Labial Retency Cyst Plastic Surgery

download Labial Retency Cyst Plastic Surgery

of 18

description

Plastic Surgery Department of Sebelas Maret University

Transcript of Labial Retency Cyst Plastic Surgery

Laporan Kasus Bedah Plastik

SEORANG PEREMPUAN 58 TAHUN DENGAN KISTA RETENSI LABIALIS SUPERIOR

Oleh:

Fitria Marizka K

G99122116Pembimbing:

dr. Amru Sungkar, Sp. B, Sp. BP

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2013PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny.SUmur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan: Pensiunan PNSAgama : Islam

Alamat : Nglarangan Kebak RT 1 RW 1, Kebak KramatTanggal masuk : 8 Juli 2013Tanggal pemeriksaan: 11 Juli 2013No. RM : 599189II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Benjolan pada bibirB. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak tiga bulan SMRS pasien merasakan adanya benjolan pada bibir bagian atas. Benjolan dirasakan muncul setelah pasien sakit gigi. Benjolan bersifat lunak dan tidak berpindah-pindah. Benjolan semakin lama semakin membesar sehingga pasien terganjal untuk menutup mulut dan makan. Pada area benjolan, pasien tidak merasakan nyeri ataupun berdarah. Penurunan berat badan disangkal.

Pasien mengatakan tidak ada benjolan di tempat lain. Sebelumnya pasien pernah memiliki keluhan serupa 30 tahun yang lalu, benjolan pernah dieksisi di RSDM.

BAK 3-4 kali sehari masing-masing 1 gelas belimbing, warna kuning jernih, tidak nyeri. Darah (-), buih (-), BAK berpasir (-).

BAB 1-2 kali sehari, warna kecoklatan, konsistensi lunak. Tidak didapatkan darah maupun lender. Tidak didapatkan BAB mringkil.C. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat keluhan serupa

: (+) 30 tahun yang lalu2. Riwayat asma

: (-)3. Riwayat alergi obat dan makanan

: (-)

4. Riwayat tekanan darah tinggi

: (-)

5. Riwayat penyakit gula

: (-)

6. Riwayat penyakit jantung

: (-)

7. Riwayat trauma

: (-)8. Riwayat mondok

: (+) 30 tahun yang lalu karena keluhan serupaD. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan1. Riwayat keluarga sakit serupa

: (-)

2. Riwayat asma

: (-)

3. Riwayat tekanan darah tinggi

: (-)

4. Riwayat penyakit gula

: (-)

5. Riwayat penyakit jantung

: (-)

6. Riwayat alergi obat dan makanan

: (-)E. Riwayat Kebiasaan

Sebelum sakit, pasien makan sehari 3 kali dengan nasi, sayur, dan lauk pauk seperti tempe, tahu, ikan. Kadang-kadang pasien makan daging dan buah. Akan tetapi sejak didapatkan benjolan pasien tidak nyaman untuk makan sehingga makan dengan bubur atau dibuat jus.F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien berobat dengan pembiayaan Askes PNS.III. ANAMNESIS SISTEMIK

a. Kepala

: sakit kepala (-)b. Mata

: pandangan kabur (-)c. Pipi

: bengkak (-/-), kemerahan (-/-), nyeri tekan (-/-)d. Tenggorokan

: sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)e. Mulut

: benjolan di bibir atas (+), nyeri (-), sariawan (-), gusi berdarah (-).f. Sistem respirasi

:sesak nafas (-), batuk (-), batuk darah (-), mengi(-).

g. Sistem kardiovaskuler:sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

h. Sistem gastrointestinal: mual (-), muntah (-), sakit perut (-), susah berak(-), perut sebah (-), kembung (-). i. Sistem genitourinaria: air kencing berwarna merah (-), nyeri saat kencing (-), keluar darah (-), kencing nanah (-)

j. Ekstremitas atas

: tremor(-/-), ujung jari terasa dingin(-/-), kesemutan (-/-), sakit sendi (-/-), nyeri (-/-)

k. Ekstremitas bawah : bengkak (-), nyeri (-),tremor (-), ujung jari terasa dingin (-)IV. PEMERIKSAAN FISIK1. Primary Survey

a. Airway

: bebas

b. Breathing

: spontan, thoracoabdominal, pernafasan 16 x/menit

c. Circulation

: tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 78x/menit

d. Disability

: GCS E4V5M6, pupil isokor (3 mm/ 3 mm), reflek cahaya (+/+), lateralisasi (-)

e. Exposure

: suhu 36,5 C, benjolan di bibir atas (+) lihat status lokalis2. Secondary Survey

a. Keadaan umum: compos mentis, sakit sedang, gizi kesan cukup b. Kepala

: mesocephal, rambut berwarna hitam, uban (+)c. Mata

: visus (N/N), konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+)d. Telinga: sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tragus (-/-)e. Hidung: bentuk simetris, nafas cuping hidung (-), darah kering (-/-)f. Mulut: benjolan (+) lihat status lokalis , lidah kotor (-), gusi berdarah (-)g. Leher: pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-), nyeri tekan (-)h. Thorak: bentuk normochest, ketertinggalan gerak (-)

Jantung: Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi: batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular Pulmo

:Inspeksi: pengembangan dada kanan = kiri

Auskultasi: fremitus raba kanan = kiri

Perkusi: sonor/sonor

Palpasi

: suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-/-)i. Abdomen

: Inspeksi

: distended (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Perkusi

: timpani

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), defans muskuler (-)j. Genitourinaria: BAK normal, BAK darah (-), BAK nanah (-), nyeri BAK (-)k. Ekstremitas bawah: Akral dingin :Oedema :

V. STATUS LOKALIS MulutLook: benjolan (+) warna merah muda sama dengan warna mukosa bibir, ukuran 2 x 2 x 1 mm, permukaan licin, darah (-)Feel: konsistensi lunak, permukaan licin, mobile, nyeri tekan (-)

VI. ASSESSMENTKista Retensi Labialis SuperiorVII. PLANNING Cek laboratorium darah lengkap Eksisi KistaBAB II

JAWABAN UJIAN

A. ANAMNESIS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.SUmur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan: Pensiunan PNSAgama : Islam

Alamat : Nglarangan Kebak RT 1 RW 1, Kebak KramatTanggal masuk : 8 Juli 2013Tanggal pemeriksaan: 11 Juli 2013No. RM : 5991891. Keluhan utama: Benjolan pada bibir2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak tiga bulan SMRS pasien merasakan adanya benjolan pada bibir bagian atas. Benjolan dirasakan muncul setelah pasien sakit gigi. Benjolan bersifat lunak dan tidak berpindah-pindah. Benjolan semakin lama semakin membesar sehingga pasien terganjal untuk menutup mulut dan makan. Pada area benjolan, pasien tidak merasakan nyeri ataupun berdarah. Penurunan berat badan disangkal.

Pasien mengatakan tidak ada benjolan di tempat lain. Sebelumnya pasien pernah memiliki keluhan serupa 30 tahun yang lalu, benjolan pernah dieksisi di RSDM.

Mucocele lesi kistik kelenjar ludah pada mukosa oral dengan prevalensi 2,4 kasus per 1000 orang. Mucocele terjadi pada individu muda, dengan 70% dari mereka yang lebih muda dari 20 tahun. Mucocele Superficial cenderung terjadi pada orang tua dari 30 tahun dan ranulas terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, dengan frekuensi puncak pada dekade kedua. Kista retensi Lendir terjadi pada orang tua, prevalensi puncak terjadi pada orang berusia 50-60 tahun. Bibir bawah adalah situs yang paling umum dari kejadian, diikuti oleh lidah, dasar mulut (ranula), dan mukosa bukal. [6,7]3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa

: (+) 30 tahun yang lalu

Riwayat asma

: (-)Riwayat alergi obat dan makanan : (-)

Riwayat tekanan darah tinggi: (-)

Riwayat penyakit gula

: (-)

Riwayat penyakit jantung

: (-)

Riwayat trauma

: (-)Riwayat mondok

: (+) 30 tahun yang lalu karena keluhan serupa4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga sakit serupa : (-)

Riwayat asma

: (-)

Riwayat tekanan darah tinggi: (-)

Riwayat penyakit gula

: (-)

Riwayat penyakit jantung

: (-)

Riwayat alergi obat dan makanan : (-)B. PEMERIKSAAN FISIK LENGKAP

1. Anamnesa sistemik

Kepala

: sakit kepala (-)Mata

: pandangan kabur (-)Pipi

: bengkak (-/-), kemerahan (-/-), nyeri tekan (-/-)Tenggorokan

: sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)

Mulut

: benjolan di bibir atas (+), nyeri (-), sariawan (-), gusi berdarah (-).

Sistem respirasi:sesak nafas (-), batuk (-), batuk darah (-), mengi(-).

Sistem kardiovaskuler :sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

Sistem gastrointestinal: mual (-), muntah (-), sakit perut (-), susah berak(-), perut sebah (-), kembung (-). Sistem genitourinaria: air kencing berwarna merah (-), nyeri saat kencing (-), keluar darah (-), kencing nanah (-)

Ekstremitas atas: tremor(-/-), ujung jari terasa dingin(-/-), kesemutan (-/-), sakit sendi (-/-), nyeri (-/-)

Ekstremitas bawah : bengkak (-), nyeri (-),tremor (-), ujung jari terasa dingin (-)1. Secondary Survey

l. Keadaan umum: compos mentis, sakit sedang, gizi kesan cukup

m. Kepala

: mesocephal, rambut berwarna hitam, uban (+)n. Mata

: visus (N/N), konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+)o. Telinga: sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tragus (-/-)p. Hidung: bentuk simetris, nafas cuping hidung (-), darah kering (-/-)q. Mulut: benjolan (+) lihat status lokalis , lidah kotor (-), gusi berdarah (-)

r. Leher: pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-), nyeri tekan (-)s. Thorak: bentuk normochest, ketertinggalan gerak (-)

Jantung: Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi: batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular Pulmo

:Inspeksi: pengembangan dada kanan = kiri

Auskultasi: fremitus raba kanan = kiri

Perkusi: sonor/sonor

Palpasi

: suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-/-)t. Abdomen

: Inspeksi

: distended (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Perkusi

: timpani

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), defans muskuler (-)u. Genitourinaria: BAK normal, BAK darah (-), BAK nanah (-), nyeri BAK (-)

v. Ekstremitas bawah: Akral dingin :

Oedema :

2. Status Lokalis

1. Inspeksi : benjolan (+) warna merah muda sama dengan warna mukosa bibir, ukuran 2 x 2 x 1 mm, permukaan licin, darah (-)

2. Palpasi : konsistensi lunak, permukaan licin, mobile, nyeri tekan (-)

Penampilan klinis kista lendir adalah berbeda, berfluktuasi, pembengkakan menyakitkan mukosa. Sekitar 75% dari lesi yang lebih kecil dari 1 cm diameter, namun jarang, ukuran dapat bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Lesi superfisial mengambil sebuah rona kebiruan tembus, sedangkan lesi yang mendalam memiliki warna mukosa normal dan perdarahan ke pembengkakan dapat memberikan penampilan merah dan pembuluh darah cerah. Pasien mungkin berhubungan riwayat trauma baru atau masa lalu ke mulut atau wajah atau pasien mungkin memiliki kebiasaan menggigit bibir. Berbagai diagnosis banding adalah Blandin dan NUHN Mucocele, hemangioma lisan, lymphangioma oral, lipoma, dan abses jaringan lunak. [8]Sejarah dan temuan klinis mengarah pada diagnosis Mucocele dangkal. Evaluasi radiografi dipertimbangkan jika sialoliths dianggap sebagai faktor dalam pembentukan ranulas mulut dan leher rahim. Ultrasonografi telah digunakan untuk mengevaluasi lesi, dan dengan frekuensi tinggi transduser, USG menunjukkan struktur internal yang lebih jelas daripada computed tomography (CT). Oleh karena itu, bawaan dan diperoleh kista kelenjar ludah biasanya diisi dengan cairan transparan, karena ini, kriteria sonografi khas untuk struktur kistik dapat diidentifikasi: Sebuah tumor echo-bebas, tajam berbatasan dengan distal peningkatan akustik. Lymphangioma dan hemangioma menunjukkan karakteristik sonomorphologic serupa. Pada pemeriksaan, longgar terhubung alveolar, pola struktur terdiri dari sebagian hypoechogenic dan hyperechogenic daerah dapat dideteksi. Lipoma intra dan extraglandular muncul sebagai tajam berbatas tegas, bulat telur dengan massa hypoechogenic, pola refleksi homogen. Lipoma menunjukkan pola refleksi yang lebih hypoechogenic dari parenkim sisa kelenjar ludah, tapi tekstur gaungnya lebih hyperechogenic daripada jenis lain dari tumor intraglandular dan pameran linear, tekstur berbulu hyperechogenic.Abses jaringan lunak muncul hypoechogenic untuk echo-bebas dengan perbatasan hyperechogenic, dan distal peningkatan akustik berbeda dan gema hyperechogenic kasar berpola di pusat pencairan fokus, bisa sesuai dengan kontributor jaringan nekrotik [9] Jadi, USG dapat menyingkirkan. Jenis lesi sebelum intervensi bedah dapat dicoba. Demonstrasi fenomena retensi lendir dan sel-sel inflamasi dapat dilakukan dengan aspirasi jarum halus, dan amilase tinggi dan kadar protein dapat terungkap dalam analisis kimia. Lokalisasi dan penentuan asal lesi dapat dilakukan dengan CT dan pencitraan resonansi magnetik. [10]Bedah eksisi dengan pengangkatan kelenjar ludah aksesori telah diusulkan sebagai pengobatan. Marsupialisasi hanya akan mengakibatkan kekambuhan, namun lesi besar paling baik diobati dengan prosedur unroofing (marsupialisasi). Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang signifikan dari jaringan atau untuk mengurangi risiko secara signifikan trauma cabang labial saraf mental. Jika dinding berserat tebal, lesi berukuran sedang dapat diobati dengan pembedahan. Jika pendekatan ini digunakan, yang berdekatan kelenjar ludah minor harus dihapus dengan hati-hati untuk menghindari cedera pada kelenjar marjinal dan saluran, yang dapat menyebabkan kekambuhan lesi. Jaringan dipotong harus diserahkan ke penyelidikan patologis untuk mengkonfirmasi diagnosis. Laser ablasi, cryosurgery, dan elektrokauter adalah pendekatan yang juga telah digunakan untuk pengobatan Mucocele konvensional, dengan keberhasilan variabel. [11,12]C. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Mucocele adalah lesi kistik kelenjar liur sering disebut sebagai kista retensi. Lainnya tiga varian klinis: Mucocele Superficial yang terletak langsung di bawah mukosa, varian klasik, terletak di submukosa atas, dan Mucocele terletak st.corneum. Mucocele terjadi baik karena pecahnya saluran kelenjar ludah atau blokade saluran kelenjar ludah. Letak umum dari terjadinya Mucocele adalah bibir bawah diikuti oleh lidah, dasar mulut (ranula), dan mukosa bukal.Mucocele adalah lesi umum dari mukosa mulut yang dihasilkan dari sebuah perubahan dari kelenjar ludah minor karena lendir akumulasi menyebabkan pembengkakan terbatas [1] Dua jenis Mucocele dapat muncul:. Extravasation dan retensi. Ekstravasasi Mucocele hasil dari kelenjar ludah saluran dan konsekuen tumpahan rusak ke dalam jaringan lunak di sekitar kelenjar ini. Retensi Mucocele muncul akibat penurunan atau tidak adanya sekresi kelenjar yang diproduksi oleh sumbatan pada saluran kelenjar ludah. [2,3] histologis perbedaan antara ekstravasasi dan retensi kista adalah bahwa jenis ekstravasasi tidak memiliki lapisan epitel dan yang dikelilingi oleh lendir jaringan granulasi dan kista retensi memiliki lapisan epitel.

Pada pemeriksaan intraoral, soliter, didefinisikan dengan baik, kubah berbentuk pembengkakan terlihat pada mukosa bukal yang oval, dengan halus permukaan dan rona kebiruan tembus. Pembengkakan lembut dalam konsistensi kenyal, berfluktuasi, kompresibel, tidak berdenyut, tanpa peningkatan suhu. Sebuah diagnosis diferensial Mucocele, hemangioma lisan, lympangioma oral, lipoma, dan abses jaringan lunak dibuat. Dan karena pembengkakan besar dan warnanya ungu kebiruan, pasien disarankan untuk USG. Aspirasi jarum halus sitologi (FNAB) dilakukan dan dikirim untuk analisis kimia yang menunjukkan peningkatan amilase dan kadar protein. Diagnosis akhir dirumuskan sebagai Mucocele dari riwayat trauma, gambaran klinis, dan pemeriksaan (USG, analisis kimia). Jika lesi besar, bisa dilakukan dan dikirim untuk penyelidikan histopatologi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 2, 13, 14Pada pemeriksaan intraoral, soliter, didefinisikan dengan baik, kubah berbentuk pembengkakan terlihat pada mukosa bukal yang oval, dengan halus permukaan dan rona kebiruan tembus. Pembengkakan lembut dalam konsistensi kenyal, berfluktuasi, kompresibel, tidak berdenyut, tanpa peningkatan suhu. Sebuah diagnosis diferensial Mucocele, hemangioma lisan, lympangioma oral, lipoma, dan abses jaringan lunak dibuat. Dan karena pembengkakan besar dan warnanya ungu kebiruan, pasien disarankan untuk USG. Aspirasi jarum halus sitologi (FNAB) dilakukan dan dikirim untuk analisis kimia yang menunjukkan peningkatan amilase dan kadar protein. Diagnosis akhir dirumuskan sebagai Mucocele dari riwayat trauma, gambaran klinis, dan pemeriksaan (USG, analisis kimia). Jika lesi besar, bisa dilakukan dan dikirim untuk penyelidikan histopatologi.

Gambar 1

asimetri wajah di sisi kiri dekat sudut mulut

Gambar 2

Pembengkakan ringan dengan perubahan warna kebiruan di lokasi lesi

Gambar 3

Pembengkakan berbentuk kubah ukuran 4 3 cm di sebelah kiri mukosa bukal

Gambar 4

Pembengkakan dengan rona kebiruan dan permukaan halus

Gambar 5

USG menunjukkan massa hypoechogenic di pipi kiri berbatas tegas

Gambar 6

sekresi lendir diaspirasi dari lesi

Gambar 7

Gambaran histologis: musin dikelilingi oleh jaringan granulasiD. RENCANA PENATALAKSANAAN2, 3, 11, 12, 13Operasi

Indikasi operasi eksisi pada kista retensi adalah involusi inkomplet. Pengaruh kosmetik pada wajah, kista retensi yang berlokasi pada region periorbita, hidung, mulut, saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan sinus parnasal. Perdarahan selama eksisi biasanya dapat di kontrol dengan kauterisasi. Debulking kista retensi pada kelopak mata atas diperlukan bila menyebabkan astigmat dan tak berespon terhadap pemberian terapi obat. Eksisi dengan laser CO dapat membuka jalan napas yang megalami obstruksi oleh karena kista retensi sinus paranasal.

F.EDUKASI, PENYULUHAN DAN PENCEGAHAN SEKUNDER15,16

Mucocele dengan ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan eksisi. Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang minimal. Keluarga pasien perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga mereka tidak cemas. Keluarga pasien perlu di motivasi untuk memeriksakan secara berkala untuk follow-up perkembangan penyakit. Kunjungan sebaiknya dilakukan lebih sering bila lesi besar, mengalami ulserasi, multiple, atau terletak pada struktur anatomi yang vital.

Perbaikannya tergantung pada kecepatan mendiagnosa dan ketepatan mengangkatnya secara operatif. Pasien harus ditindaklanjuti selama beberapa tahun untuk evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bangan Sebastin JV, Silvertre Donat FJ, Penarroeha Diago M, Milan Masanet MA. Clinico-pathological study of oral mucoceles. (394-5).Av Odontoestomatol. 1990;6:38991. [PubMed]

2. Boneu-Bonet F, Vidal-Homs E, Maizcurrana-Tornil A, Gonzalez-Lagunas J. Sub maxillary gland mucocele: Presentation of a case. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2005;10:1804. [PubMed]

3. Baurmash H. The etiology of superficial oral mucoceles. J. Oral Maxillofacial Surgery. 2002;60:2378. [PubMed]

4. Bonder L, Tal H. Salivary gland cysts of the oral cavity: Clinical observation and surgical management. Compendium. 1991;12:1506. [PubMed]

5. Yamasoba T, Tayama N, Syoji M, Fukuta M. Clinicostatistical study of lower lip mucoceles. Head Neck. 1990;12:31620. [PubMed]

6. Seifert G, Miehlke A, Haubrich J. Diseases of salivary glands. New York: Thieme; 1986. pp. 91100. 12.

7. Humpery PA, Dehner LP, Feifer JP. Salivary Gland Pathology (chapter). Section I, Head Neck. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2004. The Washington manual of surgical pathology; pp. 702.

8. Jinbu Y, Itoh H. Mucoceles of the glands of blandin-nuhn: Clinical and histopathologic analysis of 26 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod. 2003;95:46770. [PubMed]

9. Carter B, Karmody CS, editors. Current practice of radiology. Vol. 9. St. Louis: Mosby; 1993. Imaging of salivary glands in thrall; pp. 63142.

10. Sugerman PB, Savage NW, Young WG. Mucocele of the anterior salivary glands: Report of 8 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod. 2000;90:47882. [PubMed]

11. Anastassov GE, Haiavy J, Solodnik P, Lee H, Lumerman H. Submandibular gland mucocele: Diagnosis and management. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod. 2000;89:15963. [PubMed]

12. Jenesen JL. Superficial mucoceles of the oral mucosa. Am J Dermatopathol. 1990;12:8892. [PubMed]13. Sudjatmiko, G. 2011. Petunjuk Praktis Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi. Edisi III. Jakarta: Yayasan Khasanah Kebajikan.14. Dharma, B. dan Rahmat, M. 2009. Penatalaksanaan Hemangioma pada Bibir dengan Pendekatan Bedah pada Anak-Anak. Maj Ked Gi. 16 (1) : 41-6.

15. Dilsiz A, Aydin T, Gursan N. 2009. Capillary hemangioma as a rare benign tumor of the oral cavity : a case report. Cases Journal. 2 : 8622.

16. Simic, R. et al. 2009. Treatment of Nasal Hemangiomas. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. 73: 1403-6

17. Sloan SB and Wilk R. Oral hemangiomas. 10 Juni 2010. http://www.emedicine.medscape.com (26 April 2012).

18. Marchuk DA. Pathogenesis of hemangioma. J Clinical Investigation 2001;107(6).

19. Katz DA, Damron TA. Hemangioma. 29 September 2010. http://emedicine.medscape.com/article/1255694-overview (11 Juli 2013 )

20. de Avilla, E.D. et al. 2010. Lip Cavernose Hemangioma in Young Child. Braz Dent J. 21 (4) : 370-4.

21. Donnelly, L.F. et al. 1999. Vascular Malformations and Hemangiomas. AJR. 174 : 597-608.22. Evans C. Aetiology and treatment of frontoethmoidal mucocele. J Laryngol Otol 2001;95:36175.23. Valerie JL, Muriel ER. Ophthalmic considerations in fronto-ethmoid mucoceles. J Laryngol Otol 2009;103:6679.24. Lynch RC. The technique of a radical sinus operation which has given me the best result. Laryngoscope 2001;31:15.25. Balch KC, Goldberg RA, Green JP, et al. The transcaruncular approach to the medial orbit and ethmoid sinus. A cosmetically superior option to the cutaneous (Lynch) incision. Facial Plast Surg Clin North Am 2008;6:717.2