LAMPIRAN 5 - TNP2K

12
125 LAMPIRAN 5 PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap)

Transcript of LAMPIRAN 5 - TNP2K

Page 1: LAMPIRAN 5 - TNP2K

125

LAMPIRAN 5

PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR

(versi lengkap)

Page 2: LAMPIRAN 5 - TNP2K

126

Pendahuluan

Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap dokumen preseden

Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat.

Perjanjian ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi pelaksanaan

yang efektif atas rencana yang telah disepakati untuk kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia

yang didukung CSR.

Perjanjian ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian

yang mengikat antara:

• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan

• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian

dalam Pengembangan Masyarakat,

yang menawarkan kerja sama dalam pelaksanaan rencana Pengembangan Masyarakat yang didukung

CSR yang telah disepakati.

TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN

untuk bekerja sama dengan LSM dalam melaksanakan Pengembangan Masyarakat yang tepat sasaran

dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

Preseden Perjanjian juga dapat berguna bagi:

• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat

dari sumber lain selain CSR; dan

• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia

yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai

bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam melaksanakan rencana

bantuan sosial yang telah disepakati pada masyarakat yang terkena dampak bencana.

Catatan penting dalam mencari nasihat hukum

Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum

menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden Perjanjian

guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.

Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan suatu kontrak yang

didasarkan pada dokumen Perjanjian yang dijadikan preseden ini dalam hal apapun tidak

bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, dana

yang digunakan untuk Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas yang melawan

hukum atau pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus

berlaku terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.

Pernyataan Pengecualian Hukum

Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di

balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap

maupun ringkas dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama dan Penjelasan ini.

Page 3: LAMPIRAN 5 - TNP2K

127

Isi dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama

Perjanjian yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para

pihak serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam

melaksanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.

Meskipun Perjanjian tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak

yang mungkin berbeda, para pihak tetap harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan

yang terdapat dalam Perjanjian tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Perjanjian tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. Perjanjian tersebut sebaiknya

digunakan sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang

sebenarnya.

Harap diperhatikan bahwa Perjanjian dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B,

namun Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’

dan ‘LSM’ apabila dihendaki.

Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing

ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan

tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.

Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk

memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden Perjanjian yang tetap harus

dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.

Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam preseden Perjanjian.

1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI

Apakah para pihak merupakan badan hukum?

Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan preseden Perjanjian

untuk membuat perjanjian yang mengikat secara hukum.

Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar,

organisasi tersebut tetap dapat menggunakan preseden Perjanjian sebagai sumber pemikiran dan

bahasa bagi suatu dokumen yang lebih tidak formal, tidak mengikat secara hukum, yang

menguraikan maksud dari organisasi tersebut dan suatu Perusahaan untuk bekerja sama dalam

kegiatan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.

Apakah ada hukum CSR yang berlaku?

Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat

kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh Perusahaan tersebut. Apabila

tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan

perundang-undangan.

Page 4: LAMPIRAN 5 - TNP2K

128

Definisi dan Interpretasi

Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Tambahkan definisi baru

untuk setiap istilah yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.

Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)

tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-

kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.

2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA

Para Pihak yang akan bekerja sama untuk melaksanakan perencanaan Pengembangan Masyarakat

yang telah disepakati

Bagian 2.1 dan 2.2 mengatur tentang kesepakatan yang mendasar dari para Pihak untuk bekerja sama

sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian. Lampiran pertama menguraikan deskripsi lengkap atas

kegiatan Pengembangan Masyarakat atau Rencana Tindakan Masyarakat (CAP) yang disepakati,

termasuk salinan Kerangka Analisis Logika (LFA) terkait atau perangkat perencanaan dan analisis

lainnya. Seluruh dokumen perencanaan yang terkait perlu dilampirkan pada Perjanjian yang

ditandatangani.

Apabila kegiatan yang dilakukan tidak melibatkan CAP, maka referensi terhadap CAP hendaknya

digantikan dengan referensi terhadap kegiatan yang terkait.

Jangka waktu Perjanjian

Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya Perjanjian pada

Bagian 2.3.

Tinjauan kinerja

Akan lebih baik apabila tanggal dan rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja yang akan dinilai, dan

ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf LSM telah disepakati dari

awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat dimasukkan sebagai

Lampiran Dua.

Apakah Anda bermaksud untuk mengikatkan diri secara hukum melalui Perjanjian?

Apabila Anda menggunakan preseden Perjanjian sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu

formal dan tidak mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.5

3. PERAN PERUSAHAAN

Menyediakan dana CSR

Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran

yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para

Pihak wajib menyiapkan jadwal pertama dan memasukkannya ke dalam Lampiran Tiga pada

Perjanjian. Harap diperhatikan bahwa jadwal tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna

merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan

tersebut.

Page 5: LAMPIRAN 5 - TNP2K

129

Menyediakan dukungan terhadap kegiatan peningkatan kapasitas LSM

Adalah penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus

pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu LSM perlu

memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di

masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan

Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-

kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan oleh LSM.

Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka

mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, Perjanjian

memandang bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan

agar LSM dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama

mereka. Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan

memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan

keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan

efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan Perjanjian Kerjasama. Jenis

dukungan yang telah disepakati dari awal dapat dimasukkan di Lampiran Empat.

Menyediakan sarana/sumber daya lainnya

Meskipun Perjanjian memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk

kegiatan para pihak (lihat Pasal 4 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud dalam

Bagian 3.4 dan 3.5, untuk mengkontribusikan manfaat penuh dari pengetahuan, kecakapan, dan

pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis untuk kegiatan perencanaan, serta mengalihkan

kecakapan mereka sejauh dimungkinkan, terutama apabila hal tersebut dapat membantu masyarakat

untuk mempertahankan aset yang telah dibuat oleh para Pihak. Akan lebih membantu apabila

ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis yang

sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.

Menyediakan pengeluaran dalam bentuk lain

Bagian 3.6 membolehkan Perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk selain uang tunai terhadap

kegiatan bersama Para Pihak.

Rencana keamanan

Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk

bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan

keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan perencanaan.

Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa masyarakat

Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,

baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul di masyarakat. LSM sepakat untuk memberikan

bantuan apabila diperlukan.

4. PERAN LSM

Bertindak sebagai manajer proyek

LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer

proyek. Lampiran Lima menguraikan perangkat Pengembangan Masyarakat yang profesional yang

dapat diterapkan.

Page 6: LAMPIRAN 5 - TNP2K

130

Catatan, laporan, persetujuan, dan lain-lain

Pasal 4 menguraikan tanggung jawab LSM dalam menyiapkan dan mengelola catatan dan laporan,

melaporkan perkembangan, mengelola anggaran dan jadwal dan pembayaran kepada pihak ketiga,

mengelola perangkat perencanaan, serta mendapatkan persetujuan dan aset yang diperlukan.

Jumlah dana CSR yang akan dialokasikan untuk kegiatan yang berdasarkan pada Perjanjian harus

dimasukkan pada Bagian 4.6(d). Anggaran awal dan jadwal pembayaran yang telah disepakati harus

dimasukkan pada Lampiran Tiga.

LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan oleh

Perusahaan. Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari perusahaan tidak

tercampur dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan

transparansi dan akuntablitas dalam pengelolaan keuangan LSM.

Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan

pengeluaran operasional tambahan dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun

tidak harus, dinyatakan sebagai biaya manajemen. Jumlah yang dialokasikan untuk tujuan ini akan

tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak

langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar

profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.

5. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Proses pengambilan keputusan

Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu

mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus

memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan sewaktu secara transparan dan akuntabel.

Bagian 5.1 menguraikan suatu proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai

tingkatan dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan

keputusan. Proses yang disarankan turut mencakup:

Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali

seminggu.

Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali

seminggu.

Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih

tinggi yang bersangkutan serta dengan setiap pemangku kepentingan lainnya yang terkait

setidaknya sekali setiap bulan.

Bagian 5.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat

berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase

tertentu.

Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan

didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,

diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.

Bagian 5.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah

untuk mencerminkan preferensi para pihak.

Page 7: LAMPIRAN 5 - TNP2K

131

Komitmen untuk berperilaku etis

Bagian 5.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan

memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.

Konflik Kepentingan

Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan

atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan

reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan

adanya konflik tersebut.

Kepatuhan terhadap hukum

Para Pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM

memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat

mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan

anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum

apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.

6. PROSES PELAKSANAAN

Standar kerja

Pasal 6 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat

yang profesional dalam kegiatan mereka dan mengupayakan Pengembangan Masyarakat yang

berbasis bukti yang dapat secara merata dan berkelanjutan mengurangi tingkat kemiskinan di

masyarakat.

Proses komunikasi dan sosialisasi

Bagian 6.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta

membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,

sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan.

Monitoring dan Evaluasi

Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 6.3 mengatur mengenai

memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat

diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.

Pemerintah

Bagian 6.4 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan Pemerintah bagi

masyarakat yang relevan, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan

melengkapi dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat

yang didanai Pemerintah.

Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian

maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan Anda. Secara khusus,

manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang sesuai

guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai penanggulangan kemiskinan

yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.

Page 8: LAMPIRAN 5 - TNP2K

132

Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah

yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses

penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk

melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mencari nasihat hukum

untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi pemerintah.

Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa

jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam

kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga

didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.

Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran

yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus

mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.

7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK

Dalam Pasal 7, LSM diberikan tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat

kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen untuk melakukan praktek pengadaan

yang baik yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan

Perusahaan, atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik

Negara harus tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.

Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.

Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas

keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para

Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).

8. ASURANSI

LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan

tidak mengharuskan LSM untuk melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.

9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK

Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar Perjanjian apabila pihak tersebut tidak dapat

melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian

terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.

Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri Perjanjian apabila pihak lainnya tidak mampu

melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana

disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.

Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri Perjanjian. Pihak

tersebut dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat

melanjutkan kewajibannya.

Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah

jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.

Page 9: LAMPIRAN 5 - TNP2K

133

10. PERNYATAAN

Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak

lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi Perjanjian. Pasal 10 menyediakan

pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan

kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian tanpa

menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.

11. PENYELESAIAN SENGKETA

Prosedur penyelesaian sengketa

Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak

manajemen senior, Pasal 11 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan

melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak

sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang

berwenang.

Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan

Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan

putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.

12. PENGAKHIRAN

Pengakhiran karena pelanggaran

Pasal 12 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut

yaitu:

pelanggaran kewajiban kontraktual;

tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;

keadaan insolvensi;

perbuatan korup; atau

perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari

tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

kewajibannya.

Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh

Pihak yang mengakhiri Perjanjian dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 12 tidak kehilangan hak

atas upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.

Akibat pengakhiran

Bagian 12.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk

menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga

serta mengakhiri pekerjaan mereka. Perusahaan akan mendanai biaya pengakhiran yang wajar yang

dikeluarkan LSM.

Page 10: LAMPIRAN 5 - TNP2K

134

LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas

pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan

Perusahaan.

Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola

internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran

profesional.

Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan

sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.

Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia

Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk

menyetujui pengakhiran Perjanjian.

13. KERAHASIAAN

Informasi Rahasia

Bagian 13.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar

informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan

keuangan Perusahaan.

Informasi Rahasia wajib dijaga kerahasiaannya

Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan

kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk

merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk

mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan

masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut

diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.

Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran

Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 13.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban

kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak

terbatas.

14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada

Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.

Bagian 14.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada

tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani Perjanjian. Hak yang telah

ada tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.

Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama

Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam

pelaksanaan tugasnya berdasarkan Perjanjian akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan

demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal

tersebut kepada pihak lainnya. Apabila Anda tidak ingin menggunakan pengaturan ini, ketentuan ini

Page 11: LAMPIRAN 5 - TNP2K

135

dapat diubah untuk memasukkan pengaturan yang Anda sepakati mengenai kepemilikan hak atas

kekayaan intelektual yang diciptakan selama kegiatan bersama para pihak yang berdasarkan

Perjanjian.

Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran

Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan

terpengaruh oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

15. ASET LAINNYA

Pasal 15 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat Perjanjian diakhiri, aset selain daripada kekayaan

intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila

Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.

16. KETENTUAN UMUM

Pemberitahuan

Bagian 16.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak

lainnya serta memuat rincian alamat.

Hubungan antara para pihak

Pasal 16.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum

atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan

Perjanjian.

Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada

siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat

pihak lain secara kontraktual.

Pengalihan

Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan Perjanjian

kecuali pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.

Perubahan

Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas Perjanjian kecuali para pihak secara tertulis sepakat

untuk melakukan perubahan tersebut.

Pengesampingan

Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan Perjanjian tidak akan berlaku

kecuali dapat dibuktikan secara tertulis.

Keseluruhan perjanjian

Bagian 16.6 menyatakan bahwa Perjanjian merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak

sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan

pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak

wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 16.6 ini.

Page 12: LAMPIRAN 5 - TNP2K

136

Keterpisahan

Apabila terdapat ketentuan dari Perjanjian ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat

ditegakkan pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari

Perjanjian akan tetap berlaku.

Bahasa

Apabila Perjanjian dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris

dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia

ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian

dari bagian Perjanjian yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.

Salinan

Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari Perjanjian

yang sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan

satu dokumen yang sah.

Hukum yang mengatur

Perjanjian ini akan diatur oleh hukum Indonesia.

PENANDATANGANAN PERJANJIAN

Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan

prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani Perjanjian

mewakili pihak tersebut.