Kumpulan Artikel Tentang Saham

23
Bermain Saham Untuk Pemula Jun 16th, 2010 by carabermainsaham . 22 comments Panduan Investor Pemula Bermain di pasar saham bisa memberikan keuntungan yang jauh berlipat ganda dibandingkan dengan menyimpan uang di deposito atau berinvestasi di obligasi. Namun bermain di pasar saham juga bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karenanya sebelum memutuskan untuk bermain saham sangatlah penting untuk mengevaluasi apakah anda adalah seseorang yang bersedia mengambil risiko yang sepadan untuk keuntungan yang sepadan. Risiko yang semakin besar akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar. Berikut ini adalah langkah-langkah yang anda perlukan sebagai pemula untuk bermain saham. Rumusan Umum: 1. Anda harus mempunyai keinginan yang cukup besar untuk bermain atau mengetahui cara bermain atau mempunyai keinginan yang kuat untuk memperoleh keuntungan dengan berinvestasi di pasar saham. Hal ini harus tertanam dalam diri anda sejak awal, atau jangan pernah bermain saham, sebaiknya beli reksadana saja. 2. Bermainlah dalam jumlah yang cukup kecil terlebih dahulu, misalnya Rp 10 juta atau Rp 20 juta mengingat selalu ada kemungkinan menghasilkan rugi bisa kecil bisa juga besar. Oleh karenanya bermainlah dalam jumlah uang yang kecil, seperti pilot project. Kalau anda mulai merasa nyaman dan mengetahui cara bermain untuk menghasilkan keuntungan, maka secara perlahan anda bisa menambah jumlah uang yang diinvestasikan. Ketika menambah jumlah yang diinvestasikan, selalu ingat bahwa uang yang anda tambahkan tersebut bisa habis, jangan hanya mengingat untung yang pernah anda peroleh, tetapi wajib mengingat bahwa investasi anda bisa berkurang bahkan habis. Anda tidak pernah tahu kapan sebuah peristiwa penting yang memberikan dampak negatif terhadap pasar terjadi; tiba-tiba saja bisa terjadi harga-harga anjlok, dan anda tidak sempat keluar dari pasar. Rumusan Teknis: 1. Lihat arah perekonomian, taksir laju pertumbuhan nasional Penting untuk mengetahui ke mana arah pertumbuhan ekonomi, artinya apakah sedang boom, atau depressi atau diantaranya. Kalau ekonomi sedang dalam pertumbuhan yang semakin meningkat, maka itulah saat yang paling tepat berinvestasi. Sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan negatif, maka sebaiknya keluar dari pasar, kecuali anda sudah biasa shorting dan punya pengalaman sebagai trader.

description

untuk pemula, mari belajar tentang saham.

Transcript of Kumpulan Artikel Tentang Saham

Bermain Saham Untuk Pemula

Jun 16th, 2010 by carabermainsaham. 22 comments

Panduan Investor Pemula

Bermain di pasar saham bisa memberikan keuntungan yang jauh berlipat ganda dibandingkan dengan menyimpan uang di deposito atau berinvestasi di obligasi. Namun bermain di pasar saham juga bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karenanya sebelum memutuskan untuk bermain saham sangatlah penting untuk mengevaluasi apakah anda adalah seseorang yang bersedia mengambil risiko yang sepadan untuk keuntungan yang sepadan. Risiko yang semakin besar akan menghasilkan keuntungan yang semakin besar.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang anda perlukan sebagai pemula untuk bermain saham.

Rumusan Umum: 1. Anda harus mempunyai keinginan yang cukup besar untuk bermain atau mengetahui cara bermain atau mempunyai keinginan yang kuat untuk memperoleh keuntungan dengan berinvestasi di pasar saham. Hal ini harus tertanam dalam diri anda sejak awal, atau jangan pernah bermain saham, sebaiknya beli reksadana saja.

2. Bermainlah dalam jumlah yang cukup kecil terlebih dahulu, misalnya Rp 10 juta atau Rp 20 juta mengingat selalu ada kemungkinan menghasilkan rugi bisa kecil bisa juga besar. Oleh karenanya bermainlah dalam jumlah uang yang kecil, seperti pilot project. Kalau anda mulai merasa nyaman dan mengetahui cara bermain untuk menghasilkan keuntungan, maka secara perlahan anda bisa menambah jumlah uang yang diinvestasikan. Ketika menambah jumlah yang diinvestasikan, selalu ingat bahwa uang yang anda tambahkan tersebut bisa habis, jangan hanya mengingat untung yang pernah anda peroleh, tetapi wajib mengingat bahwa investasi anda bisa berkurang bahkan habis. Anda tidak pernah tahu kapan sebuah peristiwa penting yang memberikan dampak negatif terhadap pasar terjadi; tiba-tiba saja bisa terjadi harga-harga anjlok, dan anda tidak sempat keluar dari pasar.

Rumusan Teknis: 1. Lihat arah perekonomian, taksir laju pertumbuhan nasional Penting untuk mengetahui ke mana arah pertumbuhan ekonomi, artinya apakah sedang boom, atau depressi atau diantaranya. Kalau ekonomi sedang dalam pertumbuhan yang semakin meningkat, maka itulah saat yang paling tepat berinvestasi. Sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan negatif, maka sebaiknya keluar dari pasar, kecuali anda sudah biasa shorting dan punya pengalaman sebagai trader.

2. Pilihan industri dan track recordnya. Pilih industri yang anda familiar dan lebih senangi/sukai. Pelajari sejarah industri tersebut secara mendalam dan baca pendapat-pendapat para ahli tentang industri tersebut. Pilih industri yang punya track record yang baik dalam memberikan keuntungan.

3. Pilihan saham dan track recordnya Pilih 1 atau 2 saham, jangan lebih, dalam industri point 2 tersebut diatas. Pilih yang mempunyai track record yang baik.

4. Lihat PE Saham yang Anda pilih tersebut harus yang mempunyai PE terendah dalam industri tersebut. PE adalah ratio antara harga pasar saham per lembar dibagi dengan net income bersih per lembar saham. PE pada dasarnya adalah angka relatif. PE 10 bisa disebut murah apabila PE yang lain lebih tinggi. Namun secara umum, sekarang ini PE 10 bisa dikatakan batas murah dan mahal, walaupun ini tidak ada dasar teorinya.

5. Kapitalisasi Pilih saham yang mempunyai kapitalisasi pasar yang besar. Artinya nilai rupiah pasar saham yang beredar cukup besar. Sehingga para penggoreng saham tidak mempunyai cukup uang untuk menggoreng saham tersebut. Artinya kalau kapitalisasi pasar dari suatu saham kecil, maka pemain perseorangan dengan mudah dapat mengerakkan harga saham naik turun dengan jumlah modal yang dimilikinya.

6. Sentimen Pasar Perhatikan sentimen pasar. Walaupun PE saham kita rendah, dan kapitalisasinya besar, sentimen pasar sering menjadi penentu naik turunya harga saham kita. Sentimen ini yang paling umum adalah indeks harga saham regional. Sentimen yang kedua, kejadian menarik yang berpengaruh di industri dimana saham kita berada. Misalnya kenaikan harga komoditas tertentu dan pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan yang sahamnya kita miliki. Sentimen ketiga adalah angka-angka perekonomian secara umum, misalnya angka pemberitaan angka laju pertumbuhan ekonomi, naik turunnya suku bunga oleh bank sentral, angka inflasi, angka pengangguran, angka order retail, sentimen konsumen, secara umum angka daya beli konsumen.

Posted in: Belajar Bermain Saham, Bermain Saham. Tagged: Bagaimana cara bermain saham · Bermain saham online · Bisnis saham online · Investasi saham online · Online trading saham · Simulasi saham online

Belajar Bermain Saham

Jun 16th, 2010 by carabermainsaham. 16 comments

Saham adalah salah satu produk keuangan. Kita mengenal pasar finansial yang terbagi dalam pasar modal dan pasar uang. Saham termasuk produk pasar modal yang merupakan bukti kepemilikan kita terhadap perusahaan yang menerbitkan sertifikat saham tersebut. Saham ada nilai intrinsik maupun nilai aktualnya. Untuk bertransaksi saham juga ada aturan main tersendiri.

Beberapa tips cara bermain saham : * Perlakukan saham sebagai “human”, bukan dipahami semata-mata ”by the book” saja. Lihat juga orang-orang yang mengelolanya, pemain di belakangnya (market maker, player, follower) dan karakteritik masing-masing, baru kemudian masuk ke analisis dan tools yang digunakan. * Jangan sepenuhnya percaya pada data-data keuangan, apalagi yang belum diaudit dan/atau belum disahkan oleh Bapepam. Indonesia adalah salah satu contoh emerging market, dan karakteristik utama dari pasar seperti ini adalah data yang seringkali unreliable. Jadi, tetaplah bersikap konservatif dan hati-hati.

* Ada baiknya Anda mulai dengan mengoleksi saham-saham blue chip yang turun harganya karena sentimen right issue. Tak apa, dalam waktu yang tidak terlalu lama, biasanya harganya segera terkoreksi dan merangkak naik. Return saham-saham blue chip biasanya average, tapi cukup layak untuk dipegang dalam jangka waktu lama.

* Anda juga bisa mengikuti aksi yang dilakukan para bandar. Bermainlah bisnis online sedikit dengan saham gorengan. Biasanya, saham ini tidak terlalu banyak peredarannya sehingga mudah dikatrol dan dipermainkan harganya. Ciri-cirinya, volume transaksi saham ini cukup besar dan nilainya turun tapi kemudian perlahan-lahan naik. Sekali lagi, hati-hati karena tren bisa segera berbalik dengan cepat dan gunakan hanya jika ada uang berlebih.

* Disiplin. Tetapkan batas atas dan batas bawah. Misalnya, 33% di atas dan 5% di bawah. Taati aturan itu dan jangan sekali-kali mengikuti nafsu dan emosi Anda. Kalau Anda berani mengambil resiko, tidak apa-apa tanpa cut loss, kecuali 1) Anda pakai margin, 2) harga saham sudah tergolong tinggi, dan 3) ketika Anda masuk, harga atau tren berbalik arah.

* Tekun dan geluti secara serius. Lakukan analisis dan review portofolio secara berkala. Saya sarankan untuk memegang tidak lebih dari 9 jenis saham saja. Fokus pada maksimal 3 saham dan hold 1-2 saham untuk tetap dipegang untuk satu tahun. Kemampuan manusia terbatas, jadi baiknya jangan terlalu greedy.

* Belajar fundamental ekonomi global dan emiten tertentu adalah suatu keharusan. Lebih baik lagi jika Anda juga mengikuti selalu berita nasional dan mengamati korelasinya dengan gerakan di bursa.

* Simak karakteristik unik bursa. Misalnya, biasanya ada kecenderungan naik sekitar April-Mei sebagai antisipasi publikasi laporan keuangan dan pembagian dividen (sell). Sebaliknya, pada bulan September-Oktober seperti sekarang, biasanya kecenderungan turun karena sepi, tidak ada berita dan aktivitas (buy). Sementara pada akhir tahun ada kecenderungan naik, sebagai antisipasi window dressing dan menyambut january effect (sell). Pada bulan Februari-Maret, biasanya terjadi koreksi pasca window dressing dan january effect (buy). Begitu seterusnya.

* Broker juga manusia. Ajak mereka makan siang dan make friendship. Lakukan saja dengan tulus. Jangan pernah mengharapkan Anda akan mendapatkan insider information dari sini. Selain tidak etis, hal itu juga melanggar hukum (ilegal).

* Mohon bimbingan yang di atas. Percayalah bahwa banyak variabel yang berpengaruh tetapi berada di luar kendali kita. Di situlah peran tangan Tuhan berkuasa. Dan ketika Anda mendapatkan gain, jangan lupa sumbangkan sebagian dari apa yang Anda terima dan tetaplah bersikap rendah hati. Investor besar yang saya tahu rata-rata orang yang low profile, sederhana, dan tidak suka banyak bicara.

Informasi, analisis/strategi, sikap mental dan emosi, serta luck, tetap merupakan faktor utama yang menunjang keberhasilan Anda.

Langkah-langkah Cara Membeli Saham Online Untuk Pemula?

Bagaimana Langkah-langkah Cara Membeli Saham Online Untuk Pemula?

Seperti artikel saya sebelumnya mengenai Cara Bermain Saham Online Pemula yang membahas permulaan

membeli saham di perusahaan sekuritas/broker, kita akan memasuki tahap tentang cara membeli saham di

internet/online. Pertama-tama anda harus menginstall terlebih dahulu platform yang sudah di berikan oleh

perusahaan skuritas tersebut yang bisa didapat dengan cara didownload dahulu.

Kemudian diplatform yang sudah diinstall tersebut sudah tersedia daftar semua perusahaan-perusahaan yang

sudah Go Publick di Indonesia.

Anda bisa melakukan transaksi di situ. Misalkan caranya adalah anda bisa membeli saham yang mana anda

inginkan (harus yakin secara psikologis anda dan anda harus mempelajari kondisi finasial perusahaan tersebut).

Setelah anda mendaftar untuk membuat akun serta mengisi dana di perusahaan sekuritas/broker anda tinggal

menyiapkan PC, Laptop, atau gadget yang sudah diinstall platform dari websitenya broker/perusahaan sekuritas

tersebut.

Pastikan semua sudah terkoneksi dengan internet.

Kemudian anda harus mempelajari perusahaan mana yang sahamnya akan anda beli. Misalkan perusahaan "A"

nilai sahamnya Rp 1000,- perlembar, apakah anda akan membeli sahamnya? Biasanya saran untuk para trader

pemula adalah trader harus menganalisa dan mempelajari trend dan mengikuti trend naik jika ingin membeli

saham. Atau anda bisa membaca Bagaimana cara mengetahui sebuah trend perusahaan. Ketika trend sedang naik

signifikan berarti trend sedang bagus untuk dibeli sahamnya oleh trader.

Dan trader juga jangan lupa tentang adanya pergerakan nilai saham yang sifatnya fundamental dan laporan

keuangan perusahaan yang juga harus dipahami oleh trader.

Kemudian setelah anda memilih perusahaan mana yang akan anda beli sahamnya anda bisa klik "Buy" untuk

membeli. Misalnya nilai saham perusahaan "A" adalah Rp 1000,-.Setelah anda analisa, pelajari dan pahami, baik

trendnya maupun kondisi perusahaan tersebut sehingga anda melakukan order "Buy" dengan 1 Lot, dan di hari

berikutnya ternyata analisa anda benar ternyata nilai saham perusahaan "A" naik menjadi Rp 1.100,- berarti.anda

laba Rp 100,- perlembarnya x 1 Lot.

Dan juga semua bisnis trading saham adalah tergantung rezeki kita masing-masing.

Semoga bermanfaat..

Bagaimana Cara Membeli Saham Indonesia

[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Kalau anda ingin membeli saham-saham perusahaan Indonesia yang sudah go-public, bagaimana caranya?

Apakah bisa beli saham tersebut di bank? Atau beli langsung ke perusahaan bersangkutan?

Tidak begitu.

Kalau anda mau membeli saham di Indonesia, anda harus melakukannya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi

transaksi ini TIDAK BISA anda lakukan sendiri walaupun anda datang langsung ke BEI. Semua transaksi di Bursa Efek

Indonesia hanya bisa anda lakukan melalui broker/perantara pedagang saham.

Jadi, langkah pertama untuk membeli saham adalah dengan membuka rekening di perusahaan perantara

perdagangan efek saham. Perusahaan ini biasa disebut sekuritas atau broker. (Perhatikan: broker bisa diartikan

perusahaannya ataupun orangnya.)

Untuk mengetahui perusahaan broker saham yang ada di kota anda atau di kota terdekat, anda bisa lihat di situs di

IDX.CO.ID di tab: Anggota Bursa: Anggota Bursa di Kota Anda.

Apa saja syarat membuka rekening saham (dokumen yang diperlukan, minimum deposit awal, biaya transaksi, dll)

bisa anda tanyakan langsung ke masing-masing broker.

Pertanyaan berikut anda kemungkinan adalah: Sekuritas/Broker Mana Yang Bagus? Untuk mendapat jawaban

pertanyaan ini, silahkan baca pos "Sekuritas/Broker Mana Yang Bagus?"

Perlu anda ketahui bahwa rekening transaksi saham yang disediakan sekuritas saham secara garis besar ada dua

macam: full-service atau online-trading. Full-service account artinya anda dilayani broker (manusia) via telepon

dan anda tidak perlu memasukkan sendiri order jual atau order beli. Online-trading artinya anda tidak dilayani

manusia tetapi anda melakukan jual-beli saham sendiri langsung melalui internet di situs broker/sekuritas

tersebut.

Untuk melakukan jual-beli saham, anda tidak perlu datang ke perusahaan sekuritas. Anda bisa lakukan via telepon

(untuk rekening full-service) atau anda bisa lakukan via internet (untuk rekening online-trading.)

Akhir-akhir ini, rekening saham yang gencar ditawarkan adalah jenis online trading.

Kenapa lebih diarahkan ke online-trading?

Pertama, minimum deposit untuk online-trading biasanya jauh di bawah minimum deposit rekening full-

service.Untuk rekening full-service, minimum deposit biasanya puluhan juta rupiah. Untuk rekening online-trading,

ada perusahaan broker yang menetapkan minimum deposit hanya satu juta rupiah.

Kedua, biaya transaksi online-trading, relatif lebih murah daripada full-service karena perusahaan sekuritas tidak

perlu menyediakan pegawai untuk melayani anda bertransaksi.

Kalau anda serius mau main saham, silahkan buka dulu rekening transaksi saham. Setelah membuka rekening dan

siap membeli saham, silahkan baca pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula."

Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian I)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Anda sudah buka rekening di sekuritas saham dan sudah tidak sabar untuk membeli saham. (Kalau anda belum

punya rekening di sekuritas saham, silahkan baca pos "Bagaimana Cara Membeli Saham Indonesia" dan

"Sekuritas/Broker Saham Mana Yang Bagus?") Sebelum membeli saham, apa saja yang harus anda pertimbangkan?

Menurut saya, anda harus melakukan tiga tahap tanya-jawab yaitu:

I. Apa dan Mengapa

II. Jumlah Berapa dan di Harga Berapa

III. Kapan dan Bagaimana

Mari kita telaah satu-persatu.

(Proses ini adalah salah satu bagian dari "Trading Plan" atau Rencana Trading.)

I. Apa dan Mengapa

Sebelum membeli saham, pertanyaan yang pertama harus anda jawab adalah: saham apa dan mengapa. Pemain

saham biasanya tahu “Apa” yang mau ia beli. Tapi “Mengapa” ia membeli, mayoritas pemain saham tidak bisa

menjawab. Jadi sebagai pemula, anda harus membiasakan diri bertanya “Mengapa,” apa alasan anda

mempertaruhkan uang hasil kerja keras anda di saham, misalnya, ASRI (Alam Sutera Realty).

Alasan anda membeli suatu saham harus sespesifik mungkin. Jadi, jangan menjawab, “Karena saya mau mendapat

untung.” Semua orang membeli saham karena mengharapkan untung. Yang harus anda jawab adalah mengapa

saham tersebut berpotensi naik dan memberi anda keuntungan. Apakah karena saham itu murah, atau karena

perusahaan sedang berekspansi, atau karena produknya laku keras. Atau bisa juga karena analisa teknikal Moving

Average atau Stochastic atau MACD memberi sinyal bahwa saham cenderung akan naik. (Silahkan baca pos

"Saham yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal.")

Memang, sangat sulit menjawab “Mengapa” suatu saham patut dibeli, apalagi kalau anda masih pemula. Anda

perlu mempelajari cara menganalisa saham, baik dari segi fundamental, teknikal, ataupun analisa-analisa lainnya.

(Silahkan baca pos “Cara/Teknik Menganalisa Saham.”) Diperlukan pengalaman bertahun-tahun bermain saham

sebelum anda bisa menemukan alasan tepat “Mengapa” anda membeli saham.

Karena itu, sebagai pemula, anda sebaiknya mulai dengan mencoba saran orang lain yang lebih berpengalaman

dari anda. Saran ini bisa anda dapat dari membaca (buku, surat kabar, riset analis) atau langsung dari seseorang

(broker, teman, saudara).

“Saya membeli UNVR karena menurut analis harganya murah dan fundamentalnya baik,” begitu misalnya jawaban

anda. Sah-sah saja. Yang harus anda perhatikan adalah bagaimana track-record analis tersebut. Apakah sarannya

pada masa silam cukup akurat? Kalau anda belum tahu track-recordnya, belilah saham yang ia sarankan dalam

jumlah kecil. Dengan berjalannya waktu, coba ukur keakuratan analisanya.

Bisa juga anda mengikuti saran dari buku yang anda baca. “Peter Lynch di buku ‘One Up on Wall Street’

menyarankan membeli saham yang labanya terus naik. "Karena laba perusahaan A naik terus, saya memutuskan

untuk membeli sahamnya” adalah contoh jawaban yang cukup baik.

Kalau anda mendapat saran dari teman untuk membeli saham UNTR (United Tractor), jangan langsung membeli.

Tanyakan alasan “Mengapa.” Kalau teman anda tidak bisa menjawab dengan memuaskan, jangan beli.

Intinya: anda harus bisa menjawab “Mengapa” anda membeli suatu saham, tidak masalah apakah jawaban itu hasil

pemikiran anda sendiri ataupun hasil pemikiran orang lain. Jangan sekali-kali membeli saham tanpa alasan karena

jawaban pertanyaan “Apa” dan “Mengapa” ini adalah faktor utama penentu apakah anda akan untung atau

buntung.

Perhatikan bahwa “Apa” dan “Mengapa” adalah dua pertanyaan yang berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan.

Langkah yang paling umum adalah anda memutuskan “Apa” yang mau dibeli, lalu anda mencari jawaban

“Mengapa.” Tapi bisa juga anda sudah menentukan alasan “Mengapa,” lalu baru anda tentukan “Apa” yang harus

dibeli.

Maksud saya begini: bisa saja anda sudah menentukan mau membeli saham Semen Gresik (SMGR). Artinya, anda

sudah tahu “Apa” yang mau anda beli; sekarang anda perlu menjawab “Mengapa.” Bisa juga anda melakukan

kebalikannya. Misalkan anda menentukan hanya akan membeli saham dengan Price Earning Ratio (PER) (Silahkan

baca pos "Investasi Saham Cara Peter Lynch di Buku 'One Up on Wall Street', Bagian V) di bawah 10. Anda sudah

tahu “Mengapa”nya, jadi anda tinggal memilih-milih “Apa” saham yang harus dibeli.

Tapi, protes anda, saya pemula banget dan tidak tahu sama sekali “Apa” yang harus saya beli, apalagi “Mengapa.”

Terus saya harus mulai dari mana?

Kalau anda tidak tahu harus mulai dari mana, saran saya adalah sebagai berikut: Pilihlah 5 sampai 10 saham yang

menarik perhatian anda. Saham-saham pilihan ini adalah "Apa" yang akan anda beli.

Hindari saham-saham “gorengan” alias saham-saham kecil yang fluktuasi harganya sangat besar. Mulailah dengan

saham-saham berkapitalisasi besar—yang masuk kategori “blue chip.” (Silahkan baca pos “Arti Istilah Saham

'BlueChip'”).

Mengapa ?

Kemungkinan anda rugi besar di saham “blue chip” relatif jauh lebih kecil daripada di saham gorengan. Baca baik-

baik kalimat sebelum ini: saya tidak bilang kemungkinan anda rugi relatif kecil, tapi kemungkinan anda rugi BESAR

relatif lebih kecil. Sebagai pemula, yang harus anda control adalah janganlah rugi besar sehingga mengancam

keselamatan finansial anda.

Setelah menetapkan "Apa", pantaulah saham-saham tersebut. Baca berita, pelajari fundamental, ikuti pergerakan

harga saham-saham tersebut. Setelah itu, tentukan apakah anda adalah investor jangka panjang atau trader jangka

pendek? (Silahkan baca pos “Investasi Saham atau Trading Saham, Mana Lebih Baik”). Lalu tentukan analisa saham

bagaimana yang lebih tepat untuk anda, apakah analisa fundamental atau analisa teknikal atau analisa cara lain.

(Silahkan baca pos “Cara/Teknik Menganalisa Saham”).

Ketika anda membeli saham, catat alasan "Mengapa." Kalau hasilnya untung, lanjutkan. Kalau buntung, coba

perbaiki alasan tersebut atau cari alasan yang baru. Pergerakan saham ada polanya. Carilah pola-pola gerak saham

yang menghasilkan untung.

Dengan melalui proses di atas, perlahan-lahan anda akan menemukan jawaban “Mengapa” suatu saham layak

dibeli. Suatu saat, dengan pengalaman yang cukup, anda tidak perlu lagi berpaku pada saran orang lain; anda bisa

memformulasikan jawaban sendiri untuk menjawab “Mengapa” anda membeli suatu saham. Saat itulah anda

sudah “naik kelas” dari pemain saham pemula menjadi pemain saham berpengalaman.

Untuk terus membaca tentang pertanyaan tahap kedua Harga Berapa dan Jumlah Berapa, silahkan klik di sini “Cara

Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian II).”

Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian II)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari “Cara Membeli Saham UntukPemula (Bagian I).”

Anda sudah tahu mau beli saham “Apa.” Anda juga bisa menjawab “Mengapa” anda membeli saham tersebut. Kini

saatnya anda melakukan aksi beli dan menentukan jumlah dan harga beli.

II. Jumlah Berapa dan Harga Berapa

Jumlah/nilai saham yang anda beli tergantung pada modal anda. Untuk pemula saya anjurkan memegang

maksimum 5 saham. Mengacu pada anjuran ini, cara paling sederhana menentukan jumlah/nilai saham yang harus

anda beli adalah dengan membagi 5 modal anda.

Jadi kalau anda punya modal Rp 10 juta, nilai saham GIAA (Garuda Indonesia) yang boleh anda beli adalah Rp 2 juta

(Rp 10 juta dibagi 5). Tolong dicatat bahwa nilai Rp 2 juta ini adalah kurang lebih, tidak harus tepat pas tidak lebih

tidak kurang Rp 2 juta.

(Kalau anda ingin tahu cara lebih ruwet untuk menentukan jumlah/nilai saham yang harus dibeli, silahkan baca pos

“Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham Bagian II.”)

Nah, setelah anda berminat membeli saham senilai Rp 2 juta, langkah berikut adalah menentukan di Harga Berapa

anda akan membeli saham itu.

“Gampang dong,” tukas anda. “Harga GIAA kemarin kan ditutup di 510. Jadi saya akan beli di harga 500. Masa sih

gak turun 10 perak lagi?” anda berandai-andai.

Sah-sah saja. Tapi perlu anda ketahui bahwa harga saham berfluktuasi—naik turun—membuat proses membeli

saham tidak sesederhana yang anda pikirkan. Artinya, hanya karena anda mau membeli GIAA di 500 tidak berarti

anda akan mendapatkannya di harga tersebut.

Mengapa?

Ada beberapa alasan. Alasan pertama adalah belum tentu GIAA akan turun ke 500. Hanya karena kemarin GIAA

turun sampai 510, tidak ada jaminan bahwa hari ini GIAA akan turun ke 500. Alasan kedua, kalaupun anda sudah

“bid” GIAA di 500 dari pagi dan GIAA benar turun ke harga ini, tidak ada jaminan juga bahwa anda akan kebagian

saham ini karena bisa saja antrian “bid” anda di belakang. (Anda baru pasti mendapatkan GIAA di 500 kalau harga

terendah GIAA pada hari itu di bawah 500.)

(Untuk jelasnya mengenai “bid” dan “offer”, silahkan baca pos “Istilah ‘Bid’ dan ‘Offer’ Ketika Bermain Saham.”)

Kalau anda tidak mau pusing dengan harga beli dan sangat bernafsu untuk secepat mungkin mendapatkan saham

yang anda incar, cara paling mudah adalah dengan langsung membeli di harga “Offer” pada saat itu. Jadi kalau

GIAA “bid” di 500 dan “offer” di 510, anda bisa langsung mendapatkan GIAA kalau anda membeli di 510. Memang,

kalau anda yakin sekali dengan analisa anda dan menurut anda GIAA murah di harga 500, membeli di 510 tidak

salah untuk dicoba.

Perlu anda sadari tindakan membeli langsung di harga “offer” biasanya membawa dilema. Kalau anda sudah

pernah meng-hit beli saham di harga “offer,” sangat sering anda merasa bahwa setelah anda beli, saham langsung

turun.

Apakah ini berarti anda harus selalu sabar menunggu beli di harga “bid”?

Tidak juga. Karena ketika anda sabar menunggu beli di harga “bid,” sangat sering saham tersebut tidak turun

mencapai harga dan antrian bid anda. Kerap terjadi, saham bukannya turun ke harga “bid” malahan langsung naik.

Nah lho.

Jadi harus bagaimana?

Untuk tahu jawabannya anda perlu tahu Bagaimana dan Kapan membeli saham. Silahkan lanjut baca ke pos “Cara

Membeli Saham untuk Pemula (Bagian III).”

Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian III)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari pos “Cara Membeli Saham untukPemula (Bagian II).”

Setelah membaca pos “Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian II)” sangat mungkin anda bingung dan

bertanya-tanya: jadi di harga berapa saya harus membeli suatu saham.

Anda akan lebih mengerti setelah membaca pos ini karena harga beli saham tergantung pada Kapan dan

Bagaimana anda membeli.

III. Kapan dan Bagaimana

Kapan dan Bagaimana anda membeli suatu saham adalah faktor utama penentu harga beli saham tersebut.

Ada 2 cara “kapan” anda membeli saham: saat itu juga atau nanti.

Ada 2 cara “bagaimana” anda membeli saham: antri beli ("bid") atau langsung beli di harga offer (hit "offer").

Kalau anda mau membeli saat itu juga, anda harus langsung beli di harga "offer".

Kalau anda mau membelinya nanti, anda bisa antri beli ("bid") di bawah harga "offer" saat itu atau anda bisa

menunggu sampai saat yang ditentukan untuk beli dan anda langsung beli di harga "offer." Maksudnya begini:

andaikan saham MNCN saat ini “offer” di harga Rp 1800 dan anda baru tertarik untuk beli di harga 1700. Anda bisa

melakukan “bid” di harga 1700 atau anda bisa juga tidak nge-“bid” tapi menunggu MNCN turun sampai “offer” di

1700 dan langsung anda beli di harga tersebut.

Ingat: Kalau anda mau langsung mendapatkan suatu saham, anda harus beli di harga "offer." Itu satu-satunya cara

memastikan anda mendapat saham itu. Tapi sudah saya katakan di pos sebelum ini bahwa seringkali setelah anda

beli suatu saham, saham tersebut malah langsung turun. Tapi ketika anda mengantri beli "bid" di harga bawah,

saham tidak mau turun ke harga "bid" anda. Jadi kapan sebaiknya anda membeli saham langsung di harga "offer"

dan kapan mengantri di "bid"?

Solusi mudah untuk masalah di atas adalah untuk membagi pembelian dalam 2 tahap. Artinya begini: kalau anda

mau membeli saham BWPT sebanyak 10 lot dan BWPT sekarang “offer” di Rp 1600, langsunglah beli 5 lot sekarang

juga di harga 1600. Untuk sisa 5 lot yang masih anda mau beli, silahkan anda “bid” di bawah atau beli langsung di

kemudian waktu. Membeli saham secara bertahap seperti ini saya namakan “laddering in” (masuk

bertahap/berjenjang).

Mari kita lihat skenarionya: Kalau setelah anda beli, BWPT naik, setidak-tidaknya anda sudah punya 5 lot. Kalu

setelah beli, BWPT turun, anda memang masih mau membeli 5 lot lagi. Misalkan anda membeli 5 lot kedua di

harga 1550 pada keesokan hari, rata-rata harga beli anda adalah (1600 + 1550)/2 = 1575. Harga rata-rata 1575 ini

lebih baik daripada kalau anda membeli langsung 10 lot di 1600.

Inti dari pos ini: anda tidak harus membeli saham sekaligus semua; anda bisa membeli secara berjenjang. Memang,

kalau saham langsung naik setelah anda beli, anda akan menyesal karena baru membeli setengah dari total yang

anda inginkan. Tidak ada solusi yang sempurna.

Membeli secara bertahap bukan solusi sempurna karena memang tidak ada cara sempurna dalam bermain saham.

Tapi membeli saham secara bertahap/berjenjang adalah solusi terbaik bila anda selalu ragu-ragu ketika mau

membeli saham.

Anda mungkin sering bertanya-tanya: sudah murahkah saham SMGR? masih bisa turun gak? beli sekarang atau

nunggu? Tidak ada seorang pun yang tahu. Daripada anda gigit jari melihat saham incaran anda keburu naik

sebelum anda sempat beli, belilah separuh dulu. Beli separuh lagi belakangan.

Sekarang anda sudah tahu bagaimana cara membeli saham. Apa langkah selanjutnya? Lanjut baca ke "Cara Main

Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian I)."

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian I)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Langkah pertama main saham adalah membeli saham. Saya sudah membahas topik ini di pos "Cara Membeli

Saham Untuk Pemula" Bagian I sampai dengan Bagian III. Kalau anda belum baca pos-pos tersebut, silahkan baca

dulu dengan klik di sini "Cara Membeli Saham Untuk Pemula." Saya tunggu.

Sudah selesai baca pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula"? Mari kita lanjut.

OK, katakanlah anda sudah membeli suatu saham. Apa langkah berikut yang harus anda lakukan?

"Jual," jawab anda. "Kalau naik," cepat-cepat anda tambahkan.

Sangat setuju.

Tapi kalau anda sudah beberapa kali membeli saham, berapa kali saham yang anda beli langsung naik dan tidak

pernah turun ke bawah harga anda beli? Saya bisa dengan yakin menjawab,"Tidak sering. Jauh lebih sering saham

yang anda beli malah langsung turun." Saya yakin anda mengangguk-anggukkan kepala.

Nah, kalau begitu apa langkah berikut setelah membeli saham?

Langkah berikut setelah membeli saham tergantung apa yang terjadi pada saham yang anda beli. Yang mungkin

terjadi ada tiga:

1. Setelah anda beli, saham naik. 2. Setelah anda beli, saham turun. 3. Setelah anda beli, saham (relatif) tidak naik tidak turun.

Mari kita bahas satu per satu.

1. Setelah beli, saham naik

Ini adalah kemungkinan yang diimpikan semua pemain saham. Setelah anda beli, misalnya, saham BMRI di harga

Rp 7.900, keesokan harinya saham tersebut naik ke Rp 8.200. Alangkah indahnya hidup ini.

Tapi seperti saya sebut di atas, hal indah ini tidak sering terjadi. Yang lebih memperburuk keadaan: kalaupun

saham yang anda beli langsung naik, berapa sering tatkala anda sedang asyik menghitung-hitung potensi

keuntungan yang bisa anda dapatkan, beberapa hari kemudian saham TURUN ke bawah harga anda beli? Saya bisa

menjawab untuk anda,"Sangat sering." Lagi-lagi anda mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.

Terus, harus bagaimana?

Lanjut baca ke pos, "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian II)."

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian II)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari “Cara Main Saham Untuk Pemula:Setelah Beli (Bagian I).”

Kalau setelah anda beli, saham langsung naik, itu namanya berkah. Beruntung. Hoki.

Tentang hoki ini, saya jadi teringat nasehat oma, “Iyan, kalau kamu mendapat hoki, kamu harus mensyukuri berkah

tersebut.” Nasehat yang baik dan hendak saya turuti. Tapi bagaimana cara mensyukuri berkah dari saham yang

naik?

Perlu diingat bahwa saham yang sudah naik belum menjadi berkah nyata kalau belum dijual, kalau anda tidak

merealisasikan profit tersebut. Kenapa? Karena saham tersebut mungkin turun lagi dan berkah itu lenyap tak

berbekas. Jadi, satu-satunya cara mensyukuri berkah dari saham yang naik adalah dengan MENJUAL saham

tersebut.

“Kalau aku menjual saham tersebut, lalu saham itu masih naik, bagaimana dong?” anda bertanya.

Memang tidak ada yang tahu apakah saham anda akan terus naik atau berbalik arah turun. Oleh karena itu saya

sarankan anda tidak menjual semua saham tersebut, tapi hanya SEBAGIAN.

Sebagian ini bisa sepertiga, seperempat, seperlima, bahkan sepersepuluh; anda bisa bereksperimen sendiri. Tapi

jangan jual terlalu sedikit, dan jangan juga jual terlalu banyak. Supaya mudah, juallah SETENGAH dari jumlah

saham anda.

Dengan menjual setengah dari jumlah saham, anda sudah merealisasi keuntungan. Kalau saham masih terus naik,

anda masih punya setengah. Kalau saham turun ke harga beli dan anda cut-loss, anda sudah mendapat laba, tidak

hanya impas.

Inti yang harus anda ingat: bukan cuma beli saham yang boleh bertahap, boleh dicicil (Silahkan baca “Cara

Membeli Saham Untuk Pemula Bagian III"), tapi jual saham juga boleh dicicil.

Tapi, jualnya di harga berapa? Mau tahu jawabannya? Silahkan baca pos "Cara Menjual Saham Agar Profit

Maksimal."

2. Setelah beli, saham turun

Skenario ini adalah kemungkinan yang paling sering terjadi ketika anda membeli saham.

Di pos “Cara Membeli Saham Untuk Pemula Bagian III” saya menyarankan anda untuk membeli dulu setengah dari

jumlah yang anda mau beli. Kalau saham turun, beli lagi setengah sisanya.

Tapi bagaimana kalau setelah itu saham masih turun?

Apakah anda harus cut-loss? Tidak melakukan apa-apa alias bengong? Atau beli lagi?

Lanjut baca ke pos "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian III)."

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian III)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian II)."

Apa yang harus anda lakukan kalau saham yang sudah anda beli lagi di harga lebih rendah (average down) masih

juga turun?

Nah, situasinya pelik karena tidak ada jawaban yang absolut. Semuanya tergantung. Tergantung kondisi pasar

(bullish atau bearish), tergantung fundamental saham, tergantung teknikal saham, tergantung berapa besar

turunnya.

Tetapi sebagai pemula yang baru main saham di bawah 2 tahun, pengetahuan anda tentang kondisi pasar,

fundamental dan juga teknikal saham relatif masih minim. (Maaf, jangan tersinggung.) Jadi untuk sederhananya,

kalau saham masih juga turun setelah anda membeli untuk kedua kali, saran saya adalah: cut-loss.

"Lah," keluh anda. "Kalau begitu caranya, kemungkinan saya akan cut-loss terus. Dan yang lebih ngeselin, setelah

saya cut-loss, saham tersebut cuma turun dikit lagi lalu berbalik naik. Apa tidak sebaiknya saya tunggu aja?"

Saya paham keberatan anda. Tapi mari kita pikirkan bersama.

Kalau (relatif) SEMUA saham yang anda beli masih juga turun pada saat anda membeli untuk kedua kali, bukan cut-

loss yang harus disalahkan. Yang harus anda kaji ulang adalah alasan MENGAPA anda membeli saham-saham

tersebut. (Untuk menyegarkan ingatan anda tentang APA dan MENGAPA membeli suatu saham, silahkan baca pos

"Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian I).")

Ingat: anda masih dalam proses belajar mencari alasan MENGAPA suatu saham layak dibeli. Kalau saham yang

anda beli berdasarkan alasan ini semuanya malah turun, berarti MENGAPA-nya ini yang salah.

Saya kutip dari pos "Cara Membeli Saham Untuk Pemula (Bagian I)":

.... Ketika anda membeli saham, catat alasan "Mengapa." Kalau hasilnya untung, lanjutkan. Kalau buntung, coba

perbaiki alasan tersebut atau cari alasan yang baru. Pergerakan saham ada polanya. Carilah pola-pola gerak

saham yang menghasilkan untung.

Dengan melalui proses di atas, perlahan-lahan anda akan menemukan jawaban “Mengapa” suatu saham layak

dibeli....

Saya ulangi sekali lagi: kalau alasan anda membeli suatu saham selalu menuai rugi, perbaiki alasan tersebut. Atau

cari alasan lain yang baru. Dengan mengikuti proses ini, niscaya anda akan menemukan jawaban saham APA dan

MENGAPA yang mendatangkan untung.

Nah, sekarang mengenai saham yang setelah anda cut-loss malah berbalik naik: tidak ada larangan untuk membeli

lagi saham yang sudah anda jual. Seandainya setelah anda cut-loss lalu anda menemukan alasan bahwa saham itu

akan naik: beli lagi. Lupakan luka lama. Anggap pembelian ini sebagai posisi baru dengan titik cut-loss yang baru.

Titik Cut-Loss

Di sini saya menyimpang sedikit untuk membicarakan tentang cut-loss. Saya selalu menekankan pentingnya cut-

loss. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan titik cut-loss yang sesuai kondisi. (Ada baiknya anda

membaca dulu pos "Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham.")

Cara cut-loss yang paling mudah diterapkan oleh pemula adalah metode persentase: kalau saham turun sekian

persen, anda cut-loss. Tapi metode persentase ini ada kelemahannya terutama pada saham yang volatilitasnya

tinggi.

Kalau anda menetapkan untuk cut-loss kalau saham turun 5% tapi saham yang anda beli seringkali naik-turun

hingga 20%, hampir pasti anda akan cut-loss setelah membeli saham tersebut. Inilah sebabnya mengapa dalam

menentukan titik cut-loss, pemain saham sebaiknya mempertimbangkan volatilitas saham.

Karena mempertimbangkan volatilitas cukup sulit untuk pemula dan karena saham yang bervolatilitas tinggi

biasanya adalah saham “gorengan,” inilah sebab utama mengapa saya memperingatkan pemula untuk

menghindari saham-saham jenis ini. Intinya: hindari saham berfluktuasi tinggi jika anda belum mempertimbangkan

volatilitas ketika menentukan titik cut-loss.

3. Setelah anda beli, saham (relatif) tidak naik tidak turun

Sekarang kita sampai pada kemungkinan ketiga: setelah anda beli, saham (relatif) tidak naik tidak turun.

Kejadian ini sepertinya bukan suatu masalah pelik: kalau belum rugi, kenapa musti pusing? Biarkan saja tuh saham,

kan belum rugi, mungkin begitu pikiran anda. Benarkah solusi ini adalah yang terbaik? Silahkan lanjut baca ke pos

"Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian IV)."

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian IV)

[Pos ini ©2012 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian III)."

Kalau saham yang anda beli (relatif) tidak naik tidak turun, langkah berikut apa yang terbaik?

Sebelum berdiskusi lebih lanjut, ada baiknya kita perjelas dulu definisi "saham (relatif) tidak-naik-tidak-turun" ini.

Saham yang saya maksud bukan saham yang tidak ada kejadian ("match" atau "trade done") sama sekali. Contoh

saham tipe ini: saham yang tidak aktif (tidak ada yang beli dan jual), atau juga saham yang sudah turun ke harga

minimum yang ditentukan Bursa Efek Indonesia (Rp50 pada saat ini) di mana saham tersebut sudah tidak bisa

turun lebih lanjut di Pasar Regular, tetapi juga tidak ada yang mau beli di harga tersebut.

Yang saya maksud dengan saham yang (relatif) tidak-naik-tidak-turun adalah saham "aktif" yang bergerak dalam

kisaran harga tertentu, istilah kerennya: bergerak "sideway." Lagi-lagi kita harus menyamakan persepsi arti

"bergerak dalam kisaran" ("sideway") ini agar diskusi kita relevan untuk investor jangka panjang dan juga untuk

pemain saham jangka pendek.

Saham tidak-naik-tidak-turun yang saya maksud adalah saham yang tidak naik sampai ke harga di mana anda akan

mulai menjual dan juga tidak turun sampai ke harga di mana anda harus cut-loss.

Contoh: Misalkan anda membeli saham INTP di harga Rp 10.000 dan menetapkan untuk cut-loss kalau INTP turun

ke Rp. 9.000 dan akan mulai menjual kalau saham tersebut naik ke harga 10.500. Tapi INTP hanya turun ke 9700,

lalu naik ke 10.300. Lalu turun lagi ke 9.500, naik lagi ke 10.200. Lalu turun lagi ke 9.600 sebelum naik lagi ke

10.300. Lalu turun lagi ke .... Saya rasa anda mengerti maksud saya.

Apa yang harus anda lakukan untuk saham seperti ini?

Saran saya: Jual.

Lah, kok bisa? anda protes. Kan belon turun sampai harga cut-loss?

Protes anda sangat beralasan. Tapi mari kita pikirkan bersama mengapa sebaiknya anda menjual saham yang tidak-

naik-tidak-turun ini.

Ketika bermain saham, kita tidak perlu terpaku hanya pada satu saham. Tapi saya juga selalu menyarankan agar

pemula jangan punya terlalu banyak macam saham dalam portofolio. Fokus pada 5 saham berbeda. Jangan punya

lebih dari 10.

Kalau anda menuruti saran ini dan fokus hanya pada 5 saham, tetapi semua saham ini tidak-naik tidak-turun dalam

jangka waktu yang lama, sedangkan banyak saham lain (yang tentu saja tidak anda miliki) naik pesat, bagaiman

perasaan anda?

Anda tentu sangat kecewa. Tetapi semua modal anda sudah ditanamkan pada 5 saham yang tidak-naik-tidak-turun

ini. Kalau anda tidak menjual, anda tidak punya modal untuk beli saham lain. Kalau anda tidak menjual, anda

kehilangan kesempatan untuk meraup untung dari saham lain. Opportunity lost.

Ini adalah alasan pertama untuk menjual saham yang tidak-naik-tidak-turun.

Mari kita lihat skenario kebalikannya: kalau semua saham anda tidak-naik tidak-turun, tetapi semua saham lain

malah anjlok tajam, bagaimana perasaan anda?

Anda tentu senang. Tetapi, kesenangan anda ini tidak akan berlangsung lama.

Mengapa?

Karena ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:

1. Saham anda yang tidak-naik-tidak-turun, karena setia-kawan dengan saham-saham lain, akhirnya akan ikut

anjlok mencapai harga cut-loss anda.

Ini adalah alasan kedua untuk menjual saham yang tidak-naik-tidak-turun.

2. Saham anda tetap tidak-naik tidak-turun, tetapi saham-saham lain yang sudah anjlok parah akhirnya naik lagi.

Kalau anda membeli saham ini setelah mereka anjlok, anda bisa untung besar. Tapi sayangnya anda tidak punya

uang untuk membeli karena semua modal anda terpasung di saham yang tidak-naik-tidak-turun.

Ini adalah alasan ketiga untuk menjual saham yang tidak-naik-tidak-turun.

Intinya: tidak menjual saham yang tidak-naik-tidak-turun ada "opportunity cost"nya, ada "biaya kesempatan" yang

hilang karena anda tidak bisa membeli saham lain.

OK, kata anda, masuk akal juga. Tapi jualnya di harga berapa? Kapan?

Silahkan lanjut baca ke pos "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian V)."

Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian V)

[Pos ini ©2013 oleh Iyan terusbelajarsaham.blogspot.com. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.]

Pos ini adalah lanjutan dari "Cara Main Saham Untuk Pemula: Setelah Beli (Bagian IV)."

Bagaimana sebaiknya tindak lanjut terhadap saham yang tidak-naik-tidak-turun?

Karena saham tersebut tidak naik sampai ke harga di mana anda akan mulai menjual (take profit) dan juga tidak

turun sampai ke harga di mana anda harus cut-loss, anda tidak bisa memakai teknik cut-loss berbasis harga (price-

based). Yang harus anda pakai adalah teknik cut-loss berbasis waktu (time-based).

Artinya, selain menetapkan harga cut-loss, anda juga harus menentukan BATAS WAKTU (deadline) untuk

melakukan cut-loss. Batas waktu inilah yang anda gunakan untuk cut-loss saham yang tidak-naik-tidak-turun

tersebut.

Katakanlah anda menetapkan deadline 100 hari bursa untuk cut-loss saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP).

Andaikan juga selama 100 hari tersebut, INTP naik tapi tidak sampai harga di mana anda mau jual, dan turun tapi

tidak sampai titik cut-loss. Karena kondisi ini, pada hari ke 100 anda harus cut-loss saham INTP tersebut tanpa

mengacu pada harga, hanya mengacu pada waktu.

Pertanyaan berikutnya adalah: berapa lama batas waktu ideal untuk cut-loss?

Nah, menentukan batas waktu cut-loss ini tergantung pada bingkai waktu investasi anda. Untuk pemain jangka

pendek (trader), deadline-nya tentu lebih singkat daripada untuk pemain jangka panjang.

Batas waktu ini sebaiknya anda sendiri yang menentukan berdasarkan pengalaman. Tapi anda belum banyak

pengalaman karena anda adalah seorang pemula.

So, harus bagaimana?

Saran saya untuk pemula:

Jika bingkai waktu (time-frame) investasi anda jangka panjang (lebih dari satu tahun), coba pakai batas waktu

enam bulan.

Jika bingkai waktu (time-frame) investasi anda jangka pendek alias trading, coba pakai batas waktu 20 hari bursa.

Dengan bertambahnya pengalaman, anda akan bisa menentukan batas waktu cut-loss yang paling ideal untuk

anda.

Anda sekarang sudah tahu bagaimana bereaksi jika saham yang anda beli naik, turun, ataupun tidak-naik-tidak-

turun. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung saja coba praktekkan.