KULIAH 20 NEUROOPHTHALMOLOGY

NEURONEUROOPHTHALMOLOGYOPHTHALMOLOGY

ARMANTO SIDOHUTOMOARMANTO SIDOHUTOMOFAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMAUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMASURABAYASURABAYA

PENDAHULUANPENDAHULUAN

HUBUNGAN MATA – OTAK SANGAT HUBUNGAN MATA – OTAK SANGAT ERATERAT

MEMBERI PETUNJUK DIAGNOSIS MEMBERI PETUNJUK DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM SARAF PUSATGANGGUAN SISTEM SARAF PUSAT

SOP SERING MENGAKIBATKAN GGG SOP SERING MENGAKIBATKAN GGG PENGLIHATAN AKB KERUSAKAN ATAU PENGLIHATAN AKB KERUSAKAN ATAU PENEKANANPENEKANAN

SYARAF 3,4,5,6 DAN 7 JUGA SYARAF 3,4,5,6 DAN 7 JUGA BERHUBUNGANBERHUBUNGAN

JALUR VISUAL SENSORIKJALUR VISUAL SENSORIK

SINAR DIDETEKSI SEL BATANG & KERUCUT SINAR DIDETEKSI SEL BATANG & KERUCUT DI RETINADI RETINA

SINAPSIS DGN SEL BIPOLAR, LANJUT SINAPSIS DGN SEL BIPOLAR, LANJUT GANGLION RETINAGANGLION RETINA

AKSON SEL GANGLION TDD LAPISAN AKSON SEL GANGLION TDD LAPISAN SERABUT YG MENYATU MJD SYARAF OPTIKSERABUT YG MENYATU MJD SYARAF OPTIK

KELUAR DALRI BLKG BOLA MATA, BERJALAN KELUAR DALRI BLKG BOLA MATA, BERJALAN KEARAH POSTERIOR MASUK RONGGA KEARAH POSTERIOR MASUK RONGGA KRANIUM MLL KANALIS OPTIKUSKRANIUM MLL KANALIS OPTIKUS

JALUR VISUAL OPTIKJALUR VISUAL OPTIK

DI INTRAKRANIAL KEDUA SYARAF DI INTRAKRANIAL KEDUA SYARAF BERSATU MEMBENTUK KIASMA OPTIKBERSATU MEMBENTUK KIASMA OPTIK

PADA KIASMA, SERABUT NASAL PADA KIASMA, SERABUT NASAL BERSILANGAN DAN BERSATU DGN BERSILANGAN DAN BERSATU DGN SERABUT SYARAF TEMPORAL YG SERABUT SYARAF TEMPORAL YG TIDAK BERSILANGAN DARI MATA TIDAK BERSILANGAN DARI MATA BERLAWANAN MEMBENTUK TRAKTUS BERLAWANAN MEMBENTUK TRAKTUS OPTIKUSOPTIKUS

JALUR VISUAL OPTIKJALUR VISUAL OPTIK

SERABUT MENERIMA IMPULS ½ KANAN LAP. SERABUT MENERIMA IMPULS ½ KANAN LAP. PANDANG, MEMBTK TRAKTUS KIRI, PANDANG, MEMBTK TRAKTUS KIRI, PROYEKSI HEMISFERE KIRIPROYEKSI HEMISFERE KIRI

½ BAG KIRI LAP. PANDANG KE HEMISFER ½ BAG KIRI LAP. PANDANG KE HEMISFER SEREBRAL KANANSEREBRAL KANAN

TRAKTUS OPTIK MENITARI PEDUNKULA TRAKTUS OPTIK MENITARI PEDUNKULA SEREBRI KE NUKLEUS GENIKULATA SEREBRI KE NUKLEUS GENIKULATA LATERALLATERAL

20% MELAYANI FUNGSI PUPIL20% MELAYANI FUNGSI PUPIL

JALUR VISUAL SENSORIKJALUR VISUAL SENSORIK

SERABUT MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT SERABUT MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT DIDEPAN NUKLEUS & BERJALAN MELALUI DIDEPAN NUKLEUS & BERJALAN MELALUI BRAKIUM KOLIKULUS SUP KE OTAK BRAKIUM KOLIKULUS SUP KE OTAK TENGAHTENGAH

SERABUT SISA BERSINAPSIS DI NUKLEUS SERABUT SISA BERSINAPSIS DI NUKLEUS GENIKULATA LATERALGENIKULATA LATERAL

BADAN SEL MENANJAK LE TRAKTUS BADAN SEL MENANJAK LE TRAKTUS GENIKULOKALKARINA, BERJALAN SISI GENIKULOKALKARINA, BERJALAN SISI POSTERIOR KAPSULA INTERNA LOBUS POSTERIOR KAPSULA INTERNA LOBUS TEMPORAL DAN PARIETAL KEKORTEKS TEMPORAL DAN PARIETAL KEKORTEKS OKSIPITALOKSIPITAL

ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI LESI PADA JALUR LINTAS VISUALLESI PADA JALUR LINTAS VISUAL

LESI ANTERIOR KIASMA, DEFEK LESI ANTERIOR KIASMA, DEFEK LAPANG UNILATERALLAPANG UNILATERAL

POSTERIOR KIASMA, DEFEK POSTERIOR KIASMA, DEFEK HOMONIM KONTRALATERALHOMONIM KONTRALATERAL

KELAINAN BISA KONGRUEN (UKURAN, KELAINAN BISA KONGRUEN (UKURAN, BENTUK DAN LOKASI SAMA) ATAU BENTUK DAN LOKASI SAMA) ATAU INKONGRUENINKONGRUEN

LESI KIASMA, DEFEK BITEMPORALLESI KIASMA, DEFEK BITEMPORAL

DEFEK LAPANG PANDANG DEFEK LAPANG PANDANG MENUNJUKKAN PENYEBARAN YG MENUNJUKKAN PENYEBARAN YG AKTIF BILA ADA AREA SKOTOMA AKTIF BILA ADA AREA SKOTOMA RELATIFRELATIF

LESI REGIO OKSIPITAL, DEFEK LESI REGIO OKSIPITAL, DEFEK IDENTIK PADA SETIAP LAPANG IDENTIK PADA SETIAP LAPANG PANDANGPANDANG

LESI TRAKTUS OPTIKUS, DEFEK LESI TRAKTUS OPTIKUS, DEFEK LAPANG PANDANG HOMONIM YG LAPANG PANDANG HOMONIM YG INKONGRUENINKONGRUEN

ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI LESI PADA JALUR LINTAS VISUALLESI PADA JALUR LINTAS VISUAL

SARAF OPTIKSARAF OPTIK

BATANG DENGAN 1,1 JUTA AKSONBATANG DENGAN 1,1 JUTA AKSON1MM SEBELAH BAWAH, 3MM SEBELAH 1MM SEBELAH BAWAH, 3MM SEBELAH

NASAL POLUS POSTERIORNASAL POLUS POSTERIORPANJANG ORBITA 25-30MMPANJANG ORBITA 25-30MMBAGIAN INTRAKANALIKULAR 4-9BAGIAN INTRAKANALIKULAR 4-9 INTRAKRANIAL 10MMINTRAKRANIAL 10MMDIAMETER 1,5MM INTRAOKULER, DIAMETER 1,5MM INTRAOKULER,

MENJADI 3MM INTRA ORBITAMENJADI 3MM INTRA ORBITA

SELUBUNG SARAF OPTIKSELUBUNG SARAF OPTIK

KELANJUTAN MENINGENKELANJUTAN MENINGENPIAMATER MELEKAT LONGGARPIAMATER MELEKAT LONGGARARAKHNOID MELEKAT DI UJUNG ARAKHNOID MELEKAT DI UJUNG

KANAL OPTIK INTRAKRANIALKANAL OPTIK INTRAKRANIALDURA MATER MEMBATASI DURA MATER MEMBATASI

PERMUKAAN RONGGA KRANIALPERMUKAAN RONGGA KRANIAL

PENYAKIT SARAF OPTIKPENYAKIT SARAF OPTIK

A.A. NEURITIS OPTIK IDIOPATIKNEURITIS OPTIK IDIOPATIK

B.B. PENYAKIT2 DEMIELINISASIPENYAKIT2 DEMIELINISASI1.1. SKLEROSIS MULTIPELSKLEROSIS MULTIPEL

2.2. SINDROM LAIN (Devic)SINDROM LAIN (Devic)

C.C. INFEKSI VIRUSINFEKSI VIRUS1.1. NEURITIS OPTIK PASCA INFEKSI VIRUSNEURITIS OPTIK PASCA INFEKSI VIRUS

2.2. ENSEFALOMIELITIS PASCA INFEKSIENSEFALOMIELITIS PASCA INFEKSI

3.3. POLIRADIKULONEURONITISPOLIRADIKULONEURONITIS

4.4. MONONUKLEOSIS INFEKSIOSAMONONUKLEOSIS INFEKSIOSA

5.5. HERPES ZOSTERHERPES ZOSTER

D. EKSTENSI LOKAL PENYAKIT YANG D. EKSTENSI LOKAL PENYAKIT YANG MERADANGMERADANG

1. SINUSITIS1. SINUSITIS

2. INTRAKRANIAL (MENINGITIS, 2. INTRAKRANIAL (MENINGITIS, ENSAFALITIS)ENSAFALITIS)

3. SELULITIS ORBITA3. SELULITIS ORBITA

4. INTRAOKULAR-KORIORETINITIS, 4. INTRAOKULAR-KORIORETINITIS, ENDOFTALMITIS, IRIDOSIKLITISENDOFTALMITIS, IRIDOSIKLITIS


E. INFEKSI SISTEMIK DAN RADANGE. INFEKSI SISTEMIK DAN RADANG

1. SIFILIS1. SIFILIS

2. TUBERKULOSIS2. TUBERKULOSIS

3. KRIPTOKOKOSIS3. KRIPTOKOKOSIS

4. KOKSIDIODOMIKOSIS4. KOKSIDIODOMIKOSIS

5. ENDOKARDITIS INFEKTIF5. ENDOKARDITIS INFEKTIF

6. SARKOIDOSIS6. SARKOIDOSIS


F. NUTRISIONAL & METABOLIKF. NUTRISIONAL & METABOLIK1. DIABETES MELITUS1. DIABETES MELITUS2. DISTIROIDISME2. DISTIROIDISME3. DEFISIENSI VITAMIN3. DEFISIENSI VITAMIN

G. TOKSIKG. TOKSIK1. AMBLIOPIA – TEMBAKAU, ALKOHOL1. AMBLIOPIA – TEMBAKAU, ALKOHOL2. LOGAM BERAT – ARSENIK, TIMAH2. LOGAM BERAT – ARSENIK, TIMAH3. OBAT-OBATAN – ETHAMBUTOL, DLL 3. OBAT-OBATAN – ETHAMBUTOL, DLL


H. ATROFI OPTIK HEREDITERH. ATROFI OPTIK HEREDITER1.PENYAKIT LEBER1.PENYAKIT LEBER2. ATROFI OPTIK DOMINAN2. ATROFI OPTIK DOMINAN3. ATROFI OPTIK RESESIF3. ATROFI OPTIK RESESIF4. SINDROM BEHR4. SINDROM BEHR

I. PENYAKIT VASKULERI. PENYAKIT VASKULER1. ARTERITIS KRANIALIS1. ARTERITIS KRANIALIS2. ARTERIOSKLEROSIS2. ARTERIOSKLEROSIS3. POLIARTERITIS NODOSA3. POLIARTERITIS NODOSA4. PENYAKIT TAKAYASU4. PENYAKIT TAKAYASU


J. NEOPLASTIKJ. NEOPLASTIK

1. INFILTRASI LANGSUNG KE SARAF 1. INFILTRASI LANGSUNG KE SARAF OPTIK, LEUKEMI DAN MALIGNAOPTIK, LEUKEMI DAN MALIGNA

2. NEUROPATI KOMPRESIF2. NEUROPATI KOMPRESIF

3. SINDROM PARANEOPLASTIK3. SINDROM PARANEOPLASTIK

K. CEDERAK. CEDERA

L. NEUROPATI RADIASIL. NEUROPATI RADIASI


NEURITIS OPTIKNEURITIS OPTIK

ISTILAH YANG MENUNJUKKAN ISTILAH YANG MENUNJUKKAN PERADANGAN, DEGENERASI ATAU PERADANGAN, DEGENERASI ATAU DEMIELINISASI SARAF OPTIKDEMIELINISASI SARAF OPTIK

KELUHAN UTAMA HILANGNYA DAYA KELUHAN UTAMA HILANGNYA DAYA PENGLIHATANPENGLIHATAN

NEURITIS RETROBULBER, PENDERITA NEURITIS RETROBULBER, PENDERITA TIDAK MELIHAT APA2, DOKTER TIDAK TIDAK MELIHAT APA2, DOKTER TIDAK MELIHAT APA2MELIHAT APA2

BERSIFAT SEMENTARABERSIFAT SEMENTARA

DIAGNOSIS BANDING NEURITIS DIAGNOSIS BANDING NEURITIS OPTIKOPTIK

PAPIL EDEMPAPIL EDEM

PENGOBATAN : PADA PENYEBABNYAPENGOBATAN : PADA PENYEBABNYAKORTIKOSTEROID SISTEMIK BELUM KORTIKOSTEROID SISTEMIK BELUM

TERBUKTI MANFAATNYA PADA TERBUKTI MANFAATNYA PADA PERSISTEN NEURITIS OPTIKPERSISTEN NEURITIS OPTIK

ATROFI SARAF OPTIKATROFI SARAF OPTIK

A.A. VASKULARVASKULAR

B.B. DEGENERATIFDEGENERATIF

C.C. SEKUNDER KARENA PAPILEDEMASEKUNDER KARENA PAPILEDEMA

D.D. SEKUNDER KARENA NEURITIS OPTIKSEKUNDER KARENA NEURITIS OPTIK

E.E. TEKANAN PADA SARAF OPTIKTEKANAN PADA SARAF OPTIK

F.F. TOKSIKTOKSIK

G.G. METABOLIKMETABOLIK

H.H. TRAUMATIKTRAUMATIK

I.I. GLAUKOMAGLAUKOMA

KIASMA OPTIKKIASMA OPTIK

TERLETAK KIRA2 DIDEKAT PUNCAK TERLETAK KIRA2 DIDEKAT PUNCAK DIAFRAGMA SELA TURSIKADIAFRAGMA SELA TURSIKA

TERBENTUK DARI PERPOTONGAN 2 SARAF TERBENTUK DARI PERPOTONGAN 2 SARAF OPTIK DAN PERSILANGAN SERABUT2 OPTIK DAN PERSILANGAN SERABUT2 NASAL KE TRAKTUS OPTIK SISI SATUNYANASAL KE TRAKTUS OPTIK SISI SATUNYA

KERUSAKAN KIASMA = DEFEK HEMIANOPIA KERUSAKAN KIASMA = DEFEK HEMIANOPIA BITEMPORAL, KHAS, TIDAK SEMPURNA DAN BITEMPORAL, KHAS, TIDAK SEMPURNA DAN TIDAK SIMETRISTIDAK SIMETRIS

TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL JUGA TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL JUGA TURUNTURUN

JALUR LINTAS VISUAL JALUR LINTAS VISUAL RETROKIASMALRETROKIASMAL

TRAKTUS OPTIK BERMULA PADA TRAKTUS OPTIK BERMULA PADA SUDUT POSTEROLATERAL KIASMASUDUT POSTEROLATERAL KIASMA

SERABUT PUPIL AFEREN SERABUT PUPIL AFEREN MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT DIDEPAN NUKLEUS, MEMBENTUK DIDEPAN NUKLEUS, MEMBENTUK TRAKTUS GENIKULOKALKARINATRAKTUS GENIKULOKALKARINA

TRAKTUS MELINTASI KAPSUL TRAKTUS MELINTASI KAPSUL INTERNA, MENYEBAR MENJADI INTERNA, MENYEBAR MENJADI BERKAS, RADIATIO OPTIKBERKAS, RADIATIO OPTIK

KERUSAKAN PADA JALUR KERUSAKAN PADA JALUR RETROKIASMARETROKIASMA

PENYEBAB UTAMA : PENYAKIT ATAU PENYEBAB UTAMA : PENYAKIT ATAU TUMOR SEREBROVASKULERTUMOR SEREBROVASKULER

DEFEK LAPANG PANDANG HOMONIM YANG DEFEK LAPANG PANDANG HOMONIM YANG INKONGRUENINKONGRUEN

STLH BBRP MINGGU, PAPIL OPTIK BISA STLH BBRP MINGGU, PAPIL OPTIK BISA PUCAT DAN LAPISAN SERABUT SARAF PUCAT DAN LAPISAN SERABUT SARAF RETINA MENIPISRETINA MENIPIS

KERUSAKAN LOBUS PERIETAL DAN KERUSAKAN LOBUS PERIETAL DAN TEMPORAL MENYEBABKAN DEFISIT TEMPORAL MENYEBABKAN DEFISIT NEUROLOGIK MULTIPELNEUROLOGIK MULTIPEL

PUPILPUPIL

NORMAL BERBEDA2 UKURANNYA, NORMAL BERBEDA2 UKURANNYA, KIRA2 3-4MM, PADA ANAK2 KIRA2 3-4MM, PADA ANAK2 CENDERUNG BESARCENDERUNG BESAR

FUNGSI PUPIL MENGONTROL JUMLAH FUNGSI PUPIL MENGONTROL JUMLAH CAHAYA YG MASUK KEMATA UTK CAHAYA YG MASUK KEMATA UTK MENDAPAT FUNGSI VISUAL TERBAIK MENDAPAT FUNGSI VISUAL TERBAIK PADA BERBAGAI DERAJAT PADA BERBAGAI DERAJAT INTENSITAS CAHAYAINTENSITAS CAHAYA

NISTAGMUSNISTAGMUS

OSILASI SATU ATAU KEDUA MATA OSILASI SATU ATAU KEDUA MATA YANG BERULANG SECARA RITMIK YANG BERULANG SECARA RITMIK TANPA DISENGAJA PADA SATU ATAU TANPA DISENGAJA PADA SATU ATAU SELURUH LAPANG PANDANGANSELURUH LAPANG PANDANGAN

MEKANISME SEUTUHNYA TIDAK MEKANISME SEUTUHNYA TIDAK DIKETAHUI DAN LOKASI DEFEKNYA DIKETAHUI DAN LOKASI DEFEKNYA TIDAK DAPAT DITENTUKANTIDAK DAPAT DITENTUKAN

DERAJAT NISTAGMUSDERAJAT NISTAGMUS

1.1. HANYA TERARAH KOMPONEN CEPATHANYA TERARAH KOMPONEN CEPAT2.2. HANYA DI POSISI PRIMERHANYA DI POSISI PRIMER3.3. TERARAH KE KOMPONEN LAMBATTERARAH KE KOMPONEN LAMBATGERAKANNYA BISA HORISONTAL, GERAKANNYA BISA HORISONTAL,

VERTIKAL, OBLIK, ROTATORI, VERTIKAL, OBLIK, ROTATORI, SIRKULAR ATAU KOMBINASISIRKULAR ATAU KOMBINASI

MENURUNNYA TAJAM PENGLIHATAN MENURUNNYA TAJAM PENGLIHATAN AKIBAT KETIDAKMAMPUAN AKIBAT KETIDAKMAMPUAN MEMPERTAHANKAN FIKSASIMEMPERTAHANKAN FIKSASI

Semua pernyataan dibawah ini Semua pernyataan dibawah ini mengenai N Optikus adalah benar : mengenai N Optikus adalah benar : Bagian intraokuler panjangnya 1 mmBagian intraokuler panjangnya 1 mmBagian orbita panjangnya 25 mmBagian orbita panjangnya 25 mmBagian intrakranial panjangnya 16 mmBagian intrakranial panjangnya 16 mmMasuk intrakranial melalui foramen Masuk intrakranial melalui foramen

optikumoptikum

Batas lapang pandangan daerah temporal Batas lapang pandangan daerah temporal adalah sebesar : adalah sebesar : 90 derajat90 derajat

Lesi prekhiasma memberikan kelainan : Lesi prekhiasma memberikan kelainan : Monokuler, skotoma sentral, visus menurun, Monokuler, skotoma sentral, visus menurun,

refleks pupil menurunrefleks pupil menurun

Mengenai lesi retrokhiasma, yang benar Mengenai lesi retrokhiasma, yang benar adalah : adalah :

Defeknya binocularDefeknya binocularRefleks pupil bervariasiRefleks pupil bervariasi

Diagnosa banding papil edema adalah : Diagnosa banding papil edema adalah : Neuritis OptikNeuritis OptikPapilitisPapilitisPseudo papil edemaPseudo papil edema Ischemic optic neuropatiIschemic optic neuropati

Pernyataan yang benar mengenai khiasma Pernyataan yang benar mengenai khiasma optika : optika :

Penggabungan kedua N. OptikusPenggabungan kedua N. OptikusTerletak dibawah sella tursikaTerletak dibawah sella tursikaSisi nasal akan menyilangSisi nasal akan menyilang

Yang termasuk lintasan penglihatan Yang termasuk lintasan penglihatan posterior adalah sebagai berikut : posterior adalah sebagai berikut :

Traktus optikusTraktus optikusRadiation optikusRadiation optikusGenikulus lateralisGenikulus lateralis

KULIAH 20 NEUROOPHTHALMOLOGY

Documents

Transcript of KULIAH 20 NEUROOPHTHALMOLOGY