LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak...

19
69 LAMPIRAN 1. Pakem wayang a. Pertarungan Anak Arjuna - Sinopsis Setelah perang Mahabharatha. Yudhistira dilakukan aswamedha yaga. Para korban kuda bebas berkeliaran dan siapa saja yang menangkap itu akan dianggap musuh Yudhistira dan Arjuna harus mengalahkannya. Kuda itu pergi ke Manipur. Babruvahana, putra Arjuna dan Chitrangada dan pangeran Manipur mengetahui bahwa ayahnya datang untuk menerima dia dengan penghargaan jatuh tempo. Tapi Arjuna marah dan mengatakan kepadanya "saya datang sebagai wakil dari Yudhistira. Akulah musuh Anda bukan teman Anda, Anda harus melawan saya". Arjuna memarahi anaknya dengan kata-kata pahit. Ulupi istri Arjuna dan ibu tiri untuk Babruvahana datang ke babruvahana dan memberitahu dia untuk melawan ayahnya. Babruvahana bertarung dengan Arjuna. Kedua pertarungan sengit. Babruvahana menembak panah yang membunuh Arjuna. Kemudian babruvahana pingsan. Chitrangada datang untuk mengetahui bahwa suaminya dibunuh dan anaknya terluka. Chitrangada datang ke medan dan berduka kematian Arjuna. Chitrangada menyalahkan Ulupi untuk membuat Babruvahana bertarung dengan Arjuna. Babruvahana mendapatkan kembali kesadaran dan mengetahui bahwa ia membunuh ayahnya bersiap untuk melakukan bunuh diri. Tapi Ulupi datang dan berhenti dia dan mengatakan kepadanya "ini adalah ilusi yang diciptakan oleh saya, Arjuna tidak bisa dikalahkan oleh Indra sendiri. Kematian Arjuna disebabkan oleh kutukan Vasus sebagai Arjuna telah membunuh kakeknya Bisma dengan cara yang tidak adil". Ulupi kemudian menghidupkan Arjuna dengan permata yang dapat menghidupkan kembali orang mati. Arjuna bangun dan senang melihat kedua, Ulupi dan Chitrangada dan Ulupi menjelaskan tentang penyebab kematiannya. Arjuna senang dengan apa Ulupi lakukan. Babruvahana meminta Arjuna

Transcript of LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak...

Page 1: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

69

LAMPIRAN 1.

Pakem wayang

a. Pertarungan Anak Arjuna

- Sinopsis

Setelah perang Mahabharatha. Yudhistira dilakukan aswamedha

yaga. Para korban kuda bebas berkeliaran dan siapa saja yang menangkap

itu akan dianggap musuh Yudhistira dan Arjuna harus mengalahkannya.

Kuda itu pergi ke Manipur. Babruvahana, putra Arjuna dan Chitrangada

dan pangeran Manipur mengetahui bahwa ayahnya datang untuk

menerima dia dengan penghargaan jatuh tempo. Tapi Arjuna marah dan

mengatakan kepadanya "saya datang sebagai wakil dari Yudhistira.

Akulah musuh Anda bukan teman Anda, Anda harus melawan saya".

Arjuna memarahi anaknya dengan kata-kata pahit. Ulupi istri Arjuna dan

ibu tiri untuk Babruvahana datang ke babruvahana dan memberitahu dia

untuk melawan ayahnya. Babruvahana bertarung dengan Arjuna. Kedua

pertarungan sengit. Babruvahana menembak panah yang membunuh

Arjuna. Kemudian babruvahana pingsan. Chitrangada datang untuk

mengetahui bahwa suaminya dibunuh dan anaknya terluka. Chitrangada

datang ke medan dan berduka kematian Arjuna. Chitrangada menyalahkan

Ulupi untuk membuat Babruvahana bertarung dengan Arjuna.

Babruvahana mendapatkan kembali kesadaran dan mengetahui bahwa ia

membunuh ayahnya bersiap untuk melakukan bunuh diri. Tapi Ulupi

datang dan berhenti dia dan mengatakan kepadanya "ini adalah ilusi yang

diciptakan oleh saya, Arjuna tidak bisa dikalahkan oleh Indra sendiri.

Kematian Arjuna disebabkan oleh kutukan Vasus sebagai Arjuna telah

membunuh kakeknya Bisma dengan cara yang tidak adil". Ulupi kemudian

menghidupkan Arjuna dengan permata yang dapat menghidupkan kembali

orang mati. Arjuna bangun dan senang melihat kedua, Ulupi dan

Chitrangada dan Ulupi menjelaskan tentang penyebab kematiannya.

Arjuna senang dengan apa Ulupi lakukan. Babruvahana meminta Arjuna

Page 2: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

70

untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

Chitrangada dan Babruvahana. (Ensiklopedia Wayang Indonesia, 1999).

- Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada dan

harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:

Unsur Garis

Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada

gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis

juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang berfungsi

sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur

motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.

Unsur Warna

Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting

serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu pada

tokoh-tokoh wayang.

Unsur Wanda/ karakter

Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting

untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai kerena

ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang digunakan

wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir batin wayang

pada kondisi mental tertentu.

Unsur Ruang

Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang bersifat

tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis komposisi

wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh pada waktu

dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam pertunkjukan wayang

member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga seni rupa. Juga peralihan,

kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi yng sesuai dengan porsinya

dalam membangun kllimaks sebuah komposisi wayang merupakan irama seni

rupa.

Page 3: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

71

Unsur Keseimbangan

Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak teraga

seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara menyeluruh. Hal

ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya adalah gerakan

tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian pertunjukan wayang

adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Keseimbangan juga

menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan musik, posisi dan posisi,

karakter (wanda) dan cerita musik, piranti, control gerak dan keseimbangan

komposisi secara keseluruhan.

Unsur Klimaks

Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus yang

diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang klimaks

dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic yang menanjak

sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.

Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah

pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana

wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah

bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak

dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu dan

kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi berlainan

sifat dan karakternya.

Selain itu busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai

peranan simbolis sebagai alat bantu menghidupkan perwatakan, memberikan

kemungkinan gerak demi kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam

wayang membantu mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias

tersebut sangat berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam

menghidupkan suasana pertunjukan. Rias juga dapat mewujudkan ide

pembuat wayang melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu

yang kuat. Tata cahaya: pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat

penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang

wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana

Page 4: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

72

pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan adegan

cerita.

Dekorasi Panggung

Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan unsur

seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang harus

diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokoh-tokoh wayang.

(Amir, Hasim, 1994: 91- 92).

- Tokoh

Dalang :

Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai

pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian penonton

dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria, karena

pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus duduk

bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan juga

memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan aba- aba

tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam

narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian, dedongan,

kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka

yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c) yang sudah

menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik

pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi pendalangan

juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.

Sinden:

Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gending-

gending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan

biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya

sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak

jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan

dengan karakter suaranya sendiri.

Page 5: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

73

Arjuna :

Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru

menuntut ilmu. Arjuna memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti,

sopan santun, berani, dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat

Arjuna diceritakan, ia muksa (mati sempurna) bersama ke-empat

saudaranya.

Ulupi (Istri tua Arjuna)

Dewi Ilupi seorang putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana; sabar,

cinta kasih terhadap sesama, setia dan sangat berbakti baik terhadap suami

maupun orang tuannya.

Babruvahana

Ksatria yang perkasa, tangguh, punya pendirian yang kuat, setia pada

pendirian.

Pendekar Sakti

Pendekar sakti adalah seorang tokoh dalam wayang yang mempunyai

kesaktian yang tinggi dan biasanya muncul dalam sebuah lakon pada saat

goro-goro, biasanya menjadi tokoh yang kerap membantu dalam sebuah

pertarungan.

Chuntranggada

Adalah seorang dewi cantik yang mempunyai watk kalem, mampu

mengayomi dan memberikan ketenangan bagi siapa saja yang berada

didekatnya.

Irawan

Irawan adalah putra Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan

dewi Ulupi. Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di

pertapaan bersama ibu dan kakeknya. Ia berwatak tenang, jatmika, tekun,

dan wingit.

Pengawal Kerajaan

Adalah seorang tokoh yang biasanya juga sebagai seorang

pamomong,dalam cerita wayang biasanya pengawal kerajaan ini

Page 6: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

74

mempunyai watak yang arif, tidak gegabah, serta sering menjadi pelindung/

penjaga bagi si empunya (Amir, Hasim, 1994: 38- 68).

- Kostum

Dalang : kain jarik, slop, keris, kendit, breskap,

blankon, kalung kantil.

Sinden : jarik, kemben, slendang, kendit, konde.

Arjuna : Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat

Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan

Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara

Paranggelung), keris.

Ulupi (Istri tua Arjuna) : Jamang, sumping, rambutnya digelung

tekuk, tidak berbusana (tidak pakai baju).

Babruvahana : jamang, sumping, kelat bahu, sabuk

kamus.dodot (jarik besar)

Pendekar Sakti : Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu,

cincin.

Chuntranggada : Gelung keling, kalung, gelang katuk,

sabuk kamus, dodot( jarik besar), sampur, keroncong.

Irawan : jamang, sumping, gelung, dodot(jarik

besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, keris, bermata jaitan,

berhidung mancung, bersanggul kadal menek, bersunting kembang

kluwih, berkalung putran bentuk bulan sabit, bergelang, berpontoh dan

berkeroncong. berkain katongan dan bercelana cindai.

Pengawal Kerajaan : Gelang, dodot(jarik besar), kelat bahu1.

- Musik

Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah

Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan

suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan

bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan

1 Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22 Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh.

Page 7: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

75

pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat

berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat

bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang

selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang

digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik

karawitan, seperti :

1. Alat musik

Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat

dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis

gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah

kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau

cordophone), gender, demung(semacam gender besar), gambang

(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,

kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,

saron, boning, dan gong.

2. Pesinden

Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di

pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang

purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,

sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada

pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.

Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau

swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari

zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini

adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.

b. Sayembara Drupadi

- Sinopsis

Kisah drupadi diawali dari sayembara yang diadakan oleh ayahnya,

prabu Drupada. Isi sayembara: siapa bisa mengankat busur dan

memanahkan anak panah pada cakra yang terus berputar, dia yang berhak

Page 8: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

76

mempersunting drupadi. Pada hari sayembara, banyak para ksatria yang

tidak mampu menjawab tantang itu, sampai kemudian Karna berhasil

melakukannya. Sayang, drupadi enggan bersuamikan seorang anak kusir.

Maka majulah seorang brahmana yang sanggup menjawab tantangan itu,

dia adalah arjuna. Namun karena Arjuna mengikuti sayembara atas nama

Pandawa, akhirnya drupadi menjadi istri bagi kelima pandawa (poliandri).

Dari kelima suaminya itu drupadi beroleh lima orang putra: Pratiwinda,

Sutasoma, Srutakirti, Satanika, Srutakama (Ensiklopedi, 1999).

- Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada

dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:

Unsur Garis

Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada

gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang.

Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang

berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam

membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.

Unsur Warna

Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting

serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu

pada tokoh-tokoh wayang.

Unsur Wanda/ karakter

Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting

untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai

kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang

digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir

batin wayang pada kondisi mental tertentu.

Unsur Ruang

Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang

bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis

komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh

Page 9: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

77

pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam

pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga

seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi

yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi

wayang merupakan irama seni rupa.

Unsur Keseimbangan

Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak

teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara

menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya

adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian

pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti.

Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan

musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti,

control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan.

Unsur Klimaks

Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus

yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang

klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic

yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.

Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah

pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana

wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah

bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak

dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu

dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi

berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan

tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu

menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi

kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu

mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat

berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan

Page 10: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

78

suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang

melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat.

Tata cahaya: pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat

penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang

wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana

pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan

adegan cerita.

Dekorasi Panggung

Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan

unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang

harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokoh-

tokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92).

- Tokoh

Dalang

Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai

pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian

penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria,

karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang

harus duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan

wayang, dan juga memimpin seniman- seniwati yang duduk

dibelakangnya dengan aba- aba tersamar, berupa wangsalan atau

pertunjukan sasatra yang diselipkan dalam narasinya, berupa gerak-gerik

wayang. Temasuk nyayian, dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada

beberapa kelas dalang, yaitu (a) mereka yang baru mendalang, (b) yang

sudah pandai mendalang, (c) yang sudah menguasai semua isi

pedalangan, (d) yang telang menguasai teknik pendalangan, (e) dalang

sejati disamping telah menguasai isi pendalangan juga dapat memberi suri

teladan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari- hari, seorang yang

arif, bijaksana, patut dihormati.

Page 11: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

79

Sinden

Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gending-

gending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan

biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya

sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak

jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan

dengan karakter suaranya sendiri.

Arjuna

Arjuna adalah putra Prabu Pandudewananta, raja negara Astinapura

dengan Dewi Kunti/Dewi Prita. Ia merupakan anak ketiga dari lima

bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Arjuna seorang

satria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru menuntut ilmu. Arjuna

memilki sifat perwatakan: cerdik, pendiam, teliti, sopan santun, berani,

dan suka melindungi yang lemah. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia

muksa (mati sempurna) bersama ke-empat saudaranya.

Bima

Bima memilki sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, patuh dan

jujur. Ia mempunyai keistimewaan ahli bermain gadah dan memiliki

berbagai senjata, antara lain: kuku pancanaka, gada rujakpala, alugala,

bargawa (kapak besar), dan bagawasta. Sedangkan ajian yang dimiliki: aji

bandungbandawasa, aji ketuk lindu, dan aji belabak pangantol antol.

Dewi Kunti

Sifat Dewi Kunti adalah penuh kasih sayang, setia dan wingit.

Karna

Karna memilki perwatakan: pemberani, tau harga diri, setia, perajurit

ulung, tekuh dalam pendirian. Selain sakti, Karna juga memiliki keahlian

dalam menggunakan senjata panah.

Dewi Drupadi

Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana, sabar,

teliti dan setia.

Duryudana

Page 12: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

80

Duryudana berwatak jujur, mudah terpengaruh karena dungunya,

dan menyenangi sesuatu yang serba enak dan bergelimang dengan

kemewahan. Selain itu, keahlian lainnya adalah pandai bermain gada dan

kebal dari segala macam senjata berkat daya kesaktian minyak kala yang

membasuhi/ membaluri seluruh tubuhnya. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68)

- Musik

Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan istilah

Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya mempergunakan

suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan berbeda dengan

bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia. Sekar merupakan

pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni yang sangat erat

berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia sangat erat

bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung lainnya yang

selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik pengiring yang

digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa elemen dalam musik

karawitan, seperti :

1. Alat musik

Alat Musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang terbuat

dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai jenis

gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah

kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau

cordophone), gender, demung(semacam gender besar), gambang

(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,

kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,

saron, boning, dan gong.

2. Pesinden

Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di

pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang

purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,

sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada

pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.

Page 13: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

81

Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau

swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari

zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini

adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.

c. Episode Wahyu Cakraningrat

- Sinopsis

Wahyu Cakraningrat adalah wahyu yang dianggap sebagai syarat untuk

mendapat kekuasaan dan tahta suatu kerajaan. Beberapa dalang sering

mendambahkan, siapa yang dapat menguasai Wahyu Cakraningrat, kelak

keturunannya akan dapat menguasai tanah Jawa. Sebenarnya, Wahyu

Cakranigrat adalah penjelmaan Batara Cakranigrat. Wahyu ini, dalam dunia

pewayangan akhirnya didapat oleh Abimanyu, salah seorang putera Arjuna.

Dalam lakon ini usaha Abimanyu untuk memperoleh Wahyu Cakraningrat

mendapat saingan dari putera Prabu Anomduryudana bernama Lesmana

Mandrakumara, serta putra Prabu Krisna bernama Samba Wisnu Brata.

Karena Samba ternyata gagal mendapat wahyu itu, dan Krisna tahu bahwa

yang berolehnya adalah Abimanyu, Raja Dwarawati itu lalu menikahkan

Abimanyu dengan salah seorang putrinya, Dewi Sti Sundari. Prabu Krisna

berharap dengan perkawinan itu, keturunannya (cucunya) kelak akan

memperoleh kekuasaan. Namun, harapan Krisna itu tidak dapat terlaksana

karena Siti Sundari ternyata mandul, tidak berputra. Abimanyu hanya

berputra tunggal, hasil perkawinannya dengan Dewi Utari, adik Seto, Utara,

dan Weratsangka, putri bungsu Prabu Matswapati dari Wirata. Putra

Abimanyu yang lahir sesudah Abimanyu gugur dalam baratayuda, itu diberi

nama Parikesit. Karena Wahyu Cakraningrat yang diperoleh Abimanyu

itulah maka Parikesit dapat menduduki tahta kerajaan astina kelak, sesudah

baratayuda selesai. Dalam pewayangan Parikesit juga dianggap sebagai

orang yang menurutkan raja-raja yang berkuasa dipulau Jawa. Perkawinan

Abimanyu dengan Dewi Utari sebenarnya sesuai dengan Wahyu

Cakraningrat yang disandangnya. Dalam pedalangan penyanddang Wahyu

Page 14: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

82

Cakaningrat memang harus kawin dengan dengan penyandang Wahyu

Hidayat, yakni Dewi Utari. (Ensiklopedi, 1994)

- Setting

Dalam seni pakem wayang ada beberapa unsur dan hal yang harus ada

dan harus diperhatikan saat pementasan adalah sebagai berikut:

Unsur Garis

Unsur garis sebagai perangkat teraga seni rupa dapat disaksikan pada

gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang.

Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang yang

berfungsi sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam

membentuk kontur motif-motif ragam hias yang digunakan tokoh wayang.

Unsur Warna

Warna dapat dinikmati dalam busana wayang, boneka wayang, setting

serta tata cahaya, warna tersebut dipakai sebagai symbol-simbol tertentu

pada tokoh-tokoh wayang.

Unsur Wanda/ karakter

Unsur wanda sebagai salah satu unsur medium rupa berperan penting

untuk memantapkan “rasa” suatu tokoh. Kemantapan ini bisa dicapai

kerena ada kesesuaian antara suasana adegan dengan wanda tokoh yang

digunakan wanda. Wanda tersebut menggambarkan watak dasar, lahir

batin wayang pada kondisi mental tertentu.

Unsur Ruang

Unsur ruang jelas tercipta dalam sebuah pertunjukan wayang yang

bersifat tiga dimensi. Melalui semua elemen dasar dan elemen estetis

komposisi wayang tercipta sebuah bentuk dalam ruang yang berpengaruh

pada waktu dan tenaga. Ulangan-ulangan gerak atau musik dalam

pertunkjukan wayang member kesan irama sebagai perangkat tidak teraga

seni rupa. Juga peralihan, kesinambungan, kontras, keselarasan, variasi

yng sesuai dengan porsinya dalam membangun kllimaks sebuah komposisi

wayang merupakan irama seni rupa.

Page 15: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

83

Unsur Keseimbangan

Unsur keseimbangan atau simetris yang merupakan perangkat tidak

teraga seni rupa, dalam pertunjukan wayang dapat ditinjau secara

menyeluruh. Hal ini bisa dibuktikan karena pertinjukan wayang umumnya

adalah gerakan tubuh yang dimainkan sang dalang. Dengan demikian

pertunjukan wayang adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti.

Keseimbangan juga menyangkut perimbangan antara unsur gerak dan

musik, posisi dan posisi, karakter (wanda) dan cerita musik, piranti,

control gerak dan keseimbangan komposisi secara keseluruhan.

Unsur Klimaks

Unsur klimaks dalam seni rupa merupakan pusat perhatian atau fokus

yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Sedang

klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatic

yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga tancap gayon.

Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah

pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana

wayang: busana atau kostum yang terdapat dalam boneka wayang adalah

bagaian dari seni rupa ,unsur ini yang pertunjukan wayang paling banyak

dijumpai pada wayang kulit purwa dan merupakan pakaian tokoh tertentu

dan kalau letak tata busananya dirubah ,maka wayang tersebut menjadi

berlainan sifat dan karakternya. Selain itu busana wayang yang digunakan

tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu

menghidupkan perwatakan, memberikan kemungkinan gerak demi

kebutuhan sang dalang secara utuh. Tata rias: dalam wayang membantu

mewujudkan ekspresi muka pada tokoh wayang. Rias tersebut sangat

berkaitan dengan warna yang digunakan untuk dalam menghidupkan

suasana pertunjukan . Selain itu rias mewujudkan ide pembuat wayang

melalui penataan wajah, kepala dan menjaga efek tata lampu yang kuat.

Tata cahaya: pada pertunjukan wayang peranan lampu sangat

penting,karena disamping sebagai alat untuk menghadirkan baying-bayang

wayang dibelakang layar,juga sebagai alat untuk menciptakan suasana

Page 16: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

84

pagelaran yang dikehendaki oleh sang dalang berdasarkan lakon dan

adegan cerita.

Dekorasi Panggung

Fungsi dekorasi panggung pada prtunjukan wayang jelas merupakan

unsur seni rupa yang sangat di butuhkan, dan menjadi hal utama yang

harus diperhatikan karena berkaitan dengan penataan-penataan tokoh-

tokoh wayang. (Amir, Hasim, 1994: 91- 92).

- Tokoh

Dalang

Dalang adalah seniman utama dalam pertunjukan wayang. Ia sebagai

pemimpin pertunjukan, sehingga ia dapat sebagai pusat perhatian

penonton dalam memainkan wayang. Pada umumnya dalang adalah pria,

karena pekerjaan sebagai dalang sangat berat. Dalang dalam wayang harus

duduk bersila semalaman suntuk, melaksanakan pertunjukan wayang, dan

juga memimpin seniman- seniwati yang duduk dibelakangnya dengan aba-

aba tersamar, berupa wangsalan atau pertunjukan sasatra yang diselipkan

dalam narasinya, berupa gerak-gerik wayang. Temasuk nyayian,

dedongan, kepyakan. Secara tradisonal ada beberapa kelas dalang, yaitu

(a) mereka yang baru mendalang, (b) yang sudah pandai mendalang, (c)

yang sudah menguasai semua isi pedalangan, (d) yang telang menguasai

teknik pendalangan, (e) dalang sejati disamping telah menguasai isi

pendalangan juga dapat memberi suri teladan kepada masyarakat dalam

kehidupan sehari- hari, seorang yang arif, bijaksana, patut dihormati.

Sinden

Seorang wanita yang tugsanya sebagai vocal, membawakan gending-

gending Jawa dalam karawitan. Dalam sebuah pertunjukan perwayangan

biasanya terdapat lebih dari satu sinden. Dengan gaya dan ciri khasnya

sendiri seorang sinden bebas mengekspresikan suaranya dipanggung. Tak

jarang seorang Sinden Karawitan tak malu- malu menunjukkan kebolehan

dengan karakter suaranya sendiri.

Page 17: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

85

Abimanyu

Abimanyu memilki daya dalam segala hal, mendapat Wahyu

Cakraningrat. Selain itu sifat Abimanyu yaitu, halus, baik tingkah lakunya,

ucapannya tenang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya, dan

pemberani.

Somboputro

Memiliki sifat dan perwatakan ; jujur dan terpercaya, bertanggung

jawab, dan cakap. Karena itu apabila ada masalah yang harus

dirundingkan atau diselesaikan, Bathara Sambolah yang diminta

menyelesaikannya. Ia sangat sakti, dan apabila bertiwikrama dari tubuhnya

akan keluar prabawa hawa yang dapat menundukkan lawannya.

Mandrakumara/ lesmana

Seorang ksatria yang mempunyai sifat tenang, kalem, tapi mempunyai

sifat madat pula (tidak menikah)

Ibunda Abimanyu( Dewi Sumbadra)

Seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya.

Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa.

Sri adiknya Mandrakumara

Sri yang nama lainnya adalah lesmanawati memiliki watak yang satun,

lembut, cantik serta penyabar.

Penasehat Mandrakumara

Memiliki watak setia, pamomong dan juga patuh kepada

mandrakumara. (Amir, Hasim, 1994: 38- 68)

- Kostum

Dalang : kain jarik, slop, keris,

kendit, breskap, blankon, kalung kantil.

Sinden : jarik, kemben, slendang,

kendit, konde.

Abimanyu : Jamang, sumping, gelung,

dodot (jarik besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang dan keris.

Page 18: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

86

Sombroputro : Jamang, sumping, dodot

(kain besar), sabuk kamus, kelat bahu, gelang, dan keris.

Mandrakumara/ Lesmana : Jamang, sumping, rambut

terurai samapi punggung, dodot (kain besar), sabuk kamus, kelat

bahu, gelang, cicin, dan keris.

Ibunda Abimanyu(Dewi Sumbrada) : Jamang, sumping, dodot,

cincin.

Sri adiknya Mandrakumara : Gerudo, gelang, kelat bagu,

kalung, dodot (kain besar), sabuk kamus, keroncong (gelang

kaki), selendang, sumping.

Penasehat Mandrakumara : Jamang, sumping, dodot

(kain besar), dan keris. 2

- Musik

Karawitan vokal atau lebih dikenal dalam karawitan dengan

istilah Sekar ialah seni suara yang dalam substansi dasarnya

mempergunakan suara manusia. Tentu saja dalam penampilannya akan

berbeda dengan bicara biasa yang juga mempergunakan suara manusia.

Sekar merupakan pengolahan yang khusus untuk menimbulkan rasa seni

yang sangat erat berhubungan langsung dengan indra pendengaran. Dia

sangat erat bersentuhan dengan nada, bunyi atau alat-alat pendukung

lainnya yang selalu akrab bertdampingan. Karawitan adalah musik

pengiring yang digunakan saat pertunjukan wayang. Ada beberapa

elemen dalam musik karawitan, seperti :

1. Alat musik

Alat musik tradisional kebanyakan adalah intrumen pukul yang

terbuat dari perunggu yang berkualitas baik atau juga dari besi. Berbagai

jenis gamelan yang saat ini digunakan untuk pergelaran wayang adalah

kendang(besar,sedang, kecil aau ketipung), rebab (intrumen gesek atau

2 Bedasarkan hasil wawancara langsung dengan Dalang Eyang Ladi pada hari Kamis, 22 Agustus 2013 dikediaman beliau, Krajan Purworejo Suruh.

Page 19: LAMPIRAN 1. Pertarungan Anak Arjunarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6961/9/T1_362008021... · 70 untuk datang ke istana, tapi Arjuna mengatakan dia harus pergi dari Ulupi,

87

cordophone), gender, demung(semacam gender besar), gambang

(intrument pukul dari kayu) , suling (satu-satunya intrument tiup), siter,

kemyang atau kemong (tergantung laras gamelannya), kethuk, kempul,

saron, boning, dan gong.

2. Pesinden

Pesinden atau penyannyi wanita sudah lama dikenal dikalangan seni di

pulau Jawa. Namun sebagai seniwati yang mengiringi pagelaran wayang

purwa, mereka baru dikenal sekitar dasawarsa tiga puluhan abad ini,

sehingga mulai masa itu setiap pergelaran wayang purwa ada

pesindennya,dan dianggap tidak wajar apabila pesindennya tidak ada.

Sebutan lain buat para pesinden yaitu, warangga, widuwatim atau

swarawati. Nyayian para pesinden dan nagaya kebanyakan syair-syair dari

zaman Majapahit, dan syair-syair yang dinyanyikan. Dua elemen ini

adalah unsur terpenting dalam pementasan wayang.