Lampiran I.docx Wepe

21
Lampiran I. Hasil Analisis Kadar air (Thermogravimetri). 1. Prosedur analisa Cara penentuan kadar air -Botol timbang yang telah dibersihkan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C dengan tutup dibuka selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dalam kondisi tertutup, setelah dingin botol ditimbang. -Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g, dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. - Setelah itu sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C dengan tutup dilepas selama 8-24 jam tergantung bahannya. Kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang, perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan. -Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Tabel 1 Hasil Penentuan Kadar Air Sampel Berat botol timbang Berat sampel Berat akhir Kadar air (%) Kadar air rata- rata (%) Roti 20,6751 1,9773 22,0900 28,44 3 28,8

Transcript of Lampiran I.docx Wepe

Page 1: Lampiran I.docx Wepe

Lampiran I. Hasil Analisis Kadar air (Thermogravimetri).

1. Prosedur analisa Cara penentuan kadar air

- Botol timbang yang telah dibersihkan dikeringkan dalam oven pada suhu

105oC dengan tutup dibuka selama 1 jam kemudian didinginkan dalam

eksikator dalam kondisi tertutup, setelah dingin botol ditimbang.

- Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g, dalam botol

timbang yang telah diketahui beratnya.

- Setelah itu sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC dengan tutup

dilepas selama 8-24 jam tergantung bahannya. Kemudian dinginkan dalam

eksikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven 30 menit, dinginkan

dalam eksikator dan ditimbang, perlakuan ini diulangi sampai tercapai

berat konstan.

- Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan.

Tabel 1 Hasil Penentuan Kadar Air

Sampel Berat botol

timbang

Berat sampel Berat akhir Kadar air (%)

Kadar air rata-rata (%)

Roti 20,6751

22,2629

18,0167

1,9773

2,0148

1,4550

22,0900

23,6899

19,0529

28,443

29,174

28,784

28,8

2. Perhitungan Kadar Air.

- Ulangan 1

Berat botol (C) = 20,6751g

Berat bahan (D) = 1,9773 g

Berat akhir (E) = 22,0900 g

% Air wb =

Page 2: Lampiran I.docx Wepe

=

=

= 28,443%

- Ulangan 2

Berat botol (C) = 22,2629 g

Berat bahan (D) = 2,0148 g

Berat akhir (E) = 23,6899g

% Air wb =

=

=

= 29,174%

- Ulangan 3

Berat botol (C) = 18,0167g

Berat bahan (D) = 1,4550g

Berat akhir (E) = 19,0529g

% Air wb =

=

=

= 28,784%

Page 3: Lampiran I.docx Wepe

- Rata – rata =

=

= 28,8%

Lampiran 2. Hasil Analisis Kadar Abu

1. Prosedur analisa kadar abu adalah (Sudarmadji dkk, 2003).

Page 4: Lampiran I.docx Wepe

b. Cawan porselin yang bersih dikeringkan dalam oven suhu 105oC selama 1

jam, kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang.

c. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram dalam cawan porselin dan

selanjutnya diarangkan dengan dibakar diatas kompor listrik sampai tidak

terbentuk asap, selanjutnya abukan dalam tanur pada suhu 600oC selama 6

jam atau sampel terbentuk abu yang sempurna (berwarna putih).

d. Pindahkan cawan dalam oven bersuhu 105oC selama 2 jam dan dinginkan

dalam eksikator.

e. Setelah dingin cawan porselen ditimbang.

Tabel 2 Hasil Penentuan Kadar Abu Sampel Berat

cawan porselin (g)

Berat bahan (g)

Berat Cawan porselin+residu(g)

Kadar abu (%)

Persyaratan SNI 01-2986-1992

Roti Selai (mandarin)

13,932 2,465 13,940 Maks 1,5%

13,725 2,357 13,732

Rata-rataSumber : hasil analisa

2. Perhitungan kadar abu

- Ulangan 1

Diket : Berat cawan porselin (X) : 13,932 g

Berat sampel (Y) : 2,465g

Berat Cawan porselin+residu (Z) : 13,940g

% abu =

=

= 0,324 %

- Ulangan 2

Diket : Berat cawan porselin (X) : 13,725g

Berat sampel (Y) : 2,357g

Page 5: Lampiran I.docx Wepe

Berat Cawan porselin+residu (Z) : 13,732g

% abu =

=

= 0,296 %

- Rata – rata =

=

= 0,310%

Lampiran 3. Kadar Gula Dihitung sebagai sakarosa

1. Prosedur analisa Kadar Gula Dihitung sebagai sakarosa Methoda Luff

Schoorl (Sudarmadji dkk, 1997).

Page 6: Lampiran I.docx Wepe

- Ditimbang sampel dan masukkan dalam erlenmeyer diencerkan dalam

100ml aquades. Didiamkan semalam, kemudian disaring dengan kertas

saring

- Larutan hasil saringan diambil sebanyak 25 ml, dan ditambahkan 10 ml

HCl 30%(berat jenis 1,15). Dipanaskan diatas penangas air pada suhu 67-

700C selama 10 menit. Kemudian didinginkan cepat-cepat sampai suhu

20 0C. Kemudian dinetralkan dengan NaOH 45% setelah netral

dipindahkan kedalam labu takar 250ml dan diencerkan dengan aquades

samapai volume 250ml

- Diambil 10ml larutan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambahkan

25ml larutan Luff-Schoorl. Dibuat pula percobaan blanko yaitu ditambah

25ml larutan Luff-Schoorl ditambah aquades 25ml.

- Setelah ditambah beberapa butir batu didih. Erlenmeyer dihubungkan

dengan pendingin balik kemudian didihkan diusahakan 2 menit sudah

mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.

- Kemudian cepat-cepat didinginkan. Ditambah dengan 15ml KlO3 dan

dengan hati hati ditambahkan dengan hati-hati 25ml H2SO4 26,5%

- Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N

memakai indikator pati (amylum) sebanyal 2-3 ml. Untuk memperjelas

perubahan warbna pada akhir titrasi sebaiknya pati ditambahkan pada saat

titrasi hampir berakhir.

2. Perhitungan gula sakarosa

Tabel 3 Hasil Penentuan Sakarosa.

Sampel Berat sampel gr

ml blanko ml sampel Kadar sakarosa (%)

Persyaratan SNI 01-

2986-1992Roti selai

(mandarin)5,006 22,50 10,80 22,10

22,10

22,10

Min 8,0 %10,80

Rata-rataSumber : hasil analisa

Page 7: Lampiran I.docx Wepe

- Ulangan I

P( faktor pengenceran) = = =40

10ml ditetapkan

N KIO3 =

= 0,0494N

N Na-thiosulfat =

Tritrasi Na-thiosulfat x N Na-thiosulfat = N Kl O3 x ml Kl O3

5 x N Na-thiosulfat = 0,0494Nx 10ml

N Na-thiosulfat = 0,0988

Selisih titrasi blanko dan sampel = 22,50 – 10,80

= 11,7ml

Tabel gula reduksi hanya berlaku untuk larutan Na-thiosulfat 0,1 N,

sehinggga 10ml Na-thiosulfat 0,0988 harus dikonversikan ke Na-

thiosulfat 0,1 N menjadi :

X =

Angka 11,7ml pada tabel tidak ada, dan karena angka tersebut terletak

diantara 11ml dan 12ml kesetaraannya dicari dengan cara sebagai

berikut pada tabel tertulis : 11ml setara dengan 27,6mg

12ml setara dengan 30,3mg

Jika misalnya 9,88 ml setara dengan Y mg, maka Y dapat dihitung

dengan persamaan :

Page 8: Lampiran I.docx Wepe

Y = 27,6 mg +(0,560x(30,3-27,6)

= 29,112 mg

% Gula Reduksi :

:

: 23,26%

% Sakarosa : % Gula Reduksi x Faktor Konversi

: 23,26 x 0,5

: 22,10 %

- Ulangan II

P( faktor pengenceran) = = =40

10ml ditetapkan

N KIO3 =

= 0,0494N

N Na-thiosulfat =

Tritrasi Na-thiosulfat x N Na-thiosulfat = N Kl O3 x ml Kl O3

5 x N Na-thiosulfat = 0,0494Nx 10ml

N Na-thiosulfat = 0,0988

Selisih titrasi blanko dan sampel = 22,50 – 10,80

= 11,7ml

Page 9: Lampiran I.docx Wepe

Tabel gula reduksi hanya berlaku untuk larutan Na-thiosulfat 0,1 N,

sehinggga 10ml Na-thiosulfat 0,0988 harus dikonversikan ke Na-

thiosulfat 0,1 N menjadi :

X =

Angka 11,7ml pada tabel tidak ada, dan karena angka tersebut terletak

diantara 11ml dan 12ml kesetaraannya dicari dengan cara sebagai

berikut pada tabel tertulis : 11ml setara dengan 27,6mg

12ml setara dengan 30,3mg

Jika misalnya 9,88 ml setara dengan Y mg, maka Y dapat dihitung

dengan persamaan :

Y = 27,6 mg +(0,560x(30,3-27,6)

= 29,112 mg

% Gula Reduksi :

:

: 23,26%

% Sakarosa : % Gula Reduksi x Faktor Konversi

: 23,26 x 0,5

: 22,10 %

Rata- Rata :

:

: 22,10%

Page 10: Lampiran I.docx Wepe

Lampiran 4. Penentuan lemak

1. Prosedur Analisa Penentuan Lemak, Cara sohlet (Sudarmadji dkk, 2003).

- Ditimbang 2g (G) bahan, dibungkus dengan kertas saring bebas lemak

yang telah diketahui beratnya (H)

- Dikeringkan dalam oven 1050C selaman 5 jam, dinginkan dan ditimbang

(I)

- Labu penampung, alat ekstraksi soxhlet dan pendingin dipasang

Page 11: Lampiran I.docx Wepe

- Ditungkan pelarut organik (petrolium eter) melalui lubang alat pendingin

sampai ether turun kedalam labu penampung dan diisi lagi sampai

setengah isi alat ekstraksi

- Dialirkan air pendingin dan pemanas dihidupkan. Ekstraksi berlangsungb

selama 4-16 jam atau sampai pelarut terlihat jernih (kira-kira 10-15 kali

sirkulasi)

- Pemanas dimatikan saat ether didalam alat ekstraksi mengalir turun ke

labu penampung

- Bungkusan sampel dikeluarkan, diangin-anginkan dan dikeringkan dalam

oven sampai semua ether menguap dan ditimbang dalam keadaan panas (J)

Tabel 5 Hasil penentuan lemak.

Sampel Berat sampel(G)

Berat (H)

Berat (I) Berat (J)

Kadar lemak (%)

Persyaratan SNI 01-2986-

1992Roti selai

(mandarin)

Rata- rata

1,6775 1,0517 2,3554 2,2528 5,541 Min 7%1,59321,6330

1,08321,0883

2,37742,3621

2,27972,2775

5,292 4,595

5,143Sumber : hasil analisa

2. Perhitungan kadar lemak dari sampel basah

- Ulangan 1

Berat sampel basah total : 200 gr

Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr

% lemak =

=

=

= 3,409 %

Page 12: Lampiran I.docx Wepe

- Ulangan 2

Berat sampel basah total : 200 gr

Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr

% lemak =

=

=

= 3,696%

- Ulangan 3

Berat sampel basah total : 200 gr

Berat setelah dikeringkan : 147,4 gr

% lemak =

=

=

= 3,637 %

- Rata – rata =

=

= 3,581%

Page 13: Lampiran I.docx Wepe

Lampiran 5 Penentuan Kadar NaCl

1. Prosedur Analisa Penentuan Garam NaCl cara kohman

a. Ditimbang bahan yang teah dihaluskan sebanyak 5g

b. Diekstraksi dalam separator funnel dengan 10-20ml aquades panas dan

ditunggu beberapa lama sehingga semua garam NaCl larut, dan terpisah

dengan lemak. Ekstraksi diulangi beberapa kali (8-10 kali). Bila contoh

zat padat maka perlu disaring dan di cuci beberapa kali.

c. Cairan ekstrak atau cucian ditampung dalam wadah, dan dicampur baik-

baik.

d. Cairan yang diperoleh kemudian ditambahkan 3ml kalium khromat 5%

dan titrasi dengan AgNO3 0,1N perlahan-lahan, sampai warna merah

bata.

Perhitungan

%NaCl= x100%

Page 14: Lampiran I.docx Wepe

2.Perhitungan kadar NaCl roti selai (mandarin)

Sampel ml AgNO3

Berat sampel

Kadar NaCl (%)

Kadar NaCl rata-rata (%)

Roti selai(mandarin

0,2

0,2

5

5

0,234

0,234

0,234

Ulangan 1 dan ulangan 2

%NaCl= x100%

= x100% =0,234 %

Lampiran 6 Hasil Analisa Cemaran Eschericia Coli

1. Prosedur Analisa Pengujian Most Probable Number (MPN) Eschericia

Coli dalam (SNI 2897-2008)

a. Ditimbang bahan padat sebanyak 5gr kemudian di masukkan dalam

wadah steril.

b. Ditambahkan 45 ml larutan garam fisiologi 0,05% dan dihomogenkan

dengan stomacher selama 1—2 menit. Ini merupakan larutan dengan

pengencer 10-1

c. Dipindahkan 1ml larutan pengencer 10-1 tersebut dengan pipet steril ke

dalam 9ml larutan garam fisiologis 0,05% untuk mendapatkan

pengenceran 10-2. Dengan cara yang sama seperti diatas di buat

pengenceran 10-3.

d. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam3 seri

tabung BGLBB yang berisi tabung Durham.

e. Diinkubasi pada temperature 350C selama 24-48 jam

Page 15: Lampiran I.docx Wepe

f. Diperhatikan adanya gas yang terbentuk dalam tabung Durham. Hasil

uji dinyatakan positif apabila terbentuk gas

g. Selanjutnya Digunakan tabel MPN untuk menentukan nilai MPN

berdasarkan jumlah tabung BGLBB yang positif sebagai jumlah

koliform per millimeter atau per gram.

Tabel 6 Hasil penghitungan tabung positif E.coli

Sampel Control media

Pengenceran 10-1

Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3

Roti Selai 000

000

000

000

Perhitungan nilai MPN Eschericia Coli

MPN contoh (MPN/ml atau MPN/g)

=

=

= 0