LAMPIRAN - TNP2K

108
LAMPIRAN Tiap lampiran dalam laporan ini juga merupakan dokumen tersendiri yang dapat diunduh secara cuma-cuma dari situs web TNP2K: http://www.tnp2k.go.id

Transcript of LAMPIRAN - TNP2K

Page 1: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN Tiap lampiran dalam laporan ini juga merupakan dokumen tersendiri yang

dapat diunduh secara cuma-cuma dari situs web TNP2K:

http://www.tnp2k.go.id

Page 2: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 1

PRESEDEN NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM

MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

(VERSI LENGKAP)

Page 3: LAMPIRAN - TNP2K

DAFTAR ISI

Para Pihak dan Latar Belakang

1. Definisi dan Intepretasi

1.1 Definisi

1.2 Interpretasi

2. Kesepakatan Untuk Bekerja Sama

2.1 Para Pihak saling bekerjasama

2.2 Jangka Waktu

2.3 Penelaahan Kinerja

2.4 Maksud untuk terikat secara hukum

3. Proses perencanaan

3.1 Standar kerja

3.2 Komunikasi dan Sosialisasi

3.3 Perangkat pengembangan masyarakat

3.4 Kesinambungan

3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah

3.6 Persiapan rencana

3.7 Penggunaan perangkat perencanaan

3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak

3.9 Pengawasan dan evaluasi

4. Peran Pihak A

4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang

4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan

4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan

4.4 Menyediakan sumber daya lainnya

4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR dikemudian hari

4.6 Rencana Keselamatan

4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat

5. Peran Pihak B

5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang professional

5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui

5.3 Mengatur pembayaran

5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A

5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan

penasihatnya

5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat

6. Tata kelola yang baik dan pengambilan keputusan

6.1 Proses pengambilan keputusan

6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku

6.3 Benturan kepentingan

6.4 Kepatuhan terhadap hukum

Page 4: LAMPIRAN - TNP2K

7. Kontraktor dan pemasok

8. Asuransi

9. Keadaan diluar kendali Para Pihak

10. Pernyataan

10.1 Pernyataan Pihak A

10.2 Pernyataan Pihak B

11. Akibat dari Kesepakatan Mengenai suatu rencana

12. Ketidakmampuan untuk menyetujui atau melaksanakan

13. Penyelesaian sengketa

13.1 Prosedur penyelesaian sengketa

13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela

14. Pengakhiran

14.1 Pengakhiran karena pelanggaran

14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil dari penelaahan kinerja

14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh

14.4 Akibat pengakhiran

14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

15. Kerahasiaan

15.1 Informasi rahasia

15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan

15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran

16. Hak Kekayaan Intelektual

16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya

16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini

16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran

17. Aset lainnya

18. Ketentuan Umum

18.1 Pemberitahuan

18.2 Hubungan antara Para Pihak

18.3 Pengalihan

18.4 Perubahan

18.5 Pengesampingan

18.6 Keseluruhan perjanjian

18.7 Keterpisahan

18.8 Bahasa

18.9 Salinan

18.10 Hukum yang berlaku

Page 5: LAMPIRAN - TNP2K

Halaman Tandatangan

Schedule Satu : Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Harapan Pihak A atas

Kinerja Pihak B.

Schedule Dua : Anggaran dan Jadwal Pembayaran.

Schedule Tiga: Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Pengembangan Kemampuan Pihak B.

Schedule Empat: Proses Pengambilan Keputusan.

Page 6: LAMPIRAN - TNP2K

Lampiran “A” : Kode Etik Berperilaku Pihak A

NOTA KESEPAKATAN UNTUK MERENCANAKAN CSR- DALAM MENDUKUNG

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

TANGGAL:

PIHAK YANG BERKONTRIBUSI DALAM PENDANAAN (“Pihak A”)

Nama :

Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Alamat email :

PIHAK LAINNYA (“Pihak B”)

Nama :

Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Alamat email :

LATAR BELAKANG

A. Para Pihak berkeinginan untuk bekerjasama dalam mengembangkan rencana kegiatan masyarakat

atau prakarsa pengembangan masyarakat yang akan didukung oleh dana tanggung jawab sosial

perusahaan dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang disediakan oleh Pihak A dan

akan dirancang untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan sebutan: [masukan

nama masyarakat dan lokasi nya] __________________________________________________.

B. [Dalam rangka melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana

dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [dan

Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk peraturan

pelaksanannya)]], Para Pihak menandatangani MOU ini untuk memberikan kerangka yang jelas

mengenai pekerjaan mereka dalam mempersiapkan rencana kegiatan masyarakat atau prakarsa

pengembangan masyarakat untuk masyarakat yang namanya disebutkan di atas.

Page 7: LAMPIRAN - TNP2K

1. DEFINISI AND INTERPRETASI

1.1 Definisi

“Hari Kerja” adalah hari dimana bank-bank umum buka untuk melakukan kegiatan usaha di

[Daerah Khusus Ibukota Jakarta [atau Indonesia]].

“RKM” adalah rencana kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari satu atau lebih proyek

pengembangan masyarakat untuk kepentingan Masyarakat secara keseluruhan atau untuk

kepentingan anggota Masyarakat tersebut sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut dalam

MOU ini.

“Masyarakat” adalah masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Paragraf A Latar Belakang.

“CSR” adalah tanggung jawab sosial perusahaan.

“Dana CSR” adalah uang atau aset lainnya atau keuntungan yang diberikan oleh Pihak A untuk

mendanai dan mendukung pelaksanaan kewajiban Para Pihak berdasarkan MOU ini.

“Hak Kekayaan Intelektual” adalah kerahasiaan know-how, hak paten, merek dagang, merek

jasa, nama dagang, hak desain, hak cipta (termasuk hak dalam perangkat lunak komputer) atau

setiap hak atau kepemilikan yang sejenis dengan hal-hal diatas yang terdapat di berbagai bagian

dunia, baik terdaftar maupun tidak, berserta hak untuk mengajukan pendaftaran hak tersebut,

dan seluruh hak-hak dan bentuk perlindungan yang serupa atau yang memiliki akibat yang

setara atau sama, di b

“MOU” adalah Nota Kesepakatan ini.

“Pihak” adalah pihak dalam MOU ini atau secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

1.2 Interpretasi

Judul-judul harus diabaikan dalam menafsirkan MOU ini; rujukan kepada orang harus

mencakup rujukan kepada perusahaan, kemitraan, perseroan terbatas atau bentuk organisasi

lain dan begitu juga sebaliknya; rujukan kepada setiap Pihak harus mencakup penerus,

penerima hak dan penerima pengalihannya; rujukan kepada undang-undang harus dianggap

mencakup seluruh perubahan, pengundangan kembali atau penggantian undang-undang

tersebut dan harus dianggap mencakup seluruh peraturan, proklamasi, ordonansi, dan

anggaran dasar yang dibuat sesuai dengan undang-undang tersebut; rujukan kepada benda

mencakup keseluruhan atau sebagian dari benda tersebut; rujukan kepada setiap perjanjian,

izin atau instrumen atau dokumen apapun harus dianggap mencakup seluruh pendahuluan dan

lampiran dari perjanjian, izin atau instrumen atau dokumen tersebut dan seluruh bagian

daripadanya sebagaimana diubah, ditambah atau digantikan dari waktu ke waktu.

2. KESEPAKATAN UNTUK BEKERJA SAMA

2.1 Para Pihak saling bekerjasama

Para Pihak setuju untuk bekerja sama dalam hubungan yang erat dan kooperatif untuk

mengembangkan RKM untuk, atau satu atau lebih proyek, pengembangan masyarakat didalam

Masyarakat, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam MOU ini.

Page 8: LAMPIRAN - TNP2K

2.2 Jangka Waktu

Jangka waktu MOU ini akan dimulai pada: [masukan tanggal]____________________________

dan akan berakhir pada: [masukan tanggal]______________________________ kecuali jika

MOU ini diakhiri lebih awal melalui kesepakatan bersama atau berdasarkan Pasal lain dalam

MOU ini.

2.3 Penelaahan Kinerja

Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dibawah ini, Para Pihak akan

melakukan penelaahan kinerja Pihak B berdasarkan MOU ini. Penelaahan kinerja tersebut akan

memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk (i) menilai kinerja Pihak B, (ii)

memberikan kepada manajemen Pihak B suatu evaluasi perkembangan pekerjaan yang

profesional, dan (iii) mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan oleh

kedua belah Pihak. Para Pihak akan menyepakati aspek-aspek tertentu dari kinerja Pihak B yang

akan dinilai lebih dahulu pada saat penilaian pertama dan proses penelaahan kinerja yang rinci

adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Satu.

Tanggal penelaahan kinerja: [masukan tanggal]

2.4 Maksud untuk terikat secara hukum

Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam MOU ini.

3. PROSES PERENCANAAN

3.1 Standar Kerja

Para Pihak setuju untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang

profesional dalam pekerjaan perancangan dan perencanaan mereka. Tujuan Para Pihak adalah

untuk merancang setiap prakarsa pengembangan masyarakat yang:

a. memenuhi persyaratan berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk prosedur dan

persyaratan lain berdasarkan Undang-Undang tentang Desa, Undang-Undang No.6 Tahun

2014 dan peraturan pelaksananya dan peraturan daerah terkait mengenai kewajiban

tanggung jawab sosial (jika berlaku);

b. didasarkan pada bukti akan kebutuhan di Masyarakat dalam bentuk dan isi yang dapat

diterima oleh Pihak A dan dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau

kelompok adat setempat dan memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk

pengembangan sosial dan ekonomi;

c. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya Pihak A dan tepat dengan

mempertimbangkan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak B;

d. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan

pembangunan oleh pemerintah;

e. sejalan dengan, dan mengembangkan, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM); dan

Page 9: LAMPIRAN - TNP2K

f. memiliki potensi yang wajar untuk meningkatkan kualitas hidup anggota Masyarakat, untuk

mendorong penyuluhan atas kebutuhan masyarakat dan/atau untuk mengurangi

kemiskinan di Masyarakat tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.

Secara khusus Para Pihak setuju untuk memastikan bahwa terdapat partisipasi yang luas dari

anggota Masyarakat dalam proses pengidentifikasian kebutuhan Masyarakat dan dalam

menetapkan prioritas.

3.2 Komunikasi dan sosialisasi

a. Para Pihak sepakat untuk membentuk sebuah proses komunikasi yang kokoh dengan

anggota Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga memungkinkan Para

Pihak untuk berkomunikasi melalui cara yang jelas dan transparan. Tujuan Para Pihak adalah

untuk memaksimalkan transparansi, menyebarkan informasi yang akurat, memperbaiki

kesalahan informasi, menjelaskan nilai potensial dari proyek-proyek pembangunan dan

mengelola harapan masyarakat. Untuk tujuan ini, alur komunikasi akan dibuat yang

menetapkan suatu aturan yang disepakati untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan

untuk dan dari Para Pihak dan pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika,

kerahasiaan dan persetujuan yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal.

b. Pihak B bertanggung jawab dalam mempersiapkan pengurusan kegiatan-kegiatan promosi

yang sebagaimana mestinya berkaitan dengan RKM, termasuk pengumuman di media, dan

akan memastikan bahwa Pihak A menyetujui seluruh kegiatan promosi tersebut tersebut

sebelum dilakukan.

c. Pendanaan komunikasi dan sosialisasi akan dimasukkan dalam anggaran yang disusun

berdasarkan MOU ini.

3.3 Perangkat Pengembangan Masyarakat

Para Pihak mengakui bahwa mereka dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat

pengembangan masyarakat berikut ini, yang mereka yakini sesuai dari waktu ke waktu, dalam

kerangka dan perencanaan kerja berdasarkan MOU ini.

a. Pemetaan Masyarakat, untuk memungkinkan anggota Masyarakat untuk memetakan tata

letak fisik Masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka atas anggota Masyarakat

dan jaringan Masyarakat.

b. Analisa dari berbagai lembaga, yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi

Masyarakat, untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan

tradisional pada saat ini, proses pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.

c. Analisa Risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik

dan perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam Masyarakat dan masyarakat

sekitar yang mungkin perlu ikut dipertimbangkan dalam proses perencanaan.

d. Analisa Pemangku Kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang yang ada dalam

Masyarakat dan dalam konteks yang lebih luas, siapa-siapa yang memiliki kepentingan yang

sah dalam proses perencanaan RKM dan setiap hasil pengembangan proyek.

e. Analisa Sosial-Ekonomi dari Masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk

mengumpulkan data-data pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus untuk

proyek pengembangan, seperti pengetahuan mengenai gizi, kelahiran yang abnormal dan

Page 10: LAMPIRAN - TNP2K

mengakibatkan kematian, gerakan kesetaraan wanita, anak-anak di sekolah, anak-anak

dengan sertifikat kelahiran, layanan kesehatan dan kebutuhan mata pencaharian untuk

kaum muda.

f. Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu memberdayakan anggota Masyarakat untuk

mengawasi proses perencanaan dan menyediakan instrumen akuntabilitas untuk Para

Pihak.

3.4 Kesinambungan

a. Para Pihak sepakat bahwa tujuan mereka bersama adalah kebutuhan masyarakat yang

berlandaskan bukti dan oleh karenanya dilaksanakan dengan cara yang dapat menuju

kepada perbaikan yang berkesinambungan di dalam Masyarakat dan akan menghilangkan

kebergantungan kepada Para Pihak secara terus menerus.

b. Pihak B mengakui bahwa Para Pihak akan berpedoman pada kode etik berperilaku, prinsip-

prinsip kesinambungan atau dokumen yang sejenis dari Pihak A dalam bentuk sebagaimana

terlampir pada MOU ini.

c. Pihak B juga mengakui bahwa, untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan, Pihak

A akan mensyaratkan proses perencanaan dan RKM, dilakukan dengan mempertimbangkan

pengelolaan dampak sosial Pihak A yang ada, keterlibatan masyarakat dan kebijakan dan

praktek perekrutan dan kontrak masyarakat lokal sehingga proyek pengembangan

masyarakat sejalan dan terintegrasi dengan baik dengan kegiatan operasional Pihak A.

3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah

a. Para Pihak akan berkonsultasi dengan otoritas Masyarakat terkait dan badan pemerintah

secara berkala sebagaimana mungkin diperlukan untuk memperoleh data terkini mengenai

kondisi sosial dan ekonomi suatu daerah dan untuk memahami dan menyertakan ke dalam

pekerjaan perencanaan mereka seluruh rencana pemerintah yang terkait dan prioritas

pembangunan untuk Masyarakat. Hal ini mencakup mencari informasi dan panduan dari

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (“TNP2K”) dan Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah (“TKPKD”) yang terkait untuk memastikan bahwa

prakarsa pengembangan masyarakat yang diatur dalam Perjanjian ini akan tepat sasaran,

untuk mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan di Masyarakat. Para Pihak

setuju bahwa mereka akan menggunakan setiap informasi dan panduan yang tersedia untuk

mereka dari Basis Data Terpadu TNP2K hanya untuk tujuan pengentasan kemiskinan dan

bukan untuk keuntungan komersial atau tujuan politik

b. Para Pihak akan berusaha untuk memastikan bahwa RKM mereka dapat mengisi

kekosongan atas bantuan-bantuan pemerintah dan sejalan dengan, dan tidak bersaing,

tidak menjadi proyek ganda atau menggantikan proyek-proyek pemerintah.

c. Apabila diyakini tepat dan dapat memperkuat efektivitas pekerjaan pengembangan

Masyarakat yang mereka lakukan, Para Pihak dapat mengadakan perjanjian kerjasama

teknis dengan pemerintah daerah setempat berdasarkan perjanjian tersebut, pemerintah

daerah berkomitmen untuk bekerjasama dengan Para Pihak dan untuk menyediakan tingkat

pendanaan yang disetujui dan/atau dukungan dalam bentuk lain untuk pekerjaan Para Pihak

berdasarkan MOU ini untuk memastikan bahwa proses perencanaan berjalan dengan tepat

waktu dan sesuai anggaran.

Page 11: LAMPIRAN - TNP2K

d. Para Pihak akan membuat diri mereka mengetahui akan ketentuan Undang-Undang Desa

(Undang-Undang No 6 Tahun 2014) dan peraturan pelaksananya, jika berlaku, dan dampak

dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ("PNPM") pada Masyarakat, dan

mencoba, jika dimungkinkan dan dibenarkan, untuk menggunakan fasilitator Masyarakat

yang berkompeten dan berpengalaman dan untuk membangun proses dan struktur

keikutsertaan yang sudah ada di Masyarakat.

e. Jika terdapat Forum CSR setempat, Para Pihak dapat mempertimbangkan untuk bekerja

dengan Forum CSR tersebut dan dengan badan pemerintah daerah dan dengan perusahaan

lain dan organisasi yang aktif di daerah tersebut untuk berbagi informasi dan

mengkoordinasikan perencanaan CSR dalam mendukung proyek pengembangan

masyarakat.

3.6 Persiapan suatu rencana

Para Pihak mengakui bahwa mereka berkeinginan untuk mengembangkan RKM untuk

Masyarakat (dan setiap masyarakat sekitar atau yang terkena dampak sebagaimana disetujui

oleh Para Pihak). RKM harus mencakup penjelasan mengenai prioritas kebutuhan dan

permasalahan, cara yang strategis dan potensial dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,

dan program kerja untuk satu atau lebih proyek pengembangan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dan mengatasi permasalahan tersebut. RKM dapat termasuk atau dapat

berdasarkan atau dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan proyek yang sudah

berjalan di dalam Masyarakat.

3.7 Penggunaan perangkat perencanaan

Analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan proyek yang berorientasi pada

tujuan seperti ZOPP (Objectives-Oriented Project Planning), jadwal kegiatan dan anggaran akan

dipersiapkan untuk masing-masing proyek pengembangan masyarakat yang diusulkan.

Perangkat perencanaan tersebut akan dirancang untuk digunakan sebagai kertas kerja yang

akan diperiksa dan diubah melalui kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan, dengan

mempertimbangkan perubahan dari Masyarakat atau dalam keadaan tertentu lainnya atau

dalam hal perubahan persyaratan dari Para Pihak sesuai dengan berjalannya proses

perencanaan dan pelaksanaan.

3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak

RKM secara keseluruhan, dan setiap kerangka logis untuk suatu proyek yang tercantum

didalamnya, harus dalam bentuk yang disetujui oleh kedua belah Pihak sebelum RKM dapat

menjadi dasar bagi Para Pihak untuk bernegosiasi dan menandatangani perjanjian tertentu

yang mengikat secara sah untuk melaksanakan sebagian atau seluruh RKM tersebut.

3.9 Pengawasan dan evaluasi

Para Pihak akan memasukkan dalam RKM mereka, suatu proses untuk memungkinkan setiap

proyek diawasi dan dievaluasi sepanjang siklus proyek. Proses ini akan memungkinkan

partisipasi dari pemangku kepentingan dan akan menggabungkan metode tolak ukur baik

secara kuantitatif maupun kualitatif atas hasil pekerjaan dan efektivitasnya.

Page 12: LAMPIRAN - TNP2K

4. PERAN PIHAK A

4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang

Pihak A setuju untuk menyediakan Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter

yang diperlukan dalam melaksanakan perencanaan RKM berdasarkan MOU ini sesuai dengan

anggaran dan jadwal pembayaran dalam Schedule Dua yang telah disepakati, yang mana

anggaran dan jadwal pembayaran dapat diubah dengan kesepakatan bersama dari waktu ke

waktu. Untuk menghindari keragu-raguan, Dana CSR untuk melaksanakan RKM akan diatur

lebih lanjut dalam perjanjian pelaksanaan tertentu yang akan ditandatangani oleh Para Pihak.

4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan

Pihak A akan membayar Dana CSR yang dianggarkan ke rekening bank Pihak B yang ditentukan

(Rekening Bank Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.2 (e) di bawah) sesuai dengan

jadwal pembayaran yang disepakati.

4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan

Pihak A setuju untuk menyediakan dana tambahan atau kontribusi lainnya, seperti pembinaan,

pelatihan usaha dan penyediaan contoh-contoh dokumen, yang diperlukan guna

memungkinkan karyawan dari Pihak B untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan

pengembangan kemampuan lainnya yang relevan, atau untuk mengikutsertakan karyawan

Pihak B dalam kegiatan pelatihan internal Pihak A, sepanjang dalam jangka waktu MOU ini,

dengan ketentuan bahwa Pihak B dapat menunjukkan bahwa hal tersebut akan memberikan

manfaat bagi proses perencanaan RKM atau pelaksanaan setiap proyek berdasarkan RKM.

Dukungan peningkatan kemampuan awal adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Tiga.

Pada saat kapanpun, Pihak A dapat, namun tidak berkewajiban untuk mengabulkan setiap

permintaan dari Pihak B untuk memberikan dukungan peningkatan kemampuan tambahan.

Setiap permintaan untuk pendanaan tersebut harus dimintakan paling lambat tujuh hari

sebelum pelatihan atau pengembangan kemampuan apapun.

4.4 Menyediakan sumber daya lainnya

Pihak A setuju bahwa Pihak A akan memberikan manfaat secara penuh akan pengetahuan

teknis dan bisnis, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk perancangan RKM yang

diusulkan yang pada saat kapanpun dan dimanapun hal tersebut diyakininya wajar untuk

diberikan dan hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang terkait atau

perjanjian apapun (termasuk anggaran dasar atau akta pendiriannya) dimana pihak tersebut

adalah pihak atau subyek.

4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR dikemudian hari

Pihak A setuju bahwa ia akan menyediakan pedoman mengenai jumlah dana CSR yang dapat

disediakan oleh Pihak A dan/atau sumber lainnya untuk mendukung proyek pengembangan

masyarakat yang telah disetujui berdasarkan RKM, jika dan pada saat yang tepat selama proses

perencanaan, untuk memastikan bahwa Para Pihak dapat memasukan pendanaan CSR yang

mungkin tersedia di kemudian hari kedalam proses perencanaan.

Page 13: LAMPIRAN - TNP2K

4.6 Rencana Keselamatan

Pihak A, dengan berkonsultasi dengan Pihak B, akan menyusun rencana keselamatan yang

sesuai jika dan ketika pekerjaan Para Pihak berdasarkan MOU ini adalah dalam wilayah yang

terkena dampak konflik.

4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat

Pihak A akan, dengan bantuan dari Pihak B jika diperlukan, melaksanakan pencegahan atau

menyelesaikan setiap konflik yang nyata atau mungkin akan timbul atau perselisihan di dalam

Masyarakat atau dengan pemangku kepentingan lainnya dalam kaitannya dengan proses

perencanaan RKM.

5. PERAN PIHAK B

5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang profesional

Pihak B yang akan menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan proyek berdasarkan

MOU ini. Pihak B akan merancang dan mengelola proses perencanaan RKM yang menggunakan

perangkat pengembangan masyarakat yang sesuai dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktek

pengembangan masyarakat yang professional. Pihak B akan memberikan manfaat secara

penuh atas pengetahuannya mengenai Masyarakat dan keterampilan dan pengalamannya

dalam pengembangan masyarakat dan bantuan sosial dalam keikutsertaannya dalam

perencanaan yang ditetapkan berdasarkan MOU ini.

5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui

a. Pihak B akan, dengan berkonsultasi secara intensif dengan Pihak A, mempersiapkan dan

mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati untuk

proses perencanaan berdasarkan MOU ini. Jadwal pembayaran akan mencakup dukungan

dalam bentuk barang yang diberikan oleh Pihak A.

b. Jadwal pembayaran akan dirancang untuk menjamin bahwa Pihak B diberikan dana yang

cukup pada saat atau segera setelah penandatanganan MOU ini untuk memungkinkan Pihak

B mengerahkan karyawan dan sumber daya yang diperlukan untuk memungkinkan Pihak B

dapat mulai melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini sesuai dengan jadwal kegiatan.

Jadwal pembayaran akan dirancang untuk memberikan dana dimuka yang diperlukan untuk

pengeluaran Pihak B, kecuali untuk pembayaran akhir dapat dilakukan dengan persyaratan

yakni sampai Pihak B memberikan laporan proyek akhir dan laporan keuangan dalam format

yang disetujui oleh Pihak A.

c. Setiap anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan dapat diubah dengan

kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan dari waktu ke waktu, untuk mencerminkan

perubahan keadaan atau maksud dari Para Pihak.

d. Jumlah keseluruhan dana tunai CSR yang dialokasikan untuk perencanaan kegiatan RKM

berdasarkan MOU ini sebagai anggaran awal adalah sebesar Rp_______________________.

Kontribusi dalam bentuk barang dan kontribusi non-moneter adalah sebagaimana

ditetapkan dalam anggaran dalam Schedule Dua.

Page 14: LAMPIRAN - TNP2K

e. Setelah penandatanganan MOU ini, Pihak B akan memberikan kepada Pihak A, rincian

rekening bank khusus milik Pihak B, yang akan digunakan untuk menutupi biaya yang

dikeluarkan dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini (“Rekening Bank Khusus”).

Pihak B akan memastikan bahwa Rekening Bank Khusus tersebut hanya digunakan untuk

Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A tersebut berdasarkan MOU ini dan bahwa Dana CSR

Pihak A tidak bercampur dengan uang milik Pihak B atau uang milik pihak ketiga.

f. Pihak A mengakui bahwa Pihak B akan membutuhkan dana yang cukup untuk mencukupi

pengeluaran dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini, termasuk pengeluaran

untuk gaji karyawan, konsultan dan kegiatan pengurusan dan administrasi yang wajar. Oleh

karena itu, Para Pihak setuju bahwa Pihak B berhak untuk memasukkan dalam anggaran

suatu jumlah yang disepakati sebagai biaya administrasi overhead, manajemen dan

pemeliharaan sebesar [*]% dari keseluruhan jumlah anggaran. Kecuali disetujui lain oleh

Pihak A, Para Pihak dengan ini setuju bahwa segala kelebihan biaya tersebut yang tidak

termuat dalam anggaran yang telah disetujui tetapi timbul dengan cara bagaimanapun oleh

Pihak B dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini akan ditanggung sendiri oleh

Pihak B.

g. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam MOU ini yang dapat

diinterpretasikan sehingga memperbolehkan Pihak B memberikan keuntungan apapun baik

dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada

para anggotanya, Pembina/ Pendiri, Pengurus atau Pengawas (sebagaimana relevan) yang

berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan MOU ini kecuali hal tersebut diperbolehkan

berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh Pihak A terlebih dahulu.

5.3 Mengatur pembayaran

a. Kecuali Pihak A menginstruksikan lain, Pihak B, dalam perannya sebagai manajer proyek

akan membayar kontraktor dan pemasok pihak ketiga dari Dana CSR yang ditempatkan oleh

Pihak A ke Rekening Bank Khusus, dengan ketentuan Pihak B hanya melakukannya

berdasarkan faktur yang sah untuk kemudian disimpan dalam pembukuan Pihak B dan

dapat diperiksa, disalin dan diaudit sebagaimana dipersyaratkan dalam MOU ini.

b. Kecuali diinstruksikan lain oleh Pihak A, semua faktur harus menyebutkan nama Masyarakat

dan proyek pengembangan masyarakat yang relevan, ditujukan kepada Pihak B dan secara

jelas menyatakan tujuan dari pembayaran tersebut.

5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A

Pihak B akan menyimpan catatan yang terpisah dan akurat atas pekerjaan yang dilakukan

berdasarkan MOU ini (termasuk namun tidak terbatas pada seluruh faktur-faktur, surat-surat,

persetujuan-persetujuan, lisensi-lisensi, korespondensi dalam bentuk email dan dokumen

lainnya yang terkait dengan Proyek). Pihak B juga akan memiliki laporan keuangan yang dibuat

sesuai dengan prinsip akuntansi standar yang secara umum berlaku di Indonesia untuk

mencatat semua transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini dan

akan memastikan bahwa semua faktur dan kwitansi disimpan dalam pembukuan proyek. Pihak

B akan memberikan laporan proyek periodik secara berkala dan laporan keuangan pada waktu

yang disepakati dan dalam bentuk yang disetujui oleh Pihak A. Laporan proyek akan

menguraikan kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan dan laporan keuangan akan

membuktikan semua pengeluaran dari Dana CSR Pihak A selama periode pelaporan.

Page 15: LAMPIRAN - TNP2K

5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan

penasihatnya

Pihak B akan membuat semua korespondensi, catatan, laporan, faktur, laporan keuangan dan

dokumen lainnya dan catatan elektronik yang dihasilkan dalam menjalankan pekerjaan

berdasarkan MOU ini tersedia untuk dapat diperiksa, disalin dan diaudit oleh Pihak A,

akuntannya dan penasihat profesionalnya, pada setiap saat dan dari waktu ke waktu. Pihak A

akan memberikan pemberitahuan yang wajar kepada Pihak B mengenai keinginannya untuk

memeriksa, menyalin atau mengaudit dokumen-dokumen atau catatan elektronik tersebut dan

akan, sepanjang dapat dilakukan, melaksanakan pemeriksaan tersebut selama jam kerja.

Apabila Pihak A mensyaratkan Pihak B untuk menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit

kepada Pihak A, maka Pihak A akan memastikan bahwa anggaran yang akan disetujui untuk

proyek sudah mencakup dana cukup untuk membayar biaya yang diperlukan Pihak B dalam

menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit secara professional tersebut.

5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat

Para Pihak setuju untuk memasukan dalam anggaran pendanaan setiap pajak, retribusi atau

pengeluaran kepada pemerintah (jika ada) yang secara sah dipersyaratkan untuk dibayar

sehubungan dengan perencanaan kerja yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini. Pihak B,

dengan menggunakan Dana CSR Pihak A, akan membayar pajak, retribusi atau biaya lainnya

tersebut (jika ada) kepada pejabat berwenang terkait dan akan memastikan bahwa seluruh

pembayaran tersebut diakui secara tertulis dengan benar dan tepat waktu dan dimasukan

secara benar dalam laporan keuangan.

6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

6.1 Proses pengambilan keputusan

a. Para Pihak sepakat untuk mengatur serangkaian rapat rutin sepanjang jangka waktu MOU

ini untuk tujuan membahas dan mengambil keputusan tentang, proses perencanaan RKM,

dan hal-hal lain yang timbul berdasarkan MOU ini.

b. Rapat yang dilaksanakan oleh orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam

pengurusan sehari-hari dari proses perencanaan RKM akan dilakukan paling sedikit dua kali

seminggu.

c. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam proses perencanaan sehari-hari

juga akan mengadakan rapat bersama dengan atasan langsung mereka paling sedikit satu

kali seminggu.

d. Semua yang disebutkan di atas akan mengadakan rapat, bersama dengan manajer yang

lebih tinggi dari masing-masing Pihak A dan Pihak B dan setiap pemangku kepentingan

terkait lainnya, paling sedikit satu kali setiap bulannya.

e. Keputusan akan diambil melalui musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis. Berita

acara dari setiap rapat akan diedarkan ke peserta rapat untuk diperiksa, diubah jika perlu

dan ditandatangani apabila sudah benar.

f. Rapat-rapat dapat diselenggarakan secara langsung atau melalui telepon atau video

konferensi, sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak.

Page 16: LAMPIRAN - TNP2K

g. Rincian dari proses pengambilan keputusan, tempat rapat dan nama dan jabatan dari

mereka yang akan terlibat dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Schedule Empat.

6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku

Para Pihak sepakat untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kode etik bertindak dan

berperilaku dan memastikan bahwa kode etik bertindak diimplementasikan dan kode etik

berperilaku digalakan melalui pelatihan dan pengamatan karyawan yang patut dan

sebagaimana mestinya.

6.3 Benturan Kepentingan

Jika, pada setiap saat sepanjang jangka waktu MOU ini, salah satu pihak berkesimpulan dengan

dasar yang cukup bahwa dirinya atau Pihak lain, atau salah satu anggota, direktur, manajer,

karyawan, konsultan mereka atau pemangku kepentingan lain, terkena dampak atas suatu

benturan kepentingan yang mengancam, atau mungkin mengancam, reputasi atau

keberlangsungannya dari proses perencanaan RKM atau reputasi dari salah satu Pihak, maka

Pihak yang terkena dampak harus melakukan semua usaha yang ia bisa lakukan untuk

mengatasi atau menyelesaikan benturan kepentingan tersebut sesegera mungkin.

6.4 Kepatuhan terhadap hukum

Para Pihak akan membuat diri mereka sendiri sadar dengan hukum yang berlaku dan

memastikan bahwa perbuatan mereka yang dilakukan berdasarkan MOU ini adalah sah. Pihak

B mengakui dan setuju bahwa perbuatan mereka berdasarkan MOU ini dapat, dalam beberapa

hal, diatur oleh hukum yurisdiksi asing yang berlaku terhadap Pihak A dan pengurusnya,

termasuk antara lain undang-undang mengenai praktek-praktek korupsi, perlakuan terhadap

anak-anak dan privasi.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

a. Jika diperlukan, Pihak B, sebagai manajer proyek, adalah pihak utama yang bertanggung

jawab untuk pengadaan kontraktor dan pemasok. Seluruh perikatan dilakukan oleh Pihak B

akan dilaksanakan berdasarkan standar pengadaan yang wajar yang dapat diterima oleh

Pihak A.

b. Secara khusus, Pihak B akan melakukan uji tuntas kelayakan terhadap calon kontraktor dan

pemasok sehingga memastikan bahwa mereka dipilih secara hati-hati atas dasar bahwa

mereka berkompeten untuk melakukan pekerjaan atau penyediaan barang dan jasa yang

dibutuhkan, memiliki reputasi yang baik, bebas dari benturan kepentingan atau praktek-

praktek korupsi dan tidak akan membuat Para Pihak menjadi dalam masalah.

Untuk tujuan ini, jika dipersyaratkan oleh Pihak A, kontraktor dan pemasok terkait akan

memberikan kepada Pihak A pernyataan tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa syarat ini

telah terpenuhi.

c. Para Pihak mengakui bahwa penunjukan kontraktor dan pemasok dapat tunduk kepada

persyaratan tender yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan internal Pihak A (atau,

dalam hal Pihak A adalah Badan Usaha Milik Negara, tunduk kepada persyaratan tender

Page 17: LAMPIRAN - TNP2K

sebagaimana diatur dalam peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara). Mereka

menyetujui untuk mematuhi persyaratan tersebut dari waktu ke waktu.

d. Para Pihak akan berusaha menyediakan pekerjaan kepada kontraktor dan pemasok

masyarakat setempat sejauh diperbolehkan berdasarkan kebijakan perekrutan dan

perikatan Pihak A dari waktu ke waktu.

e. Pihak B setuju bahwa Pihak A berhak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan dan

membuat keputusan akhir dalam pemilihan seluruh kontraktor dan pemasok apabila nilai

kontrak melebihi [*] Rupiah atau jumlah lain yang disepakati antara pihak dari waktu ke

waktu.

f. Kecuali jika disetujui sebaliknya, semua kontrak akan ditandatangani oleh Pihak B dan

kontraktor atau pemasok. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak B mengakui bahwa ia

tidak berwenang untuk menandatangani kontrak apapun atas nama, atau sebagai agen,

Pihak A.

g. Pihak B akan memastikan bahwa kontraktor dan pemasok yang ditunjuk akan memberikan

jaminan yang tepat dan cukup dan/atau asuransi berkenaan dengan pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

8. ASURANSI

Pihak B setuju untuk memperoleh dan mempertahankan secara terus-menerus sepanjang

jangka waktu MOU ini, polis asuransi yang secara wajar diperlukan untuk ditutup dalam

kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan MOU ini. Pihak B juga mengakui

bahwa manfaat dari asuransi (termasuk namun tidak terbatas kepada uang pertanggungan)

adalah untuk kepentingan masyarakat dan sepanjang dimungkinkan, untuk menutup kerugian

yang ditanggung oleh Pihak manapun terkait dengan objek yang diasuransikan.

9. KEADAAN DILUAR KENDALI PARA PIHAK

Suatu Pihak tidak akan dianggap melanggar MOU ini jika Pihak tersebut gagal untuk memenuhi

kewajibannya berdasarkan MOU ini (selain kewajiban untuk menyediakan dana) karena suatu

peristiwa yang terjadi atau keadaan yang timbul di luar kendali mereka secara wajar dan tidak

dapat diprediksi. Pihak yang terkena dampak harus mengerahkan upaya yang wajar dalam

mengatasi peristiwa atau keadaan tersebut sehingga dapat melanjutkan kewajibannya

sesegera mungkin. Jika Pihak tersebut tidak dapat melanjutkan kinerjanya dalam waktu tiga

bulan atau pada waktu lain yang disepakati, Pihak lain dapat, namun tidak wajib, mengakhiri

MOU ini.

Page 18: LAMPIRAN - TNP2K

10. PERNYATAAN

10.1 Pernyataan Pihak A

Pihak A menyatakan kepada Pihak B bahwa:

a. Pihak A didirikan secara sah berdasarkan hukum negara [masukan yurisdiksi pendirian]

_______________________dan memiliki dan terus memiliki hak yang sah dan kekuasaan

dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk menandatangani dan melaksanakan

MOU ini dan untuk melakukan secara penuh kewajibannya berdasarkan MOU ini;

b. Pihak A telah memberikan kepada Pihak B salinan yang terkini dan benar dari anggaran

dasarnya yang terkini dan lengkap;

c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak A dan

karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak A dan dapat dilaksanakan

terhadap Pihak A sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;

d. Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, kontribusi non-moneter yang akan

disediakan untuk proses perencanaan RKM berdasarkan MOU ini akan diberikan secara sah

dan sesuai dengan proses kewenangan internal perusahaan; dan

e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan

benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap

peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.

10.2 Pernyataan Pihak B

Pihak B menyatakan kepada Pihak A bahwa:

a. Pihak B didirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan memiliki dan terus

memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk

menandatangani dan melaksanakan MOU ini dan untuk melakukan secara penuh

kewajibannya berdasarkan MOU ini;

b. Pihak B telah memberikan kepada Pihak A salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang

terkini dan lengkap dan persetujuan atas anggaran dasarnya dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Indonesia;

c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak B dan

karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak B dan dapat dilaksanakan

terhadap Pihak B sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;

d. Pihak B memiliki pengetahuan pengembangan masyarakat, keterampilan dan pengalaman

yang diperlukan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini termasuk dalam

berurusan dengan masyarakat yang menjadi tujuan (ketika diminta oleh Pihak A, Pihak B

akan memberikan dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan ini); dan

e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan

benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap

peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.

Page 19: LAMPIRAN - TNP2K

11. AKIBAT DARI KESEPAKATAN MENGENAI RENCANA

a. Jika pada setiap waktu sepanjang dalam jangka waktu MOU ini kedua belah Pihak telah

setuju bahwa mereka telah mengembangkan RKM yang mereka inginkan untuk

dilaksanakan, mereka akan meneruskan dengan bernegosiasi dengan itikad baik ketentuan-

ketentuan suatu perjanjian berdasarkan perjanjian tersebut mereka akan bekerja bersama

untuk melaksanakan RKM. Pihak A dapat mengatur waktu yang wajar mengenai kapan

negosiasi atas perjanjian tersebut akan dilaksanakan.

b. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak A tidak berkewajiban untuk melaksanakan atau

menyediakan dana untuk melaksanakan RKM atau proyek pengembangan masyarakat

apapun yang dimaksud dalam RKM, hingga Para Pihak telah menyetujui dan

menandatangani suatu perjanjian tertentu dan secara sah terikat untuk melaksanakan RKM.

c. Tidak ada dalam MOU ini yang mewajibkan Para Pihak untuk setuju untuk bekerja sama

dalam melaksanakan RKM yang telah disetujui.

d. Jika Para Pihak tidak dapat, dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Pihak A, atau, jika

tidak ada waktu yang ditentukan, dalam waktu yang wajar, mencapai perjanjian yang

mengikat secara pasti untuk melaksanakan RKM yang telah disetujui, Pihak A dapat

memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak B yang akan mengakhiri MOU ini secara

otomatis pada tanggal pemberitahuan tersebut, dimana kemudian Pihak A berhak untuk

bekerja dengan organisasi yang lain untuk melaksanakan RKM yang dikembangkan oleh

Para Pihak berdasarkan MOU ini.

12. KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENYETUJUI ATAU MELAKSANAKAN

Jika, selama dalam jangka waktu MOU ini:

a. kedua belah Pihak menyetujui secara tertulis untuk mengakhiri kerja sama berdasarkan

MOU ini; atau

b. Pihak A dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak B

bahwa, dikarenakan alasan operasional yang tidak terduga atau alasan lainnya yang

berkaitan dengan urusan usahanya atau karena setiap kejadian yang terjadi diluar

kekuasaannya dan tidak dapat diprediksi, sehingga Pihak A tidak lagi berada dalam posisi

dimana ia dapat menjamin pemberian Dana CSR untuk melaksanakan RKM dalam

Masyarakat,

maka MOU ini akan berakhir secara otomatis pada tanggal kesepakatan tertulis tersebut atau

tanggal pengakhiran yang disebutkan dalam pemberitahuan dari Pihak A tersebut,

sebagaimana terjadi. Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar hingga tanggal

pemberitahuan tersebut yang dikeluarkan oleh Pihak B sesuai dengan dengan anggaran yang

telah disetujui, bersamaan dengan setiap biaya yang disetujui oleh Para Pihak yang harus

merupakan pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan ini.

Page 20: LAMPIRAN - TNP2K

13. PENYELESAIAN SENGKETA

13.1 Prosedur penyelesaian sengketa

Jika timbul sengketa antara Para Pihak yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan

dengan itikad baik (musyawarah mufakat) antara perwakilan yang berwenang dari masing-

masing Para Pihak, maka:

a. sengketa pertama-tama harus diselesaikan oleh manajemen eksekutif yang paling senior

dari masing-masing Pihak A dan Pihak B;

b. jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif senior, salah satu Pihak

dapat meminta seorang independen yang dihormati yang tidak terlibat dalam proses

perencanaan CAP atau dalam sengketa, dan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,

untuk diangkat sebagai mediator untuk membantu Para Pihak menyelesaikan sengketa

secara damai melalui negosiasi; dan

c. jika sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh mediator dalam waktu tiga bulan sejak

pengangkatan mediator atau pada waktu lain yang disepakati oleh Para Pihak, Para Pihak

setuju untuk mengajukan sengketa ke pengadilan __________________ di

_________________.

13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela

MOU ini tidak menghalangi suatu Pihak untuk ke pengadilan untuk meminta putusan sela atau

penetapan hukum yang penting pada saat kapanpun.

14. PENGAKHIRAN

14.1 Pengakhiran karena pelanggaran

Suatu Pihak dapat mengakhiri MOU ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling

lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya jika:

a. Pihak lainnya tidak memenuhi kewajibannya yang material berdasarkan MOU ini dan tidak

melakukan perbaikan terhadap kegagalan tersebut dalam waktu satu bulan (atau periode

lain yang ditentukan dalam pemberitahuan) sejak penerimaan pemberitahuan dari Pihak

lain yang mengharuskannya memperbaiki kegagalan tersebut;

b. Pihak lainnya, atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, terlibat dalam

tindakan yang dapat mungkin merusak, atau merusak, reputasi suatu Pihak atau

mengancam akan membawa, atau membawa, proses perencanaan RKM ke dalam suatu

masalah, atau melakukan tindakan lainnya yang mengakibatkan manfaat dari RKM tidak

dapat dicapai;

c. Pihak lainnya menjadi pailit, insolven, sedang dalam proses memperoleh, atau sudah

memperoleh atau dikabulkan, keputusan pengadilan untuk penangguhan kewajiban

pembayaran atau memulai proses likuidasi atau proses lain yang serupa;

d. suatu Pihak dapat menunjukkan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak lainnya,

atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, telah melakukan penipuan

Page 21: LAMPIRAN - TNP2K

atau korupsi, baik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan MOU ini

atau lainnya.

14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil penelaahan kinerja

Pihak A dapat, dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya

kepada Pihak B, mengakhiri MOU ini, jika, berdasarkan hasil dari setiap penelaahan kinerja

Pihak B, Pihak A memiliki alasan yang mendasar untuk meyakini bahwa Pihak B tidak memiliki

standar yang cukup tinggi, kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini.

14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh

Hak untuk mengakhiri MOU ini berdasarkan Pasal ini merupakan tambahan pada setiap upaya

hukum yang diberikan berdasarkan hukum Indonesia atau hukum yang berlaku lainnya kepada

Pihak yang ingin mengakhiri.

14.4 Akibat pengakhiran

Jika MOU ini diakhiri untuk alasan apapun:

a. dalam waktu satu bulan sejak tanggal pengakhiran, Pihak B harus memberikan kepada Pihak

A laporan akhir yang lengkap dan rinci tentang pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan

MOU ini dan bukti seluruh Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A serta telah dipergunakan

oleh Pihak B namun belum diperhitungkan, bersama-sama dengan asli dari semua dokumen

pendukungnya;

b. Pihak B harus memastikan bahwa seluruh atau setiap koresponden, catatan, laporan, faktur,

akun keuangan dan dokumen dan catatan elektronik lain yang asli yang dihasilkan dalam

kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini diberikan kepada Pihak A atau

disimpan atau diperlakukan sesuai kesepakatan dengan Pihak A;

c. Pihak B dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen sebagaimana secara wajar diperlukan

untuk memenuhi persyaratan tata kelola internal dan untuk memungkinkan Pihak B

mendapatkan, untuk tujuan pengembangan kemampuan dan pelatihan, manfaat dari

pembelajaran profesional yang diperoleh melakukan pekerjaannya berdasarkan MOU ini;

d. Pihak A dan Pihak B harus memastikan bahwa setiap tagihan pihak ketiga yang masih

terhutang telah dibayar;

e. jika diperlukan, Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar, hingga tanggal

pengakhiran, yang ditanggung oleh Pihak B sesuai dengan anggaran yang telah disepakati

bersama dengan biaya yang disepakati diantara Para Pihak yang harus merupakan

pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan berdasarkan MOU ini

dengan ketentuan pengakhiran dimintakan oleh Pihak A; dan

f. Pihak B harus mengembalikan Dana CSR yang tidak digunakan kepada Pihak A atau

menggunakannya untuk tujuan yang telah disepakati dengan Pihak A.

Page 22: LAMPIRAN - TNP2K

14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Untuk tujuan pengakhiran MOU ini, Para Pihak secara tegas setuju untuk mengesampingkan

ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang bahwa Para Pihak

menyetujui untuk tidak meminta persetujuan dari pengadilan atau mengharuskan Pihak lainnya

untuk mendapatkan persetujuan dari pengadilan agar pengakhiran MOU ini menjadi efektif.

15. KERAHASIAAN

15.1 Informasi rahasia

Para Pihak mengakui bahwa selama proses kerjasama berdasarkan MOU ini mereka akan saling

bertukar informasi rahasia. Secara khusus, Pihak B mengakui bahwa Pihak B dapat diberikan

informasi rahasia mengenai bisnis dan keuangan dari Pihak A, termasuk informasi tentang

keterlibatannya dengan Masyarakat dan pemasok dan kontraktor setempat dan keputusan

internalnya terkait dengan kegiatan CSR yang berpotensi dan anggarannya. Syarat dan

ketentuan dalam MOU ini juga diklasifikasikan sebagai rahasia (commercial-in-confidence).

15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan

Masing-masing Pihak setuju untuk menjaga rahasia, dan tidak menggunakannya untuk

kepentingannya sendiri atau untuk merugikan Pihak lainnya atas informasi rahasia apapun yang

diungkapkan kepadanya oleh Pihak lainnya. Namun, masing-masing Pihak berhak untuk

mengungkapkan informasi rahasia Pihak lain dalam hal:

a. antara ia dengan konsultan professionalnya;

b. dalam hal Pihak A, antara ia dan anggota lain dari grup perusahaannya;

c. dalam hal Pihak A, terhadap bursa efek manapun dimana peraturan mensyaratkan adanya

pengungkapan rahasia;

d. dalam hal Pihak B, dalam hal Pihak B adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang

merupakan bagian dari jaringan organisasi non-pemerintah, antara ia dengan anggota lain

dari jaringan itu, namun hanya apabila pengungkapan tersebut dibutuhkan oleh Pihak B

dalam rangka melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini; atau

e. sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang

15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran

Kewajiban kerahasiaan dalam MOU ini akan tetap berlaku setelah tanggal pengakhiran MOU

ini kecuali informasi tersebut tidak lagi menjadi rahasia, bukan karena kesalahan dari Pihak yang

berkewajiban menjagakerahasiaan.

Page 23: LAMPIRAN - TNP2K

16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya

Setiap Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang dimiliki

oleh salah satu Pihak (atau dimiliki oleh pihak ketiga, tetapi salah satu Pihak memiliki hak untuk

mengungkapkan atau men-sub-lisensikan) sebelum tanggal MOU ini, akan tetap menjadi milik

Pihak tersebut (atau, mungkin, milik pihak ketiga). Tidak ada hak, hak milik atau kepentingan

apapun di atau pada Hak Kekayaan Intelektual milik suatu Pihak yang sudah ada dialihkan oleh

MOU ini.

16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini

Semua Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang

dikembangkan oleh salah satu Pihak hanya dalam pelaksanaan kewajibannya berdasarkan

MOU ini, dan semua dokumen terkait, catatan elektronik, data, preseden, rencana, spesifikasi

dan materi yang sejenis, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, akan menjadi milik bersama

Para Pihak ketika dipersiapkan atau dibuat, dan harus segera diberitahukan kepada pihak

lainnya.

16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran

Meskipun terdapat hal-hal yang bertentangan dalam MOU ini, kewajiban masing-masing Pihak

berdasarkan Pasal 16 ini akan tetap berlaku walaupun MOU ini berakhir.

17. ASET LAINNYA

Setelah pengakhiran MOU ini, setiap aset (selain Hak Kekayaan Intelektual) yang telah dibuat

atau diperoleh untuk tujuan pelaksanaan kewajiban dari suatu Pihak berdasarkan MOU ini akan

dialihkan kepada Masyarakat kecuali Para Pihak setuju bahwa akan lebih baik jika aset tersebut

dialihkan ke Pihak B untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan masyarakat yang

dilakukan Pihak B dimasa yang akan datang.

18. KETENTUAN UMUM

18.1 Pemberitahuan

Pemberitahuan yang diberikan berdasarkan MOU ini harus dibuat secara tertulis dan ditulis

dalam Bahasa Indonesia dan [Inggris]. Pemberitahuan dapat diberikan secara langsung, dengan

pos prabayar tercatat atau melalui fax atau email ke perwakilan yang berwenang ke alamat

yang diberikan di bawah ini (sebagaimana dapat diperbarui oleh suatu Pihak dari waktu ke

waktu secara tertulis). Pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal pengiriman jika

dikirim melalui fax atau email (kecuali jika dikirim setelah pukul 04:00 sore, yang dalam hal ini

dianggap diterima pada Hari Kerja berikutnya) atau pada tiga Hari Kerja setelah pengiriman jika

dikirim melalui pos prabayar tercatat.

Page 24: LAMPIRAN - TNP2K

Pihak A :

Nama Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Faksimili :

Alamat email :

Pihak B :

Nama Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Faksimili :

Alamat email :

18.2 Hubungan antara Para Pihak

MOU ini tidak menimbulkan suatu hubungan kemitraan atau hubungan kerja atau keagenan

antara Para Pihak. Para Pihak harus memastikan bahwa karyawan mereka tidak menyatakan

bahwa mereka dapat mewakili atau mengikat Pihak lainnya.

18.3 Pengalihan

Suatu Pihak tidak diperbolehkan untuk mengalihkan MOU ini kecuali jika telah memperoleh

persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.

18.4 Perubahan

Setiap perubahan ketentuan dalam MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani

oleh kedua belah Pihak.

18.5 Pengesampingan

Setiap pengesampingan suatu hak berdasarkan MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan

ditandatangani oleh Pihak yang memberikan pengesampingan.

18.6 Keseluruhan Perjanjian

MOU ini berisikan seluruh kesepakatan dan perjanjian antara Para Pihak sehubungan dengan

pokok MOU ini dan menggantikan dan membatalkan setiap dan seluruh perjanjian lisan dan

tertulis atau pernyataan sebelumnya.

18.7 Keterpisahan

Jika terdapat ketentuan dalam MOU ini yang tidak sah, bertentangan dengan hukum atau tidak

dapat dilaksanakan, maka ketentuan tersebut dapat dipisahkan tanpa mempengaruhi

keberlakuan ketentuan lainnya dalam MOU ini.

18.8 Bahasa

a. MOU ini dapat ditandatangani dalam format bilingual (Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia).

Jika versi Bahasa Indonesia dalam MOU ini belum dipersiapkan, versi Bahasa Inggris dari

Page 25: LAMPIRAN - TNP2K

MOU ini dapat ditandatangani terlebih dahulu, dan ketika versi Bahasa Indonesia MOU ini

telah tersedia, Para Pihak akan menandatangani sebagaimana mestinya.

b. Para Pihak setuju bahwa, jika MOU ditandatangani dalam format bilingual, dan jika terjadi

ketidaksesuaian antara versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris dari setiap bagian

dalam MOU ini, versi Bahasa Indonesia yang akan berlaku.]

18.9 Salinan

Jika Para Pihak menandatangani dua salinan identik dari MOU ini, salinan yang ditandatangani

secara bersama-sama merupakan satu dokumen hukum yang sah.

18.10 Hukum yang berlaku

Hukum yang berlaku untuk MOU ini adalah hukum Indonesia.

DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan MOU ini ditandatangani oleh

para wakil yang diberi wewenang pada tanggal sebagaimana ditetapkan di atas.

[masukan nama Pihak A]

Nama : _____________

Jabatan : _____________

[masukan nama Pihak B]

Nama : _____________

Jabatan : _____________

Page 26: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE SATU

Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Ekspektasi Pihak A atas Kinerja Pihak B.

SCHEDULE DUA

Anggaran dan Jadwal Pembayaran

SCHEDULE TIGA

Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Peningkatan Kemampuan Pihak B.

SCHEDULE EMPAT

Proses Pengambilan Keputusan

Lampiran ‘A’ : Kode Etik Berperilaku Pihak A

Page 27: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 2

PENJELASAN ATAS

PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR

(Versi Lengkap)

Page 28: LAMPIRAN - TNP2K

Pendahuluan

Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap preseden Nota

Kesepahaman (MOU) Perencanaan Pengembangan Masyarakat.

MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan

perancangan yang efektif bagi kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia yang didukung CSR.

MOU ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian

yang mengikat antara:

• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan

• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian

dalam Pengembangan Masyarakat,

yang menawarkan kerja sama dalam perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung CSR.

TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN

untuk bekerja sama dengan LSM dalam merancang dan merencanakan upaya Pengembangan

Masyarakat yang cermat, tepat sasaran, dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat

Indonesia secara berkelanjutan.

Preseden MOU juga dapat berguna bagi:

• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat

dari sumber lain selain CSR; dan

• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia

yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai

bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam perencanaan bantuan

sosial pada masyarakat yang terkena dampak bencana.

Catatan penting dalam mencari nasihat hukum

Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum

menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden MOU ini

guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.

Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan perjanjian yang berdasarkan

MOU dalam hal apapun tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Sebagai contoh, dana yang digunakan untuk perancangan dan perencanaan (dan

pelaksanaan) Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas melawan hukum atau

pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus berlaku

terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.

Pernyataan Pengecualian Hukum

Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di

balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap

maupun ringkas dokumen preseden MOU dan dokumen penjelasan ini.

Page 29: LAMPIRAN - TNP2K

Isi dokumen preseden MOU

MOU yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para pihak

serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam

merancang dan merencanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.

Meskipun MOU tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak yang

mungkin berbeda, para pihak tetaplah harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan

yang terdapat dalam MOU tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. MOU

tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. MOU tersebut sebaiknya digunakan

sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang sebenarnya.

Harap diperhatikan bahwa MOU dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B, namun

Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’ dan ‘LSM’

apabila dikehendaki.

Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing

ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan

tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.

Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk

memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden MOU yang tetap harus

dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.

Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam MOU.

1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI

Apakah para pihak merupakan badan hukum?

Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan MOU untuk membuat

perjanjian yang mengikat secara hukum.

Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar, organisasi

tersebut tetap dapat menggunakan MOU dimaksud sebagai sumber pemikiran dan bahasa bagi

sebuah dokumen yang lebih tidak formal dan tidak mengikat secara hukum, yang menguraikan

maksud dari organisasi tersebut dan suatu perusahaan untuk bekerja sama dalam kegiatan

perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.

Apa rencana Anda?

Apabila Anda hanya ingin merencanakan satu atau beberapa kegiatan Pengembangan Masyarakat dan

bukan berupa rencana tindakan masyarakat yang lengkap, hapuslah referensi terhadap rencana

tindakan masyarakat (dan definisinya).

Apakah ada hukum CSR yang berlaku?

Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat

kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Apabila

tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan

perundang-undangan.

Page 30: LAMPIRAN - TNP2K

Definisi dan Interpretasi

Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Saat Anda mengubah

dokumen agar dapat sesuai dengan kebutuhan Anda, tambahkan definisi baru untuk setiap istilah

yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.

Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)

tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-

kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.

2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA

Mengapa Anda melangsungkan MOU ini?

Bagian 2.1 hendaknya menjelaskan secara akurat apa yang ingin dilakukan para pihak dalam kerja

sama mereka.

Jangka waktu MOU

Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya MOU, serta tanggal

pelaksanaan tinjauan (reviu) kinerja. Akan lebih baik apabila rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja

yang akan dinilai, serta ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf

LSM telah disepakati dari awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat

dimasukkan sebagai lampiran pada MOU.

Tinjauan Kinerja

Bagian 2.3 berisi tinjauan rutin atas kinerja.

Apakah Anda bermaksud mengikatkan diri secara hukum melalui MOU?

Apabila Anda menggunakan MOU sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu formal dan tidak

mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.4.

3. PROSES PERENCANAAN

Standar kerja yang diterapkan

Pasal 3 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat

yang profesional dalam melakukan perencanaan, termasuk membuat kajian kebutuhan yang

dilakukan secara partisipatif guna mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat.

Proses komunikasi dan sosialisasi

Bagian 3.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta

membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,

sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan. Suatu protokol komunikasi harus

disusun di awal kerja sama, yang mana protokol tersebut menguraikan pengaturan yang disepakati

dalam mengomunikasi informasi dari dan kepada para pihak atau pemangku kepentingan lainnya

apabila diperlukan. Protokol tersebut juga dapat mencakup etika, kerahasiaan dan persetujuan yang

perlu diperoleh untuk melakukan komunikasi internal maupun eksternal, pengumuman di media, dan

publikasi.

Page 31: LAMPIRAN - TNP2K

Perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan

Sejumlah perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan tercantum di Bagian 3.3 untuk

mendorong Anda mempertimbangkan apakah penggunaan berbagai perangkat tersebut, baik

sebagian ataupun seluruhnya, akan tepat guna.

LSM mungkin berada di posisi terbaik untuk memberi masukan apakah ada perangkat tertentu yang

sebaiknya digunakan dan, bila demikian, apakah kata-kata pada Bagian 3.3 sebaiknya diubah guna

menjelaskan kapan dan dengan cara apa perangkat tersebut akan digunakan.

Tujuan yang ingin dicapai ialah pembangunan berkelanjutan

Para pihak dalam Bagian 3.4 berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan di tingkat

masyarakat tempat mereka bekerja.

Para pihak juga sepakat bahwa apa yang mereka lakukan harus sejalan dengan kode etik Perusahaan

yang berlaku serta prinsip keberlanjutan (bila ada) serta kegiatan-kegiatan lainnya yang juga

melibatkan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.

Pentingnya bekerja dengan pemerintah

Bagian 3.5 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan pemerintah yang

relevan bagi masyarakat, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan melengkapi

dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat yang didanai

Pemerintah.

Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian

maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan perencanaan Anda. Secara

khusus, manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(TKPKD) yang sesuai guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.

Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah

yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses

penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk

melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mendapatkan nasihat

hukum untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi

pemerintah.

Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa

jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam

kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga

didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.

Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran

yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus

mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.

Bentuk kegiatan perencanaan Anda

Uraian pada Bagian 3.6 dan 3.7 terkait CAP (rencana tindakan masyarakat) dan aneka perangkat

perencanaan yang akan digunakan hendaknya diubah, bila perlu, agar mencerminkan niat Anda yang

sesungguhnya dan untuk menambah rincian lanjutan yang akan membantu.

Page 32: LAMPIRAN - TNP2K

Kedua belah pihak wajib menyepakati rencana tertentu sebelum dapat menerapkannya

Bagian 3.8 menyatakan bahwa para pihak tidak dapat melanjutkan ke tahap pelaksanaan atas

perencanaan mereka kecuali apabila dan sebelum para pihak telah sepakat mengenai bentuknya.

Konsekuensi bagi para pihak apabila mereka tidak mencapai kata sepakat diatur dalam Pasal 12.

Monitoring dan Evaluasi

Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 3.9 mengatur mengenai

memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat

diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.

4. PERAN PERUSAHAAN

Menyediakan dana CSR dan dukungan lainnya dalam bentuk barang/jasa

Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran

yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para

Pihak wajib menyiapkan anggaran dan jadwal pembayaran dan memasukkannya ke dalam MOU

sebagai lampiran. Lampiran ini juga harus meliputi rincian dari dukungan yang akan diberikan oleh

Perusahaan dalam bentuk barang dan dukungan non-pendanaan lainnya bagi kegiatan perancangan

yang diatur berdasarkan MOU. Lampiran tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna

merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan

tersebut.

Mempertimbangkan permintaan untuk mendanai kegiatan pengembangan kapasitas LSM

Penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus

pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu, LSM perlu

memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di

masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan

Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-

kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan LSM.

Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka

mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, MOU memandang

bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan agar LSM

dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama mereka.

Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan

memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan

keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan

efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan MOU.

Menyediakan sarana/sumber daya lainnya

Meskipun MOU memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk

kegiatan para pihak (lihat Pasal 5 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud Bagian 4.4,

untuk berkontribusi pada kegiatan perencanaan dengan memberikan manfaat penuh dari

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis. Akan lebih membantu apabila

ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis

sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.

Page 33: LAMPIRAN - TNP2K

Memberikan arahan bagi anggaran dana CSR ke depan

Agar Para Pihak dapat menyusun anggaran yang realistis dalam perencanaan mereka, Perusahaan

akan memberikan arahan kepada LSM mengenai jumlah dana CSR di masa mendatang yang mungkin

tersedia untuk menerapkan kegiatan Pengembangan Masyarakat yang diusulkan.

Rencana keamanan

Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk

bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan

keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan.

Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa di masyarakat

Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,

baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul, di masyarakat. LSM sepakat untuk

memberikan bantuan apabila diperlukan.

5. PERAN LSM

Mengelola proyek

LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer

proyek.

Mengelola anggaran yang telah disepakati dll.

LSM utamanya bertanggung jawab utama mempersiapkan dan mengelola anggaran, jadwal

pembayaran, dan jadwal kegiatan.

LSM perlu bekerja secara erat dengan Perusahaan dalam mempersiapkan dokumen-dokumen

tersebut untuk memastikan Perusahaan menyetujuinya. Seiring dengan berjalannya kegiatan,

dokumen-dokumen tersebut dapat diubah bila perlu, namun hanya atas kesepakatan kedua belah

pihak.

Jadwal pembayaran perlu diatur agar tersedia dana yang memadai di awal pemberlakuan MOU untuk

memungkinkan LSM memobilisasi staf dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

perannya.

LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan Perusahaan.

Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari Perusahaan tidak tercampur

dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan LSM.

Total anggaran yang diperlukan untuk kegiatan berdasarkan MOU hendaknya dimasukkan dalam

Bagian 5.2(d).

Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan

pengeluaran operasional dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun tidak harus,

dinyatakan sebagai biaya manajemen, dan persentase komponen anggaran ini terhadap total

anggaran wajib dimasukkan dalam Bagian 5.2(f). Jumlah yang dialokasikan untuk keperluan ini akan

tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak

langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar

profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

Page 34: LAMPIRAN - TNP2K

Mengatur pembayaran

LSM bertanggung jawab untuk membayarkan tagihan yang sah dari kontraktor dan pemasok yang

merupakan pihak ketiga. Tagihan wajib dialamatkan pada LSM, termasuk nama Masyarakat dan

proyek perencanaan dan dengan menyebutkan tujuan pembayaran tersebut.

Pembayaran akan dilakukan dari dana yang telah disetorkan oleh Perusahaan ke rekening bank

khusus. Akan tetapi, untuk memungkinkan fleksibilitas, Bagian 5.3 memandang bahwa Perusahaan

dapat memutuskan untuk langsung membayar sendiri kontraktor dan pemasok pihak ketiga tersebut.

Perusahaan berhak melakukan audit atas tagihan yang dibayarkan.

Memberikan laporan dan pertanggungjawaban pada Perusahaan

Bagian 5.4 mewajibkan LSM menjaga dan menyimpan catatan dan laporan yang layak atas

pekerjaannya yang berdasarkan MOU.

Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di

Indonesia.

Laporan berkala kegiatan harus disiapkan oleh LSM dengan cara yang memungkinkan Perusahaan

memahami kemajuan yang dicapai yang dibandingkan dengan tujuan dan indikator kinerja utama,

untuk mengidentifikasi hasil akhir yang diperjanjikan dan yang aktual, dan untuk mengidentifikasi

serta memahami alasan untuk (dan akibat dari) setiap keterlambatan atau kekurangan dalam kinerja,

dan harus turut memuat saran perbaikan. Adalah hal yang wajar untuk menyepakati format laporan

berkala ini sejak awal dan melampirkan format tersebut pada MOU.

Para Pihak juga perlu menyepakati seberapa sering dilakukanya pelaporan masalah keuangan dan

operasional. Setelah disepakati, referensi atas periode pelaporan yang telah disepakati dapat

dimasukkan dalam Bagian 5.4.

Memperbolehkan catatan dan laporan diaudit oleh Perusahaan dan penasihatnya

Perusahaan berhak melakukan audit atas catatan dan laporan LSM dari waktu ke waktu. Perusahaan

wajib memberikan LSM pemberitahuan akan dilakukannya audit secara wajar dan melakukannya pada

jam kantor yang wajar pula. Apabila Perusahaan mengharuskan LSM memberikan laporan yang telah

diaudit, Perusahaan akan memasukkan dana untuk biaya audit dalam anggaran.

Memastikan setiap biaya yang secara sah dibebankan oleh pemerintah dibayar dan dicatat

Anggaran hendaknya turut memperhitungkan jumlah yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan wajib dibayarkan kepada lembaga pemerintah yaitu berupa pajak, retribusi, atau biaya

lainnya. LSM bertanggung jawab melakukan pembayaran tersebut dan memastikan memperoleh

tanda terima tertulis atas pembayaran tersebut.

6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan

Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu

mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus

memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan tepat pada waktunya secara transparan dan

akuntabel.

Page 35: LAMPIRAN - TNP2K

Bagian 6.1 menguraikan proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai tingkatan

dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan keputusan.

Proses yang disarankan turut mencakup:

Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali

seminggu.

Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali

seminggu.

Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih

tinggi yang bersangkutan serta dengan pemangku kepentingan lainnya yang terkait setidaknya

sekali setiap bulan.

Bagian 6.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat

berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase

tertentu.

Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan

didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,

diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.

Bagian 6.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah

untuk mencerminkan preferensi para pihak.

Komitmen untuk berperilaku etis

Bagian 6.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan

memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.

Konflik Kepentingan

Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan

atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan

reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan

adanya konflik tersebut.

Kepatuhan terhadap hukum

Para pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM

memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat

mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan

anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum

apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

Pada Pasal 7, LSM diberi tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat

kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen melakukan praktek pengadaan yang

baik yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan

Perusahaan, atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik

Negara harus tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.

Page 36: LAMPIRAN - TNP2K

Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.

Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas

keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para

Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).

8. ASURANSI

LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan

tidak mengharuskan LSM melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.

9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK

Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar MOU apabila pihak tersebut tidak dapat

melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian

terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.

Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri MOU apabila pihak lainnya tidak mampu

melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana

disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.

Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri MOU. Pihak tersebut

dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat melanjutkan

kewajibannya.

Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah

jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.

10. PERNYATAAN

Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak

lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi MOU. Pasal 10 menyediakan

pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan

kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan MOU tanpa

menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.

11. KONSEKUENSI DARI KESEPAKATAN TERHADAP SUATU RENCANA

Apabila para Pihak telah menyelesaikan kegiatan perencanaan mereka berdasarkan MOU secara

memuaskan dan LSM berkeinginan untuk bekerja dengan pihak Perusahaan untuk melaksanakan

kegiatan Pengembangan Masyarakat yang telah disepakati, maka Para Pihak perlu menyepakati

ketentuan yang akan dilaksanakan oleh mereka.

Para pihak dapat menggunakan preseden Perjanjian Kerja Sama sebagai dasar dalam negosiasi mereka

karena preseden tersebut telah sengaja disusun untuk memuat berbagai ketentuan yang serupa

dengan ketentuan yang ada dalam MOU ini dan oleh karena itu seharusnya mudah digunakan.

Pasal 11 membolehkan Perusahaan menetapkan jangka waktu yang wajar untuk menyelesaikan

negosiasi tersebut. Apabila pada akhir jangka waktu tersebut para Pihak belum dapat mencapai

kesepakatan, Perusahaan bebas untuk bekerja dengan LSM lain atau melaksanakan sendiri rencana

yang telah diajukan.

Page 37: LAMPIRAN - TNP2K

12. KETIDAKMAMPUAN BERSEPAKAT ATAU BERKOMITMEN

Apabila para pihak memutuskan untuk menghentikan kerja sama berdasarkan MOU atau apabila

Perusahaan memberitahu LSM bahwa dikarenakan hal yang tidak terduga atau kejadian di luar

kendalinya Perusahaan tidak mampu menyediakan pendanaan CSR untuk melaksanakan rencana para

pihak, maka MOU akan berakhir.

Dalam situasi demikian, Pasal 12 menyatakan bahwa Perusahaan akan mendanai biaya yang wajar

yang dikeluarkan LSM untuk menghentikan kerja sama CSR tersebut.

13. PENYELESAIAN SENGKETA

Prosedur penyelesaian sengketa

Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak

manajemen senior, Pasal 13 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan

melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak

sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang

sesuai.

Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan

Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan

putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.

14. PENGAKHIRAN

Pengakhiran karena pelanggaran

Pasal 14 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut

yaitu:

Pelanggaran kewajiban kontraktual;

Tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;

Keadaan insolvensi;

Perbuatan korup; atau

Perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari

tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

kewajibannya.

Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh

Pihak yang mengakhiri MOU dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 14 tidak kehilangan hak atas

upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.

Akibat pengakhiran

Bagian 14.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk

menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga

serta mengakhiri pekerjaan mereka.

Page 38: LAMPIRAN - TNP2K

LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas

pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan

Perusahaan.

Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola

internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran

profesional.

Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan

sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.

Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia

Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk

menyetujui pengakhiran MOU.

15. KERAHASIAAN

Informasi Rahasia

Bagian 15.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar

informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan

keuangan Perusahaan. Bagian ini juga menyatakan bahwa MOU, begitu ditandatangani, merupakan

dokumen rahasia dan bahwa para pihak wajib menjaga kerahasiaan syarat dan ketentuannya.

Informasi rahasia wajib dijaga kerahasiaannya

Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan

kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk

merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk

mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan

masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut

diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran

Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 15.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban

kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada

Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.

Bagian 16.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada

tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani MOU. Hak yang telah ada

tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.

Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan MOU

Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam

pelaksanaan tugasnya berdasarkan MOU akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan

demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal

tersebut kepada pihak lainnya.

Page 39: LAMPIRAN - TNP2K

Apabila pengaturan atas kepemilikan hak kekayaan intelektual ini tidak sesuai bagi para pihak, silakan

ubah ketentuan tersebut guna mencerminkan pengaturan yang dapat disepakati para pihak.

Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran

Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan

terpengaruh oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

17. ASET LAINNYA

Pasal 17 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat MOU diakhiri, aset selain daripada kekayaan

intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila

Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.

18. KETENTUAN UMUM

Pemberitahuan

Bagian 18.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak

lainnya serta memuat rincian alamat.

Hubungan antara para pihak

Pasal 18.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum

atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan MOU.

Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada

siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat

pihak lain secara kontraktual.

Pengalihan

Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan MOU kecuali

pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.

Perubahan

Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas MOU kecuali para pihak secara tertulis sepakat untuk

melakukan perubahan tersebut.

Pengesampingan

Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan MOU tidak akan berlaku kecuali

dapat dibuktikan secara tertulis.

Keseluruhan perjanjian

Bagian 18.6 menyatakan bahwa MOU merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak

sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan

pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak

wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 18.6.

Keterpisahan

Apabila terdapat ketentuan dari MOU ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat ditegakkan

pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari MOU akan tetap

berlaku.

Page 40: LAMPIRAN - TNP2K

Bahasa

Apabila MOU dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris

dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia

ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian

dari Bagian MOU yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.

Salinan

Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari MOU yang

sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan satu

dokumen yang sah.

Hukum yang mengatur

MOU ini akan diatur oleh hukum Indonesia.

PENANDATANGANAN MOU

Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan

prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani MOU mewakili

pihak tersebut.

Page 41: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 3

NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM

MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

(Versi Ringkas)

Page 42: LAMPIRAN - TNP2K

Pihak Pertama Pihak Kedua

Nama: Nama:

Perwakilan yang Berwenang: Perwakilan yang Berwenang:

Rincian Kontak: Rincian Kontak:

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

LATAR BELAKANG

Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama berdasarkan syarat-syarat dalam Nota Kesepakatan

(MOU) ini, dengan didukung oleh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan dukungan dalam

bentuk barang dari Pihak Pertama, untuk merancang prakarsa pengembangan masyarakat untuk desa

dengan sebutan:____________________, terletak di______________________________, Indonesia.

1. Para Pihak akan bekerja sama secara erat: Para Pihak setuju untuk bekerja sama secara erat untuk

merancang prakarsa pengembangan masyarakat sebagaimana diatur dalam MOU ini. Pihak Kedua

setuju untuk mematuhi kode etik berperilaku dari Pihak Pertama (sebagaimana terlampir dalam

Lampiran 1) selama melakukan pekerjaan berdasarkan MOU ini.

2. Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR: Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR dan

kontribusi dalam bentuk barang untuk mendukung pekerjaan perancangan, sebagaimana

ditetapkan dalam Anggaran dan Jadwal Pembayaran dalam Schedule Satu.

3. Pihak Kedua akan membuka rekening bank khusus: Pihak Kedua akan memastikan bahwa seluruh

dana CSR dimasukan kedalam suatu rekening bank khusus yang dibuka untuk tujuan tersebut dan

tidak tercampur dengan uang Pihak Kedua lainnya.

4. Pihak Kedua bertanggung jawab dalam pengelolaan dana: Pihak Kedua bertanggung jawab untuk

menyimpan catatan yang akurat atas pembayaran yang dilakukan ke dan dari rekening bank

khusus tersebut dan akan menyiapkan aku-akun keuangan dan laporan keuangan dalam bentuk

yang dipersyaratkan oleh Pihak Pertama. Dengan memberikan pemberitahuan yang wajar kepada

Pihak Kedua, Pihak Pertama berhak untuk melakukan audit atas catatan keuangan dan catatan

mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan MOU ini. Apabila Pihak

Pertama mensyaratkan Pihak Kedua untuk menyediakan laporan keuangan yang diaudit kepada

Pihak Pertama, Pihak Pertama akan memasukan ke dalam anggaran sejumlah dana yang cukup

untuk membayar biaya yang diperlukan Pihak Kedua dalam menyiapkan laporan keuangan yang

diaudit tersebut.

5. Para Pihak akan menerapkan perangkat dan standar profesional: Para Pihak akan menerapkan

pinsip-prinsip dan praktek pengembangan masyarakat yang profesional dalam pekerjaan mereka,

termasuk dengan menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan

proyek yang berorientasi pada tujuan yang sejenis dan perangkat analisa dan setiap atau seluruh

dari perangkat-perangkat lain yang tercantum dalam Schedule Dua. Para Pihak juga akan

membentuk sebuah alur komunikasi yang kokoh, dan menerima pengaduan dan masukan lainnya

dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Page 43: LAMPIRAN - TNP2K

6. Prakarsa akan dirancang secara hati-hati: Para Pihak setuju untuk merancang prakarsa untuk

melakukan CSR dalam mendukung pengembangan masyarakat yang:

a. didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan di masyarakat;

b. mempertimbangkan informasi dan pedoman yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Daerah (TKPKD) dan yang tepat sasaran dan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa

manfaat yang berkesinambungan terhadap masyarakat;

c. dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat setempat dan

memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial dan ekonomi;

d. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak Pertama;

e. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak Kedua;

f. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan

pengembangan pemerintah;

g. sesuai dengan, dan memperbaiki, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang

Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan

h. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang

berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung

jawab sosial perusahaan.

7. Pihak Kedua akan bertindak sebagai manajer proyek: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam

mengatur proses perancangan, melalui konsultasi dengan Pihak Pertama. Sebagai langkah awal,

Para Pihak setuju untuk mengembangkan pemetaan yang mengidentifikasi prakarsa yang memiliki

potensi untuk memberikan daya guna bagi masyarakat dan sesuai dengan apa yang Para Pihak

dapat tawarkan melalui pengalaman, keahlian, keterampilan dan sumber daya mereka lainnya.

8. Proses tender yang tepat akan digunakan: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam

melaksanakan proses tender untuk memilih setiap kontraktor dan pemasok pihak ketiga. Proses

tersebut harus mematuhi kebijakan dan persyaratan Pihak Pertama dalam memilih vendor yang

disetujui. Kedua belah Pihak harus menyepakati mengenai penunjukan dari seluruh kontraktor dan

pemasok pihak ketiga. Pihak Kedua akan bertanggung jawab untuk terikat secara langsung dengan

kontraktor dan pemasok yang telah disetujui.

9. Pihak Pertama akan mendukung peningkatan kemampuan Pihak Kedua: Pihak Pertama setuju

untuk mendukung Pihak Kedua dalam meningkatkan kemampuan administrasi, manajerial dan

profesionalitas dengan menyediakan bantuan teknis, pelatihan usaha dan pelatihan mengenai hal-

hal seperti keselamatan dan kesehatan kerja dari waktu ke waktu, dengan ketentuan Para Pihak

setuju bahwa dukungan tersebut akan bermanfaat bagi pekerjaan perancangan Para Pihak

berdasarkan MOU ini. Dukungan ini akan termasuk hal-hak yang disebutkan ke dalam Schedule

Tiga.

10. Proses pengambilan keputusan: Perwakilan dari Para Pihak akan bertemu untuk mendiskusikan

mengenai perkembangan dari dan membuat keputusan mengenai proses perancangan

sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Empat. Seluruh keputusan diambil melalui musyawarah

mufakat dan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para perwakilan.

11. Sosialisasi dan kepemilikan: Sementara Para Pihak akan mendorong masyarakat untuk mengambil

bagian dari proses perancangan prakarsa pengembangan masyarakat, Para Pihak juga akan

memastikan bahwa kontribusi mereka masing-masing akan secara wajar dan terbuka diakui dalam

masyarakat dan oleh instansi pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Alur

Page 44: LAMPIRAN - TNP2K

komunikasi yang disepakati untuk mengatur komunikasi akan informasi, termasuk

mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab, prosedur persetujuan dan permasalahan etika

dan kerahasiaan dilampirkan dalam MOU ini sebagai Lampiran 2.

12. Pengawasan dan Evaluasi: Pihak Kedua akan menetapkan suatu proses untuk mengawasi dan

mengevaluasi efektivitas dari pekerjaan perencanaan berdasarkan MOU ini. Proses tersebut harus

dapat diterima oleh Pihak Pertama dan harus melibatkan partisipasi dari masyarakat melalui

konsultasi dan masukan informal atau melalui cara yang formal, seperti penggunaan kartu

penilaian masyarakat atau kartu laporan warga, sebagaimana disepakati oleh Para Pihak.

13. Penelaahan kinerja berkala: Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam

Schedule Lima, Para Pihak akan melakukan penelaahan atas kinerja Pihak Kedua. Penelaahan

tersebut akan memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk menilai kinerja Pihak Kedua,

memberikan evaluasi pengembangan profesional kepada manajemen Pihak Kedua, dan untuk

mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh kedua belah Pihak.

Penelaahan tersebut akan mencakup butir-butir sebagaimana dijelaskan dalam Schedule Lima.

14. Informasi rahasia dan kekayaan intelektual: Para Pihak akan melindungi dan tidak akan

menyalahgunakan setiap informasi rahasia yang mereka saling tukarkan selama mereka

bekerjasama. Setiap informasi yang diperoleh dari Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) hanya akan digunakan untuk tujuan pengentasan kemiskinan

dan bukan untuk mendapatkan keuntungan komersial atau tujuan-tujuan politik. Masing-masing

pihak akan menghormati hak kekayaan intelektual dari Pihak lainnya. Setiap kekayaan intelektual

yang dihasilkan selama pekerjaan perancangan akan menjadi milik bersama kedua belah Pihak.

15. Komitmen terhadap kode etik berperilaku: Para Pihak akan menunjukan komitmen mereka

terhadap kode etik berperilaku, tanggung jawab dan transparansi selama mereka bekerja bersama.

Apabila terdapat Pihak yang terpengaruh oleh benturan kepentingan, Pihak tersebut akan

memberitahukan benturan kepentingan tersebut kepada Pihak lainnya dan akan berusaha

menyelesaikannya.

16. Penyelesaian sengketa: Setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif

yang paling senior dari Para Pihak, sengketa tersebut akan diajukan untuk diselesaikan oleh

mediator independen yang terpandang yang dapat diterima oleh kedua belah Pihak. Jika sengketa

tidak dapat diselesaikan dengan mediasi dalam jangka waktu yang wajar, masing-masing Pihak

dapat mengajukan sengketa tersebut ke pengadilan __________________ di

_________________.

17. Jangka waktu MOU ini: Para Pihak bermaksud untuk bekerja sama selama periode yang dimulai

sejak: [masukan tanggal]__________________dan berakhir pada [masukan

tanggal]__________________ dengan ketentuan Pihak Pertama dapat mengakhiri MOU ini jika

hasil dari setiap evaluasi berkala atas kinerja Pihak Kedua secara wajar tidak memuaskan Pihak

Pertama, dengan pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya,. Suatu Pihak

dapat mengakhiri MOU ini apabila Pihak lain melanggar ketentuan MOU ini dan pelanggaran

tersebut tidak diperbaiki dalam waktu yang wajar atau tidak dapat diperbaiki, dengan memberikan

kepada Pihak lainnya pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya.

18. Akibat pengakhiran: Ketika kerjasama Para Pihak berdasarkan MOU ini berakhir, mereka akan

melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mengakhiri kegiatan mereka secara profesional,

termasuk membayar setiap tagihan yang jatuh tempo dan harus dibayar. Pihak Kedua akan

menyiapkan laporan akhir kepada Pihak Pertama atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya dan

Page 45: LAMPIRAN - TNP2K

satu set laporan keuangan akhir yang memberikan bukti atas seluruh Dana CSR dan kontribusi

dalam bentuk barang yang telah diterima. Pihak Pertama akan, jika diperlukan, memberikan

kepada Pihak Kedua dana yang cukup untuk menutupi biaya persiapan laporan akhir dan laporan

keuangan. Para Pihak setuju untuk mengesampingkan hak mereka berdasarkan Pasal 1266 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata untuk meminta pengadilan untuk menyetujui pengakhiran dari

MOU.

19. MOU yang mengikat: Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam MOU ini. Hukum

yang berlaku untuk MOU ini adalah hukum Indonesia.

Page 46: LAMPIRAN - TNP2K

HALAMAN TANDA TANGAN

DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan MOU ini ditandatangani oleh

para wakil mereka yang berwenang pada tanggal sebagaimana disebutkan di bawah ini.

Ditandatangani oleh Pihak Pertama melalui

perwakilannya yang berwenang:

Ditandatangani oleh Pihak Kedua melalui

perwakilannya yang berwenang:

materai Rp 6.000

Nama : ________________ Nama : ________________

Jabatan : ________________ Jabatan : ________________

Tanggal : ________________ Tanggal : ________________

Schedule-Schedule sebagai berikut:

Schedule Satu : Anggaran dan Jadwal Pembayaran

Schedule Dua : Perangkat-Perangkat Pengembangan Masyarakat

Schedule Tiga : Kegiatan-Kegiatan Dalam Mendukung Peningkatan KemampuaPihak Kedua

Schedule Empat : Proses Pengambilan Keputusan

Schedule Lima : Evaluasi Kinerja

Lampiran

1. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama

2. Alur Komunikasi

Page 47: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE SATU

Anggaran dan Jadwal Pembayaran

Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,

permasalahan sebagai berikut:

1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung Pihak

Kedua dan biaya administrasi serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya

berdasarkan MOU ini.

2. Pihak Kedua mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari MOU ini, dalam

rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan perannya

sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus memperbolehkan hal ini.

3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,

didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak

Kedua sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.

4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak Pertama untuk menahan pembayaran dari

pembayaran akhir yang dijadwalkan hingga Pihak Kedua dapat memberikan laporan akhir yang

memuaskan dan bukti dana pada akhir proyek.

5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang

akan diberikan oleh Pihak Pertama dalam mendukung pekerjaan perancangan berdasarkan MOU

ini.

Page 48: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE DUA

Perangkat Pengembangan Masyarakat

Catatan: Perangkat yang dicantumkan sebagaimana dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda

perlu mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan

Para Pihak untuk merancang prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan berkelanjutan.

Salah satu hasil penting dari pekerjaan mereka berdasarkan MOU ini adalah analisa kerangka kerja

logis atau perencanaan yang berorientasi pada tujuan seperti ZOPP (Objectives-Oriented Project

Planning) untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang direncanakan.

Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat

dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.

• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat

untuk memetakan tata letak fisik masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai

keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.

• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi masyarakat,

untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala masyarakat yang resmi dan tradisional pada saat ini,

proses pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.

• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan

perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam masyarakat dan masyarakat sekitarnya yang

mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.

• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam

konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.

• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data

pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.

• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk

memantau proses perancangan dan memberikan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.

Page 49: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE TIGA

Kegiatan dalam mendukung peningkatan kemampuan Pihak Kedua

Catatan: Jelaskan dalam Schedule ini dukungan yang telah disetujui melalui pelatihan, pengawasan

dan pelatihan usaha dan mendanai kehadiran karyawan Pihak Kedua dan konsultan pada seminar

pelatihan eksternal dan konferensi dan prakarsa pendidikan lainnya yang mana Pihak Pertama

bersedia untuk menyediakannya untuk membantu Pihak Kedua dalam mengembangkan

kemampuannya dan untuk meningkatkan kerja sama Para Pihak berdasarkan MOU ini.

Page 50: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE EMPAT

Proses Pengambilan Keputusan

Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan

anda, dengan menyebutkan orang-orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap

tingkatnya.

Contoh dari proses pengambilan keputusan dengan pertemuan rutin adalah sebagai berikut:

1. orang-orang dari masing-masing Pihak yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari bertemu seminggu

dua kali;

2. orang-orang tersebut dan pengawas langsung mereka bertemu seminggu sekali; dan

3. seluruh dari orang-orang tersebut diatas dan managemen eksekutif senior dari masing-masing

Pihak bertemu sebulan sekali.

Page 51: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE LIMA

Penelaahan Kinerja

Catatan: Ditetapkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan kinerja akan berlangsung

(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikator kinerja Pihak

Kedua yang diharapkan oleh Pihak Pertama.

Page 52: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN:

1. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama

Catatan: Salinan dari Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama, prinsip-prinsip kesinambungan atau

dokumen yang sejenis, menguraikan standar perilaku yang diharapkan dari karyawan dan kontraktor

Pihak Pertama di berbagai bidang seperti kesehatan dan keselamatan kerja, kesetaraan perlakuan,

dan isu-isu budaya, harus dilampirkan pada MOU yang telah ditandatangani.

2. Alur Komunikasi

Catatan: Alur komunikasi harus dikembangkan diawal hubungan kerja yang menetapkan aturan yang

disetujui untuk penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk dan dari Para Pihak dan pemangku

kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan, dan persetujuan yang diperlukan untuk

komunikasi internal dan eksternal, pemgumuman di media dan publikasi.

Page 53: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 4

PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM

MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

(versi lengkap)

Page 54: LAMPIRAN - TNP2K

DAFTAR ISI

Para Pihak dan Latar Belakang

1. Definisi dan Interpretasi

1.1 Definisi

1.2 Interpretasi

2. Kesepakatan untuk bekerja sama

2.1 RKM telah dipersiapkan

2.2 Para Pihak yang akan bekerja sama

2.3 Jangka Waktu

2.4 Penelaahan Kinerja

2.5 Maksud untuk terikat secara hukum

3. Peran Pihak A

3.1 Menyediakan dana CSR

3.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan

3.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan

3.4 Menyediakan sumber daya lainnya

3.5 Melakukan pengalihan keterampilan dan pengalaman

3.6 Pengeluaran dalam bentuk barang

3.7 Rencana Keselamatan

3.8 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat

4. Peran Pihak B

4.1 Bertindak sebagai manajer proyek

4.2 Menerapkan keterampilan yang profesional

4.3 Mengelola catatan/arsip serta akun

4.4 Memperbolehkan catatan/arsip berserta akun untuk diaudit oleh Pihak A dan

penasihatnya

4.5 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A dan pengambil keputusan

4.6 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati

4.7 Mengatur pembayaran

4.8 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat

4.9 Mengatur perangkat perencanaan

4.10 Memperoleh dan memegang persetujuan dan aset

5. Tata kelola yang baik dan pengambilan keputusan

5.1 Proses pengambilan keputusan

5.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku

5.3 Benturan kepentingan

5.4 Kepatuhan terhadap hukum

Page 55: LAMPIRAN - TNP2K

6. Proses pelaksanaan

6.1 Standar Kerja

6.2 Komunikasi dan sosialisasi

6.3 Pengawasan dan evaluasi

6.4 Konsultasi dengan badan pemerintah

7. Kontraktor dan pemasok

8. Asuransi

9. Keadaan diluar kendali Para Pihak

10. Pernyataan

10.1 Pernyataan Pihak A

10.2 Pernyataan Pihak B

11. Penyelesaian sengketa

11.1 Prosedur penyelesaian sengketa

11.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela

12. Pengakhiran

12.1 Pengakhiran karena pelanggaran

12.2 Pengakhiran berdasarkan hasil dari penelaahan kinerja

12.3 Ganti rugi lain tidak terpengaruh

12.4 Akibat pengakhiran

12.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

13. Kerahasiaan

13.1 Informasi rahasia

13.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan

13.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran

14. Hak Kekayaan Intelektual

14.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya

14.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan Perjanjian ini

14.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran

15. Aset lainnya

Page 56: LAMPIRAN - TNP2K

16. Ketentuan Umum

16.1 Pemberitahuan

16.2 Hubungan antara Para Pihak

16.3 Pengalihan

16.4 Perubahan

16.5 Pengesampingan

16.6 Keseluruhan perjanjian

16.7 Keterpisahan

16.8 Bahasa

16.9 Salinan

16.10 Hukum yang berlaku

Halaman Tandatangan

Schedule Satu - Penjelasan Rinci Atas Prakarsa Pengembangan Masyarakat Yang Akan

Dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

Schedule Dua - Penelaahan Kinerja.

Schedule Tiga - Dukungan Awal yang Disetujui untuk Pengembangan Kemampuan Pihak B.

Schedule Empat - Perangkat Pengembangan Masyarakat.

Schedule Lima - Anggaran dan Jadwal Pembayaran dan Jadwal Kegiatan Awal yang Disetujui.

Lampiran “A” - Rencana Kegiatan Masyarakat dan/atau dokumen perencanaan terkait lainnya

Lampiran “B” – Kode Etik Berperilaku Pihak A

Page 57: LAMPIRAN - TNP2K

PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKUKAN CSR DALAM MENDUKUNG

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

PIHAK YANG BERKONTRIBUSI DALAM PENDANAAN (“Pihak A”)

Nama :

Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Alamat email :

PIHAK LAINNYA (“Pihak B”)

Nama :

Perwakilan yang Berwenang :

Alamat :

Kode Pos :

Telepon :

Alamat email :

Page 58: LAMPIRAN - TNP2K

LATAR BELAKANG

A. Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama dalam melaksanakan pengembangan masyarakat

yang akan didukung dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi dalam bentuk

barang, non-moneter, yang diberikan oleh Pihak A dan pelaksanaan pengembangan masyarakat

tersebut untuk kepentingan masyarakat yang dikenal dengan sebutan: [masukan nama masyarakat

dan lokasinya] ___________________________________________________________.

B. [Dalam rangka melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana

dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [dan

Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk peraturan

pelaksanannya)]], Pihak A akan menyediakan dana tanggung jawab sosial perusahaan, kontribusi-

kontribusi dan sumber daya lainnya untuk mendukung pengembangan masyarakat dan

melaksanakan perannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

C. Pihak B akan bertindak sebagai manajer proyek dan memberikan pengetahuan, keterampilan dan

sumber daya mengenai pengembangan masyarakat dan melaksanakan perannya sebagaimana

diatur dalam Perjanjian.

D. Para Pihak menandatangani Perjanjian ini untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban

mereka dan untuk memberikan kerangka yang jelas sehubungan dengan pekerjaan bersama

mereka.

1. DEFINISI AND INTERPRETASI

1.1 Definisi

“Perjanjian” adalah perjanjian ini.

“Rencana Yang Disetujui” memiliki arti sebagaimana diberikan untuk istilah tersebut dalam

Pasal 2.1.

“Hari Kerja” adalah hari dimana bank-bank umum buka untuk melakukan kegiatan usaha di

[Daerah Khusus Ibukota Jakarta [atau Indonesia]]

“RKM” adalah rencana kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari satu atau lebih proyek

pengembangan masyarakat untuk kepentingan Masyarakat secara keseluruhan atau untuk

kepentingan anggota Masyarakat tersebut sebagaimana diusulkan oleh Pihak B dan disetujui

oleh Pihak A dan/atau sebagaimana disetujui oleh kedua belah Pihak.

“Masyarakat” adalah masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Paragraf A Latar Belakang.

“CSR” adalah tanggung jawab sosial perusahaan.

“Dana CSR” adalah uang atau aset lainnya atau keuntungan yang diberikan oleh Pihak A untuk

mendanai dan mendukung pelaksanaan kewajiban Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini.

Page 59: LAMPIRAN - TNP2K

“Hak Kekayaan Intelektual” adalah kerahasiaan know-how, hak paten, merek dagang, merek

jasa, nama dagang, hak desain, hak cipta (termasuk hak dalam perangkat lunak komputer) atau

setiap hak atau kepemilikan yang sejenis dengan hal-hal di atas yang terdapat di berbagai

bagian dunia, baik terdaftar maupun tidak, berserta hak untuk mengajukan pendaftaran hak

tersebut, dan seluruh hak-hak dan bentuk perlindungan yang serupa atau yang memiliki akibat

yang setara atau sama, di bagian dunia manapun.

“Pihak” adalah pihak dalam Perjanjian ini atau secara bersama-sama disebut sebagai “Para

Pihak”.

1.2 Interpretasi

Judul-judul harus diabaikan dalam menafsirkan Perjanjian ini; rujukan kepada orang harus

mencakup rujukan kepada perusahaan, kemitraan, perseroan terbatas atau bentuk organisasi

lain dan begitu juga sebaliknya; rujukan kepada setiap Pihak harus mencakup penerus,

penerima hak dan penerima pengalihannya; rujukan kepada undang-undang harus dianggap

mencakup seluruh perubahan, pengundangan kembali atau penggantian undang-undang

tersebut dan harus dianggap mencakup seluruh peraturan, proklamasi, ordonansi, dan

anggaran dasar yang dibuat sesuai dengan undang-undang tersebut; rujukan kepada benda

mencakup keseluruhan atau sebagian dari benda tersebut; rujukan kepada setiap perjanjian,

izin atau instrumen atau dokumen apapun harus dianggap mencakup seluruh pendahuluan dan

lampiran dari perjanjian, izin atau instrumen atau dokumen tersebut dan seluruh bagian

daripadanya sebagaimana diubah, ditambah atau digantikan dari waktu ke waktu.

2. KESEPAKATAN UNTUK BEKERJA SAMA

2.1 Rencana kegiatan kemasyarakatan telah dipersiapkan

Para Pihak mengakui bahwa RKM atau rencana yang telah disetujui lainnya untuk prakarsa

pengembangan masyarakat ditengah-tengah Masyarakat telah dipersiapkan (“Rencana Yang

Disetujui”) sebagaimana dijelaskan lebih rinci dalam Schedule Satu, dan dokumen perencanaan

terkait tersebut dilampirkan dalam Perjanjian ini sebagai Lampiran ‘A’.

2.2 Para Pihak saling bekerja sama

Para Pihak setuju untuk bekerja sama dalam hubungan yang erat dan kooperatif untuk

melaksanakan Rencana Yang Disetujui, yang mana rencana tersebut dapat diubah dari waktu

ke waktu dengan kesepakatan bersama, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam

Perjanjian ini.

Para Pihak setuju bahwa maksud mereka dalam bekerja sama berdasarkan Perjanjian ini adalah

untuk melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat dengan dukungan CSR yang telah

disusun dengan baik yang:

a. didasarkan pada bukti akan kebutuhan di masyarakat;

b. diperkirakan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa manfaat yang berkelanjutan

bagi masyarakat;

Page 60: LAMPIRAN - TNP2K

c. dipertimbangkan untuk sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat

setempat dan memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial

dan ekonomi;

d. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak A;

e. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak B;

f. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan

pembangunan oleh pemerintah;

g. sejalan dengan, dan mengembangkan, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang

Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan

h. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang

berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung

jawab sosial.

2.3 Jangka Waktu

Jangka waktu Perjanjian ini akan dimulai pada: [masukan tanggal]_________

______________________ dan akan berakhir pada: [masukan tanggal]_________

______________________ kecuali jika Perjanjian ini diakhiri lebih awal melalui kesepakatan

bersama atau berdasarkan Pasal lain dalam Perjanjian ini.

2.4 Penelaahan Kinerja

Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Dua, Para Pihak akan

melakukan penelaahan kinerja Pihak B berdasarkan Perjanjian ini. Penelaahan tersebut akan

memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk (i) menilai kinerja Pihak B, (ii)

memberikan kepada manajemen Pihak B suatu evaluasi perkembangan pekerjaan yang

profesional, dan (iii) mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan oleh

kedua belah Pihak. Para Pihak akan menyepakati aspek-aspek tertentu dari kinerja Pihak B yang

akan dinilai lebih dahulu pada saat penilaian pertama dan proses penelaahan kinerja yang rinci

adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Dua.

2.5 Tujuan untuk terikat secara hukum

Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam Perjanjian ini.

3. PERAN PIHAK A

3.1 Menyediakan dana CSR

Pihak A setuju untuk menyediakan Dana CSR yang diperlukan untuk melaksanakan Rencana

Yang Disetujui sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran yang telah disepakati, yang

mana anggaran dan jadwal pembayaran dapat diubah dengan kesepakatan bersama dari waktu

ke waktu.

3.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan

Page 61: LAMPIRAN - TNP2K

Pihak A akan membayar dana CSR yang dianggarkan ke rekening bank dari Pihak B yang

ditentukan untuk Rencana Yang Disetujui (Rekening Bank Khusus sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4.6 (e) di bawah) sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati.

3.3 Memberikan dukungan yang diperlukan dan wajar kepada Pihak B untuk pengembangan

kemampuan

Pihak A setuju untuk menyediakan dana tambahan atau kontribusi lainnya (dalam bentuk

barang dan non moneter), seperti pembinaan, pelatihan usaha dan penyediaan contoh-contoh

dokumen, yang diperlukan guna memungkinkan karyawan dari Pihak B untuk berpartisipasi

dalam pelatihan dan pengembangan kemampuan lainnya yang relevan, atau untuk

mengikutsertakan karyawan Pihak B dalam kegiatan pelatihan internal Pihak A, sepanjang

dalam jangka waktu Perjanjian ini, dengan ketentuan Pihak B dapat menunjukkan bahwa hal

tersebut akan memberikan manfaat bagi pekerjaan mereka berdasarkan Perjanjian ini.

Dukungan peningkatan kemampuan awal yang telah disepakati adalah sebagaimana ditetapkan

dalam Schedule Tiga.

Pada saat kapanpun, Pihak A dapat, namun tidak berkewajiban untuk mengabulkan setiap

permintaan dari Pihak B untuk memberikan dukungan peningkatan kemampuan tambahan.

Setiap permintaan untuk pendanaan tersebut harus dimintakan paling lambat tujuh hari

sebelum pelatihan atau pengembangan kemampuan apapun.

3.4 Menyediakan sumber daya lainnya

Pihak A setuju bahwa Pihak A akan memberikan manfaat secara penuh akan pengetahuan

teknis dan bisnis, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk pelaksanaan Rencana

Yang Disetujui pada saat kapanpun dan dimanapun hal tersebut diyakininya layak untuk

diberikan dan hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang terkait atau

perjanjian apapun (termasuk anggaran dasar atau akta pendiriannya) dimana pihak tersebut

adalah pihak atau subyek.

3.5 Melakukan pengalihan keterampilan dan pengalaman

Pihak A setuju bahwa, sejauh dimungkinkan dan jika diperlukan selama pelaksanaan Rencana

Yang Disetujui, Pihak A akan mengalihkan pengetahuannya, keterampilannya dan manfaat dari

pengalamannya kepada Pihak B dan untuk anggota Masyarakat yang terlibat dalam

pelaksanaan Rencana Yang Disetujui, termasuk pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk mengelola setiap proyek pengembangan masyarakat dari waktu ke waktu.

3.6 Pengeluaran dalam bentuk barang

Pihak A dapat menyediakan barang, jasa dan sumber daya serta dukungan lainnya untuk proyek

pengembangan masyarakat manapun yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini daripada

menyediakan dana untuk membayar perolehan barang, jasa dan sumber daya serta dukungan

lainnya tersebut. Pihak A akan memberikan Pihak B pemberitahuan tertulis terlebih dahulu

sebelum memberikan barang, jasa atau sumber daya lainnya tersebut.

Page 62: LAMPIRAN - TNP2K

3.7 Rencana Keselamatan

Pihak A, melalui konsultasi dengan Pihak B, akan menyusun rencana keselamatan yang sesuai

jika dan ketika pekerjaan Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini adalah dalam lingkup wilayah

yang terkena dampak konflik.

3.8 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat

Pihak A akan, dengan bantuan dari Pihak B jika diperlukan, melaksanakan pencegahan atau

menyelesaikan setiap konflik yang nyata atau mungkin akan timbul atau perselisihan di dalam

Masyarakat atau dengan pemangku kepentingan lainnya dalam kaitannya dengan proses

pelaksanaan RKM.

4. PERAN PIHAK B

4.1 Bertindak sebagai manajer proyek

a. Pihak B yang akan menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan proyek atas

pelaksanaan Rencana Yang Disetujui sehari-hari dan proyek pengembangan masyarakat

apapun yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini.

b. Pihak A harus memberikan persetujuan atas orang-orang pilihan dari Pihak B yang akan

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan proyek sehari-hari.

c. Setiap saat, Pihak A memiliki hak untuk meminta Pihak B mengganti setiap orang yang

ditunjuk oleh Pihak B untuk terlibat dalam pengelolaan pelaksanaan dari Rencana Yang

Disetujui, jika, berdasarkan kebijakan Pihak A sendiri namun berdasarkan alasan yang wajar,

orang tersebut gagal untuk, atau tidak mempunyai kemampuan, melaksanakan Rencana

Yang Disetujui atau proyek apapun berdasarkan Rencana Yang Disetujui sesuai dengan

syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini.

d. Sejauh diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku, Pihak B berhak

untuk menutup seluruh biaya yang wajar dalam melaksanakan perannya berdasarkan

Perjanjian ini. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam Perjanjian ini

yang dapat diinterpretasikan yang memperbolehkan Pihak B untuk memberikan

keuntungan apapun baik dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat

dinilai dengan uang kepada para anggotanya, Pembina/Pendiri, Pengurus atau Pengawas

(sebagaimana relevan) yang berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan Perjanjian ini

kecuali hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan

disetujui oleh Pihak A sebelumnya.

4.2 Menerapkan keterampilan yang professional

a. Pihak B akan menggunakan perangkat pengembangan masyarakat yang tepat, termasuk

menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perencanaan yang berorientasi pada

tujuan dan perangkat analisa yang setara dan setiap atau seluruh dari perangkat lainnya

yang tercantum dalam Schedule Empat, dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktek

pengembangan masyarakat yang profesional dalam menjalankan perannya sebagai manajer

proyek. Pihak B akan memberikan manfaat secara penuh atas pengetahuannya mengenai

Masyarakat dan keterampilan dan pengalamannya dalam pengembangan masyarakat dan

bantuan sosial untuk menjalankan perannya berdasarkan Perjanjian ini.

Page 63: LAMPIRAN - TNP2K

b. Pihak B secara terus-menerus akan, jika diperlukan selama jangka waktu Perjanjian ini,

mengadakan konsultasi/pendekatan partisipasi dengan Masyarakat, melalui pelatihan dan

lainnya, untuk memungkinkan anggota Masyarakat memahami dan berkontribusi dalam

kegiatan yang akan dilakukan oleh Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini. Proses partisipasi

akan dirancang untuk memungkinkan perempuan, anak-anak dan kaum marjinal dalam

Masyarakat untuk menyampaikan pandangan mereka secara bebas tanpa dikenakan sanksi.

c. Dalam menjalankan perannya berdasarkan Perjanjian ini, Pihak B akan memastikan bahwa

Pihak B mematuhi persyaratan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

persyaratan prosedural dan lainnya yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa dan peraturan pelaksananya (apabila relevan).

4.3 Mengelola catatan/arsip serta laporan keuangan

Pihak B akan membuat dan mengelola catatan yang akurat atas pekerjaan yang dilakukan

berdasarkan Perjanjian ini secara terpisah dan dalam standar akuntansi yang sesuai (termasuk

namun tidak terbatas pada seluruh asli dan salinan dari faktur-faktur, surat-surat, persetujuan-

persetujuan, izin-izin, korespondensi email dan dokumen lainnya yang terkait dengan proyek).

Pihak B juga akan memiliki laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku secara umum di Indonesia untuk mencatat semua transaksi-transaksi keuangan

yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian ini dan akan memastikan bahwa semua asli dan

salinan dari faktur dan tanda terima disimpan dalam catatan proyek.

4.4 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan

penasihatnya

Pihak B akan membuat semua korespondensi, catatan, laporan, faktur, laporan keuangan dan

dokumen lainnya dan catatan elektronik yang dihasilkan dalam menjalankan pekerjaan

berdasarkan Perjanjian ini tersedia untuk dapat diperiksa, disalin dan diaudit oleh Pihak A,

akuntannya dan penasihat profesionalnya, pada setiap saat dan dari waktu ke waktu. Pihak A

akan mencoba untuk memberikan pemberitahuan yang wajar kepada Pihak B mengenai

keinginannya untuk memeriksa, menyalin atau mengaudit dokumen-dokumen atau catatan

elektronik tersebut dan akan, sepanjang dapat dilakukan, melaksanakan pemeriksaan tersebut

selama jam kerja pada umumnya. Apabila Pihak A mensyaratkan Pihak B untuk menyediakan

laporan keuangan yang telah diaudit kepada Pihak A, maka Pihak A akan memastikan bahwa

anggaran yang disetujui pada saat itu untuk proyek sudah mencakup dana yang cukup untuk

membayar biaya yang diperlukan oleh Pihak B dalam menyediakan laporan keuangan yang

telah diaudit secara professional tersebut.

4.5 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A dan pengambil keputusan

a. Pihak B akan memberikan laporan proyek periodik secara berkala dan laporan keuangan

pada waktu yang disepakati dan dalam bentuk yang disetujui oleh Pihak A. Laporan proyek

akan menguraikan kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan dan laporan

keuangan akan membuktikan semua pengeluaran dari Dana CSR Pihak A selama periode

pelaporan.

b. Pihak B juga bertanggung jawab dalam memberikan laporan tambahan dari waktu ke waktu

mengenai kegiatan dan informasi terkait lainnya yang diperlukan dari waktu ke waktu untuk

memungkinkan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan

Page 64: LAMPIRAN - TNP2K

sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian ini untuk memberikan pertimbangan yang wajar

terhadap masalah dan membuat keputusan yang tepat.

Laporan tambahan mencakup juga seluruh laporan yang disediakan oleh Pihak B mengenai

pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini

kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan segera setelah

laporan tersebut tersedia.

4.6 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati

a. Pihak B akan, melalui konsultasi dengan Pihak A, mempersiapkan dan mengatur anggaran,

jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan untuk Rencana Yang Disetujui yang telah disepakati

secara keseluruhan dan setiap proyek pengembangan masyarakat yang akan dilakukan oleh

Para Pihak. Anggaran awal yang telah disetujui dan Jadwal Pembayaran serta Jadwal

Kegiatan, termasuk indikator kinerja utama (KPI) dan penyerahannya adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Schedule Lima.

b. Jadwal pembayaran akan menjamin bahwa Pihak B diberikan dana yang cukup pada saat

atau segera setelah penandatanganan Perjanjian ini untuk memungkinkan Pihak B

mengerahkan karyawan dan sumber daya yang diperlukan agar Pihak B dapat mulai

melakukan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini sesuai dengan jadwal kegiatan. Jadwal

pembayaran akan dirancang untuk memberikan dana dimuka yang diperlukan untuk

pengeluaran Pihak B, kecuali untuk pembayaran akhir dapat dilakukan dengan persyaratan

yakni sampai Pihak B memberikan laporan proyek akhir dan laporan keuangan dalam format

yang disetujui oleh Pihak A.

c. Setiap anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan dapat diubah dengan

kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan dari waktu ke waktu, untuk mencerminkan

perubahan keadaan atau maksud dari Para Pihak.

d. Jumlah keseluruhan dana CSR yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan Rencana Yang

Disetujui berdasarkan Perjanjian ini sebagai anggaran awal adalah

sebesar________________________________ Rupiah.

e. Setelah penandatanganan Perjanjian ini, Pihak B akan memberikan kepada Pihak A, rincian

rekening bank khusus milik Pihak B, yang akan digunakan untuk menutupi biaya yang

dikeluarkan dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini (“Rekening Bank

Khusus”). Pihak B akan memastikan bahwa Rekening Bank Khusus tersebut hanya digunakan

untuk Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A berdasarkan Perjanjian ini dan bahwa Dana CSR

Pihak A tidak bercampur dengan uang milik Pihak B atau uang milik pihak ketiga.

f. Pihak A mengakui bahwa Pihak B akan membutuhkan dana yang cukup untuk menutupi

pengeluaran dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini, termasuk

pengeluaran untuk karyawan, konsultan dan kegiatan pengurusan dan administrasi yang

wajar. Oleh karena itu, Para Pihak setuju bahwa Pihak B berhak untuk memasukkan dalam

anggaran suatu jumlah yang disepakati sebagai biaya administrasi overhead, manajemen

dan pemeliharaan sebesar [*]% dari keseluruhan jumlah anggaran. Kecuali disetujui lain

oleh Pihak A, Para Pihak dengan ini setuju bahwa segala kelebihan biaya tersebut yang tidak

termuat dalam anggaran yang telah disetujui tetapi timbul dengan cara bagaimanapun oleh

Pihak A dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini akan ditanggung sendiri

oleh Pihak A.

Page 65: LAMPIRAN - TNP2K

g. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam Perjanjian ini yang dapat

diinterpretasikan sehingga memperbolehkan Pihak B memberikan keuntungan apapun baik

dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada

para anggotanya, Pembina/Pendiri, Pengurus atau Pengawas (sebagaimana relevan) yang

berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan Perjanjian ini kecuali hal tersebut

diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh Pihak A

terlebih dahulu.

4.7 Mengatur pembayaran

a. Kecuali Pihak A menginstruksikan lain, Pihak B, dalam perannya sebagai manajer akan

membayar kontraktor dan pemasok pihak ketiga dari Dana CSR yang ditempatkan oleh

Pihak A ke Rekening Bank Khusus, dengan ketentuan Pihak B hanya melakukan pembayaran

berdasarkan faktur yang sah dan asli untuk kemudian disimpan dalam catatan Pihak B dan

dapat diperiksa, disalin dan diaudit sebagaimana dipersyaratkan dalam Perjanjian ini.

b. Kecuali diinstruksikan lain oleh Pihak A, semua faktur harus menyebutkan nama Rencana

Yang Disetujui dan proyek pengembangan masyarakat yang relevan, ditujukan kepada Pihak

B dan secara jelas menyatakan tujuan dari pembayaran tersebut.

4.8 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat

Para Pihak setuju untuk memasukan dalam anggaran pendanaan setiap pajak, retribusi atau

pengeluaran kepada pemerintah lainnya (termasuk pajak apapun sehubungan dengan

pengalihan proyek pengembangan masyarakat, apabila relevan) yang secara sah

dipersyaratkan untuk dibayar sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan

Perjanjian ini. Pihak B, dengan menggunakan Dana CSR Pihak A, akan membayar pajak, retribusi

atau biaya lainnya tersebut (jika ada) kepada pejabat berwenang terkait dan akan memastikan

bahwa seluruh pembayaran tersebut diakui secara tertulis dengan benar dan tepat waktu dan

dimasukan secara benar dalam laporan keuangan.

4.9 Mengatur perangkat perencanaan

a. Pihak B bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap analisa kerangka kerja logis

(LFA), perangkat perencanaan proyek yang berorientasi pada tujuan seperti ZOPP

(Objectives-Oriented Project Planning) dan jadwal kegiatan yang dipersiapkan dengan

tujuan untuk suatu proyek pengembangan masyarakat berdasarkan Rencana Yang Disetujui

digunakan sebagai rujukan utama untuk pekerjaan proyek dan akan bekerja untuk

memastikan bahwa tolak ukur proyek atau indikator proyek yang telah disetujui tercapai.

b. Para Pihak, bagaimanapun juga, mengakui bahwa setiap perangkat perencanaan

merupakan kertas kerja yang akan ditinjau dan diubah dengan kesepakatan antara Para

Pihak jika diperlukan dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi dalam

masyarakat atau keadaan lainnya.

4.10 Memperoleh dan menyimpan persetujuan serta aset

a. Para Pihak akan bekerja sama untuk mendapatkan setiap hak, aset, properti, persetujuan

atau izin yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pengembangan masyarakat

berdasarkan Rencana Yang Disetujui.

Page 66: LAMPIRAN - TNP2K

b. Pihak B akan memastikan bahwa Pihak memenuhi ketentuan dari setiap persetujuan dan

izin yang terkait dengan setiap proyek berdasarkan Rencana Yang Disetujui.

c. Para Pihak akan memastikan bahwa setiap hak, aset, properti, persetujuan atau izin yang

perlu dimiliki oleh Masyarakat agar Masyarakat tersebut atau anggotanya memperoleh

manfaat dari pengembangan proyek, dialihkan secara sebagaimana mestinya dan sah

kepada Masyarakat sesuai dengan hukum yang berlaku.

d. Untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada satu pun dari Para Pihak dapat memiliki atau

memperoleh keuntungan dari proyek pembangunan di Masyarakat yang dilakukan

berdasarkan Perjanjian ini.

5. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

5.1 Proses pengambilan keputusan

a. Para Pihak sepakat untuk mengatur serangkaian rapat rutin sepanjang jangka waktu

Perjanjian ini untuk tujuan membahas dan mengambil keputusan tentang, pelaksanaan

Rencana Yang Disetujui, setiap proyek pengembangan masyarakat dan hal-hal lain yang

timbul berdasarkan Perjanjian ini.

b. Rapat yang dilaksanakan oleh orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam

pengurusan sehari-hari dari proses pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui akan dilakukan

paling sedikit dua kali seminggu.

c. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam proses pelaksanaan sehari - hari

juga akan mengadakan rapat bersama dengan atasan langsung mereka paling sedikit satu

kali seminggu.

d. Semua yang disebutkan di atas akan mengadakan rapat, bersama dengan manajer yang

lebih tinggi dari masing-masing Pihak A dan Pihak B dan setiap pemangku kepentingan

terkait lainnya, paling sedikit satu kali setiap bulannya.

e. Keputusan akan diambil melalui musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis. Berita

acara dari setiap rapat akan diedarkan ke peserta rapat untuk diperiksa, diubah jika perlu

dan ditandatangani apabila sudah benar.

f. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam tahap perencanaan dari suatu

Rencana Yang Disetujui diharapkan untuk dapat terlibat dalam pengelolaan dan

pelaksanaan Rencana Yang Disetujui tersebut sehingga pengetahuan dan pengalaman

mereka mengenai Masyarakat dan masalah-masalah yang terkait dengan Masyarakat

tersebut dapat menjadi informasi serta dapat memperkaya tahap pelaksanaan dari Rencana

Yang Disetujui tersebut.

g. Rapat-rapat dapat diselenggarakan secara langsung atau melalui telepon atau video

konferensi, sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak.

5.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku

Para Pihak sepakat untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kode etik bertindak dan

berperilaku dan memastikan bahwa kode etik bertindak diimplementasikan dan kode etik

Page 67: LAMPIRAN - TNP2K

berperilaku digalakan melalui pelatihan dan pengamatan karyawan yang patut dan

sebagaimana mestinya.

5.3 Benturan Kepentingan

Jika, pada setiap saat sepanjang jangka waktu Perjanjian ini, salah satu Pihak berkesimpulan

dengan dasar yang cukup bahwa dirinya atau Pihak lain, atau salah satu anggota, direktur,

manajer, karyawan, konsultan mereka atau pemangku kepentingan lain, terkena dampak atas

suatu benturan kepentingan yang mengancam, atau mungkin mengancam, reputasi atau

keberlangsungannya dari proses pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui atau reputasi dari

salah satu Pihak, maka Pihak yang terkena dampak harus melakukan semua usaha yang ia bisa

lakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan benturan kepentingan tersebut sesegera

mungkin.

5.4 Kepatuhan terhadap hukum

Para Pihak akan membuat diri mereka sendiri sadar dengan hukum yang berlaku dan

memastikan bahwa perbuatan mereka yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini adalah sah.

Pihak B mengakui dan setuju bahwa perbuatan mereka berdasarkan Perjanjian ini dapat, dalam

beberapa hal, diatur oleh hukum yurisdiksi asing yang berlaku terhadap Pihak A dan

pengurusnya, termasuk antara lain undang-undang mengenai praktek-praktek korupsi,

perlakukan terhadap anak-anak dan privasi.

6. PROSES PELAKSANAAN

6.1 Standar Kerja

a. Para Pihak setuju untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang

profesional dalam pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui.

b. Tujuan Para Pihak adalah untuk melaksanakan pekerjaan pengembangan masyarakat yang

didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan dan yang memiliki potensi yang wajar untuk

meningkatkan kualitas hidup anggota masyarakat dan untuk mengurangi kemiskinan di

masyarakat tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.

c. Pihak B mengakui bahwa Para Pihak akan berpedoman pada Kode Etik Berperilaku dari Pihak

A dalam bentuk sebagaimana terlampir pada Perjanjian ini.

d. Pihak B juga mengakui bahwa, untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan, Pihak

A dapat mensyaratkan pelaksanaan Rencana Yang Disetujui, dengan mempertimbangkan

pengelolaan dampak sosial Pihak A yang ada, keterlibatan masyarakat dan kebijakan dan

praktek perekrutan dan kontrak masyarakat lokal sehingga pengembangan masyarakat

sejalan dan terintegrasi dengan baik dengan kegiatan operasional Pihak A.

6.2 Komunikasi dan sosialisasi

a. Para Pihak sepakat untuk membentuk sebuah proses komunikasi yang kokoh dengan

anggota masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga memungkinkan Para

Pihak untuk berkomunikasi melalui cara yang jelas dan transparan mengenai perkembangan

dari pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui. Tujuan Para Pihak adalah untuk

memaksimalkan transparansi, menyebarkan informasi yang akurat, memperbaiki kesalahan

informasi, menjelaskan nilai potensial dari proyek-proyek pembangunan dan mengelola

Page 68: LAMPIRAN - TNP2K

harapan masyarakat. Untuk tujuan ini, protokol komunikasi akan dibuat yang menetapkan

suatu aturan yang disepakati untuk penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk dan dari

Para Pihak dan pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan dan

persetujuan yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal.

b. Pihak B bertanggung jawab dalam mempersiapkan pengurusan kegiatan-kegiatan promosi

yang sebagaimana mestinya berkaitan dengan Rencana Yang Disetujui, termasuk

pengumuman di media, dan akan memastikan bahwa Pihak A menyetujui seluruh kegiatan

promosi tersebut tersebut sebelum dilakukan.

c. Pendanaan komunikasi dan sosialisasi akan dimasukkan dalam anggaran yang disusun

berdasarkan Perjanjian ini.

6.3 Pengawasan dan evaluasi

Para Pihak akan memasukkan dalam pelaksanaan Rencana Yang Disetujui mereka, suatu proses

untuk memungkinkan setiap proyek pengembangan masyarakat diawasi dan dievaluasi

sepanjang siklus proyek. Proses ini akan memungkinkan partisipasi pemangku kepentingan dan

akan menggabungkan metode pengukuran baik kuantitatif maupun kualitatif dari hasil

pekerjaan dan efektivitasnya. Para Pihak juga akan mengawasi dan mengevaluasi kemajuan

masing-masing mereka dalam mengimplementasikan Rencana Yang Disetujui secara

keseluruhan.

6.4 Konsultasi dengan badan pemerintah

a. Para Pihak akan berkonsultasi dengan otoritas Masyarakat terkait dan badan pemerintah

secara berkala sebagaimana mungkin diperlukan untuk memperoleh data terkini mengenai

kondisi sosial dan ekonomi daerah setempat dan untuk memahami dan menyertakan ke

dalam pekerjaan pengembangan mereka seluruh rencana pemerintah dan prioritas

pembangunan untuk Masyarakat yang terkait. Hal ini mencakup mencari informasi dan

panduan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (“TNP2K”) dan Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (“TKPKD”) yang terkait untuk memastikan

bahwa prakarsa pengembangan masyarakat yang diatur dalam Perjanjian ini akan tepat

sasaran, untuk mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan di Masyarakat. Para

Pihak setuju bahwa mereka akan menggunakan setiap informasi dan panduan yang tersedia

untuk mereka dari Basis Data Terpadu TNP2K hanya untuk tujuan pengentasan kemiskinan

dan bukan untuk keuntungan komersial atau tujuan politik.

b. Para Pihak akan berusaha untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka tetap berada pada

jalur yang benar untuk mengisi kekosongan atas bantuan-bantuan pemerintah dan sejalan

dengan, dan saling tidak bersaing, tidak menjadi proyek ganda atau menggantikan proyek-

proyek pemerintah.

c. Apabila diyakini tepat dan dapat memperkuat efektivitas pekerjaan pengembangan

Masyarakat yang mereka lakukan, Para Pihak dapat mengadakan perjanjian kerjasama

teknis dengan pemerintah daerah setempat berdasarkan perjanjian tersebut misalnya,

pemerintah daerah membuat komitmen sebagai berikut:

Page 69: LAMPIRAN - TNP2K

(i) bekerja sama dengan Para Pihak;

(ii) menyediakan pendanaan dengan jumlah tertentu yang disetujui dan/atau bentuk

dukungan lainnya untuk pekerjaan yang dilakukan oleh Para Pihak untuk memastikan

bahwa pekerjaan tersebut tetap sesuai dengan waktu dan anggaran;

(iii) mengalokasikan pembiayaan yang diperlukan untuk dukungan tersebut dalam

anggaran pemerintah daerah setempat; dan

(iv) meniru pekerjaan pengembangan masyarakat milik Para Pihak di daerah lain yang

masih dalam yurisdiksi pemerintah daerah tersebut.

d. Para Pihak akan membuat diri mereka memahami ketentuan Undang-Undang Desa

(Undang-Undang No 6 Tahun 2014) dan peraturan pelaksananya (apabila berlaku) dan

dampak dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ("PNPM") pada Masyarakat, dan

berusaha, jika dimungkinkan dan dibenarkan, untuk menggunakan fasilitator yang

berkompeten dan berpengalaman dari Masyarakat dan membangun proses dan struktur

keikutsertaan yang sudah ada di Masyarakat.

e. Jika terdapat Forum CSR setempat, Para Pihak dapat mempertimbangkan bekerja dengan

Forum CSR tersebut dan dengan badan pemerintah daerah dan dengan perusahaan lain dan

organisasi yang aktif di daerah tersebut untuk berbagi informasi dan mengkoordinasikan

perencanaan dari proyek pengembangan masyarakat yang didukung dengan CSR.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

a. Pihak B, sebagai manajer proyek, adalah pihak utama bertanggung jawab untuk pengadaan

kontraktor dan pemasok. Seluruh perikatan dilakukan oleh Pihak B akan dilaksanakan

berdasarkan standar pengadaan yang wajar yang dapat diterima oleh Pihak A.

b. Secara khusus, Pihak B akan melakukan uji tuntas kelayakan terhadap calon kontraktor dan

pemasok sehingga memastikan bahwa mereka dipilih secara hati-hati atas dasar bahwa

mereka berkompeten untuk melakukan pekerjaan atau penyediaan barang dan jasa yang

dibutuhkan, memiliki reputasi yang baik, bebas dari benturan kepentingan atau praktek-

praktek korupsi dan tidak akan membuat Para Pihak atau Rencana Yang Disetujui menjadi

dalam masalah.

Untuk tujuan ini, jika dipersyaratkan oleh Pihak A, kontraktor dan pemasok terkait akan

memberikan kepada Pihak A pernyataan tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa syarat ini

telah terpenuhi.

c. Para Pihak mengakui bahwa penunjukan kontraktor dan pemasok dapat tunduk kepada

persyaratan tender yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan internal Pihak A (atau,

dalam hal Pihak A adalah Badan Usaha Milik Negara, tunduk kepada persyaratan tender

sebagaimana diatur dalam peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara). Mereka

menyetujui untuk mematuhi persyaratan tersebut dari waktu ke waktu.

d. Para Pihak akan berusaha menyediakan pekerjaan kepada kontraktor dan pemasok

masyarakat setempat sejauh diperbolehkan berdasarkan kebijakan perekrutan dan

perikatan Pihak A dari waktu ke waktu.

Page 70: LAMPIRAN - TNP2K

e. Pihak B setuju bahwa Pihak A berhak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan dan

membuat keputusan akhir dalam pemilihan seluruh kontraktor dan pemasok apabila nilai

kontrak melebihi [*] Rupiah atau jumlah lain yang disepakati antara pihak dari waktu ke

waktu.

f. Kecuali jika disetujui sebaliknya, semua kontrak akan ditandatangani oleh Pihak B dan

kontraktor atau pemasok. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak B mengakui bahwa ia

tidak berwenang untuk menandatangani kontrak apapun atas nama, atau sebagai agen,

Pihak A.

g. Pihak B akan memastikan bahwa kontraktor dan pemasok yang ditunjuk akan memberikan

jaminan yang tepat dan cukup dan/atau asuransi berkenaan dengan pekerjaan yang

dialihkan kepadanya.

8. ASURANSI

Pihak B setuju untuk memperoleh dan mempertahankan secara terus-menerus sepanjang

jangka waktu Perjanjian ini, polis asuransi yang secara wajar diperlukan untuk ditutup dalam

kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan Perjanjian ini dalam

melaksanakan RKM. Pihak B juga mengakui bahwa manfaat dari asuransi (termasuk namun

tidak terbatas kepada uang pertanggungan) adalah untuk kepentingan masyarakat dan

sepanjang dimungkinkan, untuk menutup kerugian yang ditanggung oleh Pihak manapun

terkait dengan objek yang diasuransikan.

9. KEADAAN DILUAR KENDALI PARA PIHAK

Suatu Pihak tidak akan dianggap melanggar Perjanjian ini jika Pihak tersebut gagal untuk

memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini (selain kewajiban untuk menyediakan

dana) karena suatu peristiwa yang terjadi atau keadaan yang timbul di luar kendali mereka

secara wajar dan tidak dapat diprediksi. Pihak yang terkena dampak harus mengerahkan upaya

yang wajar dalam mengatasi peristiwa atau keadaan tersebut sehingga dapat melanjutkan

kewajibannya sesegera mungkin. Jika Pihak tersebut tidak dapat melanjutkan kinerjanya dalam

waktu tiga bulan atau pada waktu lain yang disepakati, Pihak lain dapat, namun tidak wajib,

mengakhiri Perjanjian ini.

10. PERNYATAAN

10.1 Pernyataan Pihak A

Pihak A menyatakan kepada Pihak B bahwa:

a. Pihak A didirikan secara sah berdasarkan hukum negara [masukan yurisdiksi pendirian]

_______________________________ dan memiliki dan terus memiliki hak yang sah dan

kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk menandatangani dan

melaksanakan Perjanjian ini dan untuk melakukan secara penuh kewajibannya berdasarkan

Perjanjian ini;

Page 71: LAMPIRAN - TNP2K

b. Pihak A telah memberikan kepada Pihak B salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang

terkini dan lengkap;

c. Perjanjian ini telah ditandatangani dengan benar dan sebagaimana mestinya oleh Pihak A

dan karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak A dan dapat

dilaksanakan terhadap Pihak A sesuai dengan ketentuan-Perjanjian ini;

d. Dana CSR yang akan disediakan untuk proses pelaksanaan berdasarkan Perjanjian ini akan

diberikan secara sah dan sesuai dengan proses kewenangan internal perusahaan; dan

e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini tidak akan menimbulkan

benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap

peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk pada prinsip kode etik lainnya.

10.2 Pernyataan oleh Pihak B

Pihak B menyatakan kepada Pihak A bahwa:

a. Pihak B didirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan memiliki dan terus

memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk

menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini dan untuk melakukan secara penuh

kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini;

b. Pihak B telah memberikan kepada Pihak A salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang

terkini dan lengkap dan persetujuan atas anggaran dasarnya dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Indonesia;

c. Perjanjian ini telah ditandatangani dengan benar dan sebagaimana mestinya oleh Pihak B

dan karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak B dan dapat

dilaksanakan terhadap Pihak B sesuai dengan ketentuan-Perjanjian ini;

d. Pihak B memiliki pengetahuan pengembangan masyarakat, keterampilan dan pengalaman

yang diperlukan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini termasuk

dalam berurusan dengan masyarakat yang menjadi tujuan (ketika diminta oleh Pihak A,

Pihak B harus memberikan dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan ini); dan

e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini tidak akan menimbulkan

benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap

peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk pada prinsip kode etik lainnya.

11. PENYELESAIAN SENGKETA

11.1 Prosedur penyelesaian sengketa

Jika timbul sengketa antara Para Pihak yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan

dengan itikad baik (musyawarah mufakat) antara perwakilan yang berwenang dari masing-

masing Para Pihak, maka:

a. sengketa pertama-tama harus diselesaikan oleh manajemen eksekutif yang paling senior

dari masing-masing Pihak A dan Pihak B;

b. jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif senior, salah satu Pihak

dapat meminta seorang independen yang dihormati yang tidak terlibat dalam proses

Page 72: LAMPIRAN - TNP2K

pelaksanaan Rencana Yang Disetujui atau dalam sengketa, dan yang dapat diterima oleh

kedua belah pihak, untuk diangkat sebagai mediator untuk membantu Para Pihak

menyelesaikan sengketa secara damai melalui negosiasi, dan

c. jika sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh mediator dalam waktu tiga bulan sejak

pengangkatan mediator atau pada waktu lain yang disepakati oleh Para Pihak, Para Pihak

setuju untuk mengajukan sengketa ke pengadilan __________________ di

_________________.

11.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela

Perjanjian ini tidak menghalangi suatu Pihak untuk ke pengadilan untuk meminta putusan sela

atau penetapan hukum yang penting pada saat kapanpun.

12. PENGAKHIRAN

12.1 Pengakhiran karena pelanggaran

Suatu Pihak dapat mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling

lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya jika:

a. Pihak lainnya tidak memenuhi kewajibannya yang material berdasarkan Perjanjian ini dan

tidak melakukan perbaikan terhadap kegagalan tersebut dalam waktu satu bulan (atau

periode lain yang ditentukan dalam pemberitahuan) sejak penerimaan pemberitahuan dari

Pihak lain yang mengharuskannya memperbaiki kegagalan tersebut;

b. Pihak lainnya, atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, terlibat dalam

tindakan yang dapat mungkin merusak, atau merusak, reputasi suatu Pihak atau

mengancam akan membawa, atau membawa, proses pelaksanaan Rencana Yang Disetujui

ke dalam suatu masalah, atau melakukan tindakan lainnya yang mengakibatkan manfaat

dari Rencana Yang Disetujui tidak dapat dicapai;

c. Pihak lainnya menjadi bangkrut, insolven, sedang dalam proses memperoleh, atau sudah

memperoleh atau dikabulkan, keputusan pengadilan untuk penangguhan kewajiban

pembayaran atau memulai proses likuidasi atau proses lain yang serupa;

d. suatu Pihak dapat menunjukkan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak lainnya,

atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, telah melakukan penipuan

atau korupsi, baik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan Perjanjian

ini atau lainnya.

12.2 Pengakhiran berdasarkan penelaahan kinerja

Pihak A dapat, dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya

kepada Pihak B, mengakhiri Perjanjian ini, jika, berdasarkan hasil dari setiap penelaahan kinerja

Pihak B, Pihak A memiliki alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak B tidak memiliki

standar yang cukup tinggi, kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

Page 73: LAMPIRAN - TNP2K

12.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh

Hak untuk mengakhiri Perjanjian ini berdasarkan Pasal ini merupakan tambahan pada setiap

upaya hukum yang diberikan berdasarkan hukum Indonesia atau hukum yang berlaku lainnya

kepada Pihak yang ingin mengakhiri.

12.4 Akibat pengakhiran

Jika Perjanjian ini diakhiri untuk alasan apapun:

a. dalam waktu satu bulan sejak tanggal pengakhiran, Pihak B harus memberikan kepada Pihak

A laporan akhir yang lengkap dan rinci tentang pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan

Perjanjian ini dan bukti seluruh Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A serta telah

dipergunakan oleh Pihak B namun belum diperhitungkan, bersama-sama dengan asli dari

semua dokumen pendukungnya;

b. Pihak B harus memastikan bahwa seluruh atau setiap koresponden, catatan, laporan, faktur,

akun keuangan dan dokumen dan catatan elektronik lain yang asli yang dihasilkan dalam

kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian ini diberikan kepada Pihak A

atau disimpan atau diperlakukan sesuai kesepakatan dengan Pihak A;

c. Pihak B dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen sebagaimana secara wajar diperlukan

untuk memenuhi persyaratan tata kelola internal dan untuk memungkinkan Pihak B

mendapatkan, untuk tujuan pengembangan kapasitas dan pelatihan, manfaat dari

pembelajaran profesional yang diperoleh melakukan pekerjaannya berdasarkan Perjanjian

ini;

d. Pihak A dan Pihak B harus memastikan bahwa setiap tagihan pihak ketiga yang masih

terhutang terkait dengan proses pelaksanaan Rencana Yang Disetujui telah dibayar;

e. jika diperlukan, Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar, hingga tanggal

pengakhiran, yang ditanggung oleh Pihak B sesuai dengan anggaran yang telah disepakati

bersama dengan biaya yang disepakati diantara Para Pihak yang harus merupakan

pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan berdasarkan Perjanjian

ini dengan ketentuan pengakhiran dimintakan oleh Pihak A;

f. Pihak B harus mengembalikan Dana CSR yang tidak digunakan untuk Pihak A atau

menggunakannya untuk tujuan yang telah disepakati dengan Pihak A; dan

g. Para Pihak harus memastikan bahwa segala proyek pengembangan yang belum selesai

akibat dari pengakhiran Perjanjian ini diurus secara sebagaimana mestinya sehingga proyek

tersebut tidak berdampak buruk dalam bentuk apapun kepada masyarakat terkait.

12.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Untuk tujuan pengakhiran Perjanjian ini, Para Pihak secara tegas setuju untuk

mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang

bahwa Para Pihak menyetujui untuk tidak meminta persetujuan dari pengadilan atau

mengharuskan Pihak lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengadilan agar

pengakhiran Perjanjian ini menjadi efektif.

Page 74: LAMPIRAN - TNP2K

13. KERAHASIAAN

13.1 Informasi rahasia

Para Pihak mengakui bahwa selama proses kerjasama berdasarkan Perjanjian ini mereka akan

saling bertukar informasi rahasia. Secara khusus, Pihak B mengakui bahwa Pihak B dapat

diberikan informasi rahasia mengenai bisnis dan keuangan dari Pihak A, termasuk informasi

tentang keterlibatannya dengan Masyarakat dan pemasok dan kontraktor setempat dan

keputusan internalnya terkait dengan kegiatan CSR yang berpotensi dan anggarannya. Syarat

dan ketentuan dalam Perjanjian ini juga diklasifikasikan sebagai rahasia (commercial-in-

confidence).

13.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan

Masing-masing Pihak setuju untuk menjaga rahasia, dan tidak menggunakannya untuk

kepentingannya sendiri atau untuk merugikan Pihak lainnya atas informasi rahasia apapun yang

diungkapkan kepadanya oleh Pihak lainnya. Namun, masing-masing Pihak berhak untuk

mengungkapkan informasi rahasia Pihak lain dalam hal:

a. antara ia dengan konsultan professionalnya;

b. dalam hal Pihak A, antara ia dan anggota lain dari grup perusahaannya;

c. dalam hal Pihak A, terhadap bursa efek manapun dimana peraturan mensyaratkan adanya

pengungkapan rahasia;

d. dalam hal Pihak B, dalam hal Pihak B adalah sebuah organisasi non- pemerintah yang

merupakan bagian dari jaringan organisasi non-pemerintah, antara ia dengan anggota lain

dari jaringan itu, namun hanya apabila pengungkapan tersebut dibutuhkan oleh Pihak B

dalam rangka melakukan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini; atau

e. sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang

13.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran

Kewajiban kerahasiaan dalam Perjanjian ini akan tetap berlaku setelah tanggal pengakhiran

Perjanjian ini kecuali informasi tersebut tidak lagi menjadi rahasia, bukan karena kesalahan dari

Pihak yang berkewajiban menjaga kerahasiaan.

14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

14.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya

Setiap Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang dimiliki

oleh salah satu Pihak (atau dimiliki oleh pihak ketiga, tetapi salah satu Pihak memiliki hak untuk

mengungkapkan atau men-sub-lisensikan) pada tanggal Perjanjian ini, akan tetap menjadi milik

Pihak tersebut (atau, mungkin, milik pihak ketiga). Tidak ada hak, hak milik atau kepentingan

apapun di atau pada Hak Kekayaan Intelektual milik suatu Pihak yang sudah ada dialihkan oleh

Perjanjian ini.

Page 75: LAMPIRAN - TNP2K

14.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan Perjanjian ini

Semua Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang

dikembangkan oleh salah satu Pihak hanya dalam pelaksanaan kewajibannya berdasarkan

Perjanjian ini, dan semua dokumen terkait, catatan elektronik, data, preseden, rencana,

spesifikasi dan materi yang sejenis, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, akan menjadi milik

bersama Para Pihak ketika dipersiapkan atau dibuat, dan harus segera diberitahukan kepada

Pihak lainnya.

14.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran

Meskipun terdapat hal-hal yang bertentangan dalam Perjanjian ini, kewajiban masing-masing

Pihak berdasarkan Pasal 14 ini akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran Perjanjian ini.

15. ASET LAINNYA

Setelah pengakhiran Perjanjian ini, setiap aset (selain Hak Kekayaan Intelektual) yang telah

dibuat atau diperoleh untuk tujuan pelaksanaan kewajiban dari suatu Pihak berdasarkan

Perjanjian ini akan dialihkan kepada Masyarakat kecuali Para Pihak setuju bahwa akan lebih

baik jika aset tersebut dialihkan ke Pihak B untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan

masyarakat yang dilakukan Pihak B dimasa yang akan datang.

16. KETENTUAN UMUM

16.1 Pemberitahuan

Pemberitahuan yang diberikan berdasarkan Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan

ditulis dalam bahasa Indonesia [dan Inggris]. Pemberitahuan dapat diberikan secara langsung,

dengan pos prabayar tercatat atau melalui fax atau email ke perwakilan yang berwenang ke

alamat yang diberikan di bawah ini (sebagaimana dapat diperbarui oleh suatu Pihak dari waktu

ke waktu secara tertulis). Pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal pengiriman jika

dikirim melalui fax atau email (kecuali jika dikirim setelah pukul 04:00 sore, yang dalam hal ini

dianggap diterima pada Hari Kerja berikutnya) atau pada tiga Hari Kerja setelah pengiriman jika

dikirim melalui pos prabayar tercatat.

Pihak A:

Nama Perwakilan yang Berwenang:

Alamat:

Kode Pos:

Telepon:

Fax:

Alamat email::

Page 76: LAMPIRAN - TNP2K

Pihak B:

Nama Perwakilan yang Berwenang:

Alamat:

Kode Pos:

Telepon:

Fax:

Alamat email::

16.2 Hubungan Antara Para Pihak

Perjanjian ini tidak menimbulkan suatu hubungan kemitraan atau hubungan kerja atau

keagenan antara Para Pihak. Para Pihak harus memastikan bahwa karyawan mereka tidak

menyatakan bahwa mereka dapat mewakili atau mengikat Pihak lainnya.

16.3 Pengalihan

Suatu Pihak tidak diperbolehkan untuk mengalihkan Perjanjian ini kecuali jika telah

memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.

16.4 Perubahan

Setiap perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis dan

ditandatangani oleh kedua belah Pihak.

16.5 Pengesampingan

Setiap pengesampingan hak-hak berdasarkan Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis dan

ditandatangani oleh Pihak yang memberikan pengesampingan.

16.6 Keseluruhan Perjanjian

Perjanjian ini berisikan seluruh kesepakatan dan perjanjian antara Para Pihak sehubungan

dengan pokok Perjanjian ini dan menggantikan dan membatalkan setiap dan seluruh perjanjian

lisan dan tertulis atau pernyataan sebelumnya termasuk MOU tertanggal _______________

yang ditandatangani oleh Para Pihak sehubungan dengan hal-hal pokok yang terdapat di dan

dalam Perjanjian ini.

16.7 Keterpisahan

Jika terdapat ketentuan dalam Perjanjian ini yang tidak sah, ilegal atau tidak dapat

dilaksanakan, maka dapat dipisahkan tanpa mempengaruhi keberlakuan ketentuan lainnya

dalam Perjanjian ini.

16.8 Bahasa

a. Perjanjian ini dapat ditandatangani dalam format bilingual (Bahasa Inggris-Bahasa

Indonesia). Jika versi Bahasa Indonesia dalam Perjanjian ini belum dipersiapkan, versi

Bahasa Inggris dari Perjanjian ini dapat ditandatangani terlebih dahulu, dan ketika versi

Bahasa Indonesia Perjanjian ini telah tersedia, Para Pihak akan menandatangani

sebagaimana mestinya.

b. Para Pihak setuju bahwa, jika terjadi ketidaksesuaian antara versi Bahasa Indonesia dan

versi Bahasa Inggris dari setiap bagian dalam Perjanjian ini, versi Bahasa Indonesia yang akan

berlaku.]

Page 77: LAMPIRAN - TNP2K

16.9 Rangkap Salinan

Jika Para Pihak menandatangani dua rangkap identik dari Perjanjian ini, rangkap yang

ditandatangani secara bersama-sama merupakan satu dokumen hukum yang sah.

16.10 Hukum yang berlaku

Hukum yang berlaku untuk Perjanjian ini adalah hukum Indonesia.

DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan Perjanjian Kerjasama

ini ditandatangani oleh para wakil yang diberi wewenang pada tanggal sebagaimana ditetapkan

diatas.

[masukan nama Pihak A]

Nama : _____________

Jabatan : _____________

[masukan nama Pihak B]

Nama : _____________

Jabatan : _____________

Page 78: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE SATU

Penjelasan Rinci Atas Prakarsa Pengembangan Masyarakat atau RKM Untuk

Dilaksanakan Berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

Catatan: Masukan kedalam Schedule Satu ini penjelasan yang rinci mengenai prakarsa pengembangan

masyarakat atau RKM yang akan dilaksanakan oleh Para Pihak berdasarkan ketentuan-ketentuan dari

Perjanjian Kerjasama ini, Setiap rencana, analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat

perencanaan yang berorientasi pada tujuan lainnya seperti ZOPP (Objectives-oriented Project

Planning) untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang direncanakan dan dokumen pendukung

lainnya untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang disetujui juga harus dilampirkan pada semua

salinan dari Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani pada akhir semua Schedule..

Page 79: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE DUA

Penelaahan Kinerja

Catatan: Sebutkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan terhadap kinerja akan dilakukan

(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikasi kinerja yang

diharapkan.

Page 80: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE TIGA

Dukungan yang Disetujui atas Pengembangan Kemampuan Pihak B

Page 81: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE EMPAT

Perangkat Pengembangan Masyarakat

Catatan: Perangkat yang dicantumkan dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda perlu

mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan Para

Pihak untuk bekerja dalam melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan

berkelanjutan.

Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat

dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.

• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat

untuk memetakan tata letak fisik Masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai

keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.

• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi, masyarakat,

untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan tradisional saat ini, proses

pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.

• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan

perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam masyarakat dan komunitas sekitarnya yang

mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.

• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam

konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.

• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data

pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.

• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk

mengawasi proses perancangan dan menyediakan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.

Page 82: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE LIMA

Anggaran dan Jadwal Pembayaran dan Jadwal Kegiatan Awal yang Disetujui

Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,

permasalahan sebagai berikut:

1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung dan

biaya administrasi Pihak B serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya

berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

2. Pihak B mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari Perjanjian Kerjasama

ini, dalam rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan

perannya sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus memperbolehkan hal

ini.

3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,

didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak B

sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.

4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak A untuk menahan pembayaran dari pembayaran akhir

yang dijadwalkan hingga Pihak B dapat memberikan laporan akhir yang memuaskan dan bukti dana

pada akhir proyek.

5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang

akan diberikan oleh Pihak A dalam mendukung pekerjaan dari Para Pihak berdasarkan Perjanjian

Kerjasama ini.

6. Schedule ini juga harus mencakup Jadwal Kegiatan yang menguraikan mengenai penyerahan dan

KPI dan aspek lain dari pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

Page 83: LAMPIRAN - TNP2K

Lampiran ‘A’ - Rencana Kegiatan Masyarakat dan/atau dokumen perencanaan terkait lainnya

Lampiran ‘B’ - Kode Etik Berperilaku Pihak A

Page 84: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 5

PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR

(versi lengkap)

Page 85: LAMPIRAN - TNP2K

Pendahuluan

Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap dokumen preseden

Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat.

Perjanjian ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi pelaksanaan

yang efektif atas rencana yang telah disepakati untuk kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia

yang didukung CSR.

Perjanjian ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian

yang mengikat antara:

• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan

• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian

dalam Pengembangan Masyarakat,

yang menawarkan kerja sama dalam pelaksanaan rencana Pengembangan Masyarakat yang didukung

CSR yang telah disepakati.

TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN

untuk bekerja sama dengan LSM dalam melaksanakan Pengembangan Masyarakat yang tepat sasaran

dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

Preseden Perjanjian juga dapat berguna bagi:

• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat

dari sumber lain selain CSR; dan

• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia

yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai

bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam melaksanakan rencana

bantuan sosial yang telah disepakati pada masyarakat yang terkena dampak bencana.

Catatan penting dalam mencari nasihat hukum

Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum

menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden Perjanjian

guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.

Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan suatu kontrak yang

didasarkan pada dokumen Perjanjian yang dijadikan preseden ini dalam hal apapun tidak

bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, dana

yang digunakan untuk Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas yang melawan

hukum atau pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus

berlaku terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.

Pernyataan Pengecualian Hukum

Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di

balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap

maupun ringkas dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama dan Penjelasan ini.

Page 86: LAMPIRAN - TNP2K

Isi dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama

Perjanjian yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para

pihak serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam

melaksanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.

Meskipun Perjanjian tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak

yang mungkin berbeda, para pihak tetap harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan

yang terdapat dalam Perjanjian tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Perjanjian tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. Perjanjian tersebut sebaiknya

digunakan sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang

sebenarnya.

Harap diperhatikan bahwa Perjanjian dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B,

namun Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’

dan ‘LSM’ apabila dihendaki.

Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing

ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan

tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.

Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk

memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden Perjanjian yang tetap harus

dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.

Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam preseden Perjanjian.

1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG DAN DEFINISI

Apakah para pihak merupakan badan hukum?

Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan preseden Perjanjian

untuk membuat perjanjian yang mengikat secara hukum.

Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar,

organisasi tersebut tetap dapat menggunakan preseden Perjanjian sebagai sumber pemikiran dan

bahasa bagi suatu dokumen yang lebih tidak formal, tidak mengikat secara hukum, yang

menguraikan maksud dari organisasi tersebut dan suatu Perusahaan untuk bekerja sama dalam

kegiatan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.

Apakah ada hukum CSR yang berlaku?

Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat

kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh Perusahaan tersebut. Apabila

tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan

perundang-undangan.

Definisi dan Interpretasi

Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Tambahkan definisi baru

untuk setiap istilah yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.

Page 87: LAMPIRAN - TNP2K

Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)

tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-

kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.

2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA

Para Pihak yang akan bekerja sama untuk melaksanakan perencanaan Pengembangan Masyarakat

yang telah disepakati

Bagian 2.1 dan 2.2 mengatur tentang kesepakatan yang mendasar dari para Pihak untuk bekerja sama

sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian. Lampiran pertama menguraikan deskripsi lengkap atas

kegiatan Pengembangan Masyarakat atau Rencana Tindakan Masyarakat (CAP) yang disepakati,

termasuk salinan Kerangka Analisis Logika (LFA) terkait atau perangkat perencanaan dan analisis

lainnya. Seluruh dokumen perencanaan yang terkait perlu dilampirkan pada Perjanjian yang

ditandatangani.

Apabila kegiatan yang dilakukan tidak melibatkan CAP, maka referensi terhadap CAP hendaknya

digantikan dengan referensi terhadap kegiatan yang terkait.

Jangka waktu Perjanjian

Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya Perjanjian pada

Bagian 2.3.

Tinjauan kinerja

Akan lebih baik apabila tanggal dan rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja yang akan dinilai, dan

ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf LSM telah disepakati dari

awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat dimasukkan sebagai

Lampiran Dua.

Apakah Anda bermaksud untuk mengikatkan diri secara hukum melalui Perjanjian?

Apabila Anda menggunakan preseden Perjanjian sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu

formal dan tidak mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.5

3. PERAN PERUSAHAAN

Menyediakan dana CSR

Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran

yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para

Pihak wajib menyiapkan jadwal pertama dan memasukkannya ke dalam Lampiran Tiga pada

Perjanjian. Harap diperhatikan bahwa jadwal tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna

merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan

tersebut.

Menyediakan dukungan terhadap kegiatan peningkatan kapasitas LSM

Adalah penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus

pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu LSM perlu

memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di

masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan

Page 88: LAMPIRAN - TNP2K

Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-

kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan oleh LSM.

Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka

mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, Perjanjian

memandang bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan

agar LSM dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama

mereka. Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan

memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan

keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan

efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan Perjanjian Kerjasama. Jenis

dukungan yang telah disepakati dari awal dapat dimasukkan di Lampiran Empat.

Menyediakan sarana/sumber daya lainnya

Meskipun Perjanjian memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk

kegiatan para pihak (lihat Pasal 4 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud dalam

Bagian 3.4 dan 3.5, untuk mengkontribusikan manfaat penuh dari pengetahuan, kecakapan, dan

pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis untuk kegiatan perencanaan, serta mengalihkan

kecakapan mereka sejauh dimungkinkan, terutama apabila hal tersebut dapat membantu masyarakat

untuk mempertahankan aset yang telah dibuat oleh para Pihak. Akan lebih membantu apabila

ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis yang

sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.

Menyediakan pengeluaran dalam bentuk lain

Bagian 3.6 membolehkan Perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk selain uang tunai terhadap

kegiatan bersama Para Pihak.

Rencana keamanan

Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk

bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan

keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan perencanaan.

Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa masyarakat

Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,

baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul di masyarakat. LSM sepakat untuk memberikan

bantuan apabila diperlukan.

4. PERAN LSM

Bertindak sebagai manajer proyek

LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer

proyek. Lampiran Lima menguraikan perangkat Pengembangan Masyarakat yang profesional yang

dapat diterapkan.

Catatan, laporan, persetujuan, dan lain-lain

Pasal 4 menguraikan tanggung jawab LSM dalam menyiapkan dan mengelola catatan dan laporan,

melaporkan perkembangan, mengelola anggaran dan jadwal dan pembayaran kepada pihak ketiga,

mengelola perangkat perencanaan, serta mendapatkan persetujuan dan aset yang diperlukan.

Page 89: LAMPIRAN - TNP2K

Jumlah dana CSR yang akan dialokasikan untuk kegiatan yang berdasarkan pada Perjanjian harus

dimasukkan pada Bagian 4.6(d). Anggaran awal dan jadwal pembayaran yang telah disepakati harus

dimasukkan pada Lampiran Tiga.

LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan oleh

Perusahaan. Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari perusahaan tidak

tercampur dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan

transparansi dan akuntablitas dalam pengelolaan keuangan LSM.

Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan

pengeluaran operasional tambahan dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun

tidak harus, dinyatakan sebagai biaya manajemen. Jumlah yang dialokasikan untuk tujuan ini akan

tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak

langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar

profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.

5. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan

Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu

mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus

memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan sewaktu secara transparan dan akuntabel.

Bagian 5.1 menguraikan suatu proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai

tingkatan dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan

keputusan. Proses yang disarankan turut mencakup:

Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali

seminggu.

Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali

seminggu.

Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih

tinggi yang bersangkutan serta dengan setiap pemangku kepentingan lainnya yang terkait

setidaknya sekali setiap bulan.

Bagian 5.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat

berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase

tertentu.

Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan

didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,

diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.

Bagian 5.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah

untuk mencerminkan preferensi para pihak.

Komitmen untuk berperilaku etis

Bagian 5.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan

memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.

Page 90: LAMPIRAN - TNP2K

Konflik Kepentingan

Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan

atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan

reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan

adanya konflik tersebut.

Kepatuhan terhadap hukum

Para Pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM

memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat

mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan

anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum

apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.

6. PROSES PELAKSANAAN

Standar kerja

Pasal 6 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat

yang profesional dalam kegiatan mereka dan mengupayakan Pengembangan Masyarakat yang

berbasis bukti yang dapat secara merata dan berkelanjutan mengurangi tingkat kemiskinan di

masyarakat.

Proses komunikasi dan sosialisasi

Bagian 6.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta

membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,

sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan.

Monitoring dan Evaluasi

Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 6.3 mengatur mengenai

memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat

diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.

Pemerintah

Bagian 6.4 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan Pemerintah bagi

masyarakat yang relevan, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan

melengkapi dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat

yang didanai Pemerintah.

Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian

maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan Anda. Secara khusus,

manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang sesuai

guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai penanggulangan kemiskinan

yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.

Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah

yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses

penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk

Page 91: LAMPIRAN - TNP2K

melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mencari nasihat hukum

untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi pemerintah.

Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa

jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam

kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga

didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.

Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran

yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus

mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

Dalam Pasal 7, LSM diberikan tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat

kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen untuk melakukan praktek pengadaan

yang baik yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan

Perusahaan, atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik

Negara harus tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.

Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.

Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas

keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para

Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).

8. ASURANSI

LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan

tidak mengharuskan LSM untuk melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.

9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK

Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar Perjanjian apabila pihak tersebut tidak dapat

melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian

terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.

Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri Perjanjian apabila pihak lainnya tidak mampu

melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana

disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.

Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri Perjanjian. Pihak

tersebut dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat

melanjutkan kewajibannya.

Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah

jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.

Page 92: LAMPIRAN - TNP2K

10. PERNYATAAN

Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak

lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi Perjanjian. Pasal 10 menyediakan

pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan

kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian tanpa

menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.

11. PENYELESAIAN SENGKETA

Prosedur penyelesaian sengketa

Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak

manajemen senior, Pasal 11 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan

melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak

sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang

berwenang.

Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan

Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan

putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.

12. PENGAKHIRAN

Pengakhiran karena pelanggaran

Pasal 12 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut

yaitu:

pelanggaran kewajiban kontraktual;

tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;

keadaan insolvensi;

perbuatan korup; atau

perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari

tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

kewajibannya.

Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh

Pihak yang mengakhiri Perjanjian dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 12 tidak kehilangan hak

atas upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.

Akibat pengakhiran

Bagian 12.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk

menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga

serta mengakhiri pekerjaan mereka. Perusahaan akan mendanai biaya pengakhiran yang wajar yang

dikeluarkan LSM.

Page 93: LAMPIRAN - TNP2K

LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas

pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan

Perusahaan.

Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola

internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran

profesional.

Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan

sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.

Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia

Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk

menyetujui pengakhiran Perjanjian.

13. KERAHASIAAN

Informasi Rahasia

Bagian 13.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar

informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan

keuangan Perusahaan.

Informasi Rahasia wajib dijaga kerahasiaannya

Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan

kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk

merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk

mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan

masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut

diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.

Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran

Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 13.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban

kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak

terbatas.

14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada

Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.

Bagian 14.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada

tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani Perjanjian. Hak yang telah

ada tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.

Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama

Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam

pelaksanaan tugasnya berdasarkan Perjanjian akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan

demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal

tersebut kepada pihak lainnya. Apabila Anda tidak ingin menggunakan pengaturan ini, ketentuan ini

Page 94: LAMPIRAN - TNP2K

dapat diubah untuk memasukkan pengaturan yang Anda sepakati mengenai kepemilikan hak atas

kekayaan intelektual yang diciptakan selama kegiatan bersama para pihak yang berdasarkan

Perjanjian.

Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran

Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan

terpengaruh oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

15. ASET LAINNYA

Pasal 15 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat Perjanjian diakhiri, aset selain daripada kekayaan

intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila

Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.

16. KETENTUAN UMUM

Pemberitahuan

Bagian 16.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak

lainnya serta memuat rincian alamat.

Hubungan antara para pihak

Pasal 16.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum

atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan

Perjanjian.

Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada

siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat

pihak lain secara kontraktual.

Pengalihan

Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan Perjanjian

kecuali pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.

Perubahan

Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas Perjanjian kecuali para pihak secara tertulis sepakat

untuk melakukan perubahan tersebut.

Pengesampingan

Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan Perjanjian tidak akan berlaku

kecuali dapat dibuktikan secara tertulis.

Keseluruhan perjanjian

Bagian 16.6 menyatakan bahwa Perjanjian merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak

sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan

pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak

wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 16.6 ini.

Page 95: LAMPIRAN - TNP2K

Keterpisahan

Apabila terdapat ketentuan dari Perjanjian ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat

ditegakkan pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari

Perjanjian akan tetap berlaku.

Bahasa

Apabila Perjanjian dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris

dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia

ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian

dari bagian Perjanjian yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.

Salinan

Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari Perjanjian

yang sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan

satu dokumen yang sah.

Hukum yang mengatur

Perjanjian ini akan diatur oleh hukum Indonesia.

PENANDATANGANAN PERJANJIAN

Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan

prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani Perjanjian

mewakili pihak tersebut.

Page 96: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN 6

PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA

(Versi Ringkas)

Page 97: LAMPIRAN - TNP2K

Pihak Pertama Pihak Kedua

Nama: Nama:

Perwakilan yang Berwenang: Perwakilan yang Berwenang:

Rincian Kontak: Rincian Kontak:

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

LATAR BELAKANG

Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama sebagai mitra berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam

Perjanjian Kerjasama ini, untuk melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang telah

disetujui bersama, dengan didukung oleh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan dukungan

dalam bentuk barang dari Pihak Pertama, untuk desa dengan sebutan:____________________,

terletak di______________________________, Indonesia.

1. Para Pihak akan bekerja sama secara erat: Para Pihak setuju untuk bekerja sama secara erat untuk

melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam Schedule Satu

dan dalam analisa dan rencana kerangka kerja logis (LFA) terlampir dalam Lampiran 1. Pihak Kedua

setuju untuk mematuhi kode etik berperilaku dari Pihak Pertama terlampir dalam Lampiran 2

selama melakukan pekerjaan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

2. Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR: Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR dan

kontribusi dalam bentuk barang untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana

disebutkan dalam Anggaran dan Jadwal Pembayaran dalam Schedule Dua.

3. Pihak Kedua akan membuka rekening bank khusus: Pihak Kedua akan memastikan bahwa seluruh

dana CSR dimasukan ke dalam suatu rekening bank khusus yang dibuka untuk tujuan tersebut dan

tidak tercampur dengan uang Pihak Kedua lainnya.

4. Pihak Kedua bertanggung jawab dalam pengelolaan dana: Pihak Kedua bertanggung jawab untuk

menyimpan catatan yang akurat atas pembayaran yang dilakukan ke dan dari rekening bank

khusus tersebut dan akan menyiapkan laporan akun-akun keuangan dan laporan keuangan dalam

bentuk yang dipersyaratkan oleh Pihak Pertama. Dengan memberikan pemberitahuan yang wajar

kepada Pihak Kedua, Pihak Pertama berhak untuk melakukan audit atas catatan keuangan dan

catatan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian

Kerjasama ini. Apabila Pihak Pertama mensyaratkan Pihak Kedua untuk menyediakan laporan

keuangan yang diaudit kepada Pihak Pertama, Pihak Pertama akan memasukan ke dalam anggaran

sejumlah dana yang cukup untuk membayar biaya yang diperlukan oleh Pihak Kedua dalam

menyiapkan laporan keuangan yang diaudit tersebut.

5. Para Pihak akan menerapkan perangkat dan standar profesional: Para Pihak akan menerapkan

pinsip-prinsip dan praktek pengembangan masyarakat yang profesional dalam pekerjaan mereka,

termasuk dengan menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan

proyek yang berorientasi pada tujuan yang sejenis dan perangkat analisa dan setiap atau seluruh

dari perangkat-perangkat lain yang tercantum dalam Schedule Tiga. Para Pihak juga akan

membentuk sebuah alur komunikasi yang kokoh, dan menerima pengaduan dan masukan lainnya

dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Page 98: LAMPIRAN - TNP2K

6. Prakarsa akan dirancang dengan hati-hati: Para Pihak setuju untuk melaksanakan suatu prakarsa

untuk melakukan CSR dalam mendukung pengembangan masyarakat yang:

a. didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan di masyarakat; mempertimbangkan

informasi dan pedoman yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan

yang tepat sasaran dan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa manfaat yang

berkesinambungan terhadap masyarakat;

b. dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat setempat dan

memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial dan ekonomi;

c. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak Pertama;

d. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak Kedua;

e. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan

pembangunan oleh pemerintah;

f. sesuai dengan, dan memperbaiki, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang

Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan

g. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang

berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung

jawab sosial.

7. Pihak Kedua akan bertindak sebagai manajer proyek: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam

mengatur proses pelaksanaan, dengan selalu berkonsultasi dengan Pihak Pertama.

8. Proses tender yang tepat akan digunakan: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam

melaksanakan proses tender untuk memilih setiap kontraktor dan pemasok pihak ketiga. Proses

tersebut harus mematuhi kebijakan dan persyaratan Pihak Pertama dalam memilih vendor yang

disetujui. Kedua belah Pihak harus sepakat dalam penunjukan dari seluruh kontraktor dan

pemasok pihak ketiga. Pihak Kedua akan bertanggung jawab untuk terikat secara langsung dengan

kontraktor dan pemasok yang telah disetujui.

9. Pihak Pertama akan mendukung peningkatan kemampuan dari Pihak Kedua: Pihak Pertama

setuju untuk mendukung Pihak Kedua dalam meningkatkan kemampuan administrasi, manajerial

dan profesionalitas dengan menyediakan bantuan teknis, pelatihan usaha dan pelatihan mengenai

hal-hal seperti keselamatan dan kesehatan kerja dari waktu ke waktu, dengan ketentuan bahwa

Para Pihak setuju bahwa dukungan tersebut akan bermanfaat bagi pekerjaan Para Pihak

berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini. Dukungan ini akan termasuk hal-hal yang disebutkan dalam

Schedule Empat.

10. Proses pengambilan keputusan: Perwakilan dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan bertemu

untuk mendiskusikan mengenai perkembangan dari, dan membuat keputusan mengenai, proses

pelaksanaan sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Lima. Seluruh keputusan diambil melalui

musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para perwakilan.

Page 99: LAMPIRAN - TNP2K

11. Pengawasan dan Evaluasi: Pihak Kedua akan menetapkan suatu proses untuk mengawasi dan

mengevaluasi efektivitas dari prakarsa pengembangan masyarakat yang dilaksanakan berdasarkan

Perjanjian Kerjasama ini. Proses tersebut harus dapat diterima oleh Pihak Pertama dan harus

melibatkan partisipasi dari masyarakat melalui konsultasi dan masukan informal atau melalui cara

yang formal, seperti penggunaan kartu penilaian masyarakat atau kartu laporan warga,

sebagaimana disepakati oleh Para Pihak.

12. Sosialisasi dan kepemilikan: Sementara Para Pihak akan mendorong masyarakat untuk mengambil

bagian dari proses pelaksanaan prakarsa pengembangan masyarakat, Para Pihak juga akan

memastikan bahwa kontribusi mereka masing-masing akan secara wajar dan terbuka diakui dalam

masyarakat dan oleh instansi pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Alur

komunikasi yang disepakati untuk mengatur penyampaian informasi, termasuk mengidentifikasi

orang yang bertanggung jawab, prosedur persetujuan dan permasalahan etika dan kerahasiaan

dilampirkan dalam Perjanjian Kerjasama ini sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 3.

13. Penelaahan kinerja berkala: Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam

Schedule Enam, Para Pihak akan melakukan penelaahan atas kinerja Pihak Kedua. Penelaahan

tersebut akan memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk menilai kinerja Pihak

Kedua, memberikan evaluasi pengembangan profesional kepada manajemen Pihak Kedua, dan

untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh kedua belah

Pihak. Penelaahan tersebut akan mencakup butir-butir sebagaimana dijelaskan dalam Schedule

Enam.

14. Informasi rahasia dan kekayaan intelektual: Para Pihak akan melindungi dan tidak akan

menyalahgunakan setiap informasi rahasia yang mereka saling tukarkan selama mereka

bekerjasama. Setiap informasi yang diperoleh dari Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) hanya akan digunakan untuk tujuan pengentasan kemiskinan

dan bukan untuk mendapatkan keuntungan komersial atau tujuan-tujuan politik. Masing-masing

Pihak akan menghormati hak kekayaan intelektual dari Pihak lainnya. Setiap kekayaan intelektual

yang dihasilkan selama pelaksanaan dari kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini

kan menjadi milik bersama kedua belah Pihak.

15. Komitmen terhadap kode etik berperilaku: Para Pihak akan menunjukan komitmen mereka

terhadap kode etik berperilaku, tanggung jawab dan transparansi selama mereka bekerja bersama.

Apabila terdapat Pihak yang terpengaruh oleh benturan kepentingan, Pihak tersebut akan

memberitahukan benturan kepentingan tersebut kepada Pihak lainnya dan akan berusaha

menyelesaikannya.

16. Penyelesaian sengketa: Setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif

yang paling senior dari Para Pihak, sengketa tersebut akan diajukan untuk diselesaikan oleh

mediator independen yang terpandang yang dapat diterima oleh kedua Pihak. Jika sengketa tidak

dapat diselesaikan dengan mediasi dalam jangka waktu yang wajar, masing-masing Pihak dapat

mengajukan sengketa tersebut ke pengadilan __________________ di _________________.

Page 100: LAMPIRAN - TNP2K

17. Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama ini: Para Pihak bermaksud untuk bekerja sama selama periode

yang dimulai sejak: [masukan tanggal]__________________dan berakhir pada [masukan

tanggal]__________________ dengan ketentuan Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian

Kerjasama ini sewaktu-waktu, dengan pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja

sebelumnya, jika hasil dari setiap evaluasi berkala atas kinerja Pihak Kedua secara wajar tidak

memuaskan Pihak Pertama. Suatu Pihak dapat mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini apabila Pihak

lain melanggar ketentuan Perjanjian Kerjasama ini dan pelanggaran tersebut tidak diperbaiki

dalam waktu yang wajar atau tidak dapat diperbaiki, dengan memberikan kepada Pihak lainnya

pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya.

18. Akibat pengakhiran: Ketika kerjasama Para Pihak berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini berakhir,

mereka akan melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mengakhiri kegiatan mereka secara

profesional, termasuk membayar setiap tagihan yang jatuh tempo dan harus dibayar. Pihak Kedua

akan menyiapkan laporan akhir kepada Pihak Pertama atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya

dan satu set laporan keuangan akhir yang memberikan bukti atas seluruh Dana CSR dan kontribusi

dalam bentuk barang yang telah diterima. Pihak Pertama akan, jika diperlukan, memberikan

kepada Pihak Kedua dana yang cukup untuk menutupi biaya persiapan laporan akhir dan laporan

keuangan. Para Pihak setuju untuk mengesampingkan hak mereka berdasarkan Pasal 1266 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata untuk meminta pengadilan untuk menyetujui pengakhiran dari

Perjanjian Kerjasama ini.

19. Perjanjian Kerjasama yang mengikat: Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam

Perjanjian Kerjasama ini. Hukum yang berlaku untuk Perjanjian Kerjasama ini adalah hukum

Indonesia.

Page 101: LAMPIRAN - TNP2K

HALAMAN TANDA TANGAN

DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan Perjanjian Kerjasama ini

ditandatangani oleh para wakil mereka yang berwenang pada tanggal sebagaimana disebutkan di

bawah ini.

Ditandatangani oleh Pihak Pertama melalui

perwakilannya yang berwenang:

Ditandatangani oleh Pihak Kedua melalui

perwakilannya yang berwenang:

materai Rp 6.000

Nama : ________________ Nama : ________________

Jabatan : ________________ Jabatan : ________________

Tanggal : ________________ Tanggal : ________________

Schedule-Schedule sebagai berikut:

Schedule Satu: Penjelasan Rinci Prakarsa Pengembangan Masyarakat

Schedule Dua: Anggaran dan Jadwal Pembayaran

Schedule Tiga: Perangkat Pengembangan Masyarakat

Schedule Empat: Kegiatan-Kegiatan Dalam Mendukung Peningkatan Kemampuan dari Pihak Kedua

Schedule Lima: Proses Pengambilan Keputusan

Schedule Enam: Penelaahan Kinerja

Lampiran

1. LFA, Rencana Untuk Prakarsa Pengembangan Masyarakat yang disetujui atau Rencana Kegiatan

Masyarakat

2. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama

3. Alur Komunikasi

Page 102: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE SATU

Penjelasan Rinci Prakarsa(-prakarsa) Pengembangan Masyarakat untuk

dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

Catatan: Masukan ke dalam Schedule Satu ini penjelasan rinci mengenai prakarsa(-prakarsa)

pengembangan masyarakat atau Rencana Kegiatan Masyarakat untuk dilaksanakan oleh Para Pihak

berdasarkan syarat-syarat dari Perjanjian Kerjasama ini. Setiap LFA dan rencana lain dan dokumen

pendukung untuk pengembangan masyarakat yang direncanakan juga harus dilampirkan pada salinan

dari Perjanjian Kerjasama ini yang telah ditandatangani pada akhir dari semua Schedule.

Page 103: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE DUA

Jadwal Anggaran dan Pembayaran

Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,

permasalahan sebagai berikut:

1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung Pihak

Kedua dan biaya administrasi serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya

berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

2. Pihak Kedua mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari Perjanjian

Kerjasama ini, dalam rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam

melaksanakan perannya sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus

memperbolehkan hal ini.

3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,

didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak

Kedua sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.

4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak Pertama untuk menahan pembayaran dari

pembayaran akhir yang dijadwalkan hingga Pihak Kedua dapat memberikan laporan akhir yang

memuaskan dan bukti dana pada akhir proyek.

5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang

akan diberikan oleh Pihak Pertama dalam mendukung pekerjaan dari Para Pihak berdasarkan

Perjanjian Kerjasama ini.

6. Schedule ini juga harus mencakup Jadwal Kegiatan yang menguraikan mengenai penyerahan dan

KPI dan aspek lain dari pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.

Page 104: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE TIGA

Perangkat Pengembangan Masyarakat

Catatan: Perangkat yang dicantumkan sebagaimana dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda

perlu mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan

Para Pihak untuk bekerja dalam melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan

berkelanjutan.

Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat

dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.

• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat

untuk memetakan tata letak fisik masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai

keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.

• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi, masyarakat,

untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan tradisional saat ini, proses

pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.

• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan

perselisihan yang nyata atau mungkin timbul dalam masyarakat dan komunitas sekitarnya yang

mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.

• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam

konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.

• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data

pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.

• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk

memantau proses perancangan dan memberikan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.

Page 105: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE EMPAT

Kegiatan dalam mendukung peningkatan Kemampuan Pihak Kedua

Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini dukungan yang telah disetujui melalui pelatihan Pihak

Pertama, pengawasan dan pelatihan usaha dan mendanai kehadiran karyawan Pihak Kedua dan

konsultan pada seminar pelatihan eksternal dan konferensi dan prakarsa pendidikan lainnya yang

mana Pihak Pertama bersedia untuk menyediakannya untuk membantu Pihak Kedua dalam

mengembangkan kemampuannya dan untuk meningkatkan kerja sama Para Pihak berdasarkan

Perjanjian Kerjasama ini.

Page 106: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE LIMA

Proses Pengambilan Keputusan

Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan

anda, dengan menyebutkan orang-orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap

tingkatnya.

Contoh dari proses pengambilan keputusan dengan pertemuan rutin adalah sebagai berikut:

1. orang-orang dari masing-masing Pihak yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari bertemu seminggu

dua kali;

2. orang-orang tersebut dan pengawas langsung mereka bertemu seminggu sekali; dan

3. seluruh dari orang-orang tersebut diatas dan managemen eksekutif senior dari masing-masing

Pihak bertemu sebulan sekali.

Page 107: LAMPIRAN - TNP2K

SCHEDULE ENAM

Penelaahan Kinerja

Catatan: Ditetapkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan kinerja akan berlangsung

(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikator kinerja Pihak

Kedua yang diharapkan oleh Pihak Pertama.

Page 108: LAMPIRAN - TNP2K

LAMPIRAN

1. LFA, Rencana dan Dokumen Pendukung Lainnya untuk Prakarsa (-Prakarsa) Pengembangan

Masyarakat atau Rencana Kegiatan Masyarakat yang disetujui untuk dilaksanakan berdasarkan

Perjanjian Kerjasama ini

Catatan: Masukan kedalam exhibit ini seluruh rencana dan dokumen lainnya yang dilampirkan

dalam Perjanjian Kerjasama ini.

2. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama

Catatan: Salinan dari Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama, prinsip-prinsip kesinambungan atau

dokumen yang sejenis, menguraikan standar perilaku yang diharapkan dari karyawan dan

kontraktor Pihak Pertama di berbagai bidang seperti kesehatan dan keselamatan kerja, kesetaraan

perlakuan, dan isu-isu budaya, harus dilampirkan pada Perjanjian Kerjasama yang telah

ditandatangani.

3. Alur Komunikasi

Catatan: Alur komunikasi harus dikembangkan diawal hubungan kerja yang menetapkan aturan

yang disetujui untuk komunikasi informasi yang dibutuhkan untuk dan dari Para Pihak dan

pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan, dan persetujuan yang

diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal, pemgumuman di media dan publikasi.