Labiopalatoskisis

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan peneliti dari berbagai negara, cacat labio palatoschizis dapat muncul dari 1 : 800 sampai 1 : 2000 kelahiran. Indonesia yang berpenduduk 200 juta lebih, tentu mempunyai dan akan mempunyai banyak kasus labio palatoschizis. Labio palatoschizis merupakan kelainan bibir dan langit – langit, hal ini biasanya disebabkan karena perkembangan bibir dan langit – langit yang tidak dapat berkembang secara sempurna pada masa pertumbuhan di dalam kandungan. Dimana biasanya penderita labio palatoschizis mempunyai bentuk wajah kurang normal dan kurang jelas dalam berbicara sehingga menghambat masa persiapan sekolahnya. Labio palatoschizis sering dijumpai pada anak laki – laki dibandingkan anak perempuan (Randwick, 2002) kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter, lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997). Kelainan ini dapat dilihat ketika bayi berada di dalam kandungan, melalui alat yang disebut USG atau Ultrasonografi. Setelah bayi lahir kelainan ini tampak jelas pada bibir dan langit –langitnya. B. Rumusan Masalah C. Tujuan

description

makalah keperawatan anak

Transcript of Labiopalatoskisis

Page 1: Labiopalatoskisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut laporan peneliti dari berbagai negara, cacat labio

palatoschizis dapat muncul dari 1 : 800 sampai 1 : 2000 kelahiran. Indonesia yang berpenduduk 200 juta lebih, tentu mempunyai dan akan mempunyai banyak kasus labio palatoschizis.

Labio palatoschizis merupakan kelainan bibir dan langit – langit, hal ini biasanya   disebabkan karena perkembangan bibir dan langit – langit yang tidak dapat berkembang secara sempurna pada masa  pertumbuhan di dalam kandungan. Dimana biasanya penderita labio palatoschizis mempunyai bentuk wajah kurang normal dan kurang jelas dalam berbicara sehingga menghambat masa persiapan sekolahnya.

Labio palatoschizis sering dijumpai pada anak laki – laki dibandingkan anak perempuan (Randwick, 2002) kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter, lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997).

Kelainan ini dapat dilihat ketika bayi berada di dalam kandungan, melalui alat yang disebut USG atau Ultrasonografi. Setelah bayi lahir kelainan ini tampak jelas pada bibir dan langit –langitnya.

B. Rumusan Masalah C. Tujuan

Page 2: Labiopalatoskisis

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Labio palatoshizis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan

langit – langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupun palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan langit – langit tidak dapat tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm pada saat kehamilan.

Labio palatoshizis yang terjadi seringkali berbentuk fistula, dimana fistula ini dapat diartikan sebagai suatu lubang atau celah yang menghubungkan rongga mulut dan hidung (Sarwoni, 2001)

 Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)

B. Klasifikasi 1. Berdasarkan organ yang terlibat

a. Celah di bibir (labioskizis)b. Celah di gusi (gnatoskizis)c. Celah di langit (palatoskizis)d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan

langit-langit (labiopalatoskizis)

 

2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuka. Unilateral Incomplete à Apabila celah sumbing terjadi hanya di

salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung.b. Unilateral complete à Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah

satu bibir dan memanjang hingga ke hidung.c. Bilateral complete à Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi

bibir dan memanjang hingga ke hidung.C. Etiologi

Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoschizis, antara lain:1. Faktor Genetik

Merupakan penyebab beberapa palatoschizis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua.

Page 3: Labiopalatoskisis

Diseluruh dunia ditemukan hampir 25 – 30 % penderita labio palatoscizhis terjadi karena faktor herediter. Faktor dominan dan resesif dalam gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan terjadinya labio palatoschizis. Faktor genetik yang menyebabkan celah bibir dan palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial dalam penyatuan beberapa bagian kontak.

2. Insufisiensi  zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas maupun kuantitas (Gangguan sirkulasi foto maternal).Zat –zat yang berpengaruh adalah:a. Asam folatb. Vitamin Cc. Zn

Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, vitamin C dan Zn dapat berpengaruh pada janin. Karena zat - zat tersebut dibutuhkan dalam tumbuh kembang organ selama masa embrional. Selain itu  gangguan sirkulasi foto maternal juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ selama masa embrional.

3. Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat teratogenik adalah:a. Jamu. Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat

berpengaruh pada janin, terutama terjadinya labio palatoschizis. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian lebih lanjut

b. Kontrasepsi hormonal. Pada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi hormonal, terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi gangguan sirkulasi fotomaternal.

c. Obat – obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoschizis. Obat – obatan itu antara lain:            1) Talidomid, diazepam (obat – obat penenang)2) Aspirin (Obat – obat analgetika)3) Kosmetika yang mengandung merkuri & timah   hitam (cream

pemutih)Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter.

4. Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoschizis, yaitu:a. Zat kimia (rokok dan alkohol). Pada ibu hamil yang masih

mengkonsumsi rokok dan alkohol dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena zat toksik yang terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional.

b. Gangguan metabolik (DM). Untuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetessangat rentan terjadi kelainan kongenital, karena

Page 4: Labiopalatoskisis

dapat menyebabkan gangguan sirkulasi fetomaternal. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa embrional.

c. Penyinaran radioaktif. Untuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut dapat  mengganggu proses tumbuh kembang organ selama masa embrional.

5. Infeksi, khususnya virus (toxoplasma) dan klamidial . Ibu hamil yang terinfeksi virus (toxoplasma) berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan kongenital terutama labio palatoschizis.

Dari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio palatoshizis, tetapi tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama pemakaian, dan wktu pemakaian.