LAB jamur

download LAB jamur

of 5

Transcript of LAB jamur

Rhizopus sp.

A. KlasifikasiKingdom: Fungi Divisio: Zygomycota Class: Zygomycetes Ordo: Mucorales Familia: Mucoraceae Genus: Rhizopus Species: Rhizopus sp.

B. Ciri morfologi dan struktur tubuh Terdiri dari benang-benang hifa yang bercabang dan berjalinan membentuk miselium Hifa tak bersekat (bersifat senositik) Septa atau sekat antar hifa hanya ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk Dinding selnya tersusun dari kitin Rhizopus sp. mempunyai tiga tipe hifa, Stolon; hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti) Rhizoid; hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan. Sporangiopor; hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu. Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora). Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora. Sporangia berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak. Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar. Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.C. Bagian tubuhs

D. HabitatHabitat Rhizopus sp. yaitu di tempat lembab, hidup sebagai saprofit pada organisme mati misalnya pada bahan makanan seperti kedelai, roti, buah-buahan (anggur, stroberi dan tomat) E. ReproduksiJamur Rhizopus sp. melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan fragmentasi miseliumnya atau dengan spora aseksual. Reproduksi seksualnya dengan perkawinan atara hifa berbeda jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual. F. Reproduksi aseksual dan seksual

Tahap proses reproduksi aseksual (spora vegetatif) Pada fase aseksual, sporangium bulat berwarna hitam berkembang pada ujung hifa yang tegak. Di dalam masing-masing sporangium, ratusan spora haploid berkembang dan tersebar melalui udara. Spora yang jatuh pada makanan yang lembab akan berkecambah, tumbuh menjadi miselia baru. Jika kondisi lingkungan semakin memburuk, misalnya makanan sudah habis dan terdapat kehadiran miselia dari tipe perjodohan yang berlawanan (dengan nukleus yang secara genetik berbeda), spesies Rhizopus bereproduksi seksual. PIEDRAPiedra hitam merupakan infeksi jamur pada rambut di sepanjang corong rambut yang mengakibatkan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut. Penyebab penyakit ini adalah jamurPiedra hortai. JamurPiedra hortaiumumnya menyerang rambut kepala, kumis atau jambang, dan dagu. Penyakit ini ditemukan di daerah tropik, termasuk diIndonesia. Piedra hitam biasanya diderita oleh hewan, khususnya monyet, dan juga manusia.MorfologiJamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk spora seksual. Dalam sediaan KOH, rambut dengan benjolan hitam terlihat lebih jernih, berbentuk bulat atau lonjong, yaitu askus yang berisi 2-8 askospora.Askospora berbentuk lonjong memanjang agak melengkung dengan ujung yang meruncing, seperti pisang. Askus-askus dan anyaman hifa yang padat membentuk benjolan hitam yang keras di luar rambut.Pada rambut dengan benjolan, tampak hifa endotrik (dalam rambut) sampai ektotrik (diluar rambut) yang besarnya 1-2 um berwarna tengguli dan ditemukan spora yang besarnya 1-2 um.TaksonomiKingdom: FungiPhylum: AscomycotaClass: EuascomycetesOrder: DothidealesFamily: PiedraiaceaeGenus:PiedraiaSpesies:Piedra hortaiPenularan dan Gejala KlinisPenularan dapat terjadi apabila seseorang mengalami kontak langsung dengan spora. Salah satu caranya adalah melalui sisir yang digunakan oleh penderita. Spora dapat menempel pada sisir tersbut sehingga orang yang menggunakan sisir tersebut dapat tertular.Penyakit ini tidak menimbulkan gejala khusus. Biasanya rambut penderita mudah patah pada saat disisir. Selain itu akan terdengar bunyi seperti kawat apabila rambut disisir. Bunyi ini ditimbulkan karena adanya benjolan-benjolan pada rambut.PengobatanPengobatan piedra adalah dengan memotong rambut yang yang terkena infeksi atau mencuci kepala setiap hari dengan larutan sublimat 1/2000 atau shampoo yang mengandung antimikotik.. Candida albicans 1. Klasifikasi Berdasarkan toksonomi menurut Dumilah (1992) adalah sebagai berikut : Divisio : Eumycotina Classis : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Familia : CryptococcaceaeSub Familia : CandidoideaGenus : CandidaSpesies : Candida albicans

2. Morfologi Candida albicans secara mikroskopis berbentuk oval dengan ukuran 2-5 x 3-6 mikron. Biasanya dijumpai clamydospora yang tidak ditemukan pada spesies Candida yang lain dan merupakan pembeda pada spesies tersebut, hanya Candida albicans yang mampu menghasilkan Clamydosporayaitu spora yang dibentuk karena hifa, pada tempat-tempat tertentu membesar, membulat, dan dinding menebal, letaknya di terminal, lateral (Jawetz., 2004). 3. Reproduksi Candida albicans memperbanyak diri dengan spora yang dibentuk langsung dari hifa tanpa adanya peleburan inti dan berbentuk tunas. Candida membentuk pseudohifa yang sebenarnya adalah rangkaian blastospora yang bercabang-cabang (Jawetz., 2004). 4. Biakan Candida albicans dibiakan pada media Sabaroud Glukosa Agar selama 2-4 hari pada suhu 37 C atau suhu ruang akan tampak koloni berbentuk bulat, warna krem, diameter 1-2 mm, konsistensi smooth, mengkilat, bau seperti ragi. Besar koloni tergantung pada umur biakan, tepi koloni terlihat hifa semu sebagai benang-benang halus yang masuk ke dalam media, pada media cair biasanya tumbuh pada dasar tabung (Dumilah., 1992). Pembentukan kecambah dari blastospora sebagai perpanjangan filamentosa (Germ Tube Test) dalam waktu inkubasi 1-2 jam pada suhu 37 C dijumpai pada media yang mengandung faktor protein misalnya putih telur, serum atau plasma darah (Dumilah., 1992). Pembentukan klamidospora yaitu spora aseksual pada bagian tengah atau ujung hifa yang membentuk dinding tebal, dijumpai pada media Corn Meal Agar (Jawetz., 2004). 5. Patogenitas Candida albicans penyebab utama kandidiasis dan merupakan spesies yang paling patogen yang menyerang permukaan kulit, mukosa mulut dan vagina Faktor-faktor yang menyebabkan jumlah Candida albicans meningkat antara lain proses kehamilan, diabetes melitus, penggunaan kontrasepsi oral, antibiotika.