Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

368
Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 1 KURIKULUM PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS terintegrasi HIV-AIDS I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kepala puskesmas dan petugas kesehatan perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan manajemen puskesmas sehingga mampu mensinergikan potensi yang dimiliki oleh puskesmas dari segi sumber daya manusia, sarana prasarana dan pembiayaan. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi kontak pertama dengan masyarakat, puskesmas perlu pula mengetahui program kesehatan yang menjadi prioritas nasional dan global, salah satunya adalah pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti HIV-AIDS dan TB, dalam pelaksanaan program tersebut puskesmas mengacu kepada kebijakan nasional di tingkat pusat dengan tetap memperhatikan kondisi wilayah kerja setempat dan melakukan analisis situasi berdasarkan bukti serta sumber daya yang dimiliki. HIV-AIDS saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan tahun

description

kurikulum

Transcript of Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Page 1: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 1

KURIKULUM

PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS

terintegrasi HIV-AIDS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan tingkat pertama di Indonesia, dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya kepala puskesmas

dan petugas kesehatan perlu dibekali dengan

pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan

manajemen puskesmas sehingga mampu mensinergikan

potensi yang dimiliki oleh puskesmas dari segi sumber

daya manusia, sarana prasarana dan pembiayaan.

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi

kontak pertama dengan masyarakat, puskesmas perlu

pula mengetahui program kesehatan yang menjadi

prioritas nasional dan global, salah satunya adalah

pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti

HIV-AIDS dan TB, dalam pelaksanaan program tersebut

puskesmas mengacu kepada kebijakan nasional di tingkat

pusat dengan tetap memperhatikan kondisi wilayah kerja

setempat dan melakukan analisis situasi berdasarkan

bukti serta sumber daya yang dimiliki.

HIV-AIDS saat ini masih merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Sejak

pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan tahun

Page 2: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 2

2011, kasus HIV teridentifikasi tersebar di 368 dari 498

kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Agar

puskesmas mampu melaksanakan program pencegahan

dan pengendalian HIV-AIDS di wilayah kerjanya maka

puskesmas dibekali pengetahuan mengenai konsep

pengendalian penyakit HIV-AIDS melalui Layanan

Komprehensif Berkesinambungan (LKB). Layanan

tersebut menggunakan pendekatan sistematis dan

komprehensif, serta dengan perhatian khusus pada

kelompok kunci dan kelompok populasi yang sulit

dijangkau. Salah satu kelompok populasi yang perlu

mendapatkan perhatian adalah ibu hamil. Di Indonesia,

infeksi HIV merupakan salah satu penyakit menular yang

dikelompokkan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi

kematian ibu dan anak. Agar transmisi penularan HIV

dari ibu ke anak dapat dicegah maka diperlukan

pelaksanaan program PPIA yang terintegrasi di layanan

KIA. Hingga saat ini masih banyak penderita HIV AIDS

dan IMS yang tidak terdeteksi secara dini oleh puskesmas.

Tren penularan HIV di Indonesia saat ini tidak hanya

melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik

bersama saja, namun juga penularan HIV dari Ibu ke

Anak juga mengalami angka peningkatan yang cukup

signifikan. Di mana ibu rumah tangga masuk ke dalam

populasi umum dan tidak menyadari bahwa dirinya sudah

tertular HIV. Di sini pula peran puskesmas sebagai ujung

tombak layanan kesehatan mampu melakukan deteksi

dan pencegahan secara dini melalui promosi kesehatan

terhadap penularan HIV serta mampu melakukan

pengobatan bagi puskesmas yang sudah mampu atau

Page 3: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 3

melakukan perujukan ODHA (orang dengan HIV AIDS) ke

layanan yang lebih lengkap. Berdasarkan Asian Model

Epidemic (AEM), tren kasus baru HIV di Indonesia dalam

regional ASEAN mengalami peningkatan dibandingkan

negara lainnya yang mengalami penurunan kasus baru

HIVnya.

B. Filosofi

Dalam pelatihan Manajemen Puskesmas menggunakan

nilai-nilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari dan

memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai

berikut :

1. Pelatihan menerapkan prinsip pembelajaran orang

dewasa, dengan karakteristik :

o Pembelajaran pada orang dewasa adalah belajar

pada waktu, tempat, dan kecepatan yang sesuai

untuk dirinya

o Setiap orang dewasa memiliki cara dan gaya belajar

tersendiri dalam upaya belajar secara efektif.

o Kebutuhan orang untuk belajar adalah karena

adanya tuntutan untuk mengembangkan diri secara

professional

o Proses pembelajaran melalui pelatihan diarahkan

kepada upaya perubahan perilaku dalam diri

manusia sebagai diri pribadi dan anggota

masyarakat.

Page 4: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 4

o Proses pembelajaran orang dewasa melalui

pelatihan perlu memperhatikan penggunaan metode

dan teknik yang dapat menciptakan suasana

partisipatif.

2. Proses pelatihan memanfaatkan pengalaman peserta

dalam melakukan manajemen Puskesmas, dan

digunakan pada setiap tahap proses pembelajaran.

3. Proses pembelajaran lebih banyak memberi

pengalaman melakukan sendiri secara aktif tahap-

tahap manajemen Puskesmas, atau menggunakan

metode “learning by doing”.

II. KOMPETENSI

Peserta memiliki kompetensi dalam melaksanakan

manajemen Puskesmas meliputi:

1. Menyusun rencana kegiatan tahunan puskesmas

2. Mengelola lokakarya mini Puskesmas

3. Melakukan penilaian kinerja Puskesmas

4. Kemampuan membangun tim kerja

III. TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Pelatihan Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan

mampu mengelola program pelayanan kesehatan

dasar di Puskesmas secara optimal

B. Tujuan Pelatihan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:

Page 5: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 5

1. Memahami kebijakan dasar Puskesmas dan

penerapannnya

2. Memahami kebijakan dan konsep dasar LKB

termasuk PPIA dan penerapannya

3. Membuat perencanaan kegiatan tahunan

puskesmas

4. Menyelenggarakan lokakarya mini dalam upaya

melakukan koordinasi lintas program dan lintas

sektor

5. Melakukan penggalangan kerjasama tim dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas

6. Melakukan penilaian kinerja puskesmas secara

efektif

IV. MATERI PELATIHAN

Struktur Program

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka

disusun materi yang akan diberikan secara rinci pada

tabel berikut :

Penjabaran Materi Kurikulum Modul Manajemen

Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS

No Materi Jam Pelajaran

T P PL JML

A.

1

Materi Dasar

Kebijakan dasar Puskesmas

dan penerapannya

4 - - 4

Page 6: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 6

2 Kebijakan LKB dan PPIA 5 - - 5

3 Membangun tim kerja 2 3 - 5

B.

1

Materi Inti

Perencanaan Puskesmas 4 12 - 16

2 Mengelola Lokakarya Mini 4 8 - 12

3 Penilaian Kinerja 4 8 - 12

C.

1

Materi Penunjang

RTL 1 3 - 4

2 BLC - 2 - 2

Jumlah 24 36 - 60

V. PESERTA, PELATIH DAN PENYELENGGARA

A. PESERTA

Peserta pelatihan ini berasal dari Puskesmas

diutamakan yang sudah melaksanakan KTS dan

atau klinik IMS atau dipersiapkan untuk LKB

Peserta merupakan satu tim yang terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas,

2. Pengelola program HIV,

3. Pengelola program KIA

Page 7: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 7

Belum pernah mengikuti pelatihan Manajemen

Puskesmas. Tidak dipindah tugaskan dalam

periode waktu minimal 3 tahun.

B. PELATIH/ NARASUMBER

1). Narasumber

Narasumber dalam pelatihan ini adalah

narasumber dari dinas kesehatan propinsi dan

atau kabupaten/kota yang menguasai :

a) Kebijakan Manajemen Puskesmas

b) Kebijakan LKB termasuk PPIA

2). Fasilitator

Fasilitator pelatihan ini berasal dari :

a) Widya Iswara Balai Pelatihan di bidang

Kesehatan

b) Tim Dinas Kesehatan Provinsi yang telah

mengikuti TOT manajemen puskesmas,

atau Tenaga Pelatih Program Kesehatan

(TPPK) yang menguasai materi manajemen

puskesmas

Catatan : untuk pelatih/ fasilitator sebaiknya

merupakan satu tim yang bisa saling mengisi dan

melengkapi terutama dalam memfasilitasi diskusi

kelompok/ penugasan/ latihan.

Page 8: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 8

C. PENYELENGGARAAN

Penyelenggaraan pelatihan dilakukan dalam 1

tahap, yaitu :

Pelatihan Manajemen Puskesmas bagi tim

puskesmas diselenggarakan di Bapelkes daerah dan

Dinas Kesehatan Propinsi.

Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota

bekerjasama dengan Balai Pelatihan Kesehatan

dalam penyelenggaraan Pelatihan Manajemen

Puskesmas, kecuali apabila tidak terdapat Balai

Pelatihan Kesehatan di wilayah kerjanya maka

dapat membentuk Tim Pelatih Manajemen

Puskesmas di Dinkes Provinsi dan Kab/Kota.

Page 9: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 9

VI.ALUR PROSES PELATIHAN

Alir proses pelatihan dapat digambarkan seperti di bawah

ini:

Pembukaan

Building Learning CommitmentMetode : Diskusi kelompok, games

Wawasan/ Pengetahuan/kemampuan1. Kebijakan dasar Puskesmas

dan penerapannya2. Kebijakan dan konsep LKB

termasuk PPIA3. Membangun tim kerjaMetoda:- Ceramah Tanya Jawab- Diskusi Kelompok- Curah pendapat- Role playing

Keterampilan:1. Perencanaan Puskesmas2. Lokakarya Mini3. Penilaian Kinerja

PuskesmasMetoda:

- Ceramah Tanya Jawab- Diskusi Kelompok- Penugasan/latihan/exercise- Role playing- Curah pendapat- Studi kasus

RTL

PenutupanEvaluasi

Page 10: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 10

A. Proses Pembelajaran

Dari gambar di atas dapat disampaikan bahwa

Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan

sebagai berikut :

1. Pendinamisan dan penggalian harapan peserta

serta membangun komitmen belajar diantara

peserta

2. Penyiapan peserta sebagai seorang manajer

yang senantiasa perlu melakukan

pembaharuan dalam perilaku dan tindakan

dalam berinteraksi dengan manusia dalam

pelaksanaan tugas

3. Pembahasan materi inti di kelas

Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta

latih dilibatkan secara aktif sepenuhnya dalam

proses pembelajaran, secara umum sebagai

berikut :

a. Fasilitator mempersiapkan peserta latih

untuk siap mengikuti proses pembelajaran.

b. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada

setiap materi

c. Fasilitator dapat mengawali proses

pembelajaran dengan penggalian

pengalaman peserta; penugasan dalam

bentuk individual dan kelompok;

penjelasan singkat mengenai seluruh

materi

Page 11: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 11

d. Setelah semua materi disampaikan,

fasilitator dan atau peserta latih dapat

memberikan umpan balik terhadap isi

keseluruhan materi.

e. Sebelum pemberian materi berakhir,

fasilitator dan peserta latih dapat membuat

rangkuman dan atau pembulatan.

Secara terinci, akan diuraikan pada modul

setiap materi, yaitu pada langkah-langkah.

4. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut

Pada akhir pelatihan setiap kelompok atau

individu membuat rencana tindak lanjut yang

akan dilaksanakan di tempat kerja dan dapat

digunakan sebagai alat monitoring pasca

pelatihan.

B. Metode Pembelajaran

Metode pelatihan ini berdasarkan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

1. Orientasi pada peserta meliputi latar belakang,

kebutuhan dan harapan yang terkait dengan

bidang tugas yang akan dilaksanakan setelah

mengikuti pelatihan, memberi kesempatan

belajar sambil berbuat (learning by doing) dan

belajar atas pengalaman (learning by

experience)

2. Peran serta aktif peserta (active learner

participatory)sesuai dengan pendekatan

pembelajaran (learning)

Page 12: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 12

3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis

untuk terciptanya komunikasi dari dan ke

berbagai arah.

Oleh karena itu, maka metode yang dapat

digunakan selama proses pembelajaran dalam

pelatihan Manajemen Puskesmas ini antara lain

adalah :

1. Ceramah singkat dan tanya jawab, terutama

untuk hal-hal yang baru

2. Curah pendapat

3. Penugasan berupa : diskusi kelompok, latihan

dan studi kasus

4. Bermain peran (Role playing)

VII. TEMPAT, WAKTU DAN KELENGKAPAN

PELATIHAN

A. Tempat Pelatihan

Untuk proses pembelajaran dengan metode

tersebut di atas memerlukan tempat yang memiliki

kelengkapan sarana dan prasarana penunjang

pelatihan. Untuk itu pelatihan ini dapat

dilaksanakan di Bapelkes yang ada di tiap propinsi.

B. Waktu Pelatihan

Pelatihan diselenggarakan selama 6 hari dengan

jumlah jam pelatihan 60 Jpl @ 45 menit.

Page 13: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 13

C. Kelengkapan Pelatihan

Untuk menunjang proses pembelajaran selama

pelatihan perlu adanya kelengkapan berupa :

1. Bahan bacaan (referensi) yang berasal dari

fasilitator

2. Formulir-formulir yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran

3. Alat bantu belajar berupa LCD, OHP, PC dan

Note Book, Whiteboard dan Papan Plift chart.

VIII. MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN

A. Monitoring

Tujuan Monitoring adalah untuk menjaga agar

proses pelatihan berjalan sesuai dengan desain

pelatihan.

B. Evaluasi

Tujuan evaluasi/penilaian adalah untuk

mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan dan

keterampilan yang dicapai peserta, penilaian

proses pembelajaran dan penyelenggaraan. Hasil

ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas

pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan

berikutnya.

Page 14: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 14

Evaluasi dilakukan terhadap:

1. Peserta :

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil

pembelajaran dari peserta.

Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:

Penjajagan awal melalui pre test

Pemahaman peserta terhadap materi yang

telah diterima melalui post test

Pengamatan dan penilaian terhadap

hasil/output pelatihan seperti : Rencana

Tahunan, RTL dan lain-lain.

2. Fasilitator/pelatih :

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

kemampuan fasilitator/pelatih dalam

menyampaikan materi pembelajaran sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan yang

dapat dipahami dan diserap peserta.

3. Penyelenggaraan :

Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap

pelaksanaan diklat. Obyek evaluasi adalah

pelaksanaan administrasi dan akademis

yang meliputi:

Tujuan diklat

Relevansi program diklat dengan tugas

Manfaat setiap mata sajian bagi

pelaksanaan tugas

Manfaat diklat bagi peserta/ instansi

Page 15: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 15

Hubungan peserta dengan pelaksanaan

diklat

Pelayanan sekretariat terhadap peserta

Pelayanan akomodasi

Pelayanan konsumsi

Pelayanan perpustakaan

IX. SERTIFIKASI

Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang telah

mengikuti pelatihan dan memenuhi ketentuan yang

berlaku yaitu :

Mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama

90% dari alokasi waktu pelatihan

Dinyatakan berhasil sesuai evaluasi belajar

Page 16: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 16

MODUL 1

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS

DAN PENERAPANNYA

I. DESKRIPSI SINGKAT

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan

kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan

penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing

sumber daya manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan

tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan

secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas

adalah penanggung jawab penyelenggaraan upaya

kesehatan masyarakat dan perorangan jenjang

pertama.

Pada saat ini Puskesmas telah dibangun hampir

diseluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau

seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan

puskesmas pembantu serta puskesmas keliling,

sehingga dengan demikian seluruh daerah terpencil

sudah dapat dijangkau sehingga masyarakat pada

prinsipnya sudah mempunyai fasilitas pelayanan

kesehatan.

Page 17: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 17

Dalam rangka mengoptimalkan fungsi Puskesmas

dalam mendukung tercapainya tujuan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan,

Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan

dan langkah-langkah strategis sebagai acuan dalam

penyelenggaraan puskesmas, yang dituangkan dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas harus

memahami kebijakan tersebut secara benar, serta

mampu menerapkannya dalam pengelolaan dan

penyelenggaraan Puskesmas. Oleh karena itu modul

Kebijakan dasar Puskesmas dan Penerapannya

menjadi bagian dari modul pelatihan Manajemen

Puskesmas.

Modul ini akan membahas tentang: Kebijakan Dasar

Puskesmas meliputi Konsep Dasar Puskesmas,

Kedudukan organisasi dan Tata Kerja, Upaya dan Azas

Penyelenggaraan, Manajemen Puskesmas dan

Pembiayaan, serta Penerapan dalam Penyelenggaraan

Puskesmas. Metode pembahasan menggunakan

metode yang melibatkan peran aktif peserta, meliputi:

ceramah tanya jawab, curah pendapat, diskusi

kelompok dan pleno.

Page 18: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 18

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu

memahami kebijakan dasar Puskesmas serta

penerapannya dalam penyelenggaraan Puskesmas.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu:

1. Menjelaskan konsep dasar puskesmas.

2. Menjelaskan kedudukan, organisasi dan tata kerja

puskesmas.

3. Menjelaskan upaya dan azas penyelenggaraan

pelayanan puskesmas.

4. Menjelaskan ruang lingkup manajemen

puskesmas.

5. Menjelaskan pembiayaan upaya kesehatan di

puskesmas.

6. Mengaplikasikan kebijakan dasar dalam

penyelenggaraan Puskesmas.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok Bahasan 1. Konsep dasar Puskesmas.

Sub Pokok Bahasan : Visi dan Misi, Tujuan

pembangunan kesehatan oleh puskesmas dan Fungsi

Puskesmas.

Pokok Bahasan 2. Kedudukan, Organisasi dan Tata

Kerja Puskesmas.

Sub pokok Bahasan:

Kedudukan

Page 19: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 19

Organisasi

Tata Kerja

Pokok Bahasan 3. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

Sub Pokok Bahasan :

Upaya

Penyelenggaraan

Pokok Bahasan 4. Manajemen Puskesmas

Sub Pokok Bahasan :

Perencanaan

Pelaksanaan dan pengendalian

Pengawasan dan pertanggungjawaban

Pokok Bahasan 5. Pembiayaan upaya pelayanan

puskesmas.

Pokok Bahasan 6. Aplikasi Kebijakan dalam

penyelenggaraan Puskesmas

Sub Pokok Bahasan:

- Visi dan Misi

- Penerapan Fungsi

- Penerapan Upaya dan Azas Penyelenggaraan

- Penerapan manajemen Puskesmas

Page 20: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 20

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah 1. Pengkondisian (10’)

Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran,

metode yang digunakan, mengapa modul/materi ini

diperlukan dalam pelatihan Manajemen Puskesmas,

serta keterkaitan dengan materi lainnya.

Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta yang

sudah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan

pelayanan untuk menyampaikan pengalamannya.

Peserta lain diminta untuk memberi tanggapan.

Langkah 2. Membahas Pokok Bahasan (90 menit )

Secara singkat fasilitator menyampaikan rangkuman

tentang Kebijakan Dasar Puskesmas yaitu isi Pokok

Bahasan 1 sampai dengan pokok bahasan 4.

Selanjutnya fasilitator mempersilahkan peserta

untuk menanggapi uraian tersebut.

Fasilitator membagi ke dalam 4-5 kelompok, setiap

kelompok membahas Sub Pokok Bahasan 1 sampai

dengan sub pokok bahasan 4 yang dituliskan pada

kertas flip chart atau diketik di komputer dan di

presentasikan.

Selanjutnya fasilitator memberikan kesempatan

kepada peserta untuk menanggapi terhadap hasil

pendapat tiap kelompok.

Page 21: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 21

Dari hasil pendapat peserta selanjutnya fasilitator

memberikan komentar serta memberikan

kesimpulan.

Langkah 3. Applikasi/penerapan kebijakan dalam

penyelenggaraan Puskesmas ( 160 menit).

Fasilitator menjelaskan tentang Aplikasi/penerapan

kebijakan dalam penyelenggaraan Puskesmas

Peserta diberi kesempatan untuk tanya jawab.

Selama sesi ini ada beberapa penugasan, yaitu:

1.Penugasan 1 : Menyusun Visi dan Misi

Puskesmas.

2.Penugasan 2 : Pemantapan Pemahaman

Pembangunan Berwawasan Kesehatan

3.Penugasan 3 : Mengidentifkasi Program

Pemberdayaan Masyarakat diwilayah kerja

puskesmas

Untuk penugasan tersebut peserta dibagi dalam

kelompok, sebaiknya tim Puskesmas.

Kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusinya.

Peserta lain diminta untuk memberi tanggapan.

Fasilitator memberikan komentar dan menyimpulkan

hasil diskusi tersebut.

Page 22: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 22

Langkah 4. Rangkuman dan Penutup (10 menit).

Fasilitator secara singkat menyimpulkan seluruh hasil

diskusi serta aplikasi pemberdayaan masyarakat dan

sekaligus menutup sesi ini.

Fasilitator memandu peserta untuk membuat

rangkuman dari sesi yang sudah dibahas.

Fasilitator menegaskan kembali pentingnya Puskesmas

menerapkan/mengaplikasikan Kebijakan Dasar

Puskesmas dalam penyelenggaraan/pengelolaan

Puskesmas.

Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terima

kasih dan salam.

V. URAIAN MATERI

A. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS

1. Konsep dasar Puskesmas

VISI dan MISI

Visi pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju

terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat

adalah gambaran masyarakat kecamatan masa

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam

lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata

serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Page 23: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 23

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai

mencakup 4 indikator utama yakni (1) lingkungan

sehat, (2) prilaku sehat, (3) cakupan pelayanan

kesehatan yang harus disesuaikan dengan situasi

dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan

setempat.

Rumus visi untuk masing-masing puskesmas

harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan

puskesmas di atas yakni terwujudnya kecamatan

sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan

kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan

setempat.

MISI

Misi pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan

kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

1.Menggerakkan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan

selalu menggerakkan pembangunan disektor

lain yang diselenggarakan diwilayah kerjanya,

agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu

pembangunan yang tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya

terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi setiap

keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap

Page 24: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 24

keluarga dan masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya

dibidang kesehatan, melalui peningkatan

pengetahuan dan kemampuan menuju

kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu,

pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas

akan selalu berupaya menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar dan memuaskan masyarakat,

mengupayakan pemerataan pelayanan

kesehatan serta meningkatkan efisiensi

pengelolaan dan sehingga dapat dijangkau oleh

seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

anggota masyarakat. Puskesmas akan selalu

berupaya memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit, serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat yang

berkunjung dan yang bertempat tinggal

diwilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan

dengan menerapkan kemajuan ilmu dan

teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya

pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan

puskesmas mencakup pula aspek lingkungan

dari yang bersangkutan.

Page 25: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 25

Tujuan pembangunan kesehatan oleh puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional yakni meningkatkan kesehatan, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010.

Fungsi Puskesmas.

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan

Kesehatan. Puskemas selalu berupaya

menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,

sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan. Di samping itu

Puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya

yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

Page 26: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 26

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan

terutama pemuka masyarakat, keluarga dan

masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran,

kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri

dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menerapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi

dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat

setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan Perseorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah

pelayanan yang bersifat pribadi (private goods)

dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit

dan pemulihan kesehatan perorangan. Tanpa

mengabaikan kesehatan dan pencegahan

penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu

ditambah dengan rawat inap.

Page 27: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 27

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah

pelayanan yang bersifat publik (public goods).

Dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan

kesehatan masyarakat tersebut antara lain

adalah promosi kesehatan, pemberantasan

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta

berbagai program kesehatan masyarakat

lainnya.

2. Kedudukan Organisasi dan Tata Kerja

Puskesmas

a. Kedudukan

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut

keterkaitannya dengan sistem kesehatan

nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan

sistem pemerintah daerah :

1) Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan Puskesmas dalam sistem

kesehatan nasional adalah sebagai sarana

pelayanan kesehatan strata pertama yang

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat diwilayah kerjanya.

Page 28: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 28

2) Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan Puskesmas dalam sistem

kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai

unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan sebagian tugas

pembangunan kesehatan kabupaten/kota

diwilayah kerjanya.

3) Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem

Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit

pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang merupakan unit

struktur Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat

kecamatan.

4) Antar Saran Pelayanan Kesehatan Strata

Pertama

Diwilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai

organisasi pelayanan kesehatan strata

pertama yang dikelola oleh lembaga

masyarakat dan swasta seperti praktik

dokter, praktik dokter gigi, praktik bidan,

poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.

Kedudukan Puskesmas di antara berbagai

sarana pelayanan kesehatan strata pertama

ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja

Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk

upaya kesehatan berbasis dan berbudaya

masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos

Page 29: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 29

Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan

Puskesmas di antara berbagai sarana

pelayanan kesehatan berbasis dan

bersumberdaya masyarakat adalah sebagai

Pembina.

b. Organisasi

1) Struktur Organisasi

Struktur organisasi Puskesmas tergantung

dari kegiatan dan beban tugas masing-

masing Puskesmas. Penyusunan struktur

organisasi Puskesmas disatu kabupaten/kota

dilakukan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota. Sedangkan penetapannya

dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai

acuan dapat dipergunakan pola struktur

organisasi Puskesmas sebagai berikut :

a) Kepala Puskesmas

b) Unit tata usaha yang bertanggung jawab

membantu Kepala Puskesmas dalam

pengelolaan :

- Data dan Informasi

- Perencanaan dan Penilaian

- Keuangan

- Umum dan Kepegawaian

c) Unit pelaksanaan teknis fungsional

puskesmas:

- Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk

pembinaan terhadap UKBM

- Upaya Kesehatan Perorangan

Page 30: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 30

d) Jaringan Pelayanan Puskesmas :

- Unit Puskesmas Pembantu

- Unit Puskesmas Keliling

- Unit Bidan didesa/komunitas

2) Kriteria Personalia

Kriteria personalia yang mengisi struktur

organisasi Puskesmas disesuaikan dengan

tugas dan tanggungjawab masing-masing

unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala

Puskesmas kriteria tersebut

dipersyaratkan tersebut harus seorang

sarjana di bidang kesehatan yang

kurikulum pendidikannya mencakup

kesehatan masyarakat.

3) Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah

penanggungjawab pembangunan

kesehatan di tingkat Kecamatan. Sesuai

dengan tanggungjawab tersebut dan

besarnya peran Kepala Puskesmas dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan

di tingkat Kecamatan maka Jabatan

Kepala Puskesmas setingkat dengan

Eselon IV-A.

Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang

memenuhi syarat untuk menjabat jabatan

Eselon IV-A, ditunjuk pejabat sementara

Page 31: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 31

yang sesuai dengan kriteria Kepala

Puskesmas yakni seorang sarjana dibidang

kesehatan yang kurikulum pendidikannya

mencakup bidang kesehatan masyarakat,

dengan kewenangan yang setara dengan

pejabat tetap.

c. Tata kerja

1) Dengan Kantor Kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas

berkoordinasi dengan kantor Kecamatan

melalui pertemuan berkala yang

diselenggarakan ditingkat Kecamatan.

Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,

penggerakkan pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta penilaian. Dalam hal

pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya

masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi

dengan kantor kecamatan mencakup pula

kegiatan fasilitas.

2) Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten/kota.

Dengan demikian secara teknis dan

administratif, Puskesmas bertanggungjawab

kepada dinas kesehatan kabupaten/kota

sebaliknya dinas kesehatan kabupaten/kota

bertanggungjawab membina serta

Page 32: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 32

memberikan bantuan administratif dan

teknis Kepala Puskesmas.

3) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan

Strata pertama

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata

pertama yang dikelola oleh lembaga

masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin

kerjasama termasuk penyelenggaraan

rujukan dan memantau kegiatan yang

diselenggarakan. Sedangkan sebagai

pembina upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat, Puskesmas melaksanakan

bimbingan teknis, pemberdayaan dan

rujukan sesuai kebutuhan.

4) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan

Rujukan

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama

yang erat dengan berbagai pelayanan

kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan

perorangan, jalinan kerjasama tersebut

diselenggarakan dengan berbagai sarana

pelayanan kesehatan perorangan seperti

rumah sakit (kabupaten/kota), dan berbagai

balai kesehatan masyarakat (balai

pengobatan penyakit paru-paru, balai

kesehatan mata masyarakat, balai

Page 33: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 33

kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan

olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa

masyarakat, balai kesehatan indra

masyarakat). Sedangkan untuk upaya

kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama

diselenggarakan dengan berbagai sarana

pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,

seperti dinas kesehatan kabupaten/kota,

balai teknik kesehatan lingkungan, balai

laboratorium kesehatan serta barbagai balai

kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut

diselenggarakan melalui penerapan konsep

rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi

dinas kabupaten/kota.

5) Dengan Lintas Sektor

Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit

pelaksana teknis adalah menyelenggarakan

sebagian tugas pembangunan kesehatan

yang dibebankan dinas kesehatan

kabupaten/kota. Untuk hasil yang optimal,

penyelenggaraan pembangunan tersebut

harus dapat dikoordinasi dengan berbagai

lintas sektor terkait yang ada ditingkat

kecamatan. Diharapkan disatu pihak,

penyelenggaraan pembangunan kesehatan

sedangkan dipihak lain pembangunan yang

diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat

kecamatan berdampak positif terhadap

kesehatan.

Page 34: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manaje

6) Dengan Masyarakat

Sebagai Penanggungjawab penyelenggaraan

pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan

aktif dari masyarakat sebagai objek dan

subjek pembangunan.

Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui

pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP) yang menghimpun berbagai potensi

masyarakat, seperti : tokoh masyarakat,

tokoh agama, LSM, organisasi

kemasyarakatan, serta dunia usaha.

BPP tersebut berperan sebagai mitra

Puskesmas dalam menyelenggarakan

pembangunan kesehatan.

C.

Tab

PengertianSuatu orgapeduli kepuskesmakesehatan

Fungsi :1. Melaya

keseha2. Memp

keberh(to adv

3. Melakstentan

Badan Penyantun Puskesmas (BPP)

:nisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakatsehatan yang berperan sebagai mitra kerjas dalam penyelenggaraan upaya pembangunandiwilayah kerja Puskesmas.

ni pemenuhan penyelenggaraan pembangunantan oleh puskesmas (to serve)

erjuangkan kepentingan kesehatan danasilan pembangunan kesehatan oleh Puskesmasocate)anakan tinjauan kritis dan memberikan masukan

men Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 34

el 1. Badan Penyantun Puskesmas

g kinerja Puskesmas (to watch)

Page 35: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 35

3. Upaya dan Azas penyelenggaraan

a. Upaya

Untuk mencapai visi pembangunan kesehatan

melalui Puskesmas yakni terwujudnya

kecamatan sehat menuju Indonesa Sehat,

Puskesmas bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat, yang

keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan

nasional merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama.

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan

menjadi dua yakni :

1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah

upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta

mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang

ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta

Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Page 36: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 36

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan

2) Upaya kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan adalah

upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan

dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan

kemampuan Puskesmas, Upaya kesehatan

pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada

yakni :

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Kesehatan Olah Raga

c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d) Upaya Kesehatan Kerja

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f) Upaya Kesehatan Jiwa

g) Upaya Kesehatan Mata

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium

kesehatan serta upaya pencatatan pelaporan

tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya

ini merupakan pelayanan penunjang dari

setiap upaya wajib dan upaya

pengembangan.

Page 37: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 37

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan

pelayanan penunjang baik upaya kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan.

Apabila perawatan kesehatan masyarakat

menjadi permasalahan spesifik di daerah

tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah

satu upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan Puskemas

dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni

upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut

di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya

inovatif ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi Puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan

ini dilakukan oleh Puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan

mempertimbangkan masukan dari BPP.

Upaya kesehatan telah terlaksana secara

optimal dalam arti target cakupan serta

peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan

pilihan Puskesmas ini dilakukan oleh Dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan

tertentu Upaya kesehatan pengembangan

Puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai

penugasan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota.

Page 38: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 38

Apabila Puskesmas belum mampu

menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahal telah menjadikan

kebutuhan masyarakat, maka dinas

kesehatan kabupaten/kota

bertanggungjawab dan wajib

menyelenggarakannya.

Untuk dinas kesehatan kabupaten/kota

perlu dilengkapi dengan berbagai unit

fungsional lainnya.

Dalam keadaan tertentu, masyarakat

membutuhkan pula pelayanan rawat inap.

Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan

pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan

berbagai persyaratan tenaga, sarana dan

prasaran sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Perlu diingat meskipun Puskesmas

menyelenggarakan pelayanan medik

spesialistik dan memiliki tenaga spesialis,

kedudukan dan fungsi Puskesmas tetap

sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

Page 39: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 39

b. Azas Penyelenggaraan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan

upaya kesehatan pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas

secara terpadu.

Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut

dikembangkan dari tiga fungsi Puskesmas

dalam menyelenggarakan setiap upaya

Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib

maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang

dimaksud adalah :

1) Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang

pertama adalah pertanggungjawaban

wilayah. Dalam arti Puskesmas

bertanggungjawab meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini

Puskesmas harus melaksanakan berbagai

kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a) Menggerakkan pembangunan berbagai

sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan

Page 40: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 40

b) Memantau dampak berbagai upaya

pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat diwilayah kerjanya

c) Membina setiap upaya kesehatan strata

pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha diwilayah

kerjanya

d) Menyelenggarakan upaya kesehatan

strata pertama (primer) secara merata

dan terjangkau diwilayah kerjanya.

2) Azas Pemberdayaan Masyarakat

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang

kedua adalah pemberdayaan masyarakat.

Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan

perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap

upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai

potensi masyarakat perlu dihimpun melalui

pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP). Beberapa kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain :

a) Upaya Kesehatan Ibu dan anak :

Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita

(BKB)

b) Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat

Desa (POD)

Page 41: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 41

c) Upaya Perbaikan Gizi : Posyandu, Panti

Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

d) Upaya Kesehatan Sekolah : dokter kecil,

penyertaan guru dan orang tua/wali

murid, Saka Bhakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestren)

e) Upaya Kesehatan Lingkungan : Kelompok

Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan

Lingkungan (DPKL)

f) Upaya Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu

Usila, panti wreda

g) Upaya Kesehatan Kerja : Pos Upaya

Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h) Upaya Kesehatan Jiwa : Posyandu, Tim

Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

(TPKJM)

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

: Taman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobatan Tradisional

(Battra)

j) Upaya Pembiayaan dan Jaminan

Kesehatan (inovatif) : dana sehat,

Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin),

mobilisasi dana keagamaan

3) Azas Keterpaduan

Azaz penyelenggaraan Puskesmas yang

ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi

keterbatasan sumber daya serta

Page 42: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 42

diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas

harus diselenggarakan secara terpadu, jika

mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada

dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan yakni :

a) Keterpaduan Lintas Program

Keterpaduan lintas program adalah upaya

memadukan penyelenggaraan berbagai

upaya kesehatan yang menjadi

tanggungjawab Puskesmas.

Contoh keterpaduan lintas program antara

lain :

Manajemen Terpadu Balita Sakit

(MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M,

Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS):

keterpaduan kesehatan lingkungan

dengan Promosi Kesehatan, pengobatan,

kesehatan gigi, kesehatan reproduksi

remaja dan kesehatan jiwa

Puskesmas Keliling: keterpaduan

pengobatan dengan KIA/KB, gizi,

promosi kesehatan, kesehatan gigi

Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB,

Gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi

kesehatan

Page 43: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 43

b) Keterpaduan Lintas Sektor

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya

memadukan penyelenggaraan upaya

Puskesmas (wajib, pengembangan dan

inovasi) dengan berbagai macam program

dari sector terkait tingkat kecamatan,

termasuk organisasi kemasyarakatan dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas

sektor antara lain :

Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan

sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama

Upaya Promosi Kesehatan: keterpaduan

sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama,

pertanian

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak:

keterpaduan sektor kesehatan dengan

camat, lurah/kepala desa, organisasi

profesi, organisasi kemasyarakatan,

PKK, PLKB

Upaya perbaikan Gizi: keterpaduan

sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pertanian,

pendidikan, agama, koperasi, dunia

usaha, PKK, PLKB

Upaya Pembiayaan dan Jaminan

Kesehatan: keterpaduan sektor

kesehatan dengan camat, lurah/kepala

Page 44: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 44

desa, tenaga kerja, koperasi, dunia

usaha, organisasi kemasyarakatan

Upaya Kesehatan Kerja: keterpaduan

sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia

usaha.

4) Azas Rujukan

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang

keempat adalah rujukan. Sebagai sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas

terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan

langsung dengan masyarakat dengan

berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk

membantu Puskesmas menyelesaikan

berbagai masalah kesehatan tersebut dan

juga untuk meningkatkan efisiensi, maka

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas

(wajib, pengembangan dan inovasi) harus

ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan

tanggungjawab atau kasus penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan

secara timbale balik, baik secara vertikal

dalam arti dari satu strata sarana pelayanan

kesehatan ke strata sarana pelayanan

kesehatan lainnya, maupun secara horizontal

dalam arti antar strata sarana pelayanan

kesehatan yang sama.

Page 45: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 45

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang

diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni :

a) Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan

perorangan adalah kasus penyakit.

Apabila suatu Puskesmas tidak mampu

menanggulangi satu kasus penyakit

tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib

merujuknya ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertical

maupun horizontal). Sebaliknya pasien

pasca rawat inap yang hanya memerlukan

rawat jalan sederhana, dirujuk ke

Puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan

dibedakan atas tiga macam :

Rujukan kasus untuk keperluan

diagnostik, pengobatan, tindakan medik

misal operasi) dan lain-lain

Rujukan bahan pemeriksaan (specimen)

untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap

Rujukan ilmu pengetahuan antara lain

mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan

tenaga Puskesmas dan ataupun

menyelenggarakan pelayanan medik di

Puskesmas.

Page 46: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 46

b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan

masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,

pencemaran lingkungan dan bencana.

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat

juga dilakukan apabila disatu Puskesmas

tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat wajib dan

pengembangan, padahal upaya kesehatan

masyarakat tersebut telah menjadi

kebutuhan masyarakat. Apabila suatu

Puskesmas tidak mampu menanggulangi

masalah kesehatan masyarakat dan atau

tidak mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat, maka Puskesmas

wajib merujuknya ke dinas kesehatan

kabupaten/kota.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat

dibedakan atas tiga macam :

Rujukan sarana dan logistik, antara lain

peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium

kesehatan, peminjaman alat audio

visual, bantuan obat, vaksin, bahan-

bahan habis pakai dan bahan makanan

Rujukan tenaga, antara lain dukungan

tenaga ahli untuk penyidikan kejadian

luar biasa, bantuan penyelesaian

masalah hukum kesehatan,

Page 47: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 47

penanggulangan gangguan kesehatan

karena bencana alam

Rujukan operasional, yakni

menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggungjawab penyelesaian

masalah kesehatan masyarakat dan

atau penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat (antara lain Usaha

Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan

Kerja, Usaha Kesehatan Jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada

dinas kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan operasional diselenggarakan

apabila Puskesmas tidak mampu.

4. Manajemen Puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang

sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas

perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang

baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian

kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk

menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan

efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang

dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-

fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen

puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan,

Pelaksanaan dan Pengendalian serta Pengawasan

dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen

Page 48: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 48

tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan

berkesinambungan.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana

tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah

kesehatan diwilayah kerja Puskesmas. Rencana

tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam.

Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib.

Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan

pengembangan.

1) Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk

setiap puskesmas, yakni promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak

termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi

masyarakat, pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular serta pengobatan. Langkah-

langkah perencanaan yang harus dilakukan

puskesmas adalah sebagai berikut ;

Menyusun Usulan kegiatan

Langkah pertama yang dilakukan oleh

puskesmas adalah menyusun usulan

kegiatan dengan memperhatikan berbagai

kebijakan yang berlaku, baik nasional

maupun daerah, sesuai dengan masalah

sebagai hasil kajian data dan informasi

yang tersedia di Puskesmas. Usulan ini

disusun dalam bentuk matriks (Gantt

Chart) yang berisikan rincian kegiatan,

Page 49: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 49

tujuan, sasaran, besaran kegiatan

(volume), waktu, lokasi serta perkiraan

kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Tabel 2. Contoh Gantt Chart Usulan Kegiatan

(RUK)

Rencana ini disusun melalui pertemuan

perencanaan tahunan puskesmas yang

dilaksanakan sesuai dengan siklus

perencanaan kabupaten/ kota dengan

mengikutsertakan BPP serta

dikoordinasikan dengan camat.

Mengajukan Usulan Kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan

Puskesmas adalah mengajukan usulan

kegiatan kedinas kesehatan kabupaten/

kota untuk persetujuan pembiayannya.

Perlu diperhatikan dalam mengajukan

usulan kegiatan harus dilengkapi dengan

N

o

Upaya

Puskes

mas

Ke

g

Tuj

uan

Sas

ara

n

Target W

ak

tu

Vo

l

Ke

g

Hasil

yg

Dihar

apka

n

Page 50: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 50

usulan kebutuhan rutin, sarana dan

prasarana dan operasional puskesmas

beserta pembiayaannya

Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh

Puskesmas adalah menyusun rencana

pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

(rencanakerja kegiatan/ Plan of Action)

dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang

dilengkapi dengan pemetaan wilayah

(mapping).

Tabel 3. Contoh Gantt Chart Rencana Pelaksanaan

(POA)

Upaya Kesehatan...............................................

N

o

Ke

g

Sa

sar

an

Targ

et

Vol

Ke

g

Rinci

an

Pelak

sa

naan

Lokasi

pelaks

a

naan

Tenag

a

Pelak

sa

naan

Ja

dw

al

Kebu

t

Pelak

sana

an

2) Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari

daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah

Page 51: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 51

ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan

sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya

laboratorium kesehatan masyarakat dan

pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan

karena ketiga upaya ini adalah upaya penunjang

yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-

upaya Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan

upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan

oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai

berikut:

Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah

mengidentifikasi upaya kesehatan

pengembangan yang akan diselenggarakan oleh

Puskesmas. Identifikasi ini dilakukan

berdasarkan ada tidaknya masalah kesehtan

yang terkait dengan setiap upaya kesehatan

pengembangan tersebut. Apabila Puskesmas

memiliki kemampuan, identifikasi masalah

dilakukan bersama masyarakat melalui

pengumpulan data secara langsung dilapangan

(Survei Mawas Diri)

Page 52: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 52

Tabel 4. Survei Mawas Diri

Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data

bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh

Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui

kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh

petugas Puskesmas dengan mengikut sertakan

Badan Penyantun Puskesmas.

Survei Mawas Diri

Pengertian :Kegiatan pengumpulan data untuk mengenalikeadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensiyang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut.

Tahap Pelaksanaan :1. Pengumpulan data dapat berupa data primer

yakni yang dikumpulkan langsung dari sumberdata atau data sekunder yakni yang berasal daricatatan yang ada.

2. Pengolahan data3. Penyajian data berupa data masalah dan

potensi.

Page 53: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 53

Tabel 5. Delbecq Technique

Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, jumlah

upaya kesehatan pengembangan yang terpilih

dapat lebih dari satu.

Disamping itu identifikasi upaya kesehatan

pengembangan dapat pula memilih upaya yang

bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar

upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada,

melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan

masalah dan kebutuhan masyarakat serta

kemampuan Puskesmas.

Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan oleh Puskesmas

adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan

rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran

kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan

kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.

Delbecq TechniquePengertian :Perumusan masalah dan identifikasi potensi melaluikesepakatan sekelompok orang yang memahamimasalah tersebut.

Tahap Pelaksanaan :1. Pembentukan tim2. Menyusun daftar masalah3. Menetapkan kriteria penilaian masalah4. Menetapkan urutan prioritas masalah

berdasarkan kriteria penilaian dilengkapi denganuraian tentang potensi yang dimiliki

Page 54: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 54

Rencana yang telah disusun tersebut diajukan

dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan

rencana pada awal pengembangan program

dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan

secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas

Kesehatyan Kabupaten/ Kota dalam bentuk

musyawarah masyarakat.

Tabel 6. Musyawarah Mufakat

Penyusunan rencana pada tahap pelaksanaan

tahun berikutnya dilakukan secara terintegrasi

dengan penyusunan rencana upaya kesehatan

wajib.

Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas

adalah mengajukan usulan kegiatan ke dinas

Musyawarah Masyarakat

Pengertian; Pertemuan masyarakat yang dihadiri olehpara pemimpin, baik formal maupun informal dananggota masyarakat untuk merumuskan prioritasmasalah kesehatan dan upaya penanggulangannya.Tahap Pelaksanaan : Pemaparan daftar masalah kesehatan dan potensi

yang dimiliki Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah Membahas dan melengkapi potensi penyelesaian

masalah Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai

dengan potensi Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan

masalah (dalam bentuk Gantt Chart)

Page 55: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 55

kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya.

Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke

Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak

lain. Apabila diajukan ke pihak-pihak lain, usulan

kegiatan harus dilengkapi dengan uraian tentang

latar belakang, tujuan serta urgensi perlu

dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.

Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas

adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

yang telah disetujui oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota atau penyandang dana lain

(rencana kerja kegiatan/ Plan of Action) dalam

bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi

dengan pemetaan wilayah (mapping). Penyusunan

rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan

secara terpadu dengan penyusunan rencana

pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian

Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses

penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian

terhadap penyelenggaraan rencana tahunan

Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan

wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan

pengembangan, dalam mengatasi masalah

kesehatan diwilayah kerja Puskesmas. Langkah-

langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah

sebagai berikut :

Page 56: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 56

1) Pengorganisasian

Untuk terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas

perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam

pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,

pengorganisasian berupa penentuan para

penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap

kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja.

Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis

seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja

kepada seluruh petugas Puskesmas dengan

mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan

melalui pertemuan penggalangan tim pada awal

tahun kegiatan.

Tabel 7. Contoh Gantt Chart Pembagian Beban

Tugas dan Wilayah Kerja

N

o

Nama

Petugas

Upaya

Keg

Sasaran Targe

t

Jadwal

Kerja

Lokasi

Keg

Page 57: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 57

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan

kerjasama tim secara lintas sektoral.

Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang

dapat dilakukan :

a) Penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni

antara dua sektor terkait, misalnya antara

Puskesmas dengan tenaga kerja pada waktu

menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.

b) Penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak

yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya antara

Puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor

agama, sektor kecamatan pada waktu

menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.

Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat

dilakukan :

Secara langsung yakni antar sektor-sektor

terkait.

Secara tidak langsung yakni dengan

memanfaatkan pertemuan koordinasi

kecamatan.

2) Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan,

kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan

rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para

penanggungjawab dan para pelaksana yang telah

ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan

menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat

Page 58: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 58

terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan

kegiatan sebagai berikut :

a) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah

disusun terutama yang menyangkut jadwal

pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah

kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan

pelaksana.

b) Menyusun jadwal rencana kegiatan bulanan untuk

tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan

yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas

harus terbagi habis dan merata kepada seluruh

petugas.

c) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan. Pada waktu

menyelenggarakan kegiatan Puskesmas harus

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Azas penyelenggaraan Puskesmas harus

menerapkan keempat azas penyelenggaraan

Puskesmas yakni azas pertanggungjawaban

wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas

keterpaduan dan azas rujukan.

Berbagai standar dan pedoman pelayanan

Puskesmas. Pada saat ini telah berhasil

dikembangkan berbagai standar dan pedoman

pelayanan Puskesmas sebagai acuan

penyelenggaraan kegiatan Puskesmas yang harus

diperhatikan pada waktu menyelenggarakan

kegiatan Puskesmas. Standar dan pedoman

tersebut adalah :

Page 59: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 59

Standar dan pedoman bangunan Puskesmas

Standar dan pedoman peralatan Puskesmas

Standar manajemen peralatan Puskesmas

Standar dan pedoman ketenagaan

Puskesmas

Standar manajemen obat Puskesmas

Standar dan pedoman teknis pelayanan

berbagai upaya kesehatan perorangan dan

upaya kesehatan masyarakat yang

diselenggarakan oleh Puskesmas

Pedoman Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS)

Pedoman perhitungan satuan biaya

pelayanan Puskesmas

Kendali Mutu

Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus

menerapkan program kendali mutu. Prinsip

program kendali mutu adalah kepatuhan

terhadap berbagai standar dan pedoman

pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan

pemakai jasa pelayanan.

Page 60: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 60

Tabel 8. Kendali Mutu

Kendali Biaya

Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus

menerapkan program kendali biaya. Prinsip

program kendali biaya adalah kepatuhan

terhadap berbagai standar dan pedoman

pelayanan serta etika profesi, yang

terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.

Kendali MutuPengertian : upaya yang dilaksanakan secaraberkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalammenetapkan masalah dan penyebab masalah mutupelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,menetapkan, dan melaksanakan cara penyelesaianmasalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia sertamenilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjutuntuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.Prinsip :1. Mengikuti siklus pemecahan masalah (Problem Solving

cycle)2. Dilaksanakan melalui kerjasama tim (team based)3. Sesuai sumber daya yang tersedia (resource based)

Page 61: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas t

Tabel 9

3) Pemantauan

Penyelenggaraan

dengan kegiatan

secara berkala

mencakup hal-h

a) Melakukan

kegiatan dan

dibedakan ata

Telaahan

bulanan

kegiatan

Puskesma

rencana d

Pengertian : Upaberkesinambungan, simenetapkan kebijakankesehatan termasukpelaksanaannya sehinTahap pelaksanaanny1. Menetapkan upay

lengkap dengan rin2. Menjabarkan kebij

(standar, pedoman3. Melaksanakan upa

kebijakan tatacara p4. Menampung dan m

terkait dengan mas5. Menyempurnakan

dengan memperhat

Kendali Biayaya yang dilaksanakan secara

stematis, obyektif dan terpadu dalamdan tatacara penyelenggaraan upayapembiayaannya, serta memantau

gga terjangkau oleh masyarakat.a :a kesehatan yang diselenggarakancian pembiayaannya.akan dan tatacara penyelenggaraandan nilai etika) yang mendukung.ya kesehatan yang sesuai denganenyelenggaraan.

enyelesaikan keluhan masyarakat yangalah biaya.penyelenggaraan upaya kesehatan

ikan keluhan biaya dari masyarakat.

erintegrasi HIV-AIDS Page 61

. Kendali Biaya

kegiatan harus diikuti

pemantauan yang dilakukan

. Kegiatan pemantauan

al sebagai berikut :

telaahan penyelenggaraan

hasil yang dicapai yang

s dua hal :

internal yakni telaahan

terhadap penyelenggaraan

dan hasil yang dicapai oleh

s, dibandingkan dengan

an standar pelayanan. Data

Page 62: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terinte

yang dipergunakan diambil dari

Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku.

Tabel 10. Sistem

Puskesmas

Kesimpulan dirumu

Pertama, kinerja Pus

cakupan (coverage),

(cost) kegiatan Pusk

dan hambatan yang

penyelenggaraan

Telaahan bulanan in

Bulanan Puskesmas

Pengertian ;Suatu tatanan yangmembantu proses pmelaksanakan manmencapai sasaran kegSumber Informasi :1. SP2TP terdiri dari

- Catatan : karkeluarga dan bu

- Laporan : bulan2. Survei lapangan3. Laporan lintas sekt4. Laporan sarana ke

Simpus

menyediakan informasi untukengambilan keputusan dalamajemen Puskesmas dalamiatannya.

tu individu, rekam kesehatanku registeran, tahunan dan KLB

or

grasi HIV-AIDS Page 62

Informasi Manajemen

skan dalam dua bentuk.

kesmas yang terdiri dari

mutu (quality) dan biaya

esmas. Kedua, masalah

ditemukan pada waktu

kegiatan Puskesmas.

i dalam Lokakarya Mini

.

sehatan swasta

Page 63: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 63

Tabel 11. Lokakarya Mini Bulanan

Lokakarya Mini BulananPengertian :Pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadirioleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan bidan didesaserta dipimpin oleh kepala Puskesmas.Tahapan pelaksanaan1. Lokakarya Mini Pertama

a. Masukan- Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran

tanggungjawab staf dan kewenangan Puskesmas- Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru- Informasi tentang tatacara penyusunan POA Puskesmas

b. Proses- Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/

daerah binaan- Analisis beban kerja tiap petugas- Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah

binaan- Penyusunan POA Puskesmas tahunan

c. Keluaran- POA Puskesmas tahunan- Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

2. Lokakarya mini Bulanana. Masukan

- Laporan hasil kegiatan bulan lalu- Informasi tentang hasil rapat dinas kab/ Kota- Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan- Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b. Proses- Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan

mempergunakan PWS.- Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan

kepatuhan terhadap standar pelayanan.- Merumuskan alternatif pemecahan masalah.

c. Keluaran- Rencana kerja bulan yang baru

Page 64: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen P

Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan

terhadap hasil yang dicapai oleh sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya

serta sektor terkait yang ada diwilayah kerja

Puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan

dalam Lokakarya Mini triwulan Puskesmas

secara lintas sektor.

Tabel 12. Lokakarya Mini Tribulanan

Pengertian :Pertemuan yang diselenggainstansi lintas sektor tingkpuskesmas dan jaringannyaTahapan pelaksanaan1. Lokakarya Mini Tribulan

a. Masukan- Penggalangan tim- Informasi tentang- Informasi tentang- Informasi tentang

b. Proses- Inventarisasi pera- Analisis masalah- Pembagian peran

c. Keluaran- Kesepakatan tert

kesehatan terma2. Lokakarya Mini Tribulan

a. Masukan- Laporan kegiat

terkait- Inventarisasi m

pelaksanaan pro- Pemberian infor

b. Proses- Analisis hambatan- Analisis hambatan- Merumuskan cara

c. Keluaran- Rencana kerja- Kesepakatan

Lokakarya Mini Tribulanan

rakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri olehat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf, serta dipimpin oleh camat..

an Pertama

yang dilakukan melalui dinamika kelompokprogram lintas sektorprogram kesehatankebijakan, program dan konsep baru

n bantu masing-masing sektorperan bantu dari masing-masing sektormasing-masing sektor

ulis sektor terkait dalam mendukung programsuk program pemberdayaan masyarakatan Rutin

an pelaksanaan program kesehatan dan dukungansektor

asalah/ hambatan dari masing-masing sektor dalamgram kesehatan

masi baru

dan masalah pelaksanaan program kesehatandan masalah dukungan dari masing-masing sektorpenyelesaian masalah

tribulan yang baru

uskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 64

bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu)

Page 65: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 65

b) Menyusun saran peningkatan

penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian kinerja Puskesmas serta

masalah dan hambatan yang ditemukan

dari hasil telaahan bulanan dan triwulan.

4) Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir

tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan

mencakup hal-hal sebagai berikut :

a) Melakukan penilaian terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang

dicapai, dibandingkan dengan rencana

tahunan dan standar pelayanan. Sumber

data yang dipergunakan pada penilaian

dibedakan atas dua. Pertama, sumber data

primer yakni yang berasal dari SIMPUS

dan berbagai sumber data lain yang

terkait, yang dikumpulkan secara khusus

pada akhir tahun. Kedua, sumber data

sekunder yakni data dari hasil

pemantauan bulanan dan triwulanan.

b) Menyusun saran peningkatan

penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan

pencapaian serta masalah dan hambatan

yang ditemukan untuk rencana tahun

berikutnya.

c. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah

proses kepastian atas kesesuaian

Page 66: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 66

penyelenggaraan dan pencapaian tujuan

puskesmas terhadap rencna dan peraturan

perundang-undangan serta berbagai kewajiban

yang berlaku. Untuk terselenggaranya

pengawasan dan pertanggungjawaban

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam

yakni pengawasan internal dan eksternal.

Pengawasan internal dilakukan secara

melekat oleh atasan langsung. Pengawasan

eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas

kesehatan kab/ kota serta barbagai institusi

pemerintah terkait. Pengawasan mencakup

aspek administratif, keuangan dan teknis.

Apabila dana pengawasan ditemukan adanya

penyimpangan, baik terhadap rencana,

standar, peraturan perundang-undangan

maupun berbagai kewajiban yang berlaku,

perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2) Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala

Puskesmas harus membuat laporan

pertanggungjawaban tahunan yang

mencakup pelaksanaan kegiatan, serta

perolehan dan penggunaan berbagai

sumberdaya termasuk keuangan. Laporan

Page 67: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 67

tersebut disampaikan kepada Dinas

Kesehatan kabupaten/ Kota serta pihak-

pihak terkait, termasuk masyarakat melalui

Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi

penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala

Puskesmas yang lama diwajibkan membuat

laporan pertanggungjawaban masa

jabatannya.

5. Pembiayaan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat

yang menjadi tanggungjawab Puskesmas, perlu

ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang

cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan Puskesmas yakni

a. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber

pembiayaan yang berasal dari pemerintah

terutama adalah pemerintah kabupaten/kota.

Di samping itu Puskesmas masih menerima

dana yang berasal dari pemerintah propinsi dan

pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh

pemerintah dibedakan atas dua macam yakni :

1) Dana anggaran pembangunan yang

mencakup dana pembangunan gedung,

pengadaan peralatan serta pengadaan obat

2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji

karyawan, pemeliharaan gedung dan

Page 68: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 68

peralatan, pembelian barang habis pakai

serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk

diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke

pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya

dibahas bersama DPRD kabupaten/kota.

Puskesmas diberikan kesempatan melalui

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang

diterima oleh Puskesmas adalah Kepala

Puskesmas atau seorang staf yang ditetapkan

oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atas

utusan Kepala Puskesmas.

Peggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan

yang telah disetujui dengan memperhatikan

berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah,

masyarakat dikenakan kewajiban membiayai

upaya kesehatan perorangan yang

dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan

oleh peraturan daerah masing-masing

(retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebijakan

yang terkait dengan pemanfaatan dana yang

diperoleh dari penyelenggaraan upaya

kesehatan perorangan ini yakni :

Page 69: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 69

1) Seluruhnya disetor ke kas daerah

Untuk itu secara berkala Puskesmas

menyetor seluruh dana distribusi yang

diterima ke kas daerah melalui dinas

kesehatan kabupaten/kota

2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh

Puskesmas

Beberapa daerah tertentu membenarkan

Puskesmas menggunakan seluruh dana yang

diperoleh dari penyelenggaraan upaya

kesehatan perorangan untuk membiayai

kegiatan operasional Puskesmas. Dahulu

Puskesmas yang menerapkan model

pemanfaatan dana seperti ini disebut

Puskesmas Swadana. Pada saat ini sesuai

dengan kebijakan dasar Puskesmas yang

harus menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat yang dananya ditanggung oleh

pemerintah diubah menjadi Puskesmas

Swakelola. Dengan perkataan lain

Puskesmas tidak mungkin sepenuhnya

menjadi Swadana. Pemerintah tetap

berkewajiban menyediakan dana yakni untuk

membiayai upaya kesehatan masyarakat

yang memang menjadi tanggungjawab

pemerintah.

c. Sumber Lain

Pada saat ini Puskesmas juga menerima dana

dari beberapa sumber lain seperti :

Page 70: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 70

1. PT ASKES peruntukannya sebagai imbal jasa

pelayanan yang diberikan kepada para

peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan

kepada para pelaksana sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya

juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada peserta jamsostek.

Dana tersebut juga dibagikan kepada para

pelaksana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3. JPSBK/PKPSBBM

Untuk membantu masyarakat miskin,

pemerintah menyalurkan dana secara

langsung ke Puskesmas. Pengelolaan dana

ini mengacu pada Pedoman yang telah

ditetapkan.

B. APLIKASI KEBIJAKAN DALAM PENYELENGGARAAN

PUSKESMAS

Kebijakan Dasar Puskesmas yang ditetapkan dengan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 128/MenKes/SK/II/2004, seharusnya

menjadi acuan bagi manajer/Kepala Puskesmas dalam

menyelenggarakan/ mengelola Puskesmasnya.

Bagian II dari uraian materi modul ini mencoba

menjabarkan, bagaimana aplikasi/penerapan Kebijakan

Page 71: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 71

dasar tersebut dalam menyelenggarakan/ mengelola

Puskesmas.

1. Visi

Setiap Puskesmas harus memiliki visi, yaitu

gambaran masa depan masyarakat diwilayah kerja

Puskesmas yang ingin dicapai melalui pembangunan

kesehatan diwilayah tersebut. Dalam menyusun visi

Puskesmas, harus mengacu pada visi pembangunan

kesehatan di wilayah kecamatan yaitu: Terwujudnya

Kecamatan Sehat, serta mempertimbangkan :

Visi Departemen Kesehatan, yaitu: Memandirikan

masyarakat untuk hidup sehat

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana

Puskesmas itu berada.

Apabila Puskesmas belum memiliki visi, kepala

Puskesmas memfasilitasi penyusunan visi dengan

melibatkan “orang-orang kunci” atau para

penanggung jawab program di Puskesmas. Mungkin

diperlukan beberapa kali pertemuan untuk

penyusunan visi sampai ada kesepakatan. Setelah

dirumuskan visi yang disepakati, kemudian

mensosialisasikan visi tersebut kepada seluruh

jajaran SDM Puskesmas, agar dipahami, dihayati

dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugasnya.

Visi suatu Puskesmas menggambarkan tentang

kondisi yang ingin dicapai pada kurun waktu

tertentu, misalnya 5 tahun atau 10 tahun.

Page 72: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulu

Apabila Puskesmas sudah memiliki visi, perlu dikaji

kembali, apakah visi tersebut masih relevan dengan

kondisi saat ini, dengan visi Departemen Kesehatan

dan visi dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Beberapa contoh visi Puskesmas:

Terwujudnya masyarakat mandiri dan peduli

kesehatan.

Kesehatan bagi semua, setiap saat, dimana saja,

kapan saja dan oleh semua orang

Tiada hari tanpa pelayanan prima dan paripurna.

dan lain-lain.

Panduan menyusun/merumuskan visi Gambarkan keadaan kesehatan masyarakat yang

diinginkan diwilayah kerja Puskesmas anda pada 5atau 10 tahun mendatang.

Keadaan tersebut secara kuantitatif dan kualitatifharus berbeda dengan keadaan sekarang.

Rumusan visi harus menarik dan dapat menantangserta memberikan semangat untuk mencapainya.

Tulisan ringkas dan mudah dimengerti.

m Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 72

Tabel 13. Panduan Menyusun Visi

Menarik bagi setiap orang didalam organisasi

Page 73: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kuri

2. Misi

Puskesmas perlu menjabarkan misi pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

kedalam misi Puskesmas.

Contoh misi Puskesmas:

a) Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas

dan terjangkau bagi masyarakat diwilayah kerja

Puskesmas.

b) Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat

melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang

sesuai dengan situasi kondisi dan kebutuhan

masyarakat setempat.

c) Melakukan upaya penggerakkan pembangunan

berwawasan kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas,serta pemantauan dampak

pembangunan tersebut terhadap kesehatan

masyarakat.

d) dan lain-lain.

Panduan menyusun/merumuskan misi

Rumusan misi harus dapat memberi arah dan fokus untukperencanaan organisasi

Rumusan misi harus berlaku untuk jangka waktu yang lama. Rumusan misi harus ringkas dan terbatas pada beberapa paragraf

. Rumusan misi menggambarkan tentang produk organisasi,

pelayanan yang diberikan, teknologi/metodologi yang digunakandan manfaat untuk masyarakat.

kulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 73

Tabel 14. Panduan Menyusun Misi

Page 74: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurik

3. P

S

s

fu

P

K

k

m

m

a

Penugasan 1. Menyusun visi dan misi PuskesmasSampai disini fasilitator memberikan penugasan 1, yaitu: Peserta dibagi dalam kelompok sesuai dengan tim Puskesmas. Didalam kelompok setiap individu menyusun visi dan misi

Puskesmas. Hasil individu dibahas sehingga menjadi hasil kelompok. Tuliskan hasil kelompok pada kertas manila berwarna, kemudian

ditempel didinding agar dapat dibaca oleh semua orang. Mintalah perwakilan kelompok untuk membacakan hasilnya. Peserta lain diberi kesempatan menanggapi.

Pada akhir tanggapan, fasilitator menyampaikan kesimpulan.

ulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 74

enerapan Fungsi Puskesmas

etelah menetapkan/memiliki visi dan misi, langkah

elanjutnya adalah bagaimana menerapkan ketiga

ngsi Puskesmas dalam pengelolaan/penyelenggaraan

uskesmas.

epala Puskesmas sebagai manajer harus memahami

etiga fungsi Puskesmas serta penerapannya dan

ampu memfasilitasi staf Puskesmas dalam

enerapkan fungsi tersebut.

) Penerapan fungsi sebagai Pusat Penggerak

Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Dalam menerapkan fungsi sebagai Pusat Penggerak

Pembangunan berwawasan Kesehatan diwilayah

kerjanya, beberapa kegiatan yang perlu dilakukan

adalah:

Puskesmas harus memulai dengan melakukan

sosialisasi tentang pemahaman Pembangunan

Page 75: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum

Berwawasan Kesehatan, agar setiap SDM

Puskesmas memiliki kesamaan persepsi, termasuk

apa yang menjadi peran Puskesmas.

Melakukan sosialisasi kepada aparat pemerintah

serta lintas sektor diwilayah kerja Puskesmas.

Mengiventarisasi pembangunan yang akan

dilaksanakan diwilayahnya, berkoordinasi dengan

aparat pemerintah kecamatan dan atau

desa/kelurahan.

Mengidentifikasi upaya/kegiatan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit yang harus

dilakukan sebagai antisipasi terhadap dampak

pembangunan tersebut terhadap kesehatan.

Melakukan pemantauan terhadap dampak

kesehatan dari penyelenggaraan pembangunan

tersebut, serta membuat laporan hasil

pemantauan.

Penugasan 2. Memantapkan pemahaman PembangunanBerwawasan KesehatanFasilitator memberi penugasan,yaitu: Mengidentifikasi jenis pembangunan di wilayah kerja

Puskesmas Memprediksi dampak pembangunan terhadap

kesehatan Mengidentifikasi kegiatan yang harus dilakukan. Menuliskan hasil kelompok pada kertas flipchart dan

Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 75

menempelnya pada dinding.

Page 76: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 76

b) Penerapan fungsi sebagai pusat pemberdayaan

masyarakat

Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat,

Puskesmas mewujudkannya dengan membentuk,

membina dan mengembangkan berbagai Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang pada

prinsipnya adalah bentuk upaya kesehatan yang

melibatkan peran aktif masyarakat, dikelola oleh

masyarakat atau dengan kata lain dari, oleh dan

untuk masyarakat.

Berbeda dengan waktu yang lalu, pada era

desentralisasi ini, UKBM yang dikembangkan

disuatu wilayah Puskesmas akan tidak sama,

tergantung dari situasi kondisi serta kebutuhan dan

potensi masyarakat setempat.

Upaya kesehatan berbasis masyarakat ( UKBM )

sangat tergantung pada partisipasi dan keterlibatan

masyarakat (community engagement) serta upaya

terpadu antara masyarakat dengan elemen-elemen

dalam pemerintahan. Dalam pembentukan Desa

Siaga, masyarakat difasilitasi agar mampu

melakukan analisa masyarakatnya, potensi-potensi

yang ada, dan langkah-langkah penyelesaian

masalah.

Secara lebih jelas, penerapan fungsi sebagai Pusat

Pemberdayaan Masyarakat akan dibahas pada bab

tentang Azas Pemberdayaan Masyarakat.

Page 77: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 77

c) Penerapan fungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan

strata pertama

Pada umumnya Puskesmas telah menerapkan fungsi

sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama,

baik pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat

pribadi (private goods) maupun pelayanan kesehatan

masyarakat yang bersifat publik (public goods).

Namun sejalan dengan perkembangan IPTEK

dibidang kesehatan/kedokteran, informasi dan

komunikasi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat

akan pelayanan kesehatan, Puskesmas perlu

melakukan :

1) Mengidentifikasi pangsa pasar atau masyarakat

yang menjadi pelanggan Puskesmas

2) Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat tersebut

akan pelayanan yang perlu disediakan di

Puskesmas

3) Apabila pelayanan yang dibutuhkan masyarakat

ternyata masih diluar kemampuan Puskesmas

untuk menyelenggarakannya, Puskesmas harus

membahas dengan dinas kesehatan

kabupaten/kota dan BPP (apabila sudah

terbentuk). Karena pelayanan tersebut merupakan

upaya kesehatan pengembangan yang menjadi

kebutuhan masyarakat.

4) Tentukan prioritas pelayanan yang akan

dikembangkan. Kemungkinan pelayanan yang

menjadi kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil

identifikasi tidak dapat sekaligus dipenuhi. Untuk

pelayanan yang menjadi prioritas untuk

Page 78: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 78

dikembangkan, perlu dipersiapkan tenaga, sarana

dan prasarana sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

4. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

a. Upaya kesehatan yang diselenggarakan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan

Puskesmas telah ditetapkan dalam upaya

kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan, sebagai berikut:

Upaya Kesehatan Wajib :1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesehatan Lingkungan3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga

berencana4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyaklit

menular6. Upaya Pengobatan

Upaya kesehatan Pengembangan a.l.1. Upaya Kesehatan Sekolah2. Upaya Kesehatan Olah raga3. Upaya Kesehatan masyarakat4. Upaya Kesehatan Kerja5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut6. Upaya Kesehatan Jiwa7. Upaya Kesehatan Mata8. Upaya Kesehatan Usia lanjut9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Page 79: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 79

Sebagaimana telah ditetapkan, upaya kesehatan wajib

harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada

diwilayah Indonesia. Sedangkan Upaya Kesehatan

Pengembangan tidak akan sama disetiap Puskesmas,

karena ditetapkan berdasarkan permasalahan

kesehatan yang ditemukan dimasyarakat dan atau

sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

Upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan harus dikelola secara optimal, mulai

dari perencanaan, penggerakkan pelaksanaan sampai

monitoring dan evaluasinya. Untuk itu secara terinci

akan dibahas pada modul inti manajemen Puskesmas

(Modul Perencanaan, Lokakarya Mini dan Evaluasi

Kinerja Puskesmas).

b. Azas penyelenggaraan

Pada hakekatnya, azas penyelenggaraan adalah

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi

Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

Puskesmas.

1) Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Dalam menerapkan azas pertanggungjawaban

wilayah, ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Pertanggungjawaban atas wilayah kerja

Puskesmas, jadi sebagai tanggungjawab

institusi, bahwa Puskesmas bertanggungjawab

dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat diwilayah kerjanya. Karena itu

setiap penyelenggaraan upaya kesehatan dan

kegiatannya, harus berorientasi pada

Page 80: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 80

pemenuhan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan serta mengantisipasi

permasalahan kesehatan yang dihadapi. Pada

umumnya Puskesmas merealisasikan azas

pertanggungjawaban wilayah melalui

penyelenggaraan upaya kesehatan melalui

puskesmas, puskesmas pembantu,

puskesmas keliling, bidan di desa dan lain-

lain kegiatan luar gedung. Namun penting bagi

Puskesmas untuk mengetahui apakah azas

pertanggungjawaban wilayah telah

dilaksanakan secara optimal. Untuk itu

Puskesmas perlu:

Mengidentifikasi apakah upaya kesehatan

yang dilakukan oleh Puskesmas sudah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat

diwilayah kerja Puskesmas?

Mengidentifikasi apa saja permasalahan

kesehatan yang ada diwilayah kerja

Puskesmas, dan apakah upaya yang

dilakukan sudah mengantisipasi

permasalahan tersebut?

Mengidentifikasi upaya kesehatan yang

dilaksanakan oleh institusi pelayanan

kesehatan lain yang ada diwilayah kerja

Puskesmas, sehingga dapat dilakukan

upaya koordinasi dalam rangka

mengoptimalkan azas pertanggungjawaban

wilayah.

Page 81: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 81

b) Pertanggungjawaban setiap satuan wilayah

kerja atau setiap kegiatan, yaitu pemberian

tanggungjawab kepada setiap pelaksana

/petugas Puskesmas terhadap satu satuan

wilayah kerja seperti desa/kelurahan, atau

suatu kegiatan tertentu sesuai dengan

kemampuan. Hal ini akan membantu

mempermudah Puskesmas dalam menerapkan

azas pertanggungjawaban wilayah, serta

dalam melakukan pemantauan

penyelenggaraan upaya kesehatan diseluruh

wilayah kerja Puskesmas. Untuk itu perlu

dilakukan:

Mengidentifikasi satuan wilayah kerja yang

ada.

Mengidentifikasi seluruh kegiatan/program

kerja

Menginventarisasi seluruh tenaga

pelaksana/petugas serta kemampuan yang

dimiliki.

Membagi habis seluruh program kerja dan

satuan wilayah kerja kepada seluruh

petugas/tenaga pelaksana.

Pertanggungjawaban satuan wilayah kerja dan

program kerja, dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 82: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 82

Tabel 15. Pertanggungjawaban Satuan Wilayah

Kerja dan Progam Kerja Petugas Puskesmas

Format tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi Puskesmas.

Desa/

kelura

han

Petugas dan Program kerja/kegiatan

Petugas

A

Program

kerja

.............

......

.............

.....

Petugas

B

Progra

m kerja

............

.......

............

...

Petugas

C

Progra

m kerja

............

.......

............

....

Petugas

D

Progra

m kerja

............

.......

............

....

Petugas

E

Progra

m kerja

............

.......

............

....

Petugas

F

Progra

m kerja

............

.......

............

....

Desa/

Kel A

xxxxxxx

Desa/

Kel B

xxxxxx

x

Desa/

Kel C

xxxxxx

x

Desa/

Kel D

xxxxxx

x

Desa/

Kel E

xxxxxx

x

Desa/

Kel F

xxxxxx

x

Page 83: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 83

Keterangan:

Kolom Desa/Kelurahan: diisi dengan seluruh nama

desa/kelurahan yang ada diwilayah kerja

Puskesmas. Kolom Petugas dan Program Kerja: diisi

dengan nama dan jenis petugas

pelaksana/penanggungjawab program yang ada di

Puskesmas serta program kerja/kegiatan yang

menjadi tanggungjawabnya.

Tanda xxxxxxxx: menunjukkan bahwa petugas yang

bersangkutan sebagai penanggungjawab satuan

wilayah kerja (desa/kelurahan), serta juga tetap

bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan

program/kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya

untuk desa/ kelurahan lainnya.

Matriks tersebut merupakan contoh yang bisa

dikembangkan lagi oleh Puskesmas.

2) Azas Pemberdayaan Masyarakat

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa

penerapan azas pemberdayaan masyarakat dalam

penyelenggaraan Puskesmas dilakukan melalui

pembentukan dan pembinaan UKBM. Upaya

kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) sangat

tergantung pada partisipasi dan keterlibatan

masyarakat (community engagement), serta upaya

terpadu antara masyarakat dengan elemen-elemen

dalam pemerintahan. Dalam pembentukan desa

siaga, masyarakat difasilitasi agar mampu

melakukan analisa masyarakatnya, potensi-

Page 84: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 84

potensi yang ada, dan langka-langkah

penyelesaian masalah. Demikian halnya dalam

menentukan bentuk/jenis UKBM yang diperlukan,

mulai dengan melibatkan masyarakat mengenal

dan menganalisis permasalahan, potensi yang

dimiliki serta alternatif penanggulangan masalah.

Istilah Community Engagement diterjemahkan

dalam Bahasa Indonesia sebagai keterlibatan

masyarakat secara penuh. Community Engagement

didefinisikan sebagai sebuah proses dimana

anggota-anggota masyarakat, dengan kekuatan

dan sumber daya/dana yang dimiliki, terlibat

secara penuh dan bertanggung jawab dalam upaya

meningkatkan atau memperbaiki derajat

kesehatan meraka. Proses yang terlibat dapat

meliputi: pembuatan rencana aksi, pelaksanaan,

surveilans, evaluasi dan monitoring).

Dalam Community Engagement, terkandung

unsur partisipasi aktif, komitmen dan kesabaran

serta kerja sama membuat perubahan atau

perbaikan. Jadi community engagement lebih dari

sekedar mobilisasi masyarakat (misalnya kerja

sama bersih lingkungan memperingati hari

Kemerdekaan 17 Agustus).

Modal penting dalam community engagement

adalah rasa ikut memiliki dan perasaan sebagai

komunitas yang berdaya, bertanggung jawab dan

mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan di

lingkungannya.

Page 85: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 85

KENAPA PERLU COMMUNITY ENGAGEMENT?

Riset dalam dua dekade belakangan ini

menunjukkan fakta bahwa perilaku sosial dan

faktor-faktor non-kesehatan besar perannya dalam

derajat kesehatan individu maupun kelompok

masyarakat. Misalnya: gaya hidup minum

minuman beralkohol, merokok, diet yang tidak

sehat berperanan dalam penyakit darah tinggi dan

stroke. Atau perilaku yang tidak higienis lebih

memungkinkan seseorang menderita diare.

Riset juga menunjukkan bahwa masyarakat dapat

memperbaiki atau meningkatkan derajat

kesehatannya (misalnya menurunkan angka

kematian, meningkatkan usia harapan hidup,

menurunkan angka kejadian DBD, diare atau

mengurangi risiko diabetes) bila setiap individu

anggota masyarakat secara aktif bekerja sama

melakukan perubahan perilaku menjadi lebih

sehat.

IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS dan KEMITRAAN

Telah disebutkan bahwa kemitraan antara

masyarakat, elemen pemerintah dan swasta akan

sangat menentukan keberhasilan pembentukan

desa siaga.

Stakeholders adalah individu atau institusi yang

baik secara langsung atau tidak langsung, secara

positif atau negative terkait dengan suatu

permasalahan (mis. sebagai penyebab masalah

atau korban dari suatu masalah). Untuk

Page 86: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 86

mengidentifikasi siapa saja aktor yang terlibat,

tidaklah mudah tapi proses identifikasi ini

diperlukan sebelum menentukan langkah strategis

penanganan permasalahan kesehatan yang ada.

Dengan diagram (3 lingkaran) di bawah ini,

identifikasilah siapa saja stakeholders yang

terlibat dalam proyek/permasalahan kesehatan

yang ada.

Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut

sebagai panduan melakukan identifikasi

stakeholders yang relevan:

- Siapakah yang bertanggung jawab atau

menyebabkan suatu masalah kesehatan?

- Siapa saja dalam masyarakat yang secara

langsung terpengaruh oleh masalah kesehatan

tersebut?

- Siapakah, yang berada didekat/diluar

masyarakat yang secara langsung terpengaruh

oleh masalah kesehatan tersebut?

- Siapa yang mungkin terpengaruh, baik secara

negatif/positif oleh masalah kesehatan yang

ada?

- Siapa yang cukup peduli dengan masalah

kesehatan yang ada yang mungkin akan dapat

membantu atau berpartisipasi dalam

mengatasinya?

- Siapakah mereka yang ‘voiceless’ (yang

termarginalisasi) yang perlu khususnya

diperhatikan dalam masalah kesehatan ini?

Page 87: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 87

- Siapa sajakah mereka yang dapat menjadi

perwakilan/representative dari mereka yang

terpengaruh oleh masalah kesehatan yang

dihadapi?

- Siapakah yang mungkin mengalami masalah

serupa di masyarakat yang lainnya?

- Siapakah yang mungkin berkepentingan/akan

tertarik dengan permasalahan kesehatan yang

ada?

- Siapakah yang bertanggung jawab dalam

monitoring/pengawasan dan regulasi masalah

kesehatan yang bersangkutan?

- Siapakah yang memiliki “kekuasaan” atau

“otoritas” untuk mengabulkan permintaan

anda? Atau menuruti/mengabulkan apa yang

anda minta?

- Siapakah yang memiliki ‘kekuasaan’ atau

‘wewenang’ lebih terhadap orang yang dapat

mengabulkan permintaan anda? (mis. Siapa

bosnya? Atau siapakah kekuasaan yang lebih

tinggi lagi?)

- Siapakah ‘opponent’ anda (atau) mereka yang

berpotensi menentang anda?

- Siapakah yang paling berkepentingan untuk

mempertahankan ‘status quo’?

- Siapakah yang berpotensi dalam memobilisasi

atau menghambat rencana yang akan

dilakukan?

- Siapakah yang dapat memberikan sumbangan

secara financial/ teknis?

Page 88: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 88

- Perilaku siapakah yang perlu diubah untuk

menjamin keberhasilan pengatasan masalah

kesehatan?

Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan di atas untuk

menyelesaikan tiga diagram tiga lingkaran bertumpuk

ini

Gambar 1. Lingkaran Identifikasi Stakeholders dan

Kemitraan

Yang mungkin tertarik

Tidak langsung terlibat/terpengaruh

Langsungterpengaruh

Page 89: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 89

Dalam merealisasikan/menerapkan azas

pemberdayaan masyarakat, perlu dipahami

tentang Prinsip, Strategi dan Pokok-pokok

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, sebagai

berikut:

Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat

a. Menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat

Di dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan

derajat kesehatan masyarakat sebaiknya secara

bertahap sedapat mungkin menggunakan sumber

daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila

diperlukan bantuan dari luar bentuknya hanya

berupa perangsang atau pelengkap sehingga tidak

semata-mata bertumpu pada bantuan tersebut.

b. Menumbuhkan dan atau mengembangkan peran

serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Peran serta masyarakat didalam pembangunan

kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya

jumlah anggota masyarakat yang mau

memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti

memanfaatkan puskesmas, pustu, polindes, mau

hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan,

mau menjadi kader kesehatan, mau menjadi

peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya

c. Mengembangkan semangat gotong royong dalam

pembangunan kesehatan

Page 90: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 90

Semangat gotong royong yang merupakan warisan

budaya masyarakat Indonesia hendaknya dapat

juga ditunjukkan dalam upaya pemeliharaan dan

peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Adanya semangat gotong royong ini dapat diukur

dengan melihat apakah masyarakat bersedia

bekerjasama dalam peningkatan sanitasi

lingkungan, penggalakan gerakan 3 M (Menguras-

Menutup-Menimbun) dalam upaya

pemberantasan penyakit demam berdarah, dan

lain sebagainya.

d. Bekerja bersama masyarakat

Setiap pembangunan kesehatan hendaknya

pemerintah/ petugas kesehatan menggunakan

prinsip bekerja untuk dan bersama masyarakat.

Maka akan meningkatkan motivasi dan

kemampuan masyarakat karena adanya

bimbingan, dorongan, alih pengetahuan dan

keterampilan dari tenaga kesehatan kepada

masyarakat.

e. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi

kemasyarakatan yang ada dimasyarakat.

Prinsip lain dari pemberdayaan masyarakat di

bidang kesehatan adalah pemerintah/tenaga

kesehatan hendaknya memanfaatkan dan bekerja

sama dengan LSM serta organisasi

kemasyarakatan yang ada di tempat tersebut.

Dengan demikian upaya pemeliharaan dan

Page 91: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 91

peningkatan derajat kesehatan masyarakat lebih

berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

f. Penyerahan pengambilan keputusan kepada

masyarakat

Semua bentuk upaya pemberdayaan masyarakat

termasuk di bidang kesehatan apabila ingin

berhasil dan berkesinambungan hendaknya

bertumpu pada budaya dan adat setempat. Untuk

itu pengambilan keputusan khususnya yang

menyangkut tata cara pelaksanaan kegiatan guna

pemecahan masalah kesehatan yang ada di

masyarakat hendaknya diserahkan kepada

masyarakat, pemerintah/tenaga kesehatan hanya

bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator.

Sehingga masyarakat merasa lebih memiliki

tanggung jawab untuk melaksanakannya, karena

pada hakekatnya mereka adalah subyek dan

bukan obyek pembangunan.

Ciri-ciri pemberdayaan masyarakat

Sebuah kegiatan dapat dikategorikan sebagai upaya

yang berlandaskan pada pemberdayaan masyarakat

apabila dapat menumbuhkan dan mengembangkan

kemampuan/kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat

itu sendiri, bukan kegiatan yang segala sesuatunya

diatur dan disediakan oleh pemerintah maupun

pihak lain.

Page 92: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 92

Kemampuan (potensi) yang dimiliki oleh masyarakat,

dapat berupa :

a. Tokoh-tokoh masyarakat

Yang tergolong sebagai tokoh masyarakat adalah

semua orang yang memiliki pengaruh di

masyarakat setempat baik yang bersifat formal

(Ketua RT, Ketua RW, Ketua Kampung, Kepala

Dusun, Kepala Desa) maupun tokoh non formal

(Tokoh agama, adat, tokoh pemuda, kepala suku).

Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan kekuatan

yang sangat besar yang mampu menggerakkan

masyarakat di dalam setiap upaya pembangunan.

b. Organisasi kemasyarakatan

Organisasi yang ada di masyarakat seperti LLPKK,

Lembaga Persatuan Pemuda (LPP), Pengajian, dan

lain sebagainya merupakan wadah berkumpulnya

para angggota dari masing-masing organisasi

tersebut, sehingga upaya pemberdayaan

masyarakat akan lebih berhasil guna apabila

pemerintah / tenaga kesehatan

memanfaatkannya dalam upaya pembangunan

kesehatan.

c. Dana masyarakat

Pada golongan masyarakat tertentu, penggalangan

dana masyarakat merupakan upaya yang tidak

kalah pentingnya. Tetapi pada golongan

masyarakat yang tidak ekonominya pra-sejahtera,

Page 93: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 93

penggalangan dana masyarakat hendaknya

dilakukan sekedar agar mereka merasa ikut

memiliki dan bertanggung-jawab terhadap upaya

pemeliharaan dan peningkatan derajat

kesehatannya. Cara lain yang dapat ditempuh

adalah dengan model tabungan-tabungan atau

sistem asuransi yang bersifat subsidi silang.

d. Sarana dan material yang dimiliki masyarakat

Pendayagunaan sarana dan material yang dimiliki

oleh masyarakat seperti peralatan, batu kali,

bambu, kayu dan lain sebagainya untuk

pembangunan kesehatan akan menumbuhkan

rasa tanggung jawab dan ikut memiliki dari

masyarakat.

e. Pengetahuan masyarakat

Masyarakat memiliki pengetahuan yang

bermanfaat bagi pembangunan kesehatan

masyarakat, seperti pengetahuan tentang obat

tradisional (asli Indonesia), pengetahuan mengenai

penerapan teknologi tepat guna untuk

pembangunan fasilitas kesehatan di wilayahnya

misal penyaluran air menggunakan bambu dll.

Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat

tersebut akan meningkatkan keberhasilan upaya

pembangunan kesehatan.

Page 94: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 94

f.Teknologi yang dimiliki masyarakat

Masyarakat juga telah memiliki teknologi tersendiri

dalam memecahkan masalah yang dialaminya,

teknologi ini biasanya bersifat sederhana tapi tepat

guna. Untuk itu pemerintah sebaiknya

memanfaatkan tekonologi yang dimiliki oleh

masyarakat tersebut dan apabila memungkinkan

dapat memberikan saran teknis guna

meningkatkan hasil gunanya.

g. Pengambilan keputusan

Apabila tahapan penemuan masalah dan

perencanaan kegiatan pemecahan masalah

kesehatan telah dapat dilakukan oleh masyarakat,

maka pengambilan keputusan terhadap upaya

pemecahan masalahnya akan lebih baik apabila

dilakukan oleh masyarakat sendiri. Dengan

demikian kegiatan pemecahan masalah kesehatan

tersebut akan berkesinambungan karena

masyarakat merasa memiliki dan bertanggung

jawab terhadap kegiatan yang mereka rencanakan

sendiri.

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya kesehatan

Page 95: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 95

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

telah disediakan oleh pemerintah

3. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh

masyarakat untuk pembangunan kesehatan

4. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan

pembangunan kesehatan yang sesuai dengan

kultur budaya masyarakat setempat

5. Mengembangkan manajemen sumber daya yang

dimiliki masyarakat secara terbuka (transparan).

POKOK - POKOK KEGIATAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Untuk kegiatan di tingkat desa, pemberdayaan

masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan PKMD

(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).

Pendekatan ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

Pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat

Pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat berupa

sosialisasi tentang pentingnya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat serta pentingnya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Penemuan masalah kesehatan

Penemuan masalah kesehatan dilakukan oleh

masyarakat sendiri melalui suatu survei yang disebut

dengan survei mawas diri (SMD) yang dilakukan oleh

kader penggerak pembangunan kesehatan (kader

Page 96: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 96

kesehatan). Kader kesehatan ini dipilih dari dan oleh

masyarakat.

1. Penyamaan persepsi tentang permasalahan

kesehatan yang ada di masyarakat dan perencanaan

kegiatan untuk pemecahan masalah.

Tahapan penyamaan persepsi dan perencanaan

kegiatan untuk pemecahan masalah kesehatan yang

telah diketemukan dilakukan dalam suatu pertemuan

yang dihadiri oleh semua tokoh masyarakat dan kader

kesehatan. Dengan demikian diharapkan ada

kesepakatan tentang bentuk-bentuk kegiatan yang

akan dilakukan untuk memecahkan masalah

kesehatan yang telah ditemukan.

2. Pelaksanaan rencana kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan

bersama dilakukan semaksimal mungkin oleh

masyarakat setempat dengan menggunakan sumber

daya yang ada di masyarakat, sedangkan bantuan dari

pihak luar hanya bersifat rangsangan ataupun

pelengkap.

3. Pembinaan dan pengembangan

Pembinaan dan pengembangan kegiatan di tingkat

desa selain dilakukan oleh tingkat kecamatan/

puskesmas, hendaknya dapat pula dilakukan oleh

tokoh-tokoh masyarakat seperti Kepala desa, Kepala

dusun, Ketua RW/RT, Ketua LLPKK, Tokoh agama,

dan lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan

Page 97: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 97

pembinaan dan pengembangan ini diharapkan

masyarakat tetap memiliki semangat untuk melakukan

pembangunan kesehatan di lingkungannya.

4. Langkah-langkah Kegiatan pembinaan dan

pengembangan :

Pembinaan peran serta masyarakat tingkat desa

merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan,

berkesinambungan dan saling terkait.

Paket kegiatan dalam pembinaan peran serta

masyarakat dalam mewujudkan Poskesdes dan desa

siaga meliputi :

a. Pertemuan Tingkat Desa (PTD)

b. Survei Mawas Diri (SMD)

c. Musyawaran Masyarakat Desa )MMD)

d. Latihan Kader

Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut pada

hakekatnya merupakan suatu kesatuan pendekatan

edukatif dan karenanya menjadi kegiatan lanjutan serta

bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan sebelumnya

di tingkat kecamatan.

A. Pertemuan Tingkat Desa (PTD)

Pertemuan tingkat desa merupakan langkah awal

dari kegiatan pembinaan di tingkat desa.

1. Tujuan kegiatan ini adalah :

a. Dikenalnya konsep desa siaga sebagai upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Page 98: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 98

b. Dikenalnya Poskesdes sebagai wadah

koordinasi UKBM yang merupakan kriteria

desa siaga

c. Diperolehnya dukungan pamong dan pemuka

masyarakat dalam pelaksanaan desa siaga

d. Disadari pentingnya survei mawas diri

e. Tersusunnya kelompok kerja Survei mawas

diri dan jadwal survei

2. Tempat pertemuan sebaiknya dipilih di desa,

medayagunakan balai desa atau tempat

pertemuan lainnya di desa.

3. Peserta pertemuan terdiri dari atas

a. Peserta tingkat kecamatan

Camat atau stafnya (Kesra dan Seksi

seksi pemerintahan dan pembangunan

Kecamatan)

Dokter pimpinan beserta staf puskesmas

Pimpinan Dinas Kependudukan Catatan

Sipil dan Keluarga Berencana (Disduk

Capil KB), Depag, Deptan dan lintas

sektor lain di Kecamatan

b. Peserta tingkat desa

Kepala Desa dan pamong desa lainnya

Bidan di desa

Kader desa siaga

Pimpinan LSM

Page 99: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 99

Pemuka masyarakat : LLPKK,

Pramuka,Lembaga Persatuan Pemuda

(LPP), Guru dan Pemuka agama setempat

4. Waktu untuk pertemuan hendaknya disesuaikan

dengan kesediaan dan kondisi desa yang

bersangkutan, agar memungkinkan semua yang

diundang hadir serta cukup memberikan

kesempatan untuk tercapainya tujuan pertemuan

di atas

5. Pelaksanaan pertemuan hendaknya diatur

sebagai berikut :

a. Berdasarkan petunjuk dan hasil pertemuan

tingkat kecamatan, Kepala Desa mengundang

para peserta pertemuan tingkat desa

b. Pertemuan dibuka oleh kepala desa dengan

memperkenal kan para hadirin dan

menjelaskan maksud pertemuan serta acara

pertemuan

c. Kepala desa mempersilahkan Camat atau

wakilnya untuk memberikan sambutan atau

arahan pertemuan

d. Kemudian bidan di desa sebagai pembicara

berikutnya menjelaskan tentang masalah

kesehatan dan perlunya Desa Siaga yang

meliputi latar belakang, tujuan dan cara

pelaksanaan serta pentingnya dukungan

masyarakat dalam program tersebut.

Page 100: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 100

e. Selanjutnya di diskusikan bersama tentang

langkah kegiatan khususnya tentang survei

mawas diri, waktu pelaksanaan survei dan

kelompok yang akan melakukan survei, serta

ditentukannya waktu untuk mengadakan

musyawarah masyarakat desa.

B. Survei Mawas Diri ( SMD )

1. SMD adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan,

dan pengkajian masalah kesehatan oleh

sekelompok masyarakat setempat di bawah

bimbingan petugas kesehatan di desa / bidan di

desa

2. Tujuan SMD

a. Masyarakat mengenal, mengumpulkan data,

mengkaji masalah kesehatan yang ada di desa

dalam rangka menyiapkan desa siaga.

b. Timbulnya minat dan kesadaran masyarakat

untuk mengetahui masalah kesehatan dan

pentingnya desa siaga.

3. SMD dilaksanakan di desa terpilih dengan

memilih lokasi tertentu yang dapat

menggambarkan keadaan desa pada umumnya.

4. SMD dilaksanakan oleh sekelompok warga

masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan

tingkat desa. Informasi tentang masalah-masalah

kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak

mungkin dari Kepala Keluarga (KK) yang

bermukim dilokasi terpilih tersebut.

Page 101: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 101

5. Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil

kesepakatan pertemuan desa

6. Cara pelaksanaan Survei Mawas Diri

a. Bidan di desa dan kelompok yang ditugaskan

untuk melaksanakan Survei Mawas Diri

meliputi :

Penentuan sasaran, baik jumlah KK ataupun

lokasinya

Penentuan jenis informasi masalah

kesehatan yang akan dikumpulkan dalam

mengenal masalah kesehatan

Penentuan cara memperoleh informasi

kesehatan, Misalnya apakah akan

mempergunakan cara pengamatan atau

wawancara. Cara memperoleh informasi

dapat dilakukan dengan kunjungan dari

rumah ke rumah atau melalui pertemuan

kelompok sasaran.

Pembuatan instrumen / alat untuk

memperoleh informasi kesehatan. Misalnya

dengan menyusun daftar pertanyaan

(kuisioner), yang akan dipergunakan dalam

wawancara atau membuat daftar hal -hal

yang akan dipergunakan dalam pengamatan.

b. Kelompok pelaksanaan Survei Mawas Diri

dengan bimbingan bidan di Desa

mengumpulkan informasi masalah kesehatan

sesuai dengan yang direncanakan pada butir a

Page 102: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 102

c. Kelompok pelaksanaan Survei Mawas Diri

dengan bimbingan bidan di Desa mengolah

informasi masalah kesehatan yang telah

dikumpulkan sehingga dapat diperoleh

perumusan masalah kesehatan dan prioritas

masalah kesehatan di wilayahnya.

C. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

1. MMD adalah pertemuan seluruh warga desa

untuk membahas hasil survei mawas diri dan

merencanakan penanggulangan masalah

kesehatan yang diperoleh dari hasil survei mawas

diri

2. Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa :

a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di

wilayahnya

b. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi

masalah kesehatan melalui pelaksanaan

Desa Siaga dan Poskesdes

c. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk

menanggulangi masalah kesehatan,

melaksanakan Desa Siaga dan Poskesdes

3. MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat

desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di

tingkat kecamatan (Seksi-seksi pemerintahan dan

pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan

lain lain)

5. MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat

pertemuan lain yang ada di desa

Page 103: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 103

6. MMD dilaksanakan segera setelah SMD

dilaksanakan

7. Cara pelaksanaan :

a. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan

tujuan MMD dipimpin oleh kepala desa

b. Pengenalan masalah kesehatan oleh

masyarakat sendiri melalui curah pendapat

dengan mempergunakan alat peraga, poster,

dan lain lain dipimpin oleh petugas puskesmas

c. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD

d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah

kesehatan atas dasar pengenalan masalah

(butir b) dan hasil SMD (butir c) dilanjutkan

dengan rekomendasi teknis dari petugas

kesehatan di desa / bidan di desa

e. Penyusunan rencana penanggulangan

masalah kesehatan, dipimpin oleh kepala desa

f. Penutup

Penugasan 3.Mengidentifikasi program pemberdayaan masyarakatdiwilayah kerja Puskesmas.Fasilitator membagi peserta dalam kelompok Puskesmas,denganpenugasan: Menginventarisasi program pemberdayaan apa yang sudah

dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas. Memprediksi permasalahan kesehatan di masyarakat. Mengidentifikasi permasalahan apa yang belum tertangani

dengan porgram pemberdayaan saat ini? Mengidentifikasi/memprediksi program pemberdayaan apa lagi

yang harus dilakukan (dengan melibatkanmasyarakat sejak awal).

Page 104: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 104

3) Azas keterpaduan

Dalam menerapkan azas keterpaduan dalam

penyelenggaraan Puskesmas, hal mendasar yang

perlu dipahami adalah, keterpaduan merupakan

upaya memadukan penyelenggaraan upaya

kesehatan Puskesmas, baik wajib maupun

perorangan dalam rangka mengantisipasi

keterbatasan sumberdaya yang dimiliki serta

untuk mencapai hasil yang optimal. Karena

itu,sebaiknya keterpaduan sudah dimulai sejak

dari tahap perencanaan,serta perlu komitmen

dari semua pihak yang menjadi pemilik atau

penanggungjawab program, keterbukaan/

transparansi, serta kejelasan peran dan

tanggungjawab masing-masing.

Beberapa hal yang harus dilakukan Puskesmas:

Keterpaduan Lintas Program:

o Mengidentifikasi program/kegiatan yang

mempunyai sasaran yang sama.

o Memilah bentuk/jenis program yang bisa

dipadukan penyelenggaraannya.

o Mengidentifikasi potensi yang ada untuk

masing-masing progam, seperti; tenaga/

SDM, sarana dan fasilitas, dana yang dimiliki

dll.

o Mengidentifikasi peran dan tanggungjawab

setiap orang yang terlibat dalam keterpaduan

tersebut.

Page 105: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 105

o Menuangkan program keterpaduan dalam

suatu rencana kegiatan, digabungkan

dengan /menjadi bagian dari perencanaan

Puskesmas

o Membahas rencana kegiatan tersebut agar

dipahami semua orang yang terlibat serta

untuk mendapatkan komitmen dalam

pelaksanaannya.

Keterpaduan Lintas Sektor

o Mengidentifikasi program/kegiatan yang

memerlukan koordinasi dan keterlibatan

sektor lain dalam penyelenggaraannya,yaitu

yang mempunyai sasaran program/kegiatan

yang sama.

o Mengadakan pertemuan dengan lintas sektor

tersebut untuk membahas tentang

bentuk/jenis program terpadu lintas

sektor,potensi masing-masing sektor,serta

peran dan tanggungjawab masing-masing.

o Menuangkan program keterpaduan dalam

suatu rencana kegiatan ,digabungkan dengan

/menjadi bagian dari perencanaan

Puskesmas

o Membahas rencana kegiatan tersebut agar

dipahami semua orang yang terlibat serta

untuk mendapatkan komitmen dalam

pelaksanaannya.

Page 106: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 106

Secara operasional rencana keterpaduan

program/kegiatan dapat dibahas pada waktu

pelaksanaan Lokakarya Mini Puskesmas Bulanan

Pertama untuk keterpaduan lintas program dan

Lokakarya Mini Tribulanan Pertama untuk

keterpaduan lintas sektor.

4) Azas Rujukan

Sebenarnya sudah jelas bagi Puskesmas tentang

azas rujukan, baik rujukan Upaya Kesehatan

Perorangan maupun Upaya Kesehatan

Masyarakat. Yang kemudian menjadi penting

adalah, apakah Puskesmas memiliki mekanisme

atau prosedur rujukan secara tertulis yang

diketahui dan dipahami oleh setiap petugas

Puskesmas. Seringkali rujukan hanya diartikan

sebagai kegiatan pengiriman kasus/pasien yang

tidak dapat ditangani di Puskesmas,atau bentuk

permintaan bantuan ke Dinas Kesehatan

mengenai fasilitas, sarana pelayanan, tenaga dan

lain-lain.

Beberapa prosedur rujukan yang perlu dimiliki

Puskesmas antara lain:

Prosedur rujukan internal Puskesmas.

Prosedur rujukan kasus/pasien ke Pusat

Pelayanan Kesehatan Perorangan Strata yang

lebih tinggi (Rumah sakit dll).

Prosedur tindak lanjut rujukan pasien pasca

perawatan dari fasilitas pelayanan rujukan.

Page 107: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 107

Prosedur rujukan tersebut disusun oleh suatu tim

yang dipilih oleh pimpinan Puskesmas, dan

disahkan untuk diberlakukan serta dipatuhi oleh

semua petugas yang terkait.

5. Penerapan Manajemen Puskesmas

Pada prinsipnya, manajemen Puskesmas adalah

suatu rangkaian kegiatan yang sistematis, saling

terkait dan berkesinambungan, efektif serta efisien,

dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya

kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat sesuai dengan azas penyelenggaraan

Puskesmas, agar menghasilkan luaran Puskesmas

secara optimal.

Penerapan manajemen Puskesmas secara

operasional dilaksanakan melalui kegiatan:

Perencanaan tahunan Puskesmas

Lokakarya Mini Puskesmas bulanan dan tribulanan

Evaluasi kinerja Puskesmas

Ketiga fungsi manajemen tersebut akan dibahas dalam

modul Perencanan Puskesmas, Lokakarya Mini

Puskesmas dan Evaluasi Kinerja Puskesmas.

Page 108: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 108

MODUL 2

KEBIJAKAN DASAR PROGRAM LKB dan PPIA (LAYANAN

KOMPREHENSIF HIV-AIDS BERKESINAMBUNGAN)

I. DESKRIPSI SINGKAT

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan

tingkat pertama di Indonesia, dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya puskesmas perlu mengetahui program

kesehatan yang menjadi prioritas nasional dan global, salah

satunya adalah pencegahan dan pengendalian penyakit

menular seperti HIV-AIDS dan TB, dalam pelaksanaan

program tersebut puskesmas mengacu kepada kebijakan

nasional di tingkat pusat dengan tetap memperhatikan

kondisi wilayah kerja serta sumber daya yang dimiliki. HIV-

AIDS saat ini masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Sejak pertama

kali ditemukan (1987) sampai dengan tahun 2011, kasus HIV

teridentifikasi tersebar di 368 dari 498 kabupaten/kota di

seluruh provinsi di Indonesia. Agar puskesmas mampu

melaksanakan program pencegahan dan pengendalian HIV-

AIDS di wilayah kerjanya maka puskesmas dibekali

pengetahuan mengenai konsep pengendalian penyakit HIV-

AIDS melalui Layanan Komprehensif Berkesinambungan

(LKB). Layanan tersebut menggunakan pendekatan

sistematis dan komprehensif, serta dengan perhatian khusus

pada kelompok kunci dan kelompok populasi yang sulit

dijangkau. Salah satu kelompok populasi yang perlu

mendapatkan perhatian adalah ibu hamil. Di Indonesia,

infeksi HIV merupakan salah satu penyakit menular yang

dikelompokkan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi

Page 109: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 109

kematian ibu dan anak. Agar transmisi penularan HIV dari

ibu ke anak dapat dicegah maka diperlukan pelaksanaan

program PPIA yang terintegrasi di layanan KIA. Hingga saat

ini masih banyak penderita HIV AIDS dan IMS yang tidak

terdeteksi secara dini oleh puskesmas. Tren penularan HIV di

Indonesia saat ini tidak hanya melalui hubungan seksual

dan penggunaan jarum suntik bersama saja, namun juga

penularan HIV dari Ibu ke Anak juga mengalami angka

peningkatan yang cukup signifikan. Di mana ibu rumah

tangga masuk ke dalam populasi umum dan tidak menyadari

bahwa dirinya sudah tertular HIV. Di sini pula peran

puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan mampu

melakukan deteksi dan pencegahan secara dini melalui

promosi kesehatan terhadap penularan HIV serta mampu

melakukan pengobatan bagi puskesmas yang sudah mampu

atau melakukan perujukan ODHA (orang dengan HIV AIDS)

ke layanan yang lebih lengkap. Berdasarkan Asian Model

Epidemic (AEM), tren kasus baru HIV di Indonesia dalam

regional ASEAN mengalami peningkatan dibandingkan

negara lainnya yang mengalami penurunan kasus baru

HIVnya.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu

memahami Kebijakan Dasar Program LKB

(layanan komprehensif HIV-AIDS

berkesinambungan) dan penerapannya dalam

penyelenggaraan Puskesmas

Page 110: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 110

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan Konsep Dasar LKB

2. Menjelaskan Konsep Pelayanan Komprehensif

HIV-AIDS Dan IMS Serta kaitannya dengan

jejaring masyarakat

3. Menjelaskan Konsep Dasar PPIA

III. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub

pokok bahasan sebagai berikut:

1. Kebijakan dan Konsep dasar LKB:

1.1 Epidemiologi HIV-AIDS

1.2 Kebijakan nasional dan daerah dalam upaya

pengendalian HIV-AIDS (kebijakan, strategi dan

sasaran)

1.3 6 pilar utama LKB

2. Konsep Pelayanan Komprehensif HIV-AIDS dan IMS :

2.1 Paket minimal layanan komprehensif HIV-AIDS dan

IMS

2.2 Koordinasi di tiap tingkat

2.3 Jejaring kerja dan partisipasi masyarakat (populasi

kunci)

3. Konsep Dasar PPIA

3.1 Analisa situasi ibu hamil HIV

3.2 Kebijakan program PPIA (strategi, target, sasaran)

Page 111: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 111

3.3 Kegiatan PPIA secara komprehensif

3.4 Integrasi PPIA dalam pelayanan KIA, KB dan

konseling remaja

3.5 Indikator PPIA

IV. BAHAN BELAJAR

1. Modul Kebijakan Diklat

2. Bahan tayang

3. Peraturan

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam

proses pembelajaran materi ini.

Sebelum mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan

sudah membaca modul LKB termasuk PPIA terlebih

dahulu.

Langkah 1: Pengkondisian (10 menit)

Untuk memperlancar proses pembelajaran, disusunlah

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Kegiatan Fasilitatora. Memperkenalkan diri

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan ruang

lingkup bahasan

c. Menggali pendapat pembelajar tentang Kebijakan

Dasar Program LKB (layanan komprehensif HIV-

AIDS berkesinambungan) dan penerapannya

dalam penyelenggaraan Puskesmas

Page 112: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 112

d. Menggali pendapat pembelajar tentang Kebijakan

Dasar Program PPIA dan penerapannya dalam

penyelenggaraan Puskesmas

2. Kegiatan Peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan

b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan

fasilitator

c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap

penting

Langkah 2. Penyampaian Materi ( 200 menit)

Pokok Bahasan 1 (40 menit)

Pokok Bahasan 2 (90 menit)

Pokok Bahasan 3 (70 menit)

1. Kegiatan Fasilitator

a. Menyampaikan Pokok Bahasan 1, 2, dan 3

tentang Konsep Dasar LKB, Konsep Pelayanan

Komprehensif HIV-AIDS Dan IMS Serta

Kaitannya Dengan Jejaring Masyarakat dan

Konsep Dasar PPIA.

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan peserta

2. Kegiatan Peserta

a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang dianggap penting

Page 113: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 113

b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan

kesempatan yang diberikan

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan fasilitator

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan (15 menit)

1. Fasilitator

a. Menyampaikan kesimpulan akhir tentang

Konsep Dasar LKB, Konsep Pelayanan

Komprehensif HIV-AIDS Dan IMS Serta

Kaitannya Dengan Jejaring Masyarakat dan

Konsep Dasar PPIA

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan peserta

2. Kegiatan Peserta

a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal

yang dianggap penting.

b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan

kesempatan yang diberikan

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan fasilitator.

Page 114: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 114

VI. URAIAN MATERI

A. KEBIJAKAN DAN KONSEP DASAR LKB

1. Epidemiologi HIV-AIDS

Hingga saat ini HIV masih merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia.

Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan

tahun 2011, kasus HIV teridentifikasi tersebar di 368

(73,9%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33)

provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali

ditemukannya adanya kasus HIV adalah Provinsi Bali

(1987), sedangkan yang terakhir melaporkan adanya

kasus HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi Barat.

Berdasarkan data terbaru, kejadian penularan infeksi

HIV di Indonesia terbanyak melalui hubungan seksual

dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan

kondom. Diikuti oleh penggunaan alat suntik yang

tercemar darah yang mengandung HIV (karena

penggunaan alat suntik secara bersama di antara

para pengguna Napza suntikan), dan ditularkan dari

ibu pengidap HIV kepada anaknya, baik selama

kehamilan, persalinan atau selama menyusui. Cara

penularan lain adalah melalui transfusi darah yang

tercemar, alat tusuk dan peralatan lainnya (tato, dan

lain-lain) dan adanya infeksi menular seksual seperti

sifilis.

Page 115: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 115

2. Kebijakan Nasional dan Daerah dalam

Pengendalian HIV-AIDS

2.1 Kebijakan

Mengingat latar belakang di atas maka disepakati

perlunya mengembangkan suatu kerangka kerja

standar bagi tingkat kabupaten/kota. Kerangka

kerja ini dimaksudkan untuk memberikan

pedoman bagi para pengelola program, pelaksana

layanan dan semua mitra terkait dalam

penerapan layanan pencegahan, perawatan dan

pengobatan HIV & IMS yang berkesinambungan

di kabupaten/kota. Layanan HIV & IMS tersebut

menggunakan pendekatan sistematis dan

komprehensif, serta dengan perhatian khusus

pada kelompok kunci dan kelompok populasi

yang sulit dijangkau.

Kebijakan kegiatan pengendalian yang

dilaksanakan adalah dengan:

1. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan

pengembangan kapasitas.

2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan

profesionalisme dalam pengendalian HIV-AIDS

dan IMS.

3. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas

pengendalian HIV-AIDS dan IMS.

4. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada

kelompok masyarakat berisiko tinggi, daerah

tertinggal, terpencil, perbatasan dan

kepulauan serta bermasalah kesehatan

Page 116: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 116

5. Mengutamakan program berbasis masyarakat.

6. Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan

kerja sama.

7. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber

daya.

8. Mengutamakan promotif dan preventif.

9. Memprioritaskan pencapaian sasaran MDG’s,

komitmen nasional dan internasional

Kerangka Kerja tersebut merupakan panduan

standar untuk merencanakan layanan secara

efisien dan konsisten serta menyelaraskan

penyelenggaraan layanan secara lokal maupun

nasional. Kerangka kerja dikembangkan melalui

proses konsultasi yang melibatkan para

pemangku kepentingan secara luas dibawah

koordinasi Kementerian Kesehatan RI, dengan

dukungan WHO, yang dilandasi oleh prinsip

dasar:

1. hak azasi manusia,

2. kesetaraan akses layanan,

3. penyelenggaraan layanan HIV & IMS yang

berkualitas,

4. mengutamakan kebutuhan ODHA dan

keluarganya,

5. memperhatikan kebutuhan kelompok

populasi kunci dan populasi rentan lainnya,

6. keterlibatan ODHA dan keluarganya,

7. penerapan perawatan kronik,

8. layanan terapi antiretroviral dengan

pendekatan kesehatan masyarakat,

Page 117: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 117

9. mengurangi hambatan dalam mengakses

layanan (termasuk hambatan finansial

seperti misalnya layanan cuma-cuma bila

memungkinkan);

10. menciptakan lingkungan yang mendukung

untuk mengurangi stigma dan

diskriminasi,salah satunya dengan

peraturan perundangan yang melindungi,

serta

11. mengarus utamakan aspek gender.

2.2 Desentralisasi Layanan Komprehensif HIV

dan IMS yang Berkesinambungan (LKB) di

tingkat Kabupaten Kota

Pengembangan LKB perlu didahului dengan

pemetaan dan analisis situasi setempat, yang

mencakup pemetaan populasi kunci dan lokasi

layanan terkait HIV yang tersebar serta analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku,

khususnya perilaku pencarian layanan

pengobatan (health seeking behavior), yang sangat

dipengaruhi tatanan non-fisik yang ada di

lingkungan masyarakat. Analisis situasi ini perlu

dilakukan agar populasi kunci/masyarakat mau

memanfaatkan jejaring LKB yang dibangun

(feeding in) sehingga program ini berdampak bagi

pengendalian epidemi secara luas.

Di daerah dengan prevalensi tinggi maka RS di

tingkat Kabupaten/Kota sebaiknya

dikembangkan menjadi pusat layanan HIV di

Page 118: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 118

daerah tesebut dengan pertimbangan bahwa RS

di tingkat kabupaten/kota pada umumnya:

Memiliki cukup kapasitas untuk

memberikan tatalaksana klinis infeksi

menular seksual, infeksi oportunistik pada

pasien HIV, bagi penasun dan terapi ARV

Dapat melayani jumlah ODHA dan populasi

kunci yang cukup untuk membentuk

kelompok

Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat

tinggal ODHA dan klien lainnya

2.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatnya pengendalian HIV-AIDS dan

IMS secara berhasil-guna dan berdaya-guna

dalam rangka mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan khusus

a. Menurunnya jumlah kasus baru HIV

serendah mungkin (target jangka

panjang: zero new infection)

b. Menurunnya tingkat diskriminasi

serendah mungkin (target jangka

panjang: zero discrimination)

Page 119: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 119

c. Menurunnya angka kematian AIDS

serendah mungkin (target jangka

panjang: zero AIDS related deaths)

d. Meningkatnya kualitas hidup ODHA

2.4 Strategi

Strategi yang dilaksanakan dalam Pencapaian

Target Pengendalian HIV-AIDS dan IMS adalah :

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

swasta dan masyarakat madani dalam

pengendalian HIV-AIDS dan IMS melalui

kerjasama nasional dan global.

2. Meningkatkan upaya pengendalian HIV-AIDS

dan IMS yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan

pengutamaan pada upaya promotif-preventif.

3. Meningkatkan pembiayaan pengendalian HIV-

AIDS dan IMS

4. Meningkatkan pengembangan dan

pemberdayaan SDM yang merata dan bermutu

dalam pengendalian HIV-AIDS dan IMS.

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan

penunjang HIV-AIDS dan IMS serta menjamin

keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan

obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam

pengendalian HIV-AIDS dan IMS.

6. Meningkatkan manajemen pengendalian HIV-

AIDS dan IMS yang akuntabel, transparan,

berdayaguna untuk memantapkan

Page 120: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 120

desentralisasi kesehatan yang

bertanggungjawab.

2.5 Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1. Memperkuat aspek legal pengendalian HIV-

AIDS dan IMS

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi

termasuk Komunikasi Informasi dan Edukasi

(KIE) dan Intervensi Perubahan Perilaku (IPP)

3. Pengembangan sumber daya manusia

4. Memperkuat jejaring kerja dan meningkatkan

partisipasi masyarakat

5. Memperkuat logistik

6. Meningkatkan konseling dan tes HIV

7. Meningkatkan perawatan, dukungan dan

pengobatan

8. Meningkatkan pencegahan penularan HIV dari

ibu ke anak

9. Meningkatkan pengendalian IMS

10.Meningkatkan program pengurangan dampak

buruk

11.Meningkatkan pengamanan darah donor dan

produk darah

12.Meningkatkan kewaspadaan Universal

13.Meningkatkan kolaborasi TB-HIV

14.Meningkatkan surveilans epidemiologi dan

pengembangan sistem informasi

15.Monitoring dan evaluasi

Page 121: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 121

16. Mengembangkan dan memperkuat sistem

pembiayaan.

3. Enam Pilar Utama Layanan Komprehensif

Berkesinambungan

3.1Pengertian LKB

Yang dimaksud dengan layanan komprehensif

adalah upaya yang meliputi upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang

mencakup semua bentuk layanan HIV dan IMS,

seperti kegiatan KIE pengetahuan komprehensif,

promosi penggunaan kondom, pengendalian

faktor risiko, layanan Konseling dan Tes HIV (KTS

dan KTIP), Perawatan, Dukungan, dan

Pengobatan (PDP), Pencegahan Penularan dari Ibu

ke Anak (PPIA), Pengurangan Dampak Buruk

NAPZA (LASS, PTRM, PTRB), layanan IMS,

Pencegahan penularan melalui darah donor dan

produk darah lainnya, serta kegiatan monitoring

dan evaluasi serta surveilan epidemiologi di

Puskesmas Rujukan dan Non-Rujukan termasuk

fasilitas kesehatan lainnya dan Rumah Sakit

Rujukan Kabupaten/Kota.

Yang dimaksud dengan layanan yang

berkesinambungan adalah pemberian layanan

HIV & IMS secara paripurna, yaitu sejak dari

rumah atau komunitas, ke fasilitas layanan

kesehatan seperti puskesmas, klinik dan rumah

sakit dan kembali ke rumah atau komunitas; juga

Page 122: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 122

selama perjalanan infeksi HIV (semenjak belum

terinfeksi sampai stadium terminal). Kegiatan ini

harus melibatkan seluruh pihak terkait, baik

pemerintah, swasta, maupun masyarakat (kader,

LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA,

keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan

tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok

yang ada di masyarakat).

Layanan komprehensif dan berkesinambungan

juga memberikan dukungan baik aspek

manajerial, medis, psikologis maupun sosial

ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk

mengurangi atau menyelesaikan permasalahan

yang dihadapinya.

Komponen LKB terdiri dari 5 komponen utama

dalam pengendalian HIV di Indonesia yaitu:

1. Pencegahan

2. Perawatan

3. Pengobatan

4. Dukungan

5. Konseling

3.2Unsur utama Layanan Komprehensif yang

Berkesinambungan

Agar model tersebut di atas dapat berjalan secara

efektif maka harus tersedia semua layanan yang

diperlukan di kabupaten/kota.

Page 123: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 123

Seperti telah disebutkan dalam kebijakan di atas

bahwa penyelenggaraan layanan komprehensif

HIV& IMS yang Berkesinambungan didasarkan

atas 6 pilar.

Tabel 16. Pilar Utama bagi Layanan Komprehensif HIV

& IMS yang Berkesinambungan

No. Pilar Utama Maksud dan Tujuan

Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan

dengan semua pemangku

kepentingan di setiap lini

Mendapatkan dukungan dan

keterlibatan aktif semua

pemangku kepentingan

Pilar 2: Peran aktif komunitas

termasuk ODHA dan Keluarga

Meningkatnya kemitraan, dan

akseptabilitas layanan,

meningkatkan cakupan, dan

retensi, serta mengurangi

stigma dan diskriminasi.

Pilar 3: Layanan terintegrasi dan

terdesentralisasi sesuai kondisi

setempat

Tersedianya layanan

terintegrasi sesuai dengan

kondisi setempat.

Pilar 4: Paket layanan HIV

komprehensif yang

berkesinambungan

Tersedianya layanan

berkualitas sesuai kebutuhan

individu

Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring

kerja

Adanya jaminan

kesinambungan dan linkage

antara komunitas dan layanan

kesehatan.

Pilar 6: Akses Layanan Terjamin Terjangkaunya layanan baik

dari sisi geografis, finansial

dan sosial, termasuk bagi

kebutuhan populasi kunci

Page 124: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 124

3.2.1 Pilar 1: Koordinasi dan Kemitraan dengan

Semua Pemangku Kepentingan di Setiap

Lini

Dalam pengembangan layanan

komprehensif HIV yang berkesinambungan

perlu suatu mekanisme koordinasi dan

kemitraan dengan semua pemangku

kepentingan, termasuk ODHA, sektor

swasta dan masyarakat, di semua lini

(tingkat nasional, provinsi dan

kabupaten/kota). Mekanisme tersebut

terutama sangat diperlukan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan

layanan komprehensif tersebut. Untuk itu

diperlukan suatu forum koordinasi yang

efektif baik di tingkat nasional maupundi

tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Forum koordinasi tersebut akan

memfasilitasi terjalinnya jejaring kerja sama

antar layanan baik secara horisontal

maupun vertikal atas dasar saling

menghormati, menghargai dan

membutuhkan.

3.2.2 Pilar 2: Peran Aktif Komunitas Termasuk

ODHA dan Keluarga

Peningkatan peran serta ODHA dan

kelompok dukungan sebaya secara efektif

Page 125: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 125

dalam berbagai aspek termasuk layanan

kesehatan berbasis masyarakat/komunitas

maupun fasyankes telah terbukti efektif dan

dapat memperbaiki kualitas layanan bagi

ODHA secara umum. Sistem kemitraan juga

harus terus didorong, misalnya kemitraan

dalam perencanaan, penyelenggaraan

layanan dan evaluasi. Kemitraan ini penting

dalam memperbaiki rujukan, dukungan

kepatuhan, serta mengurangi stigma dan

diskriminasi di antara pemangku

kepentingan.

3.2.3 Pilar 3: Layanan Terintegrasi dan

Terdesentralisasi Sesuai Kondisi Wilayah

Setempat

Integrasi dan desentralisasi di Tingkat

Kabupaten/Kota

Integrasi layanan dan desentralisasi

pengelolaan sumber daya diadaptasi sesuai

situasi epidemi HIV dan kondisi di

kabupaten/kota (yaitu epidemi

terkonsentrasi atau meluas, kapasitas

sistem layanan kesehatan, LSM pemberi

layanan, termasuk layanan bagi kelompok

populasi kunci, dsb.). Banyak layanan PDP

yang menuju layanan “satu atap dan satu

hari” yang sebaiknya terus diupayakan

secara bertahap, dengan prioritas integrasi

Page 126: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 126

layanan HIV di layanan lainnya seperti di

layanan TB, layanan IMS, KIA, KB, PTRM,

LASS dan kesehatan reproduksi remaja.

Sebagai contoh dari integrasi layanan

adalah: skrining TB di layanan PDP HIV

atau KT, ko-manajemen TB dan terapi ARV

pada kunjungan yang sama oleh petugas

yang sama, konseling dan tes HIV atas

inisiasi petugas kesehatan (KTIP) di layanan

ibu hamil, TB, PTRM, atau LASS.

Sedang tingkat desentralisasi layanan

pengobatan ARV, apakah di tingkat

puskesmas atau di tingkat komunitas,

sangat tergantung dari tingkat epidemi HIV

setempat, cakupan layanan dan kapasitas

petugas layanan yang ada di layanan tingkat

bawah.

3.2.4 Pilar 4: Paket layanan HIV Komprehensif

yang Berkesinambungan

Paket LKB ini diterapkan sesuai strata dari

layanan dengan peran dan tanggung jawab

yang jelas. Isi paket dapat diadaptasi sesuai

keadaan, sumber daya, dan situasi epidemi

HIV, dan juga dapat berkembang sesuai

kebutuhan. Implementasi keseluruhan paket

di fasyankes sekunder dan tersier (rumah

sakit kabupaten dan RS provinsi ataupun RS

sekelas lainnya), fasyankes primer

Page 127: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 127

(puskesmas, klinik dll) dan layanan komunitas

dapat dikembangkan bertahap sesuai kondisi

sumber daya (keuangan, tenaga), kapasitas

dan prioritas kebutuhan.

3.2.5 Pilar 5: Sistem Rujukan dan Jejaring Kerja

Kunci keberhasilan dari LKB adalah sistem

rujukan dan jejaring kerja yang akan

menghasilkan perbaikan akses dan retensi

dalam pengobatan.

Jejaring kerja yang mampu menjamin

kesinambungan layanan meliputi sistem

rujukan pasien dan keluarganya dari satu

layanan ke layanan lainnya secara timbal

balik, baik di dalam maupun di luar sistem

layanan, di dalam satu tingkat layanan atau

antar tingkat layanan (layanan yang berbeda

strata), secara horisontal maupun vertikal.

Dalam hal tersebut maka perlu dibentuk

jejaring kerjasama atas dasar saling

menghormati dan menghargai.

Contoh kesinambungan internal antar unit

layanan di dalam fasyankes yang sama

antara lain adalah rujukan antar layanan

PDP di rawat jalan, layanan laboratorium,

farmasi, TB, IMS, KIA, KB dan kesehatan

reproduksi remaja.

Page 128: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 128

Sistem rujukan dalam LKB mengikuti

sistem rujukan yang ada, yaitu meliputi

rujukan pasien, dan rujukan spesimen

untuk pemeriksaan laboratorium. Dalam

melaksanakan rujukan, perlu

dipertimbangkan segi jarak, waktu,

biaya,dan efisiensi. Contohnya, jika rujukan

dari rumah sakit Tangerang lebih cepat ke

Jakarta daripada ke Serang maka rujukan

ke Jakarta dapat dilaksanakan untuk

kepentingan pasien. Rujukan juga dapat

terjadi antara fasyankes pemerintah dan

fasyankes swasta, laboratorium pemerintah

dan swasta. Dengan demikian, diharapkan

jaringan kerjasama yang terjalin dapat

memberikan layanan yang lebih baik kepada

klien.

Agar perawatan dan pengobatan dapat

berjalan efektif maka perlu pula dibangun

sistem rujukan yang terhubung dengan

kegiatan penjangkauanpopulasi kunci dan

rentan lain, perawatan berbasis rumah,

klinik perawatan penyakit akut, dan

sebagainya. Perlu diingat bahwa sistem

rujukan yang harus diperkuat termasuk

sistem rujukan antar wilayah (rujukan antar

kabupaten/kota, antar provinsi).

Page 129: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 129

3.2.6 Pilar 6: Menjamin Akses Layanan Termasuk

Kebutuhan Populasi Kunci

Untuk menjamin bahwa layanan dapat

diakses oleh masyarakat dan kelompok

populasi kunci serta sesuai dengan

kebutuhannya maka diperlukan suatu

lingkungan yang mendukung baik yang

berupa kebijakan maupun peraturan

perundangan. Model layanan komprehensif

berkesinambungan harus meliputi

intervensi terarah, guna memenuhi

kebutuhan spesifik dari kelompok populasi

kunci dan kelompok rentan lainnya.

LKB menawarkan kesempatan luas untuk

mengurangi stigma dan diskriminasi serta

meningkatkan akses pada layanan –

khususnya bagi kelompok kunci. Dalam

mengakses layanan HIV & IMS yang

dibutuhkan,kelompok populasi kunci

(seperti PS, Penasun, LSL, WBP, dan

sebagainya) dan kelompok rentan lainnya

(anak-anak, remaja dan masyarakat miskin)

biasanya mendapat hambatan. Setiap

kabupaten/kota harus membuat strategi

yang memudahkan kelompok populasi

kunci dan kelompok rentan lainnya dalam

mengakses layanan yang mereka butuhkan.

Page 130: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 130

Contoh hambatan yang terjadi di masyarakat

dalam mengakses layanan :

Di kota X, Penasun takut mengakses suatu

fasilatas layanan yang menyediakan LASS,

Konseling NAPZA, Konseling dan Tes HIV,

rujukan ke layanan perawatan HIV, dan

perawatan umum karena takut ditangkap

oleh polisi atau petugas keamanan lainnya

yang selalu berdiri di depan layanan

tersebut.

Di kota Y, kelompok LSL menolak

menggunakan layanan HIV yang tersedia

karena terjadi praktek diskriminasi

terhadap mereka oleh petugas kesehatan.

Hal tersebut disebabkan oleh belum

terbiasanya petugas kesehatan dalam

memberikan layanan HIV kepada LSL.

Untuk mengurangi hambatan dalam

mengakses layanan bagi populasi kunci

diperlukan strategi dalam pengembangan

LKB yaitu :

Sosialisasi kepada pemimpin/tokoh

kunci setempat tentang kebutuhan

populasi kunci dan bahaya dari

pelecehan, pengucilan dan penangkapan

populasi kunci. Paparkan masalah

hambatan ini di dalam forum koordinasi

.

Page 131: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 131

Libatkan ODHA dan kelompok populasi

kunci dalam penyusunan rencana

pengembangan LKB dan implementasi

kegiatan

Latih petugas kesehatan untuk

memberikan perawatan dengan cara

yang tidak menghakimi dan peka

terhadap isu-isu PS, LSL, dan penasun

Sosialisasikan kepada pejabat

rutan/lapas dan pusat rehabilitasi

mengenai isu terkait HIV dan advokasi

mereka untuk bergabung dalam LKB.

Kembangkan rujukan antar tatanan

tertutup dan layanan berbasis

masyarakat di mana klien akan

membutuhkan layanan di masyarakat

setelah mereka bebas.

Memberikan edukasi dan informasi

tentang berbagai perilaku berisiko ketika

memberikan layanan klinis kepada klien

(promosikan perilaku seks aman dan

pengurangan dampak buruk pada

penasun)

Dukung dan lakukan aktivitas

penjangkauan kepada kelompok

populasi kunci dalam rangka

membangun hubungan kepercayaan

antara pemberi layanan dan klien. Dan

pastikan LKB ini merupakan layanan

Page 132: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 132

ramah, menghormati hak klien dan tidak

menghakimi.

Bila perlu sediakan layanan yang

mendekati lokasi tempat

tinggal/aktivitas kelompok populasi

kunci. Dapat pula memanfaatkan

fasilitas layanan berbasis masyarakat

yang biasanya lebih diterima oleh

populasi kunci.

Bangun jejaring rujukan formal yang

efisien antara layanan umum dan

layanan populasi kunci tersebut.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi juga

mencakup layanan di atas untuk

memastikan kebutuhan ODHA dan

populasi kunci lainnya terlayani dengan

memadai untuk mengubah epidemi HIV

di Indonesia.

B. KONSEP PELAYANAN KOMPREHENSIF HIV – AIDS

DAN IMS

Paket Minimal Layanan Komprehensif HIV-AIDS

dan IMS

Tabel 2 memaparkan jenis layanan komprehensif yang

diperlukan di suatu wilayah kabupaten/kota untuk

menjamin kelengkapan layanan yang dapat diakses

oleh masyarakat meskipun tidak seluruh layanan

tersebut tersedia dalam satu unit/fasilitas pelayanan

kesehatan.

Page 133: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 133

Tabel 17. Jenis Layanan Komprehensif HIV

Promosi dan

Pencegahan

Tatalaksana

Klinis HIV

Dukungan

psikososial,

ekonomi, dan

legal

• Promosi Kesehatan

(KIE)

• Ketersediaan dan

akses alat

pencegahan

(kondom, alat suntik

steril)

• PTRM, PTRB, PABM

• Penapisan darah

donor

• Life skills education

• Dukungan

kepatuhan berobat

(Adherence)

• PPIA

• Layanan IMS, KIA,

KB dan Kesehatan

reproduksi remaja

• Tatalaksanan IMS

• Vaksinasi Hep-B

bagi bayi dan para

penasun (bila

tersedia)

• Pencegahan Pasca

Pajanan

• Tatalaksana

medis dasar

• Terapi ARV

• Diagnosis IO

dan komorbid

terkait HIV

serta

pengobatannya

, termasuk TB

• Profilaksis IO

• Tatalaksana

Hepatitis B

dan C

• Perawatan

paliatif,

termasuk

tatalaksana

nyeri,

• Dukungan gizi

• Dukungan

psikososial

• Dukungan

sebaya

• Dukungan

spiritual

• Dukungan

sosial

• Dukungan

ekonomi:

latihan kerja,

kredit mikro,

kegiatan

peningkatan

pendapatan,,

dsb.

• Dukungan legal

Page 134: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 134

2. Koordinasi di Tiap Tingkat

2.1. Mekanisme Koordinasi dan Kemitraan di

tingkat Nasional:

Mekanisme koordinasi dan kemitraan di tingkat

nasional diselenggarakan melalui Forum

Koordinasi layanan komprehensif HIV/IMS & IMS

yang Berkesinambungan (FK-LKB), yang bertugas

membahas layanan komprehensif yang

berkesinambungan dengan mengadakan

pertemuan secara berkala, setidaknya setiap 6

bulan sekali atau lebih sering sesuai kebutuhan.

FK-LKB diketuai oleh pengelola program nasional

HIV dari Kementerian Kesehatan dan

beranggotakan pemangku kepentingan yang

meliputi: KPA Nasional, Subdit AIDS/PMS, TB,

Bina Kes-Ibu, Bina Kes Anak, ahli HIV/IMS,

perwakilan LSM yang bekerja dalam populasi

kunci, KDS ODHA, mitra multi/bilateral, sektor

lain (seperti: Kemensos, kemendagri, Kemenhub,

Kemenhukam dsb), perwakilan dari Direktorat

Pemasyarakatan, TNI, POLRI, dsb.

2.2. Mekanisme Koordinasi dan Kemitraan di

tingkat Provinsi

Agar mekanisme koordinasi dan kemitraan di

tingkat provinsi dapat terselenggara maka perlu

ditunjuk seorang focal point sebagai fasilitator

Page 135: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 135

koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan.

Sementara itu, sektor kesehatan berfungsi sebagai

penggeraknya (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

selaku ketua FK-LKB Provinsi).

Koordinasi dapat dilaksanakan melalui

mekanisme koordinasi yang sudah ada di tingkat

provinsi atau membentuk forum koordinasi baru

dengan melibatkan para pemangku kepentingan

yang meliputi: KPA provinsi, Dinkes Provinsi,

penanggung jawab program terkait Dinkes

Provinsi, (TB, Kespro, KIA, P2M), sektor lain

(pemerintah daerah, SKPD lain, dll), kepala rumah

sakit rujukan regional di provinsi, LSM populasi

kunci, LSM layanan HIV, KDS ODHA, tokoh

masyarakat.

Forum koordinasi di tingkat provinsi berperan

untuk:

Menyusun perencanaan dan memastikan

implementasi kegiatan

Memfasilitasi pengembangan LKB di tingkat

kabupaten/kota di dalam wilayahnya.

Memastikan semua pemangku kepentingan

bekerja sama, mendorong kepemilikan dan

akuntabilitas.

Memastikan ketersediaan sumber dayadan

penggunaan yang optimal.

Mengidentifikasi kebutuhan, kesenjangan,

serta kolaborasi dan koordinasi lintas

bidang/sektor.

Page 136: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 136

Memformulasikan mekanisme jejaring kerja

dan alur rujukan layanan kesehatan/medis

(vertikal dan horisontal).

Menyediakan forum diskusi berkala terkait

penerapan LKB.

2.3. Mekanisme Koordinasi dan Kemitraan di tingkat

Kabupaten/Kota

Koordinasi dan kemitraan di tingkat

kabupaten/kota diselenggarakan melalui

mekanisme koordinasi yang ada di tingkat

kabupaten/kota atau membentuk forum

koordinasi yang baru, dan seperti halnya di

tingkat provinsi maka perlu ditunjuk seorang

pengelola program LKB sebagai focal point yang

bertugas sebagai fasilitator koordinasi,

perencanaan dan pelaksanaan. Pemangku

kepentingan yang terlibat meliputi: KPA

Kabupaten, Dinkes Kab/ Kota, penanggung jawab

program terkait Dinkes, (TB, Kespro, KIA, P2M),

kepala rumah sakit, puskesmas, klinik layanan

HIV, LSM populasi kunci, LSM layanan HIV, KDS

ODHA, tokoh masyarakat, dinas terkait lain dsb.

Sesuai konsensus nasional maka sebagai ketua

forum koordinasi di tingkat kabupaten/kota

adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/

Kota.

Mekanisme koordinasi di tingkat kabupaten/kota

dilakukan dengan jejaring kerjasama yang terjalin

Page 137: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 137

atas dasar saling menghormati dan menghargai

baik antar layanan secara horisontal maupun

vertikal melalui pertemuan berkalanya yang

setidaknya setiap triwulan atau lebih sering sesuai

kebutuhan untuk:

Menyusun rencana dan memastikan

implementasi kegiatan.

Memastikan semua pemangku kepentingan

bekerja sama, mendorong kepemilikan dan

akuntabilitas.

Memastikan ketersediaan sumber daya dan

penggunaannya secara optimal.

Mengidentifikasi kebutuhan, kesenjangan, serta

kolaborasi dan koordinasi lintas bidang/ sektor.

Memformulasikan mekanisme jejaring kerja dan

alur rujukan pelayanan kesehatan/medis

(vertikal dan horisontal).

Menyediakan forum diskusi berkala terkait

penerapan layanan yang berkesinambungan.

Page 138: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 138

Gambar 1. Mekanisme Koordinasi dan

Kemitraan

TingkatProvinsi

TingkatKab/Kota

TingkatPuskesmas

Puskesmas

Perawatan BerbasisRumah

Perawatan Berbasiskomunitas

ORMAS, UnsurPemda terkait

LSM. Kader,Toma, Toga

DinkesKab/Kota

DinkesKab/Kota

Layanan KlinisRS Rujukan Strata III

Layanan KlinisRS Strata II Kab/ Kota

Forum Koordinasi

di Tingkat

Kabupaten Kota:

KPA

ODHA dan populasikunci

Page 139: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 139

Jejaring Kerja dan Partisipasi Masyarakat

3.1 Membentuk “jejaring rujukan” untuk

memastikan kesinambungan antara layanan

klinis, komunitas dan penyelenggara layanan

lain yang relevan.

Jejaring layanan yang efektif akan mempercepat

akses pada layanan yang dibutuhkan. Pada awalnya

perlu untuk mengidentifikasi kesenjangan layanan

dan mengambil langkah untuk menjembataninya.

Dalam hal ini sebaiknya melibatkan ODHA dan

anggota masyarakat lain yang aktif berjejaring untuk

mengidentifikasi organisasi atau institusi yang

mampu menyediakan layanan medis atau

psikososial. Selanjutnya, tentukan pola jejaring

dalam LKB, dan dokumentasikan. Dalam

melaksanakan rujukan perlu selalu melacak jalur

rujukan antar institusi dalam jaringan, karena setiap

institusi mempunyai sistem rujukan yang berbeda.

Ada beberapa yang rujukannya berjalan dengan

lancar, namun tidak sedikit yang pasiennya tidak

terlacak. Masalah terkait dengan jejaring rujukan

dapat dibahas dalam pertemuan koordinasi di

tingkat kabupaten/kota.

3.2 Identifikasi contact person dari setiap

institusi yang dapat memastikan bahwa

rujukan telah berjalan secara efektif dan

cepat.

Page 140: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 140

Setiap fasilitas di dalam jejaring layanan

seharusnya menunjuk petugas khusus

sebagai penanggung jawab rujukan untuk

memastikan pasien mendapatkan layanan

yang dibutuhkan dan rujukannya

terdokumentasi.

Dalam melakukan rujukan ke layanan di luar

fasilitas kesehatan, dapat memanfaatkan

manajer kasus yang ada di layanan PDP HIV.

Manajer kasus dapat merupakan orang awam

terlatih, yang sebaiknya adalah pasien (expert

patients).

3.3 Mengatur pertemuan persiapan dengan

contact person/wakil dari setiap institusi

penyelenggara layanan.

Pertemuan dengan semua wakil institusi

penyelenggara layanan sangat diperlukan

untuk membahas kebutuhan yang paling

umum dariorang dewasadan anak-anakyang

terinfeksi dan terdampak HIVbeserta keluarga

mereka. Di samping itu juga memperkenalkan

layanan yang dapat diberikan oleh setiap

fasilitas. Dalam pertemuan tersebut juga

dibahas mekanisme rujukan yang dapat

diterapkan oleh masing-masing

fasilitaslayanan agar pasiendan keluarganya

mendapatkan layanan yang mereka

butuhkan. Pastikan bahwa setiap

Page 141: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 141

orangmemahamiarti "berbagi kerahasiaan "

(shared confidentiality).

3.4 Dokumentasikan data penanggung jawab

dan alamat fasilitas layanan, baik layanan

klinis maupun layanan berbasis masyarakat

dan berbasis rumah.

3.5 Membuat alur umpan balik rujukan agar

pengirim rujukan mengetahui bahwa

rujukannya telah sampai dan kebutuhan

klien telah terlayani, serta pengirim

rujukan mendapatkan hasilnya untuk

keperluan tindak lanjut di kemudian hari.

Hasil rujukan harus didokumentasikan baik

pada dokumen pengirim rujukan maupun

penerima rujukan. Untuk itu, perlu

menggunakan formulir rujukan dan rujuk

balik yang baku untuk memastikan efektifitas

rujukan dan menjamin kualitas layanan.

Formulir rujukan memuat informasi, antara

lain:

Alamat tujuan rujukan yang jelas

Waktu rujukan harus dilakukan

Nama orang yang harus ditemui

Jenis layanan yang dibutuhkan dan

Alasan dilakukannya rujukan

Apa yang sudah dilakukan sebelumnya di

layanan yang melakukan rujukan

Page 142: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 142

3.6 Selalu bertindak secara proaktif untuk

menghindari kehilangan pasien yang

dirujuk.

Seringkali pasien yang dirujuk tidak terlacak

dan kemudian tidak dapat ditindak lanjuti

atau kesinambungan perawatannya menjadi

terputus. Dalam merujuk pasien akan jauh

lebih efektif dengan cara mendampingi pasien

daripada mengirim mereka sendiri dengan

catatan rujukan.

Perlu juga memastikan bahwa rujukan

yangdimaksudkanterlaksana (baik internal

maupun eksternal) dengan cara melakukan

pertemuan rutin antar institusi penyelenggara

layanan dan mencocokkan register,

pertemuan forum koordinasi, membuat

catatan rujukan secara rangkap untuk

membantutindak lanjut, dll.Untuk rujukan

internal, dapat dipastikan dengan melakukan

pertemuan secara rutin antaratim PDP untuk

membahas kasus atau menelaah rekam medis

Rujukan juga dapat dilakukan secara efektif

dengan memanfaatkan teknologi komunikasi,

seperti telepon, radio komunikasi, dll.

Page 143: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 143

Gambar 3. Jejaring Layanan Komprehensif HIV & IMS

yang Berkesinambungan di tingkat kabupaten kota

dalam satu provinsi

Fokus layanan ditingkat Kabupaten/

kota, dengan alurrujukan ke/dari RSKab/Kota, Puskesmasatau RS satelit dan LSM

s

s

s

s

s

s

s

RS Provinsi

RS Kab/Kotas Puskesmas Satelit (PDP)

Puskesmas

LSM/Ormas/KD

Rujukan kasus komplikasi

Page 144: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 144

Gambar 4. Alur Rujukan Vertikal dan Horisontal Timbal

Balik

Fasyankes Tersier(Pusat/Provinsi)

Tatalaksana kasus komplikasiLayanan dan duungan super spesialistik

Fasyankes Sekunder(Pusat LKB)

Layanan komprehensif,koordinasi, pembentukan

kelompok ODHA dan dukungan

Rujukan vertikal danhorisontal timbal

balik,Mentoring klinis

Pemantauanpasien

Fasyankes Primer(Puskesmas, klinik LKB)

Layanan kesehatan dasar, kader,dan dukungan sebaya

MasyarakatLayanan berbasis komunitas/rumah, PMO,

Kader, dukungan Sebaya

Page 145: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 145

Gambar 5. Keterpaduan Layanan di Fasyankes dengan

Rujukan Internal

RajalIMSKTIPTB

KTIPKIA/KB

KTIP

LKB KDSPenjangkau

KTS

RanapKTIP

PTRM/LASSKTIP

LAB/RadKTIP

Page 146: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 146

C. KONSEP DASAR PENCEGAHAN PENULARAN HIV-

AIDS dari IBU ke ANAK

1. Analisa Situasi Ibu Hamil dengan HIV

Cakupan ANC di Indonesia secara nasional

mencapai lebih dari 90% untuk cakupan K-1 yang

menunjukkan tingginya akses terhadap pelayanan

pemeriksaan antenatal. Angka cakupan ini

bervariasi antar provinsi, mulai dari 00,00%

sampai mencapai angka nyaris 100% di beberapa

wilayah.

Apabila cakupan ANC ini kita bandingkan dengan

rendahnya cakupan pelayanan PPIA, termasuk

pengobatan ARV, maka tak dapat disangkal

adanya miss-opportunity. Artinya ada Ibu hamil

HIV positif yang tidak mengetahui statusnya,

adahal sebenarnya dia sudah datang ke fasyankes

untuk ANC.

Layanan ANC yang sangat luas di Indonesia

merupakan modal dasar utama untuk melakukan

pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak nya.

Untuk menyelamatkan anak anak yang akan

dilahirkan oleh ibu yang HIV positif tersebut dan

mencegah transmisi berikutnya, perlu segera

dilakukan perluasan layanan PPIA, terutama di

wilayah dengan risiko tinggi HIV, yang dapat

diukur dengan kriteria sebagai berikut:

Page 147: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 147

1. Tingkat prevalansi HIV di wilayah tersebut

2. Jumlah KAPs (Key Affected Populations)

Data Kementerian Kesehatan (2009) menunjukkan dari

10.026 ibu hamil yang menjalani test HIV, sebanyak

289 (2,9%) ibu hamil dinyatakan positif HIV. Hingga

Juni 2011 dilaporkan sekitar 26,483 kasus AIDS dan

66,693 kasus HIV, dengan proporsi 72,3% laki-laki dan

27,4% perempuan. Meskipun secara umum prevalensi

HIV di Indonesia tergolong rendah (rata-rata kumulatif

kasus AIDS adalah 11,09 kasus per 100,000

penduduk), tetapi sejak tahun 2005, Indonesia telah

dikategorikan sebagai negara dengan tingkat epidemi

terkonsentrasi, karena terdapat daerah-daerah dengan

prevalensi HIV lebih dari 5% pada populasi tertentu

KAPs), kecuali Papua dan Papua Barat dimana

prevalensinya menunjukkan angka 2,4% pada populasi

umum).

Di Indonesia, infeksi HIV merupakan salah satu

penyakit menular yang dikelompokkan sebagai faktor

yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak.

Meskipun berbagai upaya telah dilaksanakan selama

beberapa tahun,. Agar masih perlu upaya peningkatan

cakupan layanan sejalan dengan peningkatan

pelaksanaan program PPIA yang terintegrasi di layanan

KIA.

2. Kebijakan Program PPIA

2.1 Pengertian PPIA

Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak

(PPIA) adalah upaya yang ditujukan untuk

Page 148: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 148

mencegah penularan HIV dari ibu ke anak yang

dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif

dengan program-program lainnya yang berkaitan

dengan pengendalian HIV/AIDS melalui strategi

4 prong (strategi).

2.2 Tujuan PPIA:

1.Mencegah Penularan HIV Dari Ibu ke Anak

2.Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan

Anak

2.3 Sasaran PPIA :

1. Ibu Hamil

2. Bayi yang dilahirkan dari ibu Hamil HIV

3. Perempuan usia reproduktif

4. Remaja

2.4 Kebijakan PPIA Terintegrasi dengan Pelayanan

KIA Tahun 2013-2017 adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan pencegahan penularan HIV dari Ibu

ke Anak (PPIA) diintegrasikan padalayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga

Berancana (KB) dan Konseling Remaja di setiap

jenjang pelayanan kesehatan deengan ekspansi

secara bertahap dengan melibatkan peran

swasta, LSM dan komunitas

2. PPIA dalam pelayanan KIA merupakan bagian

dari Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS

dan IMS

Page 149: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 149

3. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA-

KB dan remaja harus mendapatkan informasi

mengenai PPIA

4. Didaerah epidemi HIV meluas dan

terkonsentrasi, tenaga kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes

HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif

pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya

saat pemeriksaan antenatal atau menjelang

persalinan

5. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes

HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada

ibu hamil dengan IMS dan TB. Pemeriksaan

dilakukan secara inklusif pada pemeriksaan

laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan

antenatal atau menjelang persalinan.

6. Daerah yang belum mempunyai tenaga

kesehatan yang mampu / berwenang

memberikan pelayanan PPIA, dapat dilakukan

dengan cara:

a. Merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan

HIV yang memadai

b. Pelimpahan wewenang (task shifting) kepada

tenaga kesehatan lain yang terlatih.

Penetapan daerah yang memerlukan task

shifting petugas, diputuskan oleh kepala

dinas kesehatan setempat

7. Setiap ibu hamil yang positif HIV wajib diberi

obat anti retroviral (ARV) dan mendapatkan

Page 150: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 150

pelayanan perawatan, dukungan dan

pengobatan lebih lanjut (PDP)

8. Kepala Dinas Kesehatan merencanakan

ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes

HIV) berkoordinasi dengan Ditjen PP&PL

Kemenkes

9. Pelaksanaan Persalinan, baik pervaginam atau

per abdominan harus memperhatikan indikasi

obstetrik ibu dan bayinya serta harus

menerapkan kewaspadaan standar.

10. Sesuai dengan kebijakan program bahwa

makanan terbaik untuk bayi adalah pemberian

ASI secara eksklusif 0-6 bulan. Untuk itu maka

Ibu dengan HIV perlu mendapat konseling

laktasi dengan baik sejak perawatan antenatal

pertama sesuai dengan pedoman. Namun

apabila ibu memilih lain (susu formula), maka

ibu, pasangannya dan keluarga perlu mendapat

konseling makanan bayi yang memenuhi

persyaratan teknis.

2.5 Strategi

1. PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia

dengan ekspansi bertahap.

2. Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus

dapat memberikan pelayanan PPIA

3. Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA

sebagai bagian dari Layanan

Page 151: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 151

Komprehensif Berkesinambungan

(LKB)

4. Melibatkan peran swasta dan LSM

5. Daerah menetapkan wilayah yang

memerlukan task shifting

6. Ketersediaan logistik (obat dan

pemeriksaan task shifting)

2.6 Cakupan Pelayanan PPIA tahun 2012

Pelayanan PPIA Cakupan

Jumlah bumil di Tes HIV 28.314

Jumlah Bumil HIV Positif812

(2.87%)

Jumlah Bumil HIV mendapat ARV685

(84.36%)

Bayi lahir dari ibu HIV mendapat

ARV Profilaksis

752

(97%)

Jumlah bayi HIV positif

(pemeriksaan PCR)

70

(9.3%)

Pada tahun 2012, baru sekitar 24.960 ibu hamil yang

menjalani tes HIV, dan 751(3,01%) positive HIV,dari

751 ibu hamil yang positif HIV baru 589 (78,43%)

yang mendapat pengobatan ARV, hal ini antara lain di

karenakan ada ibu hamil yang menolak untuk

meminum obat dan tidak kembali lagi. Semua bayi

yang lahir dari ibu HIV harus mendapat pengobatan

Page 152: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 152

ARV propilaksis, tetapi hanya sekitar 655 (87,22%)

yang mendapatkan ARV propilaksis. Untuk

mengetahui status bayi yang lahir dari ibu HIV dapat

dilakukan pemeriksaan dengan mengunakan tes

Virologi (PCR) pada saat bayi berusia 6-8 minggu atau

pemriksaan serologi pada saat bayi berusia 18 bulan

atau lebih. Pada pemeriksaan PCR ,status bayi dapat

diketahui lebih dini, akan tetapi pemeriksaan

memerlukan biaya tinggi dan jumlah fasilitas

pelayanan kesehatan yang dapat memberikan

pemeriksaan PCR di Indonesia baru mencapai 2

fasilitas yaitu di Jakarta dan di Papua

2.7Target PPIA

Tabel di bawah ini meupakan target Pemeriksaan tes

HIV pada ibu hamil di Papua , Papua Barat,

kabupaten/Kota terkonsentrasi dan kabupaten/Kota

epidemi rendah.

Tabel 18. Target Pemeriksaan tes HIV Pada Ibu

Hamil

Daerah 2013 2014 2015 2016 2017

Papua dan Papua

Barat

60% 70% 80% 90% 100%

Kab/Kota

epidemi

terkonsentrasi

15% 35% 60% 90% 100%

Kab/Kota

epidemi rendah

10% 15% 20% 25% 30%

Page 153: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 153

Target untuk Papua, Papua barat dan daerah epidemi

terkonsentrasi adalah 60 % dari kunjungan antenatal pada

tahun 2013 dan naik menjadi 70 % pada tahun 2017,

sedangkan target untuk daerah epidemi rendah adalah 10%

pada tahun 2013 dan naik menjadi 15% pada tahun 2014

Tabel 19. Target Cakupan Integrasi PPIA

Target Cakupan Integrasi PPIA

60%

15%

Ibu hamil K1 ditawarkan Test HIV di daerah Epidemi meluas

Ibu hamil K1 ditawarkan Tes HIV di daerah epidemi terkonsentrasi10% Ibu hamil K1 ditawarkan Tes HIV di daerah epidemi rendah

95 % Ibu hamil yang ditawarkan, melakukan uji HIV

100% Di rujuk untuk mendapatkan terapi ARV

95 % Bersalin di fasilitas kesehatan /RS rujukan HIV (2015)

100 % Ibu hamil HIV bersalin ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terampil (APN+ Kewaspadaan Standar (2015)

100 % Layanan KIA melaksanakan Kewaspadaan Universal/ Universal Precaution

100%

100%

100%

bayi lahir dari ibu HIV mendapatkan ARV profilaksisbayi lahir dari ibu HIV mendapatkan Cotrimoxazol profilaksisbayi lahir dari ibu HIV diperiksa HIV (virologis dan atau serologis)

Bagi ibu hamil seroreaktif HIV

Page 154: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 154

3. Kegiatan PPIA secara Komprehensif

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)

atau Prevention of Mother to child transmission

(PMTCT) merupakan bagian dari rangkaian upaya

pengendalian HIV-AIDS. Upaya untuk mencegah

terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi-anak

dilaksanakan secara komprehensif melalui empat (4)

prong, yaitu:

Prong 1: Pencegahan penularan HIV pada perempuan

usia reproduksi

Prong 2: Perencanaan Kehamilan pada perempuan

dengan HIV

Prong 3: Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke

bayi yang dikandungnya

Prong 4: Pemberian Dukungan dan Perawatan

lanjutan kepada Ibu dengan HIV Beserta Anak dan

Keluarganya

Page 155: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 155

Tabel 20. Empat Prong Strategi PPIA

Prong 1 Prong 2 Prong 3 Prong 4

Populasi

target

Semua

perempuan

usia

reproduksi

Semua

perempuan

dengan HIV

positif

Semua Ibu

Hamil

(dengan

HIV/tanpa

HIV)

Ibu dengan

HIV, bayi dan

keluarganya

Tujuan Mencegah

penularan

sebelum

terjadi

hubungan

seksual

Menghindari

kehamilan yang

tidak

dipersiapkan

Mencegah

penularan

HIV dari ibu

ke bayi

Menjaga ibu

dan bayi tetap

sehat

Kegiatan 1.KIE

2.Konselin

g & tes

HIV

1. Layanan KB

2. Perencanaan

kehamilan

3. Dukungan

psikososial

1. ANC

Terpadu ,

termasuk

tes HIV,

pemberian

ARV & tata

laksana

infeksi

oportunisti

k

2. Persalinan

aman

3. Pemberian

makanan

terbaik

bagi bayi

1. Dukungan

lanjutan bagi

ibu

2. Dukungan

lanjutan bagi

bayi (ARV

dan

cotrimoxazol

,

pemeriksaan

RDT dan

atau PCR

Propilaksis,

3. Dukungan

bagi keluarga

Page 156: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 156

4.1 Integrasi PPIA dalam Pelayanan KIA, KB dan

Konseling Remaja

Diagram 1. Integrasi PPIA dalam Pelayanan KIA di

daerah epidemi meluas terkonsentrasi

Page 157: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 157

Diagram 2. Integrasi PPIA dalam pelayanan KIA di daerah

epidemi rendah :

Page 158: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 158

Diagram 3. Integrasi PPIA dalam pelayanan konseling remaja

:

Page 159: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 159

MODUL 3

MEMBANGUN TIM KERJA PUSKESMAS

I. Deskripsi Singkat

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat baik

upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan, perlu didukung oleh tim kerja

Puskesmas yang handal dan efektif. Penerapan azas

penyelenggaraan Puskesmas, baik azas

pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan

masyarakat, azas keterpaduan maupun azas rujukan,

hanya mungkin mencapai hasil yang optimal apabila

Puskesmas mampu membangun suatu tim kerja yang

memiliki kemampuan serta komitmen tinggi dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

diwilayah kerja Puskesmas.

Sehubungan dengan itu setiap pimpinan Puskesmas

perlu dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan

dalam membangun tim kerja agar efektif dan handal.

Tim kerja Puskesmas tidak hanya melibatkan

tenaga/staf internal Puskesmas, akan tetapi juga dapat

melibatkan tenaga dari luar Puskesmas (lintas sektor,

pemuka masyarakat, anggota masyarakat lainnya dan

sebagainya).

Untuk itu, modul akan membahas tentang: konsep

dasar tim kerja, nilai-nilai sdm, komunikasi dan

Page 160: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 160

kemitraan. Pembahasan modul akan menggunakan

metode: ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, pleno,

role playing.

II. Tujuan

A. Tujuan Umum:

Setelah mengikuti sesi, peserta memiliki pemahaman

tentang membangun tim kerja Puskesmas.

B. Tujuan Khusus:

Setelah mengikuti sesi peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep dasar tim kerja.

2. Menjelaskan Nilai-nilai SDM dalam kaitan dengan

membangun tim kerja .

3. Memerankan prinsip komunikasi dalam

membangun tim kerja.

4. Menjelaskan tentang kemitraan dalam kaitannya

dengan membangun tim kerja.

5. Mengidentifikasi langkah-langkah dalam

membangun tim kerja.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok bahasan

Pokok Bahasan materi ini terdiri atas:

Pokok Bahasan 1 :Konsep Dasar Tim Kerja

Pokok Bahasan 2 :Nilai-Nilai SDM.

Pokok Bahasan 3 :Komunikasi

Pokok Bahasan 4 :Kemitraan

IV. Langkah-langkah

Page 161: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 161

Langkah 1. Pengkondisian ( 10 menit)

a. Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran, waktu yang

tersedia serta keterkaitan materi dengan materi

sebelumnya, yaitu materi Kebijakan Dasar

Puskesmas dan Penerapannya.

b. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang

pengertian Tim kerja. Mintalah masing-masing

peserta untuk menuliskan pendapatnya pada kertas

manila berwarna atau post it. Kemudian tempelkan

kertas tersebut pada dinding, kumpulkan pendapat

yang serupa.

c. Fasilitator memandu peserta untuk menyimpulkan

hasilnya. Tuliskan pada kertas flipchart dan tempel

di dinding.

Langkah 2. Membahas pokok bahasan 1 Konsep Dasar

Tim Kerja (20 menit).

a. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang

Konsep Dasar Tim Kerja, apakah peserta memahami

perbedaan antara tim kerja dengan kelompok kerja.

b. Fasilitator menyampaikan materi / pokok bahasan

dengan ceramah singkat, dengan menggunakan

media dan alat Bantu yang telah disiapkan.

c. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk

bertanya atau minta klarifikasi.Sebelum menjawab

pertanyaan sebaiknya berikan dulu kesempatan

untuk menjawab kepada peserta lainnya. Usahakan

suasana belajar yang kondusif.

Page 162: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 162

d. Fasilitator memberikan jawaban dan klarifikasi

terhadap pertanyaan yang belum terjawab atau

belum jelas jawabannya.

Langkah 3. Membahas pokok bahasan Nilai-Nilai SDM

(60 menit)

a. Fasilitator menggali pendapat/ pengetahuan peserta

tentang Nilai-nilai SDM, dan bagaimana peserta

memahami arti dari setiap nilai. Tuliskan pendapat

peserta pada kertas flipchart.

b. Fasilitator menyampaikan materi/ pokok bahasan

dengan ceramah singkat, dengan menggunakan

media dan alat bantu yang telah disiapkan.

c. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk

bertanya atau minta klarifikasi. Sebelum menjawab

pertanyaan sebaiknya berikan dulu kesempatan

untuk menjawab kepada peserta lainnya. Usahakan

suasana belajar yang kondusif.

d. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok @ 5-6

orang per kelompok. Setiap kelompok diberi tugas

untuk mendiskusikan tentang: Penerapan Nilai-nilai

SDM dalam penyelenggaraan Puskesmas.

e. Fasilitator memandu peserta mempresentasikan

hasil diskusinya secara panel,agar dapat

dibandingkan satu sama lain, sehingga memperkaya

wawasan peserta.

f. Fasilitator menyapaikan rangkuman hasil diskusi.

Langkah 4. Membahas Pokok Bahasan 3 Komunikasi

(75 menit)

Page 163: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 163

a. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang

Komunikasi, mengapa diperlukan dalam membangun

tim kerja?.Tuliskan pendapat peserta pada kertas

flipchart atau kertas manila berwarna dan tempel

didinding. Kompilasi/ kelompokkan pendapat yang

serupa.

b. Fasilitator menyampaikan materi/pokok bahasan

dengan ceramah singkat, dengan menggunakan

media dan alat bantu yang telah disiapkan.

c. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk

bertanya atau minta klarifikasi. Sebelum menjawab

pertanyaan sebaiknya berikan dulu kesempatan

untuk menjawab kepada peserta lainnya. Usahakan

suasana belajar yang kondusif.

d. Fasilitator memberi penugasan role playing/

bermain peran komunikasi (Petunjuk role playing

pada halaman modul).

e. Fasilitator menyampaikan rangkuman .

Langkah 5. Membahas Pokok Bahasan 4 Kemitraan

(20 menit)

a. Fasilitator menggali pendapat/pengetahuan dan

pengalaman peserta tentang Kemitraan, dan apa

keterkaitannya dengan membangun tim kerja.

Tuliskan pendapat peserta pada kertas flipchart atau

kertas manila berwarna dan tempel didinding.

b. Fasilitator menyampaikan materi/pokok bahasan

dengan ceramah singkat, dengan menggunakan

media dan alat bantu yang telah disiapkan.

Page 164: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 164

c. Fasilitator memberi kesempatan peserta untuk

bertanya atau minta klarifikasi. Sebelum menjawab

pertanyaan sebaiknya berikan dulu kesempatan

untuk menjawab kepada peserta lainnya. Usahakan

suasana belajar yang kondusif.

Langkah 6. Pemantapan/internalisasi (75 menit)

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok @ 5-6

orang per kelompok. Setiap kelompok diberi tugas

untuk mendiskusikan/mengidentifikasi tentang:

Langkah-langkah dalam membangun tim kerja

Puskesmas.

b. Fasilitator memandu peserta mempresentasikan

hasil diskusinya secara panel, agar dapat

dibandingkan satu sama lain, sehingga memperkaya

wawasan peserta.

c. Fasilitator menyapaikan rangkuman hasil diskusi.

Langkah 7. Rangkuman dan pembulatan (10 menit)

a. Fasilitator memandu peserta untuk membuat

rangkuman dan pembulatan dari materi yang sudah

dibahas.

b. Fasilitator menyampaikan secara singkat

keterkaitadengan materi selanjutnya, serta

mengucapkan terima kasih dan salam.

Page 165: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 165

V. Uraian Materi

A.Konsep Dasar Tim Kerja

1. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja

Secara sepintas, kebanyakan orang tidak dapat

membedakan antara tim kerja dengan kelompok

kerja, padahal terdapat nuansa perbedaan-

perbedaan yang mendasar diantara kedua

pengertian tersebut.

James F.Stoner (1996) mendefinisikan sebuah tim

sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi

dan saling mempengaruhi kearah tujuan bersama.

Secara tradisional, terdapat dua tim dalam suatu

organisasi; formal dan informal, akan tetapi

sekarang terdapat tim yang mempunyai

karakteristik (ciri-ciri) keduanya.

Stamatis (1996), dengan jelas mendefinisikan

TEAM melalui suatu akronim yang baik sekali,

yaitu:

T ogether

E veryone

A chieves

M ore.

Artinya adalah: Setiap orang bila bekerja sama

dapat mencapai lebih, jadi dengan bekerja sama

Page 166: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 166

dalam suatu tim kerja, hasil yang akan dicapai

akan lebih besar dari penjumlahan hasil-hasil

perseorangan, hal inilah yang dikenal dengan

konsep Sinergi.

Perbedaan-perbedaan antara kelompok kerja

dengan tim kerja dikemukakan oleh Stephen P.

Robbins (1996) yang mendefinisikan kelompok

kerja sebagai kelompok yang terutama

berinteraksi untuk membagi informasi dan

mengambil keputusan untuk membantu tiap

anggota dalam bidang tanggung jawabnya.

Sedangkan tim kerja adalah kelompok yang

upaya-upaya individunya menghasilkan suatu

kinerja yang lebih besar dari pada jumlah

masukan-masukan individual.

Dengan demikian suatu kelompok kerja tidak

perlu atau berkesempatan untuk melakukan kerja

kolektif yang menuntut upaya gabungan, kinerja

mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan

perseorangan dari tiap anggota kelompok. Karena

tidak terdapat sinergi positif yang akan

menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja

yang lebih besar daripada jumlah masukan-

masukan.

Sedangkan dalam suatu tim kerja, terdapat sinergi

positif melalui upaya-upaya yang terkoordinasi.

Page 167: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 167

Upaya-upaya perseorangan mereka menghasilkan

suatu tingkat kinerja yang lebih besar daripada

jumlah masukan perseorangan tersebut.

2. Nilai-nilai SDM Kesehatan

Nilai-nilai atau value dalam suatu tim memegang

peranan penting, nilai organisasi menyangkut jati

diri organisasi tersebut, yang merupakan ciri

spesifik yang melandasi para anggotanya untuk

berperilaku.

Pada dasarnya nilai (value) adalah hal-hal yang

secara psikologis memberikan dorongan kepada

pribadi seseorang dalam menghadapi kehidupan.

Nilai-nilai tersebut jika sudah tertanam dalam jiwa

kita, ia akan membentuk suatu keyakinan, dan

keyakinan inilah yang akan melandasi seseorang

untuk berperilaku.

Nilai-nilai dasar (values) adalah fondasi sebuah

identitas korporat. Nilai-nilai adalah sesuatu yang

memaknai jati diri seseorang sebagai anggota

korporasi dalam keadaan seperti apapun.

Page 168: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 168

Departemen Kesehatan, guna mewujudkan visi

“Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”

dan mengemban misi “Membuat Rakyat Sehat”,

menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai:

Berpihak kepada rakyat

Bertindak cepat dan tepat

Kerjasama tim

Penugasan 1Peserta dibagi dalam kelompok 5-6 orangSetiap kelompok mendiskusikan apakah PuskesmasMembutuhkan tim kerja atau kelompok kerja?Apa alasannya?Tuliskan pada kertas flipchart.

Untuk membangun suatu tim kerja. Puskesmas perluterlebih dahulu menanamkan nilai-nilai yang harus dianutoleh seluruh anggota organisasi/petugas Puskesmas.Inimenjadi bagian dari peran Kepala Puskesmas sebagaiseorang manajer sekaligus pemimpin di Puskesmas.

Nilai-nilai tersebut harus disosialisasikan kepada seluruhjajaran organisasi termasuk komitmen untukmenerapkannya dalam pelaksanaan tugas sehari-hariserta mewujudkan visi Puskesmas.

Page 169: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 169

Integritas tinggi

Transparansi dan Akuntabilitas

a. Berpihak kepada rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, Departemen kesehatan akan selalu

berpihak kepada rakyat. Diperolehnya derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap

orang adalah salah satu hak asasi manusia

tanpa membedakan suku, golongan, agama,

dan status sosial ekonomi. UUD 1945 juga

menetapkan bahwa setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan.

Demikian halnya dengan Puskesmas, setiap

penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat, baik upaya

kesehatan wajib maupun pengembangan, harus

berpihak kepada rakyat atau masyarakat

diwilayah kerjanya,dalam rangka mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

masyarakat diwilayah tersebut.

b. Bertindak cepat dan tepat

Masalah kesehatan yang dihadapi makin

bertambah kompleks dan berubah dengan

cepat, bahkan kadang-kadang tidak terduga,

Page 170: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 170

yang dapat menimbulkan masalah darurat

kesehatan. Dalam mengatasi masalah

kesehatan, apalagi yang bersifat darurat, harus

dilakukan tindakan secara cepat. Tindakan

yang cepat juga harus diikuti dengan

pertimbangan yang cermat, sehingga intervensi

yang tepat dapat mengenai sasaran.

Puskesmas harus menanamkan keyakinan

kepada seluruh petugas tentang betapa

berharganya waktu dalam penanggulangan

masalah kesehatan, baik upaya kesehatan

perorangan maupun upaya kesehatan

masyarakat, setiap menit bahkan setiap

detiknya. Respons terhadap masalah kesehatan

harus sesegera mungkin, namun dengan

pertimbangan yang cermat, artinya selalu

berpegang pada prinsip mutu, yaitu ”Lakukan

secara benar sejak awal/pertama kali dan

selamanya”

c. Kerjasama tim

Departemen Kesehatan sebagai organisasi

pemerintah memiliki sumber daya manusia

yang banyak. Sumber daya manusia ini

merupakan potensi bagi terbentuknya suatu

tim besar. Oleh karena itu, dalam mengemban

tugas-tugas pembangunan kesehatan, harus

dibina kerja tim yang utuh dan kompak, dengan

Page 171: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 171

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,

sinkronisasi dan sinergisme.

Berkaitan dengan itu, Puskesmas meskipun

besarnya bervariasi, merupakan suatu

organisasi yang didukung oleh SDM dengan

latar belakang yang berbeda, baik dari segi

pendidikan, pengalaman, sosial, ekonomi dan

budaya. Karena itu perlu upaya untuk

mempersatukan mereka dalam suatu ikatan

kerjasama tim yang solid serta memiliki

integritas tinggi.

d. Integritas tinggi

Dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, setiap anggota (karyawan dan

pimpinan) Departemen Kesehatan harus

memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya

mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

Selain itu, dalam melaksanakan tugas, semua

anggota departemen kesehatan harus memiliki

ketulusan hati, kejujuran, berkepribadian yang

teguh, dan bermoral tinggi.

Untuk membina organisasi agar SDMnya

memiliki integritas yang tinggi, biasanya

pimpinan organisasi dituntut untuk

menteladani ciri-ciri sebagaimana yang

disebutkan (tulus, jujur, berkepribadian teguh

serta bermoral tinggi) yang ditunjukkan dalam

Page 172: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 172

perilaku sehari-hari. Integritas juga ditandai

dengan komitmen terhadap pencapaian tujuan

organisasi, yaitu komitmen terhadap

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan

Puskesmas, dilaksanakan dengan sepenuh hati

dan tanggungjawab.

Forum pertemuan Puskesmas seperti Lokakarya

Mini, rapat rutin staf dapat dijadikan sarana

pembinaan SDM agar memiliki integritas tinggi.

e. Transparansi dan Akuntabilitas

Dalam era demokrasi dan perkembangan

masyarakat yang lebih cerdas dan tanggap,

tuntutan atas pelaksanaan tugas yang

transparan dan dapat dipertanggung-gugatkan

(akuntabel) terus meningkat. Oleh karenanya

kegiatan pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan,

harus dilaksanakan secara transparan, dapat

dipertanggung-jawabkan dan dipertanggung-

gugatkan kepada publik.

Pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP) atau yang sejenis dapat menjadi mitra

Puskesmas dalam rangka pertanggungjawaban

dan pertanggunggugatan penyelenggaraan

upaya kesehatan Puskesmas kepada publik.

Page 173: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 173

Penugasan 2.

Sampai disini,untuk memantapkan pemahaman

peserta tentang Nilai-nilai SDM, fasilitator

memberi penugasan kelompok:

Setiap kelompok mendiskusikan tentang

bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai SDM

dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

Puskesmas:

- Aplikasi nilai Berpihak kepada rakyat

- Aplikasi nilai Bertindak cepat dan tepat

- Aplikasi nilai Kerjasama tim

- Aplikasi nilai Integritas tinggi

- Aplikasi nilai Transparansi dan Akuntabilitas

3. Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) berasal dari

kata latin “communicatio”, dan bersumber dari

cata communis yang berarti sama. Sama disini

maksudnya adalah sama makna. Jadi kalau dua

orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam

bentuk percakapan, maka komunikasi akan

terjadi bila ada keasamaan makna menganai apa

yang dipercakapkan.

Proses komunikasi pda hakikatnya adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh

seseorang (komunikator) kepada orang lain

(komunikan). Pikiran bias berupa gagasan, ide,

Page 174: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 174

informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan,

kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran,

kemarahan, keberanian, kegairahan, dan

sebagainya yang timbul di lubuk hati.

Menurut Laswell komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yng menimbulkan efek

tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

komunikasi, lihat gambar di bawah ini.

1) Apa yang anda katakan. Hal ini mungkin sangat

kompleks dan bisa relevan ataupun tidak.

2) Cara anda mengatakannya. Bahasa dan nada

bicara yang anda gunakan harus memberi

kesan kritis.

3) Medium. Komunikasi tatap muka cukup

memadai dalam beberapa situasi pelayanan,

tetapi tidak dalam situasi lainnya. Pilih media

komunikasi secara cermat agar selaras dengan

berita, entah panjang, pendek, rumit atau

PemancarPenerimaGagasanTerjemahan

MediumKata-kataSuara/ gangguanPemancar

Page 175: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 175

sederhana. Apakah diperlukan interaksi atau

tidak?

4) Pemberi informasi. Anda barangkali tidak dpat

sepenuhnya menyampaikan pesan. Anda

mungkin terpengaruh oleh berbagai

kepentingan atau hal-hal yang saling berkaitan,

atau oleh isi pesan itu yang membuat anda

merasa kurang enak.

5) Pendengar. Komunikasi akan dipengaruhi oleh

berbai pertimbangan seperti: dengan siapa anda

berbicara, apa prioritas mereka, seberapa

banyak yang telah mereka ketahui, pola

berpikir mereka.

6) Suara atau hal-hal yang mengganggu.

Komunikasi akan terpengaruh bila masing-

masing kelompok menemui kesulitan untuk

menyingkirkan gangguan dari orang lain

maupun suara di sekitar mereka.

7) Menangkap detail yang tidak relevan atau

menyimpang dari pembicaraan.

Dalam membangun tim kerja Puskesmas,

komunikasi adalah penting, sebagai mana

dikemukakan oleh Snyder (1988;209):

“Kemampuan suatu tim untuk mencapai

tujuannya sangat tergantung pada kemampuan

dari para anggotanya untuk berkomunikasi

secara efektif satu sama lain. Komunikasi

interpersonal merupakan tumpuan bagi

terjadinya perencanaan, penyelesaian masalah,

Page 176: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 176

tindakan, refleksi serta evaluasi yang efektif.”

Sedangkan Thamhain (1990;16) menyatakan,

bahwa,” Komunikasi yang buruk adalah

hambatan utama untuk terlaksananya tugas

tim yang efektif serta tumbuhnya kinerja yang

inovatif, karena itu komunikasi yang lancar,

bebas ke segala arah dan menyeluruh adalah

sangat penting.”

Sehubungan dengan itu Kepala Puskesmas

beserta staf/petugas perlu memahami dan

mampu menerapkan teknik komunikasi yang

efektif, yaitu:

Komunikasi harus menghasilkan pengertian

yang sama. Hal ini sejalan dengan tujuan

komunikasi. Diperlukan sikap tulus dari

kedua pihak yang berkomunikasi.

Kesederhanaan dan kejelasan dalam

berkomunikasi untuk membantu kelancaran

umpan balik oleh kedua belah pihak.

Komunikasi harus menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti dan bersifat dua

arah. Hindari penggunaan bahas atau istilah-

istilah teknis/ abstrak yang

menyulitkan/mengaburkan pengertian,

terutama apabila berbicara dengan

orang/anggota tim kerja dari luar sektor

kesehatan.

Beri kesempatan kepada pihak penerima

pesan untuk mendapatkan kejelasan

terhadap pesan yang dianggap kurang jelas.

Page 177: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 177

Suatu pesan yang disampaikan harus

singkat padat (concise), lengkap mengandung

semua informasi yang perlu (comprehensive

and complete), langsung (to the point) benar

dan nyata (correct and based on facts). Pesan

tidak boleh mengandung informasi yang

kurang atau berlebihan.

Hargai perbedaan pada setiap individu,

karena mungkin setiap orang memerlukan

pendekatan yang berbeda, boleh jadi karena

latar belakang pendidikan, situasi atau sifat

pribadi manusianya.

Pesan disampaikan dalam bentuk yang

menarik, dalam gaya bicara ataupun

penyajian.

Menunjukkan sikap dan kepercayaan diri,

serta keyakinan yang dapat mempengaruhi

penerima pesan.

Menunjukkan kemampuan menjadi

pendengar yang baik. Berilah kesempatan

kepada setiap orang untuk menyampaikan

pendapatnya, dan berusaha untuk

memahami dengan menunjukkan

kesungguhan anda mendengarkan.

Penting untuk selalu disadari bahwa

komunikasi adalah proses timbal balik yang

mencakup: penyampaian, penerimaan pesan

dan siklus umpan balik.

Page 178: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 178

Penugasan 3.Role playing komunikasi

Fasilitator memberi penugasan melakukan

role play/bermain peran komunikasi.

Petunjuk role play pada halaman 26

4. Kemitraan

Kemitraan dibentuk oleh sekelompok individu

atau institusi yang sepakat bekerjasama dalam

mencapai tujuan yang sama. Dalam membangun

kemitraan perlu diperhatikan prinsip dasar

kemitraan, landasan kemitraan dan kunci

keberhasilan kemitraan.

Prinsip Dasar:

Kesetaraan (Equity)

Setiap mitra dalam keterlibatannya dalam

pelaksanaan upaya kesehatan harus diberi

kepercayaan penuh, dihargai dan diberikan

pengakuan dalam hal kemampuan dan nilai-

nilai yang dimiliki.

Keterbukaan (Transparancy)

Setiap mitra dalam keterlibatannya dalam

pelaksanaan upaya kesehatan yakin dan

percaya setiap kesepakatan akan dilakukan

dengan terbuka, jujur tidak saling

merahasiakan sesuatu.

Saling menguntungkan (Mutual benefit)

Page 179: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 179

Setiap mitra dalam keterlibatannya dalam

pelaksanaan upaya kesehatan akan

mendapatkan keuntungan/manfaat bersama

dari kemitraan tersebut. (keuntungan/manfaat

tidak selalu bersifat material).

Landasan Kemitraan:

Saling memahami kedudukan, tugas, fungsi

dan struktur masing-masing.

Saling memahami kemampuan (capacity).

Saling menghubungi (linkage)

Saling mendekati (proximity)

Saling bersedia membantu dan dibantu

(openess).

Saling memberi dorongan dan mendukung

(support)

Saling menghargai (respect).

Kunci Keberhasilan:

Adanya komitmen/kesepakatan bersama.

Adanya kerjasama yang harmonis.

Adanya koordinasi yang baik.

Adanya kepercayaan sesama mitra.

Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai.

Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-

masing mitra.

Prinsip, landasan dan kunci keberhasilan

kemitraan tersebut harus diterapkan baik dalam

Page 180: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 180

membangun kemitraan lintas program maupun

lintas sektor.

Dari uraian tentang kemitraan, jelaslah bahwa

keberhasilan dalam membangun kemitraan

merupakan kunci keberhasilan membangun tim

kerja Puskesmas.

Selanjutnya dalam membangun tim kerja

Puskesmas, perhatikan juga tentang ciri-ciri tim

yang efektif.

Ciri-ciri Tim Efektif

Robbins (1996) mengemukakan bahwa suatu tim

tidak otomatis menjadi produktif dan mampu

meningkatkan produktivitasnya, berdasarkan

penelitian karakteristik dasar dari tim efektif

Adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan Tujuan

Suatu tim yang berkinerja tinggi memiliki

pemahaman terhadap tujuan yang akan

dicapai, dan meyakini bahwa mewujudkan

tujuan sangat bermanfaat atau merupakan

hasil yang penting.

b. Keterampilan yang relevan

Tim yang efektif tersusun dari individu yang

kompeten, mereka mempunyai keterampilan

teknis dan kemampuan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan dan memerlukan karakteristik

Page 181: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 181

personel yang dapat mencapai tujuan melalui

kerjasama dengan orang lain.

Hal lain yang penting, dan sering tidak

diperhatikan, tidak semua orang yang

mempunyai kemampuan/keterampilan teknis,

dapat bekerja baik sebagai anggota tim.

Tim yang berpenampilan baik atau berkinerja

tinggi, adalah yang mempunyai anggota yang

mempunyai keterampilan - keterampilan

interpersonal (hubungan antar manusia).

c. Komitmen

Anggota yang efektif menunjukkan loyalitas dan

dedikasi (pengabdian) yang tinggi pada tim.

Mereka berkeinginan untuk melakukan apapun

untuk membantu suksesnya tim.

Kesetiaan individu pada organisasi diawali

dengan tahapan:

Attach, (hanya sebagai pelengkap), yaitu

individu dalam tim, asal ada, asal hadir,

tidak berperan serta secara aktif, individu

tidak peduli dan tidak memahami misi dari

suatu tim atau organisasi.

Involve, yaitu ikut serta terlibat dalam

aktivitas tim/organisasi, namun misi dan

kepentingan individu yang dominant, jika

Page 182: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 182

kegiatan organisasi tidak sesuai dengan

kepentingannya, individu tersebut tidak akan

aktif berperan.

Commitment, individu akan berperan dalam

tim dengan segenap potensi dan daya serta

kemampuannya, misi dan kepentingan tim

atau organisasi lebih penting dari

kepentingan individu, dan atau misi/

kepentingan tim atau organisasi

Jadi komitmen merupakan tahapan tertinggi

dari kesetiaan individu pada suatu tim atau

organisasi.

d. Saling Percaya

Tim yang efektif memiliki karakteristik tingginya

saling percaya diantara anggotanya, dalam hal

ini anggota tim meyakini integritas, karakter

dan kemampuan yang lain, tetapi mungkin

dapat diketahui dari hubungan antar personal,

kepercayaan itu mudah pecah (hilang).

Kepercayaan dan saling percaya perlu

dipelihara dan diperlukan perhatian yang

cukup dari manajemen.

Suasana saling percaya dalam tim atau

kelompok cenderung dipengaruhi oleh “budaya

organisasi” dan tindakan dari manajemen.

Organisasi yang menganut nilai terbuka,

Page 183: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 183

ramah, dan bekerjasama dlam proses serta hal

lain yang mendorong komitmen anggota.

Menurut Fernando Bartomole (1989) terdapat 6

(enam) hal yang dapat membantu anggota tim

dalam menumbuhkan saling percaya, yaitu:

Komunikasi timbal balik

Mendukung ide anggota

Menghargai dan mendelegasikan wewenang

pada anggota tim.

Adil, objektif dalam memberikan penilaian

dan penghargaan.

Dapat diramalkan, konsisten terhadap

sesuatu.

Menunjukkan kompetensi, mengembangkan

rasa bangga dan hormat pada anggota tim

dengan menunjukkan kemampuan teknis

dan professional.

e. Komunikasi yang baik

Tidak mengherankan tim efektif mempunyai

karakteristik “Komunikasi yang Baik”. Anggota

dapat menyampaikan pesan diantara anggota

lain dalam bentuk yang jelas dapat dipahami

termasuk pesan non verbal.

Komunikasi yang baik juga merupakan

kaarakteristik sehatnya umpan balik anggota

Page 184: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 184

tim. Ini membantu memberi petunjuk anggota

tim dan memperbaiki kesalahpahaman.

Anggota yang bekerjasama jangka panjang

(lama) anggota-anggota tim dengan kinerja

tinggi dapat dengan cepat dan efisien

menyumbangkan gagasan dan keinginan.

f. Kemampuan negosiasi

Ketika job diberikan kepada individu-individu,

uraian tugas, prosedur dan peraturan dan tiap

dokumen formal harus menjelaskan peran

anggota tim. Tim yang efektif, disatu pihak,

cenderung luwes dan terus-menerus

mengadakan penyesuaian.

Ini membutuhkan anggota tim yang mempunyai

keterampilan proses negosiasi yang memadai.

Problem dan hubungan secara tetap berubah

dalam suatu tim, karenanya memerlukan

anggota tim yang mampu menghadapi dan

menerima perbedaan-perbedaan.

g. Kepemimpinan yang tepat

Pemimpin yang efektif dapat memotivasi suatu

tim untuk mengikuti terus pada situasi yang

lebih sulit.

Bagaimanapun pemimpin diharapkan dpat

membantu kejelasan tujuan-tujuan,

menunjukkan perubahan yang mungkin

Page 185: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 185

dengan mengatasi kelambanan, meningkatkan

kepercayaan diri anggota tim, serta membantu

anggota tim merealisasikan potensinya secara

penuh.

Yang lebih penting, pemimpin yang baik tidak

perlu terlalu mengarahkan atau mengontrol,

tetapi pemimpin tim yang efektif lebih

memerankan ke pelatihan dan sebagai

fasilitator. Dia membantu membimbing dan

mendukung tim.

Gaya kepemimpinan yang efektif adalah yang

mampu memerankan dorongan (perilaku

hubungan) dan pengarahan (perilaku tugas)

yang sesuai dengan tingkat kematangan

anggota.

h. Dukungan internal Eksternal

Terakhir kondisi yang perlu untuk membuat

tim efektif adalah dukungan iklim atau suasana

Dukungan internal, tim menyediakan prasarana

(kerangka dasar) yang baik, termasuk

didalamnya menyediakan pelatihan, system dan

alat ukur yang dapat dimengerti dimana

anggota tim dapat mengevaluasi kinerjanya

secara keseluruhan, program intensif untuk

pengakuan dan penghargaan aktivitas tim dan

system sumber daya manusia yang

mendukung.

Page 186: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 186

Prasarana internal yang baik dapat mendukung

anggota tim dan menguatkan perilaku yang

mengarah ke tingkat kinerja yang tinggi.

Dukungan eksternal, manajemen/ organisasi

menyediakan sumber-sumber (dana/ material)

yang dibutuhkan tim dalam menyelesaikan

tugasnya.

Agar tujuan tim tercapai perlu juga

meningkatkan kekompakkan tim, dalam hal ini

J.F.Stoner (1996) mengemukakan terdapat 4

(empat) cara meningkatkan kekompakkan tim,

yaitu:

1) Memperkenalkan Persaingan

Terjadinya konflik dengan individu lain di

luar tim, kelompok lain atau tim lain dpat

meningkatkan kekompakkan suatu tim.

2) Meningkatkan Ketertarikan antar Pribadi

Orang cenderung bergabung dengan tim

yang anggota-anggotanya mereka kenal atau

dikagumi. Karenanya dalam suatu tim dpat

dimulai dengan merekrut individu-individu

yang menganut nilai-nilai penting yang

relative sama.

Page 187: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 187

3) Meningkatkan Interaksi

Walaupun umumnya kita jarang dapat selalu

menyukai semua orang yang bekerjasama

dengan kita, tetapi meningkatnya interaksi

dapat memperbaiki persahabatan dan

komunikasi. Anggota tim diupayakan dapat

sling bertemu bukan saja pada pertemuan

formal, tetapi dalam pertemuan yang lain

seperti kegiatan rekreatif dan olah raga.

4) Menciptakan Sasaran Bersama dan Rasa

Kebersamaan pada Anggota Tim

Sasaran tim hendaknya diupayakan menjadi

sasaran semua anggota tim, demikian juga

rasa kebersamaan perlu diciptakan dalam

suatu tim untuk peningkatan efektivitas tim

kerja.

Gregory Shea dan R. Guzzo mengemukakan

bahwa efektivitas suatu kelompok (tim)

merupakan fungsi dari tiga variable, yaitu:

Interdependensi tugas yaitu sejauh mana

pekerjaan tim menuntut para anggotanya

untuk saling berinteraksi, interdependensi

tugas tingkat tinggi meningkatkan rasa

potensi tim.

Rasa Potensi yaitu keyakinan bersama dari

kelompok/tim bahwa tim dapat menjadi lebih

efektif.

Page 188: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 188

Interdependensi hasil adalah suatu tingkat

dimana konsekuensi kerja kelompok/tim

dirasakan oleh semua anggota tim.

Penugasan 4. Mengidentifikasi langkah-

langkah Membangun tim kerja Puskesmas.

Sebagai pemantapan dan internalisasi

terhadap sesi, fasilitator memberi

penugasan kepada peserta dalam kelompok

untuk mengidentifikasi langkah-langkah

Memnbangun tim kerja di wilayah

Puskesmas masing-masing.

Referensi:

1. Departemen Kesehatan RI; Buku Saku Bidan

Poskesdes; 2006; Jakarta

Page 189: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 189

PETUNJUK ROLE PLAYING

Skenario :

Kepala Puskesmas Mawar baru kembali dari menghadiri

rapat bulanan di Dinas Kesehatan Kabupaten . Acara

rapat terfokus pada mengevaluasi kinerja dengan

pencapaian imunisasi. Rupanya Bupati menaruh

perhatian terhadap program imunisasi di wilayah

kabupatennya. Hasil evaluasi membuat kepala puskesmas

tersentak sekaligus malu, karena pencapaian imunisasi

Puskesmas mawar adalah nomor 1 dari bawah, masih

terngiang ngiang di telinganya ketika kepala dinas

menanyakan apakah kepala Puskesmas tidak pernah

menggalang kerjasama lintas program maupun lintas

sektor untuk mensukseskan program imunisasi di

wilayahnya ? Ia bertekad untuk mengatasi permasalahan

ini.

Hari ini, kepala Puskesmas Mawar mengadakan rapat,

mendahului lokakarya mini bulanan yang seharusnya

dilaksanakan minggu berikutnya. Pada rapat ini diminta

hadir bidan, perawat, petugas imunisasi dan petugas gizi.

Kepala puskesmas harus mengkomunikasikan hasil rapat

di dinas kesehatan kabupaten kepada stafnya. Terapkan

prinsip prinsip komunikasi yang efektif, agar staf anda

memahami pesan yang anda sampaikan serta anda juga

mendapatkan komitmen mereka untuk meningkatkan

bekerja secara tim.

Page 190: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 190

Pemegang peranan (Pemeran) :

1 orang pemeran kepala puskesmas

1 orang pemeran bidan

1 orang pemeran perawat

1 orang pemeran petugas imunisasi

1 orang pemeran petugas gizi

Pengamat

Pilihlah beberapa orang pengamat, misalnya 3 orang

pengamat.

Petunjuk bagi pengamat :

Lakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses

komunikasi yang berlangsung, yaitu :

Apakah kepala Puskesmas menyampaikan tujuan

rapat dengan jelas dan dimengerti oleh peserta rapat

Apakah pesan yang disampaikan :

Singkat padat

Lengkap mengandung semua informasi yang

perlu

Benar dan nyata (berdasar fakta)

Apakah memberi kesempatan kepada pihak penerima

pesan untuk mendapatkan kejelasan terhadap pesan

yang dianggap kurang jelas.

Apakah gaya bicara dalam menyampaikan pesan

menarik, tidak bertele tele, membosankan.

Apakah semua peserta rapat menunjukkan

kemampuan mendengar yang baik.

Apakah komunikasi terjadi pada semua arah ?

Apakah ada yang tidak menunjukkan respon ?

Apakah ada yang merespon secara berlebihan ?

Page 191: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 191

Apakah ada kesimpulan dari hasil komunikasi

tersebut.

Umpan balik hasil pengamatan :

Setelah bermain peran selesai, mintalah pengamat inti

menyampaikan hasil pengamatannya

Kemudian mintalah hasil pengamatan dari peserta lain

Beri kesempatan kepada para pemeran untuk

menyampaikan perasaan dan pengalamannya dalam

bermain peran

Fasilitator menyampaikan rangkuman.

Page 192: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 192

MODUL 4

PERENCANAAN PUSKESMAS

I. Deskripsi Singkat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta

pusat pelayanan strata pertama.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal,

maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen

yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta

pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh

kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling

terkait dan berkesinambungan.

Perencaanaan tingkat Puskesmas disusun untuk

mengatasi masalah kesehatan yang ada diwilayah

kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya

kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan

penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan

Page 193: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 193

satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya

secara efisien, efektif dan dipertanggungjawabkan.

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu

menyusun rencana kegiatan tahunan Puskesmas.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta mampu :

1. mengumpulkan, mengolah dan menganalisa

data Puskesmas.

2. menetapkan target program Puskesmas sesuai

KW-SPM.

3. menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).

4. menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan

(RPK).

II. Pokok bahasan dan Sub pokok bahasan:

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran

khusus maka disusunlah Pokok bahasan dan Sub

pokok bahasan sebagai berikut:

Pokok Bahasan 1: Pengumpulan dan Analisa data

Puskesmas :

- Data essential di Puskesmas

- Metode pengumpulan data

- Pengolahan data

- Analisis data

Page 194: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 194

Pokok Bahasan 2: Target Program Puskesmas.

Pokok Bahasan 3: Penyusunan Rencana Usulan

Kegiatan (RUK) :

- Identifikasi Masalah

- Menetapkan Prioritas

- Merumuskan Masalah

- Mencari Akar Penyebab

- Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

- Menyusun RUK Upaya Kesehatan Wajib

- Menyusun RUK Upaya Kesehatan Pengembangan

Pokok Bahasan 4: Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Kegiatan (RPK) :

- Langkah-langkah RPK

- Menyusun RPK dalam bentuk matriks

Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah 1. Pengkondisian (10 menit)

Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran,

metode yang digunakan, mengapa modul/materi ini

diperlukan dalam pelatihan Manajemen

Puskesmas, serta keterkaitan dengan materi

sebelumnya.

Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta

yang sudah mempunyai pengalaman dalam

Page 195: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 195

melaksanakan perencanaan Puskesmas untuk

menyampaikan pengalamannya.

Peserta lain diminta untuk memberi tanggapan.

Langkah 2. Membahas Pokok Bahasan (180 menit/

4 JPL @ 45 menit)

Secara singkat fasilitator menyampaikan

rangkuman isi Pokok Bahasan 1 sampai dengan

pokok bahasan 5 modul Perencanaan Puskesmas.

Selanjutnya fasilitator mempersilahkan peserta

untuk menanggapi uraian tersebut.

Fasilitator membagi ke dalam V kelompok ,

kelompok I membahas Pokok bahasan 1:

Pengumpulan dan Analisa data Puskesmas,

kelompok II membahas Pokok Bahasan 2: Target

Program Puskesmas,kelompok III membahas Pokok

Bahasan 3: Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan,

kelompok IV membahas Pokok Bahasan 4:

Pengusulan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), yang

dituliskan pada kertas flip chart atau diketik di

komputer dan di presentasikan.

Selanjutnya fasilitator memberikan kesempatan

kepada peserta untuk menanggapi terhadap hasil

pendapat tiap kelompok.

Dari hasil pendapat peserta selanjutnya fasilitator

memberikan komentar serta memberikan

kesimpulan.

Page 196: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 196

Langkah 3. Mempraktikkan penyusunan

perencanaan Puskesmas (500 menit/ 11 JPL @45

menit)

Fasilitator menjelaskan tentang langkah-langkah

atau petunjuk diskusi kelompok.

Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok

Puskesmas. Selanjutnya peserta diminta untuk

menyiapkan bahan rujukan yang harus dibawa

yaitu laporan tahunan Puskesmas, Profil

Puskesmas, dan Data Wilayah Kerja Puskesmas.

Peserta diminta untuk menyusun rencana

Puskesmas.

Penyusunan Rencana Puskesmas dapat dilakukan

secara bertahap :

- Latihan 1 Menganalisis Data

- Latihan 2 Menentukan Target Puskesmas

- Latihan 3 Melakukan Identifikasi Masalah

- Latihan 4 Menentukan Prioritas Masalah

- Latihan 5 Membuat Rumusan Masalah

- Latihan 6 Mencari Akar Penyebab Masalah

- Latihan 7 Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

- Latihan 8 Menyusun RUK Upaya Kesehatan Wajib

Dan Upaya Kesehatan Pengembangan (Rencana

Tahunan Puskesmas)

Kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusinya.

Page 197: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 197

Fasilitator memberikan komentar dan

menyimpulkan hasil diskusi tersebut.

Langkah 4 Rangkuman (30 menit)

Fasilitator menyampaikan rangkuman secara

keseluruhan dan melakukan dialog dengan peserta

bagaimana selanjutnya agar Puskesmas dapat

menyusun perencanaan (RUK dan RPK) dengan baik.

Page 198: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 198

Uraian Materi

A. Pengumpulan dan Analisa Data Puskesmas.

1. Data-data essensial di Puskesmas.

a. Data Umum.

1) Peta wilayah kerja Puskesmas serta fasilitas

pelayanan (format 1). Data wilayah

mencakup luas wilayah, jumlah

desa/dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan

Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas.

Data ini dapat diperoleh di kantor

kelurahan/desa/kecamatan.

2) Data sumber daya. Data ini mencakup

sumberdaya Puskesmas termasuk

Puskesmas pembantu dan bidan di desa,

yang mencakup :

Ketenagaan (format 2a)

Obat dan Bahan habis pakai (format 2b)

Peralatan (format 2c)

Pembiayaan yang berasal dari

pemerintah, masyarakat, dan lain lain.

Sarana dan prasarana termasuk

gedung, rumah dinas, komputer, mesin

tik, meubelair, kendaraan (format 2e)

Page 199: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 199

3) Data Peran serta masyarakat ( format 3),

mencakup jumlah posyandu, kader, dukun

bayi dan tokoh masyarakat.

4) Data penduduk dan sasaran program (

format 4 ).

5) Data ini mencakup jumlah penduduk

seluruhnya berdasarkan jenis kelamin,

kelompok umur (sesuai sasaran program),

sosio ekonomi, pekerjaan, pendidikan,

keluarga miskin (persentase di tiap

desa/kelurahan). Data ini dapat diperoleh

dikantor kelurahan/desa, kantor kecamatan

dan data estimasi sasaran di Dinas

kesehatan kabupaten/kota.

6) Data sekolah (format 5)

7) Data ini mencakup jenis sekolah yang ada,

jumlah siswa, klassifikasi sekolah, UKS,

jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS, dll.

8) Data kesehatan lingkungan wilayah kerja

Puskesmas (format 6).

9) Data ini mencakup lingkungan rumah sehat,

tempat pembuatan makanan/minuman,

tempat tempat umum, tempat pembuangan

sampah, sarana air bersih, jamban keluarga

dan sistim pembuangan air limbah.

Page 200: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 200

b. Data khusus ( hasil penilaian kinerja Puskesmas

).

1) Status kesehatan yang terdiri dari data

kematian (format 7), Kunjungan kesakitan

(format 8), Pola penyakit yaitu 10 penyakit

terbesar yang ditemukan (format 9).

2) Kejadian luar biasa (format 10) dapat dilihat

pada laporan W1(Simpus).

3) Cakupan program pelayanan kesehatan

1(satu) tahun terakhir di tiap

desa/kelurahan (format 11).

4) Hasil survei yang dilakukan sendiri oleh

Puskesmas atau pihak lain (format 12).

2. Metoda Pengumpulan Data.

a. Penentuan sumber data.

Sumber utama data kinerja Puskesmas

adalah catatan hasil kegiatan Puskesmas yang

terekam dalam sistem pencatatan dan

pelaporan yang berlaku (SP2TP), catatan hasil

kegiatan inovatif, maupun hasil pengumpulan

data lainnya seperti hasil survei kepuasan

pelanggan untuk menilai mutu pelayanan

Puskesmas. Sedangkan laporan yang

dikirimkan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota tidak dijadikan sebagai

sumber data untuk penilaian.

Untuk kepentingan verifikasi oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota digunakan

laporan hasil penghitungan Puskesmas,

Page 201: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 201

laporan SP2TP, laporan lain yang berkaitan

dan hasil supervisi langsung ke Puskesmas.

b. Format Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan format yang telah disepakati.

c. Pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan secara rutin oleh

petugas atau pengelola program yang

bersangkutan. Data yang diperoleh

diperbaharui setiap bulan, sehingga pada

akhir tahun diperoleh data yang baru.

3. Sumber Data

Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses kegiatan

merubah data menjadi informasi yang dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan, termasuk untuk dasar penyusunan

perencananan Puskesmas.

Kegiatan pengolahan data meliputi:

Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan

kebenaran data yang dikumpulkan (cleaning and

editing).

Kegiatan penghitungan khususnya untuk

mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian hasil

kegiatan Puskesmas (calculating).

Kegiatan memasukkan data kedalam tabel yang

akan menjadi suatu informasi yang berguna

dalam pengambilan keputusan (tabulating).

Page 202: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 202

Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas

dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Tim

Kecil Puskesmas. Sedangkan pengolahan di tingkat

Kabupaten/Kota dilakukan oleh Tim Kecil yang

ditugaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

4. Analisa data

Data yang sudah diperoleh kemudian dikoreksi

untuk menjamin keakuratan dan kualitas data.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa.

Analisa yang digunakan dengan analisa deskriptif.

Semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk

tabel, grafik ataupun bentuk pie. Dari hasil analisa

data tersebut kemudian dapat diketahui rencana

kebutuhan masing-masing Puskesmas.

Analisa data dilakukan oleh team di Puskesmas.

Hasil analisis data, baik data umum maupun data

khusus, harus menghasilkan suatu rumusan atau

kesimpulan, yang nantinya akan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana

Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

Rumusan atau kesimpulan hasil analisis data adalah

sbb:

Berdasarkan Data Wilayah dan Fasilitas Kesehatan

(Format 1)

Page 203: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 203

a. Perlu/ tidak peningkatan akses pelayanan

b. Perlu/ tidak peningkatan jumlah fasilitas

pelayanan

c. Ada/ tidak potensi untuk upaya kesehatan

pengembangan

Berdasarkan Data Ketenagaan (Format 2a)

a. Ada/ tidak tenaga yang harus ditingkatkan

kuantitasnya? Tenaga apa?

b. Ada/ tidak tenaga yang harus ditingkatkan

kualitasnya? Tenaga apa? (misalnya Karena

tidak mungkin menambah tenaga)

Berdasarkan Data Keadaan Obat Dan Bahan Habis

Pakai (Format 2b)

a. Apa saja obat yang banyak digunakan?

b. Apa saja obat yang banyak bersisa?

c. Ada/ tidak potensi terjadinya pengobatan tidak

rasional (Masih prakiraan, tapi perlu perhatian)

Berdasarkan Data Keadaan Peralatan Kesehatan

(Format 2c)

a. Alat apa yang perlu perbaikan ?

b. Alat apa yang perlu penambahan ?

c. Apakah kendala peralatan kesehatan

Puskesmas saat ini potensial mengganggu

kelancaran pelayanan di Puskesmas ? apakah

masih bisa diatasi ?

Page 204: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 204

Berdasarkan Data Pembiayaan Kesehatan Di

Puskesmas (Format 2d)

a. Biaya sudah/ belum memadai untuk

operasional Puskesmas ?

b. Ada/ tidak potensi sumber biaya lain yang dapat

digali oleh Puskesmas ?

Berdasarkan Data Sarana Prasarana Kesehatan Di

Puskesmas (Format 2e)

a. Jenis sarana kesehatan apa yang kondisinya

mengganggu kelancaran pelayanan Puskesmas ?

b. Jenis sarana penunjang apa yang kondisinya

mengganggu kelancaran pelayanan penunjang

di Puskesmas ?

Berdasarkan Data Peran Serta Masyarakat (Format

3)

a. Adakah jumlah posyandu yang harus ditambah

? didesa/ kelurahan apa ? (lihat juga data

penduduknya, terutama balita)

b. Berapa jumlah kader/ dukun bayi/ toma yang

harus dilatih ?

Berdasarkan Data Penduduk Dan Sasaran Program

(Format 4)

a. Bagaimana gambaran sasaran program menurut

kelompok umur/ usia ?

b. Adakah potensi upaya kesehatan pengembangan

untuk kelompok keluarga miskin dan sasaran

program tersebut ?

Page 205: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 205

Berdasarkan Data Sekolah (Format 5)

a. Bagaimana persentase sekolah UKS ?

b. Bagaimana persentase kader UKS di setiap

jenjang sekolah ?

c. Bagaimana persentase guru UKS di setiap

jenjang sekolah ?

d. Program apa yang potensial untuk

pengembangan UKS ?

Berdasarkan Data Kesehatan Lingkungan (Format

6)

a. Bagaimana urutan persentase dari yang paling

rendah ke yang paling tinggi ?

b. Apa persentase yang paling rendah dan terjadi

di banyak lokasi ?

Berdasarkan Data Kematian (Format 7)

a. Apa penyebab kematian terbanyak ?

b. Apa penyebab kematian perempuan terbanyak ?

c. Apa penyebab kematian bayi/ balita/ usia

sekolah/ PUS/ lansia terbanyak?

Berdasarkan Data Kunjungan (Format 8)

a. Persentase kunjungan baru dan lama

b. Jumlah kunjungan dari kelurahan/ desa

terjauh/ transportasi sulit?

c. Apakah potensial untuk meningkatkan akses

pelayanan ?

Page 206: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 206

Berdasarkan Data Sepuluh Penyakit Terbanyak

(Format 9)

a. Apa penyakit terbanyak pada laki-laki ?

b. Apa penyaklit terbanyak pada perempuan ?

c. Apakah potensial untuk upaya kesehatan

pengembangan ?

Berdasarkan Data Kejadian Luar Biasa (Format 10)

a. Jenis KLB apa dengan jumlah kasus terbanyak

?

b. Jenis KLB apa dengan lokasi paling luas ?

c. Jenis KLB apa yang paling banyak

menimbulkan kematian ?

Berdasarkan Cakupan Program Pelayanan

Kesehatan (Format 11)

a. Upaya kesehatan wajib apa yang pencapaiannya

masih rendah ?

b. Upaya kesehatan pengembangan apa yang telah

dilaksanakan ?

c. Upaya kesehatan apa yang pencapainnya masih

rendah ?

Kerjakan Latihan 1 .Menganalisis DataPetunjuk latihan pada Lembar kerja 1 di hal 391

Page 207: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 207

B. Target Program Puskesmas.

Beberapa metoda penentuan target yang dilakukan

di Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Target ditentukan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

2. Misalnya untuk indikator beberapa program seperti

TB ( CDR 70%, Convertion Rate 80 %, dll) KIA/KB

Cakupan K4 80%, Linakes 70 % ).

3. Target ditentukan sendiri oleh Puskesmas sesuai

dengan ketersediaan sumber daya yang tersedia di

Puskesmas. Untuk kegiatan ini Puskesmas dan

staff bersama sama menentukan target target

tersebut berdasarkan Standar pelayanan minimal

yang ditentukan dari Pusat/Propinsi.

4. Target dapat diperoleh dengan cara membuat

perkiraan secara matematis terhadap kemungkinan

pencapaian program.

5. Target dapat juga ditetapkan berdasarkan Prestasi

terbaik yang pernah dicapai Puskesmas yang

bersangkutan.

C. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.

Penyusunan rencana usulan kegiatan dilaksanakan

dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut yaitu

menyusun rencana kegiatan yang bertujuan untuk

Kerjakan Latihan 2.Menentukan Target PuskesmasPetunjuk latihan pada Lembar kerja 2 di hal 391

Page 208: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 208

mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada

periode sebelumnya dan memperbaiki program yang

masih bermasalah dan menyusun rencana kegiatan

baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di

wilayah tersebut. Kegiatan baru yang disesuaikan

dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan

kemampuan Puskesmas.

Penyusunan rencana usulan kegiatan terdiri dari

langkah-langkah :

1. Identifikasi masalah.

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan

kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan

dengan membuat daftar masalah yang

dikelompokkan menurut jenis program, cakupan,

mutu dan ketersediaan sumber daya.

Contoh : Tabel 21. Identifikasi Masalah.

No Program Target Pencapaia

n

Kesenjang

an

1

2

3

.

n

Page 209: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 209

Untuk mengisi tabel tersebut, dapat diambil dari

Format 11, Cakupan Program Pelayanan Kesehatan

No. A Upaya Kesehatan Wajib.

Target diisi berdasarkan hasil penentuan target

Puskesmas.

Pencapaian diisi dari kolom jumlah pencapaian,

yang merupakan rekapitulasi pencapaian diseluruh

kelurahan/ desa. Kesenjangan antara pencapaian

dan target, merupakan masalah. Kemungkinan

teridentifikasi beberapa masalah.

2. Menetapkan urutan prioritas masalah.

Mengingat keterbatasan kemampuan mengatasi

masalah sekaligus, maka perlu masalah

diprioritaskan dengan pendekatan tertentu.

Berbagai metode untuk memprioritaskan masalah

seperti Kriteri matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb.

Penggunaan alat atau metode diserahkan pada

masing masing Puskesmas.

Contoh kriteria matriks:

Tabel 22. Matriks Urutan Prioritas Masalah

Kriteria

Masalah

1

Masalah

2

Masalah

3

Masalah

4

Tingkat

urgensi/

Urgency (U)

Kerjakan Latihan 3.Menentukan Identifikasi MasalahPetunjuk latihan pada Lembar kerja 3 di hal 392

Page 210: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 210

Tingkat

keseriusan/

Seriousnes (S)

Tingkat

perkembangan/

Growth (G)

Total

Cara menggunakan/ mengisi matriks :

a. Tentukan nilai untuk setiap kriteria, misalnya

ditetapkan 1-5

b. Tingkatkan urgensi (U) : masalah yang sangat

mendesak untuk segera ditanggulangi,

mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

c. Tingkat keseriusan (S) : Masalah yang perlu

penanganan serius dan apabila tidak diatasi akan

semakin memprihatinkan/ akibat semakin buruk,

mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

d. Tingkat perkembangan (G) : Masalah yang apabila

tidak ditanggulangi akan semakin meluas,

mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

e. Hasil penilaian (Total) : Nilai U x S x G.

f. Buat urutan prioritas berdasarkan urutan Nilai

Total dari yang terbesar sampai terkecil.

Kerjakan Latihan 4.Menentukan Urutan Prioritas MasalahPetunjuk latihan pada Lembar kerja 4 di hal 392-393

Page 211: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 211

3. Merumuskan masalah

Perumusan masalah mencakup , Apa masalahnya,

Siapa yang terkena masalah, Besarnya masalah,

Dimana terjadinya dan Bilamana masalah itu

terjadi ( 4W, 1H), What, Who, When, Where, dan

How Much.

Contoh Rumusan Masalah

Masih tingginya angka kematian balita akibat diare

yaitu sebesar 20% di desa A, wilayah Puskesmas X,

pada tahun 2006.

4. Mencari akar penyebab masalah.

Mencari akar penyebab masalah dapat digunakan

antara lain dengan menggunakan alat/tools :

a. Diagram sebab akibat ( Diagram Ishikawa ) atau

sering juga disebut diagram tulang ikan.

b. Pohon Masalah ( problem tree ).

Contoh penggunaan Diagram ishikawa.

Masalah : Cakupan persalinan tenaga kesehatan

rendah

(mis 40 %)

Langkah langkah:

1) Tuliskan masalah pada tulang ikan.

Kerjakan Latihan 5.Merumuskan MasalahPetunjuk latihan pada Lembar kerja 5 di hal 393

Page 212: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 212

Metode

Material

AlatLingkungan

Manusia

2) Buat garis mendatar dengan panah menyentuh

kepala ikan.

3) Tetapkan kategori utama penyebab utama.

4) Buat garis miring dengan anak panah kearah garis

datar.

5) Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing

masing kategori sampai mengakomodasi semua

unsur dalam kategori tersebut.

6) Ulangi hal yang sama pada kategori utama yang

lain.

7) Setelah semua ide/ gagasan dicatat, lakukan

klarifikasi untuk menghilangkan duplikasi,

ketidaksesuaian dengan masalah tersebut.

Diagram 4. Diagram Ishikawa

Page 213: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 213

Mencari penyebab masalah dengan menggunakan Pohon

masalah ( Problem Trees)

Langkah langkah:

1) Tuliskan masalah pada kotak dipuncak pohon

masalah.

2) Buat garis vertikal menuju kotak tersebut.

3) Tetapkan kategori utama dari penyebab dan

tuliskan pada kotak dibawahnya dengan arah

panah menuju kekotak masalah.

4) Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing

masing kategori.

5) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama

lakukan untuk kategori utama yang lain.

6) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab,

coba membuat daftar sub penyebab dan letakkan

pada kotak yang ada dibawahnya.

7) Setelah semua pendapat tercatat, lakukan

klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi,

ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Page 214: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskes

POHON MASALAH

ANALISIS SEBAB AKIBAT

KEGIATAN : ……………………..

Catatan :

Untuk mengidentifik

menggunakan diagra

masalah, kemungkin

ditelusuri dari :

mas terintegrasi HIV-AIDS Page 214

asi penyebab masalah, baik

m Ishikawa maupun pohon

an penyebab masalah dapat

AKIBAT

Masalahutama

Page 215: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 215

a. Input (sumber daya) : manusia/ tenaga, jenis dan

jumlah obat/ sarana/ fasilitas, prosedur kerja,

dana dan lain-lain

b. Proses (pelaksanaan kegiatan) : frekuensi,

penggunaan metode/ prosedur, kepatuhan

terhadap standar pelayanan, supervisi/ pembinaan

dll.

c. Lingkungan : kebijakan, political will dll

Buatlah kesimpulan dari hasil menentukan akar

masalah tersebut.

Akar penyebab masalah adalah........

5. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah:

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah,

dapat dilakukan dengan kesepakatan diantara

anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan diantara

tim dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu

harus dicari alternatif pemecahannya.

Kerjakan Latihan 6.Menentukan Akar Penyebab MasalahPetunjuk latihan pada Lembar kerja 6 di hal 394

Page 216: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 216

Contoh:

Tabel 23. Cara Pemecahan Masalah.

Cara pengisian tabel, sebagai berikut :

a. Prioritas masalah : ditulis sesuai dengan hasil

urutan prioritas masalah

b. Penyebab masalah : ditulis berdasarkan hasil

mencari akar penyebab masalah

c. Alternatif pemecahan masalah : diperoleh

berdasarkan hasil brainstorming anggota tim,

tentang alternatif pemecahan masalah yang

diusulkan, ada beberapa alternatif.

d. Pemecahan masalah terpilih : dapat di peroleh

melalui hasil kesepakatan anggota tim atau

menggunakan matriks USG, metode MCUA dan

lain-lain.

RUK, sebagai program hasil analisis masalah. Untuk

setiap prioritas masalah harus dapat ditentukan

pemecahan masalah terpilih . Pemecahan masalah

terpilih akan menjadi bahan penyusunan

NoPrioritas

Masalah

Penyebab

masalah

Alternatif

pemecahan

masalah

Pemecahan

masalah

terpilih

Ket

1

2

3

4

dst

Page 217: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 217

D. Pengusulan Rencana Usulan Kegiatan (RUK):

Pengusulan rencana usulan kegiatan meliputi

upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan

pengembangan dan upaya kesehatan penunjang

yang meliputi:

1. Kegiatan tahunan yang akan datang yang meliputi

kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional, dan

program hasil analisa masalah.

2. Kebutuhan sumberdaya berdasarkan ketersediaan

yang ada pada tahun sekarang.

3. Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan

sumberdaya yang dibutuhkan kedalam format RUK

Puskesmas.

RUK disusun dalam bentuk matriks, dengan

memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik

kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai

dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian

data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.

1. RUK Upaya Kesehatan Wajib.

a) Menyusun rencana usulan kegiatan upaya

kesehatan wajib kedalam matriks.

Kerjakan Latihan 7.Menetapkan Cara Pemecahan MasalahPetunjuk latihan pada Lembar kerja 7 di hal 395

Page 218: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 218

b) Mengajukan rencana usulan kegiatan upaya

kesehatan wajib.

Rencana ini diajukan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk mendapat pembahasan

pembiayaannya. Apabila sumber pembiayaan

berasal dari non pemerintah maka diusulkan

kepada institusi yang bersangkutan.

c) Waktu Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.

Jadwal penyusunan rencana usulan kegiatan

dilakukan dengan memperhatikan siklus

perencanaan kabupaten/kota, yaitu jadwal

pembahasan yang dilakukan oleh

kabupaten/kota sehingga RUK tersebut harus

sudah selesai atau sudah diterima oleh Dinas

Kesehatan kabupaten/kota sebelum

dilakukan pembahasan, demikian pula

dengan rencana usulan kegiatan untuk mitra

kerja Puskesmas.

Page 219: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 219

Tabel 24. Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

No Upaya

Kesehatan

Keg Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber

Dana

Indikator

Keberha

silan

Sumber

Pembia

yaanDana Alat Tenaga

1 Prom Kes

2 Kes Lingk

3 KIA & KB

4 Gizi Masy

5 P2M

6 Pengobatan

Catatan :

Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya

mencapai tujuan program

Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program

Sasaran adalah jumlah populasi atau area diwilayah kerja yang akan dicakup

kegiatan

Page 220: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 220

Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh

Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber

daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu

Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada

Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat atau

pendapatan fungsional Puskesmas.

Page 221: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 221

2. RUK Upaya Kesehatan Pengembangan

a) Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan

Telah disebutkan bahwa upaya kesehatan

pengembangan dapat dipilh dari daftar upaya

kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat

berupa inovasi yang dikembangkan sesuai

dengan permasalahan kesehatan yang terjadi

diwilayah kerja Puskesmas, diantaranya bisa

berasal dari hasil analisis data Puskesmas,

seperti hasil analisis berdasar data Format 1, 3,

5, 9 dan 11

Apabila Puskesmas mempunyai kemampuan,

identifikasi masalah dilakukan bersama sama

masyarakat (Konsil kesehatan

kecamatan/Badan penyantun Puskesmas)

melalui pengumpulan data secara langsung di

lapangan (Survei mawas diri). Tetapi apabila

kemampuan itu tidak dimiliki oleh Puskesmas,

maka identifikasi dilakukan melalui

kesepakatan kelompok oleh petugas Puskesmas

dengan melibatkan konsil kesehatan

kecamatan/ badan penyantun Puskesmas.

Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan

muncul usulan Puskesmas yang sangat

beragam. Dengan pertimbangan kondisi

sumberdaya yang ada, baik tenaga, sarana

maupun biaya, maka perlu dibuat penyusunan

prioritas.

Apabila Puskesmas belum mampu

,menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan tersebut tetapi telah menjadi

Page 222: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 222

kebutuhan masyarakat setempat maka dinas

kesehatan kabupaten/kota yang wajib

menyelenggarakannya.

b) Menyusun RUK Upaya Kesehatan Pengembangan

kedalam matriks.

Pada dasarnya pengisian matriks sama dengan

pengisian matriks R.U.K. Upaya Kesehatan

Wajib.

Page 223: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 223

Tabel 25. Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan

No Upaya

Kesehatan

Keg Tujua

n

Sasaran Target Kebutuhan Sumber

Dana

Indikat

or

Keberh

a

silan

Sumber

Pembia

yaanDana Alat Tenag

a

1

2

3

4

5

6

Page 224: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 224

c) Mengajukan RUK kegiatan Upaya Kesehatan

Pengembangan.

RUK upaya kesehatan pengembangan diajukan

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota bersama

sama dengan RUK upaya kesehatan wajib. RUK ini

dapat juga diusulkan kepada pihak pihak non

pemerintah.

Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada

diwilayahnya untuk ikut serta dalam pembiayaan

tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan

kepada masyarakat, perusahaan, swasta, atau LSM

melalui advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan

yang telah disusun dengan didukung oleh data

yang telah diolah, sehingga dapat dipahami oleh

masyarakat dan mitra kerja Puskesmas. Potensi

lainnya dapat pula berasal dari pendapatan

fungsional Puskesmas atau sumber pembiayaan

lainnya.

E. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

Tahap ini merupakan pelaksanaan upaya kesehatan

wajib , upaya kesehatan pengembangan , upaya

kesehatan penunjang maupun upaya inovasi

dilaksanakan bersama , terpadu dan terintegrasi

Kerjakan Latihan 8. Menyusun RUKPetunjuk latihan pada Lembar kerja 8 di hal 395

Page 225: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 225

sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu

keterpaduan.

Langkah langkah.

1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang telah

disetujui.

2. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui

dengan rencana usulan kegiatan (RUK) yang

diusulkan dan situasi saat penyusunan RPK.

3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume

kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber

daya pendukung menurut bulan dan lokasi

pelaksanaan.

4. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk

membahas kesepakatan RPK.

5. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk

matriks.

Page 226: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 226

Contoh Tabel 26. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Puskesmas…………..Tahun…………….

No Upaya

Kesehat

an

Keg Sasara

n

Targe

t

Vol

Keg

Rincian

Pelaks.

Lokasi

Pelaks.

Tenaga

Pelaksan

a

Jadw

al

Biaya

1

2

3

4

5

6

7

Promkes

Keslingk

KIA/KB

Perb.

Gizi

P3M

Pengobat

an

…………

Page 227: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 227

….

Catatan :

No 7 dan seterusnya diisi dengan jenis upaya kesehatan pengembangan yang diusulkan

Page 228: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kuri

Diagram 5. TAHAP TAHAP PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

DATAPROSESPERSIAPANDATA UMUM

Penyusunan Penyusunan Lokakarya

PROSES

kulum Modul Manajemen P

PERSIAPAN

Pengumpulan

uskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 228

DATA KHUSUSPenilaian kinerjaPuskesmas

RUK RPK Minidata

Page 229: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 229

Dengan demikian Puskesmas sekarang memiliki

rencana tahunan Puskesmas, Meliputi :

a. Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib

dan Upaya Kesehatan Pengembangan untuk 1

tahun

b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesehatan

Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan untuk

1 tahun

Page 230: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 230

Latihan 1. Menganalisis Data

Petunjuk Latihan :

1. Peserta dibagi dalam kelompok Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok

Siapkan bahan rujukan yang harus dibawa

yang merupakan data informasi tentang

Puskesmas saudara, seperti Laporan

Tahunan Profil Puskesmas, Data Wilayah

Kerja.dll

Siapkan juga format-format yang

diperlukan (format1, format 2a-e, format 3-

12)

Isikan data Puskesmas kedalam setiap

format yang sesuai. Koreksi kebenaran

pengisiannya.

Lakukan analisis dengan menggunakan

analisis deskriptif

Buatlah kesimpulan/ rumusan hasil

analisis data tersebut (dapat menggunakan

cara rumusan hasil analisis data yang

tercantum pada hal 6-8 modul ini)

Latihan 2. Menentukan Target Puskesmas

Petunjuk Latihan:

1. Peserta bekerja dalam kelompok Puskesmas

2. Dalam kelompok, melakukan kegiatan sbb :

o Identifikasi target Puskesmas yang telah

ditetapkan oleh dinas kesehatan kab/ kota,

untuk pogram apa dan berapa

Page 231: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 231

o Identifikasi target yang harus ditentukan

oleh Puskesmas :

- Untuk program apa

- Hitunglah target tersebut berdasarkan

SPM yang ditetapkan.

o Identifikasi target yang harus ditentukan

berdasarkan perkiraan secara matematis

- Untuk program apa

- Berapa perkiraan targetnya

o Identifikasi target yang bisa ditentukan

berdasarkan hasil terbaik yang pernah

dicapai Puskesmas

- Untuk program apa

- Berapa hasil terbaik yang pernah

dicapai

- Berapa target sekarang

Latihan 3 Identifikasi Masalah

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok (tim)

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok

o Siapkan tabel identifikasi masalah seperti

pada contoh dihalaman 7 modul ini.

o Siapkan format 11 Cakupan Program

Pelayanan Kesehatan btk A. Upaya

Kesehatan Wajib, yang telah diisi dengan

data Puskesmas.

o Isi kolom program dengan jenis program

dari Upaya Kesehatan Wajib

Page 232: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 232

o Isi kolom target, dengan hasil pemantauan

target Puskesmas untuk setiap program.

o Isi kolom pencapaian dari kolom jumlah

pencapaian yang merupakan rekapitulasi

pencapaian diseluruh kelurahan/ desa.

o Isi kolom kesenjangan dengan

membandingkan antara target dan

pencapaian. Program yang memiliki

kesenjangan (negatif atau kurang dari

target) merupakan masalah.

o Identifikasi masalah-maslah tesebut,

kemungkinan ada beberapa masalah.

Tuliskan semua masalah

Latihan 4. Menentukan Urutan Prioritas

Masalah

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok tim

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok :

o Buatlah nomor untuk setiap masalah yang

teridentifikasi. (misal masalah 1 :

Program.....dst)

o Tentukan metode penentuan prioritas

masalah yang dipilih oleh tim. (misalnya

metode kriteria matriks USG.

o Buatlah matriksnya. (lihat contoh matriks

pada halaman 7). Buatlah kolom masalah,

sejumlah masalah yang teridentifikasi.

Page 233: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 233

o Isilah nilai setiap kriteria dari setiap

masalah dengan cara :

- Setiap anggota kelompok diminta untuk

memberi nilai untuk kriteria (U) dari

masalah 1, kemudian dibuat reratanya.

Nilai Rerata diisi pada kolom masalah 1.

Lakukan hal yang sama untuk nilai

kriteria (K) untuk masalah lainnya

(masalah 2 dstnya)

- Untuk mengisi nilai kriteria (S), lakukan

juga hal yang sama

- Demikian juga untuk nilai kriteria (G)

- Isi nilai total setiap masalah dengan

perkalian nilai kriteria (U) x(S) x(G).

- Tuliskan urutan prioritas dari total nilai

yang terbesar sampai yang terkecil.

- Urutan prioritas masalah adalah :

(1) .........................................

(2) .........................................

(3) .........................................

Latihan 5 Merumuskan Masalah

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok (tim)

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok :

Masalah yang menjadi prioritas, dilakukan

pengkajian :

- Apa masalah tersebut ?

- Siapa yang terkena ?

Page 234: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 234

- Berapa besar masalah tersebut (dalam

jumlah nominal) dalam persen/ dalam

luas wilayah yang terkena dsb)

- Dimana lokasi terjadinya?

- Bilamana kurun waktu tertentu (musim

tertentu dll)

Buatlah dalam rumusan pernyataan

masalah (problem Statement) meliputi : 4W,

1 H tersebut.

Latihan 6. Menentukan Akar Penyebab Masalah

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok (tim)

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok :

Menentukan metode yang akan digunakan

Tuliskan masalah prioritas yang akan

ditelusuri akar penyebabnya

Ikuti langkah-langkah dari metode yang

dipilih pada halaman 8 dan 9, modul ini.

Dalam mengisi tulang ikan pada Diagram

Ishikawa atau kotak-kotak pada diagram

pohon masalah, harus melibatkan semua

naggota tim. Penentuannya harus

berdasarkan data/ fakta. Ingat dan

gunakan hasil analisis data pada latihan 1.

Buat kesimpulan akar penyebab masalah

yaitu :....................

Page 235: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 235

Latihan 7. Menentukan Cara Pemecahan

Masalah

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok (tim)

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok :

Review hasil prioritas masalah dan akar

penyebab dari setiap masalah prioritas

tersebut.

Buat tabel cara pemecahan masalah

(contoh tabel pada halaman 10)

Lakukan brainstorming, agar setiap

anggota kelompok berpartisipasi

menyampaikan usulan alternatif

pemecahan masalah .

Buat kesepakatan tentang pemecahan

masalah yang terpilih, atau penentuannya

dilakukan dengan menggunakan metode

matriks USG/ MCUA, dll

Tuliskan hasilnya pada kotak Pemecahan

Masalah Terpilih.

Hasil ini akan menjadi bahan penyusunan

RUK.

Latihan 8. Menyusun RUK

Petunjuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok (tim)

Puskesmas

2. Kegiatan dalam kelompok :

Page 236: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 236

Pelajari format RUK (matriks RUK) pada

halaman 11

Susunlah RUK Upaya Kesehatan Wajib,

menggunakan matriks tersebut. Gunakan

hasil analisis data dan informasi

Puskesmas, serta hasil langkah-langkah

pemecahan masalah

Identifikasi Upaya Kesehatan

Pengembangan yang akan dilaksanakan di

Puskesmas saudara. Hasil analisis data

format 1,3,5,9 dan 11, dapat membantu

dalam menentukan Upaya Kesehatan

Pengembangan, atau berdasar hasil SMD

dll.

Susunlah RUK Upaya Kesehatan

Pengembangan menggunakan matriks

(contoh matriks pada halaman 12 )

Gabunglah RUK Upaya kesehatan Wajib

dan Upaya Kesehatan Pengembangan

sebagai Rencana Tahunan Puskesmas.

Page 237: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 237

STUDI KASUS INTEGRASI LAYANAN

KOMPREHENSIF HIV-AIDS

BERKESINAMBUNGAN DALAM MANAJEMEN

PUSKESMAS

Skenario 1

Puskesmas A terletak di Kota epidemi terkonsentrasi

HIV-AIDS tetapi belum punya program dan tidak ada

data kasus/laporan, bagaimana perencanaan

puskesmas tersebut?

Skenario 2

Puskesmas B belum punya program HIV-AIDS, tetapi

ada data temuan kasus di lapangan/media massa yang

mengarah ke HIV-AIDS seperti balita gizi buruk, pasien

TB yang tidak sembuh setelah pengobatan.

Skenario 3

Puskesmas C sudah punya klinik IMS, di wilayah

kerjanya terdapat daerah pertambangan, atau daerah

wisata, bagaimana perencanaan puskesmas tersebut?

Page 238: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 238

Penjelasan Skenario :

Harus dapat menjawab tahapan perencanaan

1. Proses persiapan

Puskesmas membuat tim perencanaan di internal.

Tim perencanaan terdiri dari tim pengumpul data

dan analisa data

2. Proses pengumpulan data

A. Data umum :

1) Peta wilayah kerja Puskesmas mencakup :

Fasilitas pelayanan kesehatann (RSUD, RS

Swasta, Klinik, Pustu)

Luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/

RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu

tempuh ke Puskesmas.

Lokalisasi / daerah risiko tinggi

Fasilitas umum

Data ini dapat diperoleh di kantor

kelurahan/desa/kecamatan atau internet.

2) Data sumber daya. Data ini mencakup

sumberdaya Puskesmas termasuk Puskesmas

pembantu dan bidan di desa, yang mencakup :

Ketenagaan

Obat dan Bahan habis pakai

Peralatan

Pembiayaan yang berasal dari pemerintah,

masyarakat, dan lain lain.

Page 239: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 239

3) Sarana dan prasarana termasuk gedung, rumah

dinas, komputer, mesin tik, meubelair,

kendaraan

4) Data Peran serta masyarakat, mencakup :

Jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan

tokoh masyarakat

LSM

UKBM / kemitraan

5) Data sasaran program.

6) Data penduduk mencakup jumlah penduduk

seluruhnya berdasarkan jenis kelamin,

kelompok umur (sesuai sasaran program),

sosio ekonomi, pekerjaan, pendidikan,

keluarga miskin (persentase di tiap

desa/kelurahan). Data ini dapat diperoleh

dikantor kelurahan/desa, kantor kecamatan

dan data estimasi sasaran di Dinas kesehatan

kabupaten/kota.

7) Data sekolah mencakup jenis sekolah yang ada,

jumlah siswa, klassifikasi sekolah, UKS,

jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS, dll.

8) Data kesehatan lingkungan wilayah kerja

Puskesmas mencakup : lingkungan rumah

sehat, tempat pembuatan makanan/minuman,

tempat tempat umum, tempat pembuangan

sampah, sarana air bersih, jamban keluarga

dan sistim pembuangan air limbah.

9) Data tempat yang berpotensi menjadi tempat

penularan HIV-AIDS (hotspot) seperti :

Page 240: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 240

lokalisasi, tempat hiburan malam, tempat

penginapan, dll

B. Data khusus :

1) Status kesehatan yang terdiri dari data

kematian, kunjungan kesakitan, pola penyakit

yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan.

2) Kejadian luar biasa dapat dilihat pada laporan

W1(Simpus).

3) Cakupan program pelayanan kesehatan 1(satu)

tahun terakhir di tiap desa/kelurahan

terutama data ibu hamil.

4) Hasil survei yang dilakukan sendiri oleh

Puskesmas atau pihak lain.

C. Data hasil survey :

Survei yang dilakukan oleh puskesmas sendiri.

Page 241: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 241

Skenario 1

Puskesmas A terletak di Kota epidemi terkonsentrasi

HIV-AIDS (menurut laporan survelaince), tetapi belum

punya program dan tidak ada data kasus/laporan,

Bagaimana perencanaan puskesmas tersebut?

Data Umum :

1. Jumlah Penduduk : 42.000 orang, Laki-laki :

22.854, Perempuan : 19.146.

2. Tingkat ekonomi : penduduk menengah kebawah.

Jumlah keluarga miskin

(persentase di tiap desa/kelurahan)

3. Pekerjaan :

Buruh pabrik : 37,54%

Petani : 47,57%

PNS/TNI/POLRI : 1,19%

Pedagang : 13,70%

4. Pendidikan

Tidak tamat SD : 7,25%

SD/MI : 30,78%

SLTP/MTS : 27,59%

SLTA/MA : 33,95%

PERGURUAN TINGGI : 0,43%

5. Data sekolah :

Klasifikasi Sekolah :

TK : 8

SD ; 17

MI : 3

SLTP ; 3

MTS ; 3

Page 242: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 242

SMU ; 1

MA ; 1

SEKOLAH TINGGI ; 1

PONDOK PESANTREN ; 10

SLB ; 1

UKS

Jumlah Guru UKS : 15

Jumlah Dokter Kecil : 20

6. Data Peran Serta Masyarakat :

Jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan

tokoh masyarakat

LSM

UKBM / kemitraan

7. Data Lapas / Rutan : -

8. Data Kesehatan Lingkungan Wilayah Kerja

Puskesmas mencakup :

Lingkungan rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman,

tempat tempat umum,

Tempat pembuangan sampah

Sarana air bersih

Jamban keluarga

Sistim pembuangan air limbah.

9.Data tempat yang berpotensi menjadi tempat

penularan HIV-AIDS (hotspot) :

Lokalisasi,

Tempat hiburan malam/karaoke

Tempat penginapan

Salon, Spa, Panti Pijat

Page 243: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 243

10.Peta Wilayah Kerja Puskesmas mencakup :

Fasilitas pelayanan kesehatan (RSUD, RS Swasta,

Klinik, Pustu)

Luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/ RW, jarak

desa dengan Puskesmas, waktu tempuh ke

Puskesmas.

Lokalisasi / daerah risiko tinggi

Fasilitas umum

Data ini dapat diperoleh di kantor

kelurahan/desa/kecamatan atau internet.

Data Puskesmas :

1. Data sumber daya Puskesmas termasuk

Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang

mencakup :

Ketenagaan

Obat dan bahan habis pakai

Peralatan

Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,

masyarakat dan lain-lain)

2. Sarana dan Prasarana : gedung, rumah dinas,

komputer, mesin tik, kendaraan

3. Data Fasilitas Kesehatan :

RS Swasta : 1

Klinik : 2

Pustu : 1

Poskesdes : 5 desa

Posyandu : 20 (kader aktif : 310)

4. Data Kesehatan Lingkungan :

Rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman

Page 244: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 244

TTU

TPA

Sarana air bersih

Jamban Keluarga

Sistem pembuangan air limbah

5. Jumlah Sasaran Kelompok Khusus

WUS ; 11550

PUS ; 8604

Ibu hamil : 1,1 x CBR x 42000 = 462

orang

Ibu bersalin ; 1,05 X CBR X 42000 = 441

orang

Ibu nifas ; 1,05 x CBR x 42000 = 441

orang

Peserta KB ; 4376

6. Target :

K1 : 85 %,

K4 : 70%

7. Status kesehatan yang terdiri dari

Data Kematian (Jumlah kematian ibu

hamil dan bayi), penyebab kematian.

Data kunjungan kesakitan

Pola penyakit : 10 penyakit terbesar

8. Kejadian Luar Biasa ( laporan W1 / Simpus)

9. Cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun

terakhir di setiap desa/kelurahan terutama ibu

hamil

10. Hasil survei yang dilakukan Puskesmas atau

pihak lain

11. Data Kesakitan (mengarah ke HIV-AIDS) :

Data penderita TB baru BTA positif 30

orang

Page 245: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 245

Data penderita TB terapi lengkap tetapi

tidak sembuh 1 orang

Data anak dengan gizi buruk yang sudah

diintervensi tidak mengalami perbaikan

3 orang

Data penderita diare persisten/kronis 10

orang

Analisa Data

Dari hasil pengumpulan data didapatkan :

o Data penderita TB baru BTA positif 30 orang

o Data penderita TB terapi lengkap tetapi tidak

sembuh 1 orang

o Data anak dengan gizi buruk yang sudah

diintervensi tidak mengalami perbaikan

o Data penderita diare persisten/kronis

Maka dari data di atas ditentukan masalah

utama di puskesmas tersebut :

1. TB

2. Gizi buruk

3. Diare

Kemudian dilakukan pemilihan prioritas masalah

dengan metode USG, dari hasil metode tersebut terpilih

masalah utama yaitu gizi buruk pada balita yang

sudah diintervensi tetapi tidak sembuh. Kemudian

dilakukan pencarian sebab masalah dengan pohon

masalah, fish bone.

Page 246: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 246

Gizi burukyang tidaksembuh

Material

AlatLingkungan

Manusia

SDM tidak terlatih

Pemeriksaan lablengkap tidak

dilakukan

Tidak ada SOP gizbur

Timbanganrusak

Metode

Diagram 6. Diagram Ishikawa Skenario 1

Page 247: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 247

Setelah dilakukan fishbone maka didapatkan penyebab

masalah :

1. SDM puskesmas tidak terlatih

2. Tidak dilakukan pemeriksaan lab lengkap

3. Timbangan rusak

4. SOP penatalaksanaan gizi buruk yang benar tidak

ada

Dari empat penyebab permasalahan dilakukan

pemilihan melalui metode scoring (Carol, Hanlon,

MCUA) didapatkan penyebab utama yaitu tidak

dilakukan pemeriksaan lab lengkap pada anak gizi

buruk.

Dengan mempertimbangkan puskesmas berada di kota

dengan epidemi terkonsentrasi, harus dipikirkan untuk

pemeriksaan tes HIV-AIDS pada anak tersebut.

Page 248: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 248

Tabel 27. Cara Pemecahan Masalah Skenario 1

No Prioritas

Masalah

Penyebab

Masalah

Alternatif

Pemecahan

Masalah

Pemecahan

Masalah

terpilih

Ket

1 Gizi

buruk

Pemeriksaan

lab lengkap

tidak

dilakukan

Dilakukan

pemeriksaan

lab

Petugas

dilatih

Dilakukan

pemeriksaan

lab

Karena terletak

di daerah

epidemic

terkonsentrasi

sebaiknya

dilakukan

pemeriksaan

HIV-AIDS2 TB

3 Diare

4

5

6

Dst

Page 249: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 249

Setelah dipilih pemecahan masalah, dituangkan ke

RUK

Tabel 28. Matrik Rencana Usulan Kegiatan Skenario 1

No Upaya

Keseha

tan

Kegiatan Tuju

an

Sasar

an

Tar

get

Kebutuhan

sumberdaya

Indikator

keberha

silan

Sumber

pembia

yaan

Dana Alat Tenaga

1 Prom.

Kes.

Penyuluhan

PHBS

Orang

tua anak

(ibu dan

bapak)

2 Kes.

Lingk

3 KIA & KB Pemeriksaan

skrining HIV-

AIDS pada ibu

hamil

4 Gizi

Masy.

Pemeriksaan lab

lengkap pd balita

gizbur yg tidak

sembuh setelah

intervensi

5 P2M koordinasi lintas

program

Penyebaran

informasi HIV-

AIDS

6 Pengobat

an

Pemberian

profilaksis pada

infeksi

opotunistik

* * * * *

Page 250: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 250

Skenario 2

Puskesmas B belum punya program HIV-AIDS, tetapi

ada data temuan kasus di lapangan/Media Massa yang

mengarah ke HIV-AIDS yaitu pasien TB yang tidak

sembuh setelah pengobatan, data pengguna NAPZA

suntik

Data Umum :

1. Jumlah Penduduk: 37.000 orang, Laki-laki :

19.760, Perempuan : 17.240

2. Tingkat ekonomi : penduduk menengah, Jumlah

keluarga miskin (persentase di tiap

desa/kelurahan)

3. Pekerjaan :

Buruh pabrik : 17,37%

Petani : 10,53%

PNS/TNI/POLRI : 25.37%

Pedagang : 27.9%

Swasta :18.83%

4. Pendidikan

Tidak tamat SD : 0,17%

SD/MI : 17.89%

SLTP/MTS : 23,97%

SLTA/MA : 32,06%

PERGURUAN TINGGI : 25,82%

5.Data sekolah :

Klasifikasi sekolah

TK : 8

SD ; 10

MI : 3

SLTP ; 3

MTS ; 3

Page 251: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 251

SMU ; 4

MA ; 2

SEKOLAH TINGGI ; 2

PONDOK PESANTREN ; 3

SLB ; 1

UKS

Jumlah Guru UKS : 10

Jumlah Dokter Kecil : 16

6. Data Peran Serta Masyarakat :

Jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan

tokoh masyarakat

LSM

UKBM / kemitraan

7. Data Lapas / Rutan : -

8. Data Kesehatan Lingkungan Wilayah Kerja

Puskesmas mencakup :

Lingkungan rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman,

tempat tempat umum,

Tempat pembuangan sampah

Sarana air bersih

Jamban keluarga

Sistim pembuangan air limbah.

9.Data tempat yang berpotensi menjadi tempat

penularan HIV-AIDS (hotspot) :

Lokalisasi,

Tempat hiburan malam/karaoke

Tempat penginapan

Salon, Spa, Panti Pijat

Page 252: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 252

10. Peta Wilayah Kerja Puskesmas mencakup :

Fasilitas pelayanan kesehatann (RSUD, RS

Swasta, Klinik, Pustu)

Luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/

RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu

tempuh ke Puskesmas.

Lokalisasi / daerah risiko tinggi

Fasilitas umum

Data ini dapat diperoleh di kantor

kelurahan/desa/kecamatan atau internet.

Data Puskesmas :

1. Data sumber daya Puskesmas termasuk

Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang

mencakup :

Ketenagaan

Obat dan bahan habis pakai

Peralatan

Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,

masyarakat dan lain-lain)

2. Sarana dan Prasarana : gedung, rumah dinas,

komputer, mesin tik, kendaraan

3. Data Fasilitas Kesehatan :

RS Swasta : 2

Klinik : 4

Pustu : 2

Poskesdes : 4 desa

Posyandu : 17 (kader aktif : 215)

Page 253: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 253

4. Data Kesehatan Lingkungan :

Rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman

TTU

TPA

Sarana air bersih

Jamban Keluarga

Sistem pembuangan air limbah

5. Jumlah Sasaran Kelompok Khusus

WUS ; 9550

PUS ; 7644

Ibu hamil : 1,1 x CBR x 37000 = 407

orang

Ibu bersalin ; 1,05 X CBR X 37000 = 388

orang

Ibu nifas ; 1,05 x CBR x 37000 = 388

orang

Peserta KB ; 5542

Populasi kunci

6. Target :

K1 : 80 %,

K4 : 60%

7. Status kesehatan yang terdiri dari

Data Kematian (Jumlah kematian ibu

hamil dan bayi), penyebab kematian.

Data kunjungan kesakitan

Pola penyakit : 10 penyakit terbesar

8. Kejadian Luar Biasa ( laporan W1 / Simpus)

9. Cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun

terakhir di setiap desa/kelurahan terutama ibu

hamil

Page 254: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 254

10. Hasil survei yang dilakukan Puskesmas atau

pihak lain

11. Data Kesakitan (mengarah ke HIV-AIDS) :

Data penderita TB baru BTA positif : 27

orang

Data penderita TB terapi lengkap tetapi

tidak sembuh : 3 orang

Data penasun remaja : 20 orang

Data penderita diare akut : 31 orang

Analisa Data

Dari hasil pengumpulan data didapatkan :

o Data penderita TB baru BTA positif 27 orang

o Data penderita TB terapi lengkap tetapi tidak

sembuh 3 orang

o Data penasun remaja 27 orang populasi

kunci

o Data diare akut 31 orang

Maka dari data di atas ditentukan masalah

utama di puskesmas tersebut :

1. TB

2. Penggunaan NAPZA suntik

3. Diare

Kemudian dilakukan pemilihan prioritas masalah

dengan metode USG dan Delbeque/Delphi ( untuk

mendapatkan pendapat lintas program, lintas

sektor, ahli, tokoh masyarakat dan agama, LSM

potensial), dari hasil metode tersebut terpilih

masalah utama yaitu penasun remaja. Kemudian

dilakukan pengkajian penyakit yang bisa timbul

Page 255: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 255

disebabkan penggunaan NAPZA suntik yaitu HIV-

AIDS.

Page 256: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Pus

Media penyuluhanterbatas

Promosi kesehatan belum

Metode

Material

Lingkungan

PemerikRDT be

ada

Diagram 7. Diagram Ishikawa Skenario 2

Terdapat kelompokberesiko yaitu penasun

kesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 256

Kader tidak terlatih

optimal

Penasun yangberesiko HIV

AIDS

Alat

Manusia

SDM tidak terlatih

Tidak ada SOPpenatalaksanaan gizi buruk

Pemeriksaan lab HIV-AIDSbelum dilakukan

saanlum

Page 257: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 257

Setelah dilakukan fishbone maka didapatkan

penyebab masalah :

1. Nakes puskesmas tidak terlatih

2. Kader belum terlatih

3. Tidak ada pemeriksaan RDT (rapid

diagnostic test)

4. SOP penatalaksanaan NAPZA suntik

yang benar tidak ada

5. Promosi kesehatan belum optimal

6. Terdapat kelompok beresiko

7. Media penyuluhan belum lengkap

Dari tujuh penyebab permasalahan dilakukan

pemilihan melalui metode scoring (Carol,

Hanlon, MCUA) didapatkan tidak dilakukan

pemeriksaan HIV. Dengan mempertimbangkan

puskesmas berada di kota dengan epidemi

terkonsentrasi, harus dipikirkan untuk

pemeriksaan tes HIV-AIDS pada anak tersebut.

Page 258: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 258

Tabel 29. Cara Pemecahan Masalah Skenario 2

No Prioritas

Masalah

Penyebab

Masalah

Alternatif

Pemecahan

Masalah

Pemecahan

Masalah

terpilih

Ket

1 Penggunaan

NAPZA suntik

yang bersiko

HIV AIDS

1. Nakes puskesmas

tidak terlatih

2. Kader belum

terlatih

3. Tidak ada

pemeriksaan RDT

(rapid diagnostic

test)

4. SOP

penatalaksanaan

NAPZA suntik

yang benar tidak

ada

5. Promosi

1. Pelatihan

nakes

2. Pelatihan

kader

3. Penyediaan

RDT

4. Penyusunan

SOP

5. Optimalisasi

promkes dg

memanfaatka

n berbagai

sarana

Penyediaan RDT Upaya

pemecahan

lainnya

dilakukan secara

bersinergi sesuai

dengan

kemampuan

puskesmas

2 TB yang tidak

sembuh

3 Diare akut

4

5

Dst

Page 259: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 259

Setelah dipilih pemecahan masalah, dituangkan ke RUK.

Tabel 30. Matrik RUK Skenario 2

N

o

Upaya

Kesehat

an

Kegiatan Tujua

n

Sasaran Target Kebutuhan

sumberdaya

Indikator

keberha

silan

Sumber

pembia

yaan

Da

na

Alat Tenaga

1 Prom.

Kes.

Penyuluhan PHBS,

kampanye ABAT

(aku banggaaku

tahu)

Remaja, anak

sekolah,

masyarakat,

orang tua

siswa

2 Kes.

Lingk

Sosialisasi

pengelolaan limbah

jarum suntik

3 KIA &

KB

Pemeriksaan

skrining HIV-AIDS

pada ibu hamil

4 Gizi

Masy.

KIE tentang gizi

pada penasun

5 P2M Surveilans penasun

dan penyakit yang

beresiko, klinik

KTS, layanan alat

suntik steril

6 Pengob

atan

Pengembangan

program terapi

rumatan metadon

7 Laborat

orium

Penyediaan RDT

8 Perkes

mas

Kunjungan rumah

Page 260: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 260

Skenario 3

Puskesmas C sudah punya klinik IMS, di wilayah

kerjanya terdapat daerah pertambangan, daerah

wisata, dan dekat dengan LAPAS/RUTAN bagaimana

perencanaan puskesmas tersebut?

Data Umum :

1. Jumlah Penduduk: 48.000 orang, Laki-laki :

25.632, Perempuan : 22.368

2. Tingkat ekonomi : penduduk menengah Jumlah

keluarga miskin

(persentase di tiap desa/kelurahan)

3. Pekerjaan :

Buruh pabrik : 15,37%

Petani : 8,53%

PNS/TNI/POLRI : 17,37%

Pedagang : 27,9%

Swasta : 30,83%

4. Pendidikan

Tidak tamat SD : 0,26%

SD/MI : 23.89%

SLTP/MTS : 22,97%

SLTA/MA : 32,06%

PERGURUAN TINGGI : 20,82%

5. Data sekolah :

Klasifikasi sekolah :

TK : 8

SD ; 12

MI : 3

SLTP ; 3

MTS ; 3

Page 261: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 261

SMU ; 5

MA ; 2

SEKOLAH TINGGI ; 2

PONDOK PESANTREN ; 3

UKS

Jumlah Guru UKS : 12

Jumlah Dokter Kecil : 15

6. Data Peran Serta Masyarakat :

Jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan

tokoh masyarakat

LSM

UKBM / kemitraan

7. Data Lapas / Rutan : 1

8. Data Kesehatan Lingkungan Wilayah Kerja

Puskesmas mencakup :

Lingkungan rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman,

tempat tempat umum,

Tempat pembuangan sampah

Sarana air bersih

Jamban keluarga

Sistim pembuangan air limbah.

9.Data tempat yang berpotensi menjadi tempat

penularan HIV-AIDS (hotspot) :

Lokalisasi,

Tempat hiburan malam/karaoke

Tempat penginapan

Salon, Spa, Panti Pijat

10.Peta Wilayah Kerja Puskesmas mencakup :

Page 262: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 262

Fasilitas pelayanan kesehatann (RSUD, RS

Swasta, Klinik, Pustu)

Luas wilayah, jumlah desa/dusun/ RT/

RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu

tempuh ke Puskesmas.

Lokalisasi / daerah risiko tinggi

Fasilitas umum

Data ini dapat diperoleh di kantor

kelurahan/desa/kecamatan atau internet.

Data Puskesmas :

1. Data sumber daya Puskesmas termasuk

Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa, yang

mencakup :

Ketenagaan

Obat dan bahan habis pakai

Peralatan

Pembiayaan (berasal dari Pemerintah,

masyarakat dan lain-lain)

2. Sarana dan Prasarana : gedung, rumah dinas,

komputer, mesin tik, kendaraan

3. Data Fasilitas Kesehatan :

RS Swasta : 3

Klinik Swasta : 4

Klinik Lapas : 1

Pustu : 3

Poskesdes : 7 desa

Posyandu : 21 (kader aktif : 325)

4. Data Kesehatan Lingkungan :

Rumah sehat

Tempat pembuatan makanan/minuman

TTU

Page 263: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 263

TPA

Sarana air bersih

Jamban Keluarga

Sistem pembuangan air limbah

5. Jumlah sasaran kelompok khusus

WUS ; 12550

PUS ; 8795

Ibu hamil : 1,1 x CBR x 48000 = 528

orang

Ibu bersalin ; 1,05 X CBR X 48000 = 504

Ibu nifas ; 1,05 x CBR x 48000 = 504

Peserta KB ; 7582

6. Target :

K1 : 85 %

K4 : 60 %

7. Status kesehatan yang terdiri dari

Data Kematian (Jumlah kematian ibu

hamil dan bayi), penyebab kematian.

Data kunjungan kesakitan

Pola penyakit : 10 penyakit terbesar

8. Kejadian Luar Biasa ( laporan W1 / Simpus)

9. Cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun

terakhir di setiap desa/kelurahan terutama ibu

hamil

10. Hasil survei yang dilakukan Puskesmas atau

pihak lain

11. Data temuan kasus di lapangan

Ibu hamil yang mengalami IMS berulang

2 orang

Remaja mengalami IMS 13 orang

Page 264: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 264

Pasien TB 14 orang, tidak sembuh 3

orang

Pasien diare kronis 3 orang

Herpes simpleks berulang 1 orang

Analisis data :

Dari hasil pengumpulan data didapatkan :

Ibu hamil yang mengalami IMS berulang 2

orang

Remaja mengalami IMS 13 orang

Pasien TB 14 orang, tidak sembuh 3 orang

Pasien diare kronis 3 orang

Herpes simpleks berulang 1 orang

Maka dari data di atas ditentukan masalah utama di

puskesmas tersebut :

1. IMS

2. TB

3. Diare

4. Herpes simpleks

Kemudian dilakukan pemilihan prioritas masalah

dengan metode USG dan Delbeque/Delphi ( untuk

mendapatkan pendapat lintas program, lintas sektor,

ahli, tokoh masyarakat dan agama, LSM potensial),

dari hasil metode tersebut terpilih masalah utama yaitu

IMS. Kemudian dilakukan pengkajian penyakit yang

dapat menyertai IMS yaitu HIV-AIDS, sehingga perlu

mendapat perhatian.

Page 265: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 265

IMS yangberulang denganresiko HIV AIDS

Material

AlatLingkungan

Manusia

Nakes tidak terlatih

Pemeriksaan lab HIV AIDSbelum dilakukan di klinik

IMS

SOP belum lengkap

PemeriksaanRDT belum ada

Kader tidak terlatih

Media penyuluhan terbatas

Sasaran Promosikesehatan belum tepat

Penapisan rutin IMS dan HIV-AIDS belum menjangkau kesemua kelompok beresiko

Metode

Diagram 8. Diagram Ishikawa Skenario 3

Banyak lokasipenularan IMS

yang perludiwaspadai

Jejaring kerja belumberjalan optimal

Page 266: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 266

Setelah dilakukan fishbone maka didapatkan penyebab masalah :

1. Penapisan rutin pada lokasi rawan dan kelompok beresiko belum dilakukan

2. Nakes puskesmas tidak terlatih

3. Kader belum terlatih

4. Tidak ada pemeriksaan RDT (rapid diagnostic test)

5. SOP belum lengkap

6. Promosi kesehatan belum optimal

7. Terdapat kelompok beresiko

8. Media penyuluhan belum lengkap

9. Jejaring puskesmas belum berjalan optimal

Dari sembilan penyebab permasalahan dilakukan pemilihan melalui metode scoring (Carol,

Hanlon, MCUA) didapatkan masalah penapisan rutin pada lokasi rawan dan kelompok

resiko belum dilakukan, dengan mempertimbangkan puskesmas berada di daerah

pertambangan, daerah wisata, dan dekat dengan LAPAS/RUTAN.

Page 267: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 267

Tabel 31. Cara Pemecahan Masalah Skenario 3

No Prioritas

Masalah

Penyebab

Masalah

Alternatif

Pemecahan

Masalah

Pemecahan

Masalah terpilih

Ket

1 IMS berulang 1. Penapisan rutin pada lokasi rawan

dan kelompok beresiko belum

dilakukan

2. Nakes puskesmas tidak terlatih

3. Kader belum terlatih

4. Tidak ada pemeriksaan RDT (rapid

diagnostic test)

5. SOP belum lengkap

6. Promosi kesehatan belum optimal

7. Terdapat kelompok beresiko

8. Media penyuluhan belum lengkap

9. Jejaring puskesmas belum berjalan

optimal

1. Melakukan penapisan rutin tiap

bulan di lokasi rawan

2. Penguatan jejaring dengan

lintas program, lintas sektor,

swasta, LAPAS, lokasi

tambang dan LSM potensial

3. Pelatihan nakes

4. Melengkapi klinik IMS dengan

pemeriksaan RDT

Melakukan penapisan rutin tiap

bulan di lokasi rawan dengan

penggunaan RDT

2 TB

3 Herpes simpleks

4 Diare

6

dst

Page 268: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 268

Setelah dipilih pemecahan masalah, dituangkan ke RUK. Tabel 32. Matrik RUK Skenario 3

No Upaya

Kesehatan

Kegiatan TujuanSasaran Target Kebutuhan sumberdaya Indikator

keberha

silan

Sumber

Pembiayaan

DanaAlat Tenaga

1 Prom. Kes. Penyuluhan PHBS, kampanye

ABAT (aku bangga aku tahu)

Remaja, anak sekolah,

masyarakat, orang tua

siswa

2 Kes. Lingk Sosialisasi pengelolaan limbah

jarum suntik

3 KIA & KB Pemeriksaan skrining HIV-AIDS

pada ibu hamil

4 Gizi Masy. KIE tentang gizi pada penasun

5 P2M 1. Surveilans penasun dan penyakit

yang beresiko, klinik KTS,

layanan alat suntik steril.

2. Pelatihan KPP HIV AIDS bagi

petugas Lapas

6 Pengobatan Pengembangan program terapi

rumatan metadon

7 LaboratoriumPenyediaan RDT * * * * * * Usulan penyediaan

RDT kepada dinkes

Kab/Kota

8 Perkesmas Kunjungan rumah

Page 269: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 269

Target PPIA :

Puskesmas A :

Jumlah Ibu hamil: 462 orang

Cakupan K1 85%

Jumlah ibu hamil yang harus diperiksa : X

462 orang = 392 orang

Di perkirakan dari 392 orang yang di tawarkan

pemeriksaan HIV, 95 % akan setuju untuk melakukan

pemeriksaan HIV

Perkiraan RDT yang harus diminta Puskesmas 95% X

392 = 372 buah

Puskesmas B :

Jumlah Ibu hamil: 407 orang

Cakupan K1 80%

Jumlah ibu hamil yang harus diperiksa : X 407

orang = 325 orang

Di perkirakan dari 325 orang yang di tawarkan

pemeriksaan HIV, 95 % akan setuju untuk melakukan

pemeriksaan HIV

Perkiraan RDT yang harus diminta Puskesmas 95% X

325 = 308 buah

Puskesmas C :

Jumlah Ibu hamil: 528 orang

Cakupan K1 85%

Jumlah ibu hamil yang harus diperiksa : X 528

orang = 448 orang

Di perkirakan dari 448 orang yang di tawarkan

pemeriksaan HIV, 95 % akan setuju untuk melakukan

pemeriksaan HIV

Page 270: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 270

Perkiraan RDT yang harus diminta Puskesmas 95% X

448 = 426 buah

Page 271: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 271

MODUL 5

MENGELOLA LOKAKARYA MINI PUSKESMAS

I. DESKRIPSI SINGKAT

Dalam melaksanakan manajemen puskesmas,

langkah selanjutnya setelah tersusunnya rencana

tahunan puskesmas adalah penggerakkan

pelaksanaan, termasuk pemantauannya. Hal tersebut

dilaksanakan melalui suatu kegiatan pertemuan yang

terencana yaitu Lokakaya Mini.

Melalui pelaksanaan lokakarya mini, puskesmas

melakukan penggalangan kerjasama baik lintas

program maupun lintas sector. Dengan kerjasama

yang baik, diharapkan seluruh program yang tertuang

dalam Rencana Tahunan Puskesmas, dapat

terlaksana dan mencapai hasil seoptimal mungkin.

Modul ini akan membahas tentang Lokakarya Mini,

mulai dari Konsep, Tahapan Kegiatan, sampai pada

penyelenggaraannya, meliputi Lokakarya Mini

Bulanan Yang Pertama Dan Rutin, Serta Lokakarya

Mini Tribulan Yang Pertama Dan Rutin.

Metode yang digunakan : ceramah tanya jawab,

diskusi kelompok dan role playing, sehingga peserta

dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran

modul ini.

Page 272: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 272

II. TUJUAN

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu

melakukan penggalangan kerjasama tim baik

lintas program maupun lintas sektor melalui

pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan dan

Tribulanan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan Konsep Lokakarya Mini

2. Melaksanakan Lokakarya Mini Bulanan

Puskesmas Pertama dan Rutin

3. Melaksanakan Lokakarya Mini Tribulan Lintas

Sektor Pertama dan Rutin

III.POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

A. Konsep Lokakarya Mini :

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Konsep

4. Ruang lingkup

B. Lokakarya mini bulanan puskesmas

1. Pengertian Dan Tujuan

2. Tahapan Kegiatan Lokakarya Mini

Page 273: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 273

3. Lokakarya Mini Bulanan Pertama

Pengertian dan Tujuan

Pelaksanaan

Penyelenggaraan

4. Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Pengertian dan Tujuan

Pelaksanaan

Penyelenggaraan

C. Lokakarya Mini Tribulan Lintas Sektor :

1. Tujuan

2. Tahap kegiatan

3. Pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulan yang

Pertama dan Rutin

4. Penyelenggaraan Lokakarya Mini Tribulan

yang Pertama dan Rutin

IV. LANGKAH-LANGKAH

Langkah 1 : Pengkondisian (20 menit)

a. Fasilitator memulai dengan memperkenalkan

identitas diri. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran, metode yang digunakan, mengapa

materi ini penting dalam pelatihan manajemen

puskesmas dan bagaimana keterkaitannya dengan

modul yang lainnya.

b. Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada peserta yang berkaitan dengan topik

Page 274: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 274

pembelajaran. Juga memberi kesempatan kepada

peserta yang sudah mempunyai pengalaman dalam

melaksanakan lokakarya mini untuk berbagi

pengalaman.

c. Fasilitator memberikan motivasi pada peserta,

dengan cara memberi tanggapan terhadap

pengalaman peserta lainnya.

Langkah 2 : Membahas Pokok Bahasan (225

menit/ 5JPL @45 menit)

Secara singkat fasilitator menyampaikan

rangkuman isi pokok bahasan 1 sampai pokok

bahasan 3. Selanjutnya fasilitator

mempersilakan peserta untuk menanggapi

uraian tersebut.

Memberi penugasan diskusi kelompok peserta

dibagi 3 kelompok. Kelompok I

mendiskusikan pokok bahasan 1, Kelompok II

mendiskusikan pokok bahasan 2 dan

Kelompok III mendiskusikan pokok bahasan 3.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya, dan peserta lain menanggapi.

Berdasarkan hasil presentasi serta tanggapan

peserta, fasilitator menyampaikan ulasan dan

kesimpulan.

Langkah 3 : Melakukan Role Playing Lokakarya

Mini Bulanan Pertama (90 menit)

Page 275: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 275

a. Fasilitator meminta peserta untuk memilih

peserta 10 orang diantaranya yang akan

menjadi pemeran (aktor) dalam role playing

lokakarya mini bulanan pertama. Kemudian

dipilih juga 6 orang sebagai pengamat

b. Setelah terpilih, fasilitator memberikan arahan

kepada 10 orang tersebut, sesuai dengan

petunjuk penugasan 2, dihalaman 30-31

modul ini. Demikian juga kepada pengamat

diberikan arahan.

c. Kegiatan selanjutnya sesuai dengan petunjuk

penugasan. Perhatikan apakah hasil lokmin

tercapai.

Langkah 4 : Melakukan Role Playing Lokakarya

Mini Bulanan Rutin (90 Menit)

a. Fasilitator meminta peserta memilih lagi 10

orang yang berbeda dengan Role Playing

pertama.

b. Fasilitator memberi arahan kepada pemeran role

play dan pengamat, sebagaimana tercantum

pada petunjuk penugasan 3 dihalaman 32-33

modul ini.

c. Perhatikan apakah hasil lokmin tercapai.

Page 276: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 276

Langkah 5 : Melakukan Role Playing Lokakarya

Mini Tribulanan Pertama

a. Fasilitator meminta 10 orang peserta yang belum

memerankan role playing sebelumnya, serta 6

orang observer.

b. Fasilitator memberi arahan kepada pemeran role

play dan observer (secara terpisah) sesuai

petunjuk penugasan 4 dihalaman 34-35 modul

ini.

c. Perhatikan apakah lokmin mencapai hasil yang

diharapkan.

Langkah 6 :Rangkuman (25 menit)

Setelah peserta selesai Diskusi dan Role Playing,

selanjutnya fasilitator merangkum seluruh materi

yang telah diberikan dan memberikan feedback

terhadap hasil penyajian diskusi dan role playing.

Berikan penekanan tentang kiat-kiat mengelola

lokakarya mini agar mencapai hasil yang

diharapkan.

V. EVALUASI

A. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan terhadap peserta selama proses

pembelajaran.

B. Evaluasi formatif dilakukan selama proses belajar

mengajar dengan mengajukan pertanyaan-

Page 277: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 277

pertanyaan sesuai dengan materi yang telah

disampaikan.

Page 278: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 278

VI. BAHAN RUJUKAN

A. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,

Dep. Kesehatan RI, Pedoman Lokakarya mini

puskesmas. Tahun 2006

B. Bahan Bacaan/ Modul Latihan

Page 279: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 279

URAIAN MATERI

A. KONSEP LOKAKARYA MINI

1. Pengertian Lokakarya Mini

Lokakarya mini di Puskesmas dapat dibedakan

menjadi 2 hal, yaitu Lokakarya Mini Bulanan dan

Lokakarya Mini Tribulan, dimana tujuan dari dua

macam Lokakarya Mini ini berbeda satu sama

lainnya.

Lokakarya Mini Bulanan adalah suatu kegiatan

pertemuan intern Puskesmas dalam rangka

pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas

dengan cara membandingkan rencana kerja bulan

lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya

dan membandingkan cakupan kegiatan dari

daerah binaan dengan targetnya serta

tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

Lokakarya Mini tribulan adalah suatu kegiatan

pertemuan lintas sektor secara tribulan dalam

rangka mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas

sektor dan tersusunnya rencana kerja tribulan

berikutnya.

2. Tujuan Lokakarya Mini

Tujuan umum Lokakarya Mini adalah

meningkatkan fungsi Puskesmas melalui

penggalangan kerjasama Tim baik lintas program

Page 280: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 280

maupun lintas sektor serta terlaksananya kegiatan

Puskesmas sesuai dengan perencanaan.

Adapun tujuan khusus lokakarya mini di

Puskesmas adalah:

Tergalangnya kerjasama tim baik lintas

program maupun lintas sektor

Terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai

dengan perencanaan

Teridentifikasinya masalah dan hambatan

dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas

Teridentifikasinya penyebab masalah serta

diupayakannya pemecahan masalah

Tersusunnya rencana kerja untuk periode

selanjutnya

3. Konsep Lokakarya Mini.

Sesuai dengan sistem Kesehatan Nasional tahun

2004 bahwa Puskesmas merupakan unit

pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Adapun fungsi Puskesmas ada tiga, yaitu sebagai

pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan

keluarga serta sebagai pusat pelayanan kesehatan

tingkat pertama.

Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas

mengacu pada 4 azas penyelenggaraan yaitu:

wilayah kerja, pemberdayaan masyarakat,

keterpaduan dan rujukan.

Page 281: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 281

Puskesmas mempunyai kewenangan untuk

melakukan pengelolaan program kegiatannya,

untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen

yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan

suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan

pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan

penilaian. Penerapan manajemen penggerakan

pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang

dikenal dengan Lokakarya mini.

4. Ruang Lingkup Lokakarya Mini

Pada dasarnya ruang lingkup Lokakarya Mini

meliputi dua hal pokok yaitu:

a. Lokakarya Mini Lintas Program

Memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas

berdasarkan perencanaan dan memecahkan

masalah yang dihadapi serta tersusunnya

rencana kerja baru.

Pertemuan tersebut bertujuan :

Meningkatkan kerjasama antar petugas

intern Puskesmas, termasuk puskesmas

pembantu dan Bidan di Desa.

Mendapatkan kesepakatan untuk

melaksanakan kegiatan sesuai dengan

perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan

Kegiatan ( RPK)

Page 282: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 282

Meningkatkan motivasi petugas puskesmas

untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai

dengan perencanaan

Mengkaji pelaksanaan Rencana Kerja ( RPK

) yang telah disusun, memecahkan masalah

yang terjadi dan menyusun upaya

pemecahan dalam bentuk rencana kerja

yang baru.

b. Lokakarya Mini Lintas Sektor

Dalam rangka meningkatkan peran serta

masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang

bersangkutan dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan.

Pertemuan dilaksanakan untuk :

Mendapatkan kesepakatan rencana kerja

lintas sektoral dalam membina dan

mengembangkan peran serta masyarakat

dalam bidang kesehatan

Mengkaji hasil kegiatan kerjasama,

memecahkan masalah yang terjadi serta

menyusun upaya pemecahan dalam bentuk

kerjasama.

Page 283: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 283

B. LOKAKARYA MINI BULANAN PUSKESMAS

1. Tujuan Lokakarya Mini Bulanan

a. Tujuan Umum

Terselenggaranya lokakarya bulanan intern

Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil

kerja petugas puskesmas dengan cara

membandingkan rencana kerja bulan lalu dari

setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan

membandingkan cakupan kegiatan dari daerah

binaan dengan targetnya serta tersusunnya

rencana kerja bulan berikutnya.

b. Tujuan Khusus

1). Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas

bulan lalu

2). Disampaikannya hasil rapat dari

kabupaten/kota kecamatan dan berbagai

kebijakan serta program

3). Diketahuinya hambatan/masalah dalam

pelaksanaan kegiatan bulan lalu.

4). Dirumuskannya cara pemecahan masalah

5). Disusunnya rencana kerja bulan baru

2. Tahapan Lokakarya Mini Bulanan

Ada 2 tahapan lokakarya mini bulanan yaitu :

a. Lokakarya Mini Bulanan Pertama

b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin

Page 284: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 284

3. Lokakarya Mini Bulanan Yang Pertama

a. Pengertian dan tujuan

Lokakarya Mini Bulanan yang pertama

merupakan Lokakarya penggalangan tim

diselenggarakan dalam rangka

pengorganisasian untuk dapat terlaksananya

rencana kegiatan Puskesmas (RPK).

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai

penentuan penanggung jawab dan pelaksana

setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah

kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja

Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada

seluruh petugas puskesmas, dengan

mempertimbangkan kemampuan yang

dimilikinya.

b. Pelaksanaan Lokakarya mini bulanan yang

pertama,

adalah sbb :

1) Masukan

a) Penggalangan tim dalam bentuk

dinamika kelompok tentang peran,

tanggung jawab staf dan kewenangan

puskesmas

b) Informasi tentang kebijakan, program

dan konsep baru berkaitan dengan

puskesmas

c) Informasi tentang tata cara penyusunan

rencana kegiatan ( Plan Of Action)

Puskesmas

Page 285: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 285

2) Proses

a) Inventarisasi kegiatan puskesmas

termasuk kegiatan lapangan/ daerah

binaan

b) Analisis beban kerja tiap petugas

c) Pembagian tugas baru termasuk

pembagian tanggung jawab daerah

binaan

d) Penyusunan rencana kegiatan (Plan Of

Action) Puskesmas tahunan

berdasarkan Rencana Pelaksanaan

Kegiatan Puskesmas (RPKP)

3) Keluaran

a) Rencana Kegiatan (Plan Of Action=POA)

Puskesmas tahunan

b) Kesepakatan bersama untuk

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

POA

c) Matriks pembagian tugas dan daerah

binaan

c. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan

pertama

Setelah dipahami tujuan dari lokakarya dan

dari tahapan kegiatan tersebut diatas, dapat

diketahui materi yang akan diberikan/

dibahas, maka selanjutnya untuk dapat

Page 286: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 286

menyelenggarakan perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1) Pengarah : Kepala Puskesmas

2) Peserta

Seluruh petugas Puskesmas, termasuk

petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di

Desa .

3) Waktu

Waktu pelaksanaan Lokakarya mini

bulanan disesuaikan dengan kondisi dan

situasi Puskesmas serta kesepakatan

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Misalnya pada awal bulan atau hari sabtu

minggu pertama atau hari lain yang

dianggap tepat.

Demikian halnya dengan waktu

penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas,

misalnya penyelenggaraan pada jam 10.00

sampai 15.00.

Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa

Lokakarya mini bulanan dilaksanakan

dengan melibatkan seluruh petugas

puskesmas tanpa mengganggu aktivitas

pelayanan serta dapat tercapai tujuan.

4) Tempat

Diupayakan agar lokakarya mini dapat

diselenggarakan di puskesmas, apabila

tidak memungkinkan dapat menggunakan

tempat lain yang lokasinya berdekatan

dengan puskesmas. Ruang yang dipakai

Page 287: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 287

hendaknya cukup untuk menampung

semua peserta.

5) Acara

Pada dasarnya susunan acara Lokakarya

Mini bulanan bersifat dinamis, dapat

disusun sesuai dengan kebutuhan,

ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas

setempat.

Lokakarya Mini adalah sbb:

a. Persiapan

Penentuan dan pemberitahuan tentang

waktu adalah (Hari, Tanggal, Jam )

Penyiapan tempat berbentuk tapal kuda

atau huruf ”U”

Penyiapan peralatan ; papan tulis,

kertas flipchart, spidol.

Membuat visualisasi RPK, dan atau

penggandaan format RPK yang sudah

terisi untuk tahun yang sedang berjalan.

Formulir POA puskesmas.

Formulir rencana kerja bulanan.

b. Pelaksanaan

Kepala Puskesmas/ Pimpinan rapat

membuka dan menyampaikan tujuan

serta agenda lokakarya mini bulanan

pertama ini.

Page 288: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 288

Membuka dinamika kelompok atau lebih

tepat bina suasana, agar terjalin

suasana kondusif di antara semua staf

puskesmas. Metode yang dapat

digunakan oleh setiap orang di

antaranya adalah : Brainstorming, yaitu

minta setiap orang secara bergiliran

menyampaikan apa pendapat/

perasaannya selama pelaksanaan

kegiatan tahunan yang lalu apakah

sudah merasa puas? atau metode

Buzzgroup yaitu minta berpasangan dua

orang dulu saling bercerita perasaan/

pengalaman yang paling terkesan

selama pelaksanaan kegiatan tahun

lalu, kemudian bergabung empat-empat

orang, kemudian berdelapan sampai

terdengar suasana riuh.

Penjelasan tentang RPK oleh Kepala

Puskesmas/ Pimpinan rapat.

Beri waktu untuk tanya jawab

Penjelasan apabila ada program baru

untuk tahun yang sedang berjalan.

Menyusun Plan Of Action (POA)

Puskesmas Tahunan yang sedang

berjalan.

Berdasarkan RPK, disusun POA

puskesmas satu tahun tersebut,

menggunakan format POA yang sudah

biasa dipakai oleh puskesmas.

Page 289: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 289

Pengorganisasian untuk dapat

terlaksananya rencana pelaksanaan

kegiatan puskesmas, yaitu dengan

menentukan para penanggung jawab

dan pelaksanan untuk setiap kegiatan

serta untuk setiap satuan wilayah kerja.

Dalam hal ini dilakukan analisis beban

kerja secara praktis dan sederhana,

yaitu :

- Inventarisasi seluruh program kerja

dan kegiatan serta wilayah kerja.

- Inventarisasi seluruh petugas

puskesmas dan kemampuan yang

dimilikinya.

- Bagi habis seluruh program kerja

dan kegiatan serta wilayah kerja

kepada seluruh petugas puskesmas

dengan mempertimbangkan

kemampuan dan beban kerja yang

merata. Hasilnya berupa matriks

pembagian tugas/ beban kerja dan

wilayah kerja/ daerah binaan.

Contoh matriks

Page 290: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 290

No Nama

petugas

Program Kegiatan Sasaran Target Lokasi

Kegiatan

Kepala Puskesmas/Pimpinan rapat

memfasilitasi tercapainya kesepakatan

untuk melaksanakan POA ada beberapa

cara yaitu :

- Melakukan ikrar bersama secara

lisan

- Membuat ikrar tertulis yang ditanda

tangani semua petugas

- POA dilampiri dengan pernyataan

semua petugas untuk

melaksanakannya

4. Lokakarya Mini Bulanan Rutin

a. Pengertian dan tujuan

Lokakarya bulanan puskesmas ini

diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari

lokakarya mini bulanan yang pertama.

Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk

memantau pelaksanaan POA puskesmas, yang

Page 291: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 291

dilakukan setiap bulan secara teratur.

Penanggung jawab penyelenggaraan lokakarya

mini bulanan adalah kepala puskesmas, yang

dalam pelaksanannya dibantu staf puskesmas

dengan mengadakan rapat kerja seperti

biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan

rutin adalah : ditekankan kepada masalah

pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan

antara hal-hal yang direncanakan, pelaksanaan

serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan

berdaya guna

b. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin

Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin

puskesmas adalah sebagai berikut:

1) Masukan

a) laporan hasil kegiatan bulan lalu.

b) Informasi tentang hasil rapat di

kabupaten/ kota

c) Informasi hasil rapat di kecamatan

d) Informasi tentang kebijakan, program

dan konsep baru

2) Proses

a) Analisis hambatan dan masalah,

antara lain dengan menggunakan

PWS

b) Analisis sebab masalah, khusus

untuk mutu dikaitkan dengan

Page 292: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 292

kepatuhan terhadap standar

pelayanan

c) Merumuskan alternatif pemecahan

masalah

3) Keluaran

a) Kesepakatan untuk melaksanakan

kegiatan

b) Rencana kerja bulanan yang baru

c. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan

rutin

1) Pengarah : Kepala Puskesmas

2) Peserta

Seluruh petugas Puskesmas, termasuk

petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di

Desa .

3) Waktu

Waktu pelaksanaan Lokakarya mini

bulanan disesuaikan dengan kondisi dan

situasi Puskesmas serta kesepakatan

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Misalnya pada awal bulan atau hari sabtu

minggu pertama atau hari lain yang

dianggap tepat.

Demikian halnya dengan waktu

penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas,

Page 293: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 293

misalnya penyelenggaraan pada jam 10.00

sampai 15.00.

Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa

Lokakarya mini bulanan dilaksanakan

dengan melibatkan seluruh petugas

Puskesmas tanpa mengganggu aktivitas

pelayanan serta dapat tercapai tujuan.

4) Tempat

Diupayakan agar lokakarya mini dapat

diselenggarakan di Puskesmas, apabila

tidak memungkinkan dapat menggunakan

tempat lain yang lokasinya berdekatan

dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai

hendaknya cukup untuk menampung

semua peserta.

5) Acara

Seperti halnya susunan acara lokakarya

mini bulanan pertama, susunan acara

bersifat dinamis, disusun sesuai dengan

kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi

Puskesmas setempat.

Lokakarya mini bulanan rutin pada

dasarnya adalah pemantauan terhadap

pelaksanaan kegiatan bulan yang lalu dan

penyusunan rencana kerja bulan yang akan

datang. Sebagai contoh, susunan acara :

a. Persipan meliputi :

Page 294: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 294

Penentuan dan pemberitahuan

tentang waktu (Hari, tanggal, jam)

Penyiapan tempat, berbentuk tapal

kuda/ huruf ”U”

Penyiapan peralatan : papan tulis,

kertas flipchart dan spidol.

Membuat visualisasi hasil kegiatan

bulan lalu, bandingkan dengan target

bulanan. Sebaiknya setiap

penanggung jawab membuat

visualisasi PWS, atau bentuk lain

yang akan memudahkan peserta

rapat memahaminya

Formulir penyusunan rencana kerja

bulanan

Notulen hasil rapat di kecamatan

atau dinas kesehatan yang harus

diinformasikan dan atau ditindak

lanjuti.

b. Pelaksanaan

Kepala Puskesmas/pimpinan rapat

membuka, menyampaikan tujuan

dan agenda rapat.

Pada 5-10 menit pertama lakukan

dialog terbuka untuk semua anggota

rapat untuk memotivasi dan

menumbuhkan suasana akrab dan

harmonis.

Page 295: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 295

Kepala Puskesmas/pimpinan rapat

menyampaikan tentang hasil rapat

sebelumnya di kecamatan dan dinas

kesehatan, peserta apabila ada,

program baru yang perlu

diinformasikan kepada peserta rapat.

Beri waktu untuk tanya jawab atau

klarifikasi. Buat kesimpulan apabila

ada hal-hal yang perlu ditindak

lanjuti.

Melakukan inventarisasi kegiatan

bulan lalu. Pimpinan rapat

memfasilitasi penyampaian kegiatan

bulan lalu oleh masing-masing

penanggung jawab program. Pada

intinya penyampaian tentang

pencapaian target bulanan tersebut

menggunakan formulir target

cakupan, trend pencapaian (dengan

menggunakan grafik PWS). Beri

kesempatan tanya jawab atau

klarifikasi, sesuai dengan waktu yang

tersedia.

Melakukan analisis masalah dan

pemecahan.

Pimpinan rapat memfasilitasi para

penanggung jawab dan pelaksana

program untuk mengidentifikasi

masalah, penyebab, dan cara

mengatasinya. Dapat digunakan

Page 296: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 296

formulir analisis masalah, penyebab

masalah dan cara pemecahannya.

Hasil analisis masalah tersebut,

dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menyusun

rencana kerja bulan yang akan

datang (yang dihadapi).

Melakukan penyusunan kegiatan dan

pembagian tugas bulan yang akan

datang.

Rencana kegiatan dibuat

berdasarkan :

- Target yang harus dicapai bulan

mendatang

- Target yang belum tercapai bulan

lalu

- Hasil analisis masalah

Tuangkan dalam format rencana

kerja bulanan pembagian tugas

bulan yang lalu, dengan

pertimbangan beban tugas bulan

yang akan datang serta hasil analisis

masalah. Kemungkinan ada masalah

di desa tertentu yang membutuhkan

petugas tertentu pula untuk

pemecahannya.

Kepala Puskesmas/ Pimpinan rapat

memfasilitasi terjadinya kesepakatan

Page 297: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 297

bersama untuk melaksanakan

rencana kerja baru tersebut.

C. LOKAKARYA MINI TRIBULAN LINTAS SEKTOR

1. Tujuan lokakarya mini Tribulan Lintas Sektor

a. Tujuan Umum

Terselenggaranya lokakarya tribulan lintas

sektor dalam rangka mengkaji

hasil kegiatan kerjasama lintas sektor dan

tersusunnya rencana kerja tribulan

berikutnya.

b. Tujuan Khusus

1). Dibahas dan dipecahkan secara bersama

lintas sektoral masalah dan hambatan yang

dihadapi

Kerjakan Penugasan 1. Diskusi kelompok.Petunjuk diskusi pada halaman 29

Kerjakan Penugasan 2 dan 3. Bermain peran/ RolePlaying lokakarya mini bulanan yang pertama danrutin.Petunjuk Role Playing pada halaman 30-33

Page 298: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 298

2). Dirumuskannya mekanisme / rencana

kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan

yang akan datang

2. Tahapan Kegiatan Lokakarya Mini Tribulan

Lintas Sektor

Lokakarya mini tribulan lintas sektor

dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :

a. Lokakarya Mini Tribulan yang pertama

Lokakarya mini tribulan yang pertama

merupakan Lokakarya penggalangan Tim,

diselenggarakan dalam rangka

pengorganisasian.

Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat

terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang

terkait dengan kesehatan.

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai

penentuan penanggung jawab dan pelaksana

setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah

kerja. Seluruh program kerja dan wilayah

kerja kecamatan dilakukan pembagian habis

kepada seluruh sektor terkait, dengan

mempertimbangkan kewenangan dan bidang

yang dimilikinya.

b. Lokakarya mini tribulan rutin

Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas,

maka lokakarya bulanan Lintas sektor

merupakan tindak lanjut dari Lokakarya

Page 299: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 299

penggalangan kerjasama lintas sektor yang

telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap

tribulan secara tetap.

3. Pelaksanaan Lokakarya Mini tribulan yang

Pertama & Tribulan Rutin

a. Pelaksanaan Lokakarya mini tribulan yang

pertama

1) Masukan

a) Penggalangan tim yang dilakukan melalui

dinamika kelompok.

b) Informasi tentang program lintas sektor

c) Informasi tentang program Kesehatan

d) Informasi tentang kebijakan , program

dan konsep baru.

2) Proses

a) Inventarisasi peran bantu masing-masing

sektor.

b) Analisis masalah peran bantu dan

masing-masing sektor.

c) Pembagian peran dan tugas masing-

masing sektor

3). Keluaran

a) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait

dalam mendukung program kesehatan

b) Rencana Kegiatan Masing-masing sektor.

Page 300: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 300

b. Pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulan Rutin

Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan

Puskesmas dibantu sektor terkait di kecamatan.

Lokakarya Tribulan lintas sektor dilaksanakan

sebagai berikut ;

1). Masukan

a) Laporan kegiatan pelaksanaan program

kesehatan dan dukungan sektor terkait.

b) Inventarisasi masalah/ hambatan dari

masing-masing sektor dalam

c) pelaksanaan program kesehatan

d) Pemberian informasi baru

2). Proses

a). Analisis hambatan dan masalah

pelaksanaan program kesehatan.

b). Analisis hambatan dan masalah dukungan

dari masing-masing sektor

c). Merumuskan cara menyelesaikan masalah

d). Menyusun rencana kerja dan menyepakati

kegiatan untuk tribulan baru.

3). Keluaran

a). Rencana kerja tribulan yang baru

b). Kesepakatan bersama

4. Penyelenggaraan Lokakarya Mini Tribulan

Lintas Sektor

a. Penyelenggaraan Lokakarya Mini Tribulan yang

pertama

1) Persiapan

Page 301: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 301

Sebelum Lokakarya dilaksanakan perlu

diadakan persiapan yang meliputi :

a) Pendekatan kepada camat

(1) Memimpin lokakarya dengan

menjelaskan acaranya

(2) Mengkoordinasikan sektor-sektor agar

menyajikan laporan kegiatan dan

pembinaan

(3) Mempersiapkan tempat penyelenggaraan

Lokakarya

b) Puskesmas melaksanakan

(1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil

kegiatan dalam bentuk yang mudah

dipahami oleh sektor, antara lain dalam

bentuk PWS.

(2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan

formulir kerja tribulan lintas sektor.

(3) Persiapan catatan hasil kesepakatan

yang lalu dan instruksi / surat-surat

yang berhubungan dengan peran serta

masyarakat yang berkaitan dengan

sektor kesehatan

(4) Penugasan salah seorang staf untuk

membuat notulen lokakarya.

(5) Pembuatan surat-surat undangan

lokakarya untuk ditandatangani Camat.

Page 302: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 302

2) Peserta

Lokakarya mini tribulanan lintas sektor

dipimpin oleh camat , adapun peserta

Lokakarya mini tribulanan adalah sbb :

a) Dinas kesehatan Kabupaten / kota

b) Tim Penggerak PKK Kecamatan

c) Puskesmas diwilayah kecamatan

d) Staf kecamatan antara lain Sekretaris

kecamatan , unit lain yang terkait

e) Lintas sektor di kecamatan antara lain;

Pertanian , Agama , Pendidikan,

BKKBN, Sosial

f) Lembaga/ Organisasi kemasyarakatan,

antara lain ; TPPKK Kecamatan, BPP /

BPKM / Council Kesehatan kecamatan

( apabila sudah terbentuk )

3) Waktu

Lokakarya mini tribulanan lintas sektor

yang pertama diselenggarakan pada bulan

pertama tahun anggaran berjalan. Adapun

waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan

kondisi setempat.

Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah

diupayakan agar seluruh peserta dapat

menghadiri lokakarya.

4) Tempat

Tempat penyelenggaraan lokakarya mini

tribulan lintas sektor adalah di kecamatan

atau di tempat lain yang dianggap sesuai.

Page 303: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 303

5) Acara

Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu

lebih kurang 4 jam. Secara umum jadwal

acara lokakarya mini tribulanan yang

pertama adalah sebagai berikut;

Pembukaan oleh camat

Kemungkinan Puskesmas harus

mempersiapkan bahan sambutan

camat.

Dinamika kelompok

Pada lokakarya mini tribulan yang

pertama, perlu dilakukan dinamisasi

atau bina suasana dalam rangka

menggalang tim agar termotivasi untuk

saling membantu kerjasama dalam

program yang bermanfaat bagi

masyarakat di wilayah kecamatan.

Puskesmas harus mempersiapkan diri

untuk acara ini, bisa difasilitasi oleh

petugas PKM Puskesmas, atau minta

bantuan dari petugas promkes dinas

kabupaten/ kota.

Penyampaian kegiatan masing-masing

sektor dalam mengembangkan peran

serta masyarakat. termasuk dibidang

kesehatan.

Inventarisasi peran bantu masing-

masing sektor. Setiap perwakilan

sektor menyampaikan apa saja bentuk

Page 304: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 304

peran bantu untuk mendukung upaya

kesehatan, apakah dalam bentuk :

keterlibatan tenaga, fasilitas (sarana,

penggerakan/ pemberdayaan

masyarakat, kegiatan yang dapat

diintegrasikan dll). Hasil inventarisasi

sebaiknya dituliskan dipapan tulis/

kertas flipchart. Dapat digunakan

matriks berikut :

Tabel 33. Matrik Inventarisasi Peran

Bantu Lintas sektor

No Sektor/

Unit

Penanggung

jawab

(Orang)

Bentuk

Keterlibatan

dalam Hal :

Apabila sudah sepakat dengan peran/

keterlibatan tersebut, kemudian camat

memimpin untuk pembagian peran

dan tanggung jawab masing-masing

sektor. Bisa berupa tanggung jawab

untuk program tertentu dan atau

untuk lokasi tertentu.

Page 305: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 305

Merumuskan rencana kerja 3 bulan

kepala Puskesmas bersama-sama

sektor-sektor lain, merumuskan

rencana kerja 3 bulan, sehingga jelas

program/ upaya kesehatan apa, sektor

apa saja yang terlibat, apa peran dan

tanggung jawab, dimana, kapan. Dapat

dibuat dalam suatu matriks :

Tabel 34. Matriks Rencana Kerja

Tribulan Lintas Sektor

Puskesmas.....Bulan.....

Contoh Matriks

N

o

Prog Keg Sekto

r

Terli

bat

Pera

n

Tg

Jawa

b

Loka

si

Wakt

u

Camat memimpin untuk mencapai

kesepakatan tentang rencana kerja

tribulan tersebut serta kesepakatan

untuk melaksanakannya.

Kemudian menutup acara lokakarya

mini tribulan lintas sektor.

Page 306: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 306

Catatan

Petugas Puskesmas mencatat semua

hasil lokakarya mini sejak awal sampai

selesai rapat tersebut.

b. Penyelengaraan Lokakarya Mini Tribulan Rutin

1) Persiapan

Pada prinsipnya sama dengan persiapan

penyelenggaraan lokakarya mini tribulan yang

pertama.

2) Peserta

Pada prinsipnya peserta lokakarya mini

tribulan adalah sama, baik pada lokakarya

tribulan yang pertama maupun rutin.

3) Waktu

Setelah diselenggarakannya lokakarya mini

tribulan yang pertama, selanjutnya secara

rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali.

4) Tempat

Lokakarya mini tribulan dikoordinasi oleh

Camat, karena itu tempat sebaiknya di

kecamatan atau tempat lain yang dianggap

sesuai.

5) Acara

Page 307: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 307

Pembukaan oleh Camat. Kemungkinan

puskesmas harus mempersiapkan bahan

sambutan camat.

Penyampaian laporan kegiatan masing-

masing sektor berdasarkan rencana

tribulan yang lalu.

Kepala Puskesmas memfasilitasi identifikasi

masalah hambatan yang dihadapi masing-

masing sektor. Kemudian dilakukan

analisis masalah dan hambatan tersebut.

Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi

pemecahan masalah yang harus dilakukan.

Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi

penyusunan rencana tribulan berikutnya.

PENUGASAN. I

DISKUSI KELOMPOK

PETUNJUK DISKUSI:

1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok ( Pok.1 ; 2 ; dan 3 )

2. Tugas kelompok :

- Kelompok 1, Mendiskusikan Ruang lingkup dan

tujuan lokakarya Mini

Kerjakan Penugasan 4. Bermain peran/ RolePlaying Lokakarya Mini Tribulanan.Petunjuk Role playing pada hal 16-17

Page 308: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 308

- Kelompok 2, mendiskusikan Tujuan, Tahapan

kegiatan serta penyelenggaraan Lokakarya mini

Bulanan

- Kelompok 3, mendiskusikan Tujuan, Tahapann

kegiatan serta penyelenggaraan Lokakarya mini

tribulan Lintas seektor

3. Masing-masing kelompok untuk merumuskan hasil

diskusinya di kertas transparan atau membuat

power point untuk presentasi.

4. Waktu diskusi Kelompok: 30 menit

5. Waktu presentasi setiap kelompok mempresentasikan

hasilnya selama 20 menit, dan 10 menit untuk

tanggapan kelompok lainnya. Jadi waktu presentasi

total setiap kelompok menghabiskan waktu 30 menit

6. Fasilitator memberikan masukan 5 menit pada setiap

kelompok.

7. Pembulatan fasilitator 15 menit

Waktu keseluruhan untuk diskusi dan presentasi

serta pembulatan Fasilitator : 140 menit

Page 309: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 309

PENUGASAN 2

BERMAIN PERAN/ ROLE PLAYING LOKAKARYA MINI

BULANAN PERTAMA

PETUNJUK :

1. Buatlah kelompok sebanyak 10 orang, dengan cara

mengambil 3 orang dari kelompok 1 , 3 orang dari

kelompok 2 dan 4 orang dari kelompok 3 untuk

melakukan role playing bagaimana melaksanakan

Lokakarya Mini Bulanan Pertama Puskesmas

Tunjuklah observer dari setiap kelompok 2 orang ( 2 x

3 kelompok = 6 orang yang jadi observer )

2. Dari 10 orang tersebut berperan sebagai berikut;

1 orang sebagai Kepala Puskesmas

1 orang sebagai dokter Puskesmas

1 orang sebagai Koordinator Bidan

1 Orang sebagai Perawat

1 orang sebagai Sanitarian

1 orang sebagai tenaga gizi

1 orang sebagai tenaga obat

1 orang pengelola keuangan

1 orang pengelola laporan

1 orang sebagai TU Puskesmas

Waktu role playing 45 menit

Page 310: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 310

3. Skenario :

Setiap orang dalam kelompok mempelajari dengan

seksama penyelenggaraan lokakarya mini bulanan

rutin pada halaman 8 terutama butir acara. Ikuti

langkah-langkahnya, sampai menghasilkan :

o Pembagian tugas/ beban kerja dan wilayah kerja/

daerah binaan

o Kesepakatan POA

4. Setelah selesai, Fasilitator menggali semua peserta

tentang perasaanya selama melakukan role playing,

pengalamannya serta hambatan yang dirasakan.

Waktu selama 10 menit

5. Setelah selesai menggali semua peserta role playing,

kemudian fasilitatormemberikan kesempatan

kepada 6 orang Observer untuk menyampaikan hasil

observasinya kepada floor waktu selama 15 menit

6. Komentar umum dari fasilitator tentang jalannya role

playing 15 menit

Waktu keseluruhan dalam penugasan 2 : 90 menit

Page 311: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 311

PENUGASAN 3

BERMAIN PERAN/ ROLE PLAYING LOKAKARYA MINI

BULANAN RUTIN

PETUNJUK :

1. Buatlah kelompok sebanyak 10 orang, dengan cara

mengambil 3 orang dari kelompok 1 , 3 orang dari

kelompok 2 dan 4 orang dari kelompok 3 untuk

melakukan bagaimana melaksanakan Lokakarya Mini

Bulanan Rutin Puskesmas

Tunjuklah observer dari setiap kelompok 2 orang ( 2 x

3 kelompok = 6 orang yang jadi observer )

2. Dari 10 orang tersebut berperan sebagai berikut;

1 orang sebagai Kepala Puskesmas

1 orang sebagai dokter Puskesmas

1 orang sebagai Koordinator Bidan

1 Orang sebagai Perawat

1 orang sebagai Sanitarian

1 orang sebagai tenaga gizi

1 orang sebagai tenaga obat

1 orang pengelola keuangan

1 orang pengelola laporan

1 orang sebagai TU Puskesmas

Waktu simulasi 45 menit

Page 312: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 312

3. Skenario : setiap orang dalam kelompok mempelajari

dengan seksama penyelenggaraan lokakarya mini

bulanan rutin, pada halaman 16 terutama butir

acara. Ikuti langkah-langkahnya, sampai

menghasilkan rencana kegiatan bulan yang akan

datang.

Setelah selesai, Fasilitator menggali semua peserta

tentang perasaanya selama melakukan role playing,

pengalamannya serta hambatan yang dirasakan.

Waktu selama 10 menit

5. Setelah selesai menggali semua peserta role playing,

kemudian fasilitator memberikan kesempatan

kepada 6 orang Observer untuk menyampaikan hasil

observasinya kepada floor waktu selama 10 menit

6. Komentar umum dari fasilitator tentang jalannya Role

Playing 15 menit

Waktu keseluruhan dalam penugasan 3 : 90 menit

Page 313: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 313

PENUGASAN 4

BERMAIN PERAN/ ROLE PLAYING LOKAKARYA MINI

TRIBULAN

PETUNJUK :

1. Buatlah kelompok sebanyak 10 orang yang berbeda

dengan Role Playing sebelumnya dengan cara

mengambil 3 orang dari kelompok 1 , 3 orang dari

kelompok 2 dan 4 orang dari kelompok 3 untuk

melakukan Role Playing bagaimana melaksanakan

Lokakarya mini Tribulanan Lintas Sektor.

Tunjuklah observer yang berbeda dengan Role Playing

I dari setiap kelompok 2 orang ( 2 x 3 kelompok = 6

orang yang jadi observer )

2. Dari 10 orang tersebut berperan sebagai berikut;

1 orang = sebagai Kepala Puskesmas

1 orang = sebagai dokter Puskesmas

1 orang wakil Dinas kesehatan Kabupaten / kota

1 Orang dari tim Penggerak PKK

1 orang sebagai Sekretaris Camat

1 orang sebagai Petugas Pembangunan Desa

1 orang sebagai wakil BKKBN

1 orang dari Pertanian

1 orang dari Dep. Agama

1 orang sebagai wakil dari BPKM

Page 314: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 314

3. Skenario

Setiap orang dalam kelompok mempelajari dengan

seksama penyelenggaraan lokakarya mini tribulan

yang pertama, terutama butir acara, pada halaman

..... ikuti langkah-langkahnya, sampai menghasilkan

inventarisasi peran masing-masing sektor serta

kesepakatan untuk melaksanakannya. Waktu 60

menit.

4. Setelah selesai role playing, Fasilitator menggali

semua peserta role playing tentang perasaannya

selama melakukan role playing, pengalamnnya serta

hambatan yang dirasakan. Waktu selama 10 menit.

5. Setelah selesai menggali semua peserta role playing,

kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada

6 orang observer untuk menyampaikan hasil

observasinya kepada floor waktu selama 10 menit.

6. Komentar umum dari fasilitator tentang jalannya role

playing 10 menit.

Waktu keseluruhan dalam acara role playing : 90

menit

Page 315: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 315

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Contoh susunan acara penyelenggaraan Lokakarya

Mini yang pertama :

JAM ACARA PENGARAH

09.30-

10.00

Pembukaan Kepala

Puskesmas

10.30-

11.15

Dinamika Kelompok Kepala

Puskesmas & Staf

11.15-

12.15

Pengenalan Program

Baru

Kepala

Puskesmas & Staf

12.15-

13.15

Istirahat

13.15-

14.00

POA Puskesmas Kepala

Puskesmas & Staf

14.00-

15.00

- Analisis Beban Kerja

- Pembagian Tugas dan

Daerah Binaan

Kepala

Puskesmas & Staf

15.00-

15.15

Kesepakatan Untuk

Melaksanakan Rencana

Kerja Baru

Kepala

Puskesmas

Page 316: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 316

15.15-

15.30

Penutupan Kepala

Puskesmas

Contoh susunan acara pada Lokakarya Mini Bulanan –

Rutin

JAM ACARA PENGARAH

10.00-

10.30

Pembukaan Kepala

Puskesmas

10.30-

11.15

Pengenalan Program

Baru

Kepala

Puskesmas & Staf

11.15-

12.15

Inventarisasi kegiatan

bulan lalu

Pimpinan Rapat

12.15-

13.15

Istirahat

13.15-

14.00

Analisa masalah dan

pemecahan

Pimpinan rapat

14.00-

15.00

Penyusunan kegiatan

dan pemabgian tugas

bulan yang akan

datang

Pimpinan rapat

15.00-

15.30

Kesepakatan untuk

melaksanakan rencana

kerja baru

Kepala

Puskesmas

Page 317: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 317

15.30-

15.45

Penutupan Kepala

Puskesmas

Contoh susunan acara pada Lokakarya Mini Tribulan

yang Pertama

JAM ACARA PENGARAH

09.00-

09.15

Pembukaan Camat

09.15-

10.00

Dinamika kelompok Tim

10.00-

10.15

Istirahat

10.15-

11.15

Kegiatan masing-masing

sektor dalam

mengembangkan peran

serta masyarakat

Camat

11.15-

12.15

Inventarisasi peran Bantu

masing-masing sektor

Sektor terkait

12.15-

13.00

Istirahat

13.00- Analisa hambatan dan Sektor terkait

Page 318: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 318

13.45 masalah dalam peran bantu

masing-masing sektor

13.45-

14.15

Pembagian masing-masing

sektor

Camat

14.15-

14.45

Perumusan rencana kerja

masing-masing dalam 3

bulan yang akan datang

Sektor terkait

14.45-

15.00

Kesepakatan dan

penutupan

Camat

Contoh susunan acara pada Lokakarya Mini

Tribulanan rutin

JAM ACARA PENGARAH

10.00-

10.15

Pembukaan Camat

10.15-

11.15

Laporan kegiatan sektor

terkait

Camat

11.15-

11.45

Masalah/hambatan dari

masing-masing sektor

Kepala

Puskesmas

11.45-

12.15

Analisis masalah dna

hambatan

Kepala

Puskesmas

Page 319: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 319

12.15-

12.45

Pemecahan masalah Kepala

Puskesmas dan

camat

12.45-

13.15

Rencana kerja tribulan Kepala

Puskesmas dan

camat

13.15-

13.30

Kesepakatan pembinaan Ketua Tim

Penggerak PPK

dan Camat

13.30-

13.45

Kesepakatan bersama dan

penutupan

Camat

Page 320: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 320

Tabel 35. FORMULIR TARGET CAKUPAN PELAYANAN

UPAYA KEGIATAN WAJIB PUSKESMAS – PER DESA

PUSKESMAS :

………………………BULAN…………TAHUN……..

CAKUPAN PELAYANAN Desa

A

Desa

B

Desa

C

Total

KIAIBU HAMIL

(K1)

T

H

IBU HAMIL

(K4)

T

H

KBAKSEPTOR

AKTIF

T

H

IMUNISASIBCG

T

H

DPTT

H

POLIO IIIT

H

CAMPAKT

H

T.T. 2 BUMILT

H

GIZID/S

T

H

N/DT

H

IBU HAMIL

DIBERI Fe

T

H

Page 321: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 321

P2MDIARE DIBERI

ORALIT

T

H

PENGOBATAN

TB

T

H

…………………. T

H

T = Target H = Hasil

Page 322: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 322

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

1. Definisi

PWS adalah alat pemantauan hasil imunisasi berupa

grafik atau gambar pencapaian hasil imunisasi dan

kecenderungannya di masing-masing wilayah

operasional. Dengan PWS dapat menentukan tindak

lanjut yang harus dilakukan, sehingga hasil imunisasi

dapat diperbaiki dan akhirnya secara akumulatif

dapat mencapai target.

2. Prinsip PWS

Memanfaatkan data yang ada dari cakupan

Menggunakan indikator sederhana:

- Jangkauan/aksesibilitas : Cakupan DPT1,

HB < 0-7 hr, TT-1

- Kualitas program (tingkat perlindungan) :

Cakupan DPT3, Polio 4, Campak, TT2+Ibu

hamil

- Efektifitas/manajemen program : angka Drop

Out DPT 1 - Campak

Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan

setempat

Dimanfaatkan untuk umpan balik

Teratur dan tepat waktu (setiap bulan)

Memudahkan analisis

Catatan : TT2 + ibu hamil : adalah cakupan kumulatif

TT2, TT3, TT4 dan TT5 pada ibu hamil.

Page 323: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 323

3. Cara Membuat Grafik PWS

Untuk membuat PWS diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Pengumpulan dan pengolahan data

Untuk membuat PWS perlu tersedia data-data

cakupan imunisasi dari tiap desa (misal buku

kuning dan merah). Data ini sudah

dikumpulkan/diolah ke buku rekapitulasi

Puskesmas (buku biru) dan dikelompokkan ke

dalam format pengolahan data PWS berdasarkan

wilayah operasional (desa/kelurahan), sbb :

Contoh : Format pengolahan data PWS

Hasil imunisasi DPT 1 bulanan tiap desa

Puskesmas…………….

Tahun 2007

Tabel 36. Format Pengolahan Data PWS

Des

a

Sas

ara

n

Janua

ri

Februari dst

Jm

l

% Jm

l

% Ku

m

%

Jml

Untuk mengetahui perkembangan cakupan

imunisasi tiap desa, pengolahan data sebaiknya

dilakukan untuk semua pelayanan imunisasi :

Page 324: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 324

DPT 1, DPT 2, DPT 3

BCG

HB 1 (0-7 hari), HB 1 total, HB 2, HB 3

Campak

Polio 1, Polio 2, Polio 3 dan Polio 4

TT1, TT2, TT3, TT4, TT5

DO : DPT1 – Campak

DPT – HB1, DPT – HB2, DPT – HB3 (untuk

propinsi yang sudah menggunakan vaksin DPT

– HB kombinasi)

b. Yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik

PWS adalah :

1) Judul Grafik

Topik :%Cakupan imunisasi………….

Waktu : Januari, Februari, Maret, dst,

Tahun………

Tempat : Puskesmas……………

2) Kolom Vertikal

Target bulanan dan target satu tahun sesuai

dengan antigen

Target Cakupan 1

Tahun

1 Bulan

DPT 1 95% 95% : 12 =

7,9%

DPT 3 90% 7,5%

Polio 4 90% 7,5%

Page 325: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 325

Campak 90% 7,5%

HB1< 7 hari 75% 6,2%

HB3 90% 7,5%

TT 1 Bumil 95% 7,9%

TT 2 + Bumil 90% 7,5%

3) Baris Horizontal

% kumulatif cakupan tiap desa adalah

cakupan Januari s/d bulan pada waktu

PWS dibuat

% bulan ini adalah cakupan waktu dibuat

PWS

% bulan lalu adalah cakupan satu bulan

lalu

Trend ↑ : bila cakupan bulan ini lebih tinggi

dari bulan lalu

Tren − : bila cdakupan bulan ini sama

dengan bulan lalu

Tren ↓ : bila cakupan bulan ini lebih rendah

dari bulan lalu

Ranking desa : diurut dari desa dengan

cakupan yang paling tinggi ke cakupan

yang paling rendah

Page 326: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 326

Tabel 37. FORMULIR TARGET CAKUPAN DAN HASIL

PELAYANAN UPAYA KEGIATAN WAJIB PUSKESMAS

PER DESA PER BULAN

PUSKESMAS :

………………….BULAN…………….TAHUN……….

Jenis

Pelayanan

Nama

Desa

A B C D E F

Penduduk

KIA

Pelayanan

Ibu Hamil

K -1

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

Pelayanan

Ibu Hamil

K-IV

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

KB T

rata2/bln

C bulan

lalu

Page 327: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 327

C bulan

ini

+/- N/T

Imunisasi

Bayi

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

Ibu Hamil T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

Gizi T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

VIT. A

BALITA

T

rata2/bln

C bulan

lalu

Page 328: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 328

C bulan

ini

+/- N/T

Tablet besi

(Fe) Ibu

Hamil

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

Diare

Diberi

Oralit

BALITA

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

ISPA

diobati

BALITA

T

rata2/bln

C bulan

lalu

C bulan

ini

+/- N/T

Page 329: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 329

Tabel 38. FORMULIR : ANALISIS MASALAH,

PENYEBAB MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA

PUSKESMAS

:………………BULAN……….TAHUN……………

Nam

a

Desa

Petuga

s

Kegi

atan

Mas

alah

Peny

ebab

Kesepakatan

Cara

Pemecahannya

Page 330: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 330

MODUL 6PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

I. Deskripsi Singkat

Keberhasilan pelaksanaan manajemen puskesmasditentukan oleh konsistensi dan kepatuhan parapelaksana di puskesmas dalam melaksanakan kegiatanyang sudah direncanakan pada perencanaanpuskesmas. Artinya sebaik apapun rencana dibuat jikatidak dilaksanakan secara konsisten dan dipatuhi tidakakan membuahkan hasil yang optimal.

Untuk menjamin konsistensi dan kepatuhan terhadappelaksanaan rencana dilakukan kegiatan pengawasandan monitoring melalui lokakarya mini puskesmas yangdilakukan setiap bulanan dan per tiga bulanan. Danpada akhir tahun dilakukan penilaian terhadap hasilpencapaian kegiatan.

Penilaian kinerja Puskesmas merupakan rangkaiankegiatan manajemen puskesmas untuk menilaibagaimana kemampuan pencapaian terhadap targetyang telah ditetapkan dalam rencana.

Dengan dilakukannya penilaian kinerja puskesmasdiharapkan masalah-masalah yang timbul dapatdiselesaikan atau paling tidak dikurangi.

Modul ini, membahas tentang : konsep penilaiankinerja puskesmas, langkah-langkah pelaksanaan sertapraktik penilaian kinerja puskesmas. Metodepembelajaran menggunakan metode ceramah tanya

Page 331: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 331

jawab, diskusi kelompok dan lebih banyakmenggunakan metode praktik/ latihan sehubungandengan kegiatan penilaian kinerja puskesmas.

II. Tujuan

Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mempelajari materi ini peserta mampumelakukan penilaian kinerja puskesmas secaraefektif.

Tujuan Pembelajaran KhususSetelah mengikuti sesi ini peserta mampu:Menjelaskan tentang konsep penilaian kinerja

puskesmas.Menguraikan langkah-langkah pelaksanaan

penilaian kinerja puskesmas secara efektif.Mempraktikan pelaksanaan penilaian kinerja

puskesmas.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

Materi ini terdiri atas 4 pokok bahasan, yaitu:A. Konsep Penilaian Kinerja Puskesmas, dengan sub

Pokok Bahasan:1. Pengertian2. Tujuan dan manfaat3. Ruang Lingkup

B. Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas, dengansub pokok bahasan:1. Penetapan target puskesmas2. Prosedur penilaian kinerja Puskesmas

Page 332: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 332

C. Teknik pelaksanaan penilaian, dengan sub pokokbahasan:1. Pengumpulan Data Hasil Kegiatan2. Pengolahan Data (perhitungan hasil dan

penilaian akhir).3. Penyajian hasil, analisis hasil dan

pemecahannya.

D. Pembinaan penilaian kinerja puskesmas, dengansub pokok bahasan:1. Pembinaan Dinas kesehatan Kabupaten/Kota2. Pembinaan Dinas kesehatan Provinsi.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah 1. Pengkondisian (15 menit)

Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran,metode yang digunakan, mengapa modul/materiini diperlukan dalam pelatihan ManajemenPuskesmas, serta keterkaitan dengan materisebelumnya.

Fasilitator memberi kesempatan kepada pesertayang sudah mempunyai pengalaman dalammelaksanakan penilaian kinerja puskesmas untukmenyampaikan pengalamannya.

Peserta lain diminta untuk memberi tanggapan.

Langkah 2. Membahas Pokok Bahasan (180menit)

Secara singkat fasilitator menyampaikanrangkuman isi Pokok Bahasan 1, 2 dan 3 modulPenilaian Kinerja. Selanjutnya fasilitator

Page 333: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 333

mempersilahkan peserta untuk menanggapiuraian tersebut.

Fasilitator membagi ke dalam 3 kelompok ,kelompok 1 membahas Sub Pokok BahasanProsedur penilaian kinerja Puskesmas, kelompok 2membahas Sub Pokok Bahasan Pengumpulandata dan Pengolahan Data, dan kelompok 3membahas Sub Pokok Bahasan Analisis danPemecahan masalah serta penyajian hasilpengolahan data, yang dituliskan pada kertas flipchart atau diketik di komputer dan dipresentasikan.

Selanjutnya fasilitator memberikan kesempatankepada peserta untuk menanggapi terhadap hasilpendapat tiap kelompok.

Dari hasil pendapat peserta selanjutnya fasilitatormemberikan komentar serta memberikankesimpulan.

Langkah 3. Mempraktikkan penilaian kinerja(135 menit)

Fasilitator menjelaskan tentang langkah-langkahlatihan mempraktikkan penilaian kinerja.

Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompokPuskesmas. Selanjutnya peserta diminta untukmenyiapkan bahan rujukan yang harus dibawayaitu laporan tahunan Puskesmas, ProfilPuskesmas, dan Data Wilayah Kerja Puskesmas.Peserta diminta untuk mempelajari InstrumenPenilaian yang dibagikan oleh Fasilitator. Danselanjutnya peserta diminta untukmempraktikan/latihan penilaian kinerja

Page 334: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 334

Puskesmas dengan menggunakan Instrumenpenilaian (terlampir).Latihan ini dilakukan secara bertahap:o Latihan 1: latihan/praktik pengisian data 3

komponeno Latihan 2: latihan/praktik perhitungan nilai

hasil 3 komponeno Latihan 3: latihan/praktik melakukan

penilaian akhir. Kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusinya. Fasilitator memberikan komentar dan

menyimpulkan hasil diskusi tersebut.

Langkah 4 Mempraktikkan penyajian hasilmenggunakan grafik “sarang laba-laba”.(90menit)

Fasilitator menjelaskan langkah-langkah dalammembuat grafik “sarang laba-laba”.

Fasilitator memberikan contoh cara membuatgrafik ”sarang laba-laba.

Peserta diberi kesempatan untuk tanya jawab. Peserta dibagi dalam kelompok puskesmas, untuk

melakukan latihan/praktek membuat grafik”sarang laba-laba” untuk ke 3 komponen PenilaianKinerja Puskesmas, dengan menggunakan data riildan hasil perhitungannya.

Langkah 5 Rangkuman (30 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk menghayati, agarpenilaian kinerja benar-benar merupakan upaya ataumetode evaluasi mandiri (self evaluation) dan menjadi

Page 335: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 335

dorongan untuk semakin meningkatkan kinerjapuskesmas, baik dalam mencapai jangkauan/cakupan pelayanan, meningkatkan programpengembanganmaupun meningkatkan mutupelayanan.

Page 336: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 336

Uraian Materi

A. Konsep Penilaian Kinerja Puskesmas

1. PengertianPenilaian secara umum kegiatan mengumpulkandata dan informasi yang bersifat factual, signifikandan relevan yang selanjutnya melakukan prosesmengukur dengan cara membandingkan hasilyang dicapai dengan target atau rencana yangtelah ditetapkan, serta melakukan analisisterhadap informasi yang didapat secara sistematis,obyektif dan terdokumentasi, dan diakhiri denganmelakukan proses pengambilan keputusan.

Kinerja merupakan terjemahan dari kata”Performance” dalam bahasa Inggris, dan dalambeberapa literatur juga dikenal dengan kata”Prestasi”, dan ”Unjuk Kerja”.

Menurut Bernardin dan Russel (1993) bahwa yangdimaksud dengan “Performance is defined as therecord of outcomes produced on specified jobfunction or activity during a specified time period”(catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh darifungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatantertentu selama kurun waktu tertentu.

Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahuidan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentuuntuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatuinstansi dihubungkan dengan target atau rencana.

Page 337: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 337

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upayauntuk melakukan penilaian terhadap hasilkerja/prestasi Puskesmas.

Siapa yang melakukan Penilaian KinerjaPuskesmas?Yang melakukan Penilaian Kinerja Puskesmasyaitu:

a. Puskesmas itu sendiri secara mandiri sebagaiinstrumen mawas diri atau dikenal jugadengan ”self assessment”, di sini puskesmasmemotret dirinya sendiri.

b. Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, disinimereka melakukan verifikasi terhadap hasilself assessment puskesmas.

Dan berdasarkan hasil verifikasi, Dinas KesehatanKabupaten/Kota bersama Puskesmas, dapatmenetapkan puskesmas kedalam kelompok (I, II,dan III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.

2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmasa. Tujuan

1) Tujuan UmumTercapainya tingkat kinerja puskesmasyang berkualitas secara optimal dalammendukung pencapaian tujuanpembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.

Page 338: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 338

2) Tujuan Khusus Mendapatkan gambaran tingkat

pencapaian hasil cakupan dan mutukegiatan serta manajemen pPuskesmaspada akhir tahun kegiatan.

Mengetahui tingkat kinerja Puskesmaspada akhir tahun berdasarkan urutanperingkat kategori kelompok puskesmas.

Mendapatkan informasi analisis kinerjapuskesmas dan bahan masukan dalampenyusunan rencana kegiatanpuskesmas dan dinas kesehatankabupaten/kota untuk tahun yang akandatang.

b. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

1) Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian(prestasi) kunjungan dibandingkan dengantarget yang harus dicapainya.

2) Puskesmas dapat melakukan identifikasidan analisis masalah, mencari penyebabdan latar belakang serta hambatan masalahkesehatan di wilalayah kerjanyaberdasarkan adanya kesenjanganpencapaian kinerja puskesmas (output danoutcome).

3) Puskesmas dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota dapat menetapkan tingkaturgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakansegera pada tahun yang akan datangberdasarkan prioritasnya.

Page 339: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 339

4) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapatmenetapkan dan mendukung kebutuhansumber daya puskesmas dan urgensinyapembinaan puskesmas.

3. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas

Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmasmeliputi upaya-upaya Puskesmas dalammenyelenggarakan:

a. Pelayanan Kesehatan, yang meliputi:1) Upaya Kesehatan Wajib, sesuai dengan

kebijakan nasional, dimana penetapan jeniskegiatan pelayanannya disusun oleh DinasKesehatan Kabupaten/Kota.

2) Upaya Kesehatan Pengembangan, antaralain penambahan upaya kesehatan ataupenerapan pendekatan baru (inovasi) upayakesehatan dalam pelaksanaanpengembangan program kesehatan yangdilaksanakan Puskesmas. Sesuai denganUU No.32 tahun 2004 tentangpemerintahan di Daerah, makaKabupaten/Kota dapat menetapkan danmengembangkan jenis program kesehatanyang sesuai dengan kebutuhan masyarakatyang sudah diukur dengan kemampuansumberdaya termasuk ketersediaan dankompetensi tenaga pelaksananya. Dengantetap mengacu pada kebijakan dan strategiuntuk mewujudkan visi “Indonesia Sehat2010”.

Page 340: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 340

b. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas, dalampenyelenggaraan kegiatan yang meliputi:1) Proses penyusunan perencanaan,

pelaksanaan lokakarya mini danpelaksanaan penilaian kinerja.

2) Manajemen sumber daya termasukmanajemen alat, obat, keuangan, dll.

c. Mutu Pelayanan Puskesmas, meliputi:1) Penilaian input pelayanan berdasarkan

standar yang ditetapkan.2) Penilaian proses pelayanan dengan menilai

tingkat kepatuhannya terhadap standarpelayanan yang telah ditetapkan.

3) Penilaian output pelayanan berdasarkanupaya kesehatan yang diselenggarakan.Dimana masing-masing program/kegiatanmempunyai indikator mutu sendiri. Sebagaicontoh angka drop out (DO) pengobatanpada program penanggulangan TBC.

4) Penilaian outcome pelayanan Puskesmas,antara lain melalui pengukuran tingkatkepuasan pengguna jasa (customersatisfaction) pelayanan Puskesmas.

Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan untukdinilai adalah meliputi kegiatan-kegiatan yangdilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringannya(Puskesmas Pembantu, Bidan di Desa, berbagaiUKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat lain) diwilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan yangdilaksanakan di dalam gedung maupun di luargedung.

Page 341: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 341

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakandi Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baikdalam aspek input, output maupun outcome nya,karena indikator dan mekanisme untuk penilaiannyabelum ditentukan. Sehingga secara keseluruhan tidakakan diukur dalam penilaian kinerja, akan tetapidipilih beberapa indikator yang sudah ada standarpenilaiannya.

Jenis kegiatan Puskesmas yang akan dinilai telahdituangkan dalam ”Daftar Menu” terlampir. Dansesuai dengan kebutuhan dan permasalahan ,masing-masing Kabupaten/Kota akan menetapkanjenis kegiatan yang direncanakan untukdilaksanakan, dan kemudian hasilnya dinilaiberdasarkan rencana yang telah disusun.

B. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas meliputiserangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal tahunanggaran pada saat penyusunan rencana kegiatanPuskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulandata yang dipantau dan dibahas melalui forumLokakarya Mini baik bulanan dengan lintas programdi Puskesmas, maupun Lokakarya Mini tiga bulananyang melibatkan lintas sektor di Kecamatan.

1. Penetapan Target Puskesmas

Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentukangka nominal atau persentase yang akan dicapaiPuskesmas pada akhir tahun.

Page 342: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 342

Penetapan besaran target setiap kegiatan yangakan dicapai masing-masing Puskesmas bersifatspesifik dan berlaku untuk Puskesmas yangbersangkutan, berdasarkan hasil pembahasanbersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotadengan Puskesmas pada saat penyusunanrencana kegiatan Puskesmas.Target nasional perlu dijabarkan kedalam targetProvinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas secaratepat.

Penetapan target Puskesmas ditentukan denganmempertimbangkan/ memperhatikan hal-halberikut:a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-

masing Puskesmas.b. Besarnya masalah yang dihadapi

Kabupaten/Kota.c. Keberhasilan tahun yang lalu dalam

menangani masalah.d. Kendala-kendala maupun masalah dalam

penanganannya.e. Ketersediaan sumber daya termasuk

kemampuan sumber daya manusia tahun yangakan datang.

f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis,iklim, transportasi, dan lain-lain) dan non-fisik(sosial budaya, tingkat pendapatan/ekonomimasyarakat, tingkat pendidikan masyarakat,dan lain-lain).

g. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya,Puskesmas tidak dibebani untuk menjangkaumasyarakat di daerah yang bukan targetsasarannya, kelompok masyarakat yang tidak

Page 343: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 343

mungkin dijangkau karena kendala geografi,transportasi, dan lain-lain.Target puskesmas harus sudah ditetapkanpada saat puskesmas menyusun RencanaUpaya Kegiatan Puskesmas (RUK).

2. Prosedur Pelaksanaan Penilaian KinerjaPuskesmas

a. Di tingkat Puskesmas

1) Tugas dan fungsinya:

a) Dilaksanakan oleh Puskesmas dalamrangka mawas diri mengukurkeberhasilan kinerjanya.

b) Kepala Puskesmas membentuk Tim KecilPuskesmas untuk melakukan kompilasihasil pencapaian (output dan outcome).

c) Masing-masing penanggungjawabkegiatan melakukan pengumpulan datapencapaian , dengan memperhitungkancakupan hasil (output) kegiatan danmutu bila hal tersebut memungkinkan.

d) Hasil yang telah dicapai, masing-masingpenanggungjawab kegiatan melakukananalisis masalah, identifikasikendala/hambatan, mencari penyebabdan latar belakangnya, mengenalifaktor-faktor pendukung danpenghambat.

e) Bersama-sama Tim Kecil Puskesmasmenyusun rencana pemecahannya

Page 344: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 344

dengan mempertimbangkankecenderungan timbulnya masalah(ancaman) ataupun kecenderunganuntuk perbaikan (peluang) denganmetoda analisis sederhana ataupunanalisis kecenderungan denganmenggunakan data yang ada.

f) Hasil perhitungan, analisis data danusulan rencana pemecahannyadilaporkan ke Dinas KesehatanKabupaten/Kota.

2) Prosedur pelaksanaannya

Langkah-langkah atau prosedurpelaksanaan penilaian kinerja olehPuskesmas sendiri adalah sebagai berikut:

Tabel 39. Langkah-Langkah PenilaianKinerja Puskesmas oleh Puskesmas

No. KegiatanI Pra Penilaian Kinerja Puskesmas*)

1 Pemantauan hasil kegiatan secara periodikbulanan/truwulan dan konsultasi keKabupaten/Kota, dalam rangka mencapaitarget cakupan dan mutu hasil kegiatanPuskesmas pada akhir tahun.

II Penilaian Kinerja Puskesmas

II Penilaian Kinerja Puskesmas

Page 345: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 345

1. Pengumpulan data dan pengolahan datahasil kegiatan (dari data bulanan/triwulan).

2. Konsultasi ke/ pembinaan dan bimbingandari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Memberikan laporan perhitungan kinerjaPuskesmas kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota, dan membahasketerkaitannya dengan verifikasi data danperhitungannya.

4. Menerima umpan balik nilai akhir kinerjaPuskesmas, berikut penjelasan dalamperbaikan perhitungan bilamana terjadikesalahan.

5. Menyajikan hasil akhir hasil perhitungancakupan dan mutu kegiatan dalam bentuksarang labah-labah, ataupun bentukpenampilan lainnya.

III Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas*)

1. Menganalisis masalah dan kendala,merumuskan pemecahan masalah, rencanaperbaikan sekaligus rencana usulankegiatan tahun yang akan datang.

2. Menerima informasi dari Kabupaten/Kotatentang rencana anggaran yang mungkinakan diterima masing-masing Puskesmasdengan membahas rancangan kegiatan,besarnya target, besarnya biaya dan

Page 346: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 346

kebutuhan sumber daya lain yangdiperlukan, dan jadwal kegiatan bersamaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Bersama tim perencanaan Puskesmasmenyusun rencana pelaksanaan kegiatan(RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan.

4. Membahas rencana kegiatan yangmelibatkan unsur lintas sektor terkait ,untuk keterpaduan.

5. Mendiseminasikan informasi sekaligusmembagi tugas dan tanggungjawab untukkegiatan tahun yang akan dilaksanakan,dalam forum pertemuan lokakarya tahunanPuskesmas.

6. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintassektor terkait di Kecamatan, untukmendiseminasikan rencana kegiatanPuskesmas yang ada kaitannya denganlintas sektor di tingkat Kecamatan.

7. Mempersiapkan seluruh pelayananPuskesmas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan.

Keterangan: *) = Waktu pelaksanaan ditetapkanoleh masing-masing Dinas KesehatanKabupaten/Kota bersama Puskesmas.

b. Di tingkat Kabupaten/Kota

Page 347: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 347

1) Tugas dan fungsinya

a) Menerima rujukan/kosultasi Puskesmasdalam melakukan penghitungan hasilkegiatan, menganalisis data danmembuat pemecahan masalah.

b) Memantau dan melakukan pembinaansepanjang tahun pelaksanaan kegiatanPuskesmas berdasarkan urutan prioritasmasalah.

c) Melakukan verifikasi hasil perhitunganakhir kegiatan Puskesmas dan bersamadengan Puskesmas menghitung danmenetapkan kelompok peringkat kinerjaPuskesmas.

d) Melakukan verifikasi analisis data danpemecahan masalah yang telah dibuatPuskesmas dan membuat rencanausulan kegiatan berdasarkankesepakatan bersama denganPuskesmas.

e) Mengirim umpan balik ke Puskesmasdalam bentuk penetapan kelompokPuskesmas, evaluasi hasil kinerjaPuskesmas dan rencana usulan kegiatanPuskesmas.

f) Penetapan target dan dukungansumberdaya masing-masing Puskesmasberdasarkan ehaluasi hasil kinerjaPuskesmas dan rencana usulan kegiatantahun depan.

2) Prosedur pelaksanaannya

Page 348: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 348

Langkah-langkah atau prosedur kegiatanPenilaian Kinerja Puskesmas yangdilakukan oleh Dinas KesehatanKabupaten/Kota adalah:

Tabel 40. Langkah-Langkah PenilaianKinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan

No. KegiatanI Pra Penilaian Kinerja Puskesmas*)

1. Pemantauan penyelenggaraan kegiatanPuskesmas dan hasilnya untuk periodewaktu tertentu dan pembinanan dalamrangka mendorong pencapaian cakupanhasil kegiatan Puskesmas.

II Penilaian Kinerja Puskesmas

1. Menerima konsultasi dari/ pembinaandan bimbingan kepada Puskemas.

2. Menerima laporan perhitungan penilaiankinerja dari Puskesmas, melakukanverifikasi atas data dan perhitunganPuskesmas.

3. Memberikan umpan balik nilai akhirpenilaian kinerja Puskesmas sesuaidengan urutan peringkat dalamkelompok masing-masing Puskesmas.

4. Menyajikan hasil kinerja semua

Page 349: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 349

Puskesmas di Kabupaten/Kota,berdasarkan urutan peringkat dalamkelompoknya, sebaiknya dalam bentukgrafik batang (bar chart).

III Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas*)

1. Menganalisis masalah dan kendala yangdihadapi Puskesmas danKabupaten/Kota, serta merumuskanpemecahan masalah, rencana perbaikansekaligus rencana kegiatan tingkatKabupaten/Kota tahunh yang akandatang, memberikan arahankebijaksanaan dan rencanapengembangan tahun yang akan datangkepada Puskesmas, berikut targetKabupaten/Kota dan rancanganpembagiannya untuk semua Puskesmas.

2. Membahas rancangan kegiatan,besarnya target, besarnya anggaran yangdiperlukan, dan jadwal kegiatanbersama Puskesmas.

3. Menyusun rencana pelaksanaankegiatan tingkat Kabupaten/ Kota, baikdalam kegiatannya sendiri maupunrencana pembinaan kepada Puskesmas.

Keterangan: *) = Waktu pelaksanaan ditetapkanoleh masing-masing DinasKesehatan Kabupaten/Kotabersama Puskesmas

Page 350: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 350

Teknik Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas

Pengumpulan Data Hasil Kegiatan

Pengumpulan data merupakan kegiatanmenghitung data yang diperlukan sesuai denganpedoman. Selanjutnya dilakukan pengisian formatpenilaian kinerja sesuai dengan petunjuk formatisian.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalamproses pengumpulan data. Adapun pelaksanaanpengumpulan data dilakukan olehpenanggungjawab masing-masingkegiatan/program dibantu oleh staf Puskesmaslainnya dengan tetap memegang prinsip kerjasamatim.a. Cara Pengumpulan Data

Data untuk penilaian kinerja Puskesmas yangakan dikumpulkan berasal dari Puskesmasdan jaringannya, serta data yang berasal darilintas sektor dan masyarakat. Pelaksanaanpengumpulan data dibahas dalam forumlokakarya mini Puskesmas maupun padapertemuan lintas sektor Kecamatan, untukmendapatkan masukan dan dukungan dariunit terkait.

Adapun cara pengumpulan data tersebut,antara lain dengan:1) Mencatat dari hasil pencatatan dan

pelaporan Puskesmas (SP2TP/SP3).2) Pemeriksaan/pengecekan catatan/notulen.

Page 351: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 351

3) Pengumpulan data melalui surveysederhana.

b. Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah hasil kegiatanyang dilakukan oleh Puskesmas danjaringannya dalam menyelenggarakan upayapelayanan kesehatan di Puskesmas, yangterdiri atas:

1) Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas.2) Data pelaksanaan manajemen Puskesmas.3) Data hasil pengukuran/penilaian mutupelayanan Puskesmas.

c. Sumber Data

Sumber utama data kinerja Puskesmas adalahcatatan hasil kegiatan Puskesmas yangterekam dalam sistem pencatatan danpelaporan yang berlaku (SP2TP), catatan hasilkegiatan inovatif, maupun hasil pengumpulandata lainnya seperti hasil survey kepuasanpelanggan untuk menilai mutu pelayananPuskesmas. Sedangkan laporan yangdikirimkan ke Dinas KesehatanKabupaten/Kota tidak dijadikan sebagaisumber data untuk penilaian.

Untuk kepentingan verifikasi oleh DinasKesehatan Kabupaten/Kota digunakan laporanhasil penghitungan Puskesmas, laporan SP2TP,

Page 352: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 352

laporan lain yang berkaitan dan hasil supervisilangsung ke Puskesmas.

d. Variabel Penilaian

Variabel penilaian kinerja Puskesmasseyogyanya mewakili/merepresentasikanfungsi, azas, dan upaya pelayanan Puskesmasbeserta jaringannya.

Komponen penilaian kinerja Puskesmas terdiriatas 3 komponen, yaitu:1) Komponen pelaksanaan pelayanan

kesehatan, yang terdiri atas:a) Upaya Kesehatan Wajibb) Upaya Kesehatan Pengembangan

2) Komponen manajemen Puskesmas.3) Komponen mutu pelayanan Puskesmas.

Setiap componen terdiri dari kegiatan utama yangditulis dengan Angka Romawi (I, II, III dst). Danmasing-masing jenis kegiatan utama terdiri ataskelompok variabel yang ditulis dengan huruf Latinbesar (A, B, C dst), serta meliputi beberapa subvariabel yang ditulis dengan angka Arab (1, 2, 3, ..dst).

Kelompok variabel jenis kegiatan pelayanankesehatan yang tercantum dalam instrumenterlampir, merupakan ”daftar menu”. Penetapankelompok variabel dan sub-variabel dilaksanakanoleh Puskesmas bersama dengan Dinas KesehatanKabupaten/Kota setempat dengan mengacu padakebijakan program. Artinya Puskesmas

Page 353: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 353

melaksanakan tidak harus semua kegiatan yangtercantum dalam instrumen tersebut, akan tetapiharus disesuaikan dengan yang ditetapkanbersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kegiatan Utama untuk komponen UpayaKesehatan Wajib ini terdiri atas:I. Upaya Promosi KesehatanII. Upaya Kesehatan LingkunganIII. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk

Keluarga BerencanaIV. Upaya perbaikan Gizi MasyarakatV. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit MenularVI. Upaya Pengobatan

Contoh dari variable dan sub-variabel, yaitu:

Kegiatan Utama: III. Upaya Kesehatan Ibu danAnak termasuk Keluarga Berencana.Variabelnya:A. Kesehatan IbuB. Kesehatan Anak

Sub-variabel dari Kesehatan Ibu:1. K12. Linakes

Untuk Upaya kesehatan Pengembanganditetapkan di Puskesmas bersama DinasKesehatan Kabupaten/Kota sesuai denganpermasalahan, kebutuhan dan kemampuanPuskesmas.

Page 354: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 354

Kerjakan latihan 1Pengisian data 3 komponen Penilaian kinerjapuskesmas

Setiap variabel kegiatan pelayanan kesehatan danmanajemennya dengan bagian-bagian/masing-masing kelompok mempunyai nilai yang sama.

Pada tahap ini tim puskesmas melakukan:

Pengisian data pencapaian hasil kegiatanpuskesmas pada format: cakupan kegiatanpenilaian kinerja puskesmas (lampiran 1), yangmeliputi: jenis kegiatan upaya kesahatan wajibdan upaya kesehatan pengembangan yangdilaksanakan oleh puskesmas tersebut.

Pengisian data pelaksanaan manajemenpuskesmas pada format : Kegiatan ManajemenPuskesmas (lampiran 1), meliputi: kegiatanmanajemen operasional puskesmas,manajemen alat dan obat, manajemenkeuangan dan manajdemen ketenagaan.

Pengisian data penilaian mutu pelayanan, sesuaidengan jenis kegiatan/ variabel yang telahditetapkan. Isilah pada kolom target sasaran(T) dan pencapaian (H) untuk pengisian formatcakupan kegiatan penilaian kinerja puskesmas,dan kolom nilai hasil/ nilai akhir pada formatkegiatan manajemen puskesmas/ format mutupelayanan.

Page 355: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 355

Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses kegiatanmerubah data menjadi informasi yang dapatdigunakan sebagai dasar dalam pengambilankeputusan, termasuk untuk dasar penyusunanperencananan Puskesmas.

Untuk kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas telahdisediakan kolom khusus pengolahan data dalamformulir instrumen pengumpulan data (terlampir).

Kegiatan pengolahan data meliputi: Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan

kebenaran data yang dikumpulkan (cleaningand editing).

Kegiatan penghitungan khususnya untukmendapatkan nilai keadaan dan pencapaianhasil kegiatan Puskesmas (calculating).

Kegiatan memasukan data kedalam tabel yangakan menjadi suatu informasi yang bergunadalam pengambilan keputusan (tabulating).

Pelaksanaan pengolahan data di tingkatPuskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmasbersama Tim Kecil Puskesmas. Sedangkanpengolahan di tingkat Kabupaten/Kota dilakukanoleh Tim Kecil yang ditugaskan oleh Kepala DinasKesehatan Kabupaten/Kota.a. Metoda Pengolahan Data

Cara menghitung pencapaian kinerjaPuskesmas, yaitu:

Page 356: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 356

1) Komponen hasil pelaksanaan pelayanankesehatan Puskesmas. Untuk menghitunghasilnya dalam kelompok masing-masing,perlu dihitung hasil reratanya secarabertingkat, sebagaimana tercantum dalamformat/instrumen pengumpulan data danpenghitungannya.

2) Komponen manajemen Puskesmas.Penilaian manajemen Puskesmaasdisesuaikan dengan kondisi masing-masingvariabel yang sudah ditetapkanberdasarkan skala sumbernya.

3) Komponen mutu pelayanan Puskesmas.Untuk menghitung mutu pelayananPuskesmas didasarkan pada hasil cakupanyang dikelompokan pada skala-skala yangditetapkan pada setiap variabel.

Untuk menghitung cakupan maka angka target (T)merupakan pembagi (denominator) terhadappencapaian hasil kegiatan (H). Cakupan diperolehdengan menghitung hasil kegiatan dibagi dengantarget (H/T) untuk setiap variabel.

Caranya adalah sebagai berikut:1) Nilai akhir cakupan kegiatan pelayanan

kesehatan Puskesmas. Menghitung pencapaiancakupan hasil komponen kegiatan pelayanankesehatan, masing-masing kegiatan dihitungreratanya dari hasil masing-masing variabel,sedangkan tiap-tiap variabel dihitung reratasub-variabelnya.

2) Nilai akhir tingkat pencapaian mutu kegiatanpelayanan kesehatan Puskesmas. Dihitung

Page 357: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 357

berdasakan cakupan komponen mutupelayanan dan rerata nilai setiap skala yangdisesuaikan dengan variabelnya.

3) Nilai akhir tingkat manajemen Puskesmas.Cara penilaian sama seperti pada penilaianmutu pelayanan dengan menggunakanpenilaian berdasar skala.

Proses pengolahan data di tingkat Puskesmassudah dimulai sejak awal bulan Desember(Januari tahun berikutnya) pada saat data mulaidikumpulkan.

Pada tahap ini tim puskesmas melakukan: Penghitungan nilai cakupan sub variabel dan

variabel dari setiap jenis kegiatan upayakesehatan wajib dan upaya kesehatanpengembangan yang dilaksanakan olehpuskesmas. Tulis hasil penghitungan tersebutpada sub variabel (SV) dan variabel (V) padaformat : Cakupan Kegiatan Penilaian KinerjaPuskesmas.

Penghitungan nilai dari setiap jenis variabelkegiatan manajemen puskesmas, dan tuliskanpada kolom nilai hasil pada format : LampiranKegiatan Manajemen Puskesmas.

Penghitungan nilai pencapaian mutu kegiatan,pelayanan kesehatan dari setiap jeniskegiatan, dan tuliskan pada kolom Nilai Akhir,format : Lampiran Penilaian Mutu Pelayanan.

Penghitungan nilai akhir dari hasil penilaianke - 3 komponen.

Page 358: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 358

Kerjakan latihan 2Penghitungan nilai hasilPenilaian kinerja puskesmas

b. Penilaian Akhir Penilaian Kinerja PuskesmasPenilaian kinerja Puskesmas mempunyai 3komponen penilaian, yaitu:1) Penilaian kinerja Puskesmas hasil

pencapaian pelaksanaan pelayanankesehatan.

2) Penilaian kinerja Puskesmas hasilmanajemen Puskesmas.

3) Penilaian kinerja Puskesmas atas mutupelayanan kesehatan.

Penilaian Kinerja Puskesmas ditetapkandengan menggunakan nilai ambang untuktingkat kelompok Puskesmas, yaitu:

Cakupan Pelayanan terdiri atas:

1) Kelompok I : tingkat pencapaian hasil ≥ 91%

2) Kelompok II : tingkat pencapaian hasil =81 – 90%

3) Kelompok III : tingkat pencapaian hasil ≤ 80%

Mutu pelayanan kesehatan dan manajemen,terdiri atas:1) Kelompok I : Nilai rata-rata ≥ 8,5 2) Kelompok II : Nilai rata-rata 5,5 – 8,43) Kelompok III : Nilai rata-rata ≤ 5,5

Page 359: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 359

Kerjakan latihan 3Penilaian AkhirPenilaian kinerja puskesmas

Hasil akhir Penilaian Kinerja Puskesmasadalah Puskesmas dibagi kedalam 3 kelompok,yaitu:1) Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat

kinerja Baik2) Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat

kinerja Cukup3) Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat

kinerja Kurang.

Pada tahap ini, tim puskesmas dalam rangkaevaluasi mawas diri, dapat melakukan penilaianakhir, berdasarkan hasil penghitungan danpenilaian ke - 3 komponen, yaitu:

Untuk komponen hasil pencapaianpelaksanaan pelayanan kesehatan, berapa nilairata-rata yang diperoleh?

Untuk komponen kegiatan manajemenpuskesmas, berapa nilai rata-rata yangdiperoleh?

Untuk komponen mutu pelayanan kesehatan,berapa nilai rata-rata yang diperoleh?

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan,termasuk kelompok apa puskesmas anda. Tentusaja penilaian akhir penilaian kinerja puskesmasyang sebenarnya adalah setelah penghitunganyang diajukan untuk di verifikasi oleh tim DinasKesehatan Kabupaten/Kota.

Page 360: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 360

Penyajian, Analisis Hasil dan Pemecahannya

a. Penyajian Hasil Pengolahan Data

Untuk memudahkan dapat melihat pencapaianhasil kinerja Puskesmas, maka hasil cakupankegiatan pelayanan dan manajemenPuskesmas dapat disajikan dalam bentukgrafik ”sarang labah-labah”

Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanandan manajemen disajikan dalam bentuk saranglabah-labah yang berbeda. Banyaknya jari-jarigrafik adalah sejumlah Kegiatan Utamapelayanan kesehatan atau manajemenPuskesmas. Sedangkan bagi penanggungjawabkegiatan bisa dibuat sarang labah-labahsendiri, dan jumlah jari-jarinya sejumlahvariabel yang ada.

Hasil pencapaian mutu pelayanan danmanajemen dapat juga disajikan dalam bentuksarang labah-labah.Grafik sarang labah-labah dibuat setelah datayang dikumpulkan diolah dan direkapitulasiper komponen kegiatan dengan menggunakantabel

Grafik sarang labah-labah sebaiknya dibuatdan disajikan secara periodik bulanan atautriwulanan, sehingga dapat digunakan sebagaialat pemantauan dan identifikasi masalahsedini mungkin.

Page 361: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 361

Contoh membuat grafik ”sarang labah-labah”untuk komponen pelaksanaan pelayanankesehatan:

Berdasarkan hasil pengolahan data,buatlah rekapitulasi perhitungan cakupankomponen kegiatan puskesmas, pada tabelberikut.

Tabel : Rekapitulasi perhitungan cakupankomponen pelaksanaan pelayanankesehatan di puskesmas

No. Jenis Kegiatan HasilCakupan(%)

I Upaya PromosiKesehatan

65%

II Upaya KesehatanLingkungan

60%

III Upaya Kesehatan Ibu danAnak, KB

80%

IV Upaya Perbaikan GiziMasyarakat

70%

V Upaya PengendalianPenyakit dan PL

65%

VI Upaya Pengobatan 75%VII Upaya Kesehatan

Pengembangan70%

Buatlah grafik ”sarang laba-laba” denganjumlah jari-jari sesuai dengan jumlah JenisKegiatan di atas yaitu 7 kegiatan.

Page 362: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 362

Beri tanda titik yang menunjukkanbesarnya nilai akhir (%) cakupan setiapkegiatan.

Hubungkan titik-titik pada semua jari-jariyang ada. Dengan demikian dapat segeraterbaca gambaran setiap program ataukegiatan mana yang ada masalah. Yangditunjukkan dengan cakupannya yangrendah.

Gambar 6. Sarang Laba-laba

III

II

I

VII VI

V

IV

80%

60%

65%

70% 75%

65%

70%

Page 363: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 363

KEPUSTAKAAN

1. Direktorat Jenderal Bina kesehatan MasyarakatDepkes RI (2006); Pedoman Penilaian KinerjaPuskesmas.

2. Achmad S.Ruky (2006); Sistem Manajemen Kinerja;PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

3. Ismail Mohamad, Sjahrudin Rasul, dan HaryonoUmar ( 2004); CONSEP dan PengukuranAkuntabilitas, Penerbit Universitas Trisakti,Yakarta.

Page 364: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 364

Petunjuk Diskusi kelompok

Tujuan : Memantapkan pemahaman peserta terhadapkonsep penilaian kinerja puskesmas sertapelaksanaannya.Topik diskusi :

1. Kelompok A : Prosedur penilaian kinerjapuskesmas

2. Kelompok B : Pengumpulan data danpengolahan data

3. Kelompok C : Analisis hasil dan pemecahanmasalah

Proses Peserta dibagi dalam kelompok secara acak/

campuran berbagai puskesmas Didalam kelompok ditentukan ketua, sekretaris dan

penyaji Kegiatan dalam kelompok :

- Pada 5-10 menit pertama setiap anggotakelompok membaca uraian materi sesuaidengan topik yang dibahas oleh kelompoktersebut.

- Selanjutnya ketua kelompok memandubrainstorming, agar semua anggotaberpartisipasi dalam menyampaiakanpendapat/ ide tentang topik yang dibahas.

- Sekretaris menuliskan semua pendapat/ide pada kertas flipchart

- Ketua kelompok memandu melakukanpembahasan terhadap hasil brainstorming,serta membuat kesimpulan akhirpendapat/ ide kelompok tersebut.

Page 365: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 365

- Tuliskan hasil kesimpulan akhir kelompokpada kertas flipchart/ kertas manilaberwarna, untuk ditempel di dinding, agarbisa ditampilkan dan dibaca oleh semuapeserta.

Presentasi :- Fasilitator memandu tanggapan dari peserta

di kelompok lain.- Fasilitator menyampaikan rangkuman

Latihan 1

Pengisian Data 3 Komponen Penilaian Kinerja PuskesmasPetunjuk latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok puskesmassebagai 1 tim

2. Setiap kelompok puskesmas mempersiapkan datayang diperlukan, berupa laporan tahunanpuskesmas, profil puskesmas data dari SP2TP/SP3, data hasil survey sederhana yang dilakukanPuskesmas, dan lain-lain.

3. Kepada setiap kelompok dibagikan format:cakupan kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas,format Kegiatan Manajemen Puskesmas danformat Penilaian Mutu Pelayanan.

4. Setiap kelompok, berdasarkan data riil Puskesmasmasing-masing, melakukan pengisian ke-3 formattersebut, yaitu :

a. Isilah data pada kolom Target Sasaran (T)dan Kolom Hasil (H) pada format CakupanKegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas

b. Isilah data pada kolom Nilai Hasil sesuaidengan persentase kegiatan manajemen

Page 366: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 366

yang dilakukan pada format KegiatanManajemen Puskesmas.

c. Isilah data pada kolom Nilai Akhir, sesuaidengan persentase Indikator Mutu yangdicapai, pada Format Penilaian MutuPelayanan.

5. Isilah dengan cermat dan sesuai dengan keadaansebenarnya, karena hasil pengisian data ini akandigunakan untuk penghitungan Nilai Hasil.

Latihan 2Penghitungan Nilai HasilPetunujuk Latihan

1. Peserta bekerja dalam kelompok Puskesmassebagai 1 tim

2. Setiap Puskesmas menggunakan format Penilaianke-3 komponen, yang telah diisi pada Latihan 1

3. Kemudian lakukan penghitungan sebagai berikut :a. Untuk cakupan kegiatan penilaian kinerja

puskesmas :- Hitung nilai sub variable dan nilai variabel

setiap kegiatan upaya kesehatan wajib danupaya kesehatan pengembangan

- Hitung nilai rata-rata setiap jenis upayakesehatan wajib dan upaya kesehatanpengembangan yang dilakukan puskesmas

b. Untuk kegiatan manajemen puskesmas :- Hitung nilai rata-rata setiap variabel

manajemenc. Untuk penilaian mutu pelayanan :

- Hitung niali rata-rata setiap variabel mutupelayanan

Page 367: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 367

Lakukan perhitungan secara cermat dan tepat,karena hasil perhitungan akan menjadi bahan untukmelakukan penilaian akhir penilaian kinerjapuskesmas.

Latihan 3

Sekarang tiba saatnya, kelompok puskesmasmelakukan mawas diri, melakukan penilaian akhirPKP, karena penilaian akhir PKP yang sebenarnya,dilakukan oleh tim Dinas Kesehatan kabupaten/ kotasetelah melakukan verifikasi usulan penilaian daripuskesmas.

Petunjuk :- Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata

pencapaian upaya kesehatan wajib dan upayakesehatan pengembangan berapa % tingkatpencapaian hasil?Ada pada kelompok apa (I/ II/ III) componencakupan pelayanan ¿

- Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata variablemanajemen, dan mutu pelayanan kesehatan, berapanilai rata-rata tersebut ¿Ada pada kelompok apa (I/ II/ III), componenkegiatan mana jenis puskesmas dan mutupelayanan ¿

Page 368: Kurikulum Modul Manajemen PKM Terintegrasi HIV AIDS

Kurikulum Modul Manajemen Puskesmas terintegrasi HIV-AIDS Page 368

Latihan 4

Membuat grafik “sarang laba-laba”

Petunjuk

Sekarang saatnya tim puskesmas membuat penyajianhasil penilaian kinerja dengan menggunakan grafik “sarang laba-laba”, yaitu :

- Buat tabel rekapitulasi perhitungan cakupancomponen, pelaksanaan pelayanan kesehatan

No Jenis kegiatan HasilCakupan

(%)I Upaya promosi kesehatanIIIIIIVVVIVIIdst

- Buatlah grafik “ sarang laba-laba “ dengan jumlahjari yang sesuai beri nomor untuk setiap jari.

- Buatlah titik disetiap jari sesuai dengan % hasilcakupan

- Hubungkan setiap titik tersebut.