L2F008103_MKP.pdf

7
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) JELOK Akbar Kurnia Octavianto (L2F008103) 1 , Dr. Ir. Hermawan,DEA. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang Abstrak- Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi semua aspek tersebut. Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Pada dasarnya semua tipe pembangkit listrik tenaga air memiliki prinsip proses produksi tenaga listrik yang hamper sama, mungkin yang membedakan produksi bentuk dan ukuran dari peralatan pembangikit yang digunakan. Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan, lingkungan dan ketersediaan pendanaan. kata kunci: Teknik tenaga listrik, PLTA, Perencanaan pembangkit operasi I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi semua aspek tersebut. Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam seluruh kehidupan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada masa sekarang ini adalah kebutuhan energi listrik. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri dan sebagainya. Secara tradisional potensi air digunakan sebagai sumber air baku bagi air minum, kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti mandi, memasak dan mencuci. Selain itu air sungai juga digunakan untuk irigasi lahan pertanian. Di daerah-daerah yang aliran air sungainya menuruni suatu ketinggian, air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga air adalah mengubah energi potensial air pada ketinggian tertentu menjadi energi putar mekanis dengan menggunakan turbin air. Energi mekanis tersebut kemudian diubah menjadi listrik menggunakan generator. 1.2 Tujuan a. Menambah informasi dan pengetahuan mengenai prinsip yang dipelajari selama kuliah dengan aplikasinya di lapangan. b. Mengetahui tata cara pembuatan rencana operasi di pembangkit c. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perencanaan operasi pada PLTA Jelok d. Mengetahui prosentase keandalan hasil kWh dari PLTA Jelok

Transcript of L2F008103_MKP.pdf

  • MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

    PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

    (PLTA) JELOK

    Akbar Kurnia Octavianto (L2F008103)1, Dr. Ir. Hermawan,DEA.

    2

    1Mahasiswa dan

    2Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

    Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

    Abstrak- Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek

    seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi

    semua aspek tersebut.

    Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk

    energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan

    batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Pada dasarnya semua tipe pembangkit listrik tenaga air memiliki prinsip proses produksi tenaga listrik yang hamper sama, mungkin yang membedakan produksi

    bentuk dan ukuran dari peralatan pembangikit yang digunakan.

    Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk

    mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana

    yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan,

    lingkungan dan ketersediaan pendanaan.

    kata kunci: Teknik tenaga listrik, PLTA, Perencanaan pembangkit operasi

    I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini kebutuhan akan

    sumber tenaga listrik sangat besar seiring

    bertambahnya jumlah penduduk makin besar

    pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan

    di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan

    pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber

    tenaga listik yang mampu mencukupi semua

    aspek tersebut.

    Kebutuhan energi merupakan hal yang

    sangat penting dalam seluruh kehidupan

    manusia untuk meningkatkan kesejahteraan

    hidup. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat

    dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada

    masa sekarang ini adalah kebutuhan energi

    listrik. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas

    telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,

    komersial, instansi pemerintah, industri dan

    sebagainya.

    Secara tradisional potensi air digunakan

    sebagai sumber air baku bagi air minum,

    kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti mandi,

    memasak dan mencuci. Selain itu air sungai juga

    digunakan untuk irigasi lahan pertanian. Di

    daerah-daerah yang aliran air sungainya

    menuruni suatu ketinggian, air dapat

    dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Prinsip

    kerja pembangkit listrik tenaga air adalah

    mengubah energi potensial air pada ketinggian

    tertentu menjadi energi putar mekanis dengan

    menggunakan turbin air. Energi mekanis

    tersebut kemudian diubah menjadi listrik

    menggunakan generator.

    1.2 Tujuan a. Menambah informasi dan pengetahuan

    mengenai prinsip yang dipelajari selama

    kuliah dengan aplikasinya di lapangan.

    b. Mengetahui tata cara pembuatan rencana operasi di pembangkit

    c. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perencanaan operasi pada PLTA Jelok

    d. Mengetahui prosentase keandalan hasil kWh dari PLTA Jelok

  • e. Mengetahui apa saja pengaruh pertimbangan target operasi PLTA Jelok.

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam laporan kerja praktek ini hanya

    membahas perencanaan operasi pembangkit

    listrik tenaga air (PLTA) Jelok, tidak membahas

    masalah pembangkitan umum PLTA Jelok

    secara detail.

    II. Tinjauan Pustaka

    Salah satu sarana pemenuhan energi

    listrik yaitu dengan dibangun sebuah

    pembangkit listrik tenaga air. Didalam sebuah

    pembangkit listrik tenaga air tersebut terdapat

    sarana-sarana penunjang untuk melakukan

    proses produksi energi listrik diataranya yaitu

    generator, turbin, transformator, dan lain-lain.

    Keseluruhan peralatan tersebut saling berkaitan

    satu sama lain. Jika sebuah peralatan tersebut

    mengalami kerusakan maka akan menghambat

    proses produksi tenaga listrik.

    2.1 Sistem Pembangkit Listrik

    Generator akan mengubah energi

    mekanis pada poros turbin menjadi energi listrik,

    melalui transformator penaik tegangan ( step-up

    transformer) energi listrik ini kemudian dikirim

    melalui saluran transmisi bertegangan tinggi

    menuju pusat beban. Peningkatan tegangan

    dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus

    yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan

    demikian saluran transmisi bertegangan tinggi

    akan membawa aliran arus yang rendah dan

    berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I2

    . R

    yang menyertainya.

    Elemen pokok sistem tenaga dapat

    dilihat pada diagram blok sistem pembangkit

    dibawah ini :

    Gambar 1 Diagram Blok Sistem Tenaga Listrik

    2.2 Prinsip Pembangkitan Tenaga Air

    Pembangkitan tenaga air adalah suatu

    bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan

    ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga

    listrik, dengan menggunakan turbin air dan

    generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat

    dihitung berdasarkan rumus berikut :

    P = 9,8 H Q (kW)

    Dimana: P = Tenaga yang dikeluarkan

    secara teoristis

    H= Tinggi jatuh air efektif (m)

    Q= Debit air (m3/s)

    Pada umumnya tenaga air ekonomislah

    yang dianggap sebagai potensi tenaga air.

    Namun dengan kemajuan dibidang tenologi dan

    perubahan konsep tentang ekonomi potensi

    tenaga air, maka kategori potensial tenaga air

    ekonomis dan potensi tenaga air diperluas

    hingga meliputi tenaga air teoritis, dan tidak ada

    perbedaan yang tegas.

    2.3 Sumber Air dan Pemakaian Air PLTA

    Jelok

    Air berfungsi sebagai penggerak mulai

    dari turbin air yang berasal dari Rawa Pening

    yaitu danau alam yang merupakan penampungan

    dari sungan Candi Dukuh, Sungai Prapak, dan

    sungai-sungai lain disekitarnya. Keadaan sumber

    air ini adalah sebgai berikut:

    a. Keadaan maksimum pada musim penghujan:

    Tinggi permukaan dari permukaan air laut = 463,600 m

    Luas permukaan = 2620 Ha

    Volume Rawa Pening

    = 35,3 x 106 m3

    b. Keadaan minimum/musim kemarau:

    Tinggi permukaan dari permukaan air laut = 460,50 m

    Luas permukaan = 650 Ha

  • Volume Rawa Pening

    = 13 x 106 m3

    2.4 Perencanaan Operasi Pembangkit

    Secara Umum

    Perencanaan pembangkitan adalah suatu

    proses kegiatan perencanaan yang rumit yang

    bertujuan untuk mencari dan memilih suatu

    rencana yang optimal diantara beberapa

    alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang

    optimal tersebut harus memenuhi total biaya

    pembangkitan yang minimum dengan batasan

    keandalan, lingkungan dan ketersediaan

    pendanaan. Hal ini dilakukan dengan

    mempertimbangkan ketidakpastian yang ada

    dalam perencanaan pembangkitan, seperti :

    Berapa persen perkiraan pertumbuhan

    beban per tahun

    Perkiraan ketersediaan dan harga bahan

    bakar

    Bentuk kurva beban

    Ketersediaan alternatif unit pembangkit

    baru , dan lain-lain.

    2.5 PLTA Run Off River

    Umumnya air yang mengalir pada

    perbedaan ketinggian terletak di daerah hulu,

    sehingga pembendungan air untuk mendapatkan

    ketinggian jatuh air berpengaruh pada volume

    aliran air di daerah hilir. Karena air memiliki

    fungsi lain terutama untuk irigasi pertanian dan

    air baku bagi keperluan air minum dan

    keperluan rumah tangga lainnya maka

    pembangunan bendungan yang dapat

    mengganggu kuantitas aliran air ke hilir.

    Solusi untuk mencegah terjadinya

    konflik penggunaan air adalah tidak melakukan

    pembendungan dan membiarkan air mengalir

    pada aliran alaminya. Pembangkit yang

    menggunakan teknik ini dikenal sebagai

    pembangkit listrik tenaga air run off river seperti

    pada PLTA Jelok.

    Karena difungsikan pada aliran

    alaminya, maka pembangkit jenis ini umumnya

    digunakan di pembangkit-pembangkit skala

    kecil dari skala minihidro dan mikrohidro yang

    daya keluarannya berkisar antara 300 kW

    sampai dengan 10 MW. Selain itu pembangkit

    ini juga beroperasi 24 jam sesuai dengan kondisi

    aliran air alaminya.

    III. Analisa Dan Pembahasan

    3.1 Perencanaan Operasi PLTA Jelok

    Perencanaan operasi pada PLTA jelok

    yang terpenting berdasarkan jumlah atau debit

    air yang ada. Musim juga sangat berpengaruh

    pada proses pembangkitan PLTA karena sangat

    membutuhkan pasokan air. Kemudian

    perencanaan operasi yang lain adalah jatah air

    dari direktorat jenderal sumber daya air dibawah

    kementrian pekerjaan umum, dan yang terakhir

    perencanaan operasi pada PLTA Jelok.

    1. Musim

    Letak geografis Indonesia menyebabkan

    wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang

    berpengaruh terhadap perubahan musim di

    Indonesia.

    Musim Hujan

    Musim hujan di Indonesia terjadi pada

    bulan Oktober sampai April. Musim hujan di

    Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin

    Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang

    bertekanan maksimum ke Benua Australia yang

    bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini

    banyak membawa uap air, sehingga di sebagian

    besar wilayah Indonesia mengalami musim

    hujan.

    Musim Kemarau

    Musim kemarau di Indonesia terjadi

    pada bulan April sampai Oktober. Musin

    kemarau disebabkan oleh hembusan angin

    muson timur yang bertiup dari Benua Australia

    yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia

    yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini

    sedikit membawa uap air sehingga Indonesia

    mengalami musim kemarau.

  • Pembahasan

    Pada musim penghujan operasi pada PLTA

    dapat berjalan optimal dan maksimal. Karena

    dari 4 mesin (15 MW) yang dimiliki dapat

    beroperasi semua sehingga daya yang dihasilkan

    dapat mencapai dari target yang diharapkan dan

    bahkan melebihi target atau surplus.

    Sebaliknya pada musim kemarau yaitu terjadi

    pada bulan april sampai oktober PLTA Jelok

    mulai mengurangi operasi mesin generator

    karena ketersediaan air yang berkurang. Pada

    musim kemarau biasanya dari 4 unit dimatikan 2

    unit atau 3 unit tergantung kapasitas air yang

    tersedia dan pertimbangan lainnya dari lifetime

    atau jam kerja dari mesin itu sendiri.

    2. Jatah Air Dari Direktorat Jendral Sumber Daya Air

    Profil Direktorat Jendral Sumber Daya

    Air Dinas Pekerjaan Umum yang beroperasi di

    wilayah waduk rawa pening merupakan daerah

    kerja Balai Besar Wilayah sungai Pemali-Juana,

    yang bertugas untuk mengontrol penggunaan air

    yang ada di wilayah kerjanya, penggunaan air

    tidak sembarangan digunakan atau dimanfaatkan

    seenaknya karena akan dapat merusak suatu

    sistem ekosistem pada daerah tertentu.

    Balai Besar Wilayah Sungai Pemali -

    Juana bertugas melaksanakan pengelolaan

    sumber daya air yang meliputi perencanaan,

    pelaksanan konstruksi, operasi dan pemeliharaan

    dalam rangka konservasi sumber daya air,

    pengembangan sumber daya air, pendayagunaan

    sumber daya air dan pengendalian daya rusak air

    pada wilayah sungai. Balai Besar Wilayah

    Sungai Pemali - Juana menyelenggarakan

    fungsi:

    a. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan

    sumber daya air pada wilayah sungai;

    b. Pengelolaan sumber daya air yang

    meliputi konservasi sumber daya air,

    pengembangan sumber daya air,

    pendayagunaan sumberdaya air dan

    pengendalian daya rusak air pada wilayah

    sungai;

    c. Penyiapan rekomendasi teknis dalam

    pemberian ijin atas penyediaan,

    peruntukan, penggunaan dan pengusahaan

    sumber daya air pada wilayah sungai;

    d. Pengelolaan sistem hidrologi;

    Struktur Organisasi di Direktorat Jendral

    Sumber Daya Air

    Gambar 2 Struktur Organisasi Dirjen SDA

    Pembahasan

    Pemanfaatan air harus dapat dikontrol

    dengan baik oleh Dirjen SDA agar ketersediaan

    air dapat terus dijaga, dan tidak merusak

    ekosistem yang berada pada wilayah tertentu.

    Penggunaan yang besar dan seenaknya saja

    tanpa dikontrol dapat menyebabkan kerusakan

    alam sekitar, maka dari itu Dirjen SDA bertugas

    untuk mengontrolnya.

    Jatah air yang digunakan di PLTA Jelok

    diatur sepenuhnya oleh Dirjen SDA, jadi

    rencana operasi harian PLTA Jelok bergantung

    dari jatah air yang diberikan oleh Dirjen SDA

    tadi yang dikontrol langsung menggunakan Dam

    Tuntang yang terletak di sungai tuntang yang

    operasionalnya di operasikan oleh pegawai dari

    PLTA Jelok atas arahan dari Dirjen SDA.

    Pada saaat musim kemarau penjatahan

    air dilakukan sangat ketat. Air dari rawa pening

  • tidak hanya digunakan untuk PLTA Jelok

    melainkan untuk irigasi dan penggunaan air

    lainnya sehingga harus benar-benar dijaga

    penggunaanya.

    3. Perencanaan Taret Operasi Perencanaan target operasi dari PLTA

    Jelok merupakan perencanaan tahunan yang

    dirancang atau disusun sendiri oleh manajemen

    PLTA Jelok yang digunakan untuk mengetahui

    operasi yang akan dilakasanakan pada bulan-

    bulan tertentu.

    Contoh Perhitungan kWh Tiap Bulan Pada

    PLTA Jelok

    Contoh perhitungan rata-rata keluaran kWh

    PLTA Jelok :

    Diket : Daya yang dikirim per jam : 15 MW

    Perhitungan : 15 MW = 15.000 kW per jam

    Untuk 1 hari = 15.000 x 24 jam =

    360.000 kWh/Hari

    Untuk 1 bulan = 360.000 x 30 hari =

    10.800.000 kWh/ Bulan

    Tabel 1 Rencana produksi & realisasi kWh

    PLTA Jelok tahun 2011

    Tabel 2 Rencana & realisasi pemakaian sendiri

    PLTA Jelok tahun 2011

    Perencanaan atau target operasi pada tabel diatas

    khususnya pada PLTA Jelok didasarkan pada :

    1. Kapasitas mesin ( Daya output mesin) 2. Musim 3. Rata-rata realisasi selama 5 atau 10

    tahun yang berturut- turut.

    Kapasitas mesin yaitu merupakan

    kemampuan mesin untuk menghasilkan daya

    keluaran maksimal apabila di PLTA Jelok total

    daya yang dapat dihasilkan maksimal sekitar 15

    MW. Musim sangat berpengaruh sekali dalam

    pengoperasian PLTA Jelok, ketika jumlah air

    banyak seperti pada musim penghujan maka

    target yang ditetapkan pasti besar atau

    maksimal. Hal yang mempengaruhi target atau

    rencana operasi PLTA Jelok juga didapatkan

    dari rata-rata realisasi 5 atau 10 tahun terakhir

    karena hasilnya tidak jauh berbeda maka dapat

    dijadikan salah satu pengaruh terhadap rencana

    operasi PLTA Jelok. Dapat kita lihat

    perencanaan target operasi total produksi pada

    bulan juli realisasinya melampaui target itu

    dikarenakan masih musim hujan sehingga debit

    air yang ada di rawa pening masih besar dan

    jatah penggunaan dari Dirjen SDA masih banyak

    untuk PLTA Jelok.

    Triwulan Bulan Rencana

    (Target) Realisasi selisih

    Surplus

    %

    Total

    %

    I

    Januari 14.012 14.956 944 6,74 106,74

    Pebruari 12.844 13.776 932 7,26 107,26

    Maret 14.384 14.997 613 4,26 104,26

    II

    April 14.404 14.273 -131 -0,91 99,09

    Mei 13.512 15.194 1.682 12,45 112,45

    Juni 11.896 13.990 2.094 17,60 117,60

    III

    Juli 17.784 14.910 -2.874 -16,16 83,84

    Agustus 10.964 11.142 178 1,62 101,62

    September 10.380 12.869 2.489 23,98 123,98

    IV

    Oktober 10.592 9.399 -1.193 -11,26 88,74

    November 11.892

    Desember 13.200

    Jumlah 155.864

    1.045,57

    Rata-

    rata 87,13

    Triwulan Bulan Rencana (Target)

    Realisasi selisih Surplus

    % Total %

    I

    Januari 9,103,416 10,807,104 1.703.688 18,71 118,71

    Pebruari 8,813,384 9,349,199 535.815 6,08 106,08

    Maret 10,585,720 10,824,121 238.401 2,25 102,25

    II

    April 10,605,164 11,063,668 458.504 4,32 104,32

    Mei 9,518,208 11,404,008 1.885.800 19,81 119,81

    Juni 8,284,432 9,439,199 1.154.767 13,94 113,94

    III

    Juli 7,063,540 10,633,007 3.569.467 50,53 150,53

    Agustus 4,855,324 6,149,682 1.294.358 26,66 126,66

    September 3,671,220 5,593,357 1.922.137 52,36 152,36

    IV

    Oktober 4,016,408 4,616,843 600.435 14,95 114,95

    November 6,064,364

    Desember 8,259,764

    Jumlah 90,840,964 89,880,188 13,363,352 209,61 1.209,62

  • Perhitungan Prosentase Produksi kWh PLTA

    Jelok

    Jumlah kWh untuk beban maksimal 15 MW selama 1 tahun :

    Diket : jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1

    bulan : 10.800.000 kWh

    Jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1 tahun :

    jumlah kWh per bulan x 12 bulan=

    10.800.000 x 12 = 129.600.000 kWh

    Jumlah kWh realisasi tahun 2011 : Dengan permisalan pada bulan November dan

    Desember hasil kWh realisasi mendekati jumlah

    kWh pada target perencanaan :

    November = 6.500.000 kWh

    Desember = 8.600.000 kWh

    Jadi :

    Jumlah total kWh realisasi yang dihasilkan 1

    tahun = 104.980.188 kWh

    Nilai prosentase produksi PLTA Jelok

    Jadi didapatkan produksi pada PLTA

    Jelok sebesar 81 % dari total produksi jika

    dengan beban maksimal 15 MW. Hal tersebut

    dapat dikatakan bahwa PLTA Jelok memiliki

    keandalan sistem produksi yang baik, karena

    hampir pada tiap bulannya PLTA Jelok mampu

    menghasilkan jumlah kWh diatas target yang

    ditentukan.

    Tabel 3 Total Produksi bulan Juli pada PLTA

    Jelok

    Gambar 3 Grafik Operasi Unit

    Dapat dilihat dari grafik diatas

    didapatkan kesimpulan bahwa operasi harian

    dari awal juli hingga akhir juli cenderung

    menurun walaupun hasil kWh melebihi target,

    hal ini dikarenakan sudah memasuki musim

    kemarau sehingga air yang ada di waduk rawa

    -

    4

    8

    12

    16

    20

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    Un

    it / M

    W

    tanggal

    Grafik Operasi Unit

    Juli - Agustus 2011

    Unit Operasi Beban

    URAIAN Min Max

    Unit Operasi 2 4

    Beban 6.00 15.00

    Elevasi 461.63 462.80

    Buangan 0.50 2.00

    Flow Penstock 1 2.72 7.53

    Flow Penstock 2 3.05 8.47

    Flow total 6.41 15.65

    Temp Trafo Eksitasi #1 - 39.60

    Temp Trafo Eksitasi #2 - 38.90

    Temp Trafo Eksitasi #3 - 40.40

    Temp Trafo Eksitasi #4 - 42.70

    Temp Bantalan Turbin #1 - 58.10

    Temp Bantalan Turbin #2 - 58.50

    Temp Bantalan Turbin #3 - 58.30

    Temp Bantalan Turbin #4 - 56.20

    Produksi 24 jam 163.63 375.68

  • pening menyusut sehingga penggunaanya harus

    dibatasi.

    IV. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    1. Berhasilnya opersional kerja dari suatu PLTA adalah karena kerjasama,

    komunikasi dan koordinasi secara baik

    diantara para unsur pelaksananya, dari

    unsur pimpinan sampai para teknisinya.

    PLTA Jelok telah dikelola dengan system

    manajemen yang baik dan dilaksanakan

    oleh teknisi-teknisi professional.

    2. Perencanaan operasi pembangkit PLTA Jelok didasarkan dari 3 hal yaitu musim,

    jatah air dari Dirjen Sumber Daya Air dan

    yang terakhir yaitu perencanaan target

    operasi.

    3. PLTA merupakan pembangkit yang paling murah biaya operasionalnya karena

    menggunakan bahan bakar yang tersedia

    secara banyak dan gratis oleh alam yaitu

    sumber daya air.

    4. PLTA merupakan proyek yang sangat vital/penting guna menunjang

    pembangunan, sistem pengawasan dan

    evaluasi secara rutin di PLTA Jelok amat

    menentukan dalam pengendalian proses

    operasionalnya, sehingga PLTA Jelok

    dapat dijamin keamanan dan

    kehandalannya.

    4.2 Saran

    1. Perlu adanya penambahan efektivitas keandalan dari hasil daya keluaran yang

    dihasilkan PLTA Jelok minimal lebih besar

    dari 80 %

    2. Pengelola PLTA Jelok diharapkan memberikan kebijaksanaan menambah

    jumlah personelnya yang bertugas untuk

    memberikan pengarahan serta bimbingan

    pada mahasiswa praktikan, sehingga

    kehadiran para mahasiswa tidak

    mengganggu jadwal kerja.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Lister,Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta, 1993.

    [2] Marsudi, Ir. Djiteng, Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga, Jakarta, 2005.

    [3] Theraja. BL, Electrical Technology , S. Chand & Company LTD,Ram Nagar, New Delhi, 1994.

    [4] www.indonesiapower.co.id

    [5] www.google.co.id

    [5] www.pu.go.id

    BIODATA PENULIS

    Akbar Kurnia

    Octavianto

    (L2F008103) lahir di

    Semarang 06 Oktober

    1990, menempuh

    pendidikan di SDN

    Banyumanik 02,

    SMPN 21 Semarang,

    SMAN 12 Semarang,

    Dan saat ini masih

    menempuh pendidikan di Teknik Elektro

    Univertsitas Diponegoro Semarang konsentrasi

    ketenagaan

    Semarang, November 2011

    Mengetahui dan Mengesahkan,

    Dosen Pembimbing

    Dr. Ir Hermawan, DEA

    NIP. 96002231986021001