Lampiran II 01 Juli 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA … · Musda, Rakerda, dan Peraturan Organisasi. (2)...
Transcript of Lampiran II 01 Juli 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA … · Musda, Rakerda, dan Peraturan Organisasi. (2)...
Lampiran II
Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KAROSERI INDONESIA
HASIL MUNAS
USULAN PERUBAHAN
BAB I
U M U M
Pasal 1
Landasan Penyusuaian
(1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan pada
Anggaran Dasar ASKARINDO yang mengatur hal-hal yang
belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran
Dasar ASKARINDO
(2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ASKARINDO.
BAB II
ORGANISASI
Pasal 2
PEMBENTUKAN ORGANISASI
Organisasi ASKARINDO pertama kali dibentuk pada tanggal 09
Januari 1987 di Jakarta.oleh beberapa pengusaha di bidang
industri karoseri.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Persyaratan Keanggotaan
(1) Persyaratan untuk menjadi Anggota Biasa adalah :
a. Setiap perusahaan, baik Perusahaan Terbatas (P.T.)
maupun Comanditer Venoschaf (C.V.) yang berusaha
di bidang industri karoseri, yang didirikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan Negara
Republik Indonesia.
b. Mempunyai Ijin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian
Perindustrian atau Dinas Perindustrian Provinsi sesuai
domisili perusahaan yang bersangkutan, dan masih
aktif berproduksi.
c. Mempunyai sertifikat keanggotaan ASKARINDO.
d. Mempunyai Surat Tanda Pendaftaran Perusahaan
Karoseri dari Dinas Perhubungan /Lalu Lintas Angkutan
Jalan (LLAJ) Provinsi sesuai domisili perusahaan yang
bersangkutan.
e. Mendapat rekomendasi dari Dewan Pengurus Daerah
ASKARINDO sesuai domisili perusahaan yang
bersangkutan.
(2) Persyaratan untuk menjadi Anggota Kehormatan adalah
orang perorangan yang dinilai mempunyai jasa yang luar
biasa dalam membentuk, membina, mengembangkan dan
memajukan Organisasi ASKARINDO dan bersedia ikut
memperjuangkan aspirasi organisasi ASKARINDO.
(3) Persyaratan untuk menjadi Anggota Luar Biasa adalah :
a. Setiap perusahaan, baik Perusahaan Terbatas (P.T.)
maupun Comanditer Venoschaf (C.V.) yang berusaha
di bidang industri yang menghasilkan komoditi
penunjang yang mendukung usaha industri karoseri;
memiliki keahlian, pengalaman, komitmen, dan
perhatian serta dedikasi terhadap usaha karoseri.yang
didirikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan Negara Republik Indonesia.
b. Mempunyai Ijin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian
Perindustrian atau Dinas Perindustrian Provinsi. sesuai
domisili perusahaan yang bersangkutan, dan masih
aktif berproduksi. Apabila perusahaan PMA harus
mendapat ijin dari BKPM atau Instansi terkait.
a. Mempunyai sertifikat keanggotaan ASKARINDO.
d. Mendapat rekomendasi dari Dewan Pengurus Daerah
ASKARINDO sesuai domisili perusahaan yang
bersangkutan.
Pasal 4
Tata Cara Penerimaan
(1) Tata cara penerimaan Calon Anggota Biasa :
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Dewan
Pengurus Daerah sesuai domisili perusahaan yang
bersangkutan. Surat Permohonan harus ditanda
tangani oleh Direksi Perusahaan.
b. Membuat Surat Pernyataan yang isinya kesediaan
perusahaan untuk mematuhi Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga ASKARINDO dan bersedia
membayar uang pangkal dan uang iuran anggota.
c. Menyerahkan rekaman :
c.1. Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perusahaan dan
akta-akta perubahannya yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia serta Daftar Susunan Pengurus
Perusahaan yang masih aktif.
c.2. Ijin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian
Perindustrian atau Dinas Perindustrian Provinsi
yang masih berlaku, apabila Perusahaan PMA
harus mendapat ijin dari BKPM atau Instansi
terkait.
c.3. Sertipikat Keanggotaan ASKARINDO yang masih
berlaku.
c.4. Tanda Pendaftaran Perusahaan Karoseri dari
Dinas Perhubungan/LLAJ Provinsi yang masih
berlaku
(2) Tata cara penerimaan Anggota Kehormatan :
Anggota Kehormatan memperoleh keanggotaannya melalui
Keputusan Musyawarah Nasional atas usul Dewan
Pengurus Pusat dan atau Dewan Pengurus Daerah dan
disetujui oleh yang bersangkutan.
(3) Persyaratan untuk menjadi Anggota Luar Biasa :
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Dewan
Pengurus Daerah sesuai dengan domisili perusahaan
yang bersangkutan. Surat permohonan harus ditanda
tangani oleh Direksi Perusahaan.
b. Membuat Surat Pernyataan yang isinya kesediaan untuk
mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
ASKARINDO. dan bersedia membayar uang pangkal dan
uang iuran anggota.
c. Membuat Surat Pernyataan yang isinya bersedia
membantu usaha dan kegiatan ASKARINDO, baik
dengan dana maupun dalam bentuk lain yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Angggaran
Rumah Tangga ASKARINDO.
(4). Penerimaan terhadap permohonan menjadi Anggota Biasa
dan Anggota Luar Biasa ditetapkan dan diberitahukan oleh
Dewan Pengurus Daerah, dalam waktu selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya permohonan.
Pasal 5
Sertifikat Keanggotaan ASKARINDO
a. Perusahaan yang diterima sebagai Anggota diberikan
tanda anggota berupa Sertipikat Keanggotaan
ASKARINDO, yang berlaku selama satu periode
kepengurusan sejak tanggal penerbitan sertipikat tersebut
oleh Dewan Pengurus Pusat.
b. Perpanjangan sertifikat keanggotaan ASKARINDO
diberikan selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari
kalender setelah terbentuknya Dewan Pengurus Pusat.
c. Dalam hal suatu perusahaan mempunyai cabang di
provinsi lain, maka cabang perusahaan yang
bersangkutan dapat memperoleh Sertipikat Keanggotaan
ASKARINDO dengan menempuh tata cara sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 4 ayat (1) Anggaran Rumah
Tangga ini.
d. Sertiikat Keanggotaan ASKARINDO wajib mencantumkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai Perusahaan
Kena Pajak (PKP).
Pasal 6
Sanksi Terhadap Anggota
(1) Setiap Anggota yang tidak mentaati kewajibannya
dikenakan sanksi oleh Dewan Pengurus Daerah setelah
sebelumnya mendengar pertimbangan dari Dewan
Pengurus Pusat.dan atau Dewan Pembina, yaitu :
a. Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
atau Anggaran Rumah Tangga.
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik
organisasi.
c. Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan sebagaimana
yang ditetapkan organisasi, seperti antara lain tidak
membayar uang iuran anggota.
d. Tidak mematuhi keputusan organisasi.
e. Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan
kepercayaan yang diberikan organisasi.
(2) Sanksi terhadap Anggota dapat berupa :
a. Teguran atau peringatan tertulis.
b. Pemberhentian sebagai anggota.
(3) Setiap anggota yang dikenakan sanksi dapat melakukan
pembelaan kepada Dewan Pengurus Pusat dan atau
Dewan Pengawas dan Dewan Pembina.
(4) Sanksi dapat dicabut bilamana dalam pembelaannya
anggota yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah.
(5) Pencabutan sanksi dilakukan oleh Dewan Pengurus
Daerah setelah mendengar pertimbangan dari Dewan
Pengurus Pusat , Dewan Pengawas dan Dewan Pembina
terhadap hal-hal yang dimaksud Pasal 39 Anggaran Dasar.
Pasal 7
Kehilangan Keanggotaan
(1) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa kehilangan
keanggotaan ASKARINDO karena :
a. Mengundurkan diri.
b. Menghentikan usahanya.
c. Semua ijin usaha yang dimiliki dicabut oleh Pemerintah.
(2) Anggota Kehormatan kehilangan keanggotaan ASKARINDO
karena :
a. Mengundurkan diri.
b. Meninggal dunia.
BAB IV
SUSUNAN PERSONALIA
Bagian Pertama
Dewan Pembina
Pasal 8
(1) Susunan personalia Dewan Pembina terdiri dari :
a. 1 (satu) Orang Ketua;.
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;.
c. 1 (satu) orang Sekretaris;.
d. 2(dua) orang wakil sekretaris
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara;
g. Beberapa orang Anggota Dewan Pembina.
(2) Dewan Pembina bekerja secara kolektif dan semua
Keputusan yang ditetapkan harus berdasarkan atas
keputusan Rapat Pleno Dewan Pembina.
Bagian Kedua
Dewan Pengawas
Pasal 9
(1). Susunan personalia Dewan Pengawas terdiri dari :
a. 1 (satu) Orang Ketua;
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua;.
c. 1 (satu) orang Sekretaris;.
d. 1 (satu) orang wakil sekretaris;
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 1 (dua) orang Wakil Bendahara;
(2) Dewan Pengawas bekerja secara kolektif dan semua
Keputusan yang ditetapkan harus berdasarkan atas
keputusan Rapat Pleno Dewan Pengawas.
Bagian Ketiga
Dewan Pengurus Pusat
Pasal 10
(1) Susunan personalia Dewan Pengurus Pusat terdiri dari :
a. 1 (satu) Orang Ketua Umum;
b. 6 (enam) orang Wakil Ketua (dari unsur DPD);
c. 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal;
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris Jenderal;
e. 1 (satu) orang Bendahara;
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara;
g. 4 (empat) orang Kepala Kompartemen.
(2) Kompartemen yang dimaksud ayat (1) huruf g diatas adalah
: Kompartemen Teknik, Kompartemen Hukum, Kompartemen
Niaga, dan Kompartemen Organisasi dan Sosial
Kemasyarakatan.
(3) Masing-masing kompartemen membawahi bidang-bidang
yaitu :
a. Kompartemen Teknik Membawahi Bidang Penumpang,
Bidang Barang dan Bidang Komponen / Material.
b. Kompartemen Hukum membawahi Bidang Hukum,
Bidang Perundang-Undangan, dan Bidang Hubungan
Pemerintah.
c. Kompartemen Niaga membawahi : Bidang Pajak Tarif
Harga, Bidang Niaga, dan Bidang Promosi.
d. Kompartemen Organisasi dan Sosial Kemasyarakatan
membawahi : Bidang Keanggotaan dan Diklat, Bidang
Sosial Kemasyarakatan, dan Bidang Organisasi dan
Daerah.
(4) Dewan Pengurus Pusat bekerja secara kolektif dan semua
Keputusan yang ditetapkan harus berdasarkan atas
keputusan Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat.
(5) Anggota Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat adalah
seluruh anggota Dewan Pengurus Pusat.
Bagian Keempat
Dewan Pengurus Daerah
Pasal 11
(1) Susunan personalia Dewan Pengurus Daerah terdiri dari :
a. 1(satu) orang Ketua
b. 3 (tiga) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang sekretaris.
d. 1 (satu) orang wakil sekretaris
e. 1 (satu) orang bendarahara
f. 1 (satu) orang wakil Bendahara.
g. 4 (empat) orang Ketua Bidang.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud Ayat (1) huruf g diatas
adalah :
a. Bidang Teknik.
b. Bidang Niaga.
c. Bidang Hukum dan Pemerintahan.
d. Bidang Organisasi dan Sosial Kemasyarakatan.
(3) Dewan Pengurus Daerah bekerja secara kolektif dan semua
Keputusan yang ditetapkan harus didasarkan atas
keputusan Rapat Pleno Dewan Pengurus Daerah.
(4) Anggota Rapat Pleno Dewan Pengurus Daerah adalah
seluruh anggota Dewan Pengurus Daerah.
Pasal 12
Tugas-Tugas Dewan Pengurus
Dalam memenuhi fungsi dan tugas pokok ASKARINDO
sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 11,12 dan
13, Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus Daerah
berkewajiban :
(1) Melaksanakan seluruh hasil keputusan Munas, Rakernas,
Musda, Rakerda, dan Peraturan Organisasi.
(2) Melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian untuk mencapai fungsi dan tugas pokok
ASKARINDO.
(3) Melaksanakan Program Kerja yang telah disahkan oleh
Dewan Pembina.
(4) Memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pengawas
dalam rangka tercapainya fungsi dan tugas pokok
ASKARINDO.
BAB V
TATA CARA PEMILIHAN
Bagian Pertama
Dewan Pembina dan Dewan Pengawas
Pasal 13
1) Calon Dewan Pembina diusulkan oleh MUSDA untuk
disyahkan dalam MUNAS, minimal 3 (tiga) orang untuk
anggota Dewan Pembina.
2) Calon Dewan Pengawas diusulkan oleh Musyawarah
Nasional untuk diangkat sebagai Dewan Pengawas oleh
Dewan Pembina,berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 5
(lima) orang dari Dewan Pengurus Daerah 2 (dua) orang dari
profesional.
3) Pengangkatan Ketua Dewan Pengawas berdasarkan
Keputusan Rapat Pleno Dewan Pembina.
Bagian Kedua
Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus Daerah
Pasal 14
(1) Dewan Pengurus Pusat diangkat oleh Dewan Pembina
berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Pembina melalui
musyawarah untuk mufakat atau pemungutan suara secara
langsung oleh peserta Rapat Dewan Pembina.
(2) Dewan Pengurus Daerah diangkat oleh Dewan Pembina
melalui musyawarah untuk mufakat atau pemungutan suara
secara langsung oleh peserta Rapat Dewan Pembina
berdasarkan usulan calon yang diajukan oleh Dewan
Pengurus Daerah yang ada.
BAB VI
PERSYARATAN JABATAN
Bagian Pertama
Dewan Pembina dan Dewan Pengawas
Pasal 15
Persyaratan untuk menjadi Anggota Dewan Pembina dan Dewan
Pengawas :
(1) Warga Negara Republik Indonesia.
(2) Memiliki Perusahaan Industri Karoseri dan berstatus
sebagai Pemegang Saham yang dibuktikan dengan Daftar
Pemegang Saham
(3) Mempunyai kemampuan untuk membina, mengembangkan
dan memajukan Organisasi ASKARINDO.
Bagian Kedua
Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus Daerah
Pasal 16
Persyaratan untuk menjadi Dewan Pengurus Pusat dan Dewan
Pengurus Daerah ASKARINDO adalah :
1. Warga Negara Republik Indonesia.
2. Tenaga profesional dan bekerja penuh waktu, yaitu tenaga
dan waktu kerjanya sepenuhnya hanya untuk
ASKARINDO.
3. Mempunyai visi dan misi sesuai dengan Anggaran Dasar
ASKARINDO.
4. Memiliki pandangan yang luas dan memiliki kompetensi di
bidang karoseri dan mampu membina dan memelihara
hubungan baik dengan Pemerintah dan anggota.
Bagian Ketiga
Pelantikan
Pasal 17
(1) Dewan Pembina dan Dewan Pengawas dan Dewan
Pengurus Pusat dilantik oleh Menteri Perindustrian atau
Menteri Perhubungan atau pejabat pemerintah yang
mewakilinya.
(2) Dewan Pengurus Daerah dilantik oleh Dewan Pembina atau
pejabat Pemerintah Daerah terkait.
Pasal 18
Kode Etik Anggota dan Pengurus
(1) Kode Etik Anggota dan Pengurus ASKARINDO adalah
sebagai tuntutan moral dan perilaku tidak melanggar hukum.
Pengurus ASKARINDO diseluruh tingkatan Organisasi,
merupakan pedoman mengenai nilai-nilai dan perilaku yang
sesuai dengan visi, misi organisasi sehingga wajib ditaati
serta diikuti oleh para anggota dan pengurus ASKARINDO
baik di Pusat maupun di Daerah.
(2) Kode Etik disusun untuk memudahkan para anggota dan
pengurus dalam melakukan kerjasama yang saling
menunjang dan saling menguntungkan serta mendorong
terciptanya persaingan usaha yang sehat diantara para
anggota sehingga terbentuk sikap kekeluargaan dalam
organisasi ASKARINDO yang profesional.
(3) Kode etik anggota dan pengurus ASKARINDO diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Organisasi hasil Rakernas yang
sejalan dengan visi dan misi organisasi.
Pasal 19
Pembagian Tugas Dewan Pengawas
(1) Pembagian tugas diantara anggota Dewan Pengawas
dilakukan oleh Ketua berdasarkan Program Kerja
Pengawasan yang disahkan oleh Dewan Pembina.
(2) Ketua Dewan Pengawas dalam rangka pengawasan
terhadap pelaksanaan fungsi, tugas pokok dan kegiatan
organisasi yang dilaksanakan oleh Dewan Penurus Pusat
dan Dewan Pengurus Daerah, berkewajiban :
a. Memimpin organisasi Dewan Pengawas dalam
melaksanakan tugas dan wewenang, baik keluar
maupun kedalam.
b. Mengkordinasikan langkah-langkah Dewan Pengawas
dalam hal yang bersifat kebijaksanaan.
c. Memimpin rapat-rapat yang diadakan Dewan
Pengawas.
d. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan
pelaksanaan tugas para Wakil Ketua.
e. Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Dewan
Pembina.
Pasal 20
Pembagian Tugas Dewan Pengurus
(3) Pembagian tugas diantara Dewan Pengurus dilakukan oleh
Ketua Umum untuk Dewan Pengurus Pusat dan Ketua
untuk Dewan Pengurus Daerah berdasarkan Program Kerja
dan Keputusan-keputusan Musyawarah
Nasional/Musyawarah Daerah masing-masing.
(4) Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan Ketua Dewan
Pengurus Daerah dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas
pokok dan kegiatan organisasi masing-masing,
berkewajiban :
a. Memimpin organisasi Dewan Pengurus masing-
masing dalam melaksanakan tugas dan wewenang,
baik keluar maupun kedalam.
b. Mengkordinasikan langkah-langkah Dewan Pengurus
masing-masing dalam hal yang bersifat
kebijaksanaan.
c. Memimpin rapat-rapat yang diadakan Dewan
Pengurus masing-masing.
d. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan
pelaksanaan tugas para Wakil Ketua Umum/Wakil
Ketua masing-masing.
e. Bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional/Musyawarah Daerah masing-masing.
(3) Para Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan Para
Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah dalam rangka
pelaksanaan fungsi, tugas pokok dan kegiatan organisasi
masing-masing berkewajiban :
a. Mewakili Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan
Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah masing-masing
dalam mengkordinasikan dan mensinkronisasikan
pelaksanaan tugas-tugas Kompartemen/ Bidang
dalam lingkup tugas masing-masing.
b. Mengembangkan kerjasama yang serasi dan
mengawasi kelancaran pelaksanaan tugas
Kompartemen/Bidang dalam lingkup tugas masing-
masing.
c. Mewakili Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat dan
Ketua Dewan Pengurus Daerah atas dasar
penunjukan Ketua Umum/Ketua masing-masing.
d. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat dan Ketua Dewan Pengurus Daerah
dalam melaksanakan tugas masing-masing.
(4) Setiap Ketua Kompartemen pada Dewan Pengurus
Pusat/Ketua Bidang pada Dewan Pengurus Daerah dalam
rangka pelaksanaan fungsi, tugas pokok dan kegiatan
organisasi berkewajiban :
a. Memimpin, mengkoordinasikan, mensinkronisasikan
dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas
Kompartemen/Bidang masing-masing.
b. Mewakili Ketua Umum/Wakil Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat dan Ketua/Wakil Ketua Dewan
Pengurus Daerah sesuai bidangnya jika yang
bersangkutan berhalangan.
c. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Umum/Wakil Ketua Umum/Ketua/Wakil
Ketua sesuai bidangnya masing-masing.
d. Jika Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat atau Ketua
Dewan Pengurus Daerah berhalangan sementara atau
tidak dapat menjalankan tugas sehari-harinya dalam
waktu tertentu :
a. Untuk Dewan Pengurus Pusat, Ketua Umum
menunjuk salah seorang Wakil Ketua Umum untuk
mewakilinya, dan jika semua Wakil Ketua Umum
berhalangan maka Ketua Umum menunjuk salah
seorang Ketua Kompartemen untuk mewakilinya.
b. Untuk Dewan Pengurus Daerah, Ketua menunjuk
salah seorang Wakil Ketua untuk mewakilinya, dan
jika semua Wakil Ketua berhalangan maka Ketua
menunjuk salah seorang Ketua Bidang untuk
mewakilinya.
Pasal 21
Sanksi Terhadap Anggota Dewan Pengurus atau Dewan
Pengurus
(1) Setiap Anggota Dewan Pengurus dapat dikenai sangsi oleh
Dewan Pengurus, karena :
a. Secara sadar melanggar atau tidak memenuhi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Bertindak merugikan dan atau mencemarkan nama
baik organisasi.
c. Melanggar Peraturan Organisasi (PO) dan keputusan
organisasi lainnya.
d. Tidak memenuhi atau melalaikan kewajiban sebagai
anggota Dewan Pengurus.
e. Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan
kepercayaan yang diberikan organisasi.
(2) Sanksi yang diberikan oleh Dewan Pengurus sesuai dengan
tingkatan kesalahan yang dilakukan, adalah :
a. Peringatan tertulis
b. Pemberhentian sementara (skorsing)
c. Pemberhentian tetap dari Jabatan.
(3) Keputusan Pemberhentian Sementara atau tetap kepada
anggota Dewan Pengurus yang bersangkutan dilakukan
setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis
sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, terkecuali dalam hal-hal
yang dianggap luar biasa dapat dilakukan melalui rapat
Pleno Dewan Pengurus.
(4) Dalam masa pemberhentian sementara dan setelah
pemberhentian tetap, anggota Dewan Pengurus yang
bersangkutan kehilangan haknya sebagai pengurus.
(5) Anggota Dewan Pengurus yang dikenakan sanksi
pemberhentian sementara dan pemberhentian tetap berhak
melakukan pembelaan diri secara berjenjang pada forum
musyawarah resmi sesuai dengan tingkatan masing-masing.
(6) Hak-hak rehabilitasi dapat diberikan kepada Anggota Dewan
Pengurus yang telah mendapat sanksi, dengan keputusan
organisasi.
(7) Dewan Pengurus Daerah dapat dikenakan sanksi organisasi
dari Dewan Pengurus Pusat sebagaimana Ayat (2) dengan
tertulis dan masing-masing peringatan mempunyai batas
waktu tiga puluh hari untuk memperbaikinya.
BAB VII
KESEKRETARIATAN ORGANISASI
Pasal 22
Tugas, Jabatan dan Wewenang
Pada setiap tingkatan organisasi ASKARINDO memiliki
sekretariat organisasi, dengan uraian tugas, jabatan dan
wewenang sebagai berikut :
(1) Melayani semua urusan Dewan Pengurus.
(2) Melaksanakan semua ketetapan dan tugas-tugas harian
yang diberikan Dewan Pengurus masing-masing, mengelola
segala urusan administrasi, manajemen, personalia,
keuangan, harta benda organisasi, dan pelbagai tugas
kesekretariatan lainnya.
(3) Sekretariat dipimpin oleh seoarang Sekretaris Jenderal/
Sekretaris sesuai tingkatan organisasi masing-masing, yang
diangkat melalui prosedur uji kelayakan dan kepatutan ( fit
and proper test) atas calon-calon yang diseleksi secara
terbuka, diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggung
jawab kepada Dewan Pengurus masing-masing.
(4) Sebagai tenaga profesional dan bekerja penuh waktu, yaitu
tugas dan waktu kerjanya hanya untuk organisasi
ASKARINDO, Sekretaris Jenderal/ Sekretaris bukan dari
perusahaan karoseri. Oleh karena itu jabatan Sekretaris
Jenderal/ Sekretaris tidak dapat dirangkap oleh anggota
pengurus.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Jenderal/
Sekretaris dibantu oleh beberapa orang staff yang jumlah
dan pembagian kerjanya diatur sesuai kebutuhan atas
persetujuan Dewan Pengurus masing-masing.
(6) Sekretaris Jenderal/ Sekretaris dan staff mendapat gaji
sesuai norma-norma ketenagakerjaan yang berlaku.
BAB VIII
MUSYAWARAH, RAPAT DAN KEPUTUSAN
Pasal 23
Musyawarah Nasional/ Musyawarah Nasional Luar Biasa
(1) Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh dan menjadi
tanggung jawab Dewan Pengurus Pusat.
(2) Dewan Pengurus Pusat mempersiapkan bahan-bahan dan
segala sesuatu yang dperlukan bertalian dengan
pelaksanaan Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud
ayat (1).
(3) Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan dan
menjadi tanggung jawab Dewan-Dewan Pengurus Daerah
yang meminta diadakannya Musyawarah Nasional Luar
Biasa.
(4) Peserta Musyawarah Nasional/Musyawarah Nasional Luar
Biasa terdiri dari :
a. Anggota Biasa yang mempunyai hak suara/memilih,
hak dipilih dan hak bicara.
b. Anggota Kehormatan yang mempunyai hak dipilih dan
hak bicara.
c. Anggota Luar Biasa yang mempunyai hak dipilih dan
hak bicara
Pasal 24
Musyawarah Daerah/ Musyawarah Daerah Luar Biasa
(1) Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan menjadi
tanggung jawab Dewan Pengurus Daerah.
(2) Dewan Pengurus Daerah mempersiapkan bahan-bahan dan
segala sesuatu yang diperlukan berkaitan dengan
pelaksanaan Musyawarah Daerah sebagaimana dimaksud
ayat (1).
(3) Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan dan
menjadi tanggung jawab yang meminta diadakannya
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
(4) Peserta Musyawarah Daerah Luar Biasa terdiri dari :
a. Anggota Biasa yang mempunyai hak suara/hak
memilih, hak diplih dan hak bicara.
b. Anggota Kehormatan yang mempunyai hak dipilih dan
hak bicara.
c. Anggota luar Biasa yang mempunyai hak dipilih dan
hak bicara.
Pasal 25
Rapat Kerja Nasional
(1) Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari :
a. Dewan Pembina;
b. Dewan Pengawas;
c. Dewan Pengurus Pusat ;
d. Dewan Pengurus Daerah ;
(2) Hasil Rapat Kerja Nasional merupakan rekomendasi
kepada Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus
Daerah
(3) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan sesuai tata tertib
yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 26
Rapat Dewan Pembina dan Dewan Pengawas
(1) Rapat Dewan Pembina dan Dewan Pengurus membahas
dan memutuskan masalah-masalah yang berkaitan kinerja
Dewan Pengurus dalam melaksanakan Program Kerja
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dan
pelaksanaan fungsi dan tugas pokok ASKARINDO
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, 12 dan 13
,Anggaran Dasar.
(2) Dewan Pembina dan Dewan Pengawas mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
(3) Panggilan Rapat Dewan Pembina dan Dewan Pengawas
harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara
rapat.
(4) Rapat Dewan Dewan Pembina dan Pengawas dipimpin oleh
Ketua Dewan Dewan Pembina atau Dewan Pengawas.
Dalam hal Ketua Dewan Pembina atau Ketua Dewan
Pengawas tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat
Dewan Pembina atau Dewan Pengawas dipimpin oleh
Wakil Ketua..
(5) Satu anggota Dewan Pembina atau Dewan Pengawas
hanya dapat diwakili oleh anggota Dewan Pembina atau
Dewan Pengawas lainnya dalam Rapat Dewan Pembina
atau Dewan Pengawas dengan surat kuasa.
(6) Rapat Dewan Pembina atau Dewan Pengawas sah dan
berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Rapat Dewan Pembina atau Dewan Pengawas dihadiri
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Dewan
Pembina atau Dewan Pengawas.
b. Dalam hal korum tidak tercapai maka dapat diadakan
pemanggilan Rapat Dewan Pembina atau Dewan
Pengawas yang kedua.
(7) Rapat Dewan Pembina atau Dewan Pengawas yang kedua
sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah
anggota Dewan Pembina atau Dewan Pengawas.
(8) Hal-hal lain yang menyangkut Rapat Dewan Pengurus
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 27
Rapat Dewan Pengurus
1) Rapat Dewan Pengurus membahas dan memutuskan
masalah-masalah yang berkaitan dengan Program Kerja
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dan pelaksanaan
fungsi dan tugas pokok ASKARINDO sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11, 12 dan 13 ,Anggaran Dasar.
2) Dalam Rapat Dewan Pengurus untuk menyelesaikan
masalah-masalah organisasi ASKARINDO harus meminta
saran dan pertimbangan dari Dewan Pembina dan Dewan
Pengawas.
3) Panggilan Rapat Dewan Pengurus harus mencantumkan
tanggal, waktu, tempat dan acara rapat
4) Rapat Dewan Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum/Ketua
Dewan Pengurus. Dalam hal Ketua Umum /Ketua tidak
dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Dewan Pengurus
dipimpin oleh Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua.
5) Satu anggota Dewan Pengurus hanya dapat diwakili oleh
anggota Dewan Pengurus lainnya dalam Rapat Dewan
Pengurus dengan surat kuasa.
6) Rapat Dewan Pengurus sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila :
a. Hasil Rapat Dewan Pengurus mencapai mufakat.
b. Rapat Dewan Pengurus dihadiri paling sedikit 2/3 ( dua
per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pengurus..
c. Dalam hal korum tidak tercapai maka dapat diadakan
pemanggilan Rapat Dewan Pengurus yang kedua.
7) Rapat Dewan Pengurus yang kedua sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri lebih
dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Pengurus.
8) Hasil rapat Dewan Pengurus harus mendapat persetujuan
dan pengesahan dari Dewan Pembina.
9) Hal-hal lain yang menyangkut Rapat Dewan Pengurus diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB IX
KEUANGAN / PERBENDAHARAAN
Pasal 28
Sumber Dana
(1) ASKARINDO memperoleh dana sebagaimana diatur dalam
Pasal 52 Anggaran Dasar.
(2) Besar uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan
berdasarkan asas proporsional sesuai kemampuan anggota
berdasarkan keputusan Rapat Pleno Dewan Pembina,
Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus atau ditentukan
dalam Peraturan Organisasi hasil Rapat Kerja Nasional.
(3) Untuk memperkuat keuangan ASKARINDO pada setiap
tingkat, Dewan Pengurus setiap tingkat dibenarkan
mengadakan upaya sendiri yang sah, tidak mengikat dan
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta dengan persetujuan Dewan Pembina.
Pasal 29
Perimbangan Pembagian Keuangan
Uang pangkal dan uang iuran anggota yang ditarik oleh Dewan
Pengurus Daerah pembagiannya ditetapkan sebagai berikut, :
a. 20 (duapuluh per seratus) untuk ASKARINDO Pusat
b. 80 (delapanpuluh per seratus) untuk ASKARINDO Daerah
Pasal 30
Penggunaan Dana
(1) Kebijakan penggunaan dan pengelolaan dana pada setiap
tingkatan organisasi ditetapkan berdasarkan Program Kerja
tahunan yang disusun oleh Sekretariat setiap tingkatan, atas
persetujuan Dewan Pengurus masing-masing, dan
disahkan oleh Dewan Pembina.
(2) Dewan Pengurus setiap tingkatan bertanggung jawab atas
pengawasan internal, penerimaan dan penggunaan dana
serta pengelolaan perbendaharaan atau harta kekayaan
organisasi pada tingkatan masing-masing.
(3) Untuk keperluan pengawasan, Dewan Pengurus setiap
tingkatan harus menggunakan akuntan publik apabila
diperlukan yang melakukan pemeriksaan keuangan (audit)
sekali dalam setahun.
Pasal 31
Pertanggung-jawaban Keuangan
(1) Rapat Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus
Daerah untuk membahas dan meneliti laporan keuangan
dan perbendaharaan organisasi dari sekretariat masing-
masing diadakan selambat-lambatnya satu kali dalam tiga
bulan, dan laporan keuangan dari perbendaharaan
organisasi tahunan dapat diaudit oleh akuntan publik.
(2) Laporan keuangan dan perbendaharaan organisasi harus
disampaikan pada setiap Rapat tahunan masing-masing.
(3) Pembukuan organisasi di setiap tingkatan dimulai pada
setiap tanggal satu Januari sampai dengan tanggal tiga
puluh satu Desember tahun yang sama.
(4) Dewan Pengurus Pusat dan dewan Pengurus Daerah
mempertanggung-jawabkan pengelolaan keuangan dan
perbendaharaan organisasi kepada Musyawarah Nasional/
Musyawarah Daerah masing-masing.
BAB X
LAMBANG DAN BENDERA
Pasal 32
Lambang
Bentuk, arti dan makna lambang ASKARINDO tertera pada
lampiran 1 Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal 33
Bendera
(1) Setiap tingkatan organisasi ASKARINDO memiliki bendera
yang sama bentuknya. Ketentuan mengenai hal bendera
tertera pada Lampiran 2 Anggaran Rumah Tangga ini.
(2) Pada acara-acara resmi organisasi seperti : Musyawarah
Nasional/ Musyawarah Nasional Luar Biasa/ Musyawarah
Daerah/ Musyawarah Daerah Luar Biasa dan pertemuan
resmi lainnya, bendera ASKARINDO dari tingkatan yang
bersangkutan dipasang di depan podium berdampingan
dengan bendera merah putih.
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 34
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga ASKARINDO ditetapkan
berdasarkan ketetapan Musyawarah Nasional, sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 36 dan disahkan oleh
Dewan Pembina.
BAB XII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 35
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran ASKARINDO dapat dilaksanakan apabila sudah
tidak diperlukan lagi oleh anggota dan pemerintah.
(2) merupakan keputusan mutlak dari peserta yang memiliki hak
suara yang hadir dalam Musyawarah Nasional sebagaimana
dimaksud Pasal 56 Anggaran Dasar
(3) Apabila ASKARINDO dibubarkan maka Musyawarah
Nasional harus pula menetapkan syarat pembubaran dan
syarat likuidasi harta kekayaan ASKARINDO.
BAB XIII
PERATURAN KHUSUS
Pasal 36
Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga ini diatur lebih lanjut oleh Dewan Pembina dalam
suatu peraturan atau ketentuan tersendiri sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ini dan dipertanggung jawabkan pada Musyawaran
Nasional.
BAB XIV
PERATURAN PENUTUP
Pasal 37
(1) Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional ke-VI pada tanggal 01 Juli 2012 di Jakarta dan
disahkan oleh Dewan Pembina.
(2) Sejak berlakunya Anggaran Rumah Tangga yang baru, maka
Anggaran Rumah Tangga yang ada dan telah berlaku
sebelum Anggaran Rumah Tangga ini, dinyatakan tidak
berlaku lagi.
(3) Agar setiap anggota dapat mengetahuinya, Dewan Pengurus
Pusat diperintahkan untuk mengumumkan dan atau
menyebarluaskan Anggaran Rumah Tangga ini kepada
setiap anggota dan khalayak lainnya.