Lamp Iran
-
Upload
timothy-marcel-dwirianto -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Lamp Iran
LAMPIRAN
Teknik Inversi Berbasis Model (Model Based Inversion)
Teknik inversi berbasis model melibatkan model impedansi akustik yang
dibangun berdasarkan informasi log dan horison seismik untuk dibandingkan dengan
masukan data seismik dalam suatu proses iteratif sedemikian rupa sehingga diperoleh
model akhir yang telah diperbaharui dengan kesalahan yang relatif kecil. Model
impedansi akustikdiubah menjadi model jejak seismik menggunakan wavelettertentu
sebelum dibandingkan dengan masukan jejak seismik. Pada teknik inversi berbasis
model, diperlukan hubungan matematis antara data model dengan data seismik untuk
memperbaharui data model sedemikian rupa hingga diperoleh kesalahan terkecil.
Jejak model dapat dirumuskan sebagai :
m(t)=w(t)*r0(t) (L-1)
dengan m(t)= jejak model
w(t) = wavelet hasil ekstraksi
r0(t)= koefisien refleksi model
Kesalahan jejak model m(t) terhadap jejak seismik s(t) dituliskan :
e(t)=s(t)-m(t) (L-2)
Russel (1996) mendefinisikan model dan data observasi dalam bentuk vektor
untuk menurunkan hubungan matematis diantara keduanya. Model M dan data
observasi S dinyatakan sebagai :
M = (m1, m2,……..,mk)T (L-3)
S = (s1,s2,………..,sn)T ; T= indeks transpos (L-4)
dengan : M =vektor model dengan parameter k
S = vektor data observasi dengan parameter n
Secara matematis, hubungan antara M dan T diformulasikan oleh :
Si = F(m1,m2,……,mk);I = 1,2,3,……,n (L-5)
Untuk memperbarui model sehingga diperoleh kesalahan terkecil, Cooke dan
Schneider (1983) menggunakan metode generalized linear inversion (GLI).Metode
GLI menurunkan model impedansi akustik yang paling sesuai dengan data seismik
observasi melalui persamaan yang dipecahkan dengan teknik least-squares. Metode
ini didasarkan pada ekspansi deret Taylor terhadap pemodelan maju yang dituliskan :
F ( I )=F (IG )+ ∂ (IG)(I −IG)∂ IG
+∂2 F (IG)(I−IG)2
∂ (IG)2 2!+…
(L-6)
dengan I = model impedansi akustik target
IG = model impedansi akustik
(I – IG) = perubahan parameter model
F = fungsi pemodelan maju
F(I) = jejak seismik observasi
F(IG) = jejak seismik sintetik dari model impedansi akustik awal
∂ F (IG)∂ IG
= perubahan nilai yang dihitung
Dari persamaan di atas yang ingin diketahui adalah nilai (I – IG) sebagai
informasi untuk memperbarui IG sehingga menjadi sedekat mungkin dengan I. Untuk
mendapatkan (I – IG) maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear :
F ( I )=F (IG )+ ∂ F ( IG )∂ IG
( I−IG ) (L-7)
atau F ( I )−F (IG )=∂ F ( IG )∂ IG
( I−IG ) (L-8)
Dengan [F(I) – F(IG)] merupakan selisih antara jejak observasi terhadap jejak
sintetik. Nilai (I – IG) pada persamaan di atas dapat diperoleh dengan menggunakan
teknik least-square yang sering dikenal dengan metode Marquardt-Levenburg
(Russel, 1996).
Persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut
ΔF = AΔI (L-9)
dengan : ∆ F=F (I )−F ( IG ) , A=∂ F ( IG )
∂ IG, dan ∆ I=(I−IG) (L-10)
Pemecahan untuk ΔI adalah :
∆ I=A−1 ∆ F (L-11)
Dengan : A-1 = invers matriks A
Karena A bukan matriks segiempat (data observasi lebih banyak daripada data
model, n > k), maka A tidak mempunyai invers sebenarnya. Masalah ini dikenal
dengan istilah overdeterminasi. Teknik least square memberikan pemecahan untuk
masalah ini, yaitu melalui penulisan sebagai berikut :
∆ I=¿ (L-12)
dengan : AT = transpose matriks A
Metode ini membutuhkan suatu model dugaan impedansi akustik awal yang
biasanya diperoleh dari data log sumur, yaitu dengan mengalikan antara data log
kecepatan dengan data log density untuk mendapatkan data log impedansi akustik
sumur.
IA = ρ.v (L-13)
Dengan IA adalah nilai impedansi akustik, ρ dan v adalah densitas (gr.cc-1) dan
kecepatan (ft.s-1).
Model awal kemudian dibangun dengan cara interpolasi dan ekstrapolasi data
log impedansi akustik antar sumur yang dikontol oleh horison sekuen stratigrafi yang
ada. Dari data impedansi akustik ini kemudian diturunkan nilai koefisien refleksinya
dengan persamaan :
KR=I A i+1−I A i
IA i+1+ I A i
, i=1,2,3 , …,n (L-14)
Dengan :
KR = Koefisien refleksi
IAi = Nilai impedansi akustik pada lapisan ke-i
IAi+1 = Nilai impedansi akustik pada lapisan ke-i+1
Keunggulan metode inversi model based adalah hasil yang didapatkan
memiliki informasi yang lebih akurat karena memasukkan komponen frekuensi
rendah (dari data log), kurang sensitif terhadap noise karena menghindari inversi
langsung dari data seismik, nilai impedansi akustik yang didapat rata-rata berbentuk
blocky yang memiliki nilai impedansi akustik yang kontras sehingga mempermudah
dalam penentuan batas atas dan batas bawah suatu lapisan reservoar.