Lampiran e Spjbtl Prabayar

2
PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK PRABAYAR Nomor : …………………… Pada hari ini ……..… tanggal………..… bulan………. tahun………..…, di : …………. yang bertanda tangan di bawah ini : I. .................................... selaku MANAJER PT PLN (Persero) DISTRIBUSI ........................ AREA PELAYANAN DAN JARINGAN .................... UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN ........................ beralamat di ........................ dalam perbuatan hukum ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa Manager PT PLN (Persero) DISTRIBUSI .......................................... AREA PELAYANAN DAN JARINGAN .................... Nomor .................... TANGGAL .................., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA II. .............................. Alamat ...................................... sesuai KTP / SIM / Pasport No ........................ , selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA. Berdasarkan Surat Persetujuan No .......................... tanggal ................., maka PIHAK PERTAMA sebagai penjual dan PIHAK KEDUA sebagai pembeli bersepakat untuk mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik prabayar dengan ketentuan sebagai berikut : PASAL 1 KETENTUAN UMUM PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa penyambungan aliran listrik prabayar oleh PIHAK PERTAMA akan dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA : a. Membayar Biaya Penyambungan (BP) dan Biaya Materai kepada PIHAK PERTAMA ; b. Membeli Stroom awal sebesar minimal Rp. 20.000 , ( Dua Puluh Ribu Rupiah) kepada PIHAK PERTAMA melalui tempat atau loket yang telah ditentukan; c. Melakukan pemasangan Instalasi listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) dan memenuhi SLO ( Sertifikat Laik Operasi ); d. Menyediakan lahan atau tempat atau bangunan sesuai syarat PIHAK PERTAMA untuk pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas ( APP) atau fasilitas jaringan milik PIHAK PERTAMA seperti tiang listrik, penghantar dan gardu apabila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA; Apabila bangunan / persil tersebut karena pelaksanaan putusan pengadilan dan atau pelaksanaan peraturan Pemda bangunan tersebut harus dibongkar atau karena sesuatu hal PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan penyambungan, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat proses penyambungan listrik ditunda atau dibatalkan dan biaya penyambungan dikembalikan. e. Menyetujui dan mematuhi segala ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah dan PT PLN (Persero) mengenai syarat-syarat Penyambungan Listrik, Tarif Dasar Listrik dan Peraturan Instalasi Listrik yang berlaku di Indonesia. PASAL 2 KETENTUAN TEKNIS (1). PIHAK PERTAMA akan menyalurkan tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA dengan daya tersambung sebesar …… VA (………… Volt Ampere), golongan tarif ....... tegangan nominal 230 Volt, toleransi minus 10% dan plus 5%, frekuensi 50 ± 0,5 Hertz. (2). Pelaksanaan penyaluran tenaga listrik dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA selambat- lambatnya dalam jangka waktu….………… terhitung sejak dibayarkan BP dan Stroom . (3). Penyaluran tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilaksanakan secara terus menerus tanpa terputus- putus, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut : a. Terjadi force majeure antara lain bencana alam, huru hara; b.Dilakukan pemutusan sementara sesuai ketentuan dalam Perjanjian ini; c. Penggunaan tenaga listrik tidak sesuai dengan kesepakatan; d. PIHAK PERTAMA mengalami kekurangan penyediaan tenaga listrik; (4). Apabila terjadi penghentian penyaluran tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada PIHAK PERTAMA. PASAL 3 PENGUKURAN DAN PEMBATASAN (1). Pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA, diukur dengan Meter Pra Bayar ( MPB ) tarif tunggal 230 Volt yang menyediakan informasi jumlah listrik (kWh) yang masih dapat dikosumsi atau sisa stroom, indikator peringatan minimum stroom, indikator Batasan Daya, indikator ketidak normalan, indikator keberhasilan/kegagalan input stroom, besar arus dan tegangan pelayanan (2) Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur pemakaian tenaga listrik PIHAK KEDUA telah dikalibrasi dan ditera oleh Instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang- udangan yang berlaku (3) PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA sepakat apabila ditemukan kesalahan dalam pengukuran pemakaian tenaga listrik yang disebabkan masalah teknis yang mengakibatkan kekurangan atau kelebihan energi listrik terukur, maka kekurangan atau kelebihan energi terukur akan diperhitungkan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. (4) Dalam hal terjadi kerusakan kWh meter, dan kWh meter tersebut tidak dapat didownload stroomnya maka sisa kWh akan diperhitungkan dari rata – rata pemakaian kWh PIHAK KEDUA. PASAL 4 HARGA JUAL TENAGA LISTRIK Harga jual tenaga listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PASAL 5 KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK PERTAMA Kewajiban PIHAK PERTAMA : 1. Menyediakan tenaga listrik secara berkesinambungan dengan tingkat mutu pelayanan (TMP) dan keandalan di unit setempat PIHAK PERTAMA sebagaimana ketentuan yang berlaku. 2. Menyediakan Alat Pengukur dan Pembatas serta melakukan perbaikan gangguan atau penggantian kerusakan pada sambungan tenaga listrik dan atau APP setelah ada laporan dari PIHAK KEDUA 3. Memberikan pelayanan dan informasi 24 Jam atas keluhan atau gangguan Listrik Pra Bayar . 4. Mengumumkan tempat atau loket pembelian Stroom kepada PIHAK KEDUA . Hak PIHAK PERTAMA : 1. Melakukan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluasan dan atau Rehabilitasi instalasi dan atau peralatan listrik milik PIHAK PERTAMA 2. Melakukan pemadaman atau penghentian penyaluran tenaga listrik dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini setelah memberitahu terlebih dahulu rencana kerja dan pemadaman kepada PIHAK KEDUA dalam waktu 1 x 24 jam sebelum pelaksanaan pemadaman, kecuali apabila dalam keadaan force majeure, terjadi gangguan atau kerusakan mendadak pada saluran listrik dan Alat Pengukur dan Pembatas PIHAK PERTAMA 3. Menyalurkan tenaga listrik kepada pelanggan/pembeli listrik lainnya dari instalasi listrik milik PIHAK PERTAMA melalui tanah dan atau bangunan milik PIHAK KEDUA dengan ketentuan bahwa sambungan baru tersebut tidak akan mengurangi kehandalan penyaluran tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA 4. Menebang atau memotong tumbuh – tumbuhan milik PIHAK KEDUA di lokasi manapun yang menurut hemat PIHAK PERTAMA dapat membahayakan kelangsungan penyaluran tenaga listrik atau membahayakan keselamatan umum 5. Memeriksa pemanfaatan tenaga listrik pada bangunan PIHAK KEDUA dan atau melakukan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) dan segala penyelesaiannya kepada PIHAK KEDUA berdasarkan ketentuan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. 6. Melakukan penyesuaian tarif apabila pemanfaatan listrik oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan tarif sesuai perjanjian ini. Pasal 6 KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA Kewajiban PIHAK KEDUA : 1. Membayar tagihan susulan yang ditagihkan oleh PIHAK PERTAMA, apabila diketahui bahwa pemakaian listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak normal akibat dipengaruhi maupun gangguan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Menyetujui ketentuan penempatan Alat Pengukur dan Pembatas tenaga listrik milik PIHAK PERTAMA sedemikian rupa sehingga aman serta mudah dan jelas dibaca oleh petugas baca meter PIHAK PERTAMA. 3. Menjaga keutuhan Alat Pengukur dan Pembatas dan segel pengaman milik PIHAK PERTAMA. 4. Menolak tindakan mengatas namakan kepentingan PIHAK PERTAMA yang akan dilakukan oleh siapapun juga jika tidak dapat menunjukkan identitas diri atau Surat Perintah Kerja yang membuktikan bekerja untuk PIHAK PERTAMA.

description

PLN

Transcript of Lampiran e Spjbtl Prabayar

Page 1: Lampiran e Spjbtl Prabayar

PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK PRABAYAR

Nomor : ……………………

Pada hari ini ……..… tanggal………..… bulan………. tahun………..…, di : …………. yang bertanda tangan di bawah ini : I. .................................... selaku MANAJER PT PLN (Persero)

DISTRIBUSI ........................ AREA PELAYANAN DAN JARINGAN .................... UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN ........................ beralamat di ........................ dalam perbuatan hukum ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa Manager PT PLN (Persero) DISTRIBUSI .......................................... AREA PELAYANAN DAN JARINGAN .................... Nomor .................... TANGGAL .................., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

II. .............................. Alamat ...................................... sesuai KTP / SIM / Pasport No ........................ , selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Surat Persetujuan No .......................... tanggal ................., maka PIHAK PERTAMA sebagai penjual dan PIHAK KEDUA sebagai pembeli bersepakat untuk mengadakan perjanjian jual beli tenaga listrik prabayar dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1

KETENTUAN UMUM PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa penyambungan aliran listrik prabayar oleh PIHAK PERTAMA akan dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA :

a. Membayar Biaya Penyambungan (BP) dan Biaya Materai kepada PIHAK PERTAMA ;

b. Membeli Stroom awal sebesar minimal Rp. 20.000 , ( Dua Puluh Ribu Rupiah) kepada PIHAK PERTAMA melalui tempat atau loket yang telah ditentukan;

c. Melakukan pemasangan Instalasi listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) dan memenuhi SLO ( Sertifikat Laik Operasi );

d. Menyediakan lahan atau tempat atau bangunan sesuai syarat PIHAK PERTAMA untuk pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas ( APP) atau fasilitas jaringan milik PIHAK PERTAMA seperti tiang listrik, penghantar dan gardu apabila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA;

Apabila bangunan / persil tersebut karena pelaksanaan putusan pengadilan dan atau pelaksanaan peraturan Pemda bangunan tersebut harus dibongkar atau karena sesuatu hal PIHAK PERTAMA tidak dapat melaksanakan penyambungan, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat proses penyambungan listrik ditunda atau dibatalkan dan biaya penyambungan dikembalikan.

e. Menyetujui dan mematuhi segala ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah dan PT PLN (Persero) mengenai syarat-syarat Penyambungan Listrik, Tarif Dasar Listrik dan Peraturan Instalasi Listrik yang berlaku di Indonesia.

PASAL 2

KETENTUAN TEKNIS (1). PIHAK PERTAMA akan menyalurkan tenaga listrik kepada

PIHAK KEDUA dengan daya tersambung sebesar …… VA (………… Volt Ampere), golongan tarif ....... tegangan nominal 230 Volt, toleransi minus 10% dan plus 5%, frekuensi 50 ± 0,5 Hertz.

(2). Pelaksanaan penyaluran tenaga listrik dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam jangka waktu….………… terhitung sejak dibayarkan BP dan Stroom .

(3). Penyaluran tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilaksanakan secara terus menerus tanpa terputus-putus, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut : a. Terjadi force majeure antara lain bencana alam, huru hara; b.Dilakukan pemutusan sementara sesuai ketentuan dalam

Perjanjian ini; c. Penggunaan tenaga listrik tidak sesuai dengan kesepakatan; d. PIHAK PERTAMA mengalami kekurangan penyediaan tenaga

listrik; (4). Apabila terjadi penghentian penyaluran tenaga listrik karena

alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 3

PENGUKURAN DAN PEMBATASAN (1). Pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (1) Perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA, diukur dengan Meter Pra Bayar ( MPB ) tarif tunggal 230 Volt yang menyediakan

informasi jumlah listrik (kWh) yang masih dapat dikosumsi atau sisa stroom, indikator peringatan minimum stroom, indikator Batasan Daya, indikator ketidak normalan, indikator keberhasilan/kegagalan input stroom, besar arus dan tegangan pelayanan

(2) Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur pemakaian tenaga listrik PIHAK KEDUA telah dikalibrasi dan ditera oleh Instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku

(3) PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA sepakat apabila ditemukan kesalahan dalam pengukuran pemakaian tenaga listrik yang disebabkan masalah teknis yang mengakibatkan kekurangan atau kelebihan energi listrik terukur, maka kekurangan atau kelebihan energi terukur akan diperhitungkan dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

(4) Dalam hal terjadi kerusakan kWh meter, dan kWh meter tersebut tidak dapat didownload stroomnya maka sisa kWh akan diperhitungkan dari rata – rata pemakaian kWh PIHAK KEDUA.

PASAL 4 HARGA JUAL TENAGA LISTRIK

Harga jual tenaga listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 5 KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK PERTAMA

Kewajiban PIHAK PERTAMA : 1. Menyediakan tenaga listrik secara berkesinambungan dengan

tingkat mutu pelayanan (TMP) dan keandalan di unit setempat PIHAK PERTAMA sebagaimana ketentuan yang berlaku.

2. Menyediakan Alat Pengukur dan Pembatas serta melakukan perbaikan gangguan atau penggantian kerusakan pada sambungan tenaga listrik dan atau APP setelah ada laporan dari PIHAK KEDUA

3. Memberikan pelayanan dan informasi 24 Jam atas keluhan atau gangguan Listrik Pra Bayar .

4. Mengumumkan tempat atau loket pembelian Stroom kepada PIHAK KEDUA .

Hak PIHAK PERTAMA : 1. Melakukan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan,

perluasan dan atau Rehabilitasi instalasi dan atau peralatan listrik milik PIHAK PERTAMA

2. Melakukan pemadaman atau penghentian penyaluran tenaga listrik dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini setelah memberitahu terlebih dahulu rencana kerja dan pemadaman kepada PIHAK KEDUA dalam waktu 1 x 24 jam sebelum pelaksanaan pemadaman, kecuali apabila dalam keadaan force majeure, terjadi gangguan atau kerusakan mendadak pada saluran listrik dan Alat Pengukur dan Pembatas PIHAK PERTAMA

3. Menyalurkan tenaga listrik kepada pelanggan/pembeli listrik lainnya dari instalasi listrik milik PIHAK PERTAMA melalui tanah dan atau bangunan milik PIHAK KEDUA dengan ketentuan bahwa sambungan baru tersebut tidak akan mengurangi kehandalan penyaluran tenaga listrik kepada PIHAK KEDUA

4. Menebang atau memotong tumbuh – tumbuhan milik PIHAK KEDUA di lokasi manapun yang menurut hemat PIHAK PERTAMA dapat membahayakan kelangsungan penyaluran tenaga listrik atau membahayakan keselamatan umum

5. Memeriksa pemanfaatan tenaga listrik pada bangunan PIHAK KEDUA dan atau melakukan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) dan segala penyelesaiannya kepada PIHAK KEDUA berdasarkan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Melakukan penyesuaian tarif apabila pemanfaatan listrik oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan tarif sesuai perjanjian ini.

Pasal 6

KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA Kewajiban PIHAK KEDUA : 1. Membayar tagihan susulan yang ditagihkan oleh PIHAK

PERTAMA, apabila diketahui bahwa pemakaian listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak normal akibat dipengaruhi maupun gangguan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Menyetujui ketentuan penempatan Alat Pengukur dan Pembatas tenaga listrik milik PIHAK PERTAMA sedemikian rupa sehingga aman serta mudah dan jelas dibaca oleh petugas baca meter PIHAK PERTAMA.

3. Menjaga keutuhan Alat Pengukur dan Pembatas dan segel pengaman milik PIHAK PERTAMA.

4. Menolak tindakan mengatas namakan kepentingan PIHAK PERTAMA yang akan dilakukan oleh siapapun juga jika tidak dapat menunjukkan identitas diri atau Surat Perintah Kerja yang membuktikan bekerja untuk PIHAK PERTAMA.

Page 2: Lampiran e Spjbtl Prabayar

5. Mengijinkan PIHAK PERTAMA memasang di halaman rumah atau bangunan atau tiang atap pada bangunan PIHAK KEDUA, dan mengijinkan PIHAK PERTAMA menarik penghantar dari bangunan PIHAK KEDUA guna memberikan sambungan listrik kepada bangunan lain yang akan menjadi pelanggan PIHAK PERTAMA.

6. Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku.

Hak PIHAK KEDUA : 1. Menerima pelayanan sesuai Mutu Pelayanan yang telah

ditetapkan PIHAK PERTAMA. 2. Menerima kompensasi ( claim ) sesuai peraturan yang telah

ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA 3. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan

instalasi tenaga listrik milik PIHAK PERTAMA 4. Menanyakan kartu identitas atau Surat perintah Kerja yang

membuktikan bekerja untuk PIHAK PERTAMA kepada siapapun juga yang akan melakukan tindakan mengatas namakan kepentingan PIHAK PERTAMA dan menolak kedatangan PIHAK PERTAMA tanpa kartu identitas atau Surat Perintah.

5. Melaporkan kepada PIHAK PERTAMA jika tidak memperoleh hak sebagaimana mestinya.

6. Mendapat informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tenaga listrik.

PASAL 7

SANKSI – SANKSI (1) Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 , 3 dan 6, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemutusan sementara tenaga listrik ke PIHAK KEDUA.

(2) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender atau sesuai ketentuan yang berlaku, terhitung sejak tanggal pemutusan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, PIHAK KEDUA tidak melunasi kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian secara sepihak dengan melakukan pembongkaran rampung.

(3) Apabila PIHAK KEDUA menyalurkan tenaga listrik yang diperoleh dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK LAIN tanpa seijin dan sepengetahuan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan pembongkaran rampung.

PASAL 8

LARANGAN - LARANGAN (1) PIHAK KEDUA dilarang menjual dan atau memberikan tenaga

listrik yang dibeli dan diterima dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK LAIN tanpa sepengetahuan dan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA;

(2) PIHAK KEDUA dengan cara dan dalih apapun dilarang membuka, merusak atau merubah peralatan listrik milik PIHAK PERTAMA, baik yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA maupun PIHAK LAIN.

(3) PIHAK KEDUA dilarang memakai tenaga listrik selain peruntukan sesuai Perjanjian;

(4) PIHAK KEDUA dilarang memindah peralatan listrik milik PIHAK PERTAMA tanpa seijin PIHAK PERTAMA.

(5) Apabila ketentuan tersebut dalam ayat (1) sampai dengan ayat (4) Pasal ini dilanggar, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus penyaluran tenaga listrik/ menghentikan perjanjian jual beli tenaga listrik ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA wajib membayar tagihan susulan yang diajukan PIHAK PERTAMA

PASAL 9

PENGAKHIRAN PERJANJIAN (1). Perjanjian ini berakhir karena :

a. Kesepakatan PARA PIHAK. b. Terjadi pelangggaran terhadap perjanjian ini. c. Adanya peraturan pemerintah / keputusan pengadilan yang

berakibat terjadinya pengakhiran perjanjian ini. d. Adanya keterangan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

(2). Apabila salah satu pihak melakukan pengakhiran perjanjian, kedua pihak sepakat untuk tidak memberlakukan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(3). Apabila terjadi pengakhiran perjanjian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA tetap berkewajiban melunasi seluruh tagihan listrik yang terhutang.

PASAL 10

PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1) Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan Surat

Perjanjian ini, maka PARA PIHAK akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

(2) Apabila penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini tidak tercapai, kedua belah pihak akan menyerahkan penyelesaiannya melalui Pengadilan Negeri setempat.

PASAL 11

PERUBAHAN-PERUBAHAN (1). Setiap perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini hanya dapat

dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak kecuali yang disebutkan dalam Perjanjian ini akan berlaku dengan sendirinya tanpa dibuat Addendum / Amandemen dengan diberitahukannya oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA mengenai perubahan yang dimaksud dan pemberitahuan tersebut mengikat PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

(2). Setiap perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dituangkan dalam bentuk Addendum / Amandemen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 12

P E N U T U P (1). Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani untuk jangka

waktu yang tidak terbatas dan dapat diakhiri oleh PARA PIHAK dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 8 Surat Perjanjian ini.

(2). Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua bermeterai cukup, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing - masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA PT PLN (Persero) UPJ..........

MANAJER

............................................ ...................................