Lampiran SK Panduan UKMPPD 11082014.pdf

133
Lampiran SK KETUA PNUKMPPD Nomor : : 01/PNUKMPPD/SK/08/2014 BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER PANITIA NASIONAL Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 2014

Transcript of Lampiran SK Panduan UKMPPD 11082014.pdf

  • Lampiran SK KETUA PNUKMPPD Nomor : : 01/PNUKMPPD/SK/08/2014

    BUKU PEDOMAN

    PELAKSANAAN

    UJI KOMPETENSI

    MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER

    PANITIA NASIONAL Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    2014

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 1

    DAFTAR ISI

    BAGIAN I PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Tujuan

    Dasar Hukum

    Pengertian

    Fungsi

    Kode Etik

    BAGIAN II PANDUAN UMUM

    Metode

    Peserta

    Pendaftaran

    Pembiayaan

    Waktu Pelaksanaan

    Tempat Pelaksanaan

    Pengumuman Hasil

    Penerbitan Sertifikat Profesi

    Penerbitan Sertifikat Kompetensi

    BAGIAN III PANDUAN UJIAN MCQs DENGAN COMPUTER-BASED TESTING

    UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER (UK CBT)

    Panduan Penyusunan Blueprint dan Penulisan Soal UK CBT

    Panduan Telaah Soal dan Pengelolaan Bank Soal UK CBT

    Panduan Pusat Penyelenggara UK CBT

    Panduan Persiapan Pelaksanaan UK CBT

    Panduan Proses Pelaksanaan UK CBT

    Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus UK CBT

    Panduan Pelaporan Hasil dan Pemberian Umpan Balik ke Individu dan Institusi UK CBT

    Panduan Evaluasi Kualitas UK CBT

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 2

    BAGIAN IV PANDUAN UJIAN OSCE

    UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER (UK OSCE)

    Panduan Penyusunan Blueprint dan Penulisan Soal UK OSCE

    Panduan Telaah Soal dan Pengelolaan Bank Soal UK OSCE

    Panduan Pusat Penyelenggara UK OSCE

    Panduan Persiapan Pelaksanaan UK OSCE

    Panduan Proses Pelaksanaan UK OSCE

    Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus UK OSCE

    Panduan Pelaporan Hasil dan Pemberian Umpan Balik ke Individu dan Institusi UK OSCE

    Panduan Evaluasi Kualitas UK OSCE

    BAGIAN V PEMBIAYAAN UJI KOMPETENSI

    BAGIAN VI PENJAMINAN MUTU, MONITORING & EVALUASI

    BAGIAN VII PENUTUP

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 3

    BAGIAN I

    PENDAHULUAN

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 4

    LATAR BELAKANG

    Kesehatan adalah hak asasi manusia. Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

    berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Dokter sebagai salah satu pelaku pelayanan kesehatan utama

    harus memiliki etika dan moral yang tinggi, pengetahuan dan ketrampilan yang handal untuk mendukung

    terwujudnya pelayanan kedokteran yang profesional. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter yang

    profesional maka proses pendidikan menjadi faktor yang paling menentukan.

    Dalam UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran pasal 26 telah digariskan perlunya standar

    pendidikan profesi kedokteran. Standar ini telah disusun oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran

    berkoordinasi dengan organisasi profesi, kolegium, asosiasi rumah sakit pendidikan, Departemen Pendidikan

    Nasional, dan Departemen Kesehatan. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yang dibentuk untuk melindungi

    masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter

    telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan Standar Pendidikan Profesi Dokter

    (SPPD) pada tahun 2006 dan diperbaharui pada tahun 2012. Standar-standar tersebut merupakan standar

    minimal yang harus dicapai oleh institusi pendidikan kedokteran dalam menyelenggarakan pendidikan

    kedokteran. Standar tersebut memberikan acuan komprehensif dalam melakukan berbagai proses,

    diantaranya menyangkut proses seleksi mahasiswa, menyusun kurikulum berbasis kompetensi, menentukan

    materi pembelajaran, mendesain proses dan metode pembelajaran, mendesain dan melakukan evaluasi

    pembelajaran, penyediaan dan pengelolaan sumber daya serta penjaminan mutu. Dalam standar ini

    disebutkan dengan jelas bahwa diakhir pendidikan dilakukan uji kompetensi yang bersifat nasional untuk

    mernperoleh ijazah dokter dari institusi pendidikan sekaligus sertifikat kompetensi dari institusi yang

    berwenang.

    UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dalam pasal 29 ayat (3) menjelaskan bahwa untuk

    memperoleh surat tanda registrasi dokter harus memenuhi berbagai persyaratan diantaranya memiliki

    sertifikat kompetensi, yang dalam penjelasan disebutkan dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan.

    Sejalan dengan pesan di dalam Undang-undang tersebut, Uji Kompetensi Dokter Indonesia telah dimulai sejak

    tahun 2007, diselenggarakan atas kerjasama dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia dan

    Kolegium Dokter Indonesia. Berbagai praktek baik telah dihasilkan. Sebagai upaya perbaikan berkelanjutan,

    pelaksanaan uji kompetensi mengalami beberapa kali perubahan diantaranya dari metode yang digunakan,

    penentuan batas kelulusan dan pengorganisasian pelaksanaan.

    Pada tahun 2013, terbit Undang-undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Pasal 36 UU ini

    mengamanatkan bahwa untuk menyelesaikan program profesi dokter atau dokter gigi, Mahasiswa harus lulus

    uji kompetensi yang bersifat nasional sebelum mengangkat sumpah sebagai Dokter. Mahasiswa yang lulus

    uji kompetensi memperoleh sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi.

    Untuk melaksanakan esensi amanah dari Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 20

    tahun 2013 telah disusun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 30 tahun 2014 tentang

    Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Atau Dokter Gigi.

    TUJUAN

    Uji kompetensi adalah pengujian dan penilaian bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter, yang

    bertujuan untuk:

    1) menjamin lulusan program profesi dokter yang kompeten dan terstandar secara nasional; 2) menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran; 3) memberikan umpan balik proses pendidikan pada fakultas kedokteran; dan 4) memantau mutu program profesi dokter dalam rangka pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 5

    DASAR HUKUM

    1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28C 2) Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) 3) Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ((Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431) 4) Undang-undang No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ((Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) 5) Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2013 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) 6) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter

    Indonesia. 7) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter

    Indonesia. 8) Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program

    Profesi Dokter atau Dokter Gigi. 9) Nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI

    tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 10) Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar

    IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 11) Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 27/DIKTI/Kep/2014 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa

    Program Profesi Dokter Tahun 2014 -2015

    PENGERTIAN

    1) Kompetensi dokter adalah kemampuan dokter dalam melakukan praktik profesi kedokteran yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. (Perkonsil No.1 tahun 2010 tentang Registrasi Dokter Program Internship)

    2) Uji Kompetensi adalah pengujian dan penilaian bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran. (Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi; Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia)

    3) Sertifikat Profesi adalah pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kementerian lain, lembaga pemerintah nonkementerian (PNK), dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi, dan /atau badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan prundang-undangan (Permendikbud No. 11/2014)

    4) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi, dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan. (Undang-undang RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)

    5) Fakultas Kedokteran adalah himpunan sumber daya pendukung perguruan tinggi yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dokter. (Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran)

    6) Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia. (Undang-undang Praktik Kedokteran) 7) Kolegium Dokter Indonesia adalah kolegium yang mengampu dokter pelayanan primer. 8) Asosiasi institusi pendidikan kedokteran adalah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI)

    (Permendikbud No.30/2014) 9) MCQs dengan CBT singkatan dari Multiple Choice Questions dengan Computer-based testing; adalah

    metode ujian dengan soal jenis pilihan ganda tipe A (one best answer) yang dilakukan dengan berbasis computer

    10) OSCE singkatan dari Objective Structure Clinical Examination; adalah metode ujian untuk menilai kemampuan klinik secara obyektif dan terstruktur, terdiri dari serangkaian station untuk menguji berbagai kemampuan klinik peserta sesuai standar kompetensi.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 6

    FUNGSI

    Kelulusan uji kompetensi merupakan salah satu dasar untuk penerbitan sertifikat profesi oleh perguruan tinggi

    dan sertifikat kompetensi oleh Organisasi Profesi

    Bagan Fungsi Uji Kompetensi

    KODE ETIK

    Seluruh panitia dan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan uji kompetensi, wajib menjunjung tinggi nilai-

    nilai sebagai berikut:

    1. Kejujuran

    2. Integritas

    3. Kebenaran

    4. Keadilan

    5. Kehormatan

    6. Loyalitas

    7. Kerjasama

    8. Kebajikan

    9. Respek

    10. Keramahan

    Uji Kompetensi

    Nasional

    MCQs DAN OSCE

    Penerbitan Sertifikat Profesi oleh

    Perguruan Tinggi

    Penerbitan Sertifikat Kompetensi oleh

    Organisasi Profesi (Kolegium)

    LULUS

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 7

    BAGIAN II

    PANDUAN UMUM

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 8

    METODE UJI KOMPETENSI

    Metode uji kompetensi yang dipilih adalah MCQs yang dilakukan dengan computer-based testing dan OSCE.

    PESERTA

    Peserta uji kompetensi adalah mahasiswa program profesi dokter yang menempuh pendidikan di fakultas

    kedokteran, telah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran dan terdaftar di Pangkalan Data Perguruan

    Tinggi (PDPT)

    PENDAFTARAN PESERTA

    Pendaftaran dilakukan secara kolektif oleh fakultas kedokteran melalui sistem Registrasi Online Uji Kompetensi

    Mahasiswa Pendidikan Dokter (ROL UKMPPD). Informasi teknis terkait pendaftaran dapat diakses di laman:

    http://pnukmppd.dikti.go.id

    PEMBIAYAAN

    Satuan biaya penyelenggaraan uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter terdiri dari biaya

    pelaksanaan uji kompetensi dan biaya operasional kepanitiaan uji kompetensi. Untuk tahun 2014-2015

    satuan biaya pelaksanaan uji kompetensi untuk tiap peserta adalah Rp 1.000.000,00 (Satu juta rupiah) yang

    terdiri dari biaya pelaksanaan MCQs CBT sebesar Rp 400.000,00 dan biaya pelaksanaan OSCE sebesar Rp

    600.000,00. Satuan biaya operasional kepanitiaan uji kompetensi sesuai dengan Standar Biaya Masukan Tahun

    2014.

    WAKTU PELAKSANAAN

    Uji kompetensi dilaksanakan secara periodik 4x setahun pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November.

    Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter menetapkan kalender pelaksanaan uji

    kompetensi untuk satu tahun. Kalender pelaksanaan uji kompetensi untuk tahun berikutnya diumumkan secara

    nasional melalui website dan ke seluruh Dekan Fakultas Kedokteran paling lambat pada akhir Desember

    sebelum tahun pelaksanaan.

    MCQs CBT dilaksanakan maksimal 2 hari pada hari Sabtu dan Minggu. OSCE dilaksanakan maksimal 3 hari

    pada hari Sabtu, Minggu dan Senin. Persiapan teknis di lokasi ujian dilakukan pada hari Jumat sebelum

    pelaksanaan ujian.

    TEMPAT PELAKSANAAN

    Tempat pelaksanaan UKMPPD adalah di institusi pendidikan yang terakreditasi dan memenuhi persyaratan

    sebagai tempat uji kompetensi baik untuk MCQs CBT maupun OSCE, seperti dijelaskan dalam panduan ini.

    Institusi Pendidikan yang baru pertama kali menyelenggarakan OSCE, berkewajiban menyelenggarakan OSCE

    di fakultasnya masing-masing, berapapun jumlah peserta dari institusi tersebut. Bagi institusi pendidikan yang

    pernah menyelenggarakan OSCE nasional, bila peserta dari institusi tersebut kurang dari 7 peserta, akan

    digabungkan dengan institusi lain dalam satu wilayah regionalisasi AIPKI.

    PENGUMUMAN HASIL

    Hasil uji kompetensi diumumkan secara terbuka oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program

    Profesi Dokter melalui media cetak dan elektronik, selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah hari terakhir

    pelaksanaan ujian.

    Hasil uji kompetensi diserahkan kepada fakultas kedokteran sebagai dasar penerbitan sertifikat profesi dan

    kolegium sebagai dasar penerbitan sertifikat kompetensi

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 9

    PENERBITAN SERTIFIKAT PROFESI

    1) Penerbitan sertifikat profesi menjadi wewenang dan tanggung jawab institusi pendidikan 2) Penerbitan sertifikat profesi dilakukan setelah peserta lulus kompetensi baik uji MCQs dengan CBT maupun

    OSCE nasional dan hasilnya diumumkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    3) Pemberian sertifikat profesi diikuti dengan pelaksanaan sumpah dokter.

    PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

    1) Penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan oleh kolegium setelah peserta lulus kompetensi baik uji MCQs dengan CBT maupun OSCE nasional dan hasilnya diumumkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    2) Pembiayaan penerbitan sertifikat kompetensi dibebankan kepada masing-masing peserta. Biaya penerbitan sertifiakt kompetensi ditransfer ke rekening kolegium. Selanjutnya bukti pembayaran diserahkan kepada institusi pendidikan.

    3) Institusi pendidikan mengirim ke kolegium (via email) daftar nama lulusan, copy sertifikat profesi, beserta bukti pembayaran biaya penerbitan sertifikat kompetensi.

    4) Institusi pendidikan juga mengirimkan berkas kelengkapan registrasi ke Kolegium yang terdiri dari : - Formulir IA - Fotokopi legalisir sertifikat profesi - Fotokopi legalisir lafaz sumpah dokter - Surat pernyataan akan mematuhi etika profesi - Surat sehat - Bukti bayar asli registrasi

    5) Penerbitan sertifikat kompetensi paling lambat 18 (delapan belas) hari kerja sejak data diterima oleh kolegium.

    6) Sertifikat kompetensi Asli dikirim ke alamat korespodensi masing-masing peserta.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 10

    BAGIAN III

    PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN MCQs

    DENGAN COMPUTER-BASED TESTING

    UJI KOMPETENSI

    MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER

    (UK CBT)

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 11

    BAGIAN 3.1. DEFINISI ISTILAH DALAM UK CBT

    1.1. Panitia nasional uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter Indonesia adalah panitia yang dibentuk

    atas dasar SK Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 27/DIKTI/Kep/2014 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter tahun 2014-2015.

    1.2. Dalam pelaksanaan CBT terdapat komponen pelaksana ujian yang meliputi Penyelia Pusat , pengawas lokal, operator teknologi informasi dan penanggung jawab lokasi

    1.3. Penyelia Pusat merupakan perpanjangan tangan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter di lokasi ujian selama ujian berlangsung.

    1.4. Pengawas lokal merupakan perwakilan institusi-institusi pendidikan kedokteran (institusi) di daerah CBT berlangsung.

    1.5. Operator Teknologi Informasi (Operator TI) Pusat merupakan asisten Penyelia Pusat dalam hal pengembangan dan implementasi teknologi informasi pada pelaksanaan CBT.

    1.6. Operator TI Lokal merupakan perwakilan institusi di ruang ujian, dalam hal ini laboratorium komputer, yang merupakan tempat pelaksanaan CBT.

    1.7. Penanggung jawab lokasi (selanjutnya disebut Koordinator CBT) merupakan perwakilan institusi di tempat pelaksanaan uji kompetensi.

    1.8. Workstation adalah perangkat keras berupa komputer (Personal Computer), terdiri dari Central Processing Unit (CPU), layar monitor, keyboard/papan ketik dan mouse/tetikus, serta terhubung dengan intranet, yang memenuhi persyaratan minimal dalam menunjang pelaksanaan CBT yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.9. Ruang Karantina adalah ruangan yang dipergunakan untuk menampung dan mengarantina peserta ujian di lokasi ujian yang terdapat 2 kali gelombang ujian, sesudah peserta gelombang ke-1 selesai melaksanakan ujian.

    1.10. Aplikasi/Program adalah perangkat lunak yang terpasang pada komputer server dan digunakan untuk CBT dengan jenis, spesifikasi dan pengoperasian perangkat tersebut telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.11. Materi Ujian adalah perangkat keras berupa Hard DiskPortable yang telah disiapkan dan dioperasikan sesuai dengan ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.12. Perangkat pembangkit listrik alternatif adalah perangkat keras yang berfungsi dalam memenuhi persediaan listrik, dalam bentuk UPS (Uninteruptible Power Supply) dan Genset sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    1.13. User login adalah identitas pengguna aplikasi yang terdiri dari username dan password, berupa urutan angka yang tersusun secara acak. Informasi ini bersifat:

    Unik sesuai dengan tingkatan fungsi masing-masing,

    Rahasia

    Mengikat pada worsktation dan pengguna user login

    Berlaku untuk 1 kali pakai

    Hanya diberikan kepada pengguna aplikasi yaitu peserta dan Penyelia Pusat . 1.14. Pelaksanaan ujian dilaksanakan pada hari Sabtu pada bulan yang bersangkutan. Dalam keadaan

    tertentu, sesuai dan setelah mendapat ketetapan/persetujuan dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, ujian dapat dilaksanakan diluar hari Sabtu.

    1.15. Dalam 1 hari, kegiatan ujian dapat dilaksanakan sampai dengan 2 kali gelombang ujian, sesuai dengan syarat dan kapasitas yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.16. Dalam merencanakan dan menetapkan jadwal serta lokasi pelaksanaan ujian selama 1 tahun (Januari sampai dengan Desember), Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter bekerja sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), dengan memperhatikan: 1.16.1. Jadwal hari libur nasional yang ditetapkan pemerintah. 1.16.2. Jadwal pemakaian dan utilisasi laboratorium komputer lokasi ujian 1.16.3. Daftar inventarisasi dan spesifikasi komputer lokasi ujian

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 12

    BAGIAN 3.2. MCQS DENGAN CBT

    MCQs (Multiple Choice Questions) adalah metode uji yang paling banyak digunakan dalam menguji

    pemahaman tentang suatu konsep ilmu (knows atau knows how). MCQs yang dikembangkan disusun

    dengan menggunakan konsep key features, yaitu memfokuskan pertanyaan pada pemahaman konsep-

    konsep yang vital bagi keberhasilan penanganan suatu masalah kesehatan.

    MCQs ini terdiri dari vignette atau skenario/kasus klinik yang diikuti dengan pertanyaan dengan 5 pilihan

    jawaban dengan hanya 1 pilihan jawaban yang paling tepat/benar. Jawaban salah (disebut

    pengecoh/distractor) bisa salah atau kurang tepat jika dibandingkan dengan kunci jawaban.

    Untuk menguji level knows dan knows how MCQs memiliki validitas yang baik serta dengan jumlah sampling

    yang cukup banyak juga memiliki reliabilitas yang baik. Metode MCQs dengan komputer yang kemudian

    disebut computer-based testing (CBT) memberikan tampilan yang lebih baik sehingga gambaran atau

    pencitraan pasien bisa lebih baik ditampilkan. CBT juga memberikan kemudahan dalam hal scoring, analisa

    maupun pelaporan hasil. Hasil ujian dapat diproses lebih cepat dan efisien.

    MCQs dengan CBT terdiri dari 200 butir soal berdasarkan blue print yang telah ditetapkan dalam oanduan ini

    dengan lama waktu pelaksanaan 200 menit.

    Soal terdiri stem soal yang berbentuk skenario (vignette), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu

    jawaban benar.

    Contoh soal:

    1. Seorang perempuan berusia 32 tahun yang menderita diabetes mellitus tipe 1 mengalami gagal ginjal progresif dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Dialisis belum dilakukan pada pasien ini. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda-tanda abnormalitas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar

    hemoglobin = 9 g/dl, hematokrit = 28 %, dan MCV 94 m3. Apus darah tepi menunjukkan sel-sel eritrosit normositer dan normokromik. Apakah penyebab paling mungkin dari kondisi pasien tersebut?

    A. Perdarahan akut B. Leukemia limfositik kronik C. Anemia Sideroblast D. Defisiensi erythropoietin E. Defisiensi enzim eritrosit

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 13

    BAGIAN 3.3 PANDUAN PENULISAN BLUEPRINT DAN SOAL UK CBT, TELAAH DAN PENGELOLAAN BANK SOAL UK CBT

    A. Panduan Penulisan Blueprint

    Blueprint CBT merupakan susunan kasus diujikan yang menggambarkan kemampuan yang diuji secara

    proporsional. Blue print menentukan materi ujian yang diuji dengan memperhatikan kompetensi dokter

    Indonesia, domain kompetensi, keterwakilan berdasarkan patogenesis dan patofisiologi penyakit,

    keterwakilan berdasarkan sistem tubuh, serta aspek tugas dan peran seorang dokter sehingga peserta diuji

    secara komprehensif. Penulisan blueprint soal dilaksanakan pada awal pelaksanaan UK CBT.

    Langkah penulisan blueprint adalah sebagai berikut:

    1. Menetapkan Materi Ujian yang didasarkan kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia

    2. Menetapkan komposisi untuk masing-masing tinjauan berdasarkan kewenangan dan peran seorang dokter

    Penetapan blueprint ini dilakukan bersama oleh stakeholder yang terkait baik institusi pendidikan maupun

    organisasi profesi sehingga kompetensi yang diujikan menggambarkan kemampuan dokter untuk siap

    bekerja pada layanan kesehatan primer di Indonesia.

    Garis Besar Komposisi Materi Ujian (Blue Print)

    Aspek yang dinilai Persentase Deskripsi

    Tinjauan 1 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

    Ketrampilan dasar klinis 10 20% Mengetahui cara dan indikasi melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya

    Aplikasi biomedis, behavior, clinical, & epidemiologi pada kedokteran keluarga

    40 60% Mengidentifikasi, menerapkan dan menetapkan penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut prinsip-prinsip ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

    1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer

    2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai

    3. Menentukan efektivitas suatu tindakan

    Komunikasi efektif 10 20% Mampu menerapkan prinsip dasar komunikasi untuk menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non-verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain dalam kaitan promosi, preventif, diagnosis, managemen dan rehabilitasi.

    Manajemen masalah kesehatan primer

    10 20% Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 14

    pelayanan kesehatan tingkat primer

    1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat

    2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit 3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka

    promosi kesehatan dan pencegahan penyakit 4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk

    meningkatkan derajat kesehatan 5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana prasarana

    secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

    Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi

    2 5% Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatandi tingkat primer.

    1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien

    2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 3. Memanfaatkan informasi kesehatan

    Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran

    5 10% Mampu mengidentifikasikan perilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, moral dan etika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran serta menerapkannya pada program keselamatan pasien

    Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal

    0 % Tidak diujikan dalam bentuk CBT

    Tinjauan 2 Merupakan ranah yang mengukur tingkat pengetahuan peserta dari aspek kognitif (knowledge), keterampilan (psychomotor/procedural knowledge) dan afektif/konatif (attitude).

    Kognitif 20 40% meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Dalam uji kompetensi ini akan diujikan tingkat kognitif yang bervariasi dari pemahaman, aplikasi dan berfikir kritis

    Procedural knowledge 20 40% menggambarkan kemampuan dalam melakukan tindakan

    Konatif 20 40% menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap yang melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengapilkasikan nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan.

    Tinjauan 3 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan ilmiah serta aplikasi pengetahuan pada praktik kedokteran

    Recall 5 10% Soal dalam bentuk tingkat kognitif tahu dan komprehensif

    Reasoning 90 95% Soal dalam bentuk tingkat kognitif aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi

    Tinjauan 4 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta dalam menerapkan berbagai proses normal dan patologi berupa patogenesis dan patofisiologi

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 15

    penyakit

    Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi

    15 25% Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses pertumbuhan, perkembangan dan degenerasi

    Kelainan genetik dan kongenital 15 25% Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses genetik dan kongenital

    Penyakit Infeksi dan Imunologi 15 25% Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses infeksi dan imunologi

    Penyakit neoplasma 15 25% Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses keganasan

    Penyakit akibat trauma atau kecelakaan

    15 25% Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses trauma atau kecelakaan

    Tinjauan 5 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai organ sistem

    Saraf dan perilaku 5 15%

    Kepala dan leher 5 15%

    Endokrin dan Metabolisme 5 15%

    Saluran cerna, hepatobilier, dan pankreas

    5 15%

    Saluran pernapasan 5 15%

    Ginjal dan saluran kemih 5 15%

    Jantung, pembuluh darah dan sistem limfatik

    5 15%

    Darah dan sistem kekebalan tubuh 5 15%

    Kulit, otot, tulang dan jaringan lunak

    5 15%

    Reproduksi 5 15%

    Tinjauan 6 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai peran seorang dokter pada upaya kesehatan

    Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

    20-30% Upaya untuk meningkatkan status kesehatan pasien yang dapat berupa kegiatan pemberian informasi, mengidentifikasi faktor risiko dan mengkaji status kesehatan, perubahan gaya hidup dan perilaku dan program pengendalian lingkungan atau upaya yang berorientasi pada pasien yang belum berisiko secara spesifik, termasuk upaya yang hasil akhirnya berorientasi pada pencegahan timbulnya masalah kesehatan dan atau keperawatan. Misalnya: imunisasi, deteksi dini, penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu

    Penapisan/Diagnosis 20-30% Upaya untuk mengidentifikasikan permasalahan pasien, dapat berupa upaya pemeriksaan fisik, laboratorium atau penunjang lainnya

    Manajemen/Terapi 20-30% Upaya untuk menerapkan prinsip managemen permasalahan pasien, dapat berupa upaya memberikan terapi farmako dan non farmakologi, rujukan, serta nasihat penanganan lebih

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 16

    lanjut.

    Rehabilitasi 10-20% Upaya untuk melakukan rehabilitasi mengembalikan fungsi fisiologis dan psikososial dan pencegahan kesakitan yang lebih parah agar dapat berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran individu, keluarga dan masyarakat.

    Aspek Hukum dan Etika 10-20% Upaya pelayanan kesehatan dokter yang terkait medikolegal dan etika profesi.

    Tinjauan 7 Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai tempat atau peran dokter pada pelayanan individu, keluarga dan masyarakat

    Individu 20 40% Segala yang terkait pasien sebagai individu

    Keluarga 20 40% Segala yang terkait pasien sebagai satu kesatuan keluarga

    Masyarakat 20 40% Segala yang terkait pasien sebagai masyarakat

    B. Penulisan soal UK CBT 1. Jumlah dan Format Soal

    Jumlah soal yang digunakan dalam uji kompetensi adalah 200 soal dan disediakan 1 menit/soal untuk

    mengerjakan. Jenis soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda (MCQ type A question/dengan 5

    alternatif jawaban dengan memilih satu jawaban yang paling tepat (one best answer). Jumlah soal

    dipertimbangkan yang dapat mengukur kompetensi mahasiswa profesi dengan akurat (memenuhi

    reliabilitas soal) serta telah melalui proses uji validitas.

    2. Presentasi/Wujud Soal

    Setiap soal disajikan dalam bentuk vignette (kasus) yang menggambarkan situasi klinik/permasalahan

    masyarakat yang logis. Peserta uji dituntut memilki kemampuan analisis untuk dapat menjawab soal.

    3. Kesetaraan Set Soal

    Setiap set soal yang disusun memiliki bobot yang sama. Set manapun yang digunakan untuk ujian

    seseorang harus menunjukkan hasil yang sama/hampir sama. Untuk itu perlu dilakukan uji statistik yang

    menentukan kesetaraan soal. Uji kesetaraan dilakukan setelah disepakati adanya satu set yang standar.

    4. Kaidah pembuatan soal

    Untuk memastikan bahwa soal yang diuji mengevaluasi kemampuan analisis maka dalam membuat suatu

    soal MCQ terdapat beberapa prinsip dasar, sebagai berikut:

    1. Menanyakan konsep utama.Hal ini terkait dengan validitas isi dari ujian. 2. Soal cukup jelas dan tidak memiliki pengertian ganda

    a. Tidak memiliki pilihan yang panjang, kompleks atau ganda. b. Data dalam bentuk nomor tersusun secara berurutan c. Tidak menggunakan istilah yang tidak pasti (mis: jarang, biasanya) d. Pilihan disusun secara berurutan mengikuti logika e. Tidak memuat pilihan Bukan salah satu diatas atau Semua jawaban di atas benar f. Vignette yang ditampilkan tidak berlebihan/ sangat kompleks dan tidak memuat poin yang

    tidak penting 3. Tidak mengandung technical flaws. Dengan adanya kesalahan teknis soal maka seorang peserta

    uji yang cerdik akan bisa menjawab tanpa harus memahami konsep tersebut. Yang termasuk technical flaws antara lain adalah:

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 17

    a. Satu atau lebih distraktor tidak sesuai dengan tata bahasa dalam vignette. b. Terdapat istilah absolut seperti selalu atau tidak pernah pada pilihan jawaban. c. Jawaban benar merupakan jawaban yang paling panjang, lebih spesifik, atau lebih lengkap

    dibandingkan dengan pengecoh. d. Ada istilah/kata pada kasus yang juga diulang pada pilihan jawaban yang benar? e. Pilihan jawaban benar memiliki elemen atau istilah yang paling sering muncul pada pilihan

    yang lain 4. Soal merupakan pertanyaan tentang penerapan konsep ilmu kedokteran dalam praktik kesehatan

    sehari-hari (aplikasi). 5. Memenuhi kaidah close the option rule, yaitu bisa dijawab oleh peserta yang kompeten tanpa dia

    harus terlebih dahulu membaca pilihan jawaban yang tersedia. Cara memastikannya adalah dengan menutup pilihan jawaban dengan tangan penelaah lalu coba dijawab pertanyaan tersebut.

    C. Pengembangan Soal UK CBT

    Soal ujian dibuat dalam bentuk format terstandar serta tersimpan dalam aplikasi yang disebut SIPENA.

    Mekanisme pengembangan soal dilakukan melalui proses di institusi, wilayah dan nasional maupun diundang

    secara khusus berdasarkan keilmuannya. Karena soal akan mengalami proses review yang cukup panjang

    maka pengiriman soal terbuka selama memenuhi persyaratan.

    Kriteria pembuat soal

    Pembuat Soal dari Institusi Pendidikan

    1. Ahli di bidang kedokteran sesuai dengan garis besar materi ujian dengan pendidikan minimal pascasarjana di bidang kedokteran dan atau spesialis.

    2. Berasal dari institusi pendidikan dokter yang terakreditasi dengan membawa surat rekomendasi dari pimpinan institusi.

    3. Mengetahui dan memahami kompetensi minimal yang harus dikuasai seorang dokter umum yang akan melakukan praktik kedokteran di Indonesia (Standar Kompetensi Dokter Indonesia).

    4. Persyaratan di atas dibuktikan melalui Curriculum Vitae (CV) dan sertifikat pelatihan dalam bidang student assessment.

    Pembuat Soal dari Organisasi Profesi

    1. Ahli di bidang kedokteran sesuai dengan garis besar materi ujian dengan pendidikan minimal pascasarjana di bidang kedokteran dan atau spesialis.

    2. Dokter yang telah berpraktek selama minimal 5 tahun. 3. Direkomendasikan oleh organisasi profesi. 4. Mengetahui dan memahami kompetensi minimal yang harus dikuasai seorang dokter umum yang akan

    melakukan praktik kedokteran di Indonesia (Standar Kompetensi Dokter Indonesia). 5. Persyaratan di atas dibuktikan melalui Curriculum Vitae (CV) dan sertifikat pelatihan dalam bidang student

    assessment.

    Kriteria reviewer wilayah

    Berasal dari institusi pendidikan

    1. Memenuhi kriteria sebagai pembuat soal di atas. 2. Penulis soal/reviewer dari institusi kedokteran di wilayah tersebut. 3. Ditunjuk oleh institusinya untuk menjadi reviewer di wilayah karena keilmuannya

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 18

    Berasal dari organisasi profesi

    1. Memenuhi kriteria sebagai pembuat soal dari organisasi profesi. 2. Penulis soal/reviewer dari organisasi profesi di wilayah tersebut. 3. Ditunjuk oleh organisasi profesi untuk menjadi reviewer di wilayah tersebut

    Kriteria panel expert baik dari institusi pendidikan maupun organisasi profesi

    1. Memenuhi persyaratan reviewer 2. Terpilih mewakili regional/wilayah berdasarkan kinerja dan kualitas soal yang dihasilkan 3. Telah melakukan review soal UK CBT selama lebih dari 3 kali berturut-turut 4. Ahli untuk bidang studi tersebut 5. Mampu mengoperasikan fungsi pembuatan dan review soal SIPENA

    Alur pembuatan soal UK CBT

    Versi 1: Tanpa melalui pengembangan wilayah. Versi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan soal pada Bank Soal 3. 1. Pengumuman Pemasukan Soal (Call for item)

    a. Panitia akan melayangkan surat kepada calon pembuat soal yang dapat berasal dari seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia, organisasi profesi kedokteran dan praktisi kedokteran seluruh Indonesia

    b. Pemberitahuan dilakukan melalui surat, surat elektronik dan pengumuman melalui situs Panitia c. Pemberitahuan mencakup syarat pembuatan soal, tipe, contoh soal dan keterangan lainnya

    2. Seluruh pembuat soal dapat mengirimkan soalnya melalui surat elektronik, surat atau mengirimkan soal melalui situs atau diundang pada workshop item development nasional yang dikoordinasikan oleh panitia

    3. Seluruh soal yang masuk akan dimasukkan kedalam Bank soal 1. 4. Soal-soal yang telah terkumpul pada Bank Soal 1 akan didistribusikan kepada para reviewer untuk di-

    review secara peer dan kemudian akan kembali dikumpulkan ke Divisi Pengembangan Ujian 5. Proses review akan dilaksanakan secara elektronik menggunakan Teknologi Informasi yang menjamin

    proses review berjalan rahasia, adil, cepat dan efisien 6. Soal yang telah direview akan diteruskan kepada Panel Review dan kemudian akan ditentukan apakah soal

    diterima atau ditolak. Kegiatan yang dilakukan selama panel review adalah a. Memperbaiki bank soal berdasarkan hasil reviewer b. Menetapkan hasil akhir soal yang memiliki hasil review yang berbeda. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari paling lama 1 bulan sebelum ujian berlangsung.

    7. Soal yang ditolak akan dikembalikan kepada pembuat soal. 8. Soal yang diterima kemudian akan dimasukkan ke Bank Soal 2. 9. Soal kemudian akan dipilih sesuai Blue print secara elektronik untuk kemudian dijadikan buku soal pada

    ujicoba soal ujian 10. Soal pasca ujicoba ujian dengan indeks kesulitan >0,3 dan indeks pembeda >0,2 masuk dalam Bank Soal

    3. 11. Bank Soal 3 ini yang akan menjadi bahan untuk pemilihan soal pada uji kompentesi.

    Versi 2: Melalui pengembangan wilayah. Versi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan soal serta pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan 1. Pengumuman Pemasukan Soal (Call for item)

    a) Panitia wilayah akan meminta soal dari FK-FK yang ada di wilayah AIPKI dan perwakilan organisasi profesi yang ada di wilayah

    b) Panitia wilayah menyelenggarakan item review wilayah dengan mengundang ahli-ahli di institusi pendidikan kedoktreran di wilayahnya sesuai pembagian distribusi soal yang ditetapkan oleh IBA Wilayah.

    2. Soal yang diserahkan dari insitusi dalam bentuk SIPENA. 3. Seluruh soal yang masuk akan dimasukkan kedalam Bank soal 1 Wilayah.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 19

    4. Soal-soal yang telah terkumpul pada Bank Soal 1 akan didistribusikan kepada para reviewer untuk di-review secara peer dan kemudian akan kembali dikumpulkan ke IBA Wilayah

    5. Soal yang telah direview akan diteruskan kepada Panel Review dan kemudian akan ditentukan apakah soal diterima atau ditolak. Hasil akhir soal pasca review bisa berupa: - soal diterima tanpa perbaikan - soal diterima dengan perbaikan tanpa perlu konfirmasi dengan pembuat soal - soal diterima dengan perbaikan perlu konfirmasi dengan pembuat soal - soal ditolak, berpotensi diterima dengan perbaikan - soal ditolak, tidak berpotensi diterima karena memerlukan perbaikan keseluruhan

    6. Soal yang ditolak akan dikembalikan kepada pembuat soal. 7. Soal yang diterima kemudian akan dimasukkan ke Bank Soal 2 Wilayah. 8. Soal kemudian akan dipilih sesuai Blue print secara elektronik untuk kemudian dijadikan buku soal pada

    ujicoba soal ujian 9. Soal pasca ujicoba ujian dengan indeks kesulitan >0,3 dan indeks pembeda >0,2 masuk dalam Bank Soal 3

    UK CBT. 10. Bank Soal 3 ini yang akan menjadi bahan untuk pemilihan soal pada uji kompentesi. 11. Soal yang baik pasca UK CBT secara statistik akan menjadi Bank Soal 4 yang dapat digunakan pada UK

    CBT.

    Syarat soal diterima masuk bank soal I 1. Soal tertulis dalam formulir soal UK CBT secara lengkap (dalam bentuk SIPENA) 2. Menyertakan CV penulis soal 3. Dalam bentuk soft copy 4. Soal dalam bahasa Indonesia 5. Sesuai ketentuan soal UK CBT (menggunakan skenario klinik, bukan tentang pertanyaan negative, soal

    dengan 5 pilihan jawaban, sesuai pedoman penulisan soal).

    Pemilihan soal berdasarkan blue print untuk UK CBT

    Pemilihan soal dilaksanakan 2 minggu sebelum ujian dilaksanakan

    a. Soal diterima dan difinalisasi pasca review, selanjutnya digabung dalam satu paket soal untuk dipilih sesuai blue print UK

    b. Pemilihan soal dilakukan oleh Sub Divisi Persiapan UK CBT c. Buku soal hasil pemilihan dapat lebih dari 1 buku soal d. Selama melakukan kegiatan ini, IBA menggunakan logbook pemilihan soal, sebagai catatan apabila terjadi

    masalah pada media SIPENA IBA

    Cara Pemilihan Soal (Menggunakan SIPENA IBA)

    1. Soal dipilih berdasarkan blue print yang telah ditetapkan. 2. Buatlah paket buku soal terlebih dahulu 3. Karena SIPENA belum memfasilitasi jumlah yang diharapkan maka pemilihan soal ini dilakukan secara

    semi manual dengan menggunakan tabel pada excel 4. Untuk memastikan soal yang dipilih memiliki variasi yang beragam dari segi diagnosis, tindakan dokter

    (diagnosis/managemen/pemeriksaan lanjutan/dl), standar kompetensi, maka perlu dibuat satu tabel excel lagi

    5. Jika bank soal berisi jumlah soal yang cukup banyak maka pemilihan bisa dilakukan dengan mencentang blue print yang sesuai, selanjutnya soal yang terpilih akan masuk dalam kotak pilihan. Jumlah soal yang terpilih beserta tinjauannya dapat dilihat pada Report berdasarkan buku/paket soal.

    6. Jika soal terbatas maka prioritas pemilihan adalah pada tinjauan soal dengan jumlah yang terbatas, misal pada tinjauan 7 (masyarakat/keluarga) atau pada tinjauan 1 (profesionalisme/komunikasi). Setelah jumlah yang diharapkan sudah didapatkan maka pemilihan soal lebih baik difokuskan pada Tinjauan 5 (organ sistem). Hal ini dilakukan karena secara distribusi tinjauan lebih merata.

    7. SIPENA akan memilihkan soal sesuai blue print berdasarkan tinjauan yang diinginkan. Soal yang terpilih selanjutnya diproses dan masuk ke paket soal. SIPENA akan mencantumkan berapa jumlah soal yang telah terpilih serta jumlah soal sisa yang masih bisa dipilih.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 20

    8. Soal yang terpilih dan telah diproses tidak akan tercantum lagi pada kotak soal yang akan dipilih sehingga tidak akan ada soal dengan ID yang sama bisa terpilih lagi.

    9. Soal yang terpilih selanjutnya bisa dituliskan pada tabel excel yang tersedia. 10. Kegiatan ini dilakukan seterusnya sehingga didapatkan jumlah soal yang diharapkan. 11. Jika pemilihan soal telah selesai maka paket soal dapat diproses menjadi bentuk doc/word maupun

    dilanjutkan pada proses pembuatan buku soal. Soal yang sudah dalam bentuk doc/word bisa diprint menjadi buku soal yang dicetak.

    Secara ringkas pengembangan soal versi 1 adalah sebagai berikut:

    Secara ringkas pengembangan soal versi 2 adalah sebagai berikut:

    Penyiapan Materi Uji dalam bentuk Buku/Hard-disk Soal

    Penyiapan materi uji dilakukan maksimal 1 minggu sebelum ujian dilaksanakan. Mekanisme yang dilalui adalah

    sebagai berikut:

    1. Editing buku soal (2 hari) a. Dari SIPENA Pemilihan, ekspor soal terpilih dan tidak terpilih dalam bentuk file kt8. File kt8 soal terpilih

    akan digunakan untuk membuat Buku Soal SIPENA, sedangkan file kt8 soal tidak terpilih disimpan untuk digunakan dalam SIPENA Pemilihan periode selanjutnya. Jika terdapat lebih dari 1 buku soal, maka file kt8 dibuat terpisah sebanyak buku soal. (Buku 1.kt8, Buku 2.kt8, .dst)

    Penulis Soal Review Soal

    Nasional

    Bank Soal 2

    UK CBT

    Uji coba Panel Review Bank Soal 3

    UK CBT

    Pemilihan Soal UK CBT

    UK CBTBank Soal 4 UK

    CBT

    Penulis Soal

    Review Soal

    Institusi

    Bank Soal 1

    Ujian Institusi

    Soal baik Bank Soal

    Institusi Review Wilayah

    Bank Soal 1 Wilayah

    Review wilayah

    Bank Soal 2 Wilayah

    Uji Coba Panel

    Review

    Bank Soal 3 UK CBT

    Pemilihan Soal UK

    CBTUK CBT

    Bank Soal 4 UK CBT

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 21

    b. Pembuatan Buku Soal SIPENA: impor masing-masing file kt8 soal terpilih ke dalam tiap-tiap SIPENA yang kosong sehingga didapatkan SIPENA sejumlah buku soal.

    c. Pembuatan Buku Soal Versi Cetak (Ms Word) untuk keperluan review dan PBT. Ekspor soal dari SIPENA ke dalam bentuk cetak kemudian dilakukan layout sesuai format buku ujian UK CBT.

    d. Perbaikan buku soal berdasarkan dari hasil review. Perbaikan dimulai dari perbaikan buku soal versi cetak, dilakukan approval kemudian didapatkan buku soal versi cetak final. Berdasar buku soal versi cetak final tersebut maka dilakukan perbaikan buku soal SIPENA.

    e. Cleaning : menghapus/mengganti script-script yang tidak mempunyai fungsi (sampah) dari database Buku Soal SIPENA.

    f. Pembuatan paket soal final untuk CBT; Ekspor Soal dalam bentuk file kt8.

    2. Pembuatan master hard disk soal a. Impor data soal dalam bentuk file kt8 ke dalam CBT Setter b. Impor data peserta ke CBT Setter dan digabungkan dengan data soal. Data peserta yang akan

    diintegrasikan adalah data peserta final, yang telah disesuaikan dengan kapasitas CBT Center yang tersedia di masing-masing wilayah dan jumlah paket buku soal

    c. Transfer data ujian dari CBT Setter ke CSM d. Transfer data ujian dari CSM ke master hard disk soal

    3. Verifikasi Soal pada Aplikasi CBT/Master Harddisk Soal a. Pada tahap ini, data soal dan peserta telah diintegrasikan pada aplikasi CBT, dan merupakan tahap

    penjaminan mutu buku soal yang akan diterima oleh masing-masing peserta ujian b. Tujuan dari verifikasi ini adalah memastikan tidak ada kesalahan tulisan, peletakan gambar pada soal

    (vignette, lead in dan option) c. Jika terjadi kesalahan maka dilakukan koreksi di buku soal SIPENA. Proses kemudian diulang lagi dari

    langkah 1. f.

    4. Perbanyakan hard disk soal a. Disiapkan hard disk soal sejumlah lokasi ujian dan cadangannya yang sudah terinstall aplikasi CBT

    serta sudah diberi label sesuai nama lokasi ujian dan cadangannya. b. Perbanyakan hard disk soal dilakukan dengan cara mentransfer data dari CSM ke masing-masing hard

    disk soal untuk lokasi ujian dan cadangannya. c. Melakukan verifikasi hard disk soal tiap lokasi ujian dan cadangannya. Verifikasi di tahap ini bertujuan :

    memastikan user login salah satu peserta dan admin berfungsi

    memastikan fungsi fitur admin berjalan dengan baik

    memastikan sesi login, trial dan ujian berjalan dengan baik d. Pembersihan data-data bekas verifikasi dari hard disk soal tiap-tiap lokasi dan cadangannya. Setelah

    bersih maka hard disk soal sebagai materi uji telah siap untuk packing dan pendistribusian.

    5. Penyegelan materi uji a. Masing-masing hard disk soal dan cadangannya di masukkan ke dalam kotak akrilik transparan

    bersama dengan kabel data dan 2 buah kabel tie untuk penguncian hard disk pasca ujian. Hard disk dimasukkan dengan posisi label di sebelah atas sehingga nama lokasi ujian dapat terbaca dari luar kotak akrilik.

    b. Kotak akrilik kemudian dikunci menggunakan kabel tie c. Kotak akrilik kemudian diberi segel 2 buah di 2 sisi pembuka kotak akrilik. d. Masing-masing kotak akrilik kemudian dimasukkan ke dalam softcase hard disk yang sudah dilabeli

    sesuai label hard disk. e. Softcase hard disk kemudian dikunci menggunakan kabel tie. f. Softcase hard disk kemudian dimasukkan ke dalam tas bersama berkas-berkas BAP dan elemen logistik

    lainnya untuk keperluan packing hard disk pasca ujian. g. Tas kemudian dikunci menggunakan kabel tie

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 22

    Untuk setiap ujian disiapkan 2 set buku soal yang terdiri dari buku soal utama dan buku soal cadangan jika

    terjadi kegagalan ujian. Buku soal cadangan dicetak dalam bentuk PBT dan akan diperbanyak jika

    diperlukan.

    Setelah bahan ujian siap, selanjutnya dibawa untuk briefing Penyelia Pusat yang dilaksanakan 2-3 hari

    sebelum ujian dilaksanakan.

    Hal-hal yang dibahas adalah:

    1. Penyamaan persepsi tugas sebagai PP

    2. Update fungsi SIPENA CBT dan skenario kegagalan

    3. Update informasi tentang pelaksanaan ujian pada periode tersebut

    4. Hal-hal lain yang dianggap penting terkait permasalahan ujian

    5. Rencana keberangkatan dan kepulangan PP

    Selanjutnya PP berangkat ke lokasi ujian masing-masing.

    Pada H-1 dilakukan briefing dengan peserta di lokasi ujian masing-masing.

    Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

    1. Penjelasan tentang ujian pada periode tersebut (UK keberapa, jumlah peserta, lokasi, tata tertib)

    2. Penjelasan tentang aplikasi yang digunakan

    3. Penjelasan tentang skenario kegagalan ujian

    4. Jadwal pengumuman ujian

    5. Hal-hal lain yang dianggap penting terkait permasalahan ujian

    Setelah dilaksanakan ujian, maka PP kembali ke Jakarta dan menyerahkan bahan ujian kepada Panitia Nasional dan untuk selanjutnya dilakukan pengelolaan hasil dengan alur sebagai berikut:

    Pasca Ujian

    1. Proses hard disk soal a. Download data hasil ujian dari hard disk soal. Masing-masing hard disk soal ujian dikoneksikan dengan

    CBT Setter Mobile (CSM), kemudian data hasil ujiannya didownload dan disimpan dalam CSM tersebut (1 hard disk : 5 menit). Data hasil ujian yang dimaksud terdiri dari data peserta, data jawaban peserta dan isian questioner. Pada saat yang sama dilakukan rekap BAP untuk keperluan verifikasi data hasil ujian (1500 peserta ; 25 lokasi = 1 hari) .

    b. Transfer data hasil ujian dari CSM ke CBT Setter. CBT Setter yang dimaksud adalah CBT Setter yang digunakan pada pembuatan hard disk soal, dimana di dalamnya masih terdapat data soal beserta acakannya.

    Hard disk berisi jawaban peserta

    Pengolahan hasil oleh IBA

    Validasi hasil (hasil dan Berita Acara)

    oleh IBA

    Pencetakan hasil ujian

    Distribusi hasil ujian Update bank soal

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 23

    c. Pengkondisian data hasil ujian di CBT Setter. 1) Penggabungan data hasil ujian CBT (kecuali questioner) dengan data ujian yang terdapat di CBT

    Setter. (1 kode soal dengan 1500 jumlah peserta memerlukan waktu proses 5 menit) 2) Penggabungan data hasil ujian PBT. (1 kode soal dengan 1500 jumlah peserta memerlukan waktu

    proses 5 menit) 3) Verifikasi data hasil ujian (data peserta) dengan BAP (30 menit) 4) Proses data hasil ujian sehingga didapatkan output berupa raw data/data siap analisis. (1 kode soal

    dengan 1500 jumlah peserta memerlukan waktu proses 5 menit) 2. Analisis soal. Output : item analysis dan rekap IA. 3. Verifikasi soal sulit

    a. Dari item analysis dan rekap IA diidentifikasi soal yang masuk kategori sulit. Soal sulit tersebut kemudian ditinjau kembali substansi dan kunci jawabannya. (30 menit)

    b. Jika terdapat kesalahan kunci jawaban maka dilakukan koreksi kunci jawaban di CBT Setter. Setelah kunci jawaban dikoreksi maka dilakukan proses ulang, dimulai dari langkah 1. C. hingga didapatkan item analysis dan rekap IA yang baru.

    4. Pengeluaran nilai per peserta dan per kategori (1st taker dan retaker) 5. Standar Setting. Output : nilai batas lulus (7 hari setelah ujian) 6. Pengumuman kelulusan (14 hari setelah ujian) 7. Pencetakan hasil ujian peserta dan institusi

    - Umpan balik untuk penulis dalam bentuk item analysis (1 bulan pasca ujian) Soal pasca diujikan dikirimkan kepada penulis soal dalam bentuk tersegel dan ditujukan ke pribadi pembuat soal yang terdiri dari: a. soal awal b. soal yang telah direvisi c. analisis soal pasca diujikan

    - Update bank soal (2 minggu pasca ujian)

    a. Update bank soal pasca TO UK CBT - Update bank soal didasarkan hasil analisis difficulty factor soal-soal TO. Soal yang akan

    dimasukan ke bank 4 adalah soal dengan difficulty factor 0,3-0,7. - Dari SIPENA buku soal Try Out, soal-soal dengan difficulty factor 0,3-0,7, distractor index > 0,2

    diekspor dalam bentuk kt8 kemudian dimasukan ke dalam bank 4 source ujian. b. Update bank soal pasca Ujian UK CBT

    - Dari SIPENA buku soal ujian, diidentifikasi soal-soal yang sudah digunakan ujian UK dan yang belum digunakan.

    - Soal yang belum digunakan ujian kemudian diekspor dalam bentuk kt8 dan dimasukkan dalam bank 4 final.

    Administrasi Item Bank Uji Kompetensi CBT

    Pengelolaan Bank Soal dilakukan oleh Item Bank Administrator

    IBA terdiri dari 3 macam:

    1. IBA institusi yang mengelola bank soal institusi 2. IBA wilayah yang mengelola bank soal wilayah AIPKI 3. IBA nasional yang mengelola bank soal UK CBT di level nasional

    Semua IBA tersebut saling bekerja sama untuk memastikan kecukupan soal pada bank soal UK CBT

    Tugas Umum Item Bank Administration (IBA) Wilayah

    1. Mengelola Item Bank yang menjadi tanggung jawabnya 2. Melakukan pembaruan software secara berkala 3. Melakukan pemeliharaan bank terhadap virus/threat/spam secara berkala 4. Bekerja sama dengan Koordinator Ujian menyelenggarakan review soal 5. Disarankan tidak melakukan telaah terkait materi/substansi soal 6. Mengelola soal yang telah memenuhi format dan struktur yang ditetapkan

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 24

    7. Melakukan proses seleksi soal sesuai blue print yang telah ditetapkan 8. Membuat analisis soal dan memberikan feedback kepada pembuat soal 9. Melakukan sosialisasi item bank soft ware kepada pengguna 10. Membuat buku soal berdasarkan blue print

    Tugas Umum Item Bank Administration (IBA) Institusi

    1. Peran:

    Administrator bank soal institusi adalah tim yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan dan

    penyimpanan soal di tingkat institusi

    2. Tanggung jawab:

    a. Collecting: mengumpulkan soal dari block/modul item administrators

    b. Analyzing: meminta tim reviewer untuk melakukan item review and analysis

    c. Sorting: memilah soal yang sudah dianalisis, apakah akan disimpan dalam bank soal atau didaur

    ulang/koreksi

    d. Banking: menjaga/maintenance of item bank (kapasitas menguasai software dari item bank)

    e. Membuat buku untuk soal ujicoba

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 25

    ALUR KERJA ADMINISTRASI BANK SOAL

    Pembuat Soal Local IB Admin Regional IB Admin National IB Admin

    Ya

    Membuat soal

    sesuai dengan

    Blue Print

    Administrasi

    Bank Soal dari

    tiap institusi

    Data base

    soal

    Regional

    Benar

    &

    lengkap

    Administrasi Bank Soal

    Nasional

    NCE

    Item

    Analysis

    Benar

    &

    lengkap

    Administrasi

    Bank Soal untuk

    Review

    Data base

    soal Institusi

    pasca review

    Item Analysis

    Tidak

    Tidak

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 26

    Keterangan:

    1. Pembuat soal membuat soal sesuai blue print dan format soal yang telah ditentukan. 2. Soal dikumpulkan kepada IBA Institusi 3. IBA Institusi bekerja sama dengan Koordinator Item Developer Institusi menelaah soal sesuai format yang

    telah ditentukan 4. Soal yang sesuai format dimasukkan ke dalam Bank soal institusi 5. Bank soal institusi bisa digunakan untuk soal masing-masing institusi baik ujian formatif maupun sumatif 6. IBA Institusi mengumpulkan soal kepada IBA Wilayah sesuai jumlah soal yang diminta 7. IBA Wilayah bekerja sama dengan Reviewer Wilayah dan Koordinator Ujian Wilayah menelaah soal sesuai

    struktur yang telah ditentukan 8. Soal yang sesuai struktur dimasukkan ke dalam Bank Soal Wilayah 9. Bank Soal Wilayah bisa digunakan masing-masing regional untuk ujian formatif/try out 10. Soal dari Bank Soal Wilayah diserahkan kepada IBA Nasional soal ini menjadi Bank Soal 2 11. IBA Nasional menyelenggarakan Item Review Nasional untuk menelaah Bank Soal 2 sesuai kompetensi 12. Soal yang baik ditelaah selanjutnya oleh Panel Expert 13. Soal yang diterima dimasukkan ke dalam Bank Soal 3 14. Bank Soal 3 digunakan untuk UK CBT dalam 15. IBA Nasional memberikan umpan balik terhadap analisis soal kepada pembuat soal

    Mekanisme Kerja IBA:

    1. IBA institusi/regional bertanggung jawab untuk mengelola bank soal di institusi wilayah masing-masing 2. Persyaratan IBA regional

    a. Staf FK yang berada di wilayah AIPKI terkait b. Memiliki kondite, komitmen dan kinerja yang baik c. Memiliki kemampuan pengelolaan SIPENA, office, analisis soal secara mandiri d. Mampu berkoordinasi dan kolaborasi secara cepat melalui media internet secara mandiri

    3. Pengelolaan bank soal yang dilakukan IBA adalah sebagai berikut: a. Berkoordinasi dengan Koordinator Ujian Regional menyelenggarakan Workshop Item review

    regional b. Melakukan pelatihan dan sosialisasi aplikasi IBA SIPENA kepada institusi yang ada di

    wilayahnya c. Memilih dan mempersiapkan soal untuk try out UK CBT dari bank soal regional d. Melaporkan kepada koordinator Pokja 3 jumlah soal dan kontribusi soal setiap try out dan

    workshop item review e. Melakukan pembaharuan terhadap bank soal & SIPENA yang ada

    4. Mekanisme review bank soal regional adalah sebagai berikut: a. Review wilayah menggunakan SIPENA milik wilayah b. Review dilakukan dengan menggunakan bank soal institusi bentuk kt8 SIPENA c. Soal yang dibawa pada item review dapat dibagikan sebelum pelaksanaan review d. Soal yang sudah direview dan diserahkan kepada IBA regional pasca review tidak dapat dibagikan

    kepada semua institusi e. Soal yang digunakan untuk try out dan diproses SIPENA maka akan otomatis masuk dalam Bank Soal

    UK CBT 5. Setiap Try out atau pasca workshop item review, IBA Regional melaporkan jumlah pengumpulan soal

    kepada IBA Nasional. 6. Jika terjadi penggantian IBA, maka bank soal yang telah terkumpul di IBA wilayah sebelumnya harus

    diserahkan seluruhnya ke IBA Nasional terlebih dahulu (IBA wilayah tidak diperkenankan memiliki simpanan bank soal regional).

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 27

    BAGIAN 3.4. PANDUAN KOMPONEN PELAKSANA UK CBT

    1. Persyaratan Komponen Pelaksana Ujian

    1.1. Penyelia Pusat (PP) adalah staf pendidik yang termasuk ke dalam kepengurusan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, AIPKI atau organisasi profesi yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam bidang assessment (Evaluasi Hasil Belajar) juga keterampilan pada komputer dan jaringan intra-internet, serta pernah menjadi PP atau telah mengikuti standarisasi/pelatihan yang dilaksanakan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.2. Operator TI Pusat adalah staf kependidikan yang membantu Penyelia Pusat ketika bertugas di lokasi ujian dan memahami aspek instalasi/pemasangan software (aplikasi) CBT, persyaratan minimal workstation dan jaringan intra-internet serta trouble shooting-nya dalam menunjang pelaksanaan CBT, yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    1.3. Pengawas lokal adalah staf pendidik yang ditugaskan oleh institusi-institusi di daerah CBT berlangsung dan mengikuti standarisasi yang dilaksanakan oleh Penyelia Pusat pada 1 hari sebelum pelaksanaan ujian. Jumlah dan komposisi pengawas dari setiap institusi ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter berdasarkan kuota secara proporsional terhadap jumlah peserta dari institusi tersebut dan asal institusi pengawas lokal. Penugasan pengawas lokal ke CBT Center diusahakan berbeda dengan institusi asal pengawas dan peserta ujian yang menjadi tanggung jawabnya.

    1.4. Operator TI Lokal adalah staf kependidikan yang mengetahui dan memahami inventarisasi, spesifikasi dan trouble shooting dari workstation serta topologi jaringan intra-internet lokasi ujian, khususnya laboratorium komputer yang ditetapkan sebagai tempat ujian, dan ditugaskan oleh institusi-institusi di daerah CBT berlangsung. Jumlah operator IT lokal dari setiap institusi ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter berdasarkan kuota secara proporsional terhadap jumlah workstation dalam laboratorium komputer yang ditetapkan sebagai tempat ujian.

    1.5. Penanggung jawab lokasi/Koordinator CBT adalah staf pendidik yang bertanggung jawab dan mengkoordinir komponen pelaksana dalam penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di lokasi ujian kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, dan ditugaskan oleh pimpinan institusi tempat CBT dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya Koordinator CBT dapat dibantu oleh beberapa orang staf kependidikan.

    1.6. Seluruh komponen pelaksana ujian HARUS melakukan pertemuan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian sehingga ujian dapat berlangsung dengan baik.

    2. Persyaratan Workstation

    2.1. Workstation adalah perangkat komputer dalam bentuk Personal Computer (PC) yang merupakan inventarisasi institusi pendidikan, terdiri dari Central Processing Unit (CPU), layar monitor, keyboard dan mouse, serta terhubung dengan intranet, yang memenuhi persyaratan minimal dalam menunjang pelaksanaan CBT Center dan telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    2.2. Spesifikasi minimal CPU adalah sebagai berikut: 2.2.1. Prosesor: Setingkat PentiumTM 4 2.2.2. Harddisk: 30 Giga Byte 5400 RPM 2.2.3. Memori (RAM): 512 MB (shared) 2.2.4. VGA Display: Mendukung resolusi 1024 x 800 pixel dan monitor true colors (32 bit) 2.2.5. Ethernet: 10/100Mbps 2.2.6. Sistem Operasi dan Aplikasi/Program yang terinstal pada workstation adalah:

    2.2.6.1. Sistem Operasi yang mendukung Aplikasi Browser Mozilla FirefoxTM(Microsoft Windows XPTM, Service Pack Terbaru).

    2.2.6.2. Mozilla FirefoxTM versi 3.6.8 keatas 2.3. Spesifikasi minimal CPU dengan ThinClient adalah sebagai berikut:

    2.3.1. Memori (RAM): 512MB Main Memory of CPU 2.3.2. Storage OnBoard: 1 GB Flash 2.3.3. VGA Display: Mendukung resolusi 1024 x 800 pixel dan monitor true colors (32 bit) 2.3.4. Ethernet: 10/100Mbps

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 28

    2.4. Spesifikasi minimal Server Thin Client untuk 15 unit Thin Client adalah sebagai berikut: 2.4.1. Prosesor: Minimal setingkat Intel Core 2 Duo 2.4.2. Memori (RAM): Minimal 8 GB 2.4.3. Hard disk: Minimal 120 GB 2.4.4. Ethernet: 10/100/1000 Mbps

    2.5. Cadangan workstation disediakan dan disiapkan oleh Koordinator CBT dengan jumlah minimal 10% dari total workstation yang digunakan dalam CBT. Spesifikasi cadangan workstation dapat berbentuk notebook, dengan mengikuti spesifikasi minimal yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    2.6. Cadangan Server Thin Client disediakan dan disiapkan oleh Koordinator CBT dengan jumlah minimal 50% dari total server yang digunakan dalam CBT.

    2.7. Workstation yang akan digunakan dalam CBT harus terhubung dengan jaringan intranet dengan spesifikasi minimal topologi jaringan adalah sebagai berikut: 2.7.1. Kabel jaringan: UTP Kategori 5 (Cat5) 10/100 Mpbs 2.7.2. Jaringan nirkabel: 54 Mbps dengan kemampuan menangani concurrent connections hingga 100

    koneksi 2.7.3. Router: Mikrotik level 5 (DHCP dan DNS server diaktifkan)

    2.8. Apabila workstation yang digunakan adalah Laptop/Notebook, beberapa hal yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut: 2.8.1. Apabila di lokasi ujian sudah tidak tersedia lagi PC, namun dipertimbangkan perlu untuk

    membuka lokasi ujian atas ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    2.8.2. Apabila di lokasi ujian sudah tidak tersedia lagi PC cadangan, namun dipertimbangkan perlu untuk membuka lokasi ujian atas ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    2.8.3. Merupakan inventarisasi institusi pendidikan (bukan milik pribadi) 2.8.4. Spesifikasi harus memenuhi standar minimal workstation yang telah ditetapkan Panitia Nasional

    Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 2.8.5. Bersedia untuk dilakukan format/instalasi ulang dari Sistem Operasi dan data yang ada di dalam

    laptop/notebook 2.8.6. Selambat-lambatnya H-2 (2 hari sebelum) ujian sudah terpasang di ruang ujian

    3. Persyaratan Komputer Server

    3.1. Komputer Server adalah perangkat komputer khusus yang terhubung secara intranet, melalui LAN atau WAN, dengan workstation di ruang ujian, yang di dalamnya terpasang perangkat penyimpanan yang berisi materi ujian serta memenuhi persyaratan minimal dalam menunjang pelaksanaan CBT dan telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    3.2. Spesifikasi minimal adalah sebagai berikut: 3.2.1. Sistem Operasi: Microsoft Windows 7 Profesional, Versi 32 bit, 3.2.2. RAM: Minimal 2 GB, 3.2.3. Prosesor: Minimal setingkat Intel CoreTM 2 Duo. 3.2.4. Terpasang UPS yang optimal

    3.3. Komputer server dalam memfasilitasi hubungan jaringan workstation dalam LAN, dengan menggunakan Kabel UTP, sebanyak-banyaknya adalah melayani 500 unit workstation per 1 unit komputer server.

    3.4. Komputer server dalam memfasilitasi hubungan jaringan workstation dalam LAN, dengan menggunakan WiFi (nirkabel), sebanyak-banyaknya adalah melayani 100 unit workstation per 1 unit komputer server.

    3.5. Jumlah komputer server dalam memfasilitasi jaringan intranet workstation, dapat berjumlah lebih dari satu. Keadaan ini menyesuaikan dengan kapasitas dan topologi jaringan yang dinilai baik serta optimal, oleh Koordinator CBT atas persetujuan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Apabila keadaan ini berlaku pada lokasi ujian, maka Koordinator CBT memberikan informasi yang dimaksud kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, selambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum ujian dilaksanakan.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 29

    4. Persyaratan Pembangkit Listrik Alternatif (UPS/Genset)

    4.1. Perangkat pembangkit listrik alternatif adalah perangkat keras yang berfungsi dalam memenuhi persediaan listrik, dalam bentuk UPS dan Genset sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    4.2. Mampu memenuhi penyediaan listrik pada sistem penerangan, pendingin dan ventilasi, workstation, server di ruang ujian, serta topologi jaringan selama penyediaan listrik utama terganggu pada proses ujian.

    4.3. Genset memiliki fasilitas untuk mampu memenuhi kebutuhan listrik secara otomatis (tanpa waktu jeda) begitu pasokan listrik reguler padam. Apabila tidak terdapat fasilitas otomatisasi ini, koordinator CBT menugaskan staf untuk mengaktifkan Genset ketika pasokan listrik reguler padam.

    4.4. Pasokan listrik utama dan alternatifnya dijamin kesiapannya pada 10 (sepuluh) hari sebelum ujian. 4.5. Selambat-lambatnya satu hari (H-1) sebelum ujian berlangsung oleh, penjaminan kesiapan pasokan

    listrik dilakukan oleh Koordinator CBT, Penyelia Pusat serta Operator TI.

    5. Deskripsi Kerja Penyelia Pusat

    5.1. Bertindak sebagai perpanjangan tangan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selama ujian.

    5.2. Meyakinkan bahwa workstation di ruang ujian dapat berfungsi dengan baik dalam menunjang penyelenggaraan ujian.

    5.3. Meyakinkan bahwa workstation di ruang ujian dan komputer server TIDAK TERHUBUNG KE INTERNET.

    5.4. Menyerahkan Materi Ujian kepada Koordinator CBT serta bertanggung jawab untuk menjaga keamanan Materi tersebut sampai kembali lagi ke Divisi Pelaksanaan Ujian Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    5.5. Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan materi soal, ketika melakukan upload data soal ujian pada 1 jam sebelum ujian dan memastikan tidak ada soal yang tertinggal di workstation dan server setelah ujian selesai.

    5.6. Membawa kartu peserta ujian dan mengawasi penandatanganan kartu tersebut oleh peserta, dengan dibantu oleh pengawas lokal.

    5.7. Membawa amplop tertutup dan tersegel yang berisi: 5.7.1. Informasi Login Peserta (jumlah amplop sesuai jumlah peserta di lokasi ujian):

    6. Berisi Nama Peserta, Username berupa Nomor Ujian (sesuai yang tercantum pada kartu ujian) dan

    Password/Kata Sandi

    7. Berfungsi Untuk Peserta Memulai Mengerjakan Ujian 7.1. Informasi Login Penyelia Pusat (1 amplop untuk 1 Penyelia Pusat ):

    8. Berisi Username dan Password

    9. Berfungsi untuk Penyelia Pusat dalam memulai ujian, melakukan pembatalan sistem (override

    system) seperti Perubahan/Pembatalan Sesi Ujian, Pembatalan Distribusi Peserta per Lokasi Ujian, dan melakukan login ke dalam sistem pengelolaan ujian apabila User Login Peserta tidak berfungsi 9.1. Mendistribusikan amplop Informasi Login Peserta kepada/melalui pengawas lokal sesuai dengan nama

    dan nomor ujian di lokasi ujian yang bersangkutan. 9.2. Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan amplop Informasi Login Penyelia Pusat 9.3. Melakukan pemeriksaan kesiapan lokasi ujian pada 1 (satu) hari sebelum ujian dilaksanakan, bersama-

    sama dengan Koordinator CBT, Operator TI. 9.4. Memeriksa dan menetapkan kesiapan ruang ujian, worsktation, komputer server, topologi jaringan,

    suplai listrik alternatif, ruang karantina, dan mekanisme alur mobilisasi peserta ke ruang karantina. 9.5. Memberikan arahan dan memeriksa kesiapan pengawas lokal, operator TI lokal dan koordinator CBT

    dalam pelaksanaan ujian 1 (satu) hari sebelum hari ujian. 9.6. Memberikan arahan kepada peserta ujian dalam melaksanakan CBT 1 (satu) hari sebelum ujian. 9.7. Memberikan penjelasan tentang penggunaan aplikasi CBT kepada peserta ujian pada H-1 dengan

    menggunakan Materi Soal (Hard Disk Soal) DEMO. Proses instalasi materi soal ini dibantu dan dilaksanakan oleh Operator TI Lokal.

    9.8. Menentukan penomoran workstation yang akan ditempati oleh peserta ujian. 9.9. Menetapkan workstation bagi Operator TI Lokal dalam bekerja selama ujian berlangsung.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 30

    9.9.1. Dalam hal ini operator TI lokal TIDAK DIPERKENANKAN berpindah workstation tanpa seizin Penyelia Pusat dan Koordinator CBT

    9.9.2. Workstation tempat bekerja Operator TI Lokal dapat menggunakan workstation peserta (selain PC yang ditetapkan sebagai workstation ujian dan cadangannya) atau komputer server.

    9.10. Membuka materi ujian dengan disaksikan oleh koordinator CBT dan perwakilan dari 2 orang peserta. 9.11. Menyerahkan materi ujian untuk dipasang/di-install pada server di lokasi ujian. 9.12. MengisiBeritaAcarainstalasi dan uninstall materiujian dengan disaksikan koordinator CBT. 9.13. Bekerjasama dengan koordinator CBT, pengawas dan operator TI Lokal dalam pengawasan

    pelaksanaan ujian. 9.14. Dengan dibantu oleh koordinator CBT dan pengawas lokal, mempersilakan peserta ujian untuk

    memasuki ruang ujian sesuai dengan daftar hadir dan gelombang ujian yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    9.15. Memberikan penjelasan kepada peserta mengenai tata tertib dan peraturan pelaksanaan UK, jumlah soal dan lamanya waktu ujian. Terutama penjelasan untuk menghindari kecurangan dan konskuensinya.

    9.16. Memberikan arahan kepada peserta ujian untuk memulai aplikasi (login) dengan menginputkan Nomor Peserta dan Kata Sandi yang telah ditetapkan bagi tiap peserta ujian dan memimpin peserta untuk memulai ujian secara bersama-sama.

    9.17. Mempersilakan peserta untuk memeriksa kecocokan nama lengkap, nomor ujian dan pas foto yang tecantum pada kartu peserta ujian dengan yang ditampilkan pada layar monitor workstation peserta ujian.

    9.18. Mempersilakan peserta untuk berlatih menggunakan fitur pada aplikasi CBT selama 3 menit sebelum dipersilahkan memulai ujian (sesi latihan/trial).

    9.19. Mempersilakan peserta untuk memulai ujian sesuai waktu yang ditentukan serta mengingatkan peserta terhadap waktu yang telah berjalan. Penyelia Pusat memulai konfigurasi ujian untuk memulai ujian.

    9.20. Memutuskan penggantian workstation yang mengalami gagal kerja dengan workstation cadangan yang telah disiapkan.

    9.21. Melakukan reset login peserta yang mengalami kegagalan berdasarkan laporan dari Pengawas Lokal ataupun Operator TI Lokal. Jika mendapatkan kesulitan maka Penyelia Pusat harus berkoordinasi dengan IT Pusat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

    9.22. Mengumumkan kepada peserta bahwa waktu ujian telah habis dan meminta peserta untuk tidak melakukan pekerjaan apa pun pada mouse dan keyboard.

    9.23. Dengan dibantu oleh koordinator CBT dan pengawas lokal, memastikan peserta ujian gelombang ke-1 untuk memasuki ruang karantina setelah ujian selesai serta mengijinkan pulang jika peserta ujian gelombang ke-2 telah hadir seluruhnya (jika ada 2 gelombang ujian)

    9.24. Memastikan tidak ada dokumen/file softcopy yang tertinggal dalam workstation peserta yang berisi catatan soal CBT.

    9.25. Melakukan back-up isi harddisk baik demo maupun soal ke dalam flashdisk (USB) yang telah disediakan

    9.26. Mencatat hal-hal yang perlu dilaporkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian termasuk workstation yang gagal kerja, perilaku yang melanggar peraturan, maupun kejadian lain yang perlu dilaporkan. Untuk perilaku peserta yang melanggar peraturan harus dilampirkan surat pernyataan dari peserta yang bersangkutan, pengawas lokal yang menemukan serta Koordinator CBT.

    9.27. Memberikan evaluasi terhadap pengawas lokal, operator TI lokal, Koordinator CBT serta CBT Center. 9.28. Memutuskan penggantian metode ujian CBT menjadi Paper Based Test (konvensional) setelah

    melakukan upaya penyelesaian. Tindakan ini harus berkoordinasi dan mendapat persetujuan dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau anggota Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter yang ditunjuk

    9.29. Penyelia Pusat menerima surat tugas, honorarium, lumpsum, transportasi dan penggantian pengeluaran Penyelia Pusat yang terkait dengan pelaksanaan ujian dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    9.30. Penyelia Pusat bertanggung jawab untuk menjamin keamanan materi ujian yang dibawa sampai kembali lagi ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    10. Deskripsi Kerja Operator TI Pusat

    10.1. Bertindak sebagai asisten Penyelia Pusat dalam hal sistem teknologi informasi dalam pelaksanaan CBT di lokasi ujian.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 31

    10.2. Melakukan pengawasan, koordinasi dan bekerja sama dengan operator TI lokal, sehingga penyelanggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian berjalan sesuai standar instalasi, dalam hal: 10.2.1. Persiapan workstation dan komputer server beserta cadangannya, sesuai dengan persyaratan

    yang telah ditetapkan. 10.2.2. Instalasi dan uninstall aplikasi CBT pada workstation di lokasi ujian. 10.2.3. Pengamanan jaringan yang menghubungkan antara workstation yang dipakai pada CBT

    dengan server dari hubungan internet, spam dan virus komputer. 10.2.4. Pengamanan port pada workstation yang memungkinnya melakukan hubungan dengan

    peserta ujian dan jaringan intranet seperti Port USB, modem dan lain-lain. 10.2.5. Pemeriksaan pasca CBT pada tiap folder di masing-masing workstation terhadap adanya

    kemungkinan peserta ujian melakukan pencatatan soal secara elektronik. 10.3. Mengawasi dan menilai proses pemasangan aplikasi CBT pada komputer server oleh operator TI lokal

    di lokasi ujian. 10.4. Bekerjasama dengan pengawas dan operator TI lokal dalam pengawasan pelaksanaan ujian 10.5. Bekerjasama dengan operator TI lokal dalam melakukan troubleshooting pada pelaksanaan CBT. 10.6. Operator TI Pusat hanya bertugas pada lokasi CBT Center yang baru atau ditugaskan khusus oleh

    Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    11. Deskripsi Kerja Koordinator CBT

    11.1. Mengkoordinir penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di lokasi ujian pada aspek penunjang (prasarana dan sarana) dan komponen pelaksana ujian sesuai dengan ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    11.2. Menyampaikan informasi (laporan) kesiapan penyelenggaraan ujian, meliputi kesiapan ruang ujian, ruang karantina, jumlah komputer workstation (beserta cadangan), server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia, kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selambatnya pada 7 (tujuh) hari sebelum pendaftaran ujian (H -7 Pendaftaran Ujian).

    11.3. Menyampaikan laporan hasil konfirmasi kesiapan ujian terhadap distribusi peserta ujian di lokasi ujian yang dimaksud kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan ujian (H-10 Ujian).

    11.4. Bekerjasama dengan Penyelia Pusat dalam persiapan dan pelaksanaan ujian. 11.5. Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang karantina, komputer

    workstation, server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia sesuai dengan kriteria/spesifikasi minimal pelaksanaan CBT yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    11.6. Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang karantina dan sumber daya manusia kriteria/spesifikasi minimal pelaksanaan CBT yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, dalam memfasilitasi pelaksanaan ujian pengganti sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Penyelia Pusat

    11.7. Bertanggung jawab dalam persiapan ruang karantina termasuk sarana penunjang di dalamnya untuk kemudahan pengawasan peserta ujian.

    11.8. Bertanggung jawab dalam persiapan ruang ujian termasuk penempelan kartu peserta ujian di tiap meja ujian untuk kemudahan pembagian soal serta mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ruang ujian.

    11.9. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban peserta ujian selama di ruang karantina serta akses komunikasi dan barang pribadi peserta ujian gelombang ke-1 dengan ke-2, pada waktu antara gelombang yang bersangkutan.

    11.10. Bertanggung jawab terhadap keamanan akses ruang ujian yang menjadi tempat pelaksanaan CBT pada waktu antara setelah persiapan sampai dengan selesainyaujian.

    11.11. Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan koordinasi pengawas lokal dalam menunjang pelaksanaan ujian.

    11.12. Bertanggung jawab dalam menyiapkan sistem serta mekanisme penyimpanan barang-barang pribadi peserta ujian yang tidak boleh/dilarang dipergunakan selama di ruang karantina dan ruang ujian.

    11.13. Bertanggung jawab terhadap kesiapan dan berfungsinya prasarana listrik, termasuk pembangkit listrik alternatif (UPS/Genset), sesuai dengan kriteria/syarat minimal yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    11.14. Menerima Materi soal dan kelengkapan ujian dari Penyelia Pusat untuk dipasangkan pada komputer server.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 32

    11.15. Menyerahkan kembali Materi soal dan kelengkapan ujian kepada Penyelia Pusat dalam keadaan tersegel.

    11.16. Menjamin kelancaran pelaksanaan teknis ujian. 11.17. Menandatangani Berita Acara Ujian bersama-sama Penyelia Pusat

    12. Deskripsi Kerja Pengawas Lokal

    12.1. Bekerjasama dengan Penyelia Pusat dan Koordinator CBT dalam persiapan dan pelaksanaan ujian. 12.2. Berkoordinasi dengan Koordinator CBT dan operator TI lokal, serta tenaga kependidikan untuk

    melakukan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian 12.3. Memeriksa bungkusan materi ujian yang diterima dari Penyelia Pusat . 12.4. Membantu pembukaan bungkusan materi ujian. 12.5. Menentukan urutan workstation untuk masing-masing peserta berdasarkan ketentuan dari Penyelia

    Pusat . 12.6. Mendistribusikan amplop informasi Login kepada peserta 12.7. Mengawasi peserta ujian dalam mengisi daftar hadir untuk memasuki ruang karantina 12.8. Setelah ujian dimulai:

    12.8.1. Mengedarkan daftar hadir (presensi) peserta ujian sambil memeriksa kecocokan kartu identitas peserta (KTP, SIM, Pasport, Tanda Pengenal lain yang mengandung foto) dengan Kartu Peserta Ujian dan identitas yang ditampilkan pada layar workstation peserta.

    12.8.2. Meminta peserta untuk menandatangani daftar hadir dan kartu ujian yang tertempel pada workstation.

    12.8.3. Mengambil kembali Informasi Login untuk disimpan selama proses ujian berlangsung 12.9. Mencatat perjalanan waktu yang diperlukan sejak terjadi kegagalan kerja workstation sampai dengan

    proses re-setting login peserta selesai. 12.10. Mengawasi peserta ujian yang menjadi tanggung jawabnya, di ruang karantina dan ruang ujian.. 12.11. Pada pergantian gelombang, dengan berkoordinasi dengan Penyelia Pusat dan Koordinator CBT,

    mengamankan dan menertibkan perpindahan peserta ujian dari ruang karantina ke ruang ujian, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

    12.12. Pengawas lokal yang bertugas pada gelombang ke-1 WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pada pukul 7.00 WIB.

    12.13. Pengawas lokal yang bertugas pada gelombang ke-2 WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pukul 12.00 WIB.

    12.14. Pengawas lokal yang bertugas di ruang karantina WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pukul 10.00 WIB. Pengawas ini bertugas memastikan semua keperluan peserta di ruang karantina sudah tersedia.

    12.15. Melaporkan kepada Penyelia Pusat bila ditemukan perilaku peserta yang melanggar peraturan. Jika terbukti melanggar peraturan, menandatangani Berita Acara Ujian.

    12.16. Mendampingi peserta ujian yang ingin keluar dari ruang ujian dengan alasan yang dapat diterima selama ujian berlangsung.

    12.17. Mendampingi peserta ujian yang ingin keluar dari ruang karantina dengan alasan yang dapat diterima.

    12.18. Setelah ujian selesai: 12.18.1. Memeriksa tampilan Status ujian selesai pada setiap workstation peserta, untuk

    mengetahui jumlah soal yang telah dikerjakan (sebanyak 200 soal). Apabila ditemukan pada workstation peserta soal yang dikerjakan adalah kurang dari 200, maka dicatat dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian.

    12.18.2. Meminta peserta untuk meng-klik ikon SELESAI, setelah pengawas memastikan status ujian selesai tampil

    12.18.3. Meminta peserta untuk mengisi kuesioner ujian 12.18.4. Memeriksa tiap folder pada masing-masing workstation terhadap adanya upaya pencatatan

    soal secara elektronik. 12.19. Setelah selesai ujian, meyakinkan proses shut down dari tiap-tiap workstation. 12.20. Setelah selesai ujian, membantu Penyelia Pusat dan Koordinator CBT untuk menyegel materi ujian 12.21. Syarat Pengawas Lokal

    12.21.1. Staf pendidik atau dosen yang mendapat tugas dari institusi asal. 12.21.2. Bertanggung jawab, matang, dapat bekerjasama dalam tim, serta dapat dipercaya untuk

    pelaksanaan ujian. 12.21.3. Tidak memiliki hubungan keluarga dengan calon peserta ujian di tempat dia bertugas.

  • Pedoman Pelaksanaan UKMPPD - 2014 33

    12.21.4. WAJIB menghadiri briefing penjelasan dan arahan dari Penyelia Pusat pada satu hari sebelum ujian, sekalipun sudah berulang kali menjadi pengawas.

    12.21.5. Memahami dasar-dasar penggunaan komputer, khususnya berselancar ke intra-internet.

    13. Deskripsi Kerja Operator TI Lokal

    13.1. Bekerjasama dengan Penyelia Pusat , Koordinator CBT dan operator TI pusat dalam mempersiapkan workstation, komputer server, aplikasi dan topologi jaringan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.

    13.2. Mempersiapkan daftar inventarisasi dan spesifikasi worsktation, topologi jaringan, dan komputer server yang akan digunakan dalam pelaks