LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes...

63
LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes MENGGUNAKAN METODE TRANSPLANTASI MODUL RANGKA SPIDER DI PERAIRAN DESA LES KABUPATEN BULELENG, BALI MUHAMMAD ALI SUBHAN PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Transcript of LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes...

Page 1: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora

loripes MENGGUNAKAN METODE TRANSPLANTASI

MODUL RANGKA SPIDER DI PERAIRAN DESA LES

KABUPATEN BULELENG, BALI

MUHAMMAD ALI SUBHAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora

loripes MENGGUNAKAN METODE TRANSPLANTASI

MODUL RANGKA SPIDER DI PERAIRAN DESA LES

KABUPATEN BULELENG, BALI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

MUHAMMAD ALI SUBHAN

11140950000012

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 3: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate
Page 4: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate
Page 5: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate
Page 6: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan

kemudahan dalam menyusun proposal penelitian sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana sains pada Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proposal

penelitian berjudul “Laju Pertumbuhan Terumbu Karang Acropora loripes

Menggunakan Metode Transplantasi Modul Rangka Spider Di Perairan Desa

Les Kabupaten Buleleng, Bali”.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak atas segala

bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama menyusun

proposal ini. Ucapan terimakasih terutama ditujukan kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surayya Eeka Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin

pelaksanaan penelitian.

2. Dr. Priyanti, M.Si dan Narti Fitriana, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu adiministrasi untuk penelitian dan

skripsi.

3. Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env.Stud selaku pembimbing 1 yang telah

membimbing saya dalam menyusun skripsi.

4. Mardiansyah, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah membimbing saya dalam

menyusun skripsi.

5. Yunaldi, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing kerja studi

pendahuluan di Lapangan.

6. LINI Aquaculture Training Centre (LATC) Buleleng, Bali yang telah

menyediakan tempat, alat, dan bahan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Orang tua penulis yang telah memberikan izin, dukungan materi dan moril,

serta mendoakan sampai saat ini.

Page 7: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

vi

8. Teman-teman Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014 yang telah memberi banyak

dukungan moril kepada penulis.

Demikianlah skripsi ini disusun, semoga bermanfaat bagi para pembaca

untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

Jakarta, 23 Januari 2020

Penulis

Page 8: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

vii

ABSTRAK

Muhammad Ali Subhan. Laju Pertumbuhan Terumbu Karang Acropora

loripes Menggunakan Metode Transplantasi Modul Rangka Spider Di

Perairan Desa Les Kabupaten Buleleng, Bali. Skripsi. Program Studi Biologi.

Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2019. Dibimbing oleh Lily Surayya Eka Putri dan Mardiansyah.

Kondisi terumbu karang yang buruk di perairan Bali memberikan dampak yang

buruk kepada masyarakat khususnya nelayan ikan hias, sehingga diperlukan

adanya rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem terumbu karang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan karang Acropora loripes

menggunakan metode transplantasi modul rangka spider pada dua kedalaman

berbeda serta untuk mengetahui pengaruh transplantasi karang terhadap kehadiran

ikan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimental

dengan observasi langsung. Fragmen karang Acropora loripes sebanyak 88

fragmen ditransplantasikan menggunakan metode modul rangka spider pada

kedalaman 6 dan 10 meter. Monitoring dilakukan 4 kali selama satu bulan untuk

mengangamati pertumbuhan, kelangsungan hidup karang serta kehadiran ikan

pada akhir penelitian. Hasil penelitan ini yaitu pertumbuhan selama satu bulan

yaitu 0,59 cm pada stasiun 1 dan 0,85 cm pada stasiun 2. Laju pertumbuhan pada

akhir penelitian dengan kecepatan pertumbuhan tertinggi yaitu 0,14 cm/minggu

pada stasiun 1 dan 0,21cm/minggu pada stasiun 2. Kehadiran ikan karang terdapat

10 spesies ikan yang di temukan pada kedua stasiun dengan jumlah total 41

individu pada stasiun 1 dan 36 individu pada stasiun 2. Pertumbuhan terumbu

karang Acropora loripes menunjukan hasil yang baik pada akhir penelitian

sedangkan kehadiran ikan karang menunjukan hasil positif terhadap tingkat

kelangsungan hidup karang. Kondisi komunitas ikan karang pada stasiun 1

termasuk dalam kategori stabil, sedangkan pada stasiun 2 termasuk dalam kategori

labil.

Kata kunci: Acropora loripes, laju pertumbuhan, terumbu karang, transplantasi

Page 9: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

viii

ABSTRACT

Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate Using

the Spider Frame Module Transplant Method in Les Village, Buleleng

Regency, Bali . Undergraduete Thesis. Department of Biology, Faculty of

Science and Technology. State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2019. Advised by Lily Surayya Eka Putri and Mardiansyah.

The poor condition of coral reefs in the waters of Bali has a bad impact on the

community, especially ornamental fish fishermen, so rehabilitation is needed to

restore the function of coral reef ecosystems. The aims of study to analyze the

growth of Acropora loripes corals using the spider frame module transplantation

method at two different depths and to analyze the effect of coral transplantation

on fish recruitment. The method used in this research is experimental method with

directly observation. A. loripes of 88 fragments were transplanted using

the spider frame module method at depths of 6 and 10 meters. Monitoring is done

4 times for one month to observe growth rate, coral survival rate and fish

recruitment at the end of observation. The results of this research are growth for

one month that is 0.59 cm at station 1 and 0.85 cm at station 2. Growth rate at

the end of the study with the highest growth rate of 0.14 cm/week at station 1 and

0,21cm/week at station 2. Reef fish recruitment There were 10 fish species found

at both stations with a total of 41 individuals at station 1 and 36 individuals at

station 2. The growth of A. loripes coral reefs showed good results at the end of

the study while the recruitment of reef fish showed positive results on the survival

rate of corals. The fishes reef community condition at station 1 is included in the

stable category, while at station 2 it si included in the labile category

Keywords: Acropora loripes, coral reef, growth rate, transplant.

Page 10: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

ix

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3. Hipotesis ................................................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 5

2.2. Ekosistem Terumbu Karang ................................................................... 6

2.3. Klasifikasi Dan Deskripsi Karang Acropora loripes .............................. 8

2.4. Laju Pertumbuhan Karang ...................................................................... 9

2.5. Faktor Pembatas Pertumbuhan Terumbu Karang ................................. 10

2.6. Transplantasi Terumbu Karang ............................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 15

3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 15

3.3. Rancangan Penelitian ........................................................................... 15

3.4. Cara Kerja ............................................................................................. 16

3.4. Analisis Data ......................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisika dan Kimia Perairan ....................................................... 22

4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup Karang Acropora loripes ...................... 25

4.3. Pertumbuhan Total Karang Acropora loripes ...................................... 27

4.4. Laju Pertumbuhan Karang Acropora loripes ........................................ 29

4.5. Kehadiran Ikan Karang ......................................................................... 31

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 36

5.2. Saran ..................................................................................................... 36

DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................ 37

LAMPIRAN .......................................................................................................... 41

Page 11: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis pekerjaa penduduk Desa Les berdasarkan jenis kelamin tahun

2010 ........................................................................................................... 6

Tabel 2. Kondisi fisika dan kimia perairan. .......................................................... 22

Tabel 3. Jenis ikan yang ditemukan pada stasiun penelitian. ................................ 31

Tabel 4. Struktur komunitas ikan .......................................................................... 32

Tabel 5. Data pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka spider

stasiun 1 .................................................................................................. 43

Tabel 6. Data pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka spider

stasiun 2 .................................................................................................. 44

Tabel 7. Data kelangsungan hidup (survival rate) fragmen karang Acropora

loripes pada rangka spider ...................................................................... 44

Page 12: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir .................................................................................. 5

Gambar 2. Polip dan sekeleton karang (Veron, 2000) ............................................ 7

Gambar 3. Acropora loripes (dok. pribadi). ............................................................ 9

Gambar 4. Lokasi Penelitian. ................................................................................ 15

Gambar 5. Letak transplan Acropora loripes menggunakan modul rangka spider

di perairan Desa Les. .......................................................................... 16

Gambar 6. Modul Rangka Spider (Rani et al., 2017) ........................................... 17

Gambar 7. Prosedur Penelitian .............................................................................. 18

Gambar 8. Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate) Acropora loripes ........... 25

Gambar 9. Grafik pertumbuhan total karang Acropora loripes setelah 1 bulan.... 27

Gambar 10. Grafik laju pertumbuhan karang Acropora loripes setiap minggu

pada bulan Juni. .................................................................................. 29

Gambar 11. Regresi linear transplantasi karang terhadap kehadiran ikan (stasiun

1) ........................................................................................................ 34

Gambar 12. Regresi linear transplantasi karang terhadap kehadiran ikan (stasiun

2) ........................................................................................................ 34

Page 13: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan penelitian ...................................................... 41

Lampiran 2. Hasil pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka

spider selama bulan Juni. ................................................................. 42

Lampiran 3. Uji Normalitas pertumbuhan total karang Acropora loripes ............ 45

Lampiran 4. Uji lanjutan paired T-Test pertumbuhan total karang Acropora

loripes. ............................................................................................. 46

Lampiran 5. Regresi linear tingkat kelangsungan hidup karang Acropora loripes

pada modul rangka spider dengan jumlah kehadiran ikan. ............. 47

Page 14: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan wilayah penting sebagai produktivitas biologi,

geokimia dan berbagai kegiatan manusia. Daerah ini sangat penting sebagai

penyedia makanan, rekreasi dan transportasi yang mewakili bagian penting dari

perekonomian dunia. Konsekuensi dengan meningkatnya aktivitas manusia di

wilayah pesisir yaitu dengan menurunnya kualitas kesehatan lautan (Hetherington

et al., 2005). Salah satu daerah dengan kawasan pesisir yang dimanfaatkan untuk

berbagai kegiatan dari mulai menangkap ikan hingga pariwisata yaitu Desa Les,

Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali.

Desa Les secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Tejakula,

memiliki luas wilayah 769 hektar dengan wilayah pesisir seluas 135 hektar dan

pantai yang membujur dari barat ke timur sepanjang dua kilometer. Sebagian

masyarakat Desa Les memiliki mata pencaharian sebagai nelayan salah satunya

sebagai nelayan ikan hias tradisional serta eksportir karang hias. Eksploitasi

berlebihan serta penangkapan yang tidak ramah lingkungan seperti menggunakan

racun dan bahan peledak mengakibatkan rusaknya terumbu karang alami di sekitar

perairan Desa Les (Gayatri et al, 2008). Menurut Giyanto et al., (2017) tutupan

terumbu karang di Pulau Bali dari 19 stasiun pengamatan hanya satu stasiun yang

dikategorikan sangat baik, 12 stasiun dikategorikan buruk sedangkan 7 stasiun

siasanya dikategorikan cukup. Kondisi tutupan karang yang buruk dipengaruhi

oleh berbagai hal dari mulai kegiatan manusia hingga perubahan iklim. (Hadi et

al., 2018; Giyanto et al., 2017).

Kondisi terumbu karang yang buruk di perairan Bali memberikan dampak

yang buruk kepada masyarakat khususnya nelayan ikan hias, sehingga diperlukan

adanya rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem terumbu karang.

Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan terumbu karang dikawasan perairan

Bali, salah satu upaya yang dilakukan yaitu menggunakan metode transplantasi

karang. Transplantasi karang merupakan teknik penanaman karang baru dengan

menggunakan metode fragmentasi dengan benih karang yang diambil dari indukan

koloni karang tertentu (Soedharma & Arafat, 2007). Transplantasi terumbu karang

Page 15: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

2

bertujuan untuk meregenerasi terumbu karang yang rusak serta untuk

meningkatkan persen tutupan terumbu karang (Harriot & Fisk, 2008).

Transplantasi terumbu karang telah mengalami banyak perkembangan dan

inovasi untuk merehabilitasi terumbu karang. Salah satu upaya rehabilitasi terumbu

karang yang telah dilakukan di Indonesia antara lain dengan menggunakan modul

rangka spider. Menurut Rani et al., (2017) metode rangka spider efektif

merehabilitasi terumbu karang genus Acropora, Porites dan Pocillopora pada

kedalaman 3-4 meter dan di anggap lebih mudah dilakukan. Selain itu, variasi dari

jenis karang yang ditransplantasikan sudah berkembang, bukan hanya karang keras

tetapi beberapa jenis karang lunak sudah mulai ditransplantasikan (Prastiwi et al.,

2012).

Pertumbuhan karang sangat bergantung pada kecerahan perairan sehingga

diperlukan wilayah perairan yang baik agar transplantasi karang berjalan dengan

baik. Kedalaman efektif bagi distribusi vertikal terumbu karang yaitu sekitar 10

meter dari permukaan laut. Hal ini disebabkan karena kebutuhan sinar matahari

masih dapat terpenuhi pada kedalaman tersebut (Dahuri et al., 2008). Perairan yang

jernih memungkinkan penetrasi cahaya bisa sampai pada lapisan yang sangat

dalam, sehingga karang mampu hidup di perairan yang cukup dalam. Secara umum

karang tumbuh baik hingga kedalaman dari 20 meter (Supriharyono, 2007).

Jenis karang Acropora loripes merupakan salah satu jenis karang yang

digunakan sebagai ornamental fish oleh nelayan dan eksportir. Kegiatan

pengambilan karang di alam yang meningkat menjadikan jenis karang ini jarang

dijumpai terutama di perairan Desa Les. Eksploitasi besar-besaran nelayan hias di

utara Bali pada tahun 90-an menyebabkan rusaknya ekosistem karang di pesisir

utara Bali (Gayatri et al, 2008). Beberapa Jenis Acropora spp. merupakan karang

hias yang diperdagangkan karena memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga

sering diambil dan diburu oleh nelayan dan eksportir ornamental fish sebagai

hiasan akuarium (Rani & Awaludinnoer, 2010). Meningkatnya industri ornamental

fish menyebabkan perburuan yang makin tinggi di alam. Masyarakat Desa Les

telah melakukan komitmen dalam menjaga perairan dengan melakukan upaya-

upaya rehabilitasi terumbu karang dengan transplantasi menggunakan beton serta

dengan mengikuti sertifikasi nelayan ramah lingkungan (Gayatri et al, 2008).

Rehabilitasi terumbu karang di perairan desa Les telah dilakukan dengan

metode fishdome akan tetapi belum ada data penelitian tentang transplantasi

Page 16: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

3

terumbu karang. Penelitian transplantasi menggunakan modul rangka spider untuk

mengetahui pertumbuhan fragmen karang khususnya jenis Acropora loripes.

Rehabilitasi merupakan cara untuk membantu pemulihan suatu ekosistem yang

telah rusak. Pulihnya ekosistem karang akan berdampak baik bagi populasi ikan

karang serta akan meningkatkan fungsi ekonomi dan ekologi pada suatu perairan

(Edwards & Gomez 2010). Penelitian transplantasi terumbu karang menggunakan

modul rangka spider telah dilakukan oleh Rani et al., (2017) di Pulau Liukan Loe,

Kabupaten Bulukumba dengan nilai rata-rata pertumbuhan mutlak karang yang

ditransplantasikan berkisar 0,05 – 0,2 cm/2 minggu. Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi studi awal tentang pertumbuhan karang dan dampaknya terhadap

kehadiran ikan di perairan Desa Les serta menjadi referensi oleh kelompok

masyarakat nelayan yang ada di Desa Les maupun bagi khalayak luas sebagai

metode transplantasi terumbu karang alternatif.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan Acropora loripes yang ditransplantasi menggunakan

metode modul rangka spider di perairan Desa Les?

2. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap pertumbuhan Acropora loripes yang

ditransplantasi menggunakan metode modul rangka spider di perairan Desa Les?

3. Bagaimana komunitas ikan setelah dilakukan transplantasi karang Acropora

loripes menggunakan modul rangka spider di perairan Desa Les?

1.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Pertumbuhan Acropora loripes yang ditransplantasikan menggunakan metode

rangka spider di perairan Desa Les tumbuh dengan baik.

2. Kedalaman berpengaruh terhadap pertumbuhan Acropora loripes yang

ditransplantasi menggunakan metode modul rangka spider di perairan Desa Les.

3. Komunitas ikan mengalami peningkatan setelah dilakukan transplantasi karang

Acropora loripes menggunakan modul rangka spider di perairan Desa Les

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 17: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

4

1. Mengetahui pertumbuhan Acropora loripes menggunakan metode transplantasi

modul rangka spider.

2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan Acropora loripes pada variasi kedalaman

yang berbeda.

3. Mengetahui apakah transplantasi karang Acropora loripes menggunakan metode

modul rangka spider berpengaruh terhadap komunitas ikan karang.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi penelitian awal di Desa Les

dalam mengetahui pertumbuhan karang khususnya jenis Acropora loripes

menggunakan metode transplantasi modul rangka spider serta dampaknya

terhadap kehadiran ikan karang, sehingga berkontribusi dalam upaya restorasi

ekosistem terumbu karang di perairan Desa Les Kecamatan Tejakula, Kabupaten

Buleleng, Bali.

Page 18: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

5

Perubahan iklim (Climate Change) &

Penyakit karang (Coral Diseases)

Kerusakan terumbu karang di perairan

Desa Les

Rehabilitasi terumbu karang

Transplantasi terumbu karang

Metode transplantasi modul rangka spider

Analisis Data

Rekrutmen ikan karang pada daerah

transplan

peningkatan laju pertumbuhan dan

tingkat kelangsungan hidup fragmen karang

Kerusakan oleh manusia

(antropogenik)

Peningkatan kualitas ekosistem terumbu

karanag

1.5. Kerangka Berfikir

s

Gambar 1. Kerangka berpikir

Page 19: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Desa Les merupakan salah satu desa yang berada dalam Kecamatan

Tejakula yang memiliki batas teritori wilayah, yakni: sebelah utara berbatasan

dengan laut Bali, sementara sebelah selatan berbatasan dengan hutan Bangli,

Kecamatan Kintamani. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa

Penuktukan, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tejakula.

Beberapa desa di Kecamatan Tejakula umumnya dibatasi oleh sungai musiman

yang melintas diantara dua desa (Pemprov Bali, 2015).

Desa Les terdiri atas sembilan dusun, yakni dusun Kanginan, Butiyang,

Panjingan, Tegallinggah, Kawanan, Selonding, Tubuh, Lempedu, dan Dusun

Panyumbahan. Luas wilayah Desa Les adalah 769 hektar, termasuk didalamnya

hutan seluas 200 hektar dan wilayah pesisir seluas 135 hektar. Sebagian besar

wilayah Desa Les merupakan tegalan atau ladang dan hutan lindung. Daerah

persawahan hanya empat persen sedangkan wilayah pemukiman umum hanya

enam persen dari total luas desa. Pantai Desa Les membujur dari barat ke timur

sepanjang dua kilometer (Pemprov Bali, 2015).

Topografi Desa Les bila dilihat secara melintang, laut Bali berada di

sebelah utara desa dan perbukitan di sebelah selatan. Hal ini membuat suhu

ratarata di daerah pesisir ini cukup sejuk. Suhu rata-rata Desa Les adalah antara

25 oC sampai 31 oC. Suhu akan sangat dingin bila malam dan pagi hari karena ada

aliran udara yang berasal dari gunung. Kondisi pantai berbatu mulai dari

bongkahan batu ukuran kecil hingga sedang dan berpasir warna kelabu hingga

hitam dimana warna kelabu ini merupakan hasil sisa dari letusan gunung api yakni

Gunung Agung (Gayatri et al, 2008).

Mata pencaharian penduduk Desa Les beranekaragam, seperti nelayan ikan

konsumsi, nelayan ikan hias, pekerja bangunan, pedagang, dan beberapa pengusaha

dengan sebagian besar terkonsentrasi pada sektor pekerjaan nonformal bertani dan

berternak. Jumlah nelayan ikan hias yang masih aktif ada sekitar 50 orang dan

sekitar 100 orang lainnya merupakan nelayan ikan konsumsi. Ada empat kelompok

nelayan di desa ini, salah satunya mengkhususkan diri sebagai kelompok nelayan

ikan hias (Pemprov Bali, 2010).

Page 20: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

6

Tabel 1. Jenis pekerjaa penduduk Desa Les berdasarkan jenis kelamin tahun 2010

No Pekerjan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Petani 129 483 612

2 Buruh Tani 53 25 78

3 PNS 49 30 79

4 Pedagang Keliling 1 0 1

5 Nelayan 2023 1196 3219

6 Pengerajin 0 10 10

7 Montir 4 0 4

8 TNI 4 0 4

9 POLRI 5 0 5

10

Pengusaha

Kecil/Menengah 5 2 7

11 Pengusaha Besar 2 0 2

12 Karyawan 356 483 839

13 Peternak 140 210 350

Jumlah Penduduk 2771 2439 5210

Sumber: Pemprov Bali, 2010)

2.2. Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang tersusun dari

ribuan hewan kecil yang disebut polip (Gambar 2). Satu individu karang diwakili

oleh satu polip yang tersusun oleh saluran pencernaan yang sederhana dan tiga

lapisan tubuh. Seluruh jaringan karang polip didukung oleh kerangka kapur yang

merupakan hasil sekresi hewan karang. Kerangka kapur yang terbentuk memiliki

pola dan alurnya masing-masing sehingga menjadi dasar penamaan berbagai jenis

karang secara konvensional. Hewan karang biasanya melakukan aktivitas makan

menggunakan tentakel-tentakel disekitar mulutnya untuk memperoleh energi.

Karang telah melakukan proses evolusi yang panjang sehingga dapat bersimbiosis

dengan alga bersel satu (Symbiodinium) yang mampu berfotosintesis sehingga

karang dapat memperoleh energi lebih banyak lagi (Giyanto et al., 2017).

Pengetahuan yang rendah tentang terumbu karang menyebabkan kepedulian

masyarakat rendah terhadap karang dan terumbu karang. Terumbu karang adalah

sebuah ekosistem yang kompleks yang dibangun terutama oleh karang beserta

biota-biota karang yang hidup di dasar dan kolom air. Terumbu karang terbentuk

oleh adanya proses biota-biota karang ke substrat perairan, pembentukan kerangka

kapur, segmentasi, degradasi, dan erosi yang terjadi berulang-ulang dalam jangka

waktu yang sangat panjang hingga membentuk habitat yang stabil (Giyanto et al.,

2017).

Page 21: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

7

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang khas di laut tropis,

meskipun di beberapa daerah tropis dijumpai pula terumbu karang namun jenis dan

pertumbuhannya tidak sebanyak dan sebaik di laut tropis (Nybakken, 2000).

Terumbu karang terutama karang batu memiliki arsitektur khas yang dibentuk oleh

ribuan hewan kecil yang disebut polip. Individu polip memiliki tubuh seperti

tabung dengan mulut di bagian atas yang dikelilingi oleh tentakel sebagai media

penangkap makanan. Menurut Timotius (2003), hewan karang atau polip memiliki

bagian-bagian tubuh yang terdiri dari: mulut yang dikelilingi tentakel, rongga

tubuh (coelenteron) yang berfungsi sebagai saluran pencernaan yang terdiri dari

dua lapisan tubuh yaitu endodermis dan ektodermis yang secara umum disebut

gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan, kemudian terdapat

jaringan mesoglea merupakan jaringan pengikat tipis diantara kedua ektodermis

dan endodermis. Jaringan tersebut terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan

polisakarida. Pada sebagian besar karang, jaringan epidermis menghasilkan

material guna membentuk rangka luar karang berupa kalsium karbonat (CaCO3).

Gambar 2. Polip dan sekeleton karang (Veron, 2000)

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan akan

perubahan habitat, sehingga mudah mengalami penurunan keanekaragaman jenis.

Rusaknya terumbu karang dapat terjadi akibat banyak hal seperti perubahan

signifikan faktor kimia fisik maupun akibat kegiatan manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung (Nybakken, 2000). Rusaknya terumbu karang harus diatasi

Page 22: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

8

secara menyeluruh meliputi kegiatan konservasi, perlindungan dan pencegahan

rusaknya terumbu karang akibat aktivitas manusia. Al-Qur’an telah menjelaskan

perihal kerusakan lingkungan yaitu dalam surat Ar-Ruum ayat 41:

ر ه اد ظ فس ر في ال ب ل ر ا ح ب ل ا ا و م بت ب س دي ك ي اس أ م الن ه يق ذ ي الذي بعض لل وا م م ع ه ل ع ع ون ل ج ر )(41ي

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Rusaknya alam khususnya ekosistem terumbu karang bertentangan dengan

prinsip islam. Islam mengajarkan untuk selalu menjaga lingkungan yang

merupakan penunjang hidup bagi semua makhluk hidup. Dalam Al-Qur’an, ada

beberapa ayat yang menjadi rujukan sebagai ajakan untuk menjaga lingkungan

salah satunya yaitu surat Al-A’raf ayat 56:

حسنين من قريب الله رحمة إن وطمعا خوفا وادع وه إصالحها بعد األرض في ت فسد وا وال (56) الم

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan).Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat

kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al A'raf: 56).

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menegaskan kepada umat

manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi salah satunya dengan

menjaga lingkungan. Segala hal yang diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi

harus dipergunakan dengan sebagaimana mestinya dan penuh tanggung jawab.

2.3. Klasifikasi dan Deskripsi Karang Acropora loripes

Menurut Veron (2000) Acropora loripes adalah spesies karang bercabang

(Branching) yang dapat ditemukan pada daerah tropis Indo-pasifik (Gambar 3)

yang diklasifikasikan ke dalam filum Cnidaria/Madreporaria, kelas Anthozoa,

subkelas Zoantharia, ordo Scleractinia, famili Acroporidae, genus Acropora,

spesies Acropora loripes.

Acropora loripes merupakan karang asli Indo-Pasifik tropis, dengan

jangkauan membentang dari Thailand, Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, dan

Australia (Veron, 2000). Secara umum hidup dari kedalaman 5 hingga 25 meter

dibawah permukaan laut diberbagai tipe habitat. Acropora loripes merupakan

Page 23: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

9

hermaprodit dan koloni yang berbeda di suatu daerah menyinkronkan pembiakan

mereka. Jenis ini biasanya berkembang biak selama bulan November dan

Desember pada hari kelima atau keenam setelah bulan purnama (Wallace, 20001)

Gambar 3. Acropora loripes (dok. pribadi).

Genus Acropora memiliki beberapa variasi bentuk percabangan secara

umum yaitu korimbosa, arboresen, kapitosa dan lain-lain dengan ciri khas adanya

axial koralit dan radial koralit. Bentuk radial koralit juga memiliki beberapa variasi

bentuk seperti tubular nariform dan lain-lain. Perairan Indonesia sendiri memiliki

sekitar 113 spesies karang genus Acropora yang tersebar di seluruh perairan

Indonesia (Suharsono, 2008). Spesies Acropora loripes memiliki bentuk

percabangan jenis karang hispidose atau korimbosa. Radial koralit relatif besar

berbentuk tabung yang tenggelam dengan bukaan yang membulat kecil. Ciri khas

pada spesies ini yaitu adanya warna keungu-unguan atau cokelat pada bagian ujung

koloni. Spesies ini tersebar di seluruh perairan Indonesia serta banyak dijumpai di

daerah tubir (Suharsono, 2010).

2.4. Laju Pertumbuhan Karang

Laju pertumbuhan karang didefinisikan sebagai pertambahan masa

skeleton (kerangka kapur) per satuan waktu, volume per satuan waktu atau

pengikatan komponen penyusun kerangka seperti kalsium per satuan waktu.

Koloni karang hermatipik mengandung alga yang hidup bersimbiosis mutualisme

dengan karang. Alga simbion atau zooxanthellae hidup pada polip karang yang

menyuplai kebutuhan zat anorganik dari fotosintesis zooxanthellae. Sisa

metabolisme karang berupa nutrien penting seperti amonia, fosfat dan CO2

menjadi nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh zooxanthellae (Lesser, 2004).

Page 24: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

10

Menurut Supriharyono (2007) faktor lingkungan yang mengontrol distribusi

pertumbuhan vertikal karang, laju kalsifikasi atau laju pembentukan terumbu,

bentuk terumbu dan atol, dan individu dari koloni karang adalah cahaya dan

zooxenthellae. Pertumbuhan karang dihasilkan dari peningkatan masa rangka

calcareous dan jaringan hidup. Rangka karang tersusun dari aragonite, bentuk

serabut crystalline dari kalsium karbonat (CaCO3) dan calcite yang merupakan

bentuk umum dari kalsium karbonat (Goreau et al., 2008). Pertumbuhan karang

dipengaruhi oleh beberapa fakor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi

fisika dan kimia lingkungan serta jumlah dan nutrisi makanan, sedangkan faktor

internal meliputi umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan

memanfaatkan makanan (Boli, 1994).

2.5. Faktor Pembatas Pertumbuhan Terumbu Karang

Faktor yang paling penting yang membatasi laju pertumbuhan terumbu

karang salah satunya yaitu cahaya, hal ini berhubungan dengan laju fotosintesis

oleh zooxanthellae yang bersimbiotik dalam jaringan karang. Terumbu karang rata-

rata tumbuh pada kedalaman maksimal 25 meter atau kurang, terumbu karang tidak

mampu berkembang di perairan yang lebih dalam dari 50-70 meter. Cahaya yang

kurang menyebabkan laju fotosintesis terumbu karang berkurang sehingga

kemampuan karang dalam menghasilkan kalsium karbonat akan berkurang pula.

Titik kompensasi karang terhadap cahaya yaitu sekitar 15-20% dari intensitas

permukaan (Nybakken, 2000).

Faktor kedalaman berkaitan dengan pengaruh cahaya, semakin dalam

semakin sedikit penetrasi cahaya yang masuk. Perairan yang jernih memungkinkan

penetrasi cahaya bisa sampai pada lapisan yang sangat dalam, sehingga karang

mampu hidup di perairan yang cukup dalam. Secara umum karang tumbuh baik

hingga kedalaman dari 20 meter (Supriharyono, 2007). Kedalaman efektif bagi

distribusi vertikal terumbu karang yaitu sekitar 10 meter dari permukaan laut. Hal

ini disebabkan karena kebutuhan sinar matahari masih dapat terpenuhi pada

kedalaman tersebut (Dahuri et al., 2008).

Suhu optimal berkembangnya terumbu karang berkisar 23-25 oC per tahun.

Kenaikan atau penurunan suhu secara drastis dapat menghambat pertumbuhan

hewan karang bahkan menyebabkan kematian (Nybakken, 1992). Suhu perairan

pada daerah tropis relatif konstan dan semua proses metabolisme berlangsung pada

Page 25: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

11

suhu relatif tetap, sehingga perubahan suhu walaupun hanya 1-3 oC dapat

mengganggu metabolisme binatang karang. Tingkat metabolisme dan kecepatan

tumbuh yang tinggi pada binatang karang lebih sensitif terhadap kenaikan suhu

dibanding dengan binatang karang dengan metabolisme yang lambat serta

perubahan yang rendah. Indikasi peningkatan suhu 2-3 oC selama 6 bulan terakhir

dengan suhu tertinggi 33 oC menyebabkan 80%-90% binatang karang pada rataan

terumbu karang mati dengan kematian utama pada jenis karang bercabang yaitu

genus Acropora dan Pocillopora (Suharsono, 2010).

Pertumbuhan terumbu karang optimal pada kisaran salinitas 34-36‰

(Supriharyono, 2009). Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas kehidupan

hewan karang. Daerah tropis memiliki rata-rata salinitas air laut sekitar 35‰,

namun pengaruh salinitas karang pada kehidupan hewan karang sangat bervariasi

tergantung kondisi perairan setempat atau pengaruh alam, seperti run off dan badai

hujan. Sebaran salinitas air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola siklus

air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji, 2005). Terumbu karang

mampu bertahan pada salinitas diluar salinitas 34-36‰ tetapi pertumbuhan

terumbu karang mengalami pelambatan dibandingkan pada salinitas normal

(Dahuri et al., 2008). Hadi et al. (2017) menjelaskan bahwa genus Acropora hanya

dapat bertahan beberapa jam saja pada salinitas 42‰, sedangkan genus Porites

mampu bertahan hingga salinitas 50‰.

Pertumbuhan karang sangat sensitif dengan penetrasi cahaya yang masuk,

oleh karena itu endapan baik di air maupun diatas karang mempunyai pengaruh

negatif terhadap karang karena dapat menghalangi cahaya yang dibutuhkan untuk

fotosintesis oleh zooxanthellae dalam jaringan karang (Nybakken, 2000). Terumbu

karang memiliki mekanisme perlindungan terhadap sedimen yang menutupi karang

dengan mengeluarkan cairan mukus. Kemampuan karang dalam menangkal

pengaruh sedimen berkaitan dengan ukuran karang. Semakin besar ukurannya

semakin kecil sedimen yang menutupinya. Sedimen yang kaya unsur hara juga

menyebabkan peningkatan kesuburan di perairan sekitar terumbu karang dan

mempercepat laju pertumbuhan makroalga. Biomassa makroalga yang besar dapat

menutupi karang dan menyebabkan kematian terhadap karang sepertihalnya

dengan tertutup oleh partikel sedimen (Rachmawati, 2001).

Proses pertumbuhan karang memerlukan arus. Gelombang yang kuat tidak

akan merusak koloni karang dengan kerangka-kerangka yang padat dan masif.

Page 26: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

12

Gelombang laut memberikan sumber air yang bagus, memberi oksigen dalam air

laut dan menghalangi pengendapan sedimen pada koloni karang. Gelombang juga

memberi plankton yang baru bagi koloni karang (Nybakken, 2000). Menurut

Rachmawati (2001) gelombang yang cukup kuat menghalangi pengendapan

sedimen pada koloni karang. Struktur terumbu karang mampu bertahan dari

gelombang besar khususnya struktur terumbu karang yang masif. Pada daerah yang

terkena gelombang yang cukup kuat, bagian ujung sebelah luar terumbu akan

membentuk karang masif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal

dan ujung yang datar. Sebaliknya, pada perairan yang lebih tenang akan berbentuk

koloni yang berbentuk memanjang dan bercabang yang lebih ramping

(Rachmawati, 2001).

Terumbu karang hidup di perairan dengan nutrien anorganik yang rendah

(Wibowo, 2010). Perairan yang memiliki nutrien yang tinggi dapat menyebabkan

pertumbuhan tanaman dan alga di perairan tersebut akan meningkat. Terumbu

karang dapat dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan alga karena meningkatnya

nutrien anorganik. Alga khususnya makroalga berkompetisi dengan terumbu

karang pada substrat bahkan dapat menyebabkan tertutupnya koloni karang dan

menyebabkan kematian karang (Dead By Algae). Salah satu hipotesis yang

berkaitan dengan peningkatan nutrient adalah seiring peningkatan nutrien,

pertumbuhan alga semakin meningkat. Hal ini memungkinkan alga bersaing

dengan organisme karang ataupun organisme sessile (Tanner, 1995).

2.6. Transplantasi Terumbu Karang

Transplantasi terumbu karang merupakan metode penanaman dan

penumbuhan koloni karang dengan metode fragmentasi degan indukan yang

diambil dari koloni karang tertentu. Tujuan transplantasi karang yaitu untuk

mempercepat regenerasi dari terumbu karang yang telah mengalami kerusakan,

atau sebagai cara untuk memperbaiki kawasan terumbu karang. Kegiatan

pengelolaan terumbu karang terutama pada daerah yang bernilai ekonomi tinggi,

transplantasi karang dipelajari dan dikembangkan sebagai suatu teknologi (Harriot

dan Fisk, 1988). Transplantasi terumbu karang diharapkan dapat mempercepat

regenerasi terumbu karang yang telah rusak serta dapat membangun daerah

terumbu karang baru. Dalam prosesnya transplantasi terumbu karang tidak hanya

sebagai sarana untuk memperbaiki dan merehabilitasi daerah terumbu karang akan

Page 27: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

13

tetapi sebagai sarana konservasi spesies terumbu karang yang langka dan terancam

punah (Sadarun, 1999).

Beberapa penelitian transplantasi terumbu karang telah dilakukan di dunia

seperti yang dilakukan oleh Edward dan Gomes (2008) di beberapa wilayah seperti

Polynesia Perancis, Saint-Leu di Pulau La Réunion, Pulau Mayotte, Kepulauan

Komoro, Pulau Moturiki, Fiji dan di beberapa negara Kaledonia Baru.

Transplantasi terumbu karang di Indonesia telah dilakukan oleh Boli sejak 1994

dengan melakukan penanaman beberapa jenis karang bercabang Acropora di Pulau

Lancang dan Pulau Pari.

Transplantasi terumbu karang telah mengalami banyak perkembangan dan

inovasi untuk merehabilitasi terumbu karang. Salah satu upaya rehabilitasi terumbu

karang yang telah dilakukan di Indonesia antara lain dengan menggunakan modul

rangka spider. Menurut Rani et al., (2017) metode rangka spider efektif

merehabilitasi terumbu karang genus Acropora, Porites dan Pocillopora pada

kedalaman 3-4 meter dan di anggap lebih mudah dilakukan. Selain itu, variasi dari

jenis karang yang ditransplantasikan sudah berkembang, bukan hanya karang keras

tetapi beberapa jenis karang lunak sudah mulai ditransplantasikan (Prastiwi et al.,

2012).

Pengembangan teknik transplantasi karang masih banyak mengalami

kendala. Secara umum, terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam

keberhasilan pengembangan transplantasi karang, yaitu faktor manusia dan faktor

lingkungan. Faktor manusia yang dapat menghambat ialah kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya kelestarian terumbu karang serta budaya tidak

menjaga lingkungan seperti membuang sampah di sungai sehingga sampah terbawa

air hingga ke laut, sedangkan faktor lingkungan yang menjadi kendala yaitu dari

segi aspek hama, penyakit, parasit karang serta perubahan faktor fisik dan kimia

lingkungan yang drastis (Soedharma & Subhan, 2008).

Rehabilitasi ekosistem terumbu karang melalui upaya transplantasi

karang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem terumbu karang

yang rusak. Transplantasi terumbu karang diharapkan dapat mempercepat

regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat diterapkan guna membangun

daerah terumbu karang yang baru (DPKP Balikpapan, 2010). Berbagi metode

transplantasi karang yang sering diakukan yang telah dirangkum DPKP Balikpapan

(2010) yaitu metode jaring yaitu metode transplantasi dengan menggunakan jaring

Page 28: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

14

atau waring bekas dan tali ris dengan ukuran disesuaikan dengan

kebutuhan.Metode patok yaitu metode transplantasi dengan menggunakan patok

kayu tahan air atau besi yang dicat anti karat ditancapkan di dasar perairan.

Metode jaring dan substrat yaitu metode transplantasi dengan

menggunakan jaring yang dilengkapi dengan substrat yang terbuat dari semen,

keramik atau gerabah dengan ukuran 10 x 10 cm. Metode jaring dan rangka yaitu

metode transplantasi dengan menggunakan rangka besi yang dicat anti karat yang

ideal berukuran 100 x 80 cm berbentuk bujur sangkar dan pada bagian ujung-ujung

bujur sangkar terdapat kaki-kaki tegak lurus masing-masing sepanjang 10 cm, di

bagian atas bujur sangkarnya ditutupi dengan jaring.

Metode jaring, rangka dan substrat yaitu metode transplantasi yang

merupakan perpaduan antara metode jaring substrat dan metode jaring rangka.

Ukuran diameter substrat ± 10 cm dengan tebal 2 cm, panjang patok 5 – 10 cm,

bahan patok terbuat dari peralatan kecil yang diisi semen dan diberi cat agar tidak

mengakibatkan pencemaran.Modul rangka spider terbuat dari besi baja berdiameter

12 mm yang dibentuk menyerupai rangka meja dengan kaki seperti laba-laba.

Tinggi rangka 70 cm dengan diameter bagian bawah 100 cm dan jarak antar kaki

30 cm.

Page 29: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dimulai dengan persiapan

selama 3 bulan dari bulan Maret hingga Mei serta pengambilan data selama satu

bulan dari bulan Juni hingga bulan Juli tahun 2019 di Perairan Desa Les Kawasan

Penelitian Lini Aquaculture Training Centre (LATC) LINI Foundation Desa Les,

Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (Gambar 4).

Gambar 4. Lokasi Penelitian.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SCUBA (Self Contained

Underwater Breathing Apparatus), tali transek, alat tulis, Global Positioning

System (GPS) digunakan untuk mengetahui posisi setiap stasiun, rol meter, kamera

underwater, tang, mistar besi, termometer raksa, refraktometer, floating droudge

dan secchi disk. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul rangka

spider, fragmen karang Acropora loripes serta kabel tie sebagai pengikat fragmen

ke modul.

3.3. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan observasi selama satu

bulan yaitu dengan mentransplantasi fragmen karang Acropora loripes pada modul

rangka spider pada dua kedalaman yang berbeda di perairan Desa Les. Modul

rangka spider yang berisi fragmen karang diletakan pada kedalaman 6 (stasiun 1)

dan 10 meter (stasiun 2) dengan masing-masing berjumlah 22 modul (Gambar 5).

Page 30: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

16

Setiap modul rangka spider terdapat 2 fragmen karang yang diamati dengan total

44 fragmen pada setiap stasiun (jumlah total 88 fragmen). Data monitoring yang

dikumpulkan yaitu data panjang fragmen karang (variabel scale) yang diukur

secara digital menggunakan perangkat lunak CPCe 4.1 (Kusumo, 2013) serta

tingkat kelangsungan hidup (survival rate) dan kehadiran ikan karang pada daerah

transplantasi. Monitoring dilakukan selama satu bulan dengan 4 kali pengamatan.

Gambar 5. Letak transplan Acropora loripes menggunakan modul rangka spider

di perairan Desa Les.

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Persiapan dan Kontruksi Modul

Sebelum melakukan monitoring dan pengukuran sampel dilakukan persiapan

alat dan bahan serta dilakukan survei terlebih dahulu. Survei dilakukan di perairan

Desa Les untuk memastikan lokasi yang cocok untuk peletakan modul rangka

spider. Setelah itu dilakukan pembuatan modul rangka spider sebagai media

peletakan fragmen karang yang akan diteliti. Modul rangka spider (Gambar 6)

terbuat dari besi baja berdiameter 12 mm yang dibentuk menyerupai rangka meja

dengan kaki seperti laba-laba. Tinggi rangka 70 cm dengan diameter bagian bawah

100 cm dan jarak antar kaki 30 cm. Pada rangka besi untuk mencegah karat, rangka

spider dilapisi dengan pasir laut yang direkatkan menggunakan resin.

Page 31: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

17

Gambar 6. Modul Rangka Spider (Rani et al., 2017)

Modul rangka spider yang dibuat berjumlah 44 buah dengan total fragmen

yang diamati berjumlah 88 fragmen. Modul ditempatkan di dua kedalaman berbeda

yaitu pada kedalaman 6 meter dan 10 meter, masing-masing kedalaman berjumlah

22 buah modul rangka spider dengan dua fragmen per modul rangka spider.

3.4.2. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di pesisir Desa Les dengan jarak stasiun pertama

yaitu sejauh 25 meter tegak lurus dari bibir pantai dengan kedalaman 6 meter.

sedangkan stasiun 2 berjarak 40 meter dari bibir pantai dengan kedalaman 10

meter. Jarak antar stasiun 1 dan stasiun 2 yaitu sejauh 10 meter ke arah laut lepas.

Kedua stasiun memiliki substrat yang sama yaitu pasir vulkanis. Kondisi

lingkungan pada terdapat perbedaan, stasiun 1 yaitu berdekatan dengan terumbu

karang alami sedangkan pada stasiun 2 merupakan hamparan pasir saja.

3.4.3. Pengadaan Sampel Karang dan Pemasangan Fragmen

Fragmen karang yang ditransplantasikan berasal dari induk karang Acropora

loripes yang merupakan karang bercabang dan ditemukan di seluruh perairan

Indonesia khususnya kawasan tubir. Induk koloni karang Acropora loripes didapat

dari budidaya terumbu karang hias Gilimanuk. Induk koloni karang ini kemudian

dipotong menggunakan tang menjadi beberapa bagian dengan ukuran 4-13 cm.

Fragmen karang yang telah dipotong dipasang pada modul rangka spider

beserta label dengan menggunakan kabel tie. Fragmen karang yang diamati tingkat

kelangsungan hidupnya dengan 2 fragmen karang sebagai sampel pengukuran

pertumbuhan fragmen karang.

Page 32: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

18

3.4.4. Pengambilan Data

Pengambilan data meliputi data Pengukuran fragmen dan tingkat

kelangsungan hidup fragmen dilakukan prosedur monitoring fragmen karang

selama satu minggu sekali dalam satu bulan untuk pengambilan foto karang dengan

skala serta melihat kelangsungan hidup fragmen karang. Data kehadiran ikan juga

diambil pada minggu ke-4 (pengamatan terakhir) dengan metode pengambilan data

ikan secara diam (fish stationery plot survey) untuk melihat efek transplantasi

terhadap kehadiran ikan. Data ikan hasil pengamatan kemudian diidentifikasi

menggunakan buku Reef Fish Identification – Tropical Pacific. Pengumpulan data

pertumbuhan karang dilakukan secara kuantitatif dengan mengumpulkan variabel

scale dengan menggunakan metode pengukuran digital. Perangkat lunak yang

digunakan yaitu CPCe 4.1 (Kusumo, 2013) digunakan untuk mengukur fragmen

karang yang telah difoto dengan skala, kemudian dilakukan digitasi panjang karang

dengan menarik garis sesuai panjang fragmen karang yang ditransplantasi.

Perangkat lunak ini secara otomatis akan menghasilkan data panjang dalam satuan

cm.

Gambar 7. Prosedur Penelitian

3.4.5. Pengukuran Parameter Fisika Kimia Perairan

Parameter fisika kimia perairan yang diambil meliputi suhu, salinitas,

kecerahan, kekeruhan, kecepatan arus, kedalaman, amonia dan pH. Pengukuran

parameter fisika berupa suhu, kecepatan arus, kedalaman perairan, dan kecerahan

perairan dilakukan secara langsung (in situ). Parameter suhu dilakukan dengan

menggunakan thermometer air raksa dengan cara meletakkan kedalam perairan

kemudian dilihat nilai suhu perairannya, kecepatan arus dengan menggunakan

floating droudge dan stopwatch dimana floating droudge dilempar ke perairan dan

dihitung menggunakan stopwatch. Waktu dihitung saat pertama kali floating

Page 33: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

19

droudge menyentuh air sampai tali floating droudge menegang, kemudian nilai

waktu tersebut dibagi dengan nilai miring (logaritma) dari jarak floating droudge

terhadap kapal dan tinggi antar ujung tali saat floating droudge dijatuhkan dengan

permukaan air.

Parameter kecerahan menggunakan secchi disk dengan cara merataratakan

nilai kedalaman saat secchi disk mulai menghilang/tidak terlihat dalam air (d1)

dengan saat secchi disk mulai terlihat ketika diangkat (d2). Nilai kedalaman tersebut

dibagi dua kemudian dikalikan 100 persen. Pengukuran kedalaman dengan melihat

depth gauge pada peralatan SCUBA. Parameter kimia yang diambil yaitu salinitas,

amonia dan pH dengan mengambil sampel air dislokasi penelitian. Salinitas diukur

menggunakan hand refraktometer sedangkan kadar amonia dan pH diukur

menggunakan reagen.

3.5. Data Penelitian

3.5.1. Analisis Fragmen dan Kelangsungan Hidup

Data pengamatan panjang fragmen dan tingkat kelangsungan hidup diolah

menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dianalisis secara deskriptif.

Perhitungan pencapaian pertumbuhan karang yang ditransplantasikan dihitung

secara matematis dengan menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker (1975)

sebagai berikut:

β = Lt-Lo

Keterangan dari rumus diatas yaitu β merupakan rertambahan panjang/tinggi

fragmen karang, Lt rata-rata panjang/tinggi fragmen karang setelah pengamatan

ke-t, Lo rata-rata panjang/tinggi fragmen karang awal. Laju pertumbuhan karang

yang ditransplantasikan, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Ricker,

1975):

α =𝐿𝑖 + 1 − 𝐿𝑖

𝑡𝑖 + 1 − 𝑡𝑖

Keterangan dari rumus diatas yaitu, α laju pertambahan panjang atau lebar

fragmen karang transplantasi, Li+1 rata-rata panjang atau tinggi fragmen pada waktu

ke-i+1, Li rata-rata panjang atau tinggi fragmen pada waktu ke-i, t i+1 waktu ke-i+1

dan ti adalah Waktu ke-i.Tingkat kelangsungan hidup pada karang yang

ditransplantasi dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu pada Ricker

(1975) sebagai berikut :

Page 34: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

20

SR =𝑁𝑡

𝑁𝑜 𝑥 100%

Keterangan dari rumus diatas yaitu SR Tingkat Kelangsungan Hidup

(Survival Rate), Nt Jumlah individu pada akhir penelitian dan No yaitu Jumlah

individu pada awal penelitian.

3.5.2. Analisis komunitas ikan karang

Data pengamatan komunitas ikan hidup diolah menggunakan perangkat

lunak Microsoft Excel dianalisis secara deskriptif. Komunitas ikan terdiri dari

indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D)

digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi struktur komunitas karang dan ikan

pada setiap stasiun pengamatan. Indeks keanekaragaman mengacu pada rumus

(Odum 1998) sebagai berikut:

𝐻′ = − ∑(𝑝𝑖 ln 𝑝𝑖)

Nilai Pi diperoleh dengan rumus

𝑃𝑖 =𝑛𝑖

𝑁

Keterangan dari rumus diatas yaitu H’ merupakan Indeks keanekeragaman

jShannon-Wiener, ni Jumlah individu setiap jenis dan N adalah juimlah individu

seluruh jenis dengan H’ < 1 dikategorikan sebagai keanekaragaman rendah; bila H’

≥ 1 dan < 3 dikategorikan sebagai keanekaragaman sedang; dan bila H’ ≥ 3

dikategorikan sebagai keanekaragaman tinggi. Nilai indeks keseregaman (E)

dihitung dengan menggunakan rumus (Odum 1998) sebagai berikut:

𝐸 =𝐻′

𝐻 𝑚𝑎𝑥

Keterangan dari rumus diatas yaitu E merupakan indeks keseragaman, H’

nilai indeks keanekaragaman, H Max nilai keseragaman maksimum, (Ln S) dengan

S merupakan jumlah taksa. Nilai E berkisar antara 0,0 – 1,0 dengan kriteria jika

nilai E mendekati 0,0 keseragaman komunitas ikan semakin kecil, ada

kecenderungan terjadi dominasi oleh jenis-jenis tertentu, tetapi jika nilai E

mendekati 1,0 maka keseragaman komunitas akan semakin besar yang berarti

sebaran jumlah individu spesies sama. Nilai indeks Dominansi (D) dihitung dengan

menggunakan rumus (Odum 1998) sebagai berikut:

Page 35: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

21

𝐷- = ∑ (𝑛𝑖

𝑁)

2

Keterangan dari rumus diatas yaitu D merupakan indeks dominansi, ni

jumlah individu setiap jenis dan N jumlah individu seluruh jenis. Jika nilai D

mendekati 0,0 maka komunitas yang diamati tidak ada spesies yang secara ekstrim

mendominasi spesies lainnya. Hal ini menunjukkan kondisi struktur komunitas

dalam keadaan stabil, tetapi bila D mendekati nilai 1,0 maka didalam struktur

komunitas dijumpai ada spesies yang mendominasi.

3.5.3. Analisis Data

Nilai parameter fisika dan kimia diolah secara deskriptif. Perbedaan nilai

pencapaian pertumbuhan fragmen karang antar kedalaman dianalisa menggunakan

uji paired sample T-Test yang diolah menggunakan perangkat lunak SPSS IBM

versi 16.0. Hubungan antara kehadiran ikan karang dengan karang hidup dianalisa

menggunakan regresi linear. Analisis regresi linear diolah menggunakan perangkat

lunak Microsoft Excel.

Page 36: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisika dan Kimia Perairan

Parameter fisika kimia yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu, pH,

amonia (NH3-N), salinitas, kecerahan dan kecepatan arus. Nilai parameter fisika

kimia perairan. Suhu selama penelitian berkisar 26-28oC, nilai pH berkisar 8-8,3,

amonia 0,15 mg/l, salinitas 34 %o, nilai kecerahan berkisar 178-1040 cm dan

kecepatan arus berkisar 0,009-0,036 m/s, secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 2. Kondisi fisika dan kimia perairan stasiun 1.

NO Parameter

Stasiun 1

Rata-

rata

St.

Dev.

Baku

Mutu

(KepMen

LH

51/2004)

MINGGU

1 2 3 4

1 Suhu (oC) 27 28 26 27 27 0,71 28 – 32

2 pH 8,3 8,3 8 8,3 8 0,13 7 - 8,5

3 Amonia (mg/l) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0 0,3

4 Salinitas (permil) 34 34 34 34 34 0 33 - 34

5 Kecerahan (cm) 178 226 284 694 346 204,68 33 - 34

6 Kecepatan arus

(m/s) 0,09 0,13 0,23 0,28 0,18 0,08 -

Tabel 3. Kondisi fisika dan kimia perairan stasiun 2.

NO Parameter

Stasiun 2

Rata-

rata

St.

Dev.

Baku

Mutu

(KepMen

LH

51/2004)

MINGGU

1 2 3 4

1 Suhu (oC) 27 27 26 26 26,5 0,50 28 - 32

2 pH 8,3 8,3 8,3 8,3 8,3 0 7 - 8,5

3 Amonia (mg/l) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0 0,3

4 Salinitas (permil) 34 34 34 34 34 0 33 - 34

5 Kecerahan (cm) 213 356 438 1040 511,75 315,43 33 - 34

6 Kecepatan arus

(m/s) 0,24 0,27 0,36 0,36 0,31 0,05 -

Salah satu faktor pembatas pertumbuhan karang adalah suhu. Suhu yang

berubah secara mendadak sekitar 4-6oC dibawah atau diatas ambang batas dapat

mengurangi pertumbuhan karang, bahkan dapat menyebabkan kematian

(Supriyono 2007). Suhu di lokasi penelitian rata-rata 26,5-27 oC (Tabel 2 & 3) dan

nilai tersebut berada di bawah baku mutu (28 – 32 oC) berdasarkan KepMen LH

Page 37: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

23

51/2004, akan tetapi hasil tersebut masih berada pada suhu optimal pertumbuhan

karang. Suhu optimal karang sendiri menurut Nybakken (2000) berkisar antara 25-

28 oC, hal ini menunjukkan bahwa suhu perairan di lokasi penelitian masih berada

pada suhu optimal bagi terumbu karang tumbuh. Kebanyakan karang akan

mengalami kehilangan kemampuan untuk menangkap makanan pada suhu <16 oC

dan >33,5oC (Supriyono, 2000).

Suhu di lokasi penelitian dipengaruhi oleh angin muson timur yang

membawa angin panas dari arah tenggara Bali menuju laut Jawa. Perairan Bali

mengalami penurunan suhu yang terjadi pada bulan Juni, hal tersebut

mengindikasikan terjadinya fenomena upwelling (Nikyuluw, 2005). Menurut Gaol

et al., (2014) pada bulan Juni suhu perairan bagian selatan Indonesia mengalami

penurunan dengan suhu rata-rata 27oC, sedangkan pada perairan bagian utara suhu

rata-rata sekitar 29oC. Memasuki musim timur suhu perairan di bagian selatan

perairan Indonesia menurun (27.0-27.5)oC sementara suhu di perairan bagian utara

katulistiwa Indonesia berkisar antara 28-30oC. Mulai bulan Juni indikasi upwelling

mulai terlihat di sepanjang selatan Jawa-Bali-Sumbawa (Gaol et al., 2014).

Nilai pH pada lokasi penelitian berkisar antara 8 – 8,3 dengan nilai pH

terendah pada pengamatan minggu ketiga di stasiun pertama (Tabel 2 & 3). Kisaran

nilai pH pada lokasi penelitian masih termasuk dalam nilai baku mutu berdasarkan

KepMen LH 51/2004 yaitu berkisar 7 - 8,5. Nilai pH di lokasi penelitian

dipengaruhi salah satunya oleh proses upwelling yang bersifat musiman, yaitu pada

musim timur (Mei – September). Gerakan naiknya massa air laut dari bawah ke

permukaan pada proses upwelling ini membawa serta air yang suhunya lebih

dingin, salinitas tinggi, karbon dan zat-zat hara ke permukaan (Tito et al., 2016).

Kadar amonia pada lokasi penilitian selama 4 minggu stabil pada nilai 0,15

mg/L (Tabel 1 & 3). Nilai tersebut masih dibawah dari standar maksimum baku

mutu KepMen LH 51/2004 untuk biota laut yaitu 0,30 mg/L. Hal ini menunjukkan

bahwa kadar amonia di lokasi penelitian masih dalam batas aman untuk biota laut.

Amonia dalam air merupakan salah satu sumber pencemar yang membahayakan

bagi biota laut (Prasetyo et al., 2018). Amonia perairan berasal dari senyawa-

senyawa nitrogen yang dipengaruhi oleh kandungan oksigen dalam air, jika amonia

di perairan terdapat dalam jumlah yang banyak (>1.1 mg/L) dapat disimpulkan

telah terjadi pencemaran (Effendi, 2003).

Page 38: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

24

Salinitas atau kadar garam perairan di lokasi penelitian selama 4 minggu

tergolong stabil pada nilai 34 o/oo (Tabel 2 & 3). Nilai tersebut masih berada pada

kisaran standar bakumutu yaitu 33 – 34 o/oo berdasarkan KepMen LH 51/2004.

Stabilnya nilai salinitas di lokasi penilitan dipengaruhi oleh rendahnya curah hujan

serta pasokan air tawar dari darat dikarenakan pada bulan Juni wilayah Bali berada

pada puncak musim kemarau (Tito et al., 2016). Menurut Rachmawati (2001)

beberapa faktor yang mempengaruhi salinitas perairan yaitu masukkan air tawar,

badai, dan hujan. Secara umum terumbu karang dapat tumbuh dengan baik pada

daerah pesisir dengan salinitas 30 – 35 o/oo meskipun terumbu karang dapat

bertahan pada salinitas diluar kisaran tersebut, tetapi perumbuhannya menjadi

terhambat.

Kecerahan di lokasi penelitian berada pada kisaran 178 – 1040 cm dengan

nilai terendah 178 cm pada minggu pertama dan tertinggi 1040 cm pada minggu

ke-4 (Tabel 2 & 3). Berdasarkan KepMen LH 51/2004 kecerahan yang baik bagi

pertumbuhan terumbu karang yaitu >500 cm sehingga terumbu karang

mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk proses fotosintesis. Rendahnya

nilai kecerahan pada lokasi penelitian pada minggu pertama hingga minggu ke-3

dikarenakan adanya proses upwelling akibat musim timur yang membawa substrat

dari dasar perairan dan menyebabkan nilai kecerahan menjadi rendah (As-Syakur

& Wiyanto, 2016). Kondisi perairan pada lokasi penelitian terdiri dari bongkahan

batu vulkanik serta pasir berwarna hitam dan pasir embut berwarna kelabu sisa

letusan gunung berapi (Gayatri et al, 2008) yang mudah tersapu arus dan

gelombang sehingga dapat mempengaruhi kecerahan perairan.

Nilai kecepatan arus tertinggi yaitu sebasar 0,36 m/s sedangkan terendah

yaitu 0,09 m/s (Tabel 1) Kecepatan arus di lokasi penelitian tergolong rendah dan

sedang karena dibawah 0,5 m/s yang merupakan indikator arus kuat (Yusuf et al.,

2012). Pergerakan arus pada suatu wilayah sangat penting karena dapat

mempengaruhi kualitas perairan dengan membawa partikel-partikel dari lepas

pantai maupun sedimen (Prianto et al., 2012). Kondisi kecepatan arus pada stasiun

1 dengan rata-rata 0,18 disebabkan letak stasiun 1 berada berdekatan dengan

terumbu karang alami sehingga arus yang diterima mengalami pelambatan karena

sudah terpecah oleh gugusan terumbu karang disekitarnya, sedangkan pada stasiun

2 berada pada hamparan pasir kosong sehingga kecepatan arus pada stasiun 2

tergolong sedang (0,30 m/s).

Page 39: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

25

100%

91%89%

84%82%

100%98% 98%

93%91%

70%

80%

90%

100%

0 1 2 3 4

Pre

sen

tase

Hid

up

Minggu Pengamatan

Stasiun 1

Stasiun 2

Menurut Nontji (2005) arus sangat penting bagi terumbu karang karena

sebagai pengadukan bahan makanan untuk polip karang, membersihkan endapan-

endapan yang menempel pada karang serta mensuplai oksigen dari laut bebas. Arus

yang baik bagi pertumbuhan terumbu karang adalah >0,2 m/s. arus yang kuat dapat

membantu mengangkat sedimen pada karang dan membawa sedimen ke lokasi lain

sehingga perairan tersebut menjadi lebih jernih ( Haruddin, 2011).

4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Karang Acropora loripes

Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate) karang Acropora loripes diamati

setiap seminggu sekali selama bulan Juni. Nilai tingkat kelangsungan hidup

didapatkan dari jumlah sampel karang yang mati dibagi jumlah karang awal

kemudian disajikan dalam bentuk persen. Sampel karang pada setiap stasiun

berjumlah 44 sampel dengan komposisi 2 sampel pada setiap modul rangka spider

dan total keseluruhan sampel berjumlah 88 sampel fragmen karang Acropora

loripes. Tingkat kelangsungan hidup karang di perairan Desa Les disajikan secara

lengkap dalam bentuk grafik pada gambar 8.

Gambar 8. Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate) Acropora loripes

Kelangsungan hidup karang Acropora loripes sejak awal pengamatan

hingga akhir penelitian terus mengalami penurunan. Minggu pertama pengamatan

kelangsungan hidup Acropora loripes yaitu sebesar 91% di stasiun 1 dan 98% di

stasiun 2 dengan jumlah sampel yang hidup yaitu sebanyak 40 fragmen di stasiun

1 dan 43 fragmen di stasiun 2. Kelangsungan hidup Acropora loripes di minggu ke

Page 40: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

26

4 adalah sebesar 82% di stasiun 1 dan 91% di stasiun 2 dengan jumlah sampel yang

masih hidup sebanyak 36 fragmen di stasiun 1 dan 40 fragmen di stasiun 2.

Hasil diatas menunjukan bahwa transplantasi karang jenis Acropora loripes

menggunakan modul rangka spider di perairan Desa Les tergolong berhasil.

Menurut Mompala et al. (2017), kegiatan transplantasi karang dinyatakan berhasil

apabila memiliki tingkat kelangsungan hidup antara 50 hingga 100%. Kondisi

fragmen karang pada awal penelitian terlihat karang mengeluarkan lendir (mukus),

kemudian pada pengamatan minggu ke-2 sudah tidak terlihat mukus pada karang.

Pengeluaran mukus pada karang merupakan respons stres karang akibat induk

karang yang dipatahkan dan ditempatkan pada suatu wadah tertentu (Siahainenia

et al., 2019). Menurut Sadarun (1999) karang jenis Acropora kembali normal dari

mengalami stres dalam waktu yang singkat yaitu pada kisaran 5 – 13 hari. Awal

pertumbuhan karang ditandai dengan mulai menutupnya luka bekas potongan pada

saat fragmentasi, kemudian karang akan melekat pada substrat (Kambey, 2013).

Faktor utama yang menyebabkan tingginya nilai tingkat kelangsungan hidup

karang pada penelitian ini yaitu dengan meminimalisir tingkat stres pada karang.

Salah satu upaya mengurangi stres pada karang pada penelitian ini yaitu dengan

melakukan aklimatisasi pada suhu lingkungan dan menjaga agar karang tidak

terekspos udara langsung. Menjaga karang agar tidak terekspos udara terbuka

dilakukan untuk mencegah karang kekeringan serta mencegah dari pengaruh

negatif sinar ultra violet yang dapat merusak jaringan hidup karang (Rani et al.,

2017). Upaya aklimatisasi juga dilakukan oleh Haris et al., (2017) pada

transplantasi karang hias jenis Acropora sp di perairan Desa Tonyaman, Polewali

Mandar, yaitu dengan melakukan penyiraman dengan air laut secara terus menerus

pada saat pengangkutan.

Secara umum kematian karang pada penelitian ini disebabkan karena tertutup

oleh alga (Dead by algae) (gambar 9). Makroalga yang tumbuh di sekitar fragmen

dan modul memiliki efek yang sama seperti tertutupnya karang oleh sedimen, yaitu

berkurangnya pasokan cahaya serta polip karang tidak mampu menangkap

makanan pada perairan (Rachmawati, 2001). Kompetisi antara alga dan karang

biasanya dimenangkan oleh alga, hal tersebut disebabkan karena karang

mengeluarkan energi lebih besar untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat

ditumbuhi alga atau pengeluaran energi secara aktif bersaing dengan alga agar tidak

menutupi karang (Tunner, 1995)

Page 41: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

27

0,59 0,850,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1 2

Pe

rtu

mb

uh

an k

aran

g (c

m)

Stasiun

Penyebab kematian lainnya yaitu sedimentasi berlebih yang disebabkan

upwelling karena memberikan efek terangkatnya sedimen ke permukaan

(Nikyuluw, 2005). Kecepatan sedimentasi yang tinggi akan membuat karang terus

menerus mengeluarkan mukus untuk membersihkan diri dari sedimen. Karang

mengeluarkan energi lebih untuk menyingkirkan sedimen dan akhirnya mati jika

laju sedimentasi lebih tinggi daripada kemampuan karang membersihkan diri

(Kambey, 2013)

4.3. Pertumbuhan Total Karang Acropora loripes

Pertumbuhan total karang adalah selisih perubahan tinggi atau diameter

karang pada akhir pemilitian dengan awal penelitian. Hasil pengukuran

pertumbuhan tinggi Acropora loripes selama penelitian dapat dilihat pada gambar

4. Pengukuran panjang karang pada penelitian ini dilakukan seminggu sekali

selama bulan Juni.

Rata-rata pertumbuhan total karang Acropora loripes di stasiun 1 sebesar

0,59 cm sedangkan di stasiun 2 sebesar 0,85 cm (Gambar 9). Hasil penelitian

menunjukan rata-rata pertumbuhan tinggi total karang Acropora loripes di stasiun

2 lebih besar daripada pertumbuhan tinggi total karang di stasiun 1. Berdasarkan

hasil analisis Paired-Samples T Test pada taraf kepercayaan 95% (alpha<0,05)

menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,015 (alpha <0,05) untuk pertambahan tinggi

antar stasiun. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara stasiun 1

dan stasiun 2 berbeda nyata atau terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua

stasiun.

Gambar 9. Grafik pertumbuhan total karang Acropora loripes setelah 1 bulan.

Page 42: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

28

Pertumbuhan total Acropora loripes lebih baik di stasiun 2 dibandingkan

dengan stasiun 1. Karang Acropora loripes di habitat aslinya tersebar di seluruh

perairan Indonesia dan di daerah tubir (Suharsono, 2010). Pertumbuhan Acropora

loripes pada stasiun 2 lebih baik karena memiliki kontur yang cenderung tubir

seperti pada habitat aslinya, sedangkan pada stasiun 1 modul rangka spider

diletakan pada zona intertidal. Stasiun 1 terletak dekat karang alami yang

merupakan zona intertidal, yaitu zona perairan yang masih dipengaruhi pasang

surut air laut. Menurut Rachmawati (2010) daerah yang memiliki gelombang yang

cukup kuat membuat bentuk terumbu menjadi karang masif atau bentuk bercabang

dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar dan cenderung melebar.

Berdasarkan hal tersebut mengindikasikan pertumbuhan karang pada stasiun 1

yang dipengaruhi oleh gelombang dan pasang surut air laut menyebabkan

pertumbuhan karang cenderung melebar.

Secara umum pertumbuhan karang Acropora loripes pada kedua stasiun

mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu dengan rata-rata 0,585 cm di stasiun

1 dan 0,853 cm di stasiun 2. Transplantasi karang Acropora loripes telah dilakukan

di perairan Pulau Badi, Makassar menggunakan metode rak besi, berbeda

kedalaman dan fragmen yang berasal dari budidaya dan dari alam (Rani &

Awaluddinnoer, 2010). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa

pertumbuhan total karang selama 3 bulan yaitu sebesar 0,76 – 0,96 cm (kedalaman

3 meter) dan 0,85 – 0,93 cm (kedalaman 7 meter) untuk induk yang berasal dari

alam. Hasil pertumbuhan induk yang berasal dari hasil transplantasi tidak jauh

berbeda yaitu 0,82 – 0,87 cm (kedalaman 3 meter) dan 0,87 – 1.00 cm (kedalaman

7 meter). Hasil tersebut menunjukan pertumbuhan total karang Acropora loripes

pada penelitian ini lebih baik dibanding penelitan sebelumnya dengan jenis karang

yang sama.

Karang Acropora loripes yang ditransplantasi menggunakan modul rangka

spider pada penelitian ini secara umum mengalami pertumbuhan panjang yang

tidak berbeda jauh dibandingkan dengan karang keluarga Acroporidae lainnya

(Rani et al., 2017). Berdasarkan hasil penelitian Khalik (2009) tentang

pertumbuhan beberapa jenis karang Acroporidea dengan substrat alami selama 3

bulan didapatkan hasil pertumbuhan total antara 1,5 – 2,47 cm selama 3 bulan atau

0,5 – 0,823 cm/bulan. Pertumbuhan total karang jenis Acropora tergolong cepat

Page 43: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

29

0,00

0,09

0,14 0,14

0,00

0,14

0,180,21

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

1 2 3 4

Pe

rtu

mb

uh

an (

cm)

Minggu

Stasiun 2

Stasiun 1

dibanding dengan jenis lain seperti masif dan submasif serta karang cabang lain

seperti Pocillopora dan Porites. Tingginya pertumbuhan karang jenis Acropora

disebabkan karena struktur rangka kapurnya yang lebih berpori dibanding jenis lain

yang lebih padat (Rani et al., 2017).

4.4. Laju Pertumbuhan Karang Acropora loripes

Nilai pertumbuhan karang setiap minggu kemudian dirata-ratakan untuk

mendapatkan nilai rata-rata laju pertumbuhan per minggu. Laju pertumbuhan

karang Acropora loripes yang ditransplantasikan di perairan Desa Les disajikan

dengan grafik pada gambar 10.

Gambar 10. Grafik laju pertumbuhan karang Acropora loripes setiap minggu pada

bulan Juni.

Laju perumbuhan karang mulai meningkat pada minggu ke 2 yaitu 0,09

cm/minggu di stasiun 1 dan 0,14 di stasiun 2. Pada minggu ke-4, laju pertumbuhan

Acropora loripes berada pada laju pertumbuhan tertinggi selama penelitian yaitu

0.14 cm/minggu dan 0.21 cm/minggu. Laju pertumbuhan karang dikedua stasiun

memiliki perbedaan (yang nyata) berdasarkan hasil analisis Paired-Samples T Test

pada taraf kepercayaan 95% (P<0,05) dengan nilai signifikansi sebesar 0,04.

Laju pertumbuhan karang pada berbagai penelitian biasanya disajikan dalam

sentimeter per bulan seperti pada penelitian Iswara (2010) didapatkan laju

pertumbuhan karang sebesar 0,85 cm/bulan pada karang Acropora spp. yang

ditransplantasikan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Penelitian lain juga

diperoleh kisaran laju pertumbuhan karang jenis Acropora sp. berkisar 0,93 – 1,00

cm/bulan pada media terumbu buatan dan 1,00 cm/bulan pada media besi pada

Page 44: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

30

perairan Kareko, Lembeh Utara (Mompala, et al., 2017). Hasil laju pertumbuhan

karang genus Acropora pada penelitian-penelitian sebelumnya sedikit lebih besar

daripada laju pertumbuhan Acropora loripes pada perairan Desa Les yaitu sebesar

0,69 cm/bulan pada stasiun 1 dan 0,84 cm/bulan pada stasiun 2 (gambar 10).

Perbedaan laju pertumbuhan tersebut disebabkan oleh berbedanya kondisi oleh

kondisi lingkungan perairan serta spesies karang yang diamati (Supriharyono,

2007).

Perbedaan laju pertumbuhan karang pada kedua stasiun karena ada

perbedaan faktor fisika perairan seperti kecepatan arus dan cahaya. Kecepatan arus

pada stasiun 1 cenderung lebih rendah daripada stasiun 2 begitu juga dengan

intensitas cahaya pada stasiun 2 memiliki penetrasi cahaya yang lebih baik (Tabel

1). Menurut Suharsono (2010), jenis karang Acropora loripes memiliki habitat asli

pada daerah tubir yang memiliki arus kuat sehingga karang mendapatkan pasokan

makanan dan oksigen yang cukup. Perbedaan laju pertumbuhan pada kedua stasiun

disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor biotik (predasi, simbiosis, parasitisme)

ataupun abiotik (suhu, intensitas cahaya, arus dan salinitas) (Nybakken, 2000).

Laju pertumbuhan karang Acropora loripes terus mengalami peningkatan

setiap minggunya dan diperkirakan akan terus meningkat karena nilai laju

pertumbuhan pada akhir pengamatan belum mencapai nilai maksimum

pertumbuhan. Nilai maksimum pertumbuhan karang membutuhkan waktu

penelitian yang lama kurang lebih satu tahun pengamatan sehingga diketahui

periode maksimum dimana laju pertumbuhan karang menjadi stabil (Kambey,

2013). Laju pertumbuhan atau kecepatan karang dalam memproduksi terumbu

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang paling penting yaitu

pengaruh penetrasi cahaya matahari yang penting bagi zooxanthellae untuk

fotosintesis (Supriharyono, 2007).

Jenis karang Acropora memiliki jumlah pertunasan yang sedikit serta

memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan karang yang memiliki

pertunasan banyak (Kaleka, 2004). Jenis karang Acropora loripes memiliki jenis

percabangan korimbosa atau menyerupai semak dengan tunas dan percabangan

yang banyak dan cenderung tumbuh melebar (Suharsono, 2010) sehingga memiliki

pertumbuhan yang lebih lambat daripada jenis Acropora lainnya. Laju

pertumbuhan karang cenderung mendapatkan cahaya yang baik karena dipengaruhi

oleh sifat fototropik, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan Zooxanthellae

Page 45: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

31

dalam jaringan karang yang akan meningkatkan kemampuan fotosintesis sehingga

laju kalsifikasi akan semakin cepat (Muko & Iwasa, 2011).

4.5. Kehadiran Ikan Karang

Ikan karang pada ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari rantai

makanan serta sebagai pemantau status ekologi pada terumbu karang (Samways,

2005). Kedua stasiun sebelumnya merupakan daerah kosong dengan substrat pasir

yang tidak ditemukan adanya kehadiran populasi ikan. Hasil penelitian ditemukan

4 famili ikan pada kedua stasiun yaitu famili Pomacenthridae, Chaetodontidae,

Nemipteridae dan famili Acanthuridae. Jenis ikan yang ditemukan pada kedua

stasiun disajikan secara lengkap pada tabel 2.

Tabel 4. Jenis ikan yang ditemukan pada stasiun penelitian.

No Famili Spesies Stasiun 1 Stasiun 2

1 Pomacenthridae Abudefduf vaigiensis 6 0

2 Chromis margaritifer 18 11

3 Chromis ternatensis 10 0

4 Lethrinus sp 0 2

5 Neoglyphidodon melas 5 21

6 Pomacentrus pavo 7 0

7 Chaetodontidae Chaetodon kleinii 1 0

8 Chaetodon triangulum 1 0

9 Nemipteridae Scolopsis bilineatus 0 1

10 Acanthuridae Zebrasoma scopas 1 1

Jumlah (ind) 49 36

Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 8 spesies yang ditemukan pada

stasiun 1 dan 5 spesies pada stasiun 2 dengan 3 spesies ditemukan dikedua stasiun.

Kelompok ikan yang paling banyak ditemukan yaitu famili Pomacenthridae dengan

total 6 spesies pada kedua stasiun. Spesies dengan jumlah individu paling banyak

pada stasiun 1 yaitu jenis Chromis margaritifer dengan jumlah 18 individu,

sedangkan pada stasiun 2 jenis Neoglyphidodon melas paling banyak ditemukan

yaitu sebanyak 21 individu. Jenis-jenis ikan yang ditemukan umumnya hidup

dalam kelompok seperti ikan betok Chromis ternatensis, C. margaritifer dan ikan

damsel Neoglyphidodon melas (Black Damsel) serta Pomacentrus pavo (Blue

Damsel). Hasil tersebut menunjukkan hasil yang positif untuk ekosistem terumbu

karang di perairan Desa Les. Menurut Manembu et al., (2014), kenaikan jumlah

Page 46: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

32

individu dari lokasi yang sebelumnya kosong merupakan indikator dalam

peningkatan ekosistem karang.

Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu famili Pomacenthridae

merupakan jenis ikan penetap (resident) serta memiliki tingkah laku teritorial

sehingga jarang pergi jauh dari sumber makanan dan tempat berlindungnya

(Kusnanto, 2015). Modul rangka spider yang terbuat dari besi yang dilapisi pasir

pantai sehingga mudah ditumbuhi oleh alga yang menjadi makanan ikan herbivora.

Habitat yang cocok akan menentukan kelimpahan ikan karang pada daerah

tersebut, jenis ikan karang famili Pomacenthridae cenderung berkumpul pada

celah-celah karang bercabang (Rondonuwu et al., 2017) sehingga transplantasi

terumbu karang jenis Acropora loripes banyak didatangi ikan famili

Pomacenthridae. Menurut Dhaniyat et al., (2003) kemunculan ikan karang

didaerah transplantasi cenderung didominasi oleh ikan pemakan alga dari famili

Pomacenthridae. Ikan karang mayoritas bersifat diurnal serta pada umumnya

memiliki preferensi makan herbivora (Terangi, 2004).

Kondisi struktur komunitas ikan karang pada daerah penelitian dapat dilihat

menggunakan indeks ekologi yaitu indeks keanekaragaman (H’), Indeks

keseragaman (E), dan indeks dominasi (C) yang tersidia pada tabel 3. Berdasarkan

hasil penelitian nilai keanekaragaman ikan di kedua stasiun memiliki kategori

rendah yaitu 1,70 pada stasiun 1 dan 1,04 pada stasiun 2. Nilai keseragaman ikan

pada stasiun 1 termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 0,82 dan termasuk

dalam kategori sedang pada stasiun 2 yaitu sebesar 0,60. Nilai indeks dominansi

(D) distasiun 1 termasuk dalam kategori rendah yaitu 0,22 sedangkan pada stasiun

2 memiliki kategori tinggi dengan nilai 1.

Tabel 5. Struktur komunitas ikan

Struktur Komunitas Ikan Karang Stasiun

1 2

Indeks Keanekaragaman (H') 1,70 1,04

Indeks Keseragaman (E) 0,82 0,60

Indeks Dominansi (D) 0,22 1

Nilai indeks keanekaragaman pada kedua stasiun termasuk dalam kategori

rendah yaitu 1,70 pada stasiun 1 dan 1,04 pada stasiun 2, hal tersebut dikarenakan

Page 47: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

33

daerah transplan pada penelitian ini baru mencapai waktu satu bulan sehingga

keanekaragaman jenis ikan yang berkumpul masih sedikit. Penelitian lain

dilakukan di perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan

memperoleh nilai indeks keanekaragaman berkisar 2,04 -2,45 (kategori sedang)

yang telah dipasang terumbu karang buatan selama 3 bulan (Yudizar, Kasim, &

Nur 2019). Hasil penelitian Anastion (2017) pada tempat yang sama yaitu juga

memperoleh nilai indeks keanekaragaman juga dalam kategori sedang dengan

waktu pengamatan setelah satu tahun peletakan terumbu buatan. Begitu pula

dengan penelitian di tempat lainnya yaitu di Pulau Wangi-wangi Wakatobi, yang

telah diturunkan selama 1,5 tahun diperoleh nilai keanekaragaman dalam kategori

sedang yaitu H’= 2,68 (Prasetiawan). Satria dan Mujiyanto (2011) juga

menemukan nilai keanekaragaman ikan karang pada terumbu karang buatan di

Perairan Teluk selama setahun Saleh yaitu berkisar antara 2,204 – 2,852 dalam

kategori sedang.

Hasil analisis indeks keseragaman (E) ikan karang pada stasiun 1 termasuk

dalam kategori tinggi dengan nilai 0,82 dan hasil analisis indeks dominansi (D)

termasuk dalam kategori rendah dengan nilai 0,22. Nilai tersebut berbanding

terbalik dengan stasiun 2 dengan hasil analisis indeks keseregaman termasuk dalam

kategori sedang (komunitas labil) dengan nilai 0,60 dan nilai indeks dominansi

termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai 1,00 (terdapat spesies yang

mendominasi). Hasil tersebut menunjukan komunitas ikan pada stasiun 1 dalam

kondisi stabil sedangkan kondisi komunitas ikan karang pada stasiun 2 dalam

kondisi labil. Kusnanto (2015) menyatakan bahwa tingkat keseragaman yang tinggi

menunujukkan bahwa ekosistem berada dalam kondisi stabil. Tingkat dominansi

yang rendah menunjukkan di lokasi penelitian tidak adanya dominansi oleh spesies

ikan karang tertentu dan tidak ada tekanan terhadap ekosistem begitu pula

sebaliknya.

Menurut Young et al. (2012), tinggi rendahnya keanekaragaman jenis ikan

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas lingkungan. Letak

stasiun 1 yang berdekatan dengan terumbu karang alami menyebabkan kondisi

komunitas ikan karang lebih stabil dibanding dengan stasiun 2. Komunitas ikan

karang pada stasiun 2 dinyatakan labil karena ada satu spesies ikan yang

mendominasi yaitu Neoglyphidodon melas merupakan famili Pomacenthridae

Page 48: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

34

y = 0,2429x + 4,8678R² = 0,7639

0

2

4

6

8

10

12

0 5 10 15 20 25

jum

lah

kar

ang

hid

up

(fr

agm

en)

jumlah kehadiran ikan

y = 0,309x + 5,5755R² = 0,9199

0

2

4

6

8

10

12

0 2 4 6 8 10 12 14 16

jum

lah

kar

ang

hid

up

(fr

agm

en)

jumlah kehadiran ikan

yang termasuk ikan pionir, selain itu jenis karang yang di transplantasi juga

berpengaruh terhadap jenis ikan yang datang (Yunaldi, et al. 2011).

Bedasarkan jumlah individu spesies ikan yang ditemukan serta jumlah

fragmen Acropora loripes yang hidup pada akhir penelitian didapatkan hasil

persamaan regresi linier yang disajikan pada gambar 13 dan 14.

Gambar 11. Regresi linear transplantasi karang terhadap kehadiran ikan (stasiun

1)

Gambar 12. Regresi linear transplantasi karang terhadap kehadiran ikan (stasiun

2)

Page 49: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

35

Grafik regresi linear stasiun 1 dan 2 masing-masing menunjukan hasil

positif yaitu y = 0,2429x + 4,8678 pada stasiun 1 dan y = 0,309x + 5,5755 dengan

pada stasiun 2. Hasil regresi linear pada kedua stasiun menunjukan bahwa

transplantasi karang memberikan efek positif bagi populasi ikan pada lokasi

penelitian yaitu semakin banyak fragmen karang yang hidup maka jumlah

kehadiran ikan akan semakin tinggi. Terumbu karang buatan berfungsi sebagai

spawning ground, nursery groud, dan feeding ground bagi ikan karang sehingga

terumbu karang buatan dapat mengundang ikan disekitarnya (Manembu, et al.,

2014).

Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan hasil regresi linear pada kedua

stasiun yaitu R2 sebesar 76% pada stasiun 1 dan 92% pada stasiun 2. Kehadiran

ikan pada kedua stasiun dipengaruhi oleh lokasi stasiun dimana pada stasiun 2

berada pada daerah yang terbuka bersubstrat pasir, sedangkan pada stasiun 1

dikelilingi oleh karang alami. ikan karang pada stasiun 2 cenderung menetap

karena tidak ada daerah perlindungan lain disekitarnya. ikan karang akan akan

menetap pada wilayah yang memiliki sumberdaya yang cukup serta akan memilih

tempat yang sesuai untuk bersembunyi dari predator (Yunaldi et al., 2011).

Penyebab berkumpulnya ikan pada daerah transplantasi karang karena

adanya proses kolonisasi suksesi oleh alga (perifiton), keberadaan perifiton yang

menempel pada terumbu buatan merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan kecil

(Yunaldi et al., 2011). Jenis karang juga memiliki peran bagi jenis ikan yang

datang, seperti famili Pomacenthridae yang memiliki bentuk tubuh yang kecil

sehingga memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat berlindung (Yudizar et al.,

2019). Pupulasi ikan karang sangat berhubungan dengan tutupan terumbu karang,

peningkatan tutupan terumbu karang akan diikuti dengan peningkatan jumlah

spesies dan individu karang (Manembu, et al., 2012). Kontribusi transplantasi

terumbu karang sangat menunjang peningkatan kualitas ekosistem terumbu karang

dan berimplikasi langsung terhadap biodiversitas ikan karang (Manembu, et al.,

2014).

Page 50: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

36

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pertumbuhan terumbu karang Acropora loripes yang di transplantasi

menggunakan modul rangka spider di perairan Desa Les menunjukan hasil yang

signifikan dengan total pertumbuhan yaitu 0,59 cm pada stasiun 1 dan 0,85 cm pada

stasiun 2. Laju pertumbuhan terus menunjukan peningkatan hingga akhir penelitian

dengan kecepatan pertumbuhan tertinggi yaitu 0,14 cm/minggu pada stasiun 1 dan

0,21cm/minggu pada stasiun 2.

Perbedaan kedalaman memiliki pengaruh penting bagi pertumbuhan karang

berkaitan dengan intensitas cahaya serta kecepatan arus sehingga mengakibatkan

perbedaan pertumbuhan pada kedua stasiun. Kehadiran ikan karang pada daerah

tranplan menunjukan hasil positif dimana semakin banyak karang yang hidup

semakin banyak ikan yang hadir. Terdapat 10 spesies ikan yang di temukan pada

kedua stasiun dengan jumlah total 41 individu pada stasiun 1 dan 36 individu pada

stasiun 2. Kondisi komunitas ikan karang pada stasiun 1 termasuk dalam kategori

stabil, sedangkan pada stasiun 2 termasuk dalam kategori labil.

5.2. Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan menggunakan karang spesies lain untuk

melihat efektivitas modul rangka spider sebagai media transplantasi terumbu

karang serta perlu dilakukan pengamatan secara periodik agar dapat mengetahui

fase stagnan laju pertumbuhan terumbu karang. Perlu dilakukan monitoring setiap

hari untuk melakukan perawatan pada modul transplan agar tidak kotor atau rusak.

Page 51: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

37

DAFTAR PUSATAKA

As-Syakur, A. R., &Wiyanto D. W. (2016). Study of Hidrological Condition for

Artificial Reef Location in Tanjung Benoa Bali. Jurnal Kelautan. 9 (1): 85–

92.

Boli P. (1994). Respon Pertumbuhan Karang Batu Pada Kondisi Lingkungan

Perairan Yang Berbeda di Kepulauan Seribu. (Tesis). Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Burke, L., Selig, E., & Spalding, M. (2002). Terumbu karang yang terancam di

Asia Tenggara (ringkasan untuk Indonesia). World Resources Institute,

Washington DC.

Dahuri R, Rais J, Ginting SP, & Sitepu MJ. (2008). Pengelolaan sumberdaya

wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. P.T. Pradnya Paramita, Jakarta.

Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan (DPKP) Balikpapan.

(2010). Petunjuk Teknis Pembuatan Terumbu Karang Buatan dan

Transplantasi Karang. Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota

Balikpapan. DPKP Balikpapan, Balikpapan.

Edwards, A.J. & Gomez, E.D. (2008). Reef Restoration Concepts and Guidelines:

making sensible management choices in the face of uncertainty. Yayasan

TERANGI, Jakarta, iv + 38 hlm.

Edwards, A.J. (ed.) (2010). Reef Rehabilitation Manual. Coral Reef Targeted

Research & Capacity Building for Management Program. St Lucia,

Australia. ii + 166 pp.

Gaol, J. L., Risti, E. A., & Marisa M. L. (2014). Pemetaan Suhu Permukaan Laut

Dari Satelit Di Perairan Indonesia Untuk Mendukung One Map Policy.

Seminar Nasional Pengindraan Jauh 2014. 1: 433–42.

Giyanto, Abrar, M. Hadi, T. A. Budiyanto, A. Hafizt, M. Salatalohy, A. Iswari, M.

Y. (2017). Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Puslit Oseanografi –

LIPI, Jakarta.

Hadi, T. A. Giyanto. Prayudha, B. Hafizt, M. Budiyanto, A. Suharsono. (2018).

Status Terumbu Karang Indonesia 2018. Puslit Oseanografi – LIPI, Jakarta.

Haris, A., Chair, R., A. T., Andi, I. B., Samawi, F. M., Tambaru, R., Werorilangi,

S., Arniati, & Faisal, A. (2017). Survival And Growth of Transplantation of

Ornament Coral Acropora Sp in The Village of Tonyaman , Binuang District,

Polewali Mandar Regency. Spermonde 2: 1–8.

Haruddin. A., Edi. P, & Sri B. (2011). Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu

Karang Terhadap Hasil Penangkapan Ikan Oleh Nelayan Secara Tradisional

Di Pulau Siompu Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara. EKOSAINS.

III (3): 29-41.

Page 52: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

38

Harriot VJ & Fisk DA. (1988). Coral transplantation as reef management option.

Proc.6th. Int. Coral Reef Symp. 2, 375-379 p.

Hetherington J., Leous J., Anziano J., Brockett D., Cherson A., Dean E., Dillon J.,

Johnson T., Littman M., Lukehart N., Ombac J., Reilly K., (2005). The

Marine Debris Research, Prevention and Reduction Act: A Policy Analysis.

Columbia University New York, New York.

Kaleka, D.M.W. (2004). Transplantasi Karang Batu Marga Acropora Pada

Substrat Buatan di Perairan Tablolong Kabupaten Kupang. (Disertasi)

Institut Pertanian Bogor,. Bogor.

Kamalikasari, L. (2012). Pengaruh Adaptasi Fragmen Karang Keras Berpolip

Besar Jenis Blastomussa wellsi Pada Kedalaman Berbeda di Pulau

Pramuka, Kepulauan Seribu. (Skripsi) Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kambey, A. D. (2013). The Growth of Hard Coral ( Acropora sp .) Transplants in

Coral Reef of Malalayang Waters , North Sulawesi , Indonesia. Jurnal Ilmiah

Platax 1 (4): 196–203.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (2004). Baku Mutu Air Laut Untuk

Biota Laut.Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. No 51

Khalik, I. (2009). Laju Pertumbuhan dan Sintasan Karang Bercabang Acroporidae

Yang Ditransplantasi Pada Substrat Alami (Massive Dead Corals) Di

Perairan Pulau Barrang Lompo, Makassar. (Skripsi) Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Kusnanto. (2015). Struktur Komunitas Ikan Pada Ekosistem Terumbu Buatan DI

Perairan Pulau Karya Dan Pulau Harapan, Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (Skripsi) Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kusumo, S. (2013). Panduan Penggunaan CPCe 4.1 Untuk Pengamatan

Pertumbuhan Karang (Uji Coba Transplantasi Karang Hias). (Tesis)

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lesser MP. (2004). Experimental Biology of Coral Reef Ecosystems. Journal of

Experimental Marine Biology and Ecology 300, 217 – 252.

Manembu, I., Adrianto,L., Bengen, D., & Yulianda, F. (2014). The Abundance Of

Coral Fish In Artificial Reefs Area Of Ratatotok Waters , North Sulawesi.

BAWAL 6 (1): 55–61.

Manembu, I., Adrianto, L., Bengen, D. & Yulianda, F.( 2012). Distribusi Kara G

Da Ika Kara G Di Kawasa Reef Ball Teluk Buyat Kabupate Mi Ahasa. Jurnal

Perikanan Dan Kelautan Tropis VIII (1): 28–32.

Mompala, K, Rondonuwu, A. B., & Rembet. U. N. W. J. (2017). Laju Pertumbuhan

Karang Batu Acropora Sp. Yang Ditransplantasi Pada Terumbu Buatan Di

Perairan Kareko Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.” Jurnal Ilmiah

Platax 5 (2): 234–42.

Page 53: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

39

Muko, Soyoka, & Yoh Iwasa. (2011). “Long-Term Effect of Coral

Transplantation : Restoration Goals and the Choice of

Species.” Journal of Theoretical Biology 280 (1): 127–38.

Nikyuluw, L. L. U. (2005). Kajian Variasi Musiman Suhu Permukaan Laut dan

Klorofil-a dalam Hubungannya dengan Penangkapan Lemuru di Perairan

Selat Bali. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nontji, A. (2005). Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Nybakken, JW. (2000). Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia,

Jakarta, 480 hlm.

Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh T. Samingan. Edisi

Ketiga. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gajah Mada

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. (2010). Laporan Status Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali, Bali.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. 2015. Laporan Status Lingkungan Hidup

Daerah Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali, Bali.

Prasetiawan, N.R. (2017). Komunitas Ikan Karang Pada Terumbu Karang Buatan

Biorock Di Perairan Pulau Wangi- Wangi, Wakatobi. Prosiding Seminar

Nasional Kelautan,. 4: 14–26.

Prasetyo, A. B. T., Yuliadi, L. P. S., Astuty, S. & Prihadi, D. J. (2018). Keterkaitan

Tipe Substrat Dan Laju Sedimentasi Dengan Kondisi Tutupan Terumbu

Karang Di Perairan Pulau Panggang, Taman Nasional Kepulauan Seribu.”

Jurnal Perikanan Dan Kelautan IX (2): 1–8.

Prastiwi, D.I. Soedharma, D. Subhan, B. (2012). Pertumbuhan Karang Lunak

Lobophytum strictum Hasil Transplantasi pada Sistem Resirkulasi dengan

Kondisi Cahaya Berbeda. Bonorowo wetlands 2 (1), 31-39.

Prianto, A., Ningsih, N. S., Sofian, I. & Hanifah F. (2012). Variabilitas Transpor

Arus Lintas Indonesia Total: 1948-2011. Prosiding Seminar Nasional

Kelautan,. 4: 27-39.

Rachmawati, R. (2001). Terumbu Buatan (Artificial Reef). Pusat Riset Teknologi

Kelautan Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia, 50 hlm.

Rani, C., & Awaluddinnoer. (2010). Sintasan Dan Laju Pertumbuha Fragmen

Karang Acropora Loripes Antara Induk Hasil Transplantasi (F1) Dan Induk

Dari Alam (F0). Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitain Perikanan

Dan Kelautan, 1–7.

Rani, C., Tahir, A., Jompa, J., Faisal, A., Yusuf, S., Werorilangi, S., & Arniati.

(2017). Keberhasilan Rehabilitasi Terumbu Karang Akibat Peristiwa

Bleaching Tahun 2016 Dengan Teknik Transplantasi. Spermonde 3 (1): 13–

19.

Page 54: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

40

Ricker, WE. (1975). Computation dan interpretation of biological statistic of fish

population. Bulletin of Fish Research Board of Canada, Canada.

Sadarun. (1999). Transplantasi Karang Batu di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta.

(Skripsi) Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Samways, M.J. (2005). Breakdown of butter flyfish (Chaetodontidae) territories

associated with the onset ofamass coral bleaching event.Aquatic

Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems.15 (S1). S101– S107.

Setiawan, F., Janny D.K., & Georis J.F.K. (2013). Struktur Komunitas Ikan karang

di perairan terumbu karang taman nasional bunaken, sulawesi utara. Jurnal

Perikanan dan Kelautan tropis. 9(1):13-18

Siahainenia, L, S. F. Tuhumury, P. A. Uneputty, & N. C. Tuhumury. (2019).

“Survival and Growth of Transplanted Coral Reef in Lagoon Ecosystem of

Ihamahu, Central Maluku, Indonesia.” IOP Conf. Series: Earth and

Environmental Science 1 (1): 1–5.

Soedharma, D. dan D. Arafat. (2007). Perkembangan Transplantasi Karang

Indonesia. Pusat Pengkajian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Soedharma, D. dan B. Subhan. (2008). Transplantasi Karang Saat Ini dan

Tantangannya di Masa Depan. In: Prosiding Munas Terumbu Karang I,

Jakarta, Hal 50-58.

Subhan, B., D. Soedharma, H. Madduppa, D. Arafat, D. Heptarina. (2008). Tingkat

Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Karang Jenis Euphyllia sp.,

Plerogyra sinusa dan Cynarina lacrymaris yang Ditransplantasikan di

Perairan Pulau Pari, Jakarta. In : Prosiding Seminar Nasional Hasil Riset

Perikanan, Malang, Hal 1-8..

Suharsono. (2008). Bercocok Tanam Karang dengan Transplantasi. Coremap

Program: Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, Jakarta.

Suharsono. (2010). Jenis-jenis Karang Indonesia. LIPI Press, Anggota Ikapi,

Jakarta, iv+372 hlm.

Supriharyono. (2007). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit

Djambatan, Jakarta, X + 129 p.

Supriharyono. (2009). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah

Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rondonuwu, A.B., Lumingas, L.J. L., Bataragoa, N.E. (2017). Coral Fishes of

Chaetodontidae in North Salawaty and South Batanta Districts, Raja Ampat

Regency, West Papua Province. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 5:(2), 21–28.

Page 55: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

41

Tanner, JE. (1995). Competition between scleretinian corals and macroalgae: An

experimental investigation of coral growth, survival and reproduction. J. Exp.

Marine Biology Ecology 190, 151-168.

Terangi, (2004).Panduan dasar untuk pengenalan ikan karang secara visual

Indonesia. Terumbu karang Indonesia (Terangi), Jakarta

Timotius, S. (2003). Biologi Terumbu Karang. Yayasan Terumbu Karang

Indonesia (Terangi), Jakarta.

Tito, C. K., Ampou, E. E., Widagti, N., & Triyulianti, I. (2016). Kondisi PH Dan

Suhu Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Perairan Nusa Penida Dan

Pemuteran Bali. Jurnal Teknik Lingkungan 5 (1): 1-13.

Veron, J.E.N. (2000). Corals of the world. Vol 1. Townsville: AIMS, 463 pp.

Wallace, Carden (1999). Staghorn Corals of the World: A Revision of the Genus

Acropora.Csiro Publishing. ISBN 0643102817.

Wibowo, AS. (2010). Analisis Kecepatan Pertumbuhan dan Tingkat Keberhasilan

Transplantasi Karang Stylophora pistillata, dan Pocillopora verrucosa di

Perairan Pulau Karya, Kepulauan Seribu. (Skripsi) Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Gayatri, Yahya Y., Ryanyka. (2008). Laporan Pengelolaan Perikanan Kecamatan

Tejakula 2006. Reef Check Fondation, Buleleng.

Yudizar, A., Kasim, M., & Nur A. I. (2019). Struktur Komunitas Ikan Karang Pada

Terumbu Karang Buatan Di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan

Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Manajemen Sumber

Daya Perairan 4 (1): 75–82.

Yunaldi, Arthana, I. W., & Astarini I. A. (2011). Studi Perkembangan Struktur

Komunitas Ikan Karang Di Terumbu Buatan Berbentuk Hexadome Pada

Berbagai Kondisi Perairan Di Kabupaten Buleleng, Bali. ECOTROPHIC 6

(2): 107–12.

Yusuf, M., Handoyo, G. & Wulandari S. Y. (2012). “Karakteristik Pola Arus

Dalam Kaitannya Dengan Kondisi Kualitas Perairan Dan Kelimpahan

Fitoplankton Di Perairan Kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa.

Buletin Oseanografi Marina 1: 63–74.

Page 56: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

41

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan penelitian

(A)

(B)

(C)

(D)

(E) (F)

(G)

(H) (I)

Keterangan:

(A) Distribusi karang dari perusahaan karang hias Gilimanuk

(B) Aklimatisasi karang

(C) Proses pengikatan karang pada modul

(D) Pengukuran karang dan penghitungan karang hidup

(E) Pengukuran pH perairan

(F) Pengukuran kadar amonia perairan

(G) Pengukuran karang menggunakan program CPCe

(H) Pengamatan kehadiran ikan pada daerah transplan

(I) Foto karang hidup pada modul

Page 57: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

42

Lampiran 2. Hasil pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka

spider selama bulan Juni.

tag minggu 1

minggu 2

minggu 3

minggu 4

pertumbuhan total

laju pertumbuhan total

1 3,77 3,92 4,40 4,56 0,79 0,20

2 4,66 3,30 4,72 2,55 0,00 0,00

3 6,19 6,00 6,10 6,52 0,32 0,08

4 4,96 5,43 6,29 5,72 0,75 0,19

5 5,68 5,55 6,11 6,47 0,79 0,20

6 4,98 5,16 7,07 6,18 1,19 0,30

7 4,60 5,18 5,55 5,33 0,73 0,18

8 4,04 4,31 4,22 4,48 0,00 0,11

9 6,38 5,92 7,61 7,11 0,73 0,18

10 4,89 4,61 5,36 5,35 0,45 0,11

11 5,18 5,65 5,79 5,51 0,33 0,08

12 4,01 3,89 2,05 3,40 0,00 0,00

13 4,08 4,94 4,73 5,22 1,14 0,29

14 5,47 5,46 6,36 6,53 1,06 0,27

15 3,67 2,88 2,81 3,29 0,00 0,00

16 3,47 3,23 3,53 3,60 0,13 0,03

17 4,67 4,74 5,53 5,86 1,19 0,30

18 5,29 5,67 5,81 5,87 0,58 0,14

19 5,92 5,72 6,29 6,51 0,59 0,15

20 4,93 4,92 5,11 5,78 0,85 0,21

21 3,56 3,66 3,73 3,84 0,28 0,07

22 2,93 3,37 3,43 3,51 0,58 0,15

23 2,92 3,29 3,68 4,45 1,53 0,38

24 4,68 4,84 5,41 5,48 0,80 0,20

25 3,70 3,44 3,51 4,02 0,33 0,08

26 4,56 4,90 4,89 5,34 0,78 0,20

27 4,39 4,33 4,56 5,48 1,08 0,27

28 4,84 4,94 4,87 5,21 0,37 0,09

29 4,80 4,71 4,97 4,93 0,13 0,03

30 4,82 5,23 4,84 5,52 0,70 0,18

31 3,64 3,13 3,02 3,06 0,00 0,00

32 4,25 3,98 3,05 1,84 0,00 0,00

33 3,72 4,15 4,06 3,97 0,26 0,06

34 5,99 5,50 6,55 7,12 1,13 0,28

35 6,32 6,65 6,10 6,82 0,50 0,13

36 3,05 3,50 3,81 4,00 0,96 0,24

37 4,25 2,30 2,24 3,33 0,00 0,00

38 3,84 3,94 4,49 4,57 0,73 0,18

39 6,03 7,08 6,47 6,47 0,44 0,11

Page 58: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

43

40 5,79 2,54 4,81 3,11 0,00 0,00

41 4,03 3,50 3,91 4,50 0,47 0,12

42 7,03 7,28 8,07 8,04 1,01 0,25

43 5,75 5,78 6,41 6,93 1,19 0,30

44 3,55 2,96 3,68 4,40 0,85 0,21

rata-rata 4,66 4,58 4,91 5,04 0,59 0,15

*satuan: Centimeter

Tabel 6. Data pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka spider

stasiun 1

tag minggu 1

minggu 2

minggu 3

minggu 4

pertumbuhan total

laju pertumbuhan total

45 8,232 8,079 8,678 9,135 0,903 0,226

46 4,572 4,410 5,049 5,673 1,101 0,275

47 5,798 6,796 6,863 6,930 1,132 0,283

48 6,805 6,849 7,405 7,606 0,801 0,200

49 5,453 5,645 6,059 6,873 1,420 0,355

50 4,195 4,199 4,379 4,847 0,652 0,163

51 10,689 11,148 11,607 12,066 1,377 0,344

52 3,598 4,327 5,056 5,485 1,887 0,472

53 13,164 13,345 13,526 14,396 1,232 0,308

54 8,845 9,031 9,606 9,891 1,046 0,262

55 9,812 9,881 10,322 8,084 0,000 0,000

56 8,862 9,129 9,076 10,490 1,628 0,407

57 8,251 8,886 6,236 5,022 0,000 0,000

58 4,211 3,584 4,206 4,828 0,617 0,154

59 6,387 5,190 6,182 7,174 0,787 0,197

60 7,067 7,025 7,257 7,508 0,441 0,110

61 9,338 10,475 10,454 10,591 1,253 0,313

62 9,533 9,577 9,786 10,372 0,839 0,210

63 6,962 7,084 7,206 7,328 0,366 0,092

64 8,021 8,922 9,613 9,733 1,712 0,428

65 9,511 9,565 9,619 9,753 0,242 0,061

66 4,601 4,941 5,065 5,405 0,804 0,201

67 5,448 5,685 5,583 5,481 0,033 0,008

68 7,609 8,688 9,158 9,061 1,452 0,363

69 3,947 4,242 4,482 4,722 0,775 0,194

70 4,176 4,221 4,898 5,575 1,399 0,350

71 7,326 7,774 8,130 8,486 1,160 0,290

72 8,051 8,051 8,925 8,782 0,731 0,183

73 4,865 4,865 4,851 2,888 0,000 0,000

74 5,205 6,083 6,299 6,515 1,310 0,328

75 4,787 4,075 4,694 5,313 0,526 0,132

Page 59: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

44

76 5,561 6,317 6,372 6,427 0,866 0,217

77 4,857 5,147 5,437 5,727 0,870 0,218

78 7,322 7,729 8,342 8,402 1,080 0,270

79 7,456 7,794 8,394 8,994 1,538 0,385

80 5,625 5,683 6,363 6,864 1,239 0,310

81 5,869 5,556 5,791 6,048 0,179 0,045

82 5,224 5,420 5,659 5,898 0,674 0,169

83 4,188 4,540 4,566 4,592 0,404 0,101

84 4,986 5,724 5,843 5,962 0,976 0,244

85 4,332 4,567 3,182 3,796 0,000 0,000

86 3,318 3,327 3,486 3,874 0,556 0,139

87 4,089 4,432 4,144 4,720 0,631 0,158

88 6,501 5,955 6,514 7,073 0,572 0,143

rata-rata 6,469 6,681 6,917 7,145 0,846 0,211

*satuan: Centimeter

Tabel 7. Data pengamatan fragmen karang Acropora loripes pada rangka spider

stasiun 2

STASIUN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4

1 91% 89% 84% 82%

2 98% 98% 93% 91%

Tabel 8. Data kelangsungan hidup (survival rate) fragmen karang Acropora loripes

pada rangka spider

Page 60: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

45

Lampiran 3. Uji Normalitas pertumbuhan total karang Acropora loripes

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Dr Sig. Statistic df Sig.

STASIUN 1 .102 44 .200* .947 44 .041

STASIUN2 .071 44 .200* .972 44 .363

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 61: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

46

Lampiran 4. Uji lanjutan paired T-Test pertumbuhan total karang Acropora loripes.

T-Test

[DataSet1]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SHALLOW .58548 44 .416762 .062829

DEEP .85298 44 .501487 .075602

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Stasiun 1 & Stasiun 2 44 -.026 .868

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 S1-S2 -.267500 .660246 .099536 -.468233 -.066767 -2.687 43 .010

Page 62: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

47

Lampiran 5. Regresi linear tingkat kelangsungan hidup karang Acropora loripes

pada modul rangka spider dengan jumlah kehadiran ikan.

Regression Stasiun 1

X (Kehadiran ikan)

Y (Jumlah Karang)

23 10

6 5

10 9

8 7

1 5

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Kehadiran ikana . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Jumlah karang

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .874a .764 .685 1.27953

a. Predictors: (Constant), Kehadiran ikan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.868 .942

5.166 .014

Kehadiran ikan .243 .078 .874 3.115 .023

a. Dependent Variable: Jumlah karang

Page 63: LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora loripes …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50418/1/MUHA… · Muhammad Ali Subhan. Acropora loripes Coral Reef Growth Rate

48

Regression Stasiun 2

X (Kehadiran ikan)

Y (Jumlah Karang)

6 8

5 7

15 10

7 8

3 6

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 kehadiran ikana . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: jumlah karang

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .959a .920 .893 .48483

a. Predictors: (Constant), kehadiran ikan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.575 .437

12.767 .001

kehadiran ikan .309 .053 .959 5.868 .010

a. Dependent Variable: jumlah karang