Kuliah-14!15!16 Mm Teknologi
-
Upload
feniwindarningsih -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Kuliah-14!15!16 Mm Teknologi
-
Manajemen, Strategi Dan Kebijakan Pengembangan Teknologi Di
Indonesia Masa Datang
Sesi 14
Manajemen Teknologi dan Inovasi
-
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DIARAHKAN UNTUK
1. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri; 2. Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan
pasar dalam negeri; 3. Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian; 4. Mendukung perkembangan sektor infrastruktur;5. Meningkatkan kemampuan teknologi secara
berkelanjutan; 6. Meningkatkan pendalaman struktur industri dan
diversifikasi produk; dan 7. Meningkatkan penyebaran industri.
Fahmi Idris, 2007. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional
-
Teknologi ke depan di Indonesia harus menunjang
Industri agro
Industri alat angkut,
Industri telematika
Penguatan basis industri manufaktur
Industri kecil-menengah tertentu.
Fahmi Idris, 2007. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional
-
KEBIJAKAN TEKNOLOGI MENURUT BPPT
Pengukuran produktivitas sebagai bagian penting yang harus dilakukan secara berkelanjutn
Audit Teknologi dan daya saing untuk melihat ketepatan dan adaptabilitas di masyarakat
Inkubator teknologi sebagai upaya mendukung percepatan difusi inovasi
Laporan Tahunan BPPT, 2009)
-
7 HAL YANG MENJADIKAN SANGAT INOVATIF
1. Kegigihan - Inovasi melibatkan lebih dari sekedar ide-ide besar. Perlu keyakinan, kerja keras dan fokus yang tajam untuk hasil akhir. Kerja keras dan ketekunan berada di belakang layar untuk membuat visi menjadi kenyataan.Hapus penghambat yang membatasi diri
2. Ambil risiko, jangan takut melakukan kesalahan dalam mencoba hal yang baik
3. Melarikan diri dari keterkungkungan4. Biasakan menulis hal penting terutama menyangkut
ide kreatif5. Cari & Buat Pola Kombinasi6. Keingintahuan (Curiosity)
http://innovationzen.com/blog/2007/12/17/7-habits-of-highly-innovative-people/
-
7 cara untuk membuka inovasi.
1. Eksplisit asumsi: jika Anda ingin membuka inovasi Anda harus mulai dengan mengekspos aturan dan perilaku dalam memunculkan inovasi
2. Menantang asumsi-asumsi yang digariskan. 3. Selamat Datang kegagalan4. Gunakan beberapa sumber inovasi5. Melampaui inovasi produk yang biasa dibuat 6. Jadikan sebagai titik perubahan baik sebagai ancaman dan
peluang7. Jalankan
http://innovationzen.com/blog/2006/09/20/7-ways-to-unlock-innovation/
-
Perlunya pengkombinasian teknologi dalam rangka inovasi antara usaha besar dan usaha kecil melalui konsep kemitraan
Robert W. Vossen. Combining Small And Large Firm AdvantagesIn Innovation: Theory And Examples
-
DEFINISI KEMITRAAN
Dicirikan dengan memiliki :
kesamaan visi, misi
kemampuan menggerakkan sumber daya (manusia, alat dan sebagainya)
tujuan yang saling mendapatkan manfaat dari keduanya (simbiosis mutualisme) baik secara ekonomi maupun sosial
-
DEFINISI KEMITRAAN
Kemitraan = kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak-pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian baik secara lisan maupun secara tertulis dengan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak terutama dalam penguatan infrastruktur, fasilitas dan pelayanan kepada masyarakat yang terkait dengan bidang yang dikerjasamakan.
-
WUJUD KEMITRAAN
Kemitraan dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk dan di dalamnya
melibatkan aspek pembiayaan, desain,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan
prasarana umum dan jasa sebagaimana
tertuang dalam perjanjian yang
dikerjasamakan.
-
MENGAPA KEMITRAAN
DIBUTUHKAN?
Untuk mendukung sosialisasi suatu
program di lapangan.
Untuk merealisasikan suatu tujuan
yang hendak dicapai.
Mendapatkan nilai ekonomis atau
menghasilkan sesuatu yang berdaya
guna dan hasil guna.
-
MODEL KEMITRAAN
-
MODEL KEMITRAAN
-
MANFAAT KEMITRAAN
Penghematan biaya
Berbagi resiko
Peningkatan tingkat layanan atau mempertahankan tingkat layanan yang ada
Lebih efisien dalam pelaksanaan
Ada manfaat ekonomi terutama meningkatkan keterlibatan pemerintah daerah dalam kemitraan swasta publik. Sehingga dapat membantu untuk merangsang sektor swasta dan berkontribusi untuk peningkatan kerja dan pertumbuhan ekonomi
-
RESIKO KEMITRAAN
Kehilangan kontrol oleh pemerintah
Peningkatan biaya bisa terjadi bila salah dalam mengelola dan mengendalikan kemitraan yang dibentuk
Ada resiko Politik
Masalah dalam akuntabilitas
Ketidakmampuan memperoleh manfaat dari persaingan / kompetisi
Pengurangan kualitas atau efisiensi pelayanan. Jika tidak benar terstruktur
Bias dalam proses seleksi
Masalah perburuhan / ketenaga kerjaan (PHK atau rasionalisasi)
-
BENTUK LAYANAN KEMITRAAN
Proyek desain
Manajemen proyek
Konstruksi dan pengadaan
Pembiayaan
Operasi dan manajemen
Pemeliharaan
Pemasaran jasa
Komunikasi
-
KONDISI DIMANA KEMITRAAN DIBUTUHKAN
Layanan atau proyek tidak dapat diberikan dengan sumber daya keuangan atau keahlian dari pemerintah daerah sendiri
Mitra swasta akan meningkatkan kualitas atau tingkat pelayanan dimana pemerintah daerah dapat menyediakan sendiri sarananya
Mitra swasta akan membuat layanan atau proyek yang akan dilaksanakan cepat daripada jika hanya pemerintah daerah terlibat
-
KONDISI DIMANA KEMITRAAN DIBUTUHKAN
Ada dukungan dari pengguna layanan untuk keterlibatan swasta mitra
Ada kesempatan untuk kompetisi antar calon swasta mitra
Tidak ada larangan peraturan atau legislatif untuk melibatkan swasta mitra dalam penyediaan jasa atau proyek
Output dari layanan dapat diukur dengan mudah dan harga
-
KONDISI DIMANA KEMITRAAN DIBUTUHKAN
Biaya jasa atau proyek dapat dipulihkan melalui pelaksanaan biaya pengguna
Proyek atau layanan memberikan kesempatan bagi inovasi
Ada catatan kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta
Ada peluang untuk mendorong pembangunan ekonomi.
Jika tidak ada kondisi di atas ada, kemitraan swasta publik seharusnya tidak dipertimbangkan
-
TEKNOLOGI DAN DAYA SAING
-
12 PILAR PENENTU DAYA SAING
1. Institusi
2. Infrastruktur
3. Stabilitas Makroekonomi
4. Kesehatan dan Pendidikan Dasar
5. Pendidikan Tinggi dan Pelatihan
6. Efisiensi Pasar yang Baik
7. Efisiensi Bursa Tenaga Kerja
8. Jaringan Pasar Keuangan (Financial market sophistication)
9. Kesiapan Teknologi
10. Ukuran Pasar
11. Jaringan Bisnis (Business sophistication)
12. Innovasi Kriteria Menurut World Economic Forum
KEUNGGULAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING
-
STUDI KASUS
Bagaimana daya saing produk pertanian Indonesia dipengaruhi oleh teknologi dan inovasi
Studi kasus Ekspor hortikultura Indonesia ke beberapa negara dibandingkan negara ASEAN lainnya
-
DESKRIPSI
Pertanian memiliki andil yang sangat besar bagi perekonomian bangsa
Kontribusi produk domestik bruto sektor pertanian, peternakan dan perikanan baik dalam bentuk produk hulu maupun hilir masih memegang peran penting
Berdasarkan data ekspor dan Impor komoditas dari WTO tahun 2008, dibandingkan beberapa negara ASEAN seperti : Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, secara statistik kuantitas dan nilai ekspor produk pertanian Indonesia masih di bawah Thailand.
Walau demikian trend pertumbuhan nilai ekspor Indonesia memiliki kecenderungan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2005 hingga 2007 yang tertinggi (sekitar 29,09% per tahun) di ASEAN
-
Gambar 1.1. Surplus dan Devisit Perdagangan Luar Negeri Produk Pertanian Negara ASEAN
In
do
ne
sia
Ma
lay
sia
Ph
ilip
pin
es
Sin
ga
po
re
Th
aila
nd
Vie
tna
m
Tahun 2000
Tahun 2007-5000
0
5000
10000
15000
20000
Tahun 2000
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
-
Hasil riset Sulaefi (2000)
Pengembangan produk hortikultura Indonesia, saat mendapat tantangan pesaing baru yang berasal dari Asia Tenggara (seperti Vietnam, Kamboja), Asia Selatan (India, Srilangka) dan Afrika
Perlunya Indonesia meningkatkan kemampuan penetrasi dan daya saing produk hortikultura yang dihasilkannya di lingkungan pasar internasional
-
Kemampuan tsb. Harus dituntang dengan : penetapan produk hortikultura unggulan
dan wilayah andalan untuk produk hortikultura
SDM berbudaya industri Teknologi Manajemen Harga yang bersaing Permodalan Pemasaran /promosi, dan infrastruktur
Kajian analisa Potensi Pasar Ekspor Hortikultura dan Propinsi Sentra Produksi di Indonesia dapat membantu dalam mengetahui posisi produk ekspor hortikultura Indonesia serta bagaimana strategi pengembangannya
-
PREDIKSI EKSPOR 10 KOMODITAS HORTIKULTURA INDONESIABEBERAPA TAHUN KE DEPAN
Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan (2009 2013) diperkirakan nilai ekpor ke 10 jenis komoditas tersebut cenderung mengalami penurunan, meskipun pada beberapa jenis komoditas dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan hingga tahun 2008 yang lalu.
Komoditas yang cenderung penurunannya lebih nampak (perubahan kurvatur grafik trend dan slopenya) adalah komoditas kentang, bawang merah dan pisang
-
PREDIKSI 10 TAHUN KE DEPAN
Penurunan terjadi besar kemungkinan karena adanya pengaruh krisis finansial global yang melanda dunia.
Bank Indonesia (2009) memperkirakan bahwa pada tahun 2009 ke depan akan ada penurunan permintaan berbagai komoditas non migas untuk berbagai pasaran internasional, salah satunya Amerika Serikat selaku negara tujuan ekspor Indonesia nomor 2 setelah Jepang.
Menurut catatan Bank Indonesia (2009), total impor Amerika Serikat pada tahun 2007 yang lalu mencapai USD 1,95 triliun. Dari jumlah tersebut 0,69% atau setara dengan USD 13,43 miliar berasal dari Indonesia
-
PENGEMBANGAN KE DEPAN
Dengan melihat perkembangan harga komoditas di pasaran internasional, sebaiknya dalam perencanaan komoditas ekspor ke depan lebih ditekankan kepada upaya peningkatan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual lebih tinggi dengan produktivitas tinggi.
Hasil perhitungan dalam kurun waktu tahun 2003 hingga 2008 yang lalu harga rata-rata komoditas hortikultura yang diekspor Indonesia di atas 0,5 US dollar per kg adalah jamur, mangga, jeruk, manggis, pisang, nenas dan tomat (Tabel 4.5.)
KESIMPULANNYA .. INI ERAT KITANNYA DENGAN PENGUASAAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASINYA
-
PERTIMBANGAN TEKNOLOGI
Pemilihan komoditas dengan nilai jual pasar dan produktivitas yang tinggi ini dimaksudkan selain untuk mendapatkan nilai keuntungan yang semaksimal mungkin, juga dimaksudkan untuk mendapatkan nilai input produksi yang seminimal mungkin dengan mengandalkan produksi komoditas yang tinggi meskipun lahan panennya terbatas.
Berkaitan dengan dengan penguatan di sektor hulu dalam rangka dukungan bagi produk ekspor diperlukan serangkaian perubahan paradigma dalam mengelola kegiatan sektor hulu pertanian.
Untuk rekayasa sistem usaha tani, aspek perencanaan usaha sebelum kegiatan itu dilaksanakan menjadi penting bagi efektifitas dan efisiensi usaha. Dengan menggunakan pendekatan konseptual metodologi dasar sebagaimana diuraikan pada Gambar 4.3. yang diterapkan pada studi kasus di beberapa daerah, telah diperoleh hasil yang cukup menggembirakan bagi petani pada umumnya, terutama dalam penguasaan teknologi, manajemen usaha, inovasi produk dan akses pasar
-
TAHAPAN PERENCANAAN USAHA TANI DALAM UPAYA PENINGKATAN TAMBAH & PENDAPATAN
PEMETAAN WILAYAH
OPTIMALISASI ASSET USAHA
PENYESUAIAN POLA SINERGI
USAHA
KEMITRAAN & PENGEMBANGAN
NILAI TAMBAH PRODUK
Kesesuaian Geografi, Agroklimatoligi,
dan Kondisi pasar
Pemanfaatan Asset Usaha, Efektivitas
dan Efisiensi Proses
Pemanfaatan Sistem Informasi
Geografis dan Analisis
Prospektif Pasar Berbasis
Komputer
Analisis Riset Operasi Berbasis
Komputer
Kelayakan Ekonomi dan Prospektif
Pengembangan Produk,
Pengembangan Sentra / Klaster
Analisis Riset Operasi,
Pemodelan & Simulasi Berbasis
Komputer
Jaminan Permodalan & Pemasaran
Hasil Usaha
Networking, Asosiatif,
Multimedia, R & D, Regulasi,
Fasilitasi, Subsidi, Pembinaan &
Pendampingan Berkelanjutan
AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI
KOOPERATIF KOMPETITIF
-
DESKRIPSI EKSPOR 5 NEGARA ASEAN
Berdasarkan data dari Comtrade dari periode tahun 2004 2008 yang lalu posisi perdagangan luar negeri beberapa negara ASEAN, Singapura masih menduduki urutan ekspor tertinggi, disusul Malaysia, Thailand dan Indonesia
-
Khusus untuk komoditas pertanian, apabila dibandingkan antara ke 5 negara ASEAN terhadap produk ekspor dunia di antaranya, maka berdasarkan hasil perhitungan RCA (Revealed Comparative Advantage) antara Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand, nilai indeks tertinggi diperoleh Indonesia, yakni sebesar 2,46.
Secara komparatif, Indonesia masih memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
-
HASIL ANALISIS CONSTANT MARKET SHARE (CMS)
Secara umum komoditas hortikultura yang diekspor memiliki keterkaitan tertinggi pada setiap perubahan nilai ekspor komoditas tersebut di pasaran dunia. Ini ditunjukkan oleh faktor pengaruh meningkatnya ekspor dunia, yang memberi sumbangan terbesar bagi peningkatan komoditas hortikultura dari Indonesia (99,89% pada periode tahun 2000-2003 dan 99,97% pada periode tahun 2004-2008).
Pada faktor pertama yakni perubahan nilai pasar ekpor dunia, Indonesia mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya (2000-2003).
-
HASIL ANALISIS CONSTANT MARKET SHARE (CMS)
Demikian juga halnya dengan komposisi komoditas pada periode 2004-2008 ini mengalami kenaikan cukup besar dari periode sebelumnya dengan share mengalami perubahan dari 0,004% menjadi 0,015%. Nilai kontribusi komoditas itu sendiri masih signifikan dalam memberikan nilai pendapatan ekspor.
Faktor pengaruh lainnya adalah distribusi pasaruntuk komoditas yang diekspor, dimana untuk pengaruh distribusi pasar mengalami perubahan siginifikan dari yang tadinya negatif pada periode sebelumnya (2000-2003) menjadi positif pada periode 2004-2008. Nilai kontribusi ini diberikan oleh komoditas Kentang, jamur, bawang merah, kubis, manggis, mangga dan pisang (Tabel 4.9.).
-
GAMBARAN DARI CMS Pengaruh distribusi pasar komoditas terutama
dipengaruhi oleh adanya perubahan distribusi pada pasar Philipina dan Thailand (ada peningkatan) sedangkan untuk pasar Malaysia dan Singapura masih negatif (faktor ini menjadi kelemahan Indonesia dalam menembus pasar persaingan dengan Malaysia dan Singapura).
Hal ini berdampak pula pada daya saing produk Indonesia dimana faktor daya saing Indonesia pada periode 2004 2008 justru mengalami penurunan yang signifikan dari positif (periode 2000-2003) menjadi negatif.
Ini menunjukkan adanya pelemahan daya saing produk indonesia di pasar internasional terutama bila bersaing dengan produk sejenis untuk komoditas hortikultura dari Malaysia dan Thailand, termasuk Singapura, yang melakukan kegiatan re-ekspor atas produk dari Indonesia.
-
DIVERSIFIKASI PRODUK EKSPOR HORTIKULTURA THAILAND
-
JUSTIFIKASI PEMILIHAN KOMODITAS EKSPOR HORTIKULTURA TAHUN MENDATANG
Sebagai acuan analisis pemilihan komoditas ekspor ke depan digunakan informasi berkaitan dengan seberapa besar perkembangan produksi komoditas, perkiraan ekspor, luas panen, daya saing komoditas dan harga rata-rata komoditas (Tabel 4.10).
-
KOMODITAS TERPILIH DARI 10 KOMODITAS UNTUK PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
untuk kelompok buah-buahan, 3 jenis komoditas yang dapat diprioritaskan antara lain : manggis, nenas dan mangga.
Untuk kelompok sayuran adalah : jamur, tomat dan kubis.
Implikasi pemilihan komoditas tersebut adalah bagaimana merencanakan daerah sentra produksi dan pengembangankomoditas tersebut.
-
STRATEGI YANG DIPERLUKAN KE DEPAN UNTUK KONDISI INDONESIA
Perbaikan infrastruktur pasca panen dan transportasi lokal yang efisien
Peningkatan basis modal domestik untuk investasi lokal
Sistem perdagangan dengan biaya murah dan menyediakan modal jangka panjang
Peningkatan kemampuan keterampilan tenaga kerja / SDM
Perluasan pengetahuan pasar regional dan internasional serta keterbatasan aliran informasi pasar
Peningkatan penguasaan infrastruktur MSTQ (Measurement, Standardization, Testing and Quality)
Peningkatan pelayanan penelitian dan penyuluhan
-
UNTUK BERSAING GLOBAL MENURUT ITC (2001)
Perlu mengembangkan produk yang memiliki daya saing yang tinggi disamping keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif juga harus jadi pertimbangan
Meningkatkan pengetahuan tentang pasar Penelitian dan pengembangan infrasturktur MSTQ Meningkatkan infra struktur Mengembangkan nilai tambah industri Mengembangkan produk-produk olahan dan yang
diawdetkan khususnya untuk produk buah-buahan tropika terutama dalam bentuk Juice, Sirop, puree/konsentrat.
-
KUNCINYA
Penguasaan Teknologi
Implementasi Teknologi
Networking
-
Kuliah 15 : paper mahasiswa
Buat paper tentang pengembangan inovasi berbasis produk atau proses atau jasa layanan yang dapat dibuat dari sektor pertanian
Tiap mahasiswa harus memilih salah satu topik di antara inovasi produk, inovasi proses, atau inovasi jasa layanan
Perhatikan aspek antiplagiat dalam naskah tulisan
-
Kuliah 16 : UAS