Kul 3. imunohematologi

50

Transcript of Kul 3. imunohematologi

Page 1: Kul 3. imunohematologi
Page 2: Kul 3. imunohematologi

Status Kesehatan

ANTIGEN•Bakteri•Jamur•Virus•Parasit•Polusi lingkungan

Tubuh

Sakit

Tidak sakit

Sistim kekebalan tubuh•Sel-sel immun•Zat-zat immunoaktif

Antibodi

Page 3: Kul 3. imunohematologi
Page 4: Kul 3. imunohematologi

Adalah setiap bahan yang dapat menimbulkan respon imun

ANTIGEN

Page 5: Kul 3. imunohematologi

Beberapa penyakit menurunkan imunitas Infeksi Virus

- Sementara: influenza, herpes, morbili, CMV- Lama & progresif: HIV

Kanker- Keadaan lanjut menjadi lebih nyata

Penyakit Kronik- DM, sirosis hati, GGK, TB, lepra

Penyakit & ImunitasPenyakit & Imunitas

Page 6: Kul 3. imunohematologi

INATE DAN ADAPTIF

Page 7: Kul 3. imunohematologi

IMUN SPESIFIK

Page 8: Kul 3. imunohematologi

Organ Kekebalan Tubuh

Organ limfatik primer ○ sumsum tulang & timus ○ produksi limfosit

Organ limfatik sekunder ○ tonsil, limpa, kelenjar limfa & usus

Page 9: Kul 3. imunohematologi

Limfe bersifat alkalin (pH > 7.0), berupa cairan jernih, transparan dan tidak berwarna

SISTEM LIMFATIK

Page 10: Kul 3. imunohematologi

Berbagai jenis sel-sel kekebalan tubuh Jumlah : trilyunan Asal : sumsum tulang Tugas berbeda Terdiri dari :

1. Fagosit

2. Limfosit

3. Natural killer Cell

Page 11: Kul 3. imunohematologi

Fagosit Termasuk sistim kekebalan non-spesifik Terdiri dari :

Makrofag Monosit = prekursor makrofagGranulosit

Mekanisme kerja :mencerna semua patogen di dalam sel :

= fagositosis  

Produksi sitokin aktivasi limfosit

Page 12: Kul 3. imunohematologi

Terdiri dari :- Sel Mononuklear ( Monosit & Makrofag )- Sel Poli morfonuklear ( Netrofil )

FAGOSIT

Page 13: Kul 3. imunohematologi

Proses fagositosisProses fagositosis

Page 14: Kul 3. imunohematologi

Letupan Respirasi pada Fagositosis

O2

NADPH NADPH+

O2-

O2 - + H2O H2O2 + OH*

H2O2

MPO

Cl-

HOCl- + OH*

antibacterial

Page 15: Kul 3. imunohematologi

LIMFOSIT

Page 16: Kul 3. imunohematologi

Limfosit B

Sistim immun humoral spesifik berkembang jadi :

sel-sel plasma ○ produksi antibodi, IgA, IgG, IgM

sel-sel B-memory ○ menyimpan informasi tentang antigen ○ segera mengenali pada kontak ulang

Page 17: Kul 3. imunohematologi

SEL PLASMAMerupakan fase diferensiasi terminal dari

perkembangan sel B dalam upaya memproduksi dan mensekresi antibodi

Ukurannya lebih besar dari limfosit, inti bulat, eksentrik, kromatin kasar yang tersusun seperti roda

Tdk mempunyai sIg, ekspresikan CD38

Page 18: Kul 3. imunohematologi

Natural killer cells

= limfosit spontan menyerang & menghancurkan

○ sel-sel target sel-sel tubuh terinfeksi virus sel-sel kanker dll

Page 19: Kul 3. imunohematologi

Sel limfoid yang tidak mempunyai sifat sel B sel T sehingga disebut Non B non T > 15 % limfosit darah Berperan pada Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity ( ADCC )

SEL NK

Page 20: Kul 3. imunohematologi

Sistim Komplemen

Sistem komplemen : menarik fagosit ke tempat infeksi via zat kimia mengaktivasi fagosit menyerang & menghancurkan patogen Opsonisasi

Terdiri dari 20 protein yang berbeda

Tergolong enzim / prekursor enzim

Page 21: Kul 3. imunohematologi
Page 22: Kul 3. imunohematologi

ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)

Menyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoid Menyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoid melalui ekspresi MHC di permukaan selmelalui ekspresi MHC di permukaan sel

Semua sel yang menampilkan dapat bertindak sbg Semua sel yang menampilkan dapat bertindak sbg APCAPC

APC terpenting adalah makrofag dan sel BAPC terpenting adalah makrofag dan sel B MHC I mempresentasikan antigen yang direspon MHC I mempresentasikan antigen yang direspon

limfosit T Cytotoksiklimfosit T Cytotoksik MHC kelas II mempresentasikan antigen yang MHC kelas II mempresentasikan antigen yang

direspon Limfosit T helperdirespon Limfosit T helper

Page 23: Kul 3. imunohematologi

Adalah golongan protein yang dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen.

Jenis antibodi :Rantai ringan : kappa & lamda

( 230 asam amino )Rantai berat : IgG, IgA, IgM, IgE, IgD

( 450 – 600 asam amino )

ANTIBODI

Page 24: Kul 3. imunohematologi

Regio konstan rantai ringan (CL)

Regio variabel rantai ringan (VL)

Regio konstan rantai berat (CH)

Regio variabel rantai berat (VH)

Rantai berat(Heavy chain-Hc)

Rantai ringan(Light chain-Lc)

Ikatan disulfida

Tempat ikatan dg antigen (Antigen Binding Sites)

Regio engsel

Ujung amino

Ujung karboksil

Ujung amino

Tempat ikatan dg makrofag

Page 25: Kul 3. imunohematologi

Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006 2525

IMUNOGLOBULINIMUNOGLOBULINADA 5 KELAS IMUNOGLOBULIN Imunoglobulin G Imunoglobulin M Imunoglobulin A Imunoglobulin D Imunoglobulin E

Page 26: Kul 3. imunohematologi

IMUNOGLOBILN GIMUNOGLOBILN G 75% dari imunoglobulin total Dijumpai dalam bentuk monomer Dapat menembus plasenta dan masuk ke

dalam peredaran darah janin Mudah berdifusi ke jaringan Melapisi mikroorganisme fagositosis Menetralisasi toksin dan virus Indikator kasus kronik ?

Page 27: Kul 3. imunohematologi

IMUNOGLOBULIN MIMUNOGLOBULIN M Berbentuk pentamer, merupakan Ig paling

besar 10% dari total imunoglobulin Tidak dapat menembus plasenta Imunoglobulin yang pertama dibentuk

atas rangsangan antigen Indikator infeksi akut ?

Page 28: Kul 3. imunohematologi

IMUNOGLOBULIN AIMUNOGLOBULIN A 15% dari imunoglobulin total Dijumpai dalam bentuk dimer Terdapat dalam salive, air mata, kolustrum,

sekret bronchus, vagina dan prostat Tidak dapat menembus plasenta

Page 29: Kul 3. imunohematologi

5. Imunoglobulin E (Ig E) - Dibentuk oleh sel plasma dlm selaput lendir saluran napas dan cerna- Tinggi pada alergi,

infeksi parasit :skistosomiasis, trikinosis- Interaksi antigen dan Ig E menyebabkan pengeluaran zat yg vasoaktif, misal serotonin dan histamin

Page 30: Kul 3. imunohematologi
Page 31: Kul 3. imunohematologi

RESPONS IMUN HUMORAL

Page 32: Kul 3. imunohematologi

Major Components of Cellular Immunity

*Parameter tested

TH TC NK

Ts

B

regulateactivate activate

virus infectedhost cellMonocyte / Macrophage

Lymphocytes

Phagocytes

Anti-bodies

cell lysis

Bacteria

****

*

Antigen presentation

*

Respons Immun Selular

Page 33: Kul 3. imunohematologi

Sistim Kekebalan

Unspecific immune defences (innate)

Specific immune defences (acquired)

Cell-mediated immune response

Humoral immune response

Cell-mediated immune response (T lymphocytes)

Humoral immune response (B lymphocytes)

•Macrophages•Monocytes•Granulocytes•NK cells

•Complement system•Interferons •Other serum proteins

•T-helper cells•T-killer cells•T-supressor cells•T-memory cells

•Plasma cells ( IgA, IgG, IgM, IgE, IgD) •B-memory cells

 

Page 34: Kul 3. imunohematologi

Reaksi type I

( Anafilaksis dengan AB Ig E ) Reaksi type II

( Sitolitik atau sitotoksik dengan AB Ig M/Ig G) Reaksi type III

( Imun komplek dengan AB Ig M /Ig G) Reaksi type IV

( Cell-mediated immunity atau reaksi tipe lambat)

REAKSI HIPERSENSIFITASREAKSI HIPERSENSIFITAS

Page 35: Kul 3. imunohematologi

Disebut juga reaksi cepat atau reaksi alergi Reaksi timbul setelah ada paparan dengan bahan yang

sama untuk kedua kalinya atau lebih sehingga

terbentuk Ig E Penyakit yang terjadi :

Asma bronkiale Rinitis dan Urtikaria Syok anafilaktik

Dermatitis atopi

REAKSI TYPE IREAKSI TYPE I

Page 36: Kul 3. imunohematologi

ALLERGI I. Tipe 1I. Tipe 1 : :

- Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis / - Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis / alergialergi

- Timbul segera setelah terpapar alergen- Timbul segera setelah terpapar alergen- Melalui mekanisme IgE- Melalui mekanisme IgE, ada beberapa tahap:, ada beberapa tahap: A. Fase sensitisasi :A. Fase sensitisasi : Pembentukan IgE sampai diikat oleh Pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik pada permukaan reseptor spesifik pada permukaan Mastosit dan Basofil Mastosit dan Basofil

Page 37: Kul 3. imunohematologi

B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik, B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik, Mastosit, alami degranulasi.Mastosit, alami degranulasi.C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis) C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis) Sebagai efek bahan yang dilepas oleh Mastosit Sebagai efek bahan yang dilepas oleh Mastosit dengan aktifitas farmakologik.dengan aktifitas farmakologik. - Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS - Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS VASKULER MENINGKATVASKULER MENINGKAT

- Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan - Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan dermatitis atopik.dermatitis atopik.

Page 38: Kul 3. imunohematologi

Disebut juga reaksi sitotoksik Reaksi terjadi karena bentuknya antibodi Ig G dan Ig M

terhadap antigen yang kemudian komplemen dan

terjadi lisis. Penyakit yang terjadi :

Reaksi hemolisis akibat tranfusi Anemia Hemolitik

REAKSI TYPE IIREAKSI TYPE II

Page 39: Kul 3. imunohematologi

• II. Tipe IIDisebut juga reaksi sitotoksik, terbentuk IgG dan IgM yang dapat mengaktifkan Sel Komplemenn

Antigen terletak pada permukaan sel . Ikatan Ab-Ag mengaktifkan komplemen, memudahkan

fagositosis dan mengalami lisis dari sel.

Pada destruksi eritosit akibat reaksi transfusi, anemia hemolitik, reaksi obat dan kerusakan jaringan pada penyakit auto imun.

Page 40: Kul 3. imunohematologi

Disebut juga reaksi komplek imun Reaksi terjadi akibat penimbunan komplek antigen

antibodi di dalam jaringan atau pembuluh darah yang

mengaktifkan komplemen yang kemudian melepas

MCF ( Macrophage Chemotactic Factor ) Penyakit yang terjadi :

Penyakit Autoimun ( SLE, AR, Scleroderma )

REAKSI TYPE IIIREAKSI TYPE III

Page 41: Kul 3. imunohematologi

III.Tipe III : Disebut reaksi kompleks Imun Terjadi bila komplek Ab-Ag berada disirkulasi darah dan ditemukan dalam jaringan / dinding pembuluh darah & mengaktifkan komplemen, Ab disini IgG&IgM mengaktifkan komplemen melepas MAF melepas enzim merusak jaringan sekitar. Ag dapat berasal dari kuman patogen, spora jamur / jaringan sendiri.

Page 42: Kul 3. imunohematologi

Reaksi Tipe III terdapat pada :

a. Glomerulonefritisb. Rheumatic feverc. Arthritis rheumatoid

Page 43: Kul 3. imunohematologi

Disebut juga reaksi lambat Reaksi timbul lebih 24 jam setelah terpapar dengan

antigen, yang timbul setelah respon sel T yang sudah

disensitiasi MIF dan MAF yang akhirnya menimbulkan

kerusakan jaringan Reaksi yang terjadi :

Hipersensitivitas kontak Reaksi tuberkulin

REAKSI TYPE IVREAKSI TYPE IV

Page 44: Kul 3. imunohematologi
Page 45: Kul 3. imunohematologi

UJI TUBERKULIN

Benar

Salah

Page 46: Kul 3. imunohematologi
Page 47: Kul 3. imunohematologi

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

TUJUAN Apakah manifestasi klinik mempunyai latar

belakang reaksi imunologik Menentukan jenis alergen penyebab reaksi

alergi

Page 48: Kul 3. imunohematologi

PENGUKURAN KADAR IgE

IgE dapat menembus plasenta. Kadar IgE pada orang dewasa non atopik rata-rata 90 IU/ ml

Pd penderita atopik, IgE basalnya tinggi IgE total dan IgE spesifik Ada korelasi baik IgE spesifik dan uji kulit

Page 49: Kul 3. imunohematologi

HITUNG EOSINOFIL

Dapat dilakukan dengan menghitung eosinofil per 100 lekosit pada hapusan darah, atau menggunakan eosin

Pada alergi kadarnya meningkat diatas 350 /uL

Adanya eosinofilia dapat menunjang adanya alergi

Page 50: Kul 3. imunohematologi