Kultwit # Ustz Yoyoh

94
Kultwit #Bunda Yoyoh Ditulis oleh Huda Robbani at Twitter @hudarrr 28 May 2011 Pengen menunaikan janji utk kultwit ttg nyokap dengan hashtag #BundaYoyoh Bertepatan dgn seminggu kepergiannya ini, scr umum saya akan kultiwt ttg tanda2 sblm beliau meninggal, kronologis, dan prosesi pmkmnnya Smg bs menjawab bbrp hal dan meluruskan apa yg krg benar. Selamat menyimak.. Pertama, mengenai beberapa pertanda yg tdk biasa dr #BundaYoyoh sblm kepergiannya 1. #Tanda1: Sebulan yg lalu, tdk biasanya Ummi mandi di kantor dan mengenakan minyak wangi byk2 #BundaYoyoh 2. Lalu Ummi nyeletuk ke asprinya di DPR (Mb Effie): “Fie, kyny sbntr lg aku meninggal deh. Mkny aku bersih2. Siap2 ktm Allah” #BundaYoyoh 3. Mbak Effie hny menyahut: “Masa sih bu?” Menganggap itu hny candaan #BundaYoyoh 4. #Tanda2 Setahun belakangan, Ummi jg sering tiba2 bilang ke Abi: “Bi, abi siap gak kalo Ummi nanti meninggal?” Abi diam #BundaYoyoh 5. Lalu lanjut Ummi: “Kalau Ummi Insya Allah siap. Tapi gmn dengan Abi dan anak2?” #BundaYoyoh 6. #Tanda 3: Bbrp hari sblm kejadian, di rumah Mak Haji (nenek saya, ibunya Ummi) di Tangerang yg skrg jd tmpt ummi dimakamkan #BundaYoyoh

Transcript of Kultwit # Ustz Yoyoh

Page 1: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kultwit #Bunda Yoyoh

Ditulis oleh Huda Robbani at Twitter @hudarrr 28 May 2011

Pengen menunaikan janji utk kultwit ttg nyokap dengan hashtag #BundaYoyoh

Bertepatan dgn seminggu kepergiannya ini, scr umum saya akan kultiwt ttg tanda2 sblm beliau meninggal, kronologis, dan prosesi pmkmnnya

Smg bs menjawab bbrp hal dan meluruskan apa yg krg benar. Selamat menyimak..

Pertama, mengenai beberapa pertanda yg tdk biasa dr #BundaYoyoh sblm kepergiannya

1. #Tanda1: Sebulan yg lalu, tdk biasanya Ummi mandi di kantor dan mengenakan minyak wangi byk2 #BundaYoyoh

2. Lalu Ummi nyeletuk ke asprinya di DPR (Mb Effie): “Fie, kyny sbntr lg aku meninggal deh. Mkny aku bersih2. Siap2 ktm Allah” #BundaYoyoh

3. Mbak Effie hny menyahut: “Masa sih bu?” Menganggap itu hny candaan #BundaYoyoh

4. #Tanda2 Setahun belakangan, Ummi jg sering tiba2 bilang ke Abi: “Bi, abi siap gak kalo Ummi nanti meninggal?” Abi diam #BundaYoyoh

5. Lalu lanjut Ummi: “Kalau Ummi Insya Allah siap. Tapi gmn dengan Abi dan anak2?” #BundaYoyoh

6. #Tanda 3: Bbrp hari sblm kejadian, di rumah Mak Haji (nenek saya, ibunya Ummi) di Tangerang yg skrg jd tmpt ummi dimakamkan #BundaYoyoh

7. Tdk biasanya didatangi sgerombolan burung2 kecil. Org2 heran & bertanya ke Mak Haji: “Mak, akhir2 ini knp byk bgt burung ya..?” #BundaYoyoh

8. Mak Haji jawab, “Iya nih..Kalo kata org dulu sih, tandanya bakal ada org besar yg meninggal” #BundaYoyoh

9. #Tanda4: Tgl 17 Mei 2011, Ummi sempat merekam satu video nasehat utk ditayangkan di suatu acara #BundaYoyoh

10. Tdk disangka, video yg tanpa skrip itu merupakan rekaman trkhr Ummi semasa hidup #BundaYoyoh

11. Dan di akhir nasehatnya Ummi bilang: “Insya Allah kita akan bertemu di syurga” #BundaYoyoh

12. Video perpisahan trsbt dpt disaksikan disini http://bit.ly/j10X35 #BundaYoyoh

Page 2: Kultwit # Ustz Yoyoh

13. #Tanda5: Tgl 18 Mei 2011,sy kakak2 sy yg tertua tiba2 dpt email (trkhr) dr Ummi pkl 08:31 WIB dgn sub: Nasehat utk Sang Putera #BundaYoyoh

14. Email tsb brisi wasiat2/nasehat2 panduan hidup yg sgt mnyntuh. Abg sy @aizzajundana mempostnya disini -> http://bit.ly/mdJ1Xr #BundaYoyoh

15. #Tanda6: Ummi smpt memesan ke asprinya ratusan box snack utk ‘acara’ hr Sabtu 21 Mei pkl 10:00 WIB #BundaYoyoh

16. Ketika belakangan dicek, kt sadar bhw Ummi sdg ga pny agenda jam segitu. Dan blkgn jg kita sm2 tahu #BundaYoyoh

17. Bahwa Sabtu 21 Mei pkl 10:00 WIB kmrn itu adalah saat jenazah Ummi tiba di tmpt persemayaman (Kalibata) #BundaYoyoh

18. Sehingga akhrnya snack itu digunakan utk konsumsi para pelayat #BundaYoyoh

19. #Tanda7: Ketika di Magelang, 2 hr sblm kecelakaan, keluarga disana mencoba utk mengabadikan foto Ummi sendirian #BundaYoyoh

20. Namun entah knp ketika sdh dipotret hasilnya gagal/tdk terpotret. Hanya ada sekelebatan putih tanpa wajah Ummi #BundaYoyoh

21. Itu terjadi 4x berturut2. Pdhl ktika memotret anggota keluarga yg lain selalu brhsl. Bgitu jg ktk Ummi dipotret tdk sndirian #BundaYoyoh

22. #Tanda8: Bbrp org yg bertemu Ummi 1-2 hr sblm kecelakaan trjd, mmbrikan testimoni bhw mrk melihat Ummi menjadi bgitu berbeda #BundaYoyoh

23. Jadi lbh byk senyum, lbh byk bercanda, terlihat spt lebih awet muda. Ada yg blg Ummi spt berusia 30 thn pdhl usianya 48 thn #BundaYoyoh

24. Dan trdpt bbrp tanda2 lainnya yg bs di-share lain kali, blm semua narasumber cerita jg soalnya #BundaYoyoh

Skrg masuk ke bagian kronologi kejadian

25. Ummi brgkt ke Yogya Rabu, 18 Mei 2011 utk menghadiri wisuda @bang umar, abang saya, anak pertama #BundaYoyoh

26. Sengaja melalui perjalanan darat krn ingin silaturrahmi ke Magelang, rmh Eyang Gatot. Kakeknya Abi & mnghdr prnkhn khadimah. #BundaYoyoh

27. Rombongan trdr dr 2 mbl. Mbl Innova hitam trdiri dr Abi,Ummi,Umar (putra1), Sholah (5), Ayyasy (8), Kong Bun & Hanafi (driver) #BundaYoyoh

Page 3: Kultwit # Ustz Yoyoh

28. Stlh wisuda, rombongan smpt ke Magelang silaturrahmi dan mlnjtkn ke pernikahan mbak di rmh yg menikah di blgn Jabar #BundaYoyoh

29. Akhirnya prjlnn dilanjutkan menuju Jakarta melalui tol Palikanci, Cirebon tsb #BundaYoyoh

30. Pada Sabtu dinihari sktr pkl 2, mendadak Pak Hanafi mengantuk, adik saya yg nmr 5 (Sholah) berinisiatif menggantikan #BundaYoyoh

31. Posisi duduknya saat itu adik saya menyetir, disblhnya (dpn kanan) Pak Hanafi. Di tengah kiri Ummi, di tengah kanan Abi #BundaYoyoh

32. Sementara di blkg (dari ki-ka) Ayyasy, Umar, dan Kong Bun #BundaYoyoh

33. Ummi mmg selalu duduk di kursi tengah bagian kiri setiap naik mobil. Itu lokasi favoritnya #BundaYoyoh

34. Di pojok yg sama pula Ummi selalu tilawah/muraja’ah hafalan Qur’annya setiap naik mobil #BundaYoyoh

35. Pada saat kejadian, Ummi mmg tdk mengenakan seatbelt. Abi yg biasa mengingatkan jg lupa mengingatkan Ummi #BundaYoyoh

36. Mobil melaju kencang dgn kecepatan konsisten 120 km/jam, seisi mobil tidur kecuali adik saya yg menyetir #BundaYoyoh

37. Tiba di tikungan tajam lokasi kejadian, adik saya yg sdg tdk dlm kondisi mengantuk mendadak krg antisipastif di tikungan tsb #BundaYoyoh

38. Salah persepsi krn dikira hanya tikungan biasa, bukan tikungan tajam #BundaYoyoh

39. Di tambah saat itu penerangan redup, shingga mata mnjd kurang jeli #BundaYoyoh

40. Karena kaget dan reflek ingin melakukan penyelamatan agar mobil tdk terbalik, adik sy smpt membanting setir #BundaYoyoh

41. Namun tetap kecelakaan tdk bs dihindari, sehingga mobil menabrak pembatas jalan (beton) yg mengenai mobil bag. kiri #BundaYoyoh

42. Tabrakan trjd sgt hebat dan keras, kontan seisi mobil terbangun. Warga berteriak kaget & berduyun dtg #BundaYoyoh

43. Dlm keadaan tsb, sktr 5 menit pertama seisi mobil shock. Kong Bun yg ada di blkg Abi mendadak sdh di tgh #BundaYoyoh

44. Seisi mobil sesak nafas dan tdk tahu hrs berbuat apa. Sholah yg menyetir lgsg buka pintu. Kondisinya tdk knp2 #BundaYoyoh

Page 4: Kultwit # Ustz Yoyoh

45. Ia tdk luka sdktpun. Yang lain jg blm merasakan dampak apa2, msh diliputi rasa shock #BundaYoyoh

46. Ummi yg saat itu di tgh bagian kiri mengalami dampak yg plg kuat. Beliau terbentur bagian dpn mobil dgn posisi kepala lgsg #BundaYoyoh

47. Ditambah trdpt dorongan dr blkg,jok lepas shgg dia jatuh tersungkur. Stlh kcelakaan abi smpt membenahi posisinya kmbl ke jok #BundaYoyoh

48. Namun di dahi Ummi sdh mengucur darah, Abi menduga itu hny luka biasa. Nmn sbnrnya kmgknn Ummi tgh mengalami pendarahan #BundaYoyoh

49. Smntr warga yg berduyun2 mencoba mencari pertolongan, dan mencoba membuka pintu disisi ummi dgn linggis dsb #BundaYoyoh

50. Dalam keadaan spt itu, Ummi msh dlm keadaan sadar dan mengabsen anak2nya satu persatu. “Sholah mana? Masih hidup ga?” Dll #BundaYoyoh

51. Ia mengira kondisi yg lain lbh parah dari dirinya. #BundaYoyoh

52. Kemudian tiba2 Ummi smpt mnjd ‘agak emosional’ dan bilang: “Aduh dada Ummi sakit. Rasanya spt mau meninggal” #BundaYoyoh

53. Kontan Abi & seisi mobil mengingatkan: “Istighfar mi”. Umi berucap “Astaghfirullahaladzim” #BundaYoyoh

54. Ummi tiba2 juga berucap: “Abi, Ummi sedang sakaratul maut”. Abi dan seisi mobil krg percaya nmun bilang “Nyebut mi…” #BundaYoyoh

55. Lalu Ummi berucap “Asyhadu anlaa ila hailallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah” dgn lancar #BundaYoyoh

56. (Di titik ini kami lega krn trnyt Ummi telah mengucap syahadat) #BundaYoyoh

57. Trs berulang. Menunggu ambulans datang, Ummi senantiasa menyender di bahu Abi dgn trs berdzikir #BundaYoyoh

58. Ambulans pun datang. Semua yg terluka dibawa masuk terlebih dahulu #BundaYoyoh

59. Dalam perjalanan Ummi sdh dlm keadaan tenang tnp suara, yg lain beristirahat. #BundaYoyoh

60. Namun adik saya yg nomor 8 (Ayyasy) sempat melihat tiba2 dengkul Ummi terangkat dgn sendirinya sebanyak 2x #BundaYoyoh

Page 5: Kultwit # Ustz Yoyoh

61. Pada saat itulah kmgknn malaikat pencabut nyawa sdg melaksanakan tugasnya #BundaYoyoh

62. Ketika Sholah dan Pak Hanafi yg belakangan menyusul tiba di RS, jasad Ummi sdh ditutup kain seluruhnya #BundaYoyoh

63. Ummi ternyata telah wafat, menghembuskan nafasnya yg trkhr sktr pkl 03:30 WIB di RS Mitra Plumbon Cirebon #BundaYoyoh

64. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Umi tlh wafat. Sontak keluarga menangis & mengabari smw pihak utk mengurus pemakamannya #BundaYoyoh

Skrg saya akan msk ke bagian prosesi prsmymn – pemakaman almrhmh

65. Kabar duka mengenai wafatnya Ummi tlh cpt menyebar, baik lwt tv, radio, internet, sms dsb #BundaYoyoh

66. Telah direncanakan utk prosesi persemayaman akan dilakukan di Masjid Baiturrahman Komplek RJA DPR RI Kalibata #BundaYoyoh

67. Smntr jenazah disepakati dimakamkan di rumah nenek saya di Batu Ceper, Tangerang ats permintaan keluarga nenek #BundaYoyoh

69. Mulai dr proses persemayaman hingga pemakaman, byk sekali respon yg dtg #BundaYoyoh

70. Byk sekali yg kehilangan dgn sosok Ummi. Pjbt, anggota dwn dr brbagai fraksi, tokoh nasional, politisi, ikhwah, msyrkt dsb #BundaYoyoh

71. Hal itu trlht jg dr ratusan karangan bunga dan jmlh pentakziyah yg membludak. #BundaYoyoh

71b. Termasuk ucpn belasungkawa dr slrh dunia, berbagai negara dunia #BundaYoyoh

71c. Ismail Haniya jg mengabarkan duka cita warga Palestina krn Ummi adlh WN Kehormatan Palestina #BundaYoyoh

72. Komplek DPR disesaki ribuan org pelayat. Sholat jenazah diadakan 2 shift, itupun 70% pelayat tdk kebagian #BundaYoyoh

73. Ketika jenazah Ummi diangkut ke ambulans, dan konvoi menuju Tangerang, #BundaYoyoh

74. Menurut Patwal yg mengawal, konvoi utama menuju pmkmn diikuti ratusan mobil dgn panjang iring2an lbh dari 3 km #BundaYoyoh

75. Begitu jg ktk di area pemakaman, belasan ribu org memadati lokasi, 80% diantarany tdk tertampung dan tdk bs masuk ke lokasi #BundaYoyoh

Page 6: Kultwit # Ustz Yoyoh

76. Alhmdllh itu menandakan Ummi adlh sosok yg begitu berarti bagi byk orang :’) #BundaYoyoh

77. Saya pribadi smpt ikut di proses memandikan, mengafani, dan menyolatkan Almarhumah. Jnzh terasa sgt ringan #BundaYoyoh

78. Dan kami menyaksikan dgn sangat jelas bahwa Ummi meninggal dlm keadaan tersenyum :’)http://lockerz.com/s/103761305 #BundaYoyoh

79. Alhamdulillah. Semoga itu merupakan pertanda yg jelas bhw beliau meninggal dlm keadaan husnul khotimah #BundaYoyoh

80. Kami dari keluarga jg alhamdulillah sdh bs mengikhlaskan kepergiannya #BundaYoyoh

81. Krn kami percaya dr berbagai tanda2 yg diberikan, dr bagaimana almarhumah semasa hidupnya beribadah, #BundaYoyoh

82. Mendidik kami dgn penuh kasih & cinta, mnjlnkn amanah yg diberikannya dgn baik, dan bgmn dia memberikan pengaruh & brbakti #BundaYoyoh

83. Yang luar biasa kpd masyarakat, adlh suatu hal yg memberikan byk hikmah #BundaYoyoh

84. Sehingga ketika Allah Yang Maha Kuasa lbh sayang kepadanya dgn memanggilnya terlebih dahulu, #BundaYoyoh

85. Kami hrs ikhlas dan tabah, serta mudah2an dpt mewujudkan harapan2nya kpd kami #BundaYoyoh #BundaYoyoh

86. Sekaligus meneruskan cita2nya yg belum tercapai. Smg kami bs seperti dia, #BundaYoyoh

87. Wanita luar biasa yg dr rahimnya telah mengandung dan melahirkan kami, yg tlh memberikan teladan kpd kami dgn caranya #BundaYoyoh

88. Mendidik kami dgn penuh cinta, keteladanan & keshalihatan yg luar biasa… #BundaYoyoh

89. Selamat jalan Ummi kami, Ummi Yoyoh Yusroh. Sang mujahidah syahidah. Ila liqo’ #BundaYoyoh

Page 7: Kultwit # Ustz Yoyoh

Yoyoh Yusroh Testimoni

Wrong   Number

Dakwatuna.com – Dari catatan salah seorang putra Ustazah Yoyoh Yusroh, Aizza Jundana. Semoga bermanfaat.

Wednesday, July 04, 2007.

This is a real and true story. A story about my beloved mother’s real experience.One day – one year ago, my mother sent a message to her friend from her phone. The message was like this: “ ألله في أحبك A few minutes later, a woman called my .(I love you in Allah) ”أناmother. While she cried and sobbing she asked my mother “What was your message mean? I don’t understand.” My mother said: “I’m sorry, Do I know you? I never sent a message to you. I’ve sent that message to my friend which is in my phone book. It is impossible delivered to you. I didn’t even have your number.” And then that woman told my mother about her self. She was on the edge of balcony in her apartment. She wanted to commit a suicide by jumping from balcony. But a message from my mother stopped her to do that. She saw a message from a strange number that written in Arabic. So, she decided to call that number, my mother’s number and ask the meaning of that message. She frustrated because her husband cheated with his secretary and lied to her, her husband said he want to do some office work outside the town.In fact, he was in vacation with his mistress. When she heard about that, she decided to kill her self. After hearing the stories from that woman, my mother told her the meaning of that message: “I love you because of Allah.” Soon afterward, she canceled her plan to commit suicide. Then she and my mother become friend. It was a fate. Maybe Allah gave her a second chance to continue her life by a missed-wrong addressed message. Allah turned that message to her phone.

Terjemahan:Rabu, 4 Juli, 2007

Ini adalah sebuah kisah nyata dari pengalaman ibuku.

Suatu hari setahun yang lalu, ibu mengirim sebuah sms pada temannya. Pesan itu berbunyi: “ أناألله في .”أحبك

Beberapa menit setelah pesan tersebut terkirim, tiba-tiba ada nomor tak dikenal menelepon ibu. Ketika diangkat, ternyata di ujung telepon yang lain ada seorang wanita yang menangis tersedu-sedu, lalu bertanya, “Apa arti smsmu? Aku tidak paham.”

Ibu tentu kebingungan dan bertanya balik, “maaf, apa saya kenal anda? Saya tak pernah mengirim pesan kepada anda. Saya mengirim pesan kepada teman saya yang nomornya ada di phonebook (buku telepon) ponsel saya. Tak mungkin pesan itu terkirim pada anda. Saya bahkan tak tahu nomor anda.”

Page 8: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kemudian wanita itu pun bercerita tentang dirinya. Ternyata ia sedang di ujung balkon apartemennya. Ia berencana akan bunuh diri, meloncat dari balkon. Tetapi, sebuah pesan dari ibu menghentikannya. Sebuah pesan dalam bahasa arab, yang datang dari nomor yang tak dikenalnya.

Ia lalu memutuskan menelepon nomor asing tersebut, nomor ibuku, bertanya tentang arti kalimat dalam bahasa arab itu

Ia pun bercerita pada ibu bahwa ia frustasi. Suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya, dan berbohong mengenainya. Bahkan pada saat itu ia sedang berlibur dengan wanita selingkuhannya itu. Saat ia mendengar kabar perselingkuhan itu, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Setelah mendengar cerita wanita tersebut, ibu menyampaikan padanya arti kalimat dalam bahasa arab itu: “aku mencintaimu karena Allah”.Akhirnya, ia pun membatalkan rencana bunuh dirinya. Dan ia dan ibuku kemudian menjadi teman.

Ini adalah takdir. Mungkin Allah ingin memberi wanita tersebut kesempatan keduanya melalui sebuah pesan nyasar. Allahlah yang me”nyasar”kan pesan itu.

La haula wala quwwata illa billah.

Page 9: Kultwit # Ustz Yoyoh

Tentang Situs dan Almarhumah Yoyoh   Yusroh

Ini adalah blog yang khusus memuat testimonial masyarakat umum mengenai almarhumah Yoyoh Yusroh, yang wafat pada tanggal 20 Mei 2011. Situs ini dikelola oleh @bangumar dan @barnaaard dari pihak keluarga almarhumah.

Jika ada tulisan milik anda yang termuat di blog ini tanpa izin mohon kabari kami di yoyohyusrohtestimoni[at]gmail.com. Begitu pula jika anda ingin tulisan anda dimuat di blog ini, silakan hubungi alamat email tersebut.

Kami sampaikan pula disini profil singkat almarhumah :

Nama : Hj. Yoyoh Yusroh, S.Pd.I

Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 14-November-1962

Wafat : Cirebon, 20 Mei 2011

Agama : Islam

Status Pernikahan : Menikah

Nama Suami : Budi Dharmawan

Pekerjaan Suami : Swasta

Jumlah Anak : 13 (tiga belas) Orang

Page 10: Kultwit # Ustz Yoyoh

Alamat Rumah :

1. Rumah Jabatan Anggota DPR RI Blok B4 No 130 Kalibata Jakarta

2. Jl. Keadilan Ujung No. 87 RT. 003/21 Bakti Jaya Sukma Jaya Depok 16418

Telpon,Fax Rumah : 7988933, 7974 975(R), 7782 0330, Fax. 7782 0034(R)

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1 SDN Jumrudi II 1972

2 PGAN Pertama Tangerang 1976

3 PGAN atas Pondok Pinang, Jakarta 1979

4 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1982

RIWAYAT PEKERJAAN

1 Guru Agama SMU Bahagia 1983-1984

2 Wakil Direktur Taman Quran Robbi Rodhiya 1991

3 Dosen Lembaga Studi Islam Al Hikmah 1997

4 Dosen Institut Pemberdayaan Perempuan 2001

5 Dosen Pendidik Guru TK Islam Nurul Fikri 2003

6 Pembimbing Biro perjalanan haji PT Madani

7 Penerjemah Biro Hub Luar Negeri Dewan Dakwah Pusat

8. Pembimbing Utama biro Perjalanan Haji PT Madani tahun 2002-sekarang

9. anggota DPR/MPR RI tahun 1999-2004, Komisi VII

10. anggota DPR/MPR RI tahun 2004-2009, Komisi VIII

11. Anggota Dewan Pakar ICMI Tahun 2005-2010, bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia

Page 11: Kultwit # Ustz Yoyoh

PENGALAMAN/JABATAN PADA ORGANISASI

1 Pelajar Islam Indonesia 1980-1984

2 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 1979-1980

3 Korps Mubaligh Jakarta 1982-1984

4 Ketua Yayasan Ibu Harapan

5 Badan Kontak Majelis Ta’lim

6 Pendiri persaudaraan muslimah 2000

7 Ketum I Internasional Muslim Woman Union

8 Ketua Departemen Kewanitaan PK 1998-2000

9 Anggota Majelis Pertimbangan Pusat PK

Tanda Jasa:

1. International Muslim Women Union (IMWU) tahun 20002. International Muslim Women Union (IMWU) tahun 20033. Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001

Profil singkat

Sosoknya memang sangat sederhana dan bersahaja, keberadaannya telah memberi nuansa baru di ruang rapat Komisi VIII DPR. dia merupakan salah satu dari ke-4 orang pimpinan Komisi VIII DPR yang membidangi masalah agama, sosial dan pemberdayaan perempuan. Menurutnya,keberadaannya DPR merupakan suatu amanah yang sangat berat.

“kedudukan saya di DPR adalah merupakan amanah, prinsip kami di DPR bukan sekedar untuk kepentingan pribadi, namun keberadaan di DPR untuk berkontribusi melalui anggaran, legislasi aturan supervisi dan DPR juga kita jadikan suatu mimbar da wah dan sebuah universitas untuk menimbah ilmu,”kata ibu dari 13 orang putra/putri ini.

Yoyoh Yusro merupakan perempuan yang sangat getol berorganisasi bahkan semenjak masih remaja, dirinya sudah aktif mengikuti organisasi seperti pelajar islam Indonesia, tahun 1980an, bahkan juga pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Menurut Yoyoh keaktifannya di sejumlah organisasi dan LSM dilakukan semata-mata untuk menegakkan amar ma ruf nahi munkar.

Page 12: Kultwit # Ustz Yoyoh

“hal yang terpenting untuk menegakkan amar ma ruf ini adalah dengan memberikan contoh secara nyata serta melakukan pendekatan secara persuaif sehingga tidak menimbulkan rasa antipati dari orang lain,”paparnya.

disamping amar ma ruf nahi munkar,mengenai money politikpun dirinya tidak bergeming. “waktu itu saya kunker ke Jabar guna meninjau proyek-proyek pemerintah yang terkait dengan Komisi VIII. mereka saat presentasi mengatakan kekurangan dana. tetapi pulangnya mereka mengajak makan di tempat yang sangat representatif. dan di bandara kita diberi amplop. Saya tanya ini untuk apa, Pak? dia bilang sebagai tanda cinta karena biu sudah meluangkan waktu menengok proyek kami. langsung saya jawab lo, katanya bapak kekurangan dana tetapi kok masih memberikan kepada kami. Kami ini sudah berkecukupan, pak. akhirnya setelah berdebat cukup lama. uang itu saya sumbangkan kembali ke lembaga mereka dan saya minta kwitansi agar tidak terjadi kesalahpahaman,”kata Yoyoh.

Yoyoh mengatakan menjadi suatu suara yang minor memang sangat berat, namun menurutnya bagaimana cara kita mengkomunikasikan dengan teman-teman lainnya, bukankah kita ingin menjadikan DPR menjadi suatu lembaga yang bersih dan benar-benar pembela rakyat. “jadi menurut saya harus kita mulai dari masing-masing anggota bahwa kita tidak hanya dipantau oleh konstituen tapi juga oleh yang diatas-sang pencipta dengan pemikiran seperti ini kita bisa menjadi lebih bertanggung jawab,”tandasnya.

Komunikasi dialogis

Perempuan yang memiliki 13 orang putra/putri ini, mengatakan mendidik anak itu harus dengan metode yang tepat karena masing-masing anak memiliki banyak keistimewaan masing-masing. Yoyoh menuturkan dirinya menggunakan metode komunikasi dialogis untuk mengembangkan dan menumbuhkan potensi dari masing-masing anak. “saya akan berusaha menjelaskan kesibukkan saya dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti, jika mereka bertanya ngapain saja sih Ummi keluar rumah terus? saya jawab bahwa saya mmengajak mereka berda wah, mengajak mereka solat, berbuat baik dan mengajak mereka supaya tidak berantem,”katanya.

permasalahan prinsip pendelegasian tugas kepada anak juga menjadi perhatian yang besar dari seorang Yoyoh Yusro. “anak pertama bertugas ke anak nomor 5, anak nomor 2 bertanggung jawab pada anak no.6, anak nomor 3 bertanggung jawab pada anak no.7 demikian seterusnya,”kata Yoyoh.

Ketegasan juga menjadi prinsip utama kunci keberhasilan dalam mendidik anak. “kalau Ramadhan saya tegas katakan, TV off, saya lebih suka mereka naik sepeda sampai berkeringat daripada duduk diam didepan TV. saya mengikuti cara sahabat nabi dalam mendidik anaknya, jadi waktu ramadhan adalah waktu untuk berkonsentrasi kepada Al-qur an,”tegas Yoyoh, disamping itu, Yoyoh juga menerapkan prinsip keterbukaan antara orangtua maupun anak-anak.

Page 13: Kultwit # Ustz Yoyoh

Warisan Ide #IbuYoyoh ttg Politik Luar Negeri – 2011 via @AryaSandhiyudha di Twitter

Rabu, 25 Mei 2011 twit dari gedung DPR-RI

1. hari ini Paripurna DPR pertama pasca berpulangnya #IbuYoyoh Yusroh, ang.Komisi1 DPR. Sy izin twit beberapa ide beliau.

2. Akhir Januari 2011, #IbuYoyoh berikan pandangannya ttg Politik Luar Negeri Indonesia di masa keketuaan ASEAN 2011.

3. Seminar ini dilaksanakan oleh BHLN DPP PKS, pimpinan @Budiyanto_BHLN mengundang Kemenlu RI. berikut poin2 presentasi #IbuYoyoh

4. #IbuYoyoh mengapresiasi strategi ASEAN Menlu Marty yg dipapar di Raker dgn Komisi1 DPR 20Jan2011. Hanya saja….

5. #IbuYoyoh melihat beberapa “lubang” kebijakan Kemenlu. Seperti terhadap kawasan Timur-Tengah, Palestina, & OKI.

6. #IbuYoyoh lihat potensi luar biasa hubungan Indonesia/ASEAN dgn Timur Tengah dlm bid. budaya, ekonomi & pertahanan.

7. #IbuYoyoh juga mengangkat kembali pernyataan @hnurwahid pada saat Raker dgn Menlu 20/1/2011 ttg peran Indonesia di OKI.

8. dan tentunya #IbuYoyoh mengungkap kembali kondisi Palestina sebagai korban kejahatan HAM perilaku teror zionis Israel.

9. dalam momen Keketuaan ASEAN, #IbuYoyoh melihat 3 peluang besar di ranah Sosial-Budaya, Politik-Keamanan, & Ekonomi.

10. #IbuYoyoh melihat dlm hal Politik, hubungan Indonesia-Malaysia sbg bangsa serumpun ini perlu jadi prioritas utk dieratkan

11. #IbuYoyoh, dllm ranah Sosial, kemukakan ide ttg Kapal ASEAN utk Palestina, lalu LSM Rumah Zakat didorong terus perannya.

12. #IbuYoyoh, dlm ranah Ekonomi, ASEAN akan jadi jantung ekonomi duniajika hub. dgn kawasan Timur-Tengah terus membaik.

13. #IbuYoyoh :hubungan itu bermanfaat scr investasi & perdagangan, serta utk menjadikan Indonesia sbg referensi demokrasi.

Page 14: Kultwit # Ustz Yoyoh

14. #IbuYoyoh pernah cerita, waktu presentasi di sebuah pertemuan Internasional. Para syaikh menyarankan…

15. #IbuYoyoh… disarankan para Syaikh, “lain kali gunakan bhs Indo saja, kami yg harus belajar, rakyat Indonesia lebih banyak dr kami.”

16. paripurna DPR hari ini… agaknya akan ada “mengheningkan cipta” sejenak utk #IbuYoyoh, semoga kita mengingat beliau & ide2nya..

Page 15: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kenangan dgn #IbuYoyoh dari Si Pemula yg Beruntung, @AryaSandhiyudha via twitter

tinggalkan komentar »

1. Sy hanya pemula di PKS yg merasa sangat beruntung dapat berinteraksi lebih dekat dgn #IbuYoyoh dlm 8 bulan terakhir.

2. Kisah #IbuYoyoh yg paling kuat dlm memori sy itu dimulai, saat sy jd wali nikah adikkusayang, @atikamianti awal Oktober2010.

3. Sy sbg wali-nikah diperkenalkan dgn perias manten, Ibu Darsono, mbahuti ini ibu dr P’BudiDharmawan, ibu mertua #IbuYoyoh

4. dari obrolan dgn mbah Darsono. Sy merasakan sisi lain almarhumah, membuat tambah kagum. #IbuYoyoh anak yg sangat berbakti.

5. Mbahuti Darsono bilang, “Yoyoh itu sibuk skali.. Tapi tiap bulan sempatkan ke rumah, bawa makan banyak tuk sebulan” #IbuYoyoh

6. Mbah: “itu anak2nya dr kecil rajin sholat & selalu berjamaah” Membenarkan semua kisah bahwa #IbuYoyoh memang Ibu teladan.

7. Waktu sy hubungkan Mbah dgn pak Budi & #IbuYoyoh via telpon, Mbah berbincang hangat.. “Ibu lagi merias adiknya masAryo”

8. Saat bercerita ttg #IbuYoyoh, Mbahkung & mbahuti Darsono, seperti tak terkendali, terus memuji akhlaq bakti-nya pd mereka

9. November 2010, Sy berkesempatan isi acara dgn #IbuYoyoh di TVRI bersama BundaNeno. Momen hari Ibu. Berjam-jam sy kagum.

10. #IbuYoyoh sangat perhatian ttg kesehatan, beri pesan ke Sy utk keluarga. “Banyak makan kambing, bagus utk ibu menyusui”

11. “anak2 Sy -kata #IbuYoyoh- semua sy susui sendiri sampai selesai. Sy juga punya banyak anak susu di beberapa negara.”

12. #IbuYoyoh juga bilang telah menemukan metode hafal Quran singkat, dinamai metode Gaza. Diterapkan di pesantren tahfiz-nya

13. Jadi, momen hari Ibu 2010 di acara Untukmu Indonesia – Bunda Neno di TVRI adalah yg terakhir utk #IbuYoyoh.

Page 16: Kultwit # Ustz Yoyoh

14. Disitu, #IbuYoyoh di’declare Bunda Neno sbg “Ibu Indonesia”. Politisi, Ibu RT, Ustadzah, & tambahan sy -Anak Berbakti-

15. Desember 2010, sy diinisiasi jadi TenagaAhli ang.komisi 1. Semakin memberi kesempatan utk berinteraksi & melayani #IbuYoyoh

16. Semakin terlihatlah kecemerlangan #IbuYoyoh saat mencetus ide “Kaukus Parlemen Indonesia untuk Timur-Tengah” DPR-RI.

17. “Kaukus untuk Timur-Tengah” ini sudah jadi proposalnya, tp belum sempat terbahas. Salah satu warisan gagasan #IbuYoyoh

18. #IbuYoyoh di Raker, “Sy ingin nagih janji Panglima TNI, bagaimana hasil kajian ttg peluang muslimah TNI utk berjilbab.”

*Sekarang Jilbab marak.. Royalty pahala mengalir utk para pejuang Jilbab.. Termasuk almh #IbuYoyoh ~insyaAllah

Jika nanti TNI scr merata bolehkan muslimah berjilbab, maka kita saksinya. Almh #ibuYoyoh pernah perjuangkan di FPT Panglima.

19. Terakhir bertemu #IbuYoyoh, Rabu, mengkaji scr internal RUU intelijen negara. Menyusun Poin&Arah demokratisasi intelijen.

*Rabu, 18 Mei 2011 – Sehari sebelum ke Jogja utk hadiri wisuda. Hari itu jadwal pembahasan RUU Intelijen DPR-RI dengan Menkumham & Kepala BIN.

20. Lalu #IbuYoyoh izin, “Sy izin duluan ya, masih ada bbrp kecamatan di Dapil yg mau Sy didatangi”. Mencintai & Dicintai.

21. Allah juga menitipkan pesan pada kita, Lihat #IbuYoyoh, ditengah kesibukannya masih sempatkan hadir wisuda anaknya @bangumar

Page 17: Kultwit # Ustz Yoyoh

Biarkan Kami Mencemburuimu

oleh: Cahyadi Takariawan (ode bagi bunda kami, yoyoh yusroh)

izinkan kami terus berjalan, bundajangan khawatirkan langkah kamisebab kami telah mengerti arah jalan yang kau retaskan untuk kamidi situlah kami selalu berjalan ke depandan tak akan pernah berhenti menapaki* * *tenanglah kini engkau meniti surgaNya, bundakarena kami yakin dengan apa yang dijanjikanNyalangkahmu itu, tegarmu itu, kokohmu itutak ada yang bisa mengalahkanmutak ada yang sanggup menghentikanmusemua kami cemburu* * *bergembiralah engkau di sisiNya, bundakarena hanya itulah tempat yang bisa mengistirahatkanmukau telah habiskan waktu dan tenagamu dengan pengabdiandengan pengorbanan, dengan perjuanganhabis, tanpa sisa, dunia telah engkau hadapikini saatnya istirah abadi* * *kami akan selalu mengenangmu, bundadi sini, di dada ini, di langkah ini, di jalan iniengkau tidak menulis buku-buku, karena engkau sibuk mencetak prestasiengkau sibuk menyiapkan generasiengkau sibuk menuliskan goresan kebaikan di setiap kesempatanitulah yang akan selalu kami kenangkan* * *maka izinkan kami terus berjalan, bundasungguh, jangan khawatirkan langkah kamisebab kami telah mengerti arah jalan yang kau retaskan untuk kami

Page 18: Kultwit # Ustz Yoyoh

di situlah kami selalu berjaga dengan sepenuh kesadaran dan kecintaandan kami tak akan pernah berhenti menapaki jalan ini* * *terang benderang jalanmu ini, bundajalan yang menghantarkanmu ke haribanNyajalan yang menghantarkanmu mendapatkan surgaNyajalan kenabian yang selalu mengajarkan kesetiaantak akan kami mengkhianatinya* * *tunggu kami di taman-taman keindahan itu, bundasebab kami hanya menanti janjisaatnya pasti kami tepati, menemanimu bercengkeramadi taman-taman indah itukini, biarkan kami mencemburuimu

Kota Palu, 21 Mei 2011

sumber : http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1030

Page 19: Kultwit # Ustz Yoyoh

Testimoni Berbagai Tokoh

Tak hanya anggota fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saja yang merasa kehilangan sosok almarhumah Yoyoh Yusroh. Anggota Partai Demokrat Ruhut Sitompul juga mengatakan sangat kehilangan atas kepergian wanita yang dikenal bersahaja tersebut.

“Orang baik memang selalu cepat dipanggil,” ujarnya saat ditemui di rumah duka, di Komplek DPR, Kalibata, Sabtu (21/5).

Menurutnya, Yoyoh adalah sosok yang sangat bersahaja. Ia juga dikenal mudah bergaul dengan siapa saja. Tak hanya kerap memperhatikan kinerja anggota fraksinya saja, Yoyoh juga sering memberikan motivasi pada fraksi lain.

“Orangnya sangat familiar. Di DPR juga ia bergaul dengan semua,” tambah Ruhut.

Pria kelahiran Medan tersebut juga menuturkan Yoyoh yang memiliki 13 anak juga berhasil dalam mendidikan putra putrinya. Ia menilai, semua anak dari Yoyoh merupakan sosok yang berhasil. (Republika)

….

Cerdas, Santun dan Rendag Hati. Inilah penilaian Tantowi Yahya ketika menggambarkan sosok Yoyoh Yusroh. Sebagai sesama anggota komisi I DPR RI yang membidangi masalah internasional, anggota dari fraksi Golkar itu sangat mengagumi Yoyoh.

Ditemui di lokasi persemayaman almarhumah, di komplek perumahan DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Tantowi mengaku sangat terkesan dengan sosok almarhumah. “Beliau adalah sosok yang sederhana, bersahaja, dan cerdas.”

Menurut Tantowi tidak ada sifat–sifat sirik dan benci yang biasa dimiliki oleh seorang politisi terhadap temannya dalam satu komisi. “Bagi bu Yoyoh, tidak ada kompetisi dalam teman sesama anggota satu komisi,” Hal ini diketahui Tantowi setelah bergaul dan bekerja cukup lama dengan ibu tiga belas anak tersebut. “Selain itu, beliau juga bukan orang yang pelit pujian. Kalau ada orang yang bertanya dan pertanyaan tersebut bagus, maka beliau langsung memujinya.”

Tantowi juga menambahkan, sebagai orang yang terhitung baru di dalam komisi I DPR RI, Yoyoh termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan tugas pokok dan teman sesama anggota komis. “Padahal tugas pokok komisi I dan komisi VIII tempat beliau semula sangat berbeda,” ujarnya.

Menurut Tantowi, tidak hanya PKS saja yang kehilangan sosok wanita yang meninggal pada usia 49 tahun itu, tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Almarhumah juga dinilai sebagai sosok yang sangat fokus terhadap isu Timur Tengah dan ketenagakerjaan. “Kalau untuk Timur Tengah, beliau sangat fokus terutama pada isu Palestina,”. Sedangkan untuk isu ketenagakerjaan, Tantowi menilai kepedulian Yoyoh disebabkan karena banyaknya jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. (Republika)

Page 20: Kultwit # Ustz Yoyoh

….

“Kalau kita pernah ngobrol dg ustadzah Yoyoh Yusroh mk pasti kita akan merasakan semangat dakwah yg begitu menyala-nyala. insya Allah nyala semangat beliau akan terus diwarisi oleh mujahidah2 dakwah lain, termasuk yg blm lahir. selamat jalan, mujahidah yg istiqamah.. (Abdul Wahid Surhim, Kaderisasi DPP)

“Dan saya bersaksi, ia adalah salah satu hambaMu yang paling hamba, ya Rabb. Sungguh, saya tak pernah mengenal muslimah lain di negeri ini yang hidupnya lebih produktif dan efektif daripada beliau. Semoga Engkau memberi beliau tempat terbaik dan terindah di sisiNya. Amin.” (Helvy Tiana Rosa)

….

“Ya Allah ya Rabb, Sy aboebakar alhabsyi bersaksi bahwa ustadzah yoyoh yusroh adalah min ahlilkhoir dan seorang mujahidah daiyah.” (Aboe Bakar Al-Habsy, aleg PKS DPR RI)

….

“Ya ALLAAH dg segala kelemahanku aku bersaksi bhw ustzh Yoyoh adalah Da’I n Mujahidah, ikhlas berjuang, rendah hati n jauh dari riya n sum’ah.” (Nabiel Al-Musawa, aleg PKS DPR RI)

….

Enam tahun yang lalu saya dan istri bertemu seorang ibu yang baik hati dalam penerbangan b.aceh-medan, beliau menyapa kami “kalian pengantin baru kan?” Saya dan istri mengangguk tersenyum malu tidak menyangka ada yang mengenal kami berdua sebagai pengantin baru. Beliau bertanya lagi “kalian relawan tsunami Aceh kan?”. “Betul Bu”. Saya pun semakin bingung kok beliau banyak tahu tentang kami. Beliau memperkanalkan diri “Saya Ibu Yoyoh”. Masya Allah seorang tokoh muslimah dari PKS begitu akrab menyapa kami. Itulah awal kami mengenal beliau. Hari ini Bu Yoyoh sudah kembali ke pangkuan ilahi, Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun. (Wahyu de Mattawang)

Page 21: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ijinkan saya berbagi kekaguman ttg Bunda…

Twit dari @RidlwanJogja:

Ijinkan saya berbagi kekaguman pada figur Ibunda Yoyoh Yusroh yg syahid tadi pagi.

1. Saya menemui bu Yoyoh di kampus IIQ, Ciputat untuk buat profil beliau. “Jam 7 pagi tepat ya, saya jam 8 mengajar” ujar #Bunda saat janjian.

2. Kampus masih sepi. Hanya #Bunda dan seorang staf yang sudah datang.”Sudah sarapan belum” sapa beliau ramah.

3. Belum lagi dimulai wawancara, #Bunda sudah menebak : “ini terkait bu Diana yang mau nikah dengan ustad Dayat bukan?“ lalu tersenyum.

4. Bu Yoyoh adalah guru mengaji ibu Diana A Thalib istri Hidayat NW. Beliau yang “mengenalkan” Diana dengan Hidayat. #Bunda

5. Di lingkungan PKS, #Bunda memang dikenal sebagai konsultan ahli pernikahan. Bukan teori tapi karena prakteknya yang hebat.

6. #Bunda menikah dengan ustad Budi Darmawan, dikaruniai 13 anak, 9 putra, 4 perempuan.

7. Penerima penghargaan International Muslim Women Union 2003 itu menganggap semua anaknya istimewa. #Bunda

8. Putra sulungnya lahir pada 20 Desember 1985. Diberi nama Ahmad Umar Al Faruq. @bangumar. Yang paling bungsu sekarang umur 8 tahun. #Bunda

9. Anak kedua A Izza Jundana, kuliah di International University, Sarajevo,Bosnia. @aizzajundana. #Bunda

10. Putri ketiga, Asmah Karimah, kuliah di Fakultas Pertanian UGM. Kabarnya #Bunda wafat usai datang ke wisuda mbak Asmah ini.

11. Putra keempat, Huda Robbani lahir Oktober 1990. Mas Huda ini jago renang. #Bunda

12. Putra kelima, Shalahuddin Al Ayubi, Seperti nama panglima Islam.. Dia lahir 13 April 1992.#Bunda

13. Putra keenam sampai kedelapan menimba ilmu di pesantren. Masing-masing Jakfar Athoyar (lahir Maret 1993) di Gontor.#Bunda

14. Salma Salimah lahir April 1994, nyantri di Ponpes Assyifa, Subang Jawa Barat.#Bunda

Page 22: Kultwit # Ustz Yoyoh

15. Lalu, Muhammad Ayyasy lahir 13 April 1996 di Ponpes Al Hikmah. “Alhamdulillah, Ayyasy ini sudah hafal Quran 30 juz,”kata #Bunda.

16. Putra kesembilan Walid Ghazin, lahir Juli 1997. Putra kesepuluh Adil Gholib lahir September 1998.#Bunda

17. Putra kesebelas Abdulah Aminuddin, lahir 16 Januari 2000. Putri kedua belas Helma Hamimah lahir Juli 2001.#Bunda

18. “Si bungsu Rahma itu juga sudah bisa mandiri, tidak manja,” kata Yoyoh. Rahma Rahimah, putri ragilnya lahir Januari 2003.#Bunda

19. Apa tidak repot mengurusi banyak anak? Yoyoh tersenyum. “Alhamdulillah banyak anak justru meringankan kita”. #Bunda

20. Yoyoh mengakui, dengan aktivitasnya yang padat, intensitas fisik menemani anak-anaknya tidak maksimal.#Bunda

21. “Tapi, yang penting sejak kecil tanamkan kesadaran berprestasi,” ujar #Bunda. Dengan begitu anak mandiri.

22. Yoyoh juga selalu berbagi peran dengan sang suami. Budi Dharmawan usianya lebih tua satu tahun dari Yoyoh (lahir 17 April 1961).#Bunda

23. Budi juga sangat dikenal di kalangan kader PKS. Dia termasuk salah seorang pencetus kata “Sejahtera” saat PKS ganti nama. #Bunda

24. “Dalam membina rumah tangga, yang penting prinsipnya saling memberi.#Bunda

25. Tidak ada yang superordinat atau subordinat antara laki-laki dan wanita. Sejak awal menikah komitmen itu harus ada,” ujar #Bunda.

26. “Laki dan wanita punya keistimewaan. Pria sering berpikir rasional dan analitis. Sedangkan perempuan condong menggunakan perasaan.#Bunda

27. Misalnya anaknya menangis tengah malam. Bapak capek dan besok harus kerja pagi. Maka bapak akan bilang jangan nangis ! ayo tidur.#Bunda

28. Anak tidak diam, justru nangisnya lebih keras,” ujar pendiri organisasi Persaudaraan Muslimah (Salimah) itu.#Bunda

29. Sebaliknya, kaum ibu gunakan hati. “Anak diangkat dari ranjang. Dipeluk, dibelai, dicium, tak lama biasanya tidur lagi,” kata #Bunda.

30. “Istilahnya, kalau ibu bisa menggendong anak dua jam, bapak biasanya tak betah lebih dari dua menit,” ujar Yoyoh lantas tersenyum.#Bunda

Page 23: Kultwit # Ustz Yoyoh

31. Anggota Majelis Pertimbangan Partai PKS itu mengaku prihatin dengan maraknya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga. #Bunda

32. Untungnya, itu delik aduan,bukan delik umum. Kalau delik umum, siapa saja yang lihat dan dengar pertengkaran bisa lapor ke polisi.#Bunda

33. “Kalau itu terjadi, bisa ada perceraian masal di Indonesia,” kata Yoyoh.#Bunda.

34.Dg kondisi perempuan seperti itu, Yoyoh rindu perubahan. Selain aktif di DPR, Yoyoh rajin turun langsung ke daerah-daerah. #Bunda

35. “Sebagai prajurit partai, saya siap ditugaskan di mana pun,” kata Yoyoh. Nadanya kali ini tegas. Stafnya bilang Yoyoh kerja 19 jam. #Bunda

36. Anggota Dewan Pakar ICMI itu optimistis peran perempuan dalam kancah politik Indonesia semakin diperhitungkan.#Bunda

37. Kalau ada sentuhan wanita, insya Allah politik jadi lebih indah, lebih santun, lebih damai kata Yoyoh. #Bunda

38. “Seperti masjid jika diurusi oleh ibu-ibu, akan lebih wangi, harum dan bersih,” kata Yoyoh.#Bunda

39. Tadi pagi, jam 3.30 #Bunda tersenyum.

40. Ruhnya dicabut malaikat dengan perantaraan kecelakaan. Sugeng tindak #Bunda, doa kami terhatur. Selamat menikmati Jannatul Firdaus …

Page 24: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ibu Yoyoh, TNI Berjilbab, dan Palestina

Dalam tes uji kelayakan calon Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, seorang anggota FPKS meminta agar Panglima TNI memperbolehkan wanita TNI boleh berjilbab. Hal ini sudah diterapkan di Aceh, dan tidak menjadi masalah.

“Kalau bisa wanita bisa berpakaian sesuai aturan agama. Ini tidak akan mengganggu tugasnya,” katanya saat itu.

Wanita itu anggota, FPKS Yoyoh Yusroh.

Penulis ingat itu pertama kali penulis berkenalan dengan beliau. Beberapa hari kemudian penulis ditugaskan kantor untuk meliput rombongan Viva Palestina yang akan tergabung dalam Lifeline 5. Kebetulan Ibu Yoyoh memimpin rombongan Viva Palestina dari Indonesia.

Rencananya, rombongan yang dimotori oleh Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) itu akan bergabung bersama rombongan dari seluruh dunia di Pelabuhan Latakia, Suriah. Mereka akan berlayar dari Latakia menuju El Arish, Mesir. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Reffah. Perbatasan Mesir dan Palestina di Jalur Gaza. Tim dari Indonesia akan memberikan sebuah ambulans beserta peralatan medik lainnya untuk masyarakat Gaza.

Saya bertemu Ibu Yoyoh kedua kalinya di Kedutaan Suriah. Saat itu visa beliau sudah keluar. Sedangkan visa saya dan beberapa rekan lain masih tertahan. Maklum, latar belakang kami yang wartawan dan penulis sedikit menjadi masalah.

Ibu Yoyoh bilang sabar saja. Beliau berjanji akan menghubungi Pak Hidayat Nurwahid untuk membantu proses pembuatan visa kami.

Tapi visa itu tidak juga bisa keluar. Akhirnya diputuskan beliau dan 2 orang lainnya tetap berangkat ke Latakia. Sedangkan sisanya berangkat lewat Kairo, lanjut ke El Arish dan mencoba masuk Jalur Gaza lewat Reffah. Saya masuk dalam rombongan Mesir, bersama Arif Shodiq dari TVone, penulis Helvy Tiana Rosa, DR Muqoddam Cholil dari KNRP, Pemred majalah Umi, Dwi Septiani dan Agung Nurwijoyo, aktivis Salam UI.

Page 25: Kultwit # Ustz Yoyoh

Sebelum berangkat, Ibu Yoyoh menelpon. Menanyakan keadaan kami. Beliau meminta agar kami banyak berdoa. Saya mengiyakan, saya bilang semoga bisa bertemu di Reffah.

Tapi rencana tinggal rencana. Pemerintah Mesir melarang rombongan Lifeline 5 dari Latakia memasuki perairan Mesir. Begitu pula kami di El Arish, jangankan mendapat izin memasuki Gaza, sampai Reffah saja kami tidak dapat izin. Saat itu Mesir masih di bawah Presiden Hosni Mubarak. Terasa sekali aroma diktator militer itu di Mesir.

Namun akhirnya ada titik terang. Rombongan dari Latakia diizinkan berlayar ke Mesir. Namun pemerintah Mesir melarang pimpinan Lifeline V George Galloway, ikut berlayar.

Penulis dengar rombongan di Latakia kembali bersemangat setelah 18 hari menunggu kabar itu. Namun ternyata izin itu belum keluar. Begitu terus sampai tiga kali. Berangkat, tidak jadi, berangkat, tidak jadi.

Sementara kami yang di El Arish dipastikan tidak mendapat izin memasuki Jalur Gaza. Diiringi polisi ber AK-47, kami balik kanan ke Kairo.

Di Kairo masih mencoba lobi, pemerintah Mesir. Tapi gagal lagi. 4 Hari di Kairo, penulis dan Arif Shodiq akhirnya pulang ke Indonesia. Kecewa dan sedih tentu saja.

Saat penulis sudah di Indonesia. Ibu Yoyoh mengirimkan email, akhirnya rombongan dari Latakia bisa berangkat ke Reffah. Diiringi panser tentara Mesir, mereka akhirnya bisa masuk ke Gaza. Ibu Yoyoh berulangkali mengucap syukur karena sebelumnya sudah tidak menyangka bisa memasuki Gaza.

Penulis bertemu terakhir dengan Ibu Yoyoh saat diundang harian Republika. Beliau mengajak seluruh rombongan untuk bertemu. Dia bercerita bagaimana kondisi di Gaza, semangat orang-orangnya dan optimisme mereka menjalani hidup. Beliau juga bercerita pria-pria berwajah teduh yang menyerahkan hidupnya untuk mempertahankan Palestina. Menjadi Jundullah atau tentara Allah.

Penulis duduk di pojok. Menunduk, menahan air mata mendengar beliau dengan semangat menceritakan itu semua.

Ibu Yoyoh bilang, dia masih ingin kembali ke Palestina. Melakukan tindakan kemanusiaan di sana. Tapi Allah rupanya berkehendak lain. Beliau meninggal saat kecelakaan dini hari tadi.

Hari ini, PKS kehilangan tokoh terbaiknya. Umat Islam di Indonesia juga kehilangan seorang pejuangnya.

Dan samar, entah dari mana penulis mendengar sebuah lagu.. We will not go down in the night without the fight, we will not go down in Gaza tonight..

Selamat jalan Ibu Yoyoh.. (rdf/mpr/Ramadhian Fadillah/dtc) sumber : www.detik.com

Page 26: Kultwit # Ustz Yoyoh

kultwit @salimafillah #Yoyoh Yusroh

1. Hanya berkesempatan beberapa kali jumpa #Bunda #Yoyoh, saya selalu berada dalam perasaan antara takjub & malu. Satu saat, sebelum suatu..

2. ..acara di mana #Bunda #Yoyoh & P’ Budi Dharmawan menjadi pembicara serta saya sebagai moderatornya; di belakang panggung tersaksikan..

3. ..suami-isteri itu bergandengtangan, saling bertatap sambil tersenyum, & saling menyimak-ulang hafalan Al Quran! MasyaaLlh. #Bunda #Yoyoh

4. Saya bertanya, berapa Juz masing-masing mereka membaca Al Quran seharinya? Kata #Bunda #Yoyoh, “Sangat kurang dibanding apa yang harus..

5. …kami penuhi selayaknya. Hanya 3 Juz.” Saya: “Bukannya P’ Budi & #Bunda #Yoyoh sibuk sekali, bagaimana bisa menyempatkan sebanyak itu?”

6. “Justru karena sibuk & banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka HARUS memperbanyak Al Quran”, kata #Bunda #Yoyoh

7. Saya juga ingat, P’ Budi kalau memanggil #Bunda #Yoyoh, “Istriku, Cintaku, Kasihku, Sayangku, Yoyoh yang Shalihah!”, pun di forum itu.

8. Saya bertanya, bagaimana kiat mendidik 13 putra dengan kesibukan seperti #Bunda #Yoyoh? Jawab beliau; “Mereka milik Allah, kami hanya…

9. …dititipi. Kami selalu mohon bantuan Pemiliknya untuk menjaga mereka, mendoakan kebaikan di manapun berada. Selebihnya… #Bunda #Yoyoh

10. ..seperti dalam QS An Nisaa’ ayat 9, cara membesarkan anak adalah dengan mewujudkan taqwa dalam ‘amal & jujur dalam kata.” #Bunda #Yoyoh

Page 27: Kultwit # Ustz Yoyoh

Selamat Jalan Bu…..

Hari ini, usai sudah tugas yang kau emban. Tunai sudah amanah yang selama ini kau jalankan. Oleh karenanya, Allah memanggilmu. Ia ingin kau menghadap kepadaNya. Membawa selaksa Cinta, selaksa karya yang telah kau toreh dalam kurun waktu 48 tahun lebih 6 Bulan.

Pagi ini, kau mengahadapkan dirimu kepada penciptaMu, di sepertiga malam terkahir. Waktu yang biasanya kau gunakan untuk menghamba, berdua dengan Allah, pemeliharamu satu satunya. Namun, karena safar, perjalanan, kau urung melakukan itu. Sebuah kecelakaan yang berujung pada ajal, menjadi sebab kepergianmu, menghadap Ilahi. Kala itu, kau baru pulang dari Universitas Gajah Mada, menghadiri Wisuda buah hatimu. Tentunya, ada bahagia yang menyelinap di hati sucimu.

Di kebutaan pagi ketika Aku tengah menggigil kedinginan lantaran udara, sehingga urung beranjak dari pembaringan, kau dijemput oleh Izroil. Sekali lagi, Untuk menghadapkan dirimu, kepada Sang Maha Suci.

Dan berselang jam setelahnya, sebuah kabar masuk ke ponsel, ketika Aku masih bersantai leha selepas tilawah, di Rumah Allah. Kabar yang menyesakkan, mengagetkan, namun harus diterima dengan lapang dada. Karena itu Fakta, benar adanya. Kabar yang membuatku beristighfar sejadi-jadinya sembari melantunkan doa, “ Semoga Allah mengampuni semua dosamu, menerima amal Sholihmu dan menempatkanmu di tempat terindah di SisiNya. Amiin.”

Kabar itu seperti mimpi, karena begitu cepat terjadi. Bahkan seorang kolega bertanya heran, “ Benar Gak Mas ? Jangan menyebarkan pesan yang belum jelas ah!” Aku terdiam. Dan memang bingung mau menjawab apa. Perasaanku, sama dengan yang ia alami. Hampir tidak percaya. Lalu, kupencet keypad ponselku, membalas pesan itu, “ Mas, Beginilah Kematian mengajari Kita. Ia datang dengan tiba-tiba. Tanpa dikira, oleh siapaun. Ia datang, tak perlu dijemput. Dan pergi, tak usah diantar. Ia datang dan pergi, sesuai kehendak Allah, sang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan.”

Kemudian, satu persatu bayang tegar wajahmu berkelabat dalam fikirku. Dimataku, Kau adalah wanita tangguh. Jika Allah meridhoi, Aku ingin mempersunting wanita yang setangguh dirimu, atau lebih tangguh Lagi. Walaupun, kusadari, Layakkah aku mempersunting wanita yang setangguh dirimu? Ah, semoga saja Allah melayakkanku, Amiin.

Medio 2008, dalam suatu acara Penggalangan Dana untuk saudara semuslim di Palestina. Itu adalah pertama kalinya Kita berjumpai. Tapi, aku seperti pernah bertemu denganmu sebelumnya. Tepatnya dimana, Aku tidak tahu. Belakangan, kuketahui rasa itu bernama, TA’LIFUL QULUB. Bersatunya Hati karena kesamaan Aqidah.

Kau bagai Singa kala itu. Semangatmu mebakar jiwa yang kerontang karena kesibukan. Tilawah pas-pasaan, tahajud hampir tidak terjamah, hanya jama’ah di masjid. Itupun kualitasnya sangat rendah. Berangkat Belakangan, Pulang duluan. Padahal Nabi bersabda, “ Yang terbaik dinatara kamu adalah Yang PALING awal mendatangi Masjid dan PALING AKHIR meninggalkannya.” Tapi aku, kebalikan dari itu. Astaghfuirullahal ‘Adhiim.

Page 28: Kultwit # Ustz Yoyoh

Dengan suara yang lembut namun perkasa, kau sampaikan kepada kami, “ Saudara-saudara kita di Palestina,” Suaranya benar-benar Perkasa, meruntuhkan tebalnya kabut dosa di hatiku.” Masih sempat melaksanakan Qiyamullail dan Hafalan Qur’an” Aku mulai tersentak, nampaknya Kau akan menyindirku. “ Padahal di kanan, Kiri, depan dan belakang Mereka adalah BOM, Ranjau yang sengaja di pasang oleh Zionis laknatullah dan siap meledak kapanpun” Benar kan kataku. Ia menyindirku, telak. Aku tak berkutik. Seperti mati langkah. Aku hanya pasrah dan membiarkan mataku mengalirkan airnya, membasahi pipiku yang lama tak menangis karena takut kepada Allah. Allahu Akbar Walillahil Hamd. “ Sementara Kita, yang nyaman, enak, damai dan tidak dilanda konflik bersenjata, dengan tanpa merasa bersalah meningalkan TAHAJUD, melupakan hafalan Qur’an dengan dalih yang remeh temeh, Sibuk Bekerja.” Lanjutnya berapi-api. “Ya Allah , Ampuni kelalaian kami selama ini.” Doaku kala itu.

Setelah itu, aku melihatmu dengan gigih berdakwah, menghadiri setiap kajian terkait Palestina dan Timur Tengah. Bahkan, aku dibakar cemburu, ketika kulihat engkau berada di tengah Pejuang Palestina. Ketika Kau berfoto bersama Ustadz Ismail Haniya. Perdana Menteri Palestina dari HAMAS, Harokatul Muqowwamah Al Islamiyah. “ Barokallahu fiik Bu, semoga Allah senantiasa menjagamu dan memanjangkan langkah Dakwahmu.” Bisikku iri, ketika melihat gambar itu.

Kemudian, terakhir kali bertemu denganmu, akhir April 2011. Kau bersinergi bersama mentari membakar diriku. Mentari membakar kulit dan fisik, sementara Engkau membakar semangatku yang mulai lumpuh, dengan taujihmu. Luar Biasa !!! Suaramu masih sama. Lembut namun perkasa. Kau berhasil melelehkan air mataku, di waktu bersamaan, kau membuat jiwaku bergelora, semangat meluap berlipat-lipat. Allahu Akbar walillahil hamd !!! peristiwa ini, kucatat sebagai momen perpisahan kita di sini. Semoga Allah berkenan Menjumpakan kita di tempat yang lebih baik disisiNya.Amiin.

Pada kesempatan lain, dalam taujihmu , Kau pernah berkata, “ Dan Kita akan bersama sama Sholat berjama’ah di masjidil Aqsho. Allahu Akbar walillahil Hamd.” Kamipun menyambut kalimat itu dengan takbir serupa, dengan semangat dan visi yang sama , PALESTINA MERDEKA. Dan kini, Kau lebih dulu menghadapkan diri kepada Sang Pencipta. Nampakanya, karena hal itu, Kau tidak bisa berjama’ah bersamaku di Al Aqsho di dunia ini.

Baiklah Bu, nampaknya tak kan pernah usai jika kutuliskan semua rasaku. Aku telah menganggapmu sebagai Ibuku, Ibu seaqidah. Walaupun tidak pernah bersua secara khusus. Pun, Aku tak pernah berbicara denganmu secara langsung. Tapi, Aku akan berusaha, akan kulanjutkan semangatmu dalam berjuang. Semoga aku bisa menyusulmu ke Palestina, Jika Allah menghendaki.

Selamat Jalan Bu, Aku bersaksi bahwa kau adalah orang baik. Dan aku yakin, bahwa Allah Maha Menepati Janji. Semoga Kau lebih baik dari yang Aku kira.

Jasadmu telah pergi. Tidak mungkin kujumpai lagi. Hanya foto-foto perjuangan yang kusimpan, sebagai kenang-kenangan. Kelak, akan kuberitahu anak-anakkau tentang dirimu, bahwa Kau adalah MUJAHIDAH TANGGUH ZAMAN INI. Namun, benih Semangat , benih Perjuangan yang telah kau tanam, pasti akan bersemi,dan kelak berbuah. Beriring dengan kepergianmu,

Page 29: Kultwit # Ustz Yoyoh

menemui Robb Kita. Semoga Allah Memberi Khusnul Khotimah kepadamu, juga kepada kami semuanya.

Selamat Jalan Bu, baik – baik di sana ya. Kami akan terus berjuang, semampu kami, hingga Islam benar benar Berjaya. Allahu Akbar walillahil Hamd !!!

Tak terasa, ada bulir yang mengalir lembut.Sabtu Pagi, 18 Jumadil Tsani 1432 H / 21 Mei 2011 M.

Page 30: Kultwit # Ustz Yoyoh

Perempuan Pilihan Itu Telah Pergi: Selamat Jalan, Saudariku Yoyoh Yusroh…

Oleh: Pipiet Senja*

Obituari

Tokoh nasional yang memiliki buah hati 13 orang ini sungguh figur yang patut diteladani oleh kita. Meskipun supersibuk sebagai anggota legislatif, ia tetap dapat merancang kebersamaan bersama suami dan semua anak demi memelihara cinta kasih, dan keharmonisan keluarga besarnya.

….

Kemarin, 21 Mei 2011, kita tersentak mendengar kabar dukacita, beliau pergi mendahului kita. Yoyoh Yusroh meninggal dalam kecelakaan mobil bersama dengan suami dan anak-anaknya yang saat itu sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta setelah menghadiri acara wisuda anaknya di UGM. Mobil Inova hitam yang ditumpanginya terguling saat melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga karena sopir yang mengendarainya mengantuk dan slip hingga mobil hilang kendali saat melintas di tikungan jalan tol Tegal Karang, Cirebon. Yoyoh Yusroh yang juga ibu dari 13 anak tersebut sudah tidak tertolong lagi, Yoyoh Yusroh tewas dalam kecelakaan tersebut, sedangkan suami dan anak-anaknya saat ini masih sedang dalam perawatan.

Jenazah Yoyoh Yusroh tiba dari rumah duka di Kompleks perumahan DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.30 WIB. Jenazah tiba di RT 1/RW 1 No 54, Kelurahan Belendung, Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

….

Saya dan keluarga sedang dalam perjalanan menuju Sumedang. Sungguh nyaris tak percaya, hingga saya beberapa kali melakukan cek-ricek kepada beberapa sahabat dekatnya di kalangan liqo. Sepanjang perjalanan, seperti orang bodoh, saya berharap kabar itu hanya isu belaka. Rasanya baru kemarin saya bicara dengan salah seorang asistennya, minta dibuatkan janji untuk jumpa. Biasanya saya bisa langsung berhubungan melalui ponsel, hanya ponselku dicuri orang jadi banyak nomer yang lenyap.

Dan jam berapapun, jika saya SMS, biasanya pula senantiasa dijawab seketika. Yoyoh Yusroh, bagiku bukan sekadar sosok legislatif, aktivis parpol yang supersibuk, melainkan sebagai sosok ibu umahat, ibu dari ibu-ibu taklim yang sangat peduli, terutama terhadap perkembangan kaum perempuan dan anak-anak.

Secara pribadi saya sempat begitu dekat dengan sosok muslimah yang satu ini, sejak 2006. Kepadanyalah saya sering curharatan mengenai berbagai hal, karya, bahkan urusan perkawinan. Ketika kondisi saya terpuruk, baik secara finansial maupun fisik, hingga saya dan anak-anak

Page 31: Kultwit # Ustz Yoyoh

terdepak dari rumah yang selama itu kami huni. Maka, hanya dialah, Saudariku inilah yang berkenan mengulurkan tangan dengan ikhlas dan tulusnya.

“Silakan, Teteh, tempati saja rumah kami di Depok Timur itu, terserah sampai kapan saja,” ujarnya dalam nada yang sangat ikhlas, bahkan dia langsung mengantarkanku sampai kawasan Pasar Minggu.

Suaminya, Pak Budi Darmawan bersikeras mencegatkan dulu sebuah taksi untuk saya, serta telah diberikan ongkosnya sampai rumah mereka di Depok Timur. Subhanallah, sungguh pasangan suami-istri yang luar biasa!

***

Berikut adalah hasil bincang penulis dengan Umi Umar, demikian teman-teman di taklim biasa menyebutnya, suatu siang di kawasan Mampang Prapatan. Tulisan ini telah dibukukan dengan judul 30 Perempuan Pilihan Wanita Penulis Indonesia, 2010, Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta.

“Alhamdulillah, saya bersyukur dilahirkan dalam keluarga yang sangat concern dengan pengamalan syariat Islam. Ayah saya namanya Abdul Somad, seorang guru mengaji, penceramah pada hari-hari besar Islam, dari surau ke surau, mesjid ke mesjid dan taklim ke taklim di sekitar kampung halaman saya, Batuceper Tangerang. Ayah mengajak saya untuk aktif, kemudian melatih saya pidato dengan teks terjemahan dari Arab Melayu, itu terjadi sejak saya duduk di bangku SD. Ayah sering melatih saya bagaimana caranya menyampaikan ceramah dengan baik, memikat, berkomunikasi dengan massa.” Demikian ustazah Yoyoh Yusroh mengawali perbincangan kami yang akrab, ada makanan dan minuman segar di hadapan kami.

Waktu itu saya belum berjilbab, masih pakai rok biasa dan kerudung. Saya berdiri di hadapan ibu-ibu dan bapak-bapak di majlis taklim besar, banyak sekali tuh orangnya. Kebanyakan teman saya itu murid-murid dan rekan-rekan Ayah mengaji, bahkan guru-gurunya. Ya, saya jadi akrab dengan mereka kalangan pengajian, dan mereka mengenal saya sebagai mubalig cilik.

Sedangkan peran Ibu, Aminah, sebagai guru mengaji sangat mendukung. Ibu selalu menekankan saya untuk sering-sering mengaji Al Quran. Ketika bulan Ramadhan, saat saya ingin membantunya di dapur membuat penganan. Ibu akan mengatakan; “Sudahlah, Nak, sana pergi saja mengaji. Bikin kue sih nanti juga bisa, gampang dipelajari.” Logikanya kan, kalau saya membaca Al Quran, Ibu juga yang akan mendapat pahalanya. Kalau bulan suci Ramadhan kita targetkan khatam lima sampai enam kali. Gemar dan cinta membaca Al Quran sejak kecil. Meskipun belum paham artinya, seperti Al Kahfi, Al Muluk, Al Waqiyyah saya sudah hafal sejak kecil. Ibu menekankannya, karena itu adalah sunah Rasulullah Saw.

Peran Ibu dan Ayah sangat besar dan berpengaruh untuk perkembangan pribadi, pendidikan dan kondisi saya hingga sekarang. Saya berharap dapat menyempurnakan dan meningkatkan kualitas keimanan serta ketakwaan hingga akhir hayat. Iman, amal dan ketakwaan itu kan tidak berlaku surut, melainkan harus terus berkembang, dan meningkat ke taraf lebih tinggi. Demikian bila kita ingin akhir hayat kita dalam khusnul khatimah.

Page 32: Kultwit # Ustz Yoyoh

“Saya tidak hafal seluruh Al Quran, tapi insya Allah, banyaklah,” ujarnya merendah, meskipun di kalangan tarbiyah beliau dikenal sebagai hafidzoh.

Cita-cita Waktu Kecil

Saya senang baca. Ayah saya juga suka membacakan tentang kisah Nabi dan para sahabat. Waktu SD saya ingin menjadi sejarahwan. Makanya, waktu masuk Fakultas Adab IAIN saya ambil jurusan Sejarah Islam. Saya bersekolah di sekolah-sekolah umum bukan di pesantren. SD dan SMP Negeri, lalu ke PGA pertama di Tangerang, dan ke PGA lanjutannya di Pondok Pinang, kemudian ke IAIN Ciputat.

Peran Sebagai Pendidik

Sejak sebelum mengenal tarbiyah, saya sudah aktif di organisasi-organisasi Islam seperti Pelajar Islam. Banyak sekali untungnya dalam berorganisasi, antara lain peningkatan wawasan dan banyak teman. Sangat positif memiliki banyak teman bagi saya yang tak pernah memilih-milih siapa teman. Memang ada plus-minusnya dalam pergaulan. Tapi ada saja kelebihan seseorang itu meskipun umpamanya dia memiliki sifat negatif. Demikian pula saya mungkin punya sikap negatif. Jadi kalau berteman kita bisa saling mengingatkan, saling meluruskan dan saling menguatkan. Insya Allah lebih banyak plusnya kalau kita banyak teman.

Kalau ada teman-teman yang ingin diajari mengaji oleh saya. Yah, insya Allah saya tidak menolak, kecuali kalau saya memang betul-betul tidak ada waktu, atau jadwalnya bentrok. Kalau saya tidak cukup waktu untuk mutabaah atau evaluasinya, biasanya akan saya alihkan kepada teman-teman lain.

Peran Sebagai Ummahat

Alhamdulillah sebagai ibu Allah telah mengaruniai saya 13 orang anak yang saya syukuri semua. Anak pertama laki-laki, kuliah di UGM, Fakultas Ekonomi semester 9. Umurnya hampir 22 bulan Desember nanti. Anak ke-2 laki-laki, awalnya kuliah di FE UGM juga, terus mendapat tawaran beasiswa dari televisi Turki untuk belajar pada Internasional Of University di Sarajevo, Bosnia. Sekarang belum ada jurusan, tapi dia cenderung ambil Hubungan Internasional. Dia bisa menghemat program studi bahasa Inggris yang seharusnya 8 bulan menjadi hanya 2 bulan, alhamdulillah.

Anak ke-3 perempuan, semester 5 di Fakultas Pertanian, UGM. Anak ke-4 laki-laki, diterima di program studi tingkat SMA atau Mahad, program Al Azhar di Mesir. Anak ke-5 laki-laki, di SMKN Yogyakarta. Anak ke-6 laki-laki, di pondok pesantren Gontor. Anak ke-7 perempuan, di As-Syifa Al Hairiyah, SMIT sekolah punya Qatar. Anak ke-8 laki-laki, di Al Hikmah Citayam yang belum lama ini hafidz Al Quran 30 juz. Anak ke-9 laki-laki, SDIT Al Hikmah Citayam, baru 5 juz hafal Al Quran. Anak ke-10 laki-laki, di Al Hikmah juga, ya, tiga orang sekolah di boardingschool Citayam itu. Anak ke-11 laki-laki, kelas 2 di SDIT Insan Mandiri. Anak ke-12 perempuan, kelas 1 di Jakarta Islamicshool. Si bungsu perempuan 4,5 tahun di TK Kecil. Anak laki-laki 9 anak perempuan 4 orang. Di semua tingkatan SD itu ada mulai kelas enam sampai kelas satu.

Page 33: Kultwit # Ustz Yoyoh

“Suka lupa gak ya Umi dengan nama anak-anaknya?”

“Alhamdulillah, gaklah, Teh,” sahutnya sambil tertawa tersipu. “Yah, yang anak perempuan kadang suka manggilnya salah. Keempatnya namanya kan sama lima suku kata. Jadi, Mamamamima…” lanjutnya dengan derai tawa, perpaduan antara rasa syukur nikmat dengan keharuan, dan kebahagiaan seorang ibu.

Peran Sebagai Istri

Menikah l985, alhamdulillah, suami sangat mendukung saya dalam semua kegiatan dakwah. Waktu itu kami sama-sama masih sarjana muda. Suami dari Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia. Oya, tentang poligami itu… Seperti sudah sering saya sampaikan ke media, bahwa poligami itu sudah ada sejak zaman Rasulullah. Allah menciptakan kaum lelaki itu bervariasi. Memang ada yang berkapasitas memiliki istri lebih dari satu. Kalau kita paham bahwa suami mempunyai kapasitas lebih dari satu istri, dan kalau madu kita itu bisa diajak sebagai mitra dakwah, yah, mengapa tidak kita tak saling berbagi? Saya tidak keberatan sebagai satu solusi social. Dan poligami sebagai satu nilai itu tidak boleh membantah. Adapun mampu atau tidak dia melaksanakannya itu adalah lain hal. Yang diekspos kan kebanyakan poligami yang menimbulkan ekses. Padahal kan banyak sekali yang berpoligami yang tidak menimbulkan ekses, tapi tidak diekspos. Saya pribadi dari awal sudah setuju kalau suami akan berpoligami, itu sudah bukan masalah.

Kiprah Dalam Dunia Politik

Kalau politik praktis, dulu ayah saya PPP. Saya sering diajak kampanye di panggung-panggung untuk kemenangan PPP. Ayah saya sering dipanggil pihak berwajib, bahkan keluar-masuk tahanan karena vokalnya. Misalnya bicara lantang tentang Keluarga Berencana. “Walaupun Pemerintah menyuruh kita ber-KB, tapi Al Quran tidak!” Dan itu disuarakannya di taklim-taklim, dengan menerapkan langsung dalam kenyataan. Padahal masa-masa itu Pemerintah Orba sangat represif. Masih segar dalam benak saya, malam-malam pihak keamanan mengetuk pintu.

“Anda semua siapa?” tanya Ayah dengan gagah berani.

“Kami keamanan akan mengambil Bapak untuk ditahan!”

“Oh, kalau dari keamanan seharusnya tidak malam-malam begini datang menangkap orang. Lihat, anak-anak saya ketakutan. Besok saja saya akan datang sendiri!” ujar Ayah tegas, pihak keamanan pun berlalu. Ayah orangnya konsisten, meskipun dilarang oleh Ibu, Ayah tetap datang dengan bersepeda ke Polsek Batuceper, Tangerang. Ada beberapa kali begitu saja, keluar-masuk tahanan. Saya sangat terpengaruh dengan perjuangannya. Dari kecil sudah terbayang bagaimana dunia politik itu. Eee, tapi tak pernah terbayang loh, kalau sekarang menjadi anggota DPR.

Di Partai Keadilan Sejahtera, saya termasuk salah satu dari 50 orang Dewan Pendiri. Saya pikir, politik adalah suatu keniscayaan sebagai seorang Muslim. Ketika kita menyerahkan pemerintahan kepada orang-orang yang tidak kuat untuk mensejahterakan rakyat, memperjuangkan keadilan, maka demikianlah kondisi negeri ini. Kita berharap kekayaan

Page 34: Kultwit # Ustz Yoyoh

Indonesia yang begitu besar dapat dikelola dengan, didistribusikan secara merata. Negeri ini sudah kaya raya, tapi salah urus, sehingga kesenjangan antara si kaya dengan si miskin sangat tinggi. Sebelum menjadi anggota Dewan saya tidak tahu tidak sejauh ini, tapi setelah tahu suka prihatin sekali melihat kondisi umat, kondisi bangsa yang tidak mendapatkan hak-haknya. Karena terhalang oleh kedzaliman orang-orang tertentu yang memperkaya diri dan kelompoknya.

Dalam parlemen yang tidak homogen, semua punya kepentingan. Kita juga tidak menafikan masih ada orang-orang yang baik di partai lain. Mereka yang bisa diajak kerjasama, tapi lebih banyak lagi (dalam banyak hal) yang tidak sependapat dengan keinginan kita. Kadang-kadang dalam posisi tertentu, umpamanya dalam pengesahan undang-undang, kita tidak sependapat tapi memberikan catatan-catatan. Misalnya tentang undang-undang sumber daya air, undang-undang APBN 2006-2007. Kita ikut kaukus antikorupsi, anggaran pendidikan 26 %, perempuan parlemen.

Kita menganggap parlemen itu bukan saja sebagai mimbar politik, melainkan juga mimbar dakwah. Kita bisa menyampaikan apa yang kita inginkan. Kita bisa belajar banyak di sana, semacam universitas. Ternyata keberadaan kita di DPR itu banyak mendengar, banyak melihat, kemudian bersama teman-teman menganalisa misalnya. Itu bisa mengasah kecerdasan intelektual dan emosional. Jabatan saya sebagai ketua komisi 8 di DPR. Di PKS sebagai anggota Majelis Syuro.

Bila Banyak Tekanan

Kalau kita merasa tidak suka, tapi itu harus terjadi juga. Hiburannya, yah, di luar gedung DPR. Melihat wajah-wajah yang baik di taklim-taklim, bersosialisasi dan berkumpul dengan orang-orang baiklah. Mereka yang satupemahaman dan satu pemikiran dengan kita. Jadi, kalau berada di dalam gedung DPR terus, memang rasanya sulit sekali untuk bisa menerima kenyataan. Kalau tidak ada tugas dari partai atau sebagai anggota DPR, saya masih aktif dakwah-dakwah di perkantoran, mengisi taklim-taklim, ceramah di lembaga-lembaga strategis. Termasuk sebagai pengurus Yayasan Ibu Harapan di Depok.

Membagi Waktu

Tentang memanaj waktu, seperti saya baca dari buku-bukunya Yusuf Qordhowi, terutama tentang waktu dalam kehdupan Muslim. Yang paling efektif manakala kita bisa tepat waktu, dan waktu kita menjadi produktif. Mengikuti cara Rasulullah, bangun sebelum subuh, kita berinfak, solat tepat waktu, dan merencanakan rencana siang hari sejak malamnya. Kalau waktu itu kita rencanakan dengan baik semuanya, insya Allah akan menjadi berkah.

Tarbiyatul Awlad atau Pendidikan Anak

Di rumah ada orang-orang dekat, saudara, adik-adik yang ikut mengawasi anak-anak. Untuk hal-hal yang bersifat penting, tidak diserahkan kepada hadimat. Saya berpikir bagaimana menjadikan mereka sebagai anak-anak yang sehat, intelektual yang memadai. Kemudian, benar bahwa anak-

Page 35: Kultwit # Ustz Yoyoh

anak itu adalah hamba Allah yang taat. Suami sangat mendukung dalam melaksanakan konsep mendidik anak. Intinya, kita mendidik anak-anak mengikuti cara Rasulullah.

Sejak mulai hamil, mengandung, melahirkan, menyusui sampai saat anak bisa bicara, dan mengikuti apa-apa yang kita lakukan. Yah, dengan panduan buku Tarbiyatul Awlad. Sekuat tenaga, sebaik mungkin kita praktekkan. Ternyata ketika kita praktekkan nilai-nilai Islam dalam mendidik anak sangat beruntung. Misalnya, melatih anak berpuasa, solat, beraktivitas sosial, bersedekah sejak dini. Anak usia 2,5 tahun mulai diajak untuk berpuasa, begitu usia 3,5 tahun dia sudah terbiasa melakukan shaum di bulan Ramadhan.

Saya sangat terharu ketika ada anakku yang lulus SMA, kemudian diterima di PTN favorit. Waktu saya ajak untuk makan bersama, dia bilang; “Gak Mi, saya lagi shaum Daud.” Ternyata bagi dia shaum Daud itu sudah merupakan kebutuhan dan kenikmatan. Semuanya bila kita ajarkan sejak kecil, sungguh sangat bermanfaat. Umpamanya dalam berjilbab, walaupun anak itu masih kecil, tapi karena telah dibiasakan berkerudung, nah kalau dia mau keluar rumah selalu berkerudung.

Saya melihat anak-anak yang mampu menghafal Al Quran, ternyata sangat cerdas secara intelektual dan emosional. Alhamdulillah, anak-anak yang saya didik menghafal Al Quran, mereka dapat lulus SPMB, sekolah di PTN favorit. Mendidik anak secara Rasulullah itu bagi saya sangat tepat. Boleh saja kita mengambil teori-teori dari luar, tapi itu hanya sebagai pengayaan.

Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan keimanan, mengarahkan mereka mempunyai keimanan yang kuat. Saat anak mengeluh, kita bandingkan keadaannya dengan yang lebih tak beruntung. Sehingga dia tetap bisa kembali mensyukuri nikmat-Nya. Bagaimana mencintai Allah, mencintai Nabi, bukan mengidolakan ibu-ayah yang bisa saja berbuat kekhilafan. Mencintai Al Quran dan para pejuang Islam. Kita juga mendidik anak-anak tentang makanan yang halal.

Pendidikan akhlak; akhlak kepada orang tua, kepada sesama, kepada tetangga. Bagaimana anak bersikap terhadap orang tua, misalnya, saya mendidik mereka secara realis. Jika ada anak yang mengatakan hal-hal jelek, misalnya, saya tidak akan memarahinya, tapi mengusut dulu dari mana sumbernya. Intinya kita tidak boleh panik dalam mendidik anak.

Suatu saat saya cerita kepada anak-anak, bagaimana tentang perjuangan para mujahid. Anak-anak kemudian sama ingin mati syahid. Nah, kalau ingin mati syahid itu kita harus cerdas. Karena musuh akan menembak komandan duluan bukan prajurit. Jadi komandan itu bukan orang bodoh. Kalau mau cerdas harus belajar. Kalau mau belajar enak ya harus makan, sehat. Sudah solat? Belum. Nah, katanya mau menjadi anak yang benar. Intinya kita mengajak dengan bahasa yang sederhana dan bisa dipahami anak-anak. Dengan bahasa yang positif. Tidak perlu kita menatakan; “Kamu anak yang nakal!” Tapi bisa dengan; “Kamu anak yang soleh, tapi perbuatanmu tadi tidak benar, ya Nak” Atau; “Umi sayang sama Abang, tapi perbuatan Abang tadi seperti anak yang tak mau disayang…” Di rumah kami kata-kata penghakiman, hujatan, sesalan atau cemoohan diharamkan.

Page 36: Kultwit # Ustz Yoyoh

Keseimbangan Dunia dengan Ukhrowi

Intinya kita menikmati semua karunia Allah. Kapan saatnya kita harus menikmatinya, dan kapan pula harus menahan. Saya beri pengertian kepada anak-anak, meskipun mereka anak anggota DPR, tapi tidak harus selalu pergi sekolah diantar-jemput mobil pribadi. Makan tidak harus selalu di restoran, umpamanya. Saya sering perlihatkan isi tas; “Nah, ini amplop untuk Palestina, ini untuk infak, ini untuk yatim-piatu. Uang Umi tinggal segini. Kalau menuntut seperti keinginan kalian, mau gak kita pakai uang riba?” Akhirnya mereka bisa menerima kenyataan. Yah, kita harus realistislah, mengatakan apa adanya.

Misalkan, ada anak yang kepingin ponsel, ini biasanya setelah SMP. Itu juga pakai proposal; apa manfaatnya, apa mudharatnya. Ketika kecil anak-anak tidak dibiasakan menonton televisi. Nah, setelah besar, tiga anak mewakili dan bikin proposal bagaimana pentingnya televisi. Tapi itupun untuk acara-acara tententu saja, tidak yang membuang-buang waktu.

“Intimya saya masih terus belajar, baik sebagai ibu, sebagai politikus, sebagai wanita solehah,” pungkasnya merendah.

Kini, perempuan pilihan itu telah mendahuluiku, mendahului kit asemua. Semua kebaikan dan keikhlasannya dalam berbagi, baik ilmu maupun finansial, semoga menjadi pahala dan memudahkannya dalam perjalanan menemui Sang Khalik.

Selamat Jalan, Saudariku Cinta, Yoyoh Yusroh, sampai jumpa, bila waktuku tiba. (Pipiet Senja)

*)sumber dari blognya Pipiet Senja http://pipietsenjaa.blogspot.com/2011/05/perempuan-pilihan-itu-telah-pergi.html?spref=tw

Page 37: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kultwit Bunda Yoyoh #aneh oleh @LiliNurAulia

Orang-orang “aneh” di jalan ini lebih cepat “mendahului”. #bundayoyoh sejak dulu adalah orang “aneh”. Dalam sifat, sikap, pikiran dan rasa.

“Aneh” karena tak semua orang ramah senyum. #bundayoyoh setiap bicara selalu senyum. Tanyakanlah tentang ini ke semua orang yang berinteraksi dengannya. #bundayoyoh

“aneh” karena hampir seluruh bicaranya bisa bernilai taujih, ajakan, ajaran. Dalam rapat, bahkan dalam bicara. Tanyakan pada orang tentang ini. #bundayoyoh

“aneh” karena egaliternya. Semua orang yang berinteraksi dengannya, pasti merasa di hargai… Dan merasa istimewa.. Dan merasa dekat … #bundayoyoh

“aneh” karena bicaranya adalah apa yang kita lihat dia sudah melakukannya. Tanyakan hal ini pada siapapun yang pernah melakukan perjalanan bersamanya #bundayoyoh

“aneh” karena dalam marahnya ia tetap senyum. Tanyakan pada siapapun yang pernah bikin ia kecewa #bundayoyoh

“aneh” karena konsistensi dalam kesederhanaan gaya hidupnya di zaman seperti sekarang #bundayoyoh

“aneh” karena umumnya orang yang diajak bicara dengannya, terkesan mendalam. Siapapun. Hatta istri-istri pejabat. #bundayoyoh

“aneh” sebab di sela-sela kesibukan, di sela perjalanan, tetap tilawah. Sejak dulu sampai sekarang. Tanya pada yang sering berjalan dengannya. #bundayoyoh

“aneh” karena belum pernah terdengar mengeluh dan belum pernah kelihatan lelah dalam jalani tugas yang sangat banyak #bundayoyoh

“aneh” karena semangat cintanya pada Palestina yang tak pernah redup. Sampai saya ingin selimuti jenazahnya kemarin dengan bendera Palestina #bundayoyoh

“aneh” karena hampir semua bicaranya selalu bernada “ngemong” (bahasa Jawa). Atau “ngopeni” (bahasa Jawa). #bundayoyoh

“aneh” sebab sangat mampu menjalin hubungan lintas kelompok, partai, organisasi, hingga lintas negara. Lihat posting- postingnya di kaukus perempuan. #bundayoyoh

“aneh”, karena hampir tidak pernah katakan uzur dalam penugasan-penugasan dakwah. Tanyakan pada akhwat dan ikhwan DPP PKS. #bundayoyoh

“aneh” karena selalu tepat janji tepat waktu dalam umumnya rapat-rapat #bundayoyoh

Page 38: Kultwit # Ustz Yoyoh

“aneh” karena selalu bawa makanan dan benda yang dibutuhkan orang lain dalam perjalanan. Pernah bawa indomi, magicjer dan beras untuk teman-teman perjalanan di luar negeri #bundayoyoh

Selalu berusaha lapor hasil perjalanan sesegera mungkin. Biasa dari bandara langsung ke DPP untuk laporan hingga larut malam lalu pulang. #bundayoyoh

“aneh” karena sikapnya “keras” untuk membina dirinya sendiri tapi “fleksibel” dalam membentuk dan membina objek dakwahnya.

*)Sumber: http://twitter.com/lilinuraulia

Page 39: Kultwit # Ustz Yoyoh

Yoyoh Yusroh, Sang Permata Itu Telah Pergi

Kemarin pagi, sebelum berangkat mengisi training, kami dikejutkan dengan sebuah SMS. SMS itu memberitakan bahwa ustadzah Yoyoh Yusroh meninggal dunia dalam kecelakaan di Cirebon sesudah menghadiri acara wisuda putranya di UGM.

Kematian memang bisa datang kapan saja. Dan dengan cara apa saja. Namun kematian seseorang yang telah mengukir sejarah hidupnya dengan kebaikan, memenuhi hari-harinya dengan kontribusi kepada sesama, jelas membuat banyak orang kehilangan. Bukan hanya kami yang kehilangan beliau, tetapi seluruh ikhwah. “Bahkan seluruh bangsa Indonesia,” kata Tantowi Yahya di lokasi persemayaman almarhumah.

Kebiasaan Yoyoh Yusroh yang suka menolong, meninggalkan rasa kehilangan yang besar dalam jiwa banyak orang. Dan selayaknya, para dai –khususnya daiyah- meneladani sifat itu. Salah seorang yang kehilangan adalah temannya sesama anggota DPR. Meskipun berasal dari fraksi yang berbeda, Yoyoh Yusroh merelakan waktunya untuk menemani dan “mengobati” ibu ini dalam sebuah perjalanan tugas kedinasan. Ketulusannya menjadi sahabat dan merawat selama ibu ini sakit, meninggalkan kesan yang mendalam baginya. Bukan hanya ibu ini akhirnya menjadi lebih dekat dengan Yoyoh Yusroh seorang, namun ia juga menjadi lebih dekat dengan dakwah. Begitulah. Ketika pesona Islam bertemu dengan pesona muslim, maka orang yang berada di dekatnya akan merasakan betapa indahnya dakwah. Mereka mendapati bahwa dakwah bukan hanya bahasa langit, namun juga kepedulian dan solusi yang membumi.

Yoyoh Yusroh juga seorang ibu yang luar biasa. Suatu hari ketika ia mengisi sebuah seminar, ia membawa serta anaknya yang kedu belas. Saat itu anaknya masih berjumlah dua belas. Seorang panitia bertanya, “Ini putranya yang terakhir ya, Bu?”. “Bukan”, jawab Yoyoh Yusroh, “ini yang kedua belas.” Subhaanallah… ternyata paradigma dan keinginannya menjadi ibu membuatnya tidak membatasi bahwa putra saat ini adalah putra terakhir. Dan benar, setelah itu putra ketiga belas beliau lahir.

Di masa sekarang, banyak ibu yang merasa sangat direpotkan oleh kehadiran anak. Jangankan dua belas atau tiga belas anak, satu atau dua anak saja sudah membuat banyak ibu kewalahan dan hari-harinya penuh keluhan. Bahkan ada juga ibu yang baru melahirkan satu orang anak sudah merasa amat tersiksa lalu ia tidak mau lagi melahirkan untuk yang kedua. “Melahirkannya sakit setengah mati, membesarkannya merepotkan sekali,” itu alasannya. Namun tidak demikian dengan ibu yang satu ini. Yoyoh Yusroh bukan saja “menikmati” melahirkan buah hatinya, namun juga dengan penuh cinta membesarkan dan mendidik mereka. Tiga belas anak yang tumbuh menjadi shalih-shalihah adalah prestasi besar yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.

Banyak perempuan yang berhenti belajar , membaca dan meningkatkan kualitas diri dengan alasan waktunya sudah habis untuk mengasuh dan membesarkan anak. Padahal anaknya hanya dua atau tiga orang. Yoyoh Yusroh, dengan belasan anak tetap memiliki semangat belajar yang luar biasa dan tidak pernah berhenti mengembangkan diri. Ketika bertemu Yusuf Qardhawi, Yoyoh Yusroh ditanya tentang berapa banyak hafalan Qur’an-nya. Menjawab sekian juz, belum sampai seluruhnya dihafal, Yoyoh Yusroh ditegur oleh Yusuf Qardhawi. Ia jadi malu. Namun

Page 40: Kultwit # Ustz Yoyoh

bersamaan dengan itu, semangatnya untuk menghafalkan Al-Qur’an juga meningkatkan tarbiyah dzatiyah menjadi semakin membara.

Menjadi daiyah, ibu yang baik, sekaligus terus mengembangkan diri ternyata tidak cukup bagi salah satu pendiri partai dakwah ini. Tampaknya, ia memiliki semua mata air kecemerlangan yang ditulis Anis Matta dalam bukunya. Termasuk mata air kecemerlangan yang ketujuh: kontribusi. Maka dalam hidupnya, Yoyoh Yusroh menebar kemanfaatan dan kontribusi bagi sesama. “Kontribusi itu dapat kita berikan pada wilayah pemikiran, atau wilayah profesionalisme, atau wilayah kepemimpinan, atau wilayah finansial, atau wilayah lainnya.” Kata Anis Matta. “Namun,” lanjutnya, “kontribusi apapun yang hendak kita berikan, sebaiknya memenuhi dua syarat: memenuhi kebutuhan masyarakat kita dan dibangun dari kompetensi inti kita.”

Sejalan dengan teori itulah kemudian kontribusi Yoyoh Yusroh menjadi “monumental.” Ia bukan memberikan kontribusi yang biasa-biasa saja, namun kontribusi yang membekas di hati banyak orang. Sekaligus diingat dalam rentang waktu yang panjang. Maka tidak heran jika ia mendapatkan banyak penghargaan. Diantaranya adalah International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001, dan International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003.

Tidak berlebihan jika kita sebut Yoyoh Yusroh adalah permata. Permata dalam dakwah ini sekaligus permata bagi bangsa ini. Dan kini, permata itu telah pergi. Kita mendoakan sang permata agar ia pergi bersama ridha Ilahi, mendapatkan maghfirah-Nya, serta ditinggikan derajatnya dengan memperoleh surga. Dan kita pun mengazamkan diri, bahwa kita belajar darinya, meneladani kebaikan-kebaikannya, dan berupaya pula menjadi permata berikutnya. Allaahumma aamiin. [Muchlisin]

Page 41: Kultwit # Ustz Yoyoh

Mari Belajar Kokoh dari Ustadzah Yoyoh Yusroh

Oleh : Hatta syamsuddinSabtu 21 Mei 2011 bertepatan dengan 18 Jumadits Tsani, kita kehilangan seorang mujahidah dakwah, ustadzah, muballighoh, bunda yang penuh kesabaran : Yoyoh Yusroh. Masyarakat banyak mengenalnya sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang sangat gigih memperjuangkan RUU pornografi. Usulan cerdas beliau tentang kemungkinan tentara TNI wanita berjilbab juga menarik banyak pihak untuk mencermati langkah beliau. Keterlibatannya di kerja dewan sejak tahun 1999 tidak menyurutkan langkahnya dalam dakwah dan tarbiyah di tengah masyarakat. Taujihat dan ceramahnya senantiasa dinanti setiap kader dakwah khususnya akhwat muslimat. Panggilan Bunda yang dialamatkan kepada beliau menunjukan penghargaan dan arti khusus diri beliau di hati setiap akhwat kader dakwah. Beliau kini telah meninggal, namun catatan kebaikan telah banyak ditorehkan, saatnya bagi kita untuk meneladani dan melanjutkan perjuangannya.

Setiap kematian meninggalkan pesan, pesan untuk mengingat betapa dekatnya kita dengan alam barzah. Pesan untuk mengingat dan menyebut kebaikan yang meninggal agar ada langkah yang nyata dalam mengikuti kebaikan-kebaikan yang ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kamu menghadiri orang yang sakit atau orang yang meninggal, maka katakanlah yang baik, maka sesungguhnya malaikat mengaminkan (membaca amin) atas apa yang kamu katakan.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain dari al-Bukhari, bahwasanya satu jenazah dibawa melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat radiyallahu ‘anhum, lalu mereka menyebutkan kebaikan-kebaikan orang tersebut. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wajib”. Lalu lewat lagi satu jenazah yang lain, lalu mereka menyebutkan kejahatan kejahatannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, “Wajib”. Maka Umar bin Khatab radiyallahu ‘anhu bertanya, “Apakah gerangan yang wajib?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ini yang kamu sebutkan atasnya kebaikan, maka wajiblah baginya surga; dan ini yang kamu sebutkan atasnya kejahatan, maka wajiblah baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.” (HR. al-Bukhari).

Air mata akan segera mengering, gundukan tanah akan segera membatu, kesedihan akan segera ditumpuki dengan agenda kesibukan lainnya, maka marilah sejenak kita mengenang kebaikan beliau, kebaikan dan hanya kebaikanlah yang layak untuk dikenang dari setiap insan. Mari belajar kokoh dari ustadzah Yoyoh Yusroh

Pertama : Teladan Fisik yang Kuat dan Komitmen dalam menjaga kesehatanAktifitas dakwah membutuhkan energi yang luar biasa. Ini yang disadari oleh ustadzah Yoyoh Yusroh, maka beliau punya komitmen yang sangat tinggi dalam menjaga kesehatan, dan juga mengingatkan kader dakwah yang lain agar peduli kesehatan. Afifah Afra menuliskan kenangannya bersama ustadzah Yoyoh Yusroh dalam suatu kesempatan memberikan tausiah di depan para muslimah Semarang. Beliau sangat menganjurkan para muslimah untuk menjaga kesehatan. Menekankan untuk mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan, serta meninggalkan segala jenis makanan instan yang berpengawet. Lebih tegas ustadzah Yoyoh Yusroh menjelaskan : “Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi,

Page 42: Kultwit # Ustz Yoyoh

makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib.” . Komitmen beliau yang tinggi ini pun bisa dengan mudah dibuktikan di depan mata. Melahirkan 13 putra dan putri tentu dibutuhkan penjagaan fisik yang luar biasa, belum ditambahi aktifitas dakwah dan kegiatan yang sangat padat. Beliau mampu melewati hari-hari sibuknya dengan stamina yang kuat. Saat ditanya seorang akhwat tentang resep fitnya, beliau mengingatkan untuk jangan lupa mengonsumsi habbatus sauda dan madu.

Kedua : Kesabaran luar BiasaMelahirkan, merawat dan membesarkan 13 orang anak adalah hal luar biasa yang mutlak membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Betapa banyak kader dakwah yang hari ini mengumbar keluhkesah dan berteriak kerepotan, sementara mereka baru dikarunia satu dua anak, dengan amanah dakwah yang tak seberapa. Kegiatan beliau yang begitu padat tentulah membutuhkan kesabaran luar biasa. Dalam kehidupan rumah tangga beliau adalah contoh kesabaran seorang ummahat, karena beliau seringkali diminta –terkadang bersama suaminya- untuk mengisi talkshow dan seminar dengan teman keluarga islami. Beliau berpesan tentang kunci sukses membina rumah tangga : “”Dalam membina rumah tangga, yang penting prinsipnya saling memberi. Tidak ada yang superordinat atau subordinat antara laki-laki dan wanita. Sejak awal menikah komitmen itu harus ada. Laki dan wanita punya keistimewaan.”. Banyak lagi pesan dan petuah beliau tentang rumah tangga, yang sungguh telah dibuktikan sejak awal dalam kesabaran beliau mengarungi rumah tangga. Sekali lagi, dengan 13 orang anak !

Ketiga : Aktif Bergerak Ustadzah Yoyoh Yusroh –tidak dipungkiri lagi- juga menjadi teladan akhwat muslimah dalam kiprah bagi dakwah dan masyarakat. Amanah beliau yang begitu banyak senantiasa beliau tuntaskan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya dalam konteks internal partai atau dalam negeri, namun juga tampil aktif dalam organisasi internasional bahkan perjuangan internasional membela Palestina. Beliau memimpin rombongan Viva Palestina yang dikoordinir oleh Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP), dan melalui perjuangan berat akhirnya mampu menembus Gaza dengan dikawal barisan panser tentara Mesir. Kiprah beliau yang sangat padat bisa dilihat dari rentetan tugas dan penghargaan yang beliau dapat. Selain di DPR beliau juga aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI (Tahun 2005-2010), bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia. Tak hanya itu, sejumlah tanda jasa pun pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003, dan Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001. Sebuah gambaran sekaligus teladan, seorang ummahat yang sukses meramu antara ranah domestik dengan pengabdian kemasyarakatan.

Keempat : Ruhiyah TinggiAktifitas dakwah dan kemasyarakatan yang begitu padat akan sangat melelahkan tanpa siraman ruhiyah yang teratur dan pada porsi yang istimewa. Ustadzah Yoyoh Yusroh tahu dan meyakini dengan pasti hal tersebut. Karenanya beliau senantiasa menghiasi hari-hari padat aktifitasnya dengan charger ruhiyah yang terus dijaga dan ditingkatkan. Tilawah dan mengulang hafalan Quran adalah rutinitas harian yang tak terlewatkan. Salim A Fillah pernah mendapati beliau bersama suami tengah asyik mengulang hafalan berdua, bergantian menyimak dan membenarkan. Secara khusus, beliau senantiasa menyelesaikan tilawah tiga juz setiap harinya. Tentu sebuah capaian yang luar biasa, yang barangkali tak terbayangkan dalam benak banyak kader yang selalu gagal menyelesaikan satu juz tilawah karena alasan kesibukan. Ketika ditanya

Page 43: Kultwit # Ustz Yoyoh

bagaimana mungkin menyempatkan diri untuk tilawah sebanyak itu dalam setiap harinya, ustadzah Yoyoh Yusroh menjawab dengan yakin dan mantap : “Justru karena sibuk & banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka harus memperbanyak Al Quran”. Subhanallah

Kelima : Penyayang dan PeduliBanyak akhwat yang terkesan dengan kesederhanaan dan ketawadhukan beliau, dan lebih dari itu kedekatan personal dan ukhuwah yang dibuktikan dengan langkah nyata. Panggilan bunda dan ummi menandakan tempat khusus di hati para akhwat. Seorang akhwat muda begitu terkesan saat dalam sebuah pertemuan kedua dengan beliau, ustadzah Yoyoh Yusroh masih mengingat betul nama dan asalnya, serta menanyakan tentang kegiatan dan aktifitas terbarunya. Hal ini jelas menunjukkan kepedulian dan kasih sayang beliau yang tulus kepada para akhwat, tanpa pamrih, seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Akhirnya, tentulah masih banyak teladan kebaikan yang telah ditorehkan oleh ustadzah Yoyoh Yusroh, coretan singkat ini tak akan pernah mampu mewakili kebaikan dan keteladanan dari sosok daiyah dan mujahidah ini. Sekali lagi marilah belajar kokoh dari ustadzah Yoyoh Yusroh. Mari belajar memuhasabahi diri atas langkah yang amal yang telah kita torehkan setiap hari.

Beberapa hari sebelum meninggal, beliau menuliskan SMS berisikan kegelisahan dan muhasabah hatinya kepada seorang akhwat: “ Ya robb, aku sedang memikirkan posisiku kelak diakhirat. Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita khodijah al kubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafsah binti Umar yang di bela oleh Alloh saat akan dicerai karena showwamah (rajin puasa-red) dan qowwamahnyaI (rajin tahajud-red) ? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500 an hadits, sedang aku….ehm 500 juga belum…atau dengan Ummu Sulaim yang shobiroh (penyabar) atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad… atau dengan siapa ya. Ya Alloh, tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliah mereka…sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dgn mereka di taman firdausMu :Sumber : http://www.indonesiaoptimis.com

Page 44: Kultwit # Ustz Yoyoh

Mozaik Indah Bersama Sang Murabbiyah (part 1)

Masih kuingat rumah sederhana yang tepat berada di depan Ma’had Al-Hikmah Jln Bangka IV Jakarta Selatan itu. Rumah tempatku bercengkerama saat jam istirahat kuliah dirosah sepekan 3 kali, atau sekedar numpang wudhu karena antrian wudhu di Ma’had cukup panjang. Sering kulihat Umar dan adik-adiknya keluar rumah lalu pergi diajak naik Toyoya Kijang kotak coklat bersama abi mereka, Ust Budi Dharma. Kadang, di hadapanku melintas Umar, atau Asma yang waktu itu masih kecil-kecil. Umar pernah kuledek, “Eh ada Umar bin Khattab”

Dia menjawab spontan, “Bukan, aku Umar bin Budi”

Jawaban spontan yang sangat cerdas dari seorang anak balita J

Ustadzah sering mengisi kajian di Masjid Al-Hikmah, kurun waktu 1991-1997 itu. Salah satu yang kuingat betul adalah saat beliau memberikan trik praktis saat ada peserta kajian yang bertanya, “Ummi, gimana kalau punya bayi ya? Kok saya sholat lail-nya jadi banyak bolongnya? Baru aja ditinggal sebentar, bayi saya sudah nangis”

Waktu itu, tahun 1994-an mungkin, aku belum menikah, jadi belum terlalu paham juga dengan kerepotan si ibu muda tadi.

Ummu Umar menjawab, “Insya Allah masih bisa ukhti…Yang namanya bayi, ya tugasnya memang nangis. Malah kuatir kita kan, kalau dia gak bisa nangis tapi anteng terus? Nah, anti bisa siapkan bayi dulu dengan memmbersihkan dari najis, terus dipasang pampers, lalu menyempatkan diri wudhu sebentar. Saatnya sholat, gelarlah kasur kecil di samping sajadah kita dan taruh bayi di situ. Kalau dia menangis, jangan panik dulu, tetap teruskan sholat. Tapi kalau terlihat tanda-tanda nangisnya tak mau berhenti, gendonglah dia sambil sholat. Insya Allah dalam dekapan si ibu, dia akan tenang kembali. Sekaligus ini memberikan tarbiyah ruhaniyah padanya, sejak kecil sudah merasakan dan menyaksikan ibunya selalu bangun untuk sholat lail di sepertiga malam”

Mendengar penjelasan beliau, haru sekali rasanya. Benar-benar aplikatif. Oh, ini rahasianya mungkin ya? Hinga meski putra beliau buanyak, tetap tampak kompak, teduh wajahnya dengan seringnya berwudhu.

Saat lain, Oktober 2002, aku dan teman-teman berkunjung ke rumah beliau (sudah pindah) di Depok, menjelang Ramadhan. Ummu Umar sempat bertanya tentang penyerapan dan pemahaman kami terhadap muwashofat tarbawiyah yang sudah ada. Tentu rata-rata kami menjawab dengan malu, banyakan belum tercapainya dari pada sudah tercapai. Dengan senyum bijak, Ummu Umar bercanda, “Akhowatiii….padahal muwassofat itu sudah menghabiskan berkilo-kilo jeruk dan begadang hampir tiap malam lho untuk bisa jadi seperti itu”

Duuh jadi makin malu.

Kalau jenjang pendidikan formal bisa sampai gelar S2, ini tarbiyah sudah berbilang tahun tapi kok kompetensinya (baca: pencapaian muwashofatnya) setara anak SD juga belum. Hiks hiks….

Page 45: Kultwit # Ustz Yoyoh

Waktu itu, beliau juga menyitir ucapan Bunda Zainab Al-Ghazali, mujahidah tangguh dengan pengorbanannya yang luar biasa, yang buku kisahnya di penjara waktu itu , kubaca saat aku SMA dan membuatku merinding berhari-hari. Bunda Zainab membandingkan kiprah beliau dengan kiprah Asy syahid Ust Sayyid Qutb,“Ibarat membangun rumah, rumahku ini baru pondasi dan kerangka. Tapi rumah Sayyid Qutb sudah berlantai enam”

Huhuhu, kalau bunda Zainab saja merasa baru pondasi, terus macam aku ini apa? Tanah rawa-rawa yang masih penuh akar bakau dan belum diurug kali ya? Atau comberan di pinggir tanah yang akan dibangun rumah? Hiks hiks

Ustadzah juga memberikan kiat-kiat untuk berinteraksi dengan Al-Quran dengan lebih baik, saat beliau membahas tentang hadist bahwa posisi seseorang di akherat sesuai dengan ayat terakhir yang dia baca.

“Jadi, seolah-olah, setiap kali kita membaca Al-Qur’an, kita sedang membuat tangga ke surga. Kalau bacanya cuma sedikit-sedikit ya gak bakal nyampek ke surga. Umar bin Khattab itu meninggal saat mengimami sholat subuh dan membaca surat Al-Anfaal. Utsman dan Ali juga dibunuh saat membaca Al-Quran. Kematian seseorang itu, tergantung pada kebiasaannya saat dia hidup”

“ Jadi akhowatii, upayakan untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jika fisik lelah, akal masih bisa beraktifitas. Tidak kuat lagi bersuara untuk tilawah, bisa beralih dengan membaca tafsir. Jika akal kita lelah juga, ruh masih bisa beraktifitas. Membaca tafsir pun mata dan otak sudah berat, bisa beralih dengan mendengarkan tasmi’ Al-Qur’an. Intinya, jangan keterusan tidur hanya sekedar memenuhi rasa kantuk”

Huwaa, jadi malu sangat. Sering kebablasan tidur padahal belum memenuhi target tilawah 1 juz per hari L

(Tausiyah beliau tentang interaksi dengan Al-Qur’an inilah yang menjadi ilham bagiku untuk menulis note ‘Bukan Belum Mampu, Tapi Belum Mau’, beberapa waktu yang lalu).

Beliau saat itu juga mengajarkan sebuah doa yang sangat indah bagi kami, para ibu muda. Begini doanya:

Allahumma baarik fii awlaadinaa wa laa tadzurrohum wa waffiqhum litho ‘atika war zuqnaa birrohum

Ya Allah, berkahilah anak-anak kami. Jangan susahkan mereka. Berikanlah mereka taufiq untuk taat kepada-Mu dan berikanlah rizki pada kami berupa kebaikan2 mereka.

Pertemuan sore itu di tutup dengan secangkir teh jahe hangat dan semangkok bakso panas yang rupanya sudah dipersiapkan Ummu Umar mengingat suasana hari itu yang mendung dan hujan. Kehangatan yang tidak hanya memenuhi kerongkongan dan perut kami yang telah berada di majlis ilmu itu sejak siang berada di rumah beliau, tapi juga menembus jauh ke dalam lubuk hati kami.

Page 46: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ummu Umar, sungguh belum puas aku mendapat bimbinganmu yang penuh kasih…

Mozaik Indah Bersama Sang Murabbiyah (part 2)

Rasanya tak akan habis tinta ini untuk menuliskan segala keutamaan beliau, Asyahidah Ustadzah Yoyoh. Meski aku hanya berjumpa beberapa kali saja. Meski mungkin beliau juga tak hafal betul namaku siapa. Tetapi, setiap pertemuan dengan beliau selalu penuh makna, berkesan sangat dalam.

Satu saat, waktu berkunjung ke rumah beliau di kompeks DPR Kalibata, tahun 2006-an kalau tak salah, aku memandang takjub karena di dekat ruang tamu ada freezer besar berisi aneka sea food dan ikan beku. Di depan rumah juga terpampang spanduk iklan: SEDIA NUGGET, FILLET IKAN, bla bla bla.

Meski pun hal seperti ini biasa aku jumpai di rumah tangga lainnya, tapi bagiku kali ini menjadi tidak biasa, karena beliau adalah anggota DPR RI, yang secara fasilitas tercukupi. Tapi kehidupan beliau tetap bersahaja. Mungkin, usaha itu dimaksudkan bukan semata untuk menambah penghasilan, tapi juga untuk melatih jiwa enterpreneur putra-putranya. Belajar bagaimana menjemput rizki dari Allah melaui upaya-upaya riil, tidak sekedar minta pada orang tua. Aku sendiri tak yakin, apakah anggota-anggota DPR lain, apalagi yang tidak paham tentang missinya sebagai aleg, mau menyediakan dagangan semacam itu di bagian depan rumahnya, ataukah gengsi mereka jauh lebih besar dari pada semangat untuk berwirausaha.

Ummu Umar memang orang yang ‘aneh’, ghuroba. Dilihat dari jumlah anaknya saja di jaman kiwari seperti ini, sudah membuat banyak orang terheran-heran. Dengan jumlah putra 13 orang, Ummu Umar termasuk sedikit di antara ummahat yang jumlah anaknya lebih dari 10, berasal dari satu rahim! Artinya, kekuatan fisik beliau juga luar biasa. Karena kalau cuma kemauan beranak banyak saja tapi tanpa diiringi dengan ketangguhan fisik yang mumpuni, pasti dokter sudah melarang jauh-jauh hari untuk terus-menerus hamil dan melahirkan, dalam usia yang tak muda lagi dan dalam jarak yang cukup rapat.

Aku pernah mendengarkan kisah, saat ditanyakan pada beliau, “Hal apa yang Ummi anggap paling menyenangkan dalam hidup ini?”Beliau menjawab, “Salah satunya adalah saat melahirkan. Karena pada saat itu, ada rasa luar biasa sebagai seorang ibu. Juga ada perhatian suami yang begitu besar pada saat seperti itu. Beliau sedapat mungkin mendampingi saya, dan kadang memberikan saya bunga sebagai tanda cinta”Duhai, pasangan yang sangat harmonis.

Pernah juga kudengar, sewaktu putrinya (kalau tak salah dik Asma) melanjutkan ke pesantren. Meskipun sang anak dibekali hape, tapi ummu Umar tetap menginginkan komunikasi lewat surat pada orang tua, “Ummi maunya surat, bukan sms atau telpon”.Tentu ini dikecualikan untuk hal-hal yang sifatnya darurat.

Subhanallah, beliau sejak awal melatih anaknya untuk piawai menggunakan bahasa tulis. Karena, bagaimanapun, menyampaikan suatu maksud secara tertulis itu lebih rumit dari pada

Page 47: Kultwit # Ustz Yoyoh

secara lisan atau bahasa sms.Padahal, melalui tulisan, sesuatu akan lebih dikenang, meski itu terjadi puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Mengabadikan segala hal yang dilihat dan dialami ke dalam tulisan, menjadikannya bernilai sejarah, dan menjadi pembelajaran bagi generasi berikutnya.

Saat aku berkunjung ke rumah Kalibata itu, beliau juga bercerita tentang pertemuannya dengan akhwat di berbagai belahan dunia, “Akhowatii, setiap saya bertemu dengan akhwat dan ummahat di berbagai negara, saya merasa kami semua tiba-tiba begitu dkat, tiba- tiba saja akrab satu sama lain, layaknya saudara. Padahal secara fisik, justru baru pertama kali bertemu. Saya berpikir, kok bisa ya? Padahal kan ini baru pertama ketemu, dan selama ini juga benar-benar belum saling kenal lewat media lain…”

“Akhirnya saya menemukan jawabnya, akhowatii. Meskipun sebelumnya kami tak saling kenal, tapi sebenarnya hati kami sudah lama dikenalkan dan disatukan oleh Allah. Ya! Lewat doa robithoh yang sama- sama kita lantunkan tiap pagi dan petang. Sehingga saat bertemu dengan akhwat yang juga rutin melantunkan doa tersebut, langsung terasa dekat dan akrab, seperti sudah kenal bertahun-tahun lamanya”

Subhanallah, haru sekali aku mendengar penjelasan beliau. Doa robithoh, doa pengikat hati itu, benar-benar telah mengikat hati sesama muslim dan muslimah, meskipun fisik dan pikiran belum mampu mendeteksi dan mengenalinya, tetapi hati yang bersih, telah bekerja lebih dulu, mengenali saudaranya dengan sangat baik.

Duuh, sungguh aku malu. Kadang, Al-Ma’tsurat, yang di dalamnya terkandung doa robithoh, masih bolong-bolong kubaca. Kadang cuma pagi, kadang petangnya saja, kadang ada kalanya lalai tak kubaca. Itu pun masih lebih sering membaca yang ma’tsurat sughra (bukan qubra), yang dalam pengantarnya dikatakan bahwa: jika antum dalam keadaan futur, bacalah ma’tsurat sughra.

Hiks-hiks, jelas tertuliskan di sana, jika sedang futur ‘jatah’nya hari itu adalah Al-Ma’tsurat sughra, bukan dimaklumi untuk tidak baca Al-Ma’tsurat. Terus, macam aku yang kadang lalai baca Al-Ma’tsurat setiap harinya, apa namanya? Futur sekali? Futur kuadrat? Hiks….

Dalam kesempatan lain, Ramadhan tahun 2008, saat kami mengadakan Musabaqah Hidfzil Quran (MHQ) khusus akhowat Juz 29-30, beliau sengaja diundang untuk memberikan tausiyah. Ummi bercerita bahwa di Mesir dia menjumpai seorang nenek yang sengaja tinggal di ma’had (pondokan) dan nenek itu dengan mata tuanya sering sekali komat-kamit sambil memegang Qur’an. Lalu nenek itu ditanya oleh Ummu Umar, mengapa berada di sana.

“Saya sengaja berada di sini, untuk ‘uzlah’ selama 2 tahun dengan target bisa hafal Qur’an 30 juz setelahnya. Saya sudah berpamitan pada keluarga dan mereka menyetujui rencana saya ini”, jawab si nenek, mantap.

Hiks, nenek-nenek saja punya azzam yang begitu kuat untuk menghafal Qur’an. Lha ini, emak2 yang masih segar bugar kok MHQ pun baru berani juz 29-30? Jauh benar rasanya

Page 48: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ummu Umar lalu memberikan nasehat, “Jadi akhowati, jangan pernah merasa cukup dengan hafalan yang ada saat ini. Harus punya cita-cita bahwa suatu saat nanti, dalam hidup kita, kita akan menjadi seorang HAFIDZAH, penghafal Qur’an. Entah itu akan tercapai pada usia ke berapa, 40 tahun, 50 tahun, atau lebih 60 tahun seperti nenek-nenek tadi. Yang penting, canangkan dari sekarang bahwa umur sekian saya harus sudah selesai menghafalkan Qur’an”

Begitu bersemangatnya ummi menjelaskan, dan kabarnya beliau sendiri memang sudah hafal Qur’an, sekarang. Yang itu juga dicapainya setelah memiiki banyak anak. Ya! Di sela-sela kesibukannya yang padat, beliau mampu mengejar ketertinggalan hafalan yang semula (baru) 20 juz. Semangat yang terlecut setelah bertemu dengan ummahat Palestina yang rata2 mereka adalah hafidzah, yang anak2nya masih kecil tapi sudah hafidz-hafidzah, meski dalam kondisi perang dan ketidakpastian. Sangat berbeda dengan kondisi Indonesia yang aman damai sejahtera. Malu hati, Ummu Umar mampu melecut dirinya sendiri untuk mengejar ketertinggalan hafalannya.

Tak hanya itu. Beliau juga sudah menghafalkan 500-an hadits, dan di sela-sela jadwal kesibukanya yang padat tetap komitmen tilawah 3 juz tiap harinya. Tilawah dimana pun dan kapan pun, sebagai salah satu wasilah untuk berdoa pada Allah, meminta penjagaan anak-anak yang karena tugas dakwah, tak setiap waktu bisa dibersamai. Kadang tilawah senndiri, kadang saling simak bersama Ust Budi.

Subhanallah, kondisi beliau yang sibuk luar biasa sebagai seorang daiyah dan politisi, memiliki 13 putra (yang bagi orang kebanyakan tak terbayangkan repotnya), tapi tetap mampu memacu diri untuk menghafal Qur’an, 500 hadits, dan rutin tilawah 3 juz tiap hari.

Lalu, bagaimana dengan kamu, Ning? Apa saja kesibukanmu sehari-hari? Sibuk urusan dakwah atau urusan pribadi? Sudah berapa juz Qur’an dan hadits yang sudah kamu hafal? Berapa halaman tilawahmu tiap hari?Astagfirullah, jauuuuuuh, sungguh masih sangat jauh dari beliau

Ummu Umar…. sunggguh kami masih sangat memerlukan bimbinganmu….(bersambung bagian ke 3)

#Pamulang (masih) kelabu di 3 hari berpulangmu, 24 Mei 2011

Mukti Amini, S.Pd, M.Pd.

Page 49: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ustadzah Yoyoh, Siapakah Penerusmu Kelak

“Semoga kita mampu mengikuti jejak dan kiprah beliau dalam dakwah ini…” demikian curahan hati seorang kawanku Nurmala dalam statusnya di Facebook. Hatiku membantah, sosoknya terlalu ‘sempurna’, beliau begitu mampu mengerjakan apa saja yang tidak mampu dikerjakan orang lain.

Beliau mengerjakan semua pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari 10 orang. Terlalu jauh bagiku atau kita untuk mengejar apa yang telah dilakukan, sosoknya terlalu sempurna… Bagiku… beliau adalah… penjaga hati para ummahat.

Bila ada ummahat yang sakit hati atau disakiti, maka beliau menjadi bahu sandarannya, ucapannya penguat dan disingkirkannya semua beban persoalan lain, termasuk persoalan dirinya hanya untuk menampung masalah dakwah dan pribadi para ummahat seakan-akan masalah pribadi ummahat adalah masalah yang terpenting dan tergenting di dunia ini.

Dan hal ini mendatangkan rasa aman dan nyaman bagi para muslimah disekelilingnya. Beliau selalu siap untuk didatangi, diajak, ditelepon, di-SMS, diganggu walau malam hari sekalipun.

Terkadang, aku bingung. Kapan beliau tidur? karena handphonenya selalu siaga untuk menjawab sms yang masuk setiap waktu, walau pukul 3 pagi sekalipun. Padahal, masih teringat kuat dalam benakku, suatu ketika beliau baru pulang pukul 00.30 dini hari demi menunaikan tugas dakwah yang begitu melelahkan. Namun demikian, beliau menjawab dengan cepat ketika di sms pada pukul 3 pagi… Subhanallah… Padahal jawaban yang dinanti bisa saja dibalas di pagi hari setelah matahari datang.

Wanita yang solihah itu, yang akrab dipanggil Ummu Umar, Ustadzah Yoyoh, selalu mengutamakan diri kami, mengutamakan masalah-masalah orang lain, selalu menjaga hati kami agar tidak pecah. Hati-hati yang seringkali berdarah dan luka karena berbagai macam persoalan dan masalah. Maka hati-hati itu selalu menjadi segar seperti bunga yang disiram air mawar, kembali tumbuh dan kuat untuk menempuh apapun cobaan di dunia ini. Sungguh, kehilangan yang amat sangat.

Kadang aku heran, kepada siapa engkau mengadu ketika banyak masalah berdatangan menghampiri. Ketika kutanyakan hal itu baik-baik, dengan tegar engkau selalu mengajak kami kembali pada Allah, dan menyerahkan segalanya pada Allah. Engkau selalu tampil dimuka mendukung dan mensupport siapa saja dengan caramu yang indah, yang tidak menyinggung hati siapapun, yang selalu tersenyum walaupun disakiti, yang selalu sabar dan menganggap semua cobaan hidup ada jalannya.

Benar katamu, setiap peluru di Palestina sudah ada pasangannya masing-masing, itulah yang membuatmu tak gentar sedikit pun ketika harus berangkat ke Palestina dan mengajak kami semua kesana menyemangati para muslimah disana, menjenguk pabrik roti yang sedang kita buat, dan berbincang-bincang, dengan janji untuk menyebarkan pada siapa saja tentang perjuangan Palestina.

Page 50: Kultwit # Ustz Yoyoh

Batinku pagi ini, siapa yang akan menggantikan sosokmu yang begitu sempurna?

Ummahat di Palestina, begitu mereka sangat kehilangan dirimu, PASTI! Dimana mereka membutuhkan sekali kehadiranmu, LAGI dan LAGI!… Dengan semangatmu yang membara, itu semua membuat mereka bahagia. Ada banyak muslimah yang diwakili dirimu, bersedia menanggung beban dan membawa doa bagi rakyat Palestina.

Aku tahu, di MATAMU ADA CINTA yang menyorot lembut ketika berkisah mengenai dakwah dan perjuangan umat Islam dimana-mana, dari Indonesia sampai Palestina. Sosokmu demikian sempurna, hatimu begitu lembut, engkau adalah guru, kakak, murobbiyah, da’iyyah, sahabat, juga kawan perjalanan yang sudah sampai pada hari terakhir yang dijanjikan…

Allah sayang padamu dan mengetahui engkau menyimpan beban yang teramat berat dan maksimal. Tugasmu di dunia selesai sudah, dan bergembiralah menjadi salah seorang syuhada, dengan caramu, tatapanmu, dan juga semangatmu yang membekas dihati siapa saja yang pernah dekat denganmu.

Bagiku, tiada siapa yang mampu menggantikan dirimu, letakmu ada di dalam hatiku yang paling dalam, melekat erat tak tergoyahkan. Kepergianmu membuat banyak orang terhenyak, namun salah satu ciri orang soleh adalah kepergiannya membuat orang merasa sangat kehilangan, membuat orang menjadi ingin berbuat baik, membuat orang hanya ingat pada kebaikannya saja.

Selamat jalan guruku, sahabatku, murrobiyahku, naqibahku, kecintaanku, tempat dimana aku menangis, dan kau adalah ciptaan Allah yang merupakan segalanya bagiku. Sekali lagi ingin kukatakan, tempatmu ada dalam hatiku, dalam relung ujung dan dasar hatiku, takkan tergantikan oleh siapapun di dunia ini selain suamiku.

Engkau mujahidah dengan kualitas terbaik yang pernah kutemui di dunia ini.

Note : Dalam khayalku, mungkin kita akan berjumpa di sebuah pasar di surga di setiap jum’at. Dan engkau menubrukku sebagaimana engkau pernah menubrukku di depan Masjidil Haram sembilan bulan lalu dan memanggilku, ”Fiii, sama siapaaa…?” (bila harapan surgaNya kita tidak sama tingkatannya), atau “Assalamu’alaikum, ini ikan bakar dan gudeg, tolong kasih Mam Fifi yaa, buat anak-anak, bilangin (bisiknya lembut pada khadimahku), dari bu Yoyoh…” Begitu sering sekali beliau lakukan itu ketika pulang dari bepergian dakwah dan perjalanan yang jauh, memberi sesuatu yang sedap dimakan. “Untuk tetanggaku di surge,” pesannya diatas secarik kertas. Indah ungkapannya, masih terasa kuat menghujam di hati.

Potongan email Ustadzah Yoyoh sebelum beliau berangkat ke Sudan pada bulan Maret :

“Ketika mau naik pesawat saat petugas mengumumkan waktu boarding, saya menuju toilet terlebih dahulu untuk bersih-bersih dan berwudhu. Saya selalu berusaha menjaga wudhu karena saya ingin bila suatu saat saya dipanggil Allah SWT, maka saya dalam keadaan berwudhu. Kita menyadari bahwa hidup ini memang penuh misteri, kita hanya menjalankan program pilihan Allah, bukan pilihan kita. Sering kali kita membuat program detail untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang, baik untuk kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi

Page 51: Kultwit # Ustz Yoyoh

namun ternyata yang terealisir hanya beberpa persen saja dari yang kita rencanakan seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 34,

Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman [31] : 34)

Potongan SMS Ustadzah Yoyoh pada beberapa sahabat :

Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat…

Mengkaitkan aku dengan berdampingan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Habsah binti Abu Bakar yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena Showwamah dan Qowwamahnya? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadist, sedang aku… ehm.. 500 juga belum.. atau dengan Ummu Sulaiman yang shobiroh atau dengan asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad… atau dengan siapa ya?

Ya Allah tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka.. sehingga aku layak bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di taman firdausmu.

“Jiwa yang bebas terbang ‘tuyuur’ (terbang dengan bebas seperti burung) untuk mentaati perintah Allah tanpa dipenjara oleh fisik dan lain-lain.” (Yoyoh Yusroh)

Page 52: Kultwit # Ustz Yoyoh

Puisi Tifatul Sembiring: Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh Puisi Tifatul Sembiring: Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh

Beruntunglah manusia yang selama hidupnya memberi keteladanan seperti Yoyoh Yusroh. Doa tak putus dari orang-orang yang ditinggalkannya. Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring pun termasuk orang di dalam barisan yang berduka atas kepergian Umu Umar.

Untuk mengenang kepergian Yoyoh Yusroh, Menteri Komunikasi dan Informatika ini menyempatkan diri menulis puisi. Dan inilah puisi untuk Yoyoh Yusroh:

Doa Buat Ummu Umar, Yoyoh Yusroh

Kepergianmu…Menguras air mata kamiKala kau menghilang di malam ituAntara percaya dan tidakSecepat itukah berlaluTanpa kata perpisahanDan ucapan selamat jalan

Mengapa yah, duka ini, seakan lekat di dadaTelah ku usap, tak jua menjadi redaPadahal semasa hayatnya, kerap tidak sempat menyapaAllah lebih tahu taqarrabmuKami jadi saksi wara’ muKadang terungkap keluguanmuBisik tilawah mendengung di rumahmuKhudhu’ wajahmu dalam khusu mahdhahmuKeberanianmu membungkam busung dada kamiDatang ke Gazza hanya sebagian kecil buktiDemo jilbab dibebaskan, engkaulah yang mulaiTulusmu seperti Zaenab GhazaliSemangatmu seperti Maryam JamilahRindumu jumpa dengan Khadijah, juga shahabiyahShaummu yang jarang terlewatkanAnak banyak tidak halangi langkah dakwahmuSuami yang bersahaja setia mendampingi, hingga penghujung nafasmu

Hanya doa kupanjatkanAllah mohon kabulkanAmpunkan ya AllahRidhaMu ya AllahHiya min ahlil khair ya Allah

Page 53: Kultwit # Ustz Yoyoh

Min ahlil khair ya AllahMin ahlil khair ya Allah

Kami saksinya ya AllahKasihi ya AllahMudahkan ya AllahLapangkan ya Allah

Sebab ia tidak pernah mempersulitRingankan ya AllahSebab ia tidak pernah memberatkan kami ya AllahMaafkan ia ya AllahSebab dia tidak pernah dendam ya AllahSyurgaMu ya AllahSyurgaMu ya AllahKami mohon ya AllahKasih sayangMu ya AllahEngkau Maha Kuasa ya Allah

Allaaahhhh!!!

Page 54: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kesaksian Ust Hilmi pada Takziyah (alm) Yoyoh Yusroh

(Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah)

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un tsumma Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

Alhamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wasohbihi wa ma walah.Wa qolallahu azza wa jalla fi kitabihil aziz, a’udzubillahi minasy syaitanir rajim,wa likulli ummatin ajal, faidza ja-a ajaluhum la yasta’khiruna saah – wa la yastaqdimun.wa qola: kullu nafsin dza-iqatul maut, wainnama tuwaffauna ujurakum yaumal qiyamah, fa man zuhziha ‘anin naari wa udkhilal jannata fa qad faza. Wa mal hayatud dunya illa mata’ul ghurur.wa qola: minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, wa maa baddalu tabdilaa.Shodaqollahu azhim

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Saya diminta untuk mewakili keluarga besar almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh dan keluarga besar ayahanda beliau, ayahanda almarhumah, KH Abdushshomad (alm) dan Hj. Siti Aminah ibunda Yoyoh, begitu juga tiga belas anak-anaknya.

Pertama-tama untuk menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin-hadirat yang telah meluangkan waktu untuk bertakziyah dan mendoakan almarhumah. Mudah-mudahan doanya insya Allah diterima oleh Allah swt.

Jika sebagai manusia ada kekhilafan, ada kesalahan, ada kelalaian mohon dimaafkan. Begitu juga jika ada hutang-piutang yang tidak diketahui keluarga mohon disampaikan kepada pihak keluarga untuk diselesaikan dan atau kemudian jika tidak sempat menghubungi keluarga mudah-mudahan bisa meridhokan, bisa meridhokan sehingga tidak menjadi beban bagi almarhumah.

Hadrin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Selain mewakili keluarga besar almarhumah saya di sini juga mewakili keluarga besar jamaah Partai Keadilan Sejahtera yang pada hari ini merasa kehilangan kader terbaiknya, kader yang merintis dari awal pertumbuhan jamaah dakwah ini, gerakan dakwah ini. Dari awal tahun 80 beliau sudah bergabung dengan aktifitas dakwah ini, bergabung dengan penuh semangat wala wal intima’, semangat loyalitas dan komitmen. Bergabung dalam gerakan dakwah ini dengan semangat thoat wat tadlhiyyah. Seluruh hidupnya diwakafkan, diserahkan pada dakwah ini. Seluruh perjalanan hidupnya telah bergabung dengan dakwah ini secara totalitas, diberikan untuk dakwah ini. Dalam hal ini kita merasa kehilangan.

Page 55: Kultwit # Ustz Yoyoh

Sesungguhnya yang merasa kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi saya sendiri dari sejak pagi menerima takziyah dari segenap penjuru dunia, dari negara-negara ASEAN, dari negara-negara Timur Tengah menyampaiakn takziyah ini. Karena sekali lagi yang kehilangan bukan hanya jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, bukan hanya bumi pertiwi Indonesia, tapi ikut kehilangan juga Masjidil Aqsha dengan Baitul Maqdis-nya, seluruh mujahidin-mujahidah di Palestin sudah menyampaikan takziyahnya dan merasa kehilangan. Bukan hanya bumi Indonesia yang kehilangan amarhumah bahkan bumi di mana terletak Masjidil Aqsha-pun merasa kehilangan, bumi para mujahidin-mujahidah yang sampai hari ini sedang dikepung oleh tentara zionisme Israel turut juga merasa kehilangan. Karena beliau selain mewakili jamaah dakwah Partai Keadilan Sejahtera, sebagai anggota DPR juga mewakili bangsa Indonesia hadir di tengah-tengah pejuang mujahidin di Gaza, sehingga mereka pun ikut merasa kehilangan.

Bahkan, baru saja kita juga menerima takziyah dari kesatuan-kesatuan milliter dan kepolisian Indonesia yang sedang bertugas melaksanakan menjaga perdamaian di Sudan di Darfur pun menyampaikan takziyahnya. Semuanya ini adalah merupakan respon atas kehilangan seorang daiyah, seorang mujahid/mujahidah dakwah yang telah memperlihatkan dedikasinya untuk apa yang dia yakini, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia perjungkan.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt,

Sekilas bagaimana dakwah ini bertemu dengan beliau, pada akhir tahun – sekitar pertengahan tahun 80 beliau sebagai mahasiswi di IAIN Ciputat, waktu itu masih mahasiswi baru dan kebetulan saya sekali-kali diundang ceramah oleh mahasiswa di sana – mahasiswi di sana, ternyata beliau bukan hanya pendengar ceramah yang baik tapi langsung menginginkan adanya komitmen dengan nilai-nilai yang diceramahkan. Dan sejak saat itulah beliau tidak pernah lepas dengan dakwah ini, dengan segala pengorbanannya. Bahkan ketika rezim Orde Baru memenjarakan saya selama dua tahun beliau terus melakukan langkah-langkah dakwah dan ketika saya keluar dari penjara beliau segera menemui saya lagi dan bergabung lagi, tanpa malu dengan eks tahanan politik. Terus bergabung.

Bahkan ada titik-titik sejarah yang mungkin pada generasi sekarang sulit mengaplikasikannnya. Ketika masuk saatnya beliau harus menikah beliau datang kepada saya dan mengatakan, “Ustadz saya diminta orang tua untuk segera menikah.” Saya katakan, “Insya Allah saya doakan semoga diberikan kemudahan.” “Tapi calonnya minta dicarikan ustadz, saya ingin sesama aktifis dakwah.” “Ada pilihan?” “Tidak ada pilihan. Pilihan jamaah dan pilihan Allah itulah yang akan menjadi pilihan saya.”

Dan segeralah saya mencari-cari siapa yang sudah jadi, sudah tentu pada saat itu masih mahasiswa dan mahasiswi yang iklimnya sulit untuk siap nikah waktu itu. Dalam kesulitan mencari itu akhirnya kita menggunakan logika qum ya Hudzaifah! Lalu yang menyambut panggilan qum ya Hudzaifah, itulah suami beliau yang setia mendampingi beliau sampai sekarang yaitu akhunal fadhil Budi Darmawan. Yang ketika saya minta segera mengasih tahu orang tua beliau di Bandung, bahkan belum tahu nama lengkapnya. Ketika ditanya oleh orang tuanya, “Budi siapa nama calon istrimu?” “Yoyoh.” “Yoyoh apa?” “Belum tahu.” Tapi orang tua Budi Darmawan ini seorang sholih dan sholihah dan menemui saya dan merestui rencana

Page 56: Kultwit # Ustz Yoyoh

pernikahan bahkan mempersiapkan segala perangkat rumah tangganya dan kemudian sayalah yang melamar beliau kepada KH. Abdushshomad almarhum, yang kemudian juga beberapa hari kemudian menyelenggarakan pernikahannya. Seluruhnya bahkan proses ini sepertinya almarhumah dan akh Budi Darmawan kayaknya belum pernah ketemu sebelum proses ini. Inilah sikap generasi pertama dari yang memegang komitmen dengan dakwah ini. Yang kisah-kisah seperti itu sangat banyak tapi yang sangat menonjol adalah kisah almarhumah ini.

Begitu juga dengan perjuangan-perjuangan, baik sebelum era reformasi dengan segala ketekunannya ekspansi dakwah hampir ke seluruh penjuru Indonesia dan sesudah era reformasi dan kita bersama komponen bangsa yang lain membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini menuju yang lebih baik, almarhumah dengan sangat tekun menjadi legislator dua periode di DPR, Ti Ti…tiga? Tiga periode di DPR, yang periode ketiganya ini belum selesai. Jadi beliau tiga periode ini secara terus menerus berjuang dan membuktikan dedikasi dalam kiprahnya. Bahkan ketika ditugaskan di komisi I, luar biasa perkembangan kiprahnya merambah seluruh dunia yang memerlukan kontribusi Indonesia baik dalam pembebasan Palestina, perdamaian Sudan atau di Lebanon atau di Istanbul hampir tugas-tugas internasional semua beliau laksanakan. Ini sudah barang tentu menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beliau tidak pernah dalam melaksankan tugas ini mengeluh biaya dan menanyakan dari mana biayanya? Siapa yang mengurusnya? Tidak! Seluruhnya dimenej dikelola dengan kemampuan semangat ruhul badzlu wat tadlhiyah. Keteladanan inilah yang harus kita ikuti dan kita lanjutkan.

Sudah barang tentu beliau tadi jam 03.30 dipanggil oleh Allah swt untuk insya Allah menikmati pahala dari kerja keras, dari pengorbanan, dari perjuangan, dari jerih payah. Mudah-mudahan insya Allah kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bergabung dengan beliau kalak di jannatil Firdausi a’la.

Tadi saya bacakan ayat yang menyebutkan minal mukminina rijalun shodaqu ma ‘ahadullaha alaihi, fa minhum man qadla nahbahu wa minhum man yantazhir, dan almarhumah termasuk yang man qadla nahbahu, telah menunaikan tugasnya dan menghadap kepada Allah swt, dan kita termasuk waminhum man yantazhir. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah swt utk tetap meneruskan semangat seperti yang dicontohkan oleh almarhumah yaitu semangat wa maa baddalu tabdilla, tidak pernah mau mengubah keyakinan keimanan dan aqidahnya, tidak pernah mau merubah idealisme sikapnya dan tidak mau merubah minhaj langkah-langkah perjuangannya dan tdk mau merubah ghoyah tujuan perjuangannnya, wa maa baddalu tabdiila, itulah yang diwariskan oleh almarhumah kepada kita. Mudah-mudahan Allah swt pertama-tama menempatkan almarhumah fi maq’adi shidqin ‘inda malikin muqtadir (“Di tempat yang disenangi disisi Tuhan Yang Maha Kuasa” 54:55 -ed) dan mudah-mudahan juga memberikan kepada kita semangat wa maa baddalu tabdiila, istiqomah terus lurus dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah swt,

Kisah perjuangan beliau kalau ditulis mungkin berjilid-jilid buku. Silahkan dari saya sebagai pembuka bagi hadirin-hadirat yang mungkin kreatif memunculkan sejarah-sejarah perjuangan dari kader-kader dakwah yang telah qodho nakhbahu yang telah menunaikan tugasnya dengan sungguh benar. Mudah-mudahan insya Allah bisa diwariskan kepada generasi penerusnya

Page 57: Kultwit # Ustz Yoyoh

terutama putra-putrinya yang insya Allah dalam kesibukannya berjuang tapi insya Allah putra-putrinya tiga belas adalah minash shilihin was sholihat. Dan ini juga membuktikan bahwa kesibukan perjuangan tidak membuat lalai mengurus rumah tangga, begitu juga kesibukan rumah tangga tidak membuat lalai untuk melaksanakan tugas-tugas perjuangan. Ini contoh mempertemukan antara tugas-tugas kerumahtanggaan dan tugas-tugas perjuangan disatupadukan dalam jiwa hidup perjuangan dan pengorbanan yang penuh telah diberikan oleh almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Insya Allah, aqulu qouli hadza, astaghfirullaha li wa lakum.

Assalamu ‘alaikum wr wb.

[Translate dari rekaman audio oleh Abu Rasyidah / www.mimbarpenyuluh.com]

Catatan:

* Sambutan ini disampaikan dihadapan ratusan pelayat setelah pelaksanaan sholat jenazah atas almarhumah Yoyoh Yusroh di Masjid Komplek Rumah Dinas DPR RI – Kalibata, Sabtu 21 Mei 2011 / 17 J. Tsani 1432, sesaat sebelum diberangkatkan ke Tangerang untuk dimakamkan.* Teks kesaksian ini merupakan hasil translate dari rekaman suara, dan ada beberapa kata yang barangkali tidak sama persis karena suaranya tidak terekam jelas (sepertinya tidak lebih dari 5 kata), tetapi tidak sampai menggangu dari segi isi.* Nada suara ustadz Hilmi Aminudin berat dan beberapa kali sangat nampak kesedihan dan keharuan beliau bahkan hampir pecah tangis.* Dari kalangan jamaah juga sesekali terdengar isak tangis kesedihan dan beberapa kali terdengar takbir mendengar kisah perjuangan almarhum ustadzah Yoyoh Yusroh.

*posted: pkspiyungan.blogspot.com

Page 58: Kultwit # Ustz Yoyoh

Dari Politisi Dunia ke Politisi Akhirat

Oleh : Erwyn KurniawanIzinkan saya mengambil sudut pandang berbeda dalam melihat wafatnya Ustadzah Yoyoh Yusroh. Beberapa jam setelah mendapat kabar duka tersebut, tiba-tiba saja saya teringat dengan kasus yang membelit M. Nazaruddin. Sederet pertanyaan berkecamuk di benak saya: mengapa kedua peristiwa ini terjadi secara bersamaan? Adakah keduanya berkelindan? Hikmah apa yang bisa diambil dari kedua peristiwa yang saling bertolak belakang tersebut?

Dalam kacamata sebagai seorang muslim, kita yakin tak ada secuilpun kejadian di dunia ini yang luput dari desain Allah. Bahkan daun-daun yang berguguran sekalipun. Begitu juga kedua kejadian tersebut di atas. Setelah beberapa saat merenung, akhirnya saya menemukan kaitannya. Saya teramat yakin, kedua kejadian itu terjadi secara bersamaan karena Allah memberikan hikmah didalamnya.

Masih ingatkah kita dengan kematian tak terduga beberapa anggota DPR masa bakti 2009-2014? Dimulai dari pucuk pimpinan dewan, yakni Wakil Ketua DPR Marwoto Mitrohardjono. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu meninggal dunia pada 3 Januari 2010. Lalu politikus Partai Golkar, Burhanuddin Napitupulu yang meninggal saat bermain golf di Senayan pada 21 Maret 2010. Kemudian ada Mustokoweni Murdi, juga dari Partai Golkar yang wafat pada Jumat, 18 Juni 2010 ketika kunjungan kerja Komisi II ke Jawa Tengah.

Tak berhenti disitu. Masih ada Setia Permana, dari PDIP yang meninggal dunia karena perahu yang ditumpanginya terbalik saat kunjungan kerja ke Bunaken, Sabtu, 7 Agustus 2010. Disusul Cecep Syarifuddin dari PKB yang wafat pada 28 Oktober 2010. Dan yang paling mengejutkan ialah wafatnya Adjie Massaid dari Partai Demokrat. Suami Angelina Sondaakh itu meninggal dunia setelah bermain bola pada Jumat 4 Februari 2011 malam. Wafatnya salah satu kader terbaik dakwah, Ustadzah Yoyoh Yusroh, menambah daftar panjang di atas.

Dan yang sangat menarik, meninggalnya Ustadzah Yoyoh terjadi saat nama anggota DPR, M. Nazaruddin menjadi headline di berbagai media massa karena kasus suap. Ada apa?

Inilah puncak teguran Allah kepada anggota DPR yang kebanyakan diantara mereka lebih mementingkan dunia. Ada yang korupsi untuk memperbanyak harta, bergaya hidup mewah, saling intrik untuk mencapai kekuasaan, saling ejek di media, dan perbuatan tak pantas lainnya. Mereka berlomba-lomba mendapatkan kenikmatan semu dunia. Mereka lupa bahwa kehidupan dunia hanya sementara dan sangat singkat. Tapi ditilik dari kelakuan mereka, seolah sangat yakin jika mereka akan hidup selamanya. Karena itu, tak masalah melakukan korupsi dan suap, asal dapat menambah pundi-pundi kekayaan dunia.

Mengapa saya mengatakan puncak teguran?

Pertama, wafatnya Ustadzah Yoyoh menjadi kisah kematian tak terduga yang kesekian kalinya yang dialami anggota DPR periode sekarang. Tapi, ternyata semua itu belum bisa menyadarkan anggota dewan yang terhormat.

Page 59: Kultwit # Ustz Yoyoh

Kedua, Allah menjadikan Ustadzah Yoyoh sebagai salah satu contoh terbaik yang sepatutnya ditiru oleh anggota DPR. Sepanjang menjadi legislator, tak ada kisah buruk yang menyertainya. Selain sibuk sebagai anggota dewan, almarhumah juga tak melupakan identitasnya sebagai muslimah dan kader dakwah. Beliau tetap mengaji, memberikan pengajian. Dan bahkan masih bisa membaca al-Qur’an sebanyak 3 juz per hari, seperti kesaksian Ustadz Salim Fillah. Berbagai kesaksian setelah beliau wafat kian menegaskan bahwa beliau tetap sosok seorang ustadzah yang militant, istiqomah, dan bersahaja.

Allah seolah ingin berkata kepada anggota DPR khususnya, kita pada umumnya, bahwa untuk menghadapi kematian, lakukanlah persiapan seperti yang dilakukan Ustadzah Yoyoh: berbuat baiklah setiap saat dan dimanapun; jangan tergoda dunia; jangan kotori politik; jangan cemari gedung dewan dengan kelakuan tak bermoral.

Dan ingat, kematian tak bisa diprediksi. Bisa datang kapan saja dan dimanapun. Tak peduli kita sehat; tak peduli kita sakit; tak peduli kita anggota DPR; tak peduli kita kader partai yang berkuasa. Inilah menurut saya, hikmah tersembunyi mengapa dua peristiwa yang paradoks: wafatnya Ustadzah Yoyoh dan dugaan kasus suap M Nazaruddin, terjadi secara bersamaan.

Kini, semuanya berpulang pada para anggota DPR yang masih hidup, dan tentu juga kita. Masihkah kita terjebak rayuan dunia? Masihkah kita berlomba-lomba menumpuk harta? Masihkah kita memperebutkan kekuasaan dengan cara-cara kotor? Jika itu yang kita pilih, yakinlah, usai kita meninggal, sangat sedikit orang yang menangis, atau bahkan tak ada sama sekali. Karena kita hanya mewarisi keburukan; bukan kebaikan.

Tapi jika kita mengikuti jejak almarhumah Ustadzah Yoyoh, yakinlah, jutaan orang akan menangisi kepergian kita. Ribuan orang akan berebut menshalati kita. Orang-orang berebut mengusung keranda kita. Dan warisan kebaikan yang kita tinggalkan, akan terus dibincangkan umat manusia.

Persis seperti yang dikatakan oleh Ustadz Rahmat Abdullah. Kata beliau, betapa banyak manusia berumur panjang namun nisannya hanya bertuliskan: nama, tempat/tgl lahir, dan tgl wafatnya. Tapi, lanjut beliau lagi, usia Nabi Muhammad saw hanya 63 tahun, namun nisannya tak cuma berisikan tiga hal di atas. Hingga hari ini dan masa nanti, umat manusia akan terus membicarakan jejak-jejak luhur kebaikan yang telah ditorehkannya.

Karena itu, ijinkan saya untuk berkata kepada wakil rakyat: sudah saatnya berubah dari politisi dunia menjadi politisi akhirat mengingat telah terlalu banyak Allah memberikan teguran. Wallahua’lam bishshowab.

Page 60: Kultwit # Ustz Yoyoh

Ustadzah Yoyoh: Dan Impian Kami tentang Gaza

Oleh: Sinta Yudisia

PERTAMA kali bertatap muka, adalah ketika aku dan suami masih tinggal di Medan, sekitar tahun 1995. Ustadzah datang atas undangan sebuah acara, dengan segala kesederhanaannya beliau bercerita tentang da’wah.

Aku sempat bertanya, bagaimana anak-anak jika ditinggalkan untuk berda’wah? Bukankah sebagai ibu kita juga harus mengawasi anak-anak?

Aku masih ingat betul nasehat beliau, kurang lebih demikian:

“…..kalau kita titipkan pada Allah SWT, insyaAllah akan dijaga.”

Dan apa yang menjadi keyakinan beliau, terbukti.

Berapa banyak anak yang ditunggui ibunya, tapi tidak tumbuh dalam keimanan?Beliau meninggalkan anak-anaknya untuk urusan da’wah dan insyaAllah, anak-anak beliau tumbuh dengan baik. Tentu, pendapat ini bukannya menghimbau semua muslimah keluar rumah, tetapi ketika panggilan da’wah adalah keharusan dan tidak ada orang lain, maka kemana lagi menitipkan keluarga dan anak-anak jika bukan kepada Yang Maha Penjaga?

Pesan beliau lama sekali mengendap dalam benak, selalu kuingat (meski belum tentu kujalankan…). Bertahun-tahun aku hanya mendengar berita tentangnya, merasa kagum akan sepak terjangnya dan selalu yang membuat kagum adalah kemampuannya menghafal Quran, menjaga hafalan, kesabaran dan daya juang yang tinggi. Yoyoh Yusroh dan daiyah, seolah sosok cermin. Ia bukan hanya ibu, tapi juga daiyah. Ia bukan sekedar politisi tapi juga daiyah. Ia bukan cuma orator tapi juga daiyah.

Terakhir kali, setelah pertemuan di Medan, kami bertemu lewat telepon. Aku tahu ustadzah akan berangkat dengan rombongan Viva Palestina, kuminta nomer HP beliau pada ketua FLP Pusat, mbak Intan Savitri.

Beliau, bukan orang yang susah dikontak. SMS ku selalu dibalas. Teleponku juga di angkat.

Dan..ustadzah ini mendengarkanku seolah ia punya banyak waktu untukku. “Padahal, tidakkah perempuan ini sibuk sekali?” pikirku.

Kuceritakan bahwa akhir Juli 2010, bersama BSMI , kami tinggal selama 5 hari di Khan Younis dan berkesempatan untuk mengunjungi Gaza City, Jabaliyah dan beberapa wilayah. Aku sempat berpikir : sombong sekali aku! Sok mengajari ustadzah yang pasti punya pengalaman sangat banyak. Tapi aku ingin memastikan beliau menemui orang-orang yang dulu juga menemuiku, dan meminta bantuan rakyat Indonesia.

Kutelepon ustadzah Yoyoh.

Page 61: Kultwit # Ustz Yoyoh

Beliau mengangkat dengan ramah. Aku meminta maaf sudah mengganggu waktunya. Aku lupa-lupa ingat seluruh isi pembicaraan kami, tapi sungguh…seolah aku tak berhadapan dengan pejabat penting yang waktunya padat oleh sekian banyak agenda.

“Ustadzah, apa mengenal Ibu Rehab Shubair dan Ibu Ittimad et Tharshawi?”

“Tidak. Saya akan bertemu Ibu Fathimah…..?, beliau anggota dewan perempuan di Hamas.”

Aku lupa lagi apa isi pembicaraan kami karena berikutnya…..aku kebanyakan SMS. Dan beliau sabar menjawab SMSku. Subhanallah.

Kuberikan nomer kontak masing-masing orang yang pernah kutemui di Gaza.Ibu Rehab Shubair dan Ibu Ittimad Ettharshawi dari Kementrian Wanita.

Mr. Dr. Osama Alisawi, Kementrian Budaya.Mr. Eng. Mahmoud el Madhoun, Kementrian LN.Ustadzah mengucapkan terimakasih.

Di akhir kesempatan, aku sempat melemparkan sedikit joke.

”Ustadzah….kalau nanti tiba di Gaza, dan berkesempatan jalan-jalan…cobalah berkunjung ke Asdaa Land. Tempat taman Zaitun, Tiin, pusat perfilman juga.”Ia menjawa insyaAllah.

Beliau juga bercerita bahwa misinya ke Gaza membawa container besar yang berisi alat-alat tulis, mainan dan segala yang dibutuhkan warga Gaza.

Aku sibuk oleh urusanku sendiri hingga lupa mengontak beliau kembali, bagaimana kisah perjalanan beliau ke Gaza. Hingga berita duka cita tiba, dan aku merasa suatu hutang besar belum tertunaikan. Kami belum bercerita lebih lanjut tentang bagaimana muslimah Gaza mampu mengatasi semua kendala hingga mereka survive, mampu membentuk peradaban dan melahirkan generasi yang paling diimpikan.

Perbedaan dan persamaan kami

Suatu saat beliau berkunjung ke Surabaya, mengisi acara. Kalau tidak salah acara menyambut Ramadhan di Royal Plaza (tolong dikoreksi teman-teman Surabaya..). Pesan beliau kucetak dengan huruf dan bullet yang indah, kutempel di pintu kamar.

Bagaimana cara membaca Quran?

Jumat malam : al Baqarah (2) – al Maidah (5)Sabtu malam : al An’am (6) – Huud (11)Minggu malam : Yusuf (12) – Maryam (19)Senin malam : Thoha (20) – Al Qashaash (28)Selasa malam : Al Ankabuut (29) – Az Zumaar (39)

Page 62: Kultwit # Ustz Yoyoh

Rabu malam : Al Mu’min (40) – ar Rahmaan (55)Kamis malam : Al Hadidd (57) – an Naas (114)

Yah…meski kutempel, aku belum bisa seperti beliau yang tilawah 3 juz sehari.Sebagaimana beliau, aku ingin dekat dengan Quran tapi belum bisa.Sebagaimana ustadzah, aku ingin menghafal Quran tapi baru sedikit (menambah hafalan atau mengganti hafalan? Menghafal juz 28, juz 30 hilang….ah, maksiat masih menjadi teman).

Sebagaimana ustadzah Yoyoh, aku mencintai Palestina tapi belum mampu berbuat banyak.

Lagi-lagi sebagaimana beliau, aku ingin punya anak banyak tapi baru 4 anakku “Ke mana tiang kesabaranku?”

Sebagaimana dirinya, aku ingin selalu memenuhi panggilan da’wah, aku juga ingin sekali se-sholihah beliau dalam berkhidmah pada suami tapi sepertinya aku masih harus banyak belajar memperbaiki diri.

……ah, ustadzah

Ingin aku suatu saat bersamamu, melangkah bersisian memasuki Gaza.

Sholat di masjid Khulafaur Rasyidin yang hancur..

Memberi makan al Qossam yang seharian berpuasa..

Membantu muslimah yang bisu karena trauma untuk kembali bicara..

Ingin aku dan engkau kembali lagi memasuki Gaza,

Bertemu saudara-saudara dengan wajah seteduh langit,

Mata bagai gemintang,

Senyum bak rembulan meski keringat mengucur deras dari pelipis akibat menahan lapar karena berpuasa.

Aku ingin bersamamu memasuki Gaza,

Memetik bunga muslimah, dan kita nikahkan dengan salah satu anak lelaki kita,Atau bisakah kita melamar seorang ikhwan penghafal Quran,Untuk penjaga anak perempuan kita dan saudari kita?

Aku ingin bersamamu ustadzah,Menikmati matahari tenggelam di pantai Aizbah,Melihat anak-anak Gaza berjualan buah Tiin, ikan, jagung bakar,

Page 63: Kultwit # Ustz Yoyoh

Atau mengikuti summer camp dan melihat bagaimana dalam 3 bulan anak-anak mampu menghafal Quran.

Aku ingin duduk berhadapan denganmu..Di sebuah apartemen sederhana, milik saudari kita di Gaza CityMenikmati secangkir shai, jus mangga dan bilkari,Lalu kita bercita-cita memiliki sekolah perempuan,Agar muslimah Indonesia sama tangguhnya dengan muslimah Gaza.

Aku ingin punya waktu khusus denganmu,Hingga kau mentransfer ilmu, harapan, impianmu tentang negeri iniBerkaca pada Gaza yang mampu tegak di atas puing namun tetap punya martabat dan harga diri.

Bunda, ustadzah kami….Kapan kita ke Gaza lagi?

Surabaya, Selasa 24 Mei 2011

Sinta Yudisia adalah penulis “The Road to The Empire”, Forum Lingkar Pena (FLP), Jawa Timur

Page 64: Kultwit # Ustz Yoyoh

Mursyid Am Ikhwanul Muslimin Berbela Sungkawa Atas Wafatnya Yoyoh Yusroh

Prof. Dr. Muhammad Badie, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia atas wafatnya ustadzah Yoyoh Yusroh, anggota Parlemen Indonesia dan Anggota Komite Keluarga dan Wanita Islam Internasional, yang wafat karena disebabkan kecelakaan.

Almarhumah merupakan akhwat yang energik dan luar biasa dalam mendukung aktifitas dan kegiatan yang terkait dengan masalah keluarga dan anak. Beliau memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan keakhwatan yang terkait dengan pendidikan anak.

لرئيس العزاء بخالص المسلمين لإلخوان العام المرشد بديع محمد الدكتور األستاذ فضيلة يتقدموعضو اإلندونيسي البرلمان عضو يسره يويو األستاذة وفاة في بإندونيسيا والرفاهية العدالة حزب

أليم سيارة حادث في المنية وافتها والتي والمرأة، لألسرة العالمي اإلسالمي المنتدى إدارة .مجلس

يتعلق فيما كبيرة إسهامات لها وكان األسرة، دعم مجاالت في الناشطات األخوات أبرز من والفقيدةالنشء .بتربية

Komentar:

Dr. Sayyid Ro’fat Al Obed dari Propinsi Suez MesirSemoga Allah mengasihi Ukhti karimah dan menempatkannya di dalam JannahNya. Saya telah mengenal beliau sebegai sosok penggerak dan pendobrak atas permasalahan umat.

Dr. Faridah dari Ghana AfrikaKesedihan yang mendalam ketika saya mendengar kabar wafatnya Ikhti habibah, Yoyoh Yusroh dari Indonesia, semoga Allah memberikan pahala yang besar kepada beliau dan memberikan ganti atas kehilangan beliau, serta menempatkannya di dalam JannahNya. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada suami dan keluarga yang ditinggalkan… Allohumma La Taftinna Ba’daha wa Laa Tahrimna Ajro Suhbatuha wa Mahabbatuha wa Ajma’na bina fi A’la Illiyyin fi Jannatil firdau ma’as Shuhubil kiram wa Khairal Anam.

Abeer dari AlexandriaInnalillahi wa Inna Ilahi

Abu Abad dari mesirMereka semua adalah Ikhwan yang selalu memenuhi janji perjuangannya[ikhwanonline.com/akml]

Kematian Sebuah   Misteri

Page 65: Kultwit # Ustz Yoyoh

(Artikel terakhir yang ditulis oleh Ustadzah Yoyoh Yusroh untuk sebuah majalah)

Kematian Sebuah Misteri

Siapapun manusia didunia ini, baik ulama, cendikiawan, dokter, psycholog, para normal atau apapun statusnya tidak akan tahu kapan hari, jam,  dan tanggal kematiannya. Karena kematian seseorang merupakan hak prerogative Allah SWT yang tidak pernah diumumkan kepada manusia.

Untuk para hamba yang memiliki pemahaman seperti ini, ia akan selalu siaga untuk menghadapi hari kematiannya dengan berbagai amal yang diridhoi Allah SWT. Siaga menghadapi kematian melebihi kesiagaan dalam hal lain. Misalnya saat ini banyak orang melakukan siaga bencana, siaga perang, siaga banjir dan siaga-siaga lainya tapi luput programnya dari siaga kematian. Padahal kematian adalah sebuah misteri, ia akan merenggut siapa saja didunia ini dengan tidak mengenal usia. Bukan hanya orang tua, tetapi anak muda, remaja bahkan bayi sekalipun dapat meninggal tanpa diprediksi. Kematian juga tidak mengenal apakah orang itu sakit atau sehat, karena  terbukti orang yang sehat, segar dan bugar juga bisa mengalami mati mendadak.

Kematian juga tidak selalu  dialami seseorang secara sendirian, karena bila Allah SWT menghendaki kematian bisa dialami oleh sebuah komunitas, atau suatu bangsa di suatu daerah , atau suatu wilayah atau suatu negara dalam jumlah yang sangat menakjubkan. Contoh peristiwa gempa bumi di Padang Sumatera Barat  atau Tsunami di Aceh dan yang terakhir di Jepang.

Sebagai seorang muslim kematian yang didambakan adalah mati syahid dalam membela agama Allah SWT, mempertahankan hak seperti yang dilakukan oleh saudara kita yang ada di Palestina saat ini dalam melawan Israel yang mengambil tanah mereka, menguasai masjid Al Aqsa dan berbagai hak hidup mereka. Namun karena kematian sebuah misteri tidak semua mereka yang berjuang mendapat karunia syahadah seperti yang di harapkan.

Ada juga  yang mengharapkan kematian  setelah melakukan ibadah seperti setelah selesai sholat, setelah berbuka puasa atau setelah selesai melaksanakan ibadah  haji,atau ibadah-ibadah lainnya.  Banyak harapan mereka yang dikabulkan Allah SWT.  Rita seorang aktifis dakwah di kota Tangerang teman saya menceritakan bahwa pada bulan Ramadhan tahun 2009 seorang bapak bernama Ahmad ikut  sholat tarawih. Setelah selesai sholat dan sedang berdzikir, ia terjatuh dan kemudian  meninggal dunia.  Cerita lain tentang  seorang ibu yang baru selesai berbuka kemudian terjatuh dan segera dilarikan kerumah sakit. Tak lama kemudian ia  meninggal dirumah sakit.

Ada lagi peristiwa  yang  sangat memilukan. Seorang ibu yang baru selesai menunaikan ibadah haji  meninggal di pesawat GA 981. Ketika ia menaiki tangga,  pas di anak tangga yang terakhir dekat pintu ia terjatuh dalam posisi duduk. Kebetulan penulis duduk di dekat pintu sehingga terlihat  jelas bagaimana ia terjatuh dan dibantu suaminya untuk duduk. Ia terlihat sangat lemah , sehingga dibaringkan dan di gotong oleh teman-temannya sesama jamaah haji dari Solo. Saat digotong  dan lewat di hadapan  penulis, penulis  berdiri dan sempat memegang kakinya yang  terasa sangat dingin. Kemudian pramugari melalui pengeras suara menanyakan siapa penumpang yang dokter. Ia mohon bantuannya untuk menolong pasien yang sedang sakit. Ternyata ada dua

Page 66: Kultwit # Ustz Yoyoh

dokter laki laki dan perempuan yang siap menolong, kemudian agak ramai mereka mondar mandir karena posisi duduk ibu Hartati-nama ibu itu-  di kelas ekonomi agak rumit untuk mendapat bantuan. Akhirnya kebijakan crew pesawat ibu Hartati di pindahkan ke kelas bisnis untuk memudahkan pengurusannya.

Setelah pesawat take off beberapa menit dan suasana agak tenang, masing masing petugas duduk kembali ke kursi masing masing. Penulis mencoba melihat ibu Hartati di tempatnya, ternyata beliau tidur mendengkur disebelah suaminya. Tidak lama kemudian  terlihat suasana yang agak ribut.  Ternyata ibu Hartati sudah meninggal. Ia meninggal  dalam posisi duduk.  Terpikir oleh penulis tidak mungkin selama 9 jam mayat bisa bertahan duduk di kursi. Akhirnya setelah musyawarah dengan crew pesawat jenazah ibu Hartati  diletakkan dibelakang barisan kursi bisnis terakhir dengan beralaskan plastik. Hal ini menjadi PR bagi penulis untuk memberi masukan kepada pihak penerbangan. Ketika rapat kerja bulan Mei 2010  dengan pengelola maskapai Garuda di komisi VIII yang membincang masalah biaya penerbangan haji,  penulis sampaikan kepada Dirut Garuda pak Emir Sattar  bahwa penerbangan harus selalu mempersiapkan KIT untuk jenazah berupa kantong mayat, karena sangat mungkin dalam penerbangan jauh atau dekat ada seseorang yang tiba ajalnya. Saat itu beliau mengaminkan, dan mudah-mudahan sekarang sudah  direalisasikan.

Itulah kematian yang merupakan hak  penuh Allah  SWT,  yang tidak bisa di duga oleh siapapun. Ia adalah واليستقدمون ساعة يستاءخرون .Tidak bisa ditunda sedikitpun atau di percepat ..…الWallahu  a’lam bis showwab.

Madinah Almunawwarah

23/04/2011

Yoyoh Yusroh

Page 67: Kultwit # Ustz Yoyoh

Anak-anak hasil didikan Ustadzah   Yoyoh

“Abi, ini perjalanan umi yang terakhir,“ demikian ungkapan Ustadzah Yoyoh pada suaminya yang  tercinta Ustadz Budi Darmawan  yang kemudian dijawab, ”istighfar mi.“ Lalu Ustadzah Yoyoh berisitighfar dan kemudian mengucapkan kalimah syahadat… sesaat sebelum ambulance dari RS Mitra Keluarga Plumbon Cirebon datang dan tak lama kemudian Ustadzah Yoyoh, ibu yang solihat dari 13 anaknya menghembuskan nafas yang terakhir, meninggalkan anak-anaknya dalam cinta pada Ilahi Robbi. Beliau yakin anaknya ada yang mengasuh dan beliau yakin bahwa anaknya akan ada dalam genggaman sang pencipta yang maha pengasih  lagi maha penyayang (surah Al Fatihah : 3).

       Semua berduka, dari tua sampai muda mengiringi jenazah beliau dengan berita yang mengagetkan secara manusiawi. Laporan yang masuk mengenai anak-anak Usatadzah Yoyoh yang merupakan murid kami di JISc begitu lengkap “anak-anaknya menangis Mam, mereka masih terpukul namun subhanallah hanya sebentar saja setelah itu mereka ikhlaskan kepergian umminya. Ada lagi yang terheran-heran,  “kok anaknya terlihat tidak begitu sedih, kehilangan umminya yang begitu dicintai, yang begitu sabar dan perhatian, yang selalu perhatian pada pihak sekolah dan selalu menyempatkan diri untuk ambil raport ditengah kesibukannya sebagai seorang da’iyah dan anggota DPR dengan segudang tugas dakwah lainnya.” Semua kesibukan beliau tidak membuatnya melupakan kepentingan anaknya, semua waktu dan perhatian dibagi-bagi dengan begitu sempurna.    

       “Ummi pergi dakwah..!” jawab si kecil lugas pada kami yang menyambangi rumahnya untuk mengambil titipan almarhum Ustadzah Yoyoh. Yaa.. sang Ummi telah menyiapkan kepergiannya sejak setahun yang lalu, dengan kesibukan yang tinggi, sudah biasa anak-anak ditinggalkan dan bersikap mandiri dengan penuh pengertian dan motivasi bahwa anak-anak adalah amanah dan anak-anak adalah mujahid dan mujahidah. Semua anak memahami, umminya sosok da’iyah yang waktunya tidak hanya untuk keluarga namun juga untuk keluarga-keluarga yang lain dan semua kawan anaknya pun mengenal sang ummi, sungguh sosok ibu yang luar biasa..

       “Subhanallah.. begitu tegarnya Salma dan adik-adiknya, hari ini mereka masuk sekolah, ketegaran mereka pastilah buah dari didikan sang ummi,” demikian seorang guru mengirimkan smsnya pada saya. “Abdullah juga masuk Mam, langsung duduk tenang dan dengarkan pelajaran, tidak ada tanda-tanda kesedihan di wajahnya, yang ada hanyalah semangat untuk teruskan pelajaran, dengan wajah bersungguh-sungguh, oh we love you, Abdullah,” demikian pesan singkat dari Ustadzah Ida walikelas Abdullah kepada kami. Dilanjutkan “Yaa, mam Fifi, kami dikelas juga sedang mendengarkan cerita Salma dengan seru tentang umminya, ada yang haru, ada yang lucu, ummi yang selalu tertawa dan mendengarkan dengan serius dan kita semua mencoba menghiburnya namun Salma dengan gembira serta semangat menceritakan kisah-kisahnya dengan umminya, kenangan-kenangannya dengan sang ummi, percakapan dengan sang ummi, tapi dia menceritakan dengan tegar, dan kawan-kawan dikelas membantu mengambilkan tisu segera sementara Salma terus bercerita dalam tangis, tapi dia hanya bilang, air matanya adalah air mata fitrah… salut deh Mam…” kembali guru-gurunya anak-anak Ustadzah Yoyoh menceritakan kondisi anak-anak Ustadzah Yoyoh pada dua hari setelah berpulangnya sang ibunda tercinta..

Page 68: Kultwit # Ustz Yoyoh

       Subhanallah, dengan Ayyas yang ingin menjadi da’i, jawabnya lugas ketika ditanyakan setelah ujian nasional kalian semua mau menjadi apa? Ayyas putra bu Yoyoh yang saat ini masih terbaring lemah dan butuh bedrest empat minggu, mengungkapkan keinginannya dengan sangat semangat, “saya mau jadi da’i, cita-cita saya berdakwah dan meneruskan sekolah ke Makkah,” subhanallah…

       Mau anak soleh..? jangan hanya berdoa, berusahalah agar kita para ibu juga menjadi ibu yang solihat, para ayah menjadi ayah yang solih, anak-anak solih dan solihat lahir dari ayah dan ibu yang solih dan solihat. Bukankah buah kelapa jatuhnya di bawah pohon kelapa juga…?

Sumber:  http://jisc.eramuslim.com/jendela_hati/display/480-anak-anak-ustadzah-yoyoh