Lampiran Juknis Lebah Madu (1)

29
1 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Barat mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup memadai untuk mendukung dikembangkannya berbagai macam aktifitas usaha. Luas hutan yang ada di Jawa Barat adalah … ha yang terdiri dari Hutan Negara … ha dan Hutan Milik/Hutan Rakyat mencapai .. ha, Selaian dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dari kawasan hutan tersebut dapat dimanfaatkan juga berbagai macam aneka usaha kehutanan antara lain berupa jasa lingkungan, pemanfaatan sumber daya air, sumber daya mineral, sumberdaya nabati dan hewani. Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, baik kenaekaragaman pemanfaatannya maupun rendahnya pemanfaatan ruang dan lahan yang ada, hal ini terjadi selain disebabkan oleh keterbatasan keterampilan, informasi potensi dan pasar, serta masih kurangnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kegiatan usahanya. Lebah madu madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk dikembangkan dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan. Produk yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau obat-obatan, dan permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin tinggi. Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan pemanfaatan produk yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee polen), lilin, perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga

description

petunjuk budidaya lebah madu

Transcript of Lampiran Juknis Lebah Madu (1)

  • 1 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Provinsi Jawa Barat mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber

    daya manusia yang cukup memadai untuk mendukung dikembangkannya

    berbagai macam aktifitas usaha. Luas hutan yang ada di Jawa Barat adalah

    ha yang terdiri dari Hutan Negara ha dan Hutan Milik/Hutan Rakyat mencapai

    .. ha, Selaian dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dari kawasan hutan

    tersebut dapat dimanfaatkan juga berbagai macam aneka usaha kehutanan

    antara lain berupa jasa lingkungan, pemanfaatan sumber daya air, sumber daya

    mineral, sumberdaya nabati dan hewani.

    Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum

    dimanfaatkan secara optimal, baik kenaekaragaman pemanfaatannya maupun

    rendahnya pemanfaatan ruang dan lahan yang ada, hal ini terjadi selain

    disebabkan oleh keterbatasan keterampilan, informasi potensi dan pasar, serta

    masih kurangnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kegiatan

    usahanya.

    Lebah madu madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang

    potensial untuk dikembangkan dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan

    karena sumber pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang

    menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal

    dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan. Produk

    yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai

    ekonomi yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan

    berkembangnya teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan

    oleh lebah madu semakin meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau

    obat-obatan, dan permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah

    madu semakin tinggi.

    Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan

    pemanfaatan produk yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly,

    tepung sari (bee polen), lilin, perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga

  • 2 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat tidak langsung yaitu yang

    berkaitan dengan pelestarian sumber daya hutan, peningkatan produktifitas

    tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan antara tanaman dan

    lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu

    proses penyerbukan bunga tanaman.

    Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Provininsi Jawa Barat yang

    bertugas menangani berbagai kegiatan di bidang kehutanan perlu memfasilitasi

    kegiatan pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam hal peningkatan

    pengetahuan, penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya

    sehingga diharapkan kegiatan budidaya lebah madu ini semakin berkembang

    baik kualitas mapun kuantitasnya, yang pada akhirnya diharapkan kesejahteraan

    para petani disekitar hutan semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan

    hasil hutan semakin berkurang.

    B. Maksud dan Tujuan

    Maksud dibuatnya Petunjuk Teknis Budiaya Lebah Madu ini adalah

    untuk memberikan pedoman bagi semua pihak dalam pelaksanaan budidaya

    lebah madu, sedangkan tujuannya adalah agar lebih berkembangnya kegiatan

    budidaya lebah madu baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga diharapkan

    kesejakteraan masyarakat semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan

    hasil hutan semakin berkurang.

    C. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup penyusunan Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu ini

    meliputi pengenalan lebah madu dan produk yang dihasilkannya, persyaratan

    lahan budidaya, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan

    pemasarannya, dan analisa usaha budidaya lebah madu.

  • 3 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    BAB. II

    MENGENAL LEBAH MADU

    A. Sejarah Perkembangan Lebah Madu

    Hasil penelitian para arkeologi menunjukan bahwa lebah madu

    sudah ada sejak jaman tertier atau kira-kira 56 juta tahun yang lalu, dalam

    mitologi hindu digambarkan bahwa Dewa Wisnu yang merupakan lambang

    kehidupan dan perdamaian digambarkan dengan lebah madu jantan

    digambarkan sedang beristrirahat di atas bunga teratai. Kegiatan budidaya

    lebah madu sudah dikenal oleh bangsa mesir kuno sejak 3000 tahun

    sebelum masehi walaupun masih bersifat tradisional dan hanya berkembang

    disekitar Sungai Nil.

    Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal

    sejak pelopori oleh Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841,

    namun perkembangannya sangat jauh tertinggal apabila dibandingkan

    dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia, Jerman, Mexico,

    India, Jepang dan China.

    B. Anatomi dan Jenis Lebah Madu

    Lebah madu termasuk kedalam kerajaan Animalia, Filum Arthropoda,

    Kelas Insekta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Genus Apis dan species

    Apis cerana, Apis melifera, Apis dorsata dan Apis florae. Secara umum tubuh

    lebah madu dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, terdiri dari :

    1. Kepala (caput) dan peralatannya

    a. Antena berfungsi sebagai radar

    b. Mata

    c. Mulut

    2. Dada (thorax) dan peralatannya

    a. Sayap, berjumlah 2 pasang

    b. Kaki, berjumlah 3 pasang

    3. Perut (abdomen)

    a. Kantong madu/nectar

    b. Kantong racun/bisa

  • 4 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    C. Jenis Lebah Madu

    Dari kegiatan budidayanya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi :

    1. Species yang telah dibudidayakan

    a. Apis cerana

    Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di

    wilayah asia antara lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan

    Indonesia, Lebah madu jenis Apis cerana dapat dibudidayakan secara

    tradisional dalam glodok maupun secara modern yang dibudidayakan di

    dalam kotak (stup) yang dapat dipindah-pindahkan. Apabila sumber

    pakan dan air mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1

    tahun dengan produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun. Lebah

    madu jenis Apis cerana kurang potensial untuk dikembangkan karena

    selain produksi madunya kecil dibanding lebah madu Apis mellifera juga

    lebah madu ini relative masih ganas.

    b. Apis mellifera

    Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia,

    tetapi lebah madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk

    dikembangkan di Indonesia. Lebah madu jenis Apis mellifera memiliki

    ukuan tubuh lebih besar apabila dibandingkan dengan Apis cerana,

    memiliki temperamen yang tidak ganas dan sangat mudah untuk

    dibudidayakan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu

    jenis ini dapat memproduksi madu 35-40 kg per tahun per koloni.

    2. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan

    Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah Apis dorsata

    dan Apis florea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena

    masih bersifat liar, bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa

    merekayasa tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah

    madu ini tidak betah menetap pada sarangnya.

    a. Apis Dorsata

    Apis dorsata hanya berkembang di Asia antara lain di Negara India,

    Philipina, Cina dan Indonesia, lebah madu jenis ini dikenal dengan nama

    lebah madu alam atau lebah madu hutan. Di Indonesia jenis lebah madu

    ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, Sulawesi Irian Jaya,

    Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sarang Apis dorsata

  • 5 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    dibangun secara tunggal dengan satu sisiran sarang, sarang tersebut di

    gantung pada cabang pohon dan tebing batuan, produksi madu yang

    dihasilkan oleh jenis ini dapat mencapai 15-25 Kg per tahun per koloni.

    b. Apis Florea

    Lebah madu jenis Apis florea tersebar di Negara Oman, Iran, India

    dan Indonesia. Dibeberapa tempat lebah madu jenis ini dapat hidup

    bersama-sama dengan lebah madu jenis Apis cerana, Apis mellifera dan

    Apis dorsata. Lebah madu jenis Apis florea dapat memproduksi madu

    dalam satu tahun mencapai 1-3 kg per koloni.

    D. Koloni dan Pembagian Tugas

    Dalam hidupnya lebah madu mempunyai sifat gotong royong dan saling

    ketergantungan antara satu strata dengan strata yang lainnya, dalam satu

    koloni lebah madu terbagi kedalam tiga strata yaitu strata ratu lebah, lebah

    pekerja dan lebah pejantan. Setiap strata mempunyai tugas pokok dan fungsi

    yang berbeda, tugas pokok dan fungsi masing-masing strata tersebut adalah

    sebagai berikut :

    1. Strata Ratu Lebah

    Ratu lebah mempunyai ukuran panjang lebih besar apabila

    dibandingkan dengan lebah pekerja dan lebah pejantan, dalam satu koloni

    lebah madu hanya mempunyai 1 ekor Ratu Lebah. Ratu lebah ini

    mempunyai tugas untuk bertelur, kemampuan bertelur ratu lebah mencapai

    1000 2000 butir per hari, umumnya ratu lebah dapat hidup antara 3 sampai

    dengan 5 tahun.

    2. Strata Lebah Pekerja

    Strata lebah pekerja merupakan strata yang jumlahnya paling banyak

    dalam satu koloni yaitu sekitar 20.000 90.000 ekor, untuk mempertahankan

    hidupnya lebah pekerja mempunyai senjata berupa sengat berduri yang

    menyerupai bentuk kail yang dilengkapi dengan kantong racun, Lebah

    pekerja bisa berumur mencapai 35-42 hari tetapi apabila sengat berduri

    tersebut digunakan maka lebah pekerja tersebut akan langsung mati walau

    pun belum mencapai umur 35-42 hari.

  • 6 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Lebah Pekerja mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

    a. Mengumpulkan makanan untuk koloninya berupa nectar, tepungsari dan

    air yang berasal dari berbagai macam tanaman yang menghasilkan

    bunga;

    b. Merawat Ratu, lebah jantan dan larva;

    c. Membangun sel sarang

    d. Menjaga sarang dari musuh-musuhnya

    e. Membersihkan sarang, menyimpan madu dalam sel dan memperbaiki sel

    sarang yang rusak

    3. Strata Lebah Jantan

    Strata lebah jantan merupakan strata kedua terbesar dalam koloni

    lebah madu, jumlah lebah jantan dalam satu koloni rata-rata mencapai 100-

    250 ekor. Tugas utama lebah jantan adalah mengawini ratu lebah, tetapi

    yang berhak mengawini ratu lebah adalah lebah jantan yang paling kuat dan

    sehat, perkawinan ini dilakukan dialam terbuka dan setelah melakukan

    perkawinan lebah jantan ini akan mati, umur lebah jantan bisam mencapai

    usia 75-90 hari.

    E. Produk yang dihasilkan

    1. Madu

    Pada umumnya masyarakat mengenal produk yang dihasilkan dari

    lebah adalah madu, madu adalah cairan manis yang berasal dari nectar

    tanaman yang diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan tersimpan

    dalam sel-sel sarang lebah. Madu mengandung berbagai macam komponen

    yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, komposisi nutrisi yang

    terkandung dalam madu dapat dilihat pada table di bawah ini :

  • 7 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Table 1. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu

    No. Komposisi Jumlah (%) Keterangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Air

    Fruktosa

    Glukosa

    Maltosa

    Karbohidrat

    Sukrosa

    Enzim, Mineral dan Vitamin

    Energi (kalori/100 grm

    17,0

    38,5

    31,0

    7,2

    4,2

    1,5

    0,5

    29,4

    2. Serbuk Sari (Bee Polen)

    Serbuk Sari (Bee Polen) adalah serbuk sari bunga yang diambil

    oleh lebah pekerja, disimpan pada kaki lebah (pollen basket) yang

    digunakan lebah sebagai sumber protein. Bee polen sering kali disebut

    sebagai intisari kehidupan karena kandungan nutrisinya sangat bermanfaat

    bagi kesehatan tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel

    tubuh yang rusak.

    Bee polen mengandung 10 jenis asam amino; protein esensial;

    asam lemak esensial; 10 jenis mineral, Vitamin (A,B,C,D,E); hormon

    pertumbuhan, hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang berfungsi

    melakukan stabilitasi metabolism sel dan untuk regenerasi /rehabilitasi sel.

    3. Royal Jelly

    Royal Jelly adalah cairan berupa jeli/cream/milk yang disekresikan

    oleh lebah pekerja muda dari bahan baku pollen yang dipergunakan oleh

    lebah sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu lebah dan larva lebah

    pekerja.Royal Jelly bermanfaat untuk memelihara dan menjaga kebugaran

    serta meningkatkan vitalitas tubuh. Adapun komposisi nutrisi yang

    terkandung dalam royal jelly dapat dilihat pada table di bawah ini.

  • 8 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Tabel 2. Komposisi Nutrisi yang terkandung dalam Royal Jelly

    No. Komposisi Jumlah Keterangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Kadar Air

    Protein Kasar

    Gula Total

    a. Fruktosa b. Glukosa c. Sukrosa d. Lain-lain

    Asam Lemak Total

    Abu :

    a. Mineral K b. Mineral Mg c. Mineral Na d. Mineral Ca e. Mineral Zn f. Mineral Fe g. Mineral Cu h. Mineral Mu

    Bahan yang belum teridentifikasi

    67,0 %

    12,5 %

    11,0 %

    6,2 %

    4,2 %

    0,3 %

    5,0 %

    1 %

    5,500 mg/gr 700 mg/gr 600 mg/gr 300 mg/gr

    80 mg/gr 30 mg/gr 25 mg/gr 7 mg/gr

    3,5 %

    4. Lem (Propolis)

    Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan lebah

    pekerja dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. pada sarang

    lebah propolis digunakan untuk menutup celah-celah, mendempul retakan-

    retakan, memperkecil dan menutup lubang.

    Susunan kimia yang terkandung dalam propolis sangat komplek

    antara lain mengandung zat aromatic, pewangi dan mineral. Dikarenakan

    propolis mengandung zat antibiotic maka dalam ilmu farmasi propolis

    banyak dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan untuk luka dan tambal

    gigi.

  • 9 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    5. Lilin Lebah (Malam, Beeswax)

    Lilin lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar lilin (wasxgrands)

    yang terdapat pada bagian bawah perut lebah pekerja. Lilin lebah banyak

    dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lilin, industry kosmetik,

    industry farmasi serta sebagai bahan baku untuk pembuatan batik.

    6. Racun Lebah (Bee Vonem)

    Racun lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar racun dalam bentuk

    cairan bening yang berbau menyengat, rasanya pahit dan pedas, aroma

    sfesifik dan cepat kering yang terdapat pada lebah pekerja. Kandungan

    senyawa kimia yang terdapat pada Racun lebah antara lain : Triftopan,

    kolin, gliserin, asam fospat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin,

    apromin, petida, enzim, hystamin dan mellitin.

    Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan racun lebah

    banyak digunakan untuk pengobatan yang dilakukan melalui sengatan

    lebah, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah

    antara lain : penyakit neuritis, reumatik otot, asthma bronchial, penyakit

    pembuluh darah kapiler dan impotensi.

    F. Pakan Lebah Madu

    Hampir semua tumbuhan berbunga dapat dijadikan sebagai pakan

    lebah baik tanaman kehutanan, tanaman pertanian dan tanaman perkebunan.

    Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan adalah tumbuhan

    berbunga yang mengandung :

    1. Nektar

    Nektar adalah suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar

    necterifier tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang

    bervariasi sesuai dengan jenis dan tempat tumbuh tanaman tersebut.

    Komponen utama dari nectar tersebut adalah sukrosa, fruktosa dan

    glukosa, tetapi juga nectar ini mengandung zat gula lainnya walaupun

    jumlahnya sangat sedikit antara lain maltose, melibiosa, ratinosa turunan

    karbohidrat lainnya, asam organisk, resin garam dan mineral. Nectar

    dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber karbohidrat/energy, sumber air,

    sumber vitamin dan mineral.

  • 10 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    2. Pollen (Tepung Sari).

    Polen diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna sebagai sel

    kelamin jantan tumbuhan, polen dimakan oleh lebah madu sebagai sumber

    protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Satu koloni lebah memerlukan

    pollen sekitar 50 kg per tahun, dari jumlah tersebut separauhnya

    dipergunakan sebagai sumber pakan bagi larva. Pollen dibutuhkan oleh

    lebah sebagai sumber protein untuk menjaga kesehatan lebah dan

    pertumbuhan anakan lebah.

    3. Ekstrafloral

    Ekstrafloral adalah cairan manis yang secara alami keluar dari pucuk daun

    muda atau tangkai batang daun tanaman pakan lebah. Cairan tersebut

    merupakan suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar

    nectarizer tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi bervariasi

    sesuai dengan jenis tanaman dan tempat tumbuhnya. Komponen utama

    yang terkandung dalam nectar adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa

    Apabila sumber pakan yang berasal dari tumbuhan berkurang (kondisi

    ini terjadi apabila musim kemarau), sebagai pakan lebah dapat diberikan

    stimulan berupa cairan manis yang terbuat dari campuran gula dan air dengan

    perbandingan 1 : 1, selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pollen dapat

    diganti dengan menggunakan dedak halus, tepung kacang ijo, dan aren.

  • 11 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    BAB III

    TEKNIK BUDIDAYA LEBAH MADU

    A. Persiapan

    1. Lokasi Budidaya

    Kesesuaian lokasi budidaya merupakan salah satu penentu

    keberhasilan budidaya lebah madu, hal-hal yang perlu diperhatian dalam

    penentuan lokasi kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai

    berikut :

    a. Ketersediaan pakan, produksi madu yang dihasilkan oleh lebah

    dipengaruhi oleh :

    1) Jenis dan jumlah pakan, semakin tinggi potensi pakan maka semakin

    tinggi pula produksi madu yang dihasilkan;

    2) Jarak antara stup lebah dengan sumber pakan, dalam mencari pakan

    lebah mempunyai daya jelajah maksimal 6 km, jarak yang paling ideal

    antara stup madu dan sumber pakan maksimal 2 km, semakin jauh

    jarak antara stup lebah dengan sumber pakan maka semakin sedikit

    pula produksi madu yang dihasilkan.

    3) Kesesuaian jumlah pakan dengan jumlah koloni lebah, produksi madu

    tidak akan meningkat meskipun jumlah koloni lebah bertambah

    apabila tidak dibarengi dengan penambahan sumber pakan.

    Jenis tumbuhan sumber pakan yang ideal untuk budidaya lebah madu

    adalah tumbuhan yang menghasilkan pollen dan nektar yang

    berkualitas/bernilai gizi tinggi dan disukai oleh lebah; serta tumbuhan yang

    menghasilkan pollen dan nektar secara terus menerus.

    b. Ketersediaan air, selain sumber pakan yang dibutuhkan oleh lebah madu

    adalah air, sebaiknya penentuan lokasi budidaya lebah madu sebaiknya

    ditempatkan pada lokasi yang mempunyai ketersediaan iar sepanjang

    tahun.

    c. Suhu dan Tofografi, suhu yang ideal untuk budidaya lebah madu adalah

    diatas 20C, dengan ketinggian antara 200 1500 m di atas permukaan

    laut.

  • 12 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    d. Predator, pada lokasi budidaya terbebas dari predator yang merusak

    koloni dan madu yang dihasilkan seperti ngengat lilin, tungau/acarina dan

    semut.

    2. Peralatan

    Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu

    dapat diklasifikasikan menjadi :

    a. Peralatan Utama

    Peralatan utama dalam budidaya lebah madu adalah tempat hidup

    berkembang biak koloni, tempat dan berkembang biak koloni ini dapat

    berupa Stup atau Glodok, tetapi yang dianjurkan dalam kegiatan usaha

    budidaya lebah madu adalah stup, karena memiliki banyak kentungan

    antara lain :

    Keadaan koloni lebah dapat diperiksa tanpa merusak sarangnya.

    Pemanenan dapat dilakukan secara selektif, sehingga tidak merusak

    sarang yang berisi anakan.

    Kotak/Stup koloni lebah terdiri dari :

    1) Tutup Atas, berfungsi untuk melindungi kotak lebah dari sinar matahari

    dan hujan, terbuat dari kayu yang dilapisi seng.

    2) Tutu Pengaman (Kasa), berfungsi sebagai penyangga antara tutup luar

    dan kotak lebah serta untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam

    kotak lebah, terbuat dari triplek yang bagian tengahnya dipasang ram.

    3) Kotak Super, berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu pada

    sisiran, sehingga memudahkan dalam pemanenan.

    4) Sekat Ratu, terbuat dari kayu dan triplek serta kawat atau jari-jari

    sepeda yang disusun seperti kerai, berbentuk segi empat dengan kayu

    dan triplek sebagai bingkainya, jarak antar kawat sekitar 3-4 mm,

    sehingga hanya bisa dilalui oleh lebah pekerja..

    5) Bingkai Stimulasi, terbuta dari kayu dan triplek berupa bejana persegi

    empat sebagai penyimpanan stimulasi pakan lebah, dalam pengesian

    stimulant hendaknya tidak diisi penuh, selain stimulant pada bingkai

    stimulant dimasukan juga ranting-ranting kecil sebagai tempat

    bertenggernya lebah, selain sebagai tempat stimulant bingkai ini juga

  • 13 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    berfungsi sebagai penyekat yang dapat meningkatkan temperatur

    dalam kotak lebah.

    6) Kotak Lebah/Eram, berfungsi sebagai tempat hidup dan berkembang

    biak lebah.

    Secara umum bentuk dan ukuran stup koloni lebah dapat dilihat pada tabel

    dan gambar dibawah ini :

    Gambar 1. Kotak/Stup Koloni Lebah

  • 14 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Table 3. Perbandingan ukuran kotak eram Apis cerana dan Apis melifera

    No Uraian

    Ukuran (cm) Bahan

    Apis Ceranam Apis Mellifera

    1. Tutup Luar 42 x 38 50,5x50,5 Papan dan seng

    2. Tutup Pengaman Kasa

    35,2 x30,5 25 x20

    50,5x45,5 25x20

    Triplek, kasa

    3. Badan Kotak 31,2x30,5 36x30,5

    46,5x36,5 52,5x40,5

    Papan 2 cm

    4. Alas Pelipit

    2 x 1 36x1 (2 bh) 30,5 x1 (1 bh)

    52,5x40,5 Papan 2cm & 1cm

    5. Pintu Lihat gambar Kayu+triplek

    6. Sketsa Badan Kotak Lihat gambar Lihat gambar

    b. Peralatan Pelengkap

    Peralatan pelengkap sangat diperlukan untuk mempermudah kegiatan

    budidaya lebah madu, sehingga dalam pelaksanaannya dapat efektif dan

    efisien, peralatan pelengkap terdiri dari :

    1) Fondasi sarang (comb foundation), berguna untuk mempercepat

    pembangunan sarang.

    2) Sekat Ratu (queen excluder), berguna untuk menahan gerak lebah

    ratu agar tidak naik ke kotak super.

    3) Kurungan Ratu (queen cell), digunakan untuk membuat calon ratu dan

    mengamankan ratu lebah supaya tidak kabur pada waktu pemindahan

    koloni.

    4) Bingkai stimulasi (feeder prame), berguna sebagai wadah pakan

    tambahan bagi lebah madu.

    5) Penyangga Stup, berfungsi untuk menghindari serangan rayap, ular

    atau binatang lainnya, tinggi penyangga stup dari permukaan tanah

    berkisar antara 50-100 cm, agar lebih kuat dan awet penyangga stup

    ini dapat dibuat menggunakan besi.

    c. Perlengkapan Petugas

    Perlengkapan yang dibutuhkan oleh petugas dalam pelaksanaan budidaya

    lebah madu adalah sebagai berikut :

  • 15 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    1) Pengasap (smoker), digunakan untuk menjinakan lebah pada waktu

    pemeliharaan atau pemanenen.

    2) Penutup muka (masker), berfungsi untuk melindungi muka dari

    sengatan lebah.

    3) Pengungkit (Hive Tool), membantu mengangkat sisiran yang melekat

    pada kotak lebah.

    4) Pakaian lapangan, warna pakain lapangan di anjurkan berwarna putih

    untuk menghindari serangan lebah.

    5) Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan

    lebah.

    6) Sikat Lebah (bee brush), membantu untuk menghalau lebah dari

    sisiran.

    Bentuk perlengkapan petugas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    3. Sumber Daya Manusia

    Lebah madu merupakan mahluk hidup yang berasal dari alam tergolong

    kedalam satwa liar sehingga mempunyai karakteristik yang khas, kegiatan

    budidaya lebah madu harus didukung oleh sumber daya manusia yang

    mempunyai keahlian baik dalam teknik budidaya, teknik produksi serta

    teknik penanganan pasca panen. Sebagian besar kegagalan budidaya

    lebah madu disebabkan karena factor manusia.

    B. Pemindahan Lebah Madu

    Koloni lebah madu yang dibudidayakan dapat bersumber dari alam atau

    dari koloni hasil budidaya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan

    koloni lebah kedalam stup adalah :

    1. Persiapan peralatan kerja seperti baju lapangan, masker, sarung tangan

    dan smoker agar terhindar dari sengatan lebah.

    2. Pemindahan koloni sebaiknya dilakukan pada malam hari atau sebelum

    matahari terbit, karena kalau siang hari lebah akan semakin agresif/mudah

    menyerang.

    3. Untuk mengusir lebah pekerja yang melindungi ratu lebah, maka koloni

    lebah diberi asap dengan mempergunakan smoker.

    4. Cari ratu lebah, ambil dan masukan kedalam pengamanan ratu lebah lalu

    tempatkan kedalam stup.

  • 16 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    5. Pilihlah sisiran sarang yang didalamnya terdapat telur, larva, pupa,

    tepungsari bunga dan sedikit madu,

    6. Sisiran sarang tersebut disayat dan dilekatkan pada bingkai sisiran dengan

    diikat menggunakan tali rapia, kemudikan masukan kedalam stup yang

    didalamnya terdapat ratu lebah.

    7. Masukan semua koloni lebah kedalam stup, tutup pintunya dan taruhlah

    pada tempat yang sudah dipersiapkan.

    8. Apabila koloni lebah sudah tenang makan pintu pada kotak ratu lebah dapat

    dibuka.

    9. Stup lebah dapat di pindahkan ke tempat lain apabila sarang lebah sudah

    melekat pada sisiran sarang dan tali rapia terlepas sendiri digihit oleh lebah

    pekerja.

    10. Sebaiknya stup lebah madu ditempatkan mengarah pada matahari terbit.

    C. Pemeliharaan

    Tindakan yang perlu diambil dalam kegiatan pemeliharaan stup dan

    koloni lebah adalah :

    1. Pemeriksaan bagian dalam dan luar stup lebah, pemeriksaan kondisi koloni

    diperlukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan koloni, sehingga

    dengan mengetahui kondisi koloni dapat diketahui pula tindakan-tindakan

    yang perlu diambil agar koloni dapat berkembang dengan baik. Hal-hal yang

    perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian dalam koloni lebah adalah :

    a. kondisi lebah baik lebah pekerja, ratu lebah maupun lebah pejantan;

    b. kondisi anakan lebah (telur, larva dan pupa);

    c. serta kondisi sisiran sarang.

    Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian luar

    adalah :

    a. Kegiatan lebah pekerja dalam mencari pakan hal ini diperlukan untuk

    mengetahui ketersediaan sumber pakan apakah ketersediaannya masih

    memadai atau tidak;

    b. Kesibukan lebah berdasarkan intensitas suara;

    c. Kegiatan lebah perampok

    d. Kondisi bangkai di luar kotak;

  • 17 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    e. serta kondisi lilin lebah dan kotoran yang berada di bagian bawah dan

    bagian atas kotak lebah, apabila terdapat kotoran maka kotoran tersebut

    harus segera dibersihkan.

    Agar kondisi lebah dan tindakan penanganan segera diketahui disarankan

    pemeriksaan ini dilakukan secara rutin setiap 2 minggu sekali.

    2. Penambahan sisiran baru,penambahan sisiran baru perlu dilakukan apabila

    bingkai yang teredia sudah penuh, sebaiknya penambahan sisiran dilakukan

    pada bagian tengah bingkai terpasang tetapi apabila kondisi koloni lebah

    sedang lemah sebaiknya penambahan bingkai dilakukan pada bagian tepi

    bingkai terpasang. Setelah 3 hari, posisi bingkai yang baru di pasang harus

    dibalikan agar pembuatan sarangnya merata.

    3. Penggabungan Koloni, dilakukan untuk mempertahankan kondisi koloni

    yang lemah, hal ini sering terjadi jika kondisi cuaca sedang tidak baik

    terutama pada saat intensitas hujan cukup tinggi.

    4. Pemecahan Koloni, bertujuan untuk memperbanyak jumlah koloni dengan

    bertambahnya koloni maka produksi produk yang dihasilkan oleh lebah

    akan semakin meningkat. Pemecahan koloni ini perlu dilakukan seiring

    dengan terbentuknya ratu lebah baru, karena apabila sudah terbentuk ratu

    lebah baru maka ratu lebah yang lama akan memisahkan diri dengan diikuti

    sebagian dari anggota koloni.

    Selain hal tersebut di atas, kondisi yang perlu diperhatikan dalam

    kegiatan pemeliharaan lebah adalah :

    1. Masa Paceklik, yaitu kondisi dimana tanaman sumber pakan sedang tidak

    berbunga (tidak tersedianya pakan lebah secara alami), untuk itu perlu

    penanganan melalui penambahan sumber pakan buatan/stimulant.

    2. Perampokan, keadaan dimana terjadinya pengambilan madu oleh anggota

    koloni lebah lain yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pakan.

    3. Tersesat, keadaan dimana lebah tidak menemukan koloninya, hal ini

    biasanya terjadi ketika ada angin kencang atau hujan secara tiba-tiba.

    4. Hijrah (absconding), yaitu kondisi dimana semua anggota lebah

    meninggalkan sarangnya, hal ini biasa terjadi disebabkan oleh penggunaan

    insektisida yang intensif disekitar lokasi budidaya; tidak mencukupinya

    sumber pakan; gangguan hama penyakit dan perubahan kondisi

    lingkungan.

  • 18 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    D. Penangkaran Ratu

    Penangkaran ratu perlu dilakukan untuk mempercepat terbentuknya

    ratu baru, karena dengan terbentuknya ratu baru maka akan terbentuk pula

    koloni lebah yang baru, dengan demikian diharapkan produksi produk yang

    dihasilkan oleh lebah akan meningkat. Penangkaran lebah baru hendaknya

    berasal dari bibit lebah yang memiliki keuanggulan antara lain koloni lebah yang

    sehat dan kuat, ratu lebah produktif, produksi madu tinggi, tidak mudah diserang

    hama dan penyakit, serta tidak terlalu agresif/jinak. Sebaiknya budidaya ratu

    lebah dilakukan saat musim bunga/ketersediaan pakan dan pejantan cukup

    memadai.

    Penangkaran ratu lebah dilakukan antara laian dengan cara :

    1. Cara Alami

    Dilakukan dengan cara memecah koloni menjadi dua bagian, sebagai koloni

    yang ada ratunya dipisahkan ketempat lain dengan jarak 400 m dari tempat

    koloni awal, lalu ambil sel calon ratu lebah kemudian ditempatkan di bagian

    bawah sisiran sarang anakan yang tidak ada ratunya untuk diperkenalkan

    pada koloni lebah yang telah dipersiapkan.

    2. Cara Buatan Metode Sederhana

    Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode

    sederhana dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    a. Pilih koloni lebah yang kuat dan sehat

    b. Ambil sisiran yang belum ada telurnya

    c. Kerat sisiran tersebut sehingga membentuk beberapa segitiga yang

    menghadap kebagian atas.

    d. Kemudian letakan sisiran tersebut di koloni bagian tengah

    e. Biarkan beberapa hari sampai pada keratan tersebut akan sel-sel calon

    ratu lebah.

    f. Pilih sel ratu yang baik dan biarkan, sehingga siap untuk dipindahkan ke

    calon koloni baru.

    3. Cara Buatan Metoda Mangkokan Ratu

    Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode

    mangkokan ratu dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    a. Pilih koloni yang kaut dan baik.

  • 19 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    b. Siapkan mangkokan ratu sebanyak 10-20 buah dengan

    mempergunakan bahan yang berasal dari lilin lebah, dengan diameter +

    6 mm, lalu mangkokan lilin lebah tersebut di tempatkan pada sisiran.

    c. Untuk memperkenalkan calon ratu lebah sisiran lebah yang sudah

    dipasang mangkokan ratu dimasukan kedalam koloni lebah selama 1

    hari.

    d. Setelah itu mangkokan ratu tersebut dikeluarkan untuk dimasukan telur

    atau larva yang berumur 1-3 hari dengan mempergunakan kuas, setelah

    itu mangkokan ratu dimasukan kembali kedalam koloni.

    e. Biarkan calon ratu lebah dirawat di dalam koloni selama 5-10 hari.

    f. 1-2 hari sebelum ratu lebah dimasukan, terlebih dahulu harus disiapkan

    koloni yang mempunyai pejantan cukup banyak serta didalamnya

    terdapat madu, pollen dan anakan dengan jumlah minimal 3 sisir,

    g. Calon ratu lebah dicangkokan kedalam koloni yang telah dipersiapkan 1-

    2 hari sebelum ratu lebah menetas (periode mulai dari mulai bertelur

    sampai dengan menetas memerlukan waktu selama 16 hari).

    h. Empat hari setelah menetas, lebah ratu tersebut harus diperiksa untuk

    memastikan apakah lebah tersebut sudah meletakan telut atau belum,

    apabila belum ratu lebah harus dimatikan untuk diganti dengan ratu

    lebah yang baru.

    E. Hama dan Penyakit.

    Jenis hama yang sering menyerang koloni lebah antara lain :

    1. Ngengat Lilin, bentuknya seperti kupu-kupa biasa menyerang pada malam

    hari dengan meletakan telur pada stup, kemudian setelah menetas ulatnya

    akan menyerang lilin sarang lebah sehingga sisiran sarang menjadi rusak.

    2. Tungau (akarina), menyerang dengan menghisap cairan tubuh lebah mulai

    dari larva sampai tingkat dewasa, sehingga mengakibatkan pertumbuhan

    lebah tidak sempurna bahkan mati.

    3. Semut, menyerang koloni dengan memakan anakan, pollen atau madu.

    4. Tabuhan Vespa, sejenis kumbang menyerang dengan memakan lebah.

    Jenis penyakit yang sering menyerang koloni lebah madu diantaranya :

    1. Busuk Larva, disebabkan oleh kekurangan pangan, cuaca yang buruk, dan

    terserangnya bakteri, untuk menanggulangi serangan busuk larva perlu

  • 20 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    diambil langkah-langkah sebagai berikut : kuatkan koloni; berikan stimulasi

    pollen; berikan stimulasi gula yang dicampur terramycin serta

    memusnahkan sisiran yang sudah diserang.

    2. Keracunan, terjadi diakibatkan karena penggunaan insektisida disekitar

    lokasi apiary, biasanya ditandai dengan matinya lebah disekitar pintu atau

    dibawah kotak. Untuk menanggulangi serangan keacunan ini perlu diambil

    langkah-langkah sebagai berikut : melakukan koordinasi dengan pertani

    yang menggunakan insektisida disekitar lokasi apiary; apabila disekitar

    lokasi ada penggunaan insektisida pintu lebah harus ditutup selama 2-3

    hari, tetapi sebelumnya pada koloni lebah terlebih dahulu disiapkan

    stimulant gula.

    3. Mencret,sebagai gejala awal dapat diketahui dari adanya kotoran cair yang

    sudah membeku berwarna putih kekuningan, serangan ini disebabkan oleh

    cuaca buruk; berkurangnya sumber pollen; koloni lebah terlalu banyak

    diberikan stimulasi gula. Cara-cara penanggulangannya antar lain berikan

    stimulasi pollen; kurangi pemberian stimulasi gula dan stimulasi gula

    konsentratnya dipertinggi.

  • 21 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    BAB IV.

    PENGELOLAAN PASCA PANEN

    A. Koloni Lebah Siap Panen

    Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya bahwa produk yang

    dihasilkan oleh lebah madu diantaranya madu sebagai produk utama, serbuk

    sar (bee pollen), Royal Jelly, lem (propolis), lilin lebah dan racun lebah (bee

    vonem). Secara umum ciri-ciri koloni lebah madu yang siap dilakukan

    pemanenan adalah sebagai berikut :

    1. Pada kaki lebah pekerja terdapat cairan madu yang berwarna kuning.

    2. Ukuran lebah lebih besar dibandingkan dengan ukuran biasanya.

    3. Tumbuhan yang ada disekitar stup lebah bunganya sedang mekar.

    4. Kotak koloni lebah lebih berat apabila dibandingkan dengan waktu

    penempatan awal.

    B. Peralatan Pemanenen

    Peralatan yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pemanenan madu

    diantaranya :

    1. Pisau pengupas madu

    2. Kain kasa

    3. Pencepit Kayu

    4. Saringan Madu

    5. Ekstraktor

    6. Ember

    7. Botol kemasan

    C. Tata Cara Pemanenan

    1. Pemanenan madu dari Kotak Eram, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

    pemanenan madu dari kotak eram adalah sebagai berikut :

    a. Madu yang berasal dari kotak eram dapat dipanen apabila sisiran yang

    berisi madu telah tertutup oleh lili.

    b. Apabila sisiran belum menggunakan pondasi sarang, maka terlebih

    dahulu dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu.

  • 22 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    c. Pisau yang digunakan untuk mengupas sisiran madu terlebih dahulu

    harus direndam dalam air panas.

    d. Sisiran yang berisi anakan harus dimasukan kembalikan kedalam

    sarang

    e. Pengambilan madu yang berasal dari sisiran yang belum menggunakan

    pondasi dilakukan dengan diperas menggunakan kain kasa dan

    penjepit kayu, sedangkan apabila sudah menggunakan pondasi sarang

    pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor madu.

    f. Sisa lilin yang berasal dari hasil pemanenan madu jangan dibuang

    sembarangan karena dapat dimanfaatkan kembali.

    g. Sisiran yang mengandung madu jangan dipanen semuanya, sebaiknya

    di sisakan satu buah sisiran.

    h. Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah

    dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat

    dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau.

    2. Pemanenan madu dari Kotak Super, system pensuperan adalah suatu cara

    budidaya lebah madu agar madu yang dihasilkan dari sisiran terbebas dari

    anakan, dilakukan dengan cara menyusun stup menjadi dua tingkatan atau

    lebih. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan madu yang

    berasal dari kotak pensuperan adalah sebagai berikut :

    a. Agar volume madu dalam sisiran merata maka harus dilakukan

    pemindahan posisi antara sisiran madu bagian atas dan sisiran madu

    bagian bawah.

    b. Antara kotak bagian atas dan bagian bawah harus harus dipisah

    dengan sekat.

    c. Pemanenan dapat dilakukan apabila sisiran sudah dipenuhi oleh madu.

    d. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor atau

    apabila menghendaki madu dalam bentuk sisiran, maka sisiran tersebut

    dapat dipotong langsung dengan ukuran 10 x 10 cm.

    e. Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah

    dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat

    dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau.

  • 23 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    D. Kualitas Madu

    Kualitas madu yang dihasilkan oleh koloni lebah dipangaruhi oleh

    sumber pakan, teknik budidaya dan teknik pengelolaan pasca panen, oleh

    sebab itu maka pada hakekatnya teknik pengelolaan pasca panen

    dilaksanakan agar produk madu yang dihasilkan dapat menghasilkan madu

    yang berkualitas tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah telah

    menetapkan standar mutu madu melalui SNI 01-3545-1994. Adapun

    kandungan komposisi madu yang disyaratkan dalam Standar Mutu

    Indonesia SNI 01-3545-1994 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 4. Kandungan madu sesuai SNI 01-3545-1994

    No. Uraian Jumlah yang

    dipersyaratkan

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

    10.

    Kadar Air Madu Kadar Abu Keasaman Padatan tak larut dalam air HMF (Hidroxymethil Furfural) Aktifitas enzim diastase Gula pereduksi Sukrosa Cemaran logam - Pb - Cu Cemaran arsen

    Max 22 % Mak 0,5% Max 40 ml/kg Max 0,5 % Max 40 mg/kg Min 3 DN Min 60% Mak 10% 1 mg/kg 5 mg/kg 0,5 mg/kg

  • 24 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    BAB V

    ANALISA USAHA

    A. Biaya

    Modal yang diperlukan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu

    dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :

    1. Modal Investasi

    Modal Investasi adalah modal tetap yang diperlukan untuk mendukung

    pelaksanaan kegiatan yang habis dalam periode waktu tertentu, sehingga

    dalam analisa usaha yang diperhitungkan hanyalah tingkat penyusutannya

    saja. Dalam usaha budidaya lebah madu yang termasuk kedalam modal

    investasi antara lain :

    a. Stup Lebah

    b. Standar Stup yang terbuat dari besi

    c. Koloni lebah/Bibit lebah

    d. Alat pembuat mangkokan ratu, terdiri dari : lilin, cetakan mangkokan,

    panci, bingkai dan alat pemanas/kompor

    e. Alat pembuat kurungan ratu (queen cage) terdiri dari : paralon, benang,

    pistol plastik dan lem.

    f. Sikat Lebah

    g. Pisau pengupas sel madu

    h. Smoker

    i. Ekstraktor

    j. Ember

    k. Koloni lebah

    l. Jliken

    m. Kain kasa

    n. Saringan madu

    o. Penjepit kayu

    p. Perlengkapan petugas (masker, pakaian lapangan, topi pengaman)

    2. Modal Kerja

    Modal kerja adalah biaya variable yang dibutuhkan dalam periode tertentu

    dan sifatnya habis dalam periode tersebut.

    a. Makanan stimulasi

  • 25 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    b. Transportasi (biaya sewa angkutan, bongkar dan muat)

    c. Biaya hidup selama penggembalaan

    Adapun rincian biaya, perhitungan produksi dan keuntungan kegiatan

    usaha budidaya lebah madu dapat dilihat di bawah ini :

    Asumsi-asumsi :

    1. Waktu analisa usaha : 1 tahun

    2. Jenis lebah : Apis mellifera

    3. Kekuatan peralatan produksi : 3 tahun

    4. Rata-rata produksi madu : 20 kg/stup/tahun

    5. Rata-rata produksi lilin : 20 % dari produksi madu

    6. Rata-rata produksi bee pollen : 2 kg/stup/tahun

    7. Harga jual madu : Rp. 40.000,- per kg

    8. Harga jual bee pollen : Rp. 100.000,- per kg

    9. Harga jual lilin : Rp. 40.000,- per kg

    10. Pendapatan yang berasal dari

    Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidak diperhitungkan

    11. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun

    12. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali

    13. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun

    1) Biaya Tetap, terdiri dari :

    a) Koloni Lebah, 100 unit x @ Rp. 750.000,- = Rp. 75.000.000,-

    b) Kotak Lebah, 100 Unit x @ Rp. 150.000,- = Rp. 15.000.000,-

    c) Dudukan stup (terbuat dari besi)

    100 bh x @ Rp. 75.000,- = Rp. 7.500.000,-

    d) Alat pengaman ratu (Paralon, benang, pistol plastic

    dan lem), 4 pkt x 150.000,- = Rp. 600.000,-

    e) Alat pembuat mangkokan ratu (lilin,cetakan mangkokan,

    Alat pemanas, bingkai lebah), 2 pkt x Rp.500.000,- = Rp. 1.000.000,-

    f) Alat pemanenan (smoker, pisau, sikat lebah

    Pengungkit) 2 pkt x @ Rp. 225.000,- = Rp. 450.000,-

  • 26 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    g) Alat pasca panen

    Ekstraktor 2 [email protected],- = Rp. 3.000.000,-

    Jliken, 20 bhx@Rp. 50.000,- = Rp. 1.000.000,-

    Ember, 5 bh x @Rp.40.000,- = Rp. 200.000,-

    Saringan Madu, 5bh x @ Rp.15.000,- = Rp. 75.000,

    h) Perlengkapan petugas (masker,topi pengaman

    Baju lapangan) 2 unitx Rp. 210.000,- = Rp. 420.000,-

    ----------------------------------------------------------------------------------------------

    Jumlah 1 = Rp. 104.245.000,-

    2) Biaya Operasional

    a) Biaya opersional penggembalaan

    90H x Rp.50.000,- = Rp. 4.500.000,-

    b) Biaya Transportasi (sewa kendaraan,

    Upah bongkar muat) 2 paket x Rp.1.500.000,- = Rp. 3.000.000,-

    c) Sewa lahan, 1 paket x Rp. 500.000,- = Rp. 500.000,-

    -------------------------------------------------------------------------------------------------

    Jumlah 2 = Rp. 9.000.000,-

    3) Penyusutan biaya tetap/investasi 30% dari

    Biaya Investasi = Rp. 31.273.500,-

    ----------------------------------------------------------------------------------------------------

    Total Jumlah 1 + 2 = Rp. 113.245.000,-

    Total jumlah 2 + 3 = Rp. 40.273.500,-

    B. Perhitungan Produksi dan Keuntungan

    Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh

    lebah madu antara lain madu, bee pollen dan lilin dalam kurun waktu satu

    tahun. Adapun rincian pendapatan yang dihasilkan dari budidaya lebah madu

    adalah sebagai berikut :

    1) Hasil penjualan madu, 200 kg x Rp. 40.000,- = Rp. 80.000.000,-

    2) Hasil penjualan lilin, 500 Kg x Rp. 40.000,- = Rp. 20.000.000,-

    3) Hasil penjualan bee pollen, 200 KgxRp.100.000,- = Rp. 20.000.000,-

  • 27 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    -----------------------------------

    Jumlah = Rp. 120..000.000,-

    Keuntungan kotor diperoleh dari selisih penjualan hasil

    produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

    (satu tahun), sedangkan keuntungan bersih diperoleh dari selisih penjualan

    hasil produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses

    produksi (satu tahun) dikurangi dengan beban bunga pinjaman dari total

    biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya lebah madu tersebut.

    Adapun rincian keuntungan budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

    Keuntungan Kotor = Pendapatan Biaya

    = Rp. 120.000.000,- - Rp. 40.273.500,-

    = Rp. 79.726.500,-

    Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor Besarnya Bunga Pinjaman

    = Rp. 79.726.500 (16% x Rp. 79.726.500,-)

    = Rp. 79.726.500,- - Rp. 18.119.200,-

    = Rp. 61.607.300,-

    C. Analisa Kelayakan

    Analisa kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

    kelayakan pada usaha budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan

    dapat diketahui dengan mengetahui tingkat break event point (BEP), benefit

    cost ratio (BC ratio) dan return of investment (ROI).

    1) Break event point (BEP).

    BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga

    produk rata-rata dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat

    menutup semua biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan

    keuntungan/titik inpas. BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan

    nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu (madu, lilin dan bee

    pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :

    Total Biaya Produksi BEP volume produksi rata-rata = -------------------------------------------- Rata-rata harga jual hasil produksi Harga rata-rata :

  • 28 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Madu = Rp. 40.000,- x 74% = Rp. 29.600,-

    Lilin = Rp. 40.000,- x 19 % = Rp. 7.600,-

    Bee pollen = Rp. 100.000,- x 7 % = Rp. 7.000,- ----------------------- Jadi harga rata-rata per kg adalah = Rp. 44.200,-

    Rp. 40.273.500,-

    BEP, Volume produksi rata-rata = ---------------------- Rp. 44.200,- = 911 kg/tahun

    Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas

    apabila total produksi madu, bee pollen dan lilin dalam satu tahun

    mencapai produksi rata-rata 911 kg per tahun, yang terdiri dari produksi

    madu 674 kg, produksi lilin 173 kg dan produksi bee pollen 64 kg.

    Total Biaya Produksi BEP harga produksi rata-rata = ------------------------------------ Jumlah produksi rata-rata Harga rata-rata :

    Madu = 2.000 kg,- x 74% = 1.480 kg

    Lilin = 500 kg,- x 19 % = 95 kg

    Bee pollen = 200 kg,- x 7 % = 14 kg ------------------ Jadi volume produksi rata-rata per tahun adalah = 1.589 kg

    Rp. 40.273.500,-

    BEP, Harga produksi rata-rata = ---------------------- 1589 kg = Rp. 25.345,- per kg

    Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas

    apabila harga rata-rata madu, bee pollen dan lilin mencapai Rp. 25.345

    per kg.

    2) Benefit cost ratio (B/C ratio)

    B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan

    modal dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada

    kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

    Keuntungan B/C = --------------------------- Biaya Produksi

  • 29 Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

    Rp. 61.607.300,-

    = ----------------------------- Rp. 40.273.500 = 1,99

    diketahui angka B/C ratio adalah 1,53 artinya biaya yang dikeluarkan

    dalam kegiatan budidaya lebah madu sebesar Rp. 1.000,- akan

    menghasilkan keuntungan mencapai Rp. 1.530,-

    3) Return of investment (ROI)

    Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian

    modal yang dipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu,

    adapun ROI kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

    Pendapatan ROI = -------------------- x 100 % Biaya Produksi Rp. 120.000.000,-

    = ---------------------- x 100 % Rp. 40.273.500 = 298 %

    Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan ROI tersebut di atas

    dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian modal dalam Kegiatan usaha

    budidaya lebah madu ini akan menghasilkan pendapatan mencapai 298 %

    dari total biaya yang dikeluarkan.