KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

104
Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta Akhwat Berbicara… Frens fillah…izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral melintang sampai romantisme perjuangan. Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang di dalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka. Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?! He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya.

description

taujih

Transcript of KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Page 1: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta Akhwat Berbicara…

Frens fillah…izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral melintang sampai romantisme perjuangan.

Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang di dalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka.

Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?! He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya. insyaAllah akan ana bahas di lain kesempatan. Dengan topik dan judul yang berbeda tentunya.

Oh ya… Izinkan juga ana bicara dari hati seorang wanita (bukan berarti mewakili kaum hawa keseluruhan) ini murni dari suara hati ane pribadi, so jangan men”generalisasi”kan pada semua akhwat. Kalo mau protes ke ane aja, otre?!)

Page 2: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Pokoknya ada aktivis dakwahnya, ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) maupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus/kampung) . Pemerannya adalah akhwat en ikhwan. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalao ikhwah jatuh cinta? Hmmmm…. wajar tuh! Fitrah koq! Normal ih! (oke-oke… peace man!) dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang ammah. (af1, maksud ane ikhwah di sini yang tingkat pemahaman keislamannya lebih -sedikit atau banyak- dibandingkan orang ammah/awam). Kalo yang ngakunya ikhwah (ikhwan or akhwat), cara mengelola, memanaj, dan menyikapi, seharusnya, lebih bijak, lebih hati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar’i (warning! Harap dibedakan dengan ikhwah yang “bermasalah” ato “error”, kasusnya beda lagi).

Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujiannya juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Sebagai aktivis yang menyeru ke jalan Allah, ber-amar ma’ruf nahi munkar, godaannya lebih berat lagi. Gimana nggak? Wong aktivis dakwah sholatnya tepat waktu dan berjama’ah di masjid, tilawahnya 1 juz perhari, diamnya dzikir, ma’sturat pagi-petang, qiyamullail, rawatib, en dhuha nggak pernah ketinggalan, amalan-amalan sunnah yang lain pun tetap jalan, bacaannya yang berbau islam, hadirnya ke majelis ilmu dan majelis dzikir, hidupnya hanya untuk dakwah dan jihad fisabilillah… ck…ck….syetan cs pada kualahan tuh! Syuro nya jadi lebih giat buat ngatur strategi jitu.

Tapi yang namanya syetan gak akan kehabisan akal (emang syetan punya akal???!!!) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example, dari hasil nguping pembicaraan manusia, syetan dapet bocoran kalo cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya) , banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini. Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh, en ga ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syetan dkk mengambil cara lain. Sms-sms bernada dakwahpun menyebar. Dari paket taujih, bangunin qiyamullail, nanya kabar, lagi ngapain? Udah makan ato belum? Met ultah yaaa (gubrak! Mang siapa lu, siapa gue???!)

Nggak sampe di situ, syaitan juga semakin canggih mengikuti perkembangan IPTEK. Syetan yang udah lulus kuliah di jurusan teknik informatika membuat program-program khusus di internet dan

Page 3: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

menyebarkan virus-virus aneh ke computer hati para aktivis dakwah. Yang gak punya komputer pribadi penyebaran virusnya bisa lewat flash disk, CD room, kabel data, disket dan lain-lain (nyambung gak seh? Ya disambung-sambungin aja ya!). berbagai fasilitas di dunia maya telah disajikan. Mulai via email, chatting, fs dengan testinya, sampai sebuah situs yang memfasilitasi para netter agar bisa berinteraksi dan memiliki komunitas sambil menampilkan foto dirinya. Semua hadir di tengah kita untuk memudahkan komunikasi. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan aktivis dakwah untuk bersilaturrahmi, sharring pengetahuan, diskusi dakwah, menjalin ukhuwah, dsb. Dst. Ada juga yang niatnya mencari pasangan hidup. (Itu mah kembali ke diri sendiri. Mau pake jalur “swasta” [nyari sendiri] ato jalur “negeri” [lewat murabbi] yang jelas keberkahan harus tetap dijaga. Saran ane, senantiasa luruskan niat! Di awal, di tengah, sampai akhir).

Nah, dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah… .namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl, skul-kul-or ker, dmn? Nama? ada fs? Email? Sampai tukeran no HP (waduh koq tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Sstt…amniyah ^_^). Nggak cukup sampe di situ, follow-up nya adalah sms-sms taujih dan kata-kata penyemangat. Ada juga yang ngirim berita/artikell islami lewat email. Atau sekadar berbalas testi di friendster. Ada juga yang janjian chatting di YM (Yahoo Messanger) dengan dalih melanjutkan perbincangan yang sempet tertunda di chatting perdana.

Yah…begitulah hubungan itu berlanjut sampai akhirnya ada kata ta’aruf dilontarkan, ada kata khitbah diajukan, dan ujungnya, sebuah pernikahan dilangsungkan. Nggak semua seh yang sukses sampe tahap itu. Sang Sutradara-lah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasa-Nya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggaman-Nya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka., mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan. Lebih tepatnya ketentuan yang diikhtiarkan. Semua tetap dibawah kuasa dan kendali-Nya. Makanya kita disuruh memaksimalkan ikhtiar, rajin-rajin berdo’a, lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya (tawakkal). insyaAllah, apa yang menjadi pilihan kita, akan dimudahkan dan diberikan yang terbaik. Allahlah Yang Maha Tahu, so nikmati dan syukuri lah apa yang telah diberi. Semua pasti ada hikmahnya. (Lho koq jadi kemana-mana ya?!).

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan

Page 4: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antm, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?

Sekali lagi, berhatihatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.

Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon

Page 5: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya gak mau memakai label “ta’aruf” untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat “coba-coba”. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. So, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya. (Tuh kan jadi kemana-mana lagi. Tapi gak papa deh. Setidaknya unek-unek ana dah keluar, fiufh lega!)

Di depan tadi kita bahas apaan sih? Oh ya, ketika ikhwah jatuh cinta. Ana ga akan bahas panjang lebar karena ana tau kalian pasti akan bosan membaca celotehan ana yang “njelimet”. Tapi izinkan ana mengutip beberapa bait tulisan yang ada di majalah al izzah edisi 11/th4/jan 2005 M sebagai perenungan bagi jiwa-jiwa yang merindukan kehadiran sang teman sejati untuk melangkah bersama menuju jannahNya…

http://auliyaa.blogdetik.com/2009/01/23/ketika-ikhwah-jatuh-cinta-akhwat-berbicara/

Page 6: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Memilih Karena Apa

6 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Hidup ini adalah pilihan. Kita akan menemui banyak pilihan, kita akan dihadapkan pada pengamilan keputusan-keputusan untuk menentukan pilihan. Tentunya hampir setiap orang mengharapkan pilihan yang dipilihnya adalah pilihan yang terbaik.

Untuk menentukan pilihan yang terbaik itu, selain diperlukan pertimbangan dari diri sendiri dan orang lain, yang terpenting adalah minta petunjuk kepada Allah agar ditunjukkan pilihan yang terbaik, salah satunya dengan sholat istikharah.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS.Al Baqarah:216)

Semakin dewasa diri kita semakin banyak kita menemui banyak pilihan karena salah satu tolak ukut kedewasaan adalah mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk, mampu mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab.

Seorang anak yang akan lulus SMU dia akan dihadapkan pada pilihan kemana setelah lulus nanti dan jika dia ingin melanjutkan kuliah, PTS/PTN mana yang akan dia pilih. Selanjutnya seseorang yang mau lulus (ataupun belum lulus) kuliah dia akan berpikir pekerjaan apa yang cocok untuknya. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih pekerjaan,

Page 7: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

masalah ini Insya Allah sudah pernah dibahas pada tulisan sebelumnya (lihat arisp).

Selanjutnya seorang ikhwan yang ingin menikah akan dihadapkan pada pilihan, siapa yang akan menjadi calon istrinya nanti. Bagi seorang akhwat akan dihadapkan pada pilihan untuk menerima atau menolak pinangan laki-laki yang datang meminangnya. Meskipun tetap boleh saja wanita yang ”meminang” laki-laki, tentu saja dengan cara yang syar’i. Dalam hal memilih calon istri/suami ini Rasulullah mengajarkan pada kita:

“Wanita dinikahi karena empat hal; karena harta, keturunan, kecantikan dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang punya agama, jangan berpaling kepada yang lainnya semoga dapat berkah” (HR Bukhari dan Muslim).

Sehingga yang menjadi pertimbangan utama adalah dalam hal dien/agamanya. Hal itu bukan berarti tidak boleh mempertimbangan ketiga hal yang lain; kecantikan/ketampanan, harta/kedudukan dan keturunan, karena hal itu manusiawi. Tetapi sebaiknya agama tetap menjadi pertimbangan yang utama karena sebaik-baik calon suami/istri adalah yang baik agamanya.

Ada curhat seorang akhwat dalam sebuah rubrik konsultasi yang menanyakan apakah sholeh saja cukup sebagai syarat calon suami? Apakah tidak boleh dia menolak seorang ikhwan yang sholeh tetapi dari segi fisik akhwat itu kurang sreg karena kurang cakep dan kurang cocok pula dengan sifatnya?

Pada rubrik itu konsultannya menjelaskan bahwa perasaan seperti sebenarnya manusiawi dan wajar. Tetapi sebelum memutuskan, sebaiknya dilakukan dulu proses untuk mengenal dari sisi lainnya. Mungkin memang tampangnya kurang menarik. Akan tetapi, tentu pertimbangannya kan bukan hanya tampang saja. Siapa tahu dia juga punya sisi yang lebih, yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dipikirkan dahulu baik-baik dan bias dikonsultasikan kepada ayah dan ibu.

 

Senada dengan jawaban di atas, memang tidak salah dan sah-sah saja jika akhwat itu menolak si ikhwan karena alasan fisik. Tetapi alangkah baiknya jika akhwat itu bisa berpikir objektif kemudian mempertimbangkan tentang kesholehan si ikhwan. Tidak ada orang yang sempurna, mungkin akan sangat jarang didapatkan ikhwan yang perfect udah sholeh, cakep, tajir, de el el atau akhwat yang sholehah, cantik dan anak orang kaya, dll. Kita perlu meluruskan niat, untuk apa

Page 8: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dan karena siapa menikah. Apakah karena ibadah dan ikhlas karena Allah ataukah karena untuk nafsunya semata. Dan selanjutnya akhwat itu bisa minta pertimbangan kepada orang-orang sholeh di sekitarnya atau keluarganya. Dan yang tidak kalah penting, sholat istikharah minta pentujuk kepada Allah supaya ditunjukkan pilihan yang terbaik.

Tetapi kalau setelah dipertimbangkan masak-masak dan istikharah tetap meras tidak ”sreg” juga tidak bisa dipaksakan, karena bisa jadi itu yang terbaik dan akhwat itu bisa menolak dengan cara yang baik tanpa menyinggung perasaan si ikhwan.

Kita sering pula mendengar kisah para ikhwan yang pilih-pilih calon istri yang cantik. Ini juga sah-sah aja tetapi jangan sampai kecantikan menjadi pertimbangan yang utama, tetaplah agama yang menjadi prioritas utama. Salut juga mendengar ada ikhwan yang memilih calon istri akhwat yang lebih tua darinya karena merasa akhwat itu perlu didahulukan dan dia menikah karena ibadah bukan karena nafsunya.

Ada lagi kisah teladan dari Ummu Sulaim, sohabiyah yang termahal maharnya. Beliau mau menerima pinangan Abu Thalhah yang dengan syarat keislaman Abu Thalhah sebagai maharnya. Insya Allah Ummu Sulaim tidak begitu saja menerima begitu saja kalau tidak yakin dengan kesungguhan dan komitmen Abu Thalhah untuk berislam. Dan ternyata setelah masuk Islam, Abu Thalhah menjadi salah satu sahabat Rasulullah yang istimewa.

Memang tidak mudah untuk menjadi Ummu Sulaim karena suami yang akan menjadi kepala rumah tangga nantinya, yang akan lebih dominan. Ada beberapa kisah akhwat yang sebelum menikah dia sudah tertarbiyah dan aktif dalam dakwah kemudian menikah dengan seorang ikhwan hanif dengan harapan nantinya sang suami biasa diajak ikut tarbiyah dan dakwah, tetapi ternyata kenyataanya takseindah impiannya, sang suami ga mau ngaji apalagi dakwah dan sang istri pun akhirnya juga tak lagi berada dalam barisan dakwah. Tetapi jika memang calon suami punya komitmen dan sungguh-sungguh untuk perbaikan diri dan mau bergabung dalam barisan dakwah sebagaimana Abu Thalhah maka tidak ada salahnya juga menjadi seorang Ummu Sulaim.

Dengan pertimbangan-pertimbangan itu memang kita bisa menentukan pilihan. Tapi alangkah baiknya jika kita bertawakal kepada Allah, biarlah Allah yang memilihkan untuk kita, karena Dia-lah yang Maha Tahu yang terbaik untuk diri kita. Bisa jadi yang kita anggap baik adalah buruk menurut-Nya, begitu pula sebaliknya.

Wallahu a’lam bishowab

Page 9: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Tsabat

6 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Yang dimaksud dengan tsabat adalah tetaplah Anda sebagai aktivis dakwah dalam kondisi apa pun. Anda senantiasa aktif berjuang pada jalan yang dituju walaupun masanya panjanga, bahkan sampai bertahun-tahunm sampai mati bertemu Allah Rabbul ‘Alamin dalam kondisi itu dengn meraih salah satu dari kedua kebaikan, berhasil mencapai tujuan atau meraih syahadah pada akhirnya.“Dan dia antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janji-Nya” (Al Ahzab:23)Waktu bagi kami merupakan bagian dari solusi, sebab dakwah itu panjang, jauh jangkauannya, dan banyak rintangannya. Tapi semua itu adalah cara untuk mencapai tujuan dan ada nilai tambah berupa pahala dan balasan yang besar serta menarik (Hasan Al-Banna)

Yang akan ditulis disini hanya sebagian contoh dari sikap Tsabat terutama dalam menghadapi ujian keluarga/orang tua. Semoga bisa meneguhkan hati kita dalam berjuang di jalan Allah.

Para pembesar Quraisy berusaha membujuk dan mengancam Abu Thalib untuk mengentikan kegiatan dakwah yang dilakukakan kemenakannya, Muhammad saw. Abu Tholib pun sangat sedih, usianya terlampau berat memikul beban itu. Akhirnya dengan kegalauan dan kekhwatiran berat, dipanggilnya Rasulullah saw. dan mengatakan “Wahai anakku…! Sayangilah dirimu dan diriku, janganlah engkau membebani diriku dengan persoalan yang berada di luar

Page 10: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

kemampuanku..!Mendengar kata pamannya, Rasulullah saw. menduga bahwa pamannya tidak lagi hendak menolong dan melindunginya. Tetapi keteguhan hatinya menyahut, maka kepada paman yang dicintai itu Rasul saw. berkata, “Wahai Paman. Demi Allah, seandainya mereka itu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku menghentikan urusan ini, sungguh aku tidak akan berhenti sampai Allah memenangkan agama-Nya, atau aku binasa karenanya.” Rasulullah saw. tidak kuasa membendung air matanya. Kecintaannya kepada dakwah melebihi cintanya kepada segala sesuatu, termasuk pamannya itu Meskipun Rasulullah sadar bahwa ia kecil dan besar dalam asuhannya, ia dilindungi, dan disayangi selalu. Tak pernah sekalipun paman membuat hatinya terlaku. Pun demikian dengan Rasulullah saw. pamannya itu sangat dicintai melebihi apapun. Kecuali cintanya kepada dakwah..!Abu Thalib segera memanggil kemenakannya kembali dengan air mata berurai membasahi janggutnya, “Kemenakanku, pergilah dan katakanalah apa saja yang kau suka. Demi Allah, engkau tidak akan aku serahkan kepada siapa pun selama-lamanya!”Demikianlah keteguhan Rasulllah saw. dalam berdakwah (diambil dari buku Teladan Tarbiyah)Mush’ab Bin Umair. Sebelum memeluk Islam, beliau adalah anak orang yang terkemuka di Mekah, hidupnya mewah dan serba berkecukupan. Hidayah Allah pun sampai padanya hingga ia memeluk Islam. Awalnya ia merahasiakan keislamannya itu terutama kepada ibunya. Ia rajin mendatangi majlis Rasulullah di rumahnya Arqam, sedang harinya merasa bahagia dengan keimanan dan sedia menebusnya dengan amarah ibunya yang belum mengetahui keislamannya. Tetapi pada akhirnya rahasianya pun terbongkar. Ia dikurung oleh ibunya tetapi akhirnya bias melarikan diri dan ikut hijrah ke Habsyi. Baik di Habsyi ataupun di Mekah, ujian dan penderitaan semakin meningkat Kehidupannya pun jauh berbeda dengan yang dulu. Ia hanya memakai jubah usang yang ditambal-tambal. Semenjak ibunya merasa putus asa mengembalikan Mush’ab kepada agamanya yang lama, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa dilimpahkan kepadanya. Ketika sang ibu mengetahui kebulatan tekad putranya yang telah mengambil keputusan, tak ada jalan lain baginya keculai melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mush’ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula. Ketika sang ibu mengusirnya dari rumah sambil berkata: “Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi!” Maka Mush’ab pun mengampiri ibunya dan berkata” “Wahai bunda! Telah ananda sampaikan nasehat kepada bunda, dan ananda menaruh kasihan kepada bunda. Karena itu saksikanlah bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.Itulah keteguhan Mush’ab dalam mempertahankan keimanannya.

Page 11: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Satu lagi kisah dari sahabat yang mirip, yakni kisahnya Sa’ad bin Abi Waqqash. Ketika Sa’ad masuk Islam dan mengikuti Rasulullah, saat itu ibunya berusaha membendung dan menghalangi putranya dari Agama Allah, tetapi karena keteguhan Sa’ad usahanya itu gagal. Maka ditempuhlah oleh sang ibu yang diharapkan bias melemahkan Sa’ad dan membawanya kembali ke agama berhala. Sang ibu menyatakan akan mogok makan dan minum sampai Sa’ad bersedia kembali ke agama nenek moyang dan kaumnya. Rencana itu dilaksanakannya dengan tekad yang luar biasa, ia tak hendak menjamah makanan dan minuman hingga hamper menemui ajalnya.Tetapi Sa’ad tidak terpengaruh oleh ahal tersebut, bahkan ia tetap pada pendiriannya, ia tak hendak menjual agama dan keimanannya dengan sesuatu pun, bahkan walau dengan nyawa ibunya sekalipun. Ketika keadaan ibunya telah demikian gawat, beberapa orang keluarganya membawa Sa’ad kepadanya dengan harapan hatinya akan menjadi lunak. Sesampainya disana, Sa’ad menyaksikan pemandangan yang amat menghancurkan hatinyaTapi keimanan terhadap Allah dan Rasul mengatasi baja dan batu karang manapun juga. Didekatkan wajahnya ke wajah ibunya, dan dikatakan olehnya “Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda… seandainya bunda mempunyai seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah ananda akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apapun juga…! Maka terserah kepada bunda, apakah bunda akan makan atau tidak…!!”Akhirnya ibunya mundur teratur, dan turunlah wahyu menyokong pendirian Sa’ad serta mengucapkan selamat kepadanya sbb:“Dan seandainya kedua orang tua memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada Ku-lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Q.S. Luqman:15)

Wanita Luar Biasa, Pendamping Seorang Pejuang

6 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Page 12: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Akbaruna.com: “Di balik kesuksesan seorang laki-laki di sana ada peranan seorang istri” ungkapan ini cocok bila disandangkan kepada Perdana Menetri Palestina, Ismail Haneya yang berhasil memimpin partai Hamas dan sekarang memimpin rakyat Palestina. Istrinyalah yang telah mendorongnya menjadi pemimpin besar, pemimpin gerakan Islam pertama yang berhasil menjadi pemimpin Nasional. Siapakah wanita yang berada dibalik keberhasilan Ismael Haneya ??.

Berikut ini hasil wawancara Khadrah Hamdan dengan Istri Ismael Haneya, Amal Muhammad Haneya Uqailah yang lahir pada tahun 1963 di kamp pengungsian Shate, Gaza. Khadrah Hamdan berhasil mewawancarainya ketika ia dan suaminya melaksanakan rukun Islam yang kelima di Makkah al-Mukarramah. Ia bercerita banyak tentang kehidupanya, teman hidupnya, Haneya, berikut perannya dalam mendorong suaminya menjadi tokoh besar seperti sekarang ini, dan beberapa orang yang dikenal dalam hidupnya.

Umur 16 tahun

Hajjah Amal telah dijodohkan dengan Haneya sejak berumur 16 tahun. Antara ia dan suaminya tak terpaut jauh dari sisi usia. Namun sejak itu Amal menghilang, tidak diketahui kabar beritanya kecuali dari beberapa kerabat dan tetangga dekatnya. Amal meninggalkan belajarnya, di saat Haneya melanjutkan kuliahnya yang dibiayai oleh ayah Amal yang merupakan saudara kandung bapak Haneya. Dialah yang membiayai pendidikan Haneya sejak kecil, karena ayah Ismael Haneya sudah meninggal saat Ismael masih bayi. Muhammad Haneya kemudian menikahkan anaknya (Amal) dengan Ismael Haneya sambil terus membiayai kuliah Ismael hingga ia memperoleh gelar Bachelors jurusan

Page 13: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Bahasa Arab dengan nilai cum laude. Ia juga yang membelikan mahar bagi Amal dan menempatkanya bersama anak tunggal saudaranya.

Masa-Masa Sulit Ketika Ditinggal Suami

Setelah Amal menikah dengan Ismail Haneya yang suka dipanggil dengan Abu Abdis Salam, sering kali Ummu Abdu Salam ini sendirian dalam waktu yang lama. Menurut cerita Amal, ?Suatu saat ketika Abu Abdisslam masih sekolah, selepas pulang dari sekolah, ia buru-buru melemparkan tasnya kemudian pergi ke lapangan dan bermain bola bersama teman-temanya. Setelah main bola, ia makan roti sandwich dan minum minuman yang berkarbonasi bersama teman-temanya. Terus ngobrol hingga larut malam, terkadang sampai jam 2.00 pagi. Ketika Ismail masuk kampus, intensitas kesibukannya semakin luas, sehingga jarang ketemu dengan keluarga. Terutama saat ia menjabat wakil ketua dewan mahasiswa lalu menjadi ketuanya.

Dalam sambutan di acara wisuda Universitas Islam Gaza, Ismail Haneya mempertanyakan tentang pekerjaan apa yang akan diperoleh ratusan alumni Univ. Gaza ?. Saat itu, acara tersebut dihadiri juga oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Al-Azhar, DR. Muhammad Awad dan Rektor Univ. Islam Gaza, DR. Muhammad Shiyam (yang pernah datang ke Indonesia bulan Ramadhan 1427 lalu, red). Keduanya mengatakan, di akhir acara wisuda, bahwa Ismail Haneya akan dijadikan pegawai di Unversitas tersebut.

Pada tahun 1987, Ismail Haneya mendapat tugas mengajar. Setelah selang dua bulan, ia mendapat gaji pertama dari hasil keringat mengajarnya sebesar 900 shekel (mata uang Israel, 1 dollar = 4 Shekel, red). Dengan gembira ia pulang dan memanggil istrinya, ?Ya Ummu Abd gembiralah apa yang aku bawa ini, belanjakanlah apa saja sesuka hatimu !!?

Baru saja Isamil Haneya bekerja di Universitas Gaza, agen-agen zionis memata-matai kegiatan Haneya dan melaporkanya ke intelejen Israel. Kontan intelejen Israel menangkap Haneya dan memenjarakannya selama 12 hari.

Masih pada tahun 1987 Ismael Haneya kembali ditahan selama 12 hari lagi, kemudian ditangkap lagi dan dipenjara selama 6 bulan, lalu dibebaskan. Setelah 7 bulan ia menghirup udara bebas, kembali ia ditangkap dan dipenjarakan selama 3,5 tahun dan membayar denda sebanyak 6.000 Shekel. Agar dapat keluar sebelum masa tahanan enam bulan habis, dengan susah payah mertuanya yang hanya bekerja sebagai nelayan di pantai Gaza harus membayar denda tak berperikemanusiaan tersebut.

Page 14: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Penderitaan keluarga Haneya tak berakhir sampai disitu. Pemerintah Zionis Israel kemudian mengeluarkan pencekalan dan mengasingkan Haneya ke Marj El-Zohor, wilayah selatan Libanon. Selama dalam pengasingan, istrinyalah yang membiayai kehidupan keluarga dan ia juga yang membayar semua ongkos, hanya untuk berbicara dengan suaminya tersebut. Keadaan ini mereka jalani selama sembilan bulan.

Setelah masa pengasingan berakhir, Haneya kemudian ditangkap oleh pemerintahan Otoritas Palestina dan dipenjara selama beberapa kali. Kehidupannya tak sepi dari penderitaan, tapi Alhamdulillah diberikan kekuatan oleh Allah. Ia (Ummu Abd) tetap bersyukur pada Allah telah diberikan suami yang taat beragama, bertakwa dan berdedikasi, ungkapnya. Ia juga menyatakan siap untuk berkorban lebih banyak lagi demi suaminya tercinta.

Ibu dari tigabelas anak ini mengaku telah terbiasa ditinggal-tinggal suaminya. Ia juga pernah menjual satu-satunya perhiasan yang ia punyai, yaitu mahar dan menyerahkan pada suaminya sebagai modal perjuangan. Sering kali ia harus menghemat gaji suaminya dari Univ. Islam Gaza, untuk kehidupan sehari-harinya, terutama ketika suaminya di penjara.

Setelah suaminya keluar dari penjara Zionis Israel, terpaksi Ummu Abd menjual kendaraanya untuk memperbaiki rumah yang ia tinggali berasama bapaknya yang hanya terdiri dari satu tingkat itu.

13 Buah Hati

Dari hasil pernikahanya dengan Abu Abd (Ismael Haneya) Amal (Ummu Abd) dikarunia 13 putra dan putri. Yang paling besar bernama Abdus Salam lahir pada tahun 1981. Disusul Hammam, lahir tahun 1983. Kemudian, Wassam lahir tahun 1984, Mu?adz, tahun 1985, Sina, tahun 1986 (sudah menikah) Butsainah yang lahir pada tahun 1987 juga sudah menikah. Ketika Abu Abd berada dip enjara tahun 1992, anak ke tujuh mereka lahir dan diberi nama Khaulah. Dan ketika Abu Abd berada di pengasingan yaitu tahun 1994, maka lahirlah anak kedelapan mereka, yang diberinama Aid. Diikuti oleh Hazim pada tahun sama, lalu Amirah tahun 1995, Muhammad pada tahun 1996, Latifah tahun 1998 dan terakhir Sarah baru berusia 3 tahun yang paling disayang oleh sang perdana menteri ini.

Ketika suaminya tidak ada, maka Ummu Abd lah yang mengurus ke 13 putra-putrinya tersebut bersama ibunya Ismael Hanya yang sakit-sakitan. Sering kali tiap malam ia harus begadang setelah sebelumnya mengajari anak-anaknya. ?Sebagaimana aku dulu membantu ayah mereka dalam tugas-tugas kuliahnya dan membantu dalam

Page 15: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

menghafalkan Al-Qur?an?, ungkapnya. Maka aku sebaik-baik teman baginya di rumah dan mengatur rumah ini menjadi rumah sakinah, mawaddah warga rahmah. Tak heran bila Abu Abd terkagum-kagum ketika ia pulang dari penjara dengan hasil pendidikan terhadap anak-anakku. Dan aku telah siap membantunya kapanpun hingga hari ini.

Upaya Pembunuhan Pertama

Pada tahun 2003, Abu Abd pergi bersama anak nomor dua, Hammam untuk mengunjungi kakeknya. Aku (ummu Abd) mendengar suara roket yang menghantam salah satu rumah di sana. Aku berdo?a semoga rudal tersebut tidak mengenai siapapun. Selang beberapa saat datang kabar bahwa rudal tersebut mengenai rumah yang ditempati Syaikh Ahmad Yasin dan kantornya yang ditunggui oleh Ismail Haneya, suaminya. Betapa aku tersentak mendengar kabar tersebut, karena anak dan suamiku sedang berada di rumah DR. Marwan Abu Ras yang berada dekat dengan rumah As-Sayahid Syaikh Yasin. Saat itu, aku berdo?a kepada Allah semoga menyelematkan anak dan suaminya.

Ketika aku melihat dia pulang dengan selamat, aku berlari ke luar rumah sambil tersenyum bersyukur melihat anak dan suaminya kembali. Di situ sudah ada ribuan kaum muslimin yang mengucapkan selamat kepada suaminya.

Sejak saat itu, ketika aku mendengar suara pesawat Israel di langit Gaza, aku membayangkan mendengar kabar kesyahidan suamiku. Memang untuk berpisah dengannya sangat berat, namun jalan hidupnya menentukan demikian. Penderitaan, kesengsaraan dan semua peristiwa yang telah aku alami membuatku selalu mengira-ngira suamiku mati di jalan Allah (Syahid) atau memperoleh kemenangan, atau berjalan sebagaiman biasa, seperti ini. Sebenarnya aku menginginkan dia syahid, sebagaimana aku pun menginginkanya.

Suamiku, Sang Perdana Menteri

Istri yang baik adalah istri yang mendorong suaminya dalam kebaikan. Begitulah yang dilakukan Ummu Abdusalam, istri Perdana Menteri Palestina, Ismael Haneya yang mendorong suaminya ketika berlaga dalam kancah pemilihan umum parlemen untuk pertama kalinya. Ia sangat gembira menyaksikan gerakan Hamas, dimana suaminya berkiprah, mencapai kemenangan dalam perjuangan politik di Palestina. Orang-orang telah memilihnya dalam tahap demi tahap pemilihan, terutama setelah pembentukan pemerintahan Palestina. Ummu Abd mengaku belum pernah melihat kecintaan yang begitu besar dari rakyat Palestina terhadap pemerintahnya seperti kecintaannya mereka kepada pemerintahan Hamas ini. Sebagai contoh saja, ketika ia dan suaminya

Page 16: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

menunaikan ibadah Haji di Makkah Mukarramah kemarin, semua orang yang mengenalnya menyalaminya dan mengucapkan selamat serta mendukung terhadap perdana menteri Palestina ini. Mereka juga berebut berfoto dengan pemimpin ummat tersebut. Ia menambahkan, aku mendengar dengan telingaku sendiri bahwa kemenangan Hamas di Palestina telah menaikkan citra Islam di dunia dan memberikan harapan bagi rakyat lain untuk bisa seperti Hamas.

Seorang istri yang sederhana tetapi perkasa dalam menghadapi tantangan dan cobaan dari pihak Zionis Israel yang tak henti-hentinya menangkap suaminya dialah Ummu Abdusalam, Amal binti Muhammad Haneya. Suatu ketika ia mengatakan pada seorang tentara Israel yang datang untuk menangkap suaminya, ?jika kamu menjulurkan tanganmu akan akan patahkan kedua tanganmu itu !. Sama halnya ketika datang seorang polisi Palestina yang datang untuk menangkap pemimpin Gerakan Hamas ini. Ia mengatakan, ?Kalian ini berlaku seperti Yahudi, sedang Yahudi tidak ada yang kembali ke sini.? Ia sendiri merasa kaget dengan apa yang dikatakanya, suatu saat ia makan bersama suaminya, hari esoknya suaminya sudah ditangkap oleh pasukan musuh.

Mengenai kehidupanya sekarang, Ummu Abd menjelaskan, ?Insya Allah aku akan tetap mendukung perjuangan suamiku untuk mempertahankan kedudukanya hingga habis masa jabatanya selama empat tahun. Suamiku tidak akan lengser dari jabatanya. Kami optimis dapat membebaskan rakyat Palestina dari embargo internasional. Namun terakhir aku pernah berkata pada Abu Abd, ?Wahai suamiku, engkau boleh turun dari jabatanmu, jika ada jaminan diangkatnya embargo dari rakyatmu, para pegawaimu yang hingga saat ini belum mendapatkan gaji !.

Ummu Abd menegaskan, keluarganya yang terdiri dari 13 orang, empat diantaranya telah punya suami dan yang lainya masing anak-anak, hidup layaknya rakyat biasa. Ia berharap isu bahwa keluarganya mendapat uang dari Hamas segera berhenti. ?Kami tidak pernah menerima uang dari salah satu anak-anakku yang sudah jadi pegawai negeri yaitu Wassam yang berkerja di Pasukan Keamanan Dalam Negeri,? tambahnya meyakinkan.

Wassam belum menerima gaji dari siapapun. Ia juga pernah mengambil jatah utangan sebagaimana para pegawai lainya. Sementara suamiku memberikan seluruh gaji pertamanya kepada keluarga yang ditinggal syahid. Adapun gaji kedua, kami infakkan sebagiannya pada fakir miskin.

Rumah Yang Bersahaja

Page 17: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Rumah yang ditempati sekarang ini bersama suaminya sangat sederhana untuk ukuran pemimpin negara. Ummu Abd mengatakan, ia tidak akan minta perubahan bagi rumahnya tersebut. Rumah itu sudah dibangun sebelum suaminya menjabat perdana menteri. Rumah yang terdiri dari dua tingkat itu dihuni oleh lima keluarga. Ummu Abd, anak-anak dan suaminya menempati tingkat pertama bersama anak sulungnya yang sudah menikah, Abdus Salam. Sementara tingkat dua ditempati oleh anak ketiganya yang sudah menikah. (asy/AMRais)

sumber: http://www.infopalestina.com/viewall.asp?id=6801

Tidak Ada Alasan Bagimu Meninggalkan Da’wah

6 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Da’wah merupakan pintu masuk yang agung untuk menebarkan kebaikan kepada orang lain, di samping simpanan yag sempurna dalam rangka menumpuk pahala-pahala kebaikan. Ini dikarenakan kebutuhan umat Islam pada gerakan da’wah saat ini sangat besar kebutuhannya dimana musuh-musuh Allah SWT begitu antusias menghalangi umat dari kebenaran dan menanamkan keraguan di dalamnya.Lalu, tidakkah terlintas di hati kita untu membela agama yang haq ini agar Allah memberikan kita manfaat di saat kita hidup dan setelah mati? Inilah jalan yang begitu terbuka dan kesempatan besar yang telah nampak di depan mata agar kita termasuk golongan yang beruntung itu, dengan izin Allah SWT.

Page 18: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Yang saya tulis disini saya ambil dari buku ” Tidak Ada Alasan Bagimu Meninggalkan Da’wah”, karya Abdul Aziz Al Aidan. Sudah lama buku ini saya cari-cari di toko buku sejak pertama melihat promosinya di sebuah majalah Islam. Alhamdulillah, akhirnya menemukan juga. Bukunya kecil, ga tebal, dan isinya pun praktis, ga hanya teori aja tetapi juga ada panduan2 praktisnya. Jazzakumullah buat penulisnya, semoga buku itu bermanfaat bagi para da’i. Kalau ingin tahu lebih lengkap buku ini, ya disini saya hanya menuliskan ringkasannya saja.silakan baca bukunya

Mengapa Perlu Berda’wah?1. Besarnya pahala para da’i2. Manusia menantikan da’wahmu3. Da’wah memanjangkan usia4. Musuh-musuh allah senantiasa merongrong kita5. Da’wah merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya

Mengapa Mengabaikan Da’wah?Alasan-alasan mereka yang mengabaikan da’wah1. Tidak memiliki ilmu yang cukup2. Tidak memiliki kesiapan dan kemampuan3. Da’wah cukup dilaksanakan oleh lembaga-lembaga resmi4. Umat Islam senantiasa dalam kebaikan5. Sibuk memikirkan masa depan

Maka Tidak Ada Keringanan Bagimu!!Tidak ada keringanan untuk menghindar dari tanggung jawab da’wah, apalagi di zaman sekarang ini yang begitu mendesak untuk dilakukan oleh kaum muslim sesuai dengan daya dan kemampuannya.

Sarana-sarana Da’wah:1. Lingkungan keluarga2. Lingkungan kerabat3. Lingkungan kampung4. Lingkungan masjid5. Lingkungan pekerjaan6. Lingkungan pendidikan7. Lingkungan masyarakat secara makro

NB: afwan, belum sempat nuliskan penjelasan dari masing2 poin di atas, insya Allah nyusul

Kisah Hudzaifah di medan Ahzab

Page 19: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

19 September 2007 oleh Embun Tarbiyah

Cermin ketaatan sejati

Sudah satu bulan lebih pengepungan itu berlangsung, Pasukan Quraisy dan sekutunya yang mencapai puluhan ribu tersebut tetap bertahan di tempatnya, di seberang parit. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Inilah perang Khandak (parit), dimana Rasulullah dikepung oleh tentara gabungan musyrikin Makkah dalam jumlah yang belum pernah mereka hadapi. Berkat usulan Salman Al-Farisi, dibuatlah parit sebagai benteng pertahanan ala Parsi dalam mempertahankan diri ketika keberadaan musuh lebih besar jumlahnya. Strategi itu cukup berhasil. Quraisy tak mampu berbuat apapun kecuali hanya menunggu dan menunggu.

Rasulullah saw dan para shahabat tetap bersabar dalam kepungan mereka. Dalam keadaan lapar, terjepir dan kebuntuan itu, mereka masih punya harapan kepada Allah swt. Sementara itu, Yahudi Banu Quraidhah yang pernah menyatakan perjanjian damainya dengan kaum muslimin telah nyata-nyata mengingkari janji, mereka malah bergabung bersama pasukan kafir Quraisy. Maka semakin lengkaplah kekuatan musuh dan semakin bersarlah bahaya yang mengepung kaum muslimin.

Perang ini disebut juga perang Ahzab(sekutu, istilah modern: Pasukan Multinasional-edit) mengingat besarnya ancaman musuh yang dating menyerbu Madinah.

Dalam keadaan tak menentu itu, datanglah pertolongan Allah swt. Terjadilah peristiwa alam yang langka. Suatu malam, hujan angin dating disertai badai besar hingga membuat panic setiap orang. Cuaca menjadi sangat dingin, ditingkahi kilatan halilintar yang membahana, masih diiringi deru angin putting beliung yang luar biasa kencangnya. Periuk-periuk pasukan kafir Quraisy pun berjatuhan, kemah beterbangan terbawa angin. Dinginnya angin dan hujan membuat setiap orang menggigil luar biasa. Terkaman alam tersebut telah membuat orang-orang gurun tersebut tersiksa, terlebih bagi orang-orang kafir, hati dan pikiran mereka semakin tidak karuan.

Dalam kondisi demikian sulit dan berat tersebut Rasulullah saw. justru ingin mengetahui keadaan pasukan musuh. Kala itu kaum muslimin duduk dengan mendekap kaki-kaki mereka mencari kehangatan. Kedinginan terasa menusuk tulang, apalagi perut yang kosong kelaparan semakin menambah keadaan bagaikan membekukan. Hujan masih saja turun dalam bentuk butiran-butiran salju. Setiap orang merasa terancam oleh suasana mencekam yang sangat luar biasa tersebut.

Page 20: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Para shahabat duduk membatu dalam kegelapan bagaikan onggokan bebatuan mati. Di tengah kebisuan itu Rasulullah saw. bersabda, “Adakah yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya kepadaku, mudah-mudahan Allah menjadikannya bersamaku di hari Kiamat!”

Jaminan keselamatan dari Rasulullah saw. dan berita gembira itu tidak segera mendapat sambutan dari para shahabat. Padahal biasanya para shahabat senantiasa menyambut dan berebut untuk menunaikan amanah Rasulullah saw. Sungguh mengherankan, semua shahabat diam menahan dingin dan didekap penderitaan yang berat, ditambah rasa takut yang masih menyelimutinya. Maka, Rasulullah saw. pun mengulang-ualang pertanyaan itu sampai tiga kali. Begitu pun tetap tidak ada juuga shahabat yang menyambut tawaran itu. Hingga kemudian Rasulullah saw. berseru, “Qum… ya Hudzaifah!! (Bangkitlah… wahai Hudzaifah!!) Carilah berita dan laporkan kepadaku!!”

Dengan segera, ketika Rasululah saw menyebut namanya, Hudzaifah bangkit. Seringan kapas ia berdiri dan segera menuju pimpinannya. Padahal, ketika duduk tadi badannya lengket dengan bumi, serasa ada beban batu besar di punggungnya. Titah Rasul saw. kemudian , “Berangkatlah mencari berita musuh dan janganlah engkau melakukan tindakan apapun!”

Hudzaifah mengisahkan dirinya tatkala melaksanakan tugas besar itu, “Aku berangkat seperti orang yang sedang dicengkeram kematian, seolah-olah maut telah ada di depan pelupuk mataku. Aku pun tiba di wilayah konsentrasi musuh. Disana aku bisa melihat dengan jelas, Abu Sufyan yang menjadi panglima mereka sedang menghangatkan punggungnya di perapian. Secara reflek aku segera memasang anak panah pada busur dan aku arahkan ke tubuhnya yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisiku. Namun, sebelum anak panah lepas dari busurnya, aku seperti mendengar pesan Rasulullah saw. “Janganlah engkau melakukan tindakan apapun!” Maka aku segera mengurungkan niat, aku ingat betul akan tugasku, Tugasku hanya mencari berita tentang keadaa musuh belaka. Padahal, jika aku lepaskan panahku tersebut aku sangat yakin pasti akan mengenai Abu Sufyan. Aku urungkan niat itu, aku berjalan berkeliling di antara mereka. Keadaannua sungguh sangat parah. Periuk-periuk pecah ke bumi diterjang angi. Perapian banyak yang padam. Sementara itu kemah-kemah mereka berserakan diobrak-abrik oleh badai salju.

Tiba-tiba telinga menangkap perintah Abu Sufyan yang berteriak mengingatkan pasukannya. “Wahai Quraisy, hendaklah kalian tetap waspada di tengah kegelapan ini. Yakinkan bahwa orang-orang yang duduk di sisi kanan kirimu benar-benar adalah kawanmu. Maka

Page 21: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

selidikilah! Aku pun secepat kilat segera memegang tangan orang yang duduk di sekitarku dan segera berseru, “Siapa dirimu?” Mereka pun menjawab, “fulan bin fulan”, Maka selamatlah aku karena mereka tidak berkesempatan menanyakan identitasku.

Abu Sufyan kulihat berdiri dan berkata, “Wahai kaum Quraisy!” katanya berteriak “Kalian tidak akan dapat bertahan lagi dalam keadaan begini terus menerus. Ternak-ternak kita telah mati. Periuk-periuk tempat kita menanak nasi pecah berantakan. Tenda-tenda terbang bersama angin. Semantara itu Bani Quraidhoh telah menciderai kita. Kalian tahu, sekarang angin topan telah menghajar kita dan perbekalan kita. Karena itu, pulang sajalah kita! Aku pun hendak berangkat pulang.”

Selesai memberi perintah demikian, Abu Sufyan lantas memutar kudanya kearah Makkah. Dihentakkannya kekang kudanya. Kuda itu pun segera berlari menuju Makkah.

Begitulah ketaatan Hudzaifah ra. yang luar biasa. Sam’an wa tha’atan dalam kondisi apapun, baik ringan atau berat, susah atau senang.

 

Manfaatkan waktu luangmu Ukhti…

16 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Page 22: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Taujih ini bisa untuk semuanya, tapi khususnya untuk para akhwat,

lebih khusus lagi bagi yang masih lajang Diambil dari berbagai sumber.

Bagi akhwat yang masih lajang, mungkin banyak di antaranya yang sudah merindukan untuk menggenapkan setengah dien, tapi Allah masih belum mendatangkan jodohnya. Insya Allah hampir semuanya mengharapkan pasangan yang baik agamanya. Di antaranya ada yang menanti dengan sabar meskipun usia sudah menginjak kepala tiga. Ada yang tidak sabar menanti hingga akhirnya asal pilih aja, tidak menjadikan agama menjadi pertimbangan utamanya. Ada yang menantinya dengan santai aja, ntar kalo sudah waktunya ya datang

sendiri . Ada pula yang hanya sekedar ingin, tapi tidak mempersiapkan menuju kesana. Tapi ada pula yang meskipun sudah siap dari segi usia, sudah punya maisyah tetapi belum punya keinginan menuju kesana.Termasuk yang mana dirimu ukhti..? J Bagaimanapun kondisimu ukhti… jangan sia-siakan waktumu dalam masa penantian itu. Jangan sia-siakan

dengan angan-angan indah (karena belum tentu indah ) karena hal itu bisa membawamu pada zina hati. Jangan pula terlalu bersedih karena belum dapat jodoh juga. Ingatlah janji Allah dalam surat An Nuur:26, “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholeh maka jadikan diri kita sholeh juga. Masih ada waktu bukan?Jangan sia-siakan pula waktu, pikiran dan tenagamu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi maksiat. Kurangi hal-hal yang mubah seperti nonton TV, jalan-jalan, shopping, dll yang berlebihan.Trus harus ngapain donk???Buanyak atuh yang bisa kita kerjakan. Kembangkan ilmu dan potensi yang kita miliki, bisa dengan menyelesaikan kuliah (bagi yang belum lulus) atau melanjutkan kuliah lagi, atau ikut kursus-kursus. Dalam hal profesi kita bisa mencari pekerjaan yang sesui dengan bidang atau minat kita tapi dipertimbangkan juga, save ga diri kita sebagai akhwat bekerja disana? Syukur kalau kita bisa bekerja sekaligus berdakwah dan mengembangkan ilmu kita disana, sekali dayung beberapa pulau terlampaui. OK?Trus coba kita pikirkan tentang masalah-masalah ummat? Jangan trus sibuk kuliah atau kerja tidak mikirkan tentang masalah ummat. Ingat sabda Rasulullah, barangsiapa ketika bangun tidak memikirkan umatku maka dia tidak termasuk dalam umatku. Masalah-masalah ummat itu

Page 23: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

ada banyak kalau kita mau BUMBATA di sekitar kita. Tidak hanya mencermati saja, tapi yang penting cari solusi. Coba kita tanya diri kita, kalau kita menyatakan bangga terhadap Islam, apa yang sudah kita perbuat untuk Islam? Kalau kita sudah berkomitmen terhadap dakwah, sudah maksimalkah yang kita lakukan selama ini?Ada banyak orang di sekitar kita yang belum berIslam dengan benar, ada banyak yang ingin belajar Islam, ada banyak yang butuh dibina, tetapi terkadang kita justru ‘membinasakan’nya dengan menelantarkan mereka.Trus apalagi yang bisa kita kerjakan? Siapkan bekal sebanyak-banyaknya mulai sekarang untuk membangun rumah tangga yang Islami dan membangn masyarakat yang Islami pula. Mulai persiapan spiritual, persiapan konsepsional, persiapan fisik, persiapan material dan persiapan sosial.Kalau ingin tahu lebih lanjut, baca buku dech, kalau ada waktu lain kali Insya Allah saya tuliskan. Oh ya, jangan lupa, belajar

masak Tuh kan… banyak sekali yang bisa dan bahkan ada yang harus kita lakukan. Katanya Ust. Hasan Al Banna, Sesungguhnya beban yang kita miliki lebih banyak dari waktu yang tersedia. Banyak yang bisa kita kerjakan, jangan ditunda-tunda, mumpung kita masih punya banyak waktu luang. Mumpung belum disibukkan oleh urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak, dsb. Seorang ibu bercerita, masa-masa gadisnya dulu adalah masa-masa keemasan dimana dia punya banyak waktu untuk beramal, mengembangkan diri dan berkontribusi untuk ummat dan dakwah. Tapi bukan berarti trus ketika sudah berkeluarga dia tidak lagi bisa berdakwah dan beraktifitas, justru bertambah kontribusinya karena ada yang mendukung.dan membantu. Asalkan bisa memenej waktu dengan baik dan mempertimbangkan fiqih prioritas, Insya Allah bisa seimbang.Yuk, jangan hanya berdiam diri saja, jangan termasuk golongan muslim yang duduk. Terus berkarya dan bersabarlah. Insya Allah Allah maha tahu yang terbaik buat kita, siapa dan kapan waktunya. Dengan waktu yang kita miliki kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan terus berkontribusi menuju kejayaan ummat.Wallahu a’lam bishowab, semoga bisa menjadi taujih dan penyemangat terutama buat diri sendiri.

Tegas, keras atau Galak??

10 Agustus 2007 oleh Embun Tarbiyah

Page 24: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Wanita memang diciptakan Allah dengan banyak keindahan. Semua yang dimilikinya adalah indah dan menarik. Karena itu wajar jika Allah mewajibkannya menjaga hijab, tidak hanya dalam berpakaian tetapi juga dalam pergaulan.

 “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (QS. An-Nur: 31)

 “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya…” (Q.S. Al Ahzab: 32)

Wanita dianugerahi Allah dengan sifat kelembutan, meskipun tidak semua wanita itu feminin, (ada pula yang macho -.-‘) tapi paling tidak mereka pada dasarnya punya sifat lemah lembut. Suaranya pun lebih merdu daripada pria, meskipun ada di antaranya yang bersuara bariton . Karena itu akhwat perlu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara supaya tidak menimbulkan fitnah dan penyakit hati bagi yang mendengarnya.

“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

“Gimana kabarnya akhii.., sudah sembuh belum? jangan lupa  minum obat ya… ” SMS dari seorang akhwat ke ikhwan mitra rohisnya

”Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh ”, SMS akhwat di inbox hpnya ikhwan

“Duh, gimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” curhat seorang akhwat kepada seorang ikhwan

”Syukron ya akhii udah dimiscal buat tahajud” Glek!!

Page 25: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Itu hanya sidikit contoh aja dimana sang akhwat yang tidak tegas atau bahkan bernada manja ketika berbicara kepada ikhwan. Ndak tahu tuh gimana perasaan sang ikhwan kalo mendengar akhwat berbicara seperti itu padanya.

Loh koq akhwat aja yang disalahin? Sabar..

Jangan salah, ikhwan juga harus jaga hijab lho…

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS. An-Nur: 31)

Ternyata banyak kasus yang lain dimana sang ikhwan justru yang tidak menjaga hijab dan kadang memancing untuk bercanda dan beakrab ria. SMS atau telpon tidak penting, telpon berlama-lama, bercanda haha hihi, curhat-curhatan, dsb. Atau mungkin tebar pesona, memberi perhatian atau pujian berlebihan kepada si akhwat sehingga si akhwat jadi keGRan.

”Ukhti, jazzakillah ya, ukhti baik sekali dech” ucap seorang ikhwan kepada seorang akhwat

”Dek, apa kabar, lagi ngapain ?” tegur seorang ikhwan kepada akhwat (negurnya tiap hari)

”Ukh, ana boleh curhat ga, soalnya anti enak banget diajak curhat, boleh ya” telepon seorang ikhwan ke temen akhwatnya

Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apalagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah. Karena itu kalau sedang diskusi, syuro, rapat, atau dalam pembicaraan lainnya hendaknya tetep dijaga hijabnya. Saling mengingatkan jika arah pembicaraan menjadi ga penting atau keluar dari agenda atau bahkan menjurus pada kemaksiatan. Misalnya mengingatkan jika dalam pembicaraan itu banyak bercanda. Meskipun ada banyak orang dalam sebuah forum, kalau disitu ada ikhwan akhwat, bercanda bisa menjadi sarana syaitan menggoda hati. Kalau ada yang mengingatkan supaya tidak banyak bercanda masak dianggap galak?? Bukankah banyak beranda itu mematikan hati dan kewajiban sebagai sesama muslim adalah saling mengingatkan?

Page 26: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Bagi kamu para akhwat, jagalah kata-katamu jangan sampai mendayu-dayu. Pilih kata-kata yang tepat dan berusaha tegas dalam berbicara. Tegas maksudnya disini tidak ’dilembekkan’, tidak bernada manja. Bukan galak lho!! (meskipun mungkin ada yang bilang galak ) Proporsionallah, bicara yang penting-penting, bukankah interaksi antara laki-laki dan perempuan salah satu syaratnya adalah ada keseriusan agenda/kepentingan? Jadi kalo niatnya mau telpon urusan agenda dakwah ya jangan trus berlanjut dengan curhat-curhatan gitu. Kadang karena si ikhwan yang telpon ga peka si akhwat dengan tegasnya langsung nyekak ”Afwan pak, sudah malam, ada hal lain yang urgent yang perlu disampaikan?” Atau ketika ada ikhwan yang telepon atau menegur hanya sekedar kabar kabari ga ada hal yang penting, salahkah akhwat jika mengatakan ”Afwan, ada yang bisa saya bantu? Kalau ga ada saya lagi ada keperluan”

Untuk menjaga hijab, biasanya para akhwat memanggil para ikhwan dengan panggilan ’Pak’ tidak peduli berapapun usia para ikhwan itu. Para akhwat biasanya merasa lebih save menggunakan panggilan ’Pak’ daripada ’akhi’ atau ’mas’, biar bisa menjaga hati di kedua belah pihak. Meskipun kadang ada ikhwan-ikhwan yang ga suka dipanggil dengan panggilan ’Pak’ karena mereka merasa belum tua, akhirnya balas memanggil akhwatnya dengan panggilan ’Bu’  . Biasanya para akhwat akan merasa risih untuk dipanggil ’dek’ oleh ikhwan yang bukan apa-apanya karena khawatir bisa menimbulkan penyakit hati akibat keakraban itu, namanya syaitan pasti akan senantiasa menggoda manusia.

Pernah kejadian, di akhir sebuah syuro seorang ikhwan menegur para akhwat yang hadir disitu dengan secarik kertas. ”Afwan ukhti, lain kali, tolong akhwatnya kalau bercanda jangan keras-keras sampai terdengar di ikhwannya”

Itu hanya sekedar contoh saja usaha para ikhwan dan akhwat dalam menjaga adab pergaulan mereka, menjaga hijab di antara mereka. Tapi kadang ada yang salah paham menganggapnya telalu keras atau galak. Masing-masing orang mungkin punya cara sendiri-sendiri, yang penting bagaimana bisa menjaga hati kedua belah pihak. Mungkin bisa jadi kita bisa menjaga hati kita, tapi hati orang lain siapa yang  tahu.

 Wallahu a’lam bishowab

Bagaimana Menyentuh Hati

Page 27: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

28 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Perhatikan tingkat sinyal stasiun kereta api. Dengan menggerakkannya sedikit, rel akan bergeser, dan perjalanan kereta api pun berubah arah. Demikian halnya dengan hati. Gerak hati akan menentukan arah kehidupan seseorang. Ia demikian menentukan, “Bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh, bila ia buruk maka buruklah seluruh tubuh”, demikian sabda Rasulullah saw. Mengenai hati.Dakwah sesungguhnya berorientasi arah kehidupan umat manusia dari kebatilan menuju kebenaran, dari kerancuan menuju kejelasan. Dan semua itu bermula dari hati. Keberhasilan dan kegagalan dakwah semata-mata tergantung dari bagaimana seorang da\i menyentuh hati objek dakwahnya.Dalam buku ini, Syaikh Abbas As-Siisiy memberikan berbagai uraian tentang dakwah secara unik. Yakni dengan mengangkat berbagai kisah, mulai dari kisah para sahabat bersama Rasulullah saw. Hingga kisah pengalamannya berinteraksi dengan medan dakwah, baik yang dialami sendiri maupun yang disaksikannya. Dari kisah-kisah nyata itulah beliau mengambil beberapa hikmah dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi kita semua, sebagai para da’i.Buku ini memang buku lama, terbitan tahun 2000, tetapi buku karya Abbas As-Siisiy cukup bagus isinya dan penting banget untuk dibaca. Isinya dibagi per judul, bukan perbab. Disitu banyak contoh kisah-kisah sehingga menjadi tidak jenuh membacanya dan bisa memperjelas maksudnya. Dalam buku itu dimulai dengan penjelasan tugas kita sebagai da’i dan rintangan dakwah yang akan dihadapi. Kemudian siapa yang akan kita dakwahi, bagaimana dakwah fardiyah, bagaimana memikat hati mad’u, memulai perkenalan, dst.Saya sebutin isinya ya…Wasiat Hasan Al Banna; Untukmu Saudaraku; Tugas Kita; Rintangan Dakwah; Tiga Karakteristik Manusia; Menghafal Nama; Bagaimana

Page 28: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Memulai Perkenalan; Dakwah Fardiyah; Sarana-Sarana Dakwah; Langkah-langkah Yang Harus Ditempuh; Senyummu di Depan Saudaramu adalah Sedekah; Penampilan Seorang Da’i; Mush’ab bin Umair ra.; Pandangan Kasih Sayang; Sebarkan Salam di Antaramu; Lebih Dahulu Mengucapkan Salam; Memanggilmu dengan Panggilan yang Paling Ia Sukai; Memberikan Tempat Duduk dalam Satu Majelis; Orang Badui itu…; Berjabat Tangan; Balaslah Keburukan dengan Kebaikan; Sarana-sarana Pembuka Hati; Anak adalah Fondasi Sebuah Bangunan; Tidak Ada Paksaan Dalam Agama; Fitnah yang Hanya Mampu Dihadapi Seorang Nabi; Optimisme yang Penuh Senyum dan Lapang Dada; Bukanlah Engkau yang Menunjuki Mereka, Magnet Hati; Bidang Garap Seorang Da’i, Dua Karakter Da’i: Cerdas dan Bersih; Dia Tidak Hadir Karena Berhalangan, dst… Itu tadi Cuma setengahnya saja

Buku ini punya kesan tersendiri bagi saya pribadi. Masih tercatat dalam memori sekian tahun yang lalu, buku ini adalah buku pertama yang

ditugaskan untuk dibaca dan dibedah . Tapi karena waktu itu banyak hal yang belum pahami, kesan setelah baca buku itu juga ga begitu dalam. Selanjutnya beberapa waktu yang lalu kembali membacanya ketika buku itu menjadi tugas bagi adik-adik untuk membedahnya, rasanya seperti menemukan harta karun he..he.. Banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam buku itu. Banyak inspirasi yang muncul setelah membaca buku itu, karena buku itu ga hanya teori aja tetapi juga menyajikan contoh-contoh prakteknya. Buku ini alhamdulillah juga menambah motivasi dan semangat dalam berdakwah dan membina.Ada pengalaman menarik, setelah bedah buku, adik-adik diberi tugas mempraktrekkan dakwah fardiyah dimulai dengan prekenalan sebagaimana dicontohkan di buku dan pekan selanjutnya berbagi pengalaman. Ada adik yang cerita, kalau di buku ada sang penulis pernah memulai perkenalan dengan menginjak kakinya, maka sang adik itupun melakukan serupa dengan itu, kemudian minta maaf kepada orang tersebut dan akhirnya mereka berkenalan.Satunya lagi mempraktekkan cara perkenalan yang juga disebutkan di

buku, SKSD (sok kenal sok dekat) Ketika mau berkenalan dengan seorang wanita yang dijumpai di jalan, “Assalamu’alaikum, sampean mbak Eni ya?” Dengan sedikit bengong mbak itu menjawab “Oh bukan, nama saya Ratna” Kemudian adik itu menjawab “Oh, Maaf mbak, oh ya nama saya Yani, saya tinggal deket sini juga, bla…bla..bla…Ada lagi adik yang menceritakan pengalamannya habis kenalan sama adik kelasnya yang ketemu di mushola. Yang diajak kenalan itu belum berjilbab tetapi seneng sekali diajak diskusi tentang Islam. Adik itu bilang dia menjadikannya sebagai objek dakwah sebagaimana di buku, orang yang berprilaku dengan akhlak islamiyah yakni rajin beribadah

Page 29: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dan ke masjid merupakan orang yang perlu diutamakan untuk diajak karena Insya Allah lebih mudah. Memang adik kelas yang diajak kenalan itu meskipun belum berjilbab tapi dia rajin sholat duha dan sholat berjamaah di mushola. Alhamdulillah baru-baru ini dia bilang pengin ngaji.Bagiamana dengan anda? Baca dech buku itu. Rasanya ingin

menuliskan bagian-bagian dari isi buku itu ke blog ini Insya Allah sebagian akan saya tuliskan dech, biar bisa bermanfaat pula bagi yang lain. Kalau penasaran dengan buku ini, dan ingin lebih lengkap tahu isinya, baca aja buku ini, Insya Allah banyak mutiara yang akan kita

dapatkan

Menikah Di Jalan Dakwah

24 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Ada tulisan nih dikutip dari buku “Di Jalan Dakwah Aku Menikah”, karya Cahyadi Takariawan.Di jalan apakah Anda menikah? Ada banyak jalan terbentang, mau pilih yang mana kita?

Ada jalan instinktif yang biasa dilalui manusia pada umumnya, bahwa pernikahan adalah cara menyalurkan kebutuhan biologis yang pasti muncul pada laki-laki dan perempuan dewasa. Jalan yang

Page 30: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

menghantarkan setiap orang, apapun agama dan ideologinya, untuk bisa mencintai dan menyayangi psangan hidupnya. Menumpahkan syahwat secara bertanggung jawab kepada pasangannya.Binatang mengekspresikan keinginan berpasangan secara instinktif. Tentu saja binatang tidak memiliki tujuan yang ideologis dalam melaksanakan fungsi reproduktif. Mereka hanya diberi instink mengembangkan keturunan dengan jalan penyaluran libido seksual kepada lawan jenis. Mereka dibekali naluri yang kuat untuk mendekati lawan jenis dan melampiaskan keinginan instinktifnya.Pilihan jalan ini bersifat tradisional, secara intuitif manusia memerlukan teman dan pasangan hidip. Maka mereka mencari pasangan semata-mata dengan orientasi besar penyaluran kebutuhan bilogis. Pilihan pasangan hidupnya pun sesuai dengan tujuan tersebut, yaitu harus bisa memuaskan keperluan syahwatnya secara optimal. Desakan untuk menikah karena pertimbangan usia yang semakin dewasa dan dorongan libido yang kian memuncak. Jalan ini merupakan pilihan masyarakat yang awam akan agama dan jauh dari sentuhan spiritulitas.Di jalan apa Anda menikah? Ada ideologi materialisme yang menawarkan janji-janji serbamateri. Kekayaan, kemegahan, keserbapunyaan material akan menjadi tawaran utama tatkala anda menapakinya. Kehidupan layaknya borjuis, mengukur segala sesuatu berdasarkan aspek materi, kebaikan diukur dari segi melimpahnya harta dunia. Pesta pernikahan di dasar samudra, bulan madu di angkasa raya, malam pertama di California, itu janji-janjinya.Perhatikan bagaimana Alah swt. mencirikan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah:“…dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”(Muhammad:12)

Mereka hidup hanya berfoya-foya, tidak mengenal orientasi ukhrawi. Hidup mereka penuh dengan kemelimpahan materi. Dampaknya ketika memutuskan untuk melaksanakan pernikahan, tolak ukur utamanya adalah materi. Memilih calon suami atau istri lebih meninjau sisi materialnya. Baik materi itu berupa kekayaan, atau materi dalam konteks kecantikan, ketampanan, bentuk tubuh, berat dan tinggi badan, warna kulit dan lain sebagainya.Allah mencela orientasi materialisme, dengan mengungkapkan celaan pada pelakunya:“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang amat sangat (Al-Fajr:20)Demkian juga Allah swt. Telah mengecam pemilik kemewahan yang berorientasi materialistis.Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur (At Takatsur: 1-3)Sebuah celaan yang amat dasyat, bagaimana orang berlomba-lomba

Page 31: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dalam orientasi materi, sehingga membutakan mata ruhani dan membakar nafsu duniawi mereka. Sampai masuk kubur mereka masih berpikir membawa kemewahan dunia. Dalam ayat lai Allah mencela mereka yang senantiasa mengukur segala sesuatu dengan harta.Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa harta itu dapat mengekalkannya. (Al Humazah:2-3)Sebuah orientasi picik yang akan menghantarkan manusia menuju kehinaan. Benarlah kata-kata bijak yang mengingatkan akan masalah ini, “Barangsiapa orientasi dan cita-citanya hanyalah sebatas pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai kemanusiannya tak lebih dari apa yang keluar dari perutnya.Betapa banyak masyarakat kita yang rela meninggalkan keyakinan agamanya hanya karena ingin mendapatkan jodoh yang tampan, cantik dan kaya. Jika jalan ini menjadi pilihan anda, kerugian sudah pasti merupakan akibatnya. Ini adalah pilihan hidup yang menyesatkan, bukankah manusia memiliki sifat dasar tidak pernah bisa memuaskan?Di jalan apa anda menikah? Ada jalan setan yang membentang luas di sebelah kanan dan kiri anda, mengajak anda melewatinya, dengan berbagai janji-janji keindahan dan kenikmatan. Setan menawarkan kebebasan melampiaskan hawa nafsu, kebebasan pemenuhan syahwat, berganti-ganti pasangan untuk saling menikmati sebelum terjadinya pernikahan.“syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.” (Al-Mujadilah:19)

Ketika manusia mulai dikuasai setan, yang bergerak dalam hati pikirannya hanyalah kekuasaan setan. Hawa nafsu telah menguasai gerak langkahnya, segala yang dilarang Allah tampak demikian indah dan menyenangkan, mereka telah mengabdi kepada kepentingan nafsunya sendiri.

Setan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk membangkitkan angan-angan kosong pada manusia yang lengah dan lalai dari dzikrullah. Jalan setan dipenuhi dengan hiasan-hiasan keindahan versi setan, hidup dalam angan-angan kosong, khayalan, lamunan berkepanjangan, mengandai-andaikan keindahan hidup. Lalu bagaimana mungkin anda akan memilih menikah di jalan setan, padahal jelas-jelas akan menipu dan menyesatkan?\Di jalan apakah anda menikah? Nun jauh disana, ada kehidupan lain yang menolak kemewahan. Adalah serbaruhani. Dimana keridakpunyaan menjadi dasar pilihannya. Kehidupan material harus ditinggalkan karena sumber permasalahan. Harta adalah sampah dunia yang kotor dan menjijikkan. Keluarga yang bergelimang dalam

Page 32: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

kehidupan materi akan malenakan, jangan mencari materi, sebab ia akan menyesatka. Orientasi serbamateri membawa anda kepada kehidupan kehinaan, sebab nafsu memiliki benda-benda adalah syahwat yang membakar dan menghanguskan. Materi akan menghinakan anda, maka berpalinglah darinya, begitu prinsip merka yang berada di jalan serbaruhani.Antitesa dari jalan serbamateri adalah jalan serbaruhani. Perlawanan kultural dan ideologis, vis a vis, melawan kemewahan dengan ketiadaan, melawan kerakusan dengan keberpalingan dari dunia, melawan keberadaan dengan ketiadaberadaan. Jalan ini amat menistakan keberlimangan material, menolak hidup berlimpah harta, tubuh gemuk, malas ibadah dan pula syahwat menguasai hidup, akan tetapi mereka melawan dengan ekstrim di sisi yang lain.Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan materi selama diperoleh dengan cara yang benar. Islam menganggap harta adalah bagian dari perhiasan dunia yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang dan mengamalkan kebaikan. Sekalipun Islam tidak menghendaki umatnya berorientasi serba materi, akan tetapi juga menolak jalan serbaruhani yang menolak kepentingan materi.

Di jalan apakah anda menikah? Terbentang pula dengan lurus dan amat luas jalan dakwah. Jalan para Nabi dan syuhada, jalan orang-orang saleh, jalan para ahli surga yang kini telah bercengkerama di taman-tamannya:Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf:108)

Hadzihi sabili, inilah jalanku, yakni ad’u ilallah, aku senantuasa mengajak manusia kepada Allah. Fi’il mudhari’ yang digunakan pada kalimat ad’u ilallah semakin menegaskan bahwa dakwah adalah pekerjaan yang sedang dan akan terus-menerus dilakukan kaum muslimin, yaitu ana, Rasulullah saw, wamanittaba’ani dan orang-orang yang mengikuti Rasullullah saw sampai akhir zaman nanti.Inilah jalanku, yaitu jalan dakwah, jalan yang membentang lurus menuju kebahagiaan dan kepastian akhir. Jalan yang dipilihkan Allah untuk para Nabi, dan orang-orang yang setia mengikuti mereka. Jalan inilah yang menghantarkan Nabi saw menikahi istri-istrinya. Jalan ini yang mengantarkan Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah. Jalan yang menyebabkan bertemunya Ali r.a dan Fatimah az-Zahra dalam sebuah keluarga. Di jalan dakwah itulah Nabi saw menikahi Ummahatul Mukminin. Di jalan itu pula para sahabat Nabi menikah. Di jalan dakwah itulah orang-orang saleh membina rumah tangga. Jalan ini menawarkan kelurusan orientasi, bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahwa berkeluarga adalah salah satu tahapan dakwah untuk menegakkan

Page 33: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

kedaulatan di muka bumi Allah.dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am:153)

Menikah di jalan dakwah akan mendapatkan keberuntungan. Di jalan ini para sahabat Nabi melangkah, di jalan ini mereka menikah, di jalan ini pula mereka meninggal sebagai syahid dengan kematian yang indah. Jalan yang tak pernah memberikan kerugian. Justru senantiasa menjadi invesatasi masa depan yang menguntungkan di dunia maupun akhirat.Di jalan ini kecenderungan ruhiyah amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Di jalan ini setan terkalahkan oleh orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir, senantiasa memiliki kontribusi terhadap kebaikan dan umat. Sejak dari persiapan diri, pemilihan jodoh, peminangan, akad nikah hingga walimah dan hidup satu rumah. Tiada yang dilakukan kecuali dalam kerangka kesemestaan dakwah.

(dikutip dari buku “Di Jalan Dakwah Aku Menikah”, karya Cahyadi Takariawan)

Luntur karena Futur

28 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Seseorang yang berkumpul bersama penjual minyak tanah akan ikut tercium minyak tanah. Seseorang yang berkumpul bersama minyak wangi akan ikut tercium harumnya minyak wangi pula. Ketika kita berada pada lingkungan yang “save” maka kita bisa lebih terkondisikan supaya “save” pula. Ketika kita berada di lingkungan orang-orang yang shalih maka kita bisa ikutan shalih juga Insya Allah. Ketika kita berada di lingkungan orang-orang yang sering berbuat maksiat maka kita akan mudah pula terpengaruh berbuat maksiat pula.Tetapi seorang aktifis

Page 34: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dakwah seharusnya bisa bersifat imun, bukan steril. Bersifat imun artinya dia punya pertahanan diri yang tinggi meskipun dia berada dimana saja. Bukan bersifat steril yang harus ditempatkan di tempat yang “aman”. Karena di semua tempat dimana disitu ada manusia, maka disitu adalah lahan dakwah yang berhak untuk kita tegakkan agama Allah disitu.Kita mungkin sering banget mendapatkan taujih tentang futur. Mulai dauroh, kajian, halaqah, sampai tausiyah dari situs-situs atau blog-blog Islam banyak sekali kita mendapatkan taujih tentang itu. Karena memang iman itu bisa naik bisa turun dan setiap orang bisa mengalaminya. Meskipun itu hal yang manusiawi bukan berarti trus dibiarkan dan diabaikan justru yang namanya penyakit harus diobati dan dicegah biar tidak terjadi.Banyak sekali fenomena futur yang kita temui di sekitar kita, atau bahkan ada di antara kita yang sedang mengalaminya.Ada ikhwah yang dulunya aktif banget di dakwah kampus, bahkan sksnya , prinsipnya dakwah oriented. Orang menyebutyamelebihi sks kuliahnya aktifis kura-kura (kuliah rapat, kuliah rapat). Tetapi setelah lulus dia kini tak lagi berkecimpung dalam dakwah, alasannya sibuk dengan pekerjaannya yang tidak bisa disambi. Padahal dulu dia kadang harus absen kuliah untuk menghadiri syuro’, halaqah, aksi atau aktivitas lain yang urgent. Tetapi kini untuk menyempatkan hadir dalam aktifitas tarbiyah saja dia ga sempat karena alasan capek atau seribu alasan yang lain. Kalau dulu dia bisa gadhul bashar, menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis. Kini setelah bekerja sudah terbiasa bercanda atau bahkan makan siang berdua dengan rekan kerjanya (lawan jenis). Kalau dulu dia benar-benar ga mau untuk berjabat tangan dengan lawan jenis, kini di lingkungan kerja dia enggan menerapkan itu, pertama dengan alasan sungkan, kedua dengan alasan untuk kepentingan formal, ketiga dengan alasan gpp asal tidak ada perasaan apa-apa, selanjutnya dengan berbagai alasan dia akhirnya terbiasa untuk berjabat tangan atau menepuk pundak rekan kerjanya.Ada pula akhwat yang dulu semasa di aktif di dakwah kampus, berjilbab lebar dan menutup auratnya dengan baik. Tetapi kini setelah lulus, kerja atau menikah, jilbabnya semakin lama semakin kecil jilbabnya yang lebar dan roknya dimusiumkan atau dikasihkan orang dan dia cukup pakai celana panjang, kemeja yang ”ngepres” dan jilbab gaul, dengan alasan menyesuaikan dengan lingkungan kerja. Kalau dulu kadang dimarahi ibunya gara-gara kelamaan pakai jilbab dan kaos kaki ketika disuruh ke warung , kini udah biasa kemana-mana ga pakai kaos kaki.Bagi akhwat, mungkin awalnya kita akan merasa aneh ketika kita dengan penampilan berjilbab rapi (sesuai syariat) dan berada di lingkungan kerja dimana tidak ada yang seperti kita atau bahkan jarang ada wanita yang berjilbab. Mungkin awalnya kita akan dianggap ”makhluk aneh” hingga dipelototi dari ujung jilbab hingga ujung sepat

Page 35: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Tapi Enjoy aja lagi…!! Percaya diri aja, asalkan kita bisa menyesuaikan. Asalkan kita bisa tetap berpakaian formal (tidak kedodoran), memakai rok, kemeja panjang dan jilbab yang longgar, insyaAllah gak bermasalah.

Tidak masalah pula ketika kita tidak berjabat tangan dengan lawan jenis baik itu rekan kerja, pimpinan, tamu, dll dengan tetap menghormati mereka, misal dengan memposisikan tangan kita dulu (kayak orang sunda) sebelum orang lain mengulurkan tangannya pada kita. Semuanya insya Allah bisa diatur yang penting kita bisa komitmen dengan nilai-nilai Islami.Mungkin dengan penampilan kita, sikap kita awalnya akan dianggap aneh bagi orang lain di sekitar kita. Tapi asalkan kita tidak terlalu eksklusif dan sedikit demi sedikit menebarkan nilai-nilai Islam di lingkungan kita, Insya Allah orang lain akan mengerti bahkan bisa jadi mengikuti.Kalau dulu semasa kuliah getol mengkritik dan mengecam pejabat yang korupsi, jangan sampai ketika nanti dapat jabatan tinggi jadi ga inget lagi apakah yang dimakan keluarganya halal atau haram. Kalau dulu anti banget ama uang sogokan jangan sampai ketika di lingkungan kerja jadi terbiasa dengan uang-uang yang tidak jelas asalnya.Kalau kita melihat sosok aktifis dakwah kampus. Mereka punya prinsip-prinsip ideal yang menonjol. Aktifitas mereka di kampus tidak lepas dari dakwah. Mungkin banyak orang yang menganggap mereka adalah sosok idealis. ”Ah itu kan karena mereka masih muda, masih jadi mahasiswa, belum tahu realita kehidupan di luar” Memang mereka merasa nyaman berada di lingkungannya dan lebih mudah untuk istiqomah karena berada di lingkungan yang mendukung. Tetapi sebagai seorang aktifis dakwah seharusnya bisa tetap istiqomah kapanpun dan dimanapun dia berada. Prinsip-prinsip Islam dan nilai-nilai dakwah tidak seharusnya menjadi luntur ketika dia tidak berada di lingkungannya. Tidak luntur ketika dia lulus, ketika dia berada di lingkungan kerja atau terjun ke masyarakat.Kita adalah da’i sebelum sesuatu. Karena itu seorang aktifis dakwah teruslah berakhlaq sebagai da’i, sebagai teladan, dia menjadi rahmat bagi orang-orang di sekitarnya. Ia harusnya bisa mewarnai bukannya malah luntur dan terwarnai.Memang kita bukanlah bagian dari jamaah malaikat yang tidak luput dari kesalahan. Kita adalah manusia yang punya kecenderungan untuk kebaikan dan keburukan. Setiap dari kita bisa mengalami hal-hal di atas yang penyebab utamanya adalah futur, lemah iman. Perlu adanya orang-orang dan majelis yang mengingatkan kita, perlu ada yang memotiasi kita dan perlu adanya saudara-saudara seiman agar kita senantiasa merasakan nikmatnya iman, Islam dan ukhuwah.Karena itulah begitu pentingnya tarbiyah untuk menjaga kestabilan

Page 36: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

keimanan kita dan agar kita tetap berada dalam kereta dakwah. Bukan hanya tarbiyah jama’i yang berupa majelis-majelis iman kita tetapi juga tak kalah pentingnya adalah tarbiyah dzatiyah kita dengan terus menjaga dan meningkatkan amalan yaumiahnya. Ungkapan syech Musthafa Masyhur yang sering kita dengar, “Tarbiyah bukan segala-galanya, akan tetapi segala sesuatunya berawal dari tarbiyah”. Mungkin maksud beliau adalah jika orang yang tarbiyah saja masih bisa tergelincir dari jalan Allah, apalagi yang tidak tarbiyah? Fungsi tarbiyah (jama’i) memang bukan segala-galanya dalam da’wah. Tarbiyah sebenarnya lebih berfungsi sebagai stimulus untuk meningkatkan dan memelihara iman kita. Sebagai stimulus (pencetus awal), mestinya seorang ikhwah melanjutkan tarbiyah (jama’i) dengan tarbiyah dzatiyah (mandiri).Karena itu sebagai apapun diri kita saat ini, dimanapun kita saat ini, menjadi apapun diri kita saat ini, ingatlah bahwa kita adalah da’i sebelum sesuatu. Jangan menjadi luntur karena futur tapi segera bangkitlah diri kita, tidak ada kata terlambat untuk kebaikan.wallahu a’lambishowab

Kemana Muslimah Melangkah?

28 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Artikel bagus dari dakwatuna.com nih…Indah sekali perumpamaan yang diutarakan Syaikh Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqhul Aulawiyaat atau skala prioritas gerakan Islam jilid satu, ‘Bunga-bunga’ itu tidak tumbuh mekar selain karena laki-laki ingin selalu memaksakan kemauannya, juga karena akhwat muslimahnya yang tidak mau atau memiliki keberanian untuk melepaskan diri dari keterikatan tersebut.

Ya, seharusnya bunga-bunga itu tumbuh mekar dengan leluasa untuk turut mengharumkan jalan perjuangan yang suci ini. Akhwat seyogianya mulai berani memikirkan dan mengambil alih permasalahan-permasalahan mereka sendiri, membuka lahan-lahan

dakwah dan amal serta menangkis dengan tegas suara-suara sumbang wanita-wanita feminis yang diselipkan ke dalam aqidah umat, nilai-nilai dan syariat-syariat Islam.

Page 37: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Dan suara-suara mereka cukup vokal, sekalipun hanya mewakili segelintir manusia yang tidak ada bobotnya di dunia apalagi dalam agama. Namun dalam kenyataannya menurut Yusuf Qardhawi pula, aktivitas dakwah Islam di bidang kewanitaan saat ini masih lemah. Hal tersebut nampak dari lemahnya kepemimpinan wanita untuk mampu berdiri sendiri menghadapi arus sekularisme, marxisme dan feminisme secara tangguh.

Kondisi tersebut boleh jadi disebabkan oleh dua kemungkinan, yang pertama ialah sikap ananiyah atau egoisme laki-laki yang selalu berusaha mendominasi, mengkomando, mengarahkan dan menguasai urusan akhwat. Mereka tidak memberi kesempatan dan peluang kepada para akhwat untuk membina bakat, keterampilan dan kemampuan untuk berjalan sendiri tanpa dominasi para rijal.

Penyebab kedua datangnya justru dari diri akhwat sendiri yang tidak memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang cukup serta kurang kuatnya kerja sama di kalangan mereka.

Padahal menurut Yusuf Qardhawi kepeloporan dan kejeniusan bukan hanya milik laki-laki saja. Bahkan dalam pengamatan beliau selaku dosen, mahasiswi-mahasiswi umumnya berprestasi akademik lebih baik dibanding mahasiswa-mahasiswanya karena lebih tekun. Sehingga selayaknya mereka bisa eksis bila mampu menunjukkan kepeloporan dan kepiawaiannya dalam bidang dakwah, ilmu pengetahuan, pendidikan, sastra dan lain sebagainya.

Satu hal yang kontras dengan semangat awal Islam yang memuliakan dan memberdayakan muslimah, ditemui Yusuf Qardhawi justru di zaman kiwari ini. Beliau mengkritik menyusupnya pemikiran ekstrim mengenai hubungan laki-laki dan wanita serta peranan wanita di tengah masyarakat. Aliran pemikiran ini mengambil pendapat yang paling keras sehingga mempersempit ruang gerak wanita. Sehingga dalam pertemuan beliau dengan akhwat di Manchester, Inggris dan di Aljazair, beliau mendapati kondisi tersebut bahwa akhwat dibatasi dalam mengikuti forum-forum diskusi yang luas dan bahkan sekadar untuk menjadi moderator di acara yang khusus untuk mereka pun masih dianggap harus digantikan laki-laki.

Padahal sejak permulaan lahirnya dakwah, gerakan Islam telah memberikan porsi bagi peranan wanita. Dan di sebuah gerakan dakwah Islam terkemuka seperti Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir, ada seksi khusus wanita yang disebut Al Akhwat Al Muslimat.

Namun orang-orang yang berhaluan keras memakai dalil surat al Ahzab ayat 33, “waqarna fibuyuutikunna…” mereka berdalih, “kenapa kalian

Page 38: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

menuntut wanita agar memegang peran yang menonjol dalam gerakan Islam? Ikut bergerak dan memimpin serta menampakkan keberadaannya dalam gerbong amal islami, padahal mereka telah diperintahkan untuk tinggal di rumah-rumah mereka. ”

Sebagian ahli tafsir mengatakan ayat tersebut khusus berlaku untuk para istri Nabi karena kesucian dan keistimewaan mereka yang berbeda dari wanita-wanita lain pada umumnya. Sementara ahli tafsir yang lain mengatakan seandainya pun ayat tersebut ditujukan untuk para wanita pada umumnya, maka hal tersebut lebih merupakan arahan stressing keberadaan wanita yang harus lebih banyak di rumah. Namun tentu saja bukan berarti tidak boleh keluar rumah untuk menuntut ilmu, bermasyarakat dan mengerjakan kebajikan-kebajikan.

Tetapi kenyataan di lapangan atau di dunia realitas tidaklah sesederhana itu, terutama justru bagi akhwat yang sudah menikah. Mereka gamang dalam melangkah. Kadang ia sampai bertanya-tanya sendiri, “istri milik siapa sih?”Karena selama ini ia tumbuh dalam tarbiyah dan medan harakah ia tidak bisa lagi tutup mata bersikap cuek, apatis atau masa bodoh dengan persoalan-persoalan umat Islam baik skala nasional maupun internasional.

Tantangan-tantangan eksternal umat Islam benar-benar membuatnya geram. Ia sadar benar adanya makar atau konspirasi internasional yang senantiasa menghadang umat Islam (QS. 8:30, 2:120, 2:109, 2:217, 3:118 dan 4:76). Ia pun paham, nubuat atau prediksi Rasulullah SAW bahwa akan tiba suatu masa di mana umat Islam akan menjadi mangsa empuk yang diperebutkan musuh-musuh Islam. Hal itu disebabkan karena umat Islam hanya unggul secara kuantitas tetapi minim dari segi kualitas sehingga membuat mereka tidak lagi disegani oleh musuh-musuh Islam. Ditambah lagi mereka mengidap penyakit wahn yakni cinta dunia dengan cinta yang berlebihan dan takut mati.

Berita-berita di media massa maupun tayangan berita di layar teve kerap membuatnya menangis dan sekaligus ingin memekik menyaksikan kezhaliman Israel Yahudi dan antek-anteknya yang kian merajalela di dunia Islam. Ia ingin berbuat…, ia ingin berdakwah…, ia ingin bergerak….

Namun apa daya persoalan internal yang dihadapi belum juga beres. Selama ini ia sudah bekerja keras menyeimbangkan tugasnya di dalam rumah tangga dengan aktivitas mengikuti ta’lim, mengisi ta’lim, mengikuti baksos untuk orang-orang yang terkena musibah banjir karena jika tidak sigap para missionaris begitu cekatan membantu dengan sekaligus paket pembaptisan. Tetapi rupanya sifat ananiyah

Page 39: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

(egoisme) dan sense of belonging (rasa kepemilikan) suaminya begitu besar. Tiba-tiba saja ia diminta menghentikan semua aktivitas amal shalehnya dan berdiam di rumah melayaninya dan anak-anak sebagai jalan pintas menuju surga, “Kamu tidak usah repot-repot ngurusin orang, sementara ada jalan pintas menuju surga dengan berbakti pada suami dan keluarga.” akhwat ini pun sebenarnya tak ingin membantah perkataan suaminya, karena ia juga tahu kebenaran tentang besarnya pahala berkhidmat di rumah tangga. Namun apa jadinya dengan sebuah dunia luar yang ingin ia sediakan sebagai bi’ah yang baik bagi anak-anaknya, generasi mendatang. Bukankah ia harus ikut juga berperan untuk itu. Apalagi selama ini ia meniatkan pernikahan adalah satu noktah dari garis perjuangan yang panjang, sehingga menikah harusnya justru akan meningkatkan perjuangannya. Kenyataannya?

Ia sering merasa sedih sementara ia dan banyak akhwat lainnya masih berkutat dengan urusan-urusan internal, para wanita feminis, marxis, liberalis dan missionaris begitu gegap gempita dengan kiprahnya. Mereka memang kecil, sedikit tetapi terorganisir rapi dan memiliki link atau jaringan internasional yang kuat.

Hal tersebut juga terungkap dari pengalaman langsung Yusuf Qardhawi saat berinteraksi dengan para akhwat di Mesir dan Aljazair. Ia banyak menemukan ukhti-ukhti daiyah atau akhwat daiyah yang gesit dan aktif di medan haraki sebelum menikah, tetapi setelah menikah dengan ikhwah yang juga dikenalnya melalui dakwah ia dilarang aktif atau tidak diridhai keluar rumah. Suami-suami seperti ini telah mematikan bara api yang semula menyala menerangi jalan bagi putri-putri Islam.

Sampai ada gadis aktivis dakwah di Aljazair yang menulis surat kepada beliau menanyakan apakah haram hukumnya bila ia melakukan mogok kawin karena takut bila menikah akan menyebabkannya tercabut dari jalan dakwah.

Beberapa akhwat yang pernah penulis temui seusai acara liqa’at ruhiyah akhwat di masjid Al Azhar Jakarta mengutarakan bahwa belakangan ini mereka semakin takwa saja. “Oh ya?”, tanya penulis, berharap itu bahwa dampak positif ikut pertemuan tersebut. “Iya mbak, makin takwa makin takut walimah. Habis takut dapat suami ikhwah yang picik sehingga kita tidak bisa merasakan lagi nikmatnya pertemuan-pertemuan seperti ini.” “Oooh…” gumam penulis, lalu beristighfar berulang kali.

Setiap akhwat insya Allah menyadari bahwa kewajiban terhadap suami dan anak-anak adalah tarikan fitrah yang memang berguna memagarinya agar tidak melesat keluar dari garis fitrahnya selaku istri dan ibu.

Page 40: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Tetapi haruskah hal itu dibenturkan dengan keinginan suci berjihad membela agama Allah? Bahkan Allah SWT berfirman dalam QS. at Taubah ayat 24, bahwa cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya harus diprioritaskan di atas segala-galanya termasuk di atas suami dan anak-anak.

Bagaimana halnya dengan wanita-wanita Afghanistan yang ditemui Zainab al Ghazali di barak-barak pengungsi di Pakistan saat invasi Uni Soviet dulu, mereka telah mempersembahkan segala-galanya, suami, anak-anak, harta dan tanah air mereka demi perjuangan tetapi mereka masih lagi bertanya, “Apa lagi yang bisa kami berikan, korbankan untuk jihad fisabilillah, ya Ibu?” Zainab al Ghazali menjawab dengan penuh rasa haru, “Ada…, kalian masih senantiasa memiliki cinta. Berikanlah cinta, simpati dan doa kalian untuk setiap mujahid yang berjuang di jalan Allah.” Subhanallah! Adakah yang salah dengan mereka, dengan obsesi-obsesi mereka yang luar biasa untuk habis-habisan di jalan Allah?

Belum lagi kisah-kisah indah yang terukir di periode awal Islam ketika Khansa mempersembahkan semua putranya sebagai syuhada di jalan Allah dan bersedih karena tak memiliki lagi putra yang akan dipersembahkannya di jalan Allah.

Begitu pula saling dukung di antara Ummu Sulaim dan abu Thalhah. Agar suaminya tak gundah dan menunda keberangkatannya untuk jihad di jalan Allah, Ummu Sulaim yang hamil tua pun ikut ke medan jihad.

Demikian juga Asma binti Abu Bakar yang sedang mengandung Abdullah bin Zubeir. Di saat hamil tua itu ia berjihad membantu proses hijrah yang sangat luar biasa beratnya. Zubeir bin Awwam sang suami ikut mendukung dan tidak protes, “Ah Asma, kamu tidak realistis, hamil tua seperti ini ikut dalam misi yang sangat berbahaya.”

System Islam yang tegak begitu mendukung kiprah perjuangan muslimah, ditambah team work dan dukungan yang baik di dalam keluarga inti dan dilengkapi pula dukungan sinergis dari komunitas yang ada saat itu. Di saat-saat perang, wanita dan anak-anak yang ikut dikumpulkan di satu tempat dan dikawal ketat oleh beberapa petugas. Dan muslimah-muslimah yang bertugas sebagai tenaga medis dan dapur umum dapat berjihad dengan tenang, sementara anak-anak mereka dijaga oleh wanita-wanita yang sedang tidak bertugas ke medan jihad.

Melihat kisah-kisah indah di atas, seharusnya tak ada ruang tersisa bagi keegoisan dan keapatisan dari ikhwah maupun akhwat.

Page 41: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Kisah-kisah tersebut mengajarkan pada kita dua tugas mulia yakni berbakti di dalam rumah tangga dan berjihad di jalan Allah bukan dua hal yang harus dibenturkan atau dipertentangkan satu sama lain. Dan kebajikan yang satu tak harus meliquidir kebajikan yang lainnya, melainkan menjadi sesuatu yang seiring sejalan secara sinergis.

Sehingga tak ada lagi cerita akhwat yang dipojokkan dan menjadi memiliki guilty feeling (perasaan bersalah), “Ah, dia terlalu aktif sih… jadi anak-anaknya tak terurus.” Atau, “Awas, lho…. Jangan aktif-aktif, nanti suaminya diambil orang.”

Ironis memang, sesama muslimah yang harusnya saling membantu dan mendukung malah memojokkan dan menakut-nakuti kaumnya sendiri yang aktif di medan haraki. Sementara wanita-wanita feminis, marxis, lebaris kompak bersatu menyebarkan kemungkaran.

Tetapi akhwat tak boleh menyerah. Ia memang tak perlu segera menyalahkan pihak-pihak lain yang kurang atau tidak mendukung. Lebih baik ia berpikir positif membangun citra diri akhwat muslimah yang baik, berjiddiyah menjaga keseimbangan dan memiliki kemampuan mengatur skala prioritas. Ia juga harus memiliki kondisi fisik, aqliyah dan ruhiyah yang prima karena ia bekerja di luar kelaziman wanita-wanita lain pada umumnya. Karena ia tidak egois, karena ia memikirkan umat, karena ia punya cita-cita mulia yakni menegakkan syariat Islam dan tentu saja …. karena ia ingin masuk surga dengan jihad di jalan-Nya.

Kisah-kisah indah dalam sirah memang perlu sebagai batu pijakan. Sejarah dapat menjadi sumber inspirasi dan ibrah. Tetapi kita tidak bisa berhenti hanya pada nostalgia-nostalgia kejayaan masa silam, seperti: “Enak ya di zaman Rasulullah wanita benar-benar dihargai dan diberi kesempatan ikut berkiprah dan berjuang. Senang ya, para wanitanya juga saling dukung…”

Secara waqi’, riil yang kini kita lihat dan hadapi adalah kondisi realitas kontemporer yang penuh dengan tantangan-tantangan global. Era globalisasi membuat the world has turned into a small village, dunia sudah berubah menjadi sebuah desa kecil. Laiknya sebuah desa kecil proses interaksi dan saling mempengaruhi terjadi begitu intensif, apalagi teknologi informasi yang berkembang pesat kadang membuat dunia Islam dibanjiri informasi seperti air bah yang juga membawa kotoran-kotoran. Tanpa proses filterisasi, bagaimana jadinya anak-anak kita, wajah generasi mendatang.

Dapatkah kita bersikap apatis pada lingkungan dan dunia luar? Sementara al insan ibnul bi’ah (manusia anak atau bentukan

Page 42: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

lingkungannya). Jika kita tidak ikut berjuang menghadirkan sebuah lingkungan yang kondusif bagi keimanan dan ketakwaan serta keshalihan anak-anak kita, bagaimana kelak pertanggungjawaban kita kelak di hadapan Allah SWT?

Bukankah Rasulullah pernah mengingatkan para orangtua, “Didiklah anakmu karena ia akan hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu”. Seorang wartawati muslimah yang menghadiri konferensi wanita sedunia yang diselenggarakan PBB tahun 1995 di Beijing mengatakan bahwa konferensi ini merupakan sebuah perang mahal (menghabiskan dana sekitar 68,7 milyar rupiah), besar (dihadiri 25.000 orang dari sekitar 170 negara) dan berbahaya walau tanpa senjata dan luka.

Karena selain menjadi ajang pertarungan kepentingan-kepentngan politik individu-individu dan negara-negara tertentu, serta konflik berkepanjangan antara negara-negara maju (utara) dan negara-negara berkembang (selatan), juga menjadi sarana bagi para penganut paham everything goes (permisivisme) untuk meluluhlantakkan nilai-nilai suci kehidupan perkawinan dan keluarga.

Mereka menghendaki pasangan-pasangan lesbi ataupun gay juga diakui bentuk keluarga yang normal dan sah karena kebebasan orientasi seksual (apakah hetero atau homo) adalah hak asasi. Mereka juga menghendaki legalisasi aborsi dan pendidikan seks yang independen tanpa campur tangan orang tua bagi remaja.

Melihat begitu berat dan kompleksnya tantangan zaman saat ini, dimana akhwat? Haruskah ia tinggal diam, aman dan suci di rumahnya yang indah dan nyaman sementara dunia terus menjadi bobrok dan mengalami proses pembusukan?

Bukankah seharusnya kita takut jika berhenti menjadi wanita shalihah belaka tetapi tidak mushlihah yang melakukan ishlahul ummah. Karena pernah ada satu negri yang akan dihancurkan Allah seperti yang ada dalam QS. 7:4-5, malaikat berucap bahwa masih ada satu orang shalih yang berdzikir, Allah SWT tetap menyuruh negri itu dihancurkan dan justru dimulai dari orang yang shalih tersebut.

Hendaknya kita juga mawas diri terhadap firman Allah QS. 25:30 bahwa kita harus takut terhadap bencana yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja. Jika kita bersikap pasif dan defensif dalam melihat kemungkinan-kemungkinan di depan mata, kita (seperti dikatakan dalam sebuah hadits) seperti berada di sebuah kapal besar dan berdiam diri melihat orang-orang sibuk melubangi kapal tersebut sehingga akhirnya kita ikut karam bersama kapal tersebut.

Page 43: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Akankah kita terus tinggal diam karena sibuk berkutat dengan urusan keluarga dan dalam negeri yang tak pernah selesai? Percayalah bahwa Allah akan menolong semua urusan kita termasuk keluarga kita jika kita menolong agama Allah (QS. 47:7) karena keberkahan, khairu katsir (kebaikan yang banyak) akan senantiasa melingkupi perjalanan hidup seorang akhwat.

sumber:www.dakwatuna.com

Kisah Manusia Bercadar

24 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Satu lagi tulisan dari buku Teladan Tarbiyah, tentang keikhlasan, kita simak yuk…Tidak seperti biasanya, pengepungan kali ini berjalan begitu lama. Maslamah, sang panglima khalifah tidak dapat menentukan sampai kapan pengepungan berhasil. Insting kepemimpinannya segera menuntunnya ntuk melakukan pengintaian secara rahasia. Ia berniat mencari celah untuk menembus

benteng. Maslamah yakin, kemenangan akan diperoleh, jika pasukannya mampu menembus benteng. Setelah mengadakan penjajagan dengan seksama, maslamah menyimpulkan terdapat lorong yang dapat ditembus. Dikemahnya, Maslamah membicarakan hal tersebut dengan beberapa perwira. Maslamah menantang siaapa diantara mereka yang berani masuk menembus lorong tapi semuanya diam………..

Tiba-tiba datang tentara berkuda dengan wajah tertutup cadar yang menyatakan sanggup melaksanakan tugas menembus lorong saat itu juga karena waktu itu dinilai saat yang tepat untuk menyusup. Beberapa waktu kemudian terdengar teriakan takbir dari pintu benteng. Dia telah berhasil membuka pintu benteng setelah membunuh penjaganya kemudian bertakbir dengan lantang, suara itu seketika membangkitkan semangat kaum muslimin. Bagaikan air bah, para mujahidin fi sabilillah itu menyerbu ke dalam benteng. Akhirnya, benteng dikuasai dan musuh dapat dihancurkan. Perangpun usai, Maslamah memikirkan prajurit bercadar. Ia perintahkan seluruh perwira untuk mencari, siapakah sebenarnya prajurit bercadar itu. Sampai

Page 44: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

waktu yang lama, tak ada yang mengaku. Namun tak berselang lama, datanglah orang bercadar dengan berjalan kaki. Sesampai didepan Maslamah, ia bertanya,

”Apakah tuan masih mencari prajurit bercadar?”

”Benar. Kaukah orangnya?”

”Saya dapat menunjukkan orangnya, asal Tuan mau berjanji kepadaku!”

”Baiklah.Apa yang harus kujanjikan untukmu?”

”Tuan jangan menanyakan siapa namanya. Tuan jangan memberi hadiah apa pun kepadanya. Dan ketiga, Tuan jangan menceritakan kepada seorangpun! Apakah Tuan mau berjanji memenuhi tiga syarat itu?

”Ya, saya berjanji. Tak akan aku bertanya siapa namanya, tak akan aku beri hadiah kepadanya, dan tak akan menceritakan hal dirinya kepada siapa pun.”

”Ketahuilah panglima, orang itu adalah adalah yang ada dihadapan Tuan.”Mendengar itu, Maslamah seketika memeluk erat tentara yang ada didepannya.

Tentara bercadar itu pun berlalu, Maslamah mengangkat tangan dan berdo’a, Ya Allah kumpulkanlah aku di surga dengan orang bercadar itu

……………………………………………………………………………………….

Subhanallah.

Ikhwahfillah,kiranya cerminan kisah ini merupakan penyemangat bagi diri kita untuk selalu berusaha berjuang meraih keridhaan meskipun kita tiada dikenal atau tidak pada posisi struktural. Berusaha tanpa pamrih jalankan amanah yang amat berat sekalipun karena itulah tantangan.

Ikhwahfillah,Saat ini yang dibutuhkan umat muslim adalah orang-orang yang mukhlis dalam berjuang ketika musuh-musuh Islam bersatu untuk menghancurkan Islam dari semua sisi.Orang-orang mukhlis yang tidak menunggu bola tapi menjemput bola. Mengawali untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan. Menjadi Pioner. Pioner yang akan selalu mengawali berbuat baik dari hal terkecil, walau sekedar menyingkirkan batu dari jalanan.Pioner untuk selalu berfikir kreatif demi kelangsungan dakwah Islam.

Page 45: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Ikhwahfillah,

Masihkah kita kecewa apabila teman aktivis kita lebih dikenal sedangkan kita yang lebih banyak berkorban dilupakan ?

Apakah diri berfikir untuk mundur dari dunia dakwah, saat merasa tiada orang yang peduli dengan keberadaan kita?

Jika jawabannya YA, pertanyakanlah nilai Keikhlasan itu.

Bukankah sang manusia bercadar TIDAK INGIN DIKENAL!!!

Maka jadilah insan yang ketika berada dalam masyarakat, masyarakat tidak mengenal dirinya. Tetapi ketika ia pergi, masyarakat mencari karena jasa-jasanya.

Sebuah Do’a

6 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.Engkau pencipta dan pelindungnya

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kamiRukunkan antar hati kamiTunjuki kami jalan keselamatanSelamatkan kami dari kegelapan kepada terangJadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tuaDan jama’ah orang tua yang menyayangi orang mudaJangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba berimanBersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Page 46: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukarWahai yang menyambung segala yang patahWahai yang menemani semua yang tersendiriWahai pengaman segala yang takutWahai penguat segala yang lemahMudah bagimu memudahkan segala yang susahWahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiranHajat kami kepada-Mu amatlah banyakEngkau Maha Tahu dan melihatnya

Ya ALLAH, kami takut kepada-MuSelamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-MuJaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidurLindungi kami dengan perlindungan- Mu yang tak tertembusKasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kamiJangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kamiMusuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kamiTak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantaraTiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami

“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”

Ya ALLAH, kami hamba-hamba- Mu, anak-anak hamba-MuUbun-ubun kami dalam genggaman Tangan-MuBerlaku pasti atas kami hukum-MuAdil pasti atas kami keputusan-Mu

Ya ALLAH, kami memohon kepada-MuDengan semua nama yang jadi milik-MuYang dengan nama itu Engkau namai diri-MuAtau Engkau turunkan dalam kitab-MuAtau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-MuAtau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaibKami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agungSebagai musim bunga hati kamiCahaya hati kamiPelipur sedih dan duka kamiPencerah mata kami

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala

Page 47: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir’aun dan laut yangmengancam nyawa

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam darikafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukansekutu Ahzab angkara murka

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan

Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniayaYang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnyaYang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara

Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosaBegitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan duniaPengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murkaSementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang adapada-Mu karena kejahatan pada diri kami

Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kamiDan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri

Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nantiSaat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsuSaat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawabBerikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalamsujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatkuPemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaandemi perjuangan

Page 48: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahteraYang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru imanKepada nenek moyang kami penyembah berhalaDari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wahBerikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaranUntuk menyambung risalah suci dan mulia iniKepada generasi berikut kamiJangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan iniDengan sikap malas dan enggan berda’wahKarena takut rugi dunia dan dibenci bangsa

(KH Rahmat Abdullah)

sumber: dapet dari milis

Akhwat Gaul*, Antara Kebebasan dan Keterbukaan

6 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

Pengalaman seorang akhwat ketika masih SMA, waktu itu ada pertemuan antara pihak sekolah dengan pengurus musholla. Pihak sekolah ingin bertemu dengan semua pengurus, laki-laki maupun wanita. Maka itulah kali pertama para akhwat menyebrangi hijab di Musholla, yang membatasi ruang laki-laki dengan wanita. Berada dalam satu ruangan, dengan posisi berhadap-hadapan walau berjarak cukup jauh, itu situasi yang langka. Karuan saja rasa kikuk menyerbu saat itu. Para akhwt duduku kaku tertunduk, kalaupun bersuara hanya berbisik. Dan ketika pertemuan berakhir, rasanya baru bisa bernapas lega.

Page 49: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Pengalaman lain, ketika seorang akhwat sedang berjalan bersama akhwat yang lain, kebetulan berpapasan dengan dua orang ikhwan kakak kelas. Mungkin ada keperluan dengan memberi salam. Salam itu dijawab akhwatnya tapi sejurus kemudian yang terjadi adalah saling dorong, siapa yang mau bicara dengan ikhwan itu. Tak ada yang mengalah. Alhasil, akhwat berdua itu malah bergegas pergi sambil mencari-cari akhwat yang seangkatan dengan ikhwan tadi. Terlau…?!Tapi zaman sudah berubah, jangankan berada dalam satu ruangan dengan posisi berhadap-hadapan, makan bersama di satu meja pun, OK-OK saja. atau berada dalam satu mobil dan bercanda ria sepanjang perjalanan, itu sudah biasa. Bahkan, dalam forum yang seharusnya formal seperti rapat sekalipun, atmosfir saling ‘mencela’ dan bergurau antara ikhwan dan akhwat tidak sulit ditemui.Sempat terpikir, mungkin perubahan yang terjadi semata-mata bentuk penyesuaian dakwah yang semakin terbuka. Namun jika sekian fenomena menyuarak: ikhwan dan akhwat berlama-lama ngobrol di telepon (padahal yang membayar tagihan orang tua), ada yang memasang foto sesama aktifis kampus pujaannya di meja belajar, ikhwan dan akhwat sudah berani ‘jalan bareng’, padahal mereka tak tahu apa-apa tentang taqdirullah. Akhwat yang mengalami depresi berat karena ‘ditinggal’ menikah oleh seorang ikhwan, bahkan ikhwan dan akhwat berhubungan terlalu jauh sampai berzina… itu semua bukan kebetulan kan?!Ilustrasi pertama dan kedua, sebetulnya sama-sama tak layak ditiru. Sikap yang terlalu kakum justru menghambat komunikasi. Namun gaya komunikasi yang terlalu cair tentu saja beresiko membuka celah kemaksiatan. Lalu tidakkah mungkin bahwa ternyata kedua ‘kekeliruan’ tdai seharusnya punya satu pokok masalah, yaitu pemahaman?Terkadang kita terjebak dengan group value. Kita mengikuti suatu nilai, semata-mata karena nilai itulah yang dianggap berharga dalam kelompok. Boleh jadi karena menganut group value itulah, sehingga dulu ada budaya ikhwan-akhwat bicara dengan posisi saling membelakangi. Sampai-sampai ada seorang ikhwan yang terus menerus bicara, padahal lawan bicaranya sudah pergi entah kemana.Dan kini, mungkin karena group value juga sehingga ada tren akhwat pulang malam. Awalnya karena kepentingan mendesak, tapi lama-lama muncul pameo: akhwat yang tidak pulang malam, jam terbangnya diragukan?! sungguh menyedihkan ketika ada seorang akhwat berujar, “Dulu di SMA saya jarang sekali bergurai dengan ikhwan, tapi setelah di kampus bertemu banyak ikhwan yang sering mengajak bergurau, saya jadi terbiasa….” Lho?!Harus kita ingat bahwa tarbiyah bukan proses labelisasi. Tarbiyah tak bertujuan membuat kita menjadi produk-produk homogen yang monoton, jumudm ataupun imma’ah (ikut-ikutan). Melainkan diharapkan menjadi orang yang memiliki standar yang jelas dalam setiap sikap.Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 177, Allah mencela orang-orang

Page 50: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

musyrik yang menyandarkan nilai-nilai kebajikan (Al-Birr) pada persangkaan jahiliyah mereka. Sedangkan pada surat al Israa’ ayat 36, Allah SWT mengingatkan agar kita tidak mengikuti sesuatu jika tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.Bicara tentang pergaulan aktfis islam, jelas aktifis muslimah memainkan peran penting di dlamanya. Melongok kiprah shahabiyah dalam berinteraksi dengan masyarakat, meraka bukan sosok steril yang tidak melakukan interaksi dengan kaum laki-laki.Di antara mereka ada yang menyampaikan tuntutannya dengan Rasulullah, menjenguk muslim yang sakit, turut serta dalam perjamuan dan berbagai pertemuan, ikut berdinamika dalam berbagai peperangan, menyampaikan kritik secara langsung dan terbuka kepada khilafah, bahkan istri-istri Rasulullah menjadi tempat bertanya para shahabat setelah Rasulullah saw wafat.Namun satu hal yang harus dicatat, bahwa para shohabiyah dan generasi muslimah terdahulu melakoni segala hak kebabasan mereka dengan pemahaman, penuh kehati-hatian, dan kontrol diri yang kuat.Misalnya saja pada kisah dua orang puteri Nabi Syu’aib as. Mereka tidak menutup mata dari tugas memberi minum ternak, dalam rangka berbakti kpd orang tua. Mereka juga sadar, bahwa tugas itu harus mereka jalani dengan resko harus berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahram. Maka dn sabar mereka hadapi resiko itu dengan strategi menunggu giliran memberi minum sehingga mereka tak perlu bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahramnya.Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dikisahkan seorang muslimah datang dan menyerahkan dirinya (agar dinikahi) kepada Rasulullah saw. Ia paham bahwa ia memiliki kebebasan menawarkan dirinya kepada muslim yang sholih.Namun ketika ia melihat Rasulullah saw tidak memutuskan apa-apa mengenai dirinya, ia pun duduk dan bahkan membiarkan Rasulullah saw menikahkannya dengan laki-laki lain. Nyata sekalim bahwa ia menyerahkan diri kepada Rasulullah saw semata-mata dalam rangka baktinya kepada beliau, bukan karena hawa nafsu. Betapa indah cara mereka membingkai dirinya dengan pemahaman.Ketika seorang muslimah memahami kebebasannya, pada saat yang sama ia juga harus memahami keterbatasannya. Ia haru memahami bahwa dirinya mempunyai potensi fitnah yang besar. Kalau saja potensi itu sesuatu yang bisa diabaikan, tentunya Rasulullah tidak sampai bersabda, “Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah bagi kaum lelaki lebih berbahaya daripada perempuan” (Muttafaqun alaihi)Seorang muslimah, terutama dalamusia belia, harus memahami bahwa pertemuannya dengan seorang laki-laki memiliki kemungkinan dimanipulasi oleh setan yang terkutuk. Dalam satu riwaya Ath-Thabrani dan Ali dikatakan Rasulullah saw bersabda “Aku melihat seorang anak laki-laki dna seorang anak perempuan yang sama sama masih muda belia. Aku khawatir keduanya akan dimasuki oleh setan”

Page 51: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Terkadang aktifis muslimah begitu cepat tsiqoh dan merasa save ketika berinteraksi dalam ruang lingkup organisasi Islam. Ia berpikir “Toh senior dan teman-teman saya adalah orang yang paham” Akibatnya ia tidak membangun imunitas yang cukup kokoh untuk melindunginya dari kemungkinan berzina. Padahal, setiap manusia memiliki kecenderungan berzina.Dari Ibnu Abbas dikatakan: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih mirip dengan perbuatan dosa kecil dibandingkan apa yang dikatakan oleh Abu Hurairah mengenai Nabi saw, yaitu Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah menentuka manusia cenderung berzina. Hal itu sama sekali tidak bisa dihindari dan pasti terjadi. Zina mata adalah memandang, zina lidah bertutur, zina nafsu adalah berharap-harap dan berkeinginan mendapatkan sesuatu, sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan hal tersebut.” (H.R. Bukhari dan Muslim)Abdul Halim Abu Syuqqah dalam kitab Tahrirul Mar’ah fii ‘Ashrir Risalah mengemukakan bahwa Islam telah mengatur peran wanita dalam kehidupan sosial dengan etika yang sangat sempurna. Etika tersebut memiliki karakter sebagai berikut:Pertama, etika tersebut tidak menghambat proses keseriusan hidup serta tetap mempertahankan akhlak dan harga diri manusia.Kedua, etika tersebut menumbuhkembangkan kesejahteraan dan kemakmuran, menjauhkan manusia dari kemungkaran sekaligus menempanya sehingga tidak terseret arus kejahatan.Ketiga, etika tersebut menjamin kesehatan mental laki-laki dan wanita secara merata karena tidak membuka peluang sikap berlebih-lebihan, melanggar norma asusila atau memancing syahwat.Selain itu, etika itupun tidak menimbulkan sikap pura-pura malu, tidak menimbulkan perasaan sensitif yang berlebihan terhadap lawan jenis, serta tidak menimbulkan seorang wanita menutup diri dari seorang laki-laki.Sebaik-baik urusan adelah pertengahan. Ali ra mengatakan, “Hendaklah kalian mengambil model atau contoh yang pertengahan. Yang terlanjur hendaklah surut dan yang tertinggal hendaklah menyusul.”Wallahu a’lam bis shawab

(dikutip dari majalah Al Izzah No.15/Th.2, 31 Maret 2001)

Tarbiyah Akhwat: Memotivasi diri untuk Semangat Berdakwah

18 Juni 2007 oleh Embun Tarbiyah

Page 52: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Tausiyah ini sebenarnya bukan hanya untuk akhwat saja tetapi bisa juga untuk ikhwan karena ikhwan dan akhwat sama-sama punya kewajiban untuk berdakwah dan keduanya sama-sama punya peluang untuk mengendor semangat dakwahnya. Kalau ditinjau dari segi akhwat, seorang muslimah memang seharusnya punya double power power karena selain menjalankan perannya sebagai anak, ibu atau istri,

dia juga harus beraktifitas dalam dunia dakwah. Bagaimana caranya untuk memotivasi diri supaya tetap bersemangat dalam dakwah?

Tarbiyah Akhwat: Memotivasi diri untuk Semangat Berdakwah

Ustz. Herlin Amran MA

Status apapun yang telah disandang oleh seorang muslimah, baik sebagai seorang anak, ibu atau istri maka aktifitasnya dalam dunia dakwah sudah menjadi suatu keniscayaan. Sebab dakwah ilallah adalah kewajiban yang telah telah dipikul sejak masa Rasulullah saw. sampai saat ini. Bahkan musliman di masi itu ikut andil dalam memikul beban dakwah.Mereka sadar bahwa mereka mempunyai kewajiban melaksanakan kewajiban untuk melaksanakan dakwah sesuai dengan tabiat dan kemampuannya. Mereka memahami betul makna dakwah dan berbagai tuntutannya, bahwa dakwah tidah hanya ceramah-ceramah yang disampaikan kepada manusia tapi tugas yang lain diabaikan. Dakwah bagi mereka adalah tabligh, amal dan sekaligus jihad fi sabilillah di medan perang ketika situasi memang mengharuskannya. Pemahaman dakwah seperti inilah yang kita ingin hadirkan kembali.Kita tidak menghendaki semangat dakwah yang mengendor dan melemah setelah melewati hari-hari awal berdakwah yang kita lalui dengan semangat juang, dipenuhi dengan iman, kecintaan, persaudaraan dan pengorbanan. Namun ketika berlalu masa yang panjang, kesibukan dalam rumah tangga, mengurus anak, mencari rezeki, semua aktifitas di masa lalu hanya menjadi sebuah kenangan indah, album lama yang apik disimpan.Untuk dapat termotivasi lagi dalam menjalankan dakwah, maka kiat-kiat yang diperlukan:1. Memahami tujuan hidupIbadah kepada Allah adalah merupakan tujuan dari penciptaan kita,

Page 53: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

sehingga apapu bentuk amal perbuatan itu dilakukan dengan kesadaran bahwa Allah selalu berada bersama kita dan selalu mengawasi gerak-gerik kita.2. Memahami kewajiban dakwah dan keutamaannyaSecara hukum dakwah adalah kewajiban yang harus diemban bagi setiap muslim. Pahami dengan mendalam QS. 16:25, 3:104-110 dan hadis-hadis shohih seperti (Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat, HR. Ahmad, Bukhari dan Tarmizi).Memahami keutamaan dakwah, sehingga setiap muslim yang menjalankannya akan memperoleh derajat yang tingggi di sisi Allah dengan dikelompokkan ke dalam khairu ummah (ummat yang terbaik), memperoleh pahala yang amat besar (Barangsiapa yang menunjukan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakannya, HR.Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmudzi), memperoleh keberuntungan, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat, memperoleh keberuntungan, baik dalam kehiduoab di dunia maupun di akhirat sebagaimana sudah disebutkan pada QS 3:104, terhindar dari laknat (lihat QS. 5:78-79), memperoleh rahmat Allah (lihat QS 9:71)3. Memahami nilai dunia dibandingkan akhiratDunia bukanlah segala-galanya, oleh karena itu tidaklah pantas kita merasa aman di dunia sementara tidak memiliki perbekalan yang memadai untuk menghadap Allah, dan kita tentu tidak akan rela mengorbankan kehidupan yang kekal abadi hanya untuk mencari kehidupan yang fana ini. Kalaulah dalam menjalani kehidupan ini penuh dengan cobaan, musibah dan ujian, namun pada dasarnya kita tidak akan hidup selama-lamanya di dunia ini sebab dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman.4. Meyakini dengan sepenuhnya konsep hari perhitungan (yaumul hisab)Kesadaran akan hari perhitungan, surga dan neraka akan memotivasi diri untuk mengisi seluruh waktu dalam kehidupan beribadah dan berdakwah kepada Allah, karena setiap amal sekecil apapun akan ada nilai dan pertanggungjawaban di hadapan Allah, setiap amal adalah merupakan investasi abadi.5. Mengakrabi kehidupan dengan Al Qur’ab dan as-Sunnah serta berupaya untuk selalu berada di tengah orang yang sholehDengan merenungi ayat-ayat Allah akan dapat memberi semangat dalam memelihara ketaatan dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan, apalagi didukung dengan pergaulan bersama orang-orang yang sholeh. Upayakan untuk selalu hadir dalam pertemuan rutin pekanan, niatkan sepenuhnya hanya karena Allah walaupun terdpat kekurangan di dalam pertemuan tersebut, paling tidak niat silaturrahimnya sudah terpenuhi.6. Menghindarkan diri dari semua bentuk kemaksiatan dan dosa-dosa kecil

Page 54: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Karena sekecil apapun perbuatan maksiat dilakukan, akan dapat mempengaruhi hati dan ketaatan pada Allah. Karena pada dasarnya iman itu naik dan turun, naik dengan melaksanakan ketaatan pada Allah, dan turun karena melakukan maksiat padaNya.7. Mengingat bahwa kematian itu datang secara mendadakHal ini akan mendorong kita untuk berlomba-lomba melakukan ketaatan kepada-Nya, karena ajal itu datang tanpa diundang. Alangkah indahnya apabila Alah memanggil kita dalam keadaan melaksanakan tugas dakwah, sehingga mendapatkan Husnul Khotimah.8. Memohon pertolongan dan bantuan AllahSenantiasa berdoa padaNya: Allahumma a’inni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika (Ya Allah Bantulah aku (senantiasa) dalam mengingatMu, mensyukuri (segala nikmatMu), dan dalam menyempurnakan ibadah-ibadahku padamu). Mensyukuri nikmat Allah berupa hidayah adalah dengan berdakwah kembali menyebarkan nilai-nilai hidayah yang telah kita peroleh, itulah realisasi rasa syukur kepada Allah sehingga kita dapat menyempurnakan ibadah-ibadah kita hanya kepadaNya.

(sumber: majalah Tarbiyah Edisi 11 Th.2/Rajab-Sya’ban 1427 H)

Bukan Ubun dan Bukan Kaki, Tapi Rusuk Kiri …

16 Juni 2007 oleh Embun Tarbiyah

“Selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskan, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kebaikan kepada para wanita” (Al Bukhari, dari Abu Hurairah)

Page 55: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

“Selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskan, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kebaikan kepada para wanita” (Al Bukhari, dari Abu Hurairah)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orangorang yang beriman dan beramal shalih. Dan mereka yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.” (Al ‘Ashr 1-3)

Bukan dari tulang ubun ia diciptaSebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan pujaTak juga dari tulang kakiKarena nista menjadikannya diinjak dan diperbudakTetapi dari rusuk kiriDekat ke hati untuk dicintaiDekat ke tangan untuk dilindungi

“Kaum laki-laki adalah qawwam atas kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dank arena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka…(An Nisa’:34)

“Dan janganlah kalian merasa iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. Bagi para laki-laki terdapat bahagian dari apa yang mereka kerjakan, dan bagi para wanita pun terdapat bahagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(An Nisa’:32)

“Barangsiapa mengerjakan amal keshalihan, baik ia laki-laki atapun perempuan, sedang ia seorang yang beriman, maka sungguh akan Kami berikan padanya kehidupan yang baik, dan sungguh akan Kami berikan padanya balasan yang jauh lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (An Nahl 97)

Subhanallah. Allah memberikan bekalan-bekalan yang istimewa bagi masing-masing laki-laki dan perempuan untuk mendukung tugas mulianya masing-masing.Dalam salah satu bukunya Salim A. Fillah disebutkan bahwa secara kuantitas, laki-laki dikaruniai Allah sifat khusus yang dominan seperti keras dan kuat, lambat bereaksi, lambat bereaksi, lambat merespon,

Page 56: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dan banyak berpikir serta menggunakan akal sebelum bertindak. Mengapa? Karena tugasnya tidak jauh dari fungsi bekalan yang diberikan Allah. Ia harus kuat karena harus menjaga. Ia harus mendayagunakan kuantitas akalnya sebanyak-banyaknya sebelum bertindak, karena sekali bertindak, dampaknya akan luas. Sedangkan wanita, dibekali Allah dengan kelembutan, sifat penyayang dan kepekaan yang tinggi. Hal itu terkait dengan tugas mulianya sebagai seorang ibu. Karena itu bisanya wanita lebih cepat tanggap dan merespon jika terjadi sesuatu. Misalnya aja jika seorang anak tiba-tiba sakit, bagaimana reaksi ayah dan ibunya? Apa yang pertama-tama mereka lakukan? Bayangkan sendiri saja yach…Jadi ingat keluhan ikhwan-akhwat terkait dengan hal ini, ada yang saling Suatu waktu seorang ikhwan protes,” kenapa sihnggak mau ngalah akhwat itu sering terburu-buru, maunya cepet bergerak, cepet kelar, pokoknya serba cepet, padahal ikhwannya kan harus mempertimbangkan setiap langkah, jadi dipikirkan masak-masak”. Di lain tempat dan waktu, beberapa akhwat pun mengeluhkan para ikhwan; “kenapa sih kebanyakan ikhwan itu kurang peka, kurang tanggap, susah diajak gerak cepet, lembat bereaksi, padahal jika suatuu masalah gak cepet diselesaikan bisa numpuk-numpuk tuh”Nach, dari paparan sebelumnya, sekarang sudah tahu kan jawabnya? Jadi, sebaiknya jangan saling menyalahkan, jika ada masalah sebaiknya segera dikomunikasikan, jangan cuma mengeluh di belakang saja. Jadi, ikhwan yang cencerung mengedepankan akal dan pertimbangan hingga kurang tanggap dibandingkan akhwat hal itu wajar, asalkan nggak keterlaluan ya.. maksudnya jangan gak peka sama sekali atau luambat banget, hingga semua amanah dikerjakan sendiri oleh para akhwat. Dan buat para akhwat juga jangan asal bertindak dan selalu mengedepankan emosi, perlu dipikirkan dulu dan jangan tergesa-gesa. Dengan sifat-sifat yang berbeda-beda yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan itu, makanya seorang muslim menjadi penolong atau pengokoh bagi muslim yang lain. Misalnya, jika terjadi suatu masalah dan akhwatnya lebih dulu tanggap,maka tidak ada salahnya jika para akhwat menegur atau mengajak para ikhwan untuk meresponnya, trus dimusyawarahkan dan dipikirkan bersama-sama.Jangan sampai masalah-masalah internal seperti ini merusak amal jamai kita.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orangorang yang beriman dan beramal shalih. Dan mereka yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.” (Al ‘Ashr 1-3)

Bukan dari tulang ubun ia diciptaSebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan pujaTak juga dari tulang kaki

Page 57: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudakTetapi dari rusuk kiriDekat ke hati untuk dicintaiDekat ke tangan untuk dilindungi

“Kaum laki-laki adalah qawwam atas kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dank arena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka…(An Nisa’:34)

“Dan janganlah kalian merasa iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. Bagi para laki-laki terdapat bahagian dari apa yang mereka kerjakan, dan bagi para wanita pun terdapat bahagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(An Nisa’:32)

“Barangsiapa mengerjakan amal keshalihan, baik ia laki-laki atapun perempuan, sedang ia seorang yang beriman, maka sungguh akan Kami berikan padanya kehidupan yang baik, dan sungguh akan Kami berikan padanya balasan yang jauh lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (An Nahl 97)

Subhanallah. Allah memberikan bekalan-bekalan yang istimewa bagi masing-masing laki-laki dan perempuan untuk mendukung tugas mulianya masing-masing.Dalam salah satu bukunya Salim A. Fillah disebutkan bahwa secara kuantitas, laki-laki dikaruniai Allah sifat khusus yang dominan seperti keras dan kuat, lambat bereaksi, lambat bereaksi, lambat merespon, dan banyak berpikir serta menggunakan akal sebelum bertindak. Mengapa? Karena tugasnya tidak jauh dari fungsi bekalan yang diberikan Allah. Ia harus kuat karena harus menjaga. Ia harus mendayagunakan kuantitas akalnya sebanyak-banyaknya sebelum bertindak, karena sekali bertindak, dampaknya akan luas. Sedangkan wanita, dibekali Allah dengan kelembutan, sifat penyayang dan kepekaan yang tinggi. Hal itu terkait dengan tugas mulianya sebagai seorang ibu. Karena itu bisanya wanita lebih cepat tanggap dan merespon jika terjadi sesuatu. Misalnya aja jika seorang anak tiba-tiba sakit, bagaimana reaksi ayah dan ibunya? Apa yang pertama-tama mereka lakukan? Bayangkan sendiri saja yach…Jadi ingat keluhan ikhwan-akhwat terkait dengan hal ini, ada yang saling Suatu waktu seorang ikhwan protes,” kenapa sihnggak mau ngalah akhwat itu sering terburu-buru, maunya cepet bergerak, cepet kelar, pokoknya serba cepet, padahal ikhwannya kan harus

Page 58: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

mempertimbangkan setiap langkah, jadi dipikirkan masak-masak”. Di lain tempat dan waktu, beberapa akhwat pun mengeluhkan para ikhwan; “kenapa sih kebanyakan ikhwan itu kurang peka, kurang tanggap, susah diajak gerak cepet, lembat bereaksi, padahal jika suatuu masalah gak cepet diselesaikan bisa numpuk-numpuk tuh”Nach, dari paparan sebelumnya, sekarang sudah tahu kan jawabnya? Jadi, sebaiknya jangan saling menyalahkan, jika ada masalah sebaiknya segera dikomunikasikan, jangan cuma mengeluh di belakang saja. Jadi, ikhwan yang cencerung mengedepankan akal dan pertimbangan hingga kurang tanggap dibandingkan akhwat hal itu wajar, asalkan nggak keterlaluan ya.. maksudnya jangan gak peka sama sekali atau luambat banget, hingga semua amanah dikerjakan sendiri oleh para akhwat. Dan buat para akhwat juga jangan asal bertindak dan selalu mengedepankan emosi, perlu dipikirkan dulu dan jangan tergesa-gesa. Dengan sifat-sifat yang berbeda-beda yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan itu, makanya seorang muslim menjadi penolong atau pengokoh bagi muslim yang lain. Misalnya, jika terjadi suatu masalah dan akhwatnya lebih dulu tanggap,maka tidak ada salahnya jika para akhwat menegur atau mengajak para ikhwan untuk meresponnya, trus dimusyawarahkan dan dipikirkan bersama-sama.Jangan sampai masalah-masalah internal seperti ini merusak amal jamai kita.

Jalan Cinta Para Pejuang

Page 59: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Di sana, ada cita dan tujuan

Yang membuatmu menatap jauh ke depan

Di kala malam begitu pekat

Dan mata sebaiknya dipejam saja

Cintamu masih lincah melesat

Jauh melampaui ruang dan masa

Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi

Lalu di sepertiga malam terakhir

Engkau terjaga, sadar dan memilih menyalakan lampu

Melanjutkan mimpi indah yang belum selesai

Dengan cita yang besar, tinggi dan bening

Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja

Dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali

Dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati

Page 60: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Teruslah melanglang di jalan cinta para pejuang

Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman

Walau duri merantaskan kai, walau kerikil mencacah telapak

Sampai engkau lelah, sampai engkau payah

Sampai keringat dan darah tumpah

Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum di jalan cinta para pejuang

-Mencintai Sejantan Ali-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

Page 61: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.

’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”

’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil

Page 62: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.

”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak

Page 63: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

”Entahlah..”

”Apa maksudmu?”

”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.

-Pengorbanan Cinta Salman-

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Page 64: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorangPersia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

Page 65: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!” ???

Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasadikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan.. Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis..

Subhanallah kisah yg indah..^_^

Semoga kita bisa mengambil hikmahnya!

Sumber: Buku “Jalan Cinta Para Pejuang” Karya Salim A. Fillah

Jadilah Akhwat yg Kuat!

Posted: Juli 24, 2010 by Dinul Islam Jamilah in Muslimah Tag:Akhwat, Renungan 23

Sebuah renungan,,

Jadilah akhwat yg kuat dlm memegang amanah dakwah!!!

Page 66: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Janganlah bersedih & jangan takut karena Allah selalu bersama kita…^_^

So,,akhwat itu jangan cengeng donk…

harus selalu semangat..semangat..semangat karena Allah!!!

Jadi Akhwat jangan cengeng..Dikasih amanah malah melarikan diri..Diaj…ak pengajian bilang ada ijin syar’i..‘Afwan ane ada agenda syar’i.. Afwan lagi nguleg sambel trasi..Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..Terus dakwah gimana? Diakhiri???

Jadi Akhwat jangan cengeng..Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…Mendayu-dayu kaya’ film romantis..Kesehariannya malah jadi narsis..Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..

Jadi Akhwat jangan cengeng…Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisanRencana awal cuma kasih info kajianLama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran!Bisa-bisa dikira pacaran!Sampai kepikiran dijadikan pasangan…Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!

Jadi Akhwat jangan cengeng…Abis nonton film palestina semangat empat lima..Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??Semangat jadi pendukung luar biasa..Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..Yah…bikin kecewa…

Jadi Akhwat jangan cengeng..Ngumpet-ngumpet berduaan..Eh, awas lho yang ketiga setan…Trus, dikit-dikit aleman minta dibeliin jajan..Emang sih nggak pegangan tangan..Cuma pandang-pandangan tapi bermesraan..Wah, kaya’ film india aja gan!

Page 67: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Kalo ketemu temen pengajian atau ustadzah?Mau taruh di mana tuh muka yang kemerah-merahan?Oh malunya sama temen pengajian n ustadzah?Sama Allah? Buang aja ke lautan..Yang penting mah bisa sayang-sayangan…Na’udzubillah tenan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..Sedekah dikira buang duit. .Katanya sih biar ngirit, tapi kok shopping tiap menit??Langsung sengit kalo dibilang pelit…Mendingan buat dzikir komat-kamit…Malah keluar kata-kata nyelekit…Aduh…bikin hati sodaranya sakit…

Jadi Akhwat jangan cengeng…Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..Tapi buat berburu ikhwan yang wah gitu dah ..Pujaan dapet, terus walimah..Dakwah pun say goodbye dadaaah..Dakwah yang dulu benar-benar ditinggalkah?Dakwah kawin lari.. karena kebelet nikah..Duh duh… amanah..amanah…Dakwah.. dakwah..Kalah sama ikhwan yang wah..

Jadi Akhwat jangan cengeng..Buka facebook liatin foto ikhwan..Dicari yang jenggotan..Kalo udah dapet trus telpon-telponan..Tebar pesona akhwat padahal tampang pas-pasan..“Assalammu’alaykum akhi, salam ukhuwah.. udah kerja? Suka bakwan?”Disambut baik sama akhi, mulai berpikir untuk dikasih bakwan ..Ikhwannya meng-iya-kan..Mau-mau aja dibeliin bakwan..Asik, ngirit uang kost dan uang makan…Langsung deh siapin acara buat walimahan!Prinsipnya yang dulu dikemanakan???

Jadi Akhwat jangan cengeng…Ilmu cuma sedikit ajah..Udah mengatai Ustadzah..Nyadar diri woi lu tuh cuma kelas bawah..Baca qur’an tajwid masih salah-salah..

Page 68: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Lho kok udah berani nuduh ustadzah..Semoga tuh cepet-cepet dikasih hidayah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…Status facebook tiap menit beda..Isinya tentang curahan hatinya..Nunjukkin diri kalau lagi sengsara..Minta komen buat dikuatin biar ga’ nambah nelangsa..Duh duh.. status kok bikin putus asa..Dikemanakan materi yang dikasih ustadzah baru saja?

Jadi Akhwat jangan cengeng..Ngeliat akhwat-akhwat yang lain deket banget sama ikhwan, jadi pengen ikutan..Hidup jadi suram seperti di padang gersang yang penuh godaan..Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..Kepala cenat-cenut pusing beneran…Oh kasihan.. Mendingan jerawatan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak artis metropolitan..Makin bingung nyari teladan..Teladannya bukan lagi idaman..Hidup jadi kelam tak berbintang bahkan diguyur hujan..Mau jadi putih nggak kuat untuk bertahan..Ah biarlah kutumpahkan semua dengan caci makian..Akhirnya aku ikut-ikutan jadi artis metropolitan..Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Akhwat jangan cengeng..Diajakain pengajian n kajian islami alasannya segunung…Kalo disuruh shopping tancap gas langsung…Hatipun tetap cerah walaupun mendungMaklum banyak ikhwan sliweran yang bikin berdetak cepat nih jantung..Kalo pas tilawah malah terkatung-katung…Duh.. bingung…bingung…

Jadi Akhwat jangan cengeng..Bangga disebut akhwat.. hati jadi wah..Tapi jarang banget yang namanya tilawah..Yang ada sering gosip ngomongin sesamalah…Wah… wah… ghibah… ghibah…Eh, malah timbul fitnah…Segera ber-istighfar lah…

Page 69: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Jadi Akhwat jangan cengeng..Dulunya di dakwah banyak amanah..Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..Akhinya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..Anak baru dipandang dengan mata sebelah..Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…Nggak punya duit pengajian males datang..Nggak ada motor yaa…misi pengajian dibuang…Ustadzah ikhlas, hati malah senang…Temen pengajian juga nggak ada satupun yang mau datang..Jenguk temen yg sakit malah pada pergi malang melintang…Oh…kasiyan… Mau ngapain sekarang???

Oh noo…

Jadi Akhwat jangan cengeng…Jadi Akhwat jangan cengeng…Jadi Akhwat jangan cengeng…Jadi Akhwat jangan cengeng…Jadi Akhwat jangan cengeng…

Ukhti… banyak sekali sebenarnya masalah Akhwat..Dimanapun pergerakannya.. .

Ukhti.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..Maka akan makin banyak Akhwat lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Ukhti.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Akhwat-akhwat lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan.. . karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Ukhti.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak akhwat di luar sana yang alasannya lebih kuat dan

Page 70: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…

Ukhti.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan.. … dakwah ini berat ukhti.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan.. . tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya. . maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…

Ukhti.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama. ..?Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..“Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu.. . Kuatkanlah ikatan kami…”

“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”

“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”

“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”

“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”

Page 71: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Aamiin….

 

Copas dari sebuah artikel motivasi:

Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Lihat aja kerjaan mereka rapat sampe pulang larut malam, berjuang demi dakwah tapi menelantarkan Iffah (harga diri) mereka.

Akhwat yang Genit itu… Tuh lihat saja si fulana berteriak tentang dakwah, menggunakan hijab ketika sedang syuro dengan ikhwan, tapi dibelakang masih suka aja ngirim sms tausyiah ke ikhwan… cie ile..maksudnya sih nasehat… nasehat apa nasehat tuh Ukh…

Akhwat genit itu… Yang satu ini lebih parah lagi, saking begitu perduli sama palestina… Nonton nasyid Palestina sampai jingkrak jingkrakan nggak karuan… nggak moshing aja sekalian ukh! biar manteb.. biar METAAAL sekaliaaan! CADAAAAAAS!

Akhwat genit itu… Wedew… lihat aja tuh akhwat yang jilbabnya panjang buangetttt.. tapi kenapa ya..? kalau habis nonton nasyid terus

pada lari histeris, ngantri sama munsyid yang udah jadi thagut… minta tanda tanganlah! Minta foto barenglah!… payah dagh!

Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Nggak kalah parahnya sama yang lain, retorika dakwahnya sih bagus, eh… pas nikah kerjaannya khawatir melulu, ngak mau sabar nemenin perjuangan suaminya… Akhirnya futurlah si suami yang dulu waktu di kampus asooooy berat semangat dakwahnya. Sekarang udah sibuk NYARI DUIT lantaran ‘TANGGUNG JAWAB’ keluarga…nuntuuuuut terus!

Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Kalau umur 20 tahunan akhwat-akhwat ini memang pada jual mahal kalau ada ikhwan yang khitbah, ntar pas umur 25 tahun pada cari yang ideal… ntar kalau ngak dapat-dapat sampai umur 30.. SIAPA AJA DAH! nah tahu rasa lu…sok ideal sih!

Akhwat genit itu… Tuh lihat aja si fulana, kalau ketemu ikhwan yang pendek kecil dan tidak menarik itu pasti JAGA PANDANGAN, busyet dagh pas ketemu ikhwan tinggi putih dan lagi nyelesain S2 itu… bukan cuma mata yang jelalatan tapi hatinya luntur sama thagut perasaan…payah dagh…

Akhwat genit itu… Cie ile… peduli banget ukh sama ikhwan… eh ngapain berlagak minta pendapat sama ikhwan tentang diri ukhti, minta

Page 72: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

pendapat apa cuma ingin diperhatiin aza sama ikhwan… hayo ngaku…ngaku…ngaku…?

Akhwat genit itu… Percaya nggak… si fulana itu depan ikhwan doang sok alim, di kos-kosan sih tetap aja telpon – telponan sama oknum tertentu… ku tunggu kau di batas waktu katanya… hehehe.. gubraks.!

‘afwan bukan maksud tuk menyindir,,sekedar mengingatkan saja! ^.^

(Walau hasil copas,,mudah2an bermanfaat!!! ;-D

RENUNGAN DIRI Aktivis Dakwah Diposkan oleh admin di 08.20

Wahai diri..Apa yang bisa diharapkan dari kader dakwah sepertimu..Kamu datang kepada Dakwah dengan penuh keterpaksaan..Berat Hatimu..Lemah Langkahmu..Menolak amanah..Atau mencari amanah yang mudah saja buatmu..

Wahai diri..Kenapa kau melihat amal sebagai beban..Tapi pada saat yang sama engkau mengaku aktivitis dakwah..Bukankah..Dakwah itu dilakukan dengan AmalKetika kamu beraktivitas pada dunia.Kamu tidak merasa berat..Tapi untuk akhirat..Kenapa kamu terasa berat.?Bukankah..Dakwah ini tidak memaksakan dirimu untuk bergabung..?

Wahai diri...

Page 73: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Jagalah amalmu janganlah berpamrihJika niatmu telah rusak, apakah amal-amalmu akan diterima?

Wahai diri..Janganlah berkeluh kesah..Karena keluh kesahmu..Hanya akan mengurangi produktivitasmu..Hanya akan menyebabkan lemahnya barisan dakwah..

Wahai diri...Jangan kau samarkan diri dalam kebaikan..Dihadapan orang banyak kau kelihatan sholehTapi sebenarnya palsu dalam kesendirian..

Wahai diri..Apabila hawa nafsu menjadi dominanHati akan menjadi gelapApabila hati sudah gelapMaka dada akan menyempitApabila dada sudah menyempitMaka akhlak akan burukApabila akhlak sudah burukMaka makhluk akan membencinyaJagalah dirimu dari hawa nafsu yang menjerumuskan

Wahai diri..Hati-hatilah dengan virus merah jambuKarena itu berasal dari nafsuPanahnya bermula dari mataLalu racunnya menjalar sampai ke hatiMembuat ibadahmu menjadi tak khusyuKarena bayangannya selalu menghantui

Wahai diri..BERGERAKLAH..Bila terlalu lama diam atau berhentiMaka dirimu akan matiTak ada karya yang kau hasilkanDirimu digilas oleh roda zaman

Wahai diri..Imanmu kadang naik dan turun..Jikalau saat imanmu turunJangan sampai kau menjadi futurBerjumpalah dengan saudaramuAtau kau hanya membaca tulisannya

Saudaraku di Jalan Allah..Yang selalu mengingatkankuYang selalu memberi energi baru

Page 74: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Wajahnya memancarkan keimananTulisannya menggetarkan hatiAmalannya menjadi contohSubhanallah..YA AKHI...YA UKHTI... Ta'ala nu'minu saa'ah...Ya Saudaraku, mari sejenak kita beriman!"

Ya Allah,Ampunilah dosa-dosa kami..Yang kami ketahui atau tidak kami ketahui..Yang kami sadari atau yang kami tidak sadari..Jadikan kami hamba yang bisa berkata selaras dengan perbuatannya..Jadikan kami istiqomah dijalan dakwah yang lurus..Luruskanlah Niat-Niat kami..

Ya Allah,Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,telah berjumpa dalam taat padaMu,telah bersatu dalam dakwah padaMu,telah berpadu dalam membela syari’atMu.Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dankeindahan bertawakkal kepadaMu.Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.

Aamiin Allahumma aamiin

*dicuplik dari sini: http://www.facebook.com/photo.php?pid=778429&id=1528820043---posted by: pkspiyungan.blogspot.com

Dear Muslimah, Karena Engkau Seperti Permata Diposkan oleh admin di 07.08

Page 75: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

by Evyta Ar *

Dear muslimah, bagaimana kabar hari ini? Aku hanya ingin mengabarkan kepadamu, akan datang sebuah bulan yang tak pantas kita sia-siakan. Yang dengannya kita memiliki kesempatan membuat bidadari surga cemburu, ya…cemburu. Tahukah engkau bulan apa itu? Ah, tentu engkau tahu, pasti tahu. Sebab ia selalu didengung-dengungkan oleh para musafir iman.

Ramadhan duhai muslimah, ya…Ramadhan. Bulan yang pantas kita perjuangkan untuk saling berlomba. Engkau suka berlomba bukan? Berlomba-lomba dalam kebaikan tentunya, seperti

yang telah Allah torehkan di dalam surat cinta-Nya “Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” (QS. Al-Muthafifin:26)

Dear muslimah, karena engkau ibarat permata. Batu mulia yang begitu indah dan kokoh. Seperti itu juga lah kiranya engkau. Lembut, indah, tetapi kokoh dalam iman. Sudah sepantasnya ada persiapan yang harus kita upayakan saat menyambut bulan penuh keagungan itu. Ramadhan ibarat cahaya, engkau ibarat permata, permata bila bertemu dengan cahaya akan memantulkan pendar yang indah dan mempesona. Maukah engkau?

Gembira dan Menggembirakan

“Telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, bulan nan penuh berkah. Di bulan itu Allah akan menaungimu; menurunkan rahmat dan menghapus dosa-dosa, mengabulkan doa dan memperhatikan bagaimana kamu sekalian saling berlomba-lomba (dalam kebaikan) pada bulan itu. Allah pun membanggakan dirimu di hadapan para malaikat-Nya. Maka perlihatkanlah (wahai kaum Muslimin) segala kebaikan pada dirimu. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang kehilangan rahmat Allah.” (Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani)

Rasulullah saw senantiasa menggembirakan sahabatnya menjelang datangnya Ramadhan. Akan kah engkau membawa kabar gembira ini kepada saudaramu? Memberikan kegembiraan ke dalam diri orang lain tentang keindahan Ramadhan. Ini adalah persiapan pertama kita, bergembira dan menggembirakan orang lain akan kedatangan Ramadhan.

Memohon dan Memohon

Aku tak tahu sampai kapan usiaku berhenti di dunia ini. Tapi tahukah engkau muslimahku? Betapa takutnya aku kehilangan nyawa sebelum mencicipi

Page 76: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Ramadhan kali ini. Bukan, bukan karena aku takut mati, tapi semata-mata aku takut kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang bayi yang baru lahir. Putih…bersih…aku takut kehilangan kesempatan bertemu malam terindah yang Allah berikan pada hamba-Nya sebelum ajal menjemput. Konon lebih baik dari ibadah seribu bulan lamanya. Aku takut kehilangan kesempatan membangun istanaku di surga. Engkau mau kah tinggal di gubuk reyot nanti? Bila aku hidup di gubuk reyot di dunia ini, tak apa. Jika di akhirat nanti, aku tak sanggup.

Aku, engkau, kita, alangkah sombongnya bila enggan memohon dan memohon. Mohon lah agar kita dipertemukan dengan Ramadhan. Mohon agar diberikan kesehatan untuk beribadah nanti. Betapa banyak mereka yang menantikan Ramadhan, tapi ajal telah menjemput. Betapa banyak mereka yang merindukan Ramadhan, tapi tak sanggup memaksimalkannya karena sakit. Tahukah engkau? Kekuatan harapan dan doa ada bersama orang-orang yang ikhtiar.

Baca, Fahami, Amalkan

Ada banyak muslimah yang kutemui tidak mengetahui hukum-hukum seputar puasa Ramadhan. Semangat saja tak cukup duhai muslimahku. Semangat harus diikuti dengan ilmu dan amal yang benar, hingga ia menjadi satu dalam wujud ibadah.

Membaca kitab seputar Ramadhan, mengajarkannya kepada orang terdekat kita, dan mengamalkannya bersama-sama. Ada banyak orang yang kehilangan keluarganya hingga tak bisa bersama-sama melewati Ramadhan. Aku pun begitu, aku tak mau kehilangan keluargaku sebelum aku membimbing mereka ke jalan cahaya, seperti yang aku rasakan dulu. Apakah engkau juga?

Tekad dan Perencanaan

Sudah begitu banyak Ramadhan yang kita lalu tanpa mengambil manfaat darinya. Coba kita hitung usia hidup kita, sebanyak itu pula lah kesempatan Ramadhan terlewati. Mari kita pikirkan dan rencanakan amal yang istiqamah untuk merebut kemuliaannya. Agar derajat taqwa itu layak melekat pada diri kita.

Ah…banyak sekali yang ingin aku sampaikan, tapi cukup lah sudah. Saatnya kita beramal, karena engkau seperti permata. Bukan begitu?

*dinukil dari sini: http://diary-ramadhan.evytaar.com/dear-muslimah-karena-engkau-seperti-permata----posted by: pkspiyungan.blogspot.com

Page 77: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

KETIKA IKHWAH HARUS JATUH HATI di 02.03 - Diposkan oleh Futi Khatu Rohmah -

Artikel yang menurut saya lumayan bagus. Meski temanya klasik tapi menarik untuk dibaca karena dari sudut pandang akhwat dan bisa jadi renungan kita. Yah.. selama ini kan akhwat cenderung diam kalo udah masuk ke wilayah cinta. Di saat makin banyaknya aktivis-aktivis dakwah yang sudah kebablasan dalam hal cinta. Menjajakan cinta atas nama dakwah. (afwan Sebenarnya rada sarkas juga sih pemilihan katanya, tapi mesti gimana lagi penggambarannya? susah klo mo pake istilah laen, lagian kita sering nggak ngeh kalo penyebutannya terlalu biasa).

Soalnya kebanyakan (saya nggak bilang semua lho…,) aktivis dakwah sering TP TP sama lawan jenisnya. Itu bisa dilihat ketika dia sering TP TP lewat fasihnya kata-kata, luasnya ilmu, lewat indahnya untaian nasihat, lewat merdunya suara, dkk. Yang jelas motivasinya secara tidak disadari melenceng jadinya, sayang banget khan? Mungkin dan sangat bisa jadi kita pengumbar nafsu. Wah gimana donk?! Maunya show amal dengan fatwa-fatwa agama ke orang lain, eh gak taunya nyari muka, aduuuh sayang banget yak?! Maunya sih kasih comment di FS dengan taushiyah, nggak taunya??? Biar dianggep paling mantep ruhiyahnya.

Hohoho... ini kenyataan lho.. saya sering iseng2 chek comment2 FS "aktivis dakwah".. yaahh.. lihat aja dari fotonya.. biasanya siy yang ikhwan kalo nggak tampang sholehnya yang dipajang yaa.. gambar mujahid Palestine, atau orang pake sorban (kafiyeh) dengan muka sebagian ditutup. Liat dari gambarnya siy waah.. subhanallah... Militan negh kayaknya! profilenya juga.. mulai dari puisi tentang dakwah, aktiivitasnya dakwahnya yang segambreng, sampe kata-kata mutiara yang bisa bangkitin ghiroh! Tapi pas liat commentnya... hihi... rata2 yang ngisi akhwat.. dengan kata-kata romantis pula.. Beberapa contohnya,

"syukron akhi atas tausyiahnya.. jangan bosen-bosen ingetin ana yah..."

(hihi.. nggak ada akhwat yang ingetin anti ya ukh...?)

"Salam.. Lama nggak silaturahim,.. gimana kabarnya? Sekarang kegiatannya apa?"

(penting gitu? Siapa eloe?!)

"Add ana aja akh.. biar nambah ukhuwah... ini alamatnya......, atau kalo mau chating ini alamat YM ana..." (hadooohh... MR-nya nggak marah tuh ukh?!)

Hehe.. masih banyak lagi dah yang laennya.. di FS akhwat juga nggak jauh beda.. biasanya dengan foto kartun bergambar akhwat, kemudian ngeliat profilenya yang lebih mirip biodata untuk taaruf, sampe puisi-puisi cinta.. (haddooohh...) comment2nya pun nggak kalah vulgar dengan yang diatas... cuma bedanya yang ngirimin ya ikhwan... hohoho.... pernah saya iseng sekali2

Page 78: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

comment ke akhwat tsb.. "hihihi... gile bener...!!! ikhwan semua tuh yang comment ukh! Mesra-mesra pula lagi! Kenapa nggak sekalian aja ajak taaruf... terus temen2 akhwatnya mana tuh ukh... lagi marahan yah? Sebenernya siapa yang salah ya? Hohoho..."

Ya Allah... begitu halusnya... hingga kita tak menyadarinya. Jangan-jangan saya dan kita mungkin sudah terjebak dalam permainan setan ini?! lambat laun karena tidak sadar, akhirnya kita telah jadi korban.

Tanpa bermaksud menuduh siapapun, tulisan ini tentunya tidak harus membuat kita berhenti terpaku tuk meneruskan berbuat kebaikan, saling menasehati, bertausyiah, berfastabiqul khoirot. Karena berhenti dan sesuatu harus bersandar pada Allah SWT. Namun sangatlah bijak, jika kita mau berhenti sejenak menengok ke dalam relung hati kita yang paling dalam, sudah luruskah niat kita? adakah benih karat yang mencoba menggerogoti? Kenapa tausyiah kita hanya kepada lawan jenis? Padahal masih banyak saudara2 kita sesama jenis yang butuh nasihat kita. Niat & keikhlasan seutuhnya adalah urusan makhluk dengan sang Kholik langsung, manusia lain manapun tidak mampu menilainya. Jika belum lurus, mari kita sama-sama luruskan. Jika merasa berat meluruskannya, mari sama-sama berdo'a semoga Allah memberikan kekuatan lebih dan senantiasa menjauhkan kita dari keterpedayaan. Selamat membaca artikel singkat di bawah ini.

-Farizal-

Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta

Akhwat Berbicara…

Frens fillah...izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral melintang sampai romantisme perjuangan.

Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang didalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka.

Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?!

Page 79: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya. insyaAllah akan ana bahas di lain kesempatan. Dengan topik dan judul yang berbeda tentunya. Tetaplah stay-tune di blog kesayangan kita. Di cuap-cuap ida ^_^.

Oh ya... Izinkan juga ana bicara dari hati seorang wanita (bukan berarti mewakili kaum hawa keseluruhan) ini murni dari suara hati ane pribadi, so jangan men"generalisasi" kan pada semua akhwat. Kalo mau protes ke ane aja, otre?!)

Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Pokoknya ada aktivis dakwahnya, ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) maupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus/kampung). Pemerannya adalah akhwat en ikhwan. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalao ikhwah jatuh cinta? Hmmmm.... wajar tuh! Fitrah koq! Normal ih! (oke-oke… peace man!) dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang ammah. (af1, maksud ane ikhwah di sini yang tingkat pemahaman keislamannya lebih -sedikit atau banyak- dibandingkan orang ammah/awam). Kalo yang ngakunya ikhwah (ikhwan or akhwat), cara mengelola, memanaj, dan menyikapi, seharusnya, lebih bijak, lebih hati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar'i (warning! Harap dibedakan dengan ikhwah yang "bermasalah" ato "error", kasusnya beda lagi).

Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujiannya juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Sebagai aktivis yang menyeru ke jalan Allah, ber-amar ma'ruf nahi munkar, godaannya lebih berat lagi. Gimana nggak? Wong aktivis dakwah sholatnya tepat waktu dan berjama'ah di masjid, tilawahnya 1 juz perhari, diamnya dzikir, ma'sturat pagi-petang, qiyamullail, rawatib, en dhuha nggak pernah ketinggalan, amalan-amalan sunnah yang lain pun tetap jalan, bacaannya yang berbau islam, hadirnya ke majelis ilmu dan majelis dzikir, hidupnya hanya untuk dakwah dan jihad fisabilillah...ck...ck....syetan cs pada kualahan tuh! Syuro nya jadi lebih giat buat ngatur strategi jitu.

Tapi yang namanya syetan gak akan kehabisan akal (emang syetan punya akal???!!!) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example, dari hasil nguping pembicaraan manusia, syetan dapet bocoran kalo cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya), banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini. Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh, en ga ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syetan dkk mengambil cara lain. Sms-sms bernada dakwahpun menyebar. Dari paket taujih, bangunin qiyamullail, nanya kabar, lagi ngapain? Udah makan ato belum? Met ultah yaaa (gubrak! Mang siapa lu, siapa gue???!)

Page 80: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Nggak sampe di situ, syaitan juga semakin canggih mengikuti perkembangan IPTEK. Syetan yang udah lulus kuliah di jurusan teknik informatika membuat program-program khusus di internet dan menyebarkan virus-virus aneh ke computer hati para aktivis dakwah. Yang gak punya komputer pribadi penyebaran virusnya bisa lewat flash disk, CD room, kabel data, disket dan lain-lain (nyambung gak seh? Ya disambung-sambungin aja ya!). berbagai fasilitas di dunia maya telah disajikan. Mulai via email, chatting, fs dengan testinya, sampai sebuah situs yang memfasilitasi para netter agar bisa berinteraksi dan memiliki komunitas sambil menampilkan foto dirinya. Semua hadir di tengah kita untuk memudahkan komunikasi. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan aktivis dakwah untuk bersilaturrahmi, sharring pengetahuan, diskusi dakwah, menjalin ukhuwah, dsb. Dst. Ada juga yang niatnya mencari pasangan hidup. (Itu mah kembali ke diri sendiri. Mau pake jalur "swasta" [nyari sendiri] ato jalur "negeri" [lewat murabbi] yang jelas keberkahan harus tetap dijaga. Saran ane, senantiasa luruskan niat! Di awal, di tengah, sampai akhir).

Nah, dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah....namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl, skul-kul-or ker, dmn? Nama? ada fs? Email? Sampai tukeran no HP (waduh koq tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Sstt...amniyah ^_^). Nggak cukup sampe di situ, follow-up nya adalah sms-sms taujih dan kata-kata penyemangat. Ada juga yang ngirim berita/artikell islami lewat email. Atau sekadar berbalas testi di friendster. Ada juga yang janjian chatting di YM (Yahoo Messanger) dengan dalih melanjutkan perbincangan yang sempet tertunda di chatting perdana.

Yah...begitulah hubungan itu berlanjut sampai akhirnya ada kata ta'aruf dilontarkan, ada kata khitbah diajukan, dan ujungnya, sebuah pernikahan dilangsungkan. Nggak semua seh yang sukses sampe tahap itu. Sang Sutradara-lah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasa-Nya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggaman-Nya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka., mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan. Lebih tepatnya ketentuan yang diikhtiarkan. Semua tetap dibawah kuasa dan kendali-Nya. Makanya kita disuruh memaksimalkan ikhtiar, rajin-rajin berdo'a, lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya (tawakkal). insyaAllah, apa yang menjadi pilihan kita, akan dimudahkan dan diberikan yang terbaik. Allahlah Yang Maha Tahu, so nikmati dan syukuri lah apa yang telah diberi. Semua pasti ada hikmahnya. (Lho koq jadi kemana-mana ya?!).

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta'aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata

Page 81: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

ta'aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?

Sekali lagi, berhatihatilah dengan kata ta'aruf. Karena ta'aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.

Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana . Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya gak mau memakai label "ta'aruf" untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta'aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta'aruf Tapi Mesra). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat "coba-coba". Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.

Page 82: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan ? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya . Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya , malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. So, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya. (Tuh kan jadi kemana-mana lagi. Tapi gak papa deh. Setidaknya unek-unek ana dah keluar, fiufh lega!)

Di depan tadi kita bahas apaan sih? Oh ya, ketika ikhwah jatuh cinta. Ana ga akan bahas panjang lebar karena ana tau kalian pasti akan bosan membaca celotehan ana yang "njelimet". Tapi izinkan ana mengutip beberapa bait tulisan yang ada di majalah al izzah edisi 11/th4/jan 2005 M sebagai perenungan bagi jiwa-jiwa yang merindukan kehadiran sang teman sejati untuk melangkah bersama menuju jannahNya...

Ketika Aktivis Dakwah Jatuh Cinta

Ketika aktivis dakwah jatuh cinta, maka tuntas sudah urusan prioritas cinta. Jelas, Allah, Rosullah dan jihad fii sabilillah adalah yang utama. Jika ia ada dalam keadaan tersebut, maka berkahlah perasaannya, berkahlah cintanya dan berkahlah amal yang terwujud dalam cinta tersebut. Jika jatuh cintanya tidak dalam kerangka tersebut, maka cinta menjelma menjadi fitnah baginya, fitnah bagi ummat, dan fitnah bagi dakwah.

Karenannya jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukan perkara sederhana. Ketika Ikhwan mulai bergetar hatinya terhadap akhwat dan demikian sebaliknya. Ketika itulah cinta "lain" muncul dalam dirinya. Cinta inilah yang akan kita bahas di sini. Yaitu sebuah karunia dari kelembutan hati dan perasaan manusia. Suatu karunia Allah yang membutuhkan bingkai yg jelas. Sebab terlalu banyak pengagung cinta ini yang kemudian menjadi hamba yang tersesat. Bagi aktivis dakwah, cinta lawan jenis adalah perasaan yang lahir dari tuntutan fitrah, tidak lepas dari kerangka pembinaan dan dakwah. Suatu perasaan produktif yang dengan indah dikemukakan oleh ibunda kartini, "akan lebih banyak lagi yang dapat saya kerjakan untuk bangsa ini, bila saya ada di samping laki-laki yg cakap, lebih banyak kata saya! daripada yang saya usahakan sebagai perempuan yg berdiri sendiri."

Cinta memiliki 2 mata pedang. Satu sisinya adalah rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan disisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan yg sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis dakwah, bertanyalah dahulu kepada diri sendiri, sudah siapkah jatuh cinta??? Jangan sampai kita lupa, bahwa segala sesuatu yang melingkupi diri kita, perkataan, perbuatan, maupun perasaan adalah bagian

Page 83: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

dari deklarasi nilai diri sebagai generasi dakwah. Sehingga umat selalu mendapatkan satu hal dari apapun pentas kehidupan kita, yaitu kemuliaan Islam dan kemuliaan kita karena memuliakan Islam.

Deklarasi Cinta

Sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk mendeklarasikan cinta di atas koridor yang bersih. Jika proses dan seruan dakwah senantiasa mengusung pembenahan kepribadiaan manusia, maka layaklah kita tempatkan tema cinta dalam tempat utama. Kita sadari kerusakan prilaku generasi hari ini, sebagian besar dilandasi oleh salah tafsir tentang cinta. Terlalu banyak penyimpangan terjadi, karena cinta didewakan dan dijadikan kewajaran melakukan pelanggaran.

Dan tema tayangan pun mendeklarasikan cinta yang dangkal. Hanya ada cinta untuk sebuah persaingan, sengketa. Sementara cinta untuk sebuah kemuliaan, kerja keras dan pengorbanan, serta jembatan jalan kesurga dan kemuliaan Allah, tidak pernah mendapat tempat disana.

Sudah cukup banyak pentas kejujuran kita lakukan. Sudah terbilang jumlah pengakuan keutamaan kita, sebuah dakwah yang kita gagas, Sudah banyak potret keluarga yg baru dalam masyarakat yg kita tampilkan. Namun berapa banyak deklarasi cinta yang sudah kita nyatakan. Cinta masih menjadi topik "asing" dalam dakwah kita. Wajah, warna, ekspresi dan nuansa cinta kita masih terkesan misteri. Pertanyaan sederhana, "Gimana sih, kok kamu bisa nikah sama dia, Emang kamu cinta sama dia?", dapat kita jadikan indikator miskinnya kita mengkampanyekan cinta suci dalam dakwah ini.

Pernyataan "Nikah dulu baru pacaran" masih menjadi jargon yang menyimpan pertanyaan misteri, "Bagaimana caranya, emang bisa?" Sangat sulit bagi masyarakat kita untuk mencerna dan memahami logika jargon tersebut. Terutama karena konsumsi informasi media tayangan, bacaan, diskusi dan interaksi umum, sama sekali bertolak belakang dengan jargon tersebut.

Inilah salah satu alasan penting dan mendesak untuk mengkampanyekan cinta dengan wujud yang baru. Cinta yang lahir sebagai bagian dari penyempurnaan status hamba. Cinta yang diberkahi karena taat kepada sang Penguasa. Cinta yang diberkahi karena taat pada sang penguasa. Cinta yang menjaga diri dari penyimpangan, penyelewengan dan perbuatan ingkar terhadap nikmat Allah yang banyak. Cinta yang berorientasi bukan sekedar jalan berdua, makan, nonton dan seabrek romantika yang berdiri diatas pengkhianatan terhadap nikmat, rezki, dan amanah yang Allah berikan kepada kita.

Kita ingin lebih dalam menjabarkan kepada masyarakan tentang cinta ini. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan hasil akhir keluarga dakwah. Biarkan mereka paham tentang perasaan seorang ikhwan terhadap akhwat, tentang perhatian seorang akhwat pada ikhwan, tentang cinta ikhwan-akhwat, tentang romantika ikhwan-akhwat dan tentang landasan kemana cinta itu bermuara. Inilah agenda topik yang harus lebih banyak dibuka dan dibentangkan.

Page 84: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Dikenalkan kepada masyarakat berikut mekanisme yang menyertainya. Paling tidak gambaran besar yang menyeluruh dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga mereka bisa mengerti bagaimana proses panjang yang menghasilkan potret keluarga dakwah hari ini.

Cinta Aktivis Dakwah

Bagaimana ketika perasaan itu hadir. Bukankah ia datang tanpa pernah diundang dan dikehendaki? Jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukanlah perkara sederhana. Dalam konteks dakwah, jatuh cinta adalah gerbang ekspansi pergerakan. Dalam konteks pembinaan, jatuh cinta adalah naik marhalah pembinaan. Dalam konteks keimanan, jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada sunnah Rosullulah saw dan jalan meraih ridho Allah SWT.

Ketika Aku Jatuh Cinta

Rabb...

Ketika aku jatuh cinta

Anugerahkanlah padaku sebuah cinta

Cinta yang semakin mendekatkanku padaMu

Cinta yang mengantarkanku pada cintaMu

Cinta yang menambah kerinduanku padaMu

Cinta yang membuat lisan ini sibuk menyebut asmaMu

Cinta yang menjauhkanku dari laranganMu

Cinta yang menjadikanku taat pada perintahMu

Cinta yang tidak melalaikanku pada hakMu

Cinta yang membuatku selalu teringat padaMu

Cinta yang tidak membuatMu cemburu

Cinta yang mengantarkanku pada ridhoMu

Cinta yang membimbingku menuju rahmatMu

Cinta yang menuntunku pada cahayaMu

Cinta yang mengajarkanku tentang kebenaranMu

Page 85: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

Cinta yang memperdalam keyakinanku padaMu

Cinta yang mengarahkanku ke syurgaMu

Cinta yang membawaku berjumpa denganMu

Kabulkanlah Cintaku...

KUMPULAN ARTIKEL TAUJIH

‘’...ppssstttt,iank ngaKu akTivis DakWah harUs taHu nie...’’

Page 86: KUMPULN ARTIKEL TAUJUIH NEW^^.docx

PunYa’e

“......Die_and MusLimaH tanGGuH ^^.....”

1110100061

Physics

Mathematics and SaIns FacuLty

SepuLuh NoPemBer’s Institut of Surabaya