Lampiran Materi

20
Lampiran Materi Infeksi Parasit (Malaria) 1. PENDAHULUAN Malalria masih merupakan masalah bagi kesehatan global. Sekitar 300-500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria, 1,5-2,7 juta jiwa diantarana meninggal setiap tahun. Sebagian besar kematian akibat terinfeksi plasmodium falciparum. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan Plasmodium falciparum. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan parasit, ditransmisikan melalui nyamuk anopheles. Serangan penyakit malaria ditandai oleh demam, menggingil, banyak berkeringat, dan dapat berakhir kematian. Penyakit ini telah lama dikenal sejak berabad-abad yang lampau. Semula diduga berasal dari afrika, menyebar mengikuti perpindahan manusia ke Asia Tenggara, Amerika Latin melalui pelayanan lintas pasifik. Malaria maupun penyakit ang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari 4000 tahun ang lalu. Malaria dikenal secra luas di daerah Yunani pada abad ke-4 sebelum masehi dan dipercaa sebagai penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh alphonse Laceran tahun 1880. Untuk mewarnai paarasit, pada tahun 1883 marchiava menggunakan metilen birur sehingga

description

malaria

Transcript of Lampiran Materi

Page 1: Lampiran Materi

Lampiran Materi

Infeksi Parasit (Malaria)

1. PENDAHULUAN

Malalria masih merupakan masalah bagi kesehatan global. Sekitar 300-

500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria, 1,5-2,7 juta jiwa diantarana

meninggal setiap tahun. Sebagian besar kematian akibat terinfeksi

plasmodium falciparum. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan

Plasmodium falciparum. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan

parasit, ditransmisikan melalui nyamuk anopheles. Serangan penyakit malaria

ditandai oleh demam, menggingil, banyak berkeringat, dan dapat berakhir

kematian. Penyakit ini telah lama dikenal sejak berabad-abad yang lampau.

Semula diduga berasal dari afrika, menyebar mengikuti perpindahan manusia

ke Asia Tenggara, Amerika Latin melalui pelayanan lintas pasifik.

Malaria maupun penyakit ang menyerupai malaria telah diketahui ada

selama lebih dari 4000 tahun ang lalu. Malaria dikenal secra luas di daerah

Yunani pada abad ke-4 sebelum masehi dan dipercaa sebagai penyebab utama

berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun

1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh alphonse Laceran tahun

1880. Untuk mewarnai paarasit, pada tahun 1883 marchiava menggunakan

metilen birur sehingga morfologi parasit ini lebih mudah dipelajari. Siklus

hidup plasmodium di dalam nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada

tahun 1898 dan kemudian tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan

bahwa nyamuk adalah vektor penular malaria.

2. EPIDEMIOLOGI

Indonesia merupakan salah satu negaraa yang masih tergolong berisiko

malaria serta sering mengalami kejadian luar biasa(KLB). Ini bisa dilihat dari

jumlah penderita malaria pada dua tahun terakhir, pada tahun 2006 terdapat

sekitar dua juta kasus malaria klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,7 juta

kasus. Jumlah penderita positif malaria (hasil pemeriksaan mikroskop). Tahun

2006 sekitar 350 ribu kesakitan dan tahun 2007 sekitar 311 ribu kesakitan.

Daerah endermis malaria tinggi, sebagian besar berada di wilayah timur

Page 2: Lampiran Materi

indonesia, ang umumnya merupakan daerah terpencil dengan keadaan sosial

ekonomi ang rendah, lingkungan yang kurang baik serta transportasi dan

komunikasi ang relatif sulit; sedangkan di pulau jawa dan bali, malaria berada

pada kantong-kantong didaerah pantai dan pegunungan.

Pada pidato menteri kesehatan republik Indonesia pada peringatan hari

malaria sedunia ke-2 pada tanggal 25 april 2009 : sampai tahun 2007 80%

kabupaten/kota di indonesia masih endemis malaria. Jumlah kasus yang

dilaporkan lebih besar dari keadaan ang sebenarna karena lokasi yang endemis

malaria adalah desa-desa yang terpencil dengan sarana transportasi ang sulit

dan akses pelayanan kesehatan masih rendah. Menurut perhitungan para ahli

ekonomi kesehatan dengan jumlah kasus tersebut sudah dapat menimbulkan

kerugian sebesar 3,3 triliun rupiah.

Di indonesia samapi saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi.

Terutama di daerah indonesia bagian timur. Didaerah transmigrasi dimana

terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah ang endemis dan tidak

endemis malaria, didaerah endemis malaria masih sering terjadi letusan

kejadian luar biasa (KLB) malaria oleh karena kejadian luar biada ini

menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.

Akibat dari perpindahan penduduk dan arus transportasi ang cepat,

penderita malaria bisa dijumpai di daerah ang tidak ada penularan. Seperti di

Jakarta, walaupun tidak ada penularan malaria, tidak jarang ditemukan

penderita malaria dan bahkan sampai ada penderita ang meninggal karena

tidak pasti diagnosanya dan terlambat atau salah pengobatan.

3. DEFINISI

Penyakit Malaria adalah penyakit ang disebabkan oleh parasit dari genus

Plasmodiu yang termasuk golongan protooa melalui perantara tusukan

(gigitan) nyamuk dari spesies Anopheles. Indonesia merupakan salah satu

negara yang memiliki endemisitas tinggi.

Page 3: Lampiran Materi

4. ETIOLOGI

Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae,

dan order coccidiidae. Ada lima jenis parasit malaria yaitu :

a. Plasmodium Falciparum

Merupakan jenis ang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis

plasmodium lain ang menginfeksi manusia. Menyebabkan malaria

falciparum atau malaria tertiana ang maligna (ganas) atau dikenal dengan

nama lain sebagai malaria tropika ang menyebabkan demam setiap hari.

Masa inkubasi atau waktu antara gigitan nyamuk dan munculna gejala

klinis sekitar 7-14 hari.

b. Plasmodium Vivax

Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana

benigna (jinak). Masa inkubasi atau waktu antara gigitan nyamuk dan

munculnya gejala klinis sekitar 8-14 hari. Masa inkubasi ini dapat

memanjang antara 8-14 hari.

c. Plasmodium Ovale

Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumya banyak di Afrika dan

Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale. Masa inkubasi atau waktu

antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 8-14 hari.

d. Plasmodium Malariae

Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae. Masa

inkubasi atau waktu antara gigitan namuk dan munculnya gejala klinis

sekitar 7-30 hari.

e. Plasmodium Knowlesi

Merupakan parasit yang menyebabkan malaria pada primata (macaca

fascicularis) dan banyak ditemukan di asia tenggara, namun saat ini juga

banyak ditemukan pada manusia dan menyebabkan emerging desease

yang berarti bahwa plasmodium knowlesi bersifat zoonosis.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).

Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P.

Falciparum dengan P vivak atau P. Malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga

Page 4: Lampiran Materi

jenis parasit sekaligus meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran

biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularaannya.

5. DAUR HIDUP PLASMODIUM

Dalam daur hidupna plasmodium mempunyai 2 host yaitu verterbrata

dan nyamuk. Siklus aseksual di dalam host vertebrata dikenal sebagai

skizogoni, sedangkan siklus seksual yang membentuk sporozoit di dalam

nyamuk sebagai sporogoni. Sporzoit yang aktif dapat ditularkan ke dalam

tubuh manusia melalui ludah nyamuk, kemudian menempati jaringan

parenkim hati dan tubuh sebagai skizon (stadium ekso eritrositik). Sebagian

sporozoit tidak tumbuh dan tetap tidur (dormant) yang disebut hipnozoit.

Plasmodium falciparum hanya terjadi 1 kali stadium ekso eritrositik

sedangkan parasit lain mempunyai hipnozoit bertahun-tahun sehingga pada

suatu saat dapat aktif dan terjadilah relaps.

Sel hati ang berisi parasit akan pecah dan terjadilah merozoit. Merozoit

akan masuk ke dalam eritrosit (stadium eritrositik), tampak sebagai kromatin

kecil dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang mempunyai bentuk cincin,

disebut tropozoit. Tropozoit membentuk skizon muda dan setelah matang

membelah menjadi merozoit. Setelah proses pembelahan, eritrosit akan

hancur; merozoit, pigmen, dan sel sisa akan keluar dan berada di dalam

plasma. Parasit akan difagositosis oleh RES. Plasmodium yang dapat

menghindar akan masuk kembali kedalam eritrost lain untuk mengulangi

stadium skizogoni. Beberapa merozit tidak membentuk skizon tetapi memulai

dengan bagian gametogoni yaitu membentuk mikro dan makro gametosit

(stadium seksual). Siklus tersebut disebut masa tunas intrinsik.

Dalam tubuh nyamuk, parasit berkembang secara seksual (sporogoni).

Sporogoni memerlukan waktu 8-12 hari. Dalam lambung nyamuk, makro dan

mikrogame berkembang menjadi makro dan mikrogamet yang akan

membentuk zigot yang disebut ookinet, yang selanjutnya menembus dinding

lambung nyamuk membentuk ookista dan masuk ke dalam kelenjar liur

nyamuk. Siklus tersebut disebut masa tunas ekstrinsik.

Page 5: Lampiran Materi

6. TRANSMISI

Malaria dapat ditularkan melalui 2 cara yaitu cara alamiah dan bukan

alamiah.

1. Penularan secra alamiah (natural infection) melalui gigitan nyamuk

Anopheles.

2. Penularan bukan alamiah (artificially infection) dapat dibagi menurut cara

penularannya yaitu :

a. Malaria bawaan (congenital), disebabkan adanya kelainan pada sawar

plasenta sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu ke bayi yang

dikandungnya. Selain melalui plasenta, penularan dari ibu ke bayi

bisa melalui tali pusat.

b. Penularan secara mekanik terjadi melalui tranfusi darah atau jarum

suntik. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para

pecandu obat bius yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril.

Infeksi malaria melalui transfusi hanya menghasilkan siklus

eritrositik karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan siklus

hati sehingga dapat diobati dengan mudah.

c. Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada ayam (plasmodium

galinasium), burung dara (plasmodium relection), dan monyet

(plasmodium knowlesi).

Pada umumnya sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia

lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Tetapi

perkembangan terbaru melaporkan bahwa plasmodium knowlesi yang lazim

menginfeksi primata (macaca facicularis) juga terdapat pada manusia dengan

prevalensi yang tinggi di asia tenggara, khususnya di pulau kalimantan.

7. PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Selama skizogoni, sirkulasi perifer menerima pigmen malaria dan

produk semaping parasit, seperti membran dan isi-isi eritrosit. Pigmen malaria

tidak beracun, tetapi menyebabkan tubuh mengeluarkan produk-produk asing

dan respon fagosit yang intensif. Makrofag dalam RES dan dalam sirkulasi

menangkap pigmen dan menyebabkan warna agak kelabu pada sebagian besar

Page 6: Lampiran Materi

jaringan dan organ tubuh. Pirogen dan racun lain yang masuk ke sirkulasi saat

skizogoni, diduga bertanggung jawab mengaktifkan kinin vasoaktif dan

kaskade pembekuan darah.

Patogenesis malaria lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan

permeabilitas pembuluh darah daripada koahulasi intravaskuler. Oleh karena

skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit, maka akan terjadi anemia.

Beratnya anemia yang tidak sebanding dengan parasitema menunjukkan

adanya kelainan eritrosit yang mengandung parasit

Pada percobaan binatang dibuktikan adanya gangguan transportasi

natrium sehingga keluar dari eritrosit yang mengandung parasit dan tanpa

parasit malaria. Diduga terdapat toksin malaria yang menyebabkan gangguan

parasit.

Faktor lain yang menyebabkan anemia mungkin karena terbentuknya

antibody terhadap eritrosit. Suatu bentuk khusus anemia hemolitik pada

malaria adalah black water fever, adalah satu bentuk malaria berat yang

disebabkan oleh plasmodium falciparum yang ditandai dengan adanya

hemolisis intravaskuler berat, hemoglobinuria, kegagalan ginjal mendadak

sebgai akibat nekrosis tubuluus, disertai angka kematian yang tinggi.

Pada infeksi malaria limpa akan membesar, mengalami pembendungan

dan pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpah dijumpai banyak parasit

dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi

maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hiperplasi dari

reticulum disertai peningkatan makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa di

daerah tropis atau penyakit pembesaran limpa pada malaria kronis biasanya

dijumpai bersama dengan peningkatan kadar IgM. Peningkatan antibod

terhadap malaria ini mungkin menimbulkan respon imunologis yang tidak

lazim pada malaria kronis.

Pada malaria juga terjadi pembesaran hepar, sel kupfe – seperti sel

dalam RES – terlibat dalam respon fagositosis. Sebagai akibatnya hati

menjadi berwarna kecoklatan agak kelabu atau kehitaman. Pada malaria

kronis terjadi infiltrasi difus oleh sel mononukleus pada periportal yang

meningkat sejalan dengan berulangnya serangan malaria. Hepatomegali

Page 7: Lampiran Materi

dengan infiltrasi sel mononukleus merupakan bagian dari sindrom

pembersaran hati di daerah tropis. Nekrosis sentrilobus terjadi pada syok.

Organ lain ang sering diserang oleh malaria adalah otak dan ginjal. Pada

malaria serebral, otak berwarna kelabu akibat pigmen malaria, sering disertai

oedema dan hiperemesis. Perdarahan berbentuk petekie tersebar di substansi

putih otak dan dapat menyebar sampai ke sumsum tulang belakang. Pada

pemeriksaan mikroskopik, sebagian besar dari pembuluh darah kecil dan

menengah dapat terisi eritrosit yang telah mengandung parasit dan dapat

dijumpai bekuan fibrin, dan terdapat reaksi seluler pada ruang perivaskuler

yang luar. Terserangnya pembuluh darah oleh malaria tidak saja terbatas pada

otak tetapi juga dapat dijumpai pada jantung atau salurang cerna atau di

tempat lain dari tubuh yang berakibat pada munculnya berbagai manifestasi

klinis

Pada ginjal selain terjadi pewarnaan oleh pigmen malaria, juga dijumpai

salah satu atau dua proses patologis yaitu nekrosis tubulus akut dan/atau

membranoproliverative glomerolunephritis. Nekrosis tubulus akut dapat

terjadi bersama dengan hemolisis masif dan hemoglobinuria pada black water

fever tetapi dapat juga terjadi tanpa hemolisis, akibat berkurangnya aliran

darah karena hipovolemi dan hiperviskositas darah. Plasmodium falciparum

menyebabkan nefritis sedangkan plasmodium malariae menyebabkan

glomerulonefritis kronik dan sindrom nefrotik.

8. MANIFESTASI KLINIS

Secara klinis, gejala penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan

demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana

penderita bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain

sebagai berikut :

Badan terasa lemat, berkeringat, dan pucat karena kekurangan darah

Nafsu makan menurun

Mual kadang diikuti muntah

Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan p.

Falciparum

Page 8: Lampiran Materi

Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas disertai pembesaran limpa

Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang

menonjol adalah diare dan anemia serta adanya riwayat kunjungan ke/atau

berasal dari daerah endemic malaria

Malaria menunjukkan gejala-gejala khas, yaitu :

• Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium : stadium dingin, stadium

panas, dan stadium berkeringat.

• Splenomegali (pembengkakan limpa)

• Anemia yang disertai malaise

Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari

tiga tingkatan, yaitu :

1. Stadium Dingin

Stadium ini dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin.

Nadi penderita cepat, tetapi lemah. Bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan

(sianotik). Kulitnya kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada

penderita anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung selama

15 menit - 1 jam.

2. Stadium Demam

Setelah menggigil, pada stadium ini penderita mengalami serangan

demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering da dirasakan

sangat panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering

disertai dengan rasa mual dan muntah-muntah. Nadi penderita menjadi

kuat kembali. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan bisa

meningkat sampai 40 ºC. Stadium ini berlangsung selama 2 – 4 jam.

Demam disebabkan oleh pecahnya skizon darah yang telah matang dan

masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.

3. Stadium Berkeringat

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai

membasahi tempat tidur. Namun suhu badan pada fase ini turun dengan

cepat, kadang-kadang sampai di bawah normal. Biasanya penderita tertidur

Page 9: Lampiran Materi

nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tetapi tanpa gejala lain.

Stadium ini berlangsung selama 2 – 4 jam.

Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap

penderita, tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala

klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh

plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan

parasit (bentuk tropozoit dan skizon) untuk berkumpul pada pembuluh darah

oragan tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan

tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut, gejala berupa

koma/pingsan, kejang-kejang samapi tidak berfungsinya ginjal. Kematian

paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang- kadang gejalanya

mirimp kolera atau disentri. Black water fever yang merupakan gejala berat

adalah munculnya hemoglobin pada urine yang menyebabkan warna urine

menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah

ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu,

black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P.

Falciparum yang berulang-ulang dan infeksi yang cukup berat.

Secara klasik demam terjadi setiap dua hari untuk parasit tertiana (p.

Falciparum, p. Vivax, dan p. Ovale) dan setiap tiga hari untuk parasit quartan

(p. Malariae).CDC (2004) mengemukakan bahwa karakteristik parasit malaria

dapat mempengaruhi adanya malaria dan dampaknya terhadap populasi

manusia. P. Falciparum lebih menonjol di Afrika bagian selatan sahara dengan

jumlah penderita yang lebih banyak, demikian juga yang meningga

dibandingkan dengan daerah-daerah tempat parasit yang lain lebih menonjol.

P. Vivax dan P. Ovale memiliki tingkatan hypnozoite yang dapat tetap doman

dalam sel hati untuk jangka waktu tertentu (bulan atau tahun) sebelum

direaktivasi dan menginvasi darah. P. Falciparum dan P. Vivax kemungkinan

mampu mengembangkan ketahanannya terhadap obat antimalaria.

9. DIAGNOSIS

Diagnosis suspect malaria dapat diambil berdasarkan data riwayat

berpergian ke atau berasal dari daerah endemik, gejala yang muncul, dan

pemeriksaan fisik. Bagaimanapun diagnosis definitive dapat ditegakkan

Page 10: Lampiran Materi

berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya parasit

malaria atau komponen-komponennya.

a. Diagnosis Mikroskopis

Parasit malaria dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan dibawah

mikroskop dengan menggunakan tetesan darah penderita yang dicat

dengan pewarnaan giemsa sehingga dapat memberikan penampakan yang

khas jika darah penderita mengandung parasit malaria. Tetapi hal ini

tergantung pada kualitas reagen yang digunakan, keadaan mikroskop, dan

kemampuan laborat.

Sampai saat ini teknik ini masih merupakan gold standart untuk tes

konfirmasi malaria. Pada pemeriksaan apusan darah tepi malaria

falsiparum akan terlihat parasit stadium tropozoit muda (bentuk cincin)

tapa atau dengan stadium gametosit yang berbentuk pisang.

b. Deteksi antigen

Berbagai macam kit yang tersedia untuk mendeteksi antigen yang

berasal dari parasit malaria. RDT (Rapid Diagnosis Test) yang tersedia

memberikan hasil hnay dalam waktu 2-15 menit dan pemeriksaan dengan

metode ini merupakan. Alternative pemeriksaan ketika pemeriksaan

secara mikroskops tidak tersedia. Pada juni 2007, the U.S Food and Drug

Administration (FDA) menerima RDT untuk digunakan di Amerika

Serikat khususnya dirumah sakit dan laboratorium komersial.

Pemeriksaan dengan RDT harus di ikuti dengan konfirmasi pada tes

mikroskopik dan jika positif maka tes mikroskopis dimaksudkan juga

untuk menghitung secara kuantitas proporsi dari sel darah merah yang

terinfeksi.

c. Diagnosis Molekuler

Asam nukleat dapat dideteksi dengan menggunakan PCT

(Polymerase Chain Reaction). Meskipun pemeriksaan dengan

menggunakan teknik ini lebih sensitif daripada pemeriksaan tes

mikroskopis maupun RDT. Tetapi hasilnya membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk menentukan diagnosis malaria. PCR sangat berguna

untuk mengidentifikasi jenis spesies pada parasit malaria yang diperiksa

Page 11: Lampiran Materi

dan alangkah bijaknya jika pemeriksaan ini dilakukan setelah tes

mikroskopis atau RDT.

10. PENATALAKSANAAN

Malaria ringan tanpa komplikasi dapat dilakukan pengobatan secara

rawat jalan atau rawat inap dengan pemberian obat sebagai berikut:

a. Klorokuin basa diberikan total 25 mg/kg/bb selama 3 hari. Pada malaria

tropika ditambahkan primakuin 0,75 mg/kg/bb, 1 hari. Pada malaria

tertiana ditambahkan primakuin 0,25 mg/kg/bb/hari, selama 14 hari.

b. Kina sulfat 30 mg/kg/bb/hari selama 7 hari

c. Fansidar atau suldox dengan dasar pirimetamin 1-1,5 mg/kg/bb

Saat ini di indonesia telah terjadi multiresistensi obat standar yang

cukup tinggi di 25% propinsi. Komisi ahli malaria (komli) dengan

rekomendasi who untuk secara global menggunakan artemisinin yang

dikombinasikan dengan obat lain, yang biasa dikenal sebagai artemisinin

based combination therapy (ACT)ACT yang tidak tetap saat ini misalnya :

a) Artesunat + Meflokuin

b) Artesunat + Amodiakuin

c) Artesunat + Klorokuin

d) Artesunat + Sulfadoksin + Primetamin

e) Artesunat + Pironidorin

f) Artesunat + Klorguanil – Dapson

g) Dehidroartemisinin + Piperakuin + Trimetroprim

h) Artecom + Primakuin

i) Dehidroartemisinin + Naphtrokuin

Dari kombinasi tersebut yang tersedia di indonesia saat ini adalah

“artesunat + amodiakuin” dengan nama dagang artesdiaquine atau artesumoon

11. PENCEGAHAN

a. Tindakan terhadap manusia

Memberikan Edukasi

Proteksi Pribadi

Page 12: Lampiran Materi

Modifikasi Perilaku

b. Kemoprifilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp.)

Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif

mengurangi paparan dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan

sepenuhnya risiko terkena infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu

kemoprofilaksis untuk mengurangi resiko jatuh sakit jika telah digigit

nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat antimalaria yang saat ini

digunakan sebagai kemoprifilaksis adalah Klorokuin, Meflokuin (Belum

Tersedia Di Indonesia), Doksisiklin, Primakuin, Dan Sebagainya. Dosis

kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin

pada orang dewasa adalah 100 gram biasa.

c. Tindakan terhadap vektor

Pengendalian secara mekanis dan biologis

Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga

dimusnakan.

Pengendalian secara kimiawi

Dengan menggunakan foging dan pemberian abate.

Page 13: Lampiran Materi

Daftar Pustaka

Ns HENDRA KURNIAWAN S.Kep, M.Ked, 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit

Tropis ,edisi 2. Jember.