LAMPIRAN A: SCREENSHOT KUISONER ONLINE
Transcript of LAMPIRAN A: SCREENSHOT KUISONER ONLINE
xxx
LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PAK
ASVI
Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan Bapak Asvi Warman Adam, seorang sejarawan
sekaligus peneliti dari LIPI melalui email pada tanggal 27 Februari – 2 Maret
2021.
P: Penulis / A: Bapak Asvi Warman Adam
P: Menurut Bapak, Yap dan Kim Teng punya kepribadian yang seperti apa?
A: Kedua tokoh ini memiliki kepribadian yang ulet, pekerja keras, tegar
menghadapi cobaan dan rintangan, serta mau belajar sepanjang hayat (terutama
Yap).
P: Apa yang dapat anak-anak teladani dari kedua tokoh tersebut?
A: Mereka berdua sudah menunaikan kewajiban terhadap bangsa dan negara.
Setelah itu, mereka juga melaksanakan tanggungjawab mereka terhadap keluarga
masing-masing.
P: Menurut Bapak, apakah kedua tokoh tersebut sudah dikenal banyak
orang?
A: Sayangnya mereka berdua belum dikenal banyak oleh masyarakat.
P: Apa yang akan terjadi jika masih banyak masyarakat tidak mengenal
Yap dan Kim Teng? Apakah lama-kelamaan keberadaan sejarah mereka
akan menghilang? Atau ada akibat lainnya?
xxxi
A: Akibatnya bisa lebih parah dari itu. Benny Subianto meneliti penyebab
penjarahan/kerusuhan sosial seputar 1998 terhadap etnik Tionghoa di beberapa
daerah :
1. Tionghoa dianggap liyan (the other)
2. Kesenjangan ekonomi
3. Tionghoa tidak memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan RI
Itu sebabnya sejak 2002, saya sampaikan berulang kali pentingnya ada Tionghoa
sebagai pahlawan nasional. Saya sebut John Lie. Pada tahun 2008, Yayasan Nabil
mengusulkannya dan diterima oleh presiden pada tahun 2009.
P: Apakah media informasi tentang mereka sudah banyak? Apakah ada
media lain selain buku otobiografi dan dokumen-dokumen dari internet?
A: Media informasi tentang mereka masih kurang jumlahnya.
P: Menurut Bapak, apakah anak-anak butuh buku cerita tentang Yap dan
Kim Teng? Mengapa mereka harus mengenal kedua tokoh tersebut?
A: Ya, agar mereka dapat meneladani hal-hal positif yang sudah disebutkan
sebelumnya, yaitu ulet, pekerja keras, tegar menghadapi cobaan dan rintangan,
mau belajar sepanjang hayat, dan menjalankan kewajiban mereka terhadap bangsa
dan negara serta keluarga.
P: Apa harapan dari cerita tentang Yap dan Kim Teng umumnya buat anak-
anak Indonesia, khususnya anak-anak Tionghoa berkaitan dengan
perjuangan kemerdekaan Indonesia?
A: Saya berharap agar mereka melaksanakan tanggungjawab mereka sebagai
warga negara termasuk etnik Tionghoa untuk membela negara. Lalu, saran yang
xxxii
dikemukan Yap juga bagus agar pemuda Tionghoa juga berteman dan bergaul
dengan pemuda non-Tionghoa.
xxxiv
LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN BU
MULIANA
Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan Ibu Muliana Hakim, selaku kepala sekolah SD
Terpadu Pahoa melalui email pada tanggal 24 Maret – 14 April 2021.
P: Penulis / M: Ibu Muliana Hakim
P : Apa saja visi & misi sekolah SD Terpadu Pahoa?
M : Visi SD PAHOA
Mewujudkan sekolah trilingual (tribahasa) unggulan dan terkemuka yang
melahirkan generasi beretika, memiliki moral budi pekerti, mandiri, cerdas, sehat,
berakhlak mulia serta cinta tanah air dan bangsa.
Misi SD PAHOA
1. Membentuk siswa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia, Bahasa Tionghoa, dan Bahasa
Inggris
3. Menanamkan sikap moral budi pekerti berdasarkan nilai moral Confusius yang
Universal;
4. Menciptakan pembelajaran yang menarik, inovatif, kreatif, dan menyenangkan;
5. Membentuk siswa yang berpengetahuan luas dan mandiri;
6. Mempersiapkan lulusan yang siap menerima pembelajaran di jenjang
selanjutnya;
7. Membentuk jiwa dan raga yang sehat, gembira;
xxxv
8. Mengajarkan kepedulian terhadap keluarga, sesama, lingkungan, masyarakat,
dan cinta tanah air;
9. Menumbuhkan semangat kompetitif dan sportifitas;
10. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
P: Apakah sekolah ini memiliki cabang di daerah lain?
M: Tidak.
P: Sekolah ini adalah sekolah yang mengajarkan nilai-nilai moral ajaran
Confucius. Bisakah Anda jelaskan ajaran Confucius itu seperti apa?
M: Ajaran Confusius yang kami gunakan sebagai acuan dalam pendidikan Moral
Budi Pekerti adalah yang universal tidak berdasarkan ajaran Agama Konghucu.
Nilai-nilai moral budi pekerti yang kami ajarkan terdiri dari terpercaya, welas
asih, bijaksana, kebenaran dan keadilan, kesetiaan, berbakti kepada orang tua,
hormat kepada yang lebih tua, etika sopan santun, bersih dan jujur, perasaan malu.
P: Terkait dengan pembentukan karakter siswa-siswi SD Terpadu Pahoa,
selain pendidikan moral dan budi pekerti, apakah pelajaran lain (khususnya
Sejarah) juga berperan dalam pembentukan karakter murid?
M: Di SD, pelajaran sejarah tidak berdiri sendiri sebagai subject. Pelajaran
Sejarah terintegrasi dalam mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Setiap
mata pelajaran yang diajarkan di SD tentu saja memiliki nilai-nilai karakter.
P: Pelajaran Sejarah (khususnya tentang tokoh pahlawan) mulai diajarkan
pada SD kelas berapa?
M: Mulai dari kelas 1 pun kami sudah memperkenalkan tentang tokoh Pahlawan,
namun akan dibahas lebih dalam dari kelas 3 SD.
xxxvi
P: Bagaimana tanggapan siswa-siswi SD Terpadu Pahoa tentang belajar
Sejarah (menyenangkan, membosankan, susah, dll)? Menurut Anda, apa
yang menyebabkan mereka memiliki tanggapan seperti itu?
M: Semua tergantung cara guru menyampaikannya, jika guru dapat membawakan
pelajaran dengan metode yang interaktif dan menarik, siswa tidak akan ada yang
bilang bosan. Di SD pelajaran sejarah lebih banyak cerita.
P: Bagaimana minat siswa-siswi SD Terpadu Pahoa terhadap pelajaran
Sejarah? Apa penyebabnya?
M: Mereka senang dalam belajar Sejarah.
P: Menurut Anda, media seperti apa yang dapat meningkatkan minat para
murid terhadap Sejarah?
M: Perpustakaan kami sudah menyediakan banyak buku bergambar (komik),
seperti seri tokoh-tokoh terkenal. Upaya peningkatan minat murid juga dapat
dilakukan dengan video.
P: Saya merancang seri buku ilustrasi yang menceritakan tentang
perjuangan tokoh pahlawan Tionghoa di Indonesia, yaitu Yap Tjwan Bing
(anggota PPKI & anggota partai PNI) dan Tan Kim Teng (anggota veteran
Resimen IV Riau yang bertugas menyelundupkan senjata dari Singapura ke
Indonesia) yang ditujukan kepada anak-anak. Bagaimana pendapat Anda
mengenai ide memperkenalkan kedua tokoh Tionghoa tersebut kepada
siswa-siswi SD Terpadu Pahoa?
xxxvii
M: Selama buku tersebut tidak terdapat unsur SARA bisa saja diperkenalkan
kepada siswa.
P: Apa pengaruh kisah perjuangan tokoh pahlawan Tionghoa di Indonesia
terhadap siswa-siswi SD Terpadu Pahoa, khususnya dalam pembentukan
karakter?
M: Membentuk karakter cinta tanah air dan bangsa, rela berkorban,
berterimakasih/bersyukur, dan pantang menyerah.
P: Misalkan saya memang berencana menyebarkan buku saya khusus untuk
siswa-siswi SD Terpadu Pahoa seperti halnya dengan buku Di Zi Gui. Dalam
hal percetakan buku, penyebaran buku, dan lain sebagainya apakah semua
itu dipegang oleh pihak sekolah? Atau ada pihak lain yang bekerjasama
dengan sekolah SD Terpadu Pahoa (misalkan bekerjasama dengan
perusahaan A untuk percetakan buku)?
M: Jika ingin menyebarkan buku ke Sekolah Terpadu Pahoa, pastikan sudah
dalam bentuk buku siap baca, bukan diserahkan ke sekolah kami untuk dicetak.
P: Apa harapan Anda dari kisah perjuangan tokoh pahlawan Tionghoa di
Indonesia (Yap Tjwan Bing & Tan Kim Teng) terhadap siswa-siswi SD
Terpadu Pahoa?
M: Sesuai dengan materi pelajaran di SD, tokoh pahlawan Tionghoa yang
diperkenalkan, yaitu Djiau Kie Siong (yang rumahnya dipakai untuk singgah
Soekarno-Hatta, dalam pembentukan BPUPKI, Rengasdengklok). Kami belum
pernah membaca soal tokoh-tokoh yang Anda maksud.