Lahan Potensial Peternakan Bali

16
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999 LAHAN POTENSIAL UNTUK PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN DI PROPINSI BALI E . JuARmt dan SumANTo Balai Penelitian Temak, P.O . Box 221, Bogor 16002 ABSTRAK Penelitian untuk nienentukan prioritas wilayah penyebaran dan pengembangan peternakan di Propinsi Bali dapat didekati dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) yang menggunakan parantater penduduk, kesesuaian ekologis lalian dan populasi ternak . Pelaksanaan penelitian dilakukan pada talrun 1998 dengan ntenggtrnakan data sekunder. Tingkat kepadatan ekonomi ternak secara unuim memperliltatkan bahwa tingkat kepadatan ekonomi ternak untuk masing-masing ternak adalah bervariasi . Untuk ternak sapi potong dan buras umumnya pada tingkat yang sudah padat, babi pada tingkat yang sedang . Sementara itu, pada kerbau, kambing dnn ayam ras menunjukkan kepadatan ekonomi yang rendah . Khusus untuk kedua ternak terakhir populasi di Bali memang masih cukup rendah . Daya dukung pakan alanti ternak ruminansia di Propinsi Bali secara keselunihan masih aman dan dapat menambalt ternak niminansia sebanyak 105,708 satuan Ternak (ST), kecuali perlu diperhatikan di kabupaten Badung dan Klungkung . Dari 46 kecamatan yang diantati di Propinsi Bali menunjukkan baliwa 52,2% kecamatan merupakan wilayah pertumbuhan untuk sapi potong, 21,7% kecamatan untuk kerbau, 34,8% kecamatan untuk Katubing, 54,4% kecamatan untuk babi, 50,0% kecamatan untuk buras dan itik serta 41,3% kecamatan untuk ayam ras. Sednngkan untuk kerbau dan kambing wilayah pertumbuhannya masih terbatas . Kata kunci : Wilayah pertumbulian, ternak PENDAHULUAN Dalam perkembangan kemajuan iptek dan pembangunan tenitama dalam kaitannya dengan tekanan penduduk, perencanaan penggunaan lalian untuk masa datang dalam suatu wilayah merupakan suatu kebutullan, tanpa kecuali untuk setmla kegiatan . Tingkat kepadatan penduduk meningkat per talltlnnya dan konsekuensinya adalah keperluan lahan untuk pemukiman akan meningkat pula . Ballkan penmtukan lalian pertanian telah terkikis juga dan benlbah menjadi wilayah non-pertanian . Populasi ternak talnm 1997 yang dominan adalah Babi (1 .131 .283 ekor) dan sapi potong (538 .753 ekor), sedangkan untuk unggas adalah ayam buras (6 .544.878 ekor) . Kantong-kantong produksi sapi potong banyak diserap keluar wilayah, tenltama ke DKI dan Jawa Barat dan tak terkecuali untuk unggas juga ke wilayah Mataram, NTB (terutania ayam buras) . Dengan mempertimbangkan ketersediaan lalian untuk wilayah ternak semakin kurang dan kepadatan penduduk yang semakin tinggi serta majunya perkembangan pembahan lalian pertanian ke non- pertanian, maka dalam pengembangan pembanguman peternakan (khususnya ternak ruminansia) di wilayah Propinsi Bali perlu informasi dasar tenting kelayakan fisik lallannya dan daya dukung pakan alami . 527

Transcript of Lahan Potensial Peternakan Bali

Page 1: Lahan Potensial Peternakan Bali

SeminarNasionalPeternakan dan Veteriner 1999

LAHAN POTENSIAL UNTUK PENYEBARANDAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN DI PROPINSI BALI

E . JuARmt dan SumANTo

Balai Penelitian Temak, P.O . Box 221, Bogor 16002

ABSTRAK

Penelitian untuk nienentukan prioritas wilayah penyebaran dan pengembangan peternakan diPropinsi Bali dapat didekati dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) yangmenggunakan parantater penduduk, kesesuaian ekologis lalian dan populasi ternak . Pelaksanaanpenelitian dilakukan pada talrun 1998 dengan ntenggtrnakan data sekunder. Tingkat kepadatanekonomi ternak secara unuim memperliltatkan bahwa tingkat kepadatan ekonomi ternak untukmasing-masing ternak adalah bervariasi . Untuk ternak sapi potong dan buras umumnya padatingkat yang sudah padat, babi pada tingkat yang sedang . Sementara itu, pada kerbau, kambingdnn ayam ras menunjukkan kepadatan ekonomi yang rendah . Khusus untuk kedua ternak terakhirpopulasi di Bali memang masih cukup rendah . Daya dukung pakan alanti ternak ruminansia diPropinsi Bali secara keselunihan masih aman dan dapat menambalt ternak niminansia sebanyak105,708 satuan Ternak (ST), kecuali perlu diperhatikan di kabupaten Badung dan Klungkung .Dari 46 kecamatan yang diantati di Propinsi Bali menunjukkan baliwa 52,2% kecamatanmerupakan wilayah pertumbuhan untuk sapi potong, 21,7% kecamatan untuk kerbau, 34,8%kecamatan untuk Katubing, 54,4% kecamatan untuk babi, 50,0% kecamatan untuk buras dan itikserta 41,3% kecamatan untuk ayam ras. Sednngkan untuk kerbau dan kambing wilayahpertumbuhannya masih terbatas .

Kata kunci : Wilayah pertumbulian, ternak

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan kemajuan iptek dan pembangunan tenitama dalam kaitannya dengantekanan penduduk, perencanaan penggunaan lalian untuk masa datang dalam suatu wilayahmerupakan suatu kebutullan, tanpa kecuali untuk setmla kegiatan . Tingkat kepadatan pendudukmeningkat per talltlnnya dan konsekuensinya adalah keperluan lahan untuk pemukiman akanmeningkat pula . Ballkan penmtukan lalian pertanian telah terkikis juga dan benlbah menjadiwilayah non-pertanian .

Populasi ternak talnm 1997 yang dominan adalah Babi (1 .131 .283 ekor) dan sapi potong(538.753 ekor), sedangkan untuk unggas adalah ayam buras (6.544.878 ekor) . Kantong-kantongproduksi sapi potong banyak diserap keluar wilayah, tenltama ke DKI dan Jawa Barat dan takterkecuali untuk unggas juga ke wilayah Mataram, NTB (terutania ayam buras) . Denganmempertimbangkan ketersediaan lalian untuk wilayah ternak semakin kurang dan kepadatanpenduduk yang semakin tinggi serta majunya perkembangan pembahan lalian pertanian ke non-pertanian, maka dalam pengembangan pembanguman peternakan (khususnya ternak ruminansia)di wilayah Propinsi Bali perlu informasi dasar tenting kelayakan fisik lallannya dan daya dukungpakan alami .

527

Page 2: Lahan Potensial Peternakan Bali

Analisis potensi wilayah peternakan yang berupa visualisasi evaluasi potensi untukpenyebaran dan pengembangan ternak merupakan salah satu langkah untuk penyediaan informasidasar yang penting bagi perencanaan yang konsepsional dan benvawasan masa depan . Dalamkasus-kasus tertentu penkembangan dalam pengembangan petemakan masih menghadapiketidakpastian usalia baik secara teknis, ekonms maupun hukum. Oleh karena itu, tulisan inisalah satu tujuannya adalah untuk menyiapkan informasi berupa wilayah yang potensial untukpenyebaran dan pengembangan ternak dipandang dari tiga unsur potensi kesesuaian ekologislahan, kepadatan penduduk, potensi ternak dan daya dukung pakan terutama ternak ruminansia .

MateriSumber data

MATERI DAN METODE

Dalam menyusun wilayah yang potensial dan kesesuaian ekologis lahan untuk ternak,kegiatannya lebih banyak memanfaatkan sumberdata sekunder, kecuali untuk lial-hal yang khusus,benipa penggalian sumberdata yang ditunjang dengan pengamatan di lapangan, dilakukankegiatan survei . Hal yang terakhir ada kaitannya untuk menentukan arahan pengembanganwilayah untuk ternak yang dimaksudkan sebagai hasil verifikasi data dilapangan : Data sekunderdiperoleh dari intansi terkait yang mencalcup data tingkat kepamatan, meliputi data sumberdayamanusia, sumberdaya lahan, sumberdaya pertanian, sumberdaya peternakan . Khusus data petayang mencakup peta dasar : kelerengan, ketinggian tempat, panjang kemarau, kesuburan tanah,genangan air dan penggunaan tanah diperoleh di intaansi Bakosortanal pusat dan Puslittanak,Bappeda dan BPN propinsi yang bersangkutan .

MetodaKepadatan penduduk

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1999

Ukuran kepadatan penduduk dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu kelompok jarangpenduduk (<50 jiwa/km2), sedang (50-300 jiwa/km2), padat (>300-500 jiwa/km) dan sangat padat(>500 jiwa/km2) .

Kepadatan ekonomi ternak

Kepadatan ekonomi ternak diukur dari jumlah populasi dalam 1000 penduduk . Untukrumunansia dalam Satuan Teniak (ST) dan ternak Unggas dalam ekor.

Satuan ternak

Data ternak ruminansia dan babi dihitung dalam satuan ternak (ST) . Satu ST setara dengan250 kg berat hidup, yaitu berat rata-rata sapi lokal dewasa (Juwarini dan Petheram, 1983) . Nilaifaktor konversi adalah 0,8 unhilc kerbau 0,7 untuk sapi 0,06 domba, 0,06 kambing PE, 0,05kambing kacang, 0,16 babi.untuk kuda disetarakan dengan sapi .

Kesesuaian ekologis lahan untuk ternak

Kesesuaian ekologis lahan untuk ternak adalah mengganmbarkan kondisi lalian yang dapatdigunakan sebagai usaha bidang peternakan, khususnya untuk ternak niminansia . Kesesuaianlahan ini dihasilkan dari kombinasi keadaan kemiringan tanali, ketinggian tempat, panjangkemarau, kesuburan tanali dan genangan air tanah . Hasil analisis tersebut secara detail telah dikaji

528

Page 3: Lahan Potensial Peternakan Bali

Daya dukung hakan

Dimana : AB

LQ =

CNAMBMCMn

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999

oleh Tim APW BALAI PENELITIAN TERNAK (1998a) . Sedangkan untuk ternak unggas diasumsikanbahwa umumnya kesesuaian lahannya relatif tidak menjadi kendala .

Daya dukung wilayah terhadap peternakan tradisional adalah kemampuan wilayah tersebutuntuk menghasilkan pakan terutama berupa hijauan yang dapat menampung bagi kebutuhansejumlah populasi ternak dalam bentuk segar ataupun kering, tanpa melalui pengolahan dan tanpatambahan khusus . Sementara itu, indeks daya dukung (IDD) tersebut diperoleh dari total hijauanpakan tercerna yang tersedia dibagi jumlah kebutuhan pakan tercerna bagi sejumlah populasiternak diwilayah itu dengan mempertimbangkan nilai manfaat lain secara optimum . Perhitungannilai IDD secara detail dapat dilihat pada ASHARI et al . (1996) .

Location Quotient (LQ) adalah salah satu metoda untuk menganalisis pusat pusatpertumbuhan suatu wilayah yang biasanya diukur dari ratio pendapatan daerahnya (TARMiDI,1996) . Metoda pendekatan tersebut telah dikembangkan dan dipergunakan di bidang peternakandengan membandingkan dasar populasi ternaknya, tetapi hasilnya masih diakui banyakmengandung kelemahannya . Pendekatan dasar analisis ini adalah sama, namun terdapatpenyesuaian cara perhitungan untuk LQ. Dari rumus dasar LQ dikembangkan untuk bidangpeternakan menjadi

AxBxCxN

AMxBMxCMxn

Populasi Ternak X (ST) di Kabupaten tertentu .lias kesesuaian ekologis lahannya di Kabupaten tertentu . Sumber

data diperoleh dari hasil analisis potensi wilayah penyebaran danpengembangan peternakan yang dilakukan oleh Puslitbangnak (1998) .Kepadatan Penduduk Di kabupaten tertentuotal populasi seluruh ternak (ST) di Propinsi Bali .otal Populasi Ternak X (ST) di Propinsi Bali .

luas kesesuaian lahannya di Propinsi Bali .Kepadatan Penduduk Di Propinsi Bali.Total populasi seluruh ternak di Kabupaten tertentu

Nilai LQ mempunyai makna sebagai berikut

1 . LQ > 1 berarti bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan produksi ternakmensuplay untuk luar daerah .

2 . LQ = 1 berarti bahwa lokasi yang bersangkutan, tingkat produksinyamemenuhi keperluan daerah sendiri .

3 .

LQ < 1 berani bahwa lokasi yang bersangkutan masih perludaerah .

yang dapat

hanya dapat untuk

mendatangkan produksi dari luar

Dengan melihat hasil nilai LQ untuk masing-masing ternak, maka akan tampak tingkatanwilayah pertumbuhannya dan selanjutnya dikombinasikan dengan wilayah kepadatan pendudukdan daya dukung pakan (ruminansia) maka dapat ditentukan status wilayahnya berupa wilayahpenyebaran, pengembangan, konsumen dan wilayah pemantapan .

529

Page 4: Lahan Potensial Peternakan Bali

Pengertian

Seminar Nasional Aeternakan dan Veteriner 1999

1 . Wilayah Penyebaran dan Pengembangan (PP) : merupakan wilayah untuk penyebaran clanpengembangan ternak dan umumnya lokasinya masih barn.

2 . Wilayah Pengembangan : (PP) menlpakan wilayah untuk pengembangan ternak, dimanahanya akan dikembangkan ternA pada lokasi yang sudah ada. Tidak menambah lokasi barn.

3 .

Wilayah pemantapan : merupakan wilayah ternak yang produktifitasnya relatif selalu harusmantap.Tidak ada penambahan dari luar .

4 .

Wilayah konsumen : merupakan wilayah pemasaran lokal, karena kepadatan penduduk sudahtinggi .

Kondisi fisik lahanTohograr

Propinsi Bali menlpakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi hampir 85% dariluas total wilayah . Relief pulau Bali membentuk rantai pegunungan yang membentang dari baratke timur yang menlpakan rentetan bentangan sebagaimana di temui di pulau Jawa dan Sumatera .Rantai pegunungan tersebut menyebabkan pulau Bali secara geografis terbagi menjadi dua bagianyang berbeda, yaitu dataran rendalt/landai di wilayah bagian selatan dan dataran rendah yangsempit dari kaki perbukitan dan pegunungan di bagian utara . Ditinjau dari kemiringan lahan,sebagian besar pulau Bali terdiri dari lahan dengan kemiringan antara 0 - 2% sampai 15 - 40%.Kemiringan 0-2% mendominasi daerah pantai bagian selatan dan sebagian kecil pantai bagianutara pulau Bali . Sedangkan kemiringan 15-40% secara dominan terdapat di bagian tengah pulaumengikuti deretan perbukitan, membentang dari arah barat ke timur. Pada wilayah yang berbukitdan bergunung tersebut, lereng permukaan lahan umumnya miring hingga terjal . Sebagian daerahperbukitan di Bali merupakan bukit kapur seperti daerah perbukitan Jimbaran dengan puncaktertinggi hanya 202 m. Demikian pula pulau Nusa Penida yang merupakan gugusan pulautersendiri terdiri atas perbukitan kapur dengan puncak tertinggi 529 m.

Luas lahan per Kabupaten berdasarkau ketinggian dan Kelerengan disajikan pada Tabel 1dan 5 .

HASILDAN PEMBAHASAN

Sumber : KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL, 1996

530

Tabel 1. Lnas lahan menurut ketinggian tempat

Kabupaten/ Ketinggian tempat m dpl (ha)Kotamadya 45 25-100 100-500 500-1000 :.IW0 JumlahJembrana 18.371 20.617 30.118 13.549 1 .525 84.180Tabanan 1.639 10.790 37.358 26.529 7.617 83.933Badung 6.724 9.736 15.416 7.593 2.383 41 .852Gianyar 1 .527 7.476 17.310 10.487 0 36.800Klungkung 2.956 6.445 21 .994 105 0 31 .500Bangli - - 5.034 18.766 28.291 52.081Karangascin 3.281 8.555 37.948 22.451 11 .719 83.954Buleleng 13.887 16.879 37.948 34.426 18.636 136.589Denpasar 7.344 5.069 - 0 0 12.398

55.714 85.567 217.930

Page 5: Lahan Potensial Peternakan Bali

SeminarNosionalPeternakan dan Veteriner 1999

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hampir semua Kabupaten memiliki wilayah yangmencakup semua kelompok dari pantai sampai gunung atau pegunungan yang berarti bahwasemua Kabupaten tersebut mempunyai baik wilayah pantai maupun gunung kecuali KabupatenBangli yang tidak mempunyai pantai dan Kodya Denpasar yang tidak memiliki gunung.

Somber: KANToR WELAYAH PERTANAHAN NAsioNAL, 1996

Iklim

Pada umumnya musim kemarau di Bali mulai pada bulan April sampai dengan bulanSeptember. Di wilayah Denpasar dan sekitarnya Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan-bulanDesember, Januari dan Pebruari.(rata-rata 500 mm di tahun 1997) . Suhu minimum rata-rata diDenpasar dan sekitarnya berkisar antara 22 sampai 25°C, sedangkan suhu maksimum rata-rataantara 28 - 33°C . Hasil pengamatan selama 4 tahun (1990-1993) pada beberapa stasiunklimatologi menunjukkan rata-rata temperatur tahunan daerah pantai utara dan selatan bagianbarat adalah 27,2°C, sedangkan pada daerah dataran tinggi dengan elevasi rata-rata 393 m dpl .,adalah 23,6°C. Kecepatan angin bervariasi antara 34 - 144 km/jam. Kelembaban relatif padadataran tinggi bervariasi antara 72 - 93% dengan rata-rata kelembaban relatif tahunan 85,8% .

Curah hujan rata-rata per talum diperkirakan 2.100 non, dengan klsaran antara 1000 - 2.500 mm.Potensi air permukaan didukung o1eh 247 sungai termasuk anak sungai (162 buah sungai mengalirke laut) dengan arah aliran terbagi dua ke utara dan selatan .

Jenis dan tekstur tanah

Sebagian besar jenis tanali adalah vulkanik, maka Propinsi Bali sangat cocok untuk kegiatanpertanian . Jenisjenis tanah yang dominan adalah regosol (224.869 ha) dan latosol (251 .185 lla) Diamping dua jenis tanah tersebut, terdapat tanah mediteran seluas 36.000 ha . Dan tanah andosol22.976 ha . Berdasarkan tekstur tanallnya, propinsi Bali dapat dibedakan menjadi 3 bagian utamayaitu tekstur halus, sedang dan kasar. Tekstur sedang (tekstur lempung) mempunyai wilayahpenyebaran terbesar (49,33% dari luas wilayah Bali), sedangkan tekstur halus (liat) mencakup27,82% dan tekstur kasar (pasir) meliputi 22,84% total wilayah propinsi ini .

53 1

Tabel 2 . Luas lahan menurut kelerengan per Kabupaten di Propinsi Bali

Kabupaten/ Lereng (ha)

Kotamadya Q,% 2-15% 15-40% >40% JumlahJembrana 21 .047 7.663 17.645 37.825 84.180Tabanan 9.727 24.753 34.779 14.647 83.933Badung 12.744 18.204 7.754 3.150 41 .852Gianyar 8.311 18.236 10.253 - 36.800Klungkung 5.122 5.132 11 .511 97.35 31 .500Bangli 6.123 10.966 10.975 24.017 52.081Karangasem 10.140 12.544 26.100 35.170 83.954Buleleng 22.547 24.789 52.915 36.337 136.588Denpasar 10.634 1.764 - - 12.398Bali 106.395 124.051 171.932 160.908 563.286

Page 6: Lahan Potensial Peternakan Bali

Luas kesesuaian ekologis Iahan untuk ternak

Wilayah kesesuaian ekologis untuk ternak merupakan hasil perlakuan kltusus dari peta-petadasar (kemiringan, kesuburan Iahan, panjang kemarau, ketinggian ternpat dan genangan air) .Hasil secara rinci terhadap luas wilayah yang sesuai untuk ternak per kecamatan diseluruh diPropinsi Daerah Tingkat I Bali telah dilaporkan olelt Tim APW BALiTNAK (1998) . Dalam laporantersebut ditampilkan Was wilayah kesesuaian ekologis untuk kelompok tenlak Kerbau, Sapi potongMultiguna (tennasuk untttk ternak kambing kacang, dontba dan babi) dan kelompok ternak SapiPerah (termasuk untuk ternak sapi kereman dan kambing perah) .

Secara garis besar distribusi sebaran luas kesesuaian ekologis lahan untuk ternak tersebut dimasing-masing kabupaten di Propinsi Bali dapat dilihat pada Tabel dibawali ini .

Ternak sapi potong multiguna

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999

Tabel 3 .

Luas (ha) kesesuaian Iahan untuk temak sapi potong multiguna Di Propinsi Bali

Keterangan :

S 1=Sangat Sesuai ; S2=Sesuai ; S3=Sesuai MarginalNs = Tidak Sesuai

Dari label di atas memberi petunjuk baltwa luas kesesuaian ekologis Iahan untuk kelompoksapi potong di selunih wilayah Bali sekurang-kurangnya mencapai 632.668 lta, yang terdiri dariS1=77.016 ha, S2= 518.393 lta dan S3= 37.259 lta.

Ternak kerbauTabel 4 .

Luas (lia) Kesesuaian Lahan Untuk Temak Kerbau Di Propinsi Bali

Keterangan :Sl=Sangatsesuai ; S2=Sesuai ; S3=Sesuai marginalNs = Tidak sesuai ;' : data kurang lengkap

532

No . KabupatenSl

Luas kesesttaian Iahan

S2 S3

Ns

1 . Jebrana 22 .109 7.382 0 54.6892. Badung 11 .497 6.690 . 0 23 .6653. Buleleng 19.122 24.369 0 93.0974. Karangascin 5 .768 12.852 0 65.3355. Kltutgkung 10.087 11 .027 0 10.3866. Tabanan 14 .199 20.183 0 49.5517. Gianyar 9.608 13.317 0 13.8748. Bangli 908 7.109 0 44.064

Total 93 .298 102.929 0 354.661

No. KabupatenSI

Luas kesesttaian Iahan

S2 S3

Ns

1 . Jebrana 20.3 .34 30.229 931 32.6862. Badung 8.170 14.038 1 .728 17.9173. Buleleng 18.187 57.201 20.598 40.6024. Karangasein 7.168 321 .780 12 .309 32.2965. Klungku»g 4.860 15 .601 0 11 .0396. Tabanan 11 .284 39.369 387 32.8947. Gianyar 6.963 25.857 143 3.8388. Bangli 50 14.318 1 .163 26.050

Total 77.016 518.393 37.259 197,322

Page 7: Lahan Potensial Peternakan Bali

Ternaksapiperah

Potcnsi manusia dan kclcmbagaan pctcrnakanKepadatan penduduk (Jiwa/km2)

TernakPopulasi

Seminar Nasional Peternakan dan Yeteriner 1999

Dari Tabel 8.3 . di atas memberi petunjuk bahwa luas kesesuaian ekologis lahan untuk ternakkerbau di seluruh wilayah Bali sekurang-kurangnya mencapai 196.227 ha, yang terdiri dari S1=93 .298 ha, S2= 102.929 ha dan S3= 0.0 ha .

Distribusi luas kesesuaian ternak sapi perah di masing-masing kabupaten dapat dilihat padatabel dibawah ini

Tabel 5.

Ltas (ha) kesesuaian lalian untuk ternak sapi perah di Propinsi Bali

Keterangan :

Sl =Sangat sesuai ; S2=Sesuai; S3=Sesuai marginalNs = Tidak sesuai

Dari tabel di atas inemberi petunjuk bahwa luas kesesuaian ekologis lallan untuk sapi perahdi seluruh wilayah Bali mencapai 464.925 lla, yang terdiri dari S1=61 .726 ha, S2= 280.474 haclan S3=122.725 ha .

Propinsi Bali dengan luas daerah 5 .682,86 kmZ , dengan jumlah total penduduk 2.906.582jiwa (1997) termasuk daerah padat penduduk dengan tingkat kepadatan lebih dari linla ratus ribujiwa (516 jiwa) per kilometer persegi dan sex ratio 0,99 . Sebagian besar penduduk Bali tinggal dipedesaan-pedesaan, di wilayah bagian selatan pulau ini .

Dilihat per wilayah Tk. 11, Kodya Denpasar mempunyai kepadatan yang paling tinggi yaitumencapai 3 .011 jiwa/ kn1Z, disusul Kabupaten-Gianyar, Badung dan Klungkung . Kabupaten-kabupaten selebihnya masih dibawall 500 jiwa per kin persegi . Perkembangan kepadatan pendudukdari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan . Kepadatan penduduk pada tahun 1993 mencapai491 jiwa/kn12 dan meningkat menjadi 516 jiwa/km2 pada talmn 1997 . Penyebaran kepadatanpenduduk per kepamatan di bali tahun 1997 dapat dilillat pada Lampiran 1 .

Data populasi ternak yang dominan tahun 1997 di propinsi Bali adalah sebagai berikut : sapipotong 538.753 ekor, babi 1 .131.283 ekor, kambing 122.225 ekor, ayam karnpung 6 .544.878 ekor,ayam ras petelur clan pedaging 4.409.809 ekor dan itik 713.343 ekor .

533

No. KabupatenSI

Luas kesesuaian lahanS2 S3

Ns

1 . Jebram 22.624 30.064 31.382 1102 . Badung 31 .882 5.171 4.799 03 . Buleleng 354 64.340 37.593 34.3024 . Karangasein 0 37.072 23.265 23.6175 . Kiungkung 0 11.565 11.256 8.6786 . Tabanan 0 55.076 11.516 17.3417 . Gianyar 2.396 32.939 1.565 08 . Bangli 4.470 44.347 1 .349 1 .916

Total 61.726 280.474 122.725 85.964

Page 8: Lahan Potensial Peternakan Bali

Penyebaran populasi ternak di wilayali Bali sangat beragam variasinya . Secara garis besarpenyebaranjenis ternak di masing-masing kabupaten dapat dilillat pada tabel dibawah ini .

Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1999

Tabel 6 .

Populasi temak menunlt jenisnya per Kabupaten di Propinsi Bali Talutn 1997

Sumber: Dinas Petemakan Propinsi Bali, 1997; BPS Propinsi Bali (1997)

Tabel 7.

Populasi unggas menunlt jenisnya per Kabupaten di Propinsi Bali Talum 1997

Sumber: DiNASPETERNAKAN PROPINSI BALI, 1997 ; BPS PRi.)PINSI BALI (1997)

Dad tabel diatas menunjukkan bahwa populasi ternak sapi potong terkonsentrasi diKarangasem, Kambing/Ayam Buras di Jembrana, Babi di Badung dan itik/ayam Ras . Namunberdasarkan kepadatan ekonomi ternak, konsentrasi penyebaran ternak sedikit niengalamiperubahan dan akan diumikan seperti dibawah ini .

No. Daerali

TirgkatIf Sapi BabiJenis/Komoditas

Kambingtemak (ekor)Kerbau Kuda Domba

1 Jembrana 31 .232 108.528 5 .1845 9.664 330 62 Tabarian 63.714 156.427 6.437 613 393 Badung 46.480 215.789 2.297 - 19 -4 Gianyar 55.137 146.887 889 2 - 95 K1wlgkung 43.965 70.568 2.250 38 26 -6 Bangli 71 .573 45 .276 560 - 13 -7 Karangasem 117.520 136.252 20.132 100 73 238 Buleleng 102.768 207.113 36.723 723 382 779 Denpasar 6.364 44.443 1 .092 2 356 -

BALI 538.753 1 .131 .283 122.225 11 .142 1.238 115

No. Daerah

Tuigkat II A . BurasJenis/Komoditas temak(ekor)

A . Ras Pet . A. Ras Ped . Jumlah Itik1 Jembrana 1 .463.028 13.500 128.400 1 .604.929 85.2002 Tabmian 735.257 894.302 496.855 2.126.414 153.3953 Badung 971 .578 57.427 480.338 1 .509.343 125.5604 Gianyar 598.318 21 .660 213.227 833.205 127.7155 Klungkung 384.420 602 243.644 628.666 35.5826 Bangli 396.337 386.632 406.968 1 .189.927 37.9627 Karangasem 927.601 342.985 228.213 1 .498.799 37.9628 Buleleng 972.265 48.599 393 .965 1 .414.829 100.8559 Denpasar 96.074 2.285 50.207 148.566 10.824

BALI 6.544.878 1 .767.992 2.641 .817 1 .0954.687 713.343

Page 9: Lahan Potensial Peternakan Bali

Kepadatan ekonomi ternak (ST/1000 jiwa)

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 1999

Sebaran kepadatan ekonomi ternak per kepamatan di wilayah Propinsi Bali dilampirkan padaLampiran 1 . dan hasilnya untuk masing-masing ternalc dalam kabupaten dirangkum dalam tabeldibawah ini .

Sebaran kepadatan ekonomi ternak di propinsi Bali memperlihatkan bahwa sapi potongterkonsentrasi di kabupaten Bangli ; kerbau, kambing, buras dan ayant ras di Jembrana, babi diKlungkung dan itik di Badung .

Dilihat dati tingkat kepadatan ekonomi ternak, maka dapat dirangkup penyebarannya sebagaiberikut

Tabel 9.

Jtunlah Kecamatan pada masing-masing tingkat kepadatan ekonomi temak di Bali talutn 1997

Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa tingkat kepadatan ekonomi ternak untuk masing-masing ternak adalah bervariasi . Untuk ternak sapi potong dan buras umuntnya pada tingkat yangsudah padat, babi pada tingkat yang sedang . Sedangkan pada kerbau, kambing dan ayam rasmenunjukkan kepadatan ekonomi yang rendah . Khusus untuk kedua ternak terakhir populasi diBali memang masih cukup rendah .

Tingkatkepadatan SapiPotong

Kerbau Kambing Babi Buras Itik AyamRas

Sangatpadat(1) 4 - - 2 5 - 5Padat(2) 23 - - 8 20 - 10Sedang(3) 13 - - 25 18 - 3Rendah(4) 6 46 - 11 3 - 28Total 46 46 46 46 46 46 46

Tabel 8. Kepadatan ekonomi temak (ST/1000 Jiwa) di Propinsi Bali talum 1997

Jenis Badung Buleleng Bangli Karang Klung- Gianyar Jembrana TabananTemak Asem kungSapi 111 .9 126.4 258 .5 219.8 187.8 110.2 101 .8 118 .5PotongKerbau - - - - - - 36 .1Kambing 0.0 2.9 0.2 0 .0 0.6 0 .2 12.2 1 .0Babi 118.7 54.4 100 .1 57.8 126.7 62.5 79.0 62.8Buras 3357.4 1678.2 2028.3 2477.9 2345.4 1708.7 6795.4 1959.5Itik 431 .7 173.7 180.7 100.9 201 .1 364 .8 387 .3 364 .6A . Ras 1848.8 777 .6 4061 .0 1258.7 1490.2 670 .8 7967.4 318 .3Kep . 695 .0 416.7 375 .2 462 .7 520 .3 951 .5 252 .6 448 .3penduduk

Page 10: Lahan Potensial Peternakan Bali

Indeks daya dukung pakan alami untuk ternak ruminansia

Berdasarkan sebaran penggunaan lahan, pola tanam dan kondisi agroklimat di Propinsi Balimaka nilai indek daya dukung (IDD) pakan alami dan kemampuan wilayah untuk temakruminansia dapat ditentukan . Hasil perhitungan ini diperoleh dengan cara penerapan salah satumetode yang dikembangkan oleh ASHARI et al . (1996) . Secara rinci hasil analisis IDD perkabupaten di propinsi Bali tercantum pada Tabel. 10 .

Tabel 10 .

Nilai IDD, kemampuan wilayah dan kapasitas penambahan temak ruminansia di PropinsiBali

Tabel di atas memperlihatkan bahwa sejumlah daerah pada tingkat wilayah Kabupatenmemiliki angka pada IDD lebih dari 2 (dua) hal ini memberikan makna ballwa daerah yangbersangkutan masih mampu menampung bahkan mempunyai potensi untuk ditingkatkan populasitemaknya . Sebaliknya pada beberapa daerah yang mempunyai nllal IDD lebili kecil dari 2 (dua)maka terlihat keterbatasan daya tampung yang dicerminkan dengan terbatasnya pada kapasitaspenambahan ternak, kondisi seperti ini mengisyaratkan balnva daerah yang bersangkutan dalammelakukan usaha peternakan sudah selayaknya mendatangkan pakan terutama hijauan dari luardaerah . Alternatif lain adalah melakukan introduksi budidaya tananlan pakan ternak secaraintensif dengan memanfaatkan sumber daya lahan yang masih belum di usaliakan secara intensif.Tabel diatas juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan dalam lingkup Wilayah Propinsi Balimasih mempunyai potensi untuk penambahan ternak ruminansia seperti tercantum pada tabel diatas (105607 .9 ST) . Hal ini disebabkan ketersediaan pakan secara perhitungan masih melebihi darijumlah yang dibutuhkan . Namun demikian tidak senwa Wilayah Kabupaten di Propinsi Balimempunyai peluang sama . Nilai IDD yang rendah dapat dijumpai di kabupaten Badung danKlungkung. Hal ini disebabkan oleh populasi ternak yang sudah padat dan kondisi lalian dan agroekosistentnya yang kurang menunjang. Pada wilayali/kabupaten yang dinyatakan mengalainipengurangan ternak sebagaimana telah disebutkan berarti mengisyaratkan perlunya dilakukanpengembangan hijauan tanaman pakan ternak, atau memanfaatkan sumberdaya lahan yang masilibelum diusahakan secara intensif guna penyediaan hijauan pakan ternak.

Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner 1999

No Kabupaten IDD TotalPersediaanPakan (BKCTon/ H)

TotalKebutuhan(BKC Ton/tlh)

KemampuanWilayah (ST)

PopulasiRtuninansia(ST)

KapasitasPenambahan(ST)

1 Badung 1 .2 43078.8 37221 .9 18894.2 32650.9 -13756.7

2 Bangli 2.3 131114.9 57596.5 57506.5 50523.2 6983.3

3 Buleleng 2.3 279270.4 120110.8 122487.0 105360.4 17126.7

4 Gianyar 3.3 143884.4 44050.5 63107.2 38640.8 24466.4

5 Jembrana 3.1 170235.6 55300.3 74664.7 48509.0 26155.7

6 Klungkung 0.8 47412.3 58918.4 20794.9 51682.8 -30887.9

7 Karangasem 2.2 204608.4 95018.6 89740.5 83349.6 6390.9

8 Tabanan 5.0 261216.6 51800.7 114568.7 45439.3 69129.5

Total 2.5 1280821 .4 520017.7 561763.7 456156 105607.9

Page 11: Lahan Potensial Peternakan Bali

Seminar NasionalPeternakan Jan Veteriner 1999

Wilayah pertumbuhan ternak dan status untuk pengembanganDengan menggunakan metoda LQ yang dipadukan dengan unsur kepadatan ekonomi ternak,

kepadatan penduduk dan status IDD, maka wilayah-wilayah pertumbuhan ternak clan statuspengembangannya di propinsi Bali dapat ditentukan . Unit terkecil wilayah administratif analisisadalah kecamatan . Hasilnya secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2 dau 3 .Wiiayah dengan nilaiLQ > 1 memberi makna bahwa wilayah tersebut selama ini memang mempakan daerah produksiatau kantong-kantong temak . Dengan demikian analisis selanjutnya hanya difokuskan padawilayah pertuntbuhan tersebut . Disadari bahwa wilayah dengan LQ kurang dari 1 bukau berartitidak adapat dijadikan untuk wilayah potensial penyebaran dan pengembangan . . Dari Lampiran 2dapat dikatakan bahwa dari sebanyak 46 kecamatan di Bali, 52,2% merupakan wilayah untukpertumbuhan sapi potong; 21,73 untuk kerbau, 34,78% untuk Kambing; 54,35% untuk Babi,50,0% untuk Buras ; 50,0% untiik itik dan 41,3% untuk Ayam Ras . Sementara itu, wilayahpertuntbuhan unttik kerbau, kambing dan ayani ras masiit terbatas .

Status kecamatan untttk pengembangan ternak sapi potong di Bali umumnya merupakanwilayah pemantapan dan konsumen, karena kepadatan penduduk dan ternak sudah tinggi .Iniberarti bahwa produktifitas ternak sapi potong relatif lianls tetap dipertahankan sepanjang waktu .Dengan kepadatan penduduk yang tinggi ada kecendeningan fungsi lahan ternak akan berubahmenjadi fungsi untilk pemukinian dengan cepat.Dengan pembahan tersebut ftingsi lahan tersebut,maka cendening wilayah tersebut akan tidak sesuai lagi sebagai lokasi ternak, apalagi diprediksibahwa nilai IDDnya sangat rendah, niisalnya di kecamatan Susut, Negara clan Kitingki,ing .

Tern<ak kerbau niasili dapat disebarkan dan ketrtbangkan di kecamatan Gerokgak dan MelayaWilayah pengembangan adalah di kecamatan Seririt, Negara, Manggis. Karangasent danKerambitan . Sedangkan wilayah konsunten terjadi di kecamatan Buleleng. Kediri dan Tabauan

Status kecamatan untuk pengembangan lemak kambing unimunya Nvilayah pengembangan dikecamatan Bangli . Susut . Seririt . Dawan . Kerambitan . Tabanan, Kediri . Sedangkan wilayahpenyebaran di kecamatan Bustutgbiu . Mendovo dan Pekutatan . Wilayah konsunten Ierdapat dikecamatan Buleleng, Gianyar. Ubud . Blaltbatuh . Sukimati dan Klungkung

Dengan ntelihat cara pandang yang sama sepcrli ketiga contoll diatas . maka untuk ternakBabi, Buras. itik dan Ayant Ras dapat diinterprestasikan .

DAFTAR PUSTAKAAsHARI, E . JUARINI, SI.trtANTO, B. WIBO~WC~, SLR-VI-MAN, dan K . DIWYANTc). 1996a. Analisa Potensi Wilayalt

Penvebaran dan Pengembangan Petemakan . I . Pen,antar Penwhaman , lialai Penelitian Temak Ciawi .BADANPERTANAHAN NASIONAL PRC~PINSt BALI . 1996 . Peta Penagunaan Tanalt . Peta Elevasi . Peta Kelerengan

Proputsi Bali . Skala 1-250.000 . Denpasar.BPS PROPINSI BALI . 1997 . Propinsi Bali UalamAngka. Denpasar .DINAS PETERNAKAN PROPENSI BALI . 1997 . Laporan Taltunan 1996 . Denpasar.TARMIDI, D.T.1996 . Analisis Transportasi Wilayah . Kumpulan Materi Pelajaran Diklat Substansif Dinas PU

Cipta Karya Bidang Penyusunan Tencana tata Rtlang Kabupaten di Liltgkungan PemerintahanPropinsi Dati I Jawa Barat. Tailggal 13 s/d 26 Oktober 1996, Bandung .

537

Page 12: Lahan Potensial Peternakan Bali

SeminarNasional Petennakan dan Veteriner 1999

Tim BALAI PENELITIAN TERNAK CIAWL 1999 . AIIalisis Potensi Wilayall Penyebaran dan PengembanganPetenakan.Di Propinsi Bali Laporan. Kerjasalna antara Pemimpin Proyek PengembanganSumberdaya, Sarana. Dan Prasarana Petenakan Propinsi Bali dengan Puslitbang Petenakan Bogor.

Page 13: Lahan Potensial Peternakan Bali

cn

Lamplran 1 . Tingkat Kepadatan ekonomi temak per kecamatan di Bali tahun 1997

Kabupaten Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kambing Babi Buras Itik Avam Ras Penduduk

Badung Kuta 3 4 4 3 2 4 4 2I%lengwi 3 4 4 2 2 4 2 1Abiansemal 3 4 4 3 2 4 2 1Petang 2 4 4 2 1 4 2 3

Buleleng Gerokgak 2 4 4 4 3 4 4 3Seririt 3 4 4 3 2 4 4 2Busungbiu 4 4 4 4 3 4 4 3Banjar 3 4 4 3 3 4 4 2Sukasada 4 4 4 4 3 4 3 2Buleleng 4 4 4 4 3 4 4 1Sawan 2 4 4 3 3 4 4 2Kubutambahan 2 4 4 3 2 4 2 2 nTejaluka 2 4 4 3 3 4 3 2

Bangli Susut 2 4 4 1 2 4 1 2Bangli 2 4 4 2 3 4 3 2Tembuku 2 4 4 1 2 4 2 2 a

Kintamani 1 4 4 4 2 4 2 3Karangasem Rendang 1 4 4 3 1 4 4 3 :°

Sidemen 2 4 4 4 3 4 4 2nlanggis 2 4 4 2 2 4 2 1Karangasem 2 4 4 4 3 4 2 2 aAbang 2 4 4 3 2 4 4 2Bebandem 2 4 4 4 2 4 4 2 mSelat 2 4 4 4 3 4 4 3Kubu 1 4 4 3 3 4 4 2

Klungkung Nusa Penida 1 4 4 2 2 4 4 3 eBanjarangkan 2 4 4 2 2 4 1 2 eKlungkung 3 4 4 3 4 4 4 1Dawan 3 4 4 2 2 4 4 2

Gian_var Sukawati 4 4 4 3 3 4 4 1Blahbatuh 3 4 4 3 4 4 4 1Gianvar 3 4 4 4 4 4 3 1Tampaksiring 2 4 4 3 2 4 4 2Ubud 4 4 4 3 3 4 4 1Tegallalang 2 4 4 3 2 4 4 2Payangan 2 4 4 2 2 4 4 2

Jembrana Melava 2 3 4 3 1 4 4 3Negara 3 4 4 3 2 4 4 2Mendoyo 3 4 4 3 1 4 4 3Pekutatan 3 4 4 3 1 4 4 3

Page 14: Lahan Potensial Peternakan Bali

Kabupaten

Kecamatan

Sapi Potong

Kerbau

Kambing

Babi

Buras

Itik

Ayam Ras

Penduduk

nTabanan Salaemadeg 2 4 4 3 2 4 4 3

aKarabitan

3

4 4 3 2 4 2 2

tiTabanan

4

4 4 2 3 4 2 1

aKediri

3

4

4 3 3 4 1

1

bklarga

2

4 4 3 3 4 1

2Baturiti

2

4 4 4 3 4 3

2

3Penebel

2

4 4 3 3 4 1

2

aPupuan

3

4 4 4 2 4 4 3

Keterangan :o.

Kepadatan Ekonomi Temak : Penduduk(Jiwa/km2) Ruminan (ST11000jivva) Unggas(Ekor11000ji%va)Sangat Padat (1) > 300 >5000 > 1000Padat (2) >100 - 300 >2000-5000 > 300 - 1000Sedang (3) 50-100 >1000 -2000 > 50 -300Rendah (4) < 50 < 1000 < 50

Page 15: Lahan Potensial Peternakan Bali

Lampiran 2. Wilayah pertumbuhan temak tingkat Kecamatan (LQ >1) di Propinsi Bali

6

Kctcrangan :

1. Wilavah Penvebaran dan pengembangan . 2. Wilayah Pengembangan . * IDD tidak aman (< 2). klmsus ruminansia3. Wilayah Pemantapan, 4. Wilayah Konsumen, 5. Wilayah Pengembangan dan Konsumen . 6. Wilayah Pemantapan clan Kosumen

Kabupaten Sapi Potong Kerbau Kambing Babi Bums Itik Avam RasBadung Abiansemal 5* Nlengwi 6 Abiansema16 hlengwi 4 Abiansemal

Abiansemal 5 Niengwi 6 Abiansemal 4 hlengwi 6Kuta 6

Bangli Susut 6* Bangli 2 Bangli 6 Tembuku 6 Tembuku 2 Susut 6Tembuku 6 Susut 2* Susut 6 Susut 2 Susut 2 Tembuku 6Bangli 6 Tembuku 6 Bangli 6 Bangli 2

Buleleng Buleleng 4* Gerokgak I Busungbiu 1 Buleleng 4 Buleleng 5 Buleleng 4 Buleleng 4Tejaluka 6* Seririt 2 Buleleng 4* Sawan 2 Sermt 6 Seririt 2 K.Tambahan 6Seririt 2 Buleleng 4* Seririt 2 Seririt 2 Busungbiu 1 Sawan 2 Sukasada 2Sav%an 6* Tejaluka 2 Sawan 2Ktambaltan 6 K.Tantbahan 2

Banjar 2Gianvar Blahbatuh 5 Gianvar 4 Ubud 5 Ubud 6 Gianyar 2 Sukawati 4

Gianvar 5 Ubug 4 Blahbatuh 5 T. Siring6 Blahbatuh 2 Gianyar 5Blahbatuh 4 Sukawati 5 Sukawati 5 Ubud 4 Ubud 4Sukawati 4 Gianvar 4 Sukawati 4

Jembrana Negara 2 Negara 2 rlendovo I Negara 2 Negara 1 Pekutatan 1Nlelaya 2 \{elava I Pekutatan 1 hiendovo 1 hiendovo 1

Klungkung Klungkung 5* Dewan 2* Klungkung 5 Dewan 6 Klungkung 4 Banjarangkan 6Ranjarangkan 6* Klungkung 4* Banjarangkan 6 Klungkung 4 Banjarangkan 2 Klungkung 4

Dewan 6 Banjarangkan 6Karang- Karangasetm 6 hlanggis 2 Alanggis 6 Atanggis 6 Sidenten 2 Alanggis 6Asent Sidemen 6 K. Asem 2 Sidemen 2 Bebandem 6 Nlanggis 4 K. Asem 6

Tlanggis 6 Sidemen 2 Selat 2K. Asem 2

Tabanan Karambitan 2 Kerambitan 2 Kerambitan 2 Tabanan I Kerambitan 2 Kerambitan 2 Dlarga 6Kediri 5 Kediri 4 Tabanan 2 Kerambitan 2 Tabanan 1 Tabanan 4 Kediri 6Alarga 6 Tabanan 4 Kedm 2 Kedm 1 Kediri I Kedm 4 Penebe16Tabanan 4 Nlarga 2 Pupuan IBaturiti 6*Salaemadeg 2

Page 16: Lahan Potensial Peternakan Bali

Lampiran 3. Wilavah non pertumbuhan temaktingkat Keearnatan (LQ 51) di Bali

Keterangan :

1 . \k'ilayah Penyebaran danpengembangan, 2 . WilaNUh Pengembangan, 3 . Wilayah Pemantapan, 4 . W'ilavah Konsumen,5 . Wilavah Pengembangan dan Konsumen, 6 . Wilayah Pemantapan dan Kosumen

Kabupaten Sapi Potong Kerbau Kambing Babi Buras Itik Avam RasBadung Kuta 2 * Petang 2 Petang 3 Petang 1 Kuta 2

rleng\vi 5 Kuta 2 Kuta 2 Petang 2Petang 2*

Bangli Kintamani 3 Kintamani 1 Kintamani 1 Kintamani 2 Kintamani 1 Kintamani 2Tembuku 2 Bangli 2

Buleleng Busungbiu 1 Gerokgak I Gerokgak I Gerokgak 1 Gerokgak I Gerokgak 1Gerokgak 2 Sukasada 2* Busungbiu 1 Sukasada 2 Sukasada 2 Seririt 2Sukasada 2* Tejaluka 2* Sukasada 2 Tejaluka 2 Tejaluka 2 Tejaluka 2Banjar 2* K.Tambahan 2 Busungbiu 1 Banjar 2

Sawan 2* Banjar 2 Sawan 2 nK.Tambahan 2

Gianyar Sukawati 4 T. Siring 2 T . Siring 2 Blahbatuh 4 T. Siring 2 Blahbatuh 4 °Ubud 4 Tegallalang 2 Tegallalang 2 Gianvar 4 Tegallalang 2 T. Siring 2 zTegallalang 6 Pavangan 2 Pavangan 6 Tegallalang 6 Pavangan 2 Tegallalang 2 °.Payangan 6 Pavangan 6 Payangan 2 co

Jembrana Rlendoyo 1 Dfendovo 1 rfelava I Dlelava 1 Negara 6 Tfelava 1 hielava 1Pekutatan I Pekutatan 1 Negara 2 Dlendovo 1 Pekutatan 3 Pekutatan I Negara 2

Pekutatan 1 aKlungkung Nusapenida 3* Nusapenida 1* Nusapenida 2 Nusapenida 2 Nusapenida 1 Nusapenida 1 aBanjarangkan 2* Dawan 2 Dawan 2 ~_

Karangasem Rendang 3* Rendang 1 * Rendang 3 Rendang I Rendang 1.Abang 6 Abang 2 Abang 6 Abang 2 Sidemen 2Bebandem 6 Bebandem 2 Karangasem 2 Kubu 1 Abang 2Selat 6 Selat 2 Selat 2 Karangasem 6

bKubu 3 Kubu 1 Kubu 1 Selat 2 ,oKubu 1

Tabanan Penebel 6 Salaemadeg Salaemadeg 1 Salaemadeg I Salaemadeg 2 Salaemadeg 1 Salaemadeg 1Pupuan l 1 Dfarga 2 Darga 2 Marga 2 Dfarga 2 Karabitan 6

nlarga 2 Baturiti 2* Baturiti 2 Baturiti 2 Baturiti 2 Tabanan 6Baturiti 2* Penebel 2 Penebel 2 Penebe 2 Penebel 2 Baturiti 2Penebe12 Pupuan l Pupuan l Pupuan 2 Pupuan 1 Pupuan 1Pupuan I