Lampiran I.docx Wepe
Transcript of Lampiran I.docx Wepe
Lampiran I. Hasil Analisis Kadar air (Thermogravimetri).
1. Prosedur analisa Cara penentuan kadar air
- Botol timbang yang telah dibersihkan dikeringkan dalam oven pada suhu
105oC dengan tutup dibuka selama 1 jam kemudian didinginkan dalam
eksikator dalam kondisi tertutup, setelah dingin botol ditimbang.
- Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g, dalam botol
timbang yang telah diketahui beratnya.
- Setelah itu sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC dengan tutup
dilepas selama 8-24 jam tergantung bahannya. Kemudian dinginkan dalam
eksikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven 30 menit, dinginkan
dalam eksikator dan ditimbang, perlakuan ini diulangi sampai tercapai
berat konstan.
- Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan.
Tabel 1 Hasil Penentuan Kadar Air
Sampel Berat botol
timbang
Berat sampel Berat akhir Kadar air (%)
Kadar air rata-rata (%)
Roti 20,6751
22,2629
18,0167
1,9773
2,0148
1,4550
22,0900
23,6899
19,0529
28,443
29,174
28,784
28,8
2. Perhitungan Kadar Air.
- Ulangan 1
Berat botol (C) = 20,6751g
Berat bahan (D) = 1,9773 g
Berat akhir (E) = 22,0900 g
% Air wb =
=
=
= 28,443%
- Ulangan 2
Berat botol (C) = 22,2629 g
Berat bahan (D) = 2,0148 g
Berat akhir (E) = 23,6899g
% Air wb =
=
=
= 29,174%
- Ulangan 3
Berat botol (C) = 18,0167g
Berat bahan (D) = 1,4550g
Berat akhir (E) = 19,0529g
% Air wb =
=
=
= 28,784%
- Rata – rata =
=
= 28,8%
Lampiran 2. Hasil Analisis Kadar Abu
1. Prosedur analisa kadar abu adalah (Sudarmadji dkk, 2003).
b. Cawan porselin yang bersih dikeringkan dalam oven suhu 105oC selama 1
jam, kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang.
c. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram dalam cawan porselin dan
selanjutnya diarangkan dengan dibakar diatas kompor listrik sampai tidak
terbentuk asap, selanjutnya abukan dalam tanur pada suhu 600oC selama 6
jam atau sampel terbentuk abu yang sempurna (berwarna putih).
d. Pindahkan cawan dalam oven bersuhu 105oC selama 2 jam dan dinginkan
dalam eksikator.
e. Setelah dingin cawan porselen ditimbang.
Tabel 2 Hasil Penentuan Kadar Abu Sampel Berat
cawan porselin (g)
Berat bahan (g)
Berat Cawan porselin+residu(g)
Kadar abu (%)
Persyaratan SNI 01-2986-1992
Roti Selai (mandarin)
13,932 2,465 13,940 Maks 1,5%
13,725 2,357 13,732
Rata-rataSumber : hasil analisa
2. Perhitungan kadar abu
- Ulangan 1
Diket : Berat cawan porselin (X) : 13,932 g
Berat sampel (Y) : 2,465g
Berat Cawan porselin+residu (Z) : 13,940g
% abu =
=
= 0,324 %
- Ulangan 2
Diket : Berat cawan porselin (X) : 13,725g
Berat sampel (Y) : 2,357g
Berat Cawan porselin+residu (Z) : 13,732g
% abu =
=
= 0,296 %
- Rata – rata =
=
= 0,310%
Lampiran 3. Kadar Gula Dihitung sebagai sakarosa
1. Prosedur analisa Kadar Gula Dihitung sebagai sakarosa Methoda Luff
Schoorl (Sudarmadji dkk, 1997).
- Ditimbang sampel dan masukkan dalam erlenmeyer diencerkan dalam
100ml aquades. Didiamkan semalam, kemudian disaring dengan kertas
saring
- Larutan hasil saringan diambil sebanyak 25 ml, dan ditambahkan 10 ml
HCl 30%(berat jenis 1,15). Dipanaskan diatas penangas air pada suhu 67-
700C selama 10 menit. Kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu
20 0C. Kemudian dinetralkan dengan NaOH 45% setelah netral
dipindahkan kedalam labu takar 250ml dan diencerkan dengan aquades
samapai volume 250ml
- Diambil 10ml larutan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambahkan
25ml larutan Luff-Schoorl. Dibuat pula percobaan blanko yaitu ditambah
25ml larutan Luff-Schoorl ditambah aquades 25ml.
- Setelah ditambah beberapa butir batu didih. Erlenmeyer dihubungkan
dengan pendingin balik kemudian didihkan diusahakan 2 menit sudah
mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.
- Kemudian cepat-cepat didinginkan. Ditambah dengan 15ml KlO3 dan
dengan hati hati ditambahkan dengan hati-hati 25ml H2SO4 26,5%
- Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N
memakai indikator pati (amylum) sebanyal 2-3 ml. Untuk memperjelas
perubahan warbna pada akhir titrasi sebaiknya pati ditambahkan pada saat
titrasi hampir berakhir.
2. Perhitungan gula sakarosa
Tabel 3 Hasil Penentuan Sakarosa.
Sampel Berat sampel gr
ml blanko ml sampel Kadar sakarosa (%)
Persyaratan SNI 01-
2986-1992Roti selai
(mandarin)5,006 22,50 10,80 22,10
22,10
22,10
Min 8,0 %10,80
Rata-rataSumber : hasil analisa
- Ulangan I
P( faktor pengenceran) = = =40
10ml ditetapkan
N KIO3 =
= 0,0494N
N Na-thiosulfat =
Tritrasi Na-thiosulfat x N Na-thiosulfat = N Kl O3 x ml Kl O3
5 x N Na-thiosulfat = 0,0494Nx 10ml
N Na-thiosulfat = 0,0988
Selisih titrasi blanko dan sampel = 22,50 – 10,80
= 11,7ml
Tabel gula reduksi hanya berlaku untuk larutan Na-thiosulfat 0,1 N,
sehinggga 10ml Na-thiosulfat 0,0988 harus dikonversikan ke Na-
thiosulfat 0,1 N menjadi :
X =
Angka 11,7ml pada tabel tidak ada, dan karena angka tersebut terletak
diantara 11ml dan 12ml kesetaraannya dicari dengan cara sebagai
berikut pada tabel tertulis : 11ml setara dengan 27,6mg
12ml setara dengan 30,3mg
Jika misalnya 9,88 ml setara dengan Y mg, maka Y dapat dihitung
dengan persamaan :
Y = 27,6 mg +(0,560x(30,3-27,6)
= 29,112 mg
% Gula Reduksi :
:
: 23,26%
% Sakarosa : % Gula Reduksi x Faktor Konversi
: 23,26 x 0,5
: 22,10 %
- Ulangan II
P( faktor pengenceran) = = =40
10ml ditetapkan
N KIO3 =
= 0,0494N
N Na-thiosulfat =
Tritrasi Na-thiosulfat x N Na-thiosulfat = N Kl O3 x ml Kl O3
5 x N Na-thiosulfat = 0,0494Nx 10ml
N Na-thiosulfat = 0,0988
Selisih titrasi blanko dan sampel = 22,50 – 10,80
= 11,7ml
Tabel gula reduksi hanya berlaku untuk larutan Na-thiosulfat 0,1 N,
sehinggga 10ml Na-thiosulfat 0,0988 harus dikonversikan ke Na-
thiosulfat 0,1 N menjadi :
X =
Angka 11,7ml pada tabel tidak ada, dan karena angka tersebut terletak
diantara 11ml dan 12ml kesetaraannya dicari dengan cara sebagai
berikut pada tabel tertulis : 11ml setara dengan 27,6mg
12ml setara dengan 30,3mg
Jika misalnya 9,88 ml setara dengan Y mg, maka Y dapat dihitung
dengan persamaan :
Y = 27,6 mg +(0,560x(30,3-27,6)
= 29,112 mg
% Gula Reduksi :
:
: 23,26%
% Sakarosa : % Gula Reduksi x Faktor Konversi
: 23,26 x 0,5
: 22,10 %
Rata- Rata :
:
: 22,10%
Lampiran 4. Penentuan lemak
1. Prosedur Analisa Penentuan Lemak, Cara sohlet (Sudarmadji dkk, 2003).
- Ditimbang 2g (G) bahan, dibungkus dengan kertas saring bebas lemak
yang telah diketahui beratnya (H)
- Dikeringkan dalam oven 1050C selaman 5 jam, dinginkan dan ditimbang
(I)
- Labu penampung, alat ekstraksi soxhlet dan pendingin dipasang
- Ditungkan pelarut organik (petrolium eter) melalui lubang alat pendingin
sampai ether turun kedalam labu penampung dan diisi lagi sampai
setengah isi alat ekstraksi
- Dialirkan air pendingin dan pemanas dihidupkan. Ekstraksi berlangsungb
selama 4-16 jam atau sampai pelarut terlihat jernih (kira-kira 10-15 kali
sirkulasi)
- Pemanas dimatikan saat ether didalam alat ekstraksi mengalir turun ke
labu penampung
- Bungkusan sampel dikeluarkan, diangin-anginkan dan dikeringkan dalam
oven sampai semua ether menguap dan ditimbang dalam keadaan panas (J)
Tabel 5 Hasil penentuan lemak.
Sampel Berat sampel(G)
Berat (H)
Berat (I) Berat (J)
Kadar lemak (%)
Persyaratan SNI 01-2986-
1992Roti selai
(mandarin)
Rata- rata
1,6775 1,0517 2,3554 2,2528 5,541 Min 7%1,59321,6330
1,08321,0883
2,37742,3621
2,27972,2775
5,292 4,595
5,143Sumber : hasil analisa
2. Perhitungan kadar lemak dari sampel basah
- Ulangan 1
Berat sampel basah total : 200 gr
Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr
% lemak =
=
=
= 3,409 %
- Ulangan 2
Berat sampel basah total : 200 gr
Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr
% lemak =
=
=
= 3,696%
- Ulangan 3
Berat sampel basah total : 200 gr
Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr
% lemak =
=
=
= 3,637 %
- Rata – rata =
=
= 3,581%
Lampiran 5 Penentuan Kadar NaCl
1. Prosedur Analisa Penentuan Garam NaCl cara kohman
a. Ditimbang bahan yang teah dihaluskan sebanyak 5g
b. Diekstraksi dalam separator funnel dengan 10-20ml aquades panas dan
ditunggu beberapa lama sehingga semua garam NaCl larut, dan terpisah
dengan lemak. Ekstraksi diulangi beberapa kali (8-10 kali). Bila contoh
zat padat maka perlu disaring dan di cuci beberapa kali.
c. Cairan ekstrak atau cucian ditampung dalam wadah, dan dicampur baik-
baik.
d. Cairan yang diperoleh kemudian ditambahkan 3ml kalium khromat 5%
dan titrasi dengan AgNO3 0,1N perlahan-lahan, sampai warna merah
bata.
Perhitungan
%NaCl= x100%
2.Perhitungan kadar NaCl roti selai (mandarin)
Sampel ml AgNO3
Berat sampel
Kadar NaCl (%)
Kadar NaCl rata-rata (%)
Roti selai(mandarin
0,2
0,2
5
5
0,234
0,234
0,234
Ulangan 1 dan ulangan 2
%NaCl= x100%
= x100% =0,234 %
Lampiran 6 Hasil Analisa Cemaran Eschericia Coli
1. Prosedur Analisa Pengujian Most Probable Number (MPN) Eschericia
Coli dalam (SNI 2897-2008)
a. Ditimbang bahan padat sebanyak 5gr kemudian di masukkan dalam
wadah steril.
b. Ditambahkan 45 ml larutan garam fisiologi 0,05% dan dihomogenkan
dengan stomacher selama 1—2 menit. Ini merupakan larutan dengan
pengencer 10-1
c. Dipindahkan 1ml larutan pengencer 10-1 tersebut dengan pipet steril ke
dalam 9ml larutan garam fisiologis 0,05% untuk mendapatkan
pengenceran 10-2. Dengan cara yang sama seperti diatas di buat
pengenceran 10-3.
d. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam3 seri
tabung BGLBB yang berisi tabung Durham.
e. Diinkubasi pada temperature 350C selama 24-48 jam
f. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk dalam tabung Durham. Hasil
uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas
g. Selanjutnya Digunakan tabel MPN untuk menentukan nilai MPN
berdasarkan jumlah tabung BGLBB yang positif sebagai jumlah
koliform per millimeter atau per gram.
Tabel 6 Hasil penghitungan tabung positif E.coli
Sampel Control media
Pengenceran 10-1
Pengenceran 10-2
Pengenceran 10-3
Roti Selai 000
000
000
000
Perhitungan nilai MPN Eschericia Coli
MPN contoh (MPN/ml atau MPN/g)
=
=
= 0