L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau...

154
L A M P I R A N PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1993 PELAKSANAAN REPELITA V TAHUN KEEMPAT ( 1 APRIL 1992/93 S/D 31 MARET 1993/94 ) REPUBLIK INDONESIA

Transcript of L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau...

Page 1: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

L A M P I R A N

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1993

PELAKSANAAN REPELITA V

TAHUN KEEMPAT

( 1 APRIL 1992/93 S/D 31 MARET 1993/94 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya
Page 3: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

DAFTAR ISI:

Halaman

Bab 1. Umum............................................................................................ I13-76Bab 11. Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup ........................ 11/3 - 36

Bab 111. Pengembangan Dunia Usaha ......................................................... 111/3 - 38

Bab IV, Keuangan Negara, Perkembangan Moneter danLembaga-Lembaga Keuangan .......................................................

IV/3 - 66Bab V. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Luar Negeri ..................... V/3 - 35

Bab VI. Pertanian dan Pengairan .................................................................. VI/3 - 71

Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi ............................................................ VII/3 - 42

Bab VIII. Industri............................................................................................. VIII/3-41

Bab IX. Pertambangan dan Energi .............................................................. IX/3 - 53

Bab X. Perhubungan dan Pariwisata .......................................................... X/3 - 54

Bab XI. Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri .................................. XI/3 - 70

Bab XII. Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Transmigrasi...................... XII/3 - 62

Bab XIII. Perumahan Rakyat dan Permukiman ............................................. XIII/3 - 19

Bab XIV. Pembangunan Daerah, Desa dan Kota ......................................... XIV/3 - 61

Bab XV. Agama............................................................................................ XV/3-22

Bab XVI. Pendidikan, Generasi Muda, Kebudayaan Nasionaldan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ................... XVI/3 - 51

Bab XVII. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Penelitian dan Statistik ............... XVII/3 - 58

Bab XVIII. Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Peranan Wanita ................ XVIII/3 - 80

Bab XIX. Kependudukan dan Keluarga Berencana ....................................... XIX/3 - 39

Bab XX. H u k u m ..................................................................................... XX/3 - 31

Bab XXI. Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial .................................... XXI/3 - 15

Bab XXII. Aparatur Pemerintah XXII/3 - 59

11

Page 4: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya
Page 5: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

BAB I

U M U M

Page 6: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya
Page 7: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

BAB I

U M U M

Bahan-bahan ini merupakan Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus tahun 1993, dan berisi laporan perkembangan hasil-hasil pembangunan selama empat tahun pelaksanaan Repelita V. Bab Umum ini merupakan rangkuman dari laporan di berbagai bidang dan sektor pembangunan yang berisi langkah kebijaksanaan, program dan proyek pembangunan yang telah dilaksanakan dalam semua bidang dan hasil-hasil yang telah dicapai selama empat tahun pelaksanaan Repelita V. Uraian yang lebih terinci tentang pembangunan di segala bidang tersebut dan hasil-hasilnya dapat dilihat pada Bab-bab yang bersangkutan.

Secara umum, pelaksanaan pembangunan nasional selama empat tahun Repelita V telah mencatat hasil yang menggembirakan walaupun selama kurun waktu tersebut harus dihadapi berbagai tantangan dan hambatan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

I/3

Page 8: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Keberhasilan pembangunan ekonomi tampak antara lain dari tingkat pertumbuhan ekonomi selama Repelita V. Pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama empat, tahun Repelita V telah mencapai 7 % sedangkan sasarannya adalah 5 % per tahun. Tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut, yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk, telah meningkatkan pendapatan nominal per kapita penduduk Indonesia dari sekitar Rp 950 ribu pada tahun 1989 menjadi sekitar Rp 1,4 juta pada tahun 1992. Bila dinyatakan dalam dolar Amerika, maka peningkatan pendapatan nominal per kapita adalah dari sekitar US$ 530 pada tahun 1989 menjadi sekitar US$ 680 pada tahun 1992.

Dalam perspektif sektoral, pertumbuhan tertinggi selama periode 1989-1992 dicapai oleh sektor listrik, gas dan air minum, yaitu 14,1 % rata-rata per tahun. Sektor-sektor lain yang tingkat pertumbuhan rata-rata per tahunnya melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tersebut adalah sektor-sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (13,6%), Bangunan (11,6%), Industri Pengolahan (10,2 % ), Pengangkutan dan Komunikasi (9,9% ), dan Perdagangan, Hotel, dan Restoran (7,6 % ). Sedangkan sektor-sektor lainnya tumbuh lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut telah dapat menciptakan lapangan kerja baru yang cukup besar, dan mengentaskan banyak penduduk dari kemiskinan. Jumlah penduduk miskin telah menurun, menjadi 27,2 juta orang atau sekitar 15 % dari seluruh penduduk Indonesia dalam tahun 1990, dari 70 juta atau sekitar 60 % penduduk pada tahun 1970. Dari jumlah penduduk miskin tersebut 17,8 juta berlokasi di desa, sedangkan 9,4 juta bertempat tinggal di kota.

Hasil pembangunan lainnya yang dapat dicatat adalah makin berkurangnya ketergantungan perekonomian Indonesia pada minyak bumi. Seperti yang tercermin dalam struktur ekspor dan struktur

I/4

Page 9: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

penerimaan negara sumbangan ekspor migas terus menurun, sementara itu sumbangan ekspor non migas terus meningkat. Pada tahun 1988/89 sumbangan ekspor non migas terhadap keseluruhan perolehan devisa adalah 61,0% kemudian meningkat menjadi 70,3% pada tahun 1992/93. Sementara itu pada periode yang sama, sumbangan penerimaan non migas terhadap keseluruhan penerimaan dalam negeri meningkat dari 58,6% menjadi 67,7%.

Hasil-hasil yang telah dicapai di bidang ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas, juga diikuti oleh hasil-hasil nyata di bidang sosial dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Angka harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 1992 telah meningkat menjadi 62,3 tahun. Sedangkan angka kematian bayi menurun menjadi 60 per 1.000 kelahiran hidup. Di samping itu jangkauan pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat semakin luas dan merata ke seluruh pelosok tanah air.

Peningkatan kesejahteraan rakyat juga tercermin dari jumlah kalori makanan yang tersedia, seperti produksi beras, daging, telur dan ikan, yang semakin meningkat dan kesemuanya ini merupakan kebutuhan rakyat.

Berbagai hasil pembangunan yang disebutkan di atas, terutama perkembangan selama satu tahun terakhir ini akan diuraikan secara lebih rinci dalam bagian-bagian selanjutnya dalam bab ini.

Pelaksanaan pembangunan di dalam negeri tidak dapat terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi dunia. Dalam tahun 1992 perekonomian dunia menunjukkan tanda-tanda perbaikan dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Produksi dunia mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% pada tahun 1992 dibandingkan,dengan 0,6% pada tahun 1991. Dalam waktu yang sama, negara-negara industri dari negara-negara berkembang masing-masing tumbuh sebesar 1,5 % dan 6,1 % . Ini merupakan

I/5

Page 10: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

perbaikan dari tahun 1991 sewaktu kelompok-kelompok negara ini mencapai pertumbuhan masing-masing 0,2 % dan 4,2 %.

Di kelompok negara industri, Amerika Serikat dan negara Masyarakat Ekonomi Eropa mengalami kenaikan dalam produksi nasionalnya masing-masing dari -1,2% dan 0,7% pada tahun 1991 menjadi 2,1% dan 1,1% pada tahun 1992. Sedangkan Jepang justru mengalami kemerosotan dalam produksi nasionalnya. Setelah mengalami peningkatan rata-rata di atas 4 % per tahun dalam periode 1988-1991, produksi nasional Jepang menurun menjadi 1,3% pada tahun 1992. Di antara negara-negara berkembang, kelompok negara di Asia dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya dan bahkan mengalami peningkatan pertumbuhan dari 5,8% pada tahun 1991 menjadi 7,9% pada tahun 1992. Peningkatan,ini juga diikuti oleh negara-negara berkembang di Timur Tengah dan Eropa yang meningkat cukup besar yaitu dari 2,1 % pada tahun 1991 menjadi 9,9 % pada tahun 1992. Sementara itu, negara-negara bekas Uni Soviet terus mengalami kemerosotan yang makin parah dalam produksi nasionalnya. Pada tahun 1991 kelompok negara-negara ini mengalami penurunan sebesar 9 % dan pada tahun 1992 mengalami penurunan yang lebih besar lagi, yaitu 18,5 %.

Seiring dengan peningkatan produksi dunia, laju pertumbuhan perdagangan internasional juga mengalami kenaikan dari 2,3 % dalam tahun 1991 menjadi 4,2 % dalam tahun 1992. Volume ekspor dan impor . negara-negara industri dalam tahun 1992 meningkat masing-masirig sebesar 3,2% dan 4,0%, begitu pula volume ekspor dan impor negara-negara berkembang yang meningkat sebesar 8,4% dan 10,2 % dalam tahun 1992.

Sementara itu harga minyak bumi di pasaran internasional mengalami penurunan sebesar 0,5 % selama tahun 1992. Namun demikian, penurunan ini tidak sebesar penurunan yang terjadi pada tahun 1991 yang turun sebesar 17 %. Begitu pula harga komoditi primer lainnya seperti kopi, karet dan hasil-hasil tambang merosot

I/6

Page 11: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

dengan 0, 1 % pada tahun 1992. Perkembangan ini menyebabkan turunnya nilai tukar perdagangan untuk negara-negara berkembang. Dalam tahun tersebut nilai tukar perdagangan menurun sebesar 1,4% untuk negara-negara berkembang, sedangkan untuk negara-negara industri justru meningkat sebesar 1,8%.

Secara keseluruhan dalam tahun 1992 negara-negara industri mengalami kenaikan defisit dalam transaksi berjalannya sebesar US$ 38,5 miliar. Untuk negara-negara berkembang defisit transaksi berjalan sedikit menurun dari US$ 81,9 miliar pada tahun 1991 menjadi US$ 78,4 miliar pada tahun 1992.

Walaupun perkembangan perekonomian dunia tidak begitu menggairahkan, tetapi berkat kebijaksanaan yang konsisten dan sikap dunia usaha yang tanggap terhadap peluang-peluang yang terbuka maka perekonomian dalam negeri berkembang dengan mantap.

Tekanan inflasi yang terakhir dialami adalah tahun 1990 dan 1991 sewaktu suhu perekonomian Indonesia meningkat terutama sebagai akibat dari peningkatan kegiatan investasi di dalam negeri, sehingga laju inflasi selama 2 tahun tersebut mencapai rata-rata 9,5% per tahun. Di samping itu kekeringan yang terjadi dalam tahun 1991 juga ikut menyumbang kepada laju inflasi yang relatif tinggi tersebut melalui kenaikan harga bahan makanan.

Untuk menghadapi keadaan ini pada pertengahan tahun 1990 diambil langkah-lngkah untuk mulai memperketat peredaran uang. Langkah tersebut dilanjutkan dengan kebijaksanaan pengendalian moneter pada bulan Pebruari 1991. Sementara itu untuk mendukung kebijaksanaan moneter tersebut, langkah-langkah juga diambil dibidang kebijaksanaan fiskal. Dalam tahun anggaran 1990/91 dan 1991/92 disisihkan Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) yang keseluruhannya berjumlah Rp 3,5 triliun guna membantu mengendalikan uang beredar pada tingkat yang wajar. Dengan diambilnya langkah-langkah kebijaksanaan pengendalian moneter

I/7

Page 12: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

maka suhu perekonomian mulai menurun dan dalam tahun 1992, laju inflasi dapat dikendalikan menjadi di bawah 5 %.

Selama Repelita V kebijaksanaan keuangan negara tetap didasarkan pada prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Dalam perkembangannya, keuangan negara terus mengalami peningkatan. Realisasi penerimaan dalam negeri tahun 1992/93 meningkat menjadi 47,5 triliun dari Rp 23,0 triliun pada tahun terakhir Repelita IV. Meningkatnya penerimaan dalam negeri di atas peningkatan pengeluaran rutin, telah pula meningkatkan tabungan pemerintah. Peningkatan tabungan pemerintah mencerminkan pula semakin meningkatnya kemampuan dalam negeri untuk membiayai pembangunan. Apabila dalam tahun terakhir pelaksanaan Repelita IV realisasi tabungan pemerintah baru mencapai Rp 2,3 triliun, maka pada tahun 1992/93 telah meningkat menjadi Rp 13,4 triliun.

Kebijaksanaan penerimaan dalam negeri dalam empat tahun pelaksanaan Repelita V dititikberatkan pada upaya meningkatkan penerimaan dari sumber-sumber non migas. Jumlah penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam telah meningkat menjadi Rp 32,1 triliun pada tahun 1992/93 dari Rp 26,5 triliun pada tahun 1991/92 atau meningkat sebesar 21,1 %. Sementara itu, penerimaan migas selama tahun 1992/93 mencapai Rp 15,3 triliun yang terdiri dari penerimaan minyak bumi sebesar Rp 12,1 triliun dan penerimaan gas alam sebesar Rp 3,2 triliun.

Salah satu sumber penerimaan yang penting di luar migas adalah pajak penghasilan (PPh). Realisasi penerimaan pajak penghasilan pada tahun keempat Repelita V telah meningkat menjadi 11,9 triliun atau naik sebesar 24,0% dibandingkan tahun 1991/92 yang baru mencapai Rp 9,6 triliun. Penerimaan penting lainnya berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN) yang meningkat menjadi Rp 10,7 triliun pada tahun 1992/93. Sementara itu, realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) telah meningkat menjadi Rp 1,1 triliun pada tahun 1992/93 atau meningkat sebesar 25,7 % dibandingkan tahun 1991/92 yang sebesar Rp 875 miliar.

Page 13: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

I/8

Page 14: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Kebijaksanaan pengeluaran rutin yang dilandaskan pada prinsip efisiensi dan efektivitas, juga diselaraskan dengan kemampuan penerimaan dalam negeri. Pengeluaran rutin digunakan antara lain untuk belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri, serta pembiayaan yang bersifat mendukung dan menunjang berbagai program di bidang ekonomi dan pemerintahan. Dalam empat tahun pelaksanaan Repelita V realisasi pengeluaran rutin terus mengalami peningkatan sehingga dalam tahun anggaran 1992/93 mencapai Rp 34,0 triliun atau 12,6 % lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 1991/92 yaitu sebesar Rp 30,2 triliun.

Dengan makin meningkatnya dan beragamnya jenis kegiatan pembangunan, diperlukan pula ketersediaan dana pembangunan yang semakin besar. Sumber dana pembangunan tersebut diperoleh dari tabungan pemerintah yang peningkatannya senantiasa diupayakan, sementara sumber dana dari luar negeri juga dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan akan dana pembangunan.

Realisasi pengeluaran pembangunan terus menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Jika pada tahun terakhir Repelita IV baru mencapai Rp 12,3 triliun maka dalam tahun 1992/93 realisasi-nya telah meningkat menjadi Rp 24,1 triliun. Prioritas terutama diberikan kepada pembangunan sumber daya manusia, pengentasan kerniskinan, dan pembangunan prasarana fisik, yang tercermin dalam program-program pembangunan sektoral maupun regional.

Di samping dukungan sumber daya manusia dan prasarana yang memadai, dunia usaha memerlukan likuiditas yang cukup. Detigan tetap berpegang pada kebijaksanaan moneter yang berhati-hati, kebijaksanaan uang ketat yang dilaksanakan sejak pertengahan tahun 1990, secara bertahap dilonggarkan dalam tahun 1991/92 dan 1992/93. Kebijaksanaan ini diambil setelah hasil upaya-upaya pendinginan suhu ekonomi mulai terlihat pada akhir tahun 1991 dan awal tahun 1992, yaitu dengan membaiknya neraca

I/9

Page 15: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pembayaran, dan menurunnya laju inflasi. Pelonggaran uang ketat secara berhati-hati tercerrnin dari pertumbuhan M1 sebesar 15,9% pada tahun 1991/92 dan 12,0% pada tahun 1992/93, dibanding 6,4% pada tahun 1990/91.

Tingkat suku bunga perbankan yang tinggi pada tahun 1991/92 diusahakan untuk diturunkan dalam tahun 1992/93.. Kebijaksanaan penurunan suku bunga dijalankan melalui pengurangan tingkat diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga pasar uang (SPBU). Penurunan tingkat diskonto instrumen moneter tersebut telah diikuti oleh penurunan suku bunga deposito, misalnya suku bunga rata-rata untuk deposito berjangka waktu 3 bulan menurun dari 21,3% menjadi 15,7%. Suku bunga deposito yang menurun tersebut diikuti lebih lanjut dengan penurunan suku bunga kredit. Suku bunga rata-rata tertimbang untuk kredit modal kerja menurun dari 24,8% menjadi 21,7% dan untuk kredit investasi menurun dari 19,2% menjadi 18,3% selama tahun 1992/93.

Selama periode 1989/90-1992/93 dana perbankan yang terdiri dari giro, deposito berjangka, dan tabungan, baik dalam rupiah maupun valuta asing, telah meningkat dari Rp 39,5 triliun pada tahun 1988/89 menjadi Rp 117,6 . triliun pada tahun 1992/93 atau tumbuh rata-rata 31,4% per tahun. Perkembangan tabungan menunjukkan rata-rata pertumbuhan tahunan yang terbesar, yaitu 83,4 % , sedangkan deposito dan giro masing-masing tumbuh dengan 24,8% dan 24,3% rata-rata per tahun pada periode tersebut. Perkembangan volume tabungan tersebut didorong oleh semakin banyak jenis tabungan yang ditawarkan perbankan dengan tingkat suku bunga yang relatif tinggi.

Masih dalam suasana kebijaksanaan kehati-hatian pemberian kredit selama tahun 1992/93, pertumbuhannya hanya sebesar 7,2% sehingga mencapai posisi Rp 124,9 triliun. Perkembangan kredit menurut sektor ekonomi menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi

I/10

Page 16: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

dalam pemberian kredit kepada sektor produksi (pertanian, pertambangan, dan industri) dibandingkan kepada sektor lain selama tahun 1992/93.

Jumlah bank hingga tahun 1992/93 mencapai 8.728 buah dengan 12.927 kantor cabang, yang berarti masing-masing bertambah sebanyak 911 buah dan 3.357 buah selama empat tahun pelaksanaan Repelita V. Perkembangan jumlah bank yang pesat tersebut terjadi sejak dikeluarkannya paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 yang merupakan deregulasi di bidang perbankan. Dengan di berlakukannya Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, 12 dari 13 LKBB yang ada telah menyesuaikan usahanya menjadi bank umum dalam tahun 1992/93.

Industri asuransi, sampai dengan tahun keempat Repelita V menunjukkan perkembangan yang pesat. Pada tahun 1992, dengan jumlah perusahaan sebanyak 145 perusahaan, jumlah total aktiva industri asuransi meningkat sebesar 26,3 % dibanding tahun 1991 sehingga mencapai Rp 7,9 triliun. Dalam periode yang sama, jumlah premi bruto yang dihimpun mencapai Rp 2,7 triliun atau meningkat 17,8 % , sedangkan dana investasi yang ditanamkan mengalami peningkatan sebesar 25,6 % sehingga mencapai Rp 6,3 triliun.

Keadaan pasar modal selama tahun 1992/93 menunjukkan perkembangan yang membaik. Jumlah perusahaan yang go public telah berkembang menjadi 194 perusahaan dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 15,4 triliun, terdiri atas 164 perusahaan memasarkan saham dengan nilai emisi Rp 11,5 triliun dan 30 perusahaan yang memasarkan obligasi dengan nilai emisi Rp 3,9 triliun. Di bursa paralel tercatat 7 perusahaan yang terdiri atas 4 perusahaan yang memasarkan saham, 2 perusahaan yang memasarkan obligasi, dan 1 perusahaan yang memasarkan sekuritas kredit.

Perkembangan pembangunan tidak terlepas dari perkembangan

I/11

Page 17: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

hubungan ekonomi dengan negara lain, yang seluruh transaksinya tercatat dalam neraca pembayaran. Secara umum, situasi neraca pembayaran selama 4 tahun pelaksanaan Repelita V tetap terkendali, bahkan dalam tahun 1992/93 semakin membaik. Dalam tahun 1992/93, ekspor non migas meningkat sangat tajam, sedangkan pertumbuhan ekspor migas melambat. Sementara itu impor barang dan pengeluaran jasa-jasa (neto) juga meningkat, tetapi peningkatannya lebih rendah. Perkembangan tersebut di atas telah menurunkan defisit transaksi berjalan dalam tahun 1992/93.

Selama empat tahun pelaksanaan Repelita V nilai ekspor secara keseluruhan meningkat rata-rata sebesar 15,6% per tahun, yaitu dari US$ 19,8 miliar dalam tahun 1988/89 menjadi US$ 35,3 miliar dalam tahun 1992/93. Peningkatan ini terutama berasal dari ekspor non migas. Pertumbuhan ekspor non migas yang meningkat sangat pesat terjadi dalam tahun 1992/93, yaitu sebesar 30,6% dan peranannya mencapai 70,3 % dari nilai seluruh ekspor.

Seiring dengan perkembangan ekonomi di dalam negeri, khususnya sektor industri, impor juga mengalami kenaikan. Nilai impor non migas naik dengan 21,3% dalam tahun 1989/90, dan naik lagi dengan 31,0% dalam tahun 1990/91. Laju peningkatan impor sebesar ini tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang tanpa mengganggu situasi neraca pembayaran. Oleh karena itu dilakukan berbagai kebijaksanaan sehingga laju pertumbuhan impor non migas dalam dua tahun terakhir dapat diturunkan menjadi 11,4% dalam tahun 1991/92 dan 9,7% dalam tahun 1992/93.

Di bidang jasa, perkembangan yang sangat menonjol terjadi di sektor pariwisata. Dalam tahun 1988/89 penerimaan devisa dari pariwisata mencapai US$ 1,4 miliar dan meningkat menjadi US$ 3,3 miliar dalam tahun 1992/93, atau meningkat rata-rata sebesar 23,9% per tahun.

Sebagai negara berkembang yang masih membutuhkan dana

Page 18: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pembangunan yang besar, transaksi berjalan Indonesia hampir selalu menunjukkan defisit namun secara umum tetap dalam batas-batas yang aman. Pada tahun 1988/1989 defisit transaksi berjalan adalah sebesar US$ 1,9 miliar, menurun menjadi US$ 1,6 miliar pada tahun 1989/90, kemudian meningkat menjadi US$ 3,7 miliar pada tahun 1990/91 yang antara lain disebabkan oleh peningkatan suhu perekonomian Indonesia. Selanjutnya defisit transaksi berjalan menurun kembali menjadi US$ 2,6 miliar pada tahun 1992/93 dari US$ 4,4 miliar pada tahun 1991/92.

Pinjaman pemerintah sebagian besar tetap dalam bentuk pinjaman bersyarat lunak. Pada tahun 1988/89 pinjaman pemerintah adalah sebesar US$ 6,6 miliar menurun menjadi US$ 5,5 miliar pada tahun 1989/90, dan kemudian menurun lagi menjadi US$ 5,0 miliar pada tahun 1990/91. Selanjutnya pinjaman tersebut naik menjadi US$ 5,6 miliar pada tahun 1991/92, dan menjadi US$ 5,8 miliar pada tahun 1992/93.

Di sektor swasta, pemasukan modal (neto) meningkat dari US$ 575 juta pada tahun 1989/90 menjadi US$ 5,9 miliar pada tahun 1990/91, sebagai akibat dari peningkatan kegiatan investasi di dalam negeri, baik PMA maupun PMDN. Namun kemudian menurun menjadi US$ 4,1 miliar pada tahun 1991/92, dan menjadi US$ 4,3 miliar pada tahun 1992/93.

Berdasarkan perkembangan transaksi berjalan serta pemasukan modal neto di sektor pemerintah dan swasta seperti tersebut di atas maka cadangan devisa meningkat dari US$ 6,0 miliar pada tahun 1988/90 menjadi sebesar US$ 12,0 miliar pada tahun 1992/93. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai impor (c.&.f) non migas selama 5,5 bulan.

Semua kegiatan pembangunan dilaksanakan di seluruh bidang/sektor sesuai dengan asas pembangunan yang berkelanjutan. Dalam kaitan ini, berbagai kebijaksanaan dan program telah dilaksanakan di bidang sumber alam dan lingkungan hidup.

I/13

Page 19: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Dalam rangka pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup tersebut, program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan pada tahun anggaran 1992/93 telah menyelesaikan kegiatan pemetaan dasar untuk seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai skala, sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Untuk menyelesaikan kegiatan pemetaan tersebut selama empat tahun Repelita V telah dibuat potret udara dengan skala 1: 100.000 yang mencakup areal seluas 9.580 ribu ha. Selain itu dilakukan pula kegiatan-kegiatan inventarisasi dan pemetaan sumber daya dan tipe ekosistem, penataan sumber daya alam serta pengembangan sistem informasi dan neraca sumber alam dan lingkungan.

Selanjutnya untuk tujuan pelestarian sumber alam dan lingkungan hidup, program penyelamatan hutan, tanah, dan air terus ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam program ini antara lain pemeliharaan hutan lindung, pengembangan sistem Taman Nasional, penyelamatan plasma nutfah, dan pemeliharaan aliran sungai. Dalam kaitan ini, selama empat tahun Repelita V telah ditetapkan sebanyak 10 unit Taman Nasional yang mencakup areal seluas 3 juta ha sehingga secara kumulatif sejak Repelita I telah ditetapkan 31 unit Taman Nasional yang mencakup areal lebih kurang 7,9 juta ha.

Kegiatan-kegiatan strategis yang dilakukan dalam mendukung program pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup seperti pengembangan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), penyempurnaan peraturan perundangan-undangan dan institusi pengendalian pencemaran lingkungan, fasilitas pembuangan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, pengembangan daur ulang, pengembangan keahlian, sarana dan prasarana pengendalian pencemaran, pemantauan pencemaran lingkungan, penegakan hukum, rehabilitasi lingkungan rusak dan pengembangan sistem informasi dalam pengendalian pencemaran lingkungan hidup terus ditingkatkan. Hasil pendidikan dan pelatihan di bidang AMDAL pada priode 1989/90 - 1992/93 telah meluluskan 4.659 orang untuk

I/14

Page 20: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

kursus Pengenalan Dasar-dasar AMDAL, 1.563 orang untuk kursus Penyusunan AMDAL dan 1.130 untuk kursus Penilaian Amdal. Di samping itu peran serta masyarakat digalakkan melalui bimbingan dan penyuluhan serta pemberian penghargaan Kalpataru dan Adipura. Dalam rangka pengendalian pencemaran air telah dikembangkan kegiatan terpadu yaitu Program Kali Bersih (PROKASIH) yang saat ini dilaksanakan di 25 sungai pada 11 propinsi.

Dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan daerah pantai telah dikembangkan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pantai di wilayah pantai Teluk Jakarta, pantai Utara Jawa, pantai Padang dan pantai Bali. Dalam hubungan ini telah dilakukan pula pengembangan hutan bakau rakyat di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Di samping itu upaya pembinaan Taman Laut Nasional terus ditingkatkan, antara lain meliputi Pulau Seribu, Pulau Pompo (Maluku), Karimunjawa (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara), Teluk Cendrawasih (Irian Jaya) dan Taka Bonerate (Sulawesi Selatan).

Untuk meningkatkan kembali kemampuan hutan dan tanah yang sudah rusak, program rehabilitasi hutan dan tanah kritis makin dikembangkan. Kegiatan reboisasi pada priode 1989/90 - 1992/93 mencapai areal seluas 374.262 ha. Sejalan dengan itu dilakukan pula kegiatan rehabilitasi areal bekas tebangan dan pemukiman kembali para peladang berpindah. Kegiatan ini dilakukan melalui pembangunan hutan tanaman industri, transmigrasi, perkebunan dan kegiatan percontohan usaha pertanian menetap.

Dalam kaitan dengan masalah penanganan sumber daya alam dan upaya meningkatkan pengelolaannya untuk pembangunan telah digiatkan pengembangan meteorologi dan geofisika, antara lain selama empat tahun Repelita V dikembangkan 2 stasiun meteorologi, dan 1.754 stasiun klimatologi. Sedangkan produksi data selama priode tersebut hampir mencapai 6 juta satuan data meteorologi.

I/15

Page 21: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Dalam rangka untuk mendorong investasi yang sangat diperlukan dalam pembangunan, pemerintah mengusahakan untuk terus memperbaiki iklim usaha melalui berbagai kebijaksanaan. Selain dukungan melalui landasan hukum, dukungan sumber pembiayaan bagi dunia usaha juga terus dikembangkan.

Beberapa kebijaksanaan yang menyangkut langsung dengan dunia usaha antara lain adalah: Keppres No. 23 Tahun 1991 sebagai pengganti dari Keppres No. 21 Tahun 1989 tentang Daftar Bidang-bidang Usaha yang Tertutup Bagi Penanaman Modal yang dikenal dengan sebutan Daftar Negatif Investasi (DNI). Dengan DNI tersebut, maka bidang usaha yang tertutup berkurang dari 75 bidang usaha dalam tahun 1989/90 menjadi 60 bidang usaha dalam tahun 1991/92. Sedangkan melalui Keppres No. 32 Tahun 1992 bidang usaha yang tertutup tersebut berkurang lagi menjadi 51 bidang usaha.

Untuk lebih meningkatkan efisiensi perekonomian nasional, meningkatkan penanaman modal baik PMDN maupun PMA, dan memberikan perlindungan terhadap pengusaha kecil, maka telah ditetapkan paket Kebijaksanaan 6 Juli 1992. Paket tersebut antara lain memuat penyederhanaan tata cara penanaman modal yang tertuang dalam Keppres No..33 Tahun 1992 mengenai penyederhanaan prosedur pencadangan tanah dan izin lokasi, refungsionalisasi wewenang pemberian IMB dan izin UUG/Ho yang dikembalikan kepada Bupati/Walikota madia KDH Tingkat II, serta penyederhanaan prosedur penerbitan hak atas tanah.

Dalam rangka mempertahankan momentum pembangunan makam dalam tahun keempat Repelita V terus diupayakan terciptanya iklim usaha yang semakin baik untuk mendorong peningkatan peran dunia usaha. Dalam hubungan ini maka jumlah proyek PMDN baru yang disetujui pada tahun 1989/90, 1990/91, 1991/92 dan 1992/93 masing-masing adalah sebanyak 975, 1.283, 652, dan 406 proyek

I/16

Page 22: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp 21.215,4 miliar, Rp 48.596,1 miliar, Rp 23.233,4 miliar, dan Rp 16.666,4 miliar, atau masing-masing meningkat 105,6 % , 370,9 % , 125,1 % dan 61,5 % dibandingkan dengan nilai investasi pada akhir Repelita IV.

Untuk proyek PMDN perluasan, dalam tahun 1989/90, 1990/91, 1991/92 dan 1992/93 masing-masing telah disetujui sebanyak 319, 428, 232 dan 202 proyek dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp 8.i52,0 miliar, Rp 15.518,9 miliar, Rp 9.177,7 miliar, dan Rp 8.132,8 miliar. Nilai tersebut masing-masing mengalami peningkatan sebesar 104,7 % , 280,3 % , 124,9% dan 99,3% dibandingkan dengan nilai PMDN perluasan pada akhir Repelita IV.

PMA menunjukkan pola perkembangan yang serupa. Dalam empat tahun pertama Repelita V, proyek PMA baru yang telah disetujui masing-masing berjumlah 337, 449, 345, dan 237 proyek dengan nilai investasi masing-masing sebesar US$ 4.373,7 juta, US$ 6.160,9 juta, US$ 4.021,4 juta, dan US$ 6.377,3 juta. Nilai tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan nilai investasi pada akhir Repelita IV yang secara total bernilai US$ 1.849,1 juta, yaitu masing-masing meningkat sebesar 136,0%, 233,2% 117,5% dan 244,9%.

Untuk proyek PMA perluasan, dalam tahun 1989/90, 1990/91, 1991/92, dan 1992/93 telah disetujui masing-masing 113 proyek, 159 proyek, 131 proyek, dan 121 proyek dengan nilai investasi US$ 1.354,9 juta, US$ 3.568,7 juta, US$ 4.553,2 juta dan US$ 2.251,5 juta. Nilai total PMA perluasan pada akhir Repelita IV adalah sebesar US$ 124,6 juta.

BUMN merupakan salah satu unsur penting dari sektor dunia usaha. Dalam empat tahun pertama Repelita V, upaya pembinaan, pengawasan dan pengelolaan BUMN terus ditingkatkan dengan sasaran meningkatkan efisiensi dan produktivitas BUMN.

1/17

Page 23: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Langkah-langkah yang diambil antara lain meliputi pemantapan status hukum, kerja sama operasi/kontrak manajemen, konsolidasi/ penggabungan dan pemantapan struktur permodalan.

Kegiatan BUMN selama empat tahun pertama Repelita V mengalami perkembangan yang cukup stabil. Total aktiva BUMN pada tahun 1992/93 berjumlah Rp 231.232 miliar. Sedangkan nilai total penjualan tahun 1992/93 mencapai Rp 68.446 miliar.

Sumbangan BUMN kepada penerimaan negara juga menunjuk-kan peningkatan. Pada tahun 1992/93 sumbangan BUMN berupa pajak penghasilan adalah Sebesar Rp 1.600 miliar, lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 sebesar Rp 1.450 miliar.

Berkaitan dengan dukungan pembiayaan, khususnya untuk golongan ekonomi lemah, sampai dengan tahun 1992/93 KUPEDES yang telah disalurkan adalah Rp 1.724,2 miliar atau meningkat sebesar 184,9% dibanding tahun 1988/89. Dalam rangka meningkatkan kemampuan serta perluasan usaha golongan ekonomi lemah telah dilakukan beberapa kegiatan. Kegiatan ini mencakup bentuk-bentuk kerja sama pembinaan dan bimbingan oleh para pengusaha/industri besar kepada pengusaha/industri kecil. Beberapa bentuk kerja sama ini berupa peningkatan kemampuan dan keterampilan teknik produksi, pemberian bantuan dalam pengadaan bahan baku dan permodalan, dan pemberian bantuan pemasaran melalui penyediaan informasi pasar. Selain itu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari APBN diberikan, kesempatan kepada para pengusaha golongan ekonomi lemah untuk ikut berperan serta dalam penanganan proyek-proyek pembangunan sebagai rekanan dalam pembelian barang/jasa.

Sesuai dengan GBHN tahun 1988, pembangunan . pertanian dalam Repelita V dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan petani, kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan ekspor hasil-hasil pertanian, di samping untuk mendukung pembangunan industri dan pembangunan daerah. Langkah-langkah yang diambil

I/18

Page 24: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

untuk mencapai sasaran tersebut meliputi peningkatan usaha intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas, usaha ekstensifikasi untuk memperluas areal pertanian di daerah, dan usaha diversifikasi untuk mendorong perluasan kesempatan kerja. Langkah-langkah tersebut didukung pula oleh kebijaksanaan harga dan pengembangan prasarana serta kelembagaan petani.

Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan ditekankan terutama untuk mempertahankan swasembada pangan, di samping berusaha meningkatkan produksi pertanian lainnya. Usaha ini dilaksanakan melalui peningkatan usaha intensifikasi yang didukung oleh pemanfaatan teknologi pascapanen dan pengendalian hama terpadu. Upaya mempertahankan swasembada pangan juga dilakukan melalui peningkatan usaha ekstensifikasi, yaitu dengan memperluas jaringan irigasi dan mencetak sawah baru.

Peningkatan produksi pe ternakan d i tekankan pada pengembangan peternakan rakyat, yang dilaksanakan melalui usaha pengembangan perusahaan pembibitan ayam, penyuluhan dan pemberantasan penyakit. Peningkatan produksi perikanan juga ditekankan untuk meningkatkan produksi perikanan rakyat, yang dilaksanakan melalui pengembangan teknologi penangkapan di daerah pantai dan usaha budi daya di tambak dan air tawar.

Peningkatan produksi perkebunan lebih ditekankan pada peningkatan produktivitas perkebunan rakyat, dengan tujuan untuk memacu perkembangan industri dan ekspor hasil-hasil perkebunan. Usaha peningkatan produksi perkebunan diikuti pula oleh usaha peningkatan efisiensi sistem produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan rakyat.

Peningkatan produksi kehutanan terutama ditekankan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri dan memperbesar ekspor melalui penataan pengusahaan hutan produksi, penyempurnaan tata

I/19

Page 25: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

guna hutan dan pemanfaatan hasil hutan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Sebagai hasil dari kebijaksanaan tersebut di atas, selama empat tahun Repelita V produksi padi telah meningkat 3,5 % per tahun, sebagai akibat meningkatnya hasil rata-rata padi per ha sebesar 1,4% per tahun dan meningkatnya luas panen padi sebesar 2,1% per tahun. Dalam tahun 1992 produksi padi meningkat sebesar 6,9 % bila dibanding tahun 1991. Peningkatan ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk, sehingga swasembada pangan tetap dapat dipertahankan. Dalam tahun itu produksi jagung dan kedele menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, yaitu masing-masing meningkat 27,7% dan 21% . Produksi ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah masing-masing meningkat 2,3%, 6,5% dan 13,2% bila dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi buah-buahan meningkat 13,5 % pada tahun tersebut. Tetapi produksi sayuran menunjukkan penurunan sebesar 5,4%, karena menurunnya hasil rata-rata sayuran per ha, yang disebabkan oleh curah hujan yang cukup banyak pada tahun 1992 di sentra-sentra produksi sayuran.

Selanjutnya dalam tahun 1992 produksi hasil-hasil peternakan, seperti daging dan telur masing-masing meningkat 12,1 % dan 12,7 %. Tetapi produksi susu menurun 2,2 %, yang disebabkan oleh menurunnya populasi sapi perah sebagai akibat adanya serangan penyakit anthrax. Produksi perikanan laut dan darat masing-masing menunjukkan kenaikan 6 % dan 4,6 % bila dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya.

Dalam tahun 1992 produksi hasil-hasil perkebunan terpenting yang menunjukkan peningkatan sangat tinggi bila dibanding dengan produksi tahun sebelumnya adalah produksi kelapa sawit/minyak, inti sawit, kpi, dan kapas, yang masing-masing meningkat dengan 20,5 %, 16,7%, 7,8% dan 7,3 %. Produksi teh, kakao dan gula tebu

I/20

Page 26: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

menunjukkan peningkatan di atas 2,4 % . Pada tahun yang sama produksi kayu bulat dan kayu olahan masing-masing meningkat dengan 5,5 % dan 7, 1 %.

Dengan meningkatnya produksi hasil-hasil pertanian, maka volume ekspor hasil-hasil pertanian juga meningkat. Pada tahun 1992 volume ekspor ikan segar, tembakau, lada dan teh menunjukkan peningkatan yang sangat berarti, yaitu masing-masing meningkat 171,6%, 26,8%, 23,5% dan 10% bila dibandingkan dengan ekspor tahun 1991. Ekspor karet, minyak sawit dan udang segar/awetan pada tahun itu meningkat di atas 3,8%. Dalam tahun 1992 ekspor kopi, kulit ternak dan gaplek mengalami penurunan disebabkan oleh makin meningkatnya permintaan di dalam negeri terhadap komoditi-komoditi tersebut. Sedangkan menurunnya ekspor kayu olahan sekitar 32 % adalah sebagai akibat diterapkannya kebijaksanaan peningkatan pajak ekspor bagi kayu gergajian.

Pembangunan pengairan dalam Repelita V diarahkan untuk mendukung pembangunan pertanian terutama dalam upaya memantapkan swasembada beras, memenuhi kebutuhan air baku untuk keperluan permukiman dan industri, mengamankan daerah produksi dan permukiman dari bahaya banjir serta mengamankan wilayah pantai produktif dari bahaya pengikisan. Selain itu pembangunan pengairan juga diarahkan untuk membuka wilayah-wilayah pengembangan dan daerah-daerah terisolir.

Salah satu prioritas kegiatan pembangunan pengairan dalam Repelita V adalah meningkatkan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi yang sudah dibangun, yang ditujukan untuk melestarikan fungsi jaringan pengairan dan meningkatkan efisiensi sistem pengelolaan air irigasi. Pada tahun 1992/93 kegiatan peningkatan Operasi dan Pemeliharaan tersebut telah mencapai areal seluas 1.534 ribu ha.

Kegiatan lain yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

I/21

Page 27: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

efisiensi operasi adalah perbaikan jaringan irigasi yang mengalami kerusakan. Kegiatan tersebut pada tahun 1992/93 telah mencapai areal seluas 2.889 ribu ha.

Dalam pembangunan pengairan dilaksanakan pula upaya untuk meningkatkan peran serta petani dalam Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi. Kegiatan tersebut dilakukan melalui peningkatan partisipasi petani pada Iuran Pelayanan Irigasi (IPI) dan penyerahan pengelolaan irigasi kecil kepada lembaga perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Sampai dengan tahun keempat Repelita V telah diserahkan pengelolaan irigasi seluas 55.938 ha kepada 672 P3A.

Pembangunan jaringan irigasi baru, dilaksanakan dalam upaya mempertahankan swasembada beras. Selain itu kegiatan tersebut juga untuk membuka wilayah-wilayah pengembangan baru dan daerah terisolir dalam rangka pemerataan pembangunan dan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan dan air yang pelaksanaannya diprioritaskan di luar Pulau Jawa. Sampai dengan tahun keempat Repelita V pembangunan jaringan irigasi baru tersebut telah mencapai areal seluas 1.590.340 ha.

Kegiatan pengembangan kawasan rawa selain ditujukan untuk mendukung perluasan areal pertanian yang dipadukan dengan kegiatan transmigrasi dan permukiman, juga untuk mendukung usaha diversifikasi pertanian. Luas areal rawa yang telah dikembangkan sampai dengan tahun keempat Repelita V telah mencapai 1.102.540 ha.

Di bidang pangan dan gizi kebijaksanaan diarahkan terutama untuk mendukung program stabilisasi ekonomi, meningkatkan penyediaan pangan dalam negeri, meningkatkan pendapatan petani dan mendorong penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, sehingga mutu gizi pangan masyarakat menjadi lebih baik. Tersedianya pangan yang cukup baik dan meningkatnya keadaan gizi masyarakat akan memberikan sumbangan yang besaf terhadap usaha-usaha pengembangan sumber daya manusia.

I/22

Page 28: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Usaha meningkatkan penyediaan pangan dilaksanakan melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri, yang didukung oleh pengembangan sistem penyaluran pangan yang efektif dan efisien, serta kebijaksanaan harga. Untuk meningkatkan pendapatan petani dan menjamin harga pangan terjangkau oleh daya beli masyarakat, pemerintah menetapkan harga dasar dan harga batas tertinggi gabah/beras. Dalam hubu.ngan ini pemerintah melaksanakan pembelian dalam negeri untuk pengadaan sarana penyangga dan mencegah jatuhnya harga di bawah harga dasar, di samping melaksanakan penyaluran beras ke pasar umum untuk menjaga harga pangan tidak melebihi harga batas tertinggi. Selanjutnya bila pengadaan sarana penyangga tidak cukup, kekurangannya diusahakan melalui impor. Kebijaksanaan harga dievaluasi setiap tahun dan disesuaikan dengan melihat kepentingan petani dan konsumen.

Dalam tahun 1992/93 secara umum harga dasar gabah meningkat sekitar 11,9% dibandingkan dengan harga dasar tahun 1991/92. Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Simpan (GKS) dan Gabah Kering Giling (GKG) masing-masing meningkat dari Rp 210,- Rp 250,- dan Rp 295,- per kg pada tahun 1991/92, menjadi Rp 235,- Rp 280,- dan Rp 330,- per kg. Dengan meningkatnya harga dasar gabah tersebut, keuntungan dan pendapatan para petani juga dapat ditingkatkan.

Dalam rangka mengamankan harga dasar dilakukan operasi pengadaari melalui pembelian gabah dan beras dalam negeri oleh pemerintah. Dalam tahun 1992 jumlah pembelian gabah dan beras menunjukkan peningkatan bila dibanding dengan pembelian dalam tahun 1991/92, yaitu meningkat dari 1.740,2 ribu ton setara beras pada tahun 1991/92, menjadi 2.370,3. ribu ton setara beras dalam tahun 1992/93, atau meningkat sebesar 36,2 % . Peningkatan pembelian gabah dan beras oleh pemerintah dalam tahun itu lebih tinggi dari rata-rata peningkatan pembelian selama empat tahun

I/23

Page 29: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Repelita V, yang menunjukkan keberhasilan peningkatan produksi beras dalam negeri.

Dalam tahun 1992/93 harga batas tertinggi beras yang ditetapkan untuk daerah surplus, swasembada, dan defisit masing-masing menunjukkan peningkatan sebesar 10,7 % , 10,4 % dan 10, 1 % dibandingkan dengan harga batas tertinggi tahun sebelumnya, atau masing-masing meningkat dari Rp 605,- Rp 616,- dan Rp 627,per kg pada tahun 1991/92 menjadi Rp 670,- Rp 680,- dan Rp 690, per kg pada tahun 1992/93.

Dalam usaha mengamankan agar harga beras di pasaran tidak melebihi harga batas tertinggi, maka dilaksanakan kegiatan penyaluran beras ke pasaran umum (operasi pasar). Di samping penyaluran beras ke pasaran umum, juga dilakukan penyaluran beras kepada para Pegawai Negeri, anggota Angkatan Bersenjata, dan para karyawan Perusahaan Negara. Secara keseluruhan jumlah penyaluran beras dalam tahun 1992/93 lebih rendah bila dibandingkan dengan jumlah penyaluran beras tahun 1991/92, yaitu turun dari 2.173 ribu ton pada tahun 1991/92 menjadi 1.751 ribu ton pada tahun 1992/93, atau turun sebesar 19,4%. Pada tahun 1992/93 khusus penyaluran beras ke pasaran umum (operasi pasar) mengalami penurunan sebesar 77,1%, yaitu turun dari 472 ribu ton pada tahun 1991/1992 menjadi 108 ribu ton pada tahun 1992/93.

Upaya perbaikan gizi tahun 1992/93 terdiri dari kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Penanggulangan Kekurangan Vitamin A, Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dan Anemia Gizi, Sistem Kewaspadaan Pangadaan Gizi (SKPG), Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI), dan Penelitian, Ketenagaan dan Kelembagaan Gizi.

Kegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya melalui 241.236 Posyandu. Kegiatannya berupa

I/24

Page 30: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

penyuluhan gizi masyarakat melalui berbagai media termasuk media cetak dan elektronik, pelayanan gizi di Posyandu dan pemanfaatan pekarangan bekerja sama dengan sektor pertanian.

Untuk mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit kekurangan gizi, selama tahun 1992/93 dibagikan 7,6 juta kapsul vitamin A pada anak balita, 7,6 juta kapsul iodium pada orang dewasa dan anak-anak serta 1,4 juta tablet besi bagi wanita hamil. Kegiatan ini didukung oleh penyuluhan gizi untuk meningkatkan konsumsi makanan yang kaya dengan sumber vitamin A, zat iodium dan zat besi.

Untuk anak-anak sekolah dasar yang tinggal di daerah miskin dan di sekolah dengan tingkat absensi yang tinggi dilaksanakan pemberian makanan yang menjangkau 19.420 murid dari 124 SD di propinsi Irian Jaya, Maluku, Timor Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan untuk memantau perubahan pola konsumsi pangan di daerah-daerah yang sewaktu-waktu diduga akan mengalami rawan pangan dilaksanakan Sistem Isyarat Dini dan Intervensi (SIDI) yang mencakup 1.077 kecamatan dari 112 kabupaten di 16 propinsi.

Selama tahun 1992/93, untuk mendukung upaya perbaikan gizi telah dididik sebanyak 1.975 orang di 16 Akademi Gizi dan 280 orang di 9 Sekolah Pembantu Ahli Gizi. Selain itu untuk meningkatkan efektifitas upaya perbaikan gizi dilaksanakan berbagai penelitian terapan maupun survai.

Di sektor industri, pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 9,7 % pada tahun 1992, meskipun sedikit lambat dibandingkan pertumbuhannya yang tercatat sebesar 10, 6 % pada tahun 1991, tetap berperan besar sebagai: (1) sumber pertumbuhan ekonomi yang sekaligus mendorong terjadinya perubahan struktur ekonomi nasional yang lebih mantap; (2) sumber perluasan lapangan kerja yang semakin meningkat; dan (3) penyumbang pendapatan

I/25

Page 31: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

devisa dengan meningkatnya peranan ekspor hasil industri. Perkembangan industri yang pesat ini telah mampu mendorong tumbuhnya industri-industri jasa, seperti industri jasa enjinering dan jasa pemeliharaan.

Industri-industri yang berorientasi ekspor terus berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya daya saing industri meskipun menghadapi lingkungan kompetisi yang semakin ketat dalam perdagangan internasional. Pada tahun 1992 nilai ekspor hasil industri pengolahan non migas tercatat sebesar US$ 19.613 juta, yang berarti meningkat sebesar 30,2 % dari nilai ekspornya pada tahun 1991 sebesar US$ 15.068 juta. Kelompok aneka industri men jad i penyumbang te rbesa r dalam keseluruhan ekspor hasil industri pengolahan non migas tahun 1992, yaitu sebesar 69,8%. Sementara itu kelompok industri kecil memberikan sumbangan sebesar 10,8%. Beberapa komoditi mencapai kenaikan nilai ekspor lebih dari 40,0%, antara lain peralatan listrik dan elektronika, mebel dan komponennya, barang-barangi dari kulit, tekstil dan pakaian jadi, barang-barang dari plastik, keramik, barang-barang kerajinan, barang-barang logam keperluan rumah tangga dan kantor, mainan anak-anak, serta suku cadang dan komponen.

Hasil produksi sektor industri pada tahun keempat Repelita V umumnya meningkat. bila dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Selain meningkatnya pemanfaatan kapasitas pabrik, kenaikan produksi juga terjadi karena bertambahnya pabrik-pabrik yang beroperasi, baik berupa pabrik baru maupun perluasan pabrik. Insulator keramik dan asam nitrat tercatat sebagai produk baru industri yang mulai dihasilkan dalam tahun 1992/93.

Beberapa industri menunjukkan kenaikan produksi lebih dari 30,0% antara lain mesin bubut, mesin pengaduk beton, integrated circuit, pesawat telepon dan tuner. Secara bertahap kemampuan industri yang menghasilkan barang-barang modal termasuk peralatan pabrik juga meningkat, antara lain kemampuan dalam menghasilkan

I/26

Page 32: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

boiler, heat exchanger, distiller, dan bejana tekan, yang bahkan sebagian di antaranya mampu diproduksi atas karya rekayasa sendiri. Penguasaan teknologi industri yang meliputi teknologi manufaktur dan teknologi produk, termasuk rancang bangun dan perekayasaan industri, secara bertahap menunjukkan kemajuan yang berarti.

Pada tahun 1992/93 telah dikeluarkan persetujuan rencana investasi di sektor industri yang bernilai sebesar Rp 20.958,4 miliar, terdiri dari Rp 15.252,0 miliar dalam rangka PMDN dan US$ 2.783,6 juta atau Rp 5.706,4 miliar dalam rangka PMA. Ini berarti minat investasi masih cukup besar terutama investasi dalam rangka PMDN, walaupun tingkat investasi tersebut sedikit menurun dibandingkan persetujuan investasi tahun 1991/92. Pulau Jawa masih menjadi pilihan.lokasi industri yang menarik bagi investor; namun demikian rencana inves tasi d i luar Jawa menampakkan kecenderungan yang meningkat. Sejalan dengan perkembangan produksi dan investasi industri, dalam tahun 1992 tersedia sekitar 649 ribu kesempatan kerja baru di sektor industri. Ini berarti tambahan kesempatan kerja di sektor industri selama empat tahun terakhir mencapai sekitar 2,7 juta orang.

Pengembangan industri kecil dalam rangka meningkatkan kemampuan serta memperluas usaha industri kecil terus ditingkatkan. Pola pengembangannya ditempuh melalui pembinaan sentra-sentra industri. Jumlah sentra industri yang telah dibina sampai dengan tahun 1992/93 adalah sebanyak 7.552 buah tersebar di seluruh daerah. Di samping bimbingan teknis dan pelatihan di sentra industri yang meliputi aspek teknologi produksi, pemasaran dan manajemen, upaya pengembangan industri kecil yang ditempuh melalui penerapan kemitraan usaha antara perusahaan besar dan industri kecil dalam bentuk pola hubungan bapak dan anak angkat juga terus ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1992/93 telah dikukuhkan kerja sama 14.653 bapak angkat dengan 90.863 mitra usaha industri.

Di sektor pertambangan, pembangunan diarahkan pada

I/27

Page 33: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pemanfaatan sebesar-besarnya kekayaan tambang bagi pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan itu, program pengembangan pertambangan ditujukan untuk penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, peningkatan ekspor dan penerimaan negara, serta perluasan lapangan usaha dan lapangan kerja.

Sebagai upaya untuk mendorong dan meningkatkan produksi minyak, beberapa insentif telah diberikan guna menarik minat kontraktor untuk beroperasi menemukan cadangan minyak baru, terutama di wilayah Kawasan Timur Indonesia dan laut dalam, serta melakukan kegiatan tahap lanjut dari usaha Enhanced Oil Recovery (EOR). Hasil beberapa pertambangan telah meningkat dengan pesat. Produksi minyak bumi naik dari sekitar 496,9 juta barel tahun 1988/89 menjadi 548,1 juta barel pada. tahun 1992/93. Produksi batubara meningkat dari 5.175,7 ribu ton menjadi 23.340,2 ribu ton, dan produksi nikel dari 1.830,3 ribu ton menjadi 2.378,4 ribu ton.

Pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan energi tetap diarahkan dengan menempuh kebijaksanaan energi secara terpadu meliputi intensifikasi, diversifikasi dan konservasi. Pencarian cadangan baru dan pengembangan sumber-sumber energi yang ada seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan panas bumi terus di t ingkatkan. Upaya terus dilakukan guna semakin menganekaragamkan pemakaian energi utama, sehingga pemakaian minyak bumi dapat semakin berkurang. Di samping itu pemanfaatan energi setempat yang baru seperti tenaga surya, tenaga angin, biomassa, dan biogas tetap diupayakan agar dapat meningkat sehingga dapat mengurangi pemakaian sumber energi konvensional.

Sebagai hasil-hasil kebijaksanaan tersebut, peranan sumber-sumber energi bukan bahan bakar minyak berhasil ditingkatkan, walaupun penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi di dalam negeri masih terus meningkat, baik jumlah maupun pangsanya. Khusus untuk tenaga listrik, kebutuhan energi primer,

I/28

Page 34: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

terutama bahan bakar minyak (BBM) dan batubara selama empat tahun terakhir meningkat tajam sejalan dengan makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 1992/93 penggunaan sumber energi primer mencapai 406.111 ribu SBM (Setara Barel Minyak) atau mengalami kenaikan sebesar 3,5% dibanding penggunaan pada tahun 1991/92 sebesar 392.342 ribu SBM. Pangsa sumber-sumber energi primer di dalam negeri pada tahun 1992/93 meliputi minyak bumi, gas bumi, batubara, tenaga air dan panas bumi masing-masing adalah 64,8%; 20,3%; 8,0%; 6,4% dan 0,5% , yang relatif lebih baik dibandingkan tahun 1991/92 yaitu masing-masing 67,0%; 19,7%; 7,5%; 5,3% dan 0,5%.

Pernbangunan bidang kelistrikan, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun oleh swasta , te tap mengacu kepada kebijaksanaan umum bidang energi, yaitu mengutamakan penggunaan sumber-sumber energi bukan bahan bakar minyak untuk pembangkitan tenaga listrik. Sedangkan untuk menyalurkan tenaga listrik terus dilaksanakan pembangunan jaringan transmisi termasuk gardu induk dan jaringan distribusi beserta gardu distribusinya.

Kapasitas pusat pembangkit tenaga listrik dalam tahun keempat Repelita V telah dapat ditingkatkan dengan 1.464,6 MW. Selain pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik, dalam tahun yang sama juga telah diselesaikan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 536,2 kms (kilometer sirkit) dan 31 buah gardu induk dengan jumlah kapasitas 1.992,7 MVA. Adapun pembangunan jaringan distribusi yang dapat diselesaikan terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 13.863,7 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 15.467,6 kms berikut 12.196 buah gardu distribusi dengan kapasitas keseluruhan sebesar 504,5 MVA. Sementara itu, daerah perdesaan yang dapat dialiri listrik telah bertambah sebanyak 1.981 desa dengan tambahan 645.836 konsumen baru. Sampai dengan Desember 1992 desa yang telah menikmati listrik berjumlah

I/29

Page 35: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

25.803 buah atau 47,6 % dari seluruh desa yang ada di Indonesia.

Laju pembangunan ekonorni yang cukup tinggi menuntut tersedianya sarana dan prasarana perhubungan yang makin handal. Pembangunan perhubungan dalam tahun 1992/93 mencakup berbagai ragam kegiatan pembangunan, yang diarahkan untuk dapat lebih memperlancar arus manusia, barang dan jasa serta informasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Dalam tahun 1992/93 kegiatan peningkatan dan pembangunan jaringan jalan lebih ditingkatkan dan lokasinya menjadi semakin menyebar agar dapat mendorong perkembangan kegiatan pembangunan di daerah-daerah. Dibandingkan dengan tahun 1988/89, pelaksanaan program-program di subsektor prasarana jalan umumnya meningkat. Dari segi hasil yang dicapai, pada tahun 1992/93 pelaksanaan program rehabilitasi dan pemeliharaan mencapai 31.482 km meningkat 6,5% dan jembatan sepanjang 33.095 atau meningkat 96,3 % dibandingkan dengan tahun 1988/89, program peningkatan jalan sepanjang 12.106 km (meningkat 253,5 % ), jembatan sepanjang 6.338 m, sementara itu program penggantian jembatan sepanjang 12.458 m (meningkat 5,4%). Pelaksanaan pembangunan jalan pada tahun 1992/93 sepanjang 764 km (meningkat 363 %) dan pembangunan jembatan sepanjang 295 m, pembangunan jalan tol sepanjang 40 km. Peningkatan jalan kabupaten/lokal pada tahun 1992/93 sepanjang 10.550 km dan peningkatan jembatan sepanjang 25.000 m. Dengan hasil pelaksanaan tersebut maka panjang jalan arteri dan kolektor dalam kondisi mantap meningkat dari 27.480 km pada tahun 1988/89 menjadi 42.818 km pada tahun 1992/93 meningkat sebesar 55,8% dan merupakan 85,5 % dari panjang jaringan jalan arteri dan kolektor. Sejalan dengan itu, penyelenggaraan dan pengawasan ketertiban lalu lintas juga ditingkatkan untuk menjaga terselenggaranya keselamatan dan kelancaran angkutan jalan raya.

Pembangunan angkutan darat, yang meliputi angkutan jalan raya, angkutan kereta api dan angkutan sungai, danau dan penyeberangan mengalami peningkatan yang pesat pula. Hal ini

I/30

Page 36: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

disebabkan karena dibandingkan dengan moda angkutan lainnya, angkutan darat dinilai lebih murah dan cepat, sehingga banyak diminati rakyat banyak. Selama empat tahun Repelita V, jumlah penumpang angkutan darat menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai contoh untuk jenis moda angkutan kereta api yang pada tahun 1988/89 jumlah penumpangnya sebanyak 54 ribu orang, pada tahun 1992 jumlahnya meningkat menjadi 69 ribu orang, atau dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 7 %.

Sejalan dengan kenaikan jumlah penumpang, maka pembangunan sarana juga meningkat. Pada tahun 1988/89 pengadaan kereta penumpang telah mencapai 831 buah, sedangkan pada 1992/93 pengadaannya telah meningkat lagi menjadi 905 buah. Pada tahun 1988/89 pengadaan lokomotif mencapai 358 buah, sedangkan pada 1992/93 pengadaannya meningkat menjadi 393 buah.

Untuk meningkatkan kecepatan dan keselamatan perjalanan, pada beberapa kota besar dan jalur lintasan padat telah dilakukan pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi sinyal kereta api.

Seperti halnya angkutan kereta api, pembangunan angkutan jalan raya juga terus ditingkatkan. Pada tahun 1988/89, jumlah bis yang tersedia adalah 371 ribu buah dan pada tahun 1992/93 telah menjadi 542 ribu buah. Begitu pula jumlah truk yang pada tahun 1988/89 mencapai 1,1 juta buah, pada 1992/93 jumlahnya sudah mencapai 1,4 juta buah. Di samping pengembangan armada, selama empat tahun realisasi Repelita V telah pula dilakukan pembangunan prasarana seperti pembangunan beberapa terminal baik penumpang maupun barang.

Pelaksanaan pembangunan angkutan sungai, danau dan penyeberangan antara lain meliputi pembangunan dermaga, rehabilitasi dan peningkatan dermaga, dan pembangunan terminal. Pada akhir 1988/89 jumlah dermaga penyeberangan, sungai dan

I/31

Page 37: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

danau yang telah dibangun baru mencapai 20 buah, sedangkan pada akhir 1992/93 jumlahnya telah mencapai 62 buah dermaga. Jumlah terminal penyeberangan mengalami peningkatan dari 3 buah pada 1988/89 menjadi 20 buah pada 1992/93. Di bidang sarana, peningkatan terjadi pada jumlah armada, baik yang dikelola oleh BUMN maupun swasta, yaitu dari 80 buah kapal pada 1988/89 menjadi 110 buah kapal pada 1992/93.

Di subsektor perhubungan laut kegiatan pembangunan dilanjutkan dengan sasaran meningkatkan kapasitas prasarana dan sarananya dan jasa pelayanan angkutan laut di dalam negeri maupun ke luar negeri. Dalam tahun 1992/93 jumlah kapal armada pelayaran nusantara, pelayaran lokal, pelayaran rakyat dan pelayaran khusus untuk angkutan barang meningkat masing-masing dengan 25,5%, 9,9%, 6,2% dan 22,8% dibandingkan tahun 1988/89.

Dalam pada itu pelaksanaan rehabilitasi, perluasan dan pembangunan pelabuhan terus ditingkatkan dan lokasinya semakin menyebar. Hasil yang dicapai pada tahun 1992/93 meliputi pembangunan dermaga 3.902 m, gudang 22.865 m2 dan lapangan penumpukan 82.032 m2.

Peningkatan kapasitas bandar udara juga terus dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan prasararia angkutan udara serta fasilitas penerbangan lainnya. Pada tahun 1992/93 jumlah bandar udara yang dapat didarati pesawat jenis F-27/CN-235 menjadi 59,buah, yang. dapat didarati pesawat sejenis B-737/DC-9 menjadi 21 buah, yang dapat melayani pesawat sejenis A-300/DC-10 menjadi 11 bandara. Dengan demikian telah meningkat sebesar 3,5% untuk pesawat sejenis F-27/CN-235, 5% untuk pesawat sejenis B-737/DC-9 dan 22,2% untuk pesawat sejenis A-300/DC-10 dibandingkan dengan kondisi tahun 1988/89. Sedangkan jumlah bandar udara yang dapat didarati pesawat sejenis F-28 dan B-747 tetap sama yaitu masing-masing 39 buah dan 6 buah dibandingkan tahun 1988/89.

I/32

Page 38: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Subsektor Pos dan Telekomunikasi melalui program pengembangan jasa pos dan giro dalam tahun anggaran 1992/93 telah berhasil menyelesaikan pembangunan 33 buah Kantor Pos Pembantu, 16 buah Kantor Pos Pembantu Tambahan dan 4 buah Kantor Pos Besar/Klas I. Untuk memperluas jangkauan pelayanan ke daerah terpencil, diadakan pula penambahan kendaraan roda empat sebanyak 174 buah untuk Pos Keliling Kota dan kendaraan roda dua sebanyak 624 buah untuk Pos Keliling Desa.

Melalui program pengembangan telekomunikasi dalam tahun 1992/93 telah dibangun Sentral Telepon Otomat dengan kapasitas hampir mendekati 669 ribu ss (satuan sambungan) sehingga jumlah kapasitas telepon menjadi lebih dari 2,3 juta ss. Apabila dalam tahun 1988/89 kepadatan telepon baru mencapai 0,57 per 100 penduduk, tahun 1991/92 naik menjadi 0,84 per 100 penduduk, maka pada tahun 1992/93 telah meningkat lagi menjadi 1,24 per 100 penduduk.

Untuk Subsektor Pariwisata, melalui program pengembangan pariwisata dalam tahun 1992/93 telah dilakukan peningkatan kegiatan pemasaran baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Pada tahun 1992/93 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia telah meningkat menjadi 3,06 juta orang atau menjadi hampir 2,4 kali lipat dibandingkan dengan 1,30 juta orang wisatawan pada tahun 1988/89.

Di bidang koperasi, kebijaksanaan dan langkah-langkah untuk meningkatkan peran koperasi dalam perekonomian masyarakat terutama di daerah pedesaan dalam tahun keempat Repelita V terus disempurnakan. Dalam tahun 1992, Undang-Undang Koperasi No. 12 Tahun 1967 yang digunakan sebagai pedoman pembangunan koperasi sejak tahun 1968 sampai dengan tahun keempat Repelita V telah disempurnakan dengan diberlakukannya Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992. Dengan undang-undang baru tersebut batasan-batasan antara lain mengenai daerah kerja, tanggungan anggota atas kerugian koperasi serta fungsi pengawasan yang

I/33

Page 39: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

berlebihan oleh pemerintah terhadap koperasi ditiadakan. Dengan demikian, gerakan koperasi lebih diberi keleluasan untuk menentukan arah kemajuan koperasinya masing-masing agar usahanya dapat berkembang dengan lebih dinamis serta didukung dan dinikmati manfaatnya oleh segenap anggota.

Pada tahun keempat Repelita V, usaha peningkatan kualitas koperasi agar koperasi makin mandiri dan makin mampu mewadahi kegiatan para anggota serta memanfaatkan peluang usaha yang dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan pengelolaan koperasi serta partisipasi aktif para anggota terus dilakukan.

Pembinaan BUMN kepada golongan ekonomi lemah termasuk koperasi pada tahun keempat Repelita V terus ditingkatkan pelaksanaannya. Kesempatan pemilikan saham perusahaan swasta yang sehat oleh koperasi juga terus dikembangkan.

Sebagai hasil dari kebijaksanaan dan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembangunan perkoperasian, pertumbuhan koperasi/KUD di bidang kelembagaan dan usaha pada tahun keempat Repelita V telah makin meningkat dan berkembang. Jumlah koperasi pada tahun 1992/93 sudah mencapai 39.031 buah. Jumlah anggota koperasi/KUD pada tahun yang sama telah meningkat menjadi 33.719 ribu orang. Akan tetapi perkembangan jumlah koperasi dan anggota koperasi yang makin meningkat masih belum diiringi dengan peningkatan mutu pengelolaan/manajemen koperasi. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan jumlah koperasi yang mempunyai manajer.

Jumlah koperasi/KUD yang menyelenggarakan RAT pada tahun keempat Repelita V adalah 61,1% dari jumlah koperasi/KUD yang ada pada tahun yang sama. Jumlah koperasi non KUD yang mempunyai manajer dalam kurun waktu yang sama sebanyak 1.527 koperasi atau sebesar 5 % dari jumlah koperasi non KUD yang ada pada tahun yang sama. Sedangkan Jumlah KUD yang mempunyai manajer sebanyak 52,5 % dari jumlah KUD pada tahun yang sama.

Page 40: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

I/34

Page 41: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Komposisi permodalan yang juga dapat dipakai sebagai salah satu ukuran kemandirian koperasi masih nampak terbatas perkembangannya. Jumlah simpanan anggota pada tahun keempat Repelita V sebesar Rp 1.122,5 miliar atau sebesar 35,6% dari nilai modal usaha koperasi. Hal ini berarti. bahwa sekitar 64,4% modal usaha koperasi berasal dari non anggota koperasi yang antara lain berasal dari kredit. Nilai kredit yang diperoleh dengan jaminan Perum PKK pada tahun keempat Repelita V sebesar Rp 102,2 miliar. Sedangkan nilai kredit yang diperoleh untuk melaksanakan pengadaan pangan sebesar Rp 100,3 miliar. Nilai kredit Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) yang disalurkan kepada para petani anggota KUD pada tahun keempat Repelita V sebesar Rp 182,5 miliar.

Di bidang perikanan, jumlah koperasi perikanan rakyat pada tahun keempat Repelita V sudah mencapai 739 buah dengan jumlah anggota sekitar 803,4 ribu orang dan nilai usahanya sebesar Rp 162,6 miliar. Di bidang peternakan, jumlah koperasi peternakan rakyat pada tahun yang sama sebanyak 591 buah dengan jumlah anggota 57,2 ribu orang dan nilai usaha mencapai Rp 113,1 miliar. Sedangkan koperasi susu pada tahun keempat Repelita V telah mencapai 203 buah dengan jumlah anggota 98,1 ribu orang dan produksi susu sebesar 260,0 juta liter. Koperasi kerajinan rakyat pada tahun yang sama sudah mencapai 1.232 buah dengan anggota sebanyak 165,0 ribu orang dengan nilai usaha sebesar Rp 283,9 miliar. Di bidang industri.logam dan tambang, pada tahun keempat Repelita V jumlah koperasi adalah 177 buah dengan jumlah anggota 23,6 ribu orang dan nilai usaha sebesar Rp 133,4 miliar. Pada tahun yang sama, di bidang pengembangan listrik pedesaan, koperasi/KUD yang memasarkan jasa listrik pedesaan berjumlah 2.305 buah dan melayani 7,1 juta pelanggan di 15,5 ribu desa.

Dalam usaha membantu pemasaran hasil produksi petani anggota KUD khususnya untuk menjaga fluktuasi harga jual di tingkat petani, KUD juga merintis usaha pemasaran jeruk. Selain itu, koperasi juga mulai mengembangkan pelayanannya dalam usaha

I/35

Page 42: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pembangunan dan pemugaran perumahan sederhana. Sebagai realisasi kerja sama swasta dalam pembinaan koperasi, sampai dengan tahun keempat Repelita V sebanyak 2.833 koperasi/KUD telah dibantu oleh 240 BUMN dengan bantuan senilai Rp 51,4 miliar. Sedangkan pembelian saham oleh koperasi sampai dengan tahun keempat Repelita V sudah mencapai sebanyak 118,9 juta lembar saham yang dibeli oleh 2.782 koperasi dari 324 perusahaan.

Upaya-upaya mengintensifkan peran swasta dan BUMN dalam pembinaan koperasi masih terus dikembangkan dan ditingkatkan mutu pelaksanaannya. Dengan demikian upaya untuk meningkatkan keterkaitan usaha dapat terus diintensifkan untuk mendorong terlaksananya kerja sama usaha yang saling menguntungkan antara usaha besar dan usaha kecil. Hanya perlu disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan kerja sama usaha tersebut tidak hanya tergantung pada bantuan pemerintah maupun partisipasi swasta dan BUMN, namun lebih ditentukan oleh kemampuan dan kemauan gerakan koperasi untuk memajukan diri sendiri. Untuk itu, gerakan koperasi harus makin diperkuat baik lembaga gerakan koperasi maupun badan usaha koperasi.

Terwujudnya sistem tata niaga dan distribusi nasional yang efisien dan efektif merupakan sasaran pokok pembangunan sektor perdagangan. Dalam tahun 1992/93 alokasi sumber daya ekonomi dan pembentukan harga semakin diserahkan pada kekuatan dan mekanisme pasar, kecuali untuk beberapa komoditi tertentu yang dianggap strategis bagi kepentingan rakyat banyak dan kelancaran pembangunan pada umumnya.

Pada tahun 1992/93 peran perdagangan terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi nasional. Jaringan pengadaan dan penyaluran barang dan jasa termasuk sistem pergudangan, transportasi, komunikasi, informasi pasar dan pembiayaan yang mendukungnya, semakin berfungsi secara efektif. Perkembangan tersebut sekaligus telah semakin

I/36

Page 43: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

memperkokoh kesatuan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara.

Pembangunan sektor perdagangan telah ikut berperan meningkatkan nilai tambah serta meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Pada tahun 1988 nilai tambah pada harga berlaku yang dihasilkan oleh sektor perdagangan, termasuk hotel dan restoran adalah Rp 24,4 triliun. Tahun 1991 nilai tambah tersebut mencapai Rp 37,7 triliun, kemudian tahun 1992 meningkat menjadi Rp 42,6 triliun. Peningkatan peran serta perdagangan juga tercermin dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja. Angkatan kerja yang terserap dalam sektor perdagangan pada tahun 1988 adalah sebesar 10,6 juta orang atau 14,6% dari jumlah penyerapan tenaga kerja. Pada tahun-tahun 1990 dan 1992 angka tersebut telah meningkat menjadi 11,1 juta orang dan 11,3 juta orang, atau masing-masing 14,7 % dan 14,8 % dari jumlah penyerapan tenaga kerja.

Kebijaksanaan pembangunan perdagangan sampai tahun keempat Repelita V juga didukung pembangunan prasarana fisik perdagangan berupa pasar, pertokoan dan pusat perbelanjaan serta pergudangan. Dengan dibangunnya prasarana-prasarana ini makin meningkat pula partisipasi swasta di bidang perdagangan. Pembangunan pasar percontohan di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan transmigrasi juga terus dilaksanakan dengan dukungan anggaran pembangunan. Bila sampai dengan tahun 1988/89 baru dibangun sebanyak 70 pasar percontohan, maka pada tahun 1992/93 telah meningkat menjadi 134 buah. Dengan demikian pembangunan pasar percontohan tersebut telah meliputi 134 kecamatan di 21 propinsi.

Sebagai upaya mendukung terciptanya tertib niaga, kepastian berusaha serta perlindungan konsumen, pada tahun 1992/93 pengembangan prasarana kelembagaan perdagangan terus dilanjutkan, antara lain melalui peningkatan pelaksanaan Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal dan

I/37

Page 44: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, penyederhanaan pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta peningkatan kemampuan sistem informasi perdagangan.

Pada tahun 1992/93 usaha meningkatkan peranan pedagang nasional termasuk pedagang golongan ekonomi lemah terus dikembangkan, antara lain melalui upaya-upaya pembinaan iklim berusaha termasuk fasilitas perkreditan, bimbingan, pelatihan dan konsultasi, serta pelayanan informasi pasar. Di samping itu, promosi perdagangan melalui pameran terus digiatkan.. Jika pada tahun 1988/89 penyelenggaraan pameran dagang baru meliputi 12 propinsi dan tersebar di 35 kabupaten/kota madia, maka pada tahun 1992/93 kegiatan tersebut telah meliputi 27 propinsi dan tersebar di 292 kabupaten/kota madia.

Masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan Indonesia hingga kini masih merupakan tantangan yang harus dihadapi dan secara ber tahap diupayakan diatasi , mengingat semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja baru.

Selama dua dasawarsa, yaitu dari tahun 1971 sampai dengan tahun 1990, keberhasilan pembangunan di bidang •ketenagakerjaan tercermin oleh banyaknya angkatan kerja baru yang mendapatkan pekerjaan. Pada tahun 1971 jumlah angkatan kerja adalah sebesar 41,3 juta orang dan meningkat menjadi sebesar 73,9 juta orang pada tahun 1990 atau bertambah sebesar 32,6 juta orang. Tetapi jumlah angkatan kerja yang bekerja juga bertambah dari 37,6 juta orang pada tahun 1971 menjadi sebesar 71,6 juta orang pada tahun 1990 atau bertambah hampir sebesar 34,0 juta orang. Pada waktu yang bersamaan, tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka yang semakin menurun yaitu dari sebesar 8,8% pada tahun 1971 menjadi 3,2% pada tahun 1990.

Sebagian dari 34,0 juta angkatan kerja yang bekerja pada kurun waktu 1971 - 1990 masih bekerja dalam keadaan tidak penuh,

I/38

Page 45: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

yang ditandai dengan banyaknya penganggur terselubung atau setengah penganggur. Pada tahun 1980 jumlah setengah penganggur atau yang bekerja di bawah 35 jam seminggu diperkirakan sebesar 19,7 juta orang (36,5%) dan pada tahun 1990 sebesar 26,2 juta orang (36,6 % ).

Namun demikian perlu dicatat adanya kemajuan di bidang ketenagakerjaan yang tergambar dengan terjadinya pergeseran struktur tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Pada tahun 1971 terdapat 64,2% dari angkatan kerja bekerja di sektor pertanian sedangkan sisanya sebesar 35,8% bekerja di sektor industri dan jasa. Pada tahun 1990 angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian menurun menjadi 49,9% dan di sektor industri dan jasa meningkat menjadi 50,1 %.

Sejalan dengan semakin tingginya pendidikan angkatan kerja yang bekerja, maka kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa juga semakin meningkat. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Dalam satu dasawarsa terakhir ini, produktivitas tenaga kerja berdasarkan . harga konstan 1983 menunjukkan angka yang semakin meningkat yaitu dari Rp 1.296 ribu pada tahun 1980 menjadi Rp 1.608 ribu pada tahun 1990. Dalam kurun waktu yang sama, produktivitas tenaga kerja diperkirakan telah meningkat sebesar 24,1 %. Selain itu struktur lapangan kerja juga mengalami pergeseran dari sektor agraris tradisional ke sektor agraris modern dan sektor-sektor modern lainnya dengan muatan teknologi yang lebih besar. Peningkatan mutu tenaga kerja ini diharapkan bisa berlanjut dengan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih berkualitas dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa datang, terutama yang berkaitan dengan pembangunan di bidang ketenagakerjaan khususnya, dan pembangunan ekonomi pada umumnya.

Dalam rangka pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja telah dilakukan kegiatan-kegiatan pendayagunaan tenaga kerja

I/39

Page 46: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

penganggur dan setengah penganggur melalui sistem padat karya, pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) serta penyaluran tenaga kerja, melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Antar Negara (AKAN), dan sebagainya.

Pada tahun 1992/93 telah berhasil diciptakan lapangan kerja dengan mendayagunakan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur melalui sistem padat karya sebanyak 267.982 orang di 1.461 lokasi di berbagai kecamatan yang relatif tertinggal, miskin dan padat penduduk. Selain itu, telah ditugaskan 2.234 orang Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) di KUD-KUD daerah transmigrasi, Kebun Bibit desa, sebagai penyuluh hukum di tingkat kabupaten dan sebagai motivator di LKMD. Penyebaran dan pendayagunaan tenaga kerja sukarela terdidik tersebut diarahkan untuk pembinaan pemuda, khususnya sarjana, sebagai pelopor dan penggerak pembaharuan pembangunan di pedesaan. Selain itu pada tahun 1992/93 telah disalurkan 531.871 orang yang masing-masing mencakup 60.250 orang AKAD, 172.157 AKAN dan 299.464 AKL.

Dalam upaya meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, peranan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Peningkatan Produktivitas Daerah (BPPD) terus digalakkan semaksimal mungkin dengan mendayagunakan fasilitas yang tersedia. Untuk itu beberapa peralatan pelatihan ditambah, sarana bengkel pelatihan direhabilitasi, kurikulum pelatihan disesuaikan, dan sejumlah instruktur telah ditatar dan sebagainya. Dalam hubungan ini, pada tahun 1992/93 telah dilatih tenaga kerja di bidang industri sebanyak 62.288 orang, di bidang manajemen 29.600 orang, dan di bidang pertanian 5.375 orang. Selain itu untuk daerah-daerah perdesaan dan daerah terpencil telah dilatih 42.006 orang melalui Latihan Keliling (Mobile Training Unit/MTU).

Dalam rangka perlindungan tenaga kerja dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya keracunan, radiasi,

I/40

Page 47: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pengaruh bahan kimia, peledakan, kebakaran dan kecelakaan-kecelakaan di tempat kerja. Penetapan upah minimum sebagai salah satu sarana menciptakan ketenangan kerja dan produktivitas perusahaan dalam upaya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja juga terus disempurnakan. Untuk ini telah ditetapkan sebanyak 28 upah minimum regional, 62 upah minimum sektoral dan 419 upah minimum subsektoral.

Program, Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK), baik jumlah perusahaan maupun pekerja pesertanya, serta ruang lingkup programnya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja juga dikembangkan. Sejak program ASTEK didirikan tahun 1978 sampai tahun 1992 jumlah peserta ASTEK telah mencapai 37.813 buah perusahaan yang mencakup 5,23 juta orang karyawan. Kasus yang dapat diselesaikan pada tahun 1992 berjumlah 73,5 ribu dengan pembayaran jaminan sebesar Rp 35,7 miliar.

Dalam upaya untuk menciptakan ketenangan bekerja dan berusaha, unsur syarat-syarat kerja yang dituangkan dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) terus dimantapkan. Sampai dengan tahun 1992/93 secara kumulatif jumlah KKB telah mencapai 7.741 buah yang meneakup 9.051 buah perusahaan. Selain itu pengembangan lembaga-lembaga ketenagakerjaan terus ditingkatkan, seperti Pengurus Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di perusahaan-perusahaan yang sampai dengan tahun 1992/93 telah mencapai 9.552 buah, dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang telah terdapat di semua propinsi, dengan 269 buah Dewan Pirnpinan Cabang (DPC).

Badan Kerja Sama (BKS) Tripartit yang berfungsi sebagai forum konsultasi antara pekerja, pengusaha dan pemerintah sampai dengan tahun 1992/93 jumlahnya terus berkembang, yaitu mencapai 27 buah di Dati I dan 196 buah di Dati II. Sedangkan Lembaga Bipartit sebagai wahana konsultasi antara pengusaha dan pekerja di

I/41

Page 48: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

perusahaan-perusahaan juga menunjukan kemajuan, dengan telah terbentuk 3.843 buah lembaga Bipartit sampai dengan tahun 1992/93.

Terkait erat dengan kebijaksanaan di bidang kependudukan dan perluasan kesempatan kerja adalah program transmigrasi yang diarahkan pada penyebaran penduduk dan angkatan kerja yang seimbang di berbagai daerah di tanah air melalui pendayagunaan tenaga kerja yang berlebih di suatu daerah untuk kegiatan pembangunan di daerah yang kekurangan tenaga kerja. Program ini juga dikaitkan dengan upaya pembukaan dan pengembangan daerah produksi pertanian baru, perluasan lapangan kerja, peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah dan peningkatan upaya pelestarian sumber alam dan lingkungan.

Jumlah kumulatif penduduk yang dipindahkan melalui program transmigrasi umum dan swakarsa sampai dengan tahun 1992/93 telah mencapai lebih dari 1,5 juta kepala keluarga, atau 8 juta jiwa. Pemindahan penduduk sejumlah tersebut mempunyai dampak ganda yang positif, baik bagi daerah asal maupun daerah penerima. Pemindahan penduduk berarti juga mengurangi tekanan pada sumber alam, khususnya lahan pertanian dan hutan di daerah asal. Selanjutnya dengan pemindahan penduduk berarti pula terdapat penataan kembali penggunaan tanah. Di daerah penerima, pemindahan penduduk merupakan sumber tenaga kerja sebagai penggerak bagi pengembangan pusat-pusat produksi pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan serta industri kehutanan yang merupakan basis-basis utama bagi pembangunan daerah.

Selain itu, pembangunan prasarana jalan dan jembatan untuk menunjang permukiman transmigrasi baru sekaligus dapat meningkatkan integritas daerah dalam satuan ekonomi dan perdagangan. Fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, pasar, dan fasilitas lainnya yang diperuntukkan bagi para transmigran juga dapat digunakan oleh rakyat di daerah penerima. Manfaat lain yang

I/42

Page 49: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

diperoleh adalah dapat dilaksanakannya permukiman kembali peladang berpindah dan perambah hutan menjadi petani penetap, sehingga kesejahteraan peladang berpindah dan perambah hutan dapat ditingkatkan dan kelestarian hutan dan sumber alam dapat dipertahankan.

Pembangunan di bidang perumahan dan permukiman dilaksanakan melalui tiga program utama, yaitu Program Perumahan Rakyat, Program Penyediaan Air Bersih dan Program Penyehatan Lingkungan permukiman. Pelaksanaan ketiga program tersebut diupayakan secara terpadu yang melibatkan seluruh potensi masyarakat dengan menyediakan prasarana dan sarana penunjang yang dibutuhkan, memperlancar pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan menciptakan kemudahan lainnya dalam bidang peraturan dan perizinan.

Kegiatan dalam program Perumahan Rakyat dilaksanakan melalui antara lain penyediaan rumah sederhana, perbaikan kampung, peremajaan kawasan perumahan kota dan pemugaran perumahan desa denggan tujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni kawasan kumuh. Sampai dengan tahun 1992/93 telah berhasil dibangun oleh Perumnas sejumlah 216.210 rumah sederhana dan sangat sederhana, dan sekitar 536 ribu rumah sederhana lain dibangun oleh swasta. Selain itu sekitar 119 ribu ha kampung di 1.900 kota telah berhasil diperbaiki dan sekitar 448,5 ribu rumah di 29.949 desa selesai dipugar.

Sementara itu, prioritas utama program Penyediaan Air Bersih diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan, dan sekaligus menunjang kebutuhan air bersih bagi sektor-sektor lainnya seperti industri, perhubungan, perdagangan dan pariwisata. Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 melalui program penyediaan air bersih telah ditingkatkan kapasitas produksi air bersih

I/43

Page 50: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

menjadi 14.300 liter per detik untuk daerah perkotaan dan sekitar 3.500 liter per detik untuk daerah perdesaaan. Berkaitan dengan program tersebut juga telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang meliputi pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase dan pembuangan air limbah, serta penanganan persampahan yang didukung dengan kegiatan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara hidup sehat dalam suatu lingkungan permukiman. Selama empat tahun Repelita IV telah berhasil dibangun dan direhabilitasi saluran drainase di 626 kota, fasilitas persampahan di 829 kota dan pembuangan air. limbah di 529 kota.

Sesuai dengan arahan GBHN, upaya pembangunan daerah ditujukan untuk menciptakan pembangunan yang lebih merata di seluruh Indonesia. Upaya ini dilaksanakan agar laju pertumbuhan semua daerah serta laju pertumbuhan wilayah perdesaan dan wilayah perkotaan semakin seimbang dan serasi. Untuk mendorong laju pembangunan daerah sampai dengan tahun 1992/93 telah dikembangkan berbagai program yang meliputi (1) Program Pembangunan Desa, (2) Program Pembangunan Daerah Tingkat II, (3) Program Pembangunan Daerah Tingkat I, (4) Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT), (5) Pembangunan Perkotaan, (6) Penataan Ruang, (7) Penataan Pertanahan dan (8) Pembinaan Aparatur Pemerintah Daerah.

Alokasi dana melalui Program Bantuan Pembangunan Dati II atau Inpres Dati II sampai dengan tahun 1992/93 telah ditingkatkan menjadi Rp 4 ribu per penduduk dengan minimum bantuan Rp 750 juta per Dati II. Dengan perkataan lain bantuan masing-masing Dati II hingga tahun 1992/93 per jiwa telah meningkat 33,3%, sedangkan bantuan minimum per Dati II meningkat 19,1% dibandingkan tahun 1991/92. Jumlah yang dialokasikan untuk Program Bantuan Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya pada tahun 1992/93 adalah Rp 825,6 miliar atau meningkat lebih dari 2,5 kali dibandingkan tahun 1989/90.

I/44

Page 51: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Tujuan utama Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I atau Inpres Dati I adalah untuk meningkatkan keselarasan antara pembangunan sektoral dan regional, meningkatkan keserasian pertumbuhan antar daerah dan meningkatkan partisipasi daerah dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Jumlah bantuan yang diberikan secara keseluruhan terus meningkat menjadi' sebesar Rp 22,5 miliar pada tahun 1992/93 atau meningkat sebesar 25% dibandingkan tahun 1991/92 yang hanya sebesar Rp 18,0 miliar untuk masing-masing daerah tingkat I. Di samping itu berkaitan dengan upaya mengurangi kemiskinan di daerah, maka sejak 1989/90 telah dilaksanakan Program Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT) dan telah dialokasikan dana sebesar Rp 2,35 miliar untuk membiayai 12 lokasi/kawasan proyek percontohan di 12 propinsi. Pada tahun 1990/91 alokasi dana bagi program PKT ditingkatkan lagi menjadi Rp 28,8 miliar untuk menangani 112 kawasan di 97 kabupaten di 26 propinsi termasuk di kawasan perkotaan. Tahun 1991/92 program PKT dilaksanakan di 27 propinsi, mencakup 241 kawasan dalam 155 kabupaten, dengan jumlah dana sebanyak Rp 71,9 miliar. Tahun 1992/93 alokasi dana program PKT meningkat lagi menjadi Rp 154,2 miliar untuk menangani 444 kawasan yang mencakup 248 kabupaten di 27 propinsi.

Dalam mengantisipasi pembangunan di perkotaan yang makin demikian pesat, selama Repelita V telah disiapkan strategi dan kebijaksanaan yang ditujukan untuk: (a) menyusun strategi pembangunan yang dilandasi dasar hukum dan dipergunakan oleh semua sektor yang terkait. (b) mengendalikan laju pertumbuhan urbanisasi. (c) menangani dan mengendalikan penggunaan lahan-lahan di perkotaan termasuk masalah pembebasan tanah, (d) menangani masalah kesenjangan, dan khususnya mengurangi kekumuhan di perkotaan. (e) meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana termasuk penyediaan air yang berkualitas. (f) mengurangi timbulnya masalah kerawanan sosial, dan (g) meningkatkan koordinasi pembangunan kota-kota di Indonesia.

I/45

Page 52: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Oleh karena itu, sasaran pembangunan perkotaan pada Repelita V diarahkan untuk mencapai sasaran-sasaran: (a) peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar serta memperluas kesempatan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah penduduk miskin, (b) pengadaan prasarana kunci di kota-kota strategis melalui pengelolaan pembangunan prasarana secara terpadu, (c) peningkatan kemampuan aparat pemerintah kota untuk mendorong upaya desentralisasi, (d) mewujudkan lingkungan pemukiman dan tempat usaha yang layak disertai dengan pengendalian pencemaran, (e) peningkatan pengelolaan kota dengan memantapkan organisasi, kemampuan aparat pemerintah kota serta memantapkan mekanisme pendanaan untuk penyelenggaraan pembangunannya. Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan di atas, telah dilancarkan program pembangunan perkotaan secara sektoral dan pembangunan perkotaan melalui pendekatan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Pendekatan sektoral ditujukan untuk kota-kota atau bagian kota yang perlu dipacu pemenuhan. kebutuhan dasar penduduknya akan air bersih, perumahan, pengendalian banjir, penyehatan lingkungan, jaringan jalan, pelayanan perhubungan dan sebagainya.

Sampai dengan tahun 1992/93 pelaksanaan P3KT sudah mencakup 197 kota, yang meliputi kota metropolitan dan besar, kota menengah/sedang dan kota-kota kecil yang tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Investasi yang telah dilaksanakan hingga akhir tahun 1992/93 telah mencapai Rp 1,21 triliun.

Upaya penanggulangan kemiskinan di daerah perkotaan terutama diarahkan pada program peremajaan lingkungan permukiman kumuh atau KIP (Kampong Improvement Program) yang sampai tahuri 1992/93 telah mencakup 386 kota.

Sejalan dengan perencanaan tata ruang maka pemanfaatan ruang dengan semua sumber daya yang ada di dalamnya ditingkatkan untuk kesejahteraan rakyat, terutama untuk keperluan permukiman,

I/46

Page 53: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pertanian, kehutanan, industri, pertambangan dan pelistrikan serta prasarana pembangunan lainnya. Selain itu pemanfaatan air, tanah, dan hutan diselenggarakan secara terpadu sehingga menjamin kelestarian fungsi,sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan memperhatikan konservasi dan rehabilitasi lahan kritis, pemeliharaan wilayah peresapan dan daerah aliran sungai serta sumber daya air lainnya.

Pada tahun 1992/93 untuk tingkat nasional telah ditetapkan Undang-Undang Tata Ruang No. 24/1992 dan disusun rancangan Strategi Nasional Pengembangan Pola Tata Ruang (SNPPTR). Di samping itu, sampai tahun 1992/93 ini telah disusun 27 rencana struktur tata ruang propinsi bagi seluruh wilayah di Indonesia. Status rencana struktur tata ruang tersebut adalah sebagai berikut: 2 propinsi telah disyahkan oleh Menteri Dalam Negeri sebagai Peraturan Daerah, 1 propinsi baru disyahkan dalam bentuk Keputusan Gubernur, 3 propinsi sedang dalam proses mendapatkan pengesahan Menteri Dalam Negeri sebagai Peraturan Daerah Ting-kat I, 10 propinsi sedang dalam proses dibahas di DPRD masing-masing, dan 10 propinsi sedang dalam penyempurnaan. Untuk tingkat Kabupaten telah disusun 243 Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten (RUTRK) bagi seluruh wilayah di Indonesia, dengan status sebagai berikut: 3 kabupaten sudah disyahkan sebagai Peraturan Daerah Tingkat 11 oleh Gubernur, 24 Kabupaten baru ditetapkan sebagai Peraturan Daerah dan belum disyahkan oleh Gubernur, 17 Kabupaten sedang dibahas di DPRD masing-masing, 90 Kabupaten sudah siap diajukan ke DPRD untuk dibahas, dan 109 Kabupaten sedang dalam rancangan. Sedangkan untuk beberapa kawasan yang memiliki prioritas tinggi dalam skala nasional telah disiapkan rencana rinci tata ruang kota, kawasan dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Sejalan dengan tujuan untuk memanfaatkan ruang secara efisien dan optimal, serta untuk meningkatkan produktivitas dan

Page 54: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

mutu kegunaan tanah sebagai salah satu sumber daya alam, program penataan ruang semakin ditingkatkan.

Dalam program penataan pertanahan terus diupayakan tertib hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaan tanah, serta tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup di seluruh wilayah Indonesia agar dapat dihindari penggunaan tanah yang merugikan kepentingan masyarakat dan kepentingan pembangunan. Sehubungan dengan hal ini pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penataan pertanahan antara lain pemetaan detail pembangunan seluas 11.424 ribu ha, pemetaan kemampuan tanah seluas 2.168 ribu ha, pengendalian penggunaan tanah seluas 945 ribu ha, redistribusi tanah obyek land reform seluas 13,9 ribu ha, penerbitan Surat Keputusan Hak sebanyak 22.167 SK, penerbitan Sertifikat sebanyak 138.775 sertifikat dan pembuatan peta garis seluas 61 ribu ha. Untuk menunjang program transmigrasi telah diselesaikan pula kegiatan-kegiatan penataan pertanahan pada daerah transmigrasi antara lain pembuatan peta kerja dan peta penatagunaan tanah seluas 85 ribu ha, penerbitan SK Hak pengelolaan sebanyak 47.269 ha, penerbitan SK Hak Pakai/Hak Milik sebanyak 90 ribu persil, pengukuran dan pemetaan kavling seluas 76.160 ha, penerbitan Sertifikat sebanyak 98.376 sertifikat dan perubahan status hak pakai menjadi hak milik sebanyak 31.074 sertifikat.

Pembangunan bidang agama dalam empat tahun pelaksanaan Repelita V ditujukan untuk mewujudkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mampu mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual sebagai landasan yang kokoh untuk memasuki tahap pembangunan berikutnya. Untuk mencapai tujuan tersebut telah dirumuskan serangkaian kebijaksanaan dan langkah-langkah yang mengarah kepada upaya tercapainya peningkatan kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama, memperluas wawasan

I/48

Page 55: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

keberagamaan, memantapkan kerukunan hidup umat agama dan mengembangkan serta mengarahkan potensi umat beragama bagi pembangunan bangsa.

Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam urusan kehidupan be raga ma , t e lah d i l an ju tkan dan d i t i ngka tkan ban tuan pernbangunan/rehabilitasi tempat peribadatan. Jumlah seluruh tempat peribadatan pada tahun 1992/93 sebanyak 653.667 buah atau ber -tambah sekitar 23.700 buah jika dibandingkan dengan tahun 1991/92. Dari jumlah tersebut pemerintah memberikan bantuan kepada 2.773 tempat peribadatan. Hal ini menunjukkan besarnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tempat peribadatan.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam urusan nikah, talak dan rujuk di kalangan umat Islam, pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan pembangunan bagi 47 Balai Nikah dan rehabilitasi 53 Balai Nikah.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan kitab suci berbagai agama, pengadaannya tetap dilanjutkan oleh pemerintah. Pada tahun 1992/93 pengadaan kitab suci berbagai agama berjumlah 867.232 kitab suci, yang terdiri dari 622.557 buah kitab suci agama Islam, 58.500 buah kitab suci agama Protestan, 55.000 buah kitab suci agama Katolik, 45.000 buah kitab suci agama Hindu dan 86.175 buah kitab suci agama Budha, atau secara keseluruhan meningkat 20,6% jika dibandingkan dengan tahun 1991/92.

Kegiatan penerangan dan bimbingan hidup beragama diarahkan untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragarna, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memperluas wawasan keberagamaan. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan penyuluhan dengan sasaran 705 * kelompok umat berbagai agama. Selain itu dilaksanakan musyawarah intern dan antar umat beragama

I/49

Page 56: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

yang masing-masing dilaksanakan di Jakarta, Mataram, Pontianak dan Denpasar.

Dalam rangka meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan ibadah haji dan terbinanya jemaah haji yang mabrur, pada tahun 1992/93. telah dilakukan perluasan/rehabilitasi 5 asrama haji di Bekasi, Palembang, Pekanbaru, Manado dan Yogyakarta. Selain itu dilaksanakan juga penataran bagi petugas haji 160 orang serta penyediaan buku petunjulc dan penerangan ibadah haji sebanyak 3. 100 eksemplar. Hal ini dilakukan seiring dengan jumlah jemaah haji yang semakin meningkat, yang pada tahun 1992/93 berjumlah 104.861 orang atau meningkat sekitar 27.488 orang jika dibandingkan dengan tahun 1991/92.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah telah dilakukan serangkaian kegiatan yang meliputi pembangunan dan rehabilitasi ruangan belajar, penataran guru dan pengadaan buku pelajaran dan buku pedoman bagi guru. Pada tahun 1992/93 untuk mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan telah disediakan lebih dari 557.700 eksemplar buku. pelajaran dan pedoman guru dan penyetaraan D 11 bagi guru agama MIN/SD yang secara kumulatif sebanyak 62.730 orang guru. Selain itu juga dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi sebanyak 95 ruang kelas Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan 27 ruang kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN), pengadaan buku pelajaran dan pedoman guru untuk MTsN sekitar 218.590 eksemplar dan untuk MAN 145.145 eksemplar. Selanjutnya juga dilaksanakan, penataran bagi 200 orang guru dan pembina MTsN.

MelaXui Inpres SD, Pemerintah juga membantu pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) berupa rehabilitasi, ruangan be la ja r dan penyed iaan b iaya operasional dan peme -ljharaan (BOP). Bantuan rehabilitasi pada tahun 1992/93 diberikan kepada 6.000 buah MIS, sedangkan yang menerima BOP sebanyak 21.537 buah MIS.

I/50

Page 57: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agama tingkat tinggi telah dilanjutkan pula upaya peningkatan sarana dan prasarana fisik IAIN, pengadaan buku-buku ilmiah, penelitian ilmiah dan beberapa sarana penunjang lainnya. Pada tahun 1992/93 telah dilakukan pembangunan ruang kuliah, perpustakaan dan laboratorium bahasa serta prasarana penunjang lainnya seluas 23.230 m2, pengadaan buku ilmiah sebanyak 14.500 eksemplar, serta penelitian ilmiah 61 judul. Seiring dengan itu dilanjutkan penyelenggaraan program pascasarjana yang diikuti oleh 326 orang.

Program generasi muda di bidang agama pada tahun 1992/93 dilaksanakan melalui sarasehan agamawan muda yang diikuti oleh 80 peserta, pelatihan bagi 120 orang Da'i muda, pengadaan 2.400 set buku materi dakwah dan bantuan .paket pembinaan sebanyak 600 set buku.

Program Peranan Wanita dikaitkan dengan bidang agama bertujuan untuk meningkatkan dan pengembangkan peranan wanita dalam pembangunan melalui pendekatan dan jalur agama, selaras dengan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, bahagia dan sejahtera. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui jalur Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berlatar belakang agama dan yang beranggotakan wanita, seperti Fatayat NU, Aisyiah, dan sebagainya. Melalui jalur dan bahasa agama ditingkatkan berbagai kegiatan, antara lain penyuluhan dan motivasi keluarga bahagia sejahtera, termasuk Keluarga Berencana, kesehatan dan gizi.

Untuk mengembangkan peradilan dan hukum agama, pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan perluasan sebanyak 30 buah gedung Pengadilan Agama dan rehabilitasi 20 Pengadilan Agama dan 1 Pengadilan Tinggi Agama. Selain itu dilaksanakan juga pendidikan calon hakim agama bagi sebanyak 250 orang dan penataran bagi 276 orang juru sita serta penyuluhan Undang-Undang Perkawinan bagi 11.000 orang aparat pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat di tingkat propinsi dan kabupaten.

I/51

Page 58: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Pendidikan merupakan wahana yang strategis dalam rangka mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang berkualitas secara utuh dan menyeluruh dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pembangunan pendidikan selalu mendapat prioritas tinggi dalam pembangunan nasional. Prioritas pembangunan pendidikan dalam Repelita V ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan untuk setiap jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Selain itu ditekankan pula pentingnya perluasan kesempatan belajar tingkat SLTP dalam rangka persiapan perluasan wajib belajar dari 6 tahun menjadi 9 tahun. Agar pendidikan tetap mampu menghasilkan manusia berkualitas yang berpegang teguh pada kepribadian bangsa, maka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap diimbangi dengan nilai-nilai dasar moral, budaya dan kemanusiaan yang diupayakan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Keberhas i l an upaya pem era t aan pend id ikan guna mencerdaskan kehidupan bangsa tercermin pada peningkatan angka partisipasi dan angka melanjutkan- pada setiap jenjang pendidikan. Program Inpres SD yang ditunjang oleh program wajib belajar 6 tahun telah berhasil meningkatkan angka partisipasi murni pendidikan dasar dari 90,9% pada tahun 1990/91 menjadi 91,5% pada tahun 1992/93. Sementara itu pada tingkat sekolah lanjutan, telah mencapai angka partisipasi kasar sebesar 43,9% pada tingkat SLTP dan 31,3 % pada tingkat SLTA. Pada tahun 1992/93 terjadi penurunan angka partisipasi kasar dari 44,8% pada tahun 1991/92 menjadi 43.,9% untuk tingkat SLTP, sedangkan untuk SLTA dari 32,8% pada tahun 1991/92 menjadi 31,3%. Hal ini perlu ditangani secara sungguh-sungguh agar keberhasilan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dapat terwujud.

Upaya untuk menunjang pemerataan pendidikan, dilakukan melalui pembangunan prasarana pendidikan berupa pembangunan gedung baru, tambahan ruang kelas, dan rehabilitasi gedung serta penyediaan fasilitas lainnya. Pada tahun 1992/93 telah dilakukan

I/52

Page 59: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pembangunan 725 unit gedung baru (UGB) dan 1400 ruang kelas baru (RKB). Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pembangunan UGB dan RKB telah mengalami peningkatan sebesar 4,7% dan 16,7%. Kebijaksanaan pembangunan gedung baru SD dalam periode 1989/90-1992/93 Repelita V disertai dengan pembangunan rumah penjaga dan rumah kepala sekolah. Kegiatan rehabilitasi gedung SD Negeri, Swasta dan MIS tahun 1992/93 dilakukan bagi sekitar 37.050 gedung. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah ini meningkat sebesar 17 %. Di samping itu untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar disediakan bantuan Biaya Operasional dan Pemeliharaan (BOP) sebesar Rp 700.000 per sekolah.

Dalam rangka persiapan wajib belajar 9 tahun, pada tahun 1992/93 antara lain dilaksanakan pembangunan 250 UGB dan 2.529 RKB. Sementara itu untuk meningkatkan daya tampung SLTA, telah dibangun 103 UGB dan 989 RKB.

Pada tahun 1992/93 dilakukan pula peningkatan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan yang dilakukan melalui pembangunan ruang perpustakaan, ruang laboratorium, alat peraga dan pengadaan buku baik buku pelajaran pokok maupun buku perpustakaan/buku bacaan. Peningkatan mutu pendidikan untuk guru juga dilakukan melalui berbagai jenis penataran. Pada tahun 1992/93 guru SLTP dan SLTA yang mendapat pendidikan tambahan berjumlah sekitar 80,5 ribu orang. Di samping itu juga terus diupayakan peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kemampuan guru serta tenaga kependidikan lainnya melalui pengelolaan sistem pengujian, penyediaan buku dan alat peraga, pengembangan kurikulum, dan penyediaan berbagai fasilitas lainnya seperti gedung dan peralatan lainnya.

Guna memenuhi kebutuhan tenaga terampil yang terus meningkat dilakukan pembinaan SLTA Kejuruan dan Teknologi. Penyediaan tenaga terampil tingkat menengah terus dikembangkan agar memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan dunia

I/53

Page 60: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

kerja. Dalam hal tersebut pada tahun 1992/93 dilakukan pembangunan, perluasan dan rehabilitasi berbagai fasilitas SLTA Kejuruan yang meliputi 8 STM Pembangunan, 44 STM 3 tahun, 16 STM Pertanian, 5 STM Khusus, 60 SMEA dan 49 SMTA Kejuruan dan Teknologi lainnya yang tersebar di 27 propinsi.

Perluasan kesempatan belajar dan peningkatan daya tampung ditingkat pendidikan tinggi terus dilanjutkan, antara lain melalui perluasan dan perbaikan sarana fisik. Pada tahun 1992/93 dilakukan pembangunan ruang kuliah/kantor seluas 174.780 m2, ruang laboratorium seluas 66.419 m2, rehabilitasi gedung seluas 243.240 m2, dan pengadaan buku perpustakaan sebanyak 170.238 buku dan pengadaan perangkat laboratorium sebanyak 2.504 unit perangkat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan juga ditambah tenaga kependidikan sebanyak 24.060 orang dan penataran dosen sejumlah 4.680 orang, serta pendidikan pascasarjana/Doktor bagi sejumlah 7.461 orang. Di samping itu dilakukan pula pendidikan Diploma non Kependidikan sejumlah 20.505 orang dan penelitian hibah bersaing.

Dalam rangka meningkatkan kualitas generasi muda sebagai kader penerus perjuangan bangsa, program Pembinaan Generasi Muda pada tahun 1992/93 dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain berupa pertukaran pemuda antar propinsi sebanyak 800 orang, pertukaran pemuda luar negeri sebanyak 132 orang, kegiatan napak tilas jejak pahlawan, penataran P4, pembinaan organisasi pemuda (KNPI) dan pramuka dan pelatihan keterampilan. Di samping itu, telah dilaksanakan pula program pelatihan bagi Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (SP3) agar para sarjana mempunyai tambahan pengalaman berupa kemampuan berwiraswasta dan dapat membantu percepatan pembangunan di perdesaan. Pada tahun 1992/93 melalui program SP3 telah dilatih dan ditempatkan sebanyak 1.400 orang sarjana. Sementara itu diberikan pula sarana dan prasarana usaha kepada 3.000 Karang Taruna. Di bidang keagamaan pembinaan generasi muda dilakukan melalui sarasehan agamawan muda dan pelatihan dakwah yang dikuti sekitar 600 orang.

I/54

Page 61: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Sedangkan di bidang kesehatan peningkatan partisipasi dilakukan melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Unit Kegiatan Mahasiswa serta lomba Poster Kesehatan Bagi Generasi Muda dalam rangka HKN 1992 tingkat propinsi dan pusat. Selanjutnya pelatihan kader koperasi di lingkungan generasi muda telah mencapai 3.650 orang. Sedangkan di bidang tenaga kerja dilakukan pengangkatan dan pendayagunaan tenaga kerja terdidik lulusan sarjana/sarjana muda sekitar 2.234 orang sebagai Tenaga Kerja Sukarela Terdidik sebagai motivator dan konsultan manajemen di KUD di daerah transmigrasi.

Prestasi internasional yang menonjol dalam bidang olahraga ialah keberhasilan Tim Indonesia memperoleh medali perunggu di cabang Panahan dalam Olimpiade Seoul pada tahun 1988 dan 2 medali emas dan 2 medali perak dan 1 medali perunggu dalam Olimpiade di Barcelona tahun 1992 untuk cabang bulu tangkis. Untuk mendukung pelaksanaan program ini, dilaksanakan kegiatan penataran bagi pelatih, pembina, penggerak dan guru olahraga sebanyak 3.758 orang serta pengadaan• paket pendidikan jasmani dan olahraga sebanyak 1.853 paket.

Sebagai upaya untuk membentuk manusia yang sehat dan menghargai kesehatan melalui pembinaan olahraga, pada tahun 1991/92 dilakukan pelatihan kesegaran jasmani dan rekreasi di 16 Sanggar Kegiatan Belajar di daerah dan di Pusat Kesegaran Jasmani Nasional di 27 propinsi. Selain itu diadakan pengkajian keadaan tingkat pengetahuan pendidikan kesehatan siswa SD dan MI di 4 propinsi yang melibatkan sekitar 1.000 siswa.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan perpustakaan dan memantapkan sistem perpustakaan nasional yang mampu rnenjangkau masyarakat sampai di tingkat desa, pada tahun 1992/93 antara lain dilakukan penambahan koleksi sekitar 357 ribu eksemplar buku untuk perpustakaan, termasuk di dalamnya adalah pengadaan bahan

I/55

Page 62: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pustaka Indonesia dan asing sebanyak 1.475 eksemplar serta penerbitan bahan informasi perpustakaan nasional sebanyak 7 ribu eksemplar.

Dalam rangka menumbuhkan kreatifitas dan daya cipta para seniman serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembinaan kesenian usaha yang dilakukan antara lain melalui pagelaran seni di tingkat Kabupaten/Kota madia, festival baca puisi dan pagelaran sastra tingkat nasional dan pameran seni di Taman Budaya.

Guna melestarikan kebudayaan nasional, melalui pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman dilakukan lanjutan konservasi candi Borobudur, lanjutan pemugaran bekas kota Kerajaan Majapahit dan bekas Kraton Ratu Boko, serta pemugaran Kraton Kasepuhan, Kacirebonan dan Kanoman. Selain itu dilakukan pemeliharaan terhadap 1.438 situs yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1992/93 menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dalam Program Utama Nasional (PUNAS) Ristek di bidang kebutuhan dasar manusia, penelitian dan pengembangan teknologi di bidang tanaman pangan dan perkebunan pada tahun 1992/93, berhasil dilepas tambahan 6 varietas kedele, 3 varietas jagung, 3 varietas kacang tanah, 3 varietas ubi kayu, 1 varietas kacang hijau, dan 3 varietas kacang tunggak. Sedangkan pada tanaman hortikultura berhasil dilepas 2 varietas bawang putih, 4 varietas kelapa, 4 varietas cengkeh, 4 varietas kapas, dan 5 varietas tembakau. Dalam bidang peternakan, penerapan teknik embrio transfer pada sapi berhasil membuahkan kelahiran 15 ekor anak sapi. Selain itu juga berhasil diisolasi agen penyebab virus penyakit gumboro pada ayam bukan ras. Sedangkan dalam bidang perikanan berhasil dikembangkan teknologi penginderaan jauh dalam rangka meningkatkan jumlah tangkapan ikan di perairan bebas.

I/56

Page 63: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Sementara itu penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan menghasilkan temuan-temuan baru untuk penanggulangan dan pemberantasan penyakit menular serta perbaikan gizi. Dalam bidang permukiman dan perumahan, berhasil dikembangkan teknologi pembuatan beton keramik yang berasal dari limbah batubara untuk bahan bangunan rumah yang lebih ringan, murah dan tahan terhadap erosi air laut.

Dalam PUNAS Ristek bidang sumber alam dan energi juga telah dilaksanakan kegiatan inventarisasi hutan tropis, penelitian metode dan teknik rehabilitasi hutan, dan penelitian mengenai hama dan penyakit hutan, penelitian mengenai jenis tanaman serba guna, serta penelitian metode pembenihan dan pembibitan masal. Di samping itu dikembangkan pula teknologi biokonversi untuk penanganan limbah pulp dan kertas, dan kegiatan pemantauan reboisasi dan penghijauan di 14 daerah aliran sungai (DAS) dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh.

Untuk menunjang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, pada tahun 1992/93 telah berhasil diproduksi peta rupa bumi berbagai skala pada berbagai wilayah, peta geo-arkeologi, peta sebaran nipah, serta pembuatan peta neraca sumber daya alam. Jumlah peta rupa bumi keseluruhan dalam berbagai skala pada tahun 1992/93 bertambah dengan 1.145 nomor peta atau meningkat dengan 82 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya jumlah peta-peta tersebut, diharapkan meningkat pula pemanfaatan sumber daya alam bagi pembangunan di berbagai propinsi.

Dalam rangka pengembangan berbagai energi alternatif, dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan energi angin untuk meriggerakkan pompa air dan untuk keperluan listrik rumah tangga. Juga dilaksanakan beberapa penelitian mengenai pemanfaatan energi matahari dengan menggunakan solar cell, pemanfaatan perbedaan suhu permukaan air laut dan suhu lapisan bawah air laut, serta

I/57

Page 64: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

pemanfaatan briket batubara untuk industri kecil dan keperluan rumah tangga.

Dalam PUNAS Ristek bidang industri antara lain telah berhasil dilakukan pengembangan teknologi alat-alat transportasi udara, dan peningkatan kemampuan industri maritim dan perkapalan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kelautan. Selain itu juga dilakukan pengembangan mutu produksi komponen-komponen kapal, pengembangan desain kapal Maruta Jaya 900 dwt menjadi 2.050 dwt, pembuatan model kapal ikan Mina Jaya berkapasitas 15, 20 dan 30 GT, pembuatan model kapal Caraka Jaya, pembuatan pra desain/desain standar kapal penangkap ikan, serta persiapan dilakukan uji model kapal penangkapan ikan.

Dalam pengembangan industri transportasi darat dilakukan kegiatan pengujian komponen dan kelaikan sarana transportasi, serta penguasaan teknologi produksi. Selain itu juga dilakukan, pengkajian industri karoseri, kendaraan bus, pembuatan tabung compressed natural gas (CNG), dan pengkajian terhadap kendaraan angkutan pertanian/desa. Sedangkan di bidang industri perkeretaapian, di samping dilanjutkan pengkajian dan pengujian atas komponen prototipe kereta rel listrik, juga ditingkatkan kemampuan uji berkala kereta rel jenis gerbong barang, kereta •disel dan kereta penumpang.

Dalam bidang industri telekomunikasi dan elektronika, dilaksanakan penelitian aplikasi mikro elektronika, hibrida dan serat optik dalam radio digital dan sentral telepon. Selain itu dalam bidang kontrol otomatik telah dilanjutkan pengembangan desain robot FISTEK 11 untuk keperluan industri. Juga berhasil dikembangkan teknologi laser untuk pengelasan dan kedokteran, serta peningkatan kualitas material komponen elektronika.

Dalam industri rekayasa telah berhasil dikuasai cara produksi etanol secara kontinu, pembuatan pabrik pupuk fosfat mini,. Serta

I/58

Page 65: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

teknologi pengolahan kaolin untuk mendukung industri isolator tegangan tinggi. Selain itu juga telah berhasil dikembangkan silo ferosemen penyimpan gabah, pembuatan antibiotik oksitetra-siklin pada skala laboratorium, pilot plant untuk daur ulang minyak pelumas bekas, pemurnian limbah tapioka dengan menggunakan lumpur aktif, serta penerapan teknologi metalurgi serbuk untuk membuat beberapa komponen kendaraan.

Dalam PUNAS Ristek bidang hankam, kegiatan ristek ditujukan terutama pada bidang sistem senjata teknologi sebagai upaya mengurangi ketergantungan kepada pihak luar negeri. Kegiatan penelitian yang dilakukan mencakup piranti lunak dan piranti keras, yang mempunyai arti strategis dan ekonomis sesuai dengan perkembangan kemampuan iptek nasional. Selain itu juga dilakukan penelitian dalam bidang sistem senjata sosial untuk lebih memantapkan ketahanan nasional.

Dalam PUNAS Ristek bidang sosial, budaya dan ekonomi kegiatan penelitian dititikberatkan pada pengungkapan dan pencarian alternatif pemecahan dasar yang berkaitan dengan pembangunan perdesaan, disiplin nasional, serta proses transformasi nilai-nilai sosial budaya menuju masyarakat Indonesia yang maju.

Upaya untuk membangun sistem perstatistikan nasional terpadu terus dilanjutkan. Berbagai kegiatan khususnya diarahkan untuk mengumpulkan informasi tentang penduduk miskin. Kegiatan ini sekaligus mendukung usaha identifikasi kantong-kantong/wilayah miskin seiring dengan makin diarahkannya program penanggulangan kemiskinan di daerah. Data PODES (Potensi Desa) yang dikumpulkan dalam rangka pelaksanaan Sensus Penduduk 1990, sangat bermanfaat untuk menunjang kegiatan program tersebut. Data PODES yang mencerminkan potensi daerah dan karakteristik masyarakatnya, juga memberikan informasi yang cukup rinci tentang penyebab kemiskinan di desa. Dalam tahun 1993, data PODES 1990 dan 1993 digunakan untuk menyusun peta desa miskin. Peta desa

I/59

Page 66: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

miskin digunakan sebagai dasar pemantauan hasil pembangunan dan untuk mengarahkan alokasi dana pembangunan pada kelompok sasaran yang paling memerlukan.

Dalam persiapan pelaksanaan Sensus Pertanian 1993, kegiatan utama yang telah dilakukan di antaranya penyusunan Peta Administrasi berdasarkan Nama dan Kode Wilayah dan Peta statistik berdasarkan Kegiatan Ekonomi. Berbagai kegiatan pengumpulan informasi dan data yang penting untuk memantau perkembangan ekonomi mutakhir dilaksanakan dalam penyusunan Indikator Dini. Indikator Dini meliputi informasi terpilih yang bersumber dari data perusahaan, data komunitas dan data rumah tangga. Penyempurnaan pengumpulan data rumah tangga dalam pelaksanaan SUSENAS-Inti merupakan pengembangan indikator dasar kesejahteraan rakyat yang lebih akurat dan tersedia lebih cepat. SUSENAS-Inti merupakan salah satu data dasar penyusunan indikator kesejahteraan rakyat dan diarahkan sebagai pelengkap data Potensi Desa. Mulai tahun 1993 cakupan sampel SUSENAS-Inti diperluas menjadi 202.500 rumah tangga sehingga dapat mencerminkan karakteristik rumah tangga sampai di tingkat propinsi dan kabupaten.

Penyusunan perhitungan pendapatan nasional, perhitungan pendapatan regional dan Tabel Input-Output sebagai bagian dari statistik makro makin disempurnakan. Upaya pengembangan Sistem Neraca Sosial Ekonomi Nasional terus dilakukan dengan memperluas pendalaman cakupan sektor yang dijangkau. Penyusunan Konsolidasi Neraca Arus Dana Indonesia makin disempurnakan , dengan memperluas cakupan Neraca Sektor Swasta lainnya.

Sejak tahun 1992/93 kemampuan Kantor Statistik Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya terus ditingkatkan dengan menambah 505 buah komputer PC. Masing-masing Kantor Statistik Kabupaten/Kota madia dilengkapi 1 set komputer sehingga dapat mengolah dan menyajikan data secara lebih akurat dan tepat waktu. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di bidang statistik, dalam tahun

I/60

Page 67: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

1992/93 dilaksanakan kursus-kursus di bidang pengetahuan dan manajerial statistik serta pendidikan diploma dan sarjana statistik mencapai 1.945 orang. Kursus-kursus tersebut diikuti oleh 1.534 peserta yang terbagi dalam kursus pengetahuan statistik umum diikuti 1.181 orang, pengetahuan statistik khusus diikuti oleh 303 orang, dan administrasi manajemen diikuti oleh 50 orang. Sedangkan jumlah tenaga statistik yang memperoleh pendidikan diploma dan sarjana statistik masing-masing sebanyak 350 orang dan 61 orang.

Pembangunan kesehatan juga merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pembangunan di bidang ini dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan sasaran untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kematian anak balita, angka kematian ibu melahirkan, peningkatan umur harapan hidup dan peningkatan status gizi masyarakat.

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), angka kematian ibu melahirkan dan angka kesuburan, sampai dengan tahun 1992/93 telah dididik dan ditempatkan di desa sebanyak 19.400 orang bidan.

Dalam tahun 1992/93 dibangun 166 Puskesmas dan 1.545 Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh Dati 11. Selain itu dilaksanakan juga perbaikan ringan dan berat atas 1.943 Puskesmas, 3.088 Puskesmas Pembantu dan 3.613 rumah dokter dan Paramedis.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dalam tahun 1992/93 ditempatkan 2.604 dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT), 520 dokter gigi dan 9.655 tenaga paramedik perawatan,. termasuk di dalamnya 6.400 bidan di desa. Selain itu dilatih 7.500 dukun dan dikembangkan 241.236 buah Posyandu yang dikelola oleh masyarakat.

I/61

Page 68: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pemeriksaan darah penduduk di daerah rawan malaria, penyemprotan rumah dan lingkungan permukiman, dan pengobatan bagi penderita malaria. Dalam tahun 1992/93 pemberantasan penyakit malaria dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan darah sebanyak 5,2 juta tersangka penderita, pengobatan 4,6 juta orang dan penyemprotan 1,6 juta rumah. Sedangkan untuk mengatasi penyakit demam berdarah telah diasapi (fogging) 3,4 juta rumah, dilaksanakan abatisasi terhadap 2,3 juta rumah dan pengendalian lingkungan tempat pembiakan nyamuk dengan metode biologis.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial ditujukan untuk kelompok masyarakat rentan dan kurang beruntung agar dapat hidup layak, mandiri, produktif dan dapat ikut serta dalam pembangunan. Mereka adalah para lanjut usia (Lansia) yang tidak mampu, anak-anak terlantar, yatim piatu, penyandang cacat, fakir miskin, korban bencana alam, masyarakat terasing, anak nakal dan korban narkotika dan para tuna sosial.

Dalam tahun 1992/93 dilaksanakan pembinaan 12.900 PSM dan 600 PSM SATGASOS yang bertugas sebagai motivator pembangunan di daerah terpencil dan perbatasan tempat kantong-kantong masyarakat terasing. Selain itu melalui pembinaan swadaya masyarakat bidang perumahan telah dipugar dan diperbaiki sekitar 65,8 ribu buah rumah di 6.458 desa. Sejumlah 4.970 KK masyarakat terasing telah pula berhasil dibina dan dimukimkan.

Pada tahun yang sama telah dilaksanakan pembinaan dan pelatihan manajemen dan profesi pekerjaan sosial bagi ;1.950 dan 1.410 orang pengurus organisasi sosial masyarakat. Selanjutnya untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan telah pula dilaksanakan perbaikan dan pemugaran sebanyak 40 buah Taman Makam Pahlawan (TMP) dan dicetak buku otobiografi dan sejarah perjuangan para Pahlawan Pejuang Kemerdekaan sebanyak sekitar 55,7 ribu eksemplar.

I/62

Page 69: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Melalui program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dalam tahun 1992/93 telah dilaksanakan penyantunan bagi sekitar 19 ribu orang lanjut usia tidak mampu dan 107.706 orang anak terlantar. Untuk menunjang pelayanan, diperbaiki dan disempurnakan 27 buah panti lanjut usia (Panti Tresna Werdha) milik Pemerintah dan 1 buah milik swasta. Sementara itu telah pula dilaksanakan perbaikan dan pembangunan 35 buah panti anak-anak terlantar dan yatim piatu milik Pemerintah dan 122 buah panti swasta.

Dalam tahun 1992/93 telah disantun dan dientaskan sekitar 28 ribu orang penyandang cacat, dibangun dan direhabilitasi 29 panti Pemerintah dan panti swasta, 104 Loka Bina Karya dan diadakan 5 unit mobil Unit Rehabilitasi Sosial Keliling. Sementara itu 2.630 murid Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) di 144 SDLB milik Pemerintah Daerah juga diasramakan.

Dalam penanganan Tuna Sosial, Anak Nakal dan Korban Narkotika telah dilaksanakan penyantunan bagi 960 orang tuna susila, 1.428 orang gelandangan dan pengemis, dan 1.983 orang anak nakal dam korban narkotika. Di samping itu telah diperbaiki 19 panti Tuna Susila, 11 panti Rehabilitasi Anak Nakal dan Korban Narkotika dan 5 buah Lingkungan Pondok Sosial (LIPOSOS).

Dalam usaha pengentasan kemiskinan, salah satu kegiatan pembangunan yang dilakukan adalah pemberian santunan kepada fakir miskin. Dalam tahun 1992/93 telah dibantu 16.630 KK miskin yang tersebar di 480 desa di 22 propinsi.

Selain itu pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pemberian bantuan bersama masyarakat berupa bantuan darurat dan penyediaan rumah sebanyak 5.000 unit kepada korban bencana alam akibat gempa bumi tektonik di NTT. Untuk bencana banjir di Jawa Tengah, bersama masyarakat telah diberikan bantuan berupa bantuan darurat dan bahan bangunan rumah sebanyak 2.292 unit.

I/63

Page 70: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Untuk meningkatkan peran Karang Taruna pada tahun 1992/93, telah diberikan bantuan paket "Prasarana/Sarana Usaha" berupa modal kerja dan peralatan kerja kepada 2.853 Karang Taruna.

Dalam Repelita V, upaya peningkatan peranan wanita dalam masyarakat dan pembangunan semakin dimantapkan. Upaya ini merujuk pada isi GBHN 1988 yang menyatakan bahwa wanita baik sebagai warganegara maupun sebagai sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan.

Salah satu upaya di atas adalah melalui Latihan Kepemimpinan Wanita (LKW) dan Latihan Pelatih Kepemimpinan Wanita (LPKW) yang pada tahun 1992/93 diikuti oleh masing-masing 2.809 dan 290 orang. Program LKW juga dilaksanakan oleh berbagai instansi dan organisasi wanita seperti Kowani dan BKOW, yang sampai tahun 1992/93 secara keseluruhan telah berhasil melatih sebanyak 15.633orang.

Program PKK yang telah dikenal luas dikalangan masyarakat pedesaan maupun perkotaan, telah menyelenggarakan berbagai pelatihan dan kursus-kursus untuk wanita. Selama empat tahun pelaksanaan Repelita V kelompok belajar Paket A dan Kejar Usaha yang merupakan salah satu peran bantu PKK telah mencapai sekitar 2,4 juta kelompok. Sementara itu, kegiatan Posyandu terus berkembang dan terus dibina. Pada tahun 1992/93 jumlah Posyandu tercatat sebanyak 241.236 buah dan dapat dijumpai di hampir semua desa. Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) terus berkembang sehingga pada tahun 1992/93 telah tercatat sebanyak 67.148 kelompok yang meliputi sekitar 27.013 desa.

Gerakan Nasional Penggunaan ASI pada tahun 1990, terus dilaksanakan dan disebarluaskan melalui upaya berbagai penyuluhan dan kampanye, serta pelatihan dan pertemuan khusus yang

I/64

Page 71: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

membahas masalah ASI. Dalam upaya menggalakkan penggunaan ASI di rumah-rumah bersalin dan rumah sakit, dilaksanakan lomba Rumah Sakit Sayang Bayi yang diikuti oleh rumah sakit negeri maupun swasta.

Pembentukan Pusat Studi Wanita pada tahun 1990/91 diutamakan untuk melakukan penelitian dan pengkajian mengenai berbagai aspek pembangunan dan kaitannya dengan berbagai masalah wanita. Dalam pengembangannya, hingga tahun 1992/93 telah terbentuk 52 Pusat Studi Wanita/Kelompok Studi Wanita.

Peranan Indonesia di tingkat internasional dalam kaitan dengan peranan wanita tercermin dari berbagai hal. Pertama, Indonesia masih menjadi anggota komisi PBB perihal Kedudukan Wanita yang terpusat di Wina. Di samping itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konperensi Regional Asia Pasific tentang wanita pada tahun 1994. Pada bulan Juni 1993 Indonesia menjadi tuan rumah Lokakarya Jaringan Statistik dan Indikator Wanita ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta.

Permasalahan di bidang kependudukan hingga akhir tahun keempat Repelita V adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk, kualitas yang kurang memadai dan pesebaran penduduk yang belum merata. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan menurunkan tingkat kelahiran dan tingkat kematian bayi dan anak serta upaya persebaran penduduk yang lebih serasi.

Usaha-usaha pembangunan di bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Berdasarkan Sensus Penduduk 1971, 1980 dan 1990 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 1980-1990 adalah sebesar 1,97% yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kurun waktu 1971-1980 yaitu sebesar 2,32 %. Selanjutnya dari hasil Sensus Penduduk tahun 1990 diperkirakan

I/65

Page 72: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

jumlah penduduk pada tahun 1992 sebesar 186,0 juta orang dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 1992 sebesar 1,70%

Dari hasil Sensus Penduduk 1990 dapat diketahui bahwa angka kelahiran kasar pada tahun 1992 diperkirakan sebesar 24,9 kelahiran per seribu penduduk. Dengan demikian sasaran pada akhir Repelita V program kependudukan yaitu menurunkan angka kelahiran menjadi 25,4 per seribu penduduk telah dapat dicapai pada tahun keempat Repelita V.

Di samping upaya untuk terus menurunkan tingkat kelahiran juga dilakukan upaya untuk menurunkan tingkat kematian terutama tingkat kematian bayi. Data yang ada menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi mengalami penurunan dari 67 per seribu kelahiran pada akhir Repelita IV menjadi sekitar 60 per seribu kelahiran pada tahun keempat Repelita V. Sejalan dengan turunnya angka kematian tersebut, angka harapan hidup juga telah mengalami peningkatan menjadi sekitar 62,3 tahun pada tahun 1992, dibandingkan dengan 60,7 tahun pada akhir Repelita IV.

Dengan kelengkapan data dari hasil Sensus Penduduk 1990, maka telah berhasil dibuat perhitungan proyeksi untuk Repelita VI penduduk yang dirinci menurut Propinsi, jenis kelamin dan kelompok umur. Bersama-sama dengan hasil Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 1991, data-data tersebut dapat digunakan sebagai masukan yang berguna bagi perencanaan Repelita VI khususnya untuk Sektor Kependudukan dan Keluarga Sejahtera.

Upaya yang dapat memberikan dampak langsung terhadap penurunan tingkat kelahiran dilakukan melalui program keluarga berencana. Pelaksanaan KB dalam tahun keempat Repelita V terus diupayakan melalui peningkatan mutu pelayanan dan pemerataan pelayanan KB terutama di daerah yang sukar dijangkau seperti di daerah kumuh di 5 propinsi, di 500 kecamatan pantai miskin yang

I/66

Page 73: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

meliputi 24 propinsi, di daerah terisolir di Irian Jaya dan Kalimantan Timur serta di daerah penerima transmigrasi sebanyak 13 propinsi yang meliputi 640 UPT. Pada tahun 1992/93 masyarakat yang berhasil diajak untuk berkeluarga berencana berjumlah 4,4 juta pasangan usia subur (PUS) dan yang dapat dibina untuk tetap ber-KB adalah sebesar 21,4 juta PUS di mana 58,3% diantaranya adalah peserta KB yang memakai alat kontrasepsi yang mempunyai daya perlindungan terhadap kehamilan yang tinggi.

Perkembangan program KB yang terus menerus meningkat pesat perlu didukung oleh tenaga pengelola program. Dalam tahun 1992/93 telah berhasil dididik dan dilatih sebanyak 719.332 tenaga program. Dari jumlah tersebut di antaranya adalah 2.429 orang dokter, 3.001 bidan/pembantu Bidan dan 17.385 petugas lapangan KB.

Upaya yang dilakukan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan peserta KB adalah melalui Bina Keluarga dan Balita (BKB), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UUPKA) serta KB-Kesehatan dan KB-Gizi. Pada tahun 1992 sudah terbentuk sebanyak 67,1 ribu buah BKB, dan 75,4 ribu kelompok UPPKA.

Kegiatan pembangunan di bidang hukum diarahkan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, menjamin penegakan hukum, pelayanan dan kepastian hukum, serta mewujudkan tata hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

Untuk menunjang pembangunan hukum telah dilaksanakan Program Pembinaan Hukum Nasional dan Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum. Pada periode 1989/90-192/93 telah berhasil ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan berupa Undang-undang 50 buah, Peraturan Pemerintah 253 buah, Keputusan Presiden 264 buah dan Instruksi Presiden 23 buah. Selanjutnya, pada periode tersebut telah pula diselesaikan 51 buah penelitian hukum, 30 Naskah Akademis, serta 54 buah pengkajian terhadap masalah

I/67

Page 74: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

hukum dan 24 kali pertemuan ilmiah hukum yang melibatkan berbagai ahli hukum baik dari kalangan perguruan tinggi, maupun kalangan profesi hukum. Di samping itu kegiatan dokumentasi dan informasi hukum telah pula ditingkatkan dan diarahkan pada pengembangan, pembinaan dan pemantapan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi (SJDI).

Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, dalam tahun 1992/93 telah dilaksanakan berbagai penyuluhan hukum antara lain melalui kegiatan keluarga sadar hukum (Kadarkum) yang telah melibatkan 265.100 orang yang tergabung dalam 2.651 kelompok; kegiatan Jaksa Masuk Desa yang telah dilaksanakan di 850 desa/kelurahan; kegiatan Jaksa Masuk Laut yang ditujukan untuk meningkatkan pengamanan, keselamatan dan penegakan hukum di laut dilaksanakan di 7 propinsi yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian Jaya.

Pemberian bantuan dan konsultasi hukum, terutama bagi golongan pencari keadilan yang kurang mampu terus ditingkatkan. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan dan diberikan bantuan hukum terhadap 1.550 perkara, baik perkara pidana maupun perdata. Sementara itu kegiatan konsultasi hukum yang dilaksanakan telah mencakup 7.550 kasus perkara perdata dan pidana.

Usaha pembinaan peradilan terus ditingkatkan. Selama empat tahun Repelita V, penyelesaian perkara pada Pengadilan Negeri rata-rata mencapai 97,6 % dari sekitar 5,9 juta perkara yang masuk. Di bandingkan dengan tahun 1991/92, maka jumlah perkara yang masuk pada Pengadilan Negeri pada tahun 1992/93 cukup menggembirakan, karena mengalami penurunan sebesar 18,0% atau sebanyak 297.713 perkara. Sedangkan pada tingkat Pengadilan Tinggi, perkara banding yang dapat diselesaikan selama empat tahun Repelita V tersebut 78,4 % dari sekitar 38 ribu perkara banding yang masuk.

I/68

Page 75: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Sementara itu jumlah perkara kasasi (perdata, pidana, agama dan militer), peninjauan kembali dan grasi yang masuk ke Mahkamah Agung tetap meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penanganan perkara yang dapat diselesaikan Mahkamah Agung pada tahun 1992/93 masih tetap terbatas, yaitu sebanyak 8.661 perkara atau sebesar 31 % dari 27.950 perkara yang masuk ditambah sisa tunggakan perkara tahun-tahun sebelumnya. Di bandingkan dengan tahun 1991 /92 maka penyelesaian perkara pada tahun 1992/93 cukup menggembirakan karena mengalami kenaikan persentase penyelesaian perkara dari 22,2% menjadi 31,0%. Hal ini antara lain disebabkan adanya perubahan kebijaksanaan yang ditempuh Mahkamah Agung dalam tahun keempat Repelita V yaitu dengan memberikan prioritas kepada penyelesaian perkara penting yang baru masuk pada tahun yang bersangkutan. Dan untuk mengatasi penyelesaian tunggakan perkara, secara bertahap telah dilakukan kegiatan crash-programme yang diharapkan dapat membantu penyelesaian tunggakan perkara sebanyak 80 buah per bulannya.

Untuk menunjang kegiatan pembinaan peradilan. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pembangunan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di Surabaya, 3 Pengadilan Tata Usaha Negara yaitu di Ambon, Jayapura dan Kupang; sebuah Pengadilan Tinggi di Palu serta 2 Pengadilan Negeri di.Sawahlunto dan Manatuto. Jumlah total pembangunan/rehabilitasi, perluasan Pengadilan Negeri/Tinggi pada tahun tersebut adalah 93 buah, sedangkan total dalam empat tahun Repelita V adalah 356 buah.

Dalam rangka meningkatkan penegakan hukum, penanganan penyelesaian perkara pada Kejaksaan tetap dapat dipertahankan secara mantap dari tahun ke tahun yaitu sekitar 99,8 % . Di samping perkara-tindak pidana umum, juga terdapat penanganan tindak pidana khusus yang dilakukan melalui Operasi Yustisi.

Di bidang keimigrasian, perhatian yang lebih besar diberikan atas pengawasan dan pengamatan keimigrasian terutama atas lalu

I/69

Page 76: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

lintas orang asing dengan tujuan antara lain untuk menekan arus imigran gelap. Pada tahun 1992/93 jumlah kedatangan orang dari luar negeri yang berjumlah 3,1 juta orang, 72,0% di antaranya adalah orang asing. Sedangkan selama periode 1989/90-1992/93 jumlah kedatangan adalah sekitar 11,8 juta orang, 75,4% diantaranya adalah orang asing.

Untuk lebih meningkatkan penegakan hukum di bidang keimigrasian sehubungan dengan arus keluar masuknya orang Indonesia dan orang asing dari dan ke wilayah Indonesia, maka pelacakan dan penindakan terhadap orang-orang asing yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku terus dilancarkan. Sebagai landasan pelaksanaan tugas di bidang keimigrasian ini pada tahun 1992/93 telah berhasil diundangkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.

Pembinaan narapidana telah memperlihatkan kemajuan, khususnya dalam hal pemberian keterampilan, seperti beternak, kerajinan tangan dan lain-lain. Peningkatan pelatihan keterampilan ini dilakukan bekerja sama dengan berbagai Departemen dan pihak swasta. Di samping itu tetap dilanjutkan pembinaan di bidang pendidikan melalui pendidikan luar sekolah berupa Kelompok Belajar Paket A. Pelayanan kesehatan bagi para narapidana setahap demi setahap telah pula diupayakan untuk ditingkatkan.

Selanjutnya pada tahun 1992/93 telah difungsikan sebanyak 4 Rumah Tahanan Negara yaitu di Jantho (Aceh), Muara Bulian (Jambi), Baucau (Timtim), Balikpapan (Kalimantan Timur) dan sebuah Lembaga Pemasyarakatan yaitu di Soa-Siu (Maluku). Di samping itu telah pula dibangun Lembaga Pemasyarakatan di Tanjung Raja, serta 5 buah Rumah Tahanan Negara/Cabang Rumah Tahanan Negara, yaitu di Tenggarong, Tanjung Redeb, Ermera, Idi dan Lirung. Selama empat tahun Repelita V juga telah direalisasi sebanyak 233 buah Rumah Tahanan Negeri/Cabang Rumah Tahanan Negara.

I/70

Page 77: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Dalam rangka peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat, dalam tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan pemberian Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia sebanyak 15.841 buah, pengesahan Badan Hukum sebanyak 40.172 buah, dan Perubahan Nama Keluarga sebanyak 2.034 buah, dan permohonan grasi sebanyak 415 buah.

Sementara itu untuk lebih memasyarakatkan hak cipta dan paten dalam tahun 1992/93, telah dilaksanakan serangkaian pertemuan diskusi mengenai pelanggaran dan litigasi hak cipta dan paten bagi para penegak hukum serta masyarakat luas lainnya. Selanjutnya telah diberikan penyelesaian hak Cipta sebanyak 2.608 permohonan, hak Merek sebanyak 23.826 permohonan dan hak Paten sebanyak 4.640 permohonan.

Kegiatan pendidikan dan pelatihan hukum diupayakan untuk ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya, yang meliputi teknis pemasyarakatan, keimigrasian, pendidikan calon hakim, pendidikan pembentukan jaksa, serta pendidikan Jaksa Khusus di bidang spesialisasi penyelundupan, narkotika, subversi, korupsi dan perdata.

Kebijaksanaan pembangunan di Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial pada tahun keempat Repelita V, diarahkan untuk meningkatkan upaya memperluas penyebaran informasi tentang kebijaksanaan dan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, wawasan, kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan. Selain itu, pembangunan sektor ini ditujukan pula untuk memajukan kecerdasan bangsa, meningkatkan kesetiakawanan sosial, dan memantapkan Demokrasi Pancasila, serta meningkatkan stabilitas nasional.

Usaha penyebaran informasi dilakukan dengan memanfaatkan media massa yang ada seperti radio, televisi, film, pers, pameran, serta melalui penerangan tatap muka.

I/71

Page 78: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Di bidang siaran radio, pada akhir Repelita IV terdapat 326 buah pemancar radio yang seluruhnya berkekuatan 3.299 kw dengan jumlah jam siaran rata-rata per stasiun per hari mencapai 18,6 jam. Dalam tahun keempat Repelita V jumlah pemancar menjadi 398 buah dengan kekuatan 3.518 kw dan jam siaran menjadi 20,7 jam per stasiun per hari.

D•i bidang siaran televisi terdapat kemajuan-kemajuan berarti. Apabila pada akhir Repelita IV terdapat 9 buah stasiun penyiaran televisi, 246 buah pemancar yang seluruhnya berkekuatan 333,9 kw, menjangkau sekitar 140 juta penduduk. Pada tahun keempat Repe-lita V, jumlah stasiun penyiaran televisi menjadi 12 buah, jumlah pemancar menjadi 314 buah dengan kekuatan seluruhnya 345,3 kw, sehingga mampu menjangkau sekitar 149 juta penduduk.

Demikian pula di bidang pers. Pada akhir Repelita IV jumlah tiras surat kabar tercatat 4,37 juta eksemplax per hari dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas 134 juta, sehingga rasio surat kabar per jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas sebesar adalah 1 : 30, 81. Jumlah tiras surat kabar pada tahun keempat Repelita V tercatat 5,38 juta eksemplar per hari dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas sebesar 142 juta, sehingga rasio surat kabar dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas menjadi 1 : 26,40. Dengan jangkauan khalayak yang lebih besar penyebaran informasi pembangunan oleh media masa semakin meningkat secara lebih cepat dan lebih merata ke seluruh wilayah tanah air.

Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan pula oleh kualitas dan kemampuan aparatur pemerintah, baik dalam menyelenggarakan tugas-titgas umum pemerintahan maupun pembangunan. Oleh karena itu pendayagunaan aparatur pemerintah senantiasa ditempatkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan strategi pembangunan nasional, serta dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Langkah-langkah pendayagunaan aparatur pemerintah dalam Repelita V, merupakan

I/72

Page 79: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

kelanjutan dan peningkatan dari upaya-upaya yang telah dilakukan dalam Repelita-repelita sebelumnya. Upaya pendayagunaan aparatur pemerintah tersebut diarahkan pada perbaikan struktur kelembagaan; penyempurnaan ketatalaksanaan; perbaikan administrasi kepegawaian termasuk peningkatan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia; perbaikan sistem. perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian; serta peningkatan tertib hukum dan disiplin aparatur pemerintah, baik pada aparatur pusat maupun daerah dan desa.

Di bidang kelembagaan, dalam tahun keempat Repelita V terus dilakukan langkah-langkah pendayagunaan aparatur pemerintah pusat, daerah dan desa, serta hubungan pemerintah pusat dan daerah. Pada aparatur pemerintah pusat telah dilakukan penataan organisasi meliputi pembentukan baru, penghapusan, dan penyempurnaan Departemen/LPND disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Penataan tersebut antara lain berupa, Penyempurnaan Organisasi Departemen Dalam Negeri (Keppres No. 27/1992), Pembentukan Pengadilan TUN di Pontianak, Banjarmasin dan Manado (Keppres No. 41/1992), penyempurnaan organisasi Departemen Pertambangan dan Energi (Keppres No. 67/ 1992), Pembentukan Pengadilan Negeri di Maliana (Keppres No. 15/1993) dan pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara di Kupang, Ambon, dan Jayapura (Keppres No. 16/1993). Selanjutnya dalam rangka memantapkan hubungan pemerintah pusat dan daerah, dan mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab dengan titik berat pada Dati II telah ditetapkan PP No. 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah Dengan Titik Berat Pada Daerah Tingkat II. Menurut PP ini, semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada pemerintah daerah, kecuali bidang pertahanan keamanan; peradilan; luar negeri; moneter; sebagian urusan pemerintahan umum yang menjadi wewenang, tugas dan kewajiban Kepala Wilayah; serta urusan pemerintahan lainnya yang secara nasional lebih berdaya guna dan berhasil guna jika diurus oleh pemerintah pusat.

I/73

Page 80: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Dalam rangka pembinaan keuangan daerah, langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali sumber dana untuk membiayai urusan pemerintahan daerah, termasuk sumber pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat terus dilakukan. Untuk itu, selain telah ditetapkan antara lain retribusi terminal angkutan penumpang (Kepmendagri No. 82/1992), telah dikembangkan pula Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) diberbagai Dati II dan Kotip di 26 Propinsi sebagai realisasi Kepmendagri No. 23/1989 dan No. 102/1990.

Di bidang kepegawaian, langkah-langkah yang ditempuh dalam Repelita V antara lain; (1) penerbitan Keppres No. 13 Tahun 1992 tentang Tunjangan Pengabdian Bagi Pegawai Negeri Sipil yang Bekerja dan Bertempat Tinggal di Wilayah Terpencil, Keppres No. 31. Tahun 1993 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional antara lain: untuk Penilai Pajak Bumi dan Bangunan, Pemeriksa Bea dan Cukai, serta Pengawas Keuangan dan Pembangunan; (2) peningkatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan baik penjenjangan maupun non penjenjangan, termasuk kursus di bidang Teknik dan Manajemen Perencanaan Pembangunan (TMPP) Dasar untuk staf perencana seluruh Bappeda Tingkat 11; (3) penetapan 2 (dua) jabatan fungsional yaitu Pemeriksa Paten (Kepmenpan No. 133 Tahun 1992) dan Pemeriksa Merek (Kepmenpan No. 03 Tahun 1993); (4) peningkatan gaji pegawai negeri sipil dengan diterbitkannya PP No. 51 Tahun 1992; selanjutnya, melalui Keppres No. 26 Tahun 1993 tentang penyesuaian gaji dan PP No. 15 Tahun 1993, Pemerintah kembali secara progresif menaikkan gaji pegawai negeri sipil dengan peningkatan gaji terendah dari Rp 51.000,- menjadi Rp 78.000,- dan gaji tertinggi dari Rp 399.200,- menjadi Rp 537.600,-, sehingga perbandingan gaji tertinggi dan terendah menjadi 1:7; (5) peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil melalui pemilikan rumah yang layak dengan Keppres No. 14 Tahun 1993 yang menetapkan tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil.

I/74

Page 81: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Di bidang ketatalaksanaan telah dilakukan langkah-langkah penyempurnaan, baik di bidang administrasi umum yang diarahkan pada penyempurnaan peraturan, ketentuan dan prosedur kerja, maupun di bidang administrasi kebijaksanaan pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan memperlancar pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha. Penyempurnaan administrasi umum dilakukan antara lain dengan memperluas penggunaan sarana komputer dan komunikasi sampai ke daerah-daerah. Sementara itu, penyempurnaan administrasi kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan antara lain meliputi penetapan Daftar Negatif Investasi (DNI), terakhir disempurnakan dengan Keppres No. 32 Tahun 1992 Dengan penyederhanaan ini maka proses perizinan penanaman modal lebih cepat sehingga diharapkan akan dapat mendorong dan meningkatkan jumlah investasi baik melalui PMA maupun PMDN. Langkah kebijaksanaan deregulasi dalam tahun keempat Repelita V adalah antara lain Paket 7 Juli 1992 (Pakjul) yang mencakup 10 bidang yaitu : (1) tata niaga impor; (2) bea masuk dan bea masuk tambahan; (3) barang modal bekas; (4) tenaga kerja asing; (5) daftar negatif investasi; (6) Hak Guna Usaha; (7) tata cara penanaman modal (8) site plan, IMB, Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) di kawasan industri; (9) pelayanan site plan, IMB, dan izin UUG di luar kawasan industri; dan (10) pengurusan izin lokasi dan perolehan tanah. Dengan berbagai langkah deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang tersebut di atas, maka gairah ekonomi makin meningkat seperti tercermin pada arus penanaman modal yang terus meningkat, perkembangan ekspor non migas yang juga terus meningkat.

Selain itu, telah dilakukan pula upaya peningkatan efisiensi BUMN/BUMD dengan berpedoman pada Kepmen Keuangan No. 741/KMK.00/1989 dan Kepmen Keuangan No. 826/KMK.013/1992 sebagai pelaksanaan Inpres. No. 5/1988 tentang Penyehatan BUMN. Kebijaksanaan ini turut mendorong peningkatan efisiensi BUMN yang terlihat pada peningkatan sumbangan mereka dalam bentuk pajak dan dividen yang dibayarkan kepada negara.

I/75

Page 82: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya

Langkah-langkah pendayagunaan sistem administrasi perencanaan, penganggaran, pembiayaan, pemantauan serta pengawasan proyek-proyek pembangunan dan pengawasan keuangan negara, terus ditingkatkan. Mengenai pengawasan melekat pada tahun 1992/93. Instansi yang telah membuat dan menyampaikan Laporan P3 Waskat adalah sebanyak 73,03 % . Sedangkan yang telah melakukan tindak lanjut pelaksanaan Waskat tahun 1992/93 sampai dengan semester I adalah sebanyak 53,64%; pada semester 11 jumlah tersebut diperkirakan akan lebih besar lagi. Sementara itu, tindak lanjut hasil pengawasan fungsional berupa tindakan penertiban, tindakan administratif, hukum dan lain-lain telah menunjukkan hasil yang cukup berarti. Jumlah peristiwa pelanggaran pada tahun keempat Repelita V, yaitu sejumlah 2.805 peristiwa dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 3.288 peristiwa. Kegiatan pengawasan yustisial ditujukan dalam rangka penertiban aparatur pemerintah, didukung oleh Peradilan Tata Usaha Negara (TUN) yang dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986, dan mulai efektif dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 1991 melalui PP No. 7 Tahun 1991. Pada tahun keempat Repelita V jumlah perkara yang masuk pada Pengadilan TUN dan Pengadilan Tinggi TUN sebanyak 1.078 perkara, jumlah perkara yang telah diputus sebanyak 434 perkara (40, 3 % ). Dalam pada itu pengawasan legislatif oleh anggota DPR pelaksanaannya bertambah efektif dengan bertambah intensifnya kunjungan-kunjungan kerja komisi-komisi DPR ke daerah-daerah untuk melihat pelaksanaan pembangunan di daerah. Hasil kunjungan kerja komisi DPR ini dilaporkan kepada sidang pleno DPR dan disampaikan kepada Pemerintah untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan. Dengan langkah-langkah tersebut dan dilengkapi dengan upaya untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan pengawasan operasional dan, pengawasan paska pelaksanaan (post audit) serta pengawasan yustisial, maka pelaksanaan pengawasan telah dapat ditingkatkan menjadi makin sistematis, tertib dan intensif dengan hasil-hasil yang meningkat pula.

I/76

Page 83: L A M P I R A N - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatan UPGK telah menjangkau seluruh propinsi dan mencakup 60.841 desa binaan dan 744 desa baru, serta dilaksanakannya