Lampiran 3 SOP Lengkap
-
Upload
ade-saputra-nasution -
Category
Documents
-
view
87 -
download
16
description
Transcript of Lampiran 3 SOP Lengkap
Lampiran 3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PROSEDUR PERLAKUAN PADA HEWAN COBA
Sebelum Perlakuan :
Tikus yang disediakan adalah tikus yang sudah mendapatkan sertifikat
mengenai kondisi kesehatannya (bebas dari segala penyakit)
Tikus belum pernah diperlakukan sebagai hewan coba sebelumnya
Tikus berjenis kelamin jantan dengan berat + 200 g dan berusia 3 bulan
1. Dilakukan aklimatisasi sebelum mendapatkan perlakuan dalam rentang waktu
selama 7 hari. Pada saat ini hewan dikandangkan dengan kondisi secara
biologis optimal dan keperluan hidupnya memadai (nyaman fisik, fisiologis
dan biologis). Selanjutnya hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 5
kelompok, yaitu kelompok K(-), P1, P2, P3 dan K(+). Dan masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus
2. Standart ruang kandang : luas lantai ± 20 m2 berbentuk segiempat siku-siku,
dengan tinggi 2,5-3,0 m yang akan memberi kemudahan pemeliharaan
lingkungan, pengawasan hewan dan tidak mengganggu hewan yang
dipelihara di dalamnya.
Lampiran 3
3. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah lebih panjang dari panjang tubuh
hewan termasuk ekornya. Konstruksi bangunan memiliki ventilasi yang baik
sehingga suhu dan kelembabannya disesuai dengan kebutuhan hewan.
4. Jika terdapat beberapa jenis intervensi maka hewan dikelompokkan dalam
beberapa kandang sesuai kelompok intervensinya hal ini untuk memudahkan
perlakuan dan kontrol.
5. Dilakukan pengamatan berat badan dan kondisi fisik sebelum perlakuan.
6. Selama adaptasi tikus diberi pakan standart (pellet) dan minum secara ad
libitum.
7. Kandang pemeliharaan diperhatikan kebersihannya. Ruang tempat kandang
dengan ventilasi yang baik, penyinaran normal, suhu dan kelembapan
diperhatikan.
8. Penggunaan hewan coba akan dilebihkan untuk tiap kelompoknya sesuai
dengan perhitungan secara statistik, bertujuan menghindari kondisi sakit atau
kematian sebelum perlakuan.
9. Mempersiapkan materi perlakuan dengan menghitung kebutuhan materi
untuk tiap kelompok perlakuan
Saat Perlakuan :
1. Pemberian perlakuan sesuai dengan prosedur dan tujuan penelitian tanpa
mengesampingkan standart pemeliharaan yang harus dipenuhi
2. Dilakukan kontrol dan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi baik perilaku hewan, berat badan dan kondisi fisiknya
Lampiran 3
3. Pada hari ke-8 sampai dengan hari ke-35 Kelompok P1, P2, dan P3 diberi
ekstrak kulit buah naga super merah dan aquades ad libitum.
4. Pada hari ke- 36 masing-masing tikus tiap kelompok diambil darahnya
melalui jantung dan mengambil organ paru pada masing-masing tikus tiap
kelompok.
5. Pada hari ke -0 sampai dengan hari ke-35
Kelompok P1 : tikus diberi ekstrak kulit buah naga super merah 1,757
gr/ml dan mulai hari ke-8 diberi paparan asap rokok.
Kelompok P2 : tikus diberi ekstrak kulit buah naga super merah 3,15
gr/ml dan mulai hari ke-8 diberi paparan asap rokok.
Kelompok P3 : tikus diberi ekstrak kulit buah naga super merah
4,725 gr/ml dan mulai hari ke-8 diberi paparan asap rokok.
Kelompok K(+) : tikus diberi paparan asap rokok mulai hari ke-8
sampai hari ke-35.
Setelah Perlakuan :
1. Dilakukan kontrol dan pengamatan, sesuai dengan prosedur dan tujuan
penelitian maka hewan diperlakukan sedemikian sehingga dari hewan
tersebut dapat diambil sebagai sampel penelitian.
2. Pada hari ke-36 dilakukan pengambilan sampel darah pada siang hari untuk
menghindari perubahan karena ritme diurnal, yang mana pemangambilan
darah diambil melalui jantung, setelah ditampung pada eppendorf dan diukur
kadar MDA masing-masing tikus tiap kelompok.
Lampiran 3
3. Pada proses pembedah di hari ke-36 dilakukan pengambilan sampel organ
paru untuk dilakukan pemeriksaan makrofag alveolar dengan cara pembacaan
menggunakan mikroskop.
Manajemen Produk:
1. Darah yang terambil ditampung pada tabung vacutainer 3 cc disposable dan
diletakkan dalam rak posisi vertikal, dibiarkan beberapa saat hingga serum
tampak terpisah.
2. Darah disentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit.
3. Serum yang terpisah diambil dan ditampung dalam penampung serum (vial)
dengan menggunakan pipet disposable.
4. Sebelumnya vial serum telah dilabel (diberikan identitas) dan label dilapis
dengan selotip. Tutup vial ditutup rapat dan diatasnya (sekeliling tutup) dilapis
dengan parafilm untuk menghindari tumpahan serum saat pengiriman.
5. Vial yang terisi serum dikumpulkan dalam box tertutup yang didalamnya telah
berisi ice pack dingin (+ suhu 5˚C) dan siap dikirim ke laboratorium untuk
segera dianalisa kadar MDA-nya.
6. Sisa darah dibuang dalam alat penampung limbah medis dan nantinya akan
mendapat perlakuan sesuai SOP pembuangan limbah (infeksius).
Tehnik pengambilan Sampel Histopatologi
Saat nekropsi dilakukan, ingat dua hal : kualitas spesimen yang dijadikan
bahan pemeriksaan histopatologi (studi mikroskopis) akan lebih baik jika
diperhatikan cara penyimpanannya dan apabila timbul keraguan maka potong
Lampiran 3
sebagian dan simpan serta awetkan. Hal berikut harus dijalankan untuk menjamin
kualitas spesimen yang antara lain dengan:
1. Jaringan yang telah disimpan dalam formalin adalah berasal dari hewan yang
baru mati.
2. Paling tidak gunakan 10x volume buffer formalin 10% dari jumlah jaringan
yang diambil untuk preparat histopatologi.
3. Hanya gunakan kontainer yang dapat terbuka lebar. Sebaiknya tempatkan
kontainer formalin ditempat yang tertutup rapat saat diperjalanan.
4. Hindari jaringan yang dibekukan dalam freezer baik sebelum dan sesudah
difiksasi dalam formalin.
5. Jaringan sebaiknya hanya setebal ¼ inchi (0,5 cm).
6. Potong hati, atau organ lain sesuai kebutuhan, pada satu sisi yang sama,
kemudian difiksasi dengan pengawet (formalin 10%).
Lampiran 3
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN UNTUK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Guna menegakan diagnosa yang pasti kausa penyakit atau kematian dari
hewan, diperlukan pemeriksaan lanjutan berdasakan perubahan makroskopis yang
ditemukan, dan analisis dari anamnesa.
Untuk bahan penelitian, sampel atau organ diambil sesuai kebutuhan.
Pedoman Umum
1. Semua meterial, harus diberi lebel yang jelas tentang : jenis organ /
jaringannya, tanggal pengambilan, species hewannya, bahan pengawetnya,
yang ditulis dalam dengan jelas pada surat pengantarnya.( terlampir )
2. Pot / plastik tempat spesimen, ditulis kode / jenis hewannya/ identitas yang
lain, sesuai dengan surat pengantarnya.
3. Sertakan hasil nekropsi yang tampak, dalam lampiran tersebut.
4. Untuk spesimen keperluan pemeriksaan bakeriolgi, virologi, parasit harus
dalam pengawet yang benar, dan sampai di laboratorium dalam keadaan
yang baik.
Beberapa Cara pengiriman Spesimen dan Pengawetnya.
Untuk pemeriksaan histopatologi.
Tujuan :
Mengetahui perubahan morfologi secara makroskopis /
mikroskopis dari jaringan tersangka hewan sakit/ mati , guna menentukan
Lampiran 3
penyebab/ kausanya. Sedang untuk keperluan penelitian, hasil
pemeriksaan histopatologik apapun yang adalah yang akan dijadikan hasil
dari penelitian tersebut.
Hasil nekropsi dapat secara langsung mengetahui kausanya,
berdasarkan adanya perubahan morfologis yang pasti / patognomonis.
Cara :
Spesimen hendaknya diambil secepat mungkin, setelah kematian.
Keterlambatan dalam pengambilan spesimen (lebih dari 8 jam),
mengakibatkan autolisis sel-selnya. Setiap potongan spesimen, ambil jaringan
yang tampak patologis dan sehat, dipotong kurang lebih 1cm sampai 2cm,
dengan ketebalan 1 cm. Masukkan dalam larutan fiksasi : buffer formalin 10
%, dengan perbandingan jumlah specimen dan larutan adalah 1 : 10,
sebelumnya, dicuci dulu. Bila langsung dimasukan dalam alkohol akan
mengerutkan jaringan.
PROFIL HEWAN COBA
Tikus
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Classis :Mammalia
Subclassis : Placentalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Lampiran 3
Genus : Rattus
Species : Rattus Novergicus
1. Sangat cerdas
2. Tidak begitu fotofobik
3. Aktivitasnya tidak terhambat dengan kehadiran manusia
4. Bila diperlakukan kasar atau dalam keadaan defisiensi nutrisi, cendrung
menjadi galak dan sering menyerang
5. Dapat hidup sendiri di kandangnya
Cara memperlakukan tikus :
1. Angkat dengan cara memegang bagian ujung ekor, letakkan pada kawat
kandang.
2. Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk
“mengunci” tengkuknya, sementara ibu jari menjepit kaki depan.
3. Untuk perlakuan yang hanya memerlukan ekor, masukkan ke dalam “holder”.
DATA BIOLOGIK NORMAL TIKUS
Konsumsi pakan per hari : 5 g/100 g bb
Konsumsi air minum per hari : 8-11 ml/100 g bb
Diet protein : 12%
Ekskresi urine per hari : 5,5 ml/100 g bb
lama hidup : 2,5- 3 tahun
Bobot badan dewasa : Jantan : 300-400 gr
Betina: 250-300 g
Lampiran 3
Bobot lahir : 5-6 g
Dewasa kelamin (jantan=betina) : 50+10 hari
Siklus estrus (menstruasi) : 5 hari (polyestrus)
Umur sapih : 21 hari, 40-50 g
Mulai makan pakan kering : 12 hari
Rasio kawin : 1 jantan – 3 atau 4 betina
Jumlah kromosom : 42
Suhu rektal : 37,5oC
Laju respirasi : 85 x/mn
Denyut jantung : 300 – 500 x/mn
Pengambilan darah maksimum : 5,5 ml/Kg
Jumlah sel darah merah (Erytrocyt) : 7,2-9,6 X 106 / μl
Kadar haemoglobin(Hb) : 15,6 g/dl
Pack Cell Volume (PCV) : 46%
Jumlah sel darah putih (Leucocyte) : 14 X 103 /μl
Lampiran 3
Penyiapan hewan coba diawali dengan proses aklimatisasi atau adaptasi dengan
pemeliharaan. Prosesnya dilakukan selama 3-7 hari dalam kondisi laboratorium.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tiap hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian ditandai dengan penandaan
tertentu sesuai SOP identifikasi hewan coba.
Masing-masing berat badan tikus ditimbang menggunakan timbangan analitik, sesuai
dengan SOP penimbangan hewan coba.
Tikus yang telah ditimbang dimasukkan kedalam kandang, pemeliharaan dan
perawatan sesuai SOP pemeliharaan dan perawatan hewan coba.
Tikus diberi pakan standar dan minuman yang diganti setiap hari.
Tikus dipantau kondisi kesehatannya dengan cara mengamati keaktifan perilaku tikus
setiap harinya.
Apabila tikus mengalami sakit maka dipisahkan dalam kandang berbeda kemudian
dilakukan pengobatan. Setelah tikus dinyatakan membaik, maka kembali
digabungkan ke dalam kandang semula.
Ditimbang kembali Masing-masing tikus pada akhir masa aklimatisasi. (Tikus
dikeluarkan dari kelompok percobaan jika mengalami penurunan berat badan
sebesar 10% dari berat badan semula).
Standar Operasional Prosedur
Aklimatisasi
Standar Operasional Prosedur
Aklimatisasi
Lampiran 3
Dilakukan untuk mengetahui kelompok hewan yang diperlakukan berbeda dengan
kelompok lain.
Disiapkan sejumlah larutan penanda, bisa menggunakan carbol fuschin, methylen
blue, gentian fiolet, malachite green dll
Tikus diambil satu persatu dari dalam kandang, pertama pegang seluruh tubuh
tikus dengan telapak tangan di atas punggung, jari telunjuk diletakkan dibelakang
kepala, ibu jari dan jari kedua dibawah ketiak yang berlawanan. Letakkan ibu jari
dibawah rahang untuk mencegah gigitan.
Beri warna pada tikus dibagian tertentu pada tubuhnya (kepala, punggung,
telinga, kaki depan dan kaki belakang), dan dilakukan penandaan kembali setiap 2-
4 hari.
Standar Operasional Prosedur
Penandaan (Identifikasi) Hewan Coba
Standar Operasional Prosedur
Penandaan (Identifikasi) Hewan Coba
Lampiran 3
Disiapkan kandang untuk hewan coba dengan ukuran 30x40x40 cm yang terbuat dari bak
plastik dan ditutup anyaman kawat
Bagian lantai kandang dialasi dengan sekam untuk menyerap kotoran tikus dan
menggantinya setiap selang waktu 2 hari.
Pakan standar dan minuman diletakkan pada bagian atas kandang. Air minum harus selalu
tersedia untuk hewan coba setiap saat kecuali kontraindikasi oleh protokol penelitian.
Makanan dan air minum dalam wadah diganti dengan air minum bersih yang baru setiap
hari.
Tikus dirawat dalam ruangan yang memiliki ventilasi yang baik, sumber cahaya yang
memadai dan terlindung dari gangguan hewan lain.
Melakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan di pagi hari.
Standar Operasional Prosedur
Pemeliharaan dan Perawatan Hewan Coba
Standar Operasional Prosedur
Pemeliharaan dan Perawatan Hewan Coba
Lampiran 3
Timbangan analitik disiapkan dalam posisi ON
Hewan uji dimasukkan satu persatu ke dalam pinggan timbangan (berbentuk baskom)
Data berat badan tikus dari hasil penimbangan tersebut, dicatat dalam kertas tabel.
Lakukan penimbangan pada pagi hari sebelum masa adaptasi, akhir adaptasi dan 1
minggu sekali selama penelitian (hari ke-7, 14, 21 dan 28)
Standar Operasional Prosedur
Penimbangan Berat Badan
Standar Operasional Prosedur
Penimbangan Berat Badan