KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata,...

28
KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata,...

Page 1: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera,

Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp.

ADITYA GILANG PRAMESTI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
Page 3: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Fisik

Madu dari Lebah Apis melifera, Apis dorsata, Apis cerana dan Trigona spp.

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Aditya Gilang Pramesti

NIM D14114003

Page 4: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

ABSTRAK

ADITYA GILANG PRAMESTI. Karakteristik Fisik Madu dari Lebah Apis

melifera, Apis dorsata, Apis cerana dan Trigona spp.. Dibimbing oleh HOTNIDA

C. H. SIREGAR dan ASNATH MARIA FUAH.

Karakteristik madu di Indonesia yang beriklim tropis tentu berbeda dengan

negara-negara lain yang memiliki iklim sub-tropis. Tujuan dari penelitian ini

untuk menganalisis kualitas fisik madu Indonesia yang berasal dari jenis lebah

yang berbeda. Sampel madu diambil dari 4 jenis lebah yaitu Apis melifera, A.

dorsata, A. cerana dan Trigona spp. dengan 5 ulangan untuk setiap lebah.

Karakteristik fisik yang diamati terdiri dari warna, berat jenis, kekeruhan, pH,

aktivitas air (aw), dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lebah

sangat mempengaruhi kekeruhan, aktivitas air (P<0.01) dari madu. Karakteristik

fisik lainnya dapat digunakan sebagai standar kualitas fisik madu dengan nilai

warna L 53.08, a 8.77 dan b 18.34, berat jenis 1.3 dan nilai pH 3.91. Aktivitas air

dapat digunakan sebagai standar namun dibedakan antara madu dari lebah

Trigona spp. (0.73) dan Apis spp. (0.63-0.66)

Kata kunci: karakteristik fisik, kekeruhan, lebah, madu, warna

ABSTRACT

ADITYA GILANG PRAMESTI. Physical Characteristic of Honey from Apis

melifera, Apis dorsata, Apis cerana and Trigona spp.. Supervised by HOTNIDA

C. H. SIREGAR and ASNATH MARIA FUAH.

Characteristics of honey in tropical region of Indonesia are certainly

different from other countries with different climates. The aimed of this study was

to analyse the physical performance of Indonesian honey which produced by

different species of bees. Honey samples were taken from 4 different species of

bees consist of Apis melifera, A. dorsata, A. cerana and Trigona spp. with 5

replication for each species. The observed physical characteristics consist of color,

specific gravity or density, turbidity, pH, water activity, and viscosity. The results

showed that the bees’s species greatly affect the turbidity, water activity (P<0.01)

of honey. Other physical characteristics can be used as standard of physical

quality of honey with color value of L 53.08, a 8.77 and b 18.34, density 1.3 and

pH value 3.91. The water activity can be used as standard by taking into account

the differences between honey produced by Trigona spp. (0.73) and of Apis spp.

(0.63-0.66).

Keywords: bee, color, honey, physical characteristics, turbidity

Page 5: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera,

Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp.

ADITYA GILANG PRAMESTI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
Page 7: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Judul Skripsi : Karakteristik Fisik Madu dari Lebah Apis melifera, Apis dorsata,

Apis cerana dan Trigona spp.

Nama : Aditya Gilang Pramesti

NIM : D14114003

Disetujui oleh

Ir Hotnida C. H. Siregar, MSi

Pembimbing I

Dr Ir Asnath M. Fuah, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ialah Karakteristik

Fisik Madu dari Lebah Apis melifera, Apis dorsata, Apis cerana dan Trigona spp..

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Hotnida C H Siregar, MSi dan

Ibu Dr Ir Asnath M Fuah, MS selaku pembimbing yang telah memberikan waktu,

tenaga dan pikiran, serta Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc selaku dosen

pembimbing akademik. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada

Ibu Endang dan Bapak Triyono dari Balai Besar Pasca Panen Bogor, Bapak Tofiq

dari Laboratorium PAU IPB, mbak Ebi dan teman-teman dari Laboratorium

Terpadu Fakultas Peternakan IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada mama, papa, dik Shergi, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih

sayangnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih atas kerja sama dan

dukungan tim penelitian, seluruh teman-teman IPTP 46 dan 47, Alih Jenis 2011

serta sahabat Wisma QQ’s. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Aditya Gilang Pramesti

Page 9: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Bahan 2 Alat 2 Prosedur 3

Rancangan 3 Peubah yang Diamati 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Warna 5 Berat Jenis 7 Kekeruhan 8 Nilai pH 10 Aktivitas Air (aw) 10 Viskositas 11

SIMPULAN DAN SARAN 12 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 18

Page 10: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

DAFTAR GAMBAR

1 Warna sampel madu, (A) Madu A. Mellifera, (B) Madu A. Cerana, (C)

Madu A. Dorsata, dan (D) Madu Trigona spp. 5 2 Reaksi pembentukan HMF, asam levulinat dan asam format dari

monosakarida (heksosa) dalam suasana asam (Achmadi 1991) 7 3 Perbedaan letak madu, (A) Sarang Trigona spp. dan (B) Sisiran Apis spp 8 4 Cara ekstraksi madu, (A) Ekstraksi dengan ekstraktor dan (B) Ektraksi

dengan pemerasan 9 5 Polen yang mengambang dan kristalisasi pada madu Trigona spp. 9 6 Perbedaan sarang lebah, (A) Sarang lebah Trigona spp. dan (B) Sarang

lebah Apis spp. 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data sumber sampel madu 15 2 Perhitungan analisis keragaman (ANOVA) sampel madu 16

Page 11: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

1 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku

nektar bunga. Lebah yang memproduksi madu terdiri atas lebah tidak bersengat

(Meliponinae), bumble bee (Bombus sp.), dan tawon, namun lebah madu adalah

jenis Apis sp. dan Trigona spp. A. mellifera merupakan lebah utama yang

dibudidayakan dengan madu mencapai 6 kg dapat dipanen 8-10 hari sekali, jinak,

tidak suka hijrah dan mudah dipelihara dalam sarang buatan (Halim dan Suharno

2001). A. cerana merupakan lebah asli Asia dengan produksi madu masih rendah

(1-5 kg per koloni per tahun), daya adaptasi iklim tinggi, agresif dan sering

berpindah tempat (Pusat Perlebahan Pramuka 2003). Pengaturan dalam sisir

sarang A. cerana sama dengan A. mellifera.

A. dorsata ukuran tubuhnya paling besar dan hanya berkembang di daerah

sub tropis dan tropis seperti Indonesia. Sifatnya sangat agresif dan ganas sehingga

belum dapat dibudidayakan. Produksi madunya tergantung musim dan komposisi

koloni (Pusat Perlebahan Pramuka 2003). Sarangnya hanya satu sisiran yang

menggantung di cabang pohon besar dan tinggi (Sihombing 2005). Lebah Trigona

merupakan stingless bee (dapat mengigit namun tidak bersengat). Madu

dihasilkan dalam jumlah lebih sedikit dan sulit dipanen, namun propolisnya

banyak. Madu dan polen disimpan dalam storage pot (terbuat dari cerumen,

campuran lilin dan propolis) yang berbeda dengan sel induk (Singh 1962).

Kualitas fisik madu meliputi warna, viskositas, berat jenis, sifat

higroskopis, pH, dan tegangan permukaan, sedangkan kualitas kimia meliputi

kadar air, hidroksimetilfulfural (HMF), keasaman, kadar abu, kadar sukrosa, gula

pereduksi, dan enzim diastase. Standar kualitas kimia sudah dibuat dan diteliti di

banyak negara, namun jarang untuk kualitas fisik padahal kualitas fisik madu

tidak kalah pentingnya. Pengetahuan mengenai kualitas fisik dan kimia madu

dapat menjadi acuan penerapan cara penanganan, penyimpanan dan pengolahan

madu. Pengolahan dan penyimpanan madu dipengaruhi kadar airnya karena

berhubungan dengan fermentasi akibat khamir, selain itu viskositas juga

mempengaruhi pengolahan madu (James et al. 2009).

Penelitian kualitas madu dilakukan di beberapa negara seperti India yang

meneliti kualitas fisik dan kimia madu lebah Apis mellifera dan A. cerana indica

dari beberapa tempat. Hasil penelitian menunjukkan variasi signifikan antar

sampel. Selain itu diketahui bahwa asal tanaman dan kondisi lingkungan sangat

mempengaruhi kualitas madu (Manzoor 2013), sehingga tidak dapat ditetapkan

satu standar kualitas madu untuk seluruh dunia.

Indonesia memiliki Standar Nasional Indonesia 01-3545-2004 Madu (BSN

2004), namun standar tersebut belum bisa berlaku untuk madu dari semua jenis

lebah padahal madu tersebut memiliki komposisi dan karakteristik yang berbeda.

Standar tersebut kurang cocok dipakai sebagai acuan kualitas madu di Indonesia,

sedangkan yang membandingkan kualitas madu dari berbagai jenis lebah hanya

sedikit. Selain itu standar kualitas madu yang sudah ada hanya kualitas kimia.

Amerika Serikat memiliki United States Standards for Grades of Extracted Honey

(USDA 1985), yang berisi standar penilaian kualitas madu secara fisik (warna,

Page 12: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

2

kekeruhan, buih, rasa, aroma, kristalisasi, absorbansi, dan indeks bias). Hal ini

menunjukkan kualitas fisik merupakan standar penting dan perlu diteliti lanjut.

Kualitas fisik madu yang meliputi warna, berat jenis, kekeruhan, pH,

aktivitas air (aw) dan viskositas dianalisis karena parameter penting sebagai acuan

cara penanganan, pemrosesan dan penyimpanan. Penelitian kualitas fisik madu

dari berbagai lebah ini diharapkan menjadi referensi kualitas madu di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisik madu dari

berbagai jenis lebah yaitu Apis mellifera, A. dorsata, A. cerana, dan Trigona spp.

Ruang Lingkup Penelitian

Karakteristik fisik yang dianalisis meliputi warna, berat jenis, kekeruhan,

pH, aktivitas air (aw) dan viskositas. Hasil dari penelitian diharapkan dapat

menjadi referensi data fisik madu Indonesia.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013-Maret 2014. Penelitian

bertempat di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan dan

Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Fakultas Peternakan IPB, Laboratorium Pusat Antar Universitas IPB, serta Balai

Besar Pasca Panen Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa madu yang berasal dari 4

jenis lebah berbeda, yaitu Apis melifera, A. dorsata, A. cerana, dan Trigona spp.

Madu tersebut berupa madu multiflora dan monoflora dari peternak maupun

pengumpul di berbagai daerah di Indonesia. Bahan lain digunakan pula akuades

sebagai blanko dan pengencer.

Alat

Alat yang digunakan meliputi aw-meter Novasina MS1, pH-meter SCHOTT

Lab 850, kromameter Minolta CR-300, piknometer Pyrex 50 ml, spektrofotometer

Agilent 89052BO 1FS Peristaltic Pump, rheometer Brookfield DV-III, neraca

analitik, oven, desikator, pipet mikro, vortex mixer, dan gelas ukur 10 ml.

Page 13: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

3

Prosedur

Sampel madu dibeli dari peternak maupun pengumpul yang memiliki

merek dagang di Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi. Proses

pengumpulan sampel dilakukan dari Oktober 2013-Januari 2014. Lamanya proses

ini dikarenakan madu sulit didapatkan terutama untuk madu A. cerana dan

Trigona spp. Madu A. mellifera dibeli langsung karena mudah didapat, sebaliknya

jenis madu lain dipesan terlebih dahulu lalu dikirim dari tempat asalnya.

Pengiriman membutuhkan waktu sekitar 1-4 hari tergantung asal daerahnya.

Sampel madu diberi kode sesuai jenis lebahnya kemudian dimasukkan

botol sampel untuk selanjutnya dianalisis. Botol yang digunakan terdiri atas 2

ukuran yaitu: 1) 250 ml untuk analisis dengan madu dalam jumlah banyak; 2) 50

ml untuk analisis madu dalam jumlah sedikit. Hasil analisis dikumpulkan dan

diolah dengan rancangan statistik.

Rancangan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan perlakuan jenis lebah (Apis mellifera, A. dorsata, A. cerana, Trigona spp.)

dan 5 ulangan tiap perlakuan. Model matematika rancangan tersebut menurut

Ostle (1963) adalah sebagai berikut.

Yij = µ + Pi + εij

Keterangan:

Yij = Kualitas fisik madu dari jenis lebah i (Apis mellifera, A. cerana, A. dorsata, Trigona spp.)

pada pengulangan j (sumber pakan dan asal madu)

µ = Rataan kualitas fisik madu

Pi = Pengaruh jenis lebah i terhadap kualitas fisik madu

εij = Pengaruh galat pada jenis lebah i dan pengulangan ke j terhadap kualitas fisik madu

Data yang diperoleh dianalisis keragamannya (ANOVA) pada tingkat

kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan Uji Tukey apabila hasilnya berbeda nyata.

Selain itu dihitung koefisien determinan perlakuan terhadap peubah.

Peubah yang Diamati

Warna (Mehryar et al. 2013)

Warna adalah pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen

di permukaan benda. Pengukuran warna dilakukan menggunakan kromameter

Minolta CR-300 dengan sistem warna L a b. Sampel madu yang berupa cairan

dimasukkan plastik bening karena tidak dapat diukur langsung.

Kromameter dikalibrasi dengan akuades dalam plastik bening yang dialasi

standar warna putih. Sampel madu dianalisis dengan menembakkan cahaya pada

sampel. Hasil analisis berupa nilai L (lightness) dari hitam (0) sampai putih (100),

nilai a dari hijau (-60) sampai merah (+60), dan nilai b dari biru (-60) sampai

kuning (+60).

Page 14: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

4

Berat Jenis (Standar Nasional Indonesia 01-2891-1992)

Berat jenis adalah perbandingan berat zat terhadap air pada volume yang

sama, diukur menggunakan piknometer. Piknometer dibilas menggunakan

akuades kemudian dikeringkan dalam oven lalu dimasukkan desikator. Bobot

kosong ditimbang setelah piknometer kering.

Piknometer diisi akuades sebagai blanko kemudian ditimbang dan dicatat

sebagai bobot piknometer dan akuades. Hal yang sama dilakukan untuk seluruh

sampel dan dicatat sebagai bobot piknometer dan sampel. Nilai berat jenis

diperoleh dengan rumus berikut.

Perhitungan:

berat jenis= bobot sampel-bobot piknometer

bobot air-bobot piknometer

Kekeruhan (Weaver and Daniel 2003)

Kekeruhan merupakan suatu ukuran berdasarkan sinar yang dihamburkan

oleh butir-butir partikel yang terdipersi dalam larutan (Saeni 1989).

Spektrofotometer Agilent 89052BO 1FS Peristaltic Pump dihubungkan dengan

komputer dengan nilai absorban 600 nm dan dilakukan pengukuran duplo.

Sampel madu diencerkan dalam akuades (1:1) lalu dihomogenkan dengan

vortex mixer. Sampel dimasukkan ke cuvet lalu diletakkan pada tempatnya.

Akuades diukur sebagai blanko kemudian dilanjutkan dengan pengukuran sampel.

Nilai kekeruhan dihitung rataannya. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, sampel

semakin keruh.

Nilai pH (Standar Nasional Indonesia 01-2891-1992)

Nilai pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan

keasaman atau kebasaan larutan. Nilai pH diukur menggunakan pH-meter digital

SCHOTT Lab 850.

Ujung sensor pH meter dikalibrasi dengan akuades kemudian dikeringkan

dan dimasukkan ke sampel madu. Nilai pH dibiarkan sampai stabil kemudian

dicatat. Pengukuran dilakukan duplo, rataan nilainya merupakan nilai pH madu.

Aktivitas Air (Weaver and Daniel 2003)

Aktivitas air adalah jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroba

untuk pertumbuhannya. Aw meter Novasina MS1 dikalibrasi menggunakan

larutan garam jenuh standar.

Sampel dimasukkan ke wadah khusus kemudian diletakkan di tempat

pengukuran. Pengukuran ditunggu sampai seluruh tanda segitiga di monitor mucul

lalu skala aw dicatat. Nilai aw diukur duplo kemudian dihitung rataan tiap sampel.

Viskositas (Weaver and Daniel 2003)

Viskositas merupakan ukuran besar kecilnya gesekan antara molekul cairan

(Apriani 2013). Pengukuran metode rotasi dilakukan menggunakan rheometer

Brookfield DV-III. Kecepatan putaran diatur pada 100 rpm.

Spindle atau alat pemutar dipasang pada rheometer lalu dicelupkan dalam

sampel dan ditunggu selama 1 menit. Angka dicatat sebagai nilai viskositas dalam

Page 15: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

5

satuan cPoise (centi Poise), kemudian dikonversi ke dalam satuan Poise sebagai

satuan umum viskositas. Semakin tinggi nilai viskositas, sampel semakin kental.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel madu dihasilkan oleh 4 jenis lebah yang berbeda yaitu Apis

mellifera, A. cerana, A. dorsata, dan Trigona spp. Madu tersebut berasal dari

daerah, sumber pakan, dan umur panen yang berbeda (April 2012-Januari 2014).

Variasi sampel dikarenakan nilai tiap jenis lebah tidak distandarkan sumber pakan

dan asal daerahnya dan tidak mendapat perlakuan khusus. Hal ini dilakukan

karena tujuan penelitian ini untuk mendukung standarisasi sifat fisik madu tanpa

perlakukan apapun. Hasil analisis sifat fisik madu disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan jenis lebah sangat berpengaruh nyata untuk

kekeruhan, viskositas dan aktivitas air (aw) serta berpengaruh nyata untuk nilai L

pada warna tetapi tidak nyata terhadap sifat fisik lainnya (a, b, pH, dan berat

jenis).

Warna

Pengukuran warna menggunakan sistem warna L a b sehingga terdapat 3

nilai tiap sampel. Hanya nilai L yang menunjukkan pengaruh nyata (P<0.05),

namun setelah diuji Tukey jenis lebah tidak berpengaruh signifikan terhadap

rataan nilai kecerahan karena nilai P sangat mendekati 0.05 (0.0475). Warna madu

paling cerah pada madu Trigona spp. (62.94) dan paling gelap madu A. mellifera

(43.72). Semakin lama dan tinggi suhu penyimpanan, warna madu semakin gelap

(Kartinawati 2006). Madu A. mellifera memiliki waktu panen paling lama (2012),

sedangkan sebagian besar madu lain waktu panennya lebih baru (2013).

Nilai positif pada a dan b menunjukkan warna merah dan kuning dengan

warna kuning yang lebih kuat. Perpaduan tersebut menghasilkan warna coklat

muda (Gambar 1). Hal ini sesuai dengan Krell (1996) yang menyebutkan bahwa

(A) Madu A. Mellifera (B) Madu A. cerana

(C) Madu A. dorsata (D) Madu Trigona spp.

Gambar 1 Warna sampel madu, (A) Madu A. Mellifera, (B) Madu A. Cerana,

(C) Madu A. Dorsata, dan (D) Madu Trigona spp.

Page 16: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

6

madu memiliki bermacam-macam variasi warna dengan dasar bernuansa kuning.

Penelitian Anupama et al. (2002) juga menunjukkan nilai b (39.11-68.54) lebih

tinggi dibandingkan a (3.40-27.83), berarti madu cenderung mengarah ke warna

kuning.

Keragaman nilai a tinggi untuk semua jenis lebah (28.15%-63.82%),

sebaliknya nilai b hanya lebah A. mellifera yang keragamannya kecil (6.72% vs

24.15%-61.16%). Warna kuning merupakan warna dasar madu sehingga

keragamannya lebih rendah, sedangkan keragaman warna merah dapat disebabkan

Tabel 1 Sifat fisik madu dari empat jenis lebah berbeda

Sifat fisik A. mellifera

Rataan

(SB)

KK

A. cerana

Rataan

(SB)

KK

A. dorsata

Rataan

(SB)

KK

Trigona spp.

Rataan

(SB)

KK

Total

Rataan

(SB)

KK

Warna

L 43.72 57.85 47.81 62.94 53.08

(3.77)

8.63

(4.30)

7.43

(17.12)

35.03

(7.28)

11.56

(11.90)

22.43

a 6.32 9.89 11.06 7.80 8.77

(2.75)

43.58

(6.31)

63.82

(4.55)

41.13

(2.19)

28.15

(4.35)

47.67

b 19.35 16.09 17.65 20.27 18.34

(1.30)

6.72

(3.89)

24.15

(10.79)

61.16

(9.54)

47.05

(7.06)

46.26

Rataan KK 19.64 31.80 45.77 28.92

Berat jenis 1.39 1.39 1.38 1.36 1.38

(0.03)

1.83

(0.02)

1.69

(0.04)

2.59

(0.04)

2.64

(0.03)

1.59

Kekeruhan 1.24 B 1.80 B 2.15 B 3.81 A -

(0.23)

18.87

(1.00)

54.43

(0.91)

42.2

(0.17)

4.45

pH 3.92 3.94 4.16 3.61 3.91

(0.31)

7.92

(0.28)

7.05

(0.90)

21.56

(0.28)

4.04

(0.50)

12.76

aw 0.63 B 0.66 B 0.66 B 0.73 A -

(0.03)

5.34

(0.04)

6.58

(0.04)

6.06

(0.04)

6.06

Viskositas

(Poise)

24.08 a 13.99 ab 4.40 b 3.21 b -

(17.81)

73.96

(8.50)

60.78

(2.47)

56.14

(3.50)

108.89

Keterangan : SB=Simpangan baku; KK=koefisien keragaman; L=Lightness atau kecerahan; a=nilai

warna merah atau hijau; b= nilai warna kuning atau biru.

Angka yang disertai huruf besar menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01).

Angka yang disertai huruf kecil menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).

Page 17: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

7

warna coklat pembentukan HMF (Siregar 2002), pigmen sumber pakan (Krell

1996), dan kadar mineral (Emmertz 2010). Keragaman tinggi dapat juga

disebabkan jumlah sampel yang sedikit dan ulangan tidak diseragamkan.

Beberapa penyebab warna madu menjadi gelap yaitu oksidasi polifenol

(White 1979), reaksi Maillard pada suhu 80 oC menghasilkan pigmen melanoidin

berwarna coklat (Eskin 1990), kandungan mineral madu (González-Miret et al.,

2005), dan pembentukan hidroksimetilfurfural (HMF). Dekomposisi gula C6

menghasilkan hidroksimetilfurfural (HMF), terjadi dalam suasana asam dan

semakin cepat terbentuk dengan bantuan panas (Gambar 2). Warna gelap madu

akibat dari oksidasi HMF oleh oksigen (Siregar 2002). Konsentrasi HMF

meningkat dengan penyimpanan dan pemanasan yang lama bahkan penyimpanan

di suhu ruang sekalipun. Selain akibat reaksi tersebut, HMF juga ditemukan pada

madu segar sebanyak 0.06-0.2 mg.100 g-1 (White 1979). Sampel madu disimpan

dalam botol bening dan diletakkan dalam suhu ruang dapat memicu reaksi

pembentukan HMF karena suhu ruang penyimpanan dan botol bening membuat

madu mudah terpapar cahaya langsung. Waktu penyimpanan madu akan membuat

reaksi terjadi terus menerus sehingga warna madu semakin gelap.

Penelitian ini menunjukkan bahwa warna madu lebih ditentukan lama

penyimpanan dibanding sumber pakan. Madu sebaiknya disimpan dalam suhu

rendah dan tidak langsung terpapar cahaya untuk mengurangi kemungkinan

pembentukan HMF. Warna merah dan kuning lebih stabil dibanding

kecerahannya sehingga dapat dijadikan standar warna madu secara umum tanpa

memperhatikan jenis lebah penghasilnya.

Berat Jenis

Berat jenis madu tidak dipengaruhi nyata oleh jenis lebah dengan nilai

rataan 1.38. Berat jenis dapat dipengaruhi kadar air, semakin tinggi kadar air

madu akan semakin rendah berat jenisnya (Krell 1996). Hal ini dikarenakan

persentase kadar air yang tinggi mengurangi persentase bahan kering sehingga

berat jenisnya menurun. Sebagai perbandingan, berat jenis air dianggap 1 karena

kadar bahan keringnya tidak ada atau hanya sedikit sekali. Hasil analisis kimia

Tanuwidjaya (2014) menunjukkan bahwa kadar bahan kering madu berkisar

antara 68%-82.2% yang meningkatkan berat jenis sehingga nilainya >1. Jenis

Monosakarida HMF Asam Levulinat Asam format

Gambar 2 Reaksi pembentukan HMF, asam levulinat dan asam format dari

monosakarida (heksosa) dalam suasana asam

Sumber: Achmadi 1991

Page 18: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

8

(A) Sarang Trigona spp. [http://1.bp.blogspot.com]

Gambar 3 Perbedaan letak madu, (A) Sarang Trigona spp. dan (B) Sisiran

Apis spp.

lebah juga tidak mempengaruhi kadar air madu sehingga membuktikan bahwa

terdapat hubungan antara kadar air dan berat jenis.

Basavarajappa et al. (2011) meneliti madu A. dorsata memiliki berat jenis

antara 1.32-1.37. dan madu dari stingless bee oleh Onyenso dan Akachuku (2011)

memiliki berat jenis 1.40. Hasil penelitian berat jenis madu komersial menurut

Olugbemi et al. (2013) sebesar 1.34. Nilai dari beberapa penelitian tersebut

hampir sama dengan hasil penelitian ini, maka nilai ini layak dijadikan standar

untuk berat jenis madu. Nilai keragaman yang rendah (1.59%) dan koefisien

determinan jenis lebah yang kecil (10.74%) serta ulangan (19.15%) juga

menguatkan bahwa berat jenis dapat menjadi standar madu berbagai jenis lebah

dan sumber pakan.

Kekeruhan

Jenis lebah berpengaruh sangat nyata terhadap kekeruhan (P<0.01). Hasil uji

Tukey menunjukkan bahwa madu dari lebah Trigona spp. lebih keruh (3.81)

dibandingkan lebah lainnya, sedangkan madu dari A. mellifera, A. cerana, dan A.

dorsata memiliki kekeruhan yang sama (1.73). Hasil penelitian lain terhadap

kekeruhan madu A. dorsata menghasilkan nilai kekeruhan 2.22 (Basavarajappa et

al. 2011).

Menurut Krell (1996), kekeruhan madu dapat disebabkan jumlah partikel

dalam madu antara lain polen. Madu Trigona spp. di Indonesia umumnya

Sel polen

Sel madu

Sel larva

(B) Sisiran Apis spp. [http://www.apitherapy.orghome-slideshow]

Pot polen Pot madu

Page 19: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

9

bercampur dengan pollen karena pemanenannya diperas. Sel madu dan pollen

letaknya tidak teratur (Gambar 3) sehingga sulit memanen madu tanpa tercampur

polen. Letak sel madu, polen, dan larva Apis spp. di posisi tertentu dalam sisiran.

Sel madu berada pada bagian atas sisiran (Gambar 3) sehingga menyebabkan

madu yang dipanen baik menggunakan ekstraktor maupun diperas (Gambar 4)

tidak tercampur polen dan larva.

Kekeruhan dapat disebabkan juga oleh kristalisasi madu. Kristalisasi madu

terjadi karena madu mengandung >28% glukosa dan >20% air sehingga larutan

stabil. Pada madu berkadar air tinggi akan terbentuk kristal glukosa dengan

glukosa lain dan melepaskan molekul air. Kristalisasi menyebabkan warna madu

lebih terang karena warna alami kristal glukosa yaitu putih (Dyce 1979). Sesuai

dengan hasil analisis, madu Trigona spp. lebih keruh dan warnanya paling cerah

dibanding madu dari lebah lainnya yang disebabkan oleh kristal glukosa.

Madu Trigona spp. memiliki kekeruhan tertinggi dan jika didiamkan akan

terbentuk lapisan di bagian atas madu serta endapan (Gambar 5). Lapisan di

bagian atas madu merupakan lapisan polen sedangkan endapan merupakan bentuk

Gambar 5 Polen yang mengambang dan kristalisasi pada

madu Trigona spp.

endapan

polen

Gambar 4 Cara ekstraksi madu, (A) Ekstraksi dengan ekstraktor dan (B)

Ektraksi dengan pemerasan

(B) Ekstraksi dengan pemerasan

[http://www.4shared.com/webpre

view/doc/uj5T9wAU]

(A) Ekstraksi dengan ekstraktor

[http://agrimasdes.blogspot.com

/2012/12/mengekstrak-

madu.html]

Page 20: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

10

kristalisasi. Polen mengandung asam amino, lemak (terutama asam palmitat) dan

gula, sedangkan madu tidak mengandung lemak (Krell 1996). Hal ini

menyebabkan polen mengambang karena berat jenis asam palmitat 0.83 lebih

rendah dari berat jenis madu (1.38) (Noureddini et al. 1992). Glukosa memiliki

berat jenis 1.56 (IPCS 1997) sehingga akan mengendap di dasar madu.

Berdasarkan koefisien determinan, diketahui bahwa 52.51% nilai kekeruhan

dipengaruhi oleh jenis lebahnya. Pengaruh yang cukup besar ini menyebabkan

kekeruhan madu tidak dapat menjadi standar umum kualitas madu, namun perlu

dibuat standar khusus untuk tiap jenis lebah.

Nilai pH

Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis lebah tidak berpengaruh nyata

terhadap pH madu. Nilai pH berkisar antara 3.61-4.16 dengan rataan 3.91.

Penelitian Joshi et al. (2000) membandingkan madu dari A. mellifera, A. dorsata,

dan A. cerana menghasilkan nilai pH antara 3.52-3.68, sama dengan penelitian

Basavarajappa et al. (2011) terhadap madu A. dorsata yang menghasilkan nilai pH

antara 3.54-3.76. Menurut beberapa penelitian terhadap madu dari stingless bee,

nilai pH madu ini sangat beragam yaitu 3.27-3.93 (Souza et al. 2006), sedangkan

Chanchao (2009) meneliti bahwa pH madu Trigona laeviceps sebesar 3.37.

Nilai koefisien determinan juga menunjukkan bahwa hanya 6.81% nilai

pH dipengaruhi jenis lebah. Selain itu hasil menunjukkan bahwa koefisien

determinan ulangan kecil (6.5%) yang berarti madu tidak dipengaruhi oleh asal

tanaman dan daerahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH dapat dijadikan

standar untuk semua jenis lebah.

Aktivitas Air (aw)

Hasil analisis menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dari jenis lebah

(P<0.01) terhadap nilai aw. Nilai tertinggi pada madu lebah Trigona spp. (0.73),

sedangkan Apis tidak berbeda (0.63-0.66). Hal ini dapat disebabkan kadar air

madu lebah Trigona spp. tinggi (19%-32%). Berdasarkan penelitian Chirife et al.

(2006), 97% nilai aw dipengaruhi oleh kadar air. Kadar air madu Trigona spp.

lebih tinggi dibandingkan madu yang lain karena sebagian besar madu dipanen

pada musim hujan (November-Januari 2013).

Jenis lebah mempengaruhi 45.29% nilai aw. Nilai ini dimungkinkan sarang

lebah Trigona yang berbeda dengan Apis. Apis menyimpan madu pada bagian atas

sisir sarang. Sel yang penuh dengan madu akan ditutup lilin, sedangkan pada

sarang lebah Trigona spp. pot-pot madu dibiarkan terbuka (Gambar 6). Madu

yang tidak tertutup ini akan menarik air di lingkungan sekitarnya karena sifat

higroskopis madu sehingga meningkatkan kadar air. Penelitian Vit et al. (1994)

yang membandingkan komposisi madu dari A. mellifera dan stingless bee

menunjukkan bahwa kadar air madu stingless bee (19.9%-25.7%) lebih tinggi dari

madu A. mellifera (16.7%). Bijlsma et al. (2006) juga telah membandingkan kadar

air dari madu stingless bee dan A. mellifera. Hasilnya kadar air madu stingless bee

lebih tinggi. Nilai kadar air yang tinggi akan berdampak pada nilai aw-nya. Nilai

Page 21: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

11

ini hampir sama dengan hasil penelitian Oddo et al. (2008) yang melaporkan

bahwa nilai aw madu Trigona carbonaria 0.74.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai aw dapat dijadikan standar namun

dibedakan antara madu dari lebah Apis dan Trigona spp. Nilai keragaman yang

kecil (5.34%-6.58%) juga mendukung hasil ini untuk dijadikan standar. Pengaruh

ulangan hanya sebesar 2.62% terhadap nilai aw sehingga asal tanaman maupun

daerah dapat diabaikan.

Viskositas

Hasil analisis menunjukkan viskositas madu nyata dipengaruhi jenis lebah.

Berdasarkan uji Tukey, viskositas tertinggi pada madu A. mellifera (24.08),

kemudian madu A. cerana (13.99), sedangkan madu A. dorsata (4.40) dan madu

Trigona spp. (3.21) viskositasnya sama. Viskositas madu A. mellifera dan A.

cerana yang dibandingkan oleh Manzoor et al. (2013) menunjukkan madu A.

mellifera lebih kental. Beberapa madu komersial memiliki viskositas antara 17.9-

138 Poise (Anupama et al. 2002) dan madu lebah A. dorsata serta Trigona spp.

jauh dari kisaran ini. Viskositas madu dipengaruhi oleh kadar air, semakin tinggi

kadar air maka viskositasnya semakin rendah (Krell 1996). Viskositas merupakan

ukuran besar kecilnya gesekan antara molekul cairan. Nilai viskositas menentukan

kemudahan molekul bergerak karena gesekan antar lapisan material. Air

merupakan media pergerakan molekul sehingga semakin tinggi kadar air maka

alirannya semakin cepat (Apriani 2013). Secara alami kadar air madu Trigona spp.

lebih tinggi dibandingkan lebah Apis sp. sehingga viskositasnya paling rendah.

Nilai viskositas ini memilliki keragaman yang sangat tinggi terutama pada madu

Trigona spp. (108.89%) karena jumlah sampel sedikit.

Selain kadar air, viskositas juga dipengaruhi suhu madu dan asal tanaman

(National Honey Board 2014). Asal tanaman (ulangan) ternyata tidak memberikan

pengaruh dengan koefisien determinannya sebesar 1.52%. Hasil tersebut

menunjukkan viskositas madu dalam penelitian ini hanya dipengaruhi oleh jenis

lebah (23.04%). Viskositas sampel madu sangat beragam (56.14%-108.89%)

sehingga tidak dapat dijadikan standar.

Gambar 6 Perbedaan sarang lebah, (A) Sarang lebah Trigona spp. dan (B)

Sarang lebah Apis spp.

(A) Sarang lebah Trigona spp.

[http://rumahlebah.com]

(B) Sarang lebah Apis spp.

[http://thehoneygatherers.com]

Page 22: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Jenis lebah memberi hasil yang berbeda pada tingkat kekeruhan, viskositas,

dan aktivitas air madu, sementara untuk sifat fisik lainnya tidak terdapat

perbedaan yang nyata. Nilai yang tidak dipengaruhi jenis lebah maupun ulangan

dapat dijadikan standar umum sifat fisik madu, yaitu nilai a dan b pada warna,

berat jenis, dan nilai pH. Aktivitas air dapat dijadikan standar namun perlu

dibedakan untuk lebah Trigona spp. dan Apis spp.

Saran

Penelitian selanjutnya perlu menggunakan sampel yang lebih banyak untuk

memperkecil keragaman. Sampel yang dianalisis perlu diketahui latar

belakangnya secara lengkap seperti sumber pakan dan waktu pemanenan. Analisis

dilakukan segera setelah sampel terkumpul agar tidak mengubah kualitas fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi S. 1991. Analisis kimia produk lebah madu dan pelatihan staf

laboratorium Pusat Perlebahan Nasional Parungpanjang. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Anupama D, Bhat KK, Sapna VK. 2013. Sensory and physico-chemical properties

of commercial samples of honey. Food Research Int. 36:183-191.

Apriani D, Gusnedi, Darvina Y. 2013. Studi tentang nilai viskositas madu hutan

dari beberapa daerah di Sumatera Barat untuk mengetahui kualitas madu.

Pillar of Physics. 2:91-98.

[BSN]. Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2891-1992 : Cara Uji

Makanan dan Minuman. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta (ID).

[BSN]. Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 01-3545-2004 : Madu. Badan

Standardisasi Nasional. Jakarta (ID).

Basavarajappa S, Raghunandan KS, Hegde SN. 2011. Physico-biochemical

analysis of multifloral honey of Apis dorsata Fab. (Hymenoptera : Apidae)

in Southern Karnataka, India. Curent Biotica. 5(2):144-156.

Bijlsma L, de Bruijn LLM, Martens EP, Sommeijer MJ. 2006. Water content of

stingless bee honeys (Apidae, Meliponini): interspecific variation and

comparison with honey of Apis mellifera. Apidologie. 37:480-486.

Chanchao C. 2009. Antimicrobial activity by Trigona laeviceps (stingless bee)

honey from Thailand. Pak J Med Sci. 25(3):364-369.

Chirife J, Zamora MC, Motto A. 2006. The correlation between water activity

and % moisture in honey: Fundamental aspects and application to Argentine

honeys. J Food Eng. 72(3):287-292.

Page 23: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

13

Dyce EJ. 1979. Producing finely granulated or creamed honey. In : Crane E. (ed).

Honey : A Comprehensive Survey. London (UK): Heinemann.

Emmertz A. 2010. Mineral composition of New Zealand monofloral honeys

[Tesis]. Uppsala (SE): SLU, Swedish University of Agricultural Science.

Eskin NAM. 1990. Biochemistry of Food. New York (US): Academic Pr Inc.

González-Miret ML, Terrab A, Hernanz D, Fernández-Recamales MA, Heredia

FJ. 2005. Multivariate correlation between color and mineral composition of

noney and by their botanical origin. J Agric Food Chem. 53(7):2574-2580.

Halim MNA, Suharno. 2001. Teknik Mencangkok Royal Jelly. Jakarta (ID):

Penerbit Kanisius.

[IPCS]. International Programme on Chemical Safety. 1997. ICSC: 0865 Glucose.

[internet]. [diunduh 2014 Mei 12]. Tersedia pada

http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0865.htm.

James OO, Mesubi MA, Usman LA, Yeye SO, Ajanaku KO, Ogunniran KO,

Anjani OO, Siyanbola O. 2009. Physical characterisation of some honey

samples from North-Central Nigeria. Int J Phys Sci. 4(9):464-470.

Joshi SR, Pechhacker H, Willam A, von der Ohe W. 2000. Physico-chemical

characteristics of Apis dorsata, A. cerana and A. mellifera honey from

Chitwan district, central Nepal. Apidologie. 31:367-375.

Kartinawati A. 2006. Pendugaan umur simpan madu merek X [Skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Krell R. 1996. Value-added Products From Beekeeping. FAO Agricultural

Services Bulletin No 124. USA.

Manzoor MV, Mathivanan, Nabi Shah G H, Mir G M, Selvisabhanayakam. 2013.

Physici-chemical analysis of honey of Apis cerana indica and Apis mellifera

from different regions of Anantnag district, Jammu & Kashmir. Int J Pharm

Pharm Sci. 5(3):635-638.

Mehryar L, Esmaiili M, Hassanzadeh A. 2013. Evaluation of some

physicochemical and rheological properties of Iranian honeys and the effect

of temperature on its viscosity. American-Eurasian J Agric & Environ Sci.

13(6):807-819.

National Honey Board. 2005. Honey A Reference Guide to Nature’s Sweetener.

[internet]. [diunduh 2014 April 16]. Tersedia pada: http://www.honey.com

Noureddini H, Teoh BC, Clements LD. 1992. Densities of vegetable oils and fatty

acids. Papers in Biomaterials. Paper 14. [internet]. [diunduh 2014 Mei 12].

Tersedia pada: http://digitalcommons.unl.edu/chemeng_biomaterials/14

Oddo LP, Heard TA, Rodríguez-Malaver A, Pérez RA, Fernández-Muiño M,

Sancho MT, Sesta G, Lusco L, Vit P. 2008. Composition and antioxidant

activity of Trigona carbonaria honey from Australia. J Med Food.

11(4):789-794.

Olugbemi O, Ikeme CH, Dioha IJ. 2013. Physico-chemical analysis of honey

from Umuahia, Abia State, Nigeria. Research Journal in Enginering and

Applied Sciences. 2(3):199-202.

Onyenso AI, Akachuku CO. 2011. Physico-chemical properties of honeys

produced by two stingless bee species - Trigona carbonaria and Melipona

Beecheii in South-Eastern Nigeria. J Agricultural, Forestry and the Social

Sciences. 9(1).

Page 24: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

14

Ostle B. 1963. Statistics in Research. Ed ke-2. Iowa (US): The Iowa University

Press.

Pusat Perlebahan Pramuka (Madu Pramuka). 2003. Lebah Madu: Cara Beternak

dan Pemanfaatan. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Saeni MS. 1989. Kimia Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).

Sihombing D T H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta (ID): Gajah Mada

University Press.

Singh S. 1962. Bee keeping in India. New Delhi (IN): Indian Council Agricultural

Research.

Siregar HCH. 2002. Pengaruh metode penurunan kadar air, suhu dan lama

penyimpanan terhadap kualitas madu randu [Tesis]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Souza B, Roubik D, Barth O, Heard T, Enríquez E, Carvalho C, Villas-Bôas J,

Marchini L, Locatelli J, Persano-Oddo L, Almeida-Muradian L, Bogdanov

S, Vit P. 2006. Composition of stingless bee honey: setting quality standards.

Interciencia. 31(12):867-875.

Tanuwidjaya SJ. 2014. Sifat kimia dan organoleptik madu dari berbagai jenis

lebah madu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[USDA]. United States Department of Agricultural. 1985. United States

Standards for Grades of Extracted Honey. Washington DC (US).

Vit P, Bogdanov S, Kilchenman V. 1994. Composition of Venezuelan honeys

from stingless bees (Apis: Maliponinae) and Apis mellifera L. Apidologie.

25:278-288.

Weaver CM, Daniel JR. 2003. The Food Chemistry Laboratory: a manual for

experimental of foods, dietetics, and food scientist. Ed ke-2. USA: CRC

Press.

White JW. 1979. Composition of Honey. In : Crane E. (ed). Honey : A

Comprehensive Survey. London (UK): Heinemann.

Zamora MC, Chirife J, Roldán D. 2006. On the nature of teh relationship between

water activity and % moisture in honey. Food Control. 17:642-647.

Page 25: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

1 1

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data sumber sampel madu

Madu Asal Sumber pakan Tgl panen/kemas

Mellifera

Pramuka Jawa (P) Multiflora 3 Sept 2012

Pramuka Jawa (P) Rambutan 3 Sept 2012

Pramuka Jawa (P) Kapuk 3 Sept 2012

Pramuka Jawa (P) Jambu air 9 April 2012

Pramuka Jawa (P) Kelengkeng 3 Sept 2012

Dorsata

Hutan TTS TTS, NTT (T) Multiflora -

D-Bees Bandung (P) Kaliandra -

Hutan NTB (T) - Juli 2013

Pramuka - (P) Multiflora 3 Sept 2012

Ratu Trigona Makasar (T) Multiflora Des 2013

Cerana

Multiflora - (T) Multiflora -

NTB NTB (T) - Juli 2013

Al-syifa Cimahi (T) Beluntas 2012

Al-syifa Cimahi (T) Kaliandra Nov 2013

Madura Madura (P) - -

Trigona

Pati Pati (T) Sengon, kapuk Nov-Des 2013

Teuweul Banten (T) Multiflora Des 2013

NTB NTB (T) - Juli 2013

Kalulut Banjarmasin (P) Mangga -

Ratu trigona Makasar (T) - Jan 2014

Keterangan : P=pengumpul, T=peternak

Page 26: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

16

Lampiran 2 Perhitungan analisis keragaman (ANOVA) sampel madu

Warna

L

SK db JK KT F P

Lebah 3 1177.26 392.420 3.56 0.0475

Ulangan 4 191.68 47.920 0.43 0.7812

Error 12 1322.96 110.247

Total 19 2691.90

a

SK db JK KT F P

Lebah 3 67.483 22.4943 1.29 0.3233

Ulangan 4 82.230 20.5576 1.18 0.3695

Error 12 209.654 17.4712

Total 19 359.368

b

SK db JK KT F P

Lebah 3 51.515 17.1718 0.24 0.8678

Ulangan 4 33.220 8.3050 0.12 0.9746

Error 12 863.656 71.9714

Total 19 948.392

Berat jenis

SK db JK KT F P

Lebah 3 0.00385 0.00128 2.67 0.0947

Ulangan 4 0.00923 0.00231 4.80 0.0152

Error 12 0.00577 0.00048

Total 19 0.01885

Kekeruhan

SK db JK KT F P

Lebah 3 18.3131 6.10436 15.49 0.0002

Ulangan 4 2.7237 0.68092 1.73 0.2083

Error 12 4.7277 0.39397

Total 19 25.7644

pH

SK db JK KT F P

Ulangan 4 1.01895 0.25474 1.02 0.4340

Lebah 3 0.74593 0.24864 1.00 0.4265

Error 12 2.98594 0.24883

Total 19 4.75082

Page 27: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

17

Aktivitas air

SK db JK KT F P

Lebah 3 0.02886 0.00962 9.08 0.0021

Ulangan 4 0.01347 0.00337 3.18 0.0535

Error 12 0.01271 0.00106

Total 19 0.05505

Viskositas

SK db JK KT F P

Lebah 3 1417.28 472.427 5.11 0.0166

Ulangan 4 522.11 130.528 1.41 0.2886

Error 12 1109.12 92.426

Total 19 3048.51

Page 28: KARAKTERISTIK FISIK MADU DARI LEBAH Apis … FISIK MADU DARI LEBAH Apis mellifera, Apis dorsata, Apis cerana DAN Trigona spp. ADITYA GILANG PRAMESTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 4 Oktober 1990. Penulis

merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bapak Adi Prakosa dan

Ibu Agustin Sartantiwi.

Tahun 1995 memulai pendidikan pertamanya di TK Xaverius V Palembang.

Tahun 1996 masuk SDN Bromantakan 56 Surakarta kemudian di tahun 1997

pindah ke SD St. Antonius 02 Semarang dan lulus tahun 2002. Di tahun yang

sama melanjutkan pendidikan di SMPN 5 Semarang dan lulus tahun 2005. Penulis

melanjutkan pendidikan SMAN 3 Semarang dan lulus pada tahun 2008. Pada

tahun yang sama, penulis diterima di Program D3 Kesehatan Hewan, Fakultas

Kedokteran Hewan UGM hingga Agustus 2011. Penulis melanjutkan pendidikan

Strata 1 (S1) Peternakan Program Alih Jenis Departemen Ilmu Produksi dan

Teknologi Petrnakan IPB.

Selama berkuliah, penulis telah melaksanakan magang di Klinik Hewan

Griya Satwa Semarang selama 1 bulan pada tahun 2010. Penulis juga

melaksanakan PKL selama 10 minggu pada tahun 2011 di 10 tempat meliputi

peternakan babi, ayam, domba, dan stable kuda di Jawa Tengah dan Yogyakarta,

Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi

Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dinas Peternakan Kota Yogyakarta, Pusat

Kesehatan Hewan Yogyakarta, RPH Yogyakarta, serta Balai Inseminasi Buatan

Yogyakarta.