ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

72
ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU (Apis mellifera) (STUDI KASUS : DESA SILO BARU, KECAMATAN SILAU LAUT, KABUPATEN ASAHAN, PROVINSI SUMATERA UTARA) SKRIPSI Oleh : IRPANDI PANJAITAN NPM : 1204300064 Program Studi : AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA M E D A N 2017

Transcript of ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Page 1: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU (Apis mellifera)

(STUDI KASUS : DESA SILO BARU, KECAMATAN SILAU LAUT, KABUPATEN ASAHAN, PROVINSI SUMATERA UTARA)

SKRIPSI

Oleh :

IRPANDI PANJAITAN NPM : 1204300064

Program Studi : AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

M E D A N 2017

Page 2: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU (Apis mellifera)

(STUDI KASUS : DESA SILO BARU, KECAMATAN SILAU LAUT, KABUPATEN ASAHAN, PROVINSI SUMATERA UTARA)

SKRIPSI

Oleh :

IRPANDI PANJAITAN NPM : 1204300064

Program Studi : AGRIBISNIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi S1 pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Komisi Pembimbing :

Sasmita Siregar, S.P., M.Si Mailina Harahap, S.P., M.Si Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing

Disahkan Oleh : Dekan

Ir. Alridiwirsah, M.M

Tanggal lulus : 26 April 2017

Page 3: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

PERNYATAAN

Dengan ini saya:

Nama : Irpandi Panjaitan

NPM : 1204300064

Judul Skripsi : “ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU (Apis mellifera) (STUDI KASUS : DESA SILO BARU, KECAMATAN SILAU LAUT, KABUPATEN ASAHAN, PROVINSI SUMATERA UTARA)”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini berdasarkan hasil

penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah

laporan maupun kegiatan programing yang tercantum sebagai bagian dari skripsi

ini.jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ditemukan adanya penjiplakan, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh. Dengan demikian

pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun

Medan, 26 April 2017

IRPANDI PANJAITAN

Page 4: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

RINGKASAN

IRPANDI PANJAITAN (1204300064) Dengan Judul Penelitian Analisis

Usaha Dan Pemasaran Lebah Madu (Apis Mellifera) (Studi Kasus : Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara) Penelitian ini di Bimbing oleh Ibu Sasmita Siregar, S.P., M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Mailina Harahap, S.P., M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk menganalisis kelayakan usaha ternak Lebah Madu (Apis mellifera) di daerah penelitian.Untuk menganalisis sistem pemasaran usaha ternak Lebah Madu (Apis mellifera) di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.Untuk menganalisis share margin dan tingkat efisiensi pemasaran produk Lebah Madu (Apis mellifera) di daerah penelitian.metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), dan metode penentuan pengambilan sampel secara teknik sampling jenuh, untuk Metode analisis data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang pertama adalah analisis deskriptif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Analisis kelayakan dengan menggunakan metode R/C Ratio diperoleh nilai sebesar 2,76. Nilai R/C yang bernilai > 1 menyatakan bahwa kegiatan usaha ternak lebah madu di daerah penelitian layak untuk dijalankan.

Untuk analisis kelayakan dengan metode B/C Ratio diperoleh nilai sebesar

1,76. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0 sehingga dapat dikatakan kegiatan usaha ternak lebah madu yang dilakukan peternak memiliki manfaat yang sangat baik dalam peningkatan pendapatan peternak dalam mencukupi kebutuhan keluarga.Sistem pemasaran produk madu di Desa Silo Baru yang menggunakan jasa lemabaga pemasaran berupa pedagang pengecer. hal ini memberikan kesempatan bahwa jika semakin pendek rantai pemasaran produk yang dipakai peternak dalam memasarkan produknya maka semakin besar kemungkinan peningkatan pendapatan yang diterima oleh peternak lebah madu di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut. Dari hasil analisis perbandingan harga jual peternak dengan harga beli yang diterima konsumen akhir, diperoleh nilai Share Margin sebesar 80% dan nilai efisiensi pemasaran diperoleh 13,28%, artinya penggunaan lembaga pemasaran yang terjadi termasuk dalam kategori efisien, karena rantai pemasaran yang ada masih antara peternak, pedagang pengecer, dan konsumen akhir.

Page 5: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

RIWAYAT HIDUP

Irpandi Panjaitan lahir di Silo Bonto pada tanggal 23 November 1993. Anak ke

dua dari tiga bersaudara, Putra dari Ayahanda Effendi Panjaitan dan Ibunda

Murni.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1998 Masuk Sekolah Dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah Islam (MPI)

Silo Bonto

2. Pada Tahun 2014 Masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) DI

Madrasah Tsanawiyah Pendidikan Islam (MPI) Silo Bonto

3. Pada Tahun 2007 Masuk Sekolah Menengah Atas ( SMA) Di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Tebing Tinggi.

4. Pada tahun 2012 diterima menjadi Mahasiswa Di Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Program Studi Agribisnis.

5. Pada Bulan Januari – Februari tahun 2015 Melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan ( PKL) Di PT.Nusantara III Persero Kebun Sei Dadap.

6. Pada Bulan Februari tahun 2017 melaksanakan Penelitian Skripsi dengan

Judul Skripsi” Analisis Usaha Dan Pemasaran Lebah Madu (Apis

Mellifera) (Studi Kasus : Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut,

Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara).

Page 6: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan in penulis mengucapkan kepada:

1. Kedua Orang Tua Saya Efendi Panjaitan dan Murni yang penuh kesabaran

memberikan arahan dan dorongan baik moril maupun materil serta doanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Ibu Sasmita Siregar S.P, M.Si Selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu

Mailina Harahap, S,P, M.Si Sebagai Anggota Komisi Pembimbing dalam

Skripsi ini yang telah memberikan arahan kepada penulis agar penelitian

ini terlaksana dengan baik.

3. Bapak Muhammad Thamrin S.P, M.Si Selaku Kepala Program Studi

Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Alridiwirsah, M.M Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara

5. Seluruh Dosen dan Pegawai Biro Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Seluruh teman-teman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara terutama Agribisnis 2 yang sedang berjuang

menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh sahabat-sahabat terdekat yang memotivasi saya untuk

memnyelesaikan tugas akhir ini.

Page 7: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta

tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini

merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk

menyelesaikan Program Studi Strata (S1) Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi penulis pada penelitian ini adalah ““ANALISIS

USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera” (Studi kasus :

Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera

Utara).

Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

dalam penyempurnaan usulan penelitian ini ke arah yang lebih baik. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Demikan kata pengantar dari

penulis, sekiranya banyak kekurangan di dalam skripsi ini, penulis memohon

maaf.

Medan,12 Februari 2017

Penulis

Page 8: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vi

PENDAHULUAN .............................................................................. 1

Latar Belakang ....................................................................... 1

Perumusan Masalah ............................................................... 4

Tujuan Penelitian ................................................................... 5

Kegunaan Penelitian .............................................................. 5

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

Landasan Teori ...................................................................... 6

Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha Ternak ... 12

Analisis Kelayakan usaha ....................................................... 14

Analisis Pemasaran ................................................................. 16 Saluran Pemasaran .................................................................. 17 Biaya dan Margin Pemasaran .................................................. 18 Tingkat Efisiensi Pemasaran ................................................... 20 Penelitian Terdahulu ............................................................... 23 Kerangka Pemikiran ............................................................... 25

METODE PENELITIAN .................................................................. 28 Metode Penelitian .................................................................. 28 Metode Penentuan Lokasi Penelitian ...................................... 28 Metode Penarikan Sampel ...................................................... 28 Metode Pengumpulan Data .................................................... 29 Metode Analisis Data ............................................................. 29 Definisi dan Batasan Operasional ........................................... 34

DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 36

Letak Geografis dan Luas Daerah .......................................... 36

Keadaan Penduduk ................................................................. 36

Page 9: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

iii

Sarana dan Prasarana.............................................................. 39

Karakteristik Umum Responden ............................................. 40

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 42

Analisis Kelayakan Usaha Ternak Lebah Madu ..................... 42

Sistem Pemasaran Madu Di Desa Silo Baru .......................... 46

Share Margin Dan Efisiensi Pemasaran Madu ...................... 47

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 50

Kesimpulan ............................................................................ 50

Saran ...................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 52

Page 10: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran..................................................... 27

2. Saluran Pemasaran I Produk Madu Di Desa Silo Baru ............. 46

Page 11: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

v

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa Di Desa Silo Baru ................................................................................. 37

2. Distribusi Penduduk Menurut Usia Di Desa Silo Baru ................................................................................. 37

3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pecaharian Di Desa Silo Baru ................................................................................. 38

4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Silo Baru ................................................................................. 38

5. Sarana dan Prasarana di Desa Silo Baru ................................... 39

6. Karakteristik Peternak Lebah Madu Di Desa Silo Baru ............ 40

7. Karakteristik Pedagang Pengecer Madu di Desa Silo Baru ...... 41

8. Rata-Rata Biaya Produksi Ternak Lebah Madu Apis mellifera Di Desa Silo Baru .................................................................... 42

9. Biaya Saluran Pemasaran Madu Di Desa Silo Baru ................. 47

Page 12: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik Pengusaha Ternak Lebah Madu .......................... 54

2. Biaya Variabel per Musim ....................................................... 54

3. Jumlah Peralatan ..................................................................... 55

4. Biaya Peralatan Berdasarkan Jumlah ....................................... 56

5. Biaya Penyusutan Alat ............................................................ 57

6. Total Biaya Penyusutan Alat per Musim .................................. 60

7. Biaya Pembelian Lebah ........................................................... 61

8. Total Biaya Tetap per Musim .................................................. 61

9. Total Biaya Produksi per Musim ............................................. 62

10. Total Pendapatan per Musim ................................................... 62

11. Karakteristik Pedagang Pengecer Pada Produk Madu .............. 63

12. Biaya Saluran Pemasaran I (Rp/Botol/Musim)......................... 63

Page 13: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian di Indondesia saat ini masih sangat berpengaruh terhadap

pembangunan nasional. Hal ini dapat terlihat dari letak wilayah Indonesia adalah

negara agraris yang mayoritas bekerja di bidang pertanian. Salah satu sektor

pertanian yang mampu membangun perekonomian di Indonesia adalah usaha

ternak lebah madu. Produk madu yang dihasilkan oleh lebah madu telah lama

dikenal masyarakat sebagai makanan yang berkhasiat mengembalikan stamina,

menjaga kesehatan, dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti

rematik, darah tinggi dan darah rendah, sakit pinggang, serta luka bakar

(Sarwono, 2001).

Indonesia memiliki luas areal daratan sebesar 193 juta hektar, dengan luas

tanaman berbunga dan pertanian mencapai 143 juta hektar. Hal ini membuat

Indonesia sangat cocok untuk dijadikan usaha peternakan lebah madu yang dapat

diusahakan sepanjang tahun. Ketika musim tanaman berbunga tiba, maka produk

madu akan sangat berlimpah, ditambah dengan produksi lebah madu dari hutan

(Novandra dan Widnyana, 2013).

Beberapa potensi yang mendukung usaha perlebahan di Indonesia adalah

melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat jenis-jenis

lebah utama yang menghasilkan madu, dan kondisi agroklimat tropis yang

mendukung budidaya lebah madu. Di beberapa daerah, usaha perlebahan telah

menunjukkan prospek yang cukup baik, disamping nilai ekonomi yang dapat

meningkatkan pendapatan peternak lebah madu (Sarwono, 2001).

Page 14: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Budidaya lebah madu yang dapat dilaksanakan di setiap tempat dengan

lahan yang mempunyai pertanamannya, bisa menjadi peluang lapangan pekerjaan

yang pemanfaatannya mampu membebaskan masyarakat dari tekanan kesulitan

mencari perkembangan dengan segala akses pengaruh sosialnya. Dari kawasan

dengan pertanaman di kota, lahan pertanian dengan semua jenis tanaman di desa-

desa dan perkebunan dengan semua macam komoditi, sampai lahan kehutanan

yang cukup luas tersebar di seluruh wilayah Indonesia, seluruhnya merupakan

lapangan pengembangan ternak lebah madu yang potensial untuk dimanfaatkan.

Peternakan lebah madu ini memerlukan keterampilan khusus, sehingga untuk

pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat sangat diperlukan adanya fasilitas, program pembinaan, dan kerja

sama yang dapat membantu calon peternak lebah madu dalam pengembangan

usahanya.

Dalam proses budidayanya, Lebah Madu menghasilkan berbagai macam

produk, diman produk utama dari budidaya lebah madu adalah madu. Sejauh ini

masyarakat luas masih mengetahui bahwa budidaya lebah madu hanya

menghasilkan madu yang dapat dimanfaatkan baik dari segi ekonomi maupun dari

segi kesehatan. Namun untuk produk-produk lain dari lebah madu seperti

propolis, royal, jelly, pollen, lili atau malam lebah, dan racun lebah (apitoxin)

masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas (Sarwono, 2001).

Penyaluran hasil produksi lebah madu tidak terlepas dengan adanya

peranan lembaga-lembaga pemasaran yang terkait dalam proses memasarkan

produk lebah madu. Lembaga pemasaran merupakan lembaga penting dalam

membantu pengusaha untuk memperoleh pendapatan sesuai waktu yang

diharapkan. Keterbatasan akses dan informasi pasar yang dimiliki pengusaha

Page 15: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

dalam memasarkan produk akan memberikan dampak positif terhadap

penggunaan jasa lembaga pemasaran. Selain itu lembaga pemasaran muncul

karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh produk yang sesuai

dengan waktu (time utility), tempat (place utility), dan bentuk (form utility).

(Daniel, 2002).

Desa Silo Baru merupakan salah satu sentral budidaya lebah madu Apis

mellifera di Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

Menurut Badan Pusat Statistik (2015), pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan

didomisili oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 37,97

%. Hal ini sangat memberikan peluang dan potensi dalam proses pengembangan

usaha pertanian khususnya usaha ternak lebah madu. Peranan usaha ternak lebah

madu ini memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi terutama di

Kecamatan Silau Laut karena merupakan suatu usaha yang memilki nilai

ekonomis tinggi dan hasil produk berupa madu ini sudah jarang diperoleh

keasliannya dari tempat penyediaan jasa penjualan madu yang biasa kita jumpai.

Peternak lebah madu Apis mellifera di Desa Silo Baru juga sangat

membantu dalam proses peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, yaitu

dalam penambahan penyedia lapangan kerja bagi masyarakat akibat kesulitan

ekonomi. Dalam proses penyaluran produknya, peternak lebah madu Apis

mellifera di Desa Silo Baru menggunakan beberapa lembaga-lembaga pemasaran

untuk menghindari biaya pemasaran dan ketepatan waktu bagi konsumen dalam

memperoleh produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan karena adanya

keterbatasan modal dalam usaha yang dijalankan sehingga mengurangi risiko dan

biaya produksi dalam perolehan pendapatan yang diinginkan.

Page 16: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Analisis Usaha dan Pemasaran Lebah Madu (Apis mellifera) di

Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera

Utara. Daerah ini memiliki pemanfaatan lahan yang cukup luas di sektor

pertanian, sehingga memberikan potensi dalam pengembangan usaha lebah madu.

Selain itu, adanya usaha ternak lebah madu ini memberikan peningkatan

produktivitas tanaman melalui peranan lebah dalam membantu proses

penyerbukan bunga tanaman buah-buahan dan biji-bijian disekitarnya. Pemilihan

lebah madu jenis Apis mellifera memiliki keuntungan bagi peternak di daerah

penelitian karena lebah jenis ini memiliki sifat yang lebih jinak, produksi lebih

banyak, tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi cuaca, dan kualitas produksinya

lebih bagus. Usaha lebah madu Apis mellifera ini membutuhkan biaya yang cukup

besar dalam proses budidayanya, sehingga diperlukan analisis tentang kegiatan

usaha ternak lebah madu dan proses distribusi produk yang dihasilkan dengan

menggunakan jasa dari lembaga-lembaga pemasaran.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kelayakan usaha ternak Lebah Madu (Apis mellifera) di daerah

penelitian ?

2. Bagaimana sistem pemasaran usaha ternak Lebah Madu (Apis mellifera) di

Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan ?

3. Bagaimana share margin dan tingkat efisiensi pemasaran produk Lebah

Madu (Apis mellifera) di daerah penelitian ?

Page 17: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis kelayakan usaha ternak Lebah Madu (Apis mellifera)

di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis sistem pemasaran usaha ternak Lebah Madu (Apis

mellifera) di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.

3. Untuk menganalisis share margin dan tingkat efisiensi pemasaran produk

Lebah Madu (Apis mellifera) di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan studi dan informasi bagi kalangan akademik yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan penelitian yang sama.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan

kegiatan usaha lebah madu dalam proses pengembangan usahanya.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membantu

pengembangan usaha lebah madu pada peningkatan keterampilan

sumberdaya manusia dalam proses budidayanya, sehingga memberikan

kemudahan dalam mengembangkan usaha yang lebih maju.

Page 18: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Lebah madu adalah insekta sosial yang selalu hidup dalam suatu keluarga

besar yang disebut koloni lebah. Setiap sarang hanya dihuni oleh satu koloni yang

memiliki sifat polimer anatomi, fisiologi, dan fungsi biologis antara satu strata

dengan strata lainnya. Dalam satu koloni hanya terdapat satu ratu lebah, beberapa

ratus lebah jantan, beberapa puluh ribu lebah pekerja, ditambah penghuni dalam

bentuk telur, larva, dan pupa (Sihombing, 2005).

Taksonomi pada lebah madu (Apis mellifera) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenopthera

Famili : Apidae

Genus : Apis

Spesies : Apis mellifera (Sihombing, 2005).

Pada awalnya lebah madu hidup di hutan, namun kini manusia berhasil

membudidayakan lebah madu di dalam kotak lebah (stup). Pembudidayaan ini

bertujuan agar produksi lebah dapat meningkat, kontinyu, dan sekaligus

melestarikan jenis lebah tersebut (Pusat Pengembangan Apiari Pramuka, 2003).

Page 19: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lebah seperti halnya organisme lain, sangat dipengaruhi oleh lingkungan,

yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik berupa keanekaragaman tanaman

penghasil nektar dan tepung sari (pollen), serta hama dan penyakit. Faktor abiotik

berupa temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan lama penyinaran. Faktor

lingkungan ini akan mempengaruhi aktivitas hidup, keadaan makanan di alam,

dan perkembangan populasi (Sihombing, 2005).

Ada beberapa jenis lebah madu yang dikenal oleh manusia (Sarwono,

2001), antara lain:

a. Apis dorsata

Lebah jenis ini hidup di hutan lebat sebagai lebah madu liar dan belum

pernah berhasil diternakkan dalam stup. Sarangnya berada di alam terbuka, tapi

terlindungi dari sinar matahari dan hujan. Lebah jenis ini merupakan lebah madu

yang paling produktif dan penghasil malam lebah yang terbanyak.

b. Apis florae

Lebah jenis ini memiliki ukuran yang paling kecil di antara spesies lebah

madu lainnya. Habitat hidupnya di daerah payau dengan membuat sarang yang

menggantung di cabang pohon (Sumoprastowo dan Suprapto, 1993). Hasil madu

lebah ini sedikit, tapi berfungsi sebagai penyebuk bunga-bunga kecil.

c. Apis cerana

Di Indonesia Apis cerana lebih dikenal dengan sebutan lebah lalat. Lebah

ini dapat diternakkan secara sederhana dengan glodok atau secara modern dalam

stup. Lebah ini cukup produktif, sehingga banyak dipelihara masyarakat sekitar

hutan secara tradisional dengan menggunakan glodok dari batang pohon kelapa

dan randu (kapuk).

Page 20: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

d. Apis melifera

Lebah jenis ini berasal dari daerah subtropik, yaitu benua Eropa dan

Australia. Ciri khas lebah ini adalah memiliki gelang berwarna kuning di belakang

abdomen. Warna tubuh bervariasi dari coklat gelap sampai kuning hitam. Lebah

ini sudah sejak lama dijinakkan dan diternakkan orang.

e. Apis koschevnikovi

Lebah jenis ini merupakan spesies baru yang ditemukan oleh para

ilmuwan di daerah Pulau Kalimantan dan Sumatera bagian Barat. Ciri khasnya

adalah adanya warna merah di sebagian besar tubuhnya dan ukuran tubuhnya

sedikit lebih besar dibandingkan jenis Apis cerana.

f. Apis laboriosa

Lebah jenis ini terdapat di pegunungan Himalaya, pada ketinggian lebih

dari 1.200 m dpl. Jumlahnya yang terbatas dan letaknya yang sulit dijangkau

manusia, membuat informasi mengenai lebah ini menjadi terbatas.

Sumoprastowo dan Suprapto (1993), menyatakan bahwa lebah memiliki

kesukaan terhadap tepung sari tanaman tertentu, yang disebabkan karena

kandungan gulanya. Nektar adalah zat manis yang berasal dari tanaman,

mengandung 15-50% larutan gula, yang merupakan bahan baku pembuatan madu.

Nektar merupakan sumber energi bagi lebah dalam mempertahankan suhu tubuh

koloni lebah. Nektar yang hanya mengandung kurang dari 4% gula tidak menarik

bagi lebah. Banyaknya nektar yang disimpan sebagai madu oleh satu koloni lebah

madu tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

a. Ukuran dan komposisi populasi lebah dalam koloni, terutama kehadiran

dan kualitas ratu.

Page 21: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

b. Sifat menimbun lebah pekerja yang berhubungan dengan faktor genetis.

c. Keadaan cuaca, seperti temperatur, kelembaban, kecepatan angin, dan

fotoperiode.

d. Kapasitas ruangan penyimpan yang tersedia pada sisiran sarang.

Curah hujan dan kelembaban udara mempengaruhi hasil nektar. Pada

waktu musim hujan, hasil nektar cenderung baik, karena tanaman pakan lebah

berbunga lebat. Bunga mengeluarkan nektar hanya pada cuaca yang sejuk,

sehingga lebah mencari madu pada saat pagi maupun sore hari. Aktifitas pada

siang hari yang panas tidak dilakukan, karena bunga hanya sedikit mengeluarkan

nektar. Selain itu, lebah sibuk untuk mencari air guna menyejukkan sarangnya.

Salah satu produk lebah madu yang sudah di kenal masyarakat luas adalah

madu. Madu adalah cairan alami yang mempunyai rasa manis yang dihasilkan

lebah madu dari sari bunga tanaman dan bagian lain dari tanaman maupun

ekskresi serangga. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2003), mendefinisikan

madu sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari berbagai nektar yang

masih mengandung enzim diastase aktif. Jumlah dan kualitas madu dipengaruhi

oleh ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen bunga, cuaca,

kelembaban dan temperatur udara, serta koloni lebah.

Hammad (2012), mengatakan bahwa madu adalah senjata para dokter

untuk mayoritas penyakit. Penggunaannya semakin bertambah seiring dengan

perkembangan dunia medis. Madu dapat diberikan sebagai obat kuat dan

makanan, anti racun penyakit eksternal tubuh, seperti arsenic, merkuri, dan

kloroform, maupun sebagai anti racun penyakit internal tubuh, seperti keracunan

Page 22: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

oleh limpa, saluran pencernaan, saluran kencing, demam, campak, radang paru-

paru, dan radang selaput (otak dan sumsum).

Madu yang akan dikemas, sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu dengan

suhu sekitar 400C, karena pada suhu ini, madu akan lebih cepat disaring maupun

diendapkan. Gula madu dapat dilelehkan dengan memanaskannya selama kurang

dari tiga jam pada suhu 500C (Sihombing, 2005).

Menurut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka (2003), sebelum memulai

usaha beternak lebah madu, diperlukan persiapan-persiapan agar dapat mengatasi

hambatan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:

a. Memilih lokasi yang sesuai :

Kaya tanaman pakan lebah yang mengandung nektar dan pollen dengan

jarak satu sampai dua km dari sarang.

Terdapat sumber air bersih dan lokasi yang mudah dijangkau kendaraan.

Tidak ada angin kencang.

Ketinggian tempat antara 200-1000 m di atas permukaan laut dengan suhu

200C-300C.

b. Peralatan utama

Stup merupakan peralatan utama dalam beternak lebah madu. Keuntungan

penggunaan stup adalah setiap koloni dapat diperiksa setiap saat dengan cara

mengangkat sisiran-sisiran sarang satu persatu dan pemanenan madu dapat

dilakukan secara selektif tanpa merusak sisiran sarang. Stup terbuat dari bahan

kayu yang tidak berbau dan memiliki ketebalan 2 cm, tahan lama, serta mudah

Page 23: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

didapat. Stup mempunyai panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm,

sedangkan frame stup mempunyai panjang 45 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm.

c. Peralatan pelengkap

Peralatan pelengkap digunakan untuk kelancaran pelaksanaan beternak

lebah. Peralatan pelengkap yang diperlukan, antara lain:

• Pondasi sarang digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang.

• Penyekat ratu digunakan untuk menahan gerak atau menghalangi ratu

supaya tidak naik ke kotak super maupun kotak di atasnya.

• Kurungan ratu digunakan untuk mengamankan ratu atau memperkenalkan

ratu kepada koloni yang membutuhkan ratu baru.

• Mangkokan ratu digunakan untuk menempatkan calon-calon ratu baru.

• Bingkai stimulasi digunakan sebagai wadah tempat pakan tambahan.

d. Perlengkapan petugas

Perlengkapan yang digunakan petugas dalam melaksanakan pekerjaan,

antara lain:

• Pengasap untuk menjinakkan lebah.

• Penutup wajah digunakan untuk melindungi wajah dari serangan lebah.

• Pengungkit digunakan untuk membantu mengangkat sisiran yang melekat

kuat pada stup.

• Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari serangan lebah.

• Sikat lebah digunakan untuk menghalau lebah dari sisiran sarang, pada

saat pemanenan.

Page 24: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya,

apabila suatu tingkat hargamelebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya

operasi maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya

dikatakan bahwa biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan

karena adanya perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak

berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi. Biaya

total adalah merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Swastha dan

Sukojo, 1997).

Biaya produksi dapat digolongkan dalam biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak tergantung pada besar

kecilnya jumlah produksi, hingga batas kapasitasnya yang memungkinkan,

misalnya sewa tanah, bunga pinjaman, listrik. Sedangkan biaya variabel adalah

biaya yang berubah-ubah mengikuti besar kecilnya volume produksi (Soekartawi,

2006).

Selanjutnya dikatakan bahwa biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu : (a) Biaya tetap (fixed cost); dan biaya tidak tetap (variable

cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Biaya tidak tetap biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Biaya total produksi

dirumuskan sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Page 25: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Keterangan:

TC : biaya total produksi

TFC : biaya tetap total

TVC : biaya variabel total (Soekartawi 2006).

Apabila hasil produksi peternakan dijual ke pasar atau ke pihak lain, maka

diperoleh sejumlah uang sebagai produk yang terjual tersebut. Besar atau kecilnya

uang diperoleh tergantung dari pada jumlah barang dan nilai barang yang dijual.

Barang yang dijual akan bernilai tinggi bila permintaan melebihi penawaran atau

produksi sedikit. Jumlah produk yang dijual dikalikan dengan harga yang

ditawarkan merupakan jumlah uang yang diterima sebagai ganti produk

peternakan yang dijual inilah yang dinamakan penerimaan (Saragih, 2000).

Menurut Soekartawi (2006) menyatakan bahwa penerimaan kotor usaha

tani adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan usaha tani

dikalikan dengan harga jual yang berlaku dipasaran. Adapun penerimaan usaha

tani adalah merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan

harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut Tri = Yi x Pyi.

Dimana TR adalah total penerimaan, Y adalah produksi yang diperoleh dalam

suatu usaha tani (i), Py adalah harga Y.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu

kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen

itu masih dapat ditingkatkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila

pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi.

Analisis usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang penerimaan dan

pengeluaran selama jangka waktu tertentu (Daniel, 2002).

Page 26: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Dalam menaksir pendapatan kotor petani peternak semua komponen

produk yang tidak terjual harus dinilai berdasarkan harga pasar, sehingga

pendapatan kotor petani peternak dihitung sebagai penjualan ternak ditambah nilai

ternak yang digunakan untuk dikomsumsi rumah tangga atau dengan kata lain

pendapatan kotor usaha tani adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka

waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Sedangkan pendapatan

bersih usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan

pengeluaran total usaha tani. Dikatakan pula total pendapatan diperoleh dari total

penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi (Daniel,

2002). Rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat pendapatan atau

keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan suatu usaha adalah sebagai berikut :

π = TR – TC

Dimana :

π = Pendapatan Usaha

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya (Soekartawi, 2006).

Analisis Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha dapat melihat kelayakan dari suatu gagasan yang berasal

dari pengusaha secara individu. Kegiatan usaha pada umumnya mengutamakan

financial benefit daripada social benefit. Kelayakan usahatani dapat diketahui

dengan menggunakan beberapa criteria investasi yang umum dikenal, yaitu Net

B/C Ratio dan R/C (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Page 27: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

a. B/C Ratio

B/C ratio merupakan besaran nilai yang menunjukkan perbandingan antara

laba bersih (Benefit) dengan total biaya (Total Cost). Dalam besaran nilai B/C

ratio, dapat diketahui suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Secara sistematis rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : BC = πTC

Dimana :

π = Jumlah Pendapatan (Benefit)

TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)

Kriteria penilaian B/C Ratio yaitu:

• Jika B/C Ratio > 0, maka usaha layak untuk diusahakan

• Jika B/C Ratio = 0, Maka usaha mengalami titik impas (BEP)

• Jika B/C Ratio < 0, maka usaha tidak layak (Soekartawi, 2006).

b. R/C Ratio

R/C Ratio adalah perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya

yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha. Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

R/C =

Keterangan :

• Jika R/C Ratio > 1 maka dapat dikatakan usaha ternak lebah madu (Apis

mellifera) layak untuk diusahakan.

• Jika R/C Ratio < 1 usaha ternak lebah madu (Apis mellifera) dikatakan

tidak layak karena merugikan, artinya biaya yang dikelurkan lebih besar

dari penerimaan yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

Page 28: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Analisis Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Definisi ini didasarkan pada konsep

inti berikut yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan (Daniel, 2002).

Pemasaran merupakan hal yang paling penting setelah selesainya produk

yang dihasilkan. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran

pasar suatu komoditas. Bila pemasaran tidak baik, mungkin disebabkan karena

daerah produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang, atau

hanya ada satu pembeli, kondisi ini sangat merugikan produsen. Pemasaran dapat

menunjang kelancaran penyaluran suatu produk yang memungkinkan konsumen

memperoleh kebutuhan dengan tepat waktu (Daniel, 2002).

Menurut Kamaluddin (2008), fungsi pemasaran merupakan suatu aktivitas

yang dispesialisasi dan dilaksanakan dalam bidang pemasaran. Fungsi-fungsi

pemasaran yang dilaksanakan adalah:

• Mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu.

• Melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang tersebut.

• Menempatkan diri sebagai sumber barang-barang bagi konsumen.

• Menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang

diperdagangkan.

• Menyediakan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

• Melaksanakan tindakan-tindakan dalam persaingan.

Page 29: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah penyaluran barang atau jasa dari produsen ke

konsumen akhir, dan yang menyelenggarakannya berupa lembaga atau badan

badan yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran itu sendiri atau memenuhi

keinginan konsumen semaksimal mungkin, sedangkan pihak konsumen akan

memberikan imbalan berupa margin kepada lembaga pemasaran tersebut

(Simamora, 2001).

Saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang terkait satu sama lain

dan terlibat dalam penyaluran produk sejak dari produsen sampai konsumen.

Organisasi-organisasi yang dimaksud bisa berupa penjagal, grosir, agen dan

distributor fisik (Simamora, 2001).

Menurut Rahadi dan Hartono (2003) bahwa pola pemasaran berlangsung

secara alami. Biasanya pola ini banyak dilakukan oleh peternak yang ingin

berusaha sendiri memasarkan produknya. Peternak dapat menjual langsung ke

konsumen, pedagang besar atau pasar-pasar yang telah ada. Salah satu pola

tersebut yaitu :

Pola 1 :

Pola 2 :

Pola 3 :

Konsumen Akhir

Peternak/Produsen

Pedagang Pengumpul Peternak/Produsen Konsumen

Akhir

Pedagang Pengumpul Produsen Konsumen

Akhir Pedagang Pengecer

Page 30: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui tergantung dari beberapa

faktor, antara lain :

a. Jarak antara produsen ke konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan

konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.

b. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus

segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran

yang pendek dan cepat.

c. Skala produksi. Bila produksi langsung dalam ukuran-ukuran kecil maka

jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal ini tidak

menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar.

d. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat

cenderung untuk memperpendek saluran tataniaga.

Biaya dan Margin Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses

pemasaran berlangsung mulai dari peternak sampai konsumen akhir. Pedagang

perantara mengeluarkan biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemasaran

produk hingga konsumen. Besarnya biaya yang dikeluarkan bagi tiap saluran

pemasaran selalu berbeda-beda. Dengan demikian semakin panjang saluran

pemasaran maka jumlah biaya yang dikeluarkan akan semakin bertambah

(Simamora, 2001).

Mubyarto (1997) menyatakan bahwa biaya pemasaran yang relatif tinggi

dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurang baiknya jalan dan

prsarana perhubungan, tersebarnya tempat produksi yang jauh dan banyaknya

pungutan-pungutan yang bersifat resmi maupun tidak resmi di sepanjang jalan

antara produsen dan konsumen.

Page 31: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian operasional maupun

biaya non operasional yang menghasilkan keuntungan, selanjutnya dikatakan

bahwa biaya variabel adalah biaya yang beubah-ubah untuk setiap tingkatan atau

hasil yang di produksi. Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan atau biaya total merupakan jumlah biaya variabel dan biaya tetap

(Alma, 2000).

Soekartawi (2002) menyatakan bahwa keuntungan adalah selisih antara

penerimaan total dan biaya-biaya. Biaya ini dalam banyak kenyataan, dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (seperti sewa tanah, pembelian alat)

dan biaya tidak tetap (seperti biaya transportasi, upah tenaga kerja).Keuntungan

margin adalah keuntungan yang bersifat kotor. Dari segi bisnis, keuntungan ini

bersifat semu karena ada unsur-unsur biaya yang tidak diperhitungkan yaitu biaya

tetap, sehingga besarnya keuntungan margin sama dengan selisih total output

dengan biaya operasional.

Daniel (2002) menyatakan bahwa margin tataniaga adalah selisih antara

harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen.

Margin ini akan diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses

pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga (semakain banyak lembaga yang

terlibat) maka semakin besar margin tataniaganya.

Margin pemasaran yang tinggi tidak selalu mengindikasikan keuntungan

yang tinggi, tergantung berapa besar biaya-biaya yang harus dikeluarkan lembaga-

lembaga pemasaran dalam melakukan fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2004).

Rumus menghitung margin pemasaran adalah sebagai berikut :

Page 32: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Mji = Cij + πi atau Mji = Psi – Pbi

Mj = ∑Mji

Keterangan :

Mj = Margin pemasaran total

Mji = Margin pada lembaga pemasaran ke-i

Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i

Pbi = Harga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i

Cij = Biaya pemasaran untuk melaksanakan funsi pemasaran ke-i oleh

lembaga pemasaran ke-j

πi = Keuntungan lembaga pemasaran ke-I (Soekartawi, 2002).

Untuk menghitung bagian yang diterima oleh masing-masing lembaga

pemasaran produk lebah madu (Apis mellifera) di daerah penelitian, dengan

rumus sebagai berikut :

Sm = 100%

Keterangan :

Sm = Share Margin (%)

Pp = Harga yang diterima produsen dan pedagang (Rp)

Pk = Harga yang dibayar oleh konsumen (Rp) (Soekartawi, 2002).

Tingkat Efisiensi Pemasaran

Efisiensi dapat diartikan sebagai upaya pemggunaan input sekecil-kecilnya

untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Bila efisiensi dimasukkan

dalam analisis maka variable baru yang harus dipertimbangkan dalam model

analisisnya adalah variable harga. Oleh karena itu ada dua hal yang harus

Page 33: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

diperhatikan sebelum efisiensi dikerjakan yaitu tingkatkan tramspormasi antara

input dan output, serta perbandingan antara harga input dan harga output sebagai

upaya mencapai indicator efisiensi. Rumus yang digunakan dalam menghitung

nilai besaran efisensi pemasaran adalah sebagai berikut :

Ep = 100%

Jika nilai Ep < 50%, maka semakin efisien penggunaan saluran pemasaran

di daerah penelitian dan jika nilai Ep ≥ 50%, maka pemasaran di daerah penelitian

belum mencapai tingkat efisien (Soekartawi, 2002).

Pandangan lain menyatakan bahwa efisiensi merupakan ukuran dari

produktivitas. Sedang efisiensi sendiri merupakan perbandingan antara unsur

output dan unsur input. Apabila hasil perbandingan ini lebih besar dari 1 (satu)

maka dapat dikatakan produktif. Sebaliknya bila perbandingan antara output dan

input hasilnya kurang dari 1 (satu) maka dikatakan kurang produktif. Perusahan

yang produktif adalah perusahan yang efisien. Perusahaan yang efisien apabila

nilai output lebih besar dari nilai inputnya. Sebaliknya perusahan tidak efisien jika

output bernilai lebih kecil dari nilai inputnya (Ranupandojo, 1990).

Daniel (2002) mengmukakan bahwa efisiensi pemasaran adalah ukuran

dari perbandingan antara keguanaan pemasaran dengan biaya pemasaran.

Beberapa faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi pemasaran, yaitu :

• Keuntungan pemasaran

• Harga yang diterima oleh konsumen

• Tersedianya fasilitas fisik pemasaran

• Kompetensi pasar.

Page 34: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Suatu sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi 2 syarat yaitu

sebagai berikut :

• Mampu menyampaikan hasil-hasil produsen sampai ke konsumen dengan

biaya serendah-rendahnya.

• Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang

dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam

kegiatan produksi dan pemasaran barang.

Downey dan Erickson (1992) menyatakan bahwa istilah efisiensi

pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance)

pemasaran. Hal ini mencerminkan consensus bahwa pelaksanaan proses

pemasaran harus berlangsung secara efisien. Teknlogi atau prosedur baru hamya

boleh ditetapkan apabila meningkatkan efisiensi proses pemasaran. Efisiensi dapat

didefisnisikan sebagai peningkatan rasio “keluaran-masukan” yang umumnya

dicapai dengan salah salah satu dari empat cara berikut :

• Keluaran tetap konstan sedang masukan mengecil

• Keluaran meningkat sedang masukan tetap konstan

• Keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi ketimbang peningkatan

masukan.

• Keluaran menurun dalam kadar yang lebih rendah ketimbang penurunan

masukan.

Ada dua dimensi yang berbeda dari efisiensi pemasaran yang dapat

meningkatkan rasio keluaran-masukan. Yang pertama disebut efisiensi

operasional dan mengukur aktivitas pelaksanaan jasa pemasaran di dalam

Page 35: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

perusahaan. Dimensi kedua disebut penetapan harga, mengukur bagaimana harga

pasar mencerminkan biaya produksi dan pemasaran secara memadai pada seluruh

sisitem pemasaran.

Penelitian Terdahulu

Jan Edmond (2014), dengan judul penelitian “Analisis Finansial Usaha

Lebah Madu” di Pusat Perlebahan Halmahera, Desa Linaino, Provinsi Maluku

Utara. Metode yang dilakukan untuk menganalisis adalah analisis kelayakan

invetasi dengan mengukur Net Present Value, Internal Rate of Return, Net

Benefit/Cost, dan Break Event Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa

secara finansial usaha lebah madu di Pusat Perlebahan Halmahera layak untuk

diusahakan. Hal ini dilihat dari Net Present Value yang mencapai nilai positif (Rp

57.659.816,77) , Internal Rate of Return sebesar 50,5%, Net Benefit/Cost sebesar

2.34, dan Break Even Point setelah 2 tahun 1 bulan 28 hari.

Telin Adalina (2008) dengan judul penelitian “Analisis Finansial Usaha

Lebah Madu Apis mellifera L” di Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan

adalah metode penelitian deskriptif melalui studi kasus yang berupa analisis

dokumen (desk study), yaitu dengan cara mengumpulkan data dari tiga buah

perusahaan di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata

produksi madu adalah 14,38-30,62 kg/koloni/tahun, harga pokok produksi madu

adalah Rp 7.790,- – Rp 20.500,-/kg madu, harga pokok penjualan adalah Rp

8.040,- - Rp 25.600,-/kg madu, dan harga penjualan adalah Rp 13.500,- - Rp

33.000,-/kg madu. Jumlah madu pada saat titik impas atau break event point

(BEP) sebesar 1.230-6.459 kg dan bila dikonversi ke dalam jumlah koloni sebesar

84-240 koloni, sedangkan besarnya nilai penjualan madu hasil perhitungan titik

Page 36: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

impas Rp 37.594.000,- – Rp 84.214.000,-. Besarnya nisbah manfaat terhadap

biaya (B/C ratio) 1,0-1,39 pada tingkat diskonto 10 persen. Jangka waktu

pengembalian atau payback period (PBP) agar dana yang tertanam pada suatu

investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya 41-58 bulan dari jangka waktu

maksimum yang diusulkan selama 60 bulan. Tingkat bunga maksimum atau

internal rate of return (IRR) yang dapat dibayar dalam pengusahaan lebah madu

Apis mellifera L. sebesar 10,2-75 persen. Pengusahaan lebah madu Apis mellifera

L. layak diusahakan karena besarnya produksi di atas titik impas, rasio manfaat

terhadap biaya (B/C ratio) lebih besar dari satu, tingkat bunga maksimum yang

dapat dibayar di atas bunga bank, nilai sekarang dari arus uang pada masa yang

akan datang dengan tingkat diskonto 10 persen bernilai positif dan jangka waktu

pengembalian dana investasi lebih pendek dari jangka waktu maksimum yang

diusulkan.

Farida Hanum (2007), dengan judul skripsi “Analisis Sistem Pemasaran

Produk Lebah Madu PT. Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur”. Hasil

penelitian memperlihatkan bahwa Pola saluran pemasaran produk lebah madu

untuk madu botol, bee pollen dan royal jelly terdiri dari dua saluran sedangkan

madu curah satu saluran. Fungsi pemasaran yang dilakukan produsen dan

pengecer adalah: 1) fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian, penjualan,

penetapan harga, 2) fungsi fisik yaitu transportasi, standardisasi dan grading,

penyimpanan, penanganan (pengecer hanya melakukan fungsi penyimpanan dan

penanganan) 3) fungsi fasilitas yaitu penanggungan resiko dan pembiayaan

(pengecer hanya melakukan fungsi pembiayaan). Struktur pasar yang dihadapi

produsen adalah persaingan monopolistik. Struktur pasar yang dihadapi pengecer

Page 37: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

mendekati pasar persaingan sempurna. Saluran pemasaran yang paling efisien

berdasarkan biaya pemasaran, marjin pemasaran dan producer’s share untuk

madu botol adalah saluran I karena pada saluran I biaya pemasaran dan marjin

pemasaran rendah serta producer’s share yang tinggi per satu satuan output. Jika

dilihat dari total seluruh produk yang dipasarkan maka saluran yang paling efisien

adalah saluran I karena total volume penjualan lebih tinggi. Analisis tingkat

keterpaduan pasar menunjukkan bahwa transfer harga dari pengecer ke produsen

tidak berlangsung dengan baik. Apabila harga di tingkat pengecer naik maka

kenaikan harga di tingkat pengecer sedikit ditransfer pada harga di tingkat

produsen, walaupun nilainya semakin kecil kalau madu botol itu semakin spesifik.

Kerangka Pemikiran

Usaha lebah madu memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di

Indonesia karena memliki potensi dari segi penyediaan lahan pertanian sebagai

dasar pakan bagi ternak lebah madu yang akan dikembangkan. Dalam proses

produksi yang berjalan dalam suatu kegiatan usaha, diperluakan analisis terhadap

biaya produksi yang dikeluarkan. Jumlah produksi yang dihasilkan akan

mempengaruhi penerimaan yang akan diterima sehingga keuntungan atau

pendapatan akan diketahui dari selisih penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan

selama kegiatan produksi.

Metode kelayakan digunakan untuk meilhat kegiatan usaha yang

dijalankan layak atau tidak. Metode kelayakan yang digunakan terhadap usaha

lebah madu Apis mellifera di daerah penelitian adalah metode BEP Unit dan R/C

Ratio yang melihat perbandingan antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya

yang dikeluarkan pada kegiatan usaha berlangsung. Profitabilitas merupakan

Page 38: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan total biaya yang

dinyatakan dalam persentase.

Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh

konsumen dengan harga yang diterima produsen. Margin ini akan diterima oleh

lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang

tataniaga (semakain banyak lembaga yang terlibat) maka semakin besar margin

tataniaganya. Sedangkan efisiensi pemasaran adalah ukuran dari perbandingan

antara keguanaan pemasaran dengan biaya pemasaran.

Untuk mempermudah pemahaman kerangka pemikiran maka secara

skematis digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 39: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Keterangan : Menyatakan Hubungan

Menyatakan Pengaruh

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Usaha Lebah Madu Apis mellifera

Proses Produksi

Proses Produksi

Kelayakan Usaha : • R/C Ratio • Net B/C Ratio

Pemasaran

Penerimaan Biaya Produksi

Pendapatan

Lembaga Pemasaran

Pola Pemasaran

Share Margin

Margin Pemasaran

Tidak Layak

Layak Pemasaran

Efisien Pemasaran

Tidak Efisien

Page 40: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

METODE PENELITIAN

Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (Case

study), yaitu penelitian dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan. Studi

kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian mengenai suatu objek

tertentu selama kurun waktu atau suatu fenomena yang ditentukan pada suatu

tempat yang belum tentu sama dengan daerah lain.

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut,

Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang ditentukan secara sengaja

(purposive). Daerah ini merupakan salah satu budidaya ternak lebah madu (Apis

mellifera) di Kabupaten Asahan yang memberikan kontribusi besar dalam

pertumbuhan ekonomi khususnya di Kecamatan Silau Laut. Sebagian besar

daerah ini dimanfaatkan pada sektor pertanian sehingga memberikan kemudahan

dalam mengembangkan budidaya ternak lebah madu (Apis mellifera). Pemilihan

lebah madu jenis Apis mellifera sengaja dilakukan peternak karena memiliki

keuntungan, seperti sifat yang lebih jinak, produksi lebih banyak, tidak terlalu

terpengaruh dengan kondisi cuaca, dan kualitas produksinya lebih bagus.

Metode Penarikan Sampel

Populasi adalah jumlah dari seluruh objek yang karakteristiknya akan

diduga sebagai objek yang dibutuhkan peneliti, sedangkan sampel adalah sebagian

dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah peternak lebah madu

Page 41: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

(Apis mellifera) dan lembaga pemasaran yang terkait dalam proses pemasaran

produk lebah madu (Apis mellifera) di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi

digunakan sebagai sampel dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2010). Jumlah

populasi yang membudidayakan ternak lebah madu (Apis mellifera) di daerah

penelitian adalah 6 pengusaha, sedangkan jumlah lembaga pemasaran berdasarkan

alur pemasaran produk lebah madu (Apis mellifera) yang ada di Desa Silo Baru,

Kecamatan Silo Laut.

MetodePengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada pengusaha ternak

lebah madu (Apis mellifera) dan kepada lembaga pemasaran yang terkait dalam

proses pemasaran produknya. Bentuk wawancara telah disediakan terlebih dahulu

berupa daftar pentanyaan (kuisioner) yang terkait dengan rumusan masalah

peneliti. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi-instansi terkait

seperti: Badan Pusat Statistik, Lembaga Pemerintah Daerah, dan literatur atau

buku-buku pendukung lainnya.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang

pertama adalah analisis deskriptif, yaitu menghitung biaya produksi, penerimaan,

dan pendapatan usaha ternak lebah madu (Apis mellifera) dalam sekali musim

panen di daerah penelitian sehingga dapat diketahui kelayakan usaha yang

dijalankan.

Page 42: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Perhitungan biaya produksi dapat diketahui dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total cost (total biaya) (Rp/Musim Panen)

FC = Fixed cost (Biaya Tetap)

VC = Variabel cost (Biaya Variabel) (Soekartawi, 2003).

Perhitungan penerimaan usaha ternak lebah madu (Apis mellifera) dapat

diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TR = Q X P

Dimana :

TR : Total Penerimaan (Rp/Tahun)

Q : Jumlah Produksi (Kg)

P : Harga (Rp/Kg) (Soekartawi, 2003).

Untuk mngetahui pendapatan yang diterima peternak lebah madu (Apis

mellifera) di daerah penelitian,, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd : Total pendapatan ternak lebah madu (Apis mellifera) (Rp/Musim)

TR : Total penerimaan ternak lebah madu (Apis mellifera) (Rp/Musim)

TC : Total Biaya Produksi (Rp/Tahun) (Soekartawi, 2003).

Page 43: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Analasis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha diperlukan untuk menjawab perumusan masalah

yang pertama. Metode kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kelayakan dengan metode metode R/C ratio dan Net B/C Ratio.

a) R/C Ratio

Rumus yang digunakan dalam menghitung nilai besaran R/C Ratio adalah

sebagai berikut :

R/C =

Keterangan :

• Jika R/C Ratio > 1 maka dapat dikatakan usaha ternak lebah madu (Apis

mellifera) layak untuk dijalankan.

• Jika R/C Ratio < 1 usaha ternak lebah madu (Apis mellifera) dikatakan

tidak layak karena merugikan, artinya biaya yang dikelurkan lebih besar

dari penerimaan yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

b. B/C Ratio

B/C ratio merupakan besaran nilai yang menunjukkan perbandingan antara

laba bersih (Benefit) dengan total biaya (Total Cost). Dalam besaran nilai B/C

ratio, dapat diketahui suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Secara sistematis rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : BC = πTC

Dimana :

π = Jumlah Pendapatan (Benefit)

TC = Total Biaya Produksi (Total Cost)

Page 44: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Kriteria penilaian B/C Ratio yaitu:

• Jika B/C Ratio > 0, maka usaha layak untuk dijalankan

• Jika B/C Ratio = 0, Maka usaha mengalami titik impas (BEP)

• Jika B/C Ratio < 0, maka usaha tidak layak (Soekartawi, 2006).

Untuk menjawab permasalahan masalah yang kedua, diperlukan analisis

terhadap penggunaan jasa pemasaran yaitu lembaga pemasaran yang digunakan

oleh pengusaha ternak lebah madu (Apis mellifera) di daerah penelitian. Setiap

pola pemasaran yang ada, diperlukan analisis biaya pemasaran, harga jual, dan

harga beli lembaga pemasaran terhadap produk yang dipasarkan oleh peternak

lebah madu (Apis mellifera). Semakin pendek pola pemasaran dalam sebuah skala

usaha produk yang dipasarkan, maka semakin baik serta semakin mudah bagi

petani/peternak dalam menciptakan kesejahteraan terhadap usaha yang

dijalankannya (Soekartawi, 2002).

Share Margin dan Efisiensi Pemasaran

Untuk menjawab perumusan masalah yang ketiga, yaitu menghitung nilai

share margin dan tingkat efisiensi pemasaran yang ada. Margin pemasaran yang

tinggi tidak selalu mengindikasikan keuntungan yang tinggi, tergantung berapa

besar biaya-biaya yang harus dikeluarkan lembaga-lembaga pemasaran dalam

melakukan fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2004). Rumus menghitung

margin pemasaran adalah sebagai berikut :

Mji = Cij + πi atau Mji = Psi – Pbi

Mj = ∑Mji

Page 45: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Keterangan :

Mj = Margin pemasaran total

Mji = Margin pada lembaga pemasaran ke-i

Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i

Pbi = Harga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i

Cij = Biaya pemasaran untuk melaksanakan funsi pemasaran ke-i oleh

lembaga pemasaran ke-j

πi = Keuntungan lembaga pemasaran ke-I (Soekartawi, 2002).

Untuk menghitung bagian yang diterima oleh masing-masing lembaga

pemasaran produk lebah madu (Apis mellifera) di daerah penelitian, dengan

rumus sebagai berikut :

Sm = 100%

Keterangan :

Sm = Share Margin (%)

Pp = Harga yang diterima produsen dan pedagang (Rp)

Pk = Harga yang dibayar oleh konsumen (Rp) (Soekartawi, 2002).

Rumus yang digunakan dalam menghitung nilai besaran efisensi

pemasaran adalah sebagai berikut :

Ep = 100%

Jika nilai Ep < 50%, maka semakin efisien penggunaan saluran pemasaran

di daerah penelitian dan jika nilai Ep ≥ 50%, maka pemasaran di daerah penelitian

belum mencapai tingkat efisien (Soekartawi, 2002).

Page 46: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Definisi dan Batasan Operasional

Definisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalah

pahaman istilah – istilah yang terdapat dalam penelitian ini :

1. Lokasi penelitian dilaksanakan di Silo Baru, Kecamatan Silau Laut,

Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah peternak lebah madu (Apis mellifera)

di Desa Silo Baru, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 6 pengusaha

ternak lebah madu (Apis mellifera).

3. Analisis usaha adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan terhadap

suatu usaha yang masih berjalan dan untuk mengetahui kelayakan dari

usaha tersebut.

4. Total Biaya produksi adalah seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan pada

kegiatan proses produksi berlangsung, dengan satuan rupiah per musim

panen (Rp/Musim Panen).

5. Penerimaan adalah hasil dari jumlah produksi yang diperoleh dikali

dengan harga jual produk hasil usaha yang dilakukan, dengan satuan

rupiah per musim panen (Rp/Musim Panen).

6. Pendapatan adalah hasil penerimaan yang sudah dikurangi biaya-biaya

produksi yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan suatu usaha, dengan

satuan rupiah per musim panen (Rp/Musim Panen).

7. R/C Ratio adalah metode yang digunakan untuk menganalisa suatu usaha

sehingga diperoleh nilai besaran yang menentukan layak atau tidaknya

suatu usaha tersebut dijalankan.

Page 47: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

8. Net B/C ratio yaitu membagi jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat

bersih positif dengan jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih

negatif pada tahun-tahun awal proyek.

9. Pemasaran adalah proses aliran barang dari produsen ke konsumen akhir

yang disertai penambahan guna tempat melalui proses pengangkutan dan

guna waktu melalui proses penyimpanan.

10. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran

dalam menyalurkan produk dari produsen ke konsumen akhir, dengan

satuan rupiah (Rp).

11. Share margin adalah persentase harga jual terhadap harga beli konsumen

akhir, dinyatakan dalam persen (%).

12. Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara biaya yang dikeluarkan untuk

memasarkan tiap unit produk dibagi dengan nilai produk yang dipasarkan ,

dinyatakan dalam persen (%).

Page 48: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

Letak Geografis dan Luas Daerah

Desa Silo Baru termasuk dalam wilayah Kecamatan Silau Laut, kabupaten

Asahan yang memiliki luas wilayah 31,50 km2 atau 24,73% dari total luas

Kecamatan Silau Laut yang mencapai 12.738 Ha dan terdiri dari 11 dusun. Desa

Silo Baru memiliki laut yang cukup luas dengan panjang 7,2 km. Secara

administratif, batas wilayah Desa Silo Baru adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Malaka

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pematang Sei Baru

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Silo Bonto

Desa Silo Baru menuju Kecamatan Silau Laut dapat ditempuh dengan

perjalanan lebih kurang 8 km dari kantor Camat Silau Laut. Di sepanjang

pinggiran pantai ditumbuhi oleh hutan mangrove atau hutan bakau yang cukup

luas dengan ketebalan 100-300 meter. Ketinggian tanah Desa Silo Baru dari

permukaan laut antara 0-4 meter dengan jenis tanah pada umumnya adalah tanah

liat putih dan tanah liat merah.

Keadaan Penduduk

Desa Silo Baru mempunyai jumlah penduduk 2.961 jiwa yang terdiri dari

laki-laki 1.541 jiwa, perempuan 1.420 jiwa dan 685 KK yang terbagi dalam 11

dusun. Dilihat dari keragaman suku bangsa, penduduk Desa SiloBaru

dikelompokkan dalam 5 suku bangsa yang dominan. Rincian penduduk menurut

suku bangsa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 49: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Tabel 1. Distribusi Jumlah penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Silo Baru

No Suku Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Melayu 510 17.3 2 Jawa 990 33,4 3 Batak 803 27,1 4 Banjar 616 20,9 5 Aceh 21 0,7 6 Lain-lain 18 0,6

Jumlah 2.961 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2016

Dari Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa suku bangsa jawa merupakan

jumlah penduduk terbanyak di Desa Silo Baru dengan tingkat persentase 33,4 %,

sedangkan suku bangsa lainna yang tidak disebutkan merupakan jumlah penduduk

terkecil dengan tingkat persentase 0,6%. Jumlah penduduk apabila

dikelompokkan bersadarkan umur, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Disribusi Jumlah penduduk Menurut Usia di Desa Silo Baru No Umur (Tahun) Jumlah(jiwa) Presentase (%) 1 0 – 6 487 16,4 2 7 – 18 944 31,9 3 19 – 44 959 32,4 4 > 44 571 19,3

Jumlah 2.961 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2016

Dari data Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling

banyak pada kelompok umur 19-44 tahun yaitu 959 jiwa atau sekitar 32,4% dari

total jumlah penduduk di Desa Silo Baru, sedangkan kelompok umur penduduk

yang jumlahnya paling sedikit adalah 0 – 6 tahun dengan tingkat persentasi

16,4%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk terbanyak di Desa Silo Baru masih

dalam keadaan umur yang masih produktif, artinya lebih mampu dalam bekerja

atau kegiatan usaha lainnya. Sementara distribusi penduduk Desa Silo Baru

menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 50: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Tabel 3. Disribusi Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Silo Baru

No Jenis Pekerjaan Jumlah(jiwa) Presentase (%) 1 Petani 215 15,6 2 Buruh Tani 120 8,7 3 Nelayan 437 31,8 4 Buruh Nelayan 154 11,2 5 Pedagang 49 3,6 6 Industri/Kerajinan 102 7,4 7 Angkutan 3 0,2 8 PNS 6 0,4 9 Jasa Lainnya 289 21

Jumlah 1.375 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2016

Pada Tabel diatas dapat diketahui bahwa mata pencaharian paling banyak

di Desa Silo Baru adalah nelayan sebesar 437 jiwa dengan tingkat persentase

31,8%. Hal ini sebab daerah tersebut merupakan daerah yang sangat dekat dengan

laut. Penduduk Desa Silo Baru menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4. Disribusi Jumlah penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Silo Baru

No Tingkat Pendidikan Jumlah(jiwa) Presentase (%) 1 Pra Sekolah 274 9,7 2 SD 647 22,9 3 SMP 1100 39 4 SMA 800 28,3 5 Sarjana 3 0,1

Jumlah 2.824 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2016

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Silo Baru memiliki

tingkat pendidikan paling banyak yaitu pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebesar 1100 jiwa dengan tingkat persentase 39%, sedangkat tingkat

pendidikan dengan jumlah penduduk terkecil adalah pendidikan penduduk yang

sudah sarjana yaitu 3 jiwa dengan tingkat persentase 0,3%. Hal ini menunjukkan

bahwa ketertarikan penduduk masih sangat lemah dalam dunia pendidikan.

Page 51: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan

masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana di suatu daerah maka akan

mempercepat laju pembangunan dalam berbagai sektor yang diperlukan. Sarana

dan prasarana di Desa Silo Baru masih belum memiliki jumlah yang cukup dalam

membangunan perkembangan suatu desa. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis

sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, Ibadah, kesehatan, dan pasar yang

cukup memadai. Secara rinci sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Silo

Baru dapat dilihat pada Tabel 5 di bawa ini.

Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Silo Baru Tahun 2016 No Sarana dan Prasarana Unit 1. Sekolah a. PAUD 1 b. SD 2 c. MI 4 d. SMP 2 e. SLTA 2 2. Kesehatan a. Puskesmas Pembantu 1 b. Posyandu 6 3 Tempat Ibada a. Mesjid 3 b. Musholla 7 4. Pasar Semi Permanen 1

Sumber : Kantor Kepala Desa Silo Baru, 2016

Dari Tabel 5 dapat dilihat sarana pendidikan di Desa Silo Baru masih

kurang memadai karena penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan masih

sangat sedikit sehingga menghambat masyarakat setempat dalam menciptakan

penduduk yang mempunyai pendidikan tinggi dan memiliki kesehatan baik dalam

bersosialisasi. Penduduk desa yang menganut agama islam dapat dibuktikan

dengan banyaknya jumlah mesjid dan musholla di Desa Silo Baru tersebut.

Page 52: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Karakteristik Umum Responden

Responden dalam penelitian yang dilakukan adalah peternak lebah madu

Apis mellifera dan lembaga pemasaran yang terkait dalam proses distribusi madu

sampai penjualan kepada konsumen akhir. Karakteristik peternak lebah madu

dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Karakteristik Peternak Lebah Madu di Desa Silo Baru No Karakteristik Petani Sample Range Rata-rata 1 Pengalaman Usaha (tahun) 9– 12 10 2 Tingkat pendidikan (tahun) 9 – 12 9 3 Umur (tahun) 48 – 51 50 4 Jumlah tanggungan (jiwa) 3 – 5 4

Sumber: Data pimer diolah, 2017

Rata-rata pengalaman peternak lebah madu di Desa Silo Baru adalah 10

tahun, hal ini menunjukan bahwa pengalaman responden sudah cukup lama dalam

melakukan kegiatan usaha ternak lebah madu. Rata-rata tingkat pendidikan

peternak adalah 9 tahun atau setara dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan peternak lebah

madu masih tergolong rendah sehingga mempengaruhi cara budidaya ternak lebah

madu. Rata-rata umur peternak lebah madu adalah 51 tahun yang menunjukan

bahwa pengusaha ternak tergolong usia yang produktif dalam melakukan kegiatan

suatu usaha.

Karakteristik Responden Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli produk madu dari

peternak madu di Desa Silo Baru dan kemudian dijual kepada konsumen akhir.

Kegiatan lembaga pemasaran diakui peternak lebah madu memiliki peran penting

untuk memenuhi penjualan hasil produksi dari kegiatan usaha ternak yang sudah

dilakukan. Karakteristik pedagang pengecer dalam mendistribusikan produk madu

ke konsumen akhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 53: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Tabel 7. Karakteristik Pedagang Pengecer Lebah Madu di Desa Silo Baru No Uraian Range Rataan 1 Pengalaman Usaha (Tahun) 6 – 11 8 2 Lama Pendidikan (Tahun) 9 – 12 9 3 Umur /Usia (Tahun) 44 – 51 48 4 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 2 – 5 3

Sumber: Data primer diolah, 2017

Dari Tabel 7 dapat dilihat rata-rata pengalaman usaha sebagai pedagang

pengecer madu adalah 8 tahun dengan range antara 6–11 tahun. Lama pendidikan

pendagang pengecer memiliki rata-rata ssebesar 9 tahun atau setara dengan

tingkat pendidikan SMP. Umur pedagang pengecer produk madu di Desa Silo

Baru mempunyai rata-rata sebesar 48 tahun dengan range antara 44-51 tahun,

sedangkan jumlah tanggungan keluarga pedagang pengumpul memiliki rata-rata

sebanyak 3 jiwa dengan range 3-5 orang. Hal ini menujukkan bahwa pedagang

pengumpul masih dapat memberikan jasa dalam memasarkan produk madu yang

dihasilkan pengusaha ternak lebah madu di Desa Silo Baru berdasarkan usia yan

masih produktif dan pengalaman usaha yang mendasari perolehan informasi atau

akses penjualan lebah madu ke konsumen akhir.

Page 54: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Lebah Madu (Apis Mellifera)

Suatau kegiatan usaha dikatakan layak untuk dijalankan jika penerimaan

maupun penerimaan dari hasil produksi yang diperoleh lebih besar daripada biaya

produksi yang dikeluarkan. Pada usaha lebah madu di Desa Silo Baru, terdapat

kegiatan musim panen yang dilakukan sekali dalam 2 bulan untuk memperoleh

hasil yang lebih baik. Untuk itu, diperlukan analisis biaya-biaya variabel dan

biaya tetap pada proses kegiatan produksi sampai mengahasilkan madu pada

kegiatan usaha ternak di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut. Rincian biaya-

biaya produksi dapat diketahui berdasarkan tabel berikut ini :

Tabel 8. Rat-Rata Biaya Produksi Lebah Madu Apis mellifera per Musim Komponen Rata-Rata Jumlah Biaya

(Rp/Musim) Biaya Tetap Biaya Pembelian Paket (Stup) 250.000 Biaya Penyusutan Alat 141.184 Biaya Variabel Biaya Tenaga Kerja 685.625

Total 1.076.809 Sumber : Data primer diolah, 2017

Dari hasil tabel diatas diperoleh rata-rata total biaya pada kegiatan ternak

masu jenis Apis mellifera di daerah penelitian sebesar Rp 1.076.809 per musim.

Pengeluaran biaya pembelian lebah dalam satu paket (Stup) hanya dilakukan pada

awal kegiatan usaha ternak dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian

lebah lain ke dalam kotak dan bersarang di dalam kotak tersebut. Peternak lebah

madu memutuskan untuk tidak memberikan makanan ataupun penanganan khusus

terhadap lebah untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Hal ini disebabkan

Page 55: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

karena adanya keterbatasan modal dan di daerah penelitian juga terdapat hutan

yang masih alami dan memiliki tanaman berbunga yang cukup bagus, sehingga

tidak mempesulit lebah dalam mencari makanan.

Penerimaan Usaha Ternak Lebah Madu Apis mellifera

Penerimaan diperoleh dengan melihat seberapa besar kuantitas suatu

produk dikalikan dengan harga jual yang dikeluarkan. Semakin besar penerimaan

yang diperoleh maka pendapatan akan semakin meningkat jika penggunaan biaya

dilakukan secara efisien. Rata-rata jumlah produksi yang dilakukan oleh peternak

lebah madu di Desa Silo Baru adalah 50 Botol/Musim dan harga jual yang untuk

ukuran botol 200ml adalah Rp 60.000, sehingga diperoleh nilai rata-rata

penerimaan sebagai berikut :

TR = P x Q

TR = Rp 60.000/Botol x 49,5 Botol/Musim

TR = Rp 2.970.000/Musim

Pendapatan Usaha Ternak Lebah Madu Apis mellifera

Pendapatan diperoleh dari selisih penerimaan dengan total biaya produksi

yang dikeluarkan dalam waktu tertentu sehingga dapat menentukan apakah suatu

usaha tersebut masih bisa dijalankan kembali untuk memperoleh keuntungan yang

lebih maksimal. Dari perhitungan di atas diperoleh nilai rata-rata total biaya

sebesar Rp 1.076.809/Musim dan nilai rata-rata penerimaan sebesar Rp

2.970.000/Musim, sehingga diperoleh pendapatan peternak lebah madu sebagai

berikut :

Page 56: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

I = TR – TC

I = Rp 2.970.000/Musim – Rp 1.076.809/Musim

I = Rp 1.893.191/Musim

Rata-rata pendapatan yang diperoleh peternak lebah madu Apis mellifera

di Desa Silo Baru adalah Rp 1.893.191/Musim. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan usaha ternak yang dilakukan oleh pengusaha ternak di daerah penelitian

memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan ekonomi baik individu

maupun keluarga.

Kelayakan Usahatani Ternak Lebah Madu Apis mellifera

Suatu usahatani dapat dikatakan layak untuk diusahakan jika pemilik

usahatani memperoleh keuntungan yang maksimal dari usaha yang dikelolanya.

Manajemen yang baik sangat dibutuhkan dalam pelaksanaanya mulai dari modal,

tenaga kerja, pemeliharaan dan pemasaran yang baik akan mendukung terciptanya

usaha yang layak dan efisien.

Diperluakan analisis kelayakan usaha ternak madu di daerah penelitian

untuk mengetahui bagaimana tingkat kelayakan usaha tersebut yang dijalankan.

Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha tersebut, dapat menggunakan

metode R/C ratio ( Revenue Cost Ratio ) dan B/C Ratio (Benefit Cost Ratio).

Hasil perhitungan kelayakan dengan menggunakan R/C Ratio dapat diketahui

sebagai berikut :

R/C =

R/C = . . / . . /

R/C = 2,76

Page 57: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Berdasarkan rata-rata jumlah penerimaan yang diperoleh dan rata-rata total

biaya yang dikeluarkan maka diperoleh nilai R/C sebesar 2,76. Nilai R/C yang

bernilai > 1 menyatakan bahwa kegiatan usaha ternak lebah madu di daerah

penelitian layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan karena produksi yang

dihitung sekarang merupakan produksi dalam 2 bulan dan dalam setahun dapat

melakukan pemanenan sebanyak 6 kali, sehingga kegiatan ini akan memberikan

pendapatan yang cukup besar untuk tiap tahunnya. Produk jenis madu sudah lama

digemari oleh masyarakat, untuk itu diperlukan penanganan khusus dalam

penentuan harga yang lebih baik dalam peningkatan pendapatan petani.

Untuk menghitung nilai manfaat dari keuntungan yang diperoleh pada

kegiatan usaha ternak lebah madu, maka diperlukan analisis kelayakan dengan

menggunakan metode B/C Ratio, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

B/C =

B/C = . . / . . /

B/C = 1,76

Berdasarkan keuntungan yang diperoleh dibagi dengan total biaya yang

dikeluarkan pada kegiatan produksi maka diperoleh hasil B/C Ratio sebesar 1,76.

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0 sehingga dapat

dikatakan kegiatan usaha ternak lebah madu yang dilakukan peternak memiliki

manfaat yang sangat baik dalam peningkatan pendapatan peternak dalam

mencukupi kebutuhan keluarga. Selain itu, kegiatan ini memberikan manfaat bagi

masyarakat sekitar karena dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi msyarakat

yang membutuhkan.

Page 58: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

B. Sistem Pemasaran Madu Apis mellifera Di Desa Silo Baru

Proses pemasaran madu yang dilakukan peternak lebah madu di Desa Silo

Baru hanya melibatkan pedagang pengecer saja. Peternak belum memliki akses

dalam memasarkan produk secara luas akibat keterbatasan modal dan informasi.

Dari hasil penelitian diperoleh saluran pemasaran madu dari petani ternak lebah

madu kepada pedagang pengecer dan selanjutnya penjualan langsung kepada

konsumen akhir. Rincian tentang saluran pemasaran madu dapat dijelaskan

berdasarkan gambar berikut ini :

Gambar 2. Saluran Pemasaran I Produk Madu di Desa Silo Baru

Pola pemasaran yang semakin pendek, akan memberikan tingkat efisiensi

pemasaran yang semakin baik. Jika rantai pemasaran yang digunakan peternak

semakin pendek, maka keterlibatan lembaga pemasaran dapat memberikan

peningkatan terhadap pendapatan pengusaha ternak lebah madu di daerah

penelitian. Peternak memiliki keterbatasan terhadap akses pemasaran produk

madu karena kurangnya pengetahuan tentang informasi pasar dan jaringan

pemasaran yang tidak diketahui secara pasti oleh peternak, sehingga tidak

memilih untuk mengambil resiko memasarkan produk di luar daerah. Untuk itu

dengan adanya keberadaan pedagang pengecer ini, maka akan memberikan

dampak yang cukup baik dalam menjual hasil produksi pada kegiatan usaha

ternak lebah madu jenis Apis mellifer di Desa Silo Baru.

Petani Konsumen Akhir

Pedagang Pengecer

Page 59: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

C. Share Margin dan Efisiensi Pemasaran Madu Di Desa Silo Baru

Kegiatan distribusi terhadap suatu produk membutuhkan biaya yang harus

dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk menunjang kelangsungan dan proses

tercapainya penjualan sesuai target untuk masing-masing lembaga pemasaran. Di

Desa Silo Baru, terdapat lembaga pemasaran berupa pedagang pengecer dalam

mendistribusikan produk madu kepada konsumen akhir. Rincian untuk biaya

saluran pemasaran pada produk madu di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Biaya Saluran Pemasaran Produk Madu Di Desa Silo Baru

Lembaga dan Komponen Biaya Pemasaran

Biaya (Rp/Kg)

Distribusi Margin

(%)

Share Harga

(%) A. Peternak - - -

• Harga Jual 60.000 - 80 B. Pedagang Pengecer - - -

• Harga Beli 60.000 - - • Packing 2.275 15,17 3,03 • Tenaga Kerja 1.252 8,34 1,7 • Transportasi 1.894 12,63 2,52 • Biaya Penyusutan Bobot 4.541 30,27 6,05 • Total Biaya Pemasaran 9.962 66,41 13,3 • Harga Jual ke Konsumen Akhir 75.000 - 100 • Keuntungan (Rp) 5.038 33,58 -

C. Total Margin Pemasaran 15.000 - - Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa secara rata-rata biaya pemasaran

yang dikeluarkan pedagang pengecer adalah Rp 9.962/Botol, harga beli dari

peternak madu sebesar Rp 60.000/Botol dan harga jual pedagang pengecer

sebesar Rp 75.000/Botol, maka keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer

adalah Rp 5.038/Botol. Profit yang diperoleh pedagang pengecer tidak terlepas

dari modal usaha dan informasi jaringan pembelian madu yang ditujukan kepada

konsumen akhir, sehingga pedagang pengecer mempunyai kesempatan dalam

Page 60: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

menekan harga madu untuk dapat menutupi biay pemasaran dan perolehan

keuntungan dari distribusi produk madu tersebut.

Perhitungan Share Margin digunakan untuk mengetahui tingkat harga

yang digunakan peternak dalam memasarkan produknya. Jika persentase share

margin lebih tinggi maka semakin efisien keputusan harga yang digunakan

peternak dalam memasarkan produk madu tersebut. Rincian perhitungan share

margin adalah sebagai berikut

Share Margin = . / . / x 100 %

Share Margin = 80 %

Hasil perhitungan diperoleh bahwan nilai Share Margin sebesar 80%,

artinya penentuan besaran harga jual yang dilakukan peternak termasuk dalam

kategori efisien, karena dengan penetapan nilai harga jual madu sebesar Rp

60.000/Botol, maka akan memberikan kesempatan dalam peningkatan pendapatan

peternak dalam kegiatan usaha ternak lebah madunya. Dikatakan efisien jika

harga jual peterndak lebah madu lebih dari atau sama dengan 40% dari harga beli

di tingkat konsumen akhir.

Untuk megetahui efisiensi pemasaran yang pada saluran pemasaran madu

di Desa Silo Baru, maka diperlukan perhitungan pada tingkat efisiensi (EP) dari

pemasaran yang ada. Nilai efisiensi pemasaran madu dapat diketahui pada rumus

berikut ini :

EP = X 100%

Page 61: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

EP = . / . / X 100%

EP = 13,28

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai efisiensi pemasaran

sebesar 13,28%. Nilai efisiensi yang semakin kecil menunjukkan bahwa

penggunaan saluran pemasaran untuk distribusi produk madu dapat dikatakan

semakin efisien karena adanya perbandingan total biaya pemasaran yang rendah

dengan harga jual kepada konsumen akhir. Penggunaan rantai pemasaran yang

pendek dalam menyalurkan suatu produk akan memberikan tingkat efisiensi

pemasaran yang semakin baik. Proses pemasaran madu di Desa Silo Baru hanya

menggunakan jasa pedagang pengecer saja, sehingga ini mengakibatkan tingkat

efisiensi pemasaran produk madu yang semakin baik.

Page 62: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Analisis kelayakan dengan menggunakan metode R/C Ratio diperoleh

nilai sebesar 2,76. Nilai R/C yang bernilai > 1 menyatakan bahwa kegiatan

usaha ternak lebah madu di daerah penelitian layak untuk dijalankan.

Untuk analisis kelayakan dengan metode B/C Ratio diperoleh nilai sebesar

1,76. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0

sehingga dapat dikatakan kegiatan usaha ternak lebah madu yang

dilakukan peternak memiliki manfaat yang sangat baik dalam peningkatan

pendapatan peternak dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

2. Sistem pemasaran produk madu di Desa Silo Baru hany menggunakan jasa

lemabaga pemasaran berupa pedagang pengecer. hal ini memberikan

kesempatan bahwa jika semakin pendek rantai pemasaran produk yang

dipakai peternak dalam memasarkan produknya maka semakin besar

kemungkinan peningkatan pendapatan yang diterima oleh peternak lebah

madu di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut.

3. Dari hasil analisis perbandingan harga jual peternak dengan harga beli

yang diterima konsumen akhir, diperoleh nilai Share Margin sebesar 80%

dan nilai efisiensi pemasaran diperoleh 13,28%, artinya penggunaan

lembaga pemasaran yang terjadi termasuk dalam kategori efisien, karena

rantai pemasaran yang ada masih antara peternak, pedagang pengecer, dan

konsumen akhir.

Page 63: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Saran

1. Kepada peternak lebah madu Apis mellifera sebaiknya melakukan

pemeliharaan secara rutin baik penyediaan makanan dan yang lainnya,

sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan pendapatan yang lebih

maksimal.

2. Diharapkan bagi peneliti selanajutnya melakukan kajian lebih mendalam

tentang faktor-faktor pendukung dalam kegiatan usahatani lebah madu.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan apa yang

mempengaruhi peternak dalam proses pemeliharaan lebah madu yang

masih menggunakan cara tradisional.

Page 64: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Pengusaha Ternak Lebah Madu Apis mellifera

No Sampel

Umur (Tahun)

Tingkat Pendidikan

(Tahun)

Pengalaman Usaha (Tahun)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Status Kepemilikan

1 48 SMA 6 3 Milik Sendiri 2 52 SMP 8 5 Milik Sendiri 3 50 SMP 8 4 Milik Sendiri 4 51 SMP 9 4 Milik Sendiri 5 48 SMP 5 3 Milik Sendiri 6 50 SMP 9 3 Milik Sendiri 7 49 SMA 7 3 Milik Sendiri 8 51 SMP 7 5 Milik Sendiri

Jumlah 399 - 59 30 - Rataan 57 - 8 4 -

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 2. Biaya Variabel per Musim

Nomor

Pemeliharaan (HKO) Pemanenan (HKO) Total Biaya (Rp/Musim

Panen) Jumlah (Jiwa)

Upah (Rp)

Total Biaya (Rp)

Jumlah (Jiwa)

Upah (Rp)

Biaya (Rp)

1 1 600000 600000 1 75000 75000 675000 2 1 650000 650000 1 80000 80000 730000 3 1 600000 600000 1 75000 75000 675000 4 1 600000 600000 1 75000 75000 675000 5 1 550000 550000 1 70000 70000 620000 6 1 600000 600000 2 80000 160000 760000 7 1 600000 600000 1 75000 75000 675000 8 1 600000 600000 1 75000 75000 675000

Jumlah 8 4800000 4800000 9 605000 685000 5485000 Rataan 1 600000 600000 1 75625 85625 685625

Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 65: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lampiran 3. Jumlah Peralatan

Nomor Sampel

Kotak /Stup (Unit)

Pisau (Unit)

Pengungkit (Unit)

Topi (Unit

)

Masker (Unit)

Drum (Unit)

Ember (Unit)

Sarung Tangan (Unit)

Saringan Madu (Unit)

1 150 5 5 3 5 9 4 3 3 2 250 6 6 4 6 12 5 4 4 3 200 4 5 3 5 8 4 3 3 4 200 5 5 3 5 9 4 3 3 5 150 4 4 3 4 7 3 3 3 6 250 7 7 4 6 13 5 4 5 7 200 5 6 3 5 9 3 3 3 8 200 4 5 3 4 8 4 3 3

Jumlah 1600 40 43 26 40 75 32 26 27Rata-rata 200 5 5 3 5 9 4 3 3

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 4. Biaya Peralatan Berdasarkan Jumlah Nomor Sampel

Kotak (Rp) Pisau (Rp) Pengungkit

(Unit) Topi

(Unit) Masker (Unit)

Drum (Unit)

Ember (Unit)

Sarung Tangan (Unit)

1 11250000 40000 75000 30000 25000 450000 32000 30000

2 18750000 48000 90000 40000 30000 600000 40000 40000

3 15000000 32000 75000 30000 25000 400000 32000 30000

4 15000000 40000 75000 30000 25000 450000 32000 30000

5 11250000 32000 60000 30000 20000 350000 24000 30000

6 18750000 56000 105000 40000 30000 650000 40000 40000

7 15000000 40000 90000 30000 25000 450000 24000 30000

8 15000000 32000 75000 30000 20000 400000 32000 30000

Jumlah 120000000 320000 645000 260000 200000 3750000 256000 260000

Rata-rata 15000000 40000 80625 32500 25000 468750 32000 32500

Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 66: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lampiran 5. Biaya Penyusutan Alat

Nomor Sampel

Kotak Pisau

Biaya Alat (Rp)

Umur Ekonomis (Bulan)

Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

Biaya Alat (Rp)

Umur Ekonomis

(Bulan)

Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

1 11250000 120 93750 40000 36 1111 2 18750000 120 156250 48000 36 1333 3 15000000 120 125000 32000 36 889 4 15000000 120 125000 40000 36 1111 5 11250000 120 93750 32000 36 889 6 18750000 120 156250 56000 36 1556 7 15000000 120 125000 40000 36 1111 8 15000000 120 125000 32000 36 889

Jumlah 120000000 960 1000000 320000 288 8889 Rataan 15000000 120 125000 40000 36 1111

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lanjutan Biaya Penyusutan Alat

Nomor Sampel

Masker Drum Biaya

Alat (Rp) Umur Ekonomis

(Bulan) Biaya Penyusutan

(Rp/Bulan) Biaya

Alat (Rp) Umur Ekonomis

(Bulan) Biaya Penyusutan

(Rp/Bulan) 1 25000 36 694 450000 60 7500 2 30000 36 833 600000 60 10000 3 25000 36 694 400000 60 6667 4 25000 36 694 450000 60 7500 5 20000 36 556 350000 60 5833 6 30000 36 833 650000 60 10833 7 25000 36 694 450000 60 7500 8 20000 36 556 400000 60 6667

Jumlah 200000 288 5556 3750000 480 62500 Rataan 25000 36 694 468750 60 7813

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lanjutan Biaya Penyusutan Alat

Nomor Sampel

Ember Sarung Tangan

Biaya (Rp)

Umur Ekonomis

(Bulan)

Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

Biaya (Rp)

Umur Ekonomis

(Bulan)

Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

Biaya Alat (Rp)

Ekonomis

1 32000 36 889 30000 24 1250 30000 2 40000 36 1111 40000 24 1667 40000 3 32000 36 889 30000 24 1250 30000 4 32000 36 889 30000 24 1250 30000 5 24000 36 667 30000 24 1250 30000

Page 67: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

6 40000 36 1111 40000 24 1667 50000 7 24000 36 667 30000 24 1250 30000 8 32000 36 889 30000 24 1250 30000

Jumlah 256000 288 7111 260000 192 10833 270000 Rataan 32000 36 889 32500 24 1354 33750

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 6. Total Biaya Penyusutan Alat per Musim

Nomor Sampel

Kotak /Stup (Rp)

Pisau (Rp) Pengungkit(Unit) Topi

(Unit) Masker (Unit)

Drum (Unit)

Ember (Unit)

Sarung Tangan (Unit)

Saringan Madu (Unit)

1 93750 1111 2083 625 694 7500 889 1250 12502 156250 1333 2500 833 833 10000 1111 1667 16673 125000 889 2083 625 694 6667 889 1250 12504 125000 1111 2083 625 694 7500 889 1250 12505 93750 889 1667 625 556 5833 667 1250 12506 156250 1556 2917 833 833 10833 1111 1667 20837 125000 1111 2500 625 694 7500 667 1250 12508 125000 889 2083 625 556 6667 889 1250 1250

Jumlah 1000000 8889 17917 5417 5556 62500 7111 10833 11250Rataan 125000 1111 2240 677 694 7813 889 1354 1406

Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 68: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lampiran 7. Biaya Pembelian Lebah

Nomor Sampel

Jumlah pembelian

(Paket)

Koloni lebah

Pekerja/Pejantan Ratu Biaya

Pembelian Paket (Rp)

1 1 55000 1 250000 2 1 55000 1 250000 3 1 55000 1 250000 4 1 55000 1 250000 5 1 55000 1 250000 6 1 55000 1 250000 7 1 55000 1 250000 8 1 55000 1 250000

Jumlah 8 440000 8 2000000 Rataan 1 55000 1 250000

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 8. Total Biaya Tetap per Musim

Nomor Sampel

Biaya Pembelian Paket (Rp)

Total Biaya Penyusutan (Rp/Bulan)

Total Biaya Tetap (Rp/Musim)

1 250000 109153 359153 2 250000 176194 426194 3 250000 139347 389347 4 250000 140403 390403 5 250000 106486 356486 6 250000 178083 428083 7 250000 140597 390597 8 250000 139208 389208

Jumlah 2000000 1129472 3129472 Rataan 250000 141184 391184

Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 69: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lampiran 9. Total Biaya Produksi per Musim Nomor Sampel

Biaya Tetap (Rp/Musim)

Biaya Tidak Tetap (Rp/Musim)

Total Biaya Produksi (Rp/Musim)

1 359153 675000 1034153 2 426194 730000 1156194 3 389347 675000 1064347 4 390403 675000 1065403 5 356486 620000 976486 6 428083 760000 1188083 7 390597 675000 1065597 8 389208 675000 1064208

Jumlah 3129472 5485000 8614472 Rataan 391184 685625 1076809

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 10. Total Pendapatan per Musim Nomor Sampel

Penerimaan (Rp/Musim)

Total Biaya Produksi (Rp/Musim)

Total Pendapatan (Rp/Musim)

1 3000000 1034153 1965847 2 3240000 1156194 2083806 3 3000000 1064347 1935653 4 2880000 1065403 1814597 5 2760000 976486 1783514 6 3000000 1188083 1811917 7 3000000 1065597 1934403 8 2880000 1064208 1815792

Jumlah 23760000 8614472 15145528 Rataan 2970000 1076809 1893191

Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 70: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

Lampiran 11. Karakteristik Pedagang Pengecer Pada Produk Madu

Nomor Sampel Umur (tahun)

Tingkat Pendidikan (Tahun)

Pengalaman Usaha (Tahun)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Tujuan Penjualan

1 50 SMP 10 5 Konsumen Akhir

2 45 SMA 6 3 Konsumen Akhir

3 46 SMP 7 3 Konsumen Akhir

4 49 SMA 7 3 Konsumen Akhir

5 51 SMP 11 4 Konsumen Akhir

6 44 SMP 8 2 Konsumen Akhir

Jumlah 285 - 49 20 - Rata-rata 48 - 8 3 -

Sumber : Data primer diolah, 2017

Lampiran 12. Biaya Saluran Pemasaran I (Rp/Botol/Musim)

Nomor Umur (tahun

)

Vulume Pembelian (botol)

Harga Beli

(Rp/Botol)

Packing (Rp/botol

)

Tenaga Kerja

(Rp/Botol)

Transportasi (Rp/Botol)

Penyusutan Bobot

(Rp/Botol)

Total Biaya

Pemasaran

(Rp/Botol)

Harga Jual

(Rp/Botol)

Profit (Rp/Botol

)

1 50 45 60000 2222 1222 2222 4000 9667 75000 53332 45 42 60000 2381 1310 1905 4286 9881 75000 51193 46 44 60000 2273 1250 1818 5455 10795 75000 42054 49 46 60000 2174 1196 1739 5217 10326 75000 46745 51 45 60000 2222 1222 1778 4000 9222 75000 57786 44 42 60000 2381 1310 1905 4286 9881 75000 5119

Jumlah 285 264 360000 13653 7509 11367 27243 59772 450000 30228

Rataan 48 44 60000 2275 1252 1894 4541 9962 75000 5038Sumber : Data primer diolah, 2017

Page 71: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

1

DAFTAR PUSTAKA

Adalina, T. 2008. Analisis Finansial Usaha Lebah Madu Apis mellifera L. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.

Alma, 2000. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, dan Strategi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan. Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Peternakan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Downey W. D. dan S. P Erikson, 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua Erlangga. Jakarta.

Edmond, J. 2014. Analisis Finansial Usaha Lebah Madu. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Maluku Utara.

Hammad, S. 2012. 99 Resep Sehat dengan Madu. Aqwam Book. Solo.

Hanum, F. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT. Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media. Jakarta.

Mubyarto. 1997. Pengantar Ekonomi Pertanian. Cetakan keempat. LP3ES. Jakarta.

Pusat Pengembangan Apiari Pramuka. 2003. Pengobatan Alternatif Sengat Lebah (Kultifar Apipuncture). PPAP. Jakarta.

Rahadi, F dan Hartono, R. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ranupandojo. 1990. Manajemen Personalia. BPFE. Yogyakarta.

Sarwono, B. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.

Saragih B. 2000. Agrbisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda, Bogor.

Sihombing, D.T.H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Simamora, H. 2001. Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid II. Salemba Empat. Jakarta.

Page 72: ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN LEBAH MADU Apis mellifera ...

2

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Pertanian Teori dan Aplikasinya. Penerbit PT. Raja Grafindo. Jakarta.

. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali PressJakarta.

. 2006. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Alfabeta. Bandung.

Sumoprastowo, R.M. dan R.A. Suprapto. 1993. Beternak Lebah Madu Modern. PT Bharata Karya Aksara. Jakarta.

Swastha dan Sukotjo. 1997. Pengantar Bisnis Modern. Penerbit Liberty. Yogyakarta.