STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TERHADAP ADOPSI INOVASI PADA MASYARAKAT SURAKARTA DISUSUN OLEH : Renia Karlina D0205115 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

Page 1: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR

PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TERHADAP ADOPSI INOVASI

PADA MASYARAKAT SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

Renia Karlina

D0205115

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan

dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing Skripsi,

Dra. H. Sofiah, M.Si

NIP. 19530726 197903 2 001

Page 3: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan disahkan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

Drs. H. Sutopo JK, M.Si

19570505 198303 1 004

( ………………………………………)

Drs. Kandyawan

NIP. 19610413 199003 1 002

( ………………………………………)

Dra. H. Sofiah, M.Si

NIP. 19530726 197903 2 001 ( ………………………………………)

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. Supriyadi Sn. Su

19530128 198103 1 001

Page 4: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar

akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah

benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. “ (Q.S. Al-Ankabut : 69)

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. “ (Q.S Al-Insyroh : 11)

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. “ (Q.S. Ar-Ra’d :

11)

Page 5: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Teruntuk Ayah dan Bunda,

Kakakku Almh. Melia, Adikku Netia dan Refia Tercinta

Terima Kasih yang Tiada Terhingga …

Page 6: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puja dan sanjungan kita panjatkan

kehadirat Allah SWT, sebaik – baiknya pencipta hukum, hakim paling adil dan

paling baik, serta Tuhan Mahabijak dan Maha segalanya. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang

senantiasa kita nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak. Berkat rahmat dan

hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI

DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR PT. PLN

(PERSERO) APJ SURAKARTA TERHADAP ADOPSI INOVASI PADA

MASYARAKAT SURAKARTA yang merupakan kewajiban penulis sebagai

mahasiswa demi mencapai gelar sarjana jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam skripsi ini berisi uraian-uraian penyebaran Program Layanan

Listrik Prabayar yang merupakan terobosan baru dari pemerintah. Selain itu

skripsi ini berisi tentang bagaimana masyarakat menerima sebuah terobosan baru

tersebut dengan tanpa hambatan yang berarti.

Proses difusi dari Program Layanan Listrik Prabayar terdiri dari beberapa

unsur yaitu inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu dan sistem sosial. Dalam

penelitian ini akan diuraikan lebih lanjut keempat unsur tersebut sesuai dengan

penelitian di Kota Surakarta. Selanjutnya penulis juga menguraikan tentang

adopsi inovasi berdasarkan teori Rogers dan Floyed Shoemaker yang memandang

pengambilan keputusan dalam proses adopsi terdiri dari 5 tahapan yaitu

Page 7: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Pengetahuan (Knowledge), Persuasi (Persuasion), Keputusan (Decisions),

Implementasi (Implementation), Konfirmasi (Confirmation). Dalam peneitian ini

akan dijelaskan bagaimana tahapan-tahapan itu berlangsung pada masyarakat

yang bersangkutan.

Penulis menyadari banyaknya keterbatasan dalam penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada orang – orang yang telah membantu

sampai terselesaikannya skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapakan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Drs. H. Supriyadi, S.N, S.U selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.si.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

FISIP UNS.

3. Dra. H. Sofiah, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi.

4. Keluargaku tercinta, mama dan papa serta kedua adikku atas dukungan

dan doanya selama ini.

5. Bapak Puguh, General Manajer PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang

telah mengizinkan penulis melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi di PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta.

6. Bapak Soeharmanto S.E., pembimbing lapangan yang telah memberikan

nasihat, bimbingan serta saran yang begitu berarti.

7. Ibu Tyas, Ibu Lasmi, Bapak Kuncoro, Ibu Suli, dan Bapak Budi yang telah

banyak memberi masukan dan berbagi pengalaman sehingga penulis

semakin termotivasi.

8. Keluarga Besar Badan Eksekutif Mahasiswa UNS, BEM FISIP UNS,

Partai Jembatan FISIP UNS, Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM) UNS dan

Page 8: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KAMMI Daerah Solo yang memberi banyak pengalaman luar biasa.

Semangat yang begitu luar biasa telah memberikan energi yang besar bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Uning, Ulfah, Nurul, Lia, “Teman – Teman PANGLIMA 2005”, dan “De

Swang” yang telah memberikan banyak bantuan sehingga skripsi ini dapat

segera terselesaikan.

10. Ulfah Hidayati, Aulia, Catur, Nia, Rahma, Aci, Rizka, Wiwich, Angga dan

teman-teman Kos Al-Banna tercinta yang telah memberikan banyak

dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini

Besar harapan penulis, skripsi ini bukan hanya ditujukan sebagai

formalitas belaka, tetapi juga sebagai pembelajaran dan dinamisasi dari proses

tersebut. Akhir kata, semoga skripsi Studi Difusi Inovasi Program Layanan

Listrik Prabayar PT.PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi

Pada Masyarakat Surakarta ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, 15 Desember 2010

Penulis,

Renia Karlina

Page 9: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

ABSTRAK xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

E. Kerangka Teori 10

F. Definisi Konseptual 31

1. Difusi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar 31

2. Adopsi Program Layanan Listrik Prabayar 35

G. Kerangka Berfikir 36

H. Metodologi penelitian 37

1. Tipe Penelitian 37

2. Lokasi Penelitian 37

3. Populasi dan Narasumber 38

Page 10: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Teknik Pengumpulan Data 39

a. Jenis Data 39

b. Teknik Pengumpulan Data 39

5. Teknik Validitas Data 41

6. Teknik Analisis Data 41

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 44

A. Deskripsi Lokasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 44

1. Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) 44

2. Visi dan Misi Perusahaan 48

3. Motto, Falsafah, dan Logo Perusahaan 48

4. Tujuan Perusahaan 49

5. Tata Nilai Anggota Perusahaan 49

6. Prinsip – Prinsip Etika Kerja 51

7. Dasar Hukum Perusahaan 51

8. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 52

9. Divisi – Divisi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 53

10. Lingkup PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 60

11. Kepegawaian PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 61

B. Program Layanan Listrik Prabayar 63

1. Pengertian Program Listrik Prabayar 63

2. Tujuan Program Layanan Listrik Prabayar 63

3. Sasaran Program Layanan Listrik Prabayar 64

4. Manfaat Program Layanan Listrik Prabayar 64

5. Proses Pemasangan Listrik Prabayar 65

6. Token 66

7. Cara Menggunakan Listrik Prabayar 67

C. Karakteristik Masyarakat Surakarta 69

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta 72

Page 11: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Inovasi 74

2. Saluran Komunikasi 81

a. Media Massa 81

b. Komunikasi Interpersonal 90

c. Komunikasi Kelompok 92

3. Jangka Waktu 95

4. Sistem Sosial 99

B. Adopsi Program Layanan Listrik Prabayar 113

1. Pengetahuan (Knowledge) 114

2. Persuasi (Persuasion) 116

3. Keputusan (Decisions) 120

4. Implementasi (Implementation) 122

5. Konfirmasi (Confirmation) 133

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 144

A. Kesimpulan 144

B. Saran 148

DAFTAR PUSTAKA 150

LAMPIRAN

Page 12: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Ramalan Kebutuhan Energi Listrik ……………………………… 1

Tabel 1.2 Prakiraan Penyedian Energi Listrik di Indonesia ……………….. 2

Tabel 2.1 Pemetaan Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) APJ Surakarta …… 60

Tabel 2.2 Komposisi Karyawan Berdasarkan Bidang Kerja

Di PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta … 62

Tabel 3.1 Data Tunggakan Pelanggan PT.PLN (Persero) APJ Surakarta

Tahun 2010 ……………………………………………………… 76

Tabel 3.2 Perkembangan Program Layanan Listrik Prabayar

Bulan Okteber 2010 ……………………………………………. 97

Tabel 3.3 Pengelompokan Adopter Program Layanan Listrik Prabayar

di Surakarta …………………………………………………….. 102

Tabel 3.4 Pengelompokan Adopter Program Layanan Listrik Prabayar

di Surakarta Berdasarkan Tahap-Tahap Adopsi ……………….. 141

Page 13: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Paradigma Proses Keputusan Inovasi …………………………. 21

Gambar 1.2 Pengkategorian Adopter Berdasarkan Keinovatifan ………….. 28

Gambar 1.3 Peningkatan Penggunaan Alat-Alat Komunikasi Tanpa Kawat

(Wireless) Di Amerika Tahun 2008 ..………………………… 30

Gambar 1.4 Komponen – Komponen Analisis Data Model Interaktif …….. 43

Gambar 3.1 Salah Satu Pemberitaan Program Layanan Listrik Prabayar Di

Surat Kabar …………………………………………………… 89

Page 14: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Renia Karlina, D0205115, Studi Difusi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Pada Masyarakat Surakarta, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 152 halaman.

Program Layanan Listrik Prabayar merupakan sebuah inovasi baru dari PT. PLN dalam menjual energi listrik dengan cara pelanggan membayar dimuka. Oleh karena itu perlu penyebaran (difusi) agar masyrakat mengetahui adanya program tersebut. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat mengadopsi atau menerima program tersebut. Proses difusi dan adopsi inovasi baru merupakan proses komunikasi yang ingin dikaji lebih mendalam oleh peneliti.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses difusi atau penyebaran dan adopsi Program Layanan Listrik Prabayar yang dilaksanakan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap proses adopsi inovasi masyarakat Kota Surakarta.

Metodologi yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dengan data primer berasal dari survei dan wawancara. Sedangkan data sekunder berasal dari dokumen-dokumen yang menunjang penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah melalui reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan untuk menjamin validitas data yang diperoleh, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data.

Berdasarkan hasil peneitian, proses difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Masyarakat Surakarta lebih ditekankan pada tahap saluran komunikasi. Terdapat dua saluran yaitu melalui media massa dan komunikasi interpersonal. Akan tetapi, yang dianggap paling efektif adalah komunikasi tatap muka (interpersonal). Efek yang ditimbulkan setelah adanya difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Terhadap Adopsi Inovasi Masyarakat Surakarta yaitu adanya perubahan pola pikir dan tingkah laku masyarakat berupa proses migrasi dari sistem pascabayar ke prabayar.

Setelah difusi yang dilakukan, masyarakat Kota Surakarta mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar ini melalui beberapa tahapan. Peneliti menggunakan teori Everet M. Rogers yang membagi proses adopsi menjadi beberapa tahap, yaitu Pengetahuan (Knowledge), Persuasi (Persuasion), Keputusan (Decisions), Implementasi (Implementations), Konfirmasi (Confirmation). Namun tidak semua narasumber melalui tahapan adopsi yang sama saat difusi berlangsung. Waktu yang dibutuhkan dalam penerimaan inovasi berbeda pada setiap individu. Faktor yang mempengaruhi kecepatan proses adopsi yaitu faktor pendidikan, pengalaman, kepentingan, ekonomi, interaksi, serta sumber daya yang dimiliki. Selain itu dalam penelitian ini diantara anggota sistem sosial yang memegang peranan penting dalam proses difusi adalah agen pembaru. Proses difusi murni dilakukan oleh pihak PLN. Selanjutnya, berperan sebagai agen pembaru dalam difusi Program Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta yaitu para karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Dalam penelitian ini tidak ada pemuka pendapat yang membantu mempercepat proses difusi ke masyarakat.

Page 15: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Dalam penelitian ini masyarakat sebagai adopter terbagi menjadi beberapa kelompok adopter sesuai dengan kecepatan mereka dalam menerima inovasi baru. Pada penelitan ini narasumber dapat dipetakan menjadi innovator, Early Adopters (Perintis/Pelopor), Early Majority (Pengikut Dini), Late Majority (Pengikut Akhir), Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional). Penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian inovasi di dalam suatu sistem sosial mengikuti kurva normal berbentuk lonceng jika diukur dari banyaknya pengadopsi dari waktu ke waktu.

Page 16: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Renia Karlina, D020505115, Study of Innovation Diffusion of Pre-cost Electrical Services Program, innovated by PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, toward Innovation Adoption of Surakarta’s Society, Faculty of Political and Social Science, University of Sebelas Maret Surakarta, 2010, 147 pages

Pre-cost Electrical Services program is a new innovation to sell electrical energy in which the customer paid in advance. Therefore, the diffusion is needed to promote that program in order to be known by society. The ending purpose is that the society can adopt and accept the program. In this case, the researcher would analyze further about the process of new innovation diffusion and adoption as a communication process.

The research was purposed to identify the process of diffusion and adoption of Pre-cost Electrical Services program, innovated by PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, toward Innovation Adoption Process of Surakarta’s Society.

The research applied a descriptive qualitative method by conducting primary and secondary data. The primary data were received through survey and interview, whereas the documents related to the research were the secondary one. The techniques of analysis consisted of reducing, providing, and concluding the data. To guarantee their validity, the research applied triangulation technique.

According to the result, the diffusion process of Pre-cost Electrical Services program, innovated by PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, toward Innovation Diffusion of Surakarta’s Society focused on the communication channels. There were two kinds of communication channels, they were: mass media and interpersonal communication. However, the most effective one was interpersonal communication face-to-face. The effect would be changing societies’ mind and behaviour from post-cost into pre-cost Electrical Services program.

After the diffusion process had been conducted, the society adopted the program through some steps. The researcher conducted the theory of Everet M. Rogers consisting five steps of adoption process, such as: Knowledge, Persuasion, Decision, Implementations, and Confirmation. However, not all of respondents conducted those steps. The time used of each person in accepting the innovation was different. There were many influences, such as: knowledge, experience, economic, interaction, and human resource development. In addition, the diffusion process is also influenced by the reformer agent. The pure diffusion was conducted by internal staffs of PT. PLN. Meanwhile, the workers of PT. PLN APJ Surakarta were the reformer agents. In this research, there was not argumentator who helped the acceleration of diffusion to the society.

In the research, the society conducting as adopter is divided into some groups based on their speed of accepting new innovation. In this case, the respondents were considered as innovators, Early Adopters, Early Majority, Late Majority,

Page 17: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

and Laggards. This research shows that innovation adoption within social system follows curvy lines if it is measured based on the number of adopters time by time.

Page 18: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di

Indonesia, semakin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan

hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan

di bidang teknologi, industri dan informasi. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut

ini :

Tabel 1.1

Ramalan Kebutuhan Energi Listrik

Sektor 1990 2000 2010

GWh persen GWh persen GWh persen

Industri 35.305 68,0 84.822 69,0 183.389 70,0

Rumah tangga 9.865 19.00 22.2392 18.0 40.789 16.0

Fasilitas umum 3.634 7,0 6.731 6.0 12.703 5.5

Komersial 3.115 6.0 8.811 7,0 21.869 8.5

Total 51.919 100.0 122.603 100.0 258.747 100.0

Sumber: Djojonegoro, 1992 1

Namun, pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PLN,

selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah

kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan

1 Djojonegoro,W., 1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta, hal 8. 

Page 19: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masyarakat akan energi listrik seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhan

energi listrik masyarakat Indonesia.

Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan

kepulauan, tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, rendahnya

tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah, tingginya biaya marginal

pembangunan sistem suplai energi listrik, serta terbatasnya kemampuan finansial,

merupakan faktor-faktor penghambat penyediaan energi listrik dalam skala

nasional.2

Tabel 1.2

Prakiraan Penyedian Energi Listrik di Indonesia

Sumber Energi1990 2000 2010

MW persen MW persen MW persen

Batubara

Gas

Minyak

Solar

Panas Bumi

Air

Biomass

Lain-lain

(Surya Angin)

1.930

3.530

2.210

11.020

170

2.850

270

20

8.8

16.0

10.0

50.1

0.8

13.0

1.2

0.1

10.750

7.080

1.950

9.410

500

7.720

290

160

28.4

18.7

5.2

24.8

1.3

20.4

0.8

0.4

28.050

14.760

320

4.060

430

10.310

460

370

35.3

21.5

0.5

5.9

0.6

15.0

0.7

0.5

Total 22.000 100.0 37.860 100.0 68.760 100.0

Sumber: Djojonegoro, 1992 & Wibawa, 1996 3

2 Ramani,K.V., 1992, Rural electnEcation and rural development, Rural electrification guide book for Asia & Pacific, Bangkok, hal 43. 3 Djojonegoro,W., 1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta, hal 12. 

Page 20: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Listrik merupakan energi yang jumlahnya terbatas. Saat ini permintaan listrik

semakin tinggi, sedangkan persediaannya sangat terbatas. Berbagai langkah

penghematan harus dilakukan oleh semua pihak. Hal ini semakin ditegaskan oleh

Pemerintah melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008,

tanggal 2 Mei 2008 tentang Penghematan Energi dan Air. Disebutkan dalam

Inpres tersebut antara lain adanya kenaikan harga minyak dunia, pengurangan

BBM untuk produksi tenaga listrik, dan usaha pertahanan pasokan tenaga listrik

ke pelanggan. Pada masa Pemerintahan saat inipun, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono telah menegaskan bahwa listrik adalah satu hal yang akan mendapat

perhatian serius dari pemerintah.

Kebutuhan listrik yang semakin besar menunjukkan semakin besar jumlah

pelanggan. Semakin bertambahnya jumlah pelanggan, menunjukkan semakin

majemuk pelanggan atau masyarakat yang harus dilayani oleh satu-satunya

lembaga pemerintah yang mengelola listrik di Indonesia ini. Hal ini tentu menjadi

tanggung jawab tersendiri bagi PLN untuk memberikan yang terbaik bagi

masyarakat Indonesia selaku pelanggannya.

Sebagai wujud komitmen PLN untuk terus meningkatkan pelayanannya

kepada pelanggan, PLN selalu memberikan beragam inovasi terbaru untuk

meningkatkan pelayanan kepada seluruh pelanggan. Salah satu bentuk inovasi

PLN sebagai wujud komitmen PLN untuk terus berinovasi adalah Program

Layanan Listrik Prabayar.

Program Layanan Listrik Prabayar adalah jawaban PLN dari banyaknya

keluhan dari pelanggan selama ini. Keluhan tersebut seputar kesalahan pencatatan

Page 21: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

meter, jumlah tagihan yang tidak menentu setiap bulan, dan keluhan lain tentang

tagihan listrik di rumah kontrakan/kos. Dengan adanya Listrik Prabayar pelanggan

dapat dengan mudah mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan

kebutuhan.

Layanan Listrik Prabayar merupakan bentuk pelayanan PLN dalam menjual

energi listrik dengan cara pelanggan membayar dimuka. Mudahnya, sebelum

menggunakan listrik dari PLN, pelanggan terlebih dahulu membeli sejumlah

nominal energi listrik, sesuai yang dibutuhkan.

Inovasi layanan ini terletak pada konsep layanannya yang mirip dengan

konsep telepon selular prabayar. Dengan layanan ini, energi listrik (kWh)-nya

dibeli oleh pelanggan. Pemakaian listriknya dapat dihemat sesuai kebutuhan,

seperti pemakaian pulsa HP.

Kekhawatiran tagihan listrik membengkak tak perlu lagi terjadi. Baik yang

disebabkan oleh penggunaan listrik yang tak terkontrol maupun terjadinya

kesalahan baca meter. Dengan membeli listrik di awal, hal-hal yang tidak

diinginkan tersebut tak perlu lagi terjadi.

Bila dibandingkan dengan penggunaan layanan pascabayar selama ini,

pelanggan relatif tak leluasa untuk mengetahui berapa besar energi listrik yang

telah dikonsumsi. Pelanggan dapat mengetahuinya setelah waktu pembayaran atau

bahkan saat akan membayar di loket PLN. Maka, tak heran jika kadang pelanggan

dibuat kaget oleh tagihan yang melambung tinggi yang disebabkan oleh

penggunaan listrik yang tak terkendali.

Page 22: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dengan layanan listrik prabayar, pelanggan bukan saja bisa mengetahui sudah

berapa banyak energi listrik yang dikonsumsi, namun juga dapat melihat berapa

energi listrik yang masih tersisa untuk dapat digunakan.

Mengingat uniknya sifat layanan listrik prabayar ini, maka diperlukan alat

khusus yang berbeda dengan layanan listrik pascabayar. Alat khusus ini

dinamakan kWh Meter (meteran listrik) Prabayar, atau lebih dikenal sebagai

Meter prabayar.

Setiap pelanggan prabayar akan dilengkapi dengan meter prabayar ini beserta

1 Kartu Prabayar. Meter tersebut yang akan mencatat penggunaan listrik anda.

Sedang, kartu prabayar selain sebagai nomor identitas pelanggan prabayar juga

berfungsi sebagai alat transaksi pembelian energi listrik. Kartu Prabayar tersebut

dipakai oleh pelanggan selama masih berlangganan listrik PLN.

Jadi, saat membeli energi listrik (isi ulang), pelanggan harus menunjukkan dan

memberikan kartu prabayar kepada petugas PLN untuk dilakukan pengisian

energi listrik. Tanpa kartu prabayar, pengisian ulang tidak dapat dilakukan.

Sistem Prabayar merupakan bentuk paling efisien pembayaran listrik karena

pelanggan hanya dibebankan membeli sejumlah kredit (isi ulang) untuk kemudian

dipergunakan sampai kWh listrik tersebut habis. Hal ini sama seperti penggunaan

isi ulang telepon selular yang biasa kita gunakan.

Program layanan ini merupakan lompatan inovasi yang menjembatani

keinginan pelanggan khususnya solusi bagi penghuni musiman. Dengan demikian,

pelanggan prabayar memiliki keunggulan dalam melakukan konservasi energi bila

dibandingkan dengan pelanggan biasa.

Page 23: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Selanjutnya, pelanggan juga dapat menggunakan listrik tanpa batasan daya,

tidak ada ketentuan peruntukan listrik bagi rumah tangga, bisnis atau lainnya serta

tidak perlu membayar rekening bulanan.

Tarip listrik Prabayar sesuai dengan Tarip Dasar Listrik (TDL Tahun 2004),

yakni Tarip Multiguna untuk pelanggan Reklame, Billboard, pedagang Kaki-Lima

dsb sebesar Rp 1.380/ kWh. Bila dibandingkan dengan tarip reguler, maka listrik

prabayar boleh dikatakan lebih murah. Karena pelanggan tidak perlu lagi

membayar Uang Jaminan Langganan (UJL), sementara harga per kWh-nya tetap

(flat). Dengan listrik prabayar, keuntungan ganda diperoleh pelanggan, disamping

dapat mengkontrol pemakaian listrik sesuai kemampuan biaya, juga tidak

dikenakan UJL.

Bagi PLN, manfaat utama yang diperoleh adalah peningkatan citra pelayanan

karena tidak akan ada lagi masalah kesalahan baca meter yang sering menjadi

keluhan pelanggan saat ini.

Proses sosialisasi Layanan Listrik Prabayar ini haruslah ditangani secara serius

dan terkoordinasi dengan baik, apalagi bagi suatu instansi pengelola negara yang

melayani kepentingan masyarakat, agar adaptasi terhadap inovasi baru ini mudah

diserap masyarakat.

Kemampuan dalam berkomunikasi sangat menentukan opini publik terhadap

produk baru seperti Layanan Listrik Prabayar. Prinsip komunikasi dua arah

merupakan tuntutan seorang PR agar dapat memberitahu atau dapat mengubah

sikap, pendapat, perilaku tertentu perorangan/kelompok agar sesuai dengan tujuan

Page 24: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

institusi yang diwakilinya. Dengan kata lain dapat berkomunikasi se-efektif

mungkin untuk menciptakan saling pengertian.

Tentunya semua itu tidak akan terwujud tanpa bantuan dari semua pihak,

terutama pihak media. Organisasi tidak hanya membutuhkan liputan media cetak

melainkan media penyiaran atau media elektronika dan media on line pun

diharapkan bisa memberikan liputan yang bisa memperlancar proses sosialisasi

kepada masyarakat. Hubungan yang baik antara kedua belah pihak akan

membawa dampak penting dalam keberlangsungan PT. PLN (Persero)

selanjutnya.

Dengan publik yang tersebar, bukan saja secara geografis tapi juga secara

demografis, maka kegiatan komunikasi akan sulit dilakukan bila tidak

memanfaatkan media massa. Media massa menjadi media komunikasi yang bisa

menjangkau publik yang tersebar dan beragam kepentingannya itu. Sukar

dibayangkan bila PT. PLN (Persero) harus menyampaikan berbagai informasi

dengan menggunakan media tradisional, maka cara termudah adalah dengan

menyampaikannya melalui media massa.

PT. PLN (Persero) yang berpusat di Jakarta tak bekerja sendiri dalam

memantau dan memberikan layanan kepada konsumen si seluruh wilayah

Indonesia. PT. PLN (Persero) memiliki perpanjangan tangan ke kota – kota besar

lainnya di seluruh Indonesia yang disebut dengan Area Pelayanan dan Jaringan

(APJ).

Salah satu kantor Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) adalah PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta yang berada di kota Surakarta. Dimana tingkat pemakai

Page 25: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

listrik masyarakat Solo cukup tinggi yaitu sebesar 225 juta kWh. Dari jumlah

listrik yang digunakan, pemakai terbesar adalah rumah tangga yaitu sebesar 91%.

Humas APJ PLN Surakarta, Soeharmanto,S.E menyatakan sekitar 90%

terserap di pelanggan rumah tangga, sisanya digunakan di masjid atau di kantor

kelurahan. PLN APJ Surakarta mencatat sejak diluncurkan kali pertama bulan

Desember 2009 hingga bulan April 2010, jumlah alat meteran listrik Prabayar

yang telah terpasang secara riil di wilayah Soloraya mencapai 3.480-an unit.

Respons pelanggan terhadap alat meteran prabayar tersebut cukup tinggi. Hal itu

terlihat dari daftar tunggu pelanggan yang telah mendaftarkan diri untuk

mengganti alat meteran lamanya dengan alat meteran Prabayar tersebut yang saat

ini sudah mencapai lebih dari 500 pelanggan.

Guna menggambarkan dan memaparkan proses difusi inovasi program

Layanan Listrik Prabayar di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta serta

mengidentifikasi masalah dan langkah yang diambil dalam mensosialisasikan

program tersebut, maka diperlukan penelitian yang dapat mendeskripsikan hal itu

dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif.

Berawal dari hal tersebut, peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang Difusi

Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

terhadap adopsi inovasi pada masyarakat Surakarta dan sejauh mana inovasi

Program Layanan Listrik Prabayar tersebut mampu diadopsi oleh masyarakat di

Surakarta.

Page 26: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah proses difusi inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap adopsi inovasi pada

masyarakat Surakarta?

2. Sejauh mana inovasi Program Layanan Listrik Prabayar tersebut mampu

diadopsi oleh masyarakat, khususnya masyarakat di Surakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses

difusi inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta terhadap adopsi inovasi pada masyarakat Surakarta. Serta untuk

mengetahui sejauh mana inovasi Program Layanan Listrik Prabayar tersebut

mampu diadopsi oleh masyarakat, khususnya masyarakat di Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian diharapkan akan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Dapat menyumbangkan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat di

bidang ilmu komunikasi.

2. Dapat digunakan sebagai sarana bagi penulis untuk memperluas wawasan

mengenai ilmu komunikasi khususnya di bidang Komunikasi

Pembangunan.

Page 27: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

masukan-masukan bagi pemilik dan pengelola perusahaan serta

pemerintah dalam menjalankan kebijakan di masa yang akan datang.

E. KERANGKA TEORI

Komunikasi massa mempunyai efek, itu tidak bisa dibantah. Wujud efek

bisa berwujud tiga hal : efek kognitif (pengetahuan), afektif (emosinal dan

perasaan), dan behavioral (perubahan pada perilaku). 4

Penelitian empirik efek komunikasi massa mempunyai sejarah yang relatif

cukup singkat. Sejarah dimulai tahun 1930-an dengan munculnya motion

picture (gambar bergerak). Paling tidak dikenal tiga efek dalam komunikasi

massa sejak tahun 1930-an, yakni efek tak terbatas (unlimited effect), diikuti

efek terbatas (limited effect), kemudian effect moderat (not so limited effect)

(Keith R. Stamm dan John E. Bowes, 1990). Jika dirinci rentang waktunya

sebagai berikut :

1930 – 1950 efek tak terbatas (unlimited effect)

1050 – 1970 efek terbatas (limited effect)

1970 – 1980-an effect moderat (not so limited effect) 5

Efek tak terbatas (unlimited effect) didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai

berikut :

1. Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek yang

ditimbulkan.

4 Msi. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2007), hlm.228 5 Ibid, hal 214 

Page 28: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dam psikologis untuk

menolak upaya persuasif yang dilakukan media massa. 6

Tiga peristiwa (“perang dunia” siaran radio, propaganda Perang Dunia II, dan

kampanye perang obligasi Kate Smith) disebut sebagai bukti munculnya efek

tidak terbatas dari saluran komunikasi massa.

Kemudian analisis Cantril menunjukan bahwa pengaruh komunikassi massa

sangat komplek dan bersifat langsung, meskipun ada penjelasan yang mengatakan

bahwa pengaruh komunikasi massa kecil, misalnya pendapat bahwa kampanye

Kate Smith hanya menunjukkan sedikit presentase audience untuk menerima

kampanyenya (perang obligasi). 7

Meskipun banyak yang mengkritik, efek tak terbatas ini masih diyakini

memiliki pengaruh yang kuat dalam “membentuk” benak audience. Paling tidak

ada beberapa hal berikut yang bisa dijadikan sebagai alasan, yaitu :

1. Pengulangan (Redundancy)

2. Mengidentifikasi dan memfokuskan pada audience terentu yang ditargetkan

Berbeda dengan asal usul “efek tidak terbatas” yang meragukan, sumber

model efek terbatas awalnya diperkenalkan oleh Joseph Klaper. Dalam

disertasinya yang berjudul “Pengaruh Media Massa” tahun 1960, ia

menyimpulkan bahwa media massa mempunyai efek terbatas berdasarkan

penelitiannya pada kasus kampanye publik, kampanye politik, dan percobaan pada

desain pesan yang bersifat persuasif. Klaper menyimpulkan “Ketika media

6 Ibid, hal 216 7 Msi. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2007), hal 217 

Page 29: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menawarkan isi yang diberitakan ternyata hanya sedikit yang bias mengubah

pandangan dan perilaku audience”. 8

Joseph Klaper dalam buku The Effect of Mass Communication (1960)

menunjukan bahwa faktor psikologis dan sosial ikut berpengaruh dalam proses

penerimaan pesan dari media massa. Faktor-faktor tersebut antara lain proses

seleksi, proses kelompok, norma kelompok, dan keberadaan pemimpin opini. Ada

dua hal yang mendasari mengapa efek terbatas bisa terjadi, yaitu :

1. Rendahnya terpaan media 2. Perlawanan. Perlawanan berasal dari individu sebagai audience

komunikasi massa. Perlawanan menjadi salah satu “alat penyaring” yang akan ikut mempengaruhi penolakan pesan-pesan media massa. Ini artinya, perlawanan lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan terpaan media massa itu sendiri. 9

Pendapat terakhir dan aktual tentang efek komunikasi massa adalah “efek

moderat”. Peran komunikasi massa ikut berubah dibarengi oleh peningkatan

pendidikan masyarakat. Ada beberapa hal yang ikut mempengaruhi proses

penerimaan pesan seseorang, misalnya selective exposure. Selective exposure

sebenarnya adalah gejala kunci yang sering dikaitkan dengan model efek terbatas,

tetapi bukti yang ada di lapangan justru sering bertolak belakang.

Dalam efek model moderat ini ada banyak variabel yang ikut mempengaruhi

penerimaan pesan. Tidak hanya dari media massa itu sendiri, tetapi faktor lain,

seperti : tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan, dan sistem nilai yang

dianutnya juga turut berpengaruh terhadap penerimaan pesan seseorang. Jadi

8 Ibid, hal 220 9 Msi. Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2007), hal 222 

Page 30: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

semakin tinggi tingkat pendidikan individu, semakin selektif untuk menerima

pesan-pesan yang berasal dari media massa. 10

Efek suatu komunikasi massa berupa realitas-realitas kemasyarakatan pada

dasarnya dimulai dari “individu-individu yang jumlahnya tak terbatas. Individu-

individu bersikap sendiri-sendiri menurut kondisinya masing-masing.” Oleh

karena itu kita dapat menyatakan, bahwa efek terjadi pada individu-individu dan

kemudian menjadi sikap masyarakat.

Menurut Astrid S. Susanto dalam Komunikasi Dalam Teori dan Praktek

menunjukkan bahwa efek suatu komunikasi pada umumnya terhadap individu

secara konkrit dapat diklasifikasi dalam tingkat-tingkat sebagai berikut :

1. Menerima idea, melaksanakan dan menganjurkan kepada orang lain. 2. Bisa menerima dan melaksanakan (tanpa merumuskan penganjurannya). 3. Idea bisa diterima tapi masih dipikirkan pelaksanaannya. 4. Idea tidak diterima. 5. Idea ditolak bahkan memikirkan kemungkinan mengambil saran / anjuran

dari pihak lawan A, yaitu C. 6. Menolak idea A dan mengambil / melaksanakan idea dari lawan A, yaitu

C. 7. Menolak idea dari A, menerima idea dari C (= lawan A) dan

menganjurkan penggunaan idea C kepada orang lain.11

Sesungguhnya suatu idea yang menyentuh dan merangsang individu dapat

diterima atau ditolak sebagaimana tingkat-tingkat efek yang tersebut itu atau

ditolak sebagaimana tingkat-tingkat efek itu, pada umumnya melalui proses :

1. Proses mengerti (proses kognitif)

2. Proses menyetujui (proses obyektif), dan

10 Ibid, hal 227 

11 Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek (Bandung : P.T. Rindang Mukti. 1977), hlm 164 

Page 31: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Proses perbuatan (proses sensmotorik) atau dapat juga dikatakan melalui

proses :

a. Terbentuknya suatu pengertian / pengetahuan (knowledge)

b. Proses suatu sikap menyetujui atau tidak menyetujui (attitude)

c. Proses terbentuk gerak pelaksanaan (practice)

Proses di atas menurut E. Rogers dan Schoemaker (1971) sebenarnya melalui

lima tahap, yaitu :

1. Kesadaran 2. Perhatian 3. Evaluasi 4. Coba-coba 5. Adopsi 12

Kelima tahap ini merupakan tahap dalam proses penyebaran sebuah ide atau

inovasi baru kepada anggota suatu sistem sosial yang dikenal sebagai difusi.

Difusi inovasi merupakan teori yang dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun

1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Everett Rogers

mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan

melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial.

Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu :

“as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system.”

Unsur-unsur difusi (penyebaran) ide-ide baru ialah (1) inovasi yang (2)

dikomunikasikan melalui saluran tertentu (3) dalam jangka waktu tertentu, kepada

(4) anggota suatu sitem sosial.

12 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktik. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009), hlm 165

Page 32: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Rogers dan Floyed Shoemaker (1987) menegaskan bahwa “difusi merupakan

tipe komunikasi khusus, yaitu mengkomunikasikan inovasi. Ini berarti kajian

difusi merupakan bagian kajian komunikasi yang berkaitan dengan gagasan-

gagasan baru, sedangkan pengkajian komunikasi meliputi semua bentuk pesan”

atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new

idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”

Jadi jika yang dikomunikasikan bukan produk inovasi, maka kurang lazim disebut

sebagai difusi.

Srinivas R Melkote dalam Communication for Development in the Third

World menyatakan bahwa :

“The diffusion of innovations theory has important theoretical links with communication effects research. As pointed out earlier, the emphasis was on communication effects : the ability of media messages and opinion leaders to create kmowledge of new practices and ideas and persuade the target to adopt the exogenously introduced innovations.” 13

Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa teotri difusi inovasi tak

bisa dipisahkan dari efek komunikasi. Teori difusi inovasi ini termasuk dalam

efek model moderat, karena banyak variabel yang ikut mempengaruhi penerimaan

pesan. Tidak hanya dari media massa, tetapi faktor lain, seperti : tingkat

pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan, dan sistem nilai yang dianutnya juga

turut berpengaruh terhadap penerimaan pesan seseorang. Jadi semakin tinggi

tingkat pendidikan individu, semakin selektif untuk menerima pesan-pesan yang

berasal dari media massa. Dalam hal ini penekannya adalah efek komunikasi yaitu

13 Srinivas R. Melkote, Communication for Development in the Third World, Theory and Practice ( New Delhi: Sage Publications. 1991), hlm 75

Page 33: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kemampuan pesan media dan opinion leader untuk menciptakan pengetahuan, ide

dan penemuan baru dan membujuk sasaran untuk mengadopsi inovasi tersebut.

Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota suatu sistem sosial menentukan tingkat adopsi : (1) relative advantage (keuntungan relative), (2) compatibility (kesesuaian), (3) complexity (kerumitan), (4) trialability (kemungkinan di coba), (5) observability (kemungkinan diamati).

Relative advantage adalah suatu derajat dimana inovasi dirasakan lebih baik dari pada ide lain yang menggantikannya.derajat keuntungan tersebut bisa dihitung secara ekonomis, tetapi faktor prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan juga merupakan unsur penting. Compatibility adalah suatu derajat dimana inovasi dirasakan ajeg atau konsisten dengan nilai – nilai yang berlaku, pengalaman dan kebutuhan mereka yang melakukan adopsi. Complexity adalah mutu derajat dimana inovasi dirasakan sukar untuk dimengerti dan dipergunakan. Trialability adalah mutu derajat dimana inovasi di eksperimentasikan pada landasan yang terbatas. Observability adalah suatu derajat dimana inovasi dapat disaksikan oleh orang lain.14

Dalam hubungan ini Sudikno memberikan gambaran bahwa sesuatu dikatakan

baru bila :

1. Menciptakan sesuatu yang baru, yang sebelumnya belum ada.

2. Menciptakan sesuatu yang baru dari yang sudah ada.

3. Memperbarui sesuatu dari yang sudah ada.15

Umumnya aplikasi komunikasi massa yang utama berkaitan dengan proses

adopsi inovasi ( hal – hal / nilai baru ). Kondisi perubahan sosial dan teknologi

dalam masyarakat melahirkan kebutuhan yang dapat menggantikan metode lama

dengan metode yang baru. Semua itu menyangkut komunikasi massa karena

berada dalam situasi dimana perubahan potensial bermula dari riset ilmiah, dan

kebijaksanaan umum yang harus diterapkan oleh masyarakat.

14 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar (Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2005), hlm 63 15 Sutopo JK, Komunikasi Pembangunan dan Komunikasi Kependudukan (Surakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 1986), hlm 51 

Page 34: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sesuai dengan pemikiran Rogers, terdapat empat unsur-unsur pokok dalam

difusi, yaitu:

1. Inovasi : gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

2. Saluran komunikasi : ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. Saluran komunikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a) Saluran interpersonal dan media massa.

Saluran interpesonal adalah saluran yang melibatkan tatap muka antara sumber dan penerima, antar dua orang atau lebih. Saluran media massa adalah penyampaian pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar, dapat menembus waktu dan ruang.

b) Saluran lokalit dan saluran kosmopolit. Saluran interpersonal dapat berifat kosmopolit, yakni jika menghubungkan dengan sumber di atau dari luar sistem. Sebaliknya bersifat lokalit jika hanya terbatas pada daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan saluran melalui media massa sudah pasti bersifat kosmopolit. Dalam difusi inovasi saluran komunikasi memiliki karakter kelebihan dan

kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, dalam menggunakan saluran komunikasi ini perlu mempertimbangkan berbagai hal. Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut : a) Saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan

dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi.

b) Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi.

c) Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).

d) Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).16

16 http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi 

Page 35: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Menurut Onong U. Effendi terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan

sifatnya, yaitu :

1. Komunikasi tatap muka (face to face communication) Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari komunikan. Pada komunikasi tatap muka terjadi umpan balik langsung (immediate feedback). Berdasarkan jumlah komunikan yang dihadapi komunikator, komunikasi tatap muka diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: a. Komunikasi antarpersona

Komunikasi antarpersona adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi ini paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika komunikasi berlangsung.

b. Komunikasi kelompok Pada dasarnya komunikasi kelompok (group communication) sama dengan komunikasi antarpersona, yang membedakannya adalah jumlah komunikannya. Karena jumlah komunikannya menimbulkan konsekuensi, maka

komunikasi kelompok diklasifikasikan menjadi : i) Komunikasi Kelompok Kecil

Situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil apabila terjadi komunikasi antarpersona dalam setiap komunikan. Dengan kata lain, antar komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog.

ii) Komunikasi Kelompok Besar Situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi besar apabila sukar terjadi komunikasi antarpersona antara komunikator dengan komunikan.

2. Komunikasi bermedia (mediated communication) Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya.17 Komunikasi tatap muka biasa kita sebut dengan komunikasi langsung

karena komunikator langsung berhadapan dengan komunikan. Selain itu, komunikator juga bisa langsung mengetahui timbal balik yang dilakukan oleh komunikan. Sedangkan komunikasi bermedia disebut juga komunikasi tidak langsung (indirect communication) karena komunikasi berlangsung melalui perantara media tertentu. Arus balik dari komunikan tidak bisa langsung

17 Onong U. Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2005), hlm 8.

Page 36: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dirasakan oleh komunikator. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan pada saat berkomunikasi.

3. Jangka waktu : proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

4. Sistem sosial : kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.18

Proses Keputusan Inovasi

The innovation-decision process merupakan proses mental yang mana

seseorang atau lembaga melewati dari pengetahuan awal tentang suatu inovasi

sampai membentuk sebuah sikap terhadap inovasi tersebut, membuat keputusan

apakah menerima atau menolak inovasi tersebut, mengimplementasikan gagasan

baru tersebut, dan mengkonfirmasi keputusan ini. Seseorang akan mencari

informasi pada berbagai tahap dalam proses keputusan inovasi untuk mengurangi

ketidakyakinan tentang akibat atau hasil dari inovasi tersebut.

Proses keputusan inovasi ini adalah sebuah model teoritis dari tahapan

pembuatan keputusan tentang pengadopsian suatu inovasi teknologi baru. Proses

keputusan inovasi dibuat melalui sebuah cost-benefit analysis yang mana

rintangan terbesarnya adalah ketidakpastian ( uncertainty).

Orang akan mengadopsi suatu inovasi jika mereka merasa percaya bahwa

inovasi tersebut akan memenuhi kebutuhan . Jadi mereka harus percaya bahwa

inovasi tersebut akan memberikan keuntungan relatif pada hal apa yang

digantikannya. Hal ini telah dibuktikan oleh C. C. Wong and P. L. Hiew melalui

18 http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi

Page 37: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

penelitiannya “Diffusion of Mobile Entertainment in Malaysia: Drivers and

Barriers“.

Di dalam riset ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling. Purposive sampling melibatkan orang-orang tertentu yang dianggap

tahu dalam menyediakan informasi yang diperlukan.

Penelitian dilakukan terhadap 384 orang yang berusia antar 18 sampai 25

tahun. Terminologi usia yang dipilah karena kaum muda merupakan segmentasi

awal dalam proses adopsi Mobile entertainment ini. Selain itu penelitian di

lakukan di tiga kota besar di Malaysia yaitu Klang Lembah ( Kuala

Lumpur/Selangor ( 34.5%1), Johore ( 13.2%1) dan Penang ( 6.9%1).

Dari penelitian tersebut terungkap sisi manfaat dirasa mempunyai dampak

yang paling penting pada pada proses difusi Mobile entertainment di Malaysia.

Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Malaysia

mengadopsi Mobile Entertainment karena sisi kemanfaatannya yang dirasa lebih

besar dibandingkan dengan factor yang lain.

“ Results of the survey also show that there are strong positive correlations between all the factors, with pricing issue — perceived benefit showing the strongest relationship.”19 Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup

hal-hal yang digambarkan sebagai berikut :

19 C. C. Wong and P. L. Hiew. “Diffusion of Mobile Entertainment in Malaysia : Drivers and Barriers”. World Academy of Science, Engineering and Technology, vol 33, no.11, pp. 135-138, 2005.

Page 38: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Sistem Sosial1. Norma-norma sistem2. Toleransi terhadap pe- nyimpangan3. Kesatuan komunikasi

Ciri-ciri Inovasi dalam penga-matan penerima1. Keuntungan relatif2. Kompatibilitas3. Kompleksitas4. Trialabilitas5. Observabilitas

(ANTACEDENT) (PROSES) (CONSEQUENCES)

SUMBER KOMUNIKASI

Tetap menolak

PERSUASIII

PENGENALANI

MENOLAK

KONFIRMASIIV

Diskontinuansi1. Ganti yang baru2. Kecewa

Pengadopsian terlambat

Terus mengadopsi

KEPUTUSANIII

Gambar 1.1 Paradigma Proses Keputusan Inovasi 20

1. Pengetahuan (Knowledge) : kesadaran individu akan adanya inovasi dan

pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.Tahap

Munculnya Pengetahuan ketika seorang individu (atau unit pengambil

keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan

keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

2. Persuasi (Persuasion) : individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju

terhadap inovasi. Tahap Persuasi ketika seorang individu (atau unit pengambil

keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik

3. Keputusan (Decisions) : individu melibatkan diri pada aktivitas yang

mengarah pada pilihan untuk menerima atau menolak inovasi.Tahap

Keputusan muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan

lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau

penolakan sebuah inovasi.

20 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 40

Page 39: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4. Implementasi (Implementation) : tahapan implementasi ketika sorang individu

atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

5. Konfirmasi (Confirmation) : individu mencari penguatan ( dukungan )

terhadap keputusan yang telah dibuatnya, tapi ia mungkin berbalik keputusan

jika ia memperoleh isi pernyataan peryantaan yang bertentangan. Tahapan

Konfirmasi, ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya

mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi

yang sudah dibuat sebelumnya. 21 Kelima langkah ini dapat digambarkan

seperti di bawah ini :

1. Knowledge Stage

Proses keputusan inovasi ini dimulai dengan Knowledge Stage. Pada

tahapan ini suatu individu belajar tentang keberadaan suatu inovasi dan mencari

informasi tentang inovasi tersebut. Apa, bagaimana, dan mengapa merupakan

pertanyaan yang sangat penting pada tahap ini. Pada tahap ini individu akan

menetapkan “Apa inovasi itu?, Bagaimana dan mengapa ia bekerja? Menurut

Rogers, pertanyaan ini akan membentuk tiga jenis pengetahuan (knowledge) :

a) Kesadaran / pengetahuan mengenai adanya inovasi. Pengetahuan jenis ini

akan memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan

kemudian akan mengadopsinya. Pada tahap ini inovasi mencoba

diperkenalkan pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang

produk tersebut. Karena kurangnya informasi tersebut maka maka masyarakat

21 Dodi Sukmayadi.2004. Cakrawala Inovasi Pendidikan: Upaya Mencari Model Inovasi (Book Report. Rogers, Everet M. (1983), 3rd, Diffusion of Innovations, The Free Press, N.Y). Bandung Program Pasca Sarjana- Universitas Pendidikan Indonesia. 

Page 40: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tidak merasa memerlukan akan inovasi tersebut. Rogers menyatakan bahwa

untuk menyampaikan keberadaan inovasi akan lebih efektif disampaikan

melalui media massa seperti radio, televisi, koran, atau majalah. Sehingga

masyarakat akan lebih cepat mengetahui akan keberadaan suatu inovasi.

b) Pengetahuan teknis, yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan

suatu inovasi dengan benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat

penting dalam proses keputusan inovasi. Untuk lebih meningkatkan peluang

pemakaian sebuah inovasi maka individu harus memiliki pengetahuan ini

dengan memadai berkenaan dengan penggunaan inovasi ini.

c) Pengetahuan prinsip, yaitu pengetahuan tentang prinsip-prinsip keberfungsian

yang mendasari bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh

dalam hal ini adalah ide tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan

vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan dan kampanye kesehatan.

Suatu inovasi dapat diterapkan tanpa pengetahuan ini, akan tetapi

penyalahgunaan suatu inovasi akan mengakibatkan berhentinya inovasi

tersebut. 22

Lalu apakah peranan para agen perubahan dalam menghasilkan ketiga jenis

pengetahuan tersebut? Kebanyakan agen perubahan tampaknya memusatkan

perhatian pada usaha untuk menciptakan awareness-knowledge yang sebenarnya

untuk tujuan ini akan lebih efisien dengan menggunakan jalur media masa. Para

agen perubahan mungkin akan memainkan peranan penting pada proses keputusan

inovasi ini apabila mereka berkonsentrasi pada how-to-knowledge, yang mungkin

22 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 45 

Page 41: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

akan lebih penting bagi para klien terutama pada tahap trial and decision pada

proses tersebut.

2. Persuasion Stage

Tahap Persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif

terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan

apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu

individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi , maka tahap

ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers

menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan),

sedangkan persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu,

karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat

ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan

mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

3. Decision Stage

Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau

menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adopsi (menerima) berarti bahwa inovasi

tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not to adopt

an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpamanya pada

keadaan suatu individu, maka inovasi ini akan lebih cepat diterima karena

biasanya individu tersebut pertama-tama ingin mencoba dulu inovasi tersebut

pada keadaannya dan setelah itu memutuskan untuk menerima inovasi tersebut.

Page 42: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses

keputusan inovasi ini. Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active

rejection dan passive rejection.

* Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi dan berfikir akan

mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak inovasi tersebut.

* Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berfikir untuk mengadopsi

inovasi.

4. Implementation Stage ( Tahap implementasi)

Pada tahap implementasi, sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan

tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat

ketidakpastiannya akan terlibat dalam difusi. Ketidakpastian dari hasil-hasil

inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan

memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat

ketidakpastian dari akibatnya. Apalagi bahwa proses keputusan inovasi ini akan

berakhir. Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang

mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam sebuah inovasi

jumlah individu yang terlibat dalam proses keputusan inovasi ini akan lebih

banyak dan terdiri dari karakter yang berbeda-beda.

Kapankah implementasi inovasi ini akan berakhir? Penemuan kembali

biasanya terjadi pada tahap implementasi ini, maka tahap ini merupakan tahap

yang sangat penting. Penemuan kembali ini adalah tingkatan di mana sebuah

inovasi diubah atau dimodifikasi oleh pengguna dalam proses adopsi atau

implementasinya. Rogers juga menjelaskan tentang perbedaan antara penemuan

Page 43: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dan inovasi (invention dan Innovation). Invention adalah proses di mana ide-ide

baru ditemukan atau diciptakan. Sedang inovasi adalah proses penggunaan ide

yang sudah ada. Rogers juga menyatakan bahwa semakin banyak terjadi

penemuan maka akan semakin cepat sebuah inovasi dilaksanakan.

5. Confirmation Stage

Ketika Keputusan inovasi sudah dibuat, maka si penguna akan mencari

dukungan atas keputusannya ini . Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi

terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan

tentang inovasi tersebut. Akan tetapi kebanyakan cenderung untuk menjauhkan

diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung

yang memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang

lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada

dukungan dan sikap individu. Tahap konfirmasi berlangsung setelah ada

keputusan untuk menerima atau menolak selama jangka waktu yang tak terbatas.

Pada tahap ini sesorang berusaha menghindari kenyataan yang menyimpang,

yang bertentangan dengan keputusannya. Adaikata terjadi hal itu, ia berusaha

memperrkecil ketidaksesuaian itu. 23

a) Dissonansi tindakan

Sebagian perubahan tingkah laku manusia terjadi karena adanya

ketidakselarasan (dissonansi) atau ketidakseimbangan internal. Jika seseorang

merasakannya, biasanya ia terdorong untuk mengurangi keadaan dengan jalan

merubah pengetahuan, sikap, atau tindakan-tindakannya.

23 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 45-49 

Page 44: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Discontiuance ( ketidakberlanjutan)

Discontinuance adalah suatu keputusan menolak sebuah inovasi setelah

sebelumnya mengadopsinya. Ketidakberlanjutan ini dapat terjadi selama tahap ini

dan terjadi pada dua cara :

* Pertama atas penolakan individu terhadap sebuah inovasi mencari inovasi lain

yang akan menggantikannya. Keputusan jenis ini dinamakan replacement

discontinuance.

* Yang kedua dinamakan disenchanment discontinuance. Dalam hal ini individu

menolak inovasi tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas hasil dari inovasi

tersebut. Alasan lain dari discontinuance decision ini mungkin disebabkan

inovasi tersebut tidak memenuhi kebutuhan individu. sehingga tidak merasa

adanya keuntungan dari inovasi tersebut.

Kategori Adopter

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter

(penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam

menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan

adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers

(1961). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut :

1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi.

Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan

ekonomi tinggi

Page 45: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam

penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang

dihormati, akses di dalam tinggi

3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi para pengikut awal.

Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.

4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam

penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi

atau tekanan social, terlalu hati-hati.

5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum

kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan

opinion leaders, sumberdaya terbatas.

Gambar 1.2 Pengkategorian Adopter berdasarkan keinovatifan 24

Dalam pelaksanaannya, sasaran dari difusi inovasi adalah para petani dan

anggota masyarakat pedesaaan. Usaha – usaha difusi inovasi pertama kali

dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1920-an dan 1930-an, dan sekarang

menjadi program – program pembagunan di Negara sedang berkembang. Usaha –

24 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 88-89 

Page 46: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

usaha ini tidak hanya berhubungan dengan masalah pertanian saja, tetapi juga

dengan masalah kesehatan, dan sosial politik.

Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama (mutual

understanding) antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan

(dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dalam

komunikasi inovasi, proses komunikasi antara (misalnya penyuluh dan petani)

tidak hanya berhenti jika penyuluh telah menyampaikan inovasi atau jika sasaran

telah menerima pesan tentang inovasi yang disampaikan penyuluh. Namun

seringkali (seharusnya) komunikasi baru berhenti jika sasaran (petani) telah

memberikan tanggapan seperti yang dikehendaki penyuluh yaitu berupa menerima

atau menolak inovasi tersebut.

Salah satu keberhasilan inovasi teknologi yang telah diadopsi secara luas

adalah inovasi di bidang komuniksi tanpa kabel (Innovation in the Wireless

Ecosystem) dimana alat komunikasi tanpa kabel ini telah mengubah dengan cepat

cara berkomunikasi manusia satu sama lain dan cara mengakses serta berbagi

informasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Gerald R. Faulhaber dan David

J. Farber dalam Innovation in the Wireless Ecosystem : A Customer-Centric

Framework.

“ Wireless communication has already radically changed the way that not only Americans, but people the world over communicate with each other and access and share information.“

Dalam penelitiannya, Gerald R. Faulhaber dan David J. Farber melihat

capaian wireless industry’s dalam tiga dimensi: (i) tingkat inovasi, (ii) bagaimana

kompetitif industri adalah, dan (iii) bagaimana kompetisi inovasi dalam wireless

Page 47: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

industry’s. Ternyata ketiga dimensi tersebut memperlihatkan tingkat inovasi yang

diterima oleh masyarakat dengan hasil yang luar biasa cepat.

“ All three segments of the wireless marketplace (applications, devices, and core networks) have extraordinary track records in innovation.This extraordinary innovation has been driven by the brutal competition that characterizes this industry. “25 Salah satu parameter tingkat adopsi inovasi dalam penelitian Gerald R.

Faulhaber dan David J. Farber adalah peningkatan permintaan konsumen dalam

mengakses suara dan data aplikasi yang mereka pilih. Gambar di bawah ini

menunjukkan peningkatan penggunaan alat-alat komunikasi tanpa kawat

(wireless) :

Gambar 1.3 Peningkatan Penggunaan Alat-Alat Komunikasi Tanpa Kawat

(Wireless) Di Amerika Tahun 2008

25 Faulhaber, Gerald R. and David J. Farber. “Innovation in the Wireless Ecosystem : A Customer-Centric Framework”. International Journal of Communication, 4 (1), pp. 73-112, 2010

Page 48: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dalam penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah inovasi

customer atau masyarakat selaku anggota sistem sosial dapat memutuskan untuk

menerima (mengadopsi) atau menolak suatu inovasi dalam persaingan pasar.

“ A customer - centric perspective should govern the FCC’s (Federal Communications Commission) actions in the wireless ecosystem: let customers decide what they want in this competitive market.” 26

Dari penelitian yang mereka lakukan, mereka mendapatkan hasil bahwa

tingkat adopsi masyarakat terhadap alat komunikasi tanpa kabel sangat tinggi. Hal

ini terlihat dari tingkat inovasi yang ada, persaingan pasar, dan tingkat persaingan

pasar yang memicu timbulnya inovasi.

Definisi Konseptual

1. Difusi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

Difusi merupakan proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui

saluran dan jangka waktu tertentu diantara anggota suatu sistem sosial. Inovasi

adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. 27

Jadi difusi inovasi merupakan proses dimana suatu gagasan, tindakan, atau

barang yang dianggap baru oleh seseorang dikomunikasikan melalui saluran dan

jangka waktu tertentu diantara anggota suatu sistem sosial.

Unsur-unsur utama dari proses difusi inovasi menurut Rogers dan Shoemaker

dikutip oleh Hanafi dalam buku Memasyarakatkan Ide-Ide baru terdiri dari

inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial.

26 Faulhaber, Gerald R. and David J. Farber. “Innovation in the Wireless Ecosystem : A Customer-Centric Framework”. International Journal of Communication, 4 (1), pp. 73-112, 2010 27 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 26 

Page 49: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1) Inovasi

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Kebaruan sebuah inovasi diukur secara subyektif, menurut individu

yang menangkapnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan inovasi adalah

Program Layanan Listrik Prabayar.

Listrik Prabayar, yaitu sistem pembayaran dan pembelian listrik yang dilkukan

diawal, sebelum pemakaian.28 Seperti namanya, maka sistem penggunaan meteran

ini seperti penggunaan pulsa telepon genggam dengan sistem Prabayar. Artinya,

pelanggan harus mengisi atau membayar terlebih dahulu rencana penggunaan

listrik sebelum listrik tersebut digunakan. Jadi, Layanan Listrik Prabayar

merupakan bentuk inovasi pelayanan PLN dalam menjual energi listrik dengan

cara pelanggan membayar dimuka. Layanan ini dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan konsumen/pelanggan.29

2) Saluran Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima

melalui media tertentu dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan saluran

komunikasi adalah alat dimana pesan dari sumber dapat diterima oleh

penerimanya.

Inti dari proses difusi adalah interaksi manusia dimana seseorang

mengkomunikasikan ide baru kepada seseorang atau sekelompok orang. Sifat

hubungan antara sumber dan penerima pesan ditentukan oleh kondisi apakah

sumber mau menceritakan ide baru kepada penerima. Saluran komunikasi sangat

28 http://bisniskeuangan.kompas.com/2009/01/25/program-layanan-listrik-prabayar 29 www.pln.co.id 

Page 50: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

penting dalam penyampaian ide dari sumber kepada penerima untuk menentukan

keputusan penerima apakah mengadopsi atau menolaknya.

Ada dua jenis saluran komunikasi yang digunakan dalam proses difusi, yaitu

melalui media massa dan komunikasi interpersonal. Media massa digunakan jika

sumber hanya ingin memberi tahu suatu inovasi kepada penerima karena dianggap

lebih efisien. Namun jika sumber ingin memperngaruhi penerima, maka

komunikasi interpersonal lebih tepat digunakan.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan saluran komunikasi apa yang dipilih

dalam proses difusi inovasi Program Layanan Listrik Prabayar dan bagaimana

proses difusi itu berlangsung.

3) Jangka Waktu

Waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam sebuah proses difusi

yang tampak dalam :

a) proses pengambilan keputusan

b) keinovatifan seseorang, apakah relatif lebih lambat atau lebih awal

c) kecepatan penagadopsian dalam suatu sistem sosial.30

Pengambilan keputusan inovasi adalah proses mental sejak awal mulai

menegenal suatu inovasi sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya,

dan pengukuhan terhadap keputusan itu. Sedangkan masa pengambilan keputusan

inovasi merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh

proses pengambilan keputusan inovasi atau disebut dengan adopsi.

30 Abdillah Hanafi, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. 1987), hlm 26 

Page 51: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Penelitian ini akan menggunakan indikator yang pertama sebagai pencatat

waktu yaitu proses pengambilan keputusan. Masa pengambilan keputusan dalam

penelitian ini dapat dilihat dari berapa lama waktu yang dibutuhkan masyarakat

kota Surakarta dalam pengambilan keputusan inovasi mulai dari pengenalan

sampai tahap menerima atau menolak Program Layanan Listrik Prabayar.

4) Anggota Sistem Sosial

Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai kumpulan unit yang berbeda secara

fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah, dalam

rangka mencapai tujuan bersama.

Anggota sistem sosial pada penelitian ini adalah masyarakat kota Surakarta.

Masyarakat kelurahan sendiri terbagi menjadi beberapa komponen yaitu PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta dan masyarakat kota Surakarta itu sendiri.

Dalam model komunikasi S-M-R-C-E terdapat efek yang ditimbulkan dalam

berkomunikasi. Begitu juga dengan difusi Program Layanan Listrik Prabayar ini.

Salah satu efek dan tujuan yang diharapkan dari Program Layanan Listrik

Prabayar adalah masyarakat bermigrasi dari system pembayaran pascabayar ke

prabayar bagi pelanggan lama dam bagi pelanggan baru mereka memilih

menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar. Partisipasi akan muncul setelah

masyarakat mengalami beberapa tahapan adopsi. Di dalam penelitian ini akan

dijelaskan sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat daloam menyukseskan

program ini.

Page 52: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Adopsi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

Adopsi merupakan proses keputusan menerima sebuah inovasi baru dengan

semua resiko yang menyertainya. Adopsi inovasi yang dilakukan masyarakat

adalah ketika mereka memutuskan untuk menggunakan (mengadopsi) Program

Layanan Listrik Prabayar.

Kecepatan proses penerimaan suatu inovasi yang disebarkan pada masyarakat

dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya sifat inovasi, saluran komunikasi,

keadaan masyarakat, peranan penyuluh dan jenis pengambilan keputusan.

Menurut Everet M. Rogers (1983) dalam Diffusion of Innovation, proses

adopsi memeliki beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :

1. Pengetahuan (Knowledge) merupakan tahap munculnya pengetahuan ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

2. Persuasi (Persuasion) merupakan tahap persuasi ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.

3. Keputusan (Decisions) merupakan tahap keputusan muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

4. Implementasi (Implementations) merupakan tahapan implementasi ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

5. Konfirmasi (Confirmation) merupakan tahapan konfirmasi, ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.31

Peneliti akan menjelaskan tahapan-tahapan adopsi dalam menerima Program

Layanan Listrik Prabayar menurut teori yang disampaikan oleh Everet M. Rogers

seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pada bab penyajian dan analisis data akan 31 Dodi Sukmayadi.2004. Cakrawala Inovasi Pendidikan: Upaya Mencari Model Inovasi (Book Report. Rogers, Everet M. (1983), 3rd, Diffusion of Innovations, The Free Press, N.Y). Bandung Program Pasca Sarjana- Universitas Pendidikan Indonesia. 

Page 53: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dijelaskan satu per satu tentang tahapan-tahapan adopsi dari teori Everet M.

Rogers ini. Pada setiap tahapan terjadi proses komunikasi.

Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir digunakan untuk memudahkan arah dalam penelitian.

Kerangka berfikir menjelaskan bagaimana proses berfikir peneliti dalam

mengadakan penelitian studi difusi inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap adopsi inovasi pada masyarakat Kelurahan

Jebres Surakarta. Adapun untuk lebih jelasnya kerangka berfikir ini akan disajikan

dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Difusi Inovasi

Dari tampilan gambar tersebut dapat terlihat bahwa kerangka pikir dalam

penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tentang proses difusi inovasi

Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap

adopsi inovasi pada masyarakat Surakarta.

Untuk mengetahui adopsi inovasi pada masyarakat umum, peneliti terlebih

dahulu harus mengetahui dan memahami secara mendalam elemen-elemen yang

Inovasi Layanan Listrik Pra Bayar

Adopsi inovasi oleh masyarakat umum

Paradigma Proses Keputusan Inovasi Program Layanan Listrik Pra Bayar : 1. Pengenalan 2. Persuasi 3. Keputusan 4. Implementasi 5. Konfirmasi

Unsur-unsur difusi : 1.Inovasi 2.Saluran Komunikasi 3.Jangka Waktu 4.Anggota sistem sosial

Page 54: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

bersangkutan, yaitu unsur-unsur difusi inovasi sendiri sebagi topik dalam

penelitian ini serta paradigma proses keputusan inovasi Program Layanan Listrik

Prabayar yang akan menentukan tingkat adopsi inovasi yang dilakukan oleh

masyarakat. Pada akhir penelitian ini, akan diketahui bagaimana proses difusi

inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

terhadap adopsi inovasi pada masyarakat Surakarta.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Metode adalah cara paling utama yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe

penetian deskriptif yang didukung dengan data kualitatif. Sebagai sebuah

penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peritiwa,

tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

(Rahmat, 1995:24). Sementara data kualitatif diperoleh dari pengolahan

informasi yang didapatkan dari sumber data primer melalui wawancara, dan

sumber data sekunder melalui dokumen resmi terkait.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di sebuah perusahaan BUMN di kota

Surakarta yaitu PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Beralamat di Jalan Brigjen

Slamet Riyadi No. 468 yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik bagi

kepentingan umum di wilayah Surakarta dan sekitarnya.

Page 55: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Selain itu penelitian ini mengambil lokasi di seluruh kota Surakarta,

dimana terdapat pengguna layanan listrik Prabayar.

3. Populasi dan Narasumber

Pemilihan narasumber pada penelitian kualitatif lebih bersifat selektif,

dimana peneliti mempergunakan bebagai pertimbangan berdasarkan konsep

teoritis yang digunakan, keinginan pribadi, karakteristik empiris dan

sebagainya. Pada riset kualitatif sampling mengarah pada generalisasi teoritis,

bukan perumusan karakter populasi. Oleh karena itu, cuplikan dalam

pendekatan ini lebih banyak bersifat “purposive sampling” (sample

bertujuan), dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu

dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui

suatu maslah secara mendalam.32

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai 13 orang narasumber. Peneliti

juga membagi dua narasumber. Pertama, menarik 5 orang pegawai PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta sebagai informan, dimana seluruhnya dinilai

memahami penuh tentang pengaplikasian proses difusi inovasi Program

Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap adopsi

inovasi pada masyarakat di Surakarta.

Kedua, peneliti juga mewawancarai 8 orang masyarakat di Surakarta

dimana sebelum menggunakan layanan listrik Prabayar, mereka adalah orang-

32 H.B. Sotopo, Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan terapannya dalam penelitian (Surakarta : Sebelas Maret University Press. 2002), hlm 21 

Page 56: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

orang yang biasanya menunggak pembayaran listrik setiap bulannya. Populasi

merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti.

Diharapkan dengan diadakannya penelitian di kedua lokasi ini, peneliti

dapat memperolah informasi yang sedetail-detailnya tentang karakteristik

masyarakat / pelanggan yang sudah memakai Layanan Listrik Prabayar. Serta

mendapat gambaran dan alasan komunitas yang sudah memperoleh difusi

inovasi Layanan Listrik Prabayar tetapi tidak memakai layanan tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu :

1) Data primer

Adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan, yaitu dari lokasi

penelitian di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dan masyarakat di

Surakarta.

2) Data sekunder

Merupakan data yang sumber utamanya diperoleh dengan cara

mengutip atau memperoleh data dari yang sudah tersedia dan berkaitan

dengan Difusi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta terhadap adopsi inovasi pada masyarakat di

Surakarta.

b. Teknik Pengumpulan Data

1) Adapun teknik pengumpulan data primer adalah :

Page 57: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

- Wawancara / interview

Yaitu teknik mendapatkan data dengan cara mengadakan

komunikasi langsung dengan informan yang relevan dengan obyek

penelitian. Disini peneliti melakukan kegiatan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan tetap berpegang

pada interview guide.

- Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengali data dari sumber

data yang berupa peristiwa, tempat, atau lokasi, dan benda, serta

rekaman gambar. Disini peneliti menggunakan teknik obsrvasi

non-partisipasi dimana peneliti melakukan penelitian tanpa

melibatkan diri.33

2) Adapun teknik pengumpulan data sekunder adalah :

Untuk mendapatkan data sekunder, peneliti melakukan penelitian

kepustakaan yang merupakan pendukung dan pelengkap penelitian di

lapangan. Studi pustaka ini dilakukan dengan identifikasi literatu –

literature berupa buku-buku, maupun artikel – artikel dan jurnal yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mengumpulkan bahan –

bahan yang berupa company profile, brosur, tabel, maupun grafik serta

bahan – bahan pustaka lain yang berhubungan dengan obyek

penelitian.

33 H.B. Sotopo, Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan terapannya dalam penelitian (Surakarta : Sebelas Maret University Press. 2002), hlm 64 

Page 58: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5. Teknik Validitas Data

Untuk meningkatkan validitas data, dalam penelitian ini menggunakan

cara triangulasi data atau triangulasi sumber yaitu mengumpulkan data sejenis

dari berbagai sumber data yang berbeda. Dengan demikian kebenaran data

yang satu akan dikonfirmasikan dengan data yang diperoleh dari sumber data

yang lain, sehingga data-data yang terkumpul dalam penelitian ini akan

terjamin validitasnya.

Sedangkan menurut H.B. Sutopo, cara ini mengarahkan peneliti agar

didalam mengumpulakan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data

yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantab

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Dengan

demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji

kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari

sumber yang lain yang berbeda baik kelompok sumber sejenis maupun sumber

yang berbeda jenisnya.34

6. Teknik Analisa Data

H.B. Sutopo menjelaskan analisis merupakan proses pencarian dan

perencanaan secara sistematik semua data dan bahan yang telah terkumpul

agar peneliti mengerti benar makna yang telah dikemukakannya, dan dapat

menyajikan kepada orang lain secara jelas.

Dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak dilakukan

setelah data terkumpul sepenuhnya, tetapi dilakukan bersamaan dengan proses

34 Mattew B. Milles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI Press. 1992), hlm 434 

Page 59: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang

tercakup dalam permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data dipergunakan

dalam penelitian ini mengacu pada model analisis interaktif (interactive model

analysis) yang terdiri dari 3 komponen analisis data, yaitu :

a. Reduksi data

Reduksi data dapat dikatakan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi kata “kasar”

yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

berlangsung terus – menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif

berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan –

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data

Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset

dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data. Dalam hal ini peneliti

akan dapat mengerti tentang apa yang sedang terjadi serta memungkinkan

untuk mengerjakan system analisis / tindakan lain berdasarkan pengertian

tersebut.

c. Penarikan kesimpulan

Dari sajian data yang telah disusun, selanjutnya peneliti dapat menarik

sebuah kesimpulan.

Page 60: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Ketiga komponen tersebut aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses

pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Penelitian bergerak

diantara ketiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, serta

kesimpulan yang berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai

pegangan utama proses siklus. Jadi, apabila dalam penelitian data yang telah

terkumpul dirasakan masih belum cukup kuat mendekung proses analisis,

maka peneliti dapat menyusun pertanyaan baru untuk mengumpulkan data

kembali. Begitu pula dalam proses penarikan kesimpulan, jika masih

memerlukan data baru, peneliti dapat melakukan pengumpulan data kembali.

Dengan demikian analisis data yang dihasilkan cukup matang.

Keseluruhan aktivitas di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.4 : Komponen – Komponen Analisis Data Model Interaktif 35

35 Mattew B. Milles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI Press. 1992), hlm 16  

Reduksi Data Penyajian Data

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Page 61: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Deskripsi Lokasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

1. Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero)

Ketenagalistrikan di bumi Indonesia dimulai sejak zaman Belanda

pada akhir abad ke – 19, bermula dari munculnya ketenagalistrikan yang

dibangkitkan oleh beberapa perusahaaan Belanda untuk keperluan sendiri,

diantaranya pabrik gula. Ketenagalistrikan yang dimaksud adalah segala

sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik.

Kelistrikan untuk kemanfatan umum dimulai pada saat perusahan swasta

Belanda yaitu CV. Nign di Batavia. Perusahan ini semula bergerak di

bidang gas, akan tetapi dikemudian hari memperluas usahanya di bidang

kelistrikan untuk kepentingan umum. Kemudian mulai tahun 1893 oleh

pemerintah daerah pada zaman penjajahan Belanda banyak didirikan

perusahaan listrik yaitu Batavia (sekarang Jakarta), Surabaya, Medan,

Palembang, Makasar, dan Ambon.

Adapun di Surakarta, ketanalistrikan dimulai pada tahun 1901 yang

ditandai dengan berdirinya N.V Solosche Electric Itet Mij (SEM) di

Surakarta yang berkantor di Purwosari. Sampai dengan tahun 1927

kemudian kantor tersebut pindah di Purbayan. Usaha Perlistrikan saat itu

penguatnya hanya terdiri dari dua mesin diesel yang pengoperasiannya

hanya hidup pada malam hari saja. Baru pada tahun 1936 mulai ada aliran

Page 62: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

listrik (stroom) siang hari karena sudah ada Dagstrom. Ketika itu layanan

listrik sudah punya ranting di daerah Klaten, Boyolali, dan Sragen.

Selanjutnya tahun 1942 kekuasaan diambil alih dari tangan Belanda ke

tangan Jepang. Jepang menguasai perlistrikan di Indonesia, berlangsung

sampai tahun 1945 dengan nama diganti menjadi Jawa Dengki Jigiyoso

(Listrik Jawa Tengah).

Setelah Indonesia merdeka, beberapa waktu setelah Proklamasi

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,

tepatnya bulan September 1945 penguasaan listrik diambil alih oleh

pemerintah Republik Indonesia dari tangan Jepang. Namanya kemudian

berganti menjadi Jawatan Listrik dan Gas. Melalui penetapan pemerintah

No, 1 / S.D. Tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 Jawatan Listrik dan

Gas ditetapkan masuk dalm Departemen Pekerjaan Umum.

Oleh sebab itu, kemudian tanggal 27 Oktober 1945 dianggap

mempunyai nilai historis dan nilai formal sebagai mulainya pengelolaan

ketenagalistrikan secara nasional di Indonesia. Hari bersejarah ini

diperingati pertama kali tanggal 27 Oktober 1946 di Gedung Badan

Pekerjaan Komite Nasinal Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakarta.

Namun, pada masa perang kemerdekaan yaitu dengan adanya

Agresi Militer Belanda I dan II sebagian besar perusahaan – perusahaan

listrik dikuasai kembali oleh Belanda, tepatnya tahun 1948 perusahaan

listrik diambil alih oleh Belanda dan kembali kemana semula yaitu SEM

(Solosche Electric Itet Mijj) yang berkantor di Lojiwetan (Timur Beteng).

Page 63: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dalam upaya menegakkan dan memperjuangkan kekuasaan Pemerintah

Republik Indonesia maka kemudian dikeluarkan Surat Pemerintah No.

SP/PM/077/1957 tertanggal 10 Desember 1957 yang berisi perintah atau

tindakan Penguasa Militer Pusat untuk melakukan pengambilalihan

perusahaan milik negara itu, kemudian dituangkan dalam bentuk UU

No.86 Tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958.

Sejak saat itu perusahaan pelistrikan secara ‘de facto’ kemudian

diambil alih kembali oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1959 dikeluarkan

Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1959 tentang Nasionalisasi perusahaan

listrik dan gas milik Belanda berada ditangan bangsa Indonesia yang

selanjutnya berganti nama menjadi Perusahaan Listrik Negara atau yang

disingkat PLN.

Dalam tindak lanjutnya PLN kemudian berpijak pada peraturan

pemerintah No.67 tahun 1961 tentang pendirian Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Listrik Negara yang pada dasarnya sebagai pelaksana Undang

– Undang No.19 Perpu tahun 1960 khususnya pasal 20 ayat (1) sub a maka

didirikanlah suatu Badan Pimpinan Umum yang diserahi tugas

menyelenggarakan penguasaan dan pengurusan atas perusahaan –

perusahaan milik nwgara yang bergerak di bidang Listrik dan Gas milik

Belanda yang telah dikenakan nasionalisasi berdasarkan Undang – Undang

No.86 Tahun 1958 jo P.P No.18 Tahun 1958.

Dalam perkembangan kemudian, tahun 1965 Badan Pimpinan

Umum Perusahaan Listrik Negara ini dibubarkan dengan pertimbangan

Page 64: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

untuk mempertinggi daya guna dan daya kerja maka perusahaan –

perusahaan dibidang tenaga listrik dan industri gas dibentuk sebagai

kesatuan – kesatuan usaha dibidang ekonomi yang berfungsi untuk

menyelenggarakan krmudian kemanfaatan umum. Dalam realisasinya

diterbitkan Peraturan Pemerintah Nonor 19 tahun 1965 tentang (1)

Pembubarab Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara dan (II)

Pendirian Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Gas Negara

(PGN).

Sejalan dengan perkembangan kebijakan pemerintah tentang

bentuk – bentuk Usaha Negara sebagimana dituangkan dalan Instruksi

Presiden No.17 tahun 1967, Perpu No.1 Tahun 1969 dan Undang –

Undang No.9 Tahun 1969 Perusahaan Listrik Negara (PLN) terhitung

mulai tahun 1972 statusnya ditingkatkan menjadi perusahaan Umum

(Perum) Listrik Negara (PP No.18/1972 jo PP No.54/1972).

Pengertian perum yaitu perusahaan yang melayani kepentingan

umum sekaligus mencari keuntungan. Selanjutnya mulai tahun 1994

sampai sekarang status perusahaan ketenagalistrikan berubah menjadi PT.

PLN (Persero). Oleh karena itu, kini ketenagalistrikan di Surakarta

bernama PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta Area Pelayanan dan Jaringan Cabang Surakarta.

Page 65: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh

kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada

potensi insani.

Misi :

1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan

pemegang saham

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto, Falsafah, dan Logo Perusahaan

1) Motto

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better

Life).

2) Falsafah Perusahaan

Pembawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat

yang produktif.

3) Logo Perusahaan

Page 66: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4. Tujuan Perusahaan

Tujuan, sifat dan maksud PT. PLN (Persero) memiliki dasar pada

Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1994, yaitu :

1) Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus

menumpuk keuntungan berdasarkan prinsup pengelolaan

perusahaan.

2) Mengusahakan penyediaan tenaga listik dalam jumlah dan mutu

yang memadai dengan tujuan untuk :

a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara

adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan

ekonomi.

b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai

pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani

kebutuhan masyarakat.

3) Merintis kegiatan – kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.

4) Menyelenggarakan usaha – usaha lain yang menunjang usaha

penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

5. Tata Nilai Anggota Perusahaan

• Saling percaya (Mutual Trust)

• Integritas (Integrity)

• Peduli (Care)

• Pembelajar (Learner)

Page 67: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Peka tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat

memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

Penghargaan pada harkat dan martabat manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala

kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak

asasi dalam menjalankan bisnis.

Integritas

Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam

pengelolaan bisnis.

Kualitas produk

Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan

terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan

perusahaan.

Peluang untuk maju

Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap

anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai

dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

Inovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota

perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan

karya inovatif.

Page 68: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Mengutamakan kepentingan perusahaan

Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan

menjamin di dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi

kepentingan perusahaan.

Pemegang saham

Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya

meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

6. Prinsip – Prinsip Etika Kerja

Sebagai perusahaan listrik terkemuka PLN memegang teguh Etika

Kerja yang dituangkan dalam sembilan prinsip, yaitu :

1) Penghargaan pada harkat dan martabat manusia

2) Menjaga nama baik perusahaan

3) Peka dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

4) Persaingan yang sehat dan transparan

5) Mengutamakan kepentingan perusahaan

6) Menekankan prinsip profesionalisme

7) Membangun hubungan kemitraan

8) Menjalankan Good Corporate Governmance

9) Menekankan prinsip Good Corporate Citizen

7. Dasar Hukum Perusahaan

1) Anggaran Dasar PLN tahun 1998.

Page 69: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2) Peraturan Pemerintah No.23 tentang pengalihan Bentuk perusahaan

Umum (perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan

(persero).

3) Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1998 tentang Perusahaan

Perseroan (persero).

4) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1998 tentang Pengalihan

kedudukan dan Tugas.

5) Instruksi Presidan No. 15 Tahun 1998 tentang Pengalihan

Pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan (persero) dan Perseroan

Terbatas yangsebagian shamnya dimiliki Negara Republik

Indonesia kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

8. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Dalm melaksanakan kegiatan – kegiatannya, PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta membagi tugas –tugas pelaksanaan kegiatan tersebut ke

dalam beberapa divisi yang mempunyai tanggung jawab dan

kewenangan masing – masing berdasarkan deskripsi pekerjaannya.

Adapun bagian – bagiannya dalah sebagi berikut :

Manajer Unit APJ (dibantu oleh Asisten Manajer Unit yang terdiri

dari sembilan bagian), Asisiten Manajer Pemasaran, Asisten

Manajer Niaga, Asisten Manajer Manajer Unit APJ (dibantu oleh

Asisten Manajer Unit yang terdiri dari sembilan bagian), Asisiten

Manajer Pemasaran, Asisten Manajer Niaga, Asisten Manajer

Page 70: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Distribusi, Asisten Manajer Keuangan dan Asisten Manager SDM

dan Administrasi.

Adapun sembilan bagian Asisten Manager Unit adalah :

Asisten Manajer Unit Kinerja; Asisten Manajer Unit Pengendalian

Losses dan PJU; Asisten Manajer Pelaksana dan Penertiban Tenaga

Listrik; Asisten Manajer Unit Perencanaan; Asisten Manajer Unit

Account Executive; Asisten Manajer Unit Hukum; Asisten Manajer

Unit Humas, Kemitraan dan Bina Lingkungan; Asisten Manajer Unit

Lingkungan dan keselamatan Ketenagalistrikan; dan Asisten Manajer

Unit Automatic Meter Reading.

9. Divisi – Divisi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Pembagian divisi – divisi dalam pelaksanaan kegiatan di PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta dapat dilihat secara lengkap pada struktur

organisasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut ini :

a. Manajer Area Pelayanan Jaringan

→ Menyusun perkiran kebutuhan listrik

→ Menyusun dan memerapkan program penjualan listrik

→ Memantau perkembangan jumlah pelanggan dan jenis tarif

→ Menyusun program peningkatan kualitas pelayanan pelanggan

→ Mengkoordinir dan mengendalikan pengoperasian jaringan

tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR),

sambungan rumah (SR) dan APP-nya.

Page 71: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

→ Mengkoordinir pembuatan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan

(RKAP).

→ Melaksanakan kegiatan Pembinaan Kemitraan.

→ Menangani permasalah hukum yang terjadi di lingkungan area.

→ Melaksanakan pengelolaan SDM, keuangan dan administrasi.

→ Membuat evaluasi secara berkala terhadap kegiatan pengelolaan

pemasaran, niaga, distribusi, keuangan, SDM, dan administrasi.

→ Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok sesuai

prosedur yang ditetapkan.

b. Asisten Manajer Pemasaran

→ Memberi masukan untuk penetapan harga listrik.

→ Menyusun perkiran energi

→ Membuat usulan pengenbangan produk dan jasa baru.

→ Melaksanakan riset pasar.

→ Menyusun metode dan petunjuk pelaksanaan segmentasi pasar.

→ Menyusun metodedan petunjuk promosi.

→ Melaksanakan kegiatan kehumasan dan penyuluhan

ketenagalistrikan dan prosedur pelayanan kepada pelanggan dan

masyarakat.

→ Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan pemasaran dan encana

perbaikan.

Page 72: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c. Asisten Manajer Niaga

→ Mengkoordinir proses administrasi PB dan PD pada konsumen

selektif.

→ Secara aktif membantu Unit dalam manajemen baca meter.

→ Mengelola dan mengkoordinir hasil penjualan tenaga listrik

→ Memonitor pengelolaan piutang

→ Mengelola pemutusan dan penyambungan pelanggan yang

menunggak.

→ Mengkoordinir pelaksanaan P2TL pada unit dibawahnya.

→ Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi.

→ Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan rncana

perbaikannya.

d. Asisten Manajer Distribusi

→ Membuat design konstruksi berdasarkan design standar.

→ Menyusun usulan pengembangan distribusi.

→ Membut analis kinerja jaringan distribusi.

→ Menyusun rencana operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

→ Menyusun SOP pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jringan

distribusi.

→ Membantu pelaksanaan PB dan PD pada konsumen selektif.

→ Melaksanakan pembangunan jaringan distribusi dan sarana lainnya.

→ Melaksanakan administrasi pembangunan.

→ Melahirkan pemutakhiran peta jaringan distribusi.

Page 73: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

→ Mengelola peneraan dan pengujian peralatan distribusi.

→ Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan

distribusi serta rencana perbaikannya.

e. Asisten Manajer Keuangan

→ Menyusun cash flow.

→ Menyusun dan memantau anggaran belanja dan pendapatan APJ

dan UPJ.

→ Membuat laporan hasil penjualan listrik dan pendpatan lainnya.

→ Melaksanakan rekonsiliasi dan pengawasan aliran pendapatan

(Receipt)

→ Melaksanakan tata laksana perbekalan.

→ Melaksanakan dan mengkoordinir pembiayaan operasi dan

investasi.

→ Membuat laporan keuangan secara berkala.

→ Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan keuangan dan rencana

perbaikannya.

f. Asisten Manajer SDM dan Administrasi.

→ Menyusun dan mengusulkan Formasi Tenaga Kerja (FTK).

→ Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai.

→ Melaksanakan pengembangan karier pegawai.

→ Melaksanakan updating karier pegawai.

→ Melaksanakan kinerja karier pegawai.

→ Menyusun dan mengusulkan mutasi pegawai.

Page 74: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

→ Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

→ Mengelola penyusunan anggaran pegawai dan pembayaran

penghasilan pegawai.

→ Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor.

→ Melaksanakan pembinaan keamanan dan K3.

→ Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan SDM dan administrasi

serta rencana perbaikannya.

g. Asisten Manajer Humas, Kemitraan, dan Bina Lingkungan

Dalm struktur organisasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, divisi

hubungan masyarakat digabungkan dengan bagian hukum dan

administrasi. Adapun fungsi bidang Humas, Hukum, dan Administrasi

adalah sebagai berikut :

→ Menyusnun kebijakan dan mengelola hubungan kemasyarakatan

dan pelanggan naik internal maupun eksternal.

→ Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem

pengaman dan manajer kantor.

→ Menyusun kebijakan K3, lingkungan dan community development.

→ Menyusun kebijakan administrasi.

→ Menyusun dan mengkaji produk – produk hukum, dan peraturan –

peraturan perusahaan.

→ Memberikan advokasi dalam bisnis energi listrik dan

ketebnagakerjaan.

→ Menyusun standar fasilitas kantor.

Page 75: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

→ Mengelola aset tanah dan bangunan serta sarana kerja.

→ Mengelola kesekretariatan dan rumag tangga kantor induk.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, bidang humas, Hukum, dan

Administrasi membawahi beberapa sub bagian dan dibantu oleh

fungsional ahli.

• Deputi Manajer Hukum

a. Membuat produk – produk hukum yang diperlukan perusahaan.

b. Mengkaji produk – produk hukum dan peraturan yang masih ada di

perusahaan secra periodik dan mengusulkan penyempurnaan.

c. Meneliti dan memeriksa kebenaran setiap produk hukum yang akan

ditangani oleh General Manajer.

d. Menyampaikan saran dan pendapat dalam menyelesaikan maalah

hukum yang berkaitan dengan perusahaan.

e. Menyelesaikan proses letigasi dan non letigasi mewakili perusahaan.

f. Memberikan layanan jasa hukum bagi pegawai dan perusahaan.

g. Menyusun sistem informasi dokumentasi hukum.

h. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam pelayanan jaa hukum.

i. Melaksanakan sosialisasi produk hukum dan peraturan kepada

pegawai, unit, dan masyarakat.

j. Membantu menyelesaikan P2TL dari aspek legal.

• Deputi Manajer Administrasi Umum dan Fasilitas

Page 76: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan tata usaha kesekretariatan

dan rumah tangga kantor.

b. Melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian

peralatan kantor dan sarana kerja.

c. Mengatur kegiatan yang berkaitan dengan angkutan dan kendaraan,

pengendalian BBM dan biaya pemeliharaan kendaraan dinas.

d. Membuat rencana fasilitas dan sarana kantor.

e. Mengkoordinir pengelolaan fasilitas dan sarana kantor, inventarisasi

dan pengamanannya.

f. Mengkoordinir keamanan kantor dan melakukan pembinaan satuan

keamanan dan unit – unit.

g. Mengendalikan biaya adminitrasi dan pemeliharaan sarana kantor.

• Deputi manajer Hubungan Masyarakat dan Peduli

Lingkungan.

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan Kehumasan

(Public Relations), Peduli Lingkungan (Community Development),

kemitraan dan perpustakaan. Dalam menjalankan tugas – tugas tersebut,

bidang ini mempunyai fungsi :

a. Menyusun kebijakan dan mengelo komunikasi internal maupun

eksternal.

b. Melaksanakan hubungan masyarakat kepada semua pihak.(public

relations).

Page 77: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Menciptakan dan membangun opini publik yang positif guna menjaga

dan meningkatkan citra perusahaan.

d. Melaksanakan tugas – tugas protokolir.

e. Menyosialisasilkan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan

pelayanan publik.

f. Melakukan evaluasi pndapatan publik dan monitoring komplain yang

berkaitan dengan aktivitas perusahaan.

g. Menyusun kebijakan pengelolaan peduli lingkungan (Community

Development).

h. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan kemitraan.

i. Melakukan manajement perpustakaan.

10. Lingkup PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Wilayah kerja PT. PLN (Persero) APJ Surakarta mejangkau di hampir

semua kabupaten dan kotamadya dalam Propinsi Jawa Tengah. Pemetaan

wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Pemetaan Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

No. Wlayah Kerja Alamat

1. PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta

Jl. Slamet Riyadi 468 Surakarta

Telp. (0271) 722091, 722123

www.plnsolo.co.id

2. UPJ Surakarta Kota Jl. Slamet Riyadi 468 Surakarta

Telp. (0271) 641123, 645646

3. UPJ Manahan Jl. MT Haryono No. 29 Surakarta

Telp. (0271) 712913, 723237

Page 78: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4. UPJ Kartasura Jl. Indronoto No.20 Ngabeyan

Kartasura

Telp. (0271) 780758

5. UPJ Grogol Jl. Langenharjo No.462 Sukoharjo

Telp. (0271) 622265

6. UPJ Sukoharjo Jl. Jakgung R Suprapto No.5

Sukoharjo

Telp. (0271) 593038, 590266

7. UPJ Wonogiri Jl. Prof. Dr. Ir. Sutami Wonogiri

Telp. (0273) 321613

8. UPJ Jatisrono Pandeyan RT 02/06 Jatisrono

Telp. (0271) 411431

9. UPJ Karanganyar Jl. Cik Di Tiro Karanganyar

Telp. (0271) 5890658

10. UPJ Palur Jl. Nussa Indah No. 47 Perumnas

Palur

Telp. (0271) 825951, 825953

11. UPJ Sragen Jl. RA Kartini Sragen

Telp. (0271) 891134, 892361

12. UPJ Sumberlawang Jl. Raya Solo – Purwadadi Km 28

Telp. (0271) 7088008

11. Kepegawaian PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

1) Jumlah Karyawan

Dalam penempatannya secara kuantitatif bila dilihat dari posisi jabatan

atau bidang kerja PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan

Surakarta dapat diketahui jumlah karyawannya adalah 325 orang. Terkait

dengan jumlah karyawannya tersebut, maka dapat dilihat tabel berikut ini.

Page 79: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 2.2

Komposisi Karyawan Berdasarkan Bidang Kerja

Di PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta

NO. UNIT JUMLAH

1. Manajer APJ Surakarta 1

2. Fungsional Ahli APJ Surakarta 10

3. Pemasaran 12

4. Niaga 12

5. Adistribusi 44

6. Keuangan 8

7. SDM dan Administrasi 6

8. UPJ Karanganyar 19

9. UPJ Sukoharjo 21

10. UPJ Grogol 20

11. UPJ Wonogiri 20

12. UPJ Sragen 22

13. UPJ Palur 19

14. UPJ Kartasura 19

15. UPJ Jatisrono 19

16. UPJ Sumberlawang 20

17. UP Manahan 17

18. UP Surakarta Kota

Jumlah Keseluruhan

16

296 Sumber : Data Kepegawaian PT. PLN (Persero) APJ Surakarta 2009

2) Jam Kerja

Jam kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) APJ Surakarta secara

umm sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan perundangan

Page 80: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

yaitu 8 jam sehari. Jumlah tersebut dalam pelaksanaannya diatur

sebagai berikut :

a. Senin – Kamis : pukul 07.00–16.00 WIB, termasuk istirahat 1 jam

b. Jumat : pukul 06.30–14.30 WIB,termasuk istirahat 1,5 jam

c. Sabtu – Minggu : Libur

d. Khusus untuk layanan gangguan buka selama 24 jam.

3) Rekuitman

B. Program Layanan Listrik Prabayar

1. Pengertian Program Listrik Prabayar

Program Listrik Prabayar, yaitu inovasi PLN dengan sistem pembayaran

dan pembelian listrik yang dilakukan diawal, sebelum pemakaian. 36 Seperti

namanya, maka sistem penggunaan meteran ini seperti penggunaan pulsa telepon

genggam dengan sistem Prabayar. Artinya, pelanggan harus mengisi atau

membayar terlebih dahulu rencana penggunaan listrik sebelum listrik tersebut

digunakan.

2. Tujuan Program Layanan Listrik Prabayar

Tujuan diluncurkannya program ini adalah sebagai berikut :

a. Menekan tingginya angka tunggakan pembayaran listrik di area Surakarta dan

sekitarnya.

b. Menekan komplain dari pelanggan.

36 http://bisniskeuangan.kompas.com/2009/01/25/program-layanan-listrik-prabayar  

Page 81: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

c. Menekan biaya operasional pemenuhan kebutuhan listrik di kota

Surakarta.

d. Sebagai akurasi data bagi PT.PLN (Persero) APJ Surakarta.

3. Sasaran Program Layanan Listrik Prabayar

Sasaran utama dari program ini adalah para pelanggan yang tidak tepat waktu

dalam membayar tagihan listrik atau para penunggak, orang – orang yang tingkat

mobilitasnya tinggi, dan untuk rumah yang kosong yang sering ditinggal oleh

pemiliknya.

4. Manfaat Program Layanan Listrik Prabayar

Banyak manfaat yang didapat oleh pelanggan dengan adanya program

prabayar ini, antara lain :

a. Pelanggan dapat dengan mudah memantau pemakaian listriknya setiap saat.

b. Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik

sesuai anggaran belanja.

c. Pelanggan tidak lagi berurusan dengan pencatat meter dan jadwal

pembayaran setiap bulan.

d. Pelanggan dapat membeli token (isi ulang energy listrik) di payment point,

ATM dengan jaringan yang luas dan outlet-outlet PPOB.

e. Tidak ada istilah menunggak.

f. Privasi pelanggan tidak terganggu.

g. Tidak dikenakan Uang Jaminan Langganan.

h. Pelaksanaan penyambungan cepat.

Page 82: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Layanan listrik prabayar ini dilengkapi dengan PLN Prepaid yang

menggunakan kwh-meter, dimana kwh-meter ini dirancang khusus dengan

kemampuan, antara lain :

a. Menampilkan besarnya pemakaian listrik dan sisa “token-kwh” setiap saat.

b. Menyimpan data historis sejumlah transaksi pengisian “token-kwh”.

c. Member sinyal otomatis bila sisa “token-kwh” hamper habis.

5. Proses Pemasangan Listrik Prabayar

Pengajuan pemasangan listrik Prabayar pelanggan dapat datang ke loket

pelayanan PLN dengan proses sebagai berikut :

a. Calon pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP dan sket

lokasi

b. Penerbitan surat persetujuan

c. Pelanggan menyampaikan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

d. Calon pelanggan membayar biaya penyambungan dan token perdana

e. Calon pelanggan menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga

Listrik (SPJBTL)

f. Petugas PLN melaksanakan penyambungan

Listrik prabayar ini bukan hanya untuk pelanggan pasang baru, namun

pelanggan pascabayar (existing) pun dapat mengajukan migrasi dari pascabayar

ke prabayar. Pelanggan pascabayar yang akan bermigrasi ke listrik prabayar,

syarat dan proses layanan sebagai berikut :

a. calon pelanggan melakukan pendaftaran di kantor pelayanan PLN terdekat

dilengkapi dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan denah lokasi

Page 83: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Penerbitan surat persetujuan

c. Membayar setrum perdana Rp 20.000,-

d. Menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

e. Petugas melaksanakan penyambungan dan penggantian meter dengan

meter prabayar.

6. Token

Token adalah kode yang di masukkan ke Meter Listrik Prabayar sehingga

dapat menyalurkan sejumlah listrik (kWh) tertentu ke instalasi konsumen. Token

terdiri dari 20 (dua puluh) angka yang bersifat unik, hanya berlaku untuk satu

nomor seri kwh-meter tertentu saja. Agar listrik tidak padam sewaktu – waktu

karena nilai “token-kwh” didalam kwh meter telah habis, maka nilai “token kwh”

dapat diisi ulang sendiri oleh pelanggan yang bersangkutan melalui voucer isi

ulang.

Pengisian dilakukan dengan menekan tombol angka yang terdapat pada kwh-

meter sesuai dengan kode “token-kwh” yang ditampilkan dalam struk pembelian

voucher isi ulang. Pengisian nilai baru “token-kwh” pada kwh-meter secara

otomatis akan terakumulasi (ditambahkan) dengan sisa nilai “token-kwh”

sebelumnya. Dalam struk voucer isi ulang “token-kwh” tercantum nilai token

terdiri dari unsur nilai kWh dan Rp token, PPJU dan Materai. Token tidak

memiliki expired date (kadaluawarsa)

Pelanggan pada saat membeli token dapat memilih nilai nominal sesuai

dengan yang dikehendaki. Token memiliki berbagai pilihan, yaitu :

Page 84: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a. nilai nominal tertentu : Rp. 20.000,- Rp 50.000,- Rp. 100.000,- Rp

250.000,- Rp 500.000,-

b. nilai nominal bebas : mulai Rp 20.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-

Pembelian Token dapat diperoleh dengan menyebutkan nomor seri kwh meter

dari pelanggan yang bersangkutan di payment point online bank (PPOB) yang

telah bekerja sama dengan PLN, yaitu :

a. BPR KS (Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya)

b. BANK BUKOPIN

c. PT POS Indonesia

d. BNI

e. BRI

7. Cara Menggunakan Listrik Prabayar

Langkah 1 :

Sebelum menggunakan listrik prabayar, voucher token harus dibeli dari

tempat penjualan token terdekat. Nomor serial meter harus sesuai dengan identitas

pelanggan, agar token kWh dapat digunakan. Pada saat membeli token pelanggan

akan mendapatkan 20 digit yang tertera di struk pembelian. Masukkan 20 digit

nomor token di struk ke meter anda.

Penting :

a. Token hanya dapat dipakai untuk nomor seri meter tertentu

b. Token hanya dapat digunakan sekali pakai

Page 85: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Langkah 2 :

20 digit nomor token harus diinputkan ke meter melalui keypad di meter

prabayar. Nomor token yang diinputkan akan terlihat di display meter. Periksa

nomor yang diinputkan sama dengan nomor token. Jika salah input, gunakan

tombol spasi balik (?) untuk menghapus nomor yang salah. Bila ingin mengulangi

inputan nomor token, tekan tombol tanda pagar (#) ini akan menghapus semua

nomor yang diinput dan anda dapat menginputkan 20 digit nomor token kembali.

Langkah 3 :

Setelah menginputkan 20 digit nomor token, meter prabayar akan mencheck

dan jika nomor valid layar meter akan menunjukkan nilai kWh yang dibeli.

Sekarang anda sudah dapat menggunakan listrik Prabayar.

Langkah 4 :

Ketika anda menyalakan lampu atau peralatan listrik lainnya, nilai kWh akan

berkurang sesuai dengan penggunaan. Pantaulah selalu nilai kredit kWh di meter

Prabayar, agar anda dapat mengatur pemakaian listrik secara hemat.

Langkah 5 :

Ketika sisa kWh tinggal sedikit (dibawah 20 kWh) indikator keypad akan

muncul dilayar meter, indikasi dapat berupa perubahan lampu LED menjadi

merah, atau muncul suara peringatan (buzzer) dari meter Prabayar. Ini pertanda

token baru harus disiapkan. Jika sisa kWh habis, meter akan memadamkan listrik

anda. Untuk menghidupkan kembali, anda harus input 20 digit nomor token baru.

Page 86: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

C. Karakteristik Masyarakat Surakarta

Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Setiap kecamatan dibagi menjadi

kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-kampung yang kurang

lebih setara dengan Rukun Warga.

Kecamatan di Surakarta, antara lain: Kecamatan Banjarsari, Kecamatan

Jebres, Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan), Kecamatan Pasar Kliwon,

Kecamatan Serengan.

Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu,

Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain.

Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang

hanya 44 km persegi dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing

luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung

membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat.

Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas

Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura

Mangkunegaran (sejak 1745) menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan

budaya yang memiliki nilai jual. Nilai jual ini termanifestasi melalui bangunan-

bangunan kuno, tradisi yang terpelihara, dan karya seni yang menakjubkan.

Tatanan sosial penduduk setempat yang tak lepas dari sentuhan-sentuhan

kultural dan spasial keraton semakin menambah daya tarik. Salah satu tradisi yang

berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah

membatik. Seni dan pembatikan Solo menjadikan daerah ini pusat batik di

Indonesia. Sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata

Page 87: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk

kegiatan industri dan perumahan penduduk. Pariwisata dan perdagangan ibarat

dua sisi mata uang, dimana keduanya saling mendukung dalam meningkatkan

sektor ekonomi.

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri

dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang

meliputi 51 kelurahan.37

Kota (City) dilihat dari ciri yang tampak (tangible) ditandai oleh jumlah

penduduk yang tidak boleh kurang dari 2.500 (menurut patokan resmi di Amerika

Serikat). Northam (1975) secara lebih detail menyajikan kriteria jumlah penduduk

kota sebagai berikut:

• Kota kecil : 2.500 – 25.000 penduduk

• Kota medium : 25.000 – 100.000 penduduk

• Kota besar : 100.000 – 800.000 penduduk

• Metropolis : 800.000 penduduk lebih

• Megapolis : sekurang-kurangnya beberapa juta

• Ecumenopolis : sekurang-kurangnya beberapa puluh juta

Bila melihat dari jumlah penduduknya, maka kota Surakarta termasuk dalam

kota besar. Kota merupakan suatu kawasan yang biasanya memiliki ciri-ciri

jumlah penduduk yang relatif padat dibanding kawasan sekitarnya, hubungan

kekerabatan kemasyarakatannya longgar, penduduknya memiliki berbagai ragam

37 www.wikipedia.com/2010/05/15/kota-surakarta  

Page 88: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

profesi yang bersifat non agraris, terdapat berbagai macam fasilitas umum yang

relatif beragam dan modern dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Kota Solo terbentuk menunjukkan perkembangan dominasi peranan

transportasi dan komunikasi. Hubungan antarkota mulai terjalin lebih intensif.

Ada kecenderungan penduduk kota pindah ke arah luar sejalan dengan majunya

sistem transportasi dan komunikasi. Spesialisasi di bidang ekonomi, sosial, dan

fungsi-fungsi institusional berkembang menjadi lebih ekstensif sejalan dengan

kemampuan manajemen yang dimiliki penduduk kota. Selain itu, kota Solo

secara spasial mulai berkembang lebih intensif ke arah luar karena adanya

kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi.

Menurut Parker (1981), karakteristik kecenderungan soaial abad ini ialah

meluasnya teknologi hibryd baru atau telematique ke seluruh masyarakat.

Telematics merupakan suatu teknologi yang dikembangkan sebagi respon

terhadap permintaan pasar bagi suatu komunikasi yang lebih efisien dan akses

informasi lebih cepat dan lebih efeftif. 38

38 Zulkarimein Nasution, Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), hlm 84

Page 89: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang proses difusi inovasi Program

Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap adopsi

inovasi pada masyarakat Surakarta. Proses difusi dan adopsi program layanan ini

akan dibahas dari beberapa unsur yang ada di dalamnya berdasar teori dan tingkat

adopsi inovasi pada masyarakat Surakarta.

A. Difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta

Program Layanan Listrik Prabayar merupakan suatu inovasi baru dalam

pembayaran listrik yang didifusikan kepada masyarakat Indonesia melalui

PT.PLN sebagai BUMN negara yang bertanggung jawab atas ketersediaan listrik

di Indonesia termasuk PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang bertanggung jawab

atas listrik masyarakat di daerah Surakarta dan sekitarnya.

Dalam menyebarkan (difusi) inovasi Program Layanan Listrik Prabayar ini

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta melakukan beberapa tahap proses difusi

sebelum akhirnya inovasi ini diterima (adopsi) oleh masyarakat luas di Surakarta.

Secara umum, hal pertama yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

adalah mengenalkan Program Layanan Listrik Prabayar ini kepada internal

karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Setelah karyawan mengenal Program

Layanan Listrik Prabayar, karyawan ditawari untuk beralih (bermigrasi)

Page 90: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar. Setelah internal karyawan PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta merasakan memakai Program Layanan Listrik

Prabayar, mereka dapat membandingkan perbedaan penggunaan pemakaian listrik

Prabayar dan listrik pascabayar.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terhadap

pemakaian Program Layanan Listrik Prabayar oleh internal karyawan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta, rata-rata mereka merasa sangat nyaman menggunakan

Program Layanan Listrik Prabayar dengan berbagai alasan, antara lain : dapat

mengendalikan pemakaian dan tidak perlu mengingat-ingat waktu penbayaran

listrik.

Menyikapi hasil evaluasi tersebut, dari team Humas PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta melalui berbagai saluran komunikasi baik komunikasi interpersonal

maupun media massa mengenalkan Program Layanan Listrik Prabayar kepada

pelanggan umum yang memiliki daya 900 Va – 5.500 Va. Setelah itu PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta membuka kesempatan kepada pelanggan yang berminat

menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar di kantor PLN yang terdekat.

Syaratnya mudah, hanya membawa rekening listrik saja.

Awal pengenalan Program Layanan Listrik Prabayar, pelanggan yang akan

bermigrasi dari pascabayar ke prabayar tidak dikenai biaya apapun selain harga

pulsa perdana.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta menggandeng berbagai media untuk

membantu menyosialisasikan Program Layanan Listrik Prabayar. Media inilah

yang menjelaskan kepada masyarakat luas tentang Program Layanan Listrik

Page 91: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Prabayar melalui radio-radio, spanduk, leaflet, TV swasta, dan penyuluhan -

penyulihan di kelurahan atau kecamatan. Setelah memperoleh informasi dari

berbagai media inilah, akhirnya pelanggan beramai-ramai mendaftar dan memakai

meter prabayar.

Hingga bulan maret 2010, dari sekitar 960.000 pelanggan yang ada sudah

lebih kurang 3.500 pelanggan yang bermigrasi ke Program Layanan Listrik

Prabayar selama lebih kurang 3 bulan berjalannya Program Layanan Listrik

Prabayar.

Difusi inovasi merupakan proses dimana suatu gagasan, tindakan, atau barang

yang dianggap baru oleh seseorang dikomunikasikan melalui saluran dan jangka

waktu tertentu diantara anggota suatu sistem sosial.

Mengacu pada pengertian difusi itu sendiri, seperti pada teori Rogers dan

Shomaker yang dikutip oleh Abdillah Hanafi dalam bukunya Memasyarakatkan

Ide-ide Baru, dalam suatu proses difusi ada empat macam unsur difusi yaitu

inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur difusi ini

akan dibahas sesuai dengan aplikasi yang terjadi pada masyarakat Surakarta.

1. Inovasi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan inovasi adalah program layanan

listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Program ini disebut sebagai

inovasi atau penemuan baru karena program baru yang diluncurkan pertama kali

oleh PT. PLN (Persero). Dalam hal ini proses difusi dilakukan oleh PT. PLN

Page 92: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(Persero) APJ Surakarta, selaku instansi yang memperkenalkan inovasi baru

dalam pembayaran dan pembelian listrik kepada masyarakat.

Program Layanan listrik prabayar merupakan sistem pembayaran dan

pembelian listrik yang dilakukan diawal atau sebelum pemakaian. Artinya,

pelanggan harus mengisi atau membayar terlebih dahulu rencana penggunaan

listrik sebelum listrik tersebut digunakan. Seperti namanya, maka sistem

penggunaan meteran ini seperti penggunaan pulsa telepon genggam.

Hal ini seperti yang diutarakan Kepala Humas PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta, Soeharmanto, S.E :

“Layanan Pra-Bayar adalah salah satu program layanan PLN yang memakai meter prabayar. Program itu adalah sebagai solusi bagi pelanggan – pelanggan yang membutuhkan atau sangat mendambakan perbaikan pelayanan dari PLN. Contohnya meter Prabayar itu ,seperti namanya, maka sistem penggunaan meteran ini seperti penggunaan pulsa telepon genggam dengan sistem Prabayar. Artinya, pelanggan harus mengisi atau membayar terlebih dahulu rencana penggunaan listrik sebelum listrik tersebut digunakan.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

Program layanan listrik Prabayar ini pertama kali secara nasional diluncurkan

oleh PT. PLN pada 17 Januari 2008 di Bandung. Uji coba listrik bayar pertama

kali dilakukan di wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Bandung yaitu pada 1.000

pelanggan rumah tangga. Jabar sengaja dipilih karena mewakili 70 persen

konsumen listrik yang ada di Pulau Jawa.

Program Layanan Listrik Prabayar atau yang sering disebut sebagai LPB ini

merupakan program dari PT. PLN pusat yang selanjutkan diterapkan di seluruh

daerah di Indonesia. Proses sosialisasi dari PT. PLN pusat kepada PT.PLN

(Persero) APJ Surakarta membutuhkan waktu sekitar satu bulan yaitu bulan

November tahun 2009. Sehingga untuk kota Surakarta sendiri program layanan

Page 93: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

listrik Prabayar baru diluncurkan pada bulan Desember tahun 2009. Pada awal

peluncurannya, pihak PT.PLN (Persero) APJ Surakarta mentarget bisa

menyediakan alat tersebut sebanyak 1.000 unit kepada pelanggan baru.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi diluncurkannya program ini.

Pertama, untuk menekan tingginya angka tunggakan pembayaran listrik di area

Surakarta dan sekitarnya. Kedua, menekan komplain dari pelanggan. Ketiga,

menekan biaya operasional pemenuhan kebutuhan listrik di kota Surakarta.

Keempat, sebagai akurasi data bagi PT.PLN (Persero) APJ Surakarta.

Tingginya angka tunggakan berasal dari golongan rumah tangga yang

terakumulasi dari beberapa daerah. Data PT.PLN (Persero) APJ Surakarta

menunjukkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Data Tunggakan Pelanggan PT.PLN (Persero) APJ Surakarta Tahun 2010

BULAN

(Tahun 2010)

Angka Tunggakan

(Dalam Lembar)

Februari 35.650

Maret 52.635

April 28.726

Sumber : PT.PLN (Persero) APJ Surakarta

Tingginya angka tunggakan, tentunya akan menambah jumlah beban negara

yang tentunya akan menghambat proses produksi dan distribusi listrik yang ada di

Indonesia, khususnya kota Surakarta. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi

yang dapat mengurangi tanggungan negara.

Page 94: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Sasaran utama dari program ini adalah para pelanggan yang tidak tepat waktu

dalam membayar tagihan listrik atau para penunggak, orang – orang yang tingkat

mobilitasnya tinggi, dan untuk rumah yang kosong yang sering ditinggal oleh

pemiliknya.

Dalam menghadapi pelanggan yang tidak membayar tepat waktu PT.PLN

(Persero) APJ Surakarta awalnya memberikan surat pemberitahuan untuk segera

membayar, setelah itu bila sampai batas waktu yang telah ditetapkan tidak

membayar, barulah pihak PLN memutus arus listrik, kemudian pelanggan tersebut

ditawari layanan Listrik Prabayar. Bila pelanggan bersedia untuk migrasi ke

layanan prabayar, maka pihak PLN segera mengganti dengan listrik prabayar.

Di Surakarta sendiri setiap satu Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) yang ada,

angka tunggakan cukup tinggi yaitu sekitar 1000 - 2000 lembar rekening listrik.

Dari banyaknya angka tunggakan tersebut sebagian besar dari golongan rumah

tangga. Hal ini seperti diungkapkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Langkah pertama dari pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta adalah dengan memberikan surat pemberitahuan, setelah itu kita jelaskan bila pada waktunya tidak membayar lagi ya diputus, lalu ditawari listrik Prabayar. Angka tunggakan sendiri cukup tinggi kira - kira satu UPJ penunggak sekitar 1000 - 2000 lembar.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

Penerapan listrik prabayar di kota Surakarta, tidak ada daerah khusus yang

dijadikan sebagai pilot project. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta memperoleh

alokasi alat meteran prabayar dari pusat sekitar 2.000 unit. Sebagai langkah awal

alat tersebut ditawarkan kepada sekitar 200 karyawan PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta.

Page 95: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Sebelum ditawarkan kepada karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, dari

team Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta selaku penanggung jawab

sosialisasi layanan listrik prabayar telah menge-list 200 nama karyawan yang akan

dijadikan pilot project. Nama – nama tersebut ditawari menggunakan layanan

listrik prabayar, apabila karyawan tersebut tidak keberatan bermigrasi ke layanan

ini maka ia berhak mendapatkan alat listrik prabayar, tetapi bila keberatan tidak

ada paksaan dari pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

Setelah internal karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta menggunakan

layanan listrik Prabayar dan tidak ada keluhan atas pemakaian produk baru ini,

pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta baru secara resmi menawarkan kepada

masyarakat luas, khususnya bagi pelanggan baru PLN dari sektor rumah tangga.

Seperti yang dikatakan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta :

“Awalnya diberikan stok 2000 unit. Diawal kita pesimis, maka dipasang terlebih dahulu kepada sekitar 200 karyawan PLN sambil untuk melihat reaksi adakah hal yang negatif atau yang tidak diinginkan, tenyata setelah memakai tidak ada. Setelah itu disampaikan kepada masyarakat umum akhirnya umum bisa menerima, dan sampai sekarang malah melebihi target.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta memprioritaskan penggunaan alat meteran

prabayar ini untuk ditawarkan kepada pelanggan baru mengigat daftar antrian

pelanggan baru hingga saat ini masih sangat banyak. Sementara di sisi lain,

pasokan energi listrik di wilayah Soloraya sendiri hingga saat ini masih terbatas.

Sebagian alat meteran tersebut rencananya bakal ditujukan bagi pelanggan

baru PLN dari sektor rumah tangga yang dayanya diatas 900 VA, hingga bulan

Agustus 2010 ini, jumlah alat meteran listrik prabayar yang telah terpasang secara

Page 96: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

riil di wilayah Soloraya mencapai 3.830 unit. Sebesar 90% terserap di pelanggan

rumah tangga.

Respons pelanggan terhadap alat meteran prabayar tersebut cukup tinggi. Hal

itu terlihat dari jumlah pelanggan yang melebihi target yang ditentukan dan daftar

tunggu pelanggan yang telah mendaftarkan diri untuk mengganti alat meteran

lamanya dengan alat meteran prabayar tersebut yang saat ini sudah mencapai lebih

dari 500 pelanggan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Soeharmanto, Kepala

bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Sekitar 90 persennya memang dari pelanggan rumah tangga, sisanya digunakan di masjid atau di kantor kelurahan, hingga bulan April 2010 ini, jumlah alat meteran listrik prabayar yang telah terpasang secara riil di wilayah Soloraya mencapai 3.830-an unit. Respons pelanggan memang cukup tinggi, mengingat ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan alat meteran prabayar tersebut. Begitu mendapat informasi tentang meter prabayar, Langsung pergi ke kantor PLN, dan minta untuk langsung dipasang, Namun, mengingat stok meteran yang saat ini masih terbatas dan meter prabayarnya yang memproduksi baru, maka pelanggan terpaksa harus masuk daftar tunggu.” (wawancara, 24 Agustus 2010)

Dalam penggunaan layanan listrik prabayar ini tidak ada ketentuan khusus

dalam menggunakannya. Layanan ini merupakan produk baru yang tidak

dipaksakan penggunaannya. Cara penggunaannya sudah dijelaskan dalam bab

sebelumnya. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian

Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Tidak ada ketentuan khusus, ini hanya produk baru saja tidak dipaksakan dalam pemakaiannya. Seperti penggunaan HP kita membeli token di gerai – gerai yang ada atau di bank. Trus kita masukan angka digitalnya ini kalau betul nanti akan menampakkan berapa jumlah yang kita beli, penampakan kedua nanti sudah menjumlah sisanya dan berapa jumlah tambah sesuai yang telah dibeli, setelah itu muncul Kwh yang ada di situ.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

Page 97: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang.

Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota suatu system social menentukan

tingkat adopsi : (1) relative advantage (keuntungan relative), (2) compatibility

(kesesuaian), (3) complexity (kerumitan), (4) trialability (kemungkinan di coba),

(5) observability (kemungkinan diamati).

Relative advantage adalah suatu derajat dimana inovasi dirasakan lebih baik

dari pada ide lain yang menggatinkannya, derajat keuntungan tersebut bisa

dihitung secara ekonomis, tetapi faktor prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan

juga merupakan unsur penting.

Ada beberapa nilai tambah atau Relative advantage yang dapat dirasakan oleh

masyarakat sebagai pelanggan yang didapat dari Program Layanan Listrik

Prabayar seperti yang terdapat dalam brosur yang diterbitkan oleh PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta , diantaranya :

1. Bebas mengendalikan pemakaian listrik sendiri.

2. Bebas menentukan pembayaran listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan daya

beli.

3. Bebas biaya beban (biaya minimum bulanan).

4. Bebas blok tarif.

5. Bebas kesalahan pencatatan meter.

6. Bebas pemutusan listrik karena tunggakan.

7. Bebas pembayaran uang jaminan (UJL). 39

39 www.plnjateng.co.id 

Page 98: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Selain nilai tambah yang dapat dirasakan, pelanggan juga dapat merasakan

manfaat secara langsung, yaitu :

1. Pelanggan tidak terganggu lagi dengan rutinitas kedatangan petugas pencatat

meter setiap bulan.

2. Pelanggan tiak dikagetkan lagi dengan tagihan rekening listrik bulanan yang

besarnya tidak dapat diprediksikan.

3. Pelanggan membayar seluruh pemakaian listriknya dengan tariff yang sama

(flat) tanpa ada blok tariff dan biaya beban lagi.

4. Pelanggan mengetahui transaksi pembayaran secara transparan karena

besarnya pemakaian listrik (kwh) dan biaya yang dikeluarkannya (Rp) dapat

diketahui secara langsung setiap saat.

2. Saluran Komunikasi

Difusi inovasi program layanan listrik prabayar ini, PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta menggunakan kedua jenis saluran komunikasi. Berikut akan dijelaskan

saluran komunikasi yang digunakan dan jalannya proses komunikasi dalam difusi

program layanan listrik prabayar di Surakarta.

a. Media massa

Setiap hari kita tidak bias lepas dari media massa. Media massa itu secara

langsung atau tidak memberikan pengaruh bagi kehidupan manusia baik level

individu maupun kolektif. Hampir semua elemen masyarakat terkena terpaan

media massa, karena saat ini kebutuhan akan media massa bukan lagi menjadi

kebutuhan sekunder tapi juga sudah menjadi kebutuhan primer. Semakin maju

Page 99: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

suatu masyarakat, maka kebutuhan akan terpaan media juga semakin tinggi. Peran

media massa yang sangat penting ini sangat dipahami oleh PT.PLN (Persero) APJ

Surakarta. Oleh karena itulah, penyebaran informasi tentang program layanan

listrik prabayar inipun tidak lepas dari penggunaan media.

Ada dua jenis media massa yaitu media cetak dan media elektronik. Kedua

jenis media ini digunakan dalam penyebaran program layanan listrik prabayar.

Media elektronik yang digunakan adalah televisi lokal dan radio lokal. Diawal

peluncuran Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

mengadakan konferensi pers untuk memperkenalkan program ini kepada

masyarakat.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta telah menjalin kerjasama dengan

beberapa institusi media radio yang ada di kota Surakarta. Lewat acara yang sudah

menjadi acara rutin di setiap stasiun radio inilah, PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta mensosialisasikan Program Layanan Listrik Prabayar. Stasiun radio

lokal tersebut adalah :

1. Radio Republik Indonesia (RRI) : Solusi => minggu pertama dan ketiga, hari

rabu.

2. Solo Pos FM : Sona PLN => 1 kali dalam satu bulan, hari rabu minggu

terakhir.

3. Karavan FM : Halo PLN => hanya memasang iklan.

4. Metha FM : Sona Bisnis => Minggu pertama dan kedua, hari kamis.

5. Slank FM : PLN Menyapa => Minggu kedua atau minggu keempat, hari

jumat.

Page 100: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

6. Ria FM : Peduli Pelanggan => Satu sampai dua kali dalam sebulan, hari

selasa.

7. Pas FM : Dialog Interaktif => Selasa petang.

Acara rutin di setiap stasiun radio tersebut, bukanlah acara khusus yang

membahas tentang Program Layanan Listrik Prabayar. Akan tetapi, dalam acara

tersebut PT. PLN (Persero) APJ Surakarta mensosialisasikan berbagai macam

program – program yang sedang dilaksanakan oleh PLN, khususnya PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta sesuai dengan isu – isu yang sedang berkembang,

termasuk Program Layanan Listrik Prabayar. Hal ini dikemukakan oleh Kepala

Hubungan Masyarakat PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Soeharmanto :

“ Tidak ada program khusus untuk mensosialisasikan program layanan listrik prabayar di radio, kami hanya memakai space acara di beberapa stasiun radio yang telah bekerja sama dengan kami untuk mensosialisasikan program – program PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, termasuk program layanan listrik prabayar.” (wawancara, 24 Agustus 2010)

Pemilihan tema acara setiap kali siar diserahkan sepenuhnya pada pihak

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Dalam hal ini pihak yang bertanggung jawab

sekaligus bertindak sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah bagian

hubungan masyarakat (Humas) PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yaitu Kepala

Hubungan Masyarakat PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Soeharmanto,S.E.

Pembahasan tentang Program Layanan Listrik Prabayar gencar dilakukan

pada bulan Januari dan Februari 2010, dimana saat itu Program Layanan Listrik

Prabayar baru diperkenalkan pada masyarakat umum di Surakarta. Pembahasan

tema Program Layanan Listrik Prabayar ini dilakukan setiap kali siaran di

Page 101: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

berbagai stasiun radio dengan frekuensi yang beragam. Konsep acara pada setiap

stasiun radio adalah talk show dan diskusi interaktif.

Dalam acara ini awalnya diterangkan terlebih dahulu apa yang dimaksud

dengan program layanan listrik prabayar dan hal – hal yang berhubungan dengan

program tersebut setelah itu diadakan tanya jawab mengenai aplikasi dan

permasalahann yang terjadi di lapangan di Kota Surakarta. Pelanggan juga dapat

menyampaikan berbagai keluhan tentang listrik dan kinerja PLN. Tujuannya

adalah agar masyarakat di Surakarta dan sekitarnya, bisa mengetahui bagaimana

jalannya program layanan listrik prabayar di Kota Surakarta dan bermigrasi

menggunakan layanan listrik prabayar khususnya mereka yang bisa menerima

siaran dari berbagai stasiun radio.

Bagi negara Indonesia, radio sebagai media massa berfungsi antara lain

sebagai media informasi, media pendidikan, media opini, dan media hiburan.

Sebagai media informasi radio merupakan alat penyiar mengenai berbagai bidang

seperti politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, militer, keamanan, dsb. Melalui

informasi yang diberikan diharapkan komunikan dapat berinovasi serta berperan

dalam pelaksanaan pembangunan (Siahaan, 2000: 104).

Sesuai teori Siahaan di atas, maka fungsi radio dalam difusi inovasi ini

adalah sebagai media informasi. Radio memberikan informasi mengenai program

layanan listrik prabayar kepada masyarakat agar mereka yang belum tahu menjadi

tahu dan yang belum mengerti menjadi lebih mengerti. Melalui siaran ini pula

diharapkan masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan layanan listrik

prabayar.

Page 102: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Penggunaan media massa dalam menyebarkan program layanan listrik

prabayar sangat penting. Media massa mempunyai peran yang cukup banyak

sebab sebagaian besar masyarakat Indonesia sudah kecanduan media massa

dengan segala fungsinya. Karena sifat arus pesannya adalah satu arah, maka

terpaan menggunakan media massa haruslah berulang-ulang agar masyarakat

menjadi lebih paham.

Information flows were predominately associated with media, and reading

was estimated to communicate more than five times as much information as

talking and observing the environment (Galbi, 2001: 25).

Seperti yang dinyatakan Galbi dalam penelitiannya bahwa terpaan media

massa lebih dari 5 kali untuk bisa dimengerti. Penyebaran melalui Radio sudah

lebih dari lima kali sehingga diharapkan sudah bisa mempengaruhi masyarakat,

terutama bagai mereka yang berada dalam jangkauan frekuensinya.

Media lain yang digunakan untuk mensosialisasikan program layanan

listrik prabayar adalah internet. Di dunia maya, sudah banyak situs dan forum

yang membahas tentang program ini. Website resmi dari PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta untuk informasi Layanan Listrik Prabayar adalah

http://www.plnjateng.co.id. Dalam website ini terdapat informasi-informasi yang

berkaitan dengan program layanan listrik prabayar mulai dari pengertian sampai

perkembangannya. Selain itu di situs jejaring sosial, Facebook, program layanan

listrik prabayar juga menjadi salah satu anggotanya. Program layanan listrik

prabayar mempunyai account di Facebook dengan nama sistem listrik prabayar.

Facebook di sini digunakan sebagai salah satu media sosialisasi.

Page 103: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Di situs jejaring social facebook ini terdapat sedikit kontroversi untuk

layanan listrik prabayar. Selain account di Facebook dengan nama sistem listrik

prabayar, terdapat juga account dengan nama tolak listrik prabayar. Sebenarnya

tidak hanya di jejaring social facebook, tapi di berbagai forum diskusi di blog juga

banyak terdapat kontroversi mengenai Program Listrik Layanan Prabayar atau

PLB. Pro dan kontra LPB ini memang tidak lepas dari berbagai kepentingan

masyarakat selaku konsumen layanan ini.

Mereka yang pro dengan layanan ini adalah mereka yang merasakan

manfaat layanan ini, sedangkan yang kontra adalah mereka yang merasa dirugikan

dengan adanya LPB. Account di Facebook dengan nama sistem listrik prabayar

adalah account resmi yang dikeluarkan oleh PLN, sedangkan account di Facebook

dengan nama tolak listrik prabayar merupakan account yang diduga dibuat oleh

orang-orang yang merasa terancam putus kerja dengan adanya layanan ini. Oleh

karena itulah, mereka menolak Program Layanan Listrik Prabayar.

Media massa yang berupa media cetak yang digunakan dalam difusi

Program Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta antara lain pamflet dan

koran. Media visual dibuat oleh Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dan

disebarkan kepada masyarakat Surakarta agar mereka tahu seluk-beluk mengenai

program Layanan Listrik Prabayar dan perkembangannya sudah sejauh mana.

Sebagaimana dikatakan oleh Oktariana Anjarsari, selaku customer servis PT. PLN

(Persero) UPJ Kota Surakarta :

“…Sebagai sarana sosialisasi ke masyarakat kami menggunakan pamflet. Dalam pamflet tersebut terdapat berbagai informasi mengenai Layanan Listrik

Page 104: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Prabayar, sehingga mereka tahu seluk beluk Layanan Listrik Prabayar dan perkembangannya sudah sejauh mana.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

Media berbentuk pamflet ini dibuat oleh PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta dan disebarkan kepada masyarakat untuk memberikan pengertian dasar

mengenai program ini. Dalam pamflet Layanan Listrik Prabayar, dijelaskan

bahwa Layanan Listrik Prabayar / PLN Prepaid adalah solusi bijak untuk

pengendalian pemakaian listrik secara mandiri dan transparan.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta menerbitkan dua macam pamflet

dalam waktu yang berbeda. Pamflet pertama adalah sebagai pengenalan awal

Program Layanan Listrik Prabayar. Pamflet ini tidak hanya menginformasikan

Program Layanan Listrik Prabayar, tetapi juga menginformasikan program

NaDaOnline yaitu penambahan daya listrik Anda yang dilayani di Kantor Pos dan

Bank BRI terdekat secara on line. Pamflet ini berisi sosialisasi dua program PLN,

maka pada pamflet yang pertama ini Program Layanan Listrik Prabayar tidak

dijelaskan secara rinci. Pamflet ini diterbitkan pada bulan Desember 2009.

Pamflet kedua merupakan pamflet yang menerangkan Program Layanan

Listrik Prabayar secara terperinci. Pamflet berisi tentang apa sebenarnya

pengertian Layanan Listrik Prabayar, nilai tambah, manfaat, info produk, tarif,

token kwh, dan proses layanan baik penyambungan baru maupun migrasi dari

pascabayar. Pamflet inilah yang sampai saat ini digunakan baik ditingkat PT.PLN

(Persero) APJ Surakarta maupun ditingkat UPJ untuk mensosialisasikan dan

menawarkan kepada masyarakat di kota Surakarta.

Selain menggunakan pamflet, media cetak lain yang digunakan adalah

spanduk yang dipasang di tempat-tempat strategis di kota Surakarta dan

Page 105: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

sekitarnya. Isi dari spanduk tersebut adalah mengenalan kepada masyarakat

tentang Program Layanan Listrik Prabayar dan ajakan untuk bermigrasi ke ;istrik

prabayar. Pemasangan spanduk – spanduk ini dilakukan saat pengenalan Program

Layanan Listrik Prabayar yaitu pada bulan Desember 2009 dan Januari 2010. Saat

ini spanduk tersebut tidak dipasang karena sudah semakin banyak masyarakat

yang mengenal program ini.

Di luar media yang dicetuskan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta,

informasi-informasi mengenai Program Layanan Listrik Prabayar ini juga terdapat

pada media massa lain seperti koran. Pada koran tersebut banyak berita mengenai

Program Layanan Listrik Prabayar meskipun tidak hanya berasal dari PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta sendiri. Namun, informasi tersebut tetap membawa

dampak positif bagi masyarakat yang membacanya. Dimuatnya informasi tentang

Program Layanan Listrik Prabayar di surat kabar seperti yang dikemukakan oleh

Darmi berikut:

“…dulu saya tahu program ini karena pernah baca di koran Solo Pos. Pernah ada berita tentang Program Layanan Listrik Prabayar.” (Wawancara, 27 Agustus 2010)

Dengan adanya informasi di surat kabar menjadikan masyarakat semakin

mengetahui tentang program ini lebih jauh. Semakin banyak informasi yang

mereka dapat, semakin terbuka pula pikiran mereka untuk dapat menerima

program yang baru pertama kali dikeluarkan PLN. Solo Pos merupakan koran

yang daerah pemasarannya adalah Solo dan sekitarnya. Hal ini berarti informasi

mengenai Program Layanan Listrik Prabayar sudah tersebar luas terutama di

wilayah Surakarta san sekitarnya.

Page 106: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Pemberitaan di surat kabar tentang Program Layanan Listrik Prabayar

secara tidak langsung merupakan sarana sosialisasi tersendiri bagi PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta, misalnya berita tentang sosialisasi Program Layanan

Listrik Prabayar yang dilakukan di Sukoharjo. Berita tersebut dimuat di Harian

Joglosemar pada 16 Januari 2009 yang bertajuk PLN Sosialisasi Listrik Prabayar.

Dimuatnya sosialisi ini akan menyebarkan informasi tentang Program Layanan

Listrik Prabayar.

Gambar 3.1 Salah Satu Pemberitaan Program Layanan Listrik Prabayar Di Surat Kabar

Selain surat kabar, informasi program layanan listrik prabayar juga didapat

melalui televisi lokal, yaitu Terang Abadi Televisi atau TA TV. Informasi tersebut

melalui acara Dialog Sore dan Masalah Kita di TA TV Surakarta, saat membahas

mengenai program layanan listrik prabayar. Konsep acara tersebut adalah talk

show dan diskusi interaktif. Sebagai narasumber adalah Manajer PT. PLN

Page 107: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

(Persero) APJ Surakarta, Drs. Puguh Dwi Atmanto, ST dan Kepala Hubungan

Masyarakat PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Soeharmanto,S.E.

b. Komunikasi Interpersonal

Saluran interpesonal adalah saluran yang melibatkan tatap muka antara

sumber dan penerima, antar dua orang atau lebih. Komunikasi Interpersonal ini

juga digunakan dalam difusi Program Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta.

Komunikasi interpersonal ini terlihat dalam berbagai kegiatan sosialisasi yang

dilaksanakan untuk menyebarkan program ini kepada masyarakat seperti

sosialisasi langsung kepada pelanggan atau sosialisasi door to door ke rumah –

rumah pelanggan. Komunikasi interpersonal merupakan face to face

communication (komunikasi tatap muka) sehingga sangat efektif digunakan untuk

difusi inovasi agar masyarakat mau menerima dan mengadopsi inovasi tersebut.

Cara yang paling banyak ditempuh untuk menyebarluaskan program ini

melalui komunikasi interpersonal yaitu dengan mengadakan sosialisasi langsung

di kantor – kantor resmi pembayaran PLN kepada pelanggan dan door to door.

Biasanya sosialisasi langsung ini dilakukan pihak PLN di tingkat Unit

Pelayanan Jaringan (UPJ). Sosialisasi dilakukan kepada semua pelanggan baik

yang aktif maupun yang pasif. Pelanggan aktif merupakan pelanggan yang aktif

mencari informasi tentang Program Layanan Listrik Prabayar ke pihak PLN,

sedangkan pelanggan pasif merupakan pelanggan yang menerima informasi

Program Layanan Listrik Prabayar setelah mendapat keterangan dari PLN.

Pelanggan aktif biasanya telah mendapatkan informasi adanya Program

Layanan Listrik Prabayar, selanjutnya mereka bertanya langsung kepada PLN

Page 108: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

untuk mendapatkan kepastian. Pelanggan pasif merupakan pelanggan yang baru

mengetahui program ini setelah mereka menemui masalah listrik, misalnya para

penunggak yang setelah beberapa waktu belum juga membayar uang listrik, maka

oleh pihak PLN listrik di tempat pelanggan diputus. Saat mengurus masalah listrik

tersebut, mereka mendapar sosialisasi dan tawaran untuk bermigrasi

menggunakan layanan listrik prabayar. Saat itulah mereka memutuskan untuk

beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar.

Bagi para pelanggan yang memasang listrik baru memang diarahkan untuk

menggunakan listrik prabayar. Sedangkan untuk pelanggan lama, setelah

mengetahui seluk – beluk Program Layanan Listrik Prabayar, banyak pelanggan

yang memutuskan untuk bermigrasi ke layanan listrik prabayar.

Sosialisasi langsung Program Layanan Listrik Prabayar berisi penjelasan

seputar pengertian layanan listrik prabayar, manfaat, nilai tambah, cara

penggunaan, cara pembelian voucher, cara pemasangan dan permasalahan yang

dialami pelanggan. Sosialisasi bersifat face to face communication antara pihak

PLN dalam hal ini diperankan oleh customer servis (CS) PT. PLN (Persero)

tingkat Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) dan pelanggan yang bersangkutan.

Sosialisasi ini menggunakan alat bantu dengan media pamflet. Hal ini dijelaskan

oleh customer servis officer (CSO) PT. PLN (Persero) tingkat Unit Pelayanan

Jaringan (UPJ) Kota Surakarta, Oktari Anjarsari :

“ Kami jelaskan kepada pelanggan tentang Program Layanan Listrik Prabayar. Jadi apa itu layanan prabayar, manfaatnya sampai permasalahan yang ditemui, terutama bagi mereka yang listriknya sudah diputus karena menunggak, maka langsung saja kami tawari menggunakan listrik prabayar. Biasanya mereka langsung setuju bermigrasi ke layanan listrik prabayar. “ (wawancara, 2 September 2010)

Page 109: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Langkah lain yang ditempuh PLN adalah sosialisasi door to door. Dari

pihak PLN mendatangi rumah pelanggan satu per satu. Seperti yang dikatakan

Ani bahwa petugas dari PLN mendatangi rumahnya untuk memberitahu rumahnya

akan diganti dengan sisten prabayar :

“ Saya tahu dari PLN, orang PLN langsung datang ke rumah saya dan memberitahukan bahwa rumah saya akan diganti dengan listrik prbayar.“ (wawancara, 18 Agustus 2010)

Tujuan dari sosialisasi door to door adalah sebagai langkah penjaringan

pelanggan. Sebelum ke tempat pelanggan, target sosialisasi sudah ditetapkan.

Targetannya adalah rumah – rumah yang pemiliknya sering menunggak tagihan

listrik. Dengan maksud tetap menjaga kenyamanan pelanggan yang bersangkutan,

maka sosialisasi ini tidak hanya diberikan kepada warga tersebut. Sosialisasi juga

diberikan kepada tetangga atau rumah – rumah yang berdekatan dengan rumah

warga yang menjadi target sosialisasi. Hal ini dijelaskan oleh Soeharmanto,

Kepala bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Sosialisasi dilakukan sebagai langkah penjaringan. Misalnya, ada penunggak di daerah Purwosari, di daerah perkampungan, kan kita tidak mungkin melakukan sosialisasi hanya pada pelanggan tersebut jadi kami sampling juga tetangga kanan dan kirinya untuk menjaga nama baik pelanggan tersebut sebagai wujud tenggang rasa.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

c. Komunikasi Kelompok

Sarana komunikasi lain yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta berbentuk komunikasi kelompok baik kelompok kecil maupun

kelompok besar. Hampir sama dengan komunikasi interpersonal, komunikasi

kelompok juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, hanya jumlah

Page 110: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

audiennya saja yang membedakannya. Komunikasi kelompok merupakan bentuk

komunikasi interpersonal yang bersifat lokalit.

Komunikasi kelompok ini terlihat dalam berbagai kegiatan sosialisasi

yang dilaksanakan untuk menyebarkan program ini kepada masyarakat seperti

sosialisasi berbentuk forum – forum pertemuan warga baik di tingkat kelurahan

maupun di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Forum-forum

sosialisasi ini sering diadakan khususnya untuk sosialisasi program Layanan

Listrik Prabayar dan update perkembangannya. Seperti yang dikatakan Darmi

bahwa pertama kali dia tahu tentang program Layanan Listrik Prabayar yaitu dari

sosialisasi yang dilakukan PLN di kelurahan :

“ Saya tahu layanan ini pertama kali lewat sosialisasi di kelurahan. Kemarin ada penyuluhan dari PLN Solo kerjasama dengan PLN Grogol di kelurahan Grogol. Sosialisasi tersebut dengan jelas memaparkan segala sesuatu tentang Layanan listrik prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Biasanya sosialiasi dilakukan bersamaan dengan bakti sosial berupa

pengobatan gratis. Pihak PLN menggandeng pihak Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) setempat untuk melakukan pengobatan gratis. Serangkaian dengan

kegiatan tersebut, pihak PLN mengadakan sosialisasi Program Layanan Listrik

Prabayar. Dengan mengikuti kegiatan ini, masyarakat memperoleh dua manfaat

sekaligus. Pertama, dari sisi kesehatan. Kedua, mereka memperoleh informasi

tentang Program Layanan Listrik Prabayar.

Kegiatan ini dilaksanakan secara bersamaan dengan tujuan agar semakin

banyak masyarakat yang mau mengikuti kegiatan sosialisasi Program Layanan

Listrik Prabayar. Dari sisi biaya dan waktu pun akan lebih berhemat. Bagi pihak

Page 111: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

PLN pun, kegiatan ini akan mampu meningkatkan citra perusahaan di mata

masyarakat.

Dalam penyebaran Program Layanan Listrik Prabayar, PLN lebih banyak

menggunakan komunikasi tatap muka dibanding dengan komunikasi bermedia.

Seperti yang dikatakan Effendy bahwa komunikasi tatap muka (face to face

communication) dianggap lebih efektif untuk mengubah sikap, pandangan dan

perilaku seseorang karena aliran pesannya bersifat dua arah. Pada komunikasi

tatap muka terjadi umpan balik langsung (immediate feedback) sehingga

komunikator dapat mengetahui secara langsung apakah komunikan

memperhatikan dan mengerti apa yang dikomunikasikan. Umpan balik bisa

bersifat positif yang berupa perhatian ataupun negatif yang berupa sikap acuh tak

acuh.

Masyarakat Surakarta dan sekitarnya bisa secara langsung

mengkomunikasikan kepada pihak PLN tentang masalah Program Layanan Listrik

Prabayar. Dalam sosialisasi itu juga pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta bisa

mengetahui respon masyarakat terhadap program baru yang digulirkan

pemerintah. Tingginya partisipasi masyarakat merupakan salah satu indikasi

keberhasilan dari Program Layanan Listrik Prabayar yang dilakukan oleh PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta kepada masyarakat. Oleh sebab itu proses

penyebaran menjadi sangat penting untuk sebuah program inovasi seperti Program

Layanan Listrik Prabayar ini terutama agar masyarakat mau menerima program

ini dan pada akhirnya ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Program Layanan

Listrik Prabayar.

Page 112: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3. Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang

mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan

pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu.

Indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur jangka waktu adalah

masa pengambilan keputusan yaitu lama waktu yang dibutuhkan warga Surakarta

dan sekitarnya dalam menerima program Program Layanan Listrik Prabayar.

Semakin cepat waktu yang digunakan maka semakin inovatif pula masyarakat

tersebut. Sebaliknya, semakin lama waktu yang dibutuhkan berarti tingkat

keinovatifan masyarakat tersebut masih kurang.

Program Layanan Listrik Prabayar diperkenalkan kepada masyarakat

Surakarta pada akhir bulan Desember 2009 sejak diumumkan oleh pemerintah.

Sejak saat itulah PT. PLN (Persero) APJ Surakarta mulai menyusun strategi untuk

pelaksanaan program ini. Dimulai dengan launching Program Layanan Listrik

Prabayar di Surakarta oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta pada akhir bulan

Desember 2009. Selanjutnya PT. PLN (Persero) APJ Surakarta memulai tahap

yang pertama yaitu himbauan kepada internal karyawan PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta untuk bermigrasi ke layanan prabayar sebagai pilot project di Surakarta.

Sejak saat itu dimulai juga tahap sosialisasinya kepada masyarakat luas di kota

Surakarta dan sekitarnya. Sosialisasi pertama berbentuk sosialisasi langsung ke

pelanggan di kantor -kantor resmi pembayaran PLN, door to door dan forum-

forum pertemuan berisi pengenalan kepada masyarakat tentang program ini.

Pertemuan-pertemuan untuk mengenalkan Program Layanan Listrik Prabayar baik

Page 113: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

di tingkat kelurahan maupun RW berjalan selama dua bulan dari akhir bulan

Desember 2009 sampai Januari 2010, seperti yang dituturkan oleh Soeharmanto,

Kepala bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta :

“Kalau sosialisasi yang intens itu ya awal –awal diluncurkannya Program Layanan Listrik Prabayar, sekitar akhir bulan Desember 2009 sampai Januari 2010. Sosialisasi langsung ke pelanggan di kantor -kantor resmi pembayaran PLN, door to door dan forum-forum pertemuan berbentuk pertemuan-pertemuan baik di kelurahan atau di tingkat RT dan RW. Selanjutnya sosialisasi masih dilaksanakan tapi sifatnya itu kalau ada kegiatan baru disosoialisasikan.” (Wawancara, 16 Agustus 2010) Pada waktu dua bulan itu tak hanya komunikasi tatap muka yang

dilakukan, tapi juga termasuk dengan komunikasi bermedia menggunakan media

massa. Masyarakat terus menerus dikenalkan dengan program Program Layanan

Listrik Prabayar secara intens agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Hingga saat ini sosialisasi masih tetap dilakukan tetapi sifatnya tidak

intens seperti diawal – awal diluncurkannya program ini. Pertemuan-pertemuan

dilakukan untuk mensosialisasikan Program Layanan Listrik Prabayar di Kota

Surakarta dan sekitarnya. Selain itu pertemuan juga dilakukan untuk

memberitahukan sudah seberapa jauh perkembangan pengguna Program Layanan

Listrik Prabayar. Hingga bulan Okteber 2010 perkembangan Program Layanan

Listrik Prabayar yang sudah terpasang di Surakarta mencapai 7.061 dengan

perincian sebagai berikut :

Page 114: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 3.2

Perkembangan Program Layanan Listrik Prabayar

Bulan Okteber 2010

NO. UNIT JUMLAH

1. UP Manahan 1.716

2. UPJ Kartasura 1.082

3. UP Surakarta Kota 954

4. UPJ Wonogiri 799

5. UPJ Grogol 778

6. UPJ Sumberlawang 593

7. UPJ Karanganyar 588

8. UPJ Sragen 585

9. UPJ Sukoharjo 506

10. UPJ Palur 505

11. UPJ Jatisrono 403

Jumlah Keseluruhan 7.061

Sumber : PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Secara keseluruhan Program Layanan Listrik Prabayar telah berjalan

selama sepulluh bulan terhitung dari akhir bulan Desember 2009 hingga bulan

Oktober 2010. Setelah tahap sosialisasi, muncullah tanggapan dari masyarakat

Surakarta untuk menerima atau menolak program tersebut.

Berdasarkan penelitian, warga Surakarta dan sekitarnya dapat menerima

Program Layanan Listrik Prabayar ini. Tentu masyarakat tidak serta merta dalam

menerima program ini, dibutuhkan waktu seiring dengan berjalannya proses.

Page 115: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Sebelum menerima program ini pastilah ada pertimbangan-pertimbangan untung

rugi yang dipikirkan masyarakat.

Dalam penerimaan Program Layanan Listrik Prabayar, waktu yang

dibutuhkan masyarakat berbeda-beda satu sama lain. Ada yang cepat menerima,

ada pula yang memerlukan waktu lebih lama untuk bisa menerima program

tersebut. Hal ini tak terlepas dari latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan

pengalaman.

Sudiro, seorang istri pensiunan TNI dan berprofesi sebagai ibu rumah

tangga menerima Program Layanan Listrik Prabayar dalam waktu satu hari

setelah diadakannya sosialisasi oleh pihak PLN.

“…pemasangan listrik prabayar cepet kok Mbak, sehari langsung jadi. Pagi saya mendaftar, sorenya sudah terpasang.” (wawancara, 18 Agustus 2010)

Lain halnya dengan Iwan, seorang pegawai sebuah bank swasta yang

aktifitas kesehariannya harus mobile Solo – Yogja, dia mengatakan bahwa untuk

menerima program ini dibutuhkan waktu satu bulan sejak sosialisasi diadakan.

“ Saya tahu layanan ini sekitar bulan Januari. Saya memakai bulan Februari. Berarti sekitar satu bulan baru memutuskan memakai.” (wawancara, 27 Agustus 2010) Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan

masyarakat Surakarta menerima Program Layanan Listrik Prabayar antara satu

hari sampai satu bulan setelah pertama kali diadakan sosialisasi. Banyaknya

sosialisasi yang diadakan di masing-masing daerah di Surakarta berbeda-beda

sesuai kondisi dari daerah tersebut dan tujuan sosialisasi.

Page 116: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

4. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional

dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan bersama.

Anggota sistem sosial dalam penelitian ini adalah semua yang terlibat

dalam penyebaran Program Layanan Listrik Prabayar di Surakarta. Berdasarkan

hasil penelitian yang termasuk ke dalam sistem sosial adalah PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta sebagai komunikator, masyarakat Kota Surakarta sebagai

komunikan.

Di antara anggota sistem sosial ada yang memegang peranan penting

dalam proses difusi, yaitu pemuka pendapat dan agen pembaru. Pemuka pendapat

adalah seseorang yang relatif sering dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku

orang lain untuk bertindak dengan cara tertentu secara informal. Sedangkan agen

pembaru adalah orang yag aktif berusaha menyebarkan inovasi ke dalam suatu

sistem sosial. Dalam penelitian ini tidak ada pemuka pendapat yang membantu

mempercepat proses difusi ke masyarakat. Proses difusi murni dilakukan oleh

pihak PLN.

Namun, PLN sebagai satu – satunya perusahan negara yang bertanggung

jawab terhadap listrik di Indonesia, memiliki kekuatan sendiri dalam proses difusi.

Sebagai satu – satunya penyedia listrik Negara, PLN secara tidak langsung

memiliki kemampuan untuk mengarahkan pelanggan agar mencoba memakai

layanan listrik prabayar, sehingga akan mempengaruhi kecepatan dari proses

difusi sebuah inovasi.

Page 117: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Bandung Bandono, seorang Marketing Support sebuah perumahan di

Surakarta mengatakan bahwa perumahan yang dikelolanya memakai sistem

layanan prabayar karena dari pihak PLN memberikan penawaran sistem layanan

listrik prabayar kepada perumahan yang dikelolanya.

“ … Kemarin waktu ke PLN, pihak sananya bilang kalau di perumahan saya dapetnya yang sistem layanan listrik prabayar. Ya.. kalau memang begitu saya bilang nggak masalah. “ (wawancara, 7 September 2010) Penawaran ini sifatnya bukan paksaan, artinya pihak PLN hanya

menawarkan pemakaian sistem layanan listrik prabayar, tetapi keputusan unutuk

memakai atau tidak tetap ada di tangan pelanggan. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta :

“ Kami dari pihak PLN hanya menawarkan saja pemakaian sistem layanan listrik prabayar terutama kepada para pelanggan baru yang akan memasang listrik. Akan tetapi, keputusannya ,tetap di tangan pelanggan. Kami tidak memaksakan. “ (wawancara, 16 Agustus 2010) Selanjutnya, yang dimaksud dengan agen pembaru dalam difusi Program

Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta yaitu para karyawan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta. Sebagai agen pembaru, dengan penuh kesadaran mereka

secara aktif menyebarkan program Program Layanan Listrik Prabayar. Karyawan

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan orang – orang yang pertama kali

mencoba sistem Layanan Listrik Prabayar. Mereka sebagai bagian dari suatu

sistem sosial, membantu menyebarkan inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

kepada orang – orang terdekat mereka di daerah tempat tinggal mereka. Agen

Pembaru merupakan orang yang terlebih dulu tahu tentang Program Layanan

Listrik Prabayar dan selanjutnya bertugas menyebarkan kepada masyarakat agar

Page 118: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

inovasi ini bisa diketahui masyarakat untuk dipelajari, dan pada akhirnya

mengharapkan masyarakat agar mau mengadopsinya.

Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur,

Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama

lain. Dengan Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542

jiwa, maka kota Surakarta termasuk kedalam kategori kota besar. Kota merupakan

suatu kawasan yang biasanya memiliki ciri-ciri jumlah penduduk yang relatif

padat dibanding kawasan sekitarnya, hubungan kekerabatan kemasyarakatannya

longgar, penduduknya memiliki berbagai ragam profesi yang bersifat non agraris,

terdapat berbagai macam fasilitas umum yang relatif beragam dan modern

dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Dengan karakteristik ini, tentunya

masyarakat kota Surakarta memiliki reaksi yang berbeda - beda dalam menerima

sebuah inovasi baru.

Masyarakat Surakarta sebagai anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam

kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat

keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Sebagai narasumber dalam

penelitian ini adalah 13 orang yang dianggap mewakili masyarakat Surakarta

sebagai suatu sistem sosial. Narasumber tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sudiro

2. Ani

3. Darmi

4. Burhanuddin

5. Ambarwati

8. Sulasmi

9. Djuwito

10. Agus Mujazid

11. Lina

12. Iwan

Page 119: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

6. Irin

7. Supartini

13. Renata

Dari 13 orang narasumber tersebut, maka dapat di kelompokkan menjadi

beberapa golongan adopter sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pengelompokan Adopter

Program Layanan Listrik Prabayar di Surakarta

Innovators

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, terdapat

narasumber yang dapat digolongkan dalam kategori inovator. Berdasarkan

pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961)

Kelompok

Adopter Ciri – Ciri Adopter

Jumlah

(∑)

Prosentase

(%)

Innovators petualang, berani mengambil resiko, mobile,

cerdas, kemampuan ekonomi tinggi

1 7,6%

Early Adopters para teladan (pemuka pendapat), orang yang

dihormati, akses di dalam tinggi

2 15,4%

Early Majority penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi 4 30,8%

Late Majority skeptis, menerima karena pertimbangan

ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati

4 30,8%

Laggards tradisional, terisolasi, wawasan terbatas,

bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas

2 15,4%

∑ = 13 ∑ = 100%

Page 120: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

bahwa kelompok Innovators hanya 2,5%, maka dalam penelitian ini dari 13 orang

narasumber hanya terdapat satu orang yang dapat dikategorikan menjadi inovator.

Innovators atau inovator merupakan individu yang pertama kali mengadopsi

inovasi.

Iwan, seorang pegawai di salah satu bank swata yang berpendidikan strata

satu (S1) dengan kondisi harus mobile Solo – Yogyakarta setiap minggunya

merupakan orang yang dapat dikategorikan menjadi inovator.

“ Saya menyelesaikan kuliah saya di salah satu universitas di Jakarta... Saat ini saya sudah bekerja di salah satu bank swasta di Yogjakarta, tapi karena istri bekerja di Solo jadi yaa beli rumah di sini, sehingga saya harus bolak – balik Solo – Yogja setiap minggunya. Karena harus mobile setiap minggunya, saya tidak punya cukup waktu untuk mengantri di loket – loket pembayaran listrik PLN, makanya saya pilih menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar.” (wawancara, 4 September 2010) Dengan kondisi harus bolak – balik Solo – Yogja setiap minggunya, berarti

dapat dikategorikan Iwan merupakan seorang yang memiliki aktifitas yang tinggi

atau mobile. Selain itu tingkat pendidikannya juga tinggi yang tentunya akan

mempengaruhi kecerdasan dan pola pikir seseorang dalam mengadopsi sebuah

inovasi.

Pendidikan mempengaruhi pola pikir sesorang untuk lebih terbuka pada hal-

hal baru. Keterbukaan tersebut membuat orang mempunyai pengalaman yang

lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Seperti yang tertera dalam buku

Psikologi Komunikasi bahwa keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha

intelektual (Rakhmat, 1986: 72).

Menurut Rogers dan Shoemaker dikutip oleh Hanafi Abdillah dalam buku

Memasyarakatkan Ide-Ide baru, ciri – ciri dari kelompok Innovators atau inovator

Page 121: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

meliputi petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan

ekonomi tinggi (1987: 26).

Early Adopters

Early Adopters atau perintis / pelopor merupakan individu yang menjadi para

perintis dalam penerimaan inovasi. Berdasarkan pengelompokan berdasarkan

kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961) bahwa kelompok Early Adopters

atau perintis / pelopor berprosentase 13,5% maka dalam penelitian ini dari 13

orang narasumber terdapat dua orang yang dapat dikategorikan menjadi Early

Adopters atau perintis / pelopor.

Biasanya kelompok perintis merupakan orang yang dihormati dan menjadi

teladan dalam masyarakat. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa

Darmi, salah satu narasumber, merupakan ketua RW di Grogol. Ketua RW

merupakan salah satu jabatan yang dihormati dan dijadikan teladan bagi

masyarakat sekitar. Sebagai istri ketua RW, tentunya Darmi aktif dalam kegiatan

kemasyarakatan. Dalan kesempatan itulah ia sering mengajak teman – temannya

untuk memakai Program Layanan Listrik Prabayar. Oleh karena itulah, Darmi

termasuk dalam kelompok perintis / pelopor, seperti yang dituturkan Darmi

sebagai berikut :

“ … Kebetulan suami adalah ketua RW di sini.. Bila ada pertemuan dengan ibu – ibu biasanya di acara PKK, saya sering ajak ngobrol tentang Program Layanan Listrik Prabayar. ternyata banyak yang tertarik. Disini saja sudah sekitar 5 orang yang mau beralih ke prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Page 122: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Hal ini serupa seperti yang ditulis oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya

Psikologi Komunikasi bahwa ketika komunikator berkomunikasi, yang

berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri.

Kadang-kadang siapa lebih penting daripada apa (1986: 255).

Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika ia

menyampaikan pembicaraanya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita dapat

lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada orang-orang

lain: Ini berlaku pada umumnya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku

ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan

sementara penulis retorika bahwa kebaikkan personal yang diungkapkan tidak

berpengaruh apa-apa pada kekuatan persuasiya; sebaliknya karakternya bisa

hampir disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya

(Aristoteles dikutip oleh Rakhmat, 1986: 255).

Lain halnya dengan Sulasmi, seorang pegawai PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta dengan pendidikan terakhir Strata Satu (S1). Dia mengatakan bahwa

keputusannya untuk bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar karena tahu

manfaat dan nilai tambahnya. Artinya sebagai orang internal PLN, Sulasmi

memiliki akses yang mudah dalam mencari informasi tentang Program Layanan

Listrik Prabayar sampai akhirnya ia memutuskan untuk bermigrasi ke Program

Layanan Listrik Prabayar. Bahkan bagi Sulasmi sudah menjadi kewajiban untuk

memahani Program Layanan Listrik Prabayar, karena dirinya bekerja sebagai

karyawan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

“…Sebagai orang yang bekerja di PLN, tentu saja harus tahu apa itu Program Layanan Listrik Prabayar. Setelah tahu bagaimana, akhirnya saya

Page 123: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

memutuskan untuk bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Rogers dan Shoemaker. Menurut

Rogers dan Shoemaker dikutip oleh Hanafi Abdillah dalam buku

Memasyarakatkan Ide-Ide baru, yang menjadi ciri – ciri dari kelompok Early

Adopters atau perintis / pelopor adalah para teladan (pemuka pendapat), orang

yang dihormati, akses di dalam tinggi (1987: 26).

Early Majority

Early Majority atau pengikut dini merupakan individu yang menjadi para

pengikut awal. Berdasarkan pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah

duji oleh Rogers (1961) bahwa kelompok Early Majority atau pengikut dini

berprosentase 34%, maka dalam penelitian ini dari 13 orang narasumber terdapat

empat orang yang dapat dikategorikan menjadi Early Majority atau pengikut dini.

Salah satu ciri kelompok pengikut dini adalah penuh pertimbangan. Dari hasil

penelitian yang dilakukan di lapangan diketahui ada beberapa hal yang dijadikan

pertimbangan sampai seseorang memutuskan menerima atau menolak suatu

inovasi. Pertimbangan tersebut dilihat dari sisi positif dan sisi negatifnya.

Seperti yang dikemukakan oleh Burhanudin seorang pegawai di instansi salah

satu pemerintah dan latar pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ia

mengatakan bahwa sebelum memutuskan untuk memakai Program Layanan

Listrik Prabayar, ia sempat khawatir bila kwh-meternya akan cepat rusak karena

kualitasnya yang belum dapat dipastikan atau bila kwh-meternya tidak mendeteksi

pemakaian listrik dengan benar. Akan tetapi, setelah diyakinkan oleh petugas PLN

Page 124: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dan ada jaminan bila barang rusak akan diganti yang baru tanpa membayar

kembali, akhirnya ia memutuskan beralih ke system listrik prabayar.

“ Awalnya saya sempat khawatir bila beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar. Takutnya kwh-meternya cepet rusak, kan belum teruji itu kwalitasnya. Lha nanti kalau rusak gimana? Soalnya banyak juga kasus yang kwh-meternya nggak mendeteksi pemakaian listrik dengan benar... Tapi, setelah saya tanyakan ke pihak PLN terkait kasus tersebut, ternyata sudah ditangani. Bahkan ada jaminan dari PLN bila terbukti memang kulitas kwh-meter dari PLN-nya yang kurang bagus maka pihak PLN bersedia menggantinya dengan yang baru tanpa membayar lagi. Gratis…” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Berbeda dengan Burhanudin, Supartini salah seorang pegawai PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta yang berpendidikan Strata Satu (S1), kekhawatirannya

menggunakan Layanan Listrik Prabayar adalah dari sisi ketersediaan voucher

pulsa listrik atau token. Sebelum akhirnya memutuskan menggunakan Layanan

Listrik Prabayar, yang ia pikirkan adalah bila voucher habis dan tidak ada yang

menjual voucher listrik, padahal ia memiliki anak yang masih balita. Namun,

setelah tahu bahwa Program Layanan Listrik Prabayar ini pada kwh-meternya

dilengkapi dengan sinyal alarm sebagai tanda peringatan bahwa listrik hampir

habis, Supartinipun tidak khawatir lagi.

“ Sekarang sudah pakai Layanan Listrik Prabayar, memang dulu sempat khawatir juga memakai prabayar karena yang jual vouchernya masih jarang. Takutnya kalau malam pulsanya habis, listriknya kan langsung mati. Nah, mau beli dimana pulsanya... Padahal saya masih punya anak balita. Setelah diberitahu tahu Program Layanan Listrik Prabayar ini di kwh-meternya dilengkapi dengan sinyal alarm untuk peringatan listrik hampir habis, saya tidak khawatir lagi karena bisa jaga – jaga.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Selain penuh pertimbangan, pengikut dini merupakan individu yang interaksi

internalnya tinggi, artinya interaksi atau hubungan dengan orang – orang yang

Page 125: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

terlibat langsung/berkepentingan cukup intens. Interaksi internal yang tinggi dapat

menyebabkan berubahnya pola pikir seseorang terhadap suatu hal.

Agus Mujazid, seorang pengurus masjid atau takmir masjid di Baabussalam

yaitu masjid yang terletak di kawasan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Ia

lulusan Sekolah Dasar (SD) dan sering menghabiskan waktunya untuk mengurus

masjid tersebut. Sebagai pengurus masjid yang terletak di kawasan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta, tentunya ia sering berinteraksi dengan orang – orang

yang ada di dalamya, baik untuk urusan kantor atau yang lainnya. Dengan

demikian sudah ada rasa kepercayaan yang timbul.

Salah satu tanggung jawab takmir masjid adalah turut andil mengambul

keputusan dalam segala hal yang berhubungan dengan masjid, termasuk masalah

perlistrikan. Saat ditawari PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk bermigrasi ke

Program Layanan Listrik Prabayar, ia tidak ragu – ragu lagi untuk segera beralih

ke layanan ini. Akhirnya Agus Mujazid sepakat masjid Baabussalam menerima

Program Layanan Listrik Prabayar.

“ … Saking PLN menika ngomong ‘Pak Agus, listrik teng masjid digentos mawon nggih ngagem Listrik Prabayar..’ Trus, kulo ngomong boten nopo – nopo. Lha, nggih terus digentos Prabayar menika.” (wawancara, 2 September 2010)

Lain halnya dengan Renata, seorang pengusaha batik yang tinggal di daerah

perumahan dan sedang menyelesaikan tesisnya (S2). Ia memutuskan memakai

Program Layanan Listrik Prabayar karena sebelumnya ia sudah tahu program ini

terlebih dahulu dari seorang temannya yang bekerja di PLN. Oleh karena itulah,

ketika pihak merketing perumahannya menawarkan rumah yang menggunkan

Program Layanan Listrik Prabayar, ia langsung setuju.

Page 126: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

“ Saya sudah tahu Program Layanan Listrik Prabayar dari teman saya yang kerja di PLN. Udah lama sich Mbak tahunya… Jadi waktu ditawarin pake Listrik Prabayar ama marketingnya, ya saya langsung setuju aja. “ (wawancara, 4 September 2010)

Menurut Rogers dan Shoemaker dikutip oleh Hanafi Abdillah dalam buku

Memasyarakatkan Ide-Ide baru, ciri – ciri dari kelompok Early Majority atau

pengikut dini meliputi penuh pertimbangan dan interaksi internal tinggi. (1987:26)

Late Majority

Late Majority atau Pengikut Akhir merupakan individu yang menjadi

pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Berdasarkan pengelompokan

berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961) bahwa kelompok

Late Majority atau Pengikut Akhir berprosentase 34%, maka dalam penelitian ini

dari 13 orang narasumber terdapat empat orang yang dapat dikategorikan menjadi

Late Majority atau Pengikut Akhir.

Menurut Rogers dan Shoemaker dikutip oleh Hanafi Abdillah dalam buku

Memasyarakatkan Ide-Ide baru, gambaran tentang pengelompokan adopter Late

Majority atau Pengikut Akhir memiliki ciri – ciri : skeptis, menerima karena

pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.

Berdasarkan ciri – ciri diatas, dalam penelitian ini narasumber yang kami

kelompokan dalam adopter Late Majority atau Pengikut Akhir adalah Sudiro dan

Ani. Pengelompokan ini berdasarkan pernyataan berikut :

“ Nek langsung bayar sekaligus menika kulo boten sanggup Mbak, lha sekali mbayar tekan Rp 600.000,00. Trus, listrik kulo dicabut PLN. Pas ngurus teng PLN, kulo ditawari ngagem listrik prabayar. Nek ngagem prabayar meniko kan boten sekaligus, sak gadhahe arto pira niku sing

Page 127: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

ditumbaske voucher. Lah trus kulo ngagem prabayar dugi sak menika..” (Wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010)

“ Dulu sempat di putus PLN karena belum ada uang untuk bayar lisrtik. Waktu ngurus ke kantor pembayaran, PLN bilang kalau ada program baru dari PLN, Program Layanan Listrik Prabayar. Program ini kayak sistem HP jadi bisa beli pulsa sesuai dengan anggaran belanja. Setelah itu saya menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar. Malah enak ini kok Mbak… saya nggak merasa berat lagi kayak dulu…” (Wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa alasan narasumber beralih

ke Program Layanan Listrik Prabayar karena faktor ekonomi. Sudiro dan Ani

berpendapat Program Layanan Listrik Prabayar lebih meringankan daripada

dengan sitem pascabayar yang harus membayar sekaligus di akhir bulan.

Selain menerima karena pertimbangan ekonomi, ciri lain dari kelompok

pengikut dini adalah menerima karena tekanan sosial. Dari hasil penelitian yang

dilakukan di lapangan diketahui terdapat narasumber yang dapat dikategorikan

sebagai pengikut dini karena menerima dengan alasan tekanan sosial.

Ambarwati, seorang pegawai di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dan

berpendidikan Strata Satu (S1). Ia mengatakan dirinya memutuskan memakai

Program Layanan Listrik Prabayar karena dirinya bekerja sebagai karyawan PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta sehingga ada perasaan sungkan bila tidak

menyukseskan program PLN. Berikut adalah pernyataannya :

“ Saya nggak enak Mbak kalau nggak ikut pakai prabayar… Masak orang PLN nggak ikut menyukseskan Program Layanan Listrik Prabayar…” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Dari pernyataan di atas dapat diidentifikasi bahwa ada semacam rasa “tidak

enak” atau sungkan yang menyebabkan Ambarwati memutuskan untuk memakai

Program Layanan Listrik Prabayar. Perasaan sungkan ini dapat dikategorikan

Page 128: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

sebagai tekanan sosial karena ia sebagai orang yang bekerja di PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta yang membawa nama baik PLN dan senantiasa turut

menyukseskan program – program PLN.

Laggards

Laggards atau kelompok kolot/tradisional merupakan individu terakhir yang

mengadopsi suatu inovasi, biasanya adalah kaum kolot/tradisional. Berdasarkan

pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961)

bahwa kelompok Laggards atau kelompok kolot/tradisional berprosentase 16%,

maka dalam penelitian ini dari 13 orang narasumber terdapat dua orang yang

dapat dikategorikan menjadi Laggards atau kelompok kolot/tradisional.

Menurut Rogers dan Shoemaker dikutip oleh Hanafi Abdillah dalam buku

Memasyarakatkan Ide-Ide baru, gambaran tentang kelompok adopter Laggards

atau kelompok kolot/tradisional memiliki ciri – ciri : tradisional, terisolasi,

wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas.

Salah satu ciri kelompok Laggards atau kelompok kolot/tradisional adalah

sumberdaya terbatas. Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan diketahui

bahwa terdapat narasumber yang teridentifikasi memiliki sumberdaya terbatas

sehingga tidak dapat mengikuti Program Layanan Listrik Prabayar.

Djuwito, seorang tukang becak yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD)

mengatakan bahwa sebenarnya ia tertarik menggunakan Program Layanan Listrik

Prabayar, tetapi karena daya di rumahnya hanya 450 VA dan ia tidak ada biaya

Page 129: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

untuk menaikan daya di rumahnya, maka ia hanya bisa bertahan dengan sistem

pascabayar.

“… Sebenarnya saya ingin beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar, hanya saja saya belum ada biaya Mbak. Selain itu daya di rumah saya juga hanya 450 VA…” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa Djuwito sebenarnya tertarik

menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar, tetapi karena daya di rumahnya

hanya 450 VA, sedangkan batas minimal daya yang bisa menggunakan Program

Layanan Listrik Prabayar adalah rumah dengan daya 900 VA, maka ia tidak bisa

menikmati Program Layanan Listrik Prabayar. Selain itu ia juga tidak ada biaya

untuk menaikkan daya di rumahnya, maka ia hanya bisa bertahan dengan sistem

pascabayar. Daya merupakan suatu sumberdaya dan daya 450 VA mrnyebabkan

terhambatnya pemakaian Program Layanan Listrik Prabayar, hal ini dapat

dikategorikan sebagai terbatasnya sumber daya.

Lain halnya dengan Irin, seorang pegawai PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Irin sampai saat ini belum

beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar karena masih ada perasaan khawatir

bila sewaktu – waktu listrik padam karena lupa mengisi voucher pilsa listrik.

“ … Kalau pakai Program Layanan Listrik Prabayar saya takut kalau malam–malam mati. Soalnya saya ini orangnya pelupa, jadi takut kalau – kalau saya lupa ngisi voucher, kan bisa gawat… Sampai saat ini saya masih memakai pascabayar, suatu saat nanti saya akan beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar, tapi tidak sekarang. Kalau untuk sekarang saya masih takut. “ (wawancara, 27 Agustus 2010)

Sebenarnya dalam pernyataan Irin tidak dapat diidentifikasikan sebagai

golongan adopter Laggards atau kelompok kolot/tradisional. Dilihat dati

pekerjaan dan pendidikan pun Irin tidak dapat dikatakan tradisional, terisolasi,

Page 130: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas. Akan tetapi,

dalam penelitian ini Irin termasuk orang yang memutuskan belum memakai

Program Layanan Listrik Prabayar, maka oleh peneliti ia dikelompokkam dalam

golongan adopter Laggards atau kelompok kolot/tradisional.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Irin yang menyatakan bahwa suatu saat

nanti ia akan beralih menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar. Artinya, ia

pada akhirnya akan mengadopsi inovasi Program Layanan Listrik Prabayar, hanya

saja ia membutuhkan waktu yang lebih lama.

B. Adopsi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

Adopsi merupakan penerimaan masyarakat Surakarta terhadap program listrik

layanan prabayar dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Dalam tahap

pengadopsisan ini tentunya tidak serta merta masyarakat langsung menerima,

tetapi mengalami beberapa proses dan tahap apalagi program ini merupakan

terobosan baru dari pemerintah, khususnya PT. PLN (Persero) APJ Surakarta bagi

masyarakat di Surakarta.

Proses keputusan inovasi ini adalah sebuah model teoritis dari tahapan

pembuatan keputusan tentang pengadopsian suatu inovasi teknologi baru. The

innovation-decision process merupakan proses mental yang mana seseorang atau

lembaga melewati dari pengetahuan awal tentang suatu inovasi sampai

membentuk sebuah sikap terhadap inovasi tersebut, membuat keputusan apakah

menerima atau menolak inovasi tersebut, mengimplementasikan gagasan baru

tersebut, dan mengkonfirmasi keputusan ini.

Page 131: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup hal-hal yang

digambarkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan (Knowledge)

2. Persuasi (Persuasion)

3. Keputusan (Decisions)

4. Implementasi (Implementation)

5. Konfirmasi (Confirmation)

1. Pengetahuan (Knowledge)

Merupakan kesadaran individu akan adanya inovasi dan pemahaman

tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Tahap ini merupakan

pengenalan dimana masyarakat baru mengetahui Program Layanan Listrik

Prabayar dan informasi yang didapat masih terbatas. Masyarakat baru pertama

mengenal program ini bahkan baru pertama kali mendengar namanya. Masyarakat

pada umumnya mengetahui program ini dari sosialisasi baik sosialisasi secara

interpersonal maupun melalui media massa yang dilaksanakan PT.PLN (Persero)

APJ Surakarta pada akhir bulan Desember 2009 sampai bulan Januari 2010.

Mereka baru tahu kalau ada program baru dari PLN. Seperti yang dikatakan

Darmi bahwa pertama kali dia tahu tentang program Layanan Listrik Prabayar

yaitu dari sosialisasi yang dilakukan PLN di kelurahan :

“ Saya tahu layanan ini pertama kali lewat sosialisasi di kelurahan. Kemarin ada penyuluhan dari PLN Solo kerjasama dengan PLN Grogol di kelurahan Grogol. Sosialisasi tersebut dengan jelas memaparkan segala sesuatu tentang Layanan listrik prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Page 132: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Selain dari berbagai kegiatan sosialisasi baik melalui sosialisasi

interpersonal maupun media massa, masyarakat pada umumnya mengetahui

program ini saat mengurus pencabutan listrik di rumah mereka. Mereka ini adalah

orang – orang yang menjadi sasaran Program Layanan Listrik Prabayar adalah

mereka yang sering menunggak pembayaran listrik.

“…Saking PLN menika boten enten sosialisasi listrik prabayar… Kulo nggih ngertos prabayar niku pas ngurus teng PLN… Lha tiba – tiba nggen kula diputus, dipendet gengstere, 3 wulan dereng bayar.” (wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010)

“ Sebelumnya saya belum tahu program ini, karena dua bulan belum membayar akhirnya dicabut oleh PLN, terus saya ke PLN disana saya baru mendapat sosialisasi Program Layanan Listrik Prabayar.” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

Setelah mendapat sosialisasi pertama kali, masyarakat mendapat

pengetahuan dasar mengenai Program Layanan Listrik Prabayar. Karena baru

mendapat sedikit informasi, maka pengertian dan pengetahuan Program Layanan

Listrik Prabayar sangat terbatas. Mendengar istilah Program Layanan Listrik

Prabayar saja mereka masih awam dan kedengaran asing di telinga. Keragu-

raguan masih membayangi benak mereka.

Mereka hanya mengetahui sebatas nama dan pengertian sederhana. Selain

itu, masih ada keraguan dalam diri masyarakat apakah Program Layanan Listrik

Prabayar benar-benar progam yang bisa dipertangguingjawabkan pelaksanaannya.

Seperti yang diungkapkan Burhanudin berikut ini :

“ Awalnya saya sempat khawatir bila beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar. Takutnya kwh-meternya cepet rusak, kan belum teruji itu kwalitasnya. Lha nanti kalau rusak gimana? Soalnya banyak juga kasus yang kwh-meternya nggak mendeteksi pemakaian listrik dengan benar...” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Page 133: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Apalagi ini masalah listrik yang saat ini menjadi kebutuhan pokok setiap

orang dalam menjalankan aktifitas sehati – hari. Hal ini sangat wajar karena

mereka belum membuktikan sendiri pemakaiannya. Agar mudah diterima

masyarakat, dalam setiap sosialisasi yang dilakukan PLN, diberikan pengertian

bahwa sistem kerja Program Layanan Listrik Prabayar sama seperti penggunaan

HP dengan sistem pengisian pulsa, dimana saat ini HP merupakan barang yang

sudah tidak asing lagi bagi semua lapisan masyarakat sebagi alat komunikasi.

Masyarakat yang baru mendapat sedikit informasi pastilah mempunyai

rasa ingin tahu dan penasaran di benak mereka, apa sebenarnya Program Layanan

Listrik Prabayar itu dan bagimana program itu berlangsung nantinya. Namun,

penyebaran melalui sosialisasi-sosialisasi baik melalui media massa maupun

komunikasi tatap muka terus dilakukan agar masyarakat lebih yakin dan paham.

Karena masyarakatlah yang menjadi ujung tombak dari program ini, jadi langkah

– langkah sosialisasi selalu dilakukan.

Tahap Munculnya Pengetahuan adalah ketika seorang individu (atau unit

pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan

keuntungan / manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

Pada tahap pengetahuan ini masyarakat diberikan gambaran keuntungan

dan nilai tambah yang mereka peroleh bila menggunakan Program Layanan

Listrik Prabayar. Pengetahuan ini akan membangkitkan kesadaran masyarakat

akan nilai lebih dari Program Layanan Listrik Prabayar. Setelah itu barulah

mereka masuk pada tahap proses pengambilan keputusan inovasi berikutnya yang

berujung pada adopsi yaitu persuasi.

Page 134: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

2. Persuasi (Persuasion)

Pada tahap ini individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap

inovasi. Tahap Persuasi ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan

lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.

Pengetahuan (knowledge) yang dimiliki masyarakat berupa informasi awal

yang baik secara langsung meupun tidak langsung mengarahkan individu untuk

membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi (persuasi). Pada

tahapan ini melalui berbagai terpaan pesan baik melalui media massa maupun

komunikasi tatap muka secara langsung. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

sebagai komunikator terus memberikan sosialisasi agar informasi dan

pengetahuan yang didapat oleh masyarakat sebagai komunikan akan terus

bertambah sehingga timbul ketertarikan dan akhirnya masyarakat bisa ikut

berpartisipasi. Seperti ungkapan Darmi :

“ Menurut saya inovasi layanan listrik prabayar ini sangat – sangat luar biasa karena modelnya sama seperti HP, sehingga tidak perlu banyak training lagi pada penggunanya.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Darmi mengatakan bahwa inovasi layanan listrik prabayar sangat luar

biasa karena modelnya sama seperti HP. Model disini maksudnya cara kerjanya

sama dengan sistem kerja HP. Ungkapan tidak perlu banyak training lagi pada

penggunanya berarti adanya nilai tambah pada sistem layanan prabayar.

Pernyataan Darmiu tersebut mengisyaratkan telah terbentuknya sikap setuju

terhadap inovasi Program Layanan Listrik Prabayar.

Page 135: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Setelah mendapat terpaan dari berbagai media mengenai Program Layanan

Listrik Prabayar, maka informasi yang diterima masyarakat semakin banyak

dibanding dengan tahap sebelumya yang hanya mengetahui sekilas saja.

Komunikator dalam hal ini adalah PLN terus berupaya menambah informasi pada

masyarakat dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan rasa ingin tahunya

tentang program Layanan Listrik Prabayar.

Rasa ingin tahu masyarakat yang semakin besar, perlu diarahkan dan

dipersuasi sebagai sebuah solusi dari permasalahan yang dihadapi, agar tujuan

pelaksanaan Program Layanan Listrik Prabayar dapat tercapai. Hal inilah yang

dilakukan pihak PLN dalam menyebarkan (difusi) Program Layanan Listrik

Prabayar kepada masyarakat, terutama para penunggak. Seperti yang diungkapkan

narasumber berikut bahwa mereka tahu untuk pertama kalinya Program Layanan

Listrik Prabayar saat mengurus pencabutan listrik di rumahnya, dan dari pihak

PLN menawarkan Program Layanan Listrik Prabayar sebagai solusi dari

permasalahan yang dihadapinya.

“…Kulo nggih ngertos prabayar niku pas ngurus teng PLN… Lha tiba – tiba nggen kula diputus, dipendet gengstere, 3 wulan dereng bayar. Trus kulo mlayu teng PLN.. Lha terus sakniki badhe kula bayar nyuwun dipasangke malih. Trus kulo dikandhani petugas PLN-ne… “Sakniki tumut prabayar mawon, Bu.” (wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010)

“ … Karena dua bulan belum membayar akhirnya dicabut oleh PLN,

terus pihak PLN menyarankan menggunakan prabayar. Satelah diterangkan cara penggunaannya sama seperti HP, saya rasa prabayar lebih meringankan dan ini lebih baik... Akhirnya saya setuju diganti dengan listrik prabayar.” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

Ternyata 75% dari keputusan manusia dilandasi oleh emosi, maka persuasi

biasanya mengadakan pendekatan dengan daya tarik emosi. Dalam persuasi perlu

Page 136: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

digunakan kombinasi dengan teknik daya tarik emosi, setelah itu barulah

penganjur (komunikator) memberikan motivasi atau alas an-alasan yang rasional

mengenai bagaimana dan mengapa anjurannya peril diterima. 40

Dari hasil penelitian yang dilakukan, soaialisasi yang dilakukan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta ternyata masih belum optimal karena banyak pelanggan

yang merasa belum pernah mendapatkan sosialisasi dari PLN sebelumnya. Hal ini

diungkapkan oleh beberapa narasumber berikut :

“ Belum ada sosialisasi tu Mbak, saya belum pernah dengar Program Layanan Listrik Prabayar ini sebelumnya...” (wawancara Lina, 4 September 2010)

“ Boten wonten sosialisasi, kulo ngertose nggih pas mbayar listik

menika.“ (wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010) “ Nggak, dari PLN nggak ada sosialisasi apapun. Dari media juga saya

belum pernah dengar. Mungkin saya yang tidak terlalu memperhatikan beritanya saja kali ya Mbak…” (wawancara Iwan, 4 September 2010)

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa sosialisasi yang silakukan

PLN belumlah optimal. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses komunikasi

biasa terdapat gangguan yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Seperti

yang dinyatakan Iwan bahwa bisa jadi ketidaktahuannya akan Program Layanan

Listrik Prabayar adalah karena tidahk memperhatikan berita yang ada. Tidak

memperhatikan disini bisa diindentifikasikan sebagai faktor individu yang

menghambat tersampaikannya pesan komunikasi.

Faktor individu yang ikut mempengaruhi pada proses komunikasi adalah

faktor psikologi, dimana individu cenderung memperhatikan atau menerima

40 Susanto, Astrid S. 1977. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung : P.T. Rindang Mukti. Hal 19

Page 137: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

terpaan media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya atau yang

disebut sebagi selective attention. Bagi Iwan awalnya Program Layanan Listrik

Prabayar tidak sesuai dengan minatnya.

Pesan media yang tidak tersampaikan, tidak akan memberikan efek bagi

audiencenya. Begitu pula pesan media Program Layanan Listrik Prabayar, kepada

pelanggan. Pesan media ini akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam

menerima atau menolak suatu inovasi.

Agar masyarakat dapat membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap

inovasi dengan Program Layanan Listrik Prabayar ini, maka pihak PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta seharusnya terus melakukan sosialisasi secara terus –

menerus kepada masyarakat dan cara sosialisasipun haruslah tepat sasaran serta

dapat menarik minat dari warga masyarakat Surakarta. Keinovatifan dalam

sosialisasi yang dikaukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta juga sangat

berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap program ini.

Setelah terbentuknya sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi

dengan Program Layanan Listrik Prabayar masyarakat, maka saatnya masyarakat

mengambil keputusan.

3. Keputusan (Decisions)

Tahap Keputusan muncul ketika seorang individu atau unit pengambil

keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi

atau penolakan sebuah inovasi.

Page 138: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Setelah mendapat berbagai terpaan dari berbagai saluran komuniksi, baik

secara interpersonal maupun melalui media massa, pelanggan mulai mencari

informasi yang berkaitan dengan Program Layanan Listrik Prabayar sebelum

akhirnya memutuskan untuk menerima atau menolak memakai layanan listrik

prabayar.

Seperti yang dilakukan oleh Renata, salah satu narasumber dalam

penelitian ini. Renata mengetahui Program Layanan Listrik Prabayar setelah

membaca tentang layanan ini di koran. Rasa ingin tahunya membuat Renata

mencari informasi lebih rinci tentang Program Layanan Listrik Prabayar ke

seorang temannya yang kebetulan bekerja di PLN.

Setelah ia merasa yakin dengan layanan bari dari PLN ini, kebetulan

rumah yang akan ia tinggali yaitu Perumahan Tirtamaya dari pihak marketing

perumahan tersebut menawarinya untuk memakai listrik dengan sistem prabayar,

maka tanpa ragu – ragu lagi ia langsung setuju menggunakan Program Layanan

Listrik Prabayar ini.

“ Sebelumya saya pernah membaca Program Layanan Listrik Prabayar di koran, setelah itu saya tanya teman saya yang bekerja di PLN. Saya tahu Program Layanan Listrik Prabayar dari teman, maka setelah pihak marketing perumahan saya menawari menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar, saya langsung setuju. “ (wawancara, 4 September 2010)

Aktifitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah

inovasi ini setelah individu ada kecenderungan setuju atau tidak setuju terhadap

inovasi. Setelah itu individu akan mencari informasi sebanyak – banyaknya

sebelum ia memutuskan untuk menerima atau menolak sebuah inovasi.

Page 139: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

4. Implementasi (Implementation)

Merupakan tahapan ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan

lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

Setelah didahului dengan banyak pertimbangan, akhirnya tibalah individu

mengambil sebuah keputusan. Pada tahap ini masyarakat sudah membuat

keputusan menerima atau menolak suatu inovasi. Menerima bila individu melihat

banyak manfaat dan nilai tambah dari suatu inovasi, sedangkan akan menolak bila

dirasa tidak ada menfaat atau nilai tambah yang didapatkan dari sebuah inovasi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, setelah memutuskan memakai

Program Layanan Listrik Prabayar, ternyata ada beberapa manfaat dan nilai

tambah yang dirasakan oleh masyarakat, yaitu :

a) Bebas mengendalikan pemakaian listrik sendiri

Pertama, pelanggan dapat mengendalikan pemakaian listrik untuk

menghindari pemborosan. Hal ini seperti yang dirasakan oleh Renata, salah

satu warga di Perumahan Tirtamaya :

“ Setelah sekitar tujuh bulan memakai layanan ini, ya.. lebih irit ini karena kalau kita pakai pulsa yang kayak gini kan tidak ada pembulatan – pembulatan, disisi lain kita tidak dirugikan pihak PLN gitu. Misalnya kita mau bayar listrik kita juga kena beban kalau yang di PLN, jadi lebih irit ini. Kalau kita beli pulsa Rp 100.000,00 bisa sampai 3,5 bulan sich.. sedangkan kita kalau bayar listrik sendiri sebulan mesti habisnya diatas Rp 60.000,00 – Rp 70.000,00. Jadinya lebih irit ini. ” (wawancara Renata, 4 September 2010)

“ Pakai layanan prabayar ini nggak kemrungsung, sesuai dengan kebutuhan, malah irit pakai ini, tinggal pemakaian kita saja. ” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

Tingkat kenyamanan dan kepuasan setiap orang berbeda – beda. Bagi

seseorang mungkin merasa sebagai sebuah keuntungan, tetapi bagi orang yang

Page 140: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

lain belum tentu merasakan sebagi keuntungan, karena kondisi setiap orang

yang berbeda pula.

Dari hasil wawancara, ternyata ada juga pelanggan yang merasa lebih

boros setelah menggunakan layanan listrik Prabayar. Hal ini terungkap saat

wawancara dengan Ambarwati di Perumahan Pondok Baru Gentan :

“ Setelah memakai prabayar, kalau saya pribadi merasa boros karena harganya flat kayak penggunaan HP, kalau yang lama kan per blok. “ (wawancara, 27 Agustus 2010)

Sebelum kanaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010 untuk

voucher listrik, memang berbeda dengan sistem meteran biasa, harga per kwh

pada voucher listrik lebih mahal di banding dengan meteran biasa.

pada sistem meteran biasa jika tidak ada pemakaian pelanggan hanya di

kenakan biaya beban sesuai dengan tarif pemakaian kecuali pada tarif R15.

sedangkan dengan menggunakan voucher tidak di kenakan biaya beban sama

sekali, sehingga ada kenaikan pada harga per kwh.

Perhitungan sebelum kenaikan TDL per 1 Juli 2010 untuk tarif Program

Layanan Listrik Prabayar memang lebih mahal. Kita bisa menghitung,

dirumah kita lebih efisien/ekonomis pakai sistem pascabayar atau Prabayar.

Yang perlu dikerjakan 5 langkah :

1. Cari persamaan sistem pascabayar, misalnya :

Golongan (Eg. R1)

Daya (Eg. 1300 watt)

Page 141: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Dari sana kita dapat menentukan/ mengetahui (lihat di perincian

kwitansi/ tanya PLN di hotline 123) : Biaya Beban (BB): Eg. Rp.

39.130,-

Perhitungan pemakaian listrik bersifat progresif, maka perhitungannya

sebagai berikut :

- Biaya Batas 1 / biaya pemakaian per kwh utk konsumsi antara 0-20

kwh (B1): Eg. Rp. 385,-

- Biaya Batas 2 / biaya pemakaian per kwh utk konsumsi antara 20-

40 kwh (B2): Eg. Rp. 445,-

- Biaya Batas 3 / biaya pemakaian per kwh utk konsumsi diatas 40

kwh (B3): Eg. Rp. 495,-

Selain itu kita juga perlu tahu Pajak Penerangan Jalan (PPJ) di daerah

kita (berbeda di setiap kota) : Eg. Sidoarjo 9%, Surabaya 6%, Gresik

5%, Surakarta 9%

Kalau bayarnya lewat bank/PPOB ada biaya adminnya (ADM)

Eg. BNI: Rp. 1.600,-, BPR: Rp. 3.000,- ,

Terkadang ada tambahan Rp. 10.000,- mungkin biaya transfer antar

rekening atau meterei.

Kemudian dimasukkan ke persamaan: A(kWh), B(Rp.)

Asumsi: Pemakaian listrik diatas 60 kwh / bulan, PPJ Sidoarjo, bayar

lewat BNI.

Page 142: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

( BB+(B1x20)+(B2x40)+(B3x(A-20-40)) ) x (100%+PPJ) + ADM = B

( 39130+(385x20)+(445x20)+(495x(A-20-40)) ) x (100%+9%) +

(1600+10000) = B

( 39130+7700+17800+ 495A -9900-19800) x 109% + 11600 = B

( 495A + 34930) x 109% + 11600 = B

539.55A + 49673.7 = B

2. Cari persamaan sistem Prabayar :

Golongan (Eg. R1)

Daya (Eg. 1300 watt)

Tarif Listrik Prabayar (LPB) dibedakan berdasarkan daya terpasang di

rumah kita (tanya PLN di hotline 123) :

Eg. 900 watt = Rp. 602,-/kWh ; 1300 watt = Rp. 663,-/kWh ; 2200

watt = Rp. 666,-/kWh.

Kalau belinya lewat bank/PPOB ada biaya adminnya (ADM), setiap

kali beli TOKEN.

Eg. BNI: Rp. 1.600,-, BPR: Rp. 3.000,- ,

Kemudian dimasukkan ke persamaan: A=kWh, B=Rp.

asumsi: PPJ Sidoarjo, bayar lewat BNI,

( B - ADM - ((B-ADM)x9%) / 663 = A

( B - 1600 - ((B-1600)x9%) / 663 = A

( B - 1600 - 0.09B + 144) / 663 = A

( 0.91B - 1456) / 663 = A

B = 728.57A + 1600

Page 143: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

3. Tentukan A(kWh) & B(Rp.)

Gabungkan 2 persamaan di atas :

539.55A + 49673.7 = 728.57A + 1600

A = 254.33 kWh

728.57 x ( B - 49673.7 ) = 539.55 x ( B - 1600 )

B = Rp. 186.900,-

Artinya: nilai diatas menunjukkan nilai batas impas antara sistem

pascabayar dan Prabayar.

- Di bawah nilai tersebut, lebih efisien & ekonomis menggunakan

sistem Prabayar.

- Di atas nilai tersebut, lebih efisien & ekonomis menggunakan

sistem pascabayar.

Ingat! Asumsi yang digunakan adalah : Golongan R1, Daya 1300 watt,

lokasi di Sidoarjo, pembayaran/pembelian token via BNI.

4. Cari rata2 riil pemakaian 1 th

Hitung rata2 pemakaian / pembayaran PLN terakhir selama 1 tahun

(semakin besar sample semakin bagus, dengan catatan tidak ada

penambahan alat listrik baru dalam periode tersebut dan pemakaian

normal).

Eg. Pemakaian saya ketemunya 344.2 kWh / bulan atau Rp. 226.413,- /

bulan

5. Ambil kesimpulan

Nilai batasnya : 254.3 kWh / bulan atau Rp. 186.900,- / bulan.

Page 144: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Pemakaian rata2 saya : 344.2 kWh / bulan atau Rp. 226.413,- / bulan.

Artinya pemakaian rata2 saya di ATAS nilai batas.

Kesimpulannya lebih efisien & ekonomis menggunakan sistem

pascabayar. Demikian, untuk lain golongan, daya & lokasi dapat

menggunakan cara di atas, dengan penyesuaian seperlunya.

Namun, setelah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010,

perhitungan tarif antara pascabayar dengan prabayar menjadi sama saja,

kecuali untuk golongan yang berdaya 900 VA. Hal ini disebabkan

perhitungan tidak berdasarkan tarif blok lagi, tapi tarif berlaku flat.

b) Pelanggan mengetahui transaksi pembayaran secara transparan karena

besarnya pemakaian listrik (kwh) dan biaya yang dikeluarkannya (Rp) dapat

diketahui secara langsung setiap saat. Pelanggan dengan mudah dapat

memantau pemakaian listriknya setiap saat. Hal ini dikemukakan oleh Darmi

seorang ibu rumah tangga di Grogol :

“ Setiap tanggal awal bulan, saya lihat angka meteran kira – kira masih berapa pulsanya, kalau masih banyak ya sudah tenang – tenang saja, kalau tinggal dikit kita beli baru lagi untuk isi ulangnya. “ (wawancara, 27 Agustus 2010)

Layanan listrik prbayar ini, dilengkapi dengan alarem dan lampu LSD

yang memberikan tanda sisa pulsa yang ada. Bila pulsa telah mencapai batas

minimal yaitu 25 Kwh, alarem itu akan berbunyi dan lampu merah akan

menyala. Hal ini disampaikan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Bila pulsa habis akan langsung mati, tetapi sebelum itu bila Kwh yang tersisa tinggal 25 Kwh akan ada sinyal peringatan. “ (wawancara, 16 Agustus 2010)

Page 145: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Hal ini dirasakan oleh pelanggan sebagai fasilitas yang memudahkan

untuk memantau pemakaian listrik. Hal ini dirasakan oleh Ibu Sudiro seorang

istri pensiunan ABRI di Serengan :

“ Voucher puniko sederenge mati muni sek, kayak panggilan ngoten, mengke ndang segera tumbas terus diisike pulsane mengke sampun jalan.“ (wawancara, 18 Agustus 2010)

Dalam penyataannya Ibu Sudiro ini menyatakan alarem yang ada pada

meter layanan prabayar sebagai tanda peringatan sebelum listrik mati. Hal ini

berarti memudahkan dalam proses pemantauan persediaan listrik.

c) Bebas menentukan pembayaran listrik sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan daya beli. Dengan demikian pelanggan dapat menyesuaikan biaya

pemakaian listrik dengan anggaran belanja. Hal ini disampaikan oleh Ani

seorang warga di Margoyudan :

“ Nggih malah sekeco meniki Mbak, adanya uang berapa.. inikan paling minim Rp 20.000,00 pulsanya.. jadi seadanya uang berapa ya saya belikan buat beli pulsanya. Kalau saya biasanya Rp 20.000,00 itu bisa sampai seminggu. Jadi malah enak Mbak, kita bisa ngatur sendiri. ” (wawancaran Ani, 18 Agustus 2010)

“ Apike layanan prabayar punika mboten sekaligus, tumbas segadhahe arta. Kula nggih senenge boten bayar sekaligus trus saged diancang – ancang, nek sekaligus sedherenge mangkat teng PLN wis awang – awangen sik.” (wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010)

d) Pelanggan tidak terganggu lagi dengan rutinitas kedatangan petugas

pencatat meter setiap bulan. Dengan demikian privasi pelanggan tidak

terganggu. Hal ini diungkapkan oleh Ani seorang warga di Margoyudan :

“ Enak ini, orang PLN yang ga masuk bukain pintu buat ngontrol - ngontrol.“ (wawancara, 18 Agustus 2010)

Page 146: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

e) Pelanggan tidak direpotkan dengan waktu pembayaran. Hal ini

dikemukakan oleh Darmi di Grogol :

“ Pakai layanan prabayar tidak repot, kita tidak usah berfikir kapan harus bayar ke PLN. Begitu sudah beli pulsa ya sudah selesai.“ (wawancara, 27 Agustus 2010)

Hal ini juga diungkapkan oleh Iwan, seorang pegawai swasta di

perumahan tirtamaya residence :

“ Aku nggak mau ribet harus antri di loket pembayaran. “ (wawancara, 4 September 2010)

f) Keenam, pelaksanaan penyambungan cepat. Sesuai yang diutarakan oleh

Ibu Sudiro seorang istri pensiunan ABRI di Serengan :

“ Kulo disaranake ngagem prabayar, trus kulo ngajuke prabayar, sedinten thok pun dadi.. Kulo ngomong esuk, sorene sampun dipasang. “ (wawancara, 18 Agustus 2010)

Dari tingkat kesesuaian (Compatibility) yaitu suatu derajat dimana inovasi

diraskan ajeg atau konsisten dengan nilai – nilai yang berlaku, pengalaman dan

kebutuhan mereka yang melakukan adopsi.

Program layanan listrik prabayar ini sesuai dengan kebutuhan saat ini,

dimana kondisi masyarakat saat dihadapkan pada kemajuan teknologi dan agenda

yang padat. Jadi, bagi mereka yang sibuk layanan ini merupakan sebuah solusi.

Hal ini diungkapkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta :

“Bagi pelanggan mengurangi resiko pemutusan dan biaya keterlambatan. Jadi, meter prabayar sebagai solusi terakhir untuk mengatasi pelanggan - pelanggan yang sibuk.” (wawancara, 16 Agustus 2010)

Page 147: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Siapa yang tidak ikut arus baru Listrik Prabayar akan ketinggalan nantinya,

karena sesuai kemajuan teknologi yang ada yaitu seperti sistem pengisian pulsa.

Selain itu sesuai kebutuhan masyarakat saat ini dimana kemudahan dan

keefisienan menjadi syarat mutlak Kini sudah mulai banyak komplek-komplek

perumahan yang secara kolektif dan masal beralih ke sistem Prabayar. Sudah

banyak pula apartemen dan perumahan yang secara total bermigrasi ke Prabayar

Dilihat dari sisi kerumitan (complexity) yaitu mutu derajat dimana inovasi

dirasakan sukar untuk dimengerti dan dipergunakan. Penggunaan setrum isi ulang

sangat mudah. Pelanggan cukup memasukan 20 digit angka yang terdapat pada

setrum isi ulang ke meter digital listrik prabayar. Secara otomatis meter prabayar

akan menunjukkan jumlah kWh sesuai nilai nominal setrum yang dibeli. Hal ini

diungkapkan oleh Ani seorang warga di Margoyudan :

“ Tidak ada kesulitan sedikitpun memakai layanan ini.” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

“ Sampai saat ini tidak ada kesulitan yang saya temui dalam menggunakan layanan prabayar ini.” (wawancara Darmi, 27 Agustus 2010)

Layanan listrik prabayar tersedia untuk pelanggan listrik pascabayar yang

akan bermigrasi ke listrik prabayar dan calon pelanggan yang akan pasang baru.

Untuk pasang baru listrik prabayar syarat dan proses layanan sebagai berikut :

1. Calon pelanggan melakukan pendaftaran di kantor pelayanan PLN terdekat

dilengkapi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan denah lokasi yang akan di

pasang listrik prabayar

2. Petugas PLN melakukan survey ke lokasi

3. Penerbitan surat persetujuan

Page 148: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

4. Calon pelanggan menyampaikan sertifikasi laik operasi (SLO)

5. Calon pelanggan membayar biaya penyambungan dan setrum perdana Rp

20.000,-

6. Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

7. Petugas PLN melaksanakan penyambungan dan pemasangan meter prabayar

Sedangkan untuk pelanggan pascabayar yang akan bermigrasi ke listrik

prabayar, syarat dan proses layanan sebagai berikut :

1. calon pelanggan melakukan pendaftaran di kantor pelayanan PLN terdekat

dilengkapi dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan denah lokasi

2. Penerbitan surat persetujuan

3. Membayar setrum perdana Rp 20.000,-

4. Menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

5. Petugas melaksanakan penyambungan dan penggantian meter dengan meter

prabayar

Sebelum ditawarkan pada masyarakat luas, program layanan listrik Prabayar

ini telah diujicobakan kepada orang internal PLN. Di Surakarta sendiri, layanan

ini diujicobakan kepada 200 orang karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

yang bersedia bermigrasi ke layanan listrik Prabayar ini. Berarti layanan ini telah

melalui tahap kemungkinan di coba (trialability). Trialability adalah mutu derajat

dimana inovasi di eksperimentasikan pada landasan yang terbatas.

Hal ini disampaikan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta :

“ Sebelumnya, kita pasang terlebih dahulu kepada karyawan PLN sambil untuk melihat reaksi. Apa adakah hal yang negatif atau yang tidak diinginkan,

Page 149: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

tenyata tidak ada. Setelah itu disampaikan kepada masyarakat umum, akhirnya umum bisa menerima, sehingga sampai sekarang malah melebihi target. “ (wawancara, 16 Agustus 2010)

Terakhir, untuk melihat kecepatan sebuah inovasi untuk diadopsi adalah

Observability yaitu suatu derajat dimana inovasi dapat disaksikan oleh orang lain.

Setelah mendapat sambutan yang positif dari para karyawan, berupa keputusan

untuk meneruskan menggunakan layanan tersebut, barulah disosialisasikan pada

masyarakat luas di Surakarta.

Masyarakatpun menyambut positif program layanan listrik prabayar ini. Hal

ini dikemukakan oleh Darmi seorang ibu rumah tangga di Grogol :

“ Menurut saya inovasi layanan listrik prabayar ini sangat – sangat luar biasa karena modelnya sama seperti HP, sehingga tidak perlu banyak training lagi pada penggunanya.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

PLN APJ Surakarta mencatat sejak diluncurkan kali pertama bulan Desember

2009 hingga bulan April 2010 ini, jumlah alat meteran listrik prabayar yang telah

terpasang secara riil di wilayah Soloraya mencapai 3.480-an unit. Daftar tunggu

pelanggan yang telah mendaftarkan diri untuk mengganti alat meteran lamanya

dengan alat meteran prabayar tersebut yang saat ini sudah mencapai lebih dari 500

pelanggan. Sedangkan pada bulan Oktober 2010 jumlah alat meteran listrik

prabayar yang telah terpasang secara riil di wilayah Soloraya mencapai 7.061 unit

dan sudah tidak ada pelanggan yang masuk ke daftar tunggu.

Begitu banyak kelebihan dari program layanan listrik prabayar ini. Akan

tetapi, tidak semua langsung beralih menggunakan layanan ini. Ada juga yang

masih bertahan menggunakan listrik pascabayar, walaupun mereka sudah

Page 150: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

memperoleh informasi tentang layanan prabayar. Ada beberapa penyebab, antara

lain :

a. Adanya kekhawatiran listrik langsung mati bila pulsa habis.

b. Daya yang ada hanya 450 VA, sehingga tidak bisa memakai prabayar.

5. Konfirmasi (Confirmation)

Merupakan tahap dimana individu mencari penguatan ( dukungan )

terhadap keputusan yang telah dibuatnya, tapi ia mungkin berbalik keputusan jika

ia memperoleh isi pernyataan pernyataan yang bertentangan. Tahapan Konfirmasi,

ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan

terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat

sebelumnya.

Pada tahap ini individu memastikan akan tetap menerima / mengadopsi

inovasi baru atau menolak suatu inovasi setelah mencoba mengimplementasikan

inovasi baru.

Hasil yang diharapkan komunikator yaitu PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta dari adanya difusi Program Layanan Listrik Prabayar adalah masyarakat

Surakarta dan sekitarnya bisa mengadopsi (menerima) program ini. Dari hasil

penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat Surakarta

mengadopsi atau menerima Program Layanan Listrik Prabayar. Tentunya

masyarakat sudah mempertimbangkan setelah mengalami tahapan-tahapan seperti

yang telah dijelaskan di atas, barulah mereka memutuskan untuk menerima

program tersebut. Hal ini disampaikan oleh Ani dan Lina :

Page 151: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

“ Sampai saat ini saya belum menemui masalah dengan layanan listrik prabayar, jadi saya akan terus menggunakan layanan ini.” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

“ Saya akan terus memakai layanan ini karena pemakaiannya bisa diatur, sehingga lebih irit.” (wawancara Lina, 4 September 2010)

Jadi, setelah ada proses difusi atau penyebaran Program Layanan Listrik

Prabayar maka proses selanjutnya yang terjadi adalah adopsi atau penerimaan

terhadap program tersebut. Dari hasil penelitian, masyarakat Surakarta menerima

atau mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar dengan semua konsekuensi

yang ditanggung. Namun, dalam proses adopsi tidak serta merta masyarakat

langsung menerima. Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam proses ini. Peneliti

menggunakan teori dari Rogers dan Shoemaker yang membagi paradigma proses

pengambilan keputusan inovasi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Pengetahuan (Knowledge)

2. Persuasi (Persuasion)

3. Keputusan (Decisions)

4. Implementasi (Implementation)

5. Konfirmasi (Confirmation)

Dari tiap tahapan pasti ada proses komunikasi yang terjadi serta ada

tambahan informasi yang didapat masyarakat. Dari kelima tahap paradigma

proses pengambilan keputusan inovasi, tidak semua narasumber melalui tahapan

yang sama dalam mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar. Jangka waktu

yang dibutuhkan untuk mengadopsi inovasi antara individu yang satu dengan

yang lain pun berbeda.

Page 152: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Dari 13 orang narasumber tersebut, 11 orang memutuskan untuk

mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar dan 2 orang memutuskan tidak

menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar. Dari 11 orang tersebut, 5

diantaranya memiliki latar belakang sebagai karyawan PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta. Dari 5 orang tersebut, 4 orang memutuskan mengadopsi Program

Layanan Listrik Prabayar. Tentunya keempat orang tersebut melalui kelima

tahapan paradigma proses pengambilan keputusan inovasi. Hal ini disebabkan

merekalah objek pilot project penerapan Program Layanan Listrik Prabayar di

Surakarta dan akhirnya mereka memutuskan untuk tetap menggunakan Program

Layanan Listrik Prabayar. Hal ini disampaikan oleh Soeharmanto, Kepala bagian

Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta :

“ Sebelumnya kita tawarkan kepada masyarakat umum, kita tawarkan terlebih dahulu kepada karyawan PLN yang bersedia bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar, sambil untuk melihat reaksi. Apa adakah hal yang negatif atau yang tidak diinginkan, tenyata tidak ada. Mereka memutuskan untuk tetap menggunakan listrik prabayar. Setelah itu, baru disampaikan kepada masyarakat umum. “ (wawancara, 16 Agustus 2010)

Hal ini juga diungkapkan oleh Burhanudin, salah satu pegawai PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta yang merupakan salah satu subjek pilot project Program

Layanan Listrik Prabayar :

“ Saya akan terus menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar, karena sampai saat ini saya masih nyaman menggunkan layanan ini. Rencananya kedepannya nanti semua pelanggan PLN akan diusahakan menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010)

Narasumber yang berlatar belakang sebagai karyawan PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta, tidak semuanya memutuskan untuk memakai Program Layanan

Page 153: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Listrik Prabayar. Mereka pasti memiliki alasan tersendiri. Seperti yang

diungkapkan Irin, pegawai PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang sampai saat ini

belum beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar karena masih ada perasaan

khawatir bila sewaktu – waktu listrik padam karena lupa mengisi voucher pilsa

listrik.

“… Sampai saat ini saya masih memakai pascabayar, suatu saat nanti saya akan beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar, tapi tidak sekarang. Kalau untuk sekarang saya masih takut. “ (wawancara, 27 Agustus 2010)

Hal ini menunjukkan narasumber yang tidak memutuskan menggunakan

Program Layanan Listrik Prabayar, berarti hanya melalui tahapan paradigma

proses pengambilan keputusan inovasi sampai pada tahap keputusan (decisions).

Dari ungkapan diatas, dapat diindentifikasikan bahwa Irin sudah tahu adanya

Program Layanan Listrik Prabayar. Setelah tahu mulai timbul kekhawatiran, yang

artinya ia mulai membentuk sikap tidak baik (persuasion). Akhirnya ia

memutuskan untuk tidak memakai Program Layanan Listrik Prabayar.

Berbeda dengan Irin yang melalui tahapan paradigma proses pengambilan

keputusan inovasi sampai pada tahap keputusan (decisions). Djuwito, seorang

tukang becak yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) mengatakan bahwa ia tahu

Program Layanan Listrik Prabayar dari sosialisasi PLN di kelurahan dan

sebenarnya ia tertarik menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar, tetapi

karena daya di rumahnya hanya 450 VA dan ia tidak ada biaya untuk menaikan

daya di rumahnya, maka ia hanya bisa bertahan dengan sistem pascabayar.

“ …Saya tahu prabayar dari sosialisasi PLN di kelurahan… Petugasnya bilang ini hanya untuk rumah yang dayanya di atas 900 VA. Sebenarnya tertarik Mbak beralih ke Program Layanan Listrik Prabayar, tapi nggak

Page 154: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

bisa karena di rumah saya dayanya 450 VA… ” (wawancara, 27 Agustus 2010).

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa Djuwito melalui tahapan

paradigma proses pengambilan keputusan inovasi hanya sampai pada tahap

pengetahuan (knowledge). Ia mengetahui Program Layanan Listrik Prabayar dari

sosialisasi PLN di kelurahan. Dalam sosialisasi tersebut ia mengetahui bahwa

Program Layanan Listrik Prabayar hanya untuk rumah yang dayanya diatas 900

VA, maka ia tidak dapat bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar tanpa

menaikkan daya rumahnya. Setelah mengetahui hal ini, berarti Djuwito tidak

melakukan aktivitas ke tahap selanjutnya yaitu tahap persuasi (persuasion).

Narasumber lain yang memutuskan menggunakan Program Layanan

Listrik Prabayar yang bekerja diluar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, melalui

tahapan paradigma proses pengambilan keputusan inovasi yang tidak sama.

Lina, salah satu narasumber dalam penelitian ini mengatakan bahwa

dirinya mengetahuai Program Layanan Listrik Prabayar setelah tinggal di

Perumahan Tirtamaya. Oleh pihak marketing perumahan tersebut, ia ditawari

menggunakan listrik prabayar.

“ Saya pertama kali mengetahui Program Layanan Listrik Prabayar dari

pihak marketing perumahan Tirtamaya. Setelah diterangkan, saya cukup tertarik

dengan layanan ini. Kemudian pihak perumahan langsung mengajak saya untuk

melihat langsung rumah tersebut, Setelah itu saya setuju untuk membeli rumah

dengan sistem listrik prabayar.”

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa Lina tahu Program

Layanan Listrik Prabayar dari pihak marketing perumahan tersebut (knowledge).

Page 155: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Setelah diterangkan, Lina cukup tertarik dengan layanan ini (persuasion).

Kemudian pihak perumahan langsung mengajak saya untuk melihat langsung

rumah tersebut, Setelah itu saya setuju untuk membeli rumah dengan sistem listrik

prabayar (decisions).

Seperti yang dilakukan oleh Renata, salah satu narasumber dalam

penelitian ini. Renata mengetahui Program Layanan Listrik Prabayar setelah

membaca tentang layanan ini di Koran (knowledge). Rasa ingin tahunya

(persuasion) membuat Renata mencari informasi lebih rinci tentang Program

Layanan Listrik Prabayar ke seorang temannya yang kebetulan bekerja di PLN

(decisions).

Setelah ia merasa yakin dengan layanan bari dari PLN ini, kebetulan

rumah yang akan ia tinggali yaitu Perumahan Tirtamaya dari pihak marketing

perumahan tersebut menawarinya untuk memakai listrik dengan sistem prabayar,

maka tanpa ragu – ragu lagi ia langsung setuju menggunakan Program Layanan

Listrik Prabayar ini (implementation).

“ Sebelumya saya pernah membaca Program Layanan Listrik Prabayar di koran, setelah itu saya tanya teman saya yang bekerja di PLN. Saya tahu Program Layanan Listrik Prabayar dari teman, maka setelah pihak marketing perumahan saya menawari menggunakan Program Layanan Listrik Prabayar, saya langsung setuju. “ (wawancara, 4 September 2010)

Lain halnya dengan Darmi, salah satu narasumber yamg merupakan ketua

RW di Grogol, dia mengatakan bahwa keputusannya untuk bermigrasi ke Program

Layanan Listrik Prabayar karena tahu manfaat dan nilai tambahnya (knowledge).

Ia merasa inovasi layanan listrik prabayar ini sangat luar biasa karena modelnya

sama seperti HP (persuasion). Kemudian is mencari informasi tentang Program

Page 156: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Layanan Listrik Prabayar (decisions) sampai akhirnya ia memutuskan untuk

bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar (implementation).

“…Setelah sosialisasi dari PLN saya tahu manfaat dan nilai tambahnya, Saya merasa inovasi layanan listrik prabayar ini sangat luar biasa karena modelnya sama seperti HP. Kemudian is mencari informasi tentang Program Layanan Listrik Prabayar. Setelah tahu bagaimana, akhirnya saya memutuskan untuk bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar.” (wawancara, 27 Agustus 2010).

Agus Mujazid, seorang pengurus masjid atau takmir masjid di

Baabussalam yaitu masjid yang terletak di kawasan PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta. Ia lulusan Sekolah Dasar (SD) dan sering menghabiskan waktunya

untuk mengurus masjid tersebut. Sebagai pengurus masjid yang terletak di

kawasan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, tentunya ia sering berinteraksi dengan

orang – orang yang ada di dalamya, baik untuk urusan kantor atau yang lainnya.

Dengan demikian sudah ada rasa kepercayaan yang timbul.

“ … Saking tiyang PLN menika ngomong ‘Pak Agus, listrik teng masjid digentos mawon nggih ngagem Listrik Prabayar..’ Trus, kulo ngomong boten nopo – nopo. Lha, nggih terus digentos Prabayar menika.” (wawancara, 2 September 2010)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Agus Mujazid mengetahui

Program Layanan Listrik Prabayar dari orang PLN (knowledge). Saat ditawari PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta untuk bermigrasi ke Program Layanan Listrik

Prabayar, ia tidak ragu – ragu lagi untuk segera beralih ke layanan ini (decisions).

Akhirnya Agus Mujazid sepakat masjid Baabussalam menerima Program Layanan

Listrik Prabayar (implementation).

Lain halnya dengan yang diungkapkan narasumber berikut, bahwa mereka

tahu untuk pertama kalinya Program Layanan Listrik Prabayar saat mengurus

Page 157: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

pencabutan listrik di rumahnya, dan dari pihak PLN menawarkan Program

Layanan Listrik Prabayar sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

“…Kulo nggih ngertos prabayar niku pas ngurus teng PLN… Lha tiba – tiba nggen kula diputus, dipendet gengstere, 3 wulan dereng bayar. Trus kulo mlayu teng PLN.. Lha terus sakniki badhe kula bayar nyuwun dipasangke malih. Trus kulo dikandhani petugas PLN-ne… “Sakniki tumut prabayar mawon, Bu.” trus kulo ngajuke prabayar, sedinten thok pun dadi.. Kulo ngomong esuk, sorene sampun dipasang. Kulo seneng Mbak, niki kulo badhe ngajuke malih ngagem prabayar. “ (wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010)

“ … Karena dua bulan belum membayar akhirnya dicabut oleh PLN,

terus pihak PLN menyarankan menggunakan prabayar. Satelah diterangkan cara penggunaannya sama seperti HP, saya rasa prabayar lebih meringankan dan ini lebih baik... Akhirnya saya setuju diganti dengan listrik prabayar. Setelah memakai listrik prabayar, sampai saat ini saya belum menemui masalah dengan layanan listrik prabayar, jadi saya akan terus menggunakan layanan ini.” (wawancara Ani, 18 Agustus 2010)

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Ani dan Sudiro tahu untuk

pertama kalinya Program Layanan Listrik Prabayar dari pihak PLN setelah

mereka mengalami maslah pencabutan listrik karena menunggak pembayaran

listrik (knowledge). Setelah itu mereka merasa tertarik dengan program ini karena

dirasa tidak memberatkan (persuasion). Setelah diterangkan cara kerja dan nilai

tambahnya akhirnya mereka memutuskan untuk beralih ke Program Layanan

Listrik Prabayar (decisions). Dan setelah merasakan sendiri cara kerja dan

manfaatnya (implementation), mereka menyatakan akan terus menggunakan

Program Layanan Listrik Prabayar (confirmation).

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa

masyarakat Surakarta mengadopsi atau menerima Program Layanan Listrik

Prabayar. Tentunya masyarakat sudah mempertimbangkan setelah mengalami

tahapan-tahapan seperti yang telah dijelaskan di atas, barulah mereka memutuskan

Page 158: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

untuk menerima program tersebut. Dari 13 orang narasumber tersebut, maka tahap

adopsi adopter Program Layanan Listrik Prabayar dapat di kelompokkan sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Pengelompokan Adopter

Program Layanan Listrik Prabayar di Surakarta

Berdasarkan Tahap-Tahap Adopsi

Proses Pengambilan Keputusan Jumlah Adopter Persentase

1. Pengetahuan (Knowledge) 1 7,7%

2. Persuasi (Persuasion) - 0%

3. Keputusan (Decisions) 2 15,4%

4. Implementasi (Implementation) 3 23%

5. Konfirmasi (Confirmation) 7 53,9%

Dari tabel di atas diketahui bahwa tingkat adopsi yang paling tinggi

terjadi pada tahap konfirmasi (Confirmation) yaitu sebesar 53,9%. Setelah itu

diikuti tahap Implementasi (Implementation) sebesar 23%, tahap Keputusan

(Decisions) sebesar 15,4%, dan tahap Pengetahuan (Knowledge) 7,7%. Pada tahap

persuasi (Persuasion) tidak ada proses adopsi yang terjadi (0%). Hal ini

menunjukkan bahwa tahap – tahap adopsi tidak selalu dimulai dari tahap

pengetahuan (knowledge), persuasi (persuasion), keputusan (decisions),

Page 159: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

implementasi (implementation), konfirmasi (confirmation) yang terjadi secara

berurutan. Proses adopsi bisa terjadi dimulai dari tahap konfirmasi

(Confirmation). Pada proses adopsi Program Layanan Listrik Prabayar sebagian

besar narasumber terjadi pada tahap konfirmasi (Confirmation). Hal ini terjadi

dikarenakan awalnya mereka mengambil keputusan menerima inovasi Program

Layanan Listrik Prabayar dimulai dari keterpaksaan. Akan tetapi, setelah

merasakan manfaat dan nilai tambah dari inovasi Program Layanan Listrik

Prabayar mereka memutuskan untuk tetap menggunakan Layanan Listrik

Prabayar.

Setelah Kota Surakarta ditetapkan mendapat Program Layanan Listrik

Prabayar, maka sosialisasipun dilaksanakan. Dari sinilah masyarakat mengetahui

Program Layanan Listrik Prabayar dengan sedikit informasi yang didapatkan.

Proses penyebaran terus dilaksanakan berulang kali, sampai masyarakat pada

tahap persuasi yaitu individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap

inovasi. Mereka sudah memahami apa dan bagaimana Program Layanan Listrik

Prabayar sebenarnya. Berbagai cara dilakukan untuk memberi pemahaman

tentang penataan lingkungan hingga masyarakat mulai merasakan manfaatnya.

Maka, sampailah masyarakat pada tahap keputusan yaitu ketika seorang individu

atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah

pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi. Selanjutnya masyarakat

pada implementasi yaitu tahap memilih untuk menerima atau menolak program

ini. Kenyataannya masyarakat memeilih untuk menerima program ini setelah tahu

manfaat dan nilai lebihnya.

Page 160: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Pendapat-pendapat tersebut merupakan pernyataan masyarakat bahwa

mereka mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar karena alasan-alasan

rasional yang menutut mereka bernilai positif. Masing-masing individu

mempunyai latar belakang tersendiri untuk memutuskan mengadopsi. Menurut

Hanafi dalam bukunya Memasyarakatkan Ide-ide Baru, keputusan seperti ini

disebut dengan keputusan individual opsional.

Keputusan individual, yaitu keputusan dimana individu yang

bersangkutan ambil peranan dalam pembuatannya. Keputusan individual ada dua

macam, yaitu keputusan opsional dan kepuusan konsesnsus. Keputusan opsional,

yakni keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari keputusan-keputusan

yang dibuat oleh anggota sistem. Sedangkan keputusan kolektif yaitu keputusan

yang dibuat oleh individu-individu yang ada dalam sistem sosial melalui

konsensus. 41

Dalam penelitian ini masyarakat Surakarta menggunakan keputusan

opsional untuk mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar setelah mendapat

informasi melalui berbagai sosialisasi yang ada. Mereka memutuskan untuk

menerima program ini karena dirasa bermanfaat bagi kehidupan. Keputusan ini

bersifat individu bukan keputusan kelompok. Keputusan yang mereka ambil ini

sudah dipikirkan tentang baik dan buruknya serta mereka juga sudah bisa

menerima konsekuensi yang menyertainya.

41 Hanafi. Abdillah. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, hal 35

Page 161: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan, baik itu melalui

wawancara narasumber maupun hasil pengamatan selama penelitian, maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penyebaran (difusi) Program

Layanan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta di Kota Surakarta

berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan berbagai elemen dalam ilmu

komunikasi yaitu pola, unsur, sistem, jenis, proses, sampai pada media

komunikasi yang digunakan. Semua elemen tersebut menjadi satu dalam

sebuah proses difusi dan adopsi inovasi yang dilakukan oleh pihak yang

terkait.

1. Proses difusi dalam penelitian ini mempunyai empat unsur yaitu inoasi,

saluran komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial. Dari keempat unsure

tersebut yang paling berpengaruh dalam proses difusi adalah saluran

komunikasi yang bersifat interpersonal. Hal ini disebabkan proses difusi

merupakan sebuah proses komunikasi dimana ada komunikator yang

menyampaikan pesan berupa sebuah inovasi kepada komunikan melalui

saluran tertentu dan menimbulkan efek tertentu. Komunikator dalam

penyebaran Program Layanan Listrik Prabayar adalah PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta, sedangkan komunikannya adalah masyarakat Kota

Surakarta itu sendiri.

Page 162: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

2. Saluran komunikasi yang digunakan dalam difusi Program Layanan

Listrik Prabayar ada dua macam yaitu menggunakan media massa dan

komunikasi interpersonal baik secara individu maupun kelompok. Media

massa yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan

elektronik. Media cetak yang digunakan dalam proses difusi Program

Layanan Listrik Prabayar di Kota Surakarta adalah spanduk, pamphlet, dan

koran. Sedangkan media elektronik yang digunakan oleh PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta dalam penyebaran Program Layanan Listrik

Prabayar adalah beberapa stasiun radio di Surakarta. Media lain yang

digunakan untuk mensosialisasikan program layanan listrik prabayar

adalah internet. Website resmi dari PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

untuk informasi Layanan Listrik Prabayar adalah

http://www.plnjateng.co.id dan jejaring social facebook.

3. Komunikasi interpersonal dilakukan dengan sosialisasi langsung kepada

pelanggan atau sosialisasi door to door ke rumah – rumah pelanggan.

sosialisasi langsung biasanya dilakukan di kantor – kantor resmi

pembayaran PLN kepada pelanggan. Langkah lain yang ditempuh PLN

adalah sosialisasi door to door. Dari pihak PLN mendatangi rumah

pelanggan satu per satu. Tujuan dari sosialisasi door to door adalah

sebagai langkah penjaringan pelanggan

4. Sarana komunikasi lain yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta berbentuk komunikasi kelompok baik kelompok kecil maupun

kelompok besar. Hampir sama dengan komunikasi interpersonal,

Page 163: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

komunikasi kelompok juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain,

hanya jumlah audiennya saja yang membedakannya. Komunikasi

kelompok merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang bersifat

lokalit. Komunikasi kelompok ini terlihat dalam berbagai kegiatan

sosialisasi yang dilaksanakan untuk menyebarkan program ini kepada

masyarakat seperti sosialisasi berbentuk forum – forum pertemuan warga

baik di tingkat kelurahan maupun di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan

Rukun Warga (RW). Forum-forum sosialisasi ini sering diadakan

khususnya untuk sosialisasi program Layanan Listrik Prabayar dan update

perkembangannya. Komunikasi interpersonal merupakan face to face

communication (komunikasi tatap muka) sehingga sangat efektif

digunakan untuk difusi inovasi agar masyarakat mau menerima dan

mengadopsi inovasi tersebut. Dalam forum pertemuan terjadi proses

komunikasi langsung dimana komunikasi berjalan duaarah. Ada feedback

yang dilontarkan oleh masyarakat saat proses sosialisasi berlangsung.

5. Setelah terjadi peoses difusi kemudian muncul efek baik primer maupun

sekunder. Efek primer berupa pemahaman tentang Program Layanan

Listrik Prabayar maupun langkah nyata berupa bermigrasinya pelanggan

lama dari layanan pascabayar ke layanan prabayar, dan bagi pelanggan

baru mereka lebih memilih menggunakan Program Layanan Listrik

Prabayar. Sedangkan efek sekunder berupa perubahan pengetahuan,

perilaku, maupun sikap dari masyarakat kota Surakarta tentang Program

Layanan Listrik Prabayar.

Page 164: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

6. Dalam penerimaan Program Layanan Listrik Prabayar, waktu yang

dibutuhkan masyarakat berbeda-beda satu sama lain. Ada yang cepat

menerima, ada pula yang memerlukan waktu lebih lama untuk bisa

menerima program tersebut. Hal ini tak terlepas dari latar belakang

pendidikan, sosial, ekonomi, dan pengalaman.

7. Poses difusi atau penyebaran menimbulkan adopsi ataupun penolakan

terhadap program tersebut. Dari hasil penelitian, masyarakat kota

Surakarta menerima atau mengadopsi Program Layanan Listrik Prabayar

dengan semua konsekuensi yang ditanggung. Namun, dalam proses adopsi

tidak serta merta semua masyarakat langsung menerima. Ada beberapa

tahapan yang dilalui dalam proses ini. Tahapan adopsi antara masing‐masing 

individu berbeda‐beda.  

8. Tahap – tahap adopsi tidak selalu dimulai dari tahap pengetahuan

(knowledge), persuasi (persuasion), keputusan (decisions), implementasi

(implementation), konfirmasi (confirmation) yang terjadi secara berurutan.

Proses adopsi di bidang Program Layanan Listrik Prabayar bisa terjadi

dimulai dari tahap konfirmasi (Confirmation). Pada proses adopsi Program

Layanan Listrik Prabayar sebagian besar masyarakat terjadi pada tahap

konfirmasi (Confirmation). Hal ini terjadi dikarenakan awalnya mereka

mengambil keputusan menerima inovasi Program Layanan Listrik

Prabayar dimulai dari keterpaksaan. Akan tetapi, setelah merasakan

manfaat dan nilai tambah dari inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

Page 165: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

mereka memutuskan untuk tetap menggunakan Layanan Listrik

Prabayar.

9. Pada penelitan ini narasumber dapat dipetakan menjadi beberapa

golongan, yaitu innovator, Early Adopters (Perintis/Pelopor), Early

Majority (Pengikut Dini), Late Majority (Pengikut Akhir), Laggards

(Kelompok Kolot/Tradisional). Penelitian difusi yang ada umumya

menunjukkan bahwa pengadopsian inovasi di dalam suatu system social

mengikuti kurva normal berbentuk lonceng jika diukur dari banyaknya

pengadopsi dari waktu ke waktu.

B. SARAN

1. Untuk difusi Program Layanan Listrik Prabayar sebaiknya ditambah dalam

sosialisasi penggunaan media massa, terutama media televisi. Sosialisasi

di berbagai media diintensifkan agar masyarakat lebih memahami Program

Layanan Listrik Prabayar. Selama ini banyak pelanggan yang mengetahui

Program Layanan Listrik Prabayar setelah mereka mengalami pemutusan

listrik karena belum membayar tagihan listrik selama beberapa bulan.

Harapannya pelanggan mengetahui Program Layanan Listrik Prabayar,

sebelum mereka mengalami pemutusan listrik.

2. Kegiatan difusi yang berbentuk pertemuan langsung (face to face)

hendaknya dibuat semenarik mungkin agar minat untuk mengikuti

Program Layanan Listrik Prabayar lebih besar sehingga tujuan Program

Layanan Listrik Prabayar dapat segera tercapai.

Page 166: STUDI DIFUSI INOVASI PROGRAM LAYANAN LISTRIK PRABAYAR ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

3. Apabila ada penelitian lanjutan dari Program Layanan Listrik Prabayar

sebaiknya mengkaji tentang studi evaluasi efektifitas proses difusi inovasi

Program Layanan Listrik Prabayar atau Program Layanan Listrik Prabayar

(control, input, process, product).