Laksmita Zhafira Disa_E2

19
Laporan Analisis Lean Accounting, Biaya Target dan Balanced Scorecard pada Warung Lesehan Mas Pur, Warung Lesehan Fifty-Fifty dan Pasar Tradisional Disusun untuk memenuhi tugas Akuntansi Manajemen Oleh: Laksmita Zhafira Disa 12010114140175 E2 Kelas F

description

Analisis Lean Accounting, Biaya Target dan Balanced Scorecard

Transcript of Laksmita Zhafira Disa_E2

Page 1: Laksmita Zhafira Disa_E2

Laporan Analisis Lean Accounting, Biaya Target dan Balanced Scorecard

pada Warung Lesehan Mas Pur, Warung Lesehan Fifty-Fifty dan Pasar

Tradisional

Disusun untuk memenuhi tugas

Akuntansi Manajemen

Oleh:

Laksmita Zhafira Disa

12010114140175

E2

Kelas F

S1- MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

Page 2: Laksmita Zhafira Disa_E2

Analisis Lean Accounting, Biaya Target dan Balanced Scorecard

Untuk menganalisis lean accounting, biaya target dan balanced

scorecard, kelompok kami mengambil sampel pada dua warung lesehan,

yaitu Warung Lesehan Mas Pur dan Fifty-fifty dan fokus analisisnya adalah

mengenai harga bahan baku dan harga jual bebek dan ayam penyet yang

dijual oleh Warung Lesehan Mas Pur dan Fifty-fifty.

Lean Accounting

Lean Accounting merupakan sistem akuntansi yang didesain khusus

bagi perusahaan yang menerapkan lean manufacturing concept. Sistem

ini memungkinkan manajer untuk meniadakan pemborosan, mengurangi

biaya dan menjadi lebih efisien.

Pemborosan yang dilakukan adalah semua hal yang tidak

memberikan tambahan nilai produk yang dihasilkan. Seperti yang

dilakukan pada dua warung lesehan ayam dan bebek penyet yang saya

amati, yaitu di Warung Lesehan Fifty-Fifty dan Mas Pur, dimana pada dua

warung lesehan ini menerapkan sistem lean manufacturing. Sebagai

warung penyetan yang berada di lingkungan kampus kedua warung ini

mempunyai target pasar yang umumnya adalah mahasiswa dimana

kelompok pelanggan ini merupakan salah satu segmen yang sangat

sensitif terhadap harga sehingga perubahan harga di kedua warung

lesehan ini akan sangat berpengaruh terhadap penjualan kedua warung

tersebut.

Cara yang dilakukan oleh kedua warung lesehan penyetan tersebut

agar tetap memberikan keuntungan kepada warungnya adalah dengan

menghilangkan pemborosan yang dilakukan oleh warung tersebut karena

pemborosan tersebut tidak mungkin dibebankan semuanya kepada

konsumen. Bila pemborosan yang dilakukan oleh kedua warung tersebut

dibebankan kepada konsumennya, maka konsumen tidak akan mau untuk

membeli produk dari kedua warung tersebut. Kedua warung tersebut

Page 3: Laksmita Zhafira Disa_E2

dapat membuang pemborosan melalui berbagai aktivitas yang tidak

memberi nilai tambah kepada produk dari kedua warung tersebut.

Beberapa pemborosan yang bisa diminimalkan/ dihilangkan dari

kedua warung lesehan penyetan tersebut adalah:

1. Biaya transportasi : semakin kecil biaya transportasi maka semakin

besar laba yang didapatkan oleh warung lesehan tersebut

2. Kelebihan produksi : karena tidak semua produk kita akan terjual

justru akan menimbulkan kerugian pada warung lesehan tersebut.

Warung dapat membuat perencanaan produksi terlebih dahulu agar

tidak menimbulkan kelebihan produksi

3. Penambahan produk : dengan memberikan beragam variansi

penyetan namun dengan output yang sedikit dapat menekan biaya

4. Persediaan : jika warung terlalu banyak menyimpan persediaan,

maka warung tidak akan memberikan bahan-bahan penyetan yang

segar, sehingga bisa mengurangi kualitas penyetan warung tersebut

5. Barang cacat: jika pada warung lesehan terjadi hal-hal seperti ayam

/ bebek yang dimasak terlalu gosong, lalapan yang sudah tidak

layak makan, nasi yang tidak matang akan menyebabkan warung

tersebut untuk mengganti produk kepada konsumen. Apabila hal

tersebut tidak diganti dengan produk baru, konsumen tidak akan

mau lagi untuk kembali ke warung lesehan tersebut.

Target Costing

Dikarenakan Warung Lesehan Mas Pur dan Fifty-fifty sama-sama

terletak di kawasan sekitar kampus artinya keduanya memiliki target

pasar yang sama, maka diperlukan perhitungan biaya target pada Warung

Lesehan Mas Pur dan Fifty-fifty agar dapat bersaing dengan baik.

Page 4: Laksmita Zhafira Disa_E2

Target costing adalah perbedaan antara harga penjualan yang

dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Perhitungan target

costing hal ini sangat berguna agar kedua warung lesehan tersebut, yang

berfokus kepada low-cost, mampu untuk menghasilkan penyetan yang

enak namun murah sesuai dengan kondisi keuangan sehingga kedua

warung lesehan tersebut harus menetapkan harga sesuai dengan yang

ada di pasaran sehingga mereka mampu untuk bersaing dengan warung

lesehan yang lainnya.

Biaya target dapat dihitung dengan rumus :

Diketahui bahwa :

Pasar

Tradisional

Warung

Lesehan Mas

Pur

Warung

Lesehan Fifty-

fifty

Harga Ayam Rp 30.000 / kg - -

Harga Bebek Rp 50.000 / ekor - -

Harga Paket

Ayam

- Rp 12.000 Rp 12.000

Harga Paket

Bebek

- Rp 19.500 Rp 17.500

Perkiraan I Warung Lesehan Mas Pur:

1. Harga Paket Ayam

Harga paket ayam penyetan di pasaran adalah ± Rp 12.000. Laba yang

diinginkan oleh Warung Lesehan Mas Pur adalah Rp 2000/unit. Maka

biaya targetnya adalah

Biaya Target = Rp 12.000 - Rp 2000

= Rp 10000

Biaya Target = Harga Jual – Laba yang Diharapkan

Page 5: Laksmita Zhafira Disa_E2

Dengan dasar bahwa harga ayam di pasar tradisional adalah Rp

30.000/kg, apabila diasumsikan bahwa 1 kg ayam dibagi menjadi 8

bagian maka harga per bagiannya adalah :

Rp 30000/8bagian = Rp3750

Pelengkap produk ayam penyetan seperti sambal, lalapan, nasi dan

biaya lain yang bersifat variabel, biaya tenaga kerja dan biaya yang

bersifat tetap haruslah senilai Rp. 6250. Agar Warung Lesehan Mas Pur

mampu untuk menyesuaikan harga dipasaran, warung lesehan mas pur

harus menghilangkan pemborosan yang mungkin dilakukan agar dapat

menekan biaya produksi dan dapat memperoleh laba sebesar Rp

2000/unit produk.

2. Harga Paket Bebek

Sama hal nya yang dapat dilakukan pada harga paket bebek

penyetan: Jika harga jual di pasaran untuk bebek penyet mas pur adalah

Rp 19500. Laba yang diinginkan oleh Warung Lesehan Mas Pur adalah Rp

5000/unit. Maka biaya target nya adalah

Biaya Target = Rp 19.500 - Rp 5000

=Rp 14.500

Dengan dasar bahwa harga bebek dipasar tradisional adalah Rp

50000/ekor, apabila diasumsikan bahwa 1ekor bebek dibagi menjadi 8

bagian maka

Rp 50000/8bagian = Rp 6.250

Pelengkap produk bebek penyetan seperti sambal,lalapan dan nasi dan

biaya lain yang bersifat variabel, biaya tenaga kerja dan biaya yang

bersifat tetap haruslah senilai Rp 8.250 Agar Warung Lesehan Mas Pur

mampu untuk menyesuaikan harga dipasaran, warung lesehan mas pur

harus menghilangkan pemborosan yang mungkin dilakukan agar dapat

Page 6: Laksmita Zhafira Disa_E2

menekan biaya produksi dan dapat memperoleh laba sebesar Rp

5000/unit produk.

Perkiraan II Warung Lesehan Fifty-Fifty:

1. Harga Paket Ayam

Harga paket ayam penyetan di pasaran adalah ± Rp 12.000. Laba yang

diinginkan oleh Warung Lesehan Fifty-fifty adalah Rp 2000/unit. Maka

biaya target nya adalah

Biaya Target = Rp 12.000 - Rp 2000

= Rp 10.000

Dengan dasar bahwa harga ayam dipasar tradisional adalah Rp

30000/kg, apabila diasumsikan bahwa 1kg ayam dibagi menjadi 8

bagian maka

Rp 30000/8bagian = Rp3750

Pelengkap produk ayam penyetan seperti sambal,lalapan dan nasi dan

biaya lain yang bersifat variabel, biaya tenaga kerja dan biaya yang

bersifat tetap haruslah senilai Rp6250. Agar Warung Lesehan Fifty-Fifty

mampu untuk menyesuaikan harga dipasaran, warung lesehan fifty-fifty

harus menghilangkan pemborosan yang mungkin dilakukan agar dapat

menekan biaya produksi dan dapat memperoleh laba sebesar Rp

2000/unit produk.

2. Harga Paket Bebek

Sama hal nya yang dapat dilakukan pada harga paket bebek penyetan:

jika harga paket bebek di pasaran yang diminta adalah Rp 17.500 dan

Laba yang diinginkan oleh Warung Lesehan Fifty-Fifty adalah Rp

5000/unit. Maka biaya target nya adalah

Biaya Target = Rp 17.500- Rp 5000

=Rp 12.500

Page 7: Laksmita Zhafira Disa_E2

Dengan dasar bahwa harga bebek dipasar tradisional adalah Rp

50000/ekor, apabila diasumsikan bahwa 1ekor bebek dibagi menjadi 8

bagian maka

Rp 50000/8bagian = Rp 6250

Pelengkap produk bebek penyetan seperti sambal,lalapan dan nasi dan

biaya lain yang bersifat variabel, biaya tenaga kerja dan biaya yang

bersifat tetap haruslah senilai Rp 6250 Agar Warung Lesehan Fifty-Fifty

mampu untuk menyesuaikan harga dipasaran, warung lesehan fifty-fifty

harus menghilangkan pemborosan yang mungkin dilakukan agar dapat

menekan biaya produksi dan dapat memperoleh laba sebesar Rp

5000/unit produk.

ANALISIS BIAYA TARGET PADA WARUNG LESEHAN MAS PUR AGAR

MENJADI SAMA DENGAN WARUNG LESEHAN FIFTY-FIFTY

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat perbedaan harga pada Warung

Lesehan Mas Pur dengan Warung Lesehan Fifty-Fifty, yang dapat diringkas sebagai berikut :

Warung Lesehan Mas

Pur

Warung Lesehan Fifty-

fifty

Harga Paket

Ayam

Rp 12.000 Rp 12.000

Harga Paket

Bebek

Rp 19.500 Rp 17.500

Dari data diatas, dapat kita ketahui bahwa harga paket ayam pada

kedua warung lesehan tersebut sama. Namun terdapat perbedaan harga

pada paket bebek, dimana warung lesehan Mas Pur menjual dengan

Page 8: Laksmita Zhafira Disa_E2

harga Rp 19.500 sedangkan pada warung lesehan Fifty-fifty menjual

dengan harga Rp 17.500; yang singkatnya dijelaskan pada analisis harga

bebek berikut berikut :

Paket Bebek Penyet

Warung Lesehan Mas Pur

Paket Bebek Penyet

Warung Lesehan Fifty-fifty

Harga jual: Rp 19500

Laba yang diharapkan: Rp

5000

Harga bebek di pasar: Rp

50.000

Harga per bagiannya: Rp

50.000/8 = Rp 6250

Biaya Target = Rp 19.500-

Rp 5000

= Rp 14.500

Biaya lain yang bersifat

variabel, biaya lain bersifat

tetap, biaya tenaga kerja =

Biaya Target – Harga Bebek per

bagian

Rp 14.500 – Rp 6.250 = Rp

8.250

Harga jual: Rp 17.500

Laba yang diharapkan: Rp

5000

Harga bebek di pasar: Rp

50.000

Harga per bagiannya: Rp

50.000/8 = Rp 6.250

Biaya Target = Rp 17.500-

Rp 5000

= Rp 12.500

Biaya lain yang bersifat

variabel, biaya lain bersifat

tetap, biaya tenaga kerja =

Biaya Target – Harga Bebek per

bagian

Rp 12.500 – Rp 6.250 = Rp

6.250

Dari tabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa selisih biaya lain yang

ada pada Warung Mas Pur dan Fifty-fifty adalah sebesar Rp 2.000 (Rp

8.250 – Rp 6.250). Sehingga dapat diindikasikan bahwa Warung Lesehan

Mas Pur mempunyai beberapa pemborosan yang tidak memberikan nilai

tambah bagi bebek penyetnya. Untuk menekan harga jual bebek pada

Warung Lesehan Mas Pur agar sama dengan harga jual Fifty-fifty, maka

Warung Lesehan Mas Pur harus menghilangkan pemborosan atau

aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah tersebut.

Page 9: Laksmita Zhafira Disa_E2

Dalam rangka untuk menghilangkan pemborosan tersebut, maka

cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi terlebih

dahulu aktivitas apa saja yang memberi nilai tambah dan tidak memberi

nilai tambah, kemudian menghilangkan aktivitas yang tidak memberi nilai

tambah pada produk tersebut.

Analisis yang didapatkan mengenai apa yang menyebabkan

perbedaan harga pada kedua warung tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ukuran potongan bebek pada Warung Lesehan Mas Pur lebih

besar dibandingkan dengan ukuran potongan bebek yang ada

pada Fifty-fifty.

2. Bahan baku bebek Warung Lesehan Mas Pur dibeli dari pasar

tradisional oleh karyawan yang bertugas, sedangkan bahan

baku bebek pada Fifty-fifty diperoleh dari pemasok yang

datang langsung ke tempat produksi Fifty-fifty.

3. Nasi yang ada pada Fifty-fifty sudah dicetak dengan mangkuk

kecil. Sedangkan pada Warung Lesehan Mas Pur nasinya

ditaruh pada bakul, jadi nasinya lebih banyak.

4. Lalapan pada Warung Lesehan Mas Pur lebih lengkap

dibandingkan lalapan yang ada pada Fifty-fifty. Pada Warung

Lesehan Mas Pur terdapat kol, timun dan daun kemangi.

Sementara pada Fifty-fifty tidak terdapat kol. Dan juga, pada

Warung Lesehan Mas Pur potongan timunnya per porsi

diberikan 1 buah timun yang dibagi 4 potongan, sementara di

Fifty-fifty hanya diberikan 2 irisan timun per porsinya.

5. Pada Warung Lesehan Mas Pur jumlah karyawannya lebih

banyak dibandingkan pada Fifty-fifty.

Oleh karena itu, agar harga pada Warung Lesehan Mas Pur sama

dengan harga di Fifty-fifty maka yang dapat dilakukan oleh Warung

Lesehan Mas Pur adalah sebagai berikut :

1. Dari segi jumlah karyawan.

Page 10: Laksmita Zhafira Disa_E2

Setelah diamati lebih lanjut, ternyata banyak karyawan pada

Warung Lesehan Mas Pur yang tugasnya sangat sedikit dan jarang

dilakukan. Ada pula, satu tugas yang dikerjakan oleh banyak orang,

padahal sebenarnya bisa dilakukan oleh beberapa orang saja. Jadi dapat

terlihat, pada Warung Lesehan Mas Pur terjadi ketidakefektifan, bahwa

dengan jumlah karyawan yang terlalu banyak maka pengeluaran Warung

Lesehan Mas Pur untuk karyawan juga semakin banyak, terutama untuk

membayar gaji karyawan. Sehingga dapat dikatakan, bahwa adanya

jumlah karyawan yang lebih banyak pada Warung Lesehan Mas Pur tidak

mempunyai nilai tambah (pembuangan).

Dalam rangka untuk mengurangi harga jual pada Warung Lesehan

Mas Pur, maka pengusaha dapat mengurangi jumlah karyawan sesuai

dengan kebutuhan tiap tugas-tugas yang ada di Warung Lesehan Mas Pur.

Dapat juga dilakukan pembagian shift kerja, sehingga jumlah karyawan

yang ada efektif sesuai tugasnya.

2. Nasi.

Pada Warung Lesehan Mas Pur, nasinya ditempatkan di sebuah

bakul. Dalam rangka untuk mengurangi harga jual yang ada di Mas Pur

agar sama dengan harga jual yang ada di Fifty-fifty, sistem peletakan

nasinya dapat diubah dengan mencetak nasi di mangkuk kecil. Sehingga

harga nasi per porsinya dapat terstandart sesuai jumlah nasi.

3. Ukuran Potongan Bebek.

Untuk menyamakan harga jual dengan Fifty-fifty, maka Warung

Lesehan Mas Pur dapat merubah ukuran potongan bebek menjadi lebih

kecil, seperti yang ada pada Fifty-fifty.

4. Lalapan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lalapan yang ada pada

Warung Lesehan Mas Pur lebih lengkap dan jumlahnya lebih banyak

dibandingkan dengan lalapan yang ada di Fifty-fifty. Sehingga untuk

menyamakan harga jual seperti pada Fifty-fifty, maka Warung Lesehan

Page 11: Laksmita Zhafira Disa_E2

Mas Pur dapat mengurangi jumlah lalapannya untuk mengurangi

pengeluaran pembelian bahan baku.

5. Bahan Baku Bebek

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa bahan baku bebek

pada Warung Lesehan Mas Pur dibeli oleh karyawan yang bertugas dari

pasar. Sedangkan Fifty-fifty mendapatkan bahan baku bebeknya dari

pemasok yang mengantarkan langsung ke tempat produksi Fifty-fifty.

Untuk itu, dalam rangka mengurangi harga jual bebek pada Warung

Lesehan Mas Pur. Sebaiknya, Warung Lesehan Mas Pur mempunyai

pemasok langganan, agar dapat mengurangi biaya transportasi (ongkos

kirim) dan dapat mengurangi jumlah karyawan dengan meniadakan

karyawan yang bertugas untuk membeli bahan baku bebek di pasar.

Lampiran harga bahan baku untuk membuat Ayam dan Bebek Penyet

Bahan Harga Bahan Harga

Cabe 1,5 ons Rp 6000 Kubis Rp 5000/kg

Bawang Putih Rp 6000 (250

gr)

Timun Rp 7000

Bawang Merah Rp 7000 (250

gr)

Ayam Rp 30.000 / kg

Tomat Rp 8000 (250

gr)

Bebek Rp 50.000 / ekor

Terasi Rp 2000 / pack

Garam Rp 2000 / pack

Gula Rp 4000 (250

gr)

Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah system manajemen strategi yang

mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan

strategi. Ada 4 perspektif dalam mengukur kinerja dalam balanced

Page 12: Laksmita Zhafira Disa_E2

scorecard (BCS), yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan (infrastruktur). Penerapan BCS dalam warung lesehan

penyetan “Fifty-fifty dan Mas Pur”

1. Perspektif Keuangan

Artinya bahwa kedua warung lesehan ini harus menjelaskan

konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil oleh prespektif yang

lain. Contohnya adalah Warung Lesehan Mas Pur mengurangi

dan/atau menghilangkan aktivitas non value added yang akan

mengurangi biaya operasional serta biaya produksi, sehingga

Warung Lesehan Mas Pur dapat menetapkan harga jual bebek

penyet dengan harga Rp 17.500 agar sama dengan yang dijual oleh

Fifty-fifty. Selain itu, akan mengakibatkan pula pada perubahan

Return of Interest (ROI). ROI merupakan ukuran atau indeks yang

menunjukkan sebarapa besar keuntungan yang akan di dapat atas

investasi yang telah ditanam pada perusahaan. Dengan kata lain

seberapa besar investasi yang telah ditanam dapat dikembalikan

menjadi keuntungan atau laba. Dari analisis yang telah dijelaskan

tadi, dapat dilihat bahwa harga jual Warung Lesehan Mas Pur lebih

mahal dibandingkan dengan Fifty - Fifty. Dikarenakan harga jual

pada Fifty-fifty lebih murah (low cost), maka diperkirakan banyak

pelanggan yang memutuskan untuk membeli bebek penyet di Fifty-

fifty. Maka berdasarkan prespektif keuangan, Fifty - Fifty lebih

unggul dibandingkan dengan Warung Lesehan Mas Pur karena

keuntungan atau ROI yang diraih lebih besar.

2. Perspektif Pelanggan

Dikarenakan kedua warung lesehan ini berada di lingkungan

kampus dengan segmen yang mayoritas adalah mahasiswa, kedua

warung lesehan ini harus menyesuaikan harga produk mereka

dengan segmen mahasiswa karena mahasiswa merupakan salah

satu segmen yang berpengaruh terhadap perubahan harga maka

kedua warung lesehan ini harus mempertimbangkan harga

Page 13: Laksmita Zhafira Disa_E2

produknya agar mahasiswa tetap mau untuk membeli produk dari

kedua warung lesehan tersebut. Oleh karena itu, seharusnya

Warung Lesehan Mas Pur juga mampu untuk menjual paket bebek

penyet dengan harga Rp 17.500 sama seperti warung lesehan Fifty-

fifty sehingga Warung Lesehan Mas Pur mampu untuk bersaing

secara harga di pasaran.

Sasaran strategi dalam perspektif pelanggan meliputi

meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan dengan tujuan

untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan juga

mempertahankan pelanggan. Disini Fifty - Fifty memberikan

kepuasan kepada pelanggan dengan menyajikan makanan yang

berkualitas serta harga yang rendah, kemudian membuka banyak

cabang warung lesehan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah

pelanggan dan pangsa pasar agar dapat lebih dekat dengan para

pelanggannya sehingga pelanggan tidak ragu untuk membeli

produk dari masing - masing warung lesehan.

3. Perspektif proses bisnis internal

Proses internal yang diperlukan oleh kedua warung lesehan

itu untuk memberikan nilai kepada pelanggan dan pemilik. Bisa

melalui inovasi yang dilakukan pada produk warung lesehan

tersebut, proses operasi yang dilakukan oleh warung lesehan

tersebut apakah sudah efisien, apabila bebek maupun ayam penyet

tidak digoreng secara matang sempurna ataupun terlalu gosong

maka Warung Lesehan Mas Pur harus menerima kritik dari

konsumen dan juga mengganti ulang produk tersebut. Aktivitas ini

harus dihindari karena akan mengakibatkan meningkatnya

pengeluaran dan tidak memberikan nilai tambah pada Warung

Lesehan Mas Pur, ketepatan waktu produk yang diberikan kepada

konsumen (pelayanan) dan pelayanan pascapenjualan seperti

komplain konsumen, kebersihan tempat dan alat makan di warung

lesehan tersebut, produk penyetan yang dijual apakah sudah

sesuai dengan harapan konsumen karena hal ini akan

Page 14: Laksmita Zhafira Disa_E2

mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen sehingga berpengaruh

terhadap penjualan warung lesehan di masa yang akan datang.

Selain itu, Warung Lesehan Mas Pur dapat juga melakukan inovasi

pada produknya misalnya dengan memberi tingkat kepedasan pada

sambalnya, pembelian bahan baku melalui pemasok langsung tentu

lebih efisien dibandingkan dengan membeli sendiri bahan baku di

pasar karena mengakibatkan biaya yang lebih tinggi untuk biaya

transportasi.

Perspektif proses bisnis internal memiliki dua sasaran

strategis yaitu mengembangkan produk baru yang dapat diandalkan

dan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi serta

melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur)

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infrastruktur)

membahas mengenai kemampuan yang diperlukan kedua warung

tersebut untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang dan

perbaikan. Misalnya dengan memberikan kenyamanan dan

kesejahteraan karyawan ketika bekerja di warung lesehan tersebut,

memberikan kewenangan dan motivasi kepada karyawan juga

diperlukan dan seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa Warung

Lesehan Mas Pur memiliki karyawan yang terlalu banyak padahal

padahal satu karyawan mampu untuk mengerjakan beberapa

pekerjaan. Oleh karena itu sebaiknya, Warung Lesehan Mas Pur

memberikan beberapa pekerjaan kepada satu karayawan agar

Warung Lesehan Mas Pur mampu menghemat biaya untuk tenaga

kerja sehingga menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah,

selain itu pelatihan pemotongan ayam dan bebek kepada karyawan

akan sangat menekan biaya produksi sehingga warung lesehan mas

pur tidak perlu mengerluarkan biaya lebih untuk pemotongan ayam

dan bebek di rumah pemotongan hewan.

Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

(infrastruktur) mengacu pada profesionalisme pegawai yang dalam

Page 15: Laksmita Zhafira Disa_E2

hal ini bisa diukur dengan jumlah training yang dilakukan oleh

perusahaan kepada karyawan sehingga dapat meminimalisir

kegagalan serta aktivitas yang tak bernilai tambah yang dapat

berpengaruh terhadap harga serta dilihat dari berapa banyak orang

yang keluar masuk secara cepat dalam periode tersebut.

Pada Fifty-fifty tidak mempekerjakan banyak pegawai dan

menerapkan sistem turnover agar semua pegawainya mengetahui

job description dari masing - masing pekerjaan yang ia lakukan agar

karyawan tersebut juga lebih dapat terampil. Sebaliknya, Warung

Lesehan Mas Pur belum dapat menerapkan sistem karyawan yang

baik, memperkerjakan banyak pegawai namun kurang terampil dan

kurang terkoordinasi dengan baik tugas-tugasnya, sehingga

mengakibatkan tingginya biaya variabel yang harus ditanggung

yang berpengaruh pada harga jual produk yang tinggi. Sehingga

sebaiknya Warung Lesehan Mas Pur juga menerapkan sistem yang

sama dengan Fifty-fifty, agar tidak terjadi kelebihan karyawan yang

menyebabkan tidak efisien, meningkatkan pengeluaran dengan

sesuatu hal yang tidak bernilai tambah.

Dari analisis perbandingan antara warung Fifty-fifty dan

Warung Lesehan Mas Pur maka dapat disimpulkan bahwa Warung

Lesehan Mas Pur mempunyai kekurangan dalam berbagai aspek.

Antara lain dalam hal harga yaitu Warung Lesehan Mas Pur menjual

produk bebeknya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan

dengan harga jual bebek di Fifty-fifty, kemudian segi karyawan yang

mana Warung Lesehan Mas Pur mempunyai banyak karyawan yang

kurang efisien.

Sumber :

Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

http://dokumen.tips/documents/lean-accounting-perhitungan-biaya-target-dan-balanced-score-card.html