Kul 3. imunohematologi
-
Upload
gusti-rara -
Category
Education
-
view
53 -
download
0
Transcript of Kul 3. imunohematologi
Status Kesehatan
ANTIGEN•Bakteri•Jamur•Virus•Parasit•Polusi lingkungan
Tubuh
Sakit
Tidak sakit
Sistim kekebalan tubuh•Sel-sel immun•Zat-zat immunoaktif
Antibodi
Adalah setiap bahan yang dapat menimbulkan respon imun
ANTIGEN
Beberapa penyakit menurunkan imunitas Infeksi Virus
- Sementara: influenza, herpes, morbili, CMV- Lama & progresif: HIV
Kanker- Keadaan lanjut menjadi lebih nyata
Penyakit Kronik- DM, sirosis hati, GGK, TB, lepra
Penyakit & ImunitasPenyakit & Imunitas
INATE DAN ADAPTIF
IMUN SPESIFIK
Organ Kekebalan Tubuh
Organ limfatik primer ○ sumsum tulang & timus ○ produksi limfosit
Organ limfatik sekunder ○ tonsil, limpa, kelenjar limfa & usus
Limfe bersifat alkalin (pH > 7.0), berupa cairan jernih, transparan dan tidak berwarna
SISTEM LIMFATIK
Berbagai jenis sel-sel kekebalan tubuh Jumlah : trilyunan Asal : sumsum tulang Tugas berbeda Terdiri dari :
1. Fagosit
2. Limfosit
3. Natural killer Cell
Fagosit Termasuk sistim kekebalan non-spesifik Terdiri dari :
Makrofag Monosit = prekursor makrofagGranulosit
Mekanisme kerja :mencerna semua patogen di dalam sel :
= fagositosis
Produksi sitokin aktivasi limfosit
Terdiri dari :- Sel Mononuklear ( Monosit & Makrofag )- Sel Poli morfonuklear ( Netrofil )
FAGOSIT
Proses fagositosisProses fagositosis
Letupan Respirasi pada Fagositosis
O2
NADPH NADPH+
O2-
O2 - + H2O H2O2 + OH*
H2O2
MPO
Cl-
HOCl- + OH*
antibacterial
LIMFOSIT
Limfosit B
Sistim immun humoral spesifik berkembang jadi :
sel-sel plasma ○ produksi antibodi, IgA, IgG, IgM
sel-sel B-memory ○ menyimpan informasi tentang antigen ○ segera mengenali pada kontak ulang
SEL PLASMAMerupakan fase diferensiasi terminal dari
perkembangan sel B dalam upaya memproduksi dan mensekresi antibodi
Ukurannya lebih besar dari limfosit, inti bulat, eksentrik, kromatin kasar yang tersusun seperti roda
Tdk mempunyai sIg, ekspresikan CD38
Natural killer cells
= limfosit spontan menyerang & menghancurkan
○ sel-sel target sel-sel tubuh terinfeksi virus sel-sel kanker dll
Sel limfoid yang tidak mempunyai sifat sel B sel T sehingga disebut Non B non T > 15 % limfosit darah Berperan pada Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity ( ADCC )
SEL NK
Sistim Komplemen
Sistem komplemen : menarik fagosit ke tempat infeksi via zat kimia mengaktivasi fagosit menyerang & menghancurkan patogen Opsonisasi
Terdiri dari 20 protein yang berbeda
Tergolong enzim / prekursor enzim
ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)ANTIGEN PRESENTING CELL (APC)
Menyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoid Menyajikan antigen agar dapat dikenal oleh sel limfoid melalui ekspresi MHC di permukaan selmelalui ekspresi MHC di permukaan sel
Semua sel yang menampilkan dapat bertindak sbg Semua sel yang menampilkan dapat bertindak sbg APCAPC
APC terpenting adalah makrofag dan sel BAPC terpenting adalah makrofag dan sel B MHC I mempresentasikan antigen yang direspon MHC I mempresentasikan antigen yang direspon
limfosit T Cytotoksiklimfosit T Cytotoksik MHC kelas II mempresentasikan antigen yang MHC kelas II mempresentasikan antigen yang
direspon Limfosit T helperdirespon Limfosit T helper
Adalah golongan protein yang dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen.
Jenis antibodi :Rantai ringan : kappa & lamda
( 230 asam amino )Rantai berat : IgG, IgA, IgM, IgE, IgD
( 450 – 600 asam amino )
ANTIBODI
Regio konstan rantai ringan (CL)
Regio variabel rantai ringan (VL)
Regio konstan rantai berat (CH)
Regio variabel rantai berat (VH)
Rantai berat(Heavy chain-Hc)
Rantai ringan(Light chain-Lc)
Ikatan disulfida
Tempat ikatan dg antigen (Antigen Binding Sites)
Regio engsel
Ujung amino
Ujung karboksil
Ujung amino
Tempat ikatan dg makrofag
Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006Rina Sidharta - PK FK UNS - 2006 2525
IMUNOGLOBULINIMUNOGLOBULINADA 5 KELAS IMUNOGLOBULIN Imunoglobulin G Imunoglobulin M Imunoglobulin A Imunoglobulin D Imunoglobulin E
IMUNOGLOBILN GIMUNOGLOBILN G 75% dari imunoglobulin total Dijumpai dalam bentuk monomer Dapat menembus plasenta dan masuk ke
dalam peredaran darah janin Mudah berdifusi ke jaringan Melapisi mikroorganisme fagositosis Menetralisasi toksin dan virus Indikator kasus kronik ?
IMUNOGLOBULIN MIMUNOGLOBULIN M Berbentuk pentamer, merupakan Ig paling
besar 10% dari total imunoglobulin Tidak dapat menembus plasenta Imunoglobulin yang pertama dibentuk
atas rangsangan antigen Indikator infeksi akut ?
IMUNOGLOBULIN AIMUNOGLOBULIN A 15% dari imunoglobulin total Dijumpai dalam bentuk dimer Terdapat dalam salive, air mata, kolustrum,
sekret bronchus, vagina dan prostat Tidak dapat menembus plasenta
5. Imunoglobulin E (Ig E) - Dibentuk oleh sel plasma dlm selaput lendir saluran napas dan cerna- Tinggi pada alergi,
infeksi parasit :skistosomiasis, trikinosis- Interaksi antigen dan Ig E menyebabkan pengeluaran zat yg vasoaktif, misal serotonin dan histamin
RESPONS IMUN HUMORAL
Major Components of Cellular Immunity
*Parameter tested
TH TC NK
Ts
B
regulateactivate activate
virus infectedhost cellMonocyte / Macrophage
Lymphocytes
Phagocytes
Anti-bodies
cell lysis
Bacteria
****
*
Antigen presentation
*
Respons Immun Selular
Sistim Kekebalan
Unspecific immune defences (innate)
Specific immune defences (acquired)
Cell-mediated immune response
Humoral immune response
Cell-mediated immune response (T lymphocytes)
Humoral immune response (B lymphocytes)
•Macrophages•Monocytes•Granulocytes•NK cells
•Complement system•Interferons •Other serum proteins
•T-helper cells•T-killer cells•T-supressor cells•T-memory cells
•Plasma cells ( IgA, IgG, IgM, IgE, IgD) •B-memory cells
Reaksi type I
( Anafilaksis dengan AB Ig E ) Reaksi type II
( Sitolitik atau sitotoksik dengan AB Ig M/Ig G) Reaksi type III
( Imun komplek dengan AB Ig M /Ig G) Reaksi type IV
( Cell-mediated immunity atau reaksi tipe lambat)
REAKSI HIPERSENSIFITASREAKSI HIPERSENSIFITAS
Disebut juga reaksi cepat atau reaksi alergi Reaksi timbul setelah ada paparan dengan bahan yang
sama untuk kedua kalinya atau lebih sehingga
terbentuk Ig E Penyakit yang terjadi :
Asma bronkiale Rinitis dan Urtikaria Syok anafilaktik
Dermatitis atopi
REAKSI TYPE IREAKSI TYPE I
ALLERGI I. Tipe 1I. Tipe 1 : :
- Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis / - Disebut reaksi cepat / Rx anafilaksis / alergialergi
- Timbul segera setelah terpapar alergen- Timbul segera setelah terpapar alergen- Melalui mekanisme IgE- Melalui mekanisme IgE, ada beberapa tahap:, ada beberapa tahap: A. Fase sensitisasi :A. Fase sensitisasi : Pembentukan IgE sampai diikat oleh Pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik pada permukaan reseptor spesifik pada permukaan Mastosit dan Basofil Mastosit dan Basofil
B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik, B. Fase aktivasi – paparan dengan Ag Spesifik, Mastosit, alami degranulasi.Mastosit, alami degranulasi.C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis) C. Fase efektor, terjadi respon kompleks (Anafilaksis) Sebagai efek bahan yang dilepas oleh Mastosit Sebagai efek bahan yang dilepas oleh Mastosit dengan aktifitas farmakologik.dengan aktifitas farmakologik. - Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS - Reaksi berupa VASODILATASI DAN PERMEBILITAS VASKULER MENINGKATVASKULER MENINGKAT
- Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan - Pada asthma bronkhial, rhinitis & Urtikaria dan dermatitis atopik.dermatitis atopik.
Disebut juga reaksi sitotoksik Reaksi terjadi karena bentuknya antibodi Ig G dan Ig M
terhadap antigen yang kemudian komplemen dan
terjadi lisis. Penyakit yang terjadi :
Reaksi hemolisis akibat tranfusi Anemia Hemolitik
REAKSI TYPE IIREAKSI TYPE II
• II. Tipe IIDisebut juga reaksi sitotoksik, terbentuk IgG dan IgM yang dapat mengaktifkan Sel Komplemenn
Antigen terletak pada permukaan sel . Ikatan Ab-Ag mengaktifkan komplemen, memudahkan
fagositosis dan mengalami lisis dari sel.
Pada destruksi eritosit akibat reaksi transfusi, anemia hemolitik, reaksi obat dan kerusakan jaringan pada penyakit auto imun.
Disebut juga reaksi komplek imun Reaksi terjadi akibat penimbunan komplek antigen
antibodi di dalam jaringan atau pembuluh darah yang
mengaktifkan komplemen yang kemudian melepas
MCF ( Macrophage Chemotactic Factor ) Penyakit yang terjadi :
Penyakit Autoimun ( SLE, AR, Scleroderma )
REAKSI TYPE IIIREAKSI TYPE III
III.Tipe III : Disebut reaksi kompleks Imun Terjadi bila komplek Ab-Ag berada disirkulasi darah dan ditemukan dalam jaringan / dinding pembuluh darah & mengaktifkan komplemen, Ab disini IgG&IgM mengaktifkan komplemen melepas MAF melepas enzim merusak jaringan sekitar. Ag dapat berasal dari kuman patogen, spora jamur / jaringan sendiri.
Reaksi Tipe III terdapat pada :
a. Glomerulonefritisb. Rheumatic feverc. Arthritis rheumatoid
Disebut juga reaksi lambat Reaksi timbul lebih 24 jam setelah terpapar dengan
antigen, yang timbul setelah respon sel T yang sudah
disensitiasi MIF dan MAF yang akhirnya menimbulkan
kerusakan jaringan Reaksi yang terjadi :
Hipersensitivitas kontak Reaksi tuberkulin
REAKSI TYPE IVREAKSI TYPE IV
UJI TUBERKULIN
Benar
Salah
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TUJUAN Apakah manifestasi klinik mempunyai latar
belakang reaksi imunologik Menentukan jenis alergen penyebab reaksi
alergi
PENGUKURAN KADAR IgE
IgE dapat menembus plasenta. Kadar IgE pada orang dewasa non atopik rata-rata 90 IU/ ml
Pd penderita atopik, IgE basalnya tinggi IgE total dan IgE spesifik Ada korelasi baik IgE spesifik dan uji kulit
HITUNG EOSINOFIL
Dapat dilakukan dengan menghitung eosinofil per 100 lekosit pada hapusan darah, atau menggunakan eosin
Pada alergi kadarnya meningkat diatas 350 /uL
Adanya eosinofilia dapat menunjang adanya alergi