L2F008103_MKP.pdf
-
Upload
immanuel-ketaren -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of L2F008103_MKP.pdf
-
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
(PLTA) JELOK
Akbar Kurnia Octavianto (L2F008103)1, Dr. Ir. Hermawan,DEA.
2
1Mahasiswa dan
2Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang
Abstrak- Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek
seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi
semua aspek tersebut.
Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk
energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan
batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Pada dasarnya semua tipe pembangkit listrik tenaga air memiliki prinsip proses produksi tenaga listrik yang hamper sama, mungkin yang membedakan produksi
bentuk dan ukuran dari peralatan pembangikit yang digunakan.
Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk
mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana
yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan,
lingkungan dan ketersediaan pendanaan.
kata kunci: Teknik tenaga listrik, PLTA, Perencanaan pembangkit operasi
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini kebutuhan akan
sumber tenaga listrik sangat besar seiring
bertambahnya jumlah penduduk makin besar
pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan
di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan
pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber
tenaga listik yang mampu mencukupi semua
aspek tersebut.
Kebutuhan energi merupakan hal yang
sangat penting dalam seluruh kehidupan
manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat
dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada
masa sekarang ini adalah kebutuhan energi
listrik. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas
telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,
komersial, instansi pemerintah, industri dan
sebagainya.
Secara tradisional potensi air digunakan
sebagai sumber air baku bagi air minum,
kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti mandi,
memasak dan mencuci. Selain itu air sungai juga
digunakan untuk irigasi lahan pertanian. Di
daerah-daerah yang aliran air sungainya
menuruni suatu ketinggian, air dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Prinsip
kerja pembangkit listrik tenaga air adalah
mengubah energi potensial air pada ketinggian
tertentu menjadi energi putar mekanis dengan
menggunakan turbin air. Energi mekanis
tersebut kemudian diubah menjadi listrik
menggunakan generator.
1.2 Tujuan a. Menambah informasi dan pengetahuan
mengenai prinsip yang dipelajari selama
kuliah dengan aplikasinya di lapangan.
b. Mengetahui tata cara pembuatan rencana operasi di pembangkit
c. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perencanaan operasi pada PLTA Jelok
d. Mengetahui prosentase keandalan hasil kWh dari PLTA Jelok
-
e. Mengetahui apa saja pengaruh pertimbangan target operasi PLTA Jelok.
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan kerja praktek ini hanya
membahas perencanaan operasi pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) Jelok, tidak membahas
masalah pembangkitan umum PLTA Jelok
secara detail.
II. Tinjauan Pustaka
Salah satu sarana pemenuhan energi
listrik yaitu dengan dibangun sebuah
pembangkit listrik tenaga air. Didalam sebuah
pembangkit listrik tenaga air tersebut terdapat
sarana-sarana penunjang untuk melakukan
proses produksi energi listrik diataranya yaitu
generator, turbin, transformator, dan lain-lain.
Keseluruhan peralatan tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Jika sebuah peralatan tersebut
mengalami kerusakan maka akan menghambat
proses produksi tenaga listrik.
2.1 Sistem Pembangkit Listrik
Generator akan mengubah energi
mekanis pada poros turbin menjadi energi listrik,
melalui transformator penaik tegangan ( step-up
transformer) energi listrik ini kemudian dikirim
melalui saluran transmisi bertegangan tinggi
menuju pusat beban. Peningkatan tegangan
dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus
yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan
demikian saluran transmisi bertegangan tinggi
akan membawa aliran arus yang rendah dan
berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I2
. R
yang menyertainya.
Elemen pokok sistem tenaga dapat
dilihat pada diagram blok sistem pembangkit
dibawah ini :
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Tenaga Listrik
2.2 Prinsip Pembangkitan Tenaga Air
Pembangkitan tenaga air adalah suatu
bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan
ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga
listrik, dengan menggunakan turbin air dan
generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat
dihitung berdasarkan rumus berikut :
P = 9,8 H Q (kW)
Dimana: P = Tenaga yang dikeluarkan
secara teoristis
H= Tinggi jatuh air efektif (m)
Q= Debit air (m3/s)
Pada umumnya tenaga air ekonomislah
yang dianggap sebagai potensi tenaga air.
Namun dengan kemajuan dibidang tenologi dan
perubahan konsep tentang ekonomi potensi
tenaga air, maka kategori potensial tenaga air
ekonomis dan potensi tenaga air diperluas
hingga meliputi tenaga air teoritis, dan tidak ada
perbedaan yang tegas.
2.3 Sumber Air dan Pemakaian Air PLTA
Jelok
Air berfungsi sebagai penggerak mulai
dari turbin air yang berasal dari Rawa Pening
yaitu danau alam yang merupakan penampungan
dari sungan Candi Dukuh, Sungai Prapak, dan
sungai-sungai lain disekitarnya. Keadaan sumber
air ini adalah sebgai berikut:
a. Keadaan maksimum pada musim penghujan:
Tinggi permukaan dari permukaan air laut = 463,600 m
Luas permukaan = 2620 Ha
Volume Rawa Pening
= 35,3 x 106 m3
b. Keadaan minimum/musim kemarau:
Tinggi permukaan dari permukaan air laut = 460,50 m
Luas permukaan = 650 Ha
-
Volume Rawa Pening
= 13 x 106 m3
2.4 Perencanaan Operasi Pembangkit
Secara Umum
Perencanaan pembangkitan adalah suatu
proses kegiatan perencanaan yang rumit yang
bertujuan untuk mencari dan memilih suatu
rencana yang optimal diantara beberapa
alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang
optimal tersebut harus memenuhi total biaya
pembangkitan yang minimum dengan batasan
keandalan, lingkungan dan ketersediaan
pendanaan. Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan ketidakpastian yang ada
dalam perencanaan pembangkitan, seperti :
Berapa persen perkiraan pertumbuhan
beban per tahun
Perkiraan ketersediaan dan harga bahan
bakar
Bentuk kurva beban
Ketersediaan alternatif unit pembangkit
baru , dan lain-lain.
2.5 PLTA Run Off River
Umumnya air yang mengalir pada
perbedaan ketinggian terletak di daerah hulu,
sehingga pembendungan air untuk mendapatkan
ketinggian jatuh air berpengaruh pada volume
aliran air di daerah hilir. Karena air memiliki
fungsi lain terutama untuk irigasi pertanian dan
air baku bagi keperluan air minum dan
keperluan rumah tangga lainnya maka
pembangunan bendungan yang dapat
mengganggu kuantitas aliran air ke hilir.
Solusi untuk mencegah terjadinya
konflik penggunaan air adalah tidak melakukan
pembendungan dan membiarkan air mengalir
pada aliran alaminya. Pembangkit yang
menggunakan teknik ini dikenal sebagai
pembangkit listrik tenaga air run off river seperti
pada PLTA Jelok.
Karena difungsikan pada aliran
alaminya, maka pembangkit jenis ini umumnya
digunakan di pembangkit-pembangkit skala
kecil dari skala minihidro dan mikrohidro yang
daya keluarannya berkisar antara 300 kW
sampai dengan 10 MW. Selain itu pembangkit
ini juga beroperasi 24 jam sesuai dengan kondisi
aliran air alaminya.
III. Analisa Dan Pembahasan
3.1 Perencanaan Operasi PLTA Jelok
Perencanaan operasi pada PLTA jelok
yang terpenting berdasarkan jumlah atau debit
air yang ada. Musim juga sangat berpengaruh
pada proses pembangkitan PLTA karena sangat
membutuhkan pasokan air. Kemudian
perencanaan operasi yang lain adalah jatah air
dari direktorat jenderal sumber daya air dibawah
kementrian pekerjaan umum, dan yang terakhir
perencanaan operasi pada PLTA Jelok.
1. Musim
Letak geografis Indonesia menyebabkan
wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang
berpengaruh terhadap perubahan musim di
Indonesia.
Musim Hujan
Musim hujan di Indonesia terjadi pada
bulan Oktober sampai April. Musim hujan di
Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin
Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang
bertekanan maksimum ke Benua Australia yang
bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini
banyak membawa uap air, sehingga di sebagian
besar wilayah Indonesia mengalami musim
hujan.
Musim Kemarau
Musim kemarau di Indonesia terjadi
pada bulan April sampai Oktober. Musin
kemarau disebabkan oleh hembusan angin
muson timur yang bertiup dari Benua Australia
yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia
yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini
sedikit membawa uap air sehingga Indonesia
mengalami musim kemarau.
-
Pembahasan
Pada musim penghujan operasi pada PLTA
dapat berjalan optimal dan maksimal. Karena
dari 4 mesin (15 MW) yang dimiliki dapat
beroperasi semua sehingga daya yang dihasilkan
dapat mencapai dari target yang diharapkan dan
bahkan melebihi target atau surplus.
Sebaliknya pada musim kemarau yaitu terjadi
pada bulan april sampai oktober PLTA Jelok
mulai mengurangi operasi mesin generator
karena ketersediaan air yang berkurang. Pada
musim kemarau biasanya dari 4 unit dimatikan 2
unit atau 3 unit tergantung kapasitas air yang
tersedia dan pertimbangan lainnya dari lifetime
atau jam kerja dari mesin itu sendiri.
2. Jatah Air Dari Direktorat Jendral Sumber Daya Air
Profil Direktorat Jendral Sumber Daya
Air Dinas Pekerjaan Umum yang beroperasi di
wilayah waduk rawa pening merupakan daerah
kerja Balai Besar Wilayah sungai Pemali-Juana,
yang bertugas untuk mengontrol penggunaan air
yang ada di wilayah kerjanya, penggunaan air
tidak sembarangan digunakan atau dimanfaatkan
seenaknya karena akan dapat merusak suatu
sistem ekosistem pada daerah tertentu.
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali -
Juana bertugas melaksanakan pengelolaan
sumber daya air yang meliputi perencanaan,
pelaksanan konstruksi, operasi dan pemeliharaan
dalam rangka konservasi sumber daya air,
pengembangan sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air
pada wilayah sungai. Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali - Juana menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai;
b. Pengelolaan sumber daya air yang
meliputi konservasi sumber daya air,
pengembangan sumber daya air,
pendayagunaan sumberdaya air dan
pengendalian daya rusak air pada wilayah
sungai;
c. Penyiapan rekomendasi teknis dalam
pemberian ijin atas penyediaan,
peruntukan, penggunaan dan pengusahaan
sumber daya air pada wilayah sungai;
d. Pengelolaan sistem hidrologi;
Struktur Organisasi di Direktorat Jendral
Sumber Daya Air
Gambar 2 Struktur Organisasi Dirjen SDA
Pembahasan
Pemanfaatan air harus dapat dikontrol
dengan baik oleh Dirjen SDA agar ketersediaan
air dapat terus dijaga, dan tidak merusak
ekosistem yang berada pada wilayah tertentu.
Penggunaan yang besar dan seenaknya saja
tanpa dikontrol dapat menyebabkan kerusakan
alam sekitar, maka dari itu Dirjen SDA bertugas
untuk mengontrolnya.
Jatah air yang digunakan di PLTA Jelok
diatur sepenuhnya oleh Dirjen SDA, jadi
rencana operasi harian PLTA Jelok bergantung
dari jatah air yang diberikan oleh Dirjen SDA
tadi yang dikontrol langsung menggunakan Dam
Tuntang yang terletak di sungai tuntang yang
operasionalnya di operasikan oleh pegawai dari
PLTA Jelok atas arahan dari Dirjen SDA.
Pada saaat musim kemarau penjatahan
air dilakukan sangat ketat. Air dari rawa pening
-
tidak hanya digunakan untuk PLTA Jelok
melainkan untuk irigasi dan penggunaan air
lainnya sehingga harus benar-benar dijaga
penggunaanya.
3. Perencanaan Taret Operasi Perencanaan target operasi dari PLTA
Jelok merupakan perencanaan tahunan yang
dirancang atau disusun sendiri oleh manajemen
PLTA Jelok yang digunakan untuk mengetahui
operasi yang akan dilakasanakan pada bulan-
bulan tertentu.
Contoh Perhitungan kWh Tiap Bulan Pada
PLTA Jelok
Contoh perhitungan rata-rata keluaran kWh
PLTA Jelok :
Diket : Daya yang dikirim per jam : 15 MW
Perhitungan : 15 MW = 15.000 kW per jam
Untuk 1 hari = 15.000 x 24 jam =
360.000 kWh/Hari
Untuk 1 bulan = 360.000 x 30 hari =
10.800.000 kWh/ Bulan
Tabel 1 Rencana produksi & realisasi kWh
PLTA Jelok tahun 2011
Tabel 2 Rencana & realisasi pemakaian sendiri
PLTA Jelok tahun 2011
Perencanaan atau target operasi pada tabel diatas
khususnya pada PLTA Jelok didasarkan pada :
1. Kapasitas mesin ( Daya output mesin) 2. Musim 3. Rata-rata realisasi selama 5 atau 10
tahun yang berturut- turut.
Kapasitas mesin yaitu merupakan
kemampuan mesin untuk menghasilkan daya
keluaran maksimal apabila di PLTA Jelok total
daya yang dapat dihasilkan maksimal sekitar 15
MW. Musim sangat berpengaruh sekali dalam
pengoperasian PLTA Jelok, ketika jumlah air
banyak seperti pada musim penghujan maka
target yang ditetapkan pasti besar atau
maksimal. Hal yang mempengaruhi target atau
rencana operasi PLTA Jelok juga didapatkan
dari rata-rata realisasi 5 atau 10 tahun terakhir
karena hasilnya tidak jauh berbeda maka dapat
dijadikan salah satu pengaruh terhadap rencana
operasi PLTA Jelok. Dapat kita lihat
perencanaan target operasi total produksi pada
bulan juli realisasinya melampaui target itu
dikarenakan masih musim hujan sehingga debit
air yang ada di rawa pening masih besar dan
jatah penggunaan dari Dirjen SDA masih banyak
untuk PLTA Jelok.
Triwulan Bulan Rencana
(Target) Realisasi selisih
Surplus
%
Total
%
I
Januari 14.012 14.956 944 6,74 106,74
Pebruari 12.844 13.776 932 7,26 107,26
Maret 14.384 14.997 613 4,26 104,26
II
April 14.404 14.273 -131 -0,91 99,09
Mei 13.512 15.194 1.682 12,45 112,45
Juni 11.896 13.990 2.094 17,60 117,60
III
Juli 17.784 14.910 -2.874 -16,16 83,84
Agustus 10.964 11.142 178 1,62 101,62
September 10.380 12.869 2.489 23,98 123,98
IV
Oktober 10.592 9.399 -1.193 -11,26 88,74
November 11.892
Desember 13.200
Jumlah 155.864
1.045,57
Rata-
rata 87,13
Triwulan Bulan Rencana (Target)
Realisasi selisih Surplus
% Total %
I
Januari 9,103,416 10,807,104 1.703.688 18,71 118,71
Pebruari 8,813,384 9,349,199 535.815 6,08 106,08
Maret 10,585,720 10,824,121 238.401 2,25 102,25
II
April 10,605,164 11,063,668 458.504 4,32 104,32
Mei 9,518,208 11,404,008 1.885.800 19,81 119,81
Juni 8,284,432 9,439,199 1.154.767 13,94 113,94
III
Juli 7,063,540 10,633,007 3.569.467 50,53 150,53
Agustus 4,855,324 6,149,682 1.294.358 26,66 126,66
September 3,671,220 5,593,357 1.922.137 52,36 152,36
IV
Oktober 4,016,408 4,616,843 600.435 14,95 114,95
November 6,064,364
Desember 8,259,764
Jumlah 90,840,964 89,880,188 13,363,352 209,61 1.209,62
-
Perhitungan Prosentase Produksi kWh PLTA
Jelok
Jumlah kWh untuk beban maksimal 15 MW selama 1 tahun :
Diket : jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1
bulan : 10.800.000 kWh
Jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1 tahun :
jumlah kWh per bulan x 12 bulan=
10.800.000 x 12 = 129.600.000 kWh
Jumlah kWh realisasi tahun 2011 : Dengan permisalan pada bulan November dan
Desember hasil kWh realisasi mendekati jumlah
kWh pada target perencanaan :
November = 6.500.000 kWh
Desember = 8.600.000 kWh
Jadi :
Jumlah total kWh realisasi yang dihasilkan 1
tahun = 104.980.188 kWh
Nilai prosentase produksi PLTA Jelok
Jadi didapatkan produksi pada PLTA
Jelok sebesar 81 % dari total produksi jika
dengan beban maksimal 15 MW. Hal tersebut
dapat dikatakan bahwa PLTA Jelok memiliki
keandalan sistem produksi yang baik, karena
hampir pada tiap bulannya PLTA Jelok mampu
menghasilkan jumlah kWh diatas target yang
ditentukan.
Tabel 3 Total Produksi bulan Juli pada PLTA
Jelok
Gambar 3 Grafik Operasi Unit
Dapat dilihat dari grafik diatas
didapatkan kesimpulan bahwa operasi harian
dari awal juli hingga akhir juli cenderung
menurun walaupun hasil kWh melebihi target,
hal ini dikarenakan sudah memasuki musim
kemarau sehingga air yang ada di waduk rawa
-
4
8
12
16
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Un
it / M
W
tanggal
Grafik Operasi Unit
Juli - Agustus 2011
Unit Operasi Beban
URAIAN Min Max
Unit Operasi 2 4
Beban 6.00 15.00
Elevasi 461.63 462.80
Buangan 0.50 2.00
Flow Penstock 1 2.72 7.53
Flow Penstock 2 3.05 8.47
Flow total 6.41 15.65
Temp Trafo Eksitasi #1 - 39.60
Temp Trafo Eksitasi #2 - 38.90
Temp Trafo Eksitasi #3 - 40.40
Temp Trafo Eksitasi #4 - 42.70
Temp Bantalan Turbin #1 - 58.10
Temp Bantalan Turbin #2 - 58.50
Temp Bantalan Turbin #3 - 58.30
Temp Bantalan Turbin #4 - 56.20
Produksi 24 jam 163.63 375.68
-
pening menyusut sehingga penggunaanya harus
dibatasi.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Berhasilnya opersional kerja dari suatu PLTA adalah karena kerjasama,
komunikasi dan koordinasi secara baik
diantara para unsur pelaksananya, dari
unsur pimpinan sampai para teknisinya.
PLTA Jelok telah dikelola dengan system
manajemen yang baik dan dilaksanakan
oleh teknisi-teknisi professional.
2. Perencanaan operasi pembangkit PLTA Jelok didasarkan dari 3 hal yaitu musim,
jatah air dari Dirjen Sumber Daya Air dan
yang terakhir yaitu perencanaan target
operasi.
3. PLTA merupakan pembangkit yang paling murah biaya operasionalnya karena
menggunakan bahan bakar yang tersedia
secara banyak dan gratis oleh alam yaitu
sumber daya air.
4. PLTA merupakan proyek yang sangat vital/penting guna menunjang
pembangunan, sistem pengawasan dan
evaluasi secara rutin di PLTA Jelok amat
menentukan dalam pengendalian proses
operasionalnya, sehingga PLTA Jelok
dapat dijamin keamanan dan
kehandalannya.
4.2 Saran
1. Perlu adanya penambahan efektivitas keandalan dari hasil daya keluaran yang
dihasilkan PLTA Jelok minimal lebih besar
dari 80 %
2. Pengelola PLTA Jelok diharapkan memberikan kebijaksanaan menambah
jumlah personelnya yang bertugas untuk
memberikan pengarahan serta bimbingan
pada mahasiswa praktikan, sehingga
kehadiran para mahasiswa tidak
mengganggu jadwal kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lister,Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta, 1993.
[2] Marsudi, Ir. Djiteng, Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga, Jakarta, 2005.
[3] Theraja. BL, Electrical Technology , S. Chand & Company LTD,Ram Nagar, New Delhi, 1994.
[4] www.indonesiapower.co.id
[5] www.google.co.id
[5] www.pu.go.id
BIODATA PENULIS
Akbar Kurnia
Octavianto
(L2F008103) lahir di
Semarang 06 Oktober
1990, menempuh
pendidikan di SDN
Banyumanik 02,
SMPN 21 Semarang,
SMAN 12 Semarang,
Dan saat ini masih
menempuh pendidikan di Teknik Elektro
Univertsitas Diponegoro Semarang konsentrasi
ketenagaan
Semarang, November 2011
Mengetahui dan Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir Hermawan, DEA
NIP. 96002231986021001