LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL...

84
-1- LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR : 04 TAHUN 2012 TANGGAL : 30 April 2012 PEDOMAN PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam rangka membangun bangsa yang tangguh terhadap bencana dan mengambil pelajaran dalam menanggulangi bencana, Pemerintah dengan persetujuan DPR telah menerbitkan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-undang ini disusun dengan menggunakan paradigma bahwa penanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, terpadu dan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Undang-undang ini telah memberi mandat pada pemerintah untuk memberikan perlindungan pada masyarakat dari ancaman bencana, sebagai wujud dari pengejawantahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pengurangan risiko bencana merupakan bagian penting dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktif dalam mengelola bencana. Pada bulan Desember Tahun 2003, Majelis Umum Perserikan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi resolusi 57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan mulai Tahun 2005-2014, dibawah kordinasi UNESCO. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana (alam) telah diidentifikasi sebagai masalah inti. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat 2, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalam terminologi pendidikan layanan khusus, yakni pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Indonesia yang terbentuk dari pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi. Sejarah bencana gempabumi di Indonesia mengindikasikan terdapat

Transcript of LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL...

Page 1: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 1 -

LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONALPENANGGULANGAN BENCANA

NOMOR : 04 TAHUN 2012TANGGAL : 30 April 2012

PEDOMANPENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangDalam rangka membangun bangsa yang tangguh terhadap bencanadan mengambil pelajaran dalam menanggulangi bencana,Pemerintah dengan persetujuan DPR telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.Undang-undang ini disusun dengan menggunakan paradigma bahwapenanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, terpadudan terkordinasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan.Undang-undang ini telah memberi mandat pada pemerintah untukmemberikan perlindungan pada masyarakat dari ancaman bencana,sebagai wujud dari pengejawantahan Pembukaan Undang-UndangDasar Tahun 1945.

Pengurangan risiko bencana merupakan bagian penting dalamUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, sebagai upaya proaktifdalam mengelola bencana. Pada bulan Desember Tahun 2003,Majelis Umum Perserikan Bangsa-Bangsa telah mengadopsi resolusi57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan bagi PembangunanBerkelanjutan mulai Tahun 2005-2014, dibawah kordinasi UNESCO.Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana (alam) telahdiidentifikasi sebagai masalah inti. Dalam Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat 2,juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalamterminologi pendidikan layanan khusus, yakni pendidikan bagipeserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adatyang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial,dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Indonesia yang terbentuk dari pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonikdunia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempabumi. Sejarahbencana gempabumi di Indonesia mengindikasikan terdapat

Page 2: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 2 -

banyaknya sekolah/madrasah yang rusak maupun hancur. Peristiwaterakhir gempabumi di Padang telah menghancurkansekolah/madrasah dimana banyak anak didik yang menjadi korbandalam bencana tersebut.

Dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014 telahdirencanakan adanya implementasi kesiapsiagaan bencana disekolah/madrasah. Hal ini penting, mengingat banyaksekolah/madrasah yang berada di wilayah rawan bencanagempabumi dan tsunami. Sekolah/madrasah pada jam-jampelajaran merupakan tempat berkumpulnya anak didik yangtentunya mempunyai kerentanan tinggi. Apabila tidak dilakukanupaya pengurangan risiko bencana, maka sekolah/madrasahmenjadi tempat yang berisiko tinggi. Secara kuantitatif yaknisebanyak 75% sekolah di Indonesia berada pada risiko sedanghingga tinggi dari bencana. Kemdikbud mendata sampai akhir tahun2011 sebanyak 194.844 ruang kelas rusak berat di SD/SDLB danSMP/SMPLB. Tahun 2011 telah terealisasi rehabilitasi sebanyak21.500 ruang kelas, sisanya sebanyak 173.344 ruang kelas rusakberat akan direhabilitasi pada tahun anggaran 2012. Sementara dataKemenag menunjukkan dari 208.214 ruang kelas MI dan MTs,sebanyak 13.247 ruang kelas rusak berat dan 51.036 ruang kelasrusak ringan.

Untuk menghadapi peningkatan ancaman bencana terutama olehgempabumi dalam kaitannya dengan perlindungan terhadap saranaprasarana pendidikan, Indonesia memerlukan suatu panduanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana. Panduan inimengintegrasikan kebijakan yang telah dibuatKementerian/Lembaga terkait sekolah/madrasah aman dari bencana.Kementerian Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peta HazardGempabumi Indonesia 2010, SNI-03-1726-2002 dan Permen Pumengenai standar gedung dan bangunan. Kementerian PendidikanNasional Republik Indonesia telah menerbitkan Surat EdaranMendiknas Nomor : 70a/MPN/SE/2010 yang ditujukan kepadaGubernur, Walikota/Bupati di seluruh Indonesia yang berisipermohonan untuk memperhatikan penyelenggaraanpenanggulangan bencana melalui pelaksanaan strategipengarusutamaan pengurangan risiko bencana di sekolah baiksecara struktural dan non-struktural. Badan NasionalPenanggulangan Bencana telah menerbitkan Panduan Teknis

Page 3: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 3 -

Rehabilitasi Sekolah Aman dengan Dana Alokasi Khusus PendidikanTahun 2011.

Sekolah/madrasah aman dari bencana adalah sekolah/madrasahyang menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yangmampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya daribahaya bencana. Penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanaterutama didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

(1) Mengurangi gangguan terhadap kegiatan pendidikan, sehinggamemberikan jaminan kesehatan, keselamatan, kelayakantermasuk bagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dankeamanan di sekolah dan madrasah setiap saat;

(2) Tempat belajar yang lebih aman memungkinkan identifikasidan dukungan terhadap bantuan kemanusiaan lainnya untukanak dalam situasi darurat sampai pemulihan pasca bencana;

(3) Dapat dijadikan pusat kegiatan masyarakat dan merupakansarana sosial yang sangat penting dalam memerangikemiskinan, buta huruf dan gangguan kesehatan;

(4) Dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat dalammengkoordinasi tanggap dan pemulihan setelah terjadibencana;

(5) Dapat menjadi rumah darurat untuk melindungi bukan sajapopulasi sekolah/madrasah tapi juga komunitas dimanasekolah itu berada.

1.2. TujuanTujuan penyusunan pedoman penerapan sekolah/madrasah amandari bencana adalah:

(1) Mengidentifikasi lokasi sekolah/madrasah pada prioritas daerahrawan bencana gempabumi dan tsunami;

(2) Memberikan acuan dalam penerapan Sekolah/Madrasah Amandari bencana baik secara struktural dan non-struktural;

1.3. Ruang LingkupRuang lingkup Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah AmanBencana difokuskan pada ancaman bencana gempa bumi dantsunami, mengingat kedua ancaman ini memiliki dampak padakeselamatan jiwa manusia dan kerusakan terhadap sarana danprasarana yang tinggi. Selanjutnya ruang lingkup pedomanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana diarahkan padaaspek mendasar, yaitu:

Page 4: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 4 -

(1) Kerangka Kerja StrukturalTerdiri dari :- Lokasi aman- Struktur bangunan aman- Desain dan penataan kelas aman- Dukungan sarana dan prasarana aman

(2) Kerangka Kerja Non Struktural- Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan- Kebijakan sekolah/madrasah aman- Perencanaan kesiapsiagaan- Mobilitasi sumberdaya

1.4. Landasan Hukum1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

amandemen pasal 28 dan Pasal 31, Pasal 34 ayat 2.2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Hak Azasi

Manusia3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4301);

6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang pengesahanKovenan Internasional tentang Hak Ekonomi Sosial Budaya

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007,tentang Penataan Ruang;

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002,tentang Bangunan Gedung;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992,tentang Perumahan dan Permukiman; yang akan segeradigantikan dengan peraturan perundangan terbaru yaituUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011,tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun.2005, tentang peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 tahun 2002tentang Bangunan Gedung;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999, tentang KawasanSiap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;

Page 5: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 5 -

12. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011, tentangPembangunan Bangunan Gedung Negara;

13. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003, tentang BadanKebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan danPermukiman Nasional;

14. Keputusan Presiden 36 Tahun 1990, tentang Ratifikasi KonvensiHak Anak;

15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010, tentang ProgramPembangunan Berkeadilan.

1.5. Proses PenyusunanProses penyusunan Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana dirancang dengan melibatkan berbagai pemangkukepentingan, terutama dari Kementerian-Lembaga terkait danlembaga-lembaga non-pemerintah kunci di tingkat nasional yangberkepentingan dengan sekolah/madrasah aman dari bencana.Keseluruhan proses penyusunan ini dikoordinasikan oleh BadanNasional Penanggulangan Bencana, sementara pemangkukepentingan lainnya dilibatkan dalam berbagai proses konsultasi danpenyusunan dokumen Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana. Dalam rangka pemaduan Pedoman PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana ke dalam implementasinya,BNPB didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Kementerian Agama, dan Kementerian Pekerjaan Umum sebagaiinstansi yang bertanggung jawab atas penerapan sekolah danmadrasah aman dari bencana.

Secara teknis penyusunan pedoman ini melibatkan kelompok teknismelalui serangkaian konsultasi dan kordinasi dengan parapemangku kepentingan dari Kementerian/Lembaga yang meliputiBadan Nasional Penanggulangan (BNPB), Kementerian KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyat (KemenKoKesra), KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama(Kemenag), Kementerian Kesehatan (KemKes), Kementerian DalamNegeri (Kemdagri), Kementerian Pekerjaan Umum (KemPU),Kementerian Keuangan (KemKeu), Kementerian PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA), KementerianLingkungan Hidup (KLH), Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS).

Page 6: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 6 -

Pedoman ini juga mendapat masukan dari berbagai MasyarakatMadani yang bergerak dalam bidang Pendidikan Kebencanaan baikdalam dan luar negeri melalui berbagai Seminar, Diskusi KelompokTerarah dan Forum Konsultasi lainnya. Penyusunan dokumen inijuga melibatkan peran serta masyarakat baik pribadi maupunlembaga.

1.6. Kaidah PelaksanaanPedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanamerupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalammewujudkan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana sebagaimanadiamanatkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 sejalan denganprakarsa United Nation International Strategy for Disaster Reduction(UNISDR) terkait Kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Amantahun 2010, Hyogo Framework for Action (HFA) tahun 2005-2015,The Dakkar Framework of Education for All (EFA) tahun 2000-2015.Pedoman ini bagian tak terpisahkan dari berbagai kerangkaperaturan yang terkait dengan usaha Pengurangan Risiko Bencanadalam memenuhi capaian Millenium Development Goals (MDGs)tahun 2000-2015.

Kaidah-kaidah pelaksanaan Pedoman Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana adalah sebagai berikut :(1) Kementerian Pekerjaan Umum (KemPU) menyusun kebijakan

dan standar-standar bangunan sekolah/madrasah aman dariancaman bencana khususnya gempabumi dan tsunami danmenyiapkan standar lainya yang terkait dengan standar tataruang dan tata wilayah yang aman dari bencana;

(2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)menyusun kebijakan dan mengalokasikan anggaran bagiperencanaan, penyelenggaraan, pemantauan dan evaluasipenerapan sekolah aman dari bencana;

(3) Kementerian Agama (Kemenag) menyusun kebijakan danmengalokasikan anggaran perencanaan, penyelenggaraan,pemantauan dan evaluasi penerapan madrasah aman daribencana;

(4) Kementerian Keuangan (KemKeu) menyusun kebijakanperencanaan, pemantauan dan evaluasi alokasi anggarandalam pelaksanaan Pedoman Penerapan Sekolah/MadrasahAmandari Bencana.

Page 7: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 7 -

(5) Kementerian Dalam Negeri menyusun Kebijakan PelaksanaanPedoman sebagai acuan pelaksanaan, pemantauan danevaluasi oleh Pemerintah Daerah.

(6) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusunPedoman penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana,serta mengkoordinasi pemantauan, evaluasi dan pelaporanpelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanadi tingkat nasional melalui suatu tim yang dibentuk bersamadengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum,Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, sertadibantu oleh profesional dan unsur masyarakat madani.Pembentukan tim ini sesuai Juknis yang disepakati antaraBadan Nasional Penanggulangan Bencana, KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian DalamNegeri.

(7) Pemerintah Daerah melaksanakan Pedoman PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana sesuai denganKebijakan yang digaris Pemerintah Pusat c/q KementerianDalam Negeri.

Untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi di daerah akandilaksanakan oleh suatu tim yang dikoordinasikan oleh BadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di Tingkat Provinsidan Kabupaten/Kota dengan melibatkan Dinas/Instansi terkait danmasyarakat madani yang bergerak di bidang PendidikanKebencanaan sesuai juknis yang dibuat.

1.7. Pengertian

1. Pengurangan Risiko Bencana (PRB) adalah upaya untukmengurangi risiko yang ditimbulkan akibat satu jenis bencanapada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapatberupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasaaman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dangangguan kegiatan masyarakat.

2. Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yangberkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko,memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dansesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saatdarurat dan bencana.

Page 8: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 8 -

3. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan aspek pelayananpublik baik dari segi struktural maupun non-struktural diSekolah/Madrasah agar penyelenggaraan pendidikan berjalansesuai standar pelayanan minimum yang sudah ditetapkan.

4. Retrofitting atau perkuatan bangunan gedung adalahperbaikan struktur bangunan tanpa harus mengubahwajahnya, untuk mencegah meluasnya penurunan kualitasbahan serta mengembalikannya pada kondisi semula.

5. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjagakeandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananyaagar bangunan gedung selalu laik fungsi.

6. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaikidan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen,bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agarbangunan gedung tetap laik fungsi.

Page 9: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 9 -

BAB IIANCAMAN GEMPABUMI DAN TSUNAMI

2.1.Ancaman Gempabumi

Pengertian gempabumi adalah berguncangnya bumi yangdisebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas gunungapiatau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat gunungapi danruntuhan batuan relatif kecil sehingga gempabumi dalam perka inilebih banyak membahas gempabumi akibat tumbukan lempeng danpatahan aktif.

Catatan sejarah dan rekaman alat menunjukan bahwa bencanagempabumi sudah sering terjadi di berbagai wilayah kepulauanIndonesia. Seringnya gempabumi disebabkan karena wilayahKepulauan Indonesia terletak pada zona batas dari empat lempengbesar, yaitu: lempeng Eurasia, Lempeng India dan Australia, danLempeng Pacifik. Selain deformasi pada batas lempeng, pergerakantektonik dari empat lempeng bumi ini menyebabkan pembentukanbanyak patahan-patahan aktif baik di wilayah daratan maupun didasar lautan. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif ini menjadisumber dari gempa-gempa tektonik yang dapat menimbulkanbencana bagi manusia. Gempabumi mempunyai potensi bencanadari deformasi tanah di sepanjang jalur patahannya, dan efekgoncangan yang menyebar ke wilayah di sekelilingnya sampai radiusberatus-ratus kilometer jauhnya tergantung dari besarnya kekuatangempa. Disamping itu, getaran gempa juga dapat memicuterjadinya bencana ikutan berupa longsor dan amblasan tanah.Apabila sumber gempabuminya di bawah laut maka pergerakannyadapat menyebabkan gelombang tsunami.

Dengan karakteristik tersebut dapat dipastikan gempabumi dapatmenghancurkan bangunan termasuk sekolah/madrasah. Saat inigempabumi belum dapat diprediksi, tetapi lokasinya sudah dapatdiketahui berdasarkan sejarah kejadiannya. Upaya yang bisadilakukan adalah mitigasi dan kesiapsiagaan, sehingga setiapsekolah/madrasah perlu melakukan kedua kegiatan tersebutterutama sekalah/madrasah yang berada dalam zonasi ancamangempabumi.

Dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkan gempabumi,pemerintah Indonesia telah memiliki standar peraturan perencanaan

Page 10: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 10 -

ketahanan gempabumi untuk struktur bangunan gedung yaitu SNI-03-1726-2002. Dengan demikian bangunan sekolah/madrasah yangada di zonasi ancaman gempabumi harus mengacu pada SNItersebut. Khusus sekolah/madrasah yang berada di kawasan pesisiryang rawan tsunami, harus mempunyai lokasi evakuasi denganketinggian minimal 1 meter diatas hasil kajian tsunami.

2.2.Zonasi Ancaman Gempabumi

Sebagai acuan perencanaan dan perancangan infrastruktur tahangempabumi, Kementerian Pekerjaan Umum telah menerbitkan PetaZonasi Ancaman Gempabumi di Indonesia. Dengan adanya peta inidapat dijadikan acuan untuk menilai kembali struktur bangunan diIndonesia termasuk bangunan sekolah/madrasah. Ada 18 kelas yangberbeda-beda mengenai respon spektra percepatan 0.2 detik dibatuan dasar SB untuk probabilitas terlampaui 2 % dalam 50 tahun(redaman 5 %). Dimana SB adalah lapisan batuan di bawahpermukaan tanah yang memiliki kecepatan rambat gelombang geser(Vs) mencapai 750 m/detik dan tidak ada lapisan batuan laindibawahnya yang memiliki nilai kecepatan rambat gelombang geseryang kurang dari itu.

2.3.Kajian Risiko Bencana

Bencana akan terjadi dan menimbulkan dampak kerugian bila skaladari ancaman terlalu tinggi, kerentanan terlalu besar, dan kapasitasserta kesiapan yang dimiliki masyarakat atau pemerintah tidakcukup memadai untuk mengatasinya. Ancaman atau bahaya tidakakan menjadi bencana apabila kejadian tersebut tidak menimbulkan

Page 11: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 11 -

kerugian baik fisik maupun korban jiwa. Secara teknis, bencanaterjadi karena adanya ancaman dan kerentanan yang bekerjasamasecara sistematis serta dipicu oleh faktor-faktor luar sehinggamenjadikan potensi ancaman yang tersembunyi muncul kepermukaan sebagai ancaman nyata.

Kajian risiko bencana menjadi landasan untuk memilih strategi yangdinilai mampu mengurangi risiko bencana. Kajian risiko bencana iniharus mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah untukmenyusun kebijakan penanggulangan bencana. Ditingkatmasyarakat hasil pengkajian diharapkan dapat dijadikan dasar yangkuat dalam perencanaan upaya pengurangan risiko bencana. Untukmendapatkan nilai risiko bencana tergantung dari besarnya ancamandan kerentanan yang berinteraksi. Interaksi ancaman, kerentanandan faktor - faktor luar menjadi dasar untuk melakukan pengkajianrisiko bencana terhadap suatu daerah.

Kajian risiko bencana dilakukan dengan melakukan identifikasi,klasifikasi dan evaluasi risiko melalui beberapa langkah, yaitu :

1. Pengkajian Ancaman

Pengkajian ancaman dimaknai sebagai cara untuk memahamiunsur-unsur ancaman yang berisiko bagi daerah dan masyarakat.Karakter-karakter ancaman pada suatu daerah danmasyarakatnya berbeda dengan daerah dan masyarakat lain.Pengkajian karakter ancaman dilakukan sesuai tingkatan yangdiperlukan dengan mengidentifikasikan unsur-unsur berisiko olehberbagai ancaman di lokasi tertentu.

Penentuan tingkat ancaman bencana menggunakan matrikstingkat ancaman, dengan memadukan indeks ancaman denganindeks penduduk terpapar. Titik pertemuan antara indeksancaman dengan indeks penduduk terkapar adalah tingkatancaman. Skala indeks ancaman dibagi dalam 3 kategori yaitu:rendah, sedang, dan tinggi, dengan masing-masing nilai indekssebagai berikut :

(1) Rendah : 0,0-0,3, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar kurang dari 500 jiwa / Km2 , dan jumlahpenduduk kelompok rentan kurang dari 20%

(2) Sedang: >0,3-0,6, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar 500 – 1000 jiwa/Km2, dan jumlah pendudukkelompok rentan 20% – 40%

Page 12: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 12 -

(3) Tinggi : >0,6-1,0, apabila kepadatan jumlah pendudukterpapar lebih dari 1000 jiwa/Km2, dan jumlah pendudukkelompok rentan lebih dari 40%.

2. Pengkajian Kerentanan

Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisakondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasipenghidupan mereka untuk menentukan faktor-faktor yang dapatmengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapibencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspekkeamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yangdiakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosialekonomi dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkankerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampakbencana.

Kerentanan bencana ditinjau dari komponen sosial budaya, fisik,ekonomi dan lingkungan. Penghitungan kerentanan suatukawasan bila terpapar oleh suatu ancaman bencana terdiri dari 3indeks kerentanan. Indeks tersebut adalah Indeks PendudukTerpapar (dalam satuan jiwa), Indeks Kerugian (dalam satuanRupiah) dan Indeks Kerusakan Lingkungan (dalam satuanhektar).

3. Pengkajian Kapasitas

Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan statuskemampuan individu, masyarakat, lembaga pemerintah atau nonpemerintah dan aktor lain dalam menangani ancaman dengansumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakanpencegahan, mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat,serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yangdimiliki oleh masyarakat tersebut.

Kapasitas/kemampuan adalah segala upaya yang dapat dilakukanoleh individu maupun kelompok dalam rangka menghadapibahaya atau ancaman bencana. Aspek kemampuan antara lainkebijakan, kesiapsiagaan, dan partisipasi masyarakat. Penilaiankemampuan dilakukan pada sumberdaya orang per orang, rumahtangga, dan kelompok untuk mengatasi suatu ancaman ataubertahan atas dampak dari sebuah bahaya bencana.Pengukurannya dapat dilakukan berdasarkan aspek kebijakan,kesiapsiagaan, dan peran serta masyarakat.

Page 13: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 13 -

4. Pengkajian Risiko

Pengkajian risiko merupakan pengemasan hasil pengkajianancaman, kerentanan dankemampuan/ketahanan suatu daerahterhadap bencana untuk menentukan skala prioritas tindakanyang dibuat dalam bentuk rencana kerja dan rekomendasi gunameredam risiko bencana.

Peta Risiko Bencana disusun dengan melakukan overlay PetaAncaman, Peta Kerentanan dan Peta Kapasitas. Peta RisikoBencana disusun untuk bencana yang mengancam suatu daerah.Peta kerentanan baru dapat disusun setelah Peta Ancamanselesai. Peta Risiko telah dipersiapkan berdasarkan grid indeksatas peta Ancaman, peta Kerentanan dan peta Kapasitas.

2.3.1. Bencana Gempabumi

Berdasarkan Pedoman Nasional Pengkajian Risiko Bencana, ancamanbencana gempa bumi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelas IndeksAncaman. Komponen dari indeks tersebut adalah peta bahayagempa bumi dan peta zonasi gempa bumi tahun 2010. Kelas IndeksRendah Ancaman Bencana Gempa Bumi dengan nilai pga valuekurang dari 0,2501. Kelas Indeks Ancaman Sedang Bencana GempaBumi dengan nilai pga value antara 0,2501-0,70. Sedangkan kelasIndeks Tinggi Ancaman Bencana Gempa Bumi dengan nilai pga valuelebih dari 0,70. Perhitungan untuk mendapatkan kelas IndeksAncaman dari luas kawasan terpapar dilaksanakan dalam pengkajianrisiko bencana dalam Dokumen Kajian Risiko Bencana Daerah.

Berdasarkan Indeks Ancaman, Indeks Penduduk terpapar dan IndeksKerugian serta Indeks Kapasitas diperoleh tingkat risiko untukbencana gempabumi. Tingkat risiko bencana gempabumi dapatdilihat pada Lampiran 1 dan peta risiko gempabumi sepertiditunjukkan berikut.

Page 14: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 14 -

2.3.2. Bencana Tsunami

Pada wilayah pesisir yang rawan terhadap tsunami, maka perludiperhitungkan maksimal tinggi tsunami. Masing-masing daerahmemiliki catatan tinggi maksimal tsunami yang berbeda-beda antaradaerah satu dengan daerah lainnya. Tinggi maksimal tsunami ini bisadiperoleh dengan melakukan kajian ancaman tsunami dan tabelketinggiaannya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 15: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 15 -

BAB IIIDASAR PENERAPAN

SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Sekolah aman dibagi menjadi tiga definisi, yaitu definisi umum, definisikhusus dan definisi terkait PRB. Berikut rinciannya: (a) Pengertianumum: Sekolah aman adalah sekolah yang mengakui dan melindungihak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yangmenjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanansiswanya terjamin setiap saat; (b) Pengertian Definisi Khusus: Sekolahaman adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasaranayang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnyadari bahaya bencana; (c) Pengertian terkait PRB: Sekolah aman adalahkomunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat,sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum,saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saatdarurat dan bencana.

Prinsip-prinsip Pendidikan Ramah Anak yang dikembangkan dalammembentuk Nilai-Nilai dan Prinsip-Prinsip Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana adalah panduan bagi para pemangku kepentingan disekolah/madrasah termasuk anak. Nilai-nilai, Prinsip-Prinsip, Strategi danKerangka kerja Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana adalah sebagaiberikut:

3.1. Nilai-Nilai

Pelaksanaan Sekolah/Madrasah aman dari bencana dalampedoman ini mempertimbangkan nilai-nilai:a. Perubahan Budaya. Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari

Bencana ditujukan untuk menghasilkan perubahan budaya yanglebih aman dari bencana dan perubahan dari aman menjadiberketahanan dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesiayang tangguh bencana.

b. Berorientasi Pemberdayaan. Meningkatkan kemampuanpengelolaan sekolah/madrasah dan warga sekolah/madrasahtermasuk anak untuk menerapkan Sekolah/Madrasah Aman dariBencana dalam pengembangan kurikulum, sarana prasarana,pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan danpembiayaan di sekolah/madrasah.

c. Kemandirian. Mengoptimalkan pendayagunaan sumberdayayang dimiliki sekolah/madrasah.

Page 16: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 16 -

d. Pendekatan berbasis hak. Hak-hak asasi manusia termasukhak-hak anak sebagai pertimbangan utama dalam upayapenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

e. Keberlanjutan. Mengutamakan terbentuknya pelembagaanaktivitas warga sekolah/madrasah termasuk anak dalam upayapenerapan sekolah/madrasah dari bencana denganmengaktifkan lembaga yang sudah ada seperti TP UKS, KomiteSekolah, OSIS, Ekstrakurikuler, dsb.

f. Kearifan lokal. Menggali dan mendayagunakan kearifan lokalyang mendukung upaya penerapan sekolah/madrasah amandari bencana.

g. Kemitraan. Berupaya melibatkan pemangku kepentingantermasuk anak secara individu maupun dalam kelompok untukbekerjasama dalam mencapai tujuan berdasarkan prinsip-prinsipSekolah/Madrasah Aman dari bencana.

h. Inklusivitas. Memperhatikan kepentingan wargasekolah/madrasah terutama anak berkebutuhan khusus.

3.2. Prinsip-Prinsip

Pelaksanaan Sekolah/Madrasah aman dari bencana dalampedoman ini mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:a. Berbasis hak. Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari

Bencana harus didasari sebagai pemenuhan hak pendidikananak dalam menerapkan keempat prinsip hak anak, yakni (1)Tidak ada satu anak pun yang sampai menderita akibatdiskriminasi dan sikap tidak hormat yang menyangkut SARA,jenis kelamin, sikap, bahasa, pendapat, kebangsaan,kepemilikan, kecacatan fisik dan mental, status kelahiran danlainnya, (2) Anak-anak memiliki hak atas kelangsungan dantumbuh kembangnya dalam semua aspek kehidupannya,termasuk aspek fisik, emosional, psikososial, kognitif, sosial danbudaya, (3) Kepentingan terbaik anak harus selalu menjadipertimbangan didalam seluruh keputusan atau aksi yangmempengaruhi anak dan kelompok anak, termasuk keputusanyang dibuat oleh pemerintah, pemerintah daerah, aparathukum, bahkan yang diatur didalam keluarga anak itu sendiri,dan (4) Anak-anak memiliki hak untuk berkumpul secara damai,berpartisipasi aktif dalam setiap aspek yang mempengaruhikehidupan mereka, untuk mengekspresikan dengan bebas danmendapatkan pendapat mereka didengar dan ditanggapidengan sungguh-sungguh.

Page 17: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 17 -

b. Interdisiplin dan Menyeluruh. Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana terintegrasi dalam standar pelayananminimum pendidikan. Menyeluruh dimaksudkan bahwapenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana dilaksanakansecara terpadu untuk mencapai standar nasional pendidikan.

c. Komunikasi Antar-Budaya (Intercultural Approach).Pendekatan Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanaharus mengutamakan komunikasi antar-pribadi yang memilikilatar belakang budaya yang berbeda (ras, etnik, atau sosio-ekonomi) sesuai dengan jati diri bangsa dan nilai–nilai luhurkemanusiaan.

3.3. Strategi

Masih tingginya tingkat kerusakan sekolah/madrasah di daerahrawan bencana di Indonesia, mendorong pemerintah untukmelakukan sinkronisasi kebijakan dalam upaya PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari bencana. Sekolah/madrasahdiharapkan menjadi suatu lingkungan yang aman terhadapancaman bencana dan secara terus menerusmengimplementasikan upaya pengurangan risiko bencana.

Pembentukan karakter anak didik baik laki-laki maupun perempuandi Sekolah/Madrasah sangat dipengaruhi kondisi pendidik dantenaga kependidikan, infrastruktur, fasilitas, pengelolaan danpembiayaan yang bertanggung jawab, dan terutama prosespembelajaran yang dialami siswa. Hal ini sejalan dengan temastrategis bidang pendidikan pada periode tahun 2010-2015 yangmenekankan pada pembangunan dan penguatan pelayanan primapendidikan.

Dalam rencana Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencanadengan jangka panjang, Pedoman ini menggunakan tiga temastrategis, yaitu (1) Sinkronisasi Kebijakan (2) PeningkatanPartisipasi Publik termasuk anak (3) Pelembagaan.a. Sinkronisasi Kebijakan

Pemetaan kebijakan dari berbagai K/L/D/I menjadi bahanpertimbangan utama dalam tema strategi sinkronisasikebijakan. Dasar hukum dalam pedoman ini disusunberdasarkan hasil sinkronisasi kebijakan yang menjunjungtinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip penerapansekolah/madrasah aman dari bencana.

Page 18: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 18 -

b. Peningkatan Partisipasi Publik termasuk AnakTema strategis peningkatan partisipasi publik termasuk anakdalam pedoman ini adalah menjadikan anak dan kaum mudamitra dalam Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.Kegiatan penerapan sekolah/madrasah aman terintegrasidengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikiwarga sekolah seperti Sekolah Sehat, Sekolah Hijau, SekolahAdiwiyata, Lingkungan Inklusi dan Ramah Pembelajaran sertamodel-model Pendidikan Ramah Anak lainnya.

c. PelembagaanPenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana sejalandengan peran dan fungsi masing-masing K/L/D/I terkait melaluipembentukan kelembagaan yang sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

3.4. Peran Pemangku Kepentingan

1) Peran peserta didik(a) Peserta didik melembagakan aktivitas pengurangan risiko

bencana(b) Peserta didik menjadi tutor sebaya bagi sekolah yang

belum memenuhi standar sekolah aman.2) Peran orangtua

(a) Membantu merumuskan program Sekolah/MadrasahAman dengan Komite sekolah.

(b) Orangtua membantu menyebarluaskan penerapanSekolah/Madrasah aman

3) Peran Pendidik dan Profesional Lainnya(a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai

bahaya, kerentanan dan kapasitas sekolah/madrasahtermasuk anak dalam upaya pengurangan risiko bencana.

(b) Melakukan usaha-usaha terencana guna mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik aktif dalam penerapan sekolah/madrasah aman daribencana secara non-struktural

(c) Bekerja sama dengan warga sekolah lainnya termasukanak dalam upaya penerapan sekolah/madrasah amandari bencana secara struktural maupun non-struktural

4) Peran Komite Sekolah/Madrasah(a) Membentuk forum orangtua dan guru dalam upaya

penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana melaluipengenalan materi PRB kepada para peserta didik,pembuatan jalur evakuasi dan upaya-upaya untuk

Page 19: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 19 -

mewujudkan sekolah/madrasah yang lebih aman, sehatdan nyaman termasuk bagi anak berkebutuhan khusus.

(b) Komite Sekolah/Madrasah melakukan Pemantauan,pemeriksaan Kelayakan Gedung, Pemeliharaan danperawatan Gedung.

5)Peran Organisasi Non-pemerintah, Nasional,Internasional

(a) Membantu sekolah/madrasah dalam melakukan upayapengurangan risiko bencana termasuk anak didikberkebutuhan khusus.

(b) Mendukung kemitraan dan membangun jejaringpengetahuan antar sekolah/madrasah.

(c) Mengembangkan dan menyediakan materi-materipendidikan, pengurangan risiko bencana.

(d) Memberikan bantuan teknis penerapan sekolah/madrasahaman dari bencana secara struktural maupun non-struktural

(e) Membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalampenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana secarastruktural maupun non-struktural

6)Peran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah(a) Melakukan kegiatan-kegiatan penerapan

sekolah/madrasah aman dari bencana sejalan denganketiga tema strategis, prinsip-prinsip, nilai-nilai dankerangka kerja.

(b) Memperkuat mekanisme pemantauan, evaluasi danpelaporan penerapan sekolah/madrasah aman daribencana termasuk pemutahiran data rehabilitasi sekolah,baik secara elektronik maupun manual

(c) Menyediakan pedoman dan petunjuk teknis yangdiperlukan oleh sekolah/madrasah dalam penerapansekolah/madrasah aman dari bencana secara strukturaldan non-struktural.

(d) Mendorong pembinaan berkelanjutan denganmengintegrasikan penerapan Sekolah/Madrasah Amandari Bencana kedalam revisi SKB 4 Menteri mengenaiPembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

(e) Memastikan perencanaan Penerapan Sekolah/MadrasahAman dari Bencana sebagai bagian dari RencanaPenanggulangan Bencana.

7)Peran Media Massa(a) Media massa melakukan Sosialisasi dan advokasi

Page 20: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 20 -

penerapansekolah/madrasah aman dari bencana kepadamasyarakat luas.

(b) Media massa berperan sebagai alat kontrol dalampenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana.

Page 21: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 21 -

BAB IVKERANGKA KERJA PENERAPAN

SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Kerangka kerja penerapan sekolah/madrasah aman merupakan kerangkakerja yang dibagi ke dalam struktural dan non struktural.

4.1.Kerangka Kerja Struktural

a. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan kerangka kerjastruktural adalah konstruksi fisik sekolah/madrasah untukmengurangi risiko bencana.

b. Aspek Mendasar

1) Lokasi aman dari bencana

(a) Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diaturdalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebihrinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatantanah dari Pemerintah Daerah setempat mengacu padaPerMenPU No. 29 Tahun 2006.

(b) Luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untukmembangun prasarana sekolah/madrasah berupabangunan dan tempat bermain dan berolahraga.

(c) Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancamkesehatan dan keselamatan jiwa, terhindar darigangguan pencemaran air, kebisingan, danpencemaran udara serta memiliki akses untukpenyelamatan dalam keadaan darurat.- Tidak terletak di lahan bekas pembuangan

sampah akhir (TPA) dan daerah bekaspertambangan

- Jauh dari gangguan atau jaringan listriktegangan tinggi (minimal 0.5 Km)

- Bangunan sekolah sebaiknya berada cukup jauhdari sungai dan berada di ketinggian yang amandari bahaya banjir.

- Tidak di atas tebing atau kemiringan lahan tidakboleh melebihi 6% kecuali kalau sudah diambil

Page 22: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 22 -

langkah besar untuk mengendalikan erosi dandrainase

(d) Memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahanterhadap peserta didik

(e) Peletakan bangunan sekolah agak jauh dari sempadanjalan yang ada.

2) Struktur bangunan

Secara umum bangunan harus memenuhi persyaratankeselamatan, kesehatan, kemudahan termasuk kelayakanbagi anak berkebutuhan khusus, kenyamanan dankeamanan sesuai dengan PerMenPU No.29 Tahun 2006dan Pedoman Teknis Rumah dan Bangungan GedungTahan Gempa yang dikeluarkan oleh Kementerian PUTahun 2006. Beberapa hal yang terkait dengan strukturbangunan sekolah/madrasah aman dari bencana adalahsebagai berikut:(a) Bangunan harus didesain berdasarkan standar teknis

baku dan mutu yang berlaku untuk desain bangunan,material bahan bangunan yang digunakan, serta tatacara pelaksanaan konstruksi, dengan mengacu padaSNI dan peraturan perundangan yang berlaku

(b) Desain bangunan harus memperhitungkan analisagempa sesuai SNI yang mengatur tentangPerencanaan Ketahanan Gempa untuk StrukturBangunan Gedung dan mengacu pada peta zonasigempa yang terbaru

(c) Penggunaan material bahan bangunan harusmempertimbangkan kearifan lokal, denganmenggunakan bahan bangunan yang sesuai standarmutu, mudah diperoleh di daerah setempat, namuntidak menimbulkan kerusakan lingkungan

(d) Sumber Daya Manusia (SDM) yang melaksanakanperencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan,pemeliharaan, perawatan, perbaikan maupunpemeriksaan berkala bangunan harus mempunyaikompetensi dan keahlian dalam bidang yang terkaitpenyelenggaraan bangunan sesuai peraturanperundangan yang berlaku

(e) Bangunan harus didesain dengan menyediakan jalurevakuasi yang cukup dan tidak terhalang sebagaiantisipasi kondisi darurat bencana

Page 23: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 23 -

(f) Bangunan harus didesain dengan menyediakanprasarana kemudahan akses (aksesibilitas) bagimereka yang berkebutuhan khusus dan lansia

(g) Bangunan harus didesain dengan menyediakanpenghawaan dan sirkulasi udara serta pencahayaanalami yang cukup memadai untuk kelangsungankegiatan pembelajaran

(h) Bangunan harus didesain dengan memperhitungkanakses yang cukup dan memadai untuk penyediaan airbersih dan sanitasi (air kotor, sampah, dan drainase)

(i) desain sekolah/madrasah disesuaikan dengan potensikarakteristik jenis ancaman bencana di lokasisekolah/madrasah tersebut.

3) Desain dan Penataan KelasPengaturan ruang kelas harus ideal sehingga memilikirisiko sekecil mungkin bila sewaktu-waktu terjadi bencanamengacu pada PerMenPU No.29 Tahun 2006. Beberapahal yang harus ditambahkan dalam mendesain dan menataruang kelas sekolah/madrasah aman dari bencana antaralain:a) tiap kelas harus memiliki dua pintu dengan pintu

membuka keluar,b) memiliki jalur evakuasi dan akses yang aman yang

dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjukarah yang jelas dan dikenal dengan baik oleh anak,termasuk anak berkebutuhan khusus terutama jikaterjadi bencana kebakaran, gempabumi dan/ataubencana lainnya.

4) Dukungan Sarana Prasarana.Dukungan sarana dan prasarana mengacu pada PerMenPUNo.29 Tahun 2006. Kriteria minimum sarana dan prasaranauntuk mendukung keberlangsungan kegiatan belajarmengajar mencakup:a) Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dansumber belajar lainnya, teknologi informasi dankomunikasi, serta perlengkapan lain yang wajibdimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;

b) Bangunan harus dilengkapi dengan sarana danprasarana pencegahan dan penanggulangan

Page 24: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 24 -

kebakaran, minimal berupa Alat Pemadam Api Ringan(APAR) pada setiap lantai dan diletakkan di tempatyang mudah dijangkau dan tidak terhalang

c. Pemeriksaan Struktur Bangunan

1) Metode PemeriksaanPemeriksaan bangunan dilakukan untuk menjamin seluruhkomponen bangunan gedung laik fungsi, terutama dalamkondisi setelah terjadi bencana maupun untukmenyesuaikan dengan peraturan teknis bangunan gedungyang berlaku. Formulir untuk pemeriksaan strukturbangunan pada Lampiran 3. Prosedur pemeriksaankerentanan bangunan terhadap gempa secara umumterdiri dari tiga tahapan, yaitu Penilaian Visual SecaraCepat (Rapid Visual Screening), Evaluasi Struktur SecaraCepat (Quick Structural Evaluation), and Penilaian terinci(Detailed Assessment).

a) Pemeriksaan Visual Secara Cepat (Rapid VisualScreening)Penilaian Cepat Secara Visual merupakan tahappertama pemeriksaan kerentanan bangunan secaracepat yang dilakukan dengan tujuan menetapkanbangunan–bangunan berisiko. Pemeriksaan visualterdiri dari pemeriksaan terhadap konfigurasibangunan berdasarkan tata letak bangunan dankonfigurasinya, termasuk alur pembebanan, lantailemah (weak story), lantai lunak (soft story), bentukgeometri, massa efektif, torsi, dan benturan.Hasil pemeriksaan akan membantu pelaksanaananalisis struktural secara detail. Keluaran pemeriksaanvisual adalah penentuan bangunan denganpengelompokan: rentan dan tidak rentan.Dokumentasi hasil pengamatan visual menjadi dasarbagi pemeriksaan struktural selanjutnya.

b) Pemeriksaan Struktur Secara Cepat (QuickStructural Evaluation)Ketika sebuah bangunan diidentifikasikan sebagaibangunan yang berisiko melalui Penilaian Cepat

Page 25: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 25 -

Secara Visual, hal itu berlanjut pada prosedurperhitungan kedua, yaitu Evaluasi Struktur SecaraCepat. Evaluasi ini meliputi pemeriksaan kekuatansecara umum terkait dengan aspek desain strukturseperti geser dan tegangan aksial pada elemenvertikal penahan beban gempa.

c) Pemeriksaan Terinci (Detailed Assessment).Selanjutnya, ketika bangunan diidentifikasikanberisiko melalui Evaluasi Struktur Secara Cepat, makadilakukan pemeriksaan tahap berikutnya denganPemeriksaan Rinci. Pemeriksaan ini merupakanevaluasi yang kuantitatif dan akurat terhadapbangunan yang berisiko. Pemeriksaan Rinci termasukperhitungan secara detail mengenai sistem strukturpemikul beban gempa, begitu pula pada elemen–elemen non-struktural (sebagai contoh, isi bangunan,elemen-elemen arsitektur dan elemen–elemen yangtidak tahan terhadap beban gempa).

2) Klasifikasi Hasil PemeriksaanKlasifikasi Pemerikasaan mengacu pada Pedoman TeknisRumah dan Bangungan Gedung Tahan Gempa yangdikeluarkan oleh Kementerian PU Tahun 2006. Klasifikasihasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a) Kerusakan RinganDisebut rusak struktur tingkat ringan apabila terjadihal-hal sebagai berikut:- Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6

cm) pada dinding;- Plesteran berjatuhan;- Mencakup luas yang besar;- Kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti

cerobong, lisplang, dsb;- Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak

banyak berkurang;- Masih layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan yangbersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetapterpelihara. Perbaikan dengan kerusakan ringan pada

Page 26: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 26 -

struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkanbangunan.

b) Kerusakan SedangDisebut kerusakan sedang apabila terjadi hal-halsebagai berikut:- Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm)

pada dinding;- Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti

pada dinding pemikul beban, kolom; cerobongmiring; dan runtuh;

- Kemampuan struktur untuk memikul beban sudahberkurang sebagian;

- Masih layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan menentuan prioritasretrofitting atau perkuatan untuk menahan bebangempa; melakukan perbaikan secara arsitektur; danbangunan dikosongkan serta dapat dihuni kembalisetelah proses retrofitting selesai.

c) Kerusakan BeratDisebut kerusakan berat apabila terjadi hal-halsebagai berikut :- Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;- Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur

pengikat;- Lebih dari 45% elemen utama mengalami

kerusakan;- Tidak layak fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkanbangunan atau dilakukan retrofitting (perkuatan)secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali.Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunanmenjadi sangat berbahaya sehingga harusdikosongkan.

d) Kerusakan TotalDisebut rusak total apabila terjadi hal-hal sebagaiberikut :- Bangunan roboh seluruhnya (> 65%)

Page 27: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 27 -

- Sebagian besar komponen utama struktur rusak- Tidak layak fungsi/ huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkanbangunan, membersihkan lokasi, dan mendirikanbangunan baru yang memenuhi standar aman daribencana.

4.2.Kerangka Kerja Non Struktural

a. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan kerangka kerjanon struktural adalah adalah upaya mengurangi risikobencana yang tidak melibatkan konstruksi fisik. Termasukdisini bisa berupa upaya pembuatan kebijakan sepertipembuatan suatu peraturan, legislasi, kampanye penyadaranmasyarakat, membangun sikap dan tindakan kesiapsiagaankepada seluruh warga sekolah/madrasah dalam menghadapibencana, yaitu penyiapan sumber daya manusia melaluipendidikan dan pelatihan.

b. Aspek Mendasar

1) Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Dasar dari setiap sikap dan tindakan manusia adalahadanya persepsi, pengetahuan dan keterampilan yangdimilikinya. Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana inginmembangun kemampuan seluruh wargasekolah/madrasah, baik individu maupun wargasekolah/madrasah secara kolektif, untuk menghadapibencana secara cepat dan tepat guna. Dengan demikian,seluruh warga sekolah/madrasah menjadi target sasarantermasuk anak.

2) Kebijakan Sekolah/Madrasah

Kebijakan sekolah/madrasah adalah keputusan yangdibuat secara formal oleh sekolah/madrasah mengenaihal-hal yang perlu didukung dalam pelaksanaanPenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana, baiksecara khusus maupun terpadu. Keputusan tersebutbersifat mengikat. Pada praktiknya, kebijakansekolah/Madrasah akan landasan, panduan, arahan

Page 28: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 28 -

pelaksanaan kegiatan terkait dengan PenerapanSekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

3) Perencanaan Kesiapsiagaan

Perencanaan kesiapsiaagaan bertujuan untuk menjaminadanya tindakan cepat dan tepat guna pada saat terjadibencana dengan memadukan dan mempertimbangkansistem penanggulangan bencana di daerah dandisesuaikan kondisi wilayah setempat. Bentuk atau produkdari perencanaan ini adalah dokumen-dokumen, sepertiprotap kesiapsiagaan, rencana kedaruratan/kontinjensi,dan dokumen pendukung kesiapsiagaan terkait, termasuksistem peringatan dini yang disusun denganmempertimbangkan akurasi dan kontektualitas lokal.

4) Mobilisasi Sumberdaya

Sekolah/madrasah harus menyiapkan sumber dayamanusia, sarana, dan prasarana, serta finansial dalampengelolaan untuk menjamin kesiapsiagaan bencanasekolah. Mobilisasi sumber daya didasarkan padakemampuan sekolah/madrasah dan pemangkukepentingan sekolah/madrasah. Mobilisasi ini juga terbukabagi peluang partisipasi dari para pemangku kepentinganlainnya.

Keempat parameter di atas adalah perangkat pengukurankesiapsiagaan bencana di sekolah/madrasah yangdirumuskan multipihak. Dalam pengukuran, masing-masing parameter itu tidak berdiri sendiri, melainkansaling terkait satu sama lainnya. Dari ukuran yang didapatdari sekolahmadrasah terkait, dapat diketahui mengenaitingkat ketahanan sekolah/madrasah terhadap ancamanbencana tertentu. Dalam praktiknya, kesiapsiagaansekolah/madrasah juga dipadukan dengan upayakesiapsiagaan aparat pemerintah dan masyarakat didaerah atau lingkungan terdekat sekolah/madrasah.

c. Penilaian non struktural

Secara garis besar penilaian non struktural dalam PedomanPenerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana berupaparameter, indikator, dan penilaian adalah sebagai berikut:

Page 29: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 29 -

Parameter Indikator PenilaianPengetahuan,Sikap danTindakan

Tersedianyapengetahuanmengenai bahaya(jenis bahaya);Kerentanan;Kapasitas; Risikodan sejarahbencana yangterjadidilingkungansekolah ataudaerahnya

Struktur danMuatan Kurikulummemuatpengetahuanmengenai Bahaya(jenis, sumberbahaya danbesaran bahaya);Kerentanan;Kapasitas; Risikodan Sejarah yangterjadi dilingkungan sekolah/madrasah ataudaerahnya. Kegiatan

sekolah/madrasahbagi peserta didikuntukmengobservasiBahaya(jenisbahaya, sumberbahaya danbesaran bahaya);Kerentanan;Kapasitas danRisiko yang ada dilingkungansekolah/madrasah,termasuk yangbersumber padalokasi daninfrastruktursekolah/madrasah.

Page 30: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 30 -

Parameter Indikator PenilaianTersedianyapengetahuanmengenai upayayang bisa dilakukanuntuk mengurangirisiko bencana disekolah/madrasah

Struktur danMuatan Kurikulumyang memuatpengetahuanmengenai upayayang bisa dilakukanuntuk mengurangirisiko bencana disekolah/madrasah. Kegiatan

sekolah/madrasahuntukmengidentifikasiupaya yang bisamengurangi risikobencanaSekolah/madrasahsecara berkalamelakukanpenilaiankerentanansekolah/madrasah

Keterampilanwargasekolah/madrasahtermasuk anakdalam menerapkanrencana aksisekolah/madrasahaman

Wargasekolah/madrasahtermasuk anakmenjalankansimulasi rencanakesiapsiagaan padasaat simulasi.

Terlaksananyasosialisasimengenaipengetahuan PRB,Sekolah/madrasahAman dari bencanadan kesiapsiagaankepada wargasekolah/madrasahtermasuk anak.

Laporan SimulasiJumlah sosialisasirutin danberkelanjutan disekolah/madrasah.

Page 31: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 31 -

Parameter Indikator PenilaianTerlaksananyapelatihanpengintegrasianPRB ke dalamKTSP.

Jumlah pelatihanyang dilaksanakanolehsekolah/madrasah.

Terlaksananyakegiatan simulasidrill secara berkaladisekolah/madrasahdengan melibatkanmasyarakat sekitar.

Frekwensipelaksanaan simulasidrill dalam 1 tahun.

KebijakanSekolah/Madrasah

Adanya kebijakan,kesepakatandan/atau peraturansekolah/madrasahyang mendukungupaya penerapansekolah/madrasahaman daribencana.

Pernyataan Visi,Misi dan TujuanSekolah/madrasahmemuat dan/ataumendukung upayapenerapansekolah/madrasahaman dari bencana.

Tersedianya aksesbagi seluruhkomponensekolah/madrasahterhadap informasi,pengetahuan danpelatihan untukmeningkatkankapasitas dalamhal PRB (materiacuan, ikut sertadalam pelatihan,musyawarah guru,pertemuan desa,jambore murid,dsb.)

Media informasisekolah/madrasah(contoh: majalahdinding,perpustakaan,buku, modul) yangmemuatpengetahuan daninformasi PRB dandapat diakses olehwargasekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus. Jumlah kesempatan

dan keikutsertaanwargasekolah/madrasah

Page 32: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 32 -

Parameter Indikator Penilaiandalam pelatihan,musyawarah guru,pertemuan desa,jambore murid, dll.

Perencanaankesiapsiagaan

Tersedianyadokumen penilaianrisiko bencanayang disusunbersama secarapartisipatif denganwarga sekolah/madrasahtermasuk anak

Dokumen penilaianrisiko bencana yangdisusun secaraberkala sesuaidengan kerentanansekolah/madrasahDokumen penilaian

kerentanansekolah/madrasahyang disahkan olehPemerintah /Pemda

Tersedianyarencana aksisekolah/madrasahdalampenanggulanganbencana (sebelum,saat, dan sesudahterjadi bencana).

Dokumen rencanaaksisekolah/madrasahyang dibuat secaraberkala, dikaji dandiperbaharui secarapartisipatif.Dokumen rencanaaksisekolah/madrasahamanditandatangani olehDinas Pendidikansetempat.

TersedianyaSistem PeringatanDini yangdipahami seluruhwarga sekolah/madrasah

PROTAP mengenaipelaksanaan sistemperingatan diniyang telah diuji dandiperharui melaluikegiatansimulasi/drill yangdilaksanakan secaraberkala oleh

Page 33: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 33 -

Parameter Indikator Penilaiansekolah/madrasah

Adanya ProsedurTetapKesiapsiagaanSekolah/madrasah yangdisepakati dandilaksanakan olehseluruh wargasekolah/madrasah

Sekolah/madrasahmemiliki ProtapKesiapsiagaansekolah/madrasahyang dikaji secararutin dandimutakhirkansecara partisipatif.

Adanya petaevakuasisekolah/madrasahdengan tanda danrambu yangterpasang, yangmudah dipahamioleh seluruhwarga sekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus

Sekolah/madrasahmemiliki petaevakuasi dengantanda dan rambuyang terpasangyang mudahdipahami olehseluruh wargasekolah/madrasahdan dapatditemukan denganmudah dilingkunganSekolah/madrasah .

Kesepakatan danketersediaanlokasievakuasi/shelterterdekat denganSekolah/madrasah ,disosialisasikankepada seluruhwarga Sekolah/madrasah danorangtua murid,masyarakat

Sekolah memilikilokasievakuasi/shelterterdekat yangtersosialisasikanserta disepakatioleh seluruh wargaSekolah/madrasah ,orangtua murid,masyarakat sekitardan pemerintahdaerah.

Page 34: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 34 -

Parameter Indikator Penilaiansekitar danpemerintahdaerah.Adanya prosedurtetapkesiapsiagaansekolah/madrasah yangdisepakati dandilaksanakan olehseluruh wargatermasuk anakSekolah/madrasah

PROTAPkesiapsiagaanSekolah/madrasahyang dikajiulangdan dimutakhirkansecara rutin danpartisipatif.

MobilisasiSumber Daya

Jumlah dan jenisperlengkapan,suplai dankebutuhan dasarpasca bencanayang dimilikisekolah/madrasah.

Adanyaperlengkapan dasardan suplaikebutuhan dasarpasca bencanayang dapat segeradipenuhi dandiakses oleh wargasekolah/madrasahtermasuk anakberkebutuhankhusus, seperti:alat P3K danevakuasi, terpal,tenda dan sumberair bersih.

Adanya satgassekolah/madrasahaman yangmelibatkanperwakilanpeserta didiksecara individumaupun kelompokdalam koordinasiOSIS .

Jumlah perwakilanpeserta didik danketua komunitasanak yangmembentukpelembagaanGerakan SiswaBersatu dalamkoordinasi OSISsebagai unsur dari

Page 35: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 35 -

Parameter Indikator PenilaianSatgas.

Adanya kerjasamadalampenyelenggaraanpenanggulanganbencana dikota/kabupatendengan pihak-pihak terkaitsetempat (sepertiperangkatdesa/kelurahan,kecamatan, BPBD,dan lembagapemerintahlainnya).

Jumlah kegiatandan mitrakerjasama.

Pemantauan danevaluasipartisipatifmengenaikesiapsiagaan dankeamanansekolah/madrasah secararutin (mengujiatau melatihkesiapsiagaansekolah/madrasah secaraberkala).

Sekolah/madrasahmemilikimekanismepemantauan danevaluasikesiapsiagaan dankeamanansekolah/madrasahpartisipatif secararutin.

Page 36: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 36 -

BAB VPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

Pemantauan (monitoring) dan evaluasi bertujuan untuk mengendalikanpelaksanaan program dan kegiatan pembangunan agar sesuai denganrencana yang telah disusun. Pengendalian pelaksanaan rencanapembangunan dilakukan untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dansasaran pembangunan. Pemantauan dan evaluasi penerapansekolah/madrasah aman dari bencana ini dilaksanakan dengan mengacupada perangkat hukum berikut:1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta PenerusanPinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

6. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri NegaraPPN/Kepala Bappenas No. Kep-102/Mk.2/2002 dan No. Kep.292/M.Ppn/09/2002 tentang Sistem Pemantauan dan PelaporanPelaksanaan Proyek Pembangunan.

5.1. PemantauanPemantauan yang dimaksud adalah kegiatan mengamatiperkembangan pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah amandari bencana dan mengidentifikasi serta mengantisipasipermasalahan yang timbul agar dapat diambil tindakan sedinimungkin. Pemantauan dilakukan terhadap perkembangan realisasipenyerapan dana, realisasi pencapaian target keluaran (output)dan kendala yang dihadapi. Pemantauan harus dilakukan secaraberkala untuk mendapatkan informasi akurat tentang pelaksanaankegiatan, kinerja program serta hasil-hasil yang dicapai. Selainuntuk menemukan dan menyelesaikan kendala yang dihadapi,kegiatan ini juga berguna untuk meningkatkan efisiensi danefektivitas pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari

Page 37: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 37 -

bencana serta mendorong transparansi dan akuntabilitas dalampelaksanaan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana.

Pelaksanaan pemantauan (dan juga evaluasi) dilaksanakan denganmemperhatikan asas Efisiensi, yakni derajat hubungan antarabarang/jasa yang dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dansumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan barang/jasatersebut yang diukur dengan biaya per unit keluaran (output);Efektivitas, yakni tingkat seberapa jauh program/kegiatanmencapai hasil dan manfaat yang diharapkan; dan Kemanfaatan,yaitu kondisi yang diharapkan akan dicapai bila keluaran (output)dapat diselesaikan tepat waktu, tepat lokasi dan tepat sasaranserta berfungsi dengan optimal. Selain ketiga asas tersebut,pelaksanaan pemantauan sebaiknya juga menilai aspekKonsistensi, Koordinasi, Konsultasi, Kapasitas dan Keberlanjutandari pelaksanaan suatu rencana program/kegiatan.

Secara umum, target pemantauan penerapan sekolah/madrasahaman dari bencana adalah sebagai berikut :

(1) memantau efektivitas input (dana, SDM, waktu, dansumberdaya lainnya), tatalaksana penyelenggaraankegiatan, administrasi dan pengelolaan keuangan olehsekolah/madrasah dalam rangka mencapai sasaranpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana

(2) memantau kinerja organisasi pelaksana penerapansekolah/madrasah aman dari bencana

(3) memantau proses dan hasil pelaksanaan penerapansekolah/madrasah aman dari bencana berdasarkan aspekdan kerangka kerja sekolah aman, meliputi: prosessosialisasi program, proses penilaian proposal, prosespengolahan data, penentuan urutan prioritas sekolahcalon penerima program, pelaksanaan dan pemanfaatanprogram.

(4) memantau pemanfaatan sarana-prasaranasekolah/madrasah yang telah diperbaiki sesuai fungsinyadisesuaikan dengan desain dan penataansekolah/madrasah aman.

(5) memantau kegiatan pemenuhan indikator sekolah/madrasah aman dari baik struktural maupun non-struktural di tingkat sekolah/madrasah

(6) mengidentifikasi kendala dalam penerapansekolah/madrasah aman dari bencana

Page 38: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 38 -

(7) terkumpulnya data yang menyeluruh tentang kegiatansekolah/madrasah aman dari bencana baik data kegiatanstruktural maupun non struktural.

5.2. EvaluasiEvaluasi akan menilai aspek-aspek penerapan sekolah/madrasahaman sesuai dengan indikator sekolah/madrasah aman daribencana baik struktural maupun non struktural sehingga dapatmengkategorikan tingkat amannya bagi setiap sekolah/madrasahterhadap gempa bumi dan/atau tsunami yang meliputi:

(1) Penilaian tingkat pemenuhan perencanaan denganpelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman daribencana serta kegiatan non-struktural

(2) Penilaian penerapan aspek dan kerangka kerjasekolah/madrasah aman dalam pelaksanaan rehabilitasidan rekonstruksi sekolah/madrasah meliputi:(a) Proses sosialisasi program,(b) Proses penilaian proposal,(c) Proses pengolahan data,(d) Penentuan urutan prioritas sekolah calon penerima

program,(e) Pelaksanaan dan pemanfaatan program

(3) Penilaian setiap sekolah/madrasah dalam memenuhiindikator sekolah/madrasah aman dari bencana danmelakukan kategorisasi dengan perincian sbb:

Kategori 1: Memenuhi salah satu aspek yang mendasardan parameter sekolah/madrasah aman dari bencana

Kategori 2: Memenuhi lebih dari dua aspek yangmendasar dan parameter sekolah/ madrasah aman daribencana

Kategori 3: Memenuhi seluruh aspek yang mendasar danparameter sekolah/madrasah aman dari bencana

5.3. PelaporanPelaksanaan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencanaharus dilaporkan dalam sebuah laporan tertulis. Pelaporan yangmencakup hasil pemantauan dan evaluasi penerapansekolah/madrasah aman dari bencana baik kemajuan dan capaianfisik maupun penggunaan dana, yang disampaikan secara berkala

Page 39: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 39 -

dan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari laporan panitiatingkat sekolah, kepala sekolah, laporan masing-masing SKPDterkait, laporan kabupaten/kota, laporan provinsi dan laporanpusat dan disusun serta diserahkan secara berkala sesuai denganketentuan yang berlaku.

Pelaporan bertujuan sebagai pertanggungjawaban dari kegiatanpenerapan sekolah/madrasah aman dari bencana baik secaraformal maupun sebagai pertanggungjawaban kepada publik.Pelaporan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana ditingkat pusat dikoordinasikan oleh BNPB melalui suatu tim yangdibentuk bersama dengan Kementerian Pendidikan danKebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum,Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, sertadibantu oleh profesional dan unsur masyarakat madani. Hal inijuga berlaku di daerah dimana BPBD Provinsi/Kabupaten/Kotamengkoordinasikan melalui suatu tim. Pembentukan tim ini sesuaiJuknis yang disepakati antara Badan Nasional PenanggulanganBencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, KementerianAgama, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian DalamNegeri.

Page 40: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

- 40 -

BAB VIPENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan semua pemangku kepentinganyang terkait dengan pelaksanaan penerapan sekolah/madrasah Amandari bencana mendapatkan acuan yang jelas. Keterlibatan aktif parapemangku kepentingan termasuk anak menjadi bagian penting dalampelaksanaan pedoman ini. Masukan dan perbaikan terhadap isi daripedoman ini sangat diharapkan guna mewujudkan sekolah/madrasahaman dalam pemenuhan hak pendidikan dan perlindungan anak diIndonesia.

KEPALABADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

ttd

DR. SYAMSUL MAARIF, M.Si

Page 41: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

LAMPIRAN

Page 42: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lampiran - 01

TABEL INDEKS RISIKO GEMPABUMI PER KABUPATEN 2011

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

ACEH SIMEULUE SEDANGACEH ACEH SINGKIL SEDANGACEH ACEH SELATAN SEDANGACEH ACEH TENGGARA SEDANGACEH ACEH TIMUR SEDANGACEH ACEH TENGAH SEDANGACEH ACEH BARAT SEDANGACEH ACEH BESAR SEDANGACEH PIDIE SEDANGACEH BIREUEN SEDANGACEH ACEH UTARA SEDANGACEH ACEH BARAT DAYA SEDANGACEH GAYO LUES SEDANGACEH ACEH TAMIANG SEDANGACEH NAGAN RAYA SEDANGACEH ACEH JAYA SEDANGACEH BENER MERIAH SEDANGACEH PIDIE JAYA SEDANGACEH KOTA BANDA ACEH SEDANGACEH KOTA SABANG SEDANGACEH KOTA LANGSA SEDANGACEH KOTA LHOKSEUMAWE SEDANGACEH KOTA SUBULUSSALAM SEDANGSUMATERA UTARA NIAS TINGGISUMATERA UTARA MANDAILING NATAL SEDANGSUMATERA UTARA TAPANULI SELATAN SEDANGSUMATERA UTARA TAPANULI TENGAH SEDANGSUMATERA UTARA TAPANULI UTARA SEDANGSUMATERA UTARA TOBA SAMOSIR SEDANGSUMATERA UTARA LABUHAN BATU SEDANGSUMATERA UTARA ASAHAN SEDANGSUMATERA UTARA SIMALUNGUN SEDANG

Page 43: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

SUMATERA UTARA DAIRI SEDANGSUMATERA UTARA KARO SEDANGSUMATERA UTARA DELI SERDANG SEDANGSUMATERA UTARA LANGKAT SEDANGSUMATERA UTARA NIAS SELATAN SEDANGSUMATERA UTARA HUMBANG HASUNDUTAN SEDANGSUMATERA UTARA PAKPAK BHARAT SEDANGSUMATERA UTARA SAMOSIR SEDANGSUMATERA UTARA SERDANG BEDAGAI SEDANGSUMATERA UTARA BATU BARA SEDANGSUMATERA UTARA PADANG LAWAS UTARA SEDANGSUMATERA UTARA PADANG LAWAS SEDANGSUMATERA UTARA LABUHAN BATU SELATAN SEDANGSUMATERA UTARA LABUHAN BATU UTARA SEDANGSUMATERA UTARA NIAS UTARA SEDANGSUMATERA UTARA NIAS BARAT SEDANGSUMATERA UTARA KOTA SIBOLGA SEDANGSUMATERA UTARA KOTA TANJUNG BALAI SEDANGSUMATERA UTARA KOTA PEMATANG SIANTAR SEDANGSUMATERA UTARA KOTA TEBING TINGGI SEDANGSUMATERA UTARA KOTA MEDAN SEDANGSUMATERA UTARA KOTA BINJAI SEDANGSUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN SEDANGSUMATERA UTARA KOTA GUNUNG SITOLI SEDANGSUMATERA BARAT KEPULAUAN MENTAWAI SEDANGSUMATERA BARAT PESISIR SELATAN SEDANGSUMATERA BARAT SOLOK SEDANGSUMATERA BARAT SIJUNJUNG SEDANGSUMATERA BARAT TANAH DATAR SEDANGSUMATERA BARAT PADANG PARIAMAN SEDANGSUMATERA BARAT AGAM SEDANGSUMATERA BARAT LIMA PULUH KOTO TINGGISUMATERA BARAT PASAMAN SEDANGSUMATERA BARAT SOLOK SELATAN SEDANGSUMATERA BARAT DHARMASRAYA SEDANGSUMATERA BARAT PASAMAN BARAT SEDANGSUMATERA BARAT KOTA PADANG SEDANGSUMATERA BARAT KOTA SOLOK SEDANG

Page 44: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

SUMATERA BARAT KOTA SAWAHLUNTO SEDANGSUMATERA BARAT KOTA PADANG PANJANG SEDANGSUMATERA BARAT KOTA BUKITTINGGI SEDANGSUMATERA BARAT KOTA PAYAKUMBUH SEDANGSUMATERA BARAT KOTA PARIAMAN SEDANGRIAU KUANTAN SENGINGI SEDANGRIAU INDRAGIRI HULU SEDANGRIAU INDRAGIRI HILIR SEDANGRIAU PELALAWAN SEDANGRIAU SIAK SEDANGRIAU KAMPAR SEDANGRIAU ROKAN HULU SEDANGRIAU BENGKALIS SEDANGRIAU ROKAN HILIR SEDANGRIAU KEPULAUAN MERANTI SEDANGRIAU KOTA PEKANBARU SEDANGRIAU KOTA DUMAI SEDANGJAMBI KERINCI SEDANGJAMBI MERANGIN SEDANGJAMBI SAROLANGUN SEDANGJAMBI BATANGHARI SEDANGJAMBI MUARO JAMBI SEDANGJAMBI TANJUNG JABUNG TIMUR SEDANGJAMBI TANJUNG JABUNG BARAT SEDANGJAMBI TEBO SEDANGJAMBI BUNGO SEDANGJAMBI KOTA JAMBI SEDANGJAMBI KOTA SUNGAI PENUH SEDANGSUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU SEDANGSUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR SEDANGSUMATERA SELATAN MUARA ENIM SEDANGSUMATERA SELATAN LAHAT SEDANGSUMATERA SELATAN MUSI RAWAS SEDANGSUMATERA SELATAN MUSI BANYU ASIN SEDANGSUMATERA SELATAN BANYUASIN SEDANGSUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU SELATAN SEDANGSUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU TIMUR SEDANGSUMATERA SELATAN OGAN ILIR SEDANG

Page 45: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

SUMATERA SELATAN EMPAT LAWANG SEDANGSUMATERA SELATAN KOTA PALEMBANG SEDANGSUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH SEDANGSUMATERA SELATAN KOTA PAGAR ALAM SEDANGSUMATERA SELATAN KOTA LUBUK LINGGAU SEDANGBENGKULU BENGKULU SELATAN SEDANGBENGKULU REJANG LEBONG SEDANGBENGKULU BENGKULU UTARA SEDANGBENGKULU KAUR SEDANGBENGKULU SELUMA SEDANGBENGKULU MUKOMUKO SEDANGBENGKULU LEBONG SEDANGBENGKULU KEPAHIANG SEDANGBENGKULU BENGKULU TENGAH SEDANGBENGKULU KOTA BENGKULU SEDANGLAMPUNG LAMPUNG BARAT SEDANGLAMPUNG TANGGAMUS SEDANGLAMPUNG LAMPUNG SELATAN SEDANGLAMPUNG LAMPUNG TIMUR RENDAHLAMPUNG LAMPUNG TENGAH SEDANGLAMPUNG LAMPUNG UTARA SEDANGLAMPUNG WAY KANAN SEDANGLAMPUNG TULANG BAWANG SEDANGLAMPUNG PESAWARAN SEDANGLAMPUNG PRINGSEWU SEDANGLAMPUNG MESUJI SEDANGLAMPUNG TULANG BAWANG BARAT RENDAHLAMPUNG KOTA BANDAR LAMPUNG SEDANGLAMPUNG KOTA METRO SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BANGKA SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BELITUNG SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BANGKA BARAT SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BANGKA TENGAH SEDANG

Page 46: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BANGKA SELATAN SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

BELITUNG TIMUR SEDANG

KEPULAUAN BANGKABELITUNG

KOTA PANGKALPINANG SEDANG

KEPULAUAN RIAU KARIMUN SEDANGKEPULAUAN RIAU BINTAN SEDANGKEPULAUAN RIAU NATUNA SEDANGKEPULAUAN RIAU LINGGA SEDANGKEPULAUAN RIAU KEPULAUAN ANAMBAS SEDANGKEPULAUAN RIAU KOTA BATAM SEDANGKEPULAUAN RIAU KOTA TANJUNG PINANG SEDANGDKI JAKARTA KEPULAUAN SERIBU SEDANGDKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN SEDANGDKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR SEDANGDKI JAKARTA KOTA JAKARTA PUSAT SEDANGDKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT SEDANGDKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA SEDANGJAWA BARAT BOGOR TINGGIJAWA BARAT SUKABUMI SEDANGJAWA BARAT CIANJUR SEDANGJAWA BARAT BANDUNG TINGGIJAWA BARAT GARUT SEDANGJAWA BARAT TASIKMALAYA SEDANGJAWA BARAT CIAMIS SEDANGJAWA BARAT KUNINGAN SEDANGJAWA BARAT CIREBON SEDANGJAWA BARAT MAJALENGKA SEDANGJAWA BARAT SUMEDANG SEDANG

JAWA BARAT INDRAMAYU SEDANGJAWA BARAT SUBANG SEDANGJAWA BARAT PURWAKARTA SEDANGJAWA BARAT KARAWANG SEDANGJAWA BARAT BEKASI SEDANGJAWA BARAT BANDUNG BARAT TINGGIJAWA BARAT KOTA BOGOR TINGGI

Page 47: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

JAWA BARAT KOTA SUKABUMI TINGGIJAWA BARAT KOTA BANDUNG TINGGIJAWA BARAT KOTA CIREBON TINGGIJAWA BARAT KOTA BEKASI TINGGIJAWA BARAT KOTA DEPOK TINGGIJAWA BARAT KOTA CIMAHI TINGGIJAWA BARAT KOTA TASIKMALAYA TINGGIJAWA BARAT KOTA BANJAR SEDANGJAWA TENGAH CILACAP TINGGIJAWA TENGAH BANYUMAS SEDANGJAWA TENGAH PURBALINGGA TINGGIJAWA TENGAH BANJARNEGARA TINGGIJAWA TENGAH KEBUMEN TINGGIJAWA TENGAH PURWOREJO TINGGIJAWA TENGAH WONOSOBO TINGGIJAWA TENGAH MAGELANG TINGGIJAWA TENGAH BOYOLALI TINGGIJAWA TENGAH KLATEN TINGGIJAWA TENGAH SUKOHARJO TINGGIJAWA TENGAH WONOGIRI SEDANGJAWA TENGAH KARANGANYAR TINGGIJAWA TENGAH SRAGEN TINGGIJAWA TENGAH GROBOGAN SEDANGJAWA TENGAH BLORA SEDANGJAWA TENGAH REMBANG SEDANGJAWA TENGAH PATI SEDANGJAWA TENGAH KUDUS TINGGIJAWA TENGAH JEPARA SEDANGJAWA TENGAH DEMAK TINGGIJAWA TENGAH SEMARANG TINGGIJAWA TENGAH TEMANGGUNG SEDANGJAWA TENGAH KENDAL SEDANGJAWA TENGAH BATANG SEDANGJAWA TENGAH PEKALONGAN SEDANGJAWA TENGAH PEMALANG SEDANGJAWA TENGAH TEGAL TINGGIJAWA TENGAH BREBES TINGGIJAWA TENGAH KOTA MAGELANG TINGGI

Page 48: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

JAWA TENGAH KOTA SURAKARTA TINGGIJAWA TENGAH KOTA SALATIGA TINGGIJAWA TENGAH KOTA SEMARANG TINGGIJAWA TENGAH KOTA PEKALONGAN SEDANGJAWA TENGAH KOTA TEGAL TINGGID.I. YOGYAKARTA KULONPROGO SEDANGD.I. YOGYAKARTA BANTUL TINGGID.I. YOGYAKARTA GUNUNGKIDUL SEDANGD.I. YOGYAKARTA SLEMAN SEDANGD.I. YOGYAKARTA KOTA YOGYAKARTA SEDANGJAWA TIMUR PACITAN SEDANGJAWA TIMUR PONOROGO SEDANGJAWA TIMUR TRENGGALEK SEDANGJAWA TIMUR TULUNGAGUNG SEDANGJAWA TIMUR BLITAR SEDANGJAWA TIMUR KEDIRI SEDANGJAWA TIMUR MALANG SEDANGJAWA TIMUR LUMAJANG SEDANGJAWA TIMUR JEMBER SEDANGJAWA TIMUR BANYUWANGI SEDANGJAWA TIMUR BONDOWOSO SEDANGJAWA TIMUR SITUBONDO SEDANGJAWA TIMUR PROBOLINGGO SEDANGJAWA TIMUR PASURUAN SEDANGJAWA TIMUR SIDOARJO SEDANGJAWA TIMUR MOJOKERTO SEDANGJAWA TIMUR JOMBANG TINGGIJAWA TIMUR NGANJUK TINGGIJAWA TIMUR MADIUN SEDANGJAWA TIMUR MAGETAN TINGGIJAWA TIMUR NGAWI SEDANGJAWA TIMUR BOJONEGORO SEDANGJAWA TIMUR TUBAN SEDANGJAWA TIMUR LAMONGAN SEDANGJAWA TIMUR GRESIK SEDANGJAWA TIMUR BANGKALAN SEDANGJAWA TIMUR SAMPANG SEDANGJAWA TIMUR PAMEKASAN SEDANG

Page 49: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

JAWA TIMUR SUMENEP SEDANGJAWA TIMUR KOTA KEDIRI TINGGIJAWA TIMUR KOTA BLITAR TINGGIJAWA TIMUR KOTA MALANG TINGGIJAWA TIMUR KOTA PROBOLINGGO TINGGIJAWA TIMUR KOTA PASURUAN TINGGIJAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO TINGGIJAWA TIMUR KOTA MADIUN TINGGIJAWA TIMUR KOTA SURABAYA SEDANGJAWA TIMUR KOTA BATU SEDANGBANTEN PANDEGLANG SEDANGBANTEN LEBAK SEDANGBANTEN TANGERANG TINGGIBANTEN SERANG SEDANGBANTEN KOTA TANGERANG TINGGIBANTEN KOTA CILEGON TINGGIBANTEN KOTA SERANG SEDANGBANTEN KOTA TANGERANG SELATAN TINGGIBALI JEMBRANA SEDANGBALI TABANAN SEDANGBALI BADUNG SEDANGBALI GIANYAR TINGGIBALI KLUNGKUNG SEDANGBALI BANGLI SEDANGBALI KARANGASEM SEDANGBALI BULELENG SEDANGBALI KOTA DENPASAR SEDANGNUSA TENGGARA BARAT LOMBOK BARAT SEDANGNUSA TENGGARA BARAT LOMBOK TENGAH SEDANGNUSA TENGGARA BARAT LOMBOK TIMUR SEDANGNUSA TENGGARA BARAT SUMBAWA SEDANGNUSA TENGGARA BARAT DOMPU SEDANGNUSA TENGGARA BARAT BIMA SEDANGNUSA TENGGARA BARAT SUMBAWA BARAT SEDANGNUSA TENGGARA BARAT LOMBOK UTARA SEDANGNUSA TENGGARA BARAT KOTA MATARAM SEDANGNUSA TENGGARA BARAT KOTA BIMA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR SUMBA BARAT SEDANG

Page 50: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

NUSA TENGGARA TIMUR SUMBA TIMUR SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR KUPANG SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH UTARA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR BELU SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR ALOR SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR LEMBATA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR FLORES TIMUR SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR SIKKA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR ENDE SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR NGADA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR ROTE NDAO SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI BARAT SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR SUMBA TENGAH SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR SUMBA BARAT DAYA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR NAGEKEO SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI TIMUR SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR SABU RAIJUA SEDANGNUSA TENGGARA TIMUR KOTA KUPANG SEDANGKALIMANTAN BARAT SAMBAS SEDANGKALIMANTAN BARAT BENGKAYANG SEDANG

KALIMANTAN BARAT LANDAK SEDANGKALIMANTAN BARAT PONTIANAK SEDANGKALIMANTAN BARAT SANGGAU SEDANGKALIMANTAN BARAT KETAPANG SEDANGKALIMANTAN BARAT SINTANG SEDANGKALIMANTAN BARAT KAPUAS HULU SEDANGKALIMANTAN BARAT SEKADAU SEDANGKALIMANTAN BARAT MELAWI SEDANGKALIMANTAN BARAT KAYONG UTARA SEDANGKALIMANTAN BARAT KUBU RAYA SEDANGKALIMANTAN BARAT KOTA PONTIANAK SEDANGKALIMANTAN BARAT KOTA SINGKAWANG SEDANGKALIMANTAN TENGAH KOTAWARINGIN BARAT SEDANGKALIMANTAN TENGAH KOTAWARINGIN TIMUR SEDANGKALIMANTAN TENGAH KAPUAS SEDANG

Page 51: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

KALIMANTAN TENGAH BARITO SELATAN SEDANGKALIMANTAN TENGAH BARITO UTARA SEDANGKALIMANTAN TENGAH SUKAMARA SEDANGKALIMANTAN TENGAH LAMANDAU SEDANGKALIMANTAN TENGAH SERUYAN SEDANGKALIMANTAN TENGAH KATINGAN SEDANGKALIMANTAN TENGAH PULANG PISAU SEDANGKALIMANTAN TENGAH GUNUNG MAS SEDANGKALIMANTAN TENGAH BARITO TIMUR SEDANGKALIMANTAN TENGAH MURUNG RAYA SEDANGKALIMANTAN TENGAH KOTA PALANGKARAYA SEDANGKALIMANTAN SELATAN TANAH LAUT SEDANGKALIMANTAN SELATAN KOTABARU SEDANGKALIMANTAN SELATAN BANJAR SEDANGKALIMANTAN SELATAN BARITO KUALA SEDANGKALIMANTAN SELATAN TAPIN SEDANGKALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI SELATAN SEDANGKALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI TENGAH SEDANGKALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA SEDANGKALIMANTAN SELATAN TABALONG SEDANGKALIMANTAN SELATAN TANAH BUMBU SEDANGKALIMANTAN SELATAN BALANGAN SEDANGKALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARMASIN SEDANGKALIMANTAN SELATAN KOTA BANJARBARU SEDANGKALIMANTAN TIMUR PASIR SEDANGKALIMANTAN TIMUR KUTAI BARAT SEDANGKALIMANTAN TIMUR KUTAI KERTANEGARA SEDANGKALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR SEDANGKALIMANTAN TIMUR BERAU SEDANGKALIMANTAN TIMUR MALINAU SEDANGKALIMANTAN TIMUR BULUNGAN SEDANGKALIMANTAN TIMUR NUNUKAN SEDANGKALIMANTAN TIMUR PENAJAM PASER UTARA SEDANGKALIMANTAN TIMUR TANA TIDUNG SEDANGKALIMANTAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN SEDANGKALIMANTAN TIMUR KOTA SAMARINDA SEDANGKALIMANTAN TIMUR KOTA TARAKAN SEDANGKALIMANTAN TIMUR KOTA BONTANG SEDANG

Page 52: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW SEDANGSULAWESI UTARA MINAHASA SEDANGSULAWESI UTARA SANGIR TALAUD TINGGISULAWESI UTARA KEPULAUAN TALAUD TINGGISULAWESI UTARA MINAHASA SELATAN SEDANGSULAWESI UTARA MINAHASA UTARA SEDANGSULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW UTARA SEDANGSULAWESI UTARA KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG

BIAROSEDANG

SULAWESI UTARA MINAHASA TENGGARA SEDANGSULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW SELATAN SEDANGSULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW TIMUR SEDANGSULAWESI UTARA KOTA MANADO SEDANGSULAWESI UTARA KOTA BITUNG SEDANGSULAWESI UTARA KOTA TOMOHON SEDANGSULAWESI UTARA KOTA KOTAMOBAGU SEDANGSULAWESI TENGAH BANGGAI KEPULAUAN SEDANGSULAWESI TENGAH BANGGAI SEDANGSULAWESI TENGAH MOROWALI SEDANGSULAWESI TENGAH POSO SEDANGSULAWESI TENGAH DONGGALA TINGGISULAWESI TENGAH TOLI-TOLI SEDANGSULAWESI TENGAH BUOL SEDANGSULAWESI TENGAH PARIGI MOUTONG SEDANGSULAWESI TENGAH TOJO UNA-UNA SEDANGSULAWESI TENGAH KOTA PALU TINGGISULAWESI SELATAN SELAYAR SEDANGSULAWESI SELATAN BULUKUMBA SEDANGSULAWESI SELATAN BANTAENG SEDANGSULAWESI SELATAN JENEPONTO SEDANGSULAWESI SELATAN TAKALAR SEDANGSULAWESI SELATAN GOWA SEDANGSULAWESI SELATAN SINJAI SEDANGSULAWESI SELATAN MAROS SEDANGSULAWESI SELATAN PANGKAJENE KEPULAUAN SEDANGSULAWESI SELATAN BARRU SEDANGSULAWESI SELATAN BONE SEDANGSULAWESI SELATAN SOPPENG SEDANG

Page 53: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

SULAWESI SELATAN WAJO SEDANGSULAWESI SELATAN SIDENRENG RAPPANG SEDANGSULAWESI SELATAN PINRANG SEDANGSULAWESI SELATAN ENREKANG SEDANGSULAWESI SELATAN LUWU SEDANGSULAWESI SELATAN TANA TORAJA TINGGISULAWESI SELATAN LUWU UTARA TINGGISULAWESI SELATAN LUWU TIMUR TINGGISULAWESI SELATAN KOTA MAKASSAR SEDANGSULAWESI SELATAN KOTA PARE-PARE SEDANGSULAWESI SELATAN KOTA PALOPO SEDANGSULAWESI TENGGARA BUTON SEDANGSULAWESI TENGGARA MUNA SEDANGSULAWESI TENGGARA KONAWE TINGGISULAWESI TENGGARA KOLAKA SEDANGSULAWESI TENGGARA KONAWE SELATAN SEDANGSULAWESI TENGGARA BOMBANA SEDANGSULAWESI TENGGARA WAKATOBI SEDANGSULAWESI TENGGARA KOLAKA UTARA SEDANGSULAWESI TENGGARA BUTON UTARA TINGGISULAWESI TENGGARA KONAWE UTARA SEDANGSULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI SEDANGSULAWESI TENGGARA KOTA BAU BAU SEDANGGORONTALO BOALEMO TINGGIGORONTALO GORONTALO TINGGIGORONTALO POHUWATO TINGGIGORONTALO BONE BOLANGO TINGGIGORONTALO GORONTALO UTARA SEDANGGORONTALO KOTA GORONTALO SEDANGSULAWESI BARAT MAJENE TINGGISULAWESI BARAT POLEWALI MANDAR TINGGISULAWESI BARAT MAMASA SEDANGSULAWESI BARAT MAMUJU TINGGISULAWESI BARAT MAMUJU UTARA SEDANGMALUKU MALUKU TENGGARA BARAT SEDANGMALUKU MALUKU TENGGARA SEDANGMALUKU MALUKU TENGAH SEDANGMALUKU BURU SEDANG

Page 54: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

MALUKU KEPULAUAN ARU SEDANGMALUKU SERAM BAGIAN BARAT SEDANGMALUKU SERAM BAGIAN TIMUR SEDANGMALUKU BURU SELATAN SEDANGMALUKU KOTA AMBON SEDANGMALUKU KOTA TUAL SEDANGMALUKU UTARA HALMAHERA BARAT TINGGIMALUKU UTARA HALMAHERA TENGAH TINGGIMALUKU UTARA KEPULAUAN SULA TINGGIMALUKU UTARA HALMAHERA SELATAN TINGGIMALUKU UTARA HALMAHERA UTARA TINGGIMALUKU UTARA HALMAHERA TIMUR TINGGIMALUKU UTARA PULAU MOROTAI TINGGIMALUKU UTARA KOTA TERNATE TINGGIMALUKU UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TINGGIPAPUA BARAT FAK-FAK SEDANGPAPUA BARAT KAIMANA TINGGIPAPUA BARAT TELUK WONDAMA TINGGIPAPUA BARAT TELUK BINTUNI SEDANGPAPUA BARAT MANOKWARI TINGGIPAPUA BARAT SORONG SELATAN SEDANGPAPUA BARAT SORONG TINGGIPAPUA BARAT RAJA AMPAT TINGGIPAPUA BARAT TAMBRAUW TINGGIPAPUA BARAT MAYBRAT SEDANGPAPUA BARAT KOTA SORONG TINGGIPAPUA MERAUKE SEDANGPAPUA JAYAWIJAYA TINGGIPAPUA JAYAPURA TINGGIPAPUA NABIRE TINGGIPAPUA YAPEN WAROPEN TINGGIPAPUA BIAK NUMFOR TINGGIPAPUA PANIAI TINGGIPAPUA PUNCAKJAYA TINGGIPAPUA MIMIKA TINGGIPAPUA BOVEN DIGOEL SEDANGPAPUA MAPPI SEDANGPAPUA ASMAT TINGGI

Page 55: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PROVINSI KABUPATEN KELASRISIKO

PAPUA YAHUKIMO TINGGIPAPUA PEGUNUNGAN BINTANG TINGGIPAPUA TOLIKARA TINGGIPAPUA SARMI TINGGIPAPUA KEEROM TINGGIPAPUA WAROPEN TINGGIPAPUA SUPIORI TINGGIPAPUA MAMBERAMO RAYA TINGGIPAPUA NDUGA TINGGIPAPUA LANNY JAYA TINGGIPAPUA MAMBERAMO TENGAH TINGGIPAPUA YALIMO TINGGIPAPUA PUNCAK TINGGIPAPUA DOGIYAI TINGGIPAPUA INTAN JAYA TINGGIPAPUA DEIYAI TINGGIPAPUA KOTA JAYAPURA TINGGI

Sumber : Hasil Kajian Risiko Bencana, 2011 (BNPB)

Page 56: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lampiran – 02

Referensi Potensi Kejadian dan Genangan Tsunami Indonesia

NO. KABUPATEN/KOTA

PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

1 Simeuleu Aceh 14 152 Aceh Singkil Aceh 14 203 Aceh Selatan Aceh 8 204 Aceh Barat Aceh 11 155 Pidie Aceh 5 156 Pidie Jaya Aceh 1 157 Bireun Aceh 1 158 Aceh Utara Aceh 1 159 Aceh Barat Daya Aceh 8 15

10 Aceh Jaya Aceh 11 1511 Kota Banda Aceh Aceh 12 1512 Kota Sabang Aceh 11 1513 Kota Lhoksumawe Aceh 1 1514 Nias Sumut 14 915 Tapanuli Tengah Sumut 9 2016 Tapanuli Selatan Sumut 9 2017 Kota Sibolga Sumut 9 2018 Mandailing Natal Sumut 9 2019 Agam Sumbar 10 2520 Pesisir Selatan Sumbar 11 2021 Kota Padang Sumbar 11 3122 Kota Pariaman Sumbar 10 2523 Bengkulu Selatan Bengkulu 11 2024 Bengkulu Utara Bengkulu 11 2025 Kota Bengkulu Bengkulu 8 2026 Tanggamus Lampung 5 5127 Lampung Selatan Lampung 4 5628 Kota Bandar

LampungLampung 2 91

29 Lampung Barat Lampung 11 2030 Kota Jakarta Utara DKI Jak. 0.2 12831 Sukabumi Jabar 10 25

Page 57: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

NO. KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

32 Cianjur Jabar 10 2533 Garut Jabar 10 2534 Tasikmalaya Jabar 10 2535 Ciamis Jabar 10 2536 Cilacap Jateng 11 2937 Kebumen Jateng 11 2938 Purworejo Jateng 11 2939 Wonogiri Jateng 11 2940 Kulon Progo Yogya 11 2941 Bantul Yogya 11 2942 Gunung Kidul Yogya 11 2943 Pacitan Jatim 11 2944 Trenggalek Jatim 11 2945 Tulangagung Jatim 11 2946 Blitar Jatim 11 2947 Malang Jatim 11 2948 Lumajang Jatim 11 2949 Jember Jatim 11 2950 Banyuwangi Jatim 11 2951 Sampang Jatim 3 11552 Pamekasan Jatim 3 9953 Sumenep Jatim 2 6054 Lebak Banten 10 2555 Pandeglang Banten 10 2556 Serang Banten 5 6057 Kota Cilegon Banten 5 14158 Jembrana Bali 6 3759 Tabanan Bali 8 4060 Badung Bali 10 3061 Gianyar Bali 10 4162 Klungkung Bali 10 3063 Karang Asem Bali 7 3064 Buleleng Bali 9 2065 Kota Denpasar Bali 10 3766 Lombok Barat NTB 10 20

Page 58: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

NO. KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

67 Lombok Tengah NTB 10 2068 Lombok Timur NTB 10 2069 Kota Mataram NTB 7 2770 Sumbawa Barat

(Sumbawa Besar)NTB 12 5

71 Bima NTB 12 572 Sumbawa Barat

(Taliwang)NTB 8 39

73 Kota Bima NTB 2 5974 Sumba Timur NTT 4 6975 Belu NTT 6 8276 Alor NTT 6 3577 Lembata NTT 5 1878 Flores Timur NTT 5 1879 Sikka NTT 7 580 Ende NTT 5 581 Rote Ndao NTT 6 4882 Manggarai Barat NTT 19 1283 Sumba Barat Daya NTT 10 2284 Kota Kupang NTT 6 6885 Kota Baru Kalsel 1 6086 Tanah Bumbu Kalsel 0.2 6087 Bulungan Kaltim 1 7888 Tarakan Kaltim 2 7889 Penajam Paser Utr Kaltim 2 8290 Kota Balikpapan Kaltim 2 6091 Kota Bontang Kaltim 2 3492 Kepulauan Sangihe Sulut 6 1693 Kepulauan Talaud Sulut 15 694 Minahasa Selatan Sulut 6 2795 Bolmong Utara Sulut 7 1696 Minahasa Tenggara Sulut 10 1897 Kepulauan Sitaro Sulut 6 998 Kota Manado Sulut 7 2699 Kota Bitung Sulut 10 23

Page 59: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

NO. KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

100 Banggai Kepulauan Sulteng 4 29101 Banggai Sulteng 7 29102 Morowali Sulteng 2 90103 Poso Sulteng 1 120104 Donggala Sulteng 9 9105 Toli Toli Sulteng 5 24106 Buol Sulteng 5 23107 Parigi Moutong Sulteng 4 120108 Kota Palu Sulteng 4 31109 Selayar Sulsel 15 5110 Bulukumba Sulsel 12 45111 Bantaeng Sulsel 9 50112 Jeneponto Sulsel 12 35113 Takalar Sulsel 8 27114 Gowa Sulsel 6 34115 Sinjai Sulsel 4 57116 Maros Sulsel 4 94117 Pangkep Sulsel 6 69118 Barru Sulsel 4 89119 Bone Sulsel 3 66120 Wajo Sulsel 2 74121 Luwu Sulsel 2 100122 Luwu Utara Sulsel 2 125123 Kota Makassar Sulsel 5 96124 Kota Palopo Sulsel 2 115125 Pinrang Sulsel 4 90126 Buton Sultra 5 38127 Muna Sultra 1 135128 Kolaka Sultra 2 48129 Konawe Selatan Sulawesi

Tenggara1 110

130 Wakatobi Sultra 2 41131 Buton Utara (Muna) Sultra 4 90132 Kolaka Utara Sultra 2 92133 Buton Sultra 15 5

Page 60: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

NO. KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

134 Kota Kendari Sultra 3 117135 Kota Baubau Sultra 3 46136 Boalemo Gorontalo 1 123

137 Gorontalo Utara Gorontalo 7 27

138 KotaGorontalo/GorontaloSelatan

Gorontalo 2 38

139 Majene Sulbar 4 13140 Polewali Mandar Sulbar 4 41141 Mamuju Sulbar 8 5142 Maluku Tenggara Maluku 4 28143 Maluku Tengah Maluku 10 5144 Buru Maluku 10 5145 Kota Ambon Maluku 6 5146 Maluku Tenggara

BaratMaluku 10 5

147 Halmahera Barat Malut 10 18148 Halmahera Tengah Malut 5 19149 Kepulauan Sula Malut 8 8150 Halmahera Selatan Malut 8 6151 Halmahera Utara Malut 5 22152 Halmahera Timur Malut 7 22153 Kota Ternate Malut 13 16154 Kota Tidore Malut 8 19155 Fak Fak Papua Brt 2 17156 Kaimana Papua Brt 1 54157 Manokwari Papua Brt 8 5158 Sorong Papua Brt 7 25159 Raja Ampat Papua Brt 6 15160 Kota Sorong Papua Brt 5 37161 Teluk Bintuni Papua Brt 2 17162 Teluk Wondama Papua Brt 5 30163 Jayapura Papua 6 16164 Nabire Papua 4 31

Page 61: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

NO. KABUPATEN/ KOTA PROVINSI KETINGGIANTSUNAMI

MAKSIMUM(METER)

WAKTUKEDATANGAN

TSUNAMI(menit)

165 Yapen Papua 6 5166 Waropen Papua 6 16167 Biak Numfor Papua 7 14168 Sarmi Papua 10 12

169 Mimika Papua 1 60

170 Mappi Papua 1 90

171 Merauke Papua 1 90172 Kota Jayapura Papua 6 17

Sumber : Tsunami Risk Assessment, 2012 (BNPB)

Page 62: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lampiran – 03

Perangkat Pemeriksaan Kerentanan Bangunan Sekolah1

Nama sekolah :Nama bangunan :Alamat sekolah :

1Diadopsi dari surat lampiran rekomendasi kepala BNPB kepadaKemendikbud melalui wakil menteri bidang pendidikan per tanggal 18Pebruari 2011 mengenai Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman denganDana Alokasi Khusus Pendidikan Tahun 2011

Page 63: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Penjelasan Pengisian Formulir Pemeriksaan oleh Sekolah

Dalam formulir pemeriksaan ini, ada 2 Aspek yang periksa, yaitu

1. Aspek sarana dan Prasarana Sekolah/madrasahDalam aspek ada 6 kategori isian yang harus diisi oleh guru maupunkomunitas sekolah. Kategori tersebut antara lain informasi umumdari sekolah, kondisi dan perencanaan sekolah, komponen struktural,komponen arsitektural, perabotan dan isinya, utilitas dan sekitarnyadan.

Untuk membantu pemeriksa memahami apa saja komponenstruktural, beberapa gambar mengenai komponen-komponenbangunan telah diberikan.Cara mengisi lembar pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:a. Kategori pertama Informasi Umum ( 1xx ) diisi sesuai dengan

data-data pemeriksa, deskripsi data bangunan dan kondisisekolaah terhadap paparan bencana.

b. Kategori kedua kondisi dan perencanaan ( 2xx ) dipilihmenggunakan tanda centang (√) pada gambar yang sesuaidengan kondisi bangunan

c. Kategori ketiga sampai keenam ( 3xx – 6xx ) menggunakan tandacentang (√) “ya” atau “tidak” dalam pemeriksaannya

d. Kategori

Kriteria ambang dibawah ini akan membantu pemeriksa ataupengambil kebijakan dalam membuat rekomendasi. Jika nilai dari isian kedua ( kondisi dan perencanaan/2xx )

melebihi 4, disarankan bahwa gedung tersebut perlu pemeriksaanlebih lanjut oleh ahli bangunan.

Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian ketiga ( komponenstruktural/3xx ) melebihi 1, sangat disarankan gedung tersebutuntuk diperiksa lebih lanjut oleh ahli bangunan.

Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keempat ( komponenarsitektural/4xx ) melebihi 5 disarankan bahwa gedung tersebutperlu perbaikan komponen arsitektural

Page 64: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian kelima (perabotan danisinya/5xx ) melebihi 10 sangat disarankan bahwa gedungtersebut perlu perkuatan pada perabotan dan isinya. Apabilanilainya dibawah 11, perkuatan cukup dilakukan oleh guru ataukomunitas sekolah.

Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keenam (utilitas dansekitarnya/6xx ) melebihi 3 sangat disarankan gedung tersebutmemerlukan bantuan teknis untuk perkuatan komponen tersebutoleh ahli bangunan.

Semua ambang tersebut dapat diabaikan, jika dengan pengetahuandari pemeriksa, ada beberapa hal kritis yang harus segeradiperbaiki/diperkuat, walaupun belum melampaui batasan ambangtersebut. Dalam kasus ini, mohon diberikan catatan yang disertaidengan gambar-gambar dokumentasi (jika tersedia).Catatan:- Apabila dalam pengisian terdapat pertanyaan yang kurang

dimengerti oleh pihak sekolah, harap bertanya pada pihak yanglebih ahli dalam hal tersebut sehingga jawaban lebih akurat.

- Apabila ada pertanyaan, dimana komponen pada pertanyaantersebut tidak terdapat pada gedung yang bersangkutan, makaharap dikosongkan saja jawabannya dan diberikan catatan bahwatidak ada komponen tersebut pada gedung yang bersangkutan.

2. Aspek lingkungan Sosial SekolahFormulir pemeriksaan ini diisi oleh pihak pengelola sekolah. Pihakpengelola sekolah merupakan pengambil kebijakan pada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Pemeriksaan formulir ini akanmenentukan apakah bangunan sekolah tersebut perlu diperkuat,dibangun kembali, atau tidak perlu perbaikan sama sekali. Dalam halini pengelola sekolah harus mempertimbangkan formulir sebelumnyayang telah diisi oleh pihak sekolah. Selain itu, dalam formulir inipengelola sekolah juga perlu mengisi beberapa pertanyaan berkaitandengan keutamaan bangunan tersebut dan anggaran biaya yangterkait dengan perkuatan maupun pembangunan kembali sekolahtersebut.Apabila beberapa pertanyaan yang ada dalam formulir ini lebihbanyak mengacu pada jawaban “Tidak”, maka akan mengacu pada

Page 65: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

kesimpulan bahwa perkuatan maupun pembangunan kembalisemakin sulit untuk diadakan. Sedangkan formulir sebelumnya akanmenunjukkan seberapa besar tingkat kerentanan bangunan tersebutterhadap gempa bumi. Sehingga dengan turut mempertimbangkankedua hal tersebut akan dapat disimpulkan apakah perkuatanmaupun pembangunan kembali cukup layak untuk bangunantersebut. Apabila diperlukan, pihak pengelola sekolah dapat memintabantuan kepada ahli bangunan untuk datang meninjau sekolahtersebut secara teknis.Selain memberikan kesimpulan akhir, pihak pengelola sekolah jugaperlu memberikan beberapa catatan-catatan penting yang mungkinditemukan dalam bangunan tersebut berkaitan dengan perkuatanmaupun pembangunan kembali. Selain itu dapat juga diberikanrekomendasi mengenai kedua hal tersebut.

Formulir Pemeriksaan oleh Sekolah Aspek Sarana Prasarana

Informasi Umum diisi sesuai dengan data-data pemeriksa dan deskripsi databangunan

100 Informasi Umum

101

Namapemeriksa Pekerjaan

pemeriksa

102

Nama sekolah

110

Informasi Geografis

111Alamat (Jalan, Kota/Kabupaten,Kecamatan, Provinsi/Negara)

112 Tipe daerahPerkotaan Pinggiran

kotaPedesaan

Page 66: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

113 Daya aksesDapat

dilalui mobilTidak dapatdilalui mobil

120 Informasi Bangunan

121 Fungsi bangunan

122 Kepemilikan bangunanswasta

Umum/Negara

123 Nama pemilik

124 Jumlah penghuniDewasa(≥15thn) :

Anak- anak(<15thn):

125 Tahun berdiri

126Material struktur bangunan(balok, kolom )

Beton Kayu Baja

127 Material dinding bangunan

Multiplex Bata Lain-lain

Sebutkan:….

128

Material rangka atap ( kuda-kuda )

Kayu Bajaringan

Lain-lain

Sebutkan:….

130 Informasi Komunitas

131

Daerah DesaPinggirankota

Kota

Page 67: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

132Mayoritas profesi penduduklokal/mayoritas jenis industri

133Status ekonomi dari mayoritaspenduduk

134Kesadaran penduduk terhadapbencana alam Rendah Menengah Tinggi

140 Sejarah Bencana Alam

141Bencana alam utama apa didaerah ini?

142

Bencana alam apa yang terjaditerakhir kali?(tahun, tipe bencana dankerusakan yang ditimbulkan)

143Apakah bangunan ini pernahrusak akibat bencana alam?

Ya Tidak

Jika ya,

144Kapan bangunan rusak danbencana apa yangmenyebabkannya?

145Apakah bangunan pernahdibangun kembali/ diperkuatsetelah kerusakan terjadi?

Dibangunkembali

Diperkuat Tidakpernah

Kondisi Sekolah secara umum terhadap paparan ancaman:

Kondisi sekolah Ya Tidak Keterangan

150 Gempa Bumi

151 Bangunan sekolah kamibukan bangunan yang

Page 68: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

dirancang tahan gempa

152 Pintu kelas dan gerbangsekolah kami tidak cukuplebar untuk penyelamatansaat gempa

153 Sekolah kami belum mebuatjalur evakuasi dan tempatberkumpul saat kejadiangempa bumi

154 Sekolah kami belummemperoleh atau melakukanpelatihan dan simulasi untukkejadian bencana gempabumi

155 Sekolah kami berada padawilayah rawan ancamangempa bumi

156 Sekolah kami berlokasi didaerah yang pernah terkenagempa bumi besarsebelumnya

160 Tsunami

161 Sekolah kami berada padawilayah yang rawanterjadinya kejadian bencanaalam tsunami

162 Sekolah kami berlokasi didaerah yang pernahterkena bencana alamtsunami sebelumnya

163 Rancangan sekolah kamibelum memiliki rancangan

Page 69: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

yang aman dari tsunami

164 Sekolah kami belummebuat jalur evakuasi dantempat berkumpul yangaman saat kejadian tsunami

165 Sekolah kami belummemperoleh atau melakukanpelatihan dan simulasi untukkejadian bencana tsunami

170 Gunung Berapi

171 Sekolah kami berada padaKawasan Rawan Bencana(KRB) Gunung Api

172 Sekolah kami berlokasi didaerah yang dekat denganaliran lahar dingin yang dapatmeluap

173 Sekolah kami pernahmengalami dampak erupsigunung api sebelumnya

174 Rancangan sekolah kamibelum memperhitungkanresiko terpapar dampakerupsi gunung api

175 Sekolah kami belummemperoleh atau melakukanpelatihan dan simulasi untukkejadian erupsi gunung api

180 Longsor

181 Sekolah kami berada padadaerah berlereng curam yang

Page 70: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

sewaktu-waktu bisa longsor

182 Sekolah kami berlokasi didaerah yang pernahterkena bencana tanahlongsor sebelumnya

183 Sekolah kami sangat dekatdengan lokasi pusatkejadian bencana tanahlongsor sebelumnya

184 Rancangan sekolah kamibelum memperhitungkanancaman tanah longsoryang ada di sekitar

185 Sekolah kami belummemperoleh ataumelakukan pelatihan dansimulasi untuk penyelamatandari tanah longsor

190 Kebakaran

191 Rancangan sekolah kamibelum memperhitungkanresiko bencana kebakaran

192 Pintu kelas dan gerbangsekolah kami tidak cukuplebar untuk penyelamatansaat kebakaran

193 Sekolah kami belum mebuatjalur evakuasi dan tempatberkumpul saat kejadiankebakaran

194 Sekolah kami belummemperoleh atau melakukan

Page 71: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

pelatihan dan simulasi untukkejadian bencana kebakaran

195 Sekolah kami belum memilikiprosedur keselamatan saatterjadi kebakaran

196 Sekolah kami berada padawilayah permukiman padatyang rawan kebakaran

Sketsa Denah Bangunan Sekolah/madrasah:

Page 72: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Gambar Keterangan Komponen-Komponen Struktural :

Page 73: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Kondisi dan perencanaan dipilih menggunakan tanda centang (√) pada gambaryang sesuai dengan kondisi bangunan

Kategori ketiga sampai keenam dipilih menggunakan tanda centang (√) “ya” atau“tidak” sesuai dengan keadaan bangunan, disertai catatan apabila diperlukan

300 Komponen Struktural

310 Fondasi Catatan

311Apakah ada sistem fondasi di bawahbangunan

Ya Tidak

Page 74: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

320 Balok Catatan

321Apakah bangunan memiliki balok sloof/balok ikat fondasi? Ya Tidak

322 Apakah bangunan memiliki balok ring?Ya Tidak

323

Apakah balok terbebas dari kerusakan(retak, pecah, lepas dari ikatannya)? Ya Tidak

330 Kolom Catatan

331 Apakah bangunan memiliki kolom?Ya Tidak

332Apakah semua kolom terbebas darikerusakan (retak, pecah, lepas dariikatannya)?

Ya Tidak

Page 75: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

340 Dinding Catatan

341Apakah dinding bangunan terbuat daribahan yang ringan? Ya Tidak

342 Apakah dinding bebas dari keretakan?Ya Tidak

350 Atap

351

Apakah atap terbuat dari material yangringan? Ya Tidak

352Apakah penutup atap dihubungakandengan baik pada rangka atap? Ya Tidak

Jumlah

400 Komponen Arsitektural

410 Partisi Catatan

Page 76: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

411

Apabila ada dinding partisi apakah sudahdiikatkan pada komponen-komponenterdekat?

Ya Tidak

420 Langit- Langit Catatan

421Apakah plafon atau kisi-kisi sudahdiikatkan dengan kuat ke sistem atap? Ya Tidak

430 Pintu dan Jendela Catatan

431

Apakah pintu terbuka keluar ruangan?Ya Tidak

432

Apakah jendela yang berkaca telah diberiikatan silang antar sudutnya sebagaipengikat lateral pada struktur atau padakaca dilapisi dengan plastik pengamankaca sehingga saat terjadi gempa,pecahan kaca tidak akan membahayakan?

Ya Tidak

Page 77: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

440 Ornamen tetap Catatan

441

Apakah benda-benda yang menggantungdi langit-langit sudah dipastikan tidakakan bertabrakan satu sama lain ketikaterjadi gempa?

Ya Tidak

442Apakah lampu-lampu sudah dipasangdengan kuat dan pas pada tempatnya? Ya Tidak

443

Apakah tiang bendera sudah tertanamdengan baik dan kuat pada tempatnya? Ya Tidak

444Apakah papan petunjuk di kawasansekolah sudah diikatkan dengan baik? Ya Tidak

447Apakah genteng sudah diikatkan dengabaik pada strukur atap? Ya Tidak

Page 78: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

450 Tangga Catatan

451Apabila ada tangga apakah pegangantangga sudah dijangkarkan dengan kuatdan dijangkarkan dengan baik?

Ya Tidak

460 Lantai dan Keramik Catatan

461 Apakah lantai terbebas dari keretakan?Ya Tidak

462 Apakah Keramik lantai utuh?Ya Tidak

Jumlah

500 Perabotan dan Isinya

510 Peralatan Listrik (telepon, televisi, komputer, lampu,kipas angin, dll)

Catatan

511

Apakah peralatan yang penting sudahdiikatkan dengan baik untuk menghindariperalatan tersebut bergeser dari atas rakatau meja?

Ya Tidak

Page 79: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

512Apakah telepon yang diletakkan di atasmeja sudah cukup jauh dari tepi sehinggatelefon tersebut tidak akan terjatuh?

Ya Tidak

513

Apakah speakers /pengeras suara,computer, dan alat-alat elektronik lainsudah diikatkan dengan baik sehinggatidak menghambat jalur evakuasi saatterjadi gempa?

Ya Tidak

514Apakah informasi penting yang berada didalam komputer sudah disimpan secaraperiodik ditempat lain sebagai cadangan?

Ya Tidak

520 Perabotan

521

Apakah rak-rak buku, filing cabinet sudahdiangkurkan dengan baik pada dindingatau lantai?

Ya Tidak

522Apakah kondisi rak-rak buku, rak, filingcabinet masih dalam keadaan yang baik(tidak lapuk)?

Ya Tidak

523Apakah rak-rak buku sudah dilengkapidengan penyangga atau kabel di tepi,untuk menjaga buku yang jatuh?

Ya Tidak

Page 80: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

524

Apakah barang-barang yang dapat pecahsudah berada pada tempat yang cukupstabil dan aman?

Ya Tidak

525Apakah rak-rak yang menyimpanperalatan P3K terletak pada tempat yangmudah diakses dan tidak mudah rusak?

Ya Tidak

526Apakah rak-rak yang beroda sudahditahan/di-block untuk menghindari raktersebut meluncur saat gempa?

Ya Tidak

527Apakah meja terbuat dari bahan yangcukup kuat untuk menahan jatuhnyareruntuhan?

Ya Tidak

528Apakah sudut-sudut meja sudah diratakandan dihaluskan untuk menghindari adanyacedera?

Ya Tidak

530 Gambar dan Papan

531 Apakah gambar, papan, dan hiasandinding sudah dipasang dengan kuat pada Ya Tidak

Page 81: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

dinding dan terletak pada lokasi yangtidak membahayakan?

540 Bahan- Bahan Berbahaya dan Beracun Catatan

541

Apakah barang-barang kimia sudahdisimpan sesuai rekomendasi dari pabrikyang membuatnya?

Ya Tidak

542Apakah tabung gas LPG sudah diamankandengan baik dan tertutup dengankencang?

Ya Tidak

Jumlah Ya Tidak

600 Utilitas dan Sekitarnya

610 Perpipaan Catatan

611Apakah sambungan pada perpipaan cukupkuat untuk menghindari kerusakan padasaat gempa terjadi?

Ya Tidak

Page 82: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

612Apakah perpipaan tidak terletak pada jalurevakuasi Ya Tidak

620 Utilitas yang Lain

621 Apakah tersedia tabung pemadam api?ya Tidak

622

Apakah kotak pemadam api sudahdiikatkan dengan aman? Ya Tidak

623Apakah tabung pemadam api diamankandengan pengikat yang mudah dilepaskan? Ya Tidak

630 Peralatan Listrik Catatan

631Apakah tempat/pipa kabel sudah diikatsecara lateral sehingga tidak mudahterlepas dari ikatannya?

Ya Tidak

640 Sekitar

Page 83: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

641

Apakah ada tempat evakuasi ataulapangan terbuka? Ya Tidak

642Apakah jalur evakuasi aman dari bendayang berjatuhan Ya Tidak

643Apakah pohon mati atau rapuk sudahditebang sehingga tidak akan jatuh/patahsaat gempa terjadi?

Ya Tidak

Jumlah

Kesimpulan dan Saran pada Aspek Sarana dan Prasarana

Kesimpulan :

Kesimpulan yang ditulis adalah berdasarkan nilai dan jumlah jawaban tidakpada isian diatas. Sehingga diketahui apakah diperlukan peninjauan lebihlanjut oleh ahli bangunan. Namun apabila terdapat hal-hal yang perludisampaikan berkaitan dengan pengetahuan pemeriksa mengenai bangunansekolah tersebut maka dapat ditulis dalam kesimpulan secara umum.

No Hal yang Ditinjau Kesimpulan

1. Kondisi dan Perencanaan ( 2xx )

2. Komponen Struktural (3xx )

3. Komponen Arsitektural (4xx )

4. Perabotan dan Isinya ( 5xx )

5 Utilitas dan Sekitarnya ( 6xx )

Page 84: LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL ...bpbd.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Perka-BNPB-… · Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Kesimpulan secara umum :

Saran :

Mengetahui :

Kepala Sekolah Pemeriksa

( ) ( )