KONSTRUKSI PERLINDUNGAN HUKUM DEBITUR DALAM PENYELESAIAN ...
Lampiran 1 - bi.go.id · kerja dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha ... dibiayai...
Transcript of Lampiran 1 - bi.go.id · kerja dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha ... dibiayai...
- 1 -
Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 3 /DPNP tanggal 31 Januari 2005
PENETAPAN KUALITAS KREDIT
PROSPEK USAHA
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Potensi pertumbuhan usaha
� Kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
� Kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas.
� Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.
� Kegiatan usaha menurun.
� Kelangsungan usaha sangat diragukan, dan sulit untuk pulih kembali.
� Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti.
Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan
� Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.
� Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar.
� Beroperasi pada kapasitas yang optimum.
� Posisi di pasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.
� Pangsa pasar sebanding dengan pesaing.
� Beroperasi pada kapasitas yang hampir optimum.
� Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.
� Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru.
� Tidak beroperasi pada kapasitas optimum.
� Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.
� Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius.
� Kapasitas tidak pada level yang dapat mendukung operasional.
� Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun.
� Operasional tidak kontinyu.
Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja
� Manajemen yang sangat baik.
� Manajemen yang baik. � Manajemen cukup baik.
� Manajemen kurang berpengalaman.
� Manajemen sangat lemah.
111
2
PROSPEK USAHA
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja
� Tenaga kerja yang memadai dan belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan tenaga kerja, atau pernah mengalami perselisihan/ pemogokan ringan namun telah terselesaikan dengan baik.
� Tenaga kerja pada umumnya memadai, pernah mengalami perselisihan/ pemogokan tenaga kerja yang telah diselesaikan dengan baik namun masih ada kemungkinan untuk terulang kembali.
� Tenaga kerja berlebihan dan terdapat perselisihan/ pemogokan tenaga kerja dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha debitur.
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan keresahan dan terdapat perselisihan/ pemogokan tenaga kerja dengan dampak yang cukup material bagi kegiatan usaha debitur.
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga menimbulkan keresahan dan terdapat perselisihan/ pemogokan tenaga kerja dengan dampak yang material bagi kegiatan usaha debitur.
Dukungan dari grup atau afiliasi
� Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan mendukung usaha.
� Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan terhadap debitur.
� Hubungan dengan perusahaan afiliasi atau grup mulai memberikan dampak yang memberatkan terhadap debitur.
� Perusahaan afiliasi atau grup telah memberikan dampak yang memberatkan debitur.
� Perusahaan afiliasi sangat merugikan debitur.
Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup (bagi debitur berskala besar yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup)
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang sekurang-kurangnya sesuai dengan persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang cukup material.
� Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang material.
� Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan.
112
3
KINERJA (PERFORMANCE) DEBITUR
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Perolehan laba � Perolehan laba tinggi dan stabil.
� Perolehan laba cukup baik namun memiliki potensi menurun.
� Perolehan laba rendah.
� Laba sangat kecil atau negatif.
� Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset.
� Mengalami kerugian yang besar.
� Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan.
Struktur permodalan
� Permodalan kuat. � Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan.
� Rasio utang terhadap modal cukup tinggi.
� Rasio utang terhadap modal tinggi.
� Rasio utang terhadap modal sangat tinggi.
Arus kas � Likuiditas dan modal kerja kuat.
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitur dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga tanpa dukungan sumber dana tambahan.
� Likuiditas dan modal kerja umumnya baik.
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun debitur mampu memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan mempengaruhi pembayaran dimasa mendatang.
� Likuditas kurang dan modal kerja terbatas.
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitur hanya mampu membayar bunga dan sebagian dari pokok.
� Likuiditas sangat rendah.
� Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan membayar pokok dan bunga.
� Tambahan pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
� Kesulitan likuiditas. � Analisis arus kas
menunjukkan bahwa debitur tidak mampu menutup biaya produksi.
� Tambahan pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, secara material.
Sensitivitas terhadap risiko pasar
� Jumlah portofolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai (hedging) secara baik.
� Beberapa portofolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga tetapi masih terkendali.
� Kegiatan usaha terpengaruh perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga.
� Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga.
� Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga.
113
4
KEMAMPUAN MEMBAYAR
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Ketepatan pembayaran pokok dan bunga
� Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
� Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari.
� Jarang mengalami cerukan.
� Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 (sembilan puluh) hari sampai dengan 120 (seratus dua puluh) hari.
� Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
� Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 120 (seratus dua puluh) hari sampai dengan 180 (seratus delapan puluh) hari.
� Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
� Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari.
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur
� Hubungan debitur dengan bank baik, debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat.
� Terdapat laporan keuangan terkini dan adanya hasil analisis Bank atas laporan keuangan/informasi keuangan yang disampaikan debitur.
� Hubungan debitur dengan bank cukup baik dan debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat.
� Terdapat laporan keuangan terkini dan adanya hasil analisis Bank atas laporan keuangan/informasi keuangan yang disampaikan debitur.
� Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya atau tidak terdapat hasil analisis Bank atas laporan keuangan/informasi keuangan yang disampaikan debitur.
� Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tidak tersedia atau tidak dapat dipercaya.
� Hubungan debitur dengan bank sangat buruk dan informasi keuangan tidak tersedia atau tidak dapat dipercaya.
Kelengkapan dokumentasi kredit
� Dokumentasi kredit lengkap.
� Dokumentasi kredit lengkap.
� Dokumentasi kredit kurang lengkap.
� Dokumentasi kredit tidak lengkap.
� Tidak terdapat dokumentasi kredit.
Kepatuhan terhadap perjanjian kredit
� Tidak terdapat pelanggaran perjanjian kredit.
� Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil.
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit yang cukup prinsipil.
� Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
� Pelanggaran yang sangat prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.
114
5
KEMAMPUAN MEMBAYAR
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Kesesuaian penggunaan dana
� Penggunaan dana sesuai dengan pengajuan pinjaman.
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan sesuai dengan kebutuhan.
� Perpanjangan kredit sesuai dengan analisis kebutuhan debitur.
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman, namun jumlahnya tidak material.
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan, namun jumlahnya tidak material.
� Perpanjangan kredit kurang sesuai dengan analisis kebutuhan debitur.
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman, dengan jumlah yang cukup material.
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan, dengan jumlah yang cukup material.
� Perpanjangan kredit tidak sesuai dengan analisis kebutuhan debitur (perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan).
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman, dengan jumlah yang material.
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan, dengan jumlah yang material.
� Perpanjangan kredit tidak sesuai dengan analisis kebutuhan debitur (perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan), dengan penyimpangan yang cukup material.
� Sebagian besar penggunaan dana tidak sesuai dengan pengajuan pinjaman.
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan, dengan jumlah yang sangat material.
� Perpanjangan kredit tanpa analisis kebutuhan debitur.
Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
� Sumber pembayaran dapat diidentifikasi dengan jelas dan disepakati oleh bank dan debitur.
� Sumber pembayaran sesuai dengan struktur/jenis pinjaman.
� Sumber pembayaran dapat diidentifikasi dan disepakati oleh bank dan debitur.
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pinjaman.
� Pembayaran berasal dari sumber lain dari yang disepakati.
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pinjaman secara cukup material.
� Sumber pembayaran tidak diketahui, sementara sumber yang disepakati sudah tidak memungkinkan.
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pinjaman secara material.
� Tidak terdapat sumber pembayaran yang memungkinkan.
� Sumber pembayaran tidak sesuai dengan struktur/jenis pinjaman.
115
6
KEMAMPUAN MEMBAYAR
KOMPONEN LANCAR DALAM PERHATIAN KHUSUS
KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
� Skema pembayaran kembali yang wajar (termasuk dalam pemberian grace period).
� Pendapatan valas mencukupi untuk mendukung pengembalian kredit valas.
� Skema pembayaran kembali yang cukup wajar (termasuk dalam pemberian grace period).
� Pendapatan valas kurang mencukupi untuk mendukung pengembalian kredit valas.
� Skema pembayaran kembali yang kurang wajar dan terdapat pemberian grace period yang tidak sesuai dengan jenis kredit.
� Pendapatan valas tidak mencukupi untuk mendukung pengembalian kredit valas, secara cukup material.
� Skema pembayaran kembali yang kurang wajar dan terdapat pemberian grace period yang tidak sesuai dengan jenis kredit dengan kurun waktu yang cukup panjang.
� Pendapatan valas tidak mencukupi untuk mendukung pengembalian kredit valas secara material.
� Skema pembayaran kembali yang tidak wajar dan terdapat pemberian grace period yang tidak sesuai dengan jenis kredit dengan kurun waktu yang cukup panjang.
� Tidak terdapat penerimaan valas untuk mendukung pengembalian kredit valas.
116
Lampiran II Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 3 /DPNP tanggal 31 Januari 2005
Peringkat Investasi Surat Berharga
Peringkat dengan predikat minimal sebagai berikut:
a. BBB- berdasarkan penilaian Fitch;
b. Baa3 berdasarkan penilaian Moody’s;
c. BBB- berdasarkan penilaian Standard & Poors (S&P);
d. IdA berdasarkan penilaian PT. Pefindo; atau
e. setara dengan butir a, b, c, dan d berdasarkan penilaian lembaga pemeringkat
lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
117
Lampiran III Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/ 3 /DPNP tanggal 31 Januari 2005
LAPORAN KREDIT YANG DIRESTRUKTURISASI
BULAN/TAHUN : ………………………
BANK :
(dalam jutaan Rupiah)
No. SEBELUM RESTRUKTURISASI KREDIT SETELAH RESTRUKTURISASI KREDIT
NAMA,
ALAMAT DAN NPWP DEBITUR
CARA
RESTRUKTURISASI PLAFON SALDO
KREDIT TUNGGAKAN
BUNGA BUNGA ADM.
JANGKA WAKTU
SUKU BUNGA
(%)
KUALITAS
KREDIT NILAI
AGUNAN PLAFON SALDO
KREDIT JANGKA WAKTU
SUKU BUNGA
(%)
KUALITAS
KREDIT NILAI
AGUNAN KERUGIAN
RESTRUK TURISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) TOTAL KREDIT YANG DIRESTRUKTURISASI BULAN INI
SALDO KREDIT YANG DIRESTRUKTURISASI BULAN LALU
SALDO KUMULATIF KREDIT YANG DIRESTRUKTURISASI
Keterangan: a. Kolom (18) diisi dengan total kerugian karena restrukturisasi kredit. b. Kolom (8) dan Kolom (14) diisi dengan tanggal perjanjian kredit dan tanggal jatuh tempo perjanjian kredit.
118
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
1
1. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
A. PROSPEK USAHA
Potensi pertumbuhan usaha
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah baik
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah terbatas
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan
� Kegiatan usaha nasabah menurun
� Kelangsungan usaha nasabah sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali
� Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti
Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan
� Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Posisi di pasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun
� Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar
� Pangsa pasar sebanding dengan pesaing
� Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru
� Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius
Kualitas manajemen (independensi, pengalaman, serta kompetensi) dan permasalahan tenaga kerja
� Manajemen sangat baik � Manajemen baik � Manajemen cukup baik � Manajemen kurang baik � Manajemen sangat buruk
� Tenaga kerja memadai dan/atau belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan
� Tenaga kerja pada umumnya memadai dan/atau pernah terjadi perselisihan atau pemogokan yang dampaknya tidak material dan telah terselesaikan dengan
� Tenaga kerja berlebihan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup material terhadap kegiatan usaha
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup
� Terjadi perselisihan atau pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi yang dampaknya sangat material terhadap kegiatan usaha
119
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
2
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
baik sehingga pada umumnya hubungan pimpinan dan karyawan cukup baik
material terhadap kegiatan usaha
Dukungan dari grup atau afiliasi
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan mendukung usaha
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan nasabah
� Hubungan dengan perusahaan grup atau afiliasi mulai memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi telah memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi sangat merugikan nasabah
Upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka memelihara lingkungan hidup (sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku)
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang paling kurang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang cukup material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan
B. KINERJA (PERFORMANCE) NASABAH
Perolehan laba � Perolehan laba sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan target laba dan stabil
� Perolehan laba sesuai target laba namun memiliki potensi menurun
� Perolehan laba lebih rendah dari target laba
� Perolehan laba sangat kecil atau negatif
� Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset
� Mengalami kerugian yang besar
� Nasabah tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan
120
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
3
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
usaha tidak dapat dipertahankan
Struktur permodalan � Permodalan kuat dengan jumlah utang yang lebih rendah dari modal
� Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan
� Rasio utang terhadap modal cukup tinggi
� Rasio utang terhadap modal tinggi
� Rasio utang terhadap modal sangat tinggi
Arus kas � Likuiditas dan modal kerja kuat
� Likuiditas dan modal kerja umumnya baik
� Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas
� Likuiditas sangat rendah � Kesulitan likuiditas
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah dapat memenuhi kewajiban pengembalian pembiayaan serta porsi bagi hasil tanpa dukungan sumber dana tambahan
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun nasabah mampu memenuhi kewajiban pengembalian pembiayaan serta porsi bagi hasil namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan memengaruhi pembayaran di masa mendatang
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah hanya mampu memberikan porsi bagi hasil dan/atau sebagian angsuran pembiayaan
� Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan mengembalikan angsuran pembiayaan serta porsi bagi hasil
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah tidak mampu menutup biaya produksi
� Pembiayaan baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
� Pembiayaan baru digunakan untuk menutup kerugian operasional
Sensitivitas terhadap risiko pasar
� Jumlah portfolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai secara baik
� Beberapa portfolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing tetapi masih terkendali
� Kegiatan usaha terpengaruh oleh perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing
121
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
4
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
C. KEMAMPUAN MEMBAYAR
Ketepatan pembayaran pokok dan bagi hasil
a. Terdapat pembayaran angsuran pokok
� Pembayaran angsuran pokok pembiayaan tepat waktu atau pembiayaan belum jatuh tempo; dan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok belum melampaui 3 (tiga) bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo; dan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 4 (empat) bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 4 (empat) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan namun belum melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 6 (enam) bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH)
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH)
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari 30% (tiga puluh persen) dan lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen)
(30% < RBH/PBH < 80%)
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama 3 (tiga) periode pembayaran
(RBH/PBH ≤ 30% selama 3 (tiga) periode pembayaran)
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran
(RBH/PBH ≤ 30% selama lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran)
b. Tidak terdapat pembayaran angsuran pokok
� Pembiayaan belum jatuh tempo; dan
� Terdapat tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo; dan
� Terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan
� Terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan namun belum melampaui 3 (tiga)
� Terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
122
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
5
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
setelah jatuh tempo; dan/atau
bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH)
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH)
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari 30% (tiga puluh persen) dan lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen)
(30% < RBH/PBH < 80%)
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama 3 (tiga) periode pembayaran
(RBH/PBH ≤ 30% selama 3 (tiga) periode pembayaran)
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran
(RBH/PBH ≤ 30% selama lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran)
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
� Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur tetapi masih akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan
� Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat dipercaya
Kelengkapan dokumen pembiayaan
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan dan/atau pengikatan agunan tidak ada
Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan
� Tidak terdapat pelanggaran perjanjian pembiayaan
� Pelanggaran perjanjian pembiayaan yang tidak prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang cukup prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang sangat prinsipiil
Kesesuaian penggunaan fasilitas
� Penggunaan dana sesuai dengan pengajuan pembiayaan
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan, namun jumlahnya tidak material
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan dengan jumlah yang cukup material
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan dengan jumlah yang material
� Sebagian besar penggunaan dana tidak sesuai dengan pengajuan pembiayaan
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan sesuai
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih
123
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
6
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
dengan kebutuhan besar dari kebutuhan, namun jumlahnya tidak material
besar dari kebutuhan dengan jumlah yang cukup material
besar dari kebutuhan dengan jumlah yang material
besar dari kebutuhan dengan jumlah yang sangat material
� Perpanjangan pembiayaan sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan kurang sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan)
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan) dengan penyimpangan yang cukup material
� Perpanjangan pembiayaan tanpa analisis kebutuhan nasabah
Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
� Sumber pembayaran dapat diidentifikasi dengan jelas dan disepakati oleh bank dan nasabah
� Sumber pembayaran dapat diidentifikasi dan disepakati oleh bank dan nasabah.
� Pembayaran berasal dari sumber lain dari yang disepakati.
� Sumber pembayaran tidak diketahui, sementara sumber yang disepakati sudah tidak memungkinkan
� Tidak terdapat sumber pembayaran yang memungkinkan
� Sumber pembayaran sesuai dgn struktur/jenis pembiayaan yg diterima
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pembiayaan yang diterima
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pembiayaan yang diterima secara cukup material
� Sumber pembayaran kurang sesuai dengan struktur/jenis pembiayan yang diterima secara material
� Sumber pembayaran tidak sesuai dengan struktur/jenis pembiayaan yang diterima
124
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
7
2. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN ISTISHNA’ , PEMBIAYAAN QARDH, DAN TRANSAKSI
MULTIJASA FAKTOR
PENILAIAN L DPK KL D M
A. PROSPEK USAHA
Potensi pertumbuhan usaha
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah baik
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah terbatas
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan
� Kegiatan usaha nasabah menurun
� Kelangsungan usaha nasabah sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali
� Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti
Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan
� Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Posisi di pasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun
� Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar
� Pangsa pasar sebanding dengan pesaing
� Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru
� Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius
Kualitas manajemen (independensi, pengalaman, serta kompetensi) dan permasalahan tenaga kerja
� Manajemen sangat baik � Manajemen baik � Manajemen cukup baik � Manajemen kurang baik � Manajemen sangat buruk
� Tenaga kerja memadai dan/atau belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan
� Tenaga kerja pada umumnya memadai dan/atau pernah terjadi perselisihan atau pemogokan yang dampaknya tidak
� Tenaga kerja berlebihan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup material terhadap
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan dan/atau terdapat perselisihan atau
� Terjadi perselisihan atau pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi yang dampaknya sangat material terhadap kegiatan usaha
125
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
8
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
material dan telah terselesaikan dengan baik sehingga pada umumnya hubungan pimpinan dan karyawan cukup baik
kegiatan usaha pemogokan yang dampaknya cukup material terhadap kegiatan usaha
Dukungan dari grup atau afiliasi
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan mendukung usaha
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan nasabah
� Hubungan dengan perusahaan grup atau afiliasi mulai memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi telah memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi sangat merugikan nasabah
Upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka memelihara lingkungan hidup (sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku)
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang paling kurang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang cukup material.
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang material.
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan.
B. KINERJA (PERFORMANCE) NASABAH
Perolehan laba � Perolehan laba sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan
� Perolehan laba sesuai target laba namun memiliki potensi
� Perolehan laba lebih rendah dari target laba
� Perolehan laba sangat kecil atau negatif
� Kerugian operasional
� Mengalami kerugian yang besar
� Nasabah tidak mampu
126
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
9
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
target laba dan stabil menurun dibiayai dengan penjualan asset
memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan
Struktur permodalan � Permodalan kuat dengan jumlah utang yang lebih rendah dari modal
� Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan
� Rasio utang terhadap modal cukup tinggi
� Rasio utang terhadap modal tinggi
� Rasio utang terhadap modal sangat tinggi
Arus kas � Likuiditas dan modal kerja kuat
� Likuiditas dan modal kerja umumnya baik
� Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas
� Likuiditas sangat rendah � Kesulitan likuiditas
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan margin tanpa dukungan sumber dana tambahan
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun nasabah mampu memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan margin namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan memengaruhi pembayaran di masa mendatang
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah hanya mampu membayar sebagian pokok dan margin
� Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan pembayaran pokok dan margin
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah tidak mampu menutup biaya produksi
� Pembiayaan baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
� Pembiayaan baru digunakan untuk menutup kerugian operasional
Sensitivitas terhadap risiko pasar
� Jumlah portfolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai secara baik
� Beberapa portfolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing tetapi masih terkendali
� Kegiatan usaha terpengaruh oleh perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing
127
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
10
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
C. KEMAMPUAN MEMBAYAR
Ketepatan pembayaran pokok dan margin
� Pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau margin belum melampaui 3 (tiga) bulan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau margin telah melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau margin telah melampaui 6 (enam) bulan namun belum melampaui 9 (sembilan) bulan
� Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau margin telah melampaui 9 (sembilan) bulan
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
� Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur tetapi masih akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan
� Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat dipercaya
Kelengkapan dokumen pembiayaan
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan dan/atau pengikatan agunan tidak ada
Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan
� Tidak terdapat pelanggaran perjanjian pembiayaan
� Pelanggaran perjanjian pembiayaan yang tidak prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang cukup prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang sangat prinsipiil
Kesesuaian penggunaan fasilitas
� Perpanjangan pembiayaan sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan kurang sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan)
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan) dengan penyimpangan yang cukup material
� Perpanjangan pembiayaan tanpa analisis kebutuhan nasabah
128
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
11
3. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN IJARAH DAN PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
A. PROSPEK USAHA
Potensi pertumbuhan usaha
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah baik
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah terbatas
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan
� Kegiatan usaha nasabah menurun
� Kelangsungan usaha nasabah sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali
� Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti
Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan
� Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Posisi di pasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun
� Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar
� Pangsa pasar sebanding dengan pesaing
� Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru
� Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius
Kualitas manajemen (independensi, pengalaman, serta kompetensi) dan permasalahan tenaga kerja
� Manajemen sangat baik � Manajemen baik � Manajemen cukup baik � Manajemen kurang baik � Manajemen sangat buruk
� Tenaga kerja memadai dan/atau belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan
� Tenaga kerja pada umumnya memadai dan/atau pernah terjadi perselisihan atau pemogokan yang dampaknya tidak material dan telah terselesaikan dengan
� Tenaga kerja berlebihan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup material terhadap kegiatan usaha
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup
� Terjadi perselisihan atau pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi yang dampaknya sangat material terhadap kegiatan usaha
129
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
12
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
baik sehingga pada umumnya hubungan pimpinan dan karyawan cukup baik
material terhadap kegiatan usaha
Dukungan dari grup atau afiliasi
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan mendukung usaha
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan nasabah
� Hubungan dengan perusahaan grup atau afiliasi mulai memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi telah memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi sangat merugikan nasabah
Upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka memelihara lingkungan hidup (sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku)
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang paling kurang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang cukup material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan
B. KINERJA (PERFORMANCE) NASABAH
Perolehan laba � Perolehan laba sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan target laba dan stabil
� Perolehan laba sesuai target laba namun memiliki potensi menurun
� Perolehan laba lebih rendah dari target laba
� Perolehan laba sangat kecil atau negatif
� Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset
� Mengalami kerugian yang besar
� Nasabah tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat
130
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
13
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
dipertahankan
Struktur permodalan � Permodalan kuat dengan jumlah utang yang lebih rendah dari modal
� Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan
� Rasio utang terhadap modal cukup tinggi
� Rasio utang terhadap modal tinggi
� Rasio utang terhadap modal sangat tinggi
Arus kas � Likuiditas dan modal kerja kuat
� Likuiditas dan modal kerja umumnya baik
� Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas
� Likuiditas sangat rendah � Kesulitan likuiditas
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah dapat memenuhi kewajiban pembayaran sewa tanpa dukungan sumber dana tambahan
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun nasabah mampu memenuhi kewajiban pembayaran sewa namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan memengaruhi pembayaran di masa mendatang
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah hanya mampu membayar sebagian sewa
� Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan pembayaran sewa
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah tidak mampu menutup biaya produksi
� Pembiayaan baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
� Pembiayaan baru digunakan untuk menutup kerugian operasional
Sensitivitas terhadap risiko pasar
� Jumlah portfolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai secara baik
� Beberapa portfolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing tetapi masih terkendali
� Kegiatan usaha terpengaruh oleh perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing
C. KEMAMPUAN MEMBAYAR
Ketepatan pembayaran sewa
� Pembayaran sewa tepat waktu
� Terdapat tunggakan pembayaran sewa belum
� Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah
� Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah
� Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah
131
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
14
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
melampaui 3 (tiga) bulan
melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan
melampaui 6 (enam) bulan namun belum melampaui 9 (sembilan) bulan
melampaui 9 (sembilan) bulan
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
� Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur tetapi masih akurat
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan
� Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat dipercaya
Kelengkapan dokumen pembiayaan
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat
� Dokumentasi pembiayaan kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Dokumentasi pembiayaan dan/atau pengikatan agunan tidak ada
Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan
� Tidak terdapat pelanggaran perjanjian pembiayaan
� Pelanggaran perjanjian pembiayaan yang tidak prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang cukup prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang sangat prinsipiil
Kesesuaian penggunaan fasilitas
� Perpanjangan pembiayaan sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan kurang sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan)
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan) dengan penyimpangan yang cukup material
� Perpanjangan pembiayaan tanpa analisis kebutuhan nasabah
132
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
15
4. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN SALAM
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
A. PROSPEK USAHA
Potensi pertumbuhan usaha
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah baik
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah terbatas
� Potensi pertumbuhan kegiatan usaha nasabah sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan
� Kegiatan usaha nasabah menurun
� Kelangsungan usaha nasabah sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali
� Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti
Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan
� Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Posisi di pasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian
� Kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun
� Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar
� Pangsa pasar sebanding dengan pesaing
� Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jika melaksanakan strategi bisnis yang baru
� Persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius
Kualitas manajemen (independensi, pengalaman, serta kompetensi) dan permasalahan tenaga kerja
� Manajemen sangat baik � Manajemen baik � Manajemen cukup baik � Manajemen kurang baik � Manajemen sangat buruk
� Tenaga kerja memadai dan/atau belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan
� Tenaga kerja pada umumnya memadai dan/atau pernah terjadi perselisihan atau pemogokan yang dampaknya tidak material dan telah terselesaikan dengan
� Tenaga kerja berlebihan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup material terhadap kegiatan usaha
� Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan dan/atau terdapat perselisihan atau pemogokan yang dampaknya cukup
� Terjadi perselisihan atau pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi yang dampaknya sangat material terhadap kegiatan usaha
133
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
16
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
baik sehingga pada umumnya hubungan pimpinan dan karyawan cukup baik
material terhadap kegiatan usaha
Dukungan dari grup atau afiliasi
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan mendukung usaha
� Perusahaan grup atau afiliasi stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan nasabah
� Hubungan dengan perusahaan grup atau afiliasi mulai memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi telah memberikan dampak yang memberatkan nasabah
� Perusahaan grup atau afiliasi sangat merugikan nasabah
Upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka memelihara lingkungan hidup (sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku)
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang paling kurang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
� Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang cukup material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan penyimpangan yang material
� Perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan
B. KINERJA (PERFORMANCE) NASABAH
Perolehan laba � Perolehan laba sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan target laba dan stabil
� Perolehan laba sesuai target laba namun memiliki potensi menurun
� Perolehan laba lebih rendah dari target laba
� Perolehan laba sangat kecil atau negatif
� Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset
� Mengalami kerugian yang besar
� Nasabah tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan
134
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
17
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
usaha tidak dapat dipertahankan
Struktur permodalan � Permodalan kuat dengan jumlah utang yang lebih rendah dari modal
� Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan
� Rasio utang terhadap modal cukup tinggi
� Rasio utang terhadap modal tinggi
� Rasio utang terhadap modal sangat tinggi
Arus kas � Likuiditas dan modal kerja kuat
� Likuiditas dan modal kerja umumnya baik
� Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas
� Likuiditas sangat rendah � Kesulitan likuiditas
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah dapat memenuhi kewajiban Salam sesuai akad tanpa dukungan sumber dana tambahan
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun nasabah mampu memenuhi kewajiban Salam sesuai akad namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan memengaruhi pembayaran di masa mendatang
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah hanya mampu memenuhi sebagian kewajiban Salam
� Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan memenuhi kewajiban Salam
� Analisis arus kas menunjukkan bahwa nasabah tidak mampu menutup biaya produksi
� Pembiayaan baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
� Pembiayaan baru digunakan untuk menutup kerugian operasional
Sensitivitas terhadap risiko pasar
� Jumlah portfolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai secara baik
� Beberapa portfolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing tetapi masih terkendali
� Kegiatan usaha terpengaruh oleh perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar valuta asing
� Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar valuta asing
135
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
18
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
C. KEMAMPUAN MENYERAHKAN BARANG PESANAN
Ketepatan penyerahan barang pesanan
� Piutang Salam belum jatuh tempo
� Piutang Salam telah jatuh tempo sampai dengan 1 (satu) bulan
� Piutang Salam telah jatuh tempo sampai dengan 2 (dua) bulan
� Piutang Salam telah jatuh tempo sampai dengan 3 (tiga) bulan
� Piutang Salam telah jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan
Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
� Suplier selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Suplier menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat
� Suplier menyampaikan informasi keuangan tidak teratur tetapi masih akurat
� Suplier menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan
� Suplier tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat dipercaya
Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan
� Tidak terdapat pelanggaran perjanjian pembiayaan
� Pelanggaran perjanjian pembiayaan yang tidak prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang cukup prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang prinsipiil
� Pelanggaran terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pembiayaan yang sangat prinsipiil
Kesesuaian penggunaan fasilitas
� Penggunaan dana sesuai dengan pengajuan pembiayaan
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan, namun jumlahnya tidak material
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan dengan jumlah yang cukup material
� Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pembiayaan dengan jumlah yang material
� Sebagian besar penggunaan dana tidak sesuai dengan pengajuan pembiayaan
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan sesuai dengan kebutuhan
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan, namun jumlahnya tidak material
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan dengan jumlah yang cukup material
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan dengan jumlah yang material
� Jumlah dan jenis fasilitas diberikan lebih besar dari kebutuhan dengan jumlah yang sangat material
� Perpanjangan pembiayaan sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan kurang sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan)
� Perpanjangan pembiayaan tidak sesuai dengan analisis kebutuhan nasabah (perpanjangan pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan)
� Perpanjangan pembiayaan tanpa analisis kebutuhan nasabah
136
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbS tanggal 13 April 2011
19
FAKTOR PENILAIAN L DPK KL D M
dengan penyimpangan yang cukup material
Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
HALIM ALAMSYAH DEPUTI GUBERNUR
137
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
1
I. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
1. Ketepatan/Kemampuan Membayar
a. Terdapat Pembayaran Angsuran Pokok
� Pembiayaan belum jatuh tempo atau tunggakan pembayaran angsuran pokok belum melampaui 3 (tiga) bulan; atau
� Tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan; atau
� Tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 6 (enam) bulan namun belum melampaui 12 (dua belas) bulan; atau
� Tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 12 (dua belas) bulan; atau
� Tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok telah melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok telah melampaui 2 (dua) bulan namun belum melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok telah melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH).
� Rasio RBH terhadap PBH lebih dari 30% (tiga puluh persen) dan lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen)
(30% < RBH/PBH < 80%).
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama 3 (tiga) periode pembayaran.
(RBH/PBH ≤ 30% selama 3 (tiga) periode pembayaran).
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kurang dari 30% (tiga puluh persen)} lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran.
(RBH/PBH ≤ 30% lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran).
138
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
2
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
b. Tidak Terdapat Pembayaran Angsuran Pokok
� Pembiayaan belum jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 2 (dua) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan namun belum melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Tunggakan pelunasan pokok melampaui 3 (tiga) bulan setelah jatuh tempo; dan/atau
� Rasio RBH terhadap PBH lebih besar dari atau sama dengan 80% (delapan puluh persen)
(RBH ≥ 80% PBH).
� Rasio RBH terhadap PBH lebih dari 30% (tiga puluh persen) dan lebih kecil dari 80% (delapan puluh persen)
(30% < RBH/PBH < 80%).
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kecil dari 30% (tiga puluh persen) selama 3 (tiga) periode pembayaran
(RBH/PBH ≤ 30% selama 3 (tiga) periode pembayaran).
� Rasio RBH terhadap PBH sama dengan atau lebih kurang dari 30% (tiga puluh persen) lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran.
(RBH/PBH ≤ 30% lebih dari 3 (tiga) periode pembayaran).
2. Dokumentasi dan Informasi � Mudharib selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat.
� Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan agunan kuat.
� Mudharib menyampaikan informasi keuangan tidak teratur tetapi masih akurat.
� Dokumentasi pembiayaan kurang lengkap dan pengikatan agunan kuat.
� Pelanggaran terhadap persyaratan pembiayaan.
� Perpanjangan
� Mudharib menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan.
� Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah
� Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pembiayaan.
� Mudharib tidak menyampaikan informasi keuangan.
� Dokumentasi pembiayaan dan atau pengikatan agunan tidak ada
139
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
3
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.
140
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
4
II. PENGGOLONGAN KUALITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN SALAM, PEMBIAYAAN ISTISHNA’, PEMBIAYAAN QARDH, PEMBIAYAAN IJARAH, PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIYYAH BIT TAMLIK DAN TRANSAKSI MULTIJASA A. UNTUK PEMBIAYAAN DI LUAR KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
1. Ketepatan/Kemampuan Membayar
a. Masa angsuran bulanan
� Tidak terdapat tunggakan angsuran atau terdapat tunggakan angsuran belum melampaui 3 (tiga) bulan; dan
� Tunggakan angsuran melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 6 (enam) bulan namun belum melampaui 12 (dua belas) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 12 (dua belas) bulan; dan/atau
� Pembiayaan belum jatuh tempo
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan.
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan.
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan, atau
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri (PN) atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit/
141
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
5
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
pembiayaan.
b. Masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulanan
� Tidak terdapat tunggakan angsuran atau terdapat tunggakan angsuran belum melampaui 1 (satu) bulan; dan
� Tunggakan angsuran melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 3 (tiga) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 3 (tiga) bulan namun belum melampaui 6 (enam) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 6 (enam) bulan; dan/atau
� Pembiayaan belum jatuh tempo
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan.
2. Dokumentasi dan Informasi
� Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat.
� Dokumentasi perjanjian lengkap dan pengikatan agunan kuat.
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan.
� Dokumentasi perjanjian kurang lengkap dan pengikatan agunan kuat.
� Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan perjanjian.
� Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan.
� Dokumentasi perjanjian tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah.
� Dokumentasi perjanjian dan atau pengikatan agunan tidak ada.
142
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
6
B. UNTUK PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
1. Ketepatan/Kemampuan Membayar
� Tidak terdapat tunggakan angsuran atau terdapat tunggakan angsuran belum melampaui 6 (enam) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 6 (enam) bulan namun belum melampaui 9 (sembilan) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 9 (sembilan) bulan namun belum melampaui 30 (tiga puluh) bulan; dan/atau
� Tunggakan angsuran melampaui 30 (tiga puluh) bulan; dan/atau
� Pembiayaan belum jatuh tempo.
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok belum melampaui 1 (satu) bulan.
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 (satu) bulan namun belum melampaui 2 (dua) bulan.
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 (dua) bulan; atau
� Pembiayaan telah jatuh tempo dan telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri (PN) atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit/ pembiayaan.
2. Dokumentasi dan Informasi
� Nasabah selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat.
� Nasabah menyampaikan informasi keuangan tidak teratur dan meragukan.
� Dokumentasi perjanjian
� Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan.
� Dokumentasi perjanjian tidak lengkap dan
� Dokumentasi perjanjian dan atau pengikatan agunan tidak ada.
143
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011
7
FAKTOR PENILAIAN LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET
� Dokumentasi perjanjian lengkap dan pengikatan agunan kuat.
kurang lengkap dan pengikatan agunan kuat.
� Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan perjanjian.
pengikatan agunan lemah.
Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
HALIM ALAMSYAH DEPUTI GUBERNUR
144
PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN RESTRUKTURISASI
PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH
BANK INDONESIA
TAHUN 2011
Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/ 16 /DPbS tanggal 30 Mei 2011
145
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
izin-Nya buku Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Tahun 2011 ini dapat diterbitkan. Pedoman ini
berisi mengenai format dan tatacara pengisian kolom-kolom Laporan Restrukturisasi
Pembiayaan BPRS yang harus disampaikan BPRS kepada Bank Indonesia setiap
bulan.
Sebelum menyusun Laporan Restrukturisasi Pembiayaan, BPRS diharapkan
membaca dan memahami ketentuan restrukturisasi pembiayaan bagi BPRS yang
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI//2008 tentang
Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/9/PBI//2011 dan ketentuan
yang terkait dengan penyusunan dan penyampaian Laporan Restrukturisasi
Pembiayaan BPRS.
Akhirul kalam, besar harapan kami pedoman ini dapat membantu BPRS dalam
menyusun Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS sehingga penyusunan dan
penyampaian Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS dapat dilakukan secara
cepat, akurat dan tepat waktu. Semoga seluruh niat, segenap upaya dan jerih payah
dalam rangka pengembangan BPRS mendapat pertolongan, ridha, berkah, rahmat
dan taufiq Allah SWT serta bermanfaat bagi kita semuanya.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Mei 2011
146
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENJELASAN UMUM 1
LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BPRS
1.1 Formulir Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS...........................................
1.2 Rincian Formulir Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS.............................
1.3 Penjelasan Formulir Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS.........................
2
3
4
147
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 1
PENJELASAN UMUM
I. Tujuan Pelaporan
Laporan Restrukturisasi Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) yang disusun menurut buku pedoman ini dimaksudkan untuk
keperluan:
a. Pembinaan dan pengawasan BPRS secara individual.
b. Pemantauan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam
pelaksanaan restrukturisasi pembiayaan.
c. Penilaian kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka laporan Restrukturisasi
Pembiayaan BPRS harus diisi secara benar dan lengkap serta disampaikan
tepat waktu, dengan mengacu pada pedoman ini.
II. BPRS Pelapor
BPRS pelapor adalah kantor pusat BPRS.
III. Jenis Laporan
Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS meliputi kantor pusat BPRS yang
mencakup data restrukturisasi pembiayaan di kantor pusat dan kantor cabang
BPRS.
IV. Periode Laporan
Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS disampaikan secara bulanan
kepada Bank Indonesia.
V. Cara Pengisian Laporan
BPRS pelapor melakukan pengisian data pada form entry data yang tersedia
dalam aplikasi data entry Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS. Angka
nominal dilaporkan dalam ribuan rupiah, dengan pembulatan sebagai berikut:
a. angka kurang dari Rp500,00 (lima ratus rupiah) dibulatkan menjadi 0 (nol);
dan
b. angka Rp500,00 (lima ratus rupiah) atau lebih dibulatkan menjadi 1 (satu).
148
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 2
1.1 FORMULIR LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BPRS
149
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 3
1.2 RINCIAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BPRS
KOLOM
1. No.
Nomor urut 2. Nama
Nama nasabah 3. Nomor Nasabah
Nomor identifikasi nasabah pembiayaan (CIF)
4. Nomor Rekening
Nomor rekening nasabah 5. Metode Restrukturisasi - Cara
10. Penjadwalan kembali (rescheduling) 20. Persyaratan kembali (reconditioning) 31. Penataan kembali (restructuring) - Penambahan dana bank 32. Penataan kembali (restructuring) - Konversi akad
6. Metode Restrukturisasi - Frekuensi
Jumlah restrukturisasi 7. Jenis Akad
10. Murabahah 20. Istishna' 30. Salam 40. Multijasa
50. Mudharabah 60. Musyarakah 70. Qardh 80. Ijarah 90. Ijarah Muntahiya Bittamlik
8. Sisa Kewajiban
Dalam ribuan Rupiah 9. Jangka Waktu - Awal
Bulan/Tahun (BB/TTTT) 10. Jangka Waktu - Akhir
Bulan/Tahun (BB/TTTT) 11. Kualitas
1. Lancar 2. Kurang Lancar 3. Diragukan
4. Macet 12. Tanggal Restrukturisasi
Tanggal/Bulan/Tahun (TT/BB/TTTT) 13. Jenis Akad
Sesuai angka 7 14. Sisa Kewajiban
Dalam ribuan Rupiah
15. Jangka Waktu – Awal
Bulan/Tahun (BB/TTTT) 16. Jangka Waktu – Akhir
Bulan/Tahun (BB/TTTT) 17. Kualitas
Sesuai angka 11
150
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 4
1.3 PENJELASAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BPRS
KOLOM
1. No.
Kolom ini diisi dengan nomor urut nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi.
2. Nama
Kolom ini diisi dengan nama nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi sesuai
dengan nama yang tercantum dalam akad pembiayaan.
3. Nomor Nasabah
Kolom ini diisi dengan nomor identifikasi nasabah (Customer Identification
File/CIF) pembiayaan yang dilakukan restrukturisasi sesuai dengan nomor
nasabah yang ditetapkan oleh masing-masing BPRS.
4. Nomor Rekening
Kolom ini diisi dengan nomor rekening nasabah pembiayaan yang
direstrukturisasi sesuai dengan nomor rekening yang ditetapkan oleh masing-
masing BPRS. Nomor rekening nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi
harus sama dengan nomor rekening nasabah pembiayaan yang dilaporkan dalam
Laporan Bulanan BPRS.
5. Metode Restrukturisasi - Cara
Kolom ini diisi dengan metode atau cara restrukturisasi pembiayaan yang
dilakukan oleh BPRS sesuai ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:
10. Penjadwalan kembali (rescheduling)
Penjadwalan kembali adalah restrukturisasi yang dilakukan dengan cara
perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.
Cara restrukturisasi ini dapat dilakukan untuk akad pembiayaan murabahah,
istishna’, salam, multijasa, musyarakah, mudharabah, qardh, ijarah dan
ijarah muntahiya bittamlik.
Perpanjangan atas pembiayaan mudharabah atau musyarakah yang
memenuhi kualitas lancar dan telah jatuh tempo serta bukan disebabkan
nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar tidak termasuk
restrukturisasi pembiayaan.
20. Persyaratan kembali (reconditioning)
Persyaratan kembali adalah restrukturisasi yang dilakukan dengan cara
perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan tanpa menambah
sisa pokok kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada BPRS, antara
lain meliputi:
151
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 5
1) perubahan jadwal pembayaran;
2) perubahan jumlah angsuran;
3) perubahan jangka waktu;
4) perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau
musyarakah;
5) perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan
mudharabah atau musyarakah; dan/atau
6) pemberian potongan.
Cara restrukturisasi ini dapat dilakukan untuk akad pembiayaan murabahah,
istishna’, salam, multijasa, musyarakah, mudharabah, qardh, ijarah dan
ijarah muntahiya bittamlik.
31. Penataan kembali (restructuring) - Penambahan dana bank.
Penataan kembali melalui penambahan dana BPRS adalah restrukturisasi
yang dilakukan dengan cara memberikan tambahan dana kepada nasabah
agar kegiatan usaha nasabah dapat kembali berjalan dengan baik, yang dapat
disertai dengan penjadwalan kembali (rescheduling) atau persyaratan
kembali (reconditioning). Cara penataan kembali dengan penambahan dana
ini dapat dilakukan untuk akad pembiayaan salam, musyarakah dan
mudharabah.
32. Penataan kembali (restructuring) – Konversi akad.
Penataan kembali melalui konversi akad adalah restrukturisasi yang
dilakukan dengan cara konversi akad pembiayaan awal menjadi akad
pembiayaan baru yang berbeda, yang dapat disertai dengan penjadwalan
kembali (rescheduling) atau persyaratan kembali (reconditioning). Cara
penataan kembali dengan konversi akad ini dapat dilakukan untuk akad
pembiayaan murabahah, istishna’, ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik.
6. Metode Restrukturisasi - Frekuensi
Kolom ini diisi dengan jumlah restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan BPRS
untuk masing-masing fasilitas pembiayaan nasabah.
7. Jenis Akad
Kolom ini diisi dengan jenis akad pembiayaan yang dilakukan restrukturisasi,
sebagai berikut:
10. Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan suatu barang dengan
menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.
152
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 6
20. Istishna'
Pembiayaan Istishna’ adalah pembiayaan suatu barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara nasabah dan penjual atau pembuat barang.
30. Salam
Pembiayaan Salam adalah pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan
dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat
tertentu yang disepakati.
40. Multijasa
Pembiayaan Multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada
nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa.
50. Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan dalam bentuk kerjasama suatu
usaha antara BPRS yang menyediakan seluruh modal dan nasabah yang
bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh BPRS kecuali jika nasabah melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
60. Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan dalam bentuk kerja sama
antara BPRS dengan nasabah untuk suatu usaha tertentu yang masing-
masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung
sesuai dengan porsi dana masing-masing.
70. Qardh
Pembiayaan Qardh adalah pembiayaan dalam bentuk pinjaman dana kepada
nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang
diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
80. Ijarah
Pembiayaan Ijarah adalah pembiayaan dalam rangka memindahkan hak
guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
90. Ijarah Muntahiya Bittamlik
Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah pembiayaan dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa
berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
8. Sisa Kewajiban
Kolom ini diisi dengan jumlah kewajiban nasabah pembiayaan kepada BPRS
yang masih ada sebelum restrukturisasi dilakukan, sesuai dengan jenis akad
pembiayaan sebagai berikut:
153
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 7
a. Pembiayaan dengan akad Murabahah dan Istishna' adalah sebesar saldo
pokok ditambah dengan saldo margin.
b. Pembiayaan dengan akad Salam adalah sebesar nilai barang yang harus
diserahkan nasabah.
c. Pembiayaan dengan akad Multijasa adalah sebesar saldo pokok ditambah
dengan saldo sewa (ujrah).
d. Pembiayaan dengan akad Mudharabah dan Musyarakah adalah sebesar
saldo pokok.
e. Pembiayaan dengan akad Qardh adalah sebesar saldo pokok.
f. Pembiayaan dengan akad Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah
sebesar nilai kontrak sewa dikurangi dengan jumlah akumulasi angsuran
sewa.
9. Jangka Waktu – Awal
Kolom ini diisi dengan bulan dan tahun awal pemberian fasilitas pembiayaan
kepada nasabah yang tercantum dalam akad pembiayaan sebelum dilakukan
restrukturisasi.
10. Jangka Waktu – Akhir
Kolom ini diisi dengan bulan dan tahun jatuh tempo pemberian fasilitas
pembiayaan kepada nasabah yang tercantum dalam akad pembiayaan sebelum
dilakukan restrukturisasi.
11. Kualitas
Kolom ini diisi dengan kualitas pembiayaan nasabah sebelum dilakukan
restrukturisasi, yaitu:
1. Lancar
2. Kurang Lancar
3. Diragukan
4. Macet
12. Tanggal Restrukturisasi
Kolom ini diisi dengan tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan restrukturisasi
pembiayaan.
13. Jenis Akad
Kolom ini diisi dengan jenis akad pembiayaan setelah dilakukan restrukturisasi
dengan rincian sebagaimana penjelasan pada angka 7.
154
Pedoman Penyusunan Laporan Restrukturisasi Pembiayaan BPRS 8
14. Sisa Kewajiban
Kolom ini diisi dengan jumlah kewajiban nasabah setelah dilakukan
restrukturisasi sesuai dengan jenis akad sebagaimana penjelasan pada angka 8.
Sisa kewajiban nasabah pembiayaan yang direstrukturisasi harus sama dengan
sisa kewajiban nasabah pembiayaan yang dilaporkan dalam Laporan Bulanan
BPRS.
15. Jangka Waktu – Awal
Kolom ini diisi dengan bulan dan tahun awal akad pembiayaan pada saat
restrukturisasi.
Dalam hal restrukturisasi dilakukan dengan cara penjadwalan kembali
(rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali
(restructuring) melalui penambahan dana, maka jangka waktu awal setelah
restrukturisasi adalah sama dengan jangka waktu awal pembiayaan pertama kali
sebelum dilakukan restrukturisasi.
Dalam hal restrukturisasi dilakukan dengan cara penataan kembali
(restructuring) melalui konversi akad, maka jangka waktu awal adalah jangka
waktu awal yang tercantum dalam akad pembiayaan yang baru.
Jangka waktu awal pembiayaan yang direstrukturisasi harus sama dengan jangka
waktu awal pembiayaan yang dilaporkan dalam Laporan Bulanan BPRS.
16. Jangka Waktu – Akhir
Kolom ini diisi dengan bulan dan tahun jatuh tempo pemberian fasilitas
pembiayaan kepada nasabah yang tercantum dalam akad yang digunakan dalam
restrukturisasi pembiayaan.
Jangka waktu akhir pembiayaan yang direstrukturisasi harus sama dengan
jangka waktu akhir pembiayaan yang dilaporkan dalam Laporan Bulanan BPRS.
17. Kualitas
Kolom ini diisi dengan kualitas pembiayaan setelah dilakukan restrukturisasi,
dengan rincian sebagaimana penjelasan angka 11.
Kualitas pembiayaan yang direstrukturisasi harus sama dengan kualitas
pembiayaan yang dilaporkan dalam Laporan Bulanan BPRS.
Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank
Indonesia ini.
HALIM ALAMSYAH
DEPUTI GUBERNUR
155
Lampiran 6
Nama Bank :
Alamat :
Awal Akhir Awal Akhir1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
…………., …………………….2008.
Frekuensi Jenis AkadSisa
Kewajiban
Jangka Waktu
LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN
BULAN : ……………
No Nama No.Nasabah No.Rek
Metode Restrukturisasi Sebelum Restrukturisasi Sesudah Restrukturisasi
Cara
Direktur Utama
Kualitas
Direksi
ttd
(Nama Lengkap)
Kualitas Jenis AkadSisa
Kewajiban
Jangka Waktu
156