Kuliah Hukum Kesehatan

103
KULIAH KULIAH HUKUM KESEHATAN HUKUM KESEHATAN oleh Sofwan Dahlan

description

Hukum kesehatan diatur dalam undang-undang kesehatan

Transcript of Kuliah Hukum Kesehatan

  • KULIAHHUKUM KESEHATAN

    olehSofwan Dahlan

  • PENDAHULUAN

    Agar masyarakat tertib & teratur diperlukan perangkat hukum yang mengatur seluruh sektor kehidupan; baik Ekuin, Polkam maupun Kesra.Masing-masing sektor tersebut diatas masih dapat dirinci lagi menjadi subsektor-subsektor.Salah satu subsektor terpenting adalah subsektor kesehatan, mengingat subsektor ini akan ikut menentukan keberhasilan sektor lainnya.Oleh sebab itu untuk subsektor ini perlu dibuat perangkat hukum yang akan menentukan pola kehidupan di subsektor tersebut.Perangkat hukum itu adalah Hukum Kesehatan (Health Law).

  • DEFINISI HUKUM KESEHATAN

    Van Der Mijn : Hukum kesehatan adalah hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan; meliputi penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara.

    Leenen :

    Hukum kesehatan adalah keseluruhan aktifitas juridis beserta peraturan hukum di bidang kesehatan serta studi limiahnya.

  • HUKUM KESEHATAN

    Ringkasnya, hukum kesehatan adalah seperangkat kaidah yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan upaya di bidang kesehatan, meliputi: kedokteran, keperawatan dan kebidanan, makanan dan obat-obatan, rumah sakit, lingkungan hidup, lingkungan kerja, dan lain-lain yang terkait dengan upaya kesehatan.

    HUKUM KEDOKTERAN

    Bagian dari hukum kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan amalan perobatan (law regulating the practice of medicine).

  • HUKUM KEPERAWATAN

    Bagian dari hukum kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan amalan keperawatan.

    Hukum Kesehatan tersebut terdiri atas:

    1. Hukum Tertulis (berupa peraturan perundang- undangan; mis UU Kesehatan, UU lain sertaperaturan pelak- sanaannya). 2. Hukum Tak Tertulis (berupa kebiasaan yang diterima dan sdh berlangsung dalam kurun waktu lama).

  • HAKEKAT HUKUM KESEHATAN

    Hukum Kesehatan (yang terdiri atas Hukum Kedokteran, Hukum Keperawatan dan lain sebagainya) pada hakekatnya merupakan kaidah yang berkaitan dengan aplikasi (penerapan) hukum administrasi negara, hukum perdata dan hukum pidana di lapangan kesehatan.

  • LATAR BELAKANG

    Perlunya dikembangkannya hukum kesehatan sebagai spesialisasi dari disiplin hukum menurut Leenen dilatarbelakangi oleh:

    1. Adanya kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran yang semakin memperlihatkan adanya bentuk intervensi terhadap integritas manusia. 2. Berubahnya dunia kedokteran menjadi semakin birokratis sehingga mengakibatkan hubungan personal menjadi semakin menurun.

    3. Semakin diterimanya gagasan mengenai hak asasi manusia (termasuk hak menentukan nasib sendiri) sebagai landasan bagi kebijakan hukum dan sosial.

  • MOTIF

    Motif pembentukan UU di Bidang Kesehatan menurut Van Der Mijn didorong oleh adanya kebutuhan akan:

    1. Pengaturan pemberian jasa keahlian. 2. Tingkat kualitas keahlian tenaga kesehatan. 3. Keterarahan. 4. Pengendalian biaya. 5. Kebebasan masyarakat menentukan kepentingan- nya serta identifikasi kewajiban pemerintah. 6. Perlindungan hukum bagi pasien. 7. Perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan. 8. Perlindungan hukum bagi pihak ketiga. 9. Perlindungan hukum bagi kepentingan umum.

  • RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup hukum kesehatan ditentukan oleh pengertian yuridis tentang sehat.

    UU Kesehatan mendefinisikan sehat sebagai kea-daan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dengan definisi yuridis seperti tersebut diatas maka ruang lingkup meliputi berbagai aspek, mis: a. Kesehatan masyarakat. b. Kesehatan keluarga. c. Kesehatan lingkungan. d. Kesehatan kerja.e. Kesehatan jiwa. f. Kedokteran.g. Keperawatan h. Dan lain-lain.

  • Hukum merupakan kaidah sosial yang diperlukan di dalam masyarakat untuk:

    1. Menciptakan kedamaian. 2. Menyelesaikan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. 3. Merekayasa masyarakat (Social engineering). FUNGSI HUKUMFUNGSI HUKUM KESEHATANFungsi umum adalah sama seperti fungsi hukum pada umumnya.Fungsi khusus atau spesifik adalah mengatur pola kehidupan di subsektor kesehatan.

  • SUMBER HUKUM KESEHATAN & KEDOKTERAN

    Sumber hukum kesehatan dan hukum kedokteran meliputi:

    1. Sumber hukum yang memiliki kekuatan mengikat (binding authority), meliputi:a. Peraturan perundang-undangan.b. Yurisprudensi. c. Traktat. d. Konvensi.

    2. Sumber hukum yang tidak mempunyai kekuatan mengikat (non-binding authority atau persuasive authority), antara lain:a. Doktrin.b. Konsensus dan lain-lain.

  • SUMBER HUKUM DI NEGARA-NEGARA COMMON LAW

    Negara Common Law adalah negara yang sumber hukumnya, selain Statute Law juga Common Law.

    Statute Law adalah produk perundang-undangan yg dihasilkan oleh lembaga legislatif.

    Common Law adalah produk perundang-undangan yg berasal dari putusan pengadilan atas kasus-kasus yang ditangani (disebut juga Case Law).

    Contoh common law adalah informed consent, yang berasal dari keputusan pengadilan atas kasus Schloendorf dengan hakim Benjamin Cardozo.Doktrinnya yang sangat terkenal, yaitu a man is the master of his own body.

  • UU KESEHATAN RINo. 23 Th. 1992

    olehSofwan Dahlan

  • LATAR BELAKANG

    Salah satu citacita bangsa Indonesia adalah melindungi segenap warga dari ancaman (termasuk ancaman penyakit) dan memajukan kesejahteraan.

    Dalam rangka itu perlu dilakukan pembangunan kesehatan yang meliputi semua segi kehidupan (baik fisik, mental maupun sosial ekonomi) dengan meletakkan peran pemerin-tah dan masyarakat yang sama besar dan sama penting.

    Meningkatnya taraf hidup masyarakat dewasa ini pasti akan mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan pemerataan yang mencakup tenaga, sarana dan prasarana; baik jumlah maupun mutunya.

    Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi upaya meningkatkan, mengarahkan dan memberikan landasan pembangunan di bidang kesehatan diperlukan perangkat hukum kesehatan yang dinamis agar dapat menjangkau dan mengantisipasi perkembangan.

  • SITUASI SEBELUM TH. 1992 :

    Diversifikasi UU, yaitu tersebar dimana-mana, a.l.:1. Di UU Pokok-Pokok Kesehatan.2. Di UU lainnya (UU Tenaga Kesehatan, UU Farmasi, UU Kesehatan Jiwa, dll).3. Ada ide unifikasi (disatukan menjadi UU Kesehatan).

    SITUASI PADA TH. 1992 :

    1. Unifikasi terlaksana (UU Kesehatan No. 23 th 1992). 2. Pemerintah hanya berhasil membuat 4 buah PP dari sekitar 29 PP yang diamanatkan oleh UU Kesehatan.

    SITUASI SESUDAH TH. 2004 :

    Diversifikasi kembali, yang ditandai oleh:a. Diberlakukannya UUPK Th. 2004 b. Direncanakannya UU Keperawatan, UURS dll.

  • TUJUAN UU KESEHATAN

    Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan utk hidup sehat bagi setiap orang agar dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

    ASAS UU KESEHATAN

    1. Asas prikemanusiaan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Asas manfaat.3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan.4. Asas adil dan merata. Asas perikemanusiaan dalam keseimbangan. Asas kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri.

  • HAK DAN KEWAJIBAN

    Setiap UU pasti mengatur hak dan kewajiban, baik dari sisi pemerintah maupun dari sisi warga negara.

    Hak setiap warga (Pasal 4 UU Kesehatan):

    Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

    Kewajiban setiap warga (Pasal 5 UU Kesehatan):

    Setiap orang berkewajiban ikut serta dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehat- an perseorangan, keluarga dan lingkungannya.

  • TUGAS & TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH

    1. Mengatur, membina dan mengawasi penyeleng- garaan upaya kesehatan.

    Menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau masyarakat.

    Menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial.

    4. Bertanggungjawab meningkatkan derajat keseha- tan masyarakat.

  • RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup hukum kesehatan ditentukan oleh pengertian yuridis tentang sehat.

    UU Kesehatan mendefinisikan sehat sebagai kea-daan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dengan definisi yuridis seperti tersebut diatas maka ruang lingkup meliputi berbagai aspek, mis: a. Kesehatan masyarakat. b. Kesehatan keluarga. c. Kesehatan lingkungan. d. Kesehatan kerja.e. Kesehatan jiwa. f. Kedokteran.g. Keperawatan h. Dan lain-lain.

  • UPAYA KESEHATAN

    Upaya kesehatan meliputi:

    1. Upaya promotif (meningkatkan kesehatan). 2. Upaya kuratif (menyembuhkan penyakit). 3. Upaya preventif (mencegah penyakit). 4. Upaya rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

    Upaya tsb diselenggarakan melalui kegiatan:

    1. Kesehatan keluarga. 2. Perbaikan gizi. 3. Pengamanan makanan dan minuman. 4. Kesehatan lingkungan. 5. Kesehatan kerja. 6. Kesehatan jiwa.

  • (Lanjutan)

    7. Pemberantasan penyakit. 8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 9. Penyuluhan kesehatan masyarakat. 10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. 11. Pengamanan zat adiktif. 12. Kesehatan sekolah. 13. Pengobatan tradisional. 14. Kesehatan matra.

  • KEBIJAKAN PENYEMBUHAN PENYAKIT

    UU Kesehatan menetapkan bahwa kebijakan pengobatan yg berlaku di Indonesia tidak menjadi monopoli oleh ilmu kedokteran moderen.

    Berdasarkan kebijakan tsb maka upaya pengobatan dapat dilakukan dengan:

    1. Menggunakan ilmu kedokteran / ilmu keperawat- an (kedokt. / keper. moderen) dengan syarat: a. memiliki kemampuan (sertifikat kompetensi). b. memiliki kewenangan (lisensi / surat ijin).

    2. Pengobatan tradisional (mengenai ini pemerintah berhak mengatur, mengawasi dan membina).

  • KEBIJAKAN KELUARGA BERENCANA

    UU Kesehatan menetapkan bahwa upaya keluarga berencana tidak lagi dipandang sebagai pelanggaran atau kejahatan sebagaimana dimaksud dlm KUHP.

    Berdasarkan kebijakan tsb maka upaya keluarga berencana dapat dilakukan melalui upaya pengatur-an kelahiran.

    Pengaturan kehamilan merupakan upaya untuk merencanakan jumlah ideal anak, jarak kelahiran dan usia ideal perkawinan, serta usia ideal untuk melahirkan.

    Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sbg upaya terakhir.

  • UPAYA KEHAMILAN DILUAR CARA ALAMI

    Syarat kehamilan diluar cara alami adalah sbb:

    1. Harus oleh pasangan suami isteri yang syah.

    Embrio harus berasal dari pembuahan ovum isteri dan sperma suami.

    Embrio tersebut diatas hanya boleh ditanamkan ke rahim isteri yang bersangkutan.

    4. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk itu.

    5. Tempat harus di sarana kesehatan tertentu.

  • KEBIJAKAN TENTANG ABORSI

    Aborsi dapat dilakukan dengan syarat:

    Ada indikasi medis utk menyelamatkan jiwa ibu. Harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang terdiri atas: a. tenaga medis.b. ahli agama.c. ahli hukum.d. psikolog. Dilakukan oleh dokter obsgin. Harus ada informed consent dari ibu hamil, atau suami (atau keluarga) bila ybs tidak sadar. Di sarana kesehatan yg memenuhi syarat dan telah ditunjuk oleh pemerintah.

  • TENAGA KESEHATAN

    Setiap orang yang mengabdikan diri didalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

    Tenaga kesehatan tersebut antara lain:1. Tenaga medis, yang terdiri atas:a. Dokter.b. Dokter gigi.c. Dokter spesialis.2. Tenaga keperawatan, yang terdiri dari:a. Perawat.b. Bidan.3. Tenaga farmasi, dll.

  • HAK TENAGA KESEHATAN

    Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindunganhukum dalam melaksanakan tugas sesuai profesinya.

    KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN

    Tenaga kesehatan wajib mematuhi standar profesi, yaitu batasan kemampuan (knowledge, skill dan pro-fessional attitude) minimal yang harus dikuasai.

    Setiap tenaga kesehatan wajib menghormati hak-hak pasien.

    Terhadap tenaga kesehatan yg melakukan kesalahanatau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenai tindakan disiplin (sanksi administratif) oleh MDTK (utk non-dokter) atau MKDKI (utk dokter).

  • SARANA KESEHATAN

    Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan upaya kesehatan.

    Sarana kesehatan meliputi:1. Balai pengobatan.2. Puskesmas.3. Rumah sakit umum & rumah sakit khusus.4. Praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis dan praktek dokter gigi spesialis.5. Praktek bidan, dll.

    Semua sarana kesehatan tersebut diatas harus memi-liki ijin agar dapat memberikan layanan kesehatan.

  • UU PRAKTIK KEDOKTERANNo. 29 Th. 2004

    olehSofwan Dahlan

  • IMPLIKASI UUPK TERHADAP DOKTER

    Harus punya Sertifikat Kompetensi dari kolegium.Harus punya STR (Lisensi atau Kewenangan) dari KKI.3. Harus menjaga kompetensinya dengan selalu mengikuti pendidikan berkelanjutan. 4. Harus memperbarui LISENSI yang habis masa berlakunya.5. Harus memiliki SIP jika ingin praktik (swasta perorangan). 6. Harus punya SIP utk kerja di RS.7. Dalam menjalankan praktik harus selalu: a. Memenuhi Standar Pelayanan yang berlaku. b. Menjalankan prosedur Informed Consent yang benar. c. Melaksanakan manajemen Rekam Medis yang rapi. d. Menjaga Rahasia Kedokteran yang benar. e. Menghormati semua Hak Pasien.

  • IMPLIKASI UUPK TERHADAP RUMAH SAKIT

    1. Hanya mempekerjakan dokter yang punya ijin.

    Menetapkan Clinical Privilege di RS sesuai kompetensi dokter.

    3. Memfasilitasi agar dokter selalu melaksanakan pelayanan standar pelayanan.

    4. Melaksanakan : a. Manajemen Informed Consent yang benar.b. Manajemen Rekam Medik yang baik dan rapi.c. Manajemen Rahasia Kedokteran yang tertib.d. Manajemen Kendali Mutu (Audit Medik dsbnya).

    5. Memfasilitasi terlaksananya semua Hak Pasien.

    6. Melakukan Tindakan Korektif thd dokter yang melanggar.

  • DEFINISI INFORMED CONSENT PERMENKES :

    Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

    Pernyataan oleh PASIEN, atau dalam keadaan tertentu oleh ORANG YANG BERHAK MEWAKILI PASIEN, yang isinya merupakan persetujuan kepada dokter untuk melakukan tindakan medik sesudah pasien atau orang yang berhak tersebut diberi informasi secukupnya mengenai tindakan medik yang akan dilakukan.DEFINISI LAIN : (oleh Sofwan Dahlan)

  • MAKNA KATA KEADAAN TERTENTU

    Yaitu keadaan dimana pasien belum dewasa (belum 21 th atau belum pernah nikah) atau tidak sehat akal.

    Dalam bahasa hukum, keadaan seperti itu dianggap belum dapat melakukan perbuatan hukum karena dinilai belum atau tidak cakap (onbekwaamheid).MAKNA KATA DIBERI INFORMASI SECUKUPNYA

    Yaitu pemberian informasi yang kualitas & kuantitasnya telah cukup bagi pasien (yang memang awam di bidang medis) untuk dijadikan dasar dalam menentukan sikapnya (decision); yaitu berupa CONSENT atau REFUSAL terhadap tindakan medik yang ditawarkan oleh dokter.

  • LATAR BELAKANG INFORMED CONSENT

    1. Tindakan medik penuh ketidakpastian (uncertainty) dan hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara matematik.

    2. Hampir semua tindakan medik memiliki risiko.

    3. Tindakan medik tertentu bahkan punya akibat ikutan yang tak menyenangkan pasien.

    4. Semua risiko (jika benar-benar terjadi) atau semua akibat ikutan (yang tak menyenangkan itu) akan dirasakan sendiri oleh pasien, bukan oleh orang lain.

    5. Risiko maupun akibat ikutan tersebut biasanya sulit atau bahkan mustahil untuk dapat dipulihkan kembali.

    6. Munculnya pola hidup konsumerisme yang mengandalkan pada prinsip He who pays the piper calls the tune (siapa membayar pengamen suling, dialah yang menentukan lagunya).

  • LANDASAN FILOSOFIS

    Doktrin A man is the master of his own body, yang bersumber pada Hak Azasi Manusia, yaitu the right to self determination (hak menentukan nasibnya sendiri).

    Berdasarkan doktrin tersebut maka tindakan apapun yang bersifat offensive touching terhadap tubuh seseorang (termasuk tindakan medik), harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari pemilik tubuh tersebut.

    Konsekuensinya, tindakan medik yang dilakukan tanpa persetujuan pasien secara filosofis dianggap melanggar hak, meskipun tujuannya baik dan demi kepentingan pasien.

  • LANDASAN ETIKA Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki agar dokter memperhatikan 4 hal, yaitu :

    1. Beneficence & non malfeasance (to do good, not harm).2. Justice (as a fairness or as distributive justice).3. Fidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap tanggung jawab yang diemban).4. Autonomy (menghormati hak pasien untuk membuat keputusan).

    Jadi informed consent bukan hanya merupakan masalah hukum belaka, tetapi juga masalah etika sebab sesuai dengan prinsip autonomy.

  • LANDASAN HUKUM

    1. UU Kesehatan Th. 1992, Psl 53. Dengan jelas dikatakan bahwa hak health care receiver antara lain :Hak atas informasi.Hak memberikan persetujuan tindakan medik.

    Jadi informed consent merupakan perwujudan dari kedua hak pasien tersebut.

    2. UU No. 29 Th. 2004 Tentang Praktik Kedokteran.

    3. Peraturan Pemerintah Tentang Tenaga Kesehatan. 4. Permenkes No. 585 tentang Persetujuan Tindakan Medik serta Surat Keputusan Dirjen Yanmed.

    Permenkes No. 1419 / Menkes / PER / 2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi.

  • TINDAKAN MEDIK YANG PERLU INFORMED CONSENT

    1. Major or minor invasive surgery.2. All procedures that involve more than slight risk of harm.3. All forms of radiological therapy.4. Electro-convulsive therapy.5. All experimental procedures.6. All procedures for which consent forms are required by statute or regulation.

    (Roach, Chernoff dan Esley, 2000)

  • TINDAKAN MEDIK YANG PERLU INFORMED CONSENT

    Major or minor invasive surgery that involves an entry into the bodily either through an incision or through one of the natural body opening.

    All procedures in which anesthesia is used, regardless of whether an entry into the bodily is involved.

    Nonsurgical procedures involving more than a slight risk of harm to the patient, or involving the risk of change in the patients body structure.

    Procedures involving the use of cobalt and X ray therapy.

    Electroshock therapy.

    Experimental therapy.

    7. All procedures that the medical staff determines require a specific explanation to the patient. (Mancini M.R, Gale A.T.)

  • INFORMED CONSENT MENURUT UUPK 1. Non-selective (untuk semua tindakan medik).

    Harus didahului penjelasan yang cukup sebagai landasan bagi pasien untuk mengambil keputusan.

    Dapat diberikan secara tertulis atau lisan (ucapan atau anggukan kepala).

    4. Untuk tindakan medik berisiko tinggi, persetujuan harus diberikan secara tertulis.

    5. Dalam keadaan emergensi tidak perlu informed consent, tttp ssdh sadar wajib diberitahu & diminta persetujuan.

    6. Ditandatangani oleh yang berhak.

    Tindakan medik berisiko tinggi adalah tindakan bedah atau tindakan invasif lainnya.

  • BAGAIMANA JIKA KONDISI PASIEN DALAM KEADAAN EMERGENSI ???

    APAKAH INFORMED CONSENT MASIH TETAP PERLU ???

    BAGAIMANA JIKA PASIEN TIDAK LAGI BISA DIAJAK KOMUNIKASI ???

  • ASPEK HUKUM GAWAT DARURAT

    Meliputi :1. DEFINISI GAWAT DARURAT.TANGGUNG JAWAB HUKUM TENAGA KESEHATAN.

    INFORMED CONSENT DALAM KEADAAN GAWAT DARURAT.

    4. SANKSI HUKUM BAGI TENAGA KESEHATAN.

  • PENGALAMAN AMERIKA

    Pada th 1968 tercatat 35 juta pasien mengunjungi Emergency Room UGD).Pada th 1984 melonjak menjadi 160 juta pasien yang mengunjungi Emergency Room.

    Anehnya dari pasien yang mengunjungi UGD hanya sekitar 5 % saja yang benar-benar dalam keadaan true emergency dan memer-lukan emergency care.

  • EMERGENCY ROOM BANYAK DISUKAI KARENA

    1. Semakin menurunnya jumlah dokter yang bersedia dipanggil ke rumah pasien.

    2. Emergency Room terbuka selama 24 jam.

    3. Di Emergency Room tersedia fasilitas lengkap.

    4. Emergency Room biasanya dikelola oleh tenaga terlatih (high skilled personnel).

    5. Pihak asuransi mau menanggung semua biaya yang dikeluarkan.

  • DEFINISI

    DIANGGAP EMERGENCY :Setiap kondisi yang menurut pendapat pasien, keluarganya atau orang-orang yang membawa pasien ke rumah sakit --------- bahwa pasien --------- memerlukan penanganan segera (requires immediate medical attention).

    TRUE EMERGENCY :Setiap kondisi klinis yang ditentukan memerlukan penanganan segera guna mence-gah kematian atau kecacatan. (American Hospital Association)

  • EMTALA

    (A). Suatu kondisi yang ditandai adanya gejala berat dan akut (meliputi rasa sakit yang sangat), yang jika tidak segera ditangani akan dapat mengakibatkan: ____________________________ (i) kesehatan pasien (termasuk wanita hamil atau bayi yang dikandungnya) mengalami bahaya serius, (ii) kerusakan organ atau tubuh yang serius; atau (iii) kegagalan organ atau bagian tubuh yang serius; atau

    (B). Suatu kondisi dari wanita hamil yang telah mengalami kontraksi, tetapi: (i). tidak memiliki waktu yang cukup untuk membawa wanita itu ke rumah sakit; atau (ii). transpotasi wanita itu ke rumah sakit dapat memba - hayakan bagi dirinya atau bayinya .

  • TANGGUNGJAWAB NAKES TERHADAP PENDERITA EMERGENSI

    Tenagan kesehatan diwajibkan oleh hukum untuk menolong pasien emergensi jika :

    1. Bentuk pertolongannya masih berada dalam konteks profesinya.

    2. Pasien berada dalam jarak dekat dengan nakes.

    3. Nakes mengetahui bahwa ada kebutuhan bantuan emergensi atau ada pasien dengan kondisi serius.

    4. Nakes dinilai layak memberikan bantuan serta memiliki peralatan yang mungkin diperlukan.

    (Gorton, 2000)

  • TANGGUNG JAWAB NAKES TERHADAP PENDERITA EMERGENSI

    1. Di luar RS : - melakukan Good Samaritan.

    2. Di Puskesmas : - melakukan Stabilisasi. - melakukan Transfer ke RS lain.

    3. Di RS dengan Initial Emergency Care : - melakukan Stabilisasi. - melakukan Transfer ke RS lain.

    4. Di RS dengan Definitive Emergency Care :

    - melakukan emergency treatment

    yang bersifat paripurna.

  • INFORMED CONSENTPADA PASIEN EMERGENSI

    1. Dalam keadaan emergensi, informed consent (jika masih mungkin) tetap penting, tetapi bukan prioritas. 2. Walaupun penting tetapi pelaksanaan informed consent tidak boleh menjadi penghambat ataupun penghalang bagi dilakukannya emergency care. 3. Permenkes no. 585 menyatakan bahwa dalam keadaan emergensi tidak diperlukan informed consent.4. Berbagai yurisprudensi di negara maju menunjukkan kesamaan prinsip, bahwa tindakan emergency care dapat dilakukan tanpa informed consent.5. Dlm kasus Mohidin (Sukabumi), hakim membenarkan tindakan dokter mencopot mata pasien yang sakit guna menyelamatkan mata yang sehat berdasarkan teori sympatico optalmia.

  • TINDAKAN EMERGENSI PADA PASIEN ANAK-ANAK TANPA INFORMED CONSENT ORTU

    Jika orangtua tak setuju, tindakan medik padaanak dapat dilakukan dengan syarat:

    1. Tindakan medik yg akan dilakukan harus berupa tindakan medik terapetik (bukan tinda-kan medik yang masih eksperimental).2. Tanpa tindakan medik tsb anak akan mati.3. Tindakan medik tersebut memberikan harapan atau peluang pada anak untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.

    (Goldstein, Freud dan Solnit)

  • SANKSI PIDANA

    Pasal 531 KUHP :

    Barangsiapa ketika menyaksikan bahwa ada orang dalam keadaan bahaya maut tidak memberi pertolongan yang dapat diberikan padanya tanpa selayaknya menimbulkan bahaya bagi dirinya atau orang lain, diancam, jika kemudian orang itu meninggal, dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak ..

    Pasal ini berlaku bg nakes sesuai kapasitas masing-masing!!

    Di Amerika berlaku Good Samaritan Law, yaituundang-undang yang memberikan immunitas (kekebalan) dari tuntutan hukum bila tenaga kesehatan melakukan kesalahan yang tak seberapa besar (bukan gross negligent).

  • BAGAIMANA JIKA TINDAKAN MEDIK PADA ANAK TAK DISETUJUI ORANG TUA

    Jika orang tua tidak setuju, tindakan medik pada anak dapat dilakukan dengan syarat:

    1. Tindakan medik yang hendak dilakukan dokter haruslah merupakan tindakan medik terapetik (bukan tindakan medik eksperimental).

    2. Tanpa tindakan medik terapetik tersebut anak akan mati.

    3. Tindakan medik tersebut memberikan harapan atau peluang pada anak untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.

    (Goldstein, Freud dan Solnit)

  • MATERI INFORMASI YANG HARUS DISAMPAIKAN

    1. Alasan perlunya tindakan medik (diagnosa penyakit).2. Sifat tindakan medik (eksperimen atau non eksperimen).3. Tujuan tindakan medik.4. Risiko tindakan medik.5. Akibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan.6. Ada tidaknya tindakan medik alternatif.7. Akibat yang bisa terjadi jika menolak tindakan medik.

    Informasi cukup lisan agar terjalin komunikasi dua arah,tetapi boleh ditambah / dilengkapi information sheets.

    Jika informasi tidak cukup atau tidak sama sekali maka berdasarkan teori domino, persetujuan tersebut tidak syah.

    Pada pasien dengan sindroma Dont tell me, doctor dapat dianggap setuju jika pasien tersebut kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan dokter.

  • KEWAJIBAN MEMBERIKAN INFORMASI

    1. Kewajiban memberikan informasi berada di tangan dokter yang hendak melakukan tindakan medik karena ia yang tahu persis kondisi pasien serta hal-hal yang berkaitan dengan tindakan medik yang akan dilakukan.

    2. Kewajiban tersebut amat riskan bila didelegasikan kepada dokter lain, perawat atau bidan; tetapi bila hal itu dilakukan dan terjadi kesalahan dalam memberikan informasi maka tanggungjawabnya tetap pada dokter yang melakukan tindakan medik.

    3. Di beberapa negara maju, tanggungjawab memberikan informasi merupakan tanggungjawab yang tidak boleh didelegasikan (non-delegable duty).

  • HAK MEMBERIKAN CONSENT

    1. Pasien dewasa dan sehat akal Pasien ybs.2. Pasien minor (anak-anak) Keluarga / walinya.3. Pasien tak sehat akal Keluarga / wali / kurator.4. Pasien nikah Pasien yang bersangkutan, kecuali untuk tindakan medik tertentu harus disertai persetujuan pasangannya (suami atau isterinya).

    Tindakan medik tertentu pada pasien nikah yang juga memerlukan persetujuan dari pasangannya ialah:

    1. Tindakan Medik yang punya pengaruh kepada pasien serta pasangannya sebagai satu kesatuan.2. Tindakan Medik tersebut bersifat non terapetik.3. Pengaruh dari Tindakan Medik tersebut irreversible.

    CONTOH: Sterilisasi KB, harus ada persetujuan suami. Sterilisasi terapetik (krn kanker), tak perlu.

  • CARA MEMBERIKAN CONSENT

    1. Secara terucap (oral consent).2. Secara tertulis (written consent).3. Secara tersirat (implied consent).

    Yang paling aman tentunya adalah written consent (meski tidak praktis) sebab ada dokumen tertulis yang tidak dapat dipungkiri oleh pasien.

    Jika diberikan secara terucap atau tersirat sebenarnya tidak ada masalah hukum, tetapi demi keamanannya perlu:1. Dibatasi hanya pada tindakan medik yang risikonya kecil.2. Perlu ada saksi (perawat) yang melihat proses pemberian informed consent untuk jaga-jaga bila dipungkiri nanti.3. Dicatat di dalam rekam medik bahwa pasien memberikan persetujuan secara terucap atau tersirat.

  • REDAKSI INFORMED CONSENT TERTULIS

    Setidak-tidaknya informed consent tertulis berisi:

    PENGAKUAN, oleh pasien atau orang yang berhak mewakili bahwa ia telah diberi penjelasan mengenai: a. Alasan perlunya tindakan medik. b. Sifat tindakan medik (eksperimen / non eksperimen). c. Tujuan tindakan medik. d. Risiko tindakan medik. e. Akibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan. f. Ada tidaknya tindakan medik alternatif. g. Akibat yg akan dialami jika menolak tindakan medik.

    2. PENGAKUAN, bahwa ia telah memahami informasi tsb.

    3. PERNYATAAN, bahwa ia MENYETUJUI tindakan medik.

  • HAKEKAT INFORMED CONSENT

    1. Bagi pasien, merupakan media untuk menentukan sikap atas tindakan medik yang mengandung risiko atau akibat ikutan yang bakal tidak menyenangkan pasien.2. Bagi dokter, merupakan sarana untuk memperoleh legitimasi (pengesahan) atas tindakan medik yang bersifat offensive touching.Merupakan syarat agar dokter bebas dari tanggung jawab hukum atas terjadinya risiko atau akibat ikutan saja (transfer of liability).4. Bukan merupakan sarana yang dapat membebaskan dokter dari tanggung jawab hukum atas terjadinya malpraktek, sebab masalah malpraktek merupakan masalah lain yg erat kaitannya dengan mutu tindakan medik yang tidak benar atau tidak sesuai standard of care.

  • MASALAH

    Persetujuan yang diberikan dengan tidak didahului informasi atau didahului informasi tetapi tidak cukup maka persetujuan tersebut dianggap tidak pernah ada (tidak syah demi hukum).

    Informasi diberikan sejelas-jelasnya, tetapi jika pada akhirnya pasien menolak memberikan persetujuannya berarti dokter telah gagal dalam melakukan komunikasi.

    Jadi keberhasilan mendapatkan informed consent amat ditentukan oleh kemampuan dokter dalam ber KOMUNIKASI

  • KESULITANNYA

    Proses mendapatkan informed consent memerlukan penjelasan detail dan waktu yang cukup.

    Communication skill dokter sangat beragam.

    Kesediaan dan kemampuan pasien dalam menyerap Informasi dan membuat keputusan berbeda-beda.

    Faktor kultur juga bisa menambah kesulitan.

  • GUIDELINE

    Informasi harus diberikan dalam bentuk dan carayang dapat membantu pasien untuk memahami masalahkesehatannya serta alternatif-alternatif terapi yangmungkin dapat diberikan.

    Dokter harus mengambil posisi sebagai pemberi advis.

    Tidak boleh ada paksaan-paksaan.

    Pasien harus diberi kebebasan untuk menyetujui atau tidak menyetujui tindakan medik yang dianjurkan dokter.

    Pasien perlu didorong untuk membuat keputusan.

    Dokter dan pasien harus bersikap jujur dan beriktikatbaik.

  • HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

    Dokter harus meluangkan waktu untuk menemui pasienguna memberikan penjelasan.

    Dokter tidak boleh tergesa-gesa dan harus memberikanwaktu yang cukup kepada pasien untuk membuat decision.

    Dokter harus memberikan kesempatan kepada pasienuntuk bertanya ataupun bahkan berkonsultasi lebih dulu dengan keluarga, teman atau penasehatnya.

    Dokter wajib membantu pasien dalam mencari secondopinion (jika hal itu dikehendaki) walaupun pendapat dari second opinion mungkin dapat menyulitkan.

    Dalam keadaan tertentu perlu dilakukan diskusi yang kemudian ditutup dengan mengajuka pertanyaan: Masih ada yang perlu ditanyakan lagi sebelum anda membuat keputusan final?

  • PROFESIDI BIDANG KESEHATAN

    olehSofwan Dahlan

  • APA PROFESI& APAKAHPROFESI SAMA DENGAN OKUPASI?

  • PROFESI Istilah profesi berasal dari : Bahasa Latin professio, yang berarti pernyataan atau janji. Bahasa Inggris to profess, yang berarti mengaku atau menyatakan.PROFESIONAL Orang yang dengan kebebasannya telah mengucapkan suatu janji kepada publik untuk melayani masyarakat yang menginginkan suatu kebaikan tertentu.Pengucapan janji tersebut dimaksudkan untuk memperoleh suatu kepercayaan (trust) dari masyarakat.PROFESSIONALISM Quality or typical features of a profession or professionals.

  • CIRI PROFESIProfesi berbeda dg okupasi karena cirinya:

    Charaka Samhita (S.M) : Knowledge. Cleverness. Devotion. Purity (physic and mind).

    Bernard Barber : Memiliki body of knowledge. Orientasi primernya untuk kepentingan masyarakat. Memiliki mekanisne self-control. Memiliki sistem reward.

  • Potter P, A. & Perry A, G. (2001) :

    1. Profesi memerlukan pendidikan berkelanjutan (extended education).

    2. Profesi memiliki cabang ilmu tersendiri (theoretical body of knowledge), yang akan membimbing kearah ketrampilan, kemampuan dan norma tertentu.

    3. Profesi memberikan pelayanan spesifik (specific service).

    4. Profesi memiliki kemandirian dalam membuat decision dan execution (autonomy).

    5. Profesi memiliki kode etik (a code of ethics for practice).

  • PROFESSIONALISM

    Praktek yang profesional memerlukan syarat:

    1. Knowledge. 2. Skill. 3. Attitude. Knowledge

    Skill Attitude Hard Competency (lebih mudah)

    Soft Competency (lebih sulit)

  • ETIKA PROFESI

    Dalam melaksanakan profesinya, wajib me- matuhi nilai moralitas yang berkaitan dengan:

    1. People who require medical care (tidak membedakan-bedakan orang yg membu- tuhkan pertolongannya) . 2. Client or patient (setelah terjadi hubungan). 3. Health care team (wajib mengingatkan bila ada anggota tim yg melakukan kesalahan). 4. Society (social context). 5. Profession (disiplin dlm menerapkan kaidah- kaidah yang berlaku di dunia kedokteran).

  • E T I K A

    Sistem penilaian prilaku dan keyakinan guna menentukan perbuatan yang pantas untukmenjamin adanya perlindungan terhadap hak-hak individu.

    Etika mencakup cara-cara pembuatan keputusanguna membantu membedakan yang baik dari yang buruk atau mengarahkan bagaimana yang seharusnya.

    Etika berlaku bagi individu-individe, kelompok-kelompok kecil atau masyarakat.

    Catalano, J, T.:

    1.2. 3.

  • Franz Magnis Suseno, SJ. : Etika merupakan filsafat yang merefleksikanajaran-ajaran moral.

    Etika mengandung pemikiran rasional, kritis, mendasar, sistematis dan normatif.

    Etika merupakan sarana guna memperoleh orientasi kritis sehubungan pelbagai masalahmoralitas yang membingungkan. 1.2.3.

  • Etika dalah cabang ilmu filsafat moral yang mencoba mencari jawaban untuk menentukan dan mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk sebagai suatu perangkat prinsip moral yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi tindakan manusia.Gene Bloker :

  • KODE ETIKMerupakan ketentuan tertulis (written list) yang memuat nilai-nilai dalam profesi, sekaligus sebagai standar berprilaku.

    Merupakan kerangka acuan dalam mengambil keputusan.

    Selalu dilakukan revisi secara periodik, disesuaikan dengan perkembangan masyarakat atau perkembangan profesi.

    Biasanya lebih luas, tetapi tidak pernah berbenturan dengan ketentuan hukum.

    Setiap anggota profesi bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai serta standar yang ada dalam kode etik.

    Kode etik tidak bersifat paksaan. (Catalano, JT, 1991)

  • BEDA ETIKA DAN HUKUM

    ETIKA HUKUMNorma otonom. Norma heteronom. Tujuan menjaga kewibawaan dan Menjamin kedamaian hidup integritas. bersama.Materi berupa kewajiban saja. Berupa hak & kewajiban secara seimbang. Merupakan aturan pribadi dan Aturan umum dan lebih luas.kesejawatan (kode etik).Cakupan berlakunya terbatas. Umum.Sanksi tidak mengikat dan tidak dapat Mengikat dan dapat dipaksakan.dipaksakan (sanksi moral); berupa kataatau isyarat dari ketidaksukaan sosial,ketidaksetujuan atau pengucilan.Akibat sanksi berupa pencemaran Pidana: ultimum remediumnama baik. Perdata: pemulihan hak.

  • Pada hakekatnya hukum dan etika beranjak dari landasan yang sama, yaitu moral. Apa yang pada umumnya dinilai baik atau buruk oleh etika juga dirasakan demikian oleh hukum.

    Hanya saja bidang hukum tidak mencakup hal-hal kecil dan sepele, yang bagi hukum kurang relevan untuk dicampuri. Pelanggaran terhadap norma etik yang kecil dan ringan dianggap belum mengganggu atau membahayakan ketertiban umum sehingga belum perlu diatur dan diberi sangsi hukum sebab masyarakat sendiri dinilai masih sanggup mengendalikanya tanpa menimbulkan gejolak yang berarti.

    Tetapi aliran legalisme menghendaki agar sikap-tindak etik diikuti oleh peraturan hukum dimana kewajiban-kewajiban dan hak-hak ditentukan.

    Tujuan dari aliran ini adalah legalisasi moral dan moralisasi hukum, namun banyak ditentang karena dinilai membaurkan pengertian menge- nai fungsi hukum dan fungsi moral.

  • Hukum muncul karena adanya pertentangan (misalnya karena kepentingan yang saling bertenturan) dan hukum diperlukan karena ia merupakan mekanisme sosial untuk memecahkan masalahnya.

    Sedangkan etika muncul akibat adanya pemikiran masalah-masalah yang sifatnya lebih luas dan lebih mendalam, misalnya tentang manusia dan hubungannya dengan sesamanya.

    Secara umum hukum dan etik punya tujuan yang sama, yaitu ketertiban di dalam masyarakat. Secara khusus hukum dan etik berbeda dilihat dari sifat dan tujuan khususnya, tolok ukur, akibat, sanksi dan ruang lingkupnya.Moral dan etik menghendaki agar orang menggunakan hati nuraninya untuk selalu melakukan yang baik dan yang benar serta menghindari tindakan yang tidak baik dan yang salah.

    Sedangkan etika profesi yang merupakan etika terapan menghendaki agar kelompok profesional mengaplikan ajaran moral dan etik guna menjaga mutu, harkat dan martabat profesinya serta harkat dan martabat manusia.

    Sementara itu hukum mengatur etik secara garis besar yang berlaku umum dalam kehidupan masyarakat dan bertujuan menciptakan kedamaian dan ketertiban.

  • PROBLEM HUKUM

    Sering bertentangan dengan nilai fundamental. 2. Penyelesaian menggunakan jalur hukum memiliki banyak kelemahan, yakni: - Membutuhkan waktu lama.- Memerlukan biaya yang tidak sedikit. - Bentuk penyelesaiannya sangat kaku dan menyakitkan salah satu atau bahkan kedua belah pihak. PROBLEM ETIKA

    Sifatnya yg umum & abstrak menimbulkan problem aplikasi, konsistensi & questionable morality. 2. Penyelesaian lewat jalur ini tidak memiliki daya paksa.

  • ASPEK HUKUMKEPERAWATANolehSofwan Dahlan

  • AMALAN KEPERAWATAN

    Upaya membantu individu, yang sakit maupun yang sehat, dengan cara melakukan tindakan yang dapat menunjang kesehatan ataupun kesembuhan pasien (termasuk membimbing menuju kematian -nya dengan tenang).

    Upaya tersebut semestinya dapat dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat jika seandainya pasien memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk itu. (Henderson, 1980)

  • FAGIN

    Keperawatan didefinisikan sebagai upaya promosi dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan selama periode akut dari suatu penyakit, rehabilisasi serta restorasi kesehatan.

    FLORENCE NIGHTINGALE

    Keperawatan adalah upaya menempatkan pasien ke suatu kondisi terbaik sebagaimana layaknya.

  • DEFINISI KONTEMPORER

    Keperawatan merupakan seni (art) dan ilmu (science) yang berhubungan dengan pasien dari aspek yang menyeluruh (meliputi jasmani, jiwa, dan semangatnya) dengan tujuan meningkatkan semangat, mental serta kesehatan jasmani dengan cara memberikan edukasi dan contoh yang lebih ditekankan pada pendidikan dan pemeliharaan kesehatan serta memberikan bantuan kepada yang sedang menderita sakit, termasuk memperhatikan lingkungannya (sosial, spiritual dan jasmani) dan memberikan layanan kesehatan kepada individu, keluarga dan komunitasnya.

  • APAKAHPERAWAT MERUPAKAN OKUPASI ATAUKAH PROFESI?

  • PROFESIProfesi merupakan istilah yang pada awalnya digunakan oleh pengikut-pengikut Pytagoras, berasal dari:1. Bahasa Latin, yaitu professio.2. Bahasa Inggris, yaitu to profess. Keduanya memiliki arti sama, yaitu berjanji / menyatakan.PROFESIONALSeseorang yang dengan kebebasannya telah mengucapkan janji kepada publik bahwa dirinya akan melayani masyara- kat yang menginginkan suatu kebaikan tertentu. Pengucapan janji ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu kepercayaan (public trust) yang waktu itu mulai memudar.PROFESSIONALISMQuality or typical features of a profession or professionals(knowledge, skill, and attitude).

  • PROFESSIONALISM

    Quality or typical features of a profession or professionals (knowledge, skill, and attitude).

    Praktek yang profesional perlu 3 syarat:

    1. Knowledge. 2. Skill. 3. Attitude.

    KnowledgeSkill

    Attitude Hard Competency Soft Competency

  • KOMPETENSI

    Maknanya : The condition of being capable (syarat agar kapabel). The capacity to perform task or role (kemampuan untuk melaksanakan tugas atau peran).

    Aspek kompetensi yang harus perawat kuasai: 1. Knowledge (ilmu keperawatan). 2. Skill (ketrampilan melakukan amalan keperawatan). 3. Judgment (membuat keputusan/kebijakan keperwtn). 4. Humanistic quality (bertindak secara manusiawi). 5. Communication skill (ketrampilan komunikasi).

    Dengan menguasai aspek kompetensi tsb diharapkan mampu melaksanakan tugas (task) & peran (role) sebagai: Expert. Professional. Communicator. Health advocate. Scholar. Collaborator. Manager.

  • PERAN PERAWAT

    Perawat mengemban peran simultan, yakni sbg:Pemberi layanan langsung (direct care provider).Pembuat keputusan klinik (clinical decision maker).Pengamat yang membantu pasien serta keluarga (client and family advocate reseacher). 4. Pendidik (educator) agar pasien memahami dan mampu memelihara kesehatannya.

  • SIKAP PERAWAT

    1. Rasa hormat kepada pasien, orang tua dan keluarganya.2. Memiliki sikap keterbukaan dan tidak memihak. Selalu melakukan introspeksi diri. Melaksanakan tanggungjawabnya secara profesional. Menghormati hak-hak pasien, antara lain : Hak memperoleh layanan kesehatan sesuai standar. Hak atas informasi tentang kesehatannya. Hak untuk menyetujui atau tidak menyetujui tin - dakan medik / keperawatan. Hak atas rahasia medik serta hak melepaskan sifat kerahasiaan mediknya. DLL.

  • HAK-HAK PASIEN DI RS

    1. Hak-hak yang berkaitan dengan peraturan rumah sakit:

    a. Mengakses serta mengetahui Peraturan RS yang berkaitan dengan kepentingan pasien.

    b. Untuk tidak diberlakukannya perubahan peraturan, termasuk perubahan tarif, yang ditetapkan pada saat pasien tengah berada dalam masa perawatan.

  • 2. Hak-hak yang berkaitan dengan layanan kesehatan:a. Memilih dokter yang jenis keahlian dan kom- petensinya dinilai mampu menangani pasien.

    b. Mengetahui identitas, status profesional serta kualifikasi dokter.

    c.Mengganti dokter manakala mulai ragu atau kehilangan kepercayaan terhadapnya.

    d.Mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar tanpa membedakan status sosial, umur, jenis kelamin, ras, suku, agama, golongan dan politik.

    e.Diberitahu keterbatasan RS (akibat keterbatasan fasilitas, tenaga medik, tenaga perawat maupun teknis penunjang).

  • 6. Hak-hak yg berkaitan dg layanan non-medik:

    a. Memilih jenis kelas perawatan sesuai keinginan dan kemampuannya.

    b. Mendapatkan layanan non-medik yg manusiawi.

    c. Mendapatkan kenyamanan, keamanan, kesela- matan dari gangguan/ancaman selama dirawat.

    d. Mendapatkan surat keterangan dokter untuk berbagai macam kepentingan.

    e. Menjalankan ibadah sesuai agama atau keperca- yaan yang dianut selama tidak mengganggu ketenangan pasien lainnya.

  • 7. Hak-hak yg berkaitan dg rahasia kedokteran:

    a. Dilindungi kerahasiaan mediknya.

    b. Melepaskan sifat kerahasiaan mediknya.

    c. Mengijinkan atau tidak mengijinkan pihak ketiga tertentu untuk mengakses atau mepero- leh informasi yang bersifat rahasia.8. Hak-hak yg berkaitan dg kehadiran orang lain:

    a. Bertemu rohaniawan guna mendapatkan.

    b. Mengijinkan kunjungan orang yg dikehendaki. c. Menolak kunjungan orang yg tak dikehendaki. d. Didampingi keluarga selama dalam kondisi kritis.

  • TANGGUNGJAWAB PERAWAT DI RS

    Tanggungjawab perawat rumah sakit di negara maju adalah sebagai berikut:

    1. Caring : Perawat bertanggungjawab secara mandiri terhadap decision dan execution yang dibuat.

    2. Technical nursing : Perawat hanya bertanggungjawab terhadap execution dari decision yang dibuat dokter.3. Delegated medical activities : Perawat tidak bertanggungjawab terhadap decision maupun execution yang dibuat dlm rangka melaksanakan delegasi.

  • TECHNICAL NURSING

    Aktifitas yang dilakukan atas perintah lisan Dr.

    Aktifitas yang dilakukan atas perintah tertulis Dr.

    Aktifitas yang dilakukan berdasarkan aturan atau pedoman yang telah ditentukan.

    Aktifitas yang dilakukan dengan syarat ada Dr di rumah sakit atau bagian dan dapat hadir segera.

    Aktifitas yang dilakukan di tempat-tempat tertentu.

    Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan tanpa persyaratan khusus.

  • PUBLIKASI WHO

    In clinics and health centres in communities which have few doctors, nurses diagnose and treat common illnesses, prescribe and dispense medications and even perform minor surgery.(Di klinik-klinik atau pusat-pusat kesehatan di masyarakat yang hanya memiliki beberapa dokter maka perawat dapat mendiagnosis dan mengobati penyakit-penyakit lazim, memberi- kan dan menyediakan obat-obatan dan bahkan melakukan operasi kecil).

  • PRAKTEK PERAWAT MANDIRI

    Diatur oleh :1.UU Kesehatan.2. PP Tentang Tenaga Kesehatan.3. Kepmenkes Tentang Perawat.4. Kepmenkes Tentang Registrasi dan Praktek Perawat.

  • INTI PENGATURAN PERAWATPerawat boleh praktek mandiri dengan syarat : 1. Memiliki tempat praktek yang layak. 2. Memiliki peralatan yang dibutuhkan. 3. Memiliki SIP yang masih berlaku. 4. Memiliki SIPP di tempat praktek mandiri. 5. Mencantumkan ijin praktek di ruang praktek. 6. Tidak boleh memasang papan nama? 7. Kewenangan perawat melakukan tindakan medis hanya dibatasi pd tindakan emergensi.

  • KEWENANGAN PERAWAT1. Melaksanakan asuhan keperawatan, meliputi: a. Pengkajian. b. Penetapan diagnosa keperawatan. c. Perencanaan. d. Melaksanankan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

    2. Tindakan keperawatan meliputi: a. Intervensi keperawatan. b. Observasi keperawatan. c. Pendidikan dan konseling kesehatan.

    3. Pelaksanaannya harus sesuai standar asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi.

    4. Pelayanan medik hanya dapat dilakukan atas dasar permintaan tertulis dari dokter.

  • KEWAJIBAN PERAWAT1. Menghormati hak pasien.

    2. Merujuk kasus yang tak dapat ditangani.

    3. Menyimpan rahasia pasien.

    4. Memberikan informasi.

    5. Meminta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan.

    6. Melakukan catatan keperawatan yang baik.

  • HAL-HAL PENTING

    1. Dalam melakukan praktik harus sesuai kewenangan. 2. Harus ikut membantu program pemerintah.

    3. Harus senantiasa meningkatkan mutu layanan profesi dengan mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan.

    4. Dalam keadaan darurat berwenang melakukan tindakan penyelamatan jiwa di luar kewenangannya.

    5. Dalam ruang praktik perorangan hrs mencantumkan SIPP.

    6. Dilarang memasang papan paraktik perorangan.

    7. Perawat yg punya SIPP dpt melakukan kunjungan rumah dengan membawa perlengkapan sesuai kebutuhan.

    8. Sarana praktik harus:a. tempat memenuhi syarat kesehatan.b. memiliki perlengkapan asuhan keperawatan.c. memiliki perlengkapan administrasi.

  • KESIMPULANBERKAITAN KEWENANGAN PERAWATBerdasarkan peraturan yang ada maka perawat:

    1. Tidak dibenarkan melakukan tindakan medik secara mandiri, kecuali :a. Atas perintah tertulis dari dokter.

    b. Dalam rangka penyelamatan jiwa karena pasien berada dalam keadaan emergensi.

    2. Tidak termasuk dalam jalur distribusi obat.

  • KETENTUAN PIDANA

    Dipidana paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 100 JUTA rupiah bila melakukan praktik tanpa keahlian dan kewenangan.

    Dipidana paling banyak Rp 10 juta bila:

    1. Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin. 2. Melakukan upaya kesehatan tanpa adaptasi. 3. Melakukan upaya kesehatan yang tidak sesuai standar. 4. Tidak melaksanakan kewajiban yang seharusnya, yaitu: a. menghormati hak pasien. b. menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien. c. memberi informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilakukan. d. membuat dan memelihara rekam medik.

    UU KESEHATAN PP. TENTANG TENAGA KESEHATAN

  • dokterperawat Tindakanmedik(medical care)Asuhankeperawatan(nursing care)dikotomi perawat dan dokter

  • dokter bidanDAERAH OVERLAPING(bidan boleh melakukan secara mandiri) Tindakanmedik(medical care)Asuhankebidanan(nurse midewifery care)