KURNIAWAN WIDI P_0806315875
-
Upload
kurniawan-widi-pramana -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of KURNIAWAN WIDI P_0806315875
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
1/10
Tugas Mata Kuliah
Material Teknik Listrik
PENGENALAN BEBERAPA SIFAT BAHAN
Disusun Oleh:
KURNIAWAN WIDI P. (0806315875)
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2008
1
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
2/10
Pengenalan Beberapa Sifat Bahan
Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini juga
berpengaruh terhadap bahan-bahan teknologi bahan / material yang digunakan
pada berbagai alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia.
Untuk itu, pengetahuan mengenai sifat-sifat bahan / material selama proses
pembentukan dan karakterisistiknya dalam pemakaian sangat diperlukan, agar kita
dapat menentukan mana bahan / material yang paling tepat untuk digunakan
dalam peralatan-peralatan yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila tidak ada perkembangan teknologi dan perkembangan bahan-
bahan baru yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu barang hasil teknologi, maka
tidak ada suatu inovasi atau produk baru yang dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan yang semakin meningkat.
Dalam hal ini, beberapa karakteristik atau sifat dari bahan yang diperlukan
dalam melakukan pertimbangan untuk diaplikasikan dalam berbagai peralatan
yang digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain sifat mekanis, sifat fisik,
dan sifat kimia.
A. Sifat Mekanis
Material atau bahan dari suatu produk teknologi selalu mempunyai
karakteristik atau sifat mekanik yang terkandung dalam material atau bahan
tersebut, seperti tegangan ( stress ), regangan ( strain ), kekuatan ( strength ), keuletan
(ductility ), ketangguhan ( toughness ), dan lain-lain, yang mencerminkan hubungan
antara gaya atau beban yang diberikan terhadap respon atau deformasinya.
Bentuk-bentuk beban / gaya yang diberikan pada suatu bahan antara lain:
Statik, yaitu beban yang berubah secara lambat terhadap waktu dan
diberikan secara seragam di seluruh penampang, seperti penarikan,
penekukan, penggeseran, dan penekanan.
Impak, yaitu beban yang dikenakan secara mendadak, dan
Dinamik, yaitu beban yang berubah-ubah pada suatu periode
waktu.
2
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
3/10
Sifat mekanik suatu bahan / material berhubungan dengan deformasi , yaitu
perubahan bentuk bahan / material yang disebabkan karena material tersebut
menerima gaya. Ada beberapa jenis deformasi yang dikenal, antara lain
deformasi elastik yang merupakan perubahan bentuk dari bahan yang mampu
kembali ke bentuk semula, dimana tegangan dan regangan yang diterima
berbanding lurus, dan tidak terjadi perpindahan atom yang bersifat permanen.
Akan tetapi, tidak ada material
yang dapat menunjukkan elastisitas
yang sempurna untuk semua besar
tekanan, karena setelah melewati
batas tertentu, suatu benda akan
menjadi tidak elastis dan
mengalami perubahan bentuk atau
mengalami deformasi plastis yang
terjadi ketika tegangan tidak lagi
berbanding lurus dengan regangan,yang menyebabkan perubahan bentuk permanen akibat adanya perpindahan atom
yang bersifat permanen. Titik dimana deformasi elastis berubah menjadi
deformasi plastis disebut batas elastik .
Beberapa sifat mekanik suatu bahan atau material, yaitu:
a. Tegangan ( stress ), yaitu gaya yang bekerja pada bahan / material per
satuan luas.
A F =
b. Regangan ( strain ), yaitu besarnya perubahan bentuk (deformasi) dari suatu
bahan / material per satuan panjang akibat gaya yang diterimanya.
0l l
=
3
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
4/10
c. Kekuatan ( strength ), yaitu besarnya gaya yang dibutuhkan untuk
merusak / mematahkan suatu bahan.
d. Keuletan ( ductility ), yaitu besarnya deformasi plastik yang dapat
dilakukan bahan / material sampai terjadi perpatahan. Dan dapat
ditentukan oleh presentasi pemanjangan dan presentasi pengurangan serta
presentasi pengurangan luas ( reduction area ).
%100)(
%0
xl
l l elongation o f
=
Atau
%100)(%0
x A
A A RA o f
=
Kegunaan mengetahui nilai keuletan yaitu dapat menunjukkan
sejauh mana sebuah struktur dapat berdeformasi plastis sebelum patah, dan
dapat menentukan derajat deformasi yang diijinkan selama proses
pembuatan. Bahan dianggap rapuh jika regangan pada saat patah kira-kira
5%.
e. Ketangguhan ( toughness ), yaitu besarnya energi yang dibutuhkan agar dapat mematahkan suatu bahan atau material.
Untuk menguji sifat mekanik suatu bahan, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan. Cara tersebut dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu:
1. Pengujian dengan perusakan ( destructive )
Yaitu pengujian, dimana benda yang diuji akan mengalami proses
kerusakan, baik itu dipotong maupun patah, yang umumnya dilakukan di
laboratorium. Uji yang dilakukan yaitu uji mekanik yang merupakan suatu
proses uji untuk mengetahui sifat mekanik suatu material.
2. Pengujian tanpa pengrusakan ( non destructive )
Yaitu proses uji untuk mengetahui sifat bahan atau material tanpa merusak
benda uji tersebut, yang biasanya banyak dipraktekkan di lapangan,
daripada di laboratorium.
4
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
5/10
B. Sifat Fisik
Selain mempunyai sifat mekanik, suatu bahan / material juga mempunyai
sifat fisik, yang meliputi sifat listrik, sifat thermal, dan sifat magnetik.
a. Sifat Listrik
Sifat listrik merupakan sifat yang menunjukkan respon material
terhadap medan listrik yang diberikan. Logam dan semi konduktor dapat
menghantarkan aliran listrik apabila ditempatkan dalam medan listrik.
Daya hantar atau konduktivitas ( )tergantung dari jumlah pembawa
muatan (n), besar muatan (q), dan mobilitas ( ) dari pembawa muatan
dan merupakan kebalikan dari tahanan jenis (). Secara matematis, dapat
dituliskan sebagai berikut:
nq==1
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan bahan / material padat
adalah berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik. Adatiga kelompok bahan / material berdasarkan konduktivitasnya, yaitu
konduktor, isolator dan semikonduktor. Konduktor mempunyai
konduktivitas sekitar 10 7 1)( m . Isolator , merupakan bahan yang
mempunyai konduktivitas yang sangat rendah, yaitu sekitar 10 -10 sampai
10 -20 1)( m . Sedangkan semikonduktor adalah material dengan
konduktivitas diantara 10 -6 sampai 10 4 1)( m .
Tahanan jenis () merupakan suatu sifat dari bahan sehingga tidak bergantung dari bentuk bahan / material tersebut. Untuk suatu bentuk
bahan yang seragam, maka besarnya tahanan dapat dihitung dengan:
A L
R = , dimana
5
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
6/10
= tahanan jenis
L = panjang bahan / material
A = luas penampang bahan.
Apabila tahanan R diketahui, maka persamaan dasar fisika (listrik)
dapat kita gunakan untuk menghitung besarnya arus dan daya lisrik
melalui persamaan hukum ohm, dimana:
V = I . R atau RV
I =
P = V . I atau P = I2
. R
Selain konduktivitas, bahan juga dapat mempunyai sifat
semikonduktivitas, yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Intrinsik, yaitu semikonduktivitas yang disebabkan oleh
struktur elektron yang dimiliki material murni, dimana
konduktivitas listriknya tergantung dari temperaturnya, seperti
Si, Ge, dll.
Ekstrinsik, yaitu semikonduktivitas yang ditentukan oleh atom
paduan, seperti GaP, GaAs, InSb, CdS, ZnTe, dll.
b. Sifat Thermal
Sifat thermal merupakan sifat yang menunjukkan respon material
terhadap panas yang diterima suatu bahan / material. Untuk mengetahui
sifat thermal suatu bahan, maka perlu dibedakan antara temperatur / suhu
dengan kandungan kalor.
Temperatur / suhu adalah tinggi rendahnya ( level ) thermal dari suatu
aktivitas, sedangkan kandungan kalor adalah besarnya energi thermal.
Suatu benda dapat mengalami muai panas ( Thermal Expansion ), yaitu
pemuaian yang dialami bahan ketika mengalami perlakuan termal.
Besarnya pemuaian bahan / material ditentukan oleh jenis benda, ukuran
benda mula-mula, dan besarnya kalor yang diberikan. Pemuaian ini dapat
6
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
7/10
mengakibatkan pertambahan panjang ( l ) dan juga pertambahan volume
( V ), dimana:
T l l
l =
, dan
T V V
v=
l dan v merupakan koefisien muai panjang dan koefien muai
volume suatu zat.
Daya hantar panas ( Thermal Conductivity ) merupakan kemampuan
suatu material atau bahan dalam meneruskan panas, yang biasanya terjadi
pada benda padat, dan biasanya terjadi secara konduksi.
1 X T
k Q
=
Q = Fluks panas
k = Konduktivitas panas
1 X
T
= Perbedaan temperatur
Koefisien daya hantar berlainan dengan koefisien muai panas,
walaupun keduanya dipengaruhi oleh suhu.
Naiknya suhu suatu bahan / material, maka akan mengakibatkan perubahan susunan atom yang mengiringi pencairan dan pengaturan
kembali susunan atom-atom yang diakibatkan perubahan suhu, yang pada
akhirnya akan mengganggu daya hantar panas bahan tersebut.
c. Sifat magnetik
Sifat magnetis suatu benda merupakan sifat yang menampakkan
respon suatu bahan / material terhadap medan magnet yang berasal dari
7
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
8/10
luar bahan tersebut. Sifat-sifat magnetik suatu bahan / material, dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Diamagnetisme , yaitu bentuk magnetisme yang sangat lemah
yang tidak tetap dan akan ada hanya jika ada medan magnet
luar. Hal ini disebabkan oleh perubahan gerakan orbital
elektron akibat adanya medan magnet.
2. Paramagnetisme, yaitu fenomena dimana bahan / material
memiliki dipol magnet yang dapat disearahkan oleh medan
magnet luar.
3. Feromagnetisme, yaitu material yang memiliki momen
magnetik yang tetap, sehingga tidak perlu adanya magnet dari
luar misalnya, kobalt dan nikel.
C. Sifat Kimia
Selain mempunyai sifat mekanik dan sifat fisik, suatu bahan juga
mampunyai sifat kimia. Dalam hal ini, sifat kimia yang dimaksud adalah
resistansi akan terjadinya korosi pada bahan / material tersebut.
Korosi merupakan serangan terhadap logam yang merusak dan tidak
direncanakan, bersifat elektrokimia, dan biasanya diawali di permukaan.
Reaksi elektrokimia tersebut, yaitu:
Oksidasi : M M n+ + n e-
Fe Fe 2+ + 2 e-
Al Al 3+ + 3 e-
Reduksi : 2H + + 2 e- H2
O2 + 4H+
+ 4e-
2H 2OO2 + 2H 2O + 4 e- 4 OH
Contoh terjadinya korosi dapat kita lihat dari Besi (Fe) yang berubah
menjadi Fe(OH) 2 dan Fe(OH) 3
8
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
9/10
3222
22
22
)(221
)(2
)(221
OH FeO H OOH Fe
OH FeOH FeO H O Fe
++
++++
Laju korosi atau laju penghilangan bahan / material sebagai hasil dari
reaksi kimia, adalah parameter korosi yang penting. Hal ini dapat dinyatakan
sebagai corrosion penetration rate (CPR). Dimana:
At KW
CPR
=
W: berat yang hilang setelah terkespos selama t
: berat jenis material
A : luas daerah yang diekspos
K : konstanta
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi,
antara lain dengan memilih bahan-bahan yang bersifat tahan korosi. Namun, caraini tidaklah selalu ekonomis, karena kita membutuhkan biaya yang lebih besar
untuk mencari bahan-bahan yang sesuai dengan peralatan yang akan dibuat yang
sesuai dengan corossion ressistance -nya. Cara kedua yang dapat digunakan
adalah dengan mengkondisikan lingkungan agar korosi tidak terjadi. Cara ketiga
yaitu dengan menggunakan inhibitor yaitu substansi yang ketika ditambahkan
pada konsentrasi yang rendah ke lingkungan akan dapat mencegah terjadinya
korosi. Penggunaan inhibitor ini harus mempertimbangkan jenis bahan / material
dan lingkungan korosi. Cara lain yang bisa digunakan untuk mencegah korosi
adalah cathodic protection , yaitu teknik pencegahan dengan menghubungkan
bahan yang lebih reaktif dengan bahan yang akan dilindungi dari terjadinya
korosi.
Selain mengalami korosi, suatu bahan atau material juga dapat mengalami
pasivitas yang terjadi pada beberapa material seperti alumunium, besi, kromium,
dan nikel, dimana bahan-bahan tersebut yang biasanya aktif, dalam kondisi
9
-
8/4/2019 KURNIAWAN WIDI P_0806315875
10/10
lingkungan tertentu dapat kehilangan reaktivitas kimianya dan menjadi lembam
(inert). Hal ini disebabkan terbentuknya lapisan tipis oksida yang menempel
sangat kuat di permukaan bahan logam tersebut.
10