
mengembangkan pengajaran sebagai sebuah sistem yaitu pengajaran yang didalamnya
terdapat komponen- komponen yang saling terkait erat membentuk organisasi yang padu
untuk mencapai tujuan pengajaran. Komponen- komponen pengajaran ini antara lain :
- Tujuan pengajaran
- Metode pengajaran
- Media pengajaran
- Materi atau bahan pengajaran
- Evaluasi / penilaian pengajaran
Semua komponen tersebut saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pengajaran. PPSI
adalah langkah- langkah pengembangan sistem pengajaran yang diyakini akan mendasari
efektivitas dan efesiensi praktik pengajaran. Langkah- langkah penyusuna Satuan
Pelajaran (SP), Model Satuan Pelajaran (MSP) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dikenal PPSI sangat sistematis, dimualai dari.6
- Merumuskan tujuan
- Mengembangkan alat evaluasi
- Menetapkan kegiata belajar
- Merencanakan program kegiatan
- Melaksanakan program.
6 Esti, Ismawati. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar,(Yogyakarta: Ombak Dua, 2012) hlm. 43-456
Diagram Langkah- langkah PPSI
Keterangan : Menunjukkan bhawa hasil evaluasi memungkinkan kita untuk meninjau
kembali seluruh program dan pelaksanaan pengajaran (Feedback)
5. Sistem penilaian
Dengan melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhi pelajaran atau
pada akhir satuan pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang
membedakan dengan kurikulum sebelumnya yang memberikan penilaian pada akhir
semester atau akhir tahun saja.
6. Sistem bimbingan dan penyuluhan
Setiap siswa memilki tingkat kecepatan belajar yang tidak sama. Di samping itu
mereka memerlukan pengerahan yang akan mengembangkan mereka menjadi manusia
yang mampu meraih masa depan yang lebih baik. Dalam kaitan ini maka perlu adanya
7
I . Perumusan tujuan
II . Pengembangan alat Evaluasi
IV . Perencanaan Program kegiatan
III . Menetapkan KBM
V . Pelaksanaa
- Pre- test- Program- Post- test- Remidi
bimbingan dan penyuluhan bagi para siswa dalam meniti hidupnya meraih masa depan
yang diharapkannya.
7. Supervisi dan Administrasi
Sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan pengololaan yang terarah, baik
yang digunakan oleh para guru, administrator sekolah, maupun para pengawas sekolah.
Teknik supervisi dan administrasisekolah ini dapat dipelajari pada pedoman pelaksanaan
Kurikulum tentang supervisi dan administrasi.
8
PENUTUP
Kurikulum adalah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh untuk memperoleh
penghargaan dalam bentuk Ijazah. Dalam pandangan filsafat yaitu berfikir yang mengupas
sesuatu sedalam- dalamnya. Plato menyebutkan bahwa filsafat sebagi ilmu pengetahuan tentang
kenenaran. Adapun kurikulum 1975 menganut prinsip Beriorintasi pada tujuan, Menganut
pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang
menunjang kepada tercapainya tujuan- tujuan yang lebih integrative, dan lain- lain. Adapun
komponen kurikulum 1975 yaitu Tujuan institusional baik SD, SMP, dan
SMA/SPG/SMEA/STM, Struktur program Kurikulum, dan Garis- Garis Besar Program
Pengajaran.yang meliputi Tujuan Kurikuler, Tujuan Instruksional Umum, dan Pokok bahasan.
DAFTAR PUSTAKA9
Tim Penembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Kurikulum dan Pembelajaran. 2013.
Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo
Dini, Rosdiani. 2015. Kurikulum Pendidikan jasmani. Bandung: Alfabeta.
Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Esti, Ismawati. 2012. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan Ajar.Yogyakarta: Ombak
Dua.
Joko Susilo,Muhammad. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
10