Kumpulan tugas interpretasi ruang

142
LAPORAN PETA RUPA BUMI DIGITAL INDONESIA “KOMPONEN-KOMPONEN PETA RUPA BUMI DIGITAL INDONESIA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang Dikerjakan Oleh : Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071 Primadea Arijani 21040112140115 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

description

 

Transcript of Kumpulan tugas interpretasi ruang

Page 1: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN PETA RUPA BUMI DIGITAL INDONESIA

“KOMPONEN-KOMPONEN PETA RUPA BUMI DIGITAL INDONESIA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang

Dikerjakan Oleh :

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071 Primadea Arijani 21040112140115

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Kumpulan tugas interpretasi ruang

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interpretasi ruang merupakan suatu proses penerjemahan data-data

yang bersifat keruangan. Penerjemahan ini memiliki arti memahami dan

menganalisis keadaan suatu ruang atau wilayah. Salah satu

data/informasi yang bersifat keruangan adalah peta. Kemampuan

meninterpretasikan suatu ruang, terutama peta, sangat diperlukan

dalam berbagai proses perencanaan wilayah dan kota. Kemampuan

melakukkan interpretasi ruang harus diasah secara rutin agar rencana

yang dihasilkan dapat direalisasikan secara cepat dan tepat sasaran.

Dalam membuat suatu rencana wilayah di Indonesia, seorang

perencana harus memiliki kemampuan membaca peta meliputi

membayangkan, menganalisis, dan mempunyai pengetahuan umum

yang luas. Selain itu, perencana juga memerlukan referensi peta

sebagai acuan untuk mengembangkan suatu wilayah. Referensi peta

yang digunakan harus bersumber dari instansi resmi agar tidak terjadi

kekeliruan dalam perencanaan. Salah satu jenis peta yang dapat

digunakan adalah peta rupabumi digital Indonesia.

1.2 Landasan Teori

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang

menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di

wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat

dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:

Tema 1 : Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan,

sawah, pemukiman dan sebagainya

Tema 2 : Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai,

danau, garis pantai dan sebagainya

Tema 3 : Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan

kontur

Tema 4 : Bangunan: gedung, rumah dan bangunan

perkantoran dan budaya lainnya

Tema 5 : Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api,

Page 3: Kumpulan tugas interpretasi ruang

2

kabel transmisi dan jembatan

Tema 6 : Batas administrasi: batas negara provinsi,

kota/kabupaten, kecamatan dan desa

Tema 7 : Toponimi: nama-nama geografi seperti nama pulau,

nama selat, nama gunung dan sebagainya

Page 4: Kumpulan tugas interpretasi ruang

3

BAB 2 ANALISIS KOMPONEN PETA RUPABUMI

Data peta yang digunakan dalam proses analisis ini adalah peta rupabumi

wilayah Gegerbitung yang diterbitkan oleh Bakosurtanal (Badan Koodinasi Survey

dan Pemetaan dan Nasional). Peta ini merupakan hasil scanning peta asli. Namun,

kualitas gambar cukup bagus sehingga pembaca masih bisa melihat atau

membaca peta dengan jelas.

Page 5: Kumpulan tugas interpretasi ruang

4

Pada dasarnya dalam sebuah Peta rupabumi Indonesia akan ditemui 2

informasi, yaitu :

2.1 Muka peta

Merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah

obyek yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.

Informasi yang ditampilkan pada muka peta adalah kenampakan-

kenampakan yang menggambarkan unsur-unsur sebagai berikut :

Buatan manusia, seperti jalan, rel kereta api, bangunan sawah, dan

sebagainya.

Perairan, seperti laut, danau, rawa, sungai dan sebagainya.

Unsur alam, seperti gunung, bukit, pegunungan, lembah dan

sebagainya.

Tumbuhan, seperti hutan, semak belukar, padang rumput, dan

sebagainya

Page 6: Kumpulan tugas interpretasi ruang

5

2.2 Informasi tepi peta

Merupakan bagian peta yang berisi penjelasan secara detil, yang dapat

membentu menggunakan peta. Tata letak informasi tepi Peta Rupabumi

Indonesia publikasi BAKOSURTANAL telah dibakukan untuk

memudahkan pengguna dalam membaca peta.

Keterangan :

1. Judul Peta

2. Petunjuk Letak Peta dan

Diagram Lokasi

3. Informasi Sistem Referensi

4. Informasi Pembuat dan Penerbit

Peta

5. Informasi Nama dan Nomor

Lembar Peta

6. Legenda

7. Keterangan Riwayat Peta

8. Petunjuk Pembacaan Koordinat

Geografi

9. Petunjuk Pembacaan Koordinat

UTM

10. Pembagian Daerah Administrasi

11. Skala Grafis

12. Singkatan dan Kesamaan Arti

Peta

13. Diagram Arah Utara

14. Nomor Lembar Peta Kiri Bawah

1

2

6

8

10 11 12 13 9

3

4

5

7

14

Page 7: Kumpulan tugas interpretasi ruang

6

2.2.1 Judul Peta

Pada kolom judul peta, dapat ditemukan informasi sebagai berikut :

1. Judul Peta : Peta Rupabumi Indonesia

2. Skala : 1 : 25.000

3. Nomor Lembar : 1209-211

4. Nama Lembar :Gegerbitung

5. Edisi (Tahun Penerbitan/Pencetakan) : I-1999

2.2.2 Petunjuk Letak Peta dan Diagram Lokasi

Petunjuk letak peta menunjukkan nomor dan nama lembar peta terhadap

nomor dan lembar peta di sekelilingnya. Biasanya matrik petunjuk peta

berukuran 3x3, dan lembar peta yang sesuai judul berada di tengah-tengah.

Petunjuk letak peta sangat membantu pengguna dalam mencari nomor

lembar peta-peta yang bersebelahan.

Diagram lokasi berbentuk letak nomor peta pada area yang lebih luas,

misalnya bagian dari Provinsi Jawa Barat.

2.2.3 Informasi Sistem Referensi

Informasi sistem referensi terdiri dari informasi sistem proyeksi, sistem grid,

datum horizontal dan vertical, satuan tinggi, dan selang kontur.

Proyeksi peta adalah penggambaran sistematis dari garis-garis di atas

permukaan bidang datar untuk menggambarkan garis-garis paralel dari

Page 8: Kumpulan tugas interpretasi ruang

7

lintang dan garis-garis meridian dari bujur bumi dari sebagian permukaan

atau keseluruhan bola bumi. Proyeksi peta yang digunakan pada peta

rupabumi Indonesia adalah proyeksi Transverse Mercator (TM) sedangkan

sistem grid mengikuti sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM).

Grid peta adalah sistem koordinat persegi panjang yang ditumpang

susun terhadap peta atau suatu penggambaran dari permukaan bumi yang

mempunyai karakteristik dan ketelitian tertentu, sehingga dapat

mengidentifikasi lokasi di permukaan bumi terhadap lokasi lainnya dan juga

dipakai untuk perhitungan arah dan jarak terhadap titik lain.

Datum yang dipakai biasanya datum horizontal dan datum vertikal.

Sesuai dengan perkembangan, Indonesia mengalami beberapa penggunaan

datum, misalnya Datum Indonesia 1974 (ID-1974). Saat ini, dipakai Datum

Geodesi Nasional 1995 (DGN-1995) atau WGS84 untuk peta bumi yang

dibuat setelah tahun 1995.

2.2.4 Informasi Pembuat dan Penerbit Peta

Informasi pembuat dan penerbit peta merupakan instansi yang bertanggung

jawab terhadap pembuatan dan peneribitan peta rupabumi Indonesia, dalam

hal ini adalah BAKOSURTANAL. Peta rupabumi produksi BAKOSURTANAL

ini juga dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta (Copy Rights) No. 19 tahun

2002.

Page 9: Kumpulan tugas interpretasi ruang

8

2.2.5 Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta

Informasi nama sangat penting untuk memudahkan pengguna mencari lokasi

yang diinginkan. Nomor lembar dibuat secara sistematis untuk memudahkan

pencarian pada indeks peta.

2.2.6 Legenda

Suatu daftar atau tabel yang menunjukkan tanda-tanda atau simbol-simbol

konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskripsinya

ditampilkan di sebelah kanan tengah dari peta. Daftar ini lazim disebut

dengan keterangan atau legenda. Legenda peta dibuat untuk simbol-simbol

yang terdapat di dalam peta. Simbol di dalam peta dikelompokkan sebagai

berikut :

Gedung dan Bangunan Lainnya

Gedung dan bangunan yang dimaksudkan dalam hal ini antara lain

pemukiman, bangunan, tempat ibadah, kuburan, kantor, sekolah, dll. Simbol

bangunan yang berupa kotak segiempat berwarna hitam bukan berarti

menunjukkan sebagai rumah atau bangunan tunggal, melainkan merupakan

gambaran bahwa di lokasi tersebut terdapat bangunan-bangunan atau

kumpulan bangunan.

Informasi yang menyertai pemukiman atau bangunan biasanya berupa

teks yang menerangkan nama bangunan atau pemukiman tersebut. Jenis

dan ukuran huruf yang dipakai untuk nama tempat (kota atau desa)

mempunyai arti penting untuk membedakan status kelas tempat tersebut.

Page 10: Kumpulan tugas interpretasi ruang

9

Masalahnya adalah sempitnya ruang pada peta. Untuk itu, maka

dimanfaatkan huruf besar atau kecil dalam menyatakan perbedaan kelas.

Ukuran huruf semakin kecil jika tingkat atau kelas tempat tersebut juga

semakin rendah (nama kampong lebih kecil daripada nama kota).

Simbol-simbol bangunan umumnya berwarna hitam dan menunjukkan

ciri alami dari obyek yang disimbolkan, misalnya simbol gereja akan

menyertakan gambar salib, simbol masjid akan menyertakan gambar bulan

sabit.

Perhubungan

Unsur simbol perhubungan yang dipetakan antara lain jalan, jalan kereta api,

jembatan, stasiun, terminal bis, lapangan terbang dan obyek-obyek lain yang

berkaitan.

Simbol jalan, khususnya jalan raya, digambarkan dengan garis ganda

berwarna hitam dengan warna isian merah. Semakin tinggi kelas jalan maka

semakin lebar simbolnya. Garis tunggal dan putus-putus menunjukkan tingkat

kelas jalan tersebut yang lebih rendah, misalnya jalan lain dan jalan setapak.

Sesuai dengan spesifikasi teknis peta rupabumi Indonesia, kelas jalan

dibagi menjadi 5, yaitu :

Jalan arteri, yaitu setara dengan jalan negara (yang menghubungkan

antar ibukota propinsi), jalan propinsi (yang menghubungkan antar

ibukota kabupaten), jalan bypass, jalan lingkar, dan jalan bebas

hambatan (jalan tol).

Jalan kolektor, yaitu setara jalan kabupaten (menghubungkan

antarkecamatan).

Jalan lokal, yaitu jalan di dalam kota.

Jalan lain-lain, yaitu setara jalan kecamatan (yang menghubungkan

antardesa).

Jalan setapak, yaitu jalan kecil yang penting (misalnya di tengah hutan

atau di atas gunung), namun bukan untuk lalu lintas kendaraan

bermotor.

Jembatan digambarkan bersilangan dengan sungai atau jalan lain. Pada

bagian tepi jembatan umumnya dibuat dengan garis yang tebal. Jika

jembatan tersebut berupa titian, maka digambarkan x pada persilangannya.

Sedangkan terowongan dan tambangan digambarkan dengangaris putus-

putus.

Page 11: Kumpulan tugas interpretasi ruang

10

Jalan atau rel kereta api digambarkan dengan simbol garis tunggal

berwarna hitam. Umumnya hanya dibedakan dengan jalan kereta api rangkap

dan jalan kereta api tunggal. Kelas yang lebih rendah diberikan untuk jalan

lori, yaitu dengan mengurangi ketebalan garisnya.

Tumbuh-tumbuhan

Untuk tumbuh-tumbuhan didalam peta berupa sawah irigasi dan tadah hujan,

kebuh/ perkebunan, hutan, semak/belukar, tegalan/ ladang, rumput/ tanah

kosong, dan hutan rawa. Unsur tumbuh- tumbuhan pada umumnya dibatasi

dengan garis warna hijau, disertai dengan symbol-simbol yang membentuk

pola tertentu untuk pohon atau tanaman.

Untuk sawah irigasi diberi symbol kotak-kotak teratur berwarna biru, dan

untuk sawah tadah hujan diberi symbol kotak-kotak tidak teratur. Warna biru

menggambarkan unsur air yang terkandung pada sawah. Sawah irigasi

adalah lahan yang diusahakan untuk padi dengan cara irigasi, sedangkan

sawah tadah hujan adalah yang diusahakan untuk padi dengan cara tadah

hujan.

Hutan ditampilkan dengan isian tidak teratur berwarna hijau, sedangkan

semak atau belukar dengan pola isian yang sama tetapi memiliki kerapatan

yang lebih rendah daripada hutan. Kebun/ perkebunan diberi isian warna

hijau tanpa pola, demikian pula dengan tegalan/ ladang diberi warna kuning

tanpa pola. Untuk daerah yang berumput dan lahan kosong tidak diberi isian

Page 12: Kumpulan tugas interpretasi ruang

11

warna atau putih saja. Sedangkan hutan rawa disimbolkan dengan warna

hijau dan berpola garis putus-putus berwarna biru.

Relief/ Titik Kontrol

Relief adalah isitilah umum untuk menunjukkan bentuk permukaan lapangan

pada bidang vertikal. Penyajian relief di peta dengan cara menunjukkan tinggi

dan bentuk permukaannya, diatas atau dibawah datum yang biasanya

dipakai, yaitu permukaan laut. Penyajian relief pada peta rupabumi memiliki

tingkat kelengkapan dan ketelitian bermacam-macam sesuai dengan

skalanya.

Untuk relief umumnya diberi warna oranye, coklat, dan hitam. Warna

oranye menggambarkan keadaanrelief tanah biasa dan warna hitam

menggambarkan kondisi tanah daerah yang berbatu atau diperkeras.

Sedangkan titik kontrol digambarkan dengan simbol titik dengan angka

untuk Titik Tinggi, segitiga dengan tiitk untuk Titik Triangulasi, persegi dengan

titik untuk Titik Tinggi Geodesi (TTG) dan bintang untuk Titik Astronomi (A)

dan Gaya Berat (GB). Titik tinggi dengan angka menunjukkan tinggi suatu

lokasi dalam satuan meter diatas permukaan laut. Titik triangulasi terdapat

tiga kelas yaitu primer (P), sekunder (S), dan tertier (T).

Batas Administrasi

Simbol untuk batas administrasi biasanya selalu garis tunggal dengan

ketebalan bervariasi, garis putus-putus atau kombinasi titik-titik diantara garis

putus-putus tersebut. Batas administrasi internasional biasanya ditambah

dengan strip warna untuk menonjolkan penyajiannya.

Page 13: Kumpulan tugas interpretasi ruang

12

Perairan

Unsur perairan umumnya diberi warna biru dengan garis batas (outline)

biru. Unsur perairan yang dimaksud antara lain laut, rawa, empang,

penggaraman, sungai, danau, bendungan, dan lainnya. Penggaraman

digambarkan sebagai suatu area dengan isian warna biru muda dan batas

garis tepi berwarna hitam. Sedangkan empang diberi isian warna biru dengan

pola kotak-kotak tidak teratur berwarna putih.

Sungai, anak sungai, kanal irigasi, dan selokan akan digambarkan

dalam garis ganda, jika skalanya memungkinkan. Tetapi jika sebaliknya maka

hanya dengan garis tunggal saja.

2.2.7 Keterangan Riwayat Peta

Catatan riwayat peta diletakkan pada sebelah kanan di bawah daftar

keterangan (legenda) yang menerangkan tentang sumber data untuk

penyusunan peta, metode kompilasi, tahun pemotretan foto udara, survei

lapangan, catatan penting lain misalnya “Peta ini bukan referensi resmi batas

administrasi nasional atau internasional”.

Page 14: Kumpulan tugas interpretasi ruang

13

2.2.8 Petunjuk Pembacaan Koordinat Geografi dan UTM

Tabel petunjuk pembacaan koordinat geografi dan koordinat grid UTM

diletakkan disebelah kanan bawah. Tulisan berwarna biru untuk pembacaan

koordinat geografi dan tulisan berwarna hitam untuk koordinat grid UTM.

Petunjuk koordinat bertujuan memberikan ilustrasi bagaimana pengguna

membaca koordinat geografi atau koordinat grid UTM. Salah satu indikasi

biasanyadiberikan contoh titik tinggi beserta nilai ketinggian atau symbol

bangunan dan nama obyek.

Pada dasarnya sistem koordinat pada peta rupabumi menggunakan

sistem koordinat grid geografi (gratikul) dengan warna biru, sedangkan grid

UTM diberikan pada keempat sisi peta dan diberi warna hitam. Koordinat

geografi mempunyai satuan derajat, menit dan detik. Lintang geografi diberi

indikasi Utara (U) atau Selatan (S). Bujur geografi untuk wilayah Indonesia

akan selalu mengarah ke Timur (T). Contoh salah satu koordinat pojok kanan

bawah peta (L, B atau ɸ,λ) : ɸ=115º 15’00” T dan λ= 08º 45’00”. Koordinat

yang sama bila dihitung dalam sistem grid UTM adalah X,Y : 0307491 Mt dan

9032336 mU.

2.2.9 Pembagian Daerah Administrasi

Pembagian daerah administrasi merupakan sketsa dari gambaran pembagian

wilayah administrasi sebenarnya yang ada pada isi peta. Gambar ini dapat

membantu para pembaca peta mengetahui cakupan wilayah yang dipetakan.

Pembagian wilayah administrasi tersebut meliputi wilayah propinsi,

kabupaten, kecamatan, dan desa.

Koordinat UTM Koordinat

geografis

Page 15: Kumpulan tugas interpretasi ruang

14

2.2.10 Skala Grafis

Terdapat dua tipe skala, yaitu skala numerik dan skala grafis. Skala numerik

adalah skala yang dinyatakan dengan angka, misalnya 1:25.000, diletakkan

secara jelas dibagian kanan atas peta dan juga dibagian tengah bawah,

biasanya diatas skala grafis. Skala grafis diletakkan dibagian tengah bawah

dan umumnya dinyatakan dalam kilometer. Skala grafis digambarkan dalam

bentuk unit batang disertai nilai per unit. Contoh: 1 unit batang mempunyai

satuan panjang 1 km; satuan ini dapat dibagi menjadi 10 bagian. Jadi satu

bagian kecil adalah 100 meter (lihat gambar).

2.2.11 Singkatan dan Kesamaan Arti Peta

Peta umumnya menampilkan sejumlah singkatan atau kesamaan arti

(glossary). Singkatan atau nama-nama geografi antara satu daerah dengan

daerah lainnya tidak selalu sama. Glosari diletakkan dibagian bawah, sebelah

kanan/ kiri skala grafis. Sebagai contoh, sebutan sungai di daerah Jawa Barat

(Ci) tidak sama dengan di Pulau Bali (Tukad, Yeh, Pangkung). Contoh

singkatan, Tel= Teluk, Tg= Tanjung, dan sebagainya.

Page 16: Kumpulan tugas interpretasi ruang

15

2.2.12 Diagram Arah Utara

Setiap peta mempunyai informasi yang perlu untuk menentukan arah

sebenarnya, arah grid dan arah magnetik atas garis manapun pada peta.

Informasi ini diberikan dalam bentuk diagram dengan catatan

penjelasan.diagram ini diletakkan dibagian paling kiri bawah.

Page 17: Kumpulan tugas interpretasi ruang

16

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peta rupabumi Indonesia merupakan salah satu jenis peta yang

dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukkan pendekatan

suatu wilayah Unsur-unsur informasi yang ada pada peta rupabumi

Indonesia cukup detail dan tersusun rapi sehingga pembaca dapat

dengan mudah menginterpretasikan gambar yang ada pada peta.

Hal-hal yang perlu dikuasai dalam membaca peta adalah

meliputi memahami peta, menganalisis peta, dan memilki pengetahuan

umum yang luas. Kemampuan menginterpretasikan peta akan dapat

berkembang apabila dilakukkan latihan secara rutin.

3.2 Saran

Kami menyadari dalam pembuatan laporan peta rupabumi

Indonesia ini belum sempurna, Maka dari itu, bagi para penerus agar

dapat membuat laporan yang lebih baik.

Page 18: Kumpulan tugas interpretasi ruang

17

DAFTAR PUSTAKA

Warsito, Heru dkk. 2004. Panduan Membaca Peta Rupabumi Indonesia. Cibinong :

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.

http://www.bakosurtanal.go.id/peta-rupabumi/. Tanpa Angka Tahun. “Peta Rupabumi“

dalam Bakosurtanal. Diunduh Sabtu, 23 Maret 2013.

Page 19: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN GPS

“PEMBUATAN TITIK KONTUR MENGGUNAKAN GLOBAL POSITIONING

SYSTEM (GPS)” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang

Dikerjakan Oleh :

BUNGA KASIH AGYAPUTERI 21040112140113 DWITANTRI REZKIANDINI LESTARI 21040112130071 FERA WAHYU PINANTI ISLAMIYAH 21040112110111 SYARIF HIDAYATULLAH 21040112130085

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 20: Kumpulan tugas interpretasi ruang

1

I. TUJUAN

a) Memahami cara-cara menggunakan GPS dalam mencari titik koordinat dan

ketinggian.

b) Mengetahui fungsi dan prinsip kerja GPS.

c) Mengetahui cara-cara mengolah data dari GPS ke personal computer.

d) Melatih diri dalam melakukkan survei lapangan untuk melakukkan

pendekatan terhadap suatu wilayah.

e) Mengetahui cara-cara membuat peta kontur.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian GPS

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan

sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan

menggunakan satelit. Sistem yang pertama kali dikembangkan oleh

Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk kepentingan militer

maupun sipil seperti survei dan pemetaan (Winardi, Tanpa Angka Tahun).

2.2. Prinsip Kerja GPS

Menurut Winardi (Tanpa Angka Tahun), sistem GPS, yang nama aslinya

adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global

Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelite, pengontrol,

dan penerima/pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit

dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24

buah di mana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.

Satelit berguna untuk menerima dan menyimpan data yang

ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan

menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam

atomic di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi secara

kontinyu ke pesawat penerima (receiver) dari pengguna.

Pengontrol bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari

bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi

orbit dan waktu, sinkronisasi waktu antarsatelit, dan mengirim data ke

satelit.

Penerima bertugas menerima data dari satelit dan memprosesnya

untuk menentukan posisi (posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi

Page 21: Kumpulan tugas interpretasi ruang

2

plus ketinggian), arah, jarak, dan waktu yang diperlukan oleh

pengguna. Ada dua macam tipe penerima yaitu tipe NAVIGASI dan

tipe GEODETIC. Yang termasuk receiver tipe NAVIGASI antara lain :

Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin, Sony, dan lain

sebagainya, Sedangkan tipe GEODETIC antara lain : Topcon, Leica,

Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain.

2.3. Pengertian Kontur

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan

ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi

dan garis lengkung horisontal. Garis kontur dapat dibentuk dengan

membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan

permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat

dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami

pengecilan sesuai skala peta.

(Arifin, Tanpa Angka Tahun)

2.4. Sifat Garis Kontur

Adapun sifat-sifat garis kontur menurut Arifin (Tanpa Angka Tahun),

adalah:

a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan

saling berpotongan.

b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah

yang landai lebih jarang.

c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu

garis.

d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang

menghadap ke bagian yang lebih rendah.Garis kontur pada punggung

bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang

lebih tinggi.

e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90°

dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U

menghadap ke bagian yang lebih tinggi.

f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur

yang menutup-melingkar.

Page 22: Kumpulan tugas interpretasi ruang

3

g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.

h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat

dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.

III. ALAT DAN BAHAN

GPS (Global Positioning System)

Peta lokasi dari Google Earth

Alat tulis (spidol, pulpen, penggaris, pensil, penghapus, tipe-x)

Lembar catatan titik koordinat dan ketinggian

Papan jalan

Kertas HVS A3

Komputer (telah diinstall ArcGIS dan MapSource)

IV. LANGKAH KERJA

a) Menentukan Koordinat Lokasi dengan Menggunakan GPS

1. Tentukan titik ujung koordinat pada peta lokasi. Hal ini bertujuan agar

tim mengetahui batas-batas wilayah survey sehingga tidak terjadi

kesalahan tempat survei.

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 23: Kumpulan tugas interpretasi ruang

4

2. Buat grid pada peta. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam

menentukan titik.

Sumber : Dokumen Pribadi

3. Setelah itu, beralih ke GPS. Pilih simbol sinyal. Perhatikan titik koordinat

dan akurasi pada GPS.

Sumber : Buku Panduan Menggunakan Oregon

437304 9219930

437054 9219535

437304 9219535

437054 9219930

Koordinat Akurasi

Page 24: Kumpulan tugas interpretasi ruang

5

4. Setelah menemukan titik yang diinginkan, kembali ke Main Menu pilih

Mark Way Point Save and Edits Beri Nama Titik Pilih simbol

centang .

Sumber : Buku Panduan Menggunakan Oregon

5. Jika ingin melihat titik, kembali ke Main Menu Manage Waypoint.

6. Catat titik koordinat dan ketinggian pada lembar survei.

b) Mengolah Data dari GPS ke Personal Computer

1. Setelah data dari GPS diubah kedalam jenis file dxf, jalankan program

ARcGIS

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 25: Kumpulan tugas interpretasi ruang

6

2. Sebelum memulai pengerjaan sebaiknya ubah dulu Units keukuran

Meter dengan cara klik kanan pilih Data Frame Properties, pada Units

pilih Meters

Sumber : Dokumen Pribadi

3. Setelah pengaturan Units pilih Add Data untuk menambahkan data dan

pilih data yang ingin dimasukkan

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 26: Kumpulan tugas interpretasi ruang

7

4. Pada ArcToolbox pilih Data Management Tools General

Sumber : Dokumen Pribadi

5. Lakukan Double Klik pada pilihan Merge

6. Pada input data set pilih data yang berupa point

Sumber : Dokumen Pribadi

7. Klik kanan pada Point_Merge1 dan pilih Open Attribute Table

Page 27: Kumpulan tugas interpretasi ruang

8

8. Pada Attribute Table Point_Merge1 hapus field yang bernama

BlkLineTyp dengan cara klik kanan pada BlkLineTyp dan pilih Delete

Field dan pilih OK.

Sumber : Dokumen Pribadi

9. Pilih Options dan pilih Add Field

Sumber : Dokumen Pribadi

10. Tentukan nama Field dan pilih Long Interger

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 28: Kumpulan tugas interpretasi ruang

9

11. Klik kanan pada Field Tinggi dan pilih Field Calculator

Sumber : Dokumen Pribadi

12. Pada Field Calculator double klik pada Elevation dan dibagi 3.28 agar

ukurannya menjadi meter

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 29: Kumpulan tugas interpretasi ruang

10

13. Setelah selesai klik kanan pada Point_Merge1 pilih Properties pilih

tab Labels

Sumber : Dokumen Pribadi

14. Pada Label Field pilih tinggi dan pilih OK

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 30: Kumpulan tugas interpretasi ruang

11

15. Klik kanan pada Point_Merge1 pilih Label Features, dan pada layar

akan tampil ketinggian dari tiap titik

Sumber : Dokumen Pribadi

16. Klik kanan pada Point_Merge1 pilih Properties pilih Symbologi

Sumber : Dokumen Pribadi

17. Klik pada gambar Symbol pilih jenis simbol yang diinginkan

tentukan ukuran simbol pilih OK

Page 31: Kumpulan tugas interpretasi ruang

12

Sumber : Dokumen Pribadi

18. Setelah selesai pilih Editor pilih Start Editing

Sumber : Dokumen Pribadi

19. Pilih salah satu titik dan hapus satu titik supaya keterangan tinggi titik

hanya satu

Sumber : Dokumen Pribadi

20. Setelah selesai menghapus semua pilh Editor pilih Stop Editing

pilih Save

Page 32: Kumpulan tugas interpretasi ruang

13

Sumber : Dokumen Pribadi

21. Setelah selesai masukkan data jalan dan sungai tembalang dengan

cara pilih Add Data pilih data sungai dan jalan pilih Add

Sumber : Dokumen Pribadi

22. Pilih ikon Layout View klik kanan pada sembarang tempat pilih

Page and Print Setup

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 33: Kumpulan tugas interpretasi ruang

14

23. Pada Page and Print Setup pilih Size A3 dan centang pada pilihan Scale

Map Elements to Changes in Page Size dan pilih OK

Sumber : Dokumen Pribadi

24. Pada tampilan Layout View perbesar area lembar kerja

Sumber : Dokumen Pribadi

25. Klik kanan pada lembar kerja pilih Properties pilih Tab Grids

Page 34: Kumpulan tugas interpretasi ruang

15

Sumber : Dokumen Pribadi

26. Pilih New Grid pilih Measure Grid pilih Labels Only pilih

Measure Grid pilih Labels Only Centang pada Place A Border

Between grid and axis labels dan place a border outside the grid pilih

Finish pilih OK

27. Setelah selesai mulai dengan pembuatan ITP, untuk pengetikan nama

pilih ikon New Text dan tulis apa yang diinginkan, untuk memasukkan

gambar pilih insert kemudian pilih picture, dan untuk memasukkan skala

atau arah mata angina pilih insert dan pilih scale bar atau scale text

untuk skala dan pilih north arrow untuk arah mata angina dan tentukan

jenis yang diinginkan.

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 35: Kumpulan tugas interpretasi ruang

16

28. Hasil pembuatan ITP

Sumber : Dokumen Pribadi

c) Membuat Peta Kontur

Pembuatan garis kontur dapat dilakukkan dengan berbagai cara antara lain

dengan metide interpolasi linear dan grafis.

Metode Interpolasi

Metode ini digunakan dengan menghitung titik tinggi yang akan

mewakili garis kontur dengan cara membandingkan antara jaraj

pada peta dengan jarak sebenarnya. Setelah titik-titik tinggi yang

akan mewakili garis kontur tersebut diperoleh, maka selanjutnya

adalah menghubungkan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis.

Metode Grafis

Metode ini pada dasarnya membagi dengan garis-garis bantu.

Hubungkan 2 titik, lalu tarik garis lurus sehingga membentuk sebuah

segitiga. Bagilah garis bantu sembarang menjadi bagian yang sama

besar dan tarik garis yang sejajar.

V. HASIL

5.1. Tabel

No. Titik

x y z

(ketinggian/m) Keterangan

T1 0437166 9219751 212

T2 0437246 9219729 213

T3 0437198 9219729 211

T4 0437179 9219691 212

T5 0437174 9219677 209

T6 - - - -

T7 - - - -

T8 0437253 9219800 212

T9 0437258 9219804 213

T10 0437209 9219800 212

T11 0437212 9219814 212

T12 0437196 9219814 212

T13 0437192 9219821 212

T14 0437182 9219798 209

Page 36: Kumpulan tugas interpretasi ruang

17

T15 0437156 9219784 208

T16 0437133 9219784 213

T17 0437192 9219775 211

T18 0437171 9219783 208

T19 0437147 9219776 208

T20 0437275 9219785 209

T21 0437279 9219809 208

T22 0437258 9219854 207

T23 0437249 9219884 207

T24 0437248 9219857

T25 0437239 9219910 208

T26 0437241 9219932 210

T27 0437213 9219892 209

T28 0437208 9219870 208

T29 0437215 9219848 209

T30 0437197 9219840 207

T31 0437297 9219883 207

T32 0437237 9219939 207

T33 0437225 9219922 206

T34 0437117 9219667 211

T35 0437121 9219679 215

T36 0437108 9219671 215

T37 0437107 9219666 215

T38 0437204 9219678 215

T39 0437216 9219685 214

T40 0437242 9219679 215

T41 0437244 9219674 215

T42 0437266 9219675 213

T43 0437280 9219709 215

T44 0437282 9219638 215

T45 0437291 9219627 217

T46 0437301 9219549 214

T47 0437281 9219563 213

T48 0437270 9219579 211

T49 0437252 9219578 212

T50 0437251 9219553 211

T51 0437231 9219591 211

T52 0437228 9219578 211

T53 0437202 9219577 212

T54 0437193 9219561 213

T55 0437185 0219555 213

T56 0437183 9219575 211

T57 0437131 9219568 212

T58 0437098 9219562 212

T59 0437082 9219567 214

T60 0437094 9219596 213

T61 0437094 9219613 212

T62 0437009 9219624 213

T63 0437251 9219607 210

T64 0437236 9219639 207

T65 0437212 9219634 209

Page 37: Kumpulan tugas interpretasi ruang

18

T66 0437198 9219635 211

T67 0437186 9219625 210

T68 0437146 9219629 211

T69 0437115 9219623 212

T70 0437060 9219646 212

T71 0437040 9219646 213

T72 0437167 9219718 211 Sumber : Hasil Survei Lapangan

VI. KESIMPULAN

Penguasaan GPS merupakan suatu keharusan bagi seorang calon perencana.

Hal ini bertujuan untuk menganalisis kondisi atau keadaan suatu wikayah.

Selain itu, dengan menggunakan GPS, seorang perencana dapat melakukkan

pendekatan dan mengetahui lingkungan fisik dalam suatu wilayah.

Walaupun GPS memiliki beberapa kekurangan, keberadaan GPS

sangat berguna bagi bidang perencanaan wilayah dan kota. GPS membantu

dalam menentukan ketinggian, koordinat, dan pembuatan peta. Hal-hal tersebut

sangat berguna bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah.

Page 38: Kumpulan tugas interpretasi ruang

19

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Tanpa Angka Tahun. Modul 10 : Garis Kontur. Jurusan Teknik Sipil

Universitas Mercu Buana.

Diktat Mata Kuliah Interpretasi Ruang. 2013

Winardi. Tanpa Angka Tahun. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survei Terumbu

Karang. Pusat Oseanografi LIPI.

Page 39: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN PENGINDERAAN JAUH

“INTERPRETASI CITRA MANUAL” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256)

Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl. GE, MT.

Dikerjakan Oleh :

Dwitantri Rezkiandini Lestari

21040112130071

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 40: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 1

I. TUJUAN

Tujuan praktikum ini yaitu :

1. Mangetahui cara interpretasi citra secara manual

2. Mengetahui karakteristik suatu wilayah dari sebuah peta citra

3. Mengetahui kunci-kunci interpretasi manual yang dapat digunakan dalam

mengidentifikasi suatu objek

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk

perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut

khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau

dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren). Sedangkan menurut

Lillesand and Kiefer, tagun 1979, Penginderaan Jauh adalah ilmu dan

seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala

dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan

alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang

dikaji.

2.2. Pengertian Interpretasi Citra

Estes dan Simonett (1975) dalam Sutanto (1992) mengatakan bahwa

interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau

citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti

pentingnya objek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan

interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).

2.3. 8 Kunci Interpretasi Citra Manual

Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh

yang mendasarkan pada pengenalan ciri atau karakteristik objek secara

keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur

interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona atau warna,

tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Interpretasi secara digital

adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan

pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel

Page 41: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 2

berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik.

Adapun 8 macam kunci interpretasi foto udara secara manual antara

lain:

RONA DAN WARNA

Rona (tone / color tone / grey tone) adalah tingkat kegelapan

atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Berbeda dengan rona yang

hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat

kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna

biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Rona dan warna

disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan

warna dalam pengenalan obyek. Tiap obyek tampak pertama pada citra

berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama

dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona

atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran

dan bayangannya.

BENTUK

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan

konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan

atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali

berdasarkan bentuknya saja. Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris

yang artinya bentuk, yaitu shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau

bentuk umum, sedang form merupakan susunan atau struktur yang

bentuknya lebih rinci. Baik bentuk luar maupun bentuk rinci, keduanya

merupakan unsur interpretasi citra yang penting. Banyak bentuk yang

khas sehingga memudahkan pengenalan obyek pada citra.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk

Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U, atau

berbentuk empat segi panjang

Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon pinus

berbentuk kerucut, dan tajuk bambu berbentuk bulu-bulu

Page 42: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 3

UKURAN

Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan

volume. Karena ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka

di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus

selalu diingat skalanya.

Contoh pengenalan obyek berdasarka ukuran:

Lapangan olah raga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat,

lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi

lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan tennis,

dan sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.

TEKSTUR

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand

dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu

kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975).

Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur:

Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak

bertekstur halus.

POLA

Pola, tinggi, dan bayangan pada dikelompokkan ke dalam tingkat

kerumitan tersier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat

kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra.

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi

banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.

Contoh:

Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis

batuan. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran

yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang sehingga

pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan

jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikit atau

tanpa pengaruh lipatan maupun patahan. Pola aliran dendritik

pada umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa

Page 43: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 4

vokanik, dan endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis

(Paine, 1981)

BAYANGAN

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang

berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah

bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-

kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering

merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang

justru lebih tampak dari bayangannya.

Contoh:

Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang

dipasang tinggi lebih tampak dari bayangannya.

SITUS

Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam

kerumitan yang lebih tinggi pada Situs bukan merupakan ciri obyek

secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan

sekitarnya. Contoh:

Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma.

Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa

sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya

bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak

pada foto tersebut mungkin sekali nipah.

ASOSIASI

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang

satu dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu

obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.

Contoh:

Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat

persegi panjang serta dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m,

lapangan sepak bola di tandai dengan adanya gawang yang

situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan

sepak bola berasosiasi dengan gawang. Kalau tidak ada

Page 44: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 5

gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola. Gawang

tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.

III. ALAT DAN BAHAN

- Citra Quick Bird

- Kalkir A4

- MiliIpen

- Pensil Warna

- Penggaris

- Drawing Pen for OHP

- Plastik Mika

- Benang

- Milimeter Block

- Penjepit Kertas

IV. LANGKAH KERJA

1. Ambillah peta citra yang telah disediakan.

2. Tumpuk peta citra dengan platsik mika. Setelah itu, jepit kedua lembar

tersebut dengan penjepit kertas agar posisi peta citra dan plastik mika tidak

berubah.

3. Lakukkan identifikasi objek pada peta citra dengen menggunakan 8 kunci

interpretasi citra. Buatlah tabel seperti berikut ini :

No. Rona/Warna Tekstur Ukuran Bentuk Pola Situs Asosiasi Objek

4. Tandai objek yang memilki karakteristik berbeda-beda di atas plastik mika

dengen menggunakan drawing pen for OHP.

5. Jiplak objek yang telah ditandai di plastik mika ke kertas kalkir berukuran a4

dengen menggunakan milipen.

6. Warnai objek-objek tersebut sesuai dengan warna yang terdapat pada citra

dengan menggunakan pensil warna.

7. Untuk mengukur panjang jalan dan sungai, gunakan benang, kemudian

ukur panjang benang dengan menggunakan penggaris.

8. Untuk mengukur luas, gunakan millimeter block dengan rumus :

Luas Daerah = Jumlah Kotak x Luas Kotak Sebenarnya

Page 45: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 6

V. HASIL DAN ANALISIS

5.1. Menghitung Ukuran Objek

No.

Objek Objek Perhitungan Ukuran

1 Sawah

tanpa padi

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 24 x 100.000.000 cm2

= 2.400.000.000 cm2

= 240.000 m2

2 Semak-

semak

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 7 x 100.000.000 cm2

= 700.000.000 cm2

= 70.000 m2

3 Sawah

berpadi

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 9 x 100.000.000 cm2

= 900.000.000 cm2

= 90.000 m2

4 Pemukiman Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 28,5 x 100.000.000 cm2

= 2.850.000.000 cm2

Page 46: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 7

= 285.000 m2

5 Tanah

kering

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 6 x 100.000.000 cm2

= 600.000.000 cm2

= 60.000 m2

6 Jalan raya Panjang garis sebenarnya

= 1 cm x 10.000

= 10.000 cm

Panjang jalan raya

= 28 x 10.000

= 280.000 cm

= 2800 m

7 Pabrik Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 2,5 x 100.000.000 cm2

= 250.000.000 cm2

= 25.000 m2

8 Pepohonan Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 4 x 100.000.000 cm2

= 400.000.000 cm2

= 40.000 m2

9 Kolam

renang

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Page 47: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 8

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 1 x 100.000.000 cm2

= 100.000.000 cm2

= 10.000 m2

10 Tanah

berumput

Luas kotak sebenarnya

= (1 cm x 10.000) x (1 cm x 10.000)

= 100.000.000 cm2

Luas daerah

= jumlah kotak x luas kotak sebenarnya

= 3 x 100.000.000 cm2

= 300.000.000 cm2

= 30.000 m2

5.2. Tabel Identifikasi Objek Citra

No.

Objek Objek

Rona/

Warna Tekstur Bentuk Pola Situs Asosiasi

1 Sawah

tanpa padi

Gelap/

Coklat

tua

Halus Persegi Teratur Dekat

sema

k-

sema

k dan

pepo

hona

n

Jalan

pematang

sawah

2 Semak-

semak

Teran

g/Hija

u

muda

Sedang Persegi Tidak

teratur

Dekat

sawa

h

Sawah

3 Sawah

berpadi

Gelap/

Hijau

tua

Halus Persegi Teratur Dekat

sema

k-

sema

k dan

pepo

Jalan

pematang

sawah

Page 48: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 9

hona

n

4 Pemukiman Gelap/

Coklat

oranye

Kasar Persegi Tidak

teratur

Di

tepi

jalan

Atap

coklat

atau

oranye

5 Tanah

kering

Teran

g/Cokl

at

muda

Halus Persegi Tidak

teratur

- -

6 Jalan raya Agak

gelap/

Abu-

abu

Halus Garis Teratur Sepa

njang

sawa

h dan

pemu

kiman

Garis

pembatas

jalan

7 Pabrik Teran

g/Abu-

abu

muda

Halus Persegi Teratur Di

tepi

jalan

Atap seng

8 Pepohonan Gelap/

Hijau

tua

Kasar Lingkar

an tidak

sempur

na

Tidak

teratur

Dekat

deng

an

ruma

h

-

9 Kolam

renang

Teran

g/Biru

muda

Halus Persegi Teratur Dekat

deng

an

ruma

h

Papan

lompat

10 Tanah

berumput

Teran

g/Hija

u

muda

Halus Persegi Teratur Dekat

bang

unan

-

Page 49: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 10

Analisis :

Dari kedua tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap objek memilki

karakteristik masing-masing. Walaupun sejenis, hutan, semak-semak, dan

rumput memilki karakteristik yang berbeda. Hutan memilki tekstur kasar,

semak-semak memilki tekstur sedang, dan rumput memiliki tekstur halus. Hal

yang lainnya adalah pemukiman memiliki tekstur yang kasar. Hal ini disebabkan

karena rumah-rumah dalam suatu pemukiman memilki ketinggian yang

berbeda-beda.

Selain itu, terdapat pula suatu objek yang memilki keterkaitan dengan

objek lain. Seperti pemukiman selalu berkaitan dengan atap yang berwarna

coklat tua atau oranye. Sawah, semak-semak, dan pepohonan selalu berkaitan

satu sama lain. Kolam renang berkaitan dengan papan lompat. Pabrik berkaitan

dengan atap yang terbuat dari seng. Jalan raya berkaitan dengan garis

pembatas jalan. Dan masih banyak lagi objek lainnya yang saling berkaitan.

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan interpretasi citra penginderaan jauh sangat dibutuhkan oleh

seorang perencana untuk mengidentifikasi karakteristik suatu wilayah tanpa

kontak langsung dengan wilayah tersebut.

2. Untuk mengidentifikasi suatu objek pada citra, dibutuhkan kunci interpretasi

citra.

3. Sebuah wilayah memiliki objek-objek dengan karakteristik yang berbeda-

beda sehingga membutuhkan interpretasi yang berbeda pula.

Page 50: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 11

DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Ichwan. 2009. “Interpretasi Citra dengan Menggunakan Delapan Unsur

Interpretasi” dalam I-Geography.

http://one-geo.blogspot.com/2009/12/interpretasi-citra-dengan-

menggunakan.html. Diunduh pada Sabtu, 8 Desember 2012.

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/unsur-interpretasi-citra.html. Tanpa Angka

Tahun. “Unsur Interpretasi Citra” dalam Jurnal Geologi. Diunduh Sabtu, 8

Desember 2012.

Pangi dan Pigawati, Bitta. 2011. Pengolahan Data Citra. Semarang: Biro Penerbit

Plano UNDIP.

Page 51: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Manual 12

LAMPIRAN

1. Peta Objek Hasil Interpretasi Citra

2. Tabel Kunci Interpretasi Citra

Page 52: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAMPIRAN 2

TABEL KUNCI INTERPRETASI CITRA

No.

Objek Objek Rona/Warna Tekstur Bentuk Pola Situs Asosiasi Ukuran

1 Sawah tanpa padi Gelap/Coklat tua Halus Persegi Teratur Dekat semak-

semak dan

pepohonan

Jalan

pematang

sawah

0,24 km2

2 Semak-semak Terang/Hijau muda Sedang Persegi Tidak teratur Dekat sawah Sawah 0,07 km2

3 Sawah berpadi Gelap/Hijau tua Halus Persegi Teratur Dekat semak-

semak dan

pepohonan

Jalan

pematang

sawah

0,09 km2

4 Pemukiman Gelap/Coklat oranye Kasar Persegi Tidak teratur Di tepi jalan Atap coklat

atau oranye

0,285 km2

5 Tanah kering Terang/Coklat muda Halus Persegi Tidak teratur - - 0,06 km2

6 Jalan raya Agak gelap/Abu-abu Halus Garis Teratur Sepanjang

sawah dan

pemukiman

Garis

pembatas

jalan

2,8 km

7 Pabrik Terang/Abu-abu muda Halus Persegi Teratur Di tepi jalan Atap seng 0,025 km2

8 Pepohonan Gelap/Hijau tua Kasar Lingkaran

tidak

sempurna

Tidak teratur Dekat dengan

rumah

- 0,04 km2

9 Kolam renang Terang/Biru muda Halus Persegi Teratur Dekat dengan

rumah

Papan lompat 0,01 km2

10 Tanah berumput Terang/Hijau muda Halus Persegi Teratur Dekat bangunan - 0,03 km2

Page 53: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN PENGINDERAAN JAUH

“INTERPRETASI CITRA MENGGUNAKAN ARCGIS” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256)

Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl. GE, MT.

Dikerjakan Oleh :

Dwitantri Rezkiandini Lestari

21040112130071

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 54: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 1

I. TUJUAN

Tujuan praktikum ini yaitu :

1. Mangetahui cara interpretasi citra secara manual dan digital

2. Mengetahui karakteristik suatu wilayah dari sebuah peta citra

3. Mengetahui kunci-kunci interpretasi manual dan mengolah peta citra

dengan ArcGIS.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk

perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut

khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau

dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren). Sedangkan menurut

Lillesand and Kiefer, tagun 1979, Penginderaan Jauh adalah ilmu dan

seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala

dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan

alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang

dikaji.

2.2. Pengertian Interpretasi Citra

Estes dan Simonett (1975) dalam Sutanto (1992) mengatakan bahwa

interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau

citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti

pentingnya objek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan

interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).

2.3. 8 Kunci Interpretasi Citra Manual

Adapun 8 macam kunci interpretasi foto udara secara manual antara

lain:

Rona dan Warna

Rona (tone / color tone / grey tone) adalah tingkat kegelapan

atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Berbeda dengan rona

yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan

tingkat kegelapan yang lebih beraneka.

Page 55: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 2

Bentuk

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan

konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk

merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat

dikenali berdasarkan bentuknya saja.

Ukuran

Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan

volume.

Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand

dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang

terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan

Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus,

dan belang-belang.

Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai

bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek

alamiah.

Bayangan

Bayangan sering menjadi kunci pengenalan yang penting bagi

beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya.

Situs

Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam

kerumitan yang lebih tinggi pada Situs bukan merupakan ciri

obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan

lingkungan sekitarnya.

Asosiasi

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang

satu dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya

suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya

obyek lain.

2.4. Pengertian Deliniasi

Deliniasi adalah penarikan garis batas sementara suatu wilayah atau

suatu negara di atas peta.

Page 56: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 3

2.5. Pengertian Tata Guna Lahan

Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan

yang dilakukan sesuai dengan kodisi eksisting alam. Tata guna lahan

berupa:

Kawasan permukiman

Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan

yang disertai prasana dan sarana serta infrastrukutur yang

memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial mempunyai

norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat

kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perumahan

Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-

bangunan perumahan dalam suatu wilayah tanpa didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan ini sesuai pada

tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perkebunan

Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis

tanaman yang bisa menghasilkan materi dalam bentuk uang.

Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).

Kawasan pertanian

Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu

tanaman saja. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-

15% (landai).

Kawasan ruang terbuka hijau

Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya

ditanami oleh tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit.

Namun dapat juga berupa hutan yang didominasi oleh berbagai

jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat

kelerengan 15-25% ( agak curam ).

Kawasan perdagangan

Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya

bangunan pertokoan yang menjual berbagai macam barang.

Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-8% ( datar )

Page 57: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 4

Kawasan industri

Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik

dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini

sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% ( hingga landai ).

Kawasan perairan

Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan,

seperti budidaya ikan, pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi

wilayah dan sekitarnya.

Standar Warna Tata Guna Lahan

No Keterangan Kode

Warna Warna

1. Kawasan Permukiman Padat 42

2. Kawasan Permukiman Sedang 41

3. Kawasan Permukiman Rendah 2

4. Kawasan Pasar Tradisional 12

5. Kawasan Perdagangan dan

Pertokoan 1

6. Kawasan Institusi, Pemerintahan,

dan Pendidikan 141

7. Ruang Terbuka dan Areal

Rekreasi, taman 3

8. Kawasan Industri 252

9. Kawasan Pertambakan 4

10. Lahan Pertanian 74

11. Lahan Perkebunan 76

12. Hutan dan Kawasan Konservasi 137

13. Perairan, Genangan Air, Danau 5

14. Fasilitas Transportasi: Terminal

dan Stasiun KA 183

15. Kawasan Militer 143

16. Lahan Kosong dan Padang Rumput 81

17. Kuburan 200

Page 58: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 5

III. ALAT DAN BAHAN

- Peta Citra Kawasan Kampus Undip Tembalang

- Komputer yang telah diinstall ArcGIS

IV. LANGKAH KERJA

1. Buka aplikasi ArcGISArcMap.

Pilih jenis pengolahan yang akan dilakukkan. Dalam praktikum ini, pilih A

new empty map. Setelah itu klik OK.

Page 59: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 6

Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini.

2. Mengatur satuan yang akan dipakai. ViewData Frame Properties.

Maka, akan muncul kotak dialog berikut ini. Pilih kolom GeneralPada

kolom Map dan Display, pilih MetersApply OK.

Page 60: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 7

3. Mengatur satuan koordinat. ViewData Frame Properties Kolom

Coordinate System.

Pada kolom Select Coordinate System, pilih Predifined Projected

Coordinate System UTM WGS 1984 WGS 1984 UTM Zone 49S.

Setelah itu, pilih Apply dan klik OK.

4. Memasukkan gambar FileAdd Data atau klik ikon Add Data pada Toolbar

. Pilih seperti gambar di bawah ini.

Page 61: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 8

Lalu, akan muncul tampilan seperti berikut ini.

5. Untuk melakukkan digitasi, warna peta harus dihilangkan. Double click

warna batas wilayah Pilih hollow outline width 2 outline color :

red OK.

Page 62: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 9

Lalu, akan muncul tampilan seperti berikut ini.

6. Buat Attribute Table sesuai degan 8 kunci intepretasi diatambah dengan

kolom keterangan dan kode. Klik kanan pada layer batas wilayah

Open Attribute Table Options Add Field Name (kunci

interpretasi citra)Type : Text OK.

Page 63: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 10

Semua kolom attribute table dibuat :

Page 64: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 11

7. Setelah itu, mulai digitasi peta. Editor Start Editing Cut Polygon

Features Klik bagian dalam peta Pilih icon pensil Mulai digitasi.

Page 65: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 12

8. Setiap selesai digitasi, buka attribute table, lalu lengkapi bagian-bagian

tabel 8 kunci interpretasi citra.

Kolom ketrangan diisi dengan penggunaan lahan.

Kolom kode diisi dengan angka sesuai obyek.

Gambar pengisian kolom attribute table

Jika sudah selesai mengisi attribute table, pilih Editor Stop Editing.

9. Menghitung ukuran kawasan. Sorot judul kolom ‘ukuran’ klik kanan

calculate geometry Yes OK.

Page 66: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 13

Page 67: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 14

10. Memberikan nomor kode pada peta. Klik kanan pada layer batas wilayah

Properties Labels Label Field : kode Ubah tulisan dan

ukuran font. Lalu, pilih Symbology Categories Unique Value

Value Field : Kode Add All Values Ubah Warna OK.

Page 68: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 15

11. Jika nomor belum keluar, klik kanan pada layer batas wilayah pilih

label features.

Gambar peta setelah diberi label kode

12. Setelah diberi kode, berilah warna. Klik mouse bagian kanan pada layer

yang telah didigit Properties Symbology Categories Unique

Features Value field : Keterangan Add All Values Klik value

tiap keterangan pilih warna yang sesuai Apply OK.

Page 69: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 16

Gambar peta yang telag diberi warna sesuai standar TGL

13. Setelah itu, lakukkanlah layouting. Ubah tampilan peta ke tampilan layout.

Lihat gambar di bawah ini.

Tampilan Layout

Page 70: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 17

14. Maka, akan muncul tampilan seperti berikut ini.

Untuk mengubah format kertas, pilih menu File Pages and Print Setup.

Gambar kertas setelah diubah formatnya

Page 71: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 18

15. Buatlah ITP. Berikut ini adalah menu-menu yang dapat digunakan untuk

membuat ITP.

Masukkan skala : insert Scale Bar

Masukkan orientasi : insert North Arrow

Masukkan logo Undip : insert Picture

Masukkan legenda : insert Legend

16. Berikan grid pada peta. View Data Frame Properties New Grid

Pilih format yang diinginkan.

Membuat

Rectangle Memasukan

huruf Jenis

Font Font

Size Font

Format

Warna

Huruf

Warna

Rectangle

Warna

Garis

Page 72: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 19

Page 73: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 20

V. HASIL DAN ANALISIS

5.1. Attribute Table

keterangan kode rona_warna bentuk ukuran tekstur

lahan kosong 2 hijau persegi 52206 sedang

permukiman sedang 6 coklat tua persegi 8380 kasar

permukiman sedang 6 coklat tua persegi 39052 kasar

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 78225 sedang

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 71371 sedang

kawasan pendidikan 1 biru tua persegi 6517 kasar

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 12839 sedang

kawasan pendidikan 1 putih persegi 27317 kasar

kawasan pendidikan 1 putih persegi 6006 kasar

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 36425 kasar

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 27307 kasar

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 19359 kasar

kawasan pendidikan 1 abu-abu persegi 4000 kasar

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 14868 kasar

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 36464 sedang

taman 3 hijau tua berkelok 8040 sedang

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 25928 kasar

kuburan 4 hijau tua persegi 3036 kasar

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 17835 kasar

jalan 5 abu-abu garis 5058 halus

jalan 5 abu-abu garis 30857 halus

taman 3 hijau persegi 1576 sedang

jalan 5 abu-abu garis 1092 halus

taman 3 hijau persegi 4197 halus

jalan 5 abu-abu garis 2031 halus

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 87391 kasar

lahan kosong 2 hijau persegi 13294 sedang

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 1494 kasar

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 5625 kasar

lahan kosong 2 hijau persegi 13649 sedang

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 40270 kasar

taman 3 coklat hijau persegi 7308 sedang

lahan kosong 2 hijau persegi 5201 sedang

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 24453 kasar

kawasan pendidikan 1 abu-abu tua persegi 118836 kasar

pemukiman padat 6 oranye coklat persegi 49963 kasar

lahan kosong 2 hijau berkelok 33358 sedang

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 5936 kasar

lahan kosong 2 hijau persegi 8576 sedang

Page 74: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 21

jalan 5 abu-abu garis 23462 halus

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 97334 kasar

pemukiman padat 6 oranye coklat persegi 25946 kasar

jalan 5 abu-abu garis 59110 halus

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 22257 kasar

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 2240 kasar

kawasan pendidikan 1 coklat tua persegi 5288 kasar

lahan kosong 2 hijau persegi 18752 halus

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 48276 sedang

lahan kosong 2 hijau tua berkelok 1.#QNAN sedang

lahan kosong 2 hijau berkelok 4626 sedang

sungai 7 abu-abu berkelok 1963 sedang

sungai 7 abu-abu berkelok 8095 sedang

keterangan pola bayangan situs asosiasi

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung rumput dan semak

permukiman sedang tidak teratur ada dekat jalan setapak atap coklat

permukiman sedang tidak teratur ada dekat jalan setapak atap coklat

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama pos satpam

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

taman tidak teratur tidak ada depan gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

kuburan tidak teratur tidak ada pinggir gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan teratur ada pinggir jalan utama lapangan parkir

jalan teratur tidak ada di antara kawasan pendidikan

aspal

jalan teratur tidak ada di antara kawasan pendidikan

aspal

taman teratur tidak ada di depan gedung rumput dan semak

jalan teratur tidak ada di antara taman aspal

taman teratur tidak ada di depan gedung rumput

jalan teratur tidak ada di antara gedung dan taman aspal

kawasan pendidikan tidak teratur ada di pinggir jalan utama lapangan parkir

Page 75: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 22

lahan kosong tidak teratur tidak ada di belakang gedung semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada di pinggir jalan utama lapangan parkir

kawasan pendidikan tidak teratur ada di pinggir jalan utama lapangan parkir

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung-gedung

taman tidak teratur tidak ada pinggir jalan utama rumput dan pohon

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung rumput

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung dan lapangan parkir

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung-gedung

pemukiman padat tidak teratur tidak ada di antara kawasan pendidikan

rumah-rumah

lahan kosong tidak teratur tidak ada di belakang gedung dan pemukiman

semak dan pohon

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung dan lapangan parkir

lahan kosong tidak teratur tidak ada pinggir jalan utama semak dan pohon

jalan teratur tidak ada di antara pemukiman dan kawasan pendidikan

aspal

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung dan lapangan

pemukiman padat tidak teratur tidak ada pinggir jalan rumah-rumah

jalan teratur tidak ada di antara pemukiman dan kawasan pendidikan

aspal

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung-gedung

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung dan lapangan

kawasan pendidikan tidak teratur ada pinggir jalan utama gedung dan lapangan

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung rumput

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

lahan kosong tidak teratur tidak ada belakang gedung dan pemukiman

semak dan pohon

sungai tidak teratur tidak ada belakang gedung dan pemukiman

semak dan pohon

sungai tidak teratur tidak ada belakang gedung semak dan pohon

5.2. Analisis

Dari salinan attribute table di atas, wilayah kampus undip dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

a. Kawasan Pendidikan

Kawasan pendidikan terdiri dari gedung-gedung kuliah dan lapangan

parkir. Gedung-gedung di kawasan pendidikan pada umumnya

berwarna abu-abu dan biru tua. Menurut hasil analisis, kawasan

pendidikan merupakan kawasan yang mendominasi kawasan

Page 76: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 23

kampus Undip Tembalang. Luas kawasan pendidikan mencapai

569.379m2 atau 44,7% dari luas seluruh daerah.

b. Pemukiman

Pemukiman terdiri dari rumah-rumah penduduk, kos-kosan, dan

pertokoan yang sebagian besar bersatu dengan rumah penduduk.

Ada 2 jenis pemukiman di kawasan kampus Undip Tembalang, yaitu

pemukiman sedang dan pemukiman padat. Pemukiman sedang

terletak agak jauh dari wilayah kampus. Sedangkan pemukiman

padat terletak lebih dekat dengan wilayah kampus. Pemukiman di

wilayah kampus Undip Tembalang berpola tidak teratur. Luas

pemukiman di wilayah kampus Undip Tembalang mencapai

75.909m2 atau 6% dari luas seluruh daerah.

c. Lahan Kosong

Lahan kosong merupakan lahan yang telah memiliki dasar

kepemilikan dan dapat berupa lahan terbangun maupun tidak

terbangun yang tidak dimanfaatkan secara optimal oleh penguasa

lahan tersebut. Jumlah lahan kosong di kawasan kampus Undip

Tembalang terbilang cukup banyak yakni mencapai 424.144m2 atau

33,3% dari luas seluruh daerah. Lahan kosong yang belum

dimanfaatkan ini akan dibangun gedung-gedung baru untuk

perkuliahan atau dijadikan ruang terbuka hijau.

d. Taman

Taman di wilayah kampus Undip Tembalang masih sangat minim. Di

wilayah ini hanya terdapat 3 taman. Padahal taman merupakan

salah satu objek terpenting yang harus dimiliki setiap kampus.

Taman berfungsi sebagai lokasi untuk berbagai kegiatan

mahasiswa. Luas taman di kawasan kampus Undip Tembalang

hanya 21.121m2 atau 1.7% dari luas seluruh daerah.

e. Kuburan

Di kawasan kampus Undip Tembalang, terdapat beberapa lahan

yang diperuntukkan untuk kuburan. Luas wilayah kuburan di

kawasan kampus Undip Tembalang adalah 3036m2.

f. Jalan

Berdasarkan peta citra, jalan difungsikan sebagai akses untuk

menuju gedung-gedung perkuliahan. Jalan-jalan di kawasan kampus

Page 77: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 24

Undip Tembalang saling berkaitan satu sama lain, yakni

menghubungkan antara kawasan pendidikan dan pemukiman.

g. Sungai

Kawasan kampus Undip Tembalang dilewati sungai yang cukup

lebar. Namun, berdasarkan peta citra, sungai tersebut tidak terawat

dengan baik dan kurang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari warna

sungai yang gelap dan tertutup semak belukar yang tidak terawat.

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan interpretasi citra penginderaan jauh sangat dibutuhkan oleh

seorang perencana untuk mengidentifikasi karakteristik suatu wilayah tanpa

kontak langsung dengan wilayah tersebut.

2. Untuk mengidentifikasi suatu objek pada citra, dibutuhkan kunci interpretasi

citra.

3. Sebuah wilayah memiliki objek-objek dengan karakteristik yang berbeda-

beda sehingga membutuhkan interpretasi yang berbeda pula.

Page 78: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 25

DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Ichwan. 2009. “Interpretasi Citra dengan Menggunakan Delapan Unsur

Interpretasi” dalam I-Geography.

http://one-geo.blogspot.com/2009/12/interpretasi-citra-dengan-

menggunakan.html. Diunduh pada Sabtu, 8 Desember 2012.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_laut. Tanpa Angka Tahun. “Pertahanan Laut”

dalam Wikipedia. Diunduh Sabtu, 13 April 2013.

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/unsur-interpretasi-citra.html. Tanpa Angka

Tahun. “Unsur Interpretasi Citra” dalam Jurnal Geologi. Diunduh Sabtu, 8

Desember 2012.

http://kasihdalamkata.blogspot.com/2010/01/tata-guna-lahan.html. Tanpa Angka

Tahun. “Tata Guna Lahan: dalam Kasih dalam Kata. Diunduh Sabtu. 13 April

2013.

Pangi dan Pigawati, Bitta. 2011. Pengolahan Data Citra. Semarang: Biro Penerbit

Plano UNDIP.

Page 79: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 26

LAMPIRAN

1. Peta Citra Kampus Undip Tembalang

2. Peta Tata Guna Lahan Kampus Undip Tembalang

3. Print Screen Attribute Table

Page 80: Kumpulan tugas interpretasi ruang

ATTRIBUTE TABLE

Page 81: Kumpulan tugas interpretasi ruang
Page 82: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN PENGINDERAAN JAUH

“PENGOLAHAN PETA CITRA DAN PETA TATA GUNA LAHAN” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256)

Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl. GE, MT.

Dikerjakan Oleh :

Dwitantri Rezkiandini Lestari

21040112130071

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 83: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 1

I. TUJUAN

Tujuan praktikum ini yaitu :

1. Mangetahui cara pengolahan peta citra dan peta tata guna lahan.

2. Memahami teknik penggabungan band, koreksi geometrik, koreksi

radiometrik dan cropping peta citra menggunakan software ER Mapper.

3. Memahami teknik digitasi peta citra yang meghasilkan peta tata guna lahan

dengan menggunakan software ArcGIS.

4. Mengetahui pemanfaatan lahan di suatu kawasan berdasarkan peta citra.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian Peta Citra

Peta citra satelit merupakan kombinasi data peta rupabumi jenis vektor

dengan data satelit orthogonal jenis raster yang dioverlay secara

terintegrasi pada sistem referensi koordinat pemetaan (Dodi S, dkk

dalam Gantin). Pemetaan citra satelit pada dasarnya lebih

mempertimbangkan segi kualitas geometris dan sajian citra, selebihnya

untuk melaksanakan analisis/interpretasi citra diserahkan kepada para

pengguna.

Dasar pertimbangan produksi peta citra satelit :

a. Hasil pengolahan data citra penginderaan jauh dapat dimanfaatkan

untuk pemenuhan informasi dan pemetaan sumberdaya alam.

b. Keberadaan berbagai citra satelit yang multi resolusi serta ditunjang

oleh kemampuan perangkat keras dan lunak untuk kebutuhan

pemetaan.

c. Penggunaan teknik penginderaan jauh dinilai relatif murah

dibandingkan dengan teknik pembuatan peta yang menggunakan

survei tristis dan survei udara/fotogrametris.

d. Data citra satelit dimungkinkan untuk memutakhirkan peta rupabumi

dan lainnya.

e. Keberadaan Stasiun Bumi Satelit Sumber Alam (SBSSA) LAPAN

yang menjadi sumber data untuk produksi peta citra satelit.

f. Dengan adanya durasi lintasan satelit dari daerah yang sama

kurang dari satu bulan, maka produksi peta citra dapat diselesaikan

dalam waktu relatif singkat. (Gantin, Tanpa Angka Tahun)

Page 84: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 2

2.2. Pengertian Tata Guna Lahan

Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan

yang dilakukan sesuai dengan kondisi eksisting alam. Tata guna lahan

berupa:

Kawasan permukiman

Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan

yang disertai prasana dan sarana serta infrastrukutur yang

memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial mempunyai

norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat

kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perumahan

Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-

bangunan perumahan dalam suatu wilayah tanpa didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan ini sesuai pada

tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perkebunan

Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis

tanaman yang bisa menghasilkan materi dalam bentuk uang.

Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).

Kawasan pertanian

Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu

tanaman saja. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-

15% (landai).

Kawasan ruang terbuka hijau

Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya

ditanami oleh tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit.

Namun dapat juga berupa hutan yang didominasi oleh berbagai

jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat

kelerengan 15-25% (agak curam).

Kawasan perdagangan

Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya

bangunan pertokoan yang menjual berbagai macam barang.

Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-8% (datar).

Page 85: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 3

Kawasan industri

Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik

dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini

sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (hingga landai).

Kawasan perairan

Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan,

seperti budidaya ikan, pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi

wilayah dan sekitarnya.

Standar Warna Tata Guna Lahan

No Keterangan Kode

Warna Warna

1. Kawasan Permukiman Padat 42

2. Kawasan Permukiman Sedang 41

3. Kawasan Permukiman Rendah 2

4. Kawasan Pasar Tradisional 12

5. Kawasan Perdagangan dan

Pertokoan 1

6. Kawasan Institusi, Pemerintahan,

dan Pendidikan 141

7. Ruang Terbuka dan Areal

Rekreasi, taman 3

8. Kawasan Industri 252

9. Kawasan Pertambakan 4

10. Lahan Pertanian 74

11. Lahan Perkebunan 76

12. Hutan dan Kawasan Konservasi 137

13. Perairan, Genangan Air, Danau 5

14. Fasilitas Transportasi: Terminal

dan Stasiun KA 183

15. Kawasan Militer 143

16. Lahan Kosong dan Padang Rumput 81

17. Kuburan 200

Page 86: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 4

III. ALAT DAN BAHAN

- Citra ALOS Kota Semarang

- Komputer yang telah diinstall Er Mapper

- Komputer yang telah diinstall ArcGIS

IV. LANGKAH KERJA

a. Penggabungan Band

1. Buka aplikasi Er Mapper

2. Pilih menu File Open Pilih satu file jenis .tif OK.

Page 87: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 5

Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini :

3. Pilih menu View Algorithm atau klik ikon pada toolbar.

Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini :

4. Klik icon untuk menduplikasi layer. Jumlah layer yang diduplikasi

sesuai dengan jumlah band dari citra yang akan diolah. Dalam

praktikum ini, jumlah band citra adalah 4.

atau

Page 88: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 6

5. Double click layer Ubah nama Load Dataset Pilih sesuai

dengan nomor band OK this layer only. Hal ini diberlakukan untuk

semua band citra.

Page 89: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 7

6. Setelah itu, simpan file. Pilih menu File Save as isi nama file

‘citragabung’ isi tipe file ‘ER Mapper Raster Dataset (.ers)’ OK.

7. Tutup file, kemudian buka kembali file ‘citragabung’ yang telah disimpan.

File Open citragabung.ers. Maka akan tampil tampilan seperti

berikut ini :

Band telah digabungkan

Page 90: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 8

b. Koreksi Geometrik

1. Buka aplikasi ER Mapper. Setelah itu, buka file citra yang telah

digabungkan bandnya. File Open citragabung.ers.

2. Pilih menu Process Geocoding Wizard

Isi step 1 sampai dengan 5

Step 1 (Start)

Input file : citragabung.ers

Geocoding type : Polynomial

Setelah itu klik Save dan klik step 2) Polynomial Setup

Step 2 (Polynomial Setup)

Polynomial order : Linear

Setelah itu klik Save dan klik step 3) GCP Setup

Page 91: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 9

Step 3 (GCP Setup)

Klik Change, lalu akan muncul :

Pengisian Datum : WGS 84

Pengisian Projection : SUTM 49

Page 92: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 10

Pengisian Coord system type : Eastings/Northings

Setelah semuanya terisi klik OK Save 4) GCP Edit

Step 4 (GCP Edit)

Dalam keadaan off

Arahkan pointer sesuai titik pada gambar citra dari google earth

Masukkan koordinat titik dari google earth yang telah diketik

ulang dalam notepad

Lakukkan penitikkan searah atau bertolak belakang jarum jam

Setelah membuat titik, ubah on menjadi off. Lihat RMS-nya.

Semakin kecil RMS, semakin sesuai dengan titik.

Apabila RMS-nya masih besar, ubah kembali posisi titik dengan

mengarahkan pointer pada titik yang akan diubah.

Setelah itu, klik Save Pilih 5) Rectify

Untuk menambah titik

Page 93: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 11

Step 5 (Rectify)

Pilih Save and Start Rectification OK. Setelah itu pilih file Save as

File name : citragabungrek File type : ER Mapper Raster Dataset

(.ers) Close

c. Koreksi Radiometrik

1. Buka aplikasi ER Mapper. Setelah itu, buka citra yang telah

digabungkan band dan dikoreksi geometric. Pilih menu File Open

citragabungrek.ers

2. Pilih menu View Algorithm atau klik ikon pada toolbar.

Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini :

atau

Page 94: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 12

3. Pilih Edit Transform Limits Periksa Actual Input Limits

Apabila 0, dibirakan

Apabila bukan 0, pilih Edit Formula Masukkan rumus

Apply Changes Close. Hal ini berlaku untuk RGB.

Rumus : INPUT1-(angka Actual Input Limits yang terkecil)

Setelah itu, pilih File Save As File name : citragabungrekradio

File type : ER Mapper Raster Dataset (.ers) Close

d. Cropping

1. Buka aplikasi ER Mapper. Setelah itu, buka file citra yang telah

digabungkan bandnya. File Open citragabungrekradio.ers.

2. Pilih menu Utilities Import Vector and GIS Formats ESRI Shape

File Import. Pilih file dalam bentuk .shp

Page 95: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 13

Map projection : SUTM 49 Set Color : Red OK OK Close

Page 96: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 14

3. Pilih menu View Algorithm atau klik ikon pada toolbar.

4. Pilih Edit Add Vector Layer Annotation/Map Composition

5. Pada Layer Annotation, pilih Load Data set pilih file dalam bentuk

.erv OK. Batas telah muncul.

atau

Page 97: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 15

Batas telah muncul

6. Pilih ikon , maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Lalu

perbesar peta dengan memilih ikon , drag pada peta.

Peta yang telah diperbesar

Page 98: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 16

7. Setelah itu, beri nama batas wilayah pada citra. Klik ikon pada

tools, klik bagian dalam batas peta citra klik ikon isi

dengan ‘batas_wilayah’ Apply Close.

8. Simpan batas. Kilk ikon Raster Region OK Close.

Page 99: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 17

9. Menghitamkan daerah selain daerah yang diinginkan. Algorithm

Edit Formula if inregion (‘batas_wilayah’) i1 else null Apply

changes. Hal ini berlaku untuk RGB.

10. Simpan file. Pilih menu File Save as File name :

citragabungrekradiocrop File type : ER Mapper Raster Dataset

(.ers) Close

PETA SUDAH SIAP DIDIGITASI DALAM ARCGIS

if inregion

(‘batas_wilayah’) i1

else null

Page 100: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 18

e. Digitasi dengan ArcGIS

1. Buka aplikasi ArcGISArcMap.

2. Pilih jenis pengolahan yang akan dilakukkan. Dalam praktikum ini, pilih

A new empty map. Setelah itu klik OK.

3. Mengatur satuan yang akan dipakai. ViewData Frame Properties.

Maka, akan muncul kotak dialog. Pilih kolom GeneralPada kolom

Map dan Display, pilih MetersApply OK.

4. Mengatur satuan koordinat. ViewData Frame Properties Kolom

Coordinate System.

Pada kolom Select Coordinate System, pilih Predifined Projected

Coordinate System UTM WGS 1984 WGS 1984 UTM Zone

49S. Setelah itu, pilih Apply dan klik OK.

5. Memasukkan gambar FileAdd Data atau klik ikon Add Data pada

Toolbar . Pilih terboyo.ers dan terboyo.shp.

6. Untuk melakukkan digitasi, warna peta harus dihilangkan. Double click

warna batas wilayah Pilih hollow outline width 2 outline

color : red OK.

7. Buat Attribute Klik kanan pada layer batas wilayah Open Attribute

Table Options Add Field Name : Keterangan Type : Text

OK.

Page 101: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 19

8. Setelah itu, mulai digitasi peta. Editor Start Editing Cut Polygon

Features Klik bagian dalam peta Pilih icon pensil Mulai

digitasi.

9. Setiap selesai digitasi, buka attribute table, lalu lengkapi bagian

keterangan sesuai dengan tata guna lahan. Jika sudah selesai mengisi

attribute table, pilih Editor Stop Editing.

10. Setelah semua bagian didigitasi, berilah warna. Klik mouse bagian

kanan pada layer yang telah didigit Properties Symbology

keterangan

Page 102: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 20

Categories Unique Features Value field : Keterangan Add

All Values Klik value tiap keterangan pilih warna yang sesuai

Apply OK.

11. Setelah itu, lakukkanlah layouting. Untuk mengubah format kertas, pilih

menu File Pages and Print Setup.

12. Buatlah ITP. Berikut ini adalah menu-menu yang dapat digunakan untuk

membuat ITP.

Membuat

Rectangle Memasukan

huruf Jenis

Font Font

Size Font

Format

Warna

Huruf

Warna

Rectangle

Warna

Garis

Tampilan Layout

Page 103: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 21

Masukkan skala : insert Scale Bar

Masukkan orientasi : insert North Arrow

Masukkan logo Undip : insert Picture

Masukkan legenda : insert Legend

13. Berikan grid pada peta. View Data Frame Properties New Grid

Pilih format yang diinginkan.

14. Untuk membuat legenda pada peta citra. Buka wilayah di google earth

gunakan Snipping Tool untuk mengidentifikasi kawasan (Start All

Programs Acessories Snipping Tool) Drag Save as.

V. HASIL DAN ANALISIS

Peta Citra

Peta Tata Guna Lahan

Page 104: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 22

Analisis :

Berdasarkan pengamatan penulis, wilayah Kelurahan Terboyo Kulon,

Semarang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Pemukiman Padat

Pemukiman padat di Kelurahan Terboyo Kulon terletak di antara kawasan

pertambakan. Hal ini menandakan bahwa mata pencaharian sebagian

besar masyarakat Kelurahan Terboyo Kulon adalah nelayan atau

pengusaha tambak. Selain itu, pemukiman berpola tidak teratur.

2. Kawasan Industri

Kawasan industri terletak di sekitar pemukiman padat dan kawasan tambak.

Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan besar bidang industri di Kelurahan

Terboyo Kulon adalah bidang perikanan. Luas dan jumlah kawasan industri

di Kelurahan Terboyo Kulon terbilang cukup besar dan banyak.

3. Kawasan Pertambakan

Kelurahan Terboyo Kulon terletak di daerah pesisir pantai, sehingga banyak

sekali ditemukan kawasan pertambakan. Walaupun memiliki tekstur yang

sama halusnya dengan perairan, kawasan pertambakan dan perairan masih

tetap dapat dibedakan. Kawasan pertambakan terdapat sekat atau pemisah

antara lahan tambak yang satu dengan lahan tambak yang lain, sedangkan

daerah perairan tidak memiliki sekat atau pemisah. Kawasan pertambakan

merupakan kawasan terbesar di Kelurahan Terboyo Kulon.

4. Perairan

Perairan di Kelurahan Terboyo Kulon berupa laut dan muara sungai. Pada

peta citra, terlihat jelas suatu garis yang berkelok-kelok berakhir pada suatu

daerah yang lebih luas. Dari hal tersebut, penghuni dapat mengidentifikasi

adanya sungai yang bermuara di laut yang berlokasi di Kelurahan Terboyo

Kulon.

5. Jalan

Akses jalan di Kelurahan Terboyo Kulon tidak terlalu banyak. Hal ini dapat

disebabkan karena sebagian besar wilayah di Kelurahan Terboyo adalah

berupa air. Akses jalan yang tersedia hanya terdapat untuk tujuan ke

kawasan industri serta pemukiman.

Page 105: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 23

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan interpretasi citra penginderaan jauh sangat dibutuhkan oleh

seorang perencana untuk mengidentifikasi karakteristik suatu wilayah tanpa

kontak langsung dengan wilayah tersebut.

2. Software Er Mapper dan ArcGIS merupakan software yang dapat

membantu interpretasi suatu peta citra.

3. Sebuah wilayah memiliki objek-objek dengan karakteristik yang berbeda-

beda sehingga membutuhkan interpretasi yang berbeda pula.

Page 106: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 24

DAFTAR PUSTAKA

Gantin, Tuti dan Slamet Soelaeman. Tanpa Angka Tahun. Pemetaan Citra Satelit.

http://kasihdalamkata.blogspot.com/2010/01/tata-guna-lahan.html. Tanpa Angka

Tahun. “Tata Guna Lahan: dalam Kasih dalam Kata. Diunduh Sabtu. 13 April

2013.

Pangi dan Pigawati, Bitta. 2011. Pengolahan Data Citra. Semarang: Biro Penerbit

Plano UNDIP.

Page 107: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071

Laporan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh 25

LAMPIRAN

1. Peta Citra Kelurahan Terboyo Kulon Semarang

2. Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Kulon Terboyo

Page 108: Kumpulan tugas interpretasi ruang
Page 109: Kumpulan tugas interpretasi ruang
Page 110: Kumpulan tugas interpretasi ruang

LAPORAN INTERPRETASI CITRA

“UJI KLASIFIKASI CITRA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang

(TKP 256)

Dikerjakan Oleh :

Bunga Kasih Agyaputeri 21040112140113 Dwitantri Rezkiandini Lestari 21040112130071 Fera Wahyu Pinanti Islamiyah 21040112110111 Syarif Hidayatullah 21040112130085

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 111: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 1

I. TUJUAN

Tujuan praktikum ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lahan yang terdapat di suatu

wilayah berdasarkan citra.

2. Mahasiswa dapat membuat peta klasifikasi lahan menggunakan aplikasi

ERMapper dan ArcGIS berdasarkan standar warna peta tata guna lahan.

3. Mahasiswa dapat melakukan pemotongan citra satelit menggunakan

ERMapper.

4. Mahasiswa dapat mengetahui apakah klasifikasi lahan pada citra sesuai

dengan klasifikasi lahan sebenarnya pada suatu wilayah.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian Klasifikasi Citra

Klasifikasi citra merupakan proses yang berusaha

mengelompokkan seluruh pixel pada suatu citra ke dalam sejumlah

class (kelas), sedemikian hingga tiap class merepresentasikan suatu

entitas dengan properti yang spesifik (Chein-I Chang dan H.Ren, 2000).

Klasifikasi citra penginderaan jauh (inderaja) bertujuan untuk

menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna mewakili sebuah objek,

misalkan hutan laut, sungai, sawah dan lain-lain (Agus Zainal Arifin dan

Aniati Murni 2007).

Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel

ke dalam kelas-kelas tertentu. Hal ini sesuai dengan asumsi yang

digunakan dalam klasifikasi multispektral ialah bahwa setiap objek dapat

dibedakan dari yang lainnya berdasarkan nilai spektralnya (Projo

Danoedoro,1996). Pada umumnya Klasifikasi citra digital yang

digunakan adalah klasifikasi terselia (supervised).

Menurut Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini

melibatkan interaksi analis secara intensif, dimana analis menuntun

proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra (training area).

Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan

mempertimbangkan pola spektral pada setiap panjang gelombang

tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili

suatu objek tertentu.

Page 112: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 2

2.2. Jenis-jenis Klasifikasi Citra

Dalam klasifikasi citra ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu :

Klasifikasi Citra Terawasi (Supervised Classification)

Penggunaan istilah terawasi disini mempunyai arti berdasarkan

suatu referensi penunjang, dimana kategori objek-objek yang

terkandung pada citra telah dapat diidentifikasi. Klasifikasi ini

memasukkan setiap piksel citra tersebut kedalam suatu kategori

objek yang sudah diketahui. Sebelum klasifikasi dilakukan, maka

kita harus memasukkan input sebagai dasar pengklasifikasian yang

akan dilakukan. Dengan klasifikasi ini, kita lebih bebas untuk

memilah data citra sesuai dengan kebutuhan. Misalnya dalam suatu

kawasan kita hanya akan melakukan klasifikasi terbatas pada jenis

jenis kenampakan secara umum misal jalan, pemukiman, sawah,

hutan, dan perairan. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan

klasifikasi ini. Proses input sampel juga cukup mudah, hanya saja

perlu ketelitian dan pengalaman agar sampel yang kita ambil dapat

mewakili jenis klasifikasi. Baik buruknya sampel diwujudkan dalam

nilai indeks keterpisahan.

Proses klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang

diinginkan dan memilih training area untuk tiap ketegori penutup

lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi merupakan klasifikasi

terbimbing. Klasifikasi terbimbing digunakan data penginderaan jauh

multispectral yang berbasis numeric, maka pengenalan polanya

merupakan proses otomatik dengan bantuan komputer.

Klasifikasi terbimbing yang didasarkan pada pengenalan pola

spectral terdiri atas tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap training sample: analisis menyusun kunci interpretasi

dan mengembangkan secara numeric spectral untuk setiap

kenampakan dengan memeriksa batas daerah (training area).

2. Tahapan klasifikasi: setiap pixel pada serangkaian data citra

dibandingkan steiap kategori pada kunci interpretasi numeric,

yaitu menentukan nilai pixel yang tak dikenal dan paling mirip

dengan kategori yang sama. Perbandingan tiap pixel citra

dengan kategori pada kunci interpretasi dikerjakan secara

numeric dengan menggunakan berbagai strategi klasifikasi

Page 113: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 3

(dapat dipilih salah satu dari jarak minimum rata-rata kelas,

parallelepiped, kemiripan maksimum). Setiap pixel kemudian

diberi nama sehingga diperoleh matrik multi dimensi untuk

menentukan jenis kategori penutupan lahan yang diinterpretasi.

3. Tahapan keluaran: hasil matrik didenileasi sehingga terbentuk

peta penutupan lahan, dan dibuat tabel matrik luas berbagai

jenis tutupan lahan pada citra.

Klasifikasi Citra Tak Terawasi (Unsupervised Classification)

Proses klasifikasi disebut tidak terawasi, bila dalam prosesnya

tidak menggunakan suatu referensi penunjang apapun. Hal ini

berarti bahwa proses tersebut hanya dilakukan berdasarkan

perbedaan tingkat keabuan setiap piksel pada citra. Klasifikasi citra

tak terawasi mencari kelompok-kelompok (cluster) piksel-piksel,

kemudian menandai setiap piksel kedalam sebuah kelas

berdasarkan parameter-parameter pengelompokkan awal yang

didefinisikan oleh penggunanya.

Klasifikasi unsupervised melakukan pengelompokan data

dengan menganalisa cluster secara otomatis dan menghitung

kembai rata-rata kelas (class mean) secara berulang-ulang dengan

computer.

Sumbu horizontal menunjukkan nilai piksel pada band2 dan

sumbu vertical menunjukkan nilai kecerahan piksel pada band1.

Pengelompokan piksel menjadi kelas spectral diawali dengan

menentukan jumlah kelas spectral yang akan dibuat. Penentuan

jumlah kelas ini dapat dilakukan dengan memperhatikan jumlah

puncak histogram sehingga diperoleh jumlah kelas spectral yang

akan dibentuk. Setelah jumlah kelas spectral ini ditentukan

kemudian dipilih pusat-pusat kelas spectral terhadap setiap pusat

kelas spectral. Berdasarkan hasil pengukran jarak ini setiap piksel

dikelompokkan ke dalam suatu kelas spectral yang memiliki jarak

terdekat.

Setelah setiap piksel dikelompokkan lalu masing-masing rata-

rata kelas spectral dihitung kembali. Kemudian dilakukan lagi

pengukuran jarak setiap piksel terhadap rata-rata kelas baru ini dan

Page 114: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 4

akhirnya piksel dikelompokkan ke dalam kelas spectral yang

memiliki jarak terdekat.

Parameter yang menentukan pemisahan dan pengelompokan

piksel-piksel menjadi kelas spectral yaitu:

1. Standar deviasi maksimum, nilai standari deviasi maksimum

yang sering digunakan berkisar antara 4,5 sampai 7

2. Jumlah piksel minimum dalam sebuah kelas spectral dinyatakan

dalam persen (%).

3. Nilai pemisahan pusat kelas yang dipecah

4. Jarak minimum antara rata-rata kelas spectral, berkisar antara

3,2 sampai 3,9.

Proses pemisahan dan pengelompokkan piksel-piksel menjadi

kelas-kelas spectral terus diulangi dan akan dihentikan bila telah

memenuhi salah satu ketentuan:

1. Jumlah iteasi maksimum, jumlah iterasi dapat ditentukan sesuai

dengan kebutuhan

2. Jumlah piksel yang kelas spektralnya tidak berubah antara

iterasi (dalam persentase, %).

Setelah kelas spectral terbentuk umumnya dilakukan proses

asosiasi antaa obyek dan kelas spectral terbentuk untuk

mengidentifikasi kelas spectral menjadi kategori obyek tertentu.

Pengidentifikasian kelas spectral menjadi obyek tertentu dapat

dilakukan menggunakan suatu data acuan atau referensi penunjang.

Setelah semua kelas spectral teridentfikasi kemudian dapat

dilakukan penyederhaan untuk menggabungkan kelas-kelas yang

tergolong sama, misalnya pengabungan perkampungan 1 dan

perkampungan 2 menjadi satu kelas perkampungan. Hasil klasifikasi

dapat ditunjukka dari gradasi warna yang terbentuk yang

menunjukkan jenis kelas yang dikelompokkan oleh komputer.

Page 115: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 5

2.3. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Citra

1. Mengidentifikasi besarnya perubahan liputan lahan di suatu wilayah.

2. Mengidentifikasi pengurangan dan penambahan kawasan di suatu

wilayah.

3. Menguji keterandalan citra dalam identifikasi objek atau kawasan

tertentu.

4. Menganalisis pengelolaan tata ruang di suatu wilayah.

III. ALAT DAN BAHAN

- Aplikasi ER Mapper

- Aplikasi ArcGIS

- Citra ALOS Semarang 2009

- Global Positioning System (GPS)

IV. LANGKAH KERJA

Mengolah citra dengan menggunakan er mapper

1. Buka aplikasi ER Mapper, lalu buka citra yang sudah dicropping. Kemudian

klik Process Classification ISOCLASS Unsupervised Classification.

Page 116: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 6

2. Kemudian masukkan data cropping pada Input Dataset dan Output Dataset.

Kelas klasifikasi minimal terdiri dari 6 kelas dan maksimal 8 kelas. Pilih OK,

tunggu beberapa saat, klik OK, close kotak dialog unsupervised

classification.

3. Tutup kotak dialog lalu buka kembali folder output. Citra akan berwarna

hitam seperti berikut ini.

Page 117: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 7

4. Lalu klik process pada ER Mapper Classification Edit Class/Region

Color and Name. Akan muncul kotak dialog baru untuk memberi warna

pada citra yang telah di cropping. Sesuaikan warna dan nama sesuai

dengan standard warna tata guna lahan yang berlaku. Setelah itu, pilih

Save.

5. Klik Edit pada Edit Algorithm dan pilih Change Raster Layer Class

Display. Lalu kanan pada Class Display dan pilih Class Display Layer.

Page 118: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 8

6. Simpan file citra yang telah diwarnai. File Save As File name :

citrarekradiogajah_class1.ers File type : ER Mapper Raster Data Set.

Mengolah citra dengan menggunakan ArcMap

1. Buka file citra yang telah diberi warna klasifikasi citrarekradiogajah.ers. File

Add data citrarekradiogajah.ers.

2. Pilih ArcCatalog New Shapefile

Page 119: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 9

3. Lalu, akan muncul kotak dialog. Nama : koreksi Feature type : point.

Setelah itu, menentukan coordinate system. Pilih Edit…

4. Maka akan muncul kotak dialog. Pilih Select Projected Coordinate

System UTM WGS1984 WGS 1984 UTM zone 49S Add.

5. Drag shapefile koreksi ke ArcMap.

Page 120: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 10

6. Membuat Attribute Table. Klik kanan pada layer koreksi Options Add

field Name : nomor Text OK. Lalu buat lagi field keterangan.

7. Lakukkan penitikan pada ArcMap. Pilih Editor Start Editing Open

Attribute File tulis nomor titik dan keterangan titik Editor Stop

Editing. Lakukan langkah ini sampai mencapai jumlah titik yang diinginkan.

Setiap melakukan penitikan, catat dan simpan koordinat tiap titik.

8. Memberi label titik. Klik kanan pada layer koreksi Properties Label

tentukan font size dan font color OK.

Page 121: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 11

9. Memunculkan label nomor. Klik kanan pada layer koreksi Labe Features.

Label nomor telah muncul.

10. Setelah itu, lakukkanlah layouting peta.

Melakukkan survei lapangan

1. Setelah menentukan titik, lakukkanlah survei lapangan.

2. Cari koordinat titik yang telah ditentukan dalam ArcMap.

3. Catat pada lembar survey, apakah lahan sesuai dengan keterangan pada

ArcMap atau tidak.

4. Lakukkanlah analisis dari survei lapangan.

Page 122: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 12

V. HASIL DAN ANALISIS

5.1. Peta Klasifikasi Citra

5.2. Tabel Atribut dan Survei

No x y keterangan survei

1 434506.598 9223562.989 hutan hutan

2 434346.726 9223644.924 hutan hutan

3 430475.37 9223864.343 hutan hutan

4 434186.281 9223771.418 pemukiman pemukiman

5 422972.865 9223978.244 hutan hutan

6 433885.185 9224001.85 ruang terbuka ruang terbuka

7 434027.946 9224050.187 hutan hutan

8 434482.133 9223777.473 hutan hutan

9 434630.514 9223688.669 hutan hutan

10 433214.56 9224489.539 pemukiman pemukiman

11 432964.816 9224478.864 pemukiman pemukiman

12 432634.939 9224170.017 hutan hutan

13 433127.712 9225372.869 ruang terbuka pemukiman

14 432676.455 9224448.011 pemukiman pemukiman

15 432448.728 9224581.41 ruang terbuka pemukiman

16 432472.627 9224706.883 pemukiman pemukiman

17 432977.763 9225241.535 pemukiman pemukiman

18 434118.023 9224595.868 pertanian pertanian

19 434620.321 9224168.253 lahan kosong lahan kosong

Page 123: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 13

20 435082.308 9223682.469 pemukiman pemukiman

21 432410.375 9225204.975 ruang terbuka ruang terbuka

22 435040.07 9226170.81 hutan hutan

23 434049.915 9225298.545 ruang terbuka ruang terbuka

24 435478.068 9224244.587 pemukiman pemukiman

25 433761.074 9225082.166 lahan kosong lahan kosong

26 433712.207 9225725.023 pemukiman pemukiman

27 433871.781 9225137.387 lahan kosong lahan kosong

28 434062.673 9225048.9 lahan kosong lahan kosong

29 433780.126 9224938.431 lahan kosong lahan kosong

30 434283.955 9225774.549 hutan hutan

31 434859.098 9224127.104 lahan kosong lahan kosong

32 434846.85 9224208.961 lahan kosong lahan kosong

33 434786.503 9224169.526 lahan kosong lahan kosong

34 434591.052 9226508.677 pemukiman pemukiman

35 434965.459 9224867.282 pemukiman pemukiman

36 433899.963 9224567.494 perkebunan perkebunan

37 434030.261 9224627.922 pertanian pertanian

38 433969.833 9220686.461 pertanian pertanian

39 433972.665 9224541.057 perkebunan perkebunan

40 434074.637 9224513.675 perkebunan perkebunan

41 434617.539 9225392.126 lahan kosong lahan kosong

42 434647.812 9225497.284 lahan kosong lahan kosong

43 434986.225 9226021.592 ruang terbuka ruang terbuka

44 435624.401 9223682.584 ruang terbuka ruang terbuka

45 435858.794 9223652.842 ruang terbuka ruang terbuka

46 434430.351 9226095.178 ruang terbuka ruang terbuka

47 435030.894 9225736.191 ruang terbuka ruang terbuka

48 434420.147 9225830.845 hutan hutan

49 434010.484 9224665.843 pertanian pertanian

50 434065.718 9224598.393 pertanian pertanian

51 434171.748 9224522.748 pertanian pertanian

52 434134.216 9224582.227 pertanian pertanian

53 434028.704 9224526.992 perkebunan perkebunan

54 433916.854 9224284.243 perkebunan perkebunan

55 433972.56 9224205.875 perkebunan perkebunan

56 434057.537 9224201.155 perkebunan perkebunan

Page 124: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 14

5.3. Perhitungan Ketelitian Uji Klasifikasi Citra

Ketelitian Interpretasi Tutupan Lahan

= 96, 43%

5.4. Analisis

Berdasarkan hasil survei, ketelitian dalam menginterpretasi citra

yaitu sebesar 96,43%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan

interpreter dalam menginterpretasi citra cukup baik. Selain itu, hal ini

juga mengindikasikan bahwa konversi lahan di Kecamatan

Gajahmungkur, Semarang terbilang rendah. Terdapat beberapa

klasifikasi lahan yang sudah dikonversi, contohnya terdapat beberapa

lahan yang ada pada citra merupakan lahan kosong, sekarang sudah

dikonversi menjadi lahan pemukiman. Sementara itu, untuk lahan

pemukiman dan industri tidak mengalami konversi lahan.

VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Ketelitian interpretasi yang baik adalah minimal 90%. Hal ini memiliki arti

bahwa kawasan yang diklasifikasi pada citra hampir sesuai dengan kondisi

lapangan.

2. Konversi lahan suatu wilayah bisa diidentifikasi melalui uji klasifikasi.

3. Keahlian interpreter dalam menginterpretasi suatu data citra dapat

disimpulkan melalui ketelitian interpretasi tutupan lahan.

Hutan 11 0 0 0 0 0 11

Ruang Terbuka 0 8 2 0 0 0 10

Pemukiman 0 0 11 0 0 0 11

Pertanian 0 0 0 7 0 0 7

Perkebunan 0 0 0 0 7 0 7

Lahan Kosong 0 0 0 0 0 10 10

Jumlah 11 8 13 7 7 10 56

Kelas

Hasil K

lasif

ikasi

Hasil Lapangan

HutanRuang

TerbukaPemukiman Pertanian Perkebunan

Lahan

KosongJumlah

Page 125: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Kelompok 13

Laporan Uji Klasifikasi Citra 15

DAFTAR PUSTAKA

http://geod-4-us.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-citra.html. 2012. Klasifikasi Citra

dalam GEOD4US. Diunduh Kamis, 9 Mei 2013.

http://sekerasbatu.blogspot.com/2009/08/klasifikasi-citra.html. Tanpa Angka Tahun.

Klasifikasi Citra dalam Jendela Ilmu. Diunduh Kamis, 9 Mei 2013.

Pangi dan Pigawati, Bitta. 2011. Pengolahan Data Citra. Semarang: Biro Penerbit

Plano UNDIP.

Page 126: Kumpulan tugas interpretasi ruang

INTERPRETASI TATA RUANG KAWASAN KEBUN RAYA BOGOR DAN SEKITARNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256)

Dosen Pembimbing:

Ir. Parfi Khadiyanto, MSL

Dikerjakan Oleh :

Dwitantri Rezkiandini Lestari NIM 21040112130071

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2013

Page 127: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................................... 2

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ........................................................................................ 2

1.4.2 Ruang Lingkup Materi .......................................................................................... 3

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 3

BAB 2 REFERENSI (KAJIAN LITERATUR) ............................................................................4

2.1 Sejarah Kebun Raya Bogor .......................................................................................4

2.2 Wilayah Sekitar Kebun Raya Bogor .......................................................................... 5

2.2.1 Istana Bogor ......................................................................................................... 5

2.2.2 Hotel Salak The Heritage ..................................................................................... 6

2.2.3 Tugu Kujang .......................................................................................................... 7

2.2.4 Lapangan Sempur ................................................................................................. 7

2.2.5 Museum Zoologi .................................................................................................. 8

BAB 3 ANALISIS ................................................................................................................. 9

3.1 Analisis Ruang.......................................................................................................... 9

3.2 Kelemahan dan Kelebihan ...................................................................................... 12

BAB 4 ................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 14

ii

Page 128: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kebun Raya Bogor…………………………………………………………. 2

Gambar 2.1 Pintu Masuk Kebun Raya Bogor…………………………………................ 4

Gambar 2.2 Istana Bogor……………………………………………………………….. 6

Gambar 2.3 Hotel Salak The Heritage………………………………………………….. 6

Gambar 2.4 Tugu Kujang……………………………………………………………….. 7

Gambar 2.5 Lapangan Sempur…………………………………………………………. 8

Gambar 2.6 Museum Zoologi Bogor…………………………………………………….. 8

Gambar 3.1 Kota Bogor…………………………………………………………………. 9

Gambar 3.2 Kawasan Kebun Raya Bogor………………………………………………. 10

Gambar 3.3 Blenheim Palace (atas) dan Istana Bogor (bawah)……………................ 11

iii

Page 129: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah

susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang

berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan

peruntukan ruang untuk fungsi budi daya (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang). Interpretasi ruang sangat

dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan suatu ruang dari waktu ke waktu.

Kota Bogor sebagai kota yang tidak jauh dari Ibukota Jakarta, memiliki kondisi

pola ruang yang khas. Hal ini tidak terlepas dari adanya Kebun Raya Bogor. Kebun

Raya Bogor telah menjadi ciri khas Kota Bogor. Kawasan Kebun Raya Bogor

memberikan daya tarik Kota Bogor terhadap wisatawan dalam negeri maupun

mancanegara. Selain itu, dengan dibangunnya Kebun Raya Bogor, telah

mempengaruhi perkembangan pola ruang di sekitar Kebun Raya Bogor. Banyak

bangunan dan tempat yang memiliki fungsi penting di sekitar kawasan Kebun Raya

Bogor. Oleh karena itu, untuk menganalisis pola ruang di Kota Bogor, diperlukan

interpretasi ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pola ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya?

2. Bagaimana penggunaan ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya?

3. Apa kelebihan dan kelemahan kondisi tata ruang di kawasan Kebun Raya Bogor

dan sekitarnya?

I

Page 130: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 2

1.3 Tujuan

1. Menganalisis pola ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.

2. Menganalisis penggunaan ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.

3. Menganalisis kelebihan dan kelemahan tata ruang di kawasan Kebun Raya Bogor

dan sekitarnya.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Kebun Raya Bogor merupakan salah satu objek wisata di Kota Bogor yang

menjadi daya tarik para wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara.

Kebun Raya Bogor memiliki luas mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis

koleksi pohon dan tumbuhan. Batas-batas Kebun Raya Bogor adalah sebagai

berikut:

Utara : Jalan Jalak Harupat

Timur : Jalan Pajajaran

Selatan : Pasar Bogor

Barat : Jalan Ir. H. Djuanda

Sumber: Google Earth, 2013

Gambar 1.1 Kebun Raya Bogor

Page 131: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 3

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Berdirinya Kebun Raya Bogor telah mempengaruhi perkembangan pola ruang

di sekitar kawasan Kebun Raya Bogor. Tidak hanya perkembangan pola ruang,

penggunaan ruang juga telah berkembang dari dahulu hingga sekarang.

Perkembangan tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial dan budaya yang ada

di Kota Bogor. Oleh karena itu, ruang lingkup materi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Pola ruang dan penggunaan ruang di kawasan Kebun Raya Bogor dan

sekitarnya

Sejarah berdirinya Kebun Raya Bogor dan kawasan penting di sekitar Kebun

Raya Bogor

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup wilayah, ruang lingkup

materi dan sistematika penulisan. Bab ini berisi tentang latar belakang penngambilan

wilayah studi dan kondisi umum wilayah studi.

BAB II REFERENSI (KAJIAN LITERATUR)

Bab ini berisi referensi-referensi atau teori-teori mengenai wilayah studi.

BAB III ANALISIS

Bab ini berisi analisis atau ulasan-ulasan menganai pola ruang di wilayah studi.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis mengenai wilayah

studi.

Page 132: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 4

BAB 2

REFERENSI (KAJIAN LITERATUR)

2.1 Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan

atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga

Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis

dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga

kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di

samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan

Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda

takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen

membangun rumah peristirahatan (saat ini Istana Bogor) di salah satu sudutnya pada

pertengahan abad ke-18.

Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tanpa Angka Tahun

Gambar 2.1 Pintu Masuk Kebun Raya Bogor

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami

Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan

halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli

botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap

halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya

Bogor dalam bentuknya sekarang.

II

Page 133: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 5

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang

menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu

terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun

tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi

pengembangan kebun-kebun yang lain.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van

der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama Lands

Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul

pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu,

yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt dibantu oleh James Hooper dan W.

Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). (Wikipedia, 2013)

2.2 Wilayah Sekitar Kebun Raya Bogor

2.2.1 Istana Bogor

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti

"tanpa kekhawatiran". Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan

tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang

Gubernur Jenderal Inggris. Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem

Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor

(Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di

hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut

sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat

tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang

membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh

arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di

Inggris. Bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan.

Sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi

bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan

luas bangunan 14.892 m². (Wikipedia, 2013)

Page 134: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 6

Sumber: Info Bogor, 2013

Gambar 2.2 Istana Bogor

2.2.2 Hotel Salak The Heritage

Pada tahun 1856 berbarengan dengan dibangunnya kembali Istana Bogor,

pemerintah Belanda membangun sebuah hotel yang dibangun sebagai rumah

kediaman tamu di Istana Bogor. Hotel ini dulunya dikenal dengan Binnenhof

Hotel atau Bellevue Hotel, setelah Indonesia merdeka, Hotel ini kemudian

diserahkan ke pemerintah Indonesia dan diberi nama Hotel Salak The Heritage

Bogor yang mengambil nama dari Gunung Salak sebagai gunung terbesar di

Bogor. (Wikipedia, 2013)

Sumber: Travel to Bogor Indonesia, Tanpa Angka Tahun

Gambar 2.3 Hotel Salak The Heritage

Page 135: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 7

2.2.3 Tugu Kujang

Tugu setinggi kira-kira 25 meter ini dibangun pada 4 Mei 1982 diatas sebuah

lahan seluas 26m x 23m dan diperkirakan menghabiskan biaya sebesar 80 juta

rupiah. Nama Kujang sendiri diambil dari nama sebuah senjata pusaka

tradisional etnis Sunda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Pusaka Kujang itu

sendiri sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14 Masehi,

di masa pemerintahan Prabu Siliwangi. (Jelajah Unik, 2012)

Sumber: Yulyawidjaya, 2011

Gambar 2.4 Tugu Kujang

2.2.4 Lapangan Sempur

Lapangan Sempur terletak di seputar Kebun Raya Bogor, tepatnya di sisi

bagian utara setelah Jalan Si Jalak Harupat. Posisi lanskap lapangan ini lebih

rendah dari jalan raya sehingga jika sedang diadakan acara-acara tertentu akan

sangat terlihat jelas dari atas jalan. Namanya berasal dari nama sejenis

tumbuhan, sempur. (Wikipedia, 2013)

Page 136: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 8

Sumber: Panoramio, Tanpa Angka Tahun

Gambar 2.5 Lapangan Sempur

2.2.5 Museum Zoologi

Berdirinya Museum Zoologi merupakan gagasan dari J. C. Koningsberger,

seorang ahli botani berkebangsaan Jerman yang menetap di Belanda. Pada

awal pembangunannya tahun 1894, tempat ini berfungsi sebagai laboratorium

zoologi yang menjadi wadah penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan

zoologi, meliputi kegiatan inventarisasi fauna Indonesia dengan nama

Landbouw Zoologisch Laboratorium. Seiring dengan perkembangannya,

Museum Zoologi mengubah namanya sesuai dengan fungsinya. (Pemerintah

Kota Bogor, Tanpa Angka Tahun)

Sumber: Potlot Adventure, Tanpa Angka Tahun

Gambar 2.6 Museum Zoologi Bogor

Page 137: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 9

BAB 3

ANALISIS

3.1 Analisis Ruang

Kawasan Kebun Raya Bogor dan sekitarnya tidak terlepas dari kerajaan

Pajajaran. Hal ini disebabkan karena Kota Bogor merupakan pusat atau ibukota dari

Kerajaan Pajajaran. Pada zaman Prabu Siliwangi, Kebun Raya Bogor merupakan

kawasan hutan buatan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Lokasi Kebun Raya

Bogor tepat di jantung Kota Bogor sehingga menjadi pusat dari Kota Bogor. Keadaan

tersebut menyababkan terjadinya pembangunan atau perkembangan tata ruang yang

pesat di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor.

Sumber: Google Earth, 2013

Gambar 3.1 Kota Bogor

Pola ruang di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor dipengaruhi oleh struktur

jalan. Banyak bangunan-bangunan meliputi kantor, toko, pusat perbelanjaan, kampus,

pasar dan kawasan komersil lainnya yang menyebar di sepanjang jalan utama yaitu

Jalan Pajajajaran, Jalan Si Jalak Harupat, dan Jalan Ir. H. Djuanda. Jalan-jalan tersebut

merupakan jalan yang mengelilingi Kebun Raya Bogor. Di kawasan sekitar Kebun Raya

Bogor merupakan kawasan yang padat dengan bangunan-bangunan yang pada

III

Kebun Raya Bogor

Page 138: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 10

umumnya dikhusukan untuk publik. Hal-hal tersebut menyebabkan konsentrasi dan

aktivitas di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor memiliki tingkat yang terbilang cukup

tinggi. Selain itu, dapat dilihat juga pemukiman yang padat menyebar di segala

penjuru kawasan Kebun Raya Bogor.

Sementara itu, morfologi kawasan sekitar Kebun Raya Bogor adalah radial-

konsentris menerus. Hal ini memiliki arti bahwa perkembangan kota berpusat di

Kebun Raya Bogor kemudian berkembang terus menerus sepanjang waktu hingga

membentuk kawasan permukiman dan komersil yang padat di sekitar Kebun Raya

Bogor.

Sumber: Google Earth, 2013

Gambar 3.2 Kawasan Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor berbentuk hampir menyerupai persegi. Di keempat ujung

sisinya terdapat empat tempat paling penting dan menjadi ikon kota Bogor yaitu Tugu

Kujang, Lapangan Sempur, Hotel Salak The Heritage, dan Museum Zoologi. Hal ini

memiliki filosofi keseimbangan antara semua sisi kehidupan masayarakat Kota Bogor

sebagaimana menurut sejarah Kebun Raya Bogor pada zaman Prabu Siliwangi

diperuntukkan untuk menjaga keseimbangan alam.

Adapun Istana Bogor terletak di dalam kawasan Kebun Raya Bogor. Tujuan

awal dibangunnya Istana Bogor adalah sebagai tempat peristirahatan untuk Gubernur

Jenderal Inggris dan Belanda. Istana Bogor terletak di dalam Kebun Raya Bogor

Museum Zoologi

Hotel Salak

Istana Bogor

Lapangan Sempur

Tugu Kujang

Page 139: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 11

karena untuk menciptakan kedamaian bagi penghuni istana karena di sekitar istana

terdapat berbagai macam tumbuhan dan taman yang luas sehingga dapat

menenangkan hati dan pikiran penghuni istana.

Bentuk atau arsitektur Istana Bogor sangat mirip dengan Blenheim Palace di

Inggris. Hal ini disebabkan karena Istana Bogor dirancang oleh Gubernur Jenderal

Gustaaf Willem Baron Van Imhoff yang terinsipirasi dengan arsitektur Blehheim

Palace.

Sumber: Info Britain, 2013 (atas) dan Semangat yang Manyegarkan, 2010 (bawah)

Gambar 3.3 Blenheim Palace (atas) dan Istana Bogor (bawah)

Untuk menunjang aktivitas di Istana Bogor, dibangunlah hotel di dekat Istana

Bogor yang saat ini bernama Hotel Salak. Letak Hotel Salak tidak jauh dari Istana

Bogor. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mobilisasi tamu istana.

Tugu Kujang pun tidak terlepas dari Kerajaan Pajajaran. Kujang merupakan

senjata tradisional yang mulai dikenal pada masa kerajaan Pajajaran. Lokasi Tugu

Kujang juga dekat dengan Kebun Raya Bogor. Hal ini disebabkan karena keterkaitan

sejarah yang kuat dari Kerajaan Pajajaran yaitu di Kebun Raya Bogor terdapat makam

Page 140: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 12

Ratu Ratu Galuh Mangkualam yang merupakan istri kedua dari Prabu Siliwangi, Raja

Kerajaan Pajajaran.

Lapangan sempur merupakan tempat yang menjadi pusat kegiatan di Kota

Bogor. Nama sempur berasal dari nama tumbuh-tumbuhan. Hal ini memiliki arti

bahwa ada keterkaitan lapangan sempur dengan Kebun Raya Bogor yang notabene

merupakan pusat penelitian tumbuh-tumbuhan. Hal demikian juga sama dengan

Museum Zoologi yang merupakan laboratorium penelitian tumbuh-tumbuhan.

3.2 Kelemahan dan Kelebihan

Kelemahan dari kondisi tata ruang di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor

adalah ikon-ikon Kota Bogor dapat tenggelam seiring dengan perkembangan kota

yang pesat akibat dari modernisasi. Ikon-ikon Kota Bogor terletak di wilayah yang

sangat rentan dengan pembangunan yang pesat seperti pembangunan gedung-

gedung dan kawasan komersil. Hal tersebut disebabkan karena kawasan sekitar

Kebun Raya Bogor merupakan kawasan yang strategis, ramai, dan memiliki tingkat

aktivitas yang tinggi.

Namun, kondisi kata tata ruang di sekitar kawasan Kebun Raya Bogor juga

memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah memiliki potensi pariwisata yang unik dan

menarik. Apabila pemerintah Kota Bogor bisa menjaga sejarah dan keaslian Tugu

Kujang, Lapangan Sempur, Hotel Salak The Heritage, dan Museum Zoologi, maka

dapat diprediksikan bahwa tempat pariwisata di Kota Bogor akan bertambah dan

tingkat pariwisata di Kota Bogor dapat meningkat.

Page 141: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 13

BAB 4

KESIMPULAN

Kota Bogor merupakan kota yang kaya dengan sejarah bangunan-bangunan dan

tempat-tempatnya. Banyak bangunan dan tempat bersejarah di Kota Bogor. Salah satunya

adalah Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan ciri khas dari Kota Bogor. Di

sekitar Kebun Raya Bogor terdapat empat ikon Kota Bogor yaitu Tugu Kujang, Lapangan

Sempur, Hotel Salak The Heritage, dan Museum Zoologi. Di dalam Kebun Raya Bogor juga

terdapat Istana Bogor yang kaya dengan sejarah-sejarahnya.

Selain itu, letak Kota Bogor tidak jauh dari ibukota Jakarta. Hal ini membawa potensi

dan ancaman bagi Kota Bogor. Ancamannya adalah Kota Bogor rentan dengan pengaruh

modernisasi dari ibukota Jakarta. Hal ini mengancam bangunan-bangunan bersejarah dapat

hilang akibat dari modernisasi. Di sisi lain, potensi yang dapat timbul adalah Kota Bogor

tingkat pariwisata yang akan meningkat. Dengan banyaknya bangunan dan tempat

bersejarah di sekitar kawasan Kebun Raya Bogor yang notabene merupakan kawasan yang

strategis, hal tersebut menarik pada turis dari dalam negeri maupun mancanegara untuk

berkunjung ke Kota Bogor.

Pemerintah Kota Bogor perlu menjaga keaslian bangunan-bangunan bersejarah

tersebut agar tetap terawat dan dalam kondisi yang sebenarnya. Hal tersebut dapat

membawa dampak positif bagi Kota Bogor yaitu tingkat pariwisata di Kota Bogor dapat

meningkat dan Kota Bogor tetap menjadi kota yang kaya dengan sejarah-sejarahnya.

IV

Page 142: Kumpulan tugas interpretasi ruang

Mata Kuliah Interpretasi Ruang (TKP 256) 2013

Interpretasi Tata Ruang di Kawasan Kebun Raya Bogor dan Sekitarnya 14

DAFTAR PUSTAKA

Info Bogor (2013) Pengunjung Istana Bogor Meningkat [online]. Didapatkan dari: http://info-bogor.com/home/pengunjung-istana-bogor-open-meningkat/. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Info Britain (Tanpa Angka Tahun) Travel Through History in UK [online]. Didapatkan dari: http://www.infobritain.co.uk/Blenheim_Palace.htm. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Jelajah Unik (Tanpa Angka Tahun) Sejarah Tugu Kujang Bogor [online]. Didapatkan dari: http://www.jelajahunik.us/2012/02/sejarah-tugu-kujang-bogor.html (Diakses pada 3 Juli 2013)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Tanpa Angka Tahun) Kebun Raya Bogor. Didapatkan dari: http://www.krpurwodadi.lipi.go.id/index.php?pages=the%20garden&sk=KRB. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Panoramio (Tanpa Angka Tahun) Lapangan Sempur [online]. Didapatkan dari: http://www.panoramio.com/photo/7057476. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Pemerintah Kota Bogor (Tanpa Angka Tahun) Museum Zoologi [online]. Didapatkan dari: http://www.kotabogor.go.id/component/content/article/264-wisata-pendidikan-dan-ilmiah/9080-museum-zoologi. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Potlot Adventure (Tanpa Angka Tahun) Museum Zoologi Bogor [online]. Didapatkan dari: http://www.potlot-adventure.com/2009/03/17/museum-zoologi-bogor/. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Semangat yang Menyegarkan (2010) Rusa-rusa Istana Bogor [online]. Didapatkan dari: http://2dheart.wordpress.com/2010/05/14/rusa-rusa-istana-bogor/. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Travel to Bogor Indonesia (Tanpa Angka Tahun) Bogor Luxury Hotel [online]. Didapatkan dari: http://bogor-indonesia.blogspot.com/2012/10/bogor-luxury-hotels.html. (Diakses pada 3 Juli 2013)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Wikipedia (2013) Istana Bogor [online]. Didapatkan dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor. (Diakses pada 3 Juli 2013) Wikipedia (2013) Kebun Raya Bogor [online]. Didapatkan dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor. (Diakses pada 3 Juli 2013) Wikipedia (2013) Lapangan Sempur [online]. Didapatkan dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Lapangan_Sempur. (Diakses pada 3 Juli 2013) Yulyawidjaya (2011) Tugu Kujang Bogor [online]. Didapatkan dari:

http://yulyawidjaya28.wordpress.com/2011/05/19/tugu-kujang-bogor/. (Diakses pada 3 Juli 2013)