Lakip Bpphp III 2007

19

Click here to load reader

Transcript of Lakip Bpphp III 2007

Page 1: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

1

DEPARTEMEN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN

BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKASI WILAYAH III (Provinsi Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat) Jl. HR. Soebrantas Km. 8,5 Telp.Fax. (0761) 61115

PEKANBARU

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI

WILAYAH III PEKANBARU

TAHUN 2007

PEKANBARU, JANUARI 2008

Page 2: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

2

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan SK. Menhut No.557/Menhut-II/2006 tanggal 29 Desember 2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi (BPPHP), tugas BPPHP adalah melaksanakan sertifikasi tenaga

teknis bidang bina produksi kehutanan, penilaian sarana dan metode

pemanfaatan hutan produksi serta pengembangan informasi, pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan hutan produksi lestari. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengamanatkan

agar hutan sebagai modal pembangunan nasional harus dikelola secara

lestari dan berkesinambungan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Memperhatikan amanat undang undang dan perkembangan kondisi yang

ada saat ini, Menteri Kehutanan menetapkan lima kebijakan prioritas

bidang kehutanan dalam program Pembangunan Nasional Kabinet

Indonesia Bersatu, sebagai berikut :

1. Pemberantasan Pencurian Kayu di Hutan Negara dan Perdagangan Kayu

Illegal.

2. Revitalisasi Sektor Kehutanan Khususnya Industri Kehutanan.

3. Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Hutan.

4. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Dalam dan di Sekitar Hutan.

5. Pemantapan Kawasan Hutan.

Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:

239/X/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa akuntabilitas instansi pemerintah

adalah kewajiban instansi pemerintah mempertanggungjawabkan

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Page 3: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

3

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan atas penyelenggaraan tugas dan fungsi

BPPHP Wilayah III sesuai indikator dan target yang ditetapkan, serta

memberikan informasi kepada para pihak tentang keberhasilan dan

kegagalan yang berfokus pada efisiensi, efektivitas dan kualitas kinerja.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah III adalah mengevaluasi

pencapaian kinerja pada periode tahun ini untuk tindakan perbaikan

pada tahun mendatang.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup laporan akuntabilitas kinerja Balai Pemantauan

Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah III adalah penyelenggaraan

pengawasan, pembinaan dan bimbingan terhadap Tenaga Teknis Bidang

Bina Produksi Kehutanan, penilaian sarana dan pengembangan metode

pemanfaatan hutan produksi yang digunakan oleh tenaga teknis bidang

bina produksi kehutanan, Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana

kerja usaha pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, rencana

pemenuhan bahan baku industri, industri primer kapasitas di atas 6.000 M3

/ tahun dan dokumen peredaran hasil hutan selama tahun 2007.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan SK. Menhut No.557/Menhut-II/2006 tanggal 29 Desember 2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi (BPPHP), tugas BPPHP adalah Melaksanakan sertifikasi tenaga

teknis bidang bina produksi kehutanan, penilaian sarana dan metode

Page 4: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

4

pemanfaatan hutan produksi serta pengembangan informasi, pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan hutan produksi lestari.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPHP menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok

Balai,

2. Penilaian kinerja dan pengembangan profesi tenaga teknis bidang bina

produksi kehutanan,

3. Penyiapan tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan dan penyiapan

rekomendasi pemberian ijin operasional teknis fungsional,

4. Pemberian perpanjangan atau usulan pencabutan ijin operasional teknis

fungsional,

5. Penilaian sarana dan pengembangan metode pemanfaatan hutan

produksi yang digunakan oleh tenaga teknis bidang bina prouksi

kehutanan,

6. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha

pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, rencana pemenuhan bahan

baku industri, industri primer kapasitas di atas 6.000 M3 / tahun dan

dokumen peredaran hasil hutan,

7. Pelaksanaan pengembangan informasi pemanfaatan hutan produksi

lestari dan ,

8. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga.

Dalam operasionalnya Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

(BPPHP) Wilayah III dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala

Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis dan Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi

Hutan Produksi.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan

rencana dan program, urusan kepegawaian, keuangan, tata persuratan,

perlengkapan dan rumah tangga serta penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan

sertifikasi penguji hasil hutan.

Page 5: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

5

KEPALA BALAI

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK

FUNGSIONAL

SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

HUTAN PRODUKSI

SEKSI SERTIFIKASI TENAGA TEKNIS

Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis mempunyai tugas melakukan pengembangan

profesi tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan, penyiapan tenaga

teknis bidang bina produksi kehutanan dan rekomendasi pemberian ijin

operasional teknis fungsional serta pemberian perpanjangan atau usulan

pencabutan ijin operasional teknis fungsional.

Seksi Pemantauan dan Evaluasi Hutan Produksi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penilaian sarana dan pengembangan metode pemanfaatan

hutan produksi yang digunakan oleh tenaga teknis bidang bina produksi

kehutanan, penyiapan bahan penilaian kinerja, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan produksi jangka

panjang, rencana pemenuhan bahan baku industri, industri primer kapasitas

diatas 6000 M3/tahun dan dokumen peredaran hasil hutan serta pelaksanaan

pengembangan informasi pemanfaatan hutan produksi lestari.

Secara bagan organisasi seperti yang terlihat di bawah :

Page 6: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

6

E. ANALISIS STRATEGIS

1. Lingkungan Internal

a. Strength (Kekuatan)

1) Eksistensi dan legalitas Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi sebagai instansi sertifkasi PHH/PPHH, metode dan

peralatan pengujian, dan SPHL yang didukung Undang- undang;

2) Tersedianya Kriteria/peraturan perundangan yang mendukung

sertifikasi, metode dan peralatan pengujian dan SPHL sebagai

dasar pengujian lengkap;

3) Tersedianya sumber daya BPPHP yang berkualitas dengan

jumlah yang memadai;

4) Sumber daya hutan yang tersedia;

5) Hasil-hasil pembangunan kehutanan yang telah dilaksanakan.

b. Weakness (Kelemahan)

1) Penatausahaan hasil hutan belum sepenuhnya dilaksanakan di

lapangan;

2) Kemampuan dan kemauan PHH/PPHH yang masih rendah;

3) Terbatasnya dana untuk mendidik PHH/PPHH;

4) Belum seragamnya peralatan pengukuran dan pengujian hasil

hutan di lapangan;

5) Belum seragamnya pemahaman pihak terkait tentang peredaran

hasil hutan (Kehutanan, kepolisian, kejaksaan, dll);

6) Peraturan daerah bidang pengukuran pengujian dan peredaran

hasil hutan dibuat hanya berorientasi peningkatan PAD.

2. Lingkungan Eksternal

a. Opportunity (Peluang)

1) Tingginya peredaran hasil hutan di Riau;

2) Kebutuhan PHH/PPHH masih tinggi;

Page 7: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

7

3) Tuntutan produksi hasil hutan dari ijin yang sah dan dikelola

secara lestari;

4) Kesadaran masyarakat akan fungsi hutan mulai timbul;

5) Ketergantuan masyarakat akan hasil hutan masih tinggi.

b. Threat (Ancaman)

1) Masih banyaknya hasil hutan yang beredar yang berasal dari

hasil illegal logging;

2) Potensi hutan yang mulai menurun;

3) Penegakan hukum dalam peredaran hasil hutan belum

sepenuhnya diterapkan;

4) Kayu / hasil hutan non kayu mulai sulit didapat, kondisi

lapangan yang cukup berat sehingga menimbulkan biaya tinggi.

3. Analisis SWOT

Berdasarkan pencermatan dan analisis lingkungan internal dan

eksternal maka didapat identifikasi Faktor Kekuatan (Strength),

Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman

(Threat) sebagai berikut :

a. Faktor Kekuatan

1. Eksistensi dan legalitas Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan

Produksi sebagai instansi sertifkasi tenaga teknis bidang bina

produksi kehutanan, peralatan pengujian dan SPHL yang

didukung Undang- undang;

2. Tersedianya Kriteria/peraturan perundangan yang mendukung

sertifikasi, metode dan peralatan pengujian dan SPHL sebagai

dasar pengujian lengkap;

3. Tersedianya sumber daya BPPHP yang berkualitas dengan

jumlah yang memadai;

4. Sumber daya hutan yang tersedia;

5. Hasil-hasil pembangunan kehutanan yang dilaksanakan.

Page 8: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

8

b. Faktor Kelemahan

1. Penatausahaan hasil hutan belum sepenuhnya dilaksanakan di

lapangan;

2. Kemampuan dan kemauan PHH/PPHH yang masih rendah;

3. Terbatasnya dana untuk mendidik PHH/PPHH;

4. Belum seragamnya peralatan pengukuran dan pengujian hasil

hutan di lapangan;

5. Belum seragamnya pemahaman pihak terkait tentang peredaran

hasilhutan (Kehutanan, kepolisian, kejaksaan, dll);

6. Peraturan daerah bidang pengukuran pengujian dan peredaran

hasil hutan dibuat hanya berorientasi peningkatan PAD.

c. Faktor Peluang

1. Tingginya peredaran hasil hutan di Riau;

2. Kebutuhan PHH/PPHH masih tinggi;

3. Tuntutan produksi hasil hutan dari ijin yang sah dan dikelola

secara lestari;

4. Kesadaran masyarakat akan fungsi hutan mulai timbul;

5. Ketergantuan masyarakat akan hasil hutan masih tinggi.

d. Faktor Ancaman

1. Masih banyaknya hasil hutan yang beredar yang berasal dari

hasil illegal logging;

2. Potensi hutan yang mulai menurun;

3. Penegakan hukum dalam peredaran hasil hutan belum

sepenuhnya diterapkan;

4. Kayu / hasil hutan non kayu mulai sulit didapat, kondisi

lapangan yang cukup berat sehingga menimbulkan biaya tinggi.

Page 9: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

9

4. Analisis Strategis

Berdasarkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

tersebut, maka analisis strategisnya sebagai berikut :

a. Strategi kekuatan untuk memanfaatkan peluang :

1. Desiminasi dan sosialisasi peraturan peredaran hasil hutan

kepada para pihak terkait;

2. Efisiensi penggunaan hasil hutan;

3. Mendorong penyediaan PHH/PPHH melalui diklat PHH/PPHH;

4. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan bidang peredaran

hasil hutan;

5. Memfasilitasi sertifikasi hutan produksi lestari terhadap hutan

rakyat.

b. Strategi kekuatan untuk mengatasi ancaman ;

1. Penegakan hukum dalam illegal logging;

2. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka menyamakan

persepsi peredaran hasil hutan;

3. Percepatan pemanfaatan hasil hutan yang berasal dari hutan

rakyat;

4. Percepatan pembangunan hutan rakyat.

c. Strategi menanggulangi kendala dengan memanfaatkan peluang :

1. Penyederhanaan penatausahaan hasil hutan yang aplikatif

dilapangan;

2. Pembinaan secara berkala terhadap PHH/PPHH;

3. Rapat koordinasi dalam rangka menyamakan persepsi;

4. Diversifikasi hasil hutan terutama yang berasal dari hutan

rakyat;

5. Peningkatan peran serta para pihak yang berkepentingan dalam

peredaran hasil hutan.

Page 10: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

10

d. Strategi memperkecil kendala dengan mengatasi tantangan :

1. Sikronisasi peraturan daerah dengan peraturan dari pemerintah

pusat;

2. Memanfaatkan jenis-jenis kayu yang kurang dikenal;

3. Sosialisasi kepada instansi yang berkepentingandalam peredaran

hasil hutan.

Page 11: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

11

BAB II.

PERENCANAAN STRATEGIS

A. RENCANA STRATEGIS

1. Pernyataan Visi

Visi BPPHP Wilayah III adalah “”Tersedianya Tenaga Teknis Kehutanan

Yang Profesional dan Informasi Kehutanan Yang Akuntabel Untuk

Mendukung Terwujudnya Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) ”

2. Pernyataan Misi

Sedangkan misi BPPHP Wilayah III Pekanbaru adalah :

1. Membina, Mengembangkan dan Memfasilitasi Tenaga Teknis Kehutanan

Bidang BPK

2. Memantapkan dan Mengembangkan Sistem Informasi PHPL

3. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan BPPHP

4. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pemanfaatan Hutan Produksi

Lestari

5. Meningkatkan Sertifikasi Tenaga Teknis Kehutanan Bidang BPK

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penetapan misi adalah adalah sebagai berikut :

1. Terpenuhinya jumlah PHH/PPHH sejumlah 1.000 orang dan

meningkatnya kemampuan PHH/PPHH;

2. Terwujudnya PHH/PPHH yang professional;

3. Terkendalinya peredaran hasil hutan untuk mendukung penanggulangan

illegal logging;

4. Kemudahan dalam mengakses data peredaran produksi dan PHPL.

Page 12: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

12

Sedangkan sasaran dari penetapan misi adalah :

1. Tertib pengujian dan peredaran hasil hutan di wilayah kerja BPPHP

Wilayah III ;

2. Peningkatan kemampuan teknis maupun administrasi PHH/PPHH;

3. Menurunnya illegal logging;

4. Terwujudnya data base pada BPPHP Wilayah III.

4. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

1) Landasan Kerja

Berdasarkan peraturan perundang-undangan :

a. Undang-Undang No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

b. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

c. Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (yang merupakan

penyempurnaan UU No. 25 tahun 1999;

d. Peraturan – Pemerintah (PP) sebagai penjabaran dari UU no. 41

tahun 1999, antara lain : PP No. 34 tahun 2002 Tentang Tata Hutan

Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan

dan Penggunaan Kawasan Hutan; PP No. 35 tahun 2002 tentang Dana

Reboisasi; PP No. 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan;

PP No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

e. Surat Keputusan Menteri Kehutanan antara lain : No.557/Menhut-

II/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP).

Maka kebijakan sertifkasi PHH/PPHH, metode dan peralatan pengujian,

dan SPHL metode adalah sebagai berikut :

1. melaksanakan penataan kembali (redesign) pengelolaan hutan

produksi yang berbasiskan masyarakat (community based forest

management)

Page 13: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

13

2. melanjutkan revitalisasi / restrukturisasi sektor kehutanan secara

umum yang meliputi penerapan soft landing, evaluasi kinerja

(restrukturisasi) IUPHHK (HPH/HPHT) dan Industri Primer Hasil

Hutan Kayu (IPHHK) serta pengembangan sistem silvikultur intensif

dan restorasi ekosistem hutan produksi;

3. mendorong percepatan pembangunan hutan tanaman antara lain

melalui pengembangan hutan tanaman rakyat;

4. mendorong rehabilitasi hutan alam produksi yang tidak produktif

dengan komoditas unggulan yang bernilai tinggi;

5. mendorong pelaksanaan sertifikasi pengelolaan hutan lestari (SPHL);

6. mengembangkan social forestry dan peningkatan usaha pemanfaatan

hasil hutan bukan kayu di sekitar kawasan hutan produksi;

7. melakukan pembinaan, evaluasi dan atau penertiban industri

kehutanan (IPHHK) dan pengembangan pemasaran hasil hutan;

8. menertibkan peredaran hasil hutan untuk mendukung

penanggulangan illegal logging dan illegal trade;

9. meningkatkan optimalisasi penerimaan negara bukan pajak;

10. meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para pihak (stake

holders).

2) Program

Program yang ditetapkan adalah :

1. Pengembangan pemasaran dan pengendalian peredaran hasil hutan;

2. Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan;

3. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak;

4. Pembinaan dan pengendalian kualitas pengelolaan hutan lestari dan

produk hasil hutan;

5. Pengembangan sistem informasi;

6. Pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kantor.

Page 14: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

14

B. RENCANA KINERJA

1. Sasaran

a. Menurunnya Kegiatan illegal logging

1. Disahnya laporan pemeriksaan dan crosscheck dokumen ke propinsi

asal

2. Disahkannya laporan bimbingan teknis penatausahaan produksi hasil

hutan;

3. Disahkannya laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana

kerja usaha pemanfaatan produksi;

4. Disahkannya laporan pemantauan dan evaluasi terhadap penerimaan

dan penerbitan dokumen angkutan hasil hutan;

5. Disahkannya laporan pemantauan dan evaluasi peralatan

pengusahaan hutan;

6. Disahkannya laporan penilaian dan evaluasi pemanfaatan bahan baku

(LMHH) dan/atau realisasi pemenuhan bahan baku (RPBBI);

7. Disahkannya laporan laporan uji petik pemeriksaan realisasi LMHH;

b. Tertib pengujian dan peredaran hasil hutan di wilayah kerja BPPHP

Wilayah III

1. Disahkannya laporan uji petik Tata usaha PSDH/DR;

2. Terbahasnya pemantauan dan evaluasi iuran kehutanan;

3. Terentrynya data dokumen iuran kehutanan dan pengelolaan dan

analisa iuran kehutanan.

c. Peningkatan Kompetensi tenaga PHH/PPHH;

1. Disahkannya laporan penilaian kinerja PHH/PPHH;

2. Disahkannya laporan penyiapan tenaga PHH/PPHH;

3. Disahkannya laporan analisa kebutuhan tenaga PHH/PPHH;

4. Disahkannya laporan uji kompetensi tenaga PHH/PPHH;

5. Disahkannya laporan penilaian sarana pengembangan metode

pengujian hasil hutan;

6. Terselenggaranya desiminasi dan sosialisasi sistem PHPL;

Page 15: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

15

7. Disahkannya laporan desiminasi dan sosialisasi sistem PHPL;

8. Terselenggaranya Diklat PHH/PPHH;

9. Disahkannya laporan Diklat PHH/PPHH;

10. Terselenggaranya penyegaran PHH/PPHH;

11. Terpenuhinya sarana dan prasarana pengukuran dan pengujian hasil

hutan;

d. Terwujudnya data base pada BPPHP Wilayah III

1. Terpenuhinya sarana komputerisasi;

2. Terentrinya data RPBBI;

3. Terentrynya data ke sistem informasi hasil hutan;

4. Tersedianya update site dan langganan internet service provider;

5. Terbahasnya evaluasi tugas dan pelaksanaan sertifikasi program

sertifikasi PHH/PPHH;

6. Terbahasnya rencana dan program BPPHP;

7. Terkoordinasi penyusunan rencana dan program ke kabupaten;

8. Disahkannya laporan data produksi peredaran sanksi.

e. Pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kantor ;

1. Terpenuhinya sarana computer, laptop;

2. Terpenuhinya sarana dan prasarana ruangan, AC dan sentral telepon.

Page 16: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

16

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

1. Misi Membina, Mengembangkan dan Memfasilitasi Tenaga Teknis Kehutanan

Bidang BPK

• Pencapaian target kegiatan penyelenggaraan Diklat PHH/PPHH dan

penyegaran PPHH pada tahun 2006 keduanya

2. Misi Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pemanfaatan Hutan Produksi

Lestari

• Pengumpulan data dalam rangka penilaian kinerja PHH/PPHH

• Pengumpulan data dalam rangka penyiapan tenaga PHH/PPHH

• Pengumpulan data dalam rangka analisa kebutuhan tenaga

PHH/PPHH.

• Pengumpulan data dalam rangka uji kompetensi tenaga PHH/PPHH

• Pengumpulan data dalam rangka penilaian sarana dan pengembangan

metode pengujian hasil hutan

3. Misi Meningkatkan Sertifikasi Tenaga Teknis Kehutanan Bidang BPK

• Bimbingan teknis pengelolaan dokumen hasil hutan.

• Pemantauan dan evaluasi produksi, peredaran dan pemasaran hasil

hutan

• Pembuatan laporan pemeriksaan dan crosscheck dokumen

• Pemantauan dan evaluasi indikasi peredaran kayu illegal.

• Pengendalian dokumen hasil hutan ke industri

• Uji petik dan pemeriksaan realisasi RPBI

• Uji petik dan pemeriksaan realisasi LMHH.

• Monitoring dan Evaluasi industri hasil hutan

• Identifikasi dan monitoring sumber bahan baku kayu non kayu

• Uji petik pemeriksaan lapangan tata usaha PSDH/DR

Page 17: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

17

4. Misi Memantapkan dan Mengembangkan Sistem Informasi PHPL

• Enty data ke sistem informasi hasil hutan dan SPHL dan penyusunan

dan analisa data SPHL

• Penyusunan dan pembahasan evaluasi tugas dan pelaksanaan

sertifikasi program sertifikasi PHH/PPHH

• Penyusunan program entry RPBI

• Penyusunan dan pembahasan rencana dan program BP2HP t

• Pengumpulan data produksi

• Koordinasi penyusunan rencana dan program ke kabupaten

5. Misi Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan BPPHP

� Pengadaan peralatan kantor/inventaris kantor

� Pemeliharaan barang inventaris kantor

� Pemeliharaan kendaraan operasional roda 2/roda 4

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Penyelenggaraan kegiatan BPPHP Wilayah III Tahun 2007 dibiayai dari

sumber dana DIPA 29 dengan total pagu sebesar Rp 4.714.028.000,- (Empat

milyar tujuh ratus empat belas juta dua puluh delapan ribu rupiah. Dana

yang tersedia untuk penyelenggaraan kegiatan sudah memadai dan tidak

menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai sasaran yang

ditetapkan.

Realisisasi Keuangan mencapai 59.03 % dan Realisasi Fisik mencapai 64.01

% selama tahun 2007.

Page 18: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

18

Selain dari kegiatan yang yang tercakup dalam ke – 5 misi diatas, terdapat

pula kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Penguatan Kelembagaan,

sebagaimana berikut :

• Penyusunan dan pembahasan Renstra BPPHP tahun 2006 – 2009.

• Penyusunan Laporan bulanan BPPHP

• Penyusunan Laporan tahunan 2006

• Penyusunan Rencana Kegiatan 2006

• Penyusunan Rencana Kinerja 2006

• Penyusunan LAKIP 2006

Page 19: Lakip Bpphp III 2007

Laporan Akuntabilitas BPPHP Wilayah III Pekanbaru Tahun 2007

19

BAB IV.

PENUTUP

1. Masih adanya pelanggaran terhadap ketepatan dan ketaatan penyampaian

pelaporan PHH/PPHH yang harus disampaikan ke BPPHP, penyebab terjadinya

pelanggaran juga masih berulang yaitu lemahnya pembinaan personil

PHH/PPHH dari instansi/ dinas kehutanan terkait..

2. Prosentase pencapaian target pelaksanaan Diklat PHH/PPHH dapat tercapai

100 %. Kegiatan Desiminasi /Sosialisasi Kebijakan Peraturan Bidang BPK dapat

dilaksanakan sesuai target yang direncanakan.

Berdasarkan kondisi tersebut disarankan:

1. Perlunya mempersiapkan langkah-langkah penyempurnaan penilaian dan

pembinaan PHH/PPHH yaitu dari orientasi ketaatan menjadi pembinaan

berbasis kinerja.

2. Menyusun rencana jangka menengah penyelenggaraan bimbingan teknis pada

periode 2006 – 2009.